Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

MANAJEMEN CINTA DALAM ISLAM

O
L
E
H
KELOMPOK 1
NAMA :
BOBY RIZWAN (18612057)
DIAN AWALIA EKA PUTRI (18612061)
DWINTA SAVITRI (18612065)
FAUZI SYAFUTRA (18612067)
JIHAN ELMETIANA RIFANI (18612071)
MUTI KHAIRUNNISA (18612083)
NURUL KRISTIA REFIANA (18612086)
WILDA NOVIANTI (18612098)

KELAS : MANAJEMEN PAGI 2


TAHUN AKADEMIK 2018/2019

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


PEMBANGUNANA TANJUNG PINANG
Jl.R.H Fisabilillah No.34 Tanjungpinang, Kepulauan Riau 29122 Telp.(0771)7330838
www.stie-pembangunan.ac.id
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji syukur kita haturkan kepada Allah SWT sebab karena limpahan rahmat serta
anugerah dari-Nya kami mampu untuk menyelesaikan makalah kami dengan judul
“Manajemen Cinta Dalam Islam” ini.

Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi kita, yaitu nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk Allah SWT untuk kita semua, yang
merupakan sebuah petunjuk yang paling benar yakni syariah agama islam yang sempurna
dan merupakan satu-satunya karunia paling besar bagi seluruh alam semesta.

Selanjutnya dengan rendah hati kami meminta kritik dan saran dari pembaca untuk
makalah ini supaya selanjutnya dapat kami revisi kembali. Karena kami sangat menyadari,
bahwa makalah yang telah kami buat ini masih memiliki banyak kekurangan.

Kami ucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada setiap pihak yang telah
mendukung serta membantu kami selama proses penyelesaian makalah ini hingga
rampungnya makalah ini.

Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami
buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………………….

Daftar Isi……………………………………………………………………....

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………….


1.2 Rumusan Masalah…………………………………………
1.3 Tujuan Makalah……………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen……………………………………

2.2 Pengertian Cinta Dalam Islam……………………………..

2.3 Pengertian Manajemen Cinta Dalam Islam………………..

2.4 Hadits Tentang Cinta………………………………………

2.5 Dalil Cinta Dalam Al-Qur’an……………………………...

2.6 Cinta Menurut Pendapat Para Ulama……………………...

2.7 Bentuk-Bentuk Cinta………………………………………

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan………………………………………………..

3.2 Daftar Pustaka……………………………………………..


BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Bila kita berbicara masalah cinta, tidak akan habis waktu untuk membahasnya.
Sayangnya bahasan cinta tidak jauh seputar masalah antar makhluk. Padahal bahasan cinta
itu begitu luas, segala hubungan baik sesama makhluk maupun dengan sang pencipta dan
juga segala kegiatan yang kita lakukan.Cinta memegang peranan penting dalam kehidupan
manusia. Fenomena yang terjadi sehari-hari mengungkapkan bahwa cinta dapat menjadi
motivator aktivitas yang kita jalankan. Namun perlu juga kita sadari bahwa cinta dapat
juga merusak aktivitas kita.

Oleh karena itu disadari atau tidak, cinta mempengaruhi kehidupan seseorang, baik
cinta kepada Allah maupun bukan kepada Allah. Cinta bukan kepada Allah sering
membawa kepada cinta buta yang tak terkendali sedangkan cinta kepada Allah akan
membawa kepada ketenangan dan kedamaian. Cinta kepada makhluk membawa
ketidakpastian, penasaran dan kesenangan semu. Cinta kepada Allah akan membawa
keyakinan dan keabadian. Cinta yang bukan karena Allah biasanya didasari oleh syahwat
dan cinta kepada Allah didasari oleh iman. Syahwat akan mengendalikan diri kita dan
bahkan bila kita memperturutkan syahwat dapat membahayakan kita. Oleh karena itu kita
perlu mengetahui bagaimana mengelola cinta agar bahagia dunia dan akhirat.

