2
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
Pasal 13 Pasal 16
Atribut Tamu Racana
1. Atribut Racana adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Racana. Tamu Racana adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar
2. Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan Universitas Telkom yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh
ciri Racana terdiri dari: Nomor Gudep, Lambang Racana dan selempang. Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu dan atau berkunjung
3. Apabila menggunakan kaos Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri secara resmi ke Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu.
Racana adalah kaos dan atau Slayer Racana.
4. Lambang Racana dikenakan pada lengan baju sebelah kiri. Pasal 17
5. Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 3.5 x 2 cm berwarna dasar Calon Anggota
putih dengan tulisan dan bingkai merah dikenakan pada lengan baju Calon Anggota adalah tamu Racana yang mengikuti proses keanggotaan di
sebelah kanan diantara pita lokasi dan badge daerah. Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu dan belum dilantik
6. Selempang digunakan oleh Ketua Racana dan Pemangku Adat. menjadi Pandega.
a. Selempang yang digunakan Ketua Racana berwarna kuning dengan
rumbai-rumbai kuning dengan tulisan nama Racana. Pasal 18
b. Selempang yang dikenakan Pemangku Adat berwarna biru muda Anggota Racana
berumbai merah dengan tulisan Pemangku Adat. 1. Anggota Racana adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan
c. Bentuk, isi, warna dan gambar terlampir dalam Adat Racana Anggota Racana.
Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu. 2. Persyaratan Anggota Racana terdiri dari:
a. Tidak merangkap anggota Racana lain.
Pasal 14 b. Mengikuti Tri Bina.
Makanan dan Minuman Adat Racana c. Mengikuti Orientasi Dasar Kepramukaan.
1. Makanan adat racana berupa Ubi dan minuman adat racana berupa Teh. d. Mengikuti persiapan sampai dengan terlaksananya HUT Gudep
2. Penyajian makanan dan minuman adat racana disajikan pada saat: Universitas Telkom.
a. Musyawara Racana e. Mengikuti Prosesi Anggota
b. Sidang adat 3. Untuk anggota Racana yang telah menikah dan atau melewati usia
c. Rapat Koordinasi antara Dewan Racana dengan Pemangku Adat Pandega maka disebut Purna Racana.
d. Penerimaan Tamu Racana
4
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
4. Keanggotaan Racana bisa ditinjau kembali. Aturan mengenai peninjauan f. Ketua Dewan Racana pernah menjabat sebagai Dewan
kembali diatur dalam aturan tambahan. Racana.
g. Menyatakan kesediaan secara tertulis dan atau lisan.
BAB IV h. Khusus Badan Pengurus Harian masih berstatus Mahasiswa
HAK DAN KEWAJIBAN selama masa kepengurusan.
3. Dewan Racana terdiri dari :
Pasal 19 a. Ketua merangkap anggota
Calon Anggota b. Sekretaris merangkap anggota
Hak dan kewajiban calon anggota diatur pada lokakarya adat. c. Bendahara merangkap anggota
d. bidang lain yang dibutuhkan
Pasal 20 Pasal 23
Anggota Racana Pemangku Adat
Hak dan Kewajiban anggota Racana Racana Tumenggung Wiraangunangun- 1. Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan
Nyai Prabu diatur pada lokakarya adat Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu yang
berkoordinasi dengan Ketua Racana yang menyangkut operasional
Pasal 21 Racana.
Purna Racana 2. Persyaratan Pemangku Adat diatur dalam Tata Tertib Musara sebagai
Hak dan kewajiban purna Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu berikut :
diatur pada lokakarya adat a. Terdaftar aktif sebagai peserta Musara.
b. Anggota Racana yang aktif selama minimal satu tahun
c. Tidak melanggar Adat Racana
BAB V d. Mencalonkan diri dan atau dicalonkan oleh peserta Musara
KEPENGURUSAN e. Pernah menjadi Dewan Adat.
f. Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan untuk
Pasal 22
Dewan Racana menjadi Pemangku Adat
1. Dewan Racana adalah Anggota Racana yang memenuhi persyaratan g. Menyampaikan Misi dan Visi didepan Peserta Musara.
Dewan Racana dan dilantik menjadi Dewan Racana. h. Terdaftar sebagai Mahasiswa Universitas Telkom.
