Sebagai salah satu lembaga UKM kampus yang mempunyai garis komando langsung
dari Rektor selaku Mabigus namun tetap pada tatanan aturan kelembagaan dimana Racana
merupakan lembaga UKM yang tetap menjalin kerjasama dengan DEMA, dan UKM lainnya
sebagai suatu bentuk penghargaan kepada kelembagaan kampus dan sebagai satu bentuk
pengamalan Trisatya dan Dasadarma Pramuka. Sebagai wadah untuk para
Pandega yaitu Racana, dimana para pandega dapat mengembangkan dirinya. Pramuka
pandega merupakan kader pemimpin yang dipersiapkan untuk mengabdikan diri dalam
masyarakat melalui, pembinaan keterampilan dan kepemimpinan di organisasi gerakan
pramuka salah satu bentuk pembinaan itu adalah dengan menyusun tata adat racana dalam
rangka menciptakan keteraturan administrasi dan kelancaran pelaksanaan kegiatan di racana,
khususnya hal-hal yang berhubungan dengan tradisi kepandegaan
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat sebuah tata adat racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandi sebagai aturan yang khas yang diberlakukan dalam satuan pandega tidak
dimaksudkan menyimpang dari peraturan umum tentang kepandegaan baik itu Anggaran
Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Undang Undang Gerakan Pramuka No.12 Tahun 2010,
Keputusan Kwartir Nasional, maupun aturan lainnya yang berkaitan dengan Kepramukaan.
Karena tata adat racana sebagai bagian dari tradisi pandega merupakan landasan bagi
pramuka pandega selaku anggota racana dalam melaksanakan tugas-tugasnya tetap berada
pada jalur yang benar. dengan Pemangku Adat yang bertugassebagai pengontrol kode etik
yang tersirat dalam kode kehormatan Gerakan Pramuka atau ketentuan-ketetntuanyang sudah
dibuat oleh Racana.
Dengan demikian diusahakan adat yang berlaku bersifat fleksibel dan baku, sehingga
dapat mencegah dan meluruskan suatu yang menyimpang dari ketentuan janji moral Gerakan
Pramuka
BAB I
Pasal 1
Pasal 2
Ketentuan
Membuat ketentuan adat Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi adalah secara lisan dan
tertulis. Membuat buku saku/panduan yang menjadi pegangan pemangku adat yang berisi
adat racana atau etika keseharian yang harus diterapkan oleh seluruh anggota gudep.
BAB II
NAMA RACANA
Pasal 3
Penamaan Racana
1. Nama racana merupakan manifestasi jati diri dan karakteristik racana yang dipilih dari
nama figur pahlawan,pewayangan ataupun tokoh keagamaan yang dijadikan teladan
Pasal 4
Nama racana dipergunakan sebagai identitas racana, baik untuk kepentingan interen maupun
eksteren racana sesuai dengan system administrasi yang berlaku dalam organisasi Gerakan
Pramuka
Pasal 5
Lambang Racana
Pasal 6
Pusaka Racana
Pasal 7
Bendera Racana
1. Bendera Racana adalah bendera kebesaran Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi Gugus
depan 03.167-03.168 pangkalan STAI AL-QODIRI JEMBER
Sandi Racana
1. Sandi Racana adalah Kode Etik Adat Racana dan kebesaran Racana Kusuma Dilaga dan
Woro Srikandi
Pasal 9
Adat Racana
Pasal 10
1. Bentuk Pakaian Adat Racana Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi Berupa pakaian yang
bercirikan adat khas pewanyangan
a. Menerima tamu dari Racana lain (Gugusdepan lain) dalam acara resmi
Pasal 11
Tata Cara Penerimaan Tamu Kunjungan dari Racana lain yang resmi
2. Laporan KDR Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi (Penerima Tamu) kepada Pemangku
Adat
3. Bunyi laporan sebagai berikut : Penerima Tamu : “Lapor Istana Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandi kedatangan tamu”.