Cinta erat kaitannya dengan amal/aktivitas. Amal tanpa cinta akan merusak amal
yang dikerjakan, karena hanya akan menghasilkan rutinitas dan penghayatan yang semu.
Namun sebaliknya apabila amal berdasarkan cinta akan menghasilkan amal saleh yang
dihayati dengan mendalam. Ibadah kepada Allah perlu didasari kecintaan. Dengan adanya
cinta kepada Allah maka kita akan rela dan ikhlas melaksanakan semua perintahnya
bahkan rela berkorban jiwa dan harta.
1.2 Rumusan Masalah

Adapun beberapa masalah yang akan dibahas yaitu :


1) Apa yang dimaksud dengan Manajemen Cinta?
2) Bagaimana cara mengatur cinta agar sesuai dengan Islam?
3) Mengetahui apa saja pembahasan cinta menurut para ulama ?
4) Apa saja bentuk-bentuk cinta ?

1.3 Tujuan Makalah

Tujuan penyusunan makalah Manajemen Cinta Dalam Islam


1. Untuk mengetahui tentang pengertian majamen cinta dalam islam
2. Untuk memahami dan mengatur cinta dalam islam
3. Untuk memahami peranan cinta dalam islam
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Manajemen

Dalam bahasa Arab, istilah manajemen diartikan sebagai at-nizam atau at-tanzim,
yang merupakan suatu tempat untuk menyimpan segala sesuatu dan penempatan segala
sesuatu pada tempat-tempatnya.
Pengertian tersebut dalam skala aktivitas juga dapat diartikan sebagai aktivitas
menertibkan,mengatur, dan berpikir yang dilakukan oleh seseorang, sehingga ia mampu
mengemukakan, menata, dan merapikan segala sesuatu yang ada sekitarnya, mengetahui
prinsip-prinsipnya serta menjadikan hidup selaras dan serasi dengan yang lainnya.
Di samping itu, terdapat pengertian lai dari kata manajemen, yaitu “kekuatan yang
menggerakan suatu usaha yang bertanggung jawab atas sukses dan kegagalannya suatu
kegiatan atau usaha untuk mencapai tujuan tertentu mealui kerja sama dengan orang lain”
Dengan demikian, secara keseluruhan definisi manajemen tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:

1. Ketatalaksanaan proses pengguna sumber daya secara efektif untuk mencapai


sasaran tertentu.
2. Kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka
pencapaian tujuan melalui kegiatan-kegiatan orang lain.
3. Seluruh perbuatan menggerakan sekelompok orang dan menggerakan fasilitas
dalam suatu usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu.
LIMA PRINSIP DASAR MANAJEMEN ISLAM

1. Prinsip Mardhatillah, yaitu prinsip mencari keridhaan Allah, segala sesuatu hendaknya
dimulai dengan niat karena Allah dengan mengharapkan sidhoNya.

2. Prinsip Muhshinin, yaitu prinsip pilihan alternatif yang lebih baik, kalau diperhadapkan
pada dua pilihan atau lebih tentang kebajikan, maka pilihlah yang terbaik.

3. Prinsip as-shobru wa ginanul nafs, yaitu prinsip sabar dan memulyakan hati, kekayaan
yang hakiki adalah kemulyaan hati.

4. Prinsip Ittihad wa as-silaturahim, prinsip persatuan dan silaturahim, mengagungkan


silaturahim berarti mewujudkan akhlak Islami.

5. Prinsip syiar al-Islam, yaitu prinsip keteladanan dengan menunjukkan prilaku yang Islami
dimanapun berada.

MANAJEMEN PADA MASA KENABIAN

Dalam pandangan Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar, tertib
dan teratur. Proses-prosesnya harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak boleh dilakukan
secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam. Rasulullah Saw.
Bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Thabrani, ”Sesungguhnya
Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan sesuatu pekerjaan,
dilakukan secara itqan (tepat waktu, terarah, jelas dan tuntas). Arah
pekerjaan yang jelas, landasan yang mantap, dan cara mendapatkannya yang transparan
merupakan amal perbuatan yang dicintai oleh Allah Swt.
Dalam konsep manajemen syariah yang dirumuskan oleh Dr. KH. Didin
Hafidhuddin, M.Sc. dan Hendri Tanjung, S.Si., MM. Dalam bukunya
berjudul”Manajemen Syariah dalam Praktik”, manajemen syariah adalah perilaku
yang terkait dengan nilai-nilai keimanan dan ketauhidan. Setiap perilaku orang yang
terlibat dalam sebuah kegiatan dilandasi dengan nilai tauhid, maka diharapkan perilakunya
akan terkendali dan tidak terjadi perilaku KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) karena
menyadari adanya pengawasan dari yang Mahatinggi, yaitu Allah Swt. yang akan mencatat
setiap amal perbuatan yang baik maupun yang buruk. Hal ini berbeda dengan perilaku
dalam manajemen konvensional yang sama sekali tidak terkait bahkan terlepas dari nilai-
nilai tauhid. Orang-orang yang menerapkan manajemen konvensional tidak merasa adanya
pengawasan yang melekat, kecuali semata-mata pengawasan dari pemimpin atau atasan.
Setiap kegiatan dalam manajemen syariah, diupayakan menjadi amal saleh yang bernilai
abadi.