2. Persyaratan Dewan Racana: i. Bersedia tidak putus studi (tidak diwisuda dan atau di- Drop
a. Anggota Racana yang aktif Out) selama menjabat sebagai Pemangku Adat
b. Terdaftar aktif sebagai peserta Musara
c. Untuk Badan Pengurus Harian tidak menjadi pengurus harian
Lembaga Kemahasiswaan KBM Universitas Telkom. BAB VI
d. Ketua Dewan Racana tidak menjabat sebagai pengurus harian pada UPACARA-UPACARA
organisasi lain dilingkungan KBM Universitas Telkom.
e. Ketua Dewan Racana adalah Anggota Racana yang aktif minimal Pasal 24
satu tahun. Upacara Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu
5
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
Pasal 25 Pasal 27
Upacara Penerimaan dan Pelepasan Tamu Racana Upacara Pelantikan Pandega dan Anggota
1. Dilakukan saat akan melakukan penerimaan dan pelepasan Tamu Racana. 1 Dilakukan saat akan dilantik menjadi Pandega dan anggota
2. Susunan Upacara sebagai berikut : 2 Susunan Upacara sebagai berikut :
a. Sabda Adat dibacakan oleh Pemangku Adat Putra atau a. Laporan Pemangku Adat kepada pembina tentang calon pandega.
yang mewakili pada saat penerimaan tamu racana. b. Kata Pendahuluan
b. Pembacaan Sandi Racana dibacakan oleh Pemangku Adat c. Kata Pelantikan
Putri atau yang mewakili. d. Ulang Janji
c. Kata Penerimaan atau pelepasan oleh Pembina Upacara e. Penandatanganan berkas kesanggupan oleh Calon Anggota.
d. Pemasangan dan Pelepasan Selendang tapis oleh Pembina Upacara f. Pemasangan TKU
3. Perlengkapan Upacara : 3 Perlengkapan Upacara :
a. Bendera Merah Putih a. Bendera Merah putih
b. Bendera WOSM b. Bendera WOSM
c. Bendera Gerakan Pramuka c. Bendera Gerakan Pramuka
d. Panji Racana d. Panji Racana
e. Sandi Racana e. Sandi Racana
f. Pusaka Racana f. Pusaka Racana
g. Bantalan Pusaka Racana
h. Selendang Tapis Pasal 28
Upacara Pelantikan Dewan Racana
Pasal 26 1. Dilakukan pada saat pelantikan Dewan Racana
Upacara Prosesi Pandega 2. Proses Upacara sebagai berikut :
1. Dilakukan saat prosesi pandega a. Kata pendahuluan pelantikan
2. Susunan Upacara sebagai berikut : b. Kata Pelantikan
a. Penyerahan calon pandega oleh ketua Racana kepada Pemangku Adat c. Ulang Janji
b. Penyerahan berkas Pandega d. Penyematan Selendang dan tanda Jabatan
c. Sidang Pandega e. Penandatangan naskah perlantikan
6
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
3. Perlengkapan Pelantikan : 1. Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Racana sesuai dengan
a. Bendera Merah Putih kriterianya
b. Bendera WOSM 2. Tanda Penghargaan berupa bintang tahunan, Bintang Karya Ilmiah
c. Bendera Gerakan Pramuka Pandega dan Bintang Wira Karya Pandega.
d. Panji Racana 3. Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi
e. Sandi Racana melalui SK Mabi dan Pembina.
f. Pusaka Racana 4. Usulan Penghargaan dilakukan oleh Pemangku Adat kepada pembina
g. Dua buah Selempang Racana dan dua buah selempang Pemangku Gudep.
Adat
h. Empat belas tanda Jabatan
4. Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi Pasal 31
5. Dewan Racana yang akan dilantik mengenakan seragam pramuka Bintang Tahunan
Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwarnas
Pasal 29
Upacara Pelepasan dan Penerimaan Delegasi Pasal 32
1. Dilakukan saat warga racana akan diberangkatkan dan kembali Bintang Karya Ilmiah Pandega
setelah mengikuti kegiatan regional, nasional atau internasional. 1. Diberikan kepada Anggota Racana yang memiliki karya ilmiah,
2. Proses upacar sebagai berikut dipresentasikan didepan seluruh anggota dan mencapai titik hasil yang
a.Kata pelepasan atau penerimaan oleh Pembina upacara dapat diperhatikan
b.Penyematan atau pelepasan lencana duta racana 2. Bentuk, Warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah
c.Pembacaan Sandi Racana Pandega terlampir
3. Perlengkapan Upacara 3. Dipasang di dada sebelah kanan
a.Bendera merah putih
b.Bendera Wosm Pasal 33
c. Bendera gerakan Pramuka Bintang Wira Karya Pandega
d. Panji racana 1. Berfungsi sebagai motivator bagi anggota pandega untuk
e. Sandi Racana mengembangkan keahlian atau keterampilan berwirausaha yang dapat
f.Lencana duta racana digunakan sebagai alternatif penghasilan
4. Bentuk ,isi,warna dan penjelasan tanda pendelegasian terlampir 2. Diberikan kepada anggota racana yang memiliki karya usaha atau
wirausaha baik perorangan maupun kelompok yang diharapkan dapat
menjamin penghasilan dalam pemenuhan kebutuhan Racana maupun
pribadi kelak
BAB VII 3. Bentuk, Warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya
PENGHARGAAN Pandega terlampir
4. Dipasang di dada sebelah kanan.
Pasal 30
Tanda Penghargaan
7
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
Pasal 37
BAB VIII Musyawarah Racana
PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN 1. Musyawarah Racana atau Musara adalah Pemegang kekuasaan tertinggi
di racana
Pasal 34 2. Dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali
Definisi Pelanggaran 3. Diikuti oleh seluruh warga racana
Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Racana 4. Menyelenggarakan Musyawarah Luar Biasa jika dipandang perlu.
yang melanggar ketentuan Adat Racana.