Pemangku Adat : “Jika tamu tersebut ingin bertamu dengan I’tikad baik maka, kami akan
menerima dengan syarat harus mengikuti seluruh rangkaian Adat Racana”, Penerima Tamu :
“Mereka Dengan Izin Ilahi Bersedia menerimanya”,
Pemangku Adat : “Dengan kebesaran hati seluruh penghuni Istana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandi mempersilahkan Tamu masuk”.
4. Secara bergiliran tamu mensucikan diri dengan air Suci yang bersumber dari Air Bunda
(penyucian dilakukan oleh petugas).
5. Tamu beriringan memasuki gerbang menuju pintu masuk ruangan (ruang upacara).
8. Tamu menempati ruangan dengan dibawa pemangku adat barisan paling ujung belakang
kanan dan kiri para tamu dengan diikuti anggota Gudep 03.167-03.168 di belakang kanan
tamu.
11. Apabila ada pembicaraan, pembahasan maka pelaksanaan diserahkan pada koordinator
upacara.
Pasal 12
3. PA mengambil tempat
8. Prosesi pengukuhan
12. Do’a
Pasal 13
3. Posisi pembawa pusaka (PA) berada ditengah depan barisan, membawa pusaka dengan
dibungkus kain putih tertutup keseluruhan
6. Setelah Pembina menerima laporan PA, kemudian PA pindah ke samping kanan dan kiri
Pembina, dan Anggota dilepas oleh Pembina.
Pasal 14
2. Persiapan pelantikan
3. Laporan
13. Laporan
Pasal 15
Adat istiadat racana merupakan seperangkat system nilai yang diberlakukan sebagai pedoman
dalam bersikap, berbuat dan bertingkah laku, di dalam maupun di luar racana
Pasal 16
1. Adat istiadat racana berisi seperangkat aturan dan sanksi adat untuk menjaga nama baik
racana dan mengatur pelaksanaan kegiatan racana
2. Segala peraturan adat istiadat harus ditaati dan dilaksanakan oleh seluruh warga racana
sebagaimana yang tertera dalam lampiran.
3. Penyimpangan dari ketentuan adat istiadat di kenakan sanksi sesuai dengan jenis
pelanggaran
Pasal 17
1. Pengawasan terhadap pelaksanaan adat istiadat racana dilakukan oleh pemangku adat
2. Pemberian sanksi untuk pelanggaran ringan yang dilakukan anggota racana berhak
diberikan olah pemangku adat dan boleh didelagasikan kepada anggota dewan lainnya
dengan izin dari pemangku adat.
3. Pemberian sanksi untuk pelanggaran berat diputuskan melalui sidang dewan kehormatan
Racana.
BAB IV
KEANGGOTAAN
Pasal 18
1. Calon Anggota
a. Calon Anggota Gudep Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi Pangkalan STAI AL-
QODIRI JEMBER wajib mendaftar diri pada Dewan Racana dengan syarat yang telah
ditentukan.
b. Sebelum menjadi Anggota Gudep, secara resmi calon anggota dianggap sebagai Tamu
Gudep, dan wajib mengikuti Orientasi Kepramukaan (OK) yang dilaksanakan oleh sangga
kerja.
c. Tamu gudep yang telah mengikuti Orientasi Kepramukaan (OK) tetapi tidak mengikuti
pelantikan belum bisa diterima menjadi Anggota Gudep.
d. Tamu gudep yang mengikuti Orientasi Kepramukaan (OK) dan dilantik otomatis telah
menjadi Tamu Racana.
e. Tamu Gudep yang belum dilantik dapat mengikuti kegiatan mingguan, tetapi belum
berhak menggunakan Bagde Lokasi Gudep. Namun mereka wajib mengikuti pelantikan
berikutnya.
a. Tamu racana yang telah mengikuti Pengukuhan Anggota Racana (PAR) dan
dikukuhkan
b. Tamu Racana dari Kampus lain yang telah memiliki Izin dari pimpinan kampusnya
dengan membawa bukti perizinan dan telah di terima oleh KDR beserta Pemangku Adat.