A. Nabi Adam AS

Peristiwa yang terjadi antara para putra nabi Adam dalam memilih pasangan dan cara
penyelesaiannya. Atau kisah Qobil dan Habil, yang tercatat dalam surat Al-Maidah ayat
27-30. Penyebab pembunuhan ini, seperti diungkspksn dalam beberapa kitab tafsir, yaitu
bahwa setiap Siti Hawa mengandung melahirkan dua orang anak, satu laki-laki dan satu
perempuan. Kemudian syari’at menetapkan untuk perkawainan secara silang, yakni anak
laki-laki kelahiran pertama dikawinkan dengan anak perempuan dari kelahiran yang
pertama. Begitu pula sebaliknya.
Akan tetapi , Qobil menolak ketentuan itu karena saudara perempuan Habil (yang harus ia
kawini) itu lebih buruk rupanya daripada saudara perempuannya sendiri.Kemudian nabi
Adam berkata kepada keduanya untuk melakukan pengorbanan. Qobil mengorbankan hasil
pertaniannya yang paling buruk, sedangkan Habil mengorbankan kambingnya yang
terbaik. Ternyata yang diterima Allah adalah kurban dari Habil dengan cara turun api
kepadanya dan membakar kambingnya. Karena Qobil tidak menerimakenyataanakhirnya
terjadilah pembunuhan.
B. Nabi Nuh As
Beliau berdakwah dengan manajemen yang baik, siang dan malam dengan cara yang
menyejukkan. Keberhasilan suatu manajemen sangat erat berhubungan dengan rahmat
Allah swt. Seperti di dalam Al-Quran yg artinya :
“ (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan
bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih
mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui
orang-orang yang mendapat petunjuk.”
C. Nabi Yusuf as
Beliau memiliki dua sifat handal sebagai seorang manajer:
1. Hafidz (Amanah, Transparan, Jujur).
2. Alim (Berilmu).
Nabi Yusuf merupakan contoh manajer dan leader yang berhasil. Hal yang menarik
dari Nabi Yusuf AS ini adalah beliau menawarkan jabatan dan meminta jabatan. Jabatan itu
diminta setelah raja menawarkan kepadanya, dan mengatakan , “ Engkau dalam
pandangan kami harus mendapatkan kedudukan yang tinggi “. Tawaran itu direspons nabi
Yusuf dengan mengucapkan, “ Jadikanlah aku bendaharawan Negara, karena aku hafidzhn
alim”. Jadi bukan meminta jabatan begitu saja.Hal yang menarik adalah ia meminta
jabatan langsung yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan masyarakat.

D. Nabi Muhammad SAW


Dan terakhir manajemen yang dicontohkan Rasulullah : Dengan menempatkan orang
pada posisi yang tepat (right man on the right place).Inilah beberapa contoh manajemen
syariah yang dicontohkan para Nabi.
2.2 Pengetian Cinta dalam Islam

Ada beberapa pengertian tentang cinta yang disebutkan dalam berbagai sumber.
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata cinta diartikan sebagai perasaan kasih dan
sayang terhadap sesuatu atau orang lain. Secara istilah maka cinta dapat dimaknai sebagai
suatu perasaan yang dialami manusia dan perasaan tersebut menimbulkan kasih
sayangbagi yang merasakannya. Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan
kasih sayang Allah menciptakan manusia dan isinya dengan segala kesempurnaan.

Adapun cinta yang sebenarnya atau cinta yang hakiki adalah hanya milik Allah
SWT karena hanya Allah lah yang maha sempurna dan maha pemilik cinta. Dalam
pengertian lain, islam juga memandang cinta sebagai dasar persaudaraan antar manusia
dan perasaan yang melandasi hubungannya dengan makhluk lain seperti pada hewan dan
tumbuhan. Ibnu Hazm sendiri menyebutkan bahwa cinta adalah suatu naluri atau isnting
yang menggelayuti perasaan seseorang terhadap orang yang dicintainya.

