Anda di halaman 1dari 9

Pasal 3

Musyawarah Racana menetapkan Garis-Garis Besar Haluan


Racana, tata adat, menerima dan mengesahkan Laporan Pertanggung
Jawaban pengurus Dewan Racana pada masa itu serta memilih Presidium
Sidang, Pemangku Adat dan Ketua Dewan Racana Hasan Basri dan Galuh
Diang Bulan masa bakti selanjutnya.
GERAKAN PRAMUKA
RACANA HASAN BASRI DAN GALUH DIANG BULAN
PANGKALAN POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN BAB III
GUGUS DEPAN 02.759 – 02.760 KINERJA DAN TUGAS DEWAN RACANA
Pasal 4
GARIS-GARIS BESAR HALUAN RACANA Ketua Dewan Racana
1. Hak Ketua Dewan Racana
- Memiliki wewenang penuh atas kegiatan dewan Racana
BAB I - Berhak mengambil keputusan akhir dalam musyawarah
BENTUK & KEDAULATAN
- Berhak memimpin dan mengelola dewan Racana
Pasal 1
1. Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan adalah organisasi 2. Kewajiban Ketua Dewan Racana
Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi yang berada di bawah - Mengelola seluruh kegiatan kepramukaan di Racana
naungan Politeknik Negeri Banjarmasin. - Mengetahui seluk beluk dewan Racana
2. Kedaulatan berada ditangan warga Racana dan dilakukan - Bertanggung jawab penuh atas anggotanya
sepenuhnya dalam musyawarah Racana.
- Bersama dengan seluruh anggota dewan Racana dalam
pelaksaan tugas pokok dewan Racana
BAB II
MUSYAWARAH RACANA 3. Kekuasaan Ketua Dewan Racana
Pasal 2 - Ketua Dewan Racana memegang kekuasaan tertinggi dalam
1. Peserta Musyawarah Racana terdiri dari seluruh anggota Racana
Musyawarah Racana.
yang hadir dan ditetapkan dalam tata tertib musyawarah Racana.
2. Musyawarah Racana diselenggarakan pada akhir periode - Dalam melakukan kewajibannya Ketua Dewan Racana
kepengurusan. dibantu oleh Sekretaris dan Bendahara Dewan Racana serta
3. Segala keputusan Musyawarah Racana ditetapkan dengan cara struktural di bawahnya.
musyawarah mufakat dan apabila tidak tercapai kata sepakat maka
dilaksanakan voting.
- Ketua Dewan Racana mengangkat dan menetapkan posisi a. Sumpah Pemangku Adat Racana Hasan Basri dan Galuh
struktur kepengurusan yang berada di bawahnya dengan Diang Bulan “Saya bersumpah akan memenuhi kewajiban
usulan para anggotanya. sebagai Pemangku Adat Racana Hasan Basri dan Galuh Diang
Bulan dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang
teguh tata adat dan garis-garis besar haluan racana dengan
Pasal 5 selurus-lurusnya serta berbakti pada racana.”
Sekretaris b. Sumpah Ketua Dewan Racana Hasan Basri dan Galuh Diang
Sekretaris dewan Racana adalah bagian yang melaksanakan Bulan “Saya bersumpah akan memenuhi kewajiban sebagai
mekanisme administrasi kesekretariatan yang berkenaan dengan dewan Ketua Dewan Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan
dan anggota Racana serta mewakili dewan Racana dan KDR jika dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh
berhalangan. tata adat dan garis-garis besar haluan racana dengan selurus-
lurusnya serta berbakti pada racana.”
Pasal 6
Pasal 9
Bendahara
Ketua Dewan Racana yang terpilih memberi tanda jasa, kepada
1. Memegang dan mengelola harta kekayaan organisasi berupa uang, Dewan Racana yang sudah berakhir masa periode jabatannya.
inventaris, dan lainnya
2. Mengeluarkan uang sesuai dengan keperluan berdasarkan
persetujuan KDR BAB V
3. Membuat laporan keuangan rutin bulanan, triwulan, dan tahunan PEMANGKU ADAT
Pasal 10
1. Pemangku adat adalah warga Racana.
Pasal 7 2. Pemangku adat melakukan tugasnya sesuai dengan tata adat.