Pasal 19
Hak Anggota
d. Dipilih dan memilih dalam MUSDEGA untuk anggota racana, dan memilih untuk
anggota Gudep
i. Mengenakan pakaian, atribut dan tanda jabatan gerakan pramuka sesuai dengan
ketentuan
Pasal 20
Kewajiban Anggota
1. Seorang anggota yang tidak bisa mengikuti kegiatan atau menghadiri pertemuan harus
memberitahukan baik secara tertulis maupun lisan dengan alasan yang dapat dipertanggung
jawabkan kepada Dewan Racana.
2. Setiap anggota wajib mengikuti latihan pada hari-hari yang telah ditentukan, bila
diperlukan latihan tambahan oleh Anggota Dewan Racana maka harus dengan sepengetahuan
Dewan Racana.
3. Setiap melakukan kegiatan harus dijiwai dengan Tri Satya dan Dasa Dharma.
4. Setiap anggota wajib bekerja sama dan berkonsultasi dengan yang lebih berpengalaman
demi tercapainya tujuan yang telah diinginkan.
5. Setiap anggota wajib menghormati sesama anggota dan dalam setiap kegiatan resmi saling
memanggil “KAK”.
Pasal 21
Kepindahan Anggota
1. Anggota Gudep dari Racana lain yang pindah ke Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi
harus melalui Adat Racana
2. Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi yang pindah ke Racana lain dilepas
melalui Adat Racana.
Pasal 22
Sangsi Anggota
sangsi :
Pembelaan Anggota
2. Pembelaan dilakukan dalam sidang Dewan Kehormatan yang dihadiri oleh seluruh Dewan
Racana dan Pemangku Adat.
Pasal 24
Hilangnya Keanggotaan
1. Meninggal dunia
2. Droup out
5. Yang sudah menikah (menyatakan tidak bisa aktif dalam keanggotaan secara tertulis
kepada Dewan Racana).
Pasal 25
Anggota Kehormatan
1. Anggota Gudep yang telah menyelesaikan studinya atau lulus pandega atau yang masih
aktif memberikan sumbangan saran dan nasehat kepada Anggota dan Dewan Racana.
2. Orang yang pernah berjasa bagi Gudep 03.167-03.168 Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandi
Pasal 26
3. Diharapkan memberi materi kegiatan bila diminta oleh Sangga Kerja atau Dewan Racana.
BAB V
DEWAN KEHORMATAN
Pasal 27
Pasal 28
1. Pembina pandega
2. Ketua Dewan racana
3. Pemangku adat
Pasal 29
2. Menindak segala perbuatan anggota racana yang melakukan pelanggaran berat berupa
pencemaran kehormatan Racana dan nama baik racana dengan memberikan sanksi adat.
3. Melantik anggota atau memberikan penghargaan atau tanda kehormatan atas prestasi atau
jasa anggota racana.
Pasal 30
1. Pelantikan anggota dan pemberian penghargaan atau tanda kehormatan dilaksanakan oleh
dewan kehormatan dalam bentuk upacara dan seminar dalam ruangan.
2. Kriteria dan penilaian untuk pemberian penghargaan atau tanda kehormatan dilaksanakan
melalui sidang dewan kehormatan atas usul pemangku adat atau anggota dewan lainnya.
3. Tanda penghargaan atau tanda kehormatan yang dianugerahkan dapat di ambil kembali,
apabila dikemudian hari anggota yang menerimanya melakukan pelanggaran berat yang
mencemarkan kehormatan dan nama baik racana.
BAB VI
PEMANGKU ADAT
Pasal 32
Pemangku adat adalah pimpinan utama Dewan racana secara struktur adat yang berwenang
dalam mengawasi jalannya adat istiadat.
Pasal 33
b. Diminta atau tidak diminta dapat memberikan pendapat kepada Dewan Racana
e. Mengesahkan hasil MUSDEGA (Tata Adat dan Tradisi Racana Kusuma Dilaga-Woro
Srikandi STAI AL-QODIRI JEMBER).
Pasal 34
Pendelegasian ( Wewenang )
1. Dalam sidang Dewan Kehormatan, pemangku adat dapat memimpin persidangan apabila
ketua Dewan racana berhalangan hadir atau ada pendelegasian wewenang dari ketua Dewan.