2.3 Pengertian Manajemen Cinta dalam Islam

Manajemene cinta adalah cara mengelola perasaan cinta yang dimiliki agar
mendapatkan manfaaat dari cinta tersebut dan bisa merasakan cinta yang haikiki. Cinta
memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Fenomena yang terjadi sehari-hari
mengungkapkan bahwa cinta dapat menjadi motivator aktivitas yang kita jalankan. Namun
perlu juga kita sadari bahwa cinta dapat juga merusak aktivitas kita.
Oleh karena itu disadari atau tidak, cinta mempengaruhi kehidupan seseorang, baik cinta
kepada Allah maupun bukan kepada Allah. Cinta bukan kepada Allah sering membawa
kepada cinta buta yang tak terkendali sedangkan cinta kepada Allah akan membawa
kepada ketenangan dan kedamaian. Cinta kepada makhluk membawa ketidakpastian,
penasaran dan kesenangan semu. Cinta kepada Allah akan membawa keyakinan dan
keabadian.Cinta yang bukan karena Allah biasanya didasari oleh syahwat dan cinta kepada
Allah didasari oleh iman. Syahwat akan mengendalikan diri kita dan bahkan bila kita
memperturutkan syahwat dapat membahayakan kita. Oleh karena itu kita perlu mengetahui
bagaimana mengelola cinta agar bahagia dunia dan akhirat.Cinta erat kaitannya dengan
amal/aktivitas. Amal tanpa cinta akan merusak amal yang dikerjakan, karena hanya akan
menghasilkan rutinitas dan penghayatan yang semu. Namun sebaliknya apabila amal
berdasarkan cinta akan menghasilkan amal saleh yang dihayati dengan mendalam. Ibadah
kepada Allah perlu didasari kecintaan. Dengan adanya cinta kepada Allah maka kita akan
rela dan ikhlas melaksanakan semua perintahnya bahkan rela berkorban jiwa dan harta.
2.4 Hadist Tentang Cinta

1. “Sesungguhnya diantara hamba-hamba Allah itu ada beberapa orang yang bukan
golongan nabi dan syuhada, namun para nabi dan syuhada menginginkan keadaan
seperti mereka, karena kedudukannya di sisi Allah. Sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah tolong beritahu kami siapa mereka?” Rasulullah SAW menjawab :
“mereka adalah satu kaum yang cinta mencintai dengan ruh Allah tanpa ada
hubungan sanak saudara, kerabat diantara mereka serta tidak adak hubunga harta
benda yang terdapat pada mereka. Maka demi Allah wajah-wajah mereka sungguh
bercahaya, sedang mereka tidak takut apa-apa dikala orang lain takut dan mereka
tidak berduka cita dikala orang lain berduka cita”. (HR. Abu Daud)
2. “Sesungguhnya seorang muslim apabila bertemu dengan saudaranya yang muslim,
lalu ia memegang tangannnya (berjabatan tangan) gugurlah dosa-dosa keduanya
sebagaimana gugurnya daun dari pohon kering jika ditiup angin kencang. Sungguh
diampuni dosa mereka berdua, meski sebanyak buih dilaut”. (HR. Tabrani)
3. “Sesungguhnya Allah SWT pada hari kiamat berfirman: “Dimanakah orang yang
cinta mencintai karena keagungan-Ku? Pada hari ini Aku akan menaungi dihari
yang tiada naungan melainkan naungan-Ku”. (HR. Muslim)
4. “Allah SWT berfirman: “Pasti akan mendapat cinta-Ku orang-orang yang cinta-
mencintai karena Aku, saling kunjung mengunjungi karena Aku dan saling
memberi karena Aku”. (Hadits Qudsi)
5. “Bahwa seseorang mengunjungi saudaranya di desa lain, lalu Allah mengutus
malaikat untuk membuntutinya. Tatkala malaikat menemaninya, ia berkata: “Kau
mau kemana?” Ia menjawab: “Aku ingin mengunjungi saudaraku di desa ini. “Lalu
malaikat bertanya: “Apakah kamu akan memberikan sesuatu kepada saudaramu?”
Ia menjawab: “Tidak ada, melainkan hanya aku mencintainya karena Allah SWT”.
Malaikat berkata: “Sesungguhnya aku diutus Allah kepadamu, bahwa Allah
mencintaimu sebagaimana kamu mencintai orang tersebut karena-Nya”. (HR.
Muslim)
6. “Tiga perkara, barangsiapa memilikinya memilikinya, ia dapat merasakan
manisnya iman, yaitu cinta kepada Allah dan Rasul melebihi cintanya kepada
selain keduanya, cinta kepada seseorang kepada Allah dan membenci kekafiran
sebagaimana ia tidak mau dicampakkan ke dalam api neraka”. (HR. Bukharim
Muslim)
2.5 Dalil Cinta Dalam Al-Qur’an