Jika Ketua Dewan Racana berhenti atau tidak dapat melakukan
kewajibannya dalam masa jabatannya maka ia diganti oleh Sekretaris
Dewan Racana melalui MUSYAWARAH LUAR BIASA. BAB VI
HAK KEUANGAN
Pasal 11
BAB IV Anggaran pendapatan dan belanja racana ditetapkan melalui
SUMPAH DAN JANJI JABATAN musyawarah dewan Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan. Apabila
Pasal 8 anggota Racana tidak menyetujui anggaran yang diusulkan oleh Ketua
Sebelum memangku jabatan sebagai Pemangku Adat dan Ketua Dewan Racana, maka Ketua Dewan Racana Hasan Basri dan Galuh Diang
Dewan Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan, calon Pemangku Bulan menjalankan anggaran masa bakti sebelumnya.
Adat dan Ketua Dewan Racana yang terpilih harus bersumpah atau
berjanji dengan sungguh-sungguh sebagai berikut:
BAB VII Pasal 16
ANGGOTA TANDA JABATAN
Pasal 12 Tanda jabatan adalah suatu tanda yang diberikan kepada semua
1. Penerimaan anggota baru dilaksanakan sedikitnya satu kali dalam pengurus dewan Racana.
satu periode masa bakti Dewan Racana Hasan Basri dan Galuh
Diang Bulan.
2. Anggota Racana memiliki hak untuk berserikat dan berkumpul, Pasal 17
serta mengeluarkan pikiran secara lisan maupun tulisan. BADGE RACANA
3. Pembahasan secara keseluruhan yang terkait dengan anggota 1. Badge Racana hanya diperkenankan untuk dipakai oleh Anggota
ada pada AD/ART. racana yang telah dilantik menjadi dewan racana Hasan Basri dan
Galuh Diang
BAB VIII 2. Badge Racana dikenakan di lengan sebelah kiri seragam pramuka.
KESEJAHTERAAN SOSIAL
Pasal 13
Badan Usaha Racana dijalankan bersama demi mencapai BAB X
kesejahteraan seluruh warga racana (jika memiliki Badan Usaha Racana). PERUBAHAN GARIS - GARIS BESAR HALUAN RACANA
Pasal 18
BAB IX 1. Untuk mengubah Garis-garis Besar Haluan Racana harus melalui
ATRIBUT RACANA musyawarah Racana.
Pasal 14 2. Hasil Keputusan diambil melalui musyawarah mufakat dan
BENDERA RACANA apabila tidak tercapai kata sepakat maka dilaksanakan dengan
Bendera Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan adalah suara terbanyak atau voting.
bendera yang mempunyai warna dasar biru dan di tengahnya terdapat
lambang Racana. Pembahasan secara keseluruhan yang terkait dengan
lambang Racana ada pada AD/ART.

Pasal 15
LAMBANG RACANA
Lambang Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan ialah
lambang yang mempunyai makna dan tujuan racana tertentu.
GERAKAN PRAMUKA Pasal 4
RACANA HASAN BASRI DAN GALUH DIANG BULAN Komponen Adat
PANGKALAN POLITEKNIK NEGERI BANJARMASIN 1. Nama Racana Putra digunakan dari nama Pahlawan Kalimantan
GUGUS DEPAN 02.759 – 02.760 Selatan yaitu Hasan Basri dan nama Racana Putri digunakan dari
nama Tokoh wanita asal Kalimantan Selatan yaitu Galuh Diang
TATA ADAT RACANA Bulan.