Pasal 35
Tindakan Disiplin Pasal 38
1. Berdasarkan laporan dari dewan adat, Pemangku Adat dapat memberikan Rapat Dewan Racana
teguran berupa : 1. Rapat Dewan Racana memegang keputusan pelaksanaan program kerja
a. Teguran pertama dan apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak dan kebijakan organisasi
diindahkan maka akan diberikan teguran yang kedua. 2. Diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
b. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan maka akan 3. Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Racana
diajukan Sidang komisi adat
c. Yang dimaksud dengan teguran pada poin (a) adalah pernyataan Pasal 39
tertulis oleh pemangku Adat Sidang Adat
d. Sanksi terberat adalah di hapus status keanggotaannya 1. Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran Adat
Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu
2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat
BAB IX 3. Terdiri dari :
PERMUSYAWARATAN a. Pemangku adat sebagai hakim
b. Ketua Dewan Racana sebagai penasehat atau pembela
Pasal 36 c. Dewan adat sebagai penuntut umum atau jaksa
Macam-macam Permusyawaratan d. Terdakwa adalah warga Racana yang melanggar adat racana
Permusyawaratan Racana terdiri dari : e. Saksi adalah orang yang terkait dengan pelanggaran
1. Musyawarah Kerja Racana atau Musara Racana 4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
2. Rapat Dewan Racana 5. Jika Ketua Dewan Racana dan Pemangku Adat melakukan pelanggaran
3. Sidang Adat maka sidang dilakukan oleh pembina Gudep
4. Sidang Pandega
5. Rapat Reka Kerja atau Kelompok Kerja Pasal 40
6. Rapat koordinasi antara Dewan Racana dengan Pemangku Adat Sidang Pandega
7. Rapat Mingguan 1. Diselenggarakan pada saat prosesi pandega
2. Sidang dipimpin oleh Pemangku Adat
8
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
3. Dihadiri oleh anggota, purna dan pembina Racana Tumenggung 3. Untuk Putera dan puteri saat dibacakan Amsal Racana berdiri sikap
Wiraangunangun-Nyai Prabu sempurna tangan kanan dikepalkan diletakkan pada dada sebelah kiri dan
kepala ditegakkan.
Pasal 41 Pasal 45
Rapat Mingguan Renungan
1. Diselenggarakan setiap 1 minggu sekali 1. Renungan diselenggarakn untuk introspeksi diri
2. Rapat ini membahas tentang teknis yang perlu disampaikan oleh pengurus 2. Renungan diselenggarakan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi
lain guna kelangsungan program kerja racana
3. Dihadiri oleh seluruh anggota dan Dewan Racana Pasal 46
Musyawarah Luar Biasa
Pasal 42 1. Musyawarah Luar biasa diselenggarakan jika terjadi pelanggaran adat
Rapat Koordinasi oleh Ketua Racana
1. Rapat koordinasi diselenggarakan guna menyampaikan hasil teknis 2. Musyawarah Luar biasa dapat dilaksanakan jika:
pelaksanaan kegiatan racana a. Diajukan oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah Dewan Racana, dan
2. Rapat koordinasi diselenggarakan jika diperlukan atau
b. Diajukan oleh sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota racana yang
aktif.
BAB X 3. Musyawarah Luar biasa dilakukan hanya untuk mengganti Ketua
ATURAN TAMBAHAN Racana terpilih, dengan kebijakan organisasi dan program kerja sesuai
dengan periode yang sedang berjalan.
Pasal 43 4. Musyawarah Luar Biasa dipimpin oleh Pemangku Adat
Adat Pergaulan Racana 5. Hasil Musyawarah Luar Biasa diajukan kepada Majelis Pembimbing
Tata Pergaulan racana senantiasa menjunjung tinggi moral dan etika untuk di-SK kan oleh pemangku adat
pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Darma Gerakan
Pramuka.
Pasal 47
Pasal 44 Lampiran-Lampiran
Sikap 1. Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu dilengkapi
Sikap pada saat pembacaan Sandi Racana : dengan lampiran
1. Untuk Putera berdiri sikap sempurna tangan kanan mengepal diletakkan 2. Lampiran-lampiran dalam Adat Racana Universitas Telkom
pada dada sebelah kiri dengan memegang ujung hasduk dan kepala ,merupakan bagian yang tak terpisahkan
menunduk
2. Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna tangan kanan mengepal diletakkan
pada dada sebelah kiri dan kepala menunduk.