Cinta adalah salah satu pokok kehidupan dan dalam Al-Qur’an kata cinta juga
disebutkan dengan berbagai sinonim atau persamaan kata. Adapun ayat-ayat yang
menyebutkan perihal cinta sebagai berikut

 Al Imran ayat 14

‫ب‬‫طللهر بة بمللهن ا لللذذ هه ب‬ ‫ت بمللهن ال نن هسللاَ بء هوا نل به نب يِللهن هوا نل قه هنللاَ بط يِ بر ا نل مم قه نن ه‬ ‫ب ال ذشللهه هو ا ب‬ ُ‫س محلل ب‬ ‫مز نيللهن لب لِ ذنللاَ ب‬
‫اللل بع ننللهد هم‬‫ع ا نل هح هيِللاَ بة ا لللبُد نن يِه اَ هو ذ م‬
‫ك هم هتللاَ م‬ ‫ذ‬
‫ث ِ هذ لب ه‬ ‫ض بة هو ا نل هخ نيِ بل ا نل مم هس ذو هم بة هوا نلهللنن هع اَ بم هوا نل هح نر ب‬ ‫هو ا نل فب ذ‬
‫مح نس من ا نل هم آَ ب‬
‫ب‬
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang
diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda
pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup didunia,
dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).

 Al Imran ayat 92

‫لهنن تههناَملوا انلببذر هحتذذى تمننفبمقوا بمذماَ تمبحبُبوهن َ هوهماَ تمننفبمقوا بمنن هشنيءء فهإ بذن ذ‬
‫اه بببه هعبلِيِمم‬
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan
maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.

 Al Hujurat ayat 7

‫ب إبلهنيِمكمم ا ن بليهماَهن هوهزيذنههم بفي‬ ‫اب َ لهنو يمبطيِمعمكنم بفي هكبثيِءر بمهن انلهنمبر لههعنببُتنم هو ذلهبكذن ذ‬
‫اه هحبذ ه‬ ‫هوانعلِهمموا أهذن بفيِمكنم هرمسوهل ذ‬
‫ك هممم الذرابشمدوهن‬ ‫صهيِاَهن َ مأو ذلهئب ه‬
‫ق هوانلبع ن‬
‫قمملِوببمكنم هوهكذرهه إبلهنيِمكمم انلمكنفهر هوانلفممسو ه‬
Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti
kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi
Allah menjadikan kamu “cinta” kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di
dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus,

 Maryam ayat 96
‫ت هسيِهنجهعمل لههممم الذرنحذهممن موددا‬ ‫إبذن الذبذيهن آهممنوا هوهعبمملِوا ال ذ‬
‫صاَلبهحاَ ب‬
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, kelak Allah Yang Maha
Pemurah akan menanamkan dalam (hati) mereka rasa kasih sayang.

 Al Isra ayat 24

‫ض لههمهماَ هجهناَهح البُذنل بمهن الذرنحهمبة هوقمنل هر ن‬


‫ب انرهحنمهمهماَ هكهماَ هربذهيِاَبني ه‬
‫صبغيِدرا‬ ‫هوانخفب ن‬
Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan
ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua
telah mendidik aku waktu kecil”.

 Ar Rum ayat 21

‫ق لهمكنم بمنن أهننفمبسمكنم أهنزهوادجاَ لبتهنسمكمنوا إبلهنيِههاَ هوهجهعهل بهنيِنهمكنم همهوذدةد هوهرنحهمةد َ إبذن بفي ذهذلب ه‬
‫ك هلهياَ ء‬
‫ت‬ ‫هوبمنن آهياَتببه أهنن هخلِه ه‬
‫لبقهنوءم يهتهفهذكمروهن‬
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan
dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.
2.6 Cinta Menurut Pendapat Para Ulama

Cinta dalam islam sendiri adalah sesuatu yang suci dan hal ini disebutkan dalam
beberapa pendapat ulama berikut ini.