2. Motto Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan adalah “Waja
Pasal 1 Sampai Kaputing”
Pengertian 3. Sandi Racana adalah “Dalas Jadi Harang Jadi Habu, Manyarah
Tata Adat Racana adalah seperangkat sistem nilai yang Makaam Kahada”
berlaku sebagai dasar dalam pergaulan sehari-hari, ikatan rasa 4. Lambang Racana terdiri dari badge Racana yang dikenakan pada
persaudaraan dan semangat bakti dalam menyelenggarakan suatu lengan kiri pakaian seragam Pramuka Dewan Racana (pemakaian
kegiatan, acara dan agenda yang merupakan ciri khas Pandega. bedge racana di luar pakai seragam pramuka tidak diperkenankan).
. 5. Penggunaan bendera merah putih, bendera wosm, bendera tunas,
Pasal 2 bendera racana hasan basri dan galuh diang bulan di dalam
Maksud dan Tujuan kegiatan, acara dan agenda.
1. Tata Adat sebagai pedoman pembinaan dan pembimbingan, 6. Pusaka adat digunakan pada upacara adat dan dipelihara oleh
pembelajaran dan pelatihan serta pengembangan di Racana. Pemangku Adat, pusaka adat yang digunakan yaitu:
2. Tata Adat untuk membentuk Dewan Racana sebagai wadah a. Pusaka adat hasan basri adalah Mandau posisi di pinggang
pembinaan pramuka pandega perguruan tinggi dan pengembangan sebelah kiri, tangan kiri memegang warangka dan tangan
kemampuan berorganisasi bagi anggota Racana sehingga menjadi kanan memegang hulu Mandau.
kader pemimpin dalam pembangunan bangsa. b. Pusaka adat galuh diang bulan adalah belati posisi di depan
3. Tujuan Tata Adat adalah untuk meningkatkan persaudaran dan perut sebelah kiri,tangan kiri memegang warangka dan tangan
ikatan antara anggota Racana agar terwujudnya pembinaan dan kanan memegang hulu belati.
pengembangan di Racana. 7. Pakaian Pemangku Adat Racana Hasan Basri berupa laung
( Maksud dari pasal 2 termasuk dalam poin 1) (diikatkan ke kepala) dan sarung khas Banjar (kain sasirangan)
dan Pakaian Pemangku Adat Racana Galuh Diang Bulan berupa
Pasal 3 pakaian wanita banjar berwarna merah dan selendang dan kain
Landasan Dasar Tata Adat Racana sasirangan yang digunakan pada Upacara Adat dan Sidang Adat
Landasan Dasar Tata Adat Racana yang berdasarkan pada Anggaran Dasar serta dipelihara oleh Pemangku Adat Putra dan Putri.
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka serta Pedoman Umum
Organisasi Kemahasiswaan tingkat Perguruan Tinggi. Pasal 5
Upacara Adat
1. Upacara penerimaan dan pengukuhan anggota baru.
2. Upacara pengukuhan Pramuka Pandega.
3. Upacara pelantikan pengurus Dewan Racana. Pasal 8
4. Upacara serah terima jabatan. Pemangku Adat
5. Upacara pengiriman utusan/delegasi dalam hal kepramukaan. 1. Pemangku Adat adalah penanggung jawab terhadap hal-hal yang
6. Upacara kegiatan Racana lainnya yang tidak termasuk dalam berkaitan dengan pelaksanaan Tata Adat Racana.
lima poin diatas. 2. Permangku Adat dipilih melalui Musyawarah Racana.
3. Apabila Pemangku Adat Putra dalam pelaksanaan tugasnya
Pasal 6 berhalangan hadir maka perlu dilakukan koordinasi agar dapat
Musyawarah diwakilkan oleh pemangku adat putri dan sebaliknya.
1. MUSRA (Musyawarah Racana) adalah musyawarah yang 4. Apabila Pemangku Adat putra dan putri dalam pelaksanaan
dilaksanakan dalam rangka pertanggungjawaban Dewan tugasnya tidak dapat hadir maka dilakukan koordinasi agar dapat
Racana dan pemberhentian kepengurusan sebelumnya serta dimandatkan kepada Ketua Dewan Racana.
pembentukan Dewan Racana periode berikutnya.