2. Pemangku adat dapat mendelegasikan wewenangnya kepada Ketua Dewan atau Anggota
Dewan lainnya dalam melaksanakan tugas pokoknya
BAB VII
Pasal 35
1. Purna Racana adalah anggota Racana yang telah menjalankan tugas baktinya di Racana,
dan bersedia di purna Racanakan dengan ketentuan telah menyelesaikan studinya dan atau
telah menikah dan selanjutnya disebut dewan kehormatan racana.
2. Pramuka Padega adalah calon Pandega yang telah memenuhi SKU Pandega dan dilantik
oleh pembina Gudep atau pembina lain yang diberi mandat untuk itu dengan tatacara yang
sesuai dengan ketentuan dalam Gerakan Pramuka.
3. Purna Pandega adalah anggota Racana yang telah menjalankan tugas baktinya sebagai
Pramuka Pandega di Racana dan ikut aktif dalam pembinaan Kepramukaan dan kepemudaan
serta telah mencapai usia 25 tahun dan telah di Purna Pandega akan selanjutnya dinyatakan
dewan kehormatan racana
Pasal 36
1. Hak
2. Kewajiban
BAB VIII
Pasal 37
Dewan racana adalah suatu badan atau wadah yang berfungsi untuk mengembangkan Racana
yang didalamnya terdapat beberapa aktifitas kegiatan Pandega.
Pasal 38
1. Dewan Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi terdiri atas Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
Bendahara serta Bidang-bidang.
2. Anggota Dewan Racana adalah anggota Racana yang telah mengabdi selama 1 periode
minimal telah mengikuti 2 semester dan telah dilantik sebagai Pandega atau dirasa mampu
mengemban tugas sebagai Dewan Racana.
3. Penggantian susunan dilakukan dalam Sidang Istimewa yang dihadiri oleh Anggota
Gudep.
4. Anggota Dewan Racana yang telah diwisuda harus tetap menyelesaikan masa bhaktinya
sampai LPJ di MUSDEGA selanjutnya
Pasal 39
1. Pembacaan Surat Keputusan pengangkatan Anggota Dewan Racana oleh petugas upacara.
4. Tanya jawab antara MABIGUS atau pembina dengan calon Dewan Racana yang akan
dilantik.
5. Mengucapkan Tri Satya (calon Anggota Dewan Racana memegang ujung bendera merah
putih dan diletakkan di dada sebelah kiri sedang yang lain memegang pundak secara
berangkai
BAB IX
Pasal 40
2. Mematuhi dan Mengamalkan Tri Satya dan Dasadarma dalam kehidupan sehari-hari.
5. Telah terdaftar sebagai Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi STAI AL-
QODIRI JEMBER
Pasal 41
2. Mematuhi dan Mengamalkan Tri Satya dan Dasadarma dalam kehidupan sehari-hari.
6. Telah terdaftar sebagai Anggota Racana Kusuma Dilaga-Woro Srikandi STAI AL-
QODIRI JEMBER
9. Pernah menduduki salah satu jabatan fungsional pada kepengurusan Dewan Racana
Kusuma Dilaga-Woro Srikandi
10. Ayat ke-7 pasal 41 dapat diabaikan apabila tidak ada Angggota Racana yang pernah
menduduki jabatan fungsional bersedian menjadi Pemangku Adat maka dapat dipilih dari
salah satu Anggota Racana yang telah melewati minimal 5 semester.