a) Menurut Ibnu Katsir


Ibnu Katsir Rahimahullah menjelaskan bahwa “Orang-orang yang beriman
adalah orang-orang yang sangat mencintai Allah”, dan karena kecintaannya itu
maka seseorang atau orang-orang beriman akan berusaha untuk menyempurnakan
pengetahuannya tentang islam dan senantiasa mematuhi dan menjauhi larangannya
serta senantiasa bertawakal dan menyerahkan segala sesuatu kepada Allah SWT.

b) Menurut Ibnu Taimiyyah


Menurut perkataan Ibnu Taimiyyah yaitu “Sesungguhnya orang-orang
beriman yakni mereka mereka mencintai Allah SWT lebih kecintaan orang-orang
musyrik terhadap tuhan-tuhannya dan hal tersebut adalah karena orang-orang
musyrik melakukan kesyirikan dalam cinta atau mahabbah, sedangkan orang orang
beriman akan senantiasa mencintai dan rasa cinta mereka pada Allah SWT adalah
tulus tanpa mengharapkan suatu apapun selain rahmat dan ridhanya.

c) Menurut Ibnu Qayyim al jauziyyah

Sedangkan menurut Ibnu Qayyim al jauziyyah, ada empat bentuk atau empat
macam cinta kepada Allah SWT :

- Mencintai semua hal yang dicintai oleh Allah

- Mencintai sesuatu atau orang lain karena Allah

- Mensejajarkan cinta sebagaimana kecintaannya kepada Allah SWT


2.7 Bentuk-Bentuk Cinta

Cinta memang suatu perasaan yang tidak mungkin manusia untuk tidak
merasakannya. Ada beberapa bentuk cinta dalam kehidupan manusia dan setiap bentuk
cinta tersebut memiliki perbedaan meskipun pada dasarnya semua bentuk cinta adalah
sama. Berikut ini adalah bentuk-bentuk cinta menurut pandangan islam dan para ulama.

Berikut ini adalah bentuk-bentuk cinta menurut pandangan islam dan para ulama :

1. Cinta Kepada Allah SWT.

Cinta yang paling tinggi dalam kehidupan manusia terutama umat islam adalah cinta
kepada Allah SWT sang pencipta segala isi bumi dan semesta dan yang maha memiliki
cinta. Umat muslim yang mencintai Allah akan merasa bahwa sebagai hamba Nya kita
tidak dapat hidup tanpa adanya kasih sayang dan cinta dari Allah SWT. Maka dari itu,
mencintai allah SWT adalah mutlak bagi setiap umat muslim. Orang yang mencintai
tentunya akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya, termasuk jika seorang
mukmin mencintai Allah SWT. Ia akan selalu berusaha untuk mengikuti segala
perintahnya dan menjauhi larangannya. Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah
SWT dalam surat Al Baqarah ayat 165 berikut

‫ابلل هوا لذ بذي هن‬ ‫ب ذ‬ ‫ابلل أه نن هدا ددا يم بح بُب و نه هم نم هك مح ن‬


‫س هم نن يه تذ بخ مذ بم نن مدو بن ذ‬ ‫هو بم هن ال نذ اَ ب‬
‫ب أه ذن ا نل قم ذو ةه‬‫آ هم منوا أه هش بُد مح بد اَ بذلبلل ِ هو له نو يه هرىَ ا لذ بذي هن ظه لِه مموا إب نذ يه هر نو هن ا نل هع هذا ه‬
‫اهلل هش بدي مد ا نل هع هذا ب‬
‫ب‬ ‫بذلبلل هج بميِ دعاَ هو أه ذن ذ‬
Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain
Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang
yang beriman mereka sangat mencintai Allah.” (QS al-Baqarah: 165)
Dan jika seseorang tidak lagi memiliki rasa cinta pada Allah SWt apalagi ajarannya maka
tertutuplah hatinya

‫ام هويهنغفبنر لهمكنم مذمنوبهمكنم ِ هو ذ‬


‫ام هغمفومر هربحيِمم‬ ‫اه هفاَتذببمعوبني يمنحببنبمكمم ذ‬
‫قمنل إبنن مكننتمنم تمبحبُبوهن ذ‬

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah
mencintai dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
(Surah ali-Imran: 31)
2. Cinta Terhadap Alam Sekitar.