2. MUSWAN (Musyawarah Dewan) adalah musyawarah yang Pasal 9
dilaksanakan apabila ada hal- hal yang dianggap perlu. Keanggotaan
Contohnya evaluasi perbulan dan evaluasi pertiga bulan. 1. Tamu racana adalah orang yang masih dalam masa percobaan
3. MUSLUB (Musyawarah LuarBiasa) dilaksanakan apabila dan belum dilantik sebagai warga racana.
ada hal-hal yang sifatnya mendesak dan perlu ditindaklanjuti. 2. Anggota Racana adalah seluruh anggota Racana yang telah
dilantik satu kali.
Pasal 7 3. Dewan Racana adalah seluruh anggota Racana yang telah
Dewan Presidium dilantik dua kali.
Dewan Presidium adalah Presidium terpilih pada MUSRA 4. Purna adalah Anggotar Racana yang telah menyelesaikan
(Musyawarah Racana) dimasa kepengurusan periode tersebut pendidikannya di Politeknik Negeri Banjarmasin dan bagi
sebanyak 3 orang ditambah dengan Ketua Dewan Racana Hasan Purna yang apabila melanjutkan pendidikan kembali di
Basri dan Galuh Diang Bulan serta Pemangku Adat Racana Hasan Politeknik Negeri Banjarmasin, maka statusnya kembali
Basri dan Galuh Diang Bulan yang terpilih pada saat MUSRA. menjadi Warga Racana.
Adapun tugas dan wewenang dalam MUSRA adalah :
1. Menerima dan mempelajari usulan dari setiap warga racana Pasal 10
untuk melakukan sidang dengan alasan yang jelas. Hak dan kewajiban Anggota
2. Melaksanakan sidang apabila ada sesuatu hal yang perlu dan 1. Tamu Racana
mendapat persetujuan lebih dari setengah warga racana. a. Tamu Racana wajib menaati tata adat dan aktif di Racana
3. Meminta laporan pertanggung jawaban Dewan Racana. minimal dua bulan serta mengikuti kegiatan yang ada di
Racana.
b. Tamu Racana berhak dilantik dan dikukuhkan menjadi
warga Racana setelah aktif di Racana minimal tiga bulan
dan dianggap layak oleh Dewan Racana.
c. Tamu Racana hanya diperbolehkan mengikuti kegiatan 2. Setiap anggota apabila mendapat dukungan sekurang kurangnya 50%
internal maupun eksternal yang kapasitasnya dalam + 1 warga racana melalui MUSLUB.
lingkup Politeknik Negeri Banjarmasin dan tidak
diperbolehkan mengikuti kegiatan diluar lingkup tersebut Pemberhentian dapat dilakukan dan diusulkan oleh:
(sebagai delegasi dengan pengecualian sesuai kesepakatan 1. Dewan Racana kepada Warga Racana dan Tamu Racana apabila
dewan adat). terdapat pelanggaran atau pencemaran nama baik Racana dengan
mendapat persetujuan sekurang kurangnya 50% + 1 Warga Racana
2. Warga Racana melalui MUSLUB.
a. Warga Racana wajib menggunakan kode kehormatan dan 2. Dewan Racana kepada Warga Racana dan Tamu Racana apabila
mentaati tata adat yang berlaku di Iingkungan Racana. selama 3 bulan berturut-turut tidak pernah aktif di Racana tanpa ada
b. Warga Racana wajib mengikuti seluruh kegiatan yang ada alasan yang kuat.
di Racana; kecuali dengan alasan yang penting dan Pasal 13
mendesak Sidang Adat
c. Warga Racana yang telah dilantik berhak mendapat Kartu Sidang Adat adalah sidang yang terdiri dari 2 (dua) unsur yaitu Perjalanan
Tanda Anggota (KTA) Pramuka dan Surat Keputusan Adat dan Sidang Adat untuk menentukan Tamu Racana menjadi Warga
(SK) Keanggotaan. Racana.
1. Sidang Adat dipimpin oleh Pemangku Adat didampingi oleh
3. Anggota Kehormatan berhak memberikan masukan dan saran Ketua Dewan Racana Hasan Basri dan Galuh Diang Bulan.
kepada Racana apabila diminta. 2. Sidang adat dilakukan pada kegiatan Penerimaan Anggota Baru.