BAB X
PERALIHAN STATUS
Pasal 42
1. Peralihan status adalah perubahan tingkat atau golongan anggota pramuka sesuai dengan
jenjang usia atau perubahan pangkalan
2. Seorang tamu Racana untuk menjadi anggota Racana dan calon Pandega melalui suatau
peralihan status
3. Seorang calon Pandega untuk menjadi seorang Pandega melalui suatu proses peralihan
status
4. Seorang Pandega untuk menjadi Pandega Garuda melalui suatu proses peralihan status
Pasal 43
Tamu Racana
1. Tamu Racana merupakan seorang Penegak yang usianya telah memasuki masa pandega
sehingga dipindahkan dari Ambalan Penegak ke Racana Pandega
2. Masa maksimal menjadi tamu racana adalah 3 bulan dengan aktif mengikuti kegiatan dan
latihan di Racana
3. Untuk menjadi Tamu racana di tandai dengan mengikuti kegiatan penerimaan Tamu
Racana berupa upacara dan kegiatan tertentu
4. Selama menjadi Tamu Racana diberi kesempatan untuk menyesuaikan dengan adat istiadat
racana
Pasal 44
Calon Pandega
1. Calon Pandega adalah tamu racana yang diterima menjadi anggota racana setelah
beradaptasi dan sanggup mentaati adat istiadat racana
2. Masa minimal menjadi calon pandega adalah 3 bulan dengan tetap aktif mengikuti
kegiatan dan latihan di racana.
3. Untuk menjadi calon Pandega setiap tamu pandega wajib memliki Gudep binaan dengan
mengajukan permohonan kepada Dewan Racana.
4. Untuk menjadi calon Pandega, setiap tamu pandega akan di ajukan ke sidang Dewan
Kehormatan untuk di uji kesungguhan hatinya menjadi Pandega
Pasal 45
Pramuka Pandega
1. Pramuka pandega adalah calon pandega yang telah menyelesaikan SKU tingkat pandega
dan telah dilantik oleh pembinanya
2. Perpindahan status dari calon pandega menjadi calon pramuka pandega dilaksanakan
melalui upacara pelantikan
SANKSI ADAT
Pasal 46
Sanksi adat adalah hukuman atau denda yang dijatuhkan kepada anggota racana yang
melakukan pelanggaran atau penyimpangan terhadap adat istiadat racana.
Pasal 47
Jenis Pelanggaran
3. Pelanggaran atau kesalahan berat meliputi pelanggaran hukum atau tindak kriminal yang
mencemarkan nama baik dan kehormatan racana.
Pasal 48
Jenis Hukuman
1. Segala pelanggaran ringan yang dilakukan oleh setiap anggota racana yang baru
beradaptasi dengan adat istiadat racana diberikan teguran lisan sebanyak dua kali berturut-
turut.
2. Hukuman fisik dijatuhkan kepada kepada anggota racana yang melakukan pelanggaran
ringan
3. Pembayaran denda dikenakan kepada anggota racana yang melakukan pelanggaran ringan
secara berulang-ulang
5. Jenis hukuman lainnya dapat diberikan selama masih dalam batas kewajaran.
Pasal 49
Pelaksanaan Hukuman
1. Hukuman atas segala pelanggaran diberlakukan bagi semua anggota racana tanpa
terkecuali
2. Pemberhentian anggota racana yang melakukan pelanggaran berat oleh Dewan
Kehormatan dapat dilaksanakan secara absentia ataupun in absentia yang ditetapkan dengan
suatu surat keputusan
4. Pelaksanaan pembayaran denda dicatat oleh bendahara dan kemudian dilaporkan kepada
pemangku adat
Pasal 50
Peraturan Tambahan
Hal-hal lain mengenai sanksi adat dapat ditetapkan lebih lanjut oleh Dewan kehormatan.
BAB XII
PEMBERHENTIAN, PENAMBAHAN
Pasal 51
1. Pemberhentian
2. Penambahan
b. Jika dipandang perlu, penambahan anggota dapat dilakukan meskipun tidak terjadi
pengurangan anggota
3. Peralihan Tugas
c. Peralihan tugas dari ketua kepada wakil ketua, atau sekertaris dapat dilakukan apabila:
2). Ketua/pimpinan pindah Perguruan tinggi atau Drof out/Cuti dalam masa akademik
BAB XIII
Pasal 52
1. Rapat Pleno
2. Rapat Pimpinan
3. Rapat koordinasi
c. Diketuai oleh salah seorang unsur pimpinan Dewan yang dipilih secara aklamasi
e. Hasilnya disampaikan kepada ketua oleh ketua sangga kerja, dan kemudian diberitahukan
kepada Mabigus.