seorang hamba yang memiliki rasa cinta pada Allah SWT juga akan mencintai segala yang
diciptakannya dan berusaha menjaganya (baca tujuan penciptaan manusia). Sebagaimana
kita tahu bahwa Allah SWT memerintahkan umatnya untuk senantiasa menhaga
lingkungan sekitar dari kerusakan karena sesungguhnya Allah menciptakan manusia
sebagai khalifah di bumi yang akan melindungi alam dan memanfaatkannya dengan baik
(baca hakikat penciptaan manusia). Rasa cinta pada alam sekitar dapat diwududkan dengan
menjaga kebersihan lingkungan, menyayangi tumbuhan serta menyayangi hewan.
Perbuatan manusia menyakiti hewan atau tumbuhan serta merusak alam adalah hal yang
dibenci Allah SWT dan bukan merupakan rasa cinta yang ada dan ditanam dalam hati
manusia.

3. Cinta Terhadap Sesama Manusia

Cinta adalah fitrah dan mencintai sesama manusia juga merupakan suatu fitrah yang
diberikan Allah SWT. Dalam ajaran atau syaruat Islam, cinta kepada manusia adalah
seharusnya merupakan perwijudan dari cinta kepada Allah SWT. Dapat dikatakan jika
seseorang mencintai Allah SWt maka ia pun akan mencintai manusia lainnya dan hal inilah
yang mendorong manusia untuk berbuat baik kepada sesamanya atau yang dikenal dengan
akhlak. Allah juga menyebutkan dalam Alqur’an bahwa Allah menciptakan manusia agar
dapat saling mengenal dan mengasihi. Sebagaimana Allah berfirman dalam yat berikut ini

‫س إبذناَ هخلِهنقهناَمكنم بمنن هذهكءر هوأمننثهذى هوهجهعنلِهناَمكنم مشمعودباَ هوقههباَئبهل لبتههعاَهرمفوا َ إبذن‬
‫هياَ أهبُيههاَ الذناَ م‬
‫اب أهنتهقاَمكنم َ إبذن ذ‬
‫اه هعبلِيِمم هخببيِمر‬ ‫أهنكهرهممكنم بعننهد ذ‬
“Wahai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu sekalian dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan, dan menjadikan kamu sekalian berbangsa-bangsa dan bersuku-
suku supaya kamu sekalian saling mengenal. Sesungguhnya orang-orang yang paling
mulia di antara kamu sekalian di sisi Allah ialah orang-orang yang paling takwa di antara
kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS Al-
Hujurat:13)
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Manajemen Cinta dalam pandangan islam sendiri adalah limpahan kasih sayang
Allah menciptakan manusia dan isinya dengan segala kesempurnaan. ,Islam juga
memandang cinta sebagai dasar persaudaraan antar manusia dan perasaan yang melandasi
hubungannya dengan Allah SWT dan makhluk lain seperti pada hewan dan juga
tumbuhan.

Dalam Islam cinta juga salah satu pokok kehidupaan dan dalam Al-Qur’an pun
cinta juga disebutkan dengan berbagai sinonim atau persamaan kata.Cinta bukan kepada
Allah sering membawa kepada cinta buta yang tak terkendali sedangkan cinta kepada
Allah akan membawa kepada ketenangan dan kedamaian. Cinta kepada makhluk
membawa ketidakpastian, penasaran dan kesenangan semu. Cinta kepada Allah akan
membawa keyakinan dan keabadian.Cinta yang bukan karena Allah biasanya didasari oleh
syahwat dan cinta kepada Allah didasari oleh iman. Syahwat akan mengendalikan diri kita
dan bahkan bila kita memperturutkan syahwat dapat membahayakan kita. Oleh karena itu
kita perlu mengetahui bagaimana mengelola cinta agar bahagia dunia dan akhirat.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.slideshare.net/mobile/ferryharuoka/makalah.potensicinta

Buku Manajemen Dakwah Oleh : M.Munir S.Ag, M.A , Wahyu Ilaihi S.Ag.M.A

http://www.google.com/search?hl=in-ID&:ie=UTF-8&Source=Android-
Browser&q+pengertian+cinta+dalam+islam

http://pencariantugas.blogspot.com/2016/01/manajemen-pada-masa-kenabian.html

http://shalehsuratmin.blogspot.com/2013/05/prinsip-dasar-manajemen-islam.html

Anda mungkin juga menyukai