3. Peserta Sidang Adat adalah Tamu Racana.
Pasal 11 4. Peserta Sidang “WAJIB” menggunakan pakaian seragam
Partisipan Racana pramuka.
Partisipan adalah orang yang membantu dalam bentuk materi ataupun
material di dalam kegiatan Racana tanpa adanya permintaan atau paksaan SIDANG ADAT
dan pihak manapun tetapi tidak diperbolehkan mengikuti kegiatan internal
Racana. Terdiri dan perjalanan adat dan Sidang adat:
1. Perjalanan Adat
Pasal 12  Setelah calon tamu racana dikumpulkan maka pendamping
Resufle Dan Pemberhentian Anggota perjalanan adat melakukan persiapan dengan merapikan barisan
Resufle dapat dilakukan dan diusulkan oleh: dan menutup mata masing masing calon tamu racana dengan kain
1. Dewan Racana. Apabila terjadi pelanggaran, ketidak harmonisan dan atau sejenisnya dan mendampingi dalam melakukan perjalanan
kevakuman dalam kepengurusan maupun keanggotaan dengan adat, diantaranya:
mendapat persetujuan sekurang kurangnya 50% + 1 Warga Racana 1) Bentuk barisan berbanjar yang terhubung dengan tangan
melalui MUSLUB. dipundak, perjalanan diintruksikan oleh pendamping.
2) Masing-masing calon tamu melakukan perjalanan dengan 5) Apabila 4 (empat) hal diatas dilanggar maka akan dikeluarkan dari
arah yang berbeda sesuai dengan intruksi pendamping. persidangan oleh pemangku adat.
 Melakukan persiapan Sidang adat 6) Diharapkan kepada seluruh Warga Racana dan Anggota
Kehormatan mengikuti Sidang Adat dengan baik.
2. Sidang Adat 7) Sidang adat harus selesai sebelum matahari terbit.
Setelah calon tamu racana di tempatkan ke tempat yang baik dan 8) Saat sidang adat diharuskan menggunakan bahasa banjar
sesuai maka sidang adat dapat dimulai. Adapun kegiatan sidang adat
adalah:
1) Pelaksana sidang mempersiapkan peralatan sidang.
2) Pemangku Adat menggunakan perlengkapan adat.
3) Sidang adat dapat dirnulai dengan dipimpin pemangku adat.
4) Pemangku adat melepaskan mandau dari pada warangkanya UPACARA ADAT
dengan mengucap “Lamun mandau ini ku cabut daripada “WAJA SAMPAI KAPUTING”
warangkanya, maka berlakulah Adat Waja Sampai
Kaputing. Dalas Jadi Harang Jadi Habu, Manyarah 1. Pemimpin Adat mengambil tempat (menghadap Pembina
Makaam Kahada. Haram Manyarah Waja Sampai Upacara)
Kaputing” 2. Peserta Upacara Adat di siapkan oleh pemimpin adat.
5) Sidang adat telah dibuka dan pemangku adat memberikan 3. Laporan Pemimpin Adat kepada Pembina Upacara Adat
kesempatan kepada setiap peserta sidang adat untuk 4. Pemimpin Adat menuju ke batang penancapan Pusaka Adat (balik,
melakukan dan memberikan pendapat tentang calon tamu menghadap ke arah pembina Upacara adat)
racana. 5. Pernimpin Adat mengenakan perlengkapan Adat
6) Menarik kesimpulan dan beberapa pendapat dengan 6. Pemimpin Adat berkata:
musyawarah dan mufakat. “Lamun Mandau ini ku cabut daripada warangkanya, maka
7) Memberikan keputusan tentang hasil sidang adat. berlakulah Adat Waja Sampai Kaputing. Dalas Jadi Harang
8) Menutup dan membubarkan sidang adat. Jadi Habu, Manyarah Makaam Kahada ”
9) Pemangku Adat melepas perlengkapan adat. 7. Pemimpin Adat mencabut Pusaka Adat dan warangkanya
(mengacungkan ke atas sambil memandang ke ujung mandau)
Hal-hal yang harus diperhatikan pada saat pelaksanaan sidang adat yaitu: 8. Pembacaan Sandi Racana (Waja Sampai Kaputing).