9
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
BAB XI
ATURAN PERALIHAN
Perubahan Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu hanya
dapat dilakukan pada Musyawarah Racana atau Lokakarya Adat
BAB XII
PENUTUP
Pasal 48
Pelaksanaan Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu
Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu dilaksanakan oleh
seluruh Warga Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu
Pasal 49
Pengesahan Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu
Adat Racana Tumenggung Wiraangunangun-Nyai Prabu ini ditetapkan dalam
Musyawarah Racana III
Ditetapkan di : Bandung
Pada tanggal : 2 Desember 2018
Pukul : 17.45 WIB
PIMPINAN SIDANG
ttd
10
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
LAMPIRAN
Kehormatan dan kesucian kami tertanam dalam ikrar yang suci. Ikrar takwa
kepada Tuhan dan ikrar setia dalam satya dan dharma Pramuka, yang tertanam
kuat dalam hati, pikiran dan penyelarasan terhadap perbuatan.
Kedewasaan kami terukir dalam pusaka racana kami. Pandu yang sopan dan
ksatria adalah ukiran ketangguhan mental kami, tersusun kuat dalam untaian
jiwa dan janji kami, janji suci akan pikiran, perkataan dan perbuatan.
Dengan tangan kami, akan selalu kami bangun monumen jiwa bakti kami.
Janji Setia, Siap, Sedia akan terus hidup di tengah kehidupan bermasyarakat.
Menjaga kehormatan dan kesetiaan dengan semangat membara. Enggan
berbalik dan berbelok arah sebelum sampai pada tujuannya, itulah kehendak
kami, perintis pemersatu pandu setia ibu pertiwi.
Kekuatan racana berada dalam genggaman perilaku yang kami amalkan. ARTI DAN MAKNA LAMBANG RACANA
Berwawasan luas serta berperan dalam perkembangan teknologi merupakan
cerminan diri kami. - warna dasar biru pada lingkaran menandakan pengetahuan yang luas
Setia mengabdi dan berbakti terhadap pramuka dan racana adalah janji kami. dan ikatan yang berkesinambungan antar sesama civitas academica
Berani, bertanggung jawab dan dapat dipercaya adalah adat kami. KBM Universitas Telkom.
Rela menolong tanpa pamrih adalah kebiasaan kami. - Nama racana dicantumkan pada lingkaran biru menandakan bahwa
Disiplin. hemat dan cermat tersusun rapi dalam kesahajaan kami. pramuka berada di dalamnya.
Dusta, ingkar janji, dan berkhianat adalah pantangan bagi kami. - Dua buah Kujang merupakan simbol dari ciri khas masyarakat sunda
Raga dan nusantara ini akan menjadi satu lewat seorang pandu dengan dan Jawa Barat sekaligus pusaka racana. Dua buah kujang
semangat pramuka. Semangat kesetiaan pembangun jiwa yang senantiasa menandakan adanya dua buah satuan yaitu satuan racana putera dan
nyata membara. Setiap jengkal kami menapak, setiap langkah kami berjalan satuan racana puteri.
selalu membekalkan kebaikan. Kebaikan cinta dan cita akan sesama.
11
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
PANJI RACANA
12
Adat Racana Tumenggung Wira Angunangun-Nyai Prabu
Sangsi adat dapat diberlakukan kepada setiap anggota dan pengurus dewan
racana dikarenakan tindakan indisipliner berupa:
- Ketidakhadiran warga racana pada kegiatan racana
- Kelalaian terhadap tanggung jawab dan kewajiban yang bekenaan
dengan kegiatan racana
- Pelanggaran norma yang tidak sesuai dengan dharma dan satya
pramuka
- Tindakan yang mengakibatkan pencemaran nama baik racana
pramuka Universitas Telkom
Sangsi adat ditetapkan oleh dewan adat terhadap tindakan indisipliner yang
dilakukan berdasarkan keputusan sidang adat.
Tambahan:
a. Ketidakhadiran pada rapat mingguan selama 4 minggu berturut-turut
akan diberikan teguran pertama secara lisan ataupun tulisan oleh
pemangku adat, apabila tidak diindahkan setelah 2 minggu maka akan
dilakukan sidang adat.
b. Ketidakhadiran pada Musara tidak dapat ditolerir yang menyebabkan
diselenggarakannya sidang adat.
c. Ketidakhadiran pada rapat koordinasi menyebabkan pemberian sangsi
SLAYER RACANA sesuai dengan kebijakan pemangku adat atau Ketua Dewan Racana.
d. Sangsi dapat ditetapkan berdasarkan keputusan sidang adat.
13