BAB XIV
Pasal 53
Quorum
1. Rapat pleno sebagaimana dimaksud pada pasal 50, dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
2/3 anggota pemilik hak suara yang seharusnya hadir.
2. Bila kuorum tidak tercapai, maka sidang ditunda selama 1x10 menit untuk selanjutnya
dianggap sah dengan syarat bahwa seluruh anggota yang tidak hadir telah diundang untuk
rapat pleno dan sidang paripurna itu.
3. Anggota yang tidak hadir dianggap telah menyetujui hasil rapat atau sidang
Pasal 54
Penentuan Kebijakan
2. Mufakat atau keputusan yang diambil dengan suara terbanyak sebagai hasil musyawarah
haruslah bermutu dan dapat dipertanggungjawabkan serta tidak bertentangan dengan
kandungan Tri Satya dan Dasa Dharma.
3. Pengambilan keputusan berdasar atas suara terbanyak, dianggap sah apabila memenuhi
kriteria sebagai berikut :
a. Tata cara dan sahnya keputusan ditetapkan oleh Dewan Racana setelah
mempertimbangkan dari Pembina dan Pemangku Adat.
b. Keputusan tentang pendelegasian anggota untuk kegiatan insidental atau partisipan
ditetapkan Dewan Racana dengan pertimbangan Pembina dan jajaran MABI.
4. Keputusan berdasarkan pemungutan suara dinyatakan sah apabila diambil dalam rapat
yang memenuhi kuorum dan disetujui oleh lebih dari separo anggota yang hadir.
Pasal 55
Delegasi Kekuasaan
1. Pendelegasian dapat dilakukan berdasarkan jenjang jabatan dari unsur pimpinan teratas
ke pemimpin terbawah
2. Pendelegasian kekuasaan secara timbal balik dapat dilakukan antara ketua dengan
pemangku adat dalam hal-hal tertentu
3. Pendelegasian kekuasaan tidak dapat dilakukan antar ketua bidang, dan apabila salah
seorang atau semuanya berhalangan atau tidak dapat melaksanakan tugasnya, maka
wewenangnya dipegang oleh sekretaris dengan izin ketua.
BAB XV
ADMINISTRASI SATUAN
Pasal 56
b. Buku absensi
g. Buku kegiatan
h. Buku tamu
BAB XVI
A T R I B U T
Pasal 57
1. Setiap anggota wajib mengenakan tanda umum dan tanda satuan sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
2. Setiap anggota yang mengadakan kegiatan dalam kapasitasnya sebagai anggota Dewan
Racana berhak menggunakkan tanda jabatannya
3. Anggota yang telah diuji keterampilan dan kemampuannya serta telah dilantik atau telah
menerima bukti kelulusan, maka berhak mengenakan atribut tanda kecakapan.
4. Anggota yang telah dinilai pengabdian, jasa dan prestasinya terhadap racana serta telah
dianugerahkan tanda kebesaran oleh dewan kehormatan atau dari organisasi / instansi
lainnya, maka berhak mengenakan atribut tanda kehormatan itu
5. Setiap anggota tidak diperkenankan memakai atribut yang bukan atribut kepramukaan
atau atribut yang tidak berhak dipakainya atau atribut yang berbeda dengan satuannya
6. Penggunaan, bentuk dan ukuran atribut disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku
BAB XVII
Pasal 58
Aturan Tambahan
1. Usul mengenai penambahan dan perubahan Adat Racana ini dapat diusulkan kepada
sekurang - kurangnya setengah lebih satu dari peserta MUSDEGA yang hadir.
2. Apabila dipandang sangat mendesak, Dewan Racana dan Pemangku Adat dapat
mengeluarkan peraturan pelaksana.
3. Segala peraturan yang dikeluarkan sebagai pengganti peraturan adat racana tersebut
harus dapat dipertanggungjawabkan dalam Musyawarah Pandega
Pasal 59
Penutup
JEMBER,30-07-2017.