1) Dilarang merokok 9. Pusaka Adat ditancapkan ke batang penancapan (Pemimpin Adat
2) Dilarang berkata-kata kotor dan tidak pantas mengucapkan amsal racana “Haram Manyarah Waja Sampai
3) Dilarang melakukan kontak fisik dalam bentuk kekerasan saat Kaputing”
sidang adat berlangsung. 10. Pemimpin Adat meletakkan kembali perlengkapan Adat
4) Bagi seluruh warga racana maupun anggota kehormatan dilarang 11. Laporan Pemimpin Adat kepada Pembina Upacara Adat
membocorkan jalannya sidang adat kepada calon tamu racana. 12. Pemimpin Adat kembali ke tempat semula
Catatan: dipimpin oleh Dewan Presidium serta dihadiri lebih dan setengah Warga
 Posisi upacara bentuk bersap dan susunan upacara tidak perlu Racana. Bila MUSLUB tidak dihadiri lebih dan setengah Warga Racana,
diucapkan. maka akan diberikan dispensasi waktu 3x30 menit oleh Dewan Presidium
 Pada saat pembacaan sandi racana semua peserta upacara putra untuk rnenunggu dan mengumpulkan peserta, apabila tetap tidak
mengambil ujung kacu dan ditempatkan di dada sebelah kiri tepat terkumpul maka MUSLUB akan tetap diadakan dengan Warga Racana
pada jantung, peserta putri mengaitkan kedua tangan di depan yang hadir.
dada.

Pasal 14 Pasal 17
Sanksi Adat
1. Pemangku Adat melalui Sidang Adat mempunyai wewenang Penutup
memberikan sanksi terhadap pelanggaran Adat dengan 1. Garis Besar Haluan Racana ini dibahas pada saat Musyawarah
memberikan peringatan secara lisan atau tertulis. Racana
2. Apabila Pernangku Adat melakukan pelanggaran, sanksi akan 2. Garis Besar Haluan Racana ini menjadi pedoman selama 1
diatur melalui Musyawarah Luar Biasa (MUSLUB). Periode.
3. Ketentuan yang telah ditetapkan tidak bisa diganggu gugat.
Pasal 15 4. Hal-hal yang belum diatur dalam GBHR ini akan diatur lebih
Kehormatan Adat lanjut oleh UKM Pramuka Politeknik Negeri Banjarmasin.
1. Pemangku Adat berhak mengusulkan dan memberikan tanda 5. Jika ada kesalahan penulisan redaksi dalam GBHR maka dapat
kehormatan bagi anggota Racana Hasan Basri dan Galuh ditinjau kembali sebelum sidang penutup.
Diang Bulan yang berjasa dan membawa nama baik Racana 6. Setelah palu sidang penutup disahkan maka poin 5 tidak berlaku
melalui Sidang Adat. lagi.
2. Pemangku adat wajib menjaga tata adat yang telah dibuat dan Ditetapkan di : Politeknik Negeri Banjarmasin
disepakati dalam Musyawarah Racana maupun Musyawarah Pada Hari / Tanggal :
Luar Biasa. Pukul :
3. Pemangku adat wajib melestarikan budaya adat di racana dan
menjaga perlengkapan adat.
MUSYAWARAH RACANA KE - V
Pasal 16 TAHUN 2020
Lain-lain PRESIDIUM SIDANG
Hal-hal yang belum tercantum dalam keputusan ini atau ada
sesuatu yang mengharuskan adanya amandemen terhadap keputusan ini,
maka dapat dilakukan melalui Musyawarah Luar Biasa serta diketahui dan Presidium Sidang I Presidium Sidang II Presidium Sidang III

Anda mungkin juga menyukai