Anda di halaman 1dari 23

TATA ADAT

AMBALAN PENEGAK RASYID TAHER- RASUNA SAID


GUDEP 05.001-05.002
PANGKALAN MAN I PAYAKUMBUH

A. PENDAHULUAN
Didalam Undang-Undang No. 12 Tahun 2010 disebutkan bahwa gerakan pramuka
selaku penyelenggara pendidikan kepramukaan mempunyai peran besar dalam
pembentukan kepribadiangenerasi muda, sehingga memiliki pengendalian diri dan
kecakapan hidup dalam menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan
kehidupan lokal, nasional dan global.
Dengan kata lain, pramuka adalah wadah bagi generasi muda dalam membangun
kepribadian yang memiliki akhlak mulia, pengendalian diri dan kecakapan hidup melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan itu sendiri.
Sebagai salah satu organisasi intra sekolah, gerakan pramuka penegak Rasyid
Taher dan Rasuna Said yang berpangkalan di MAN I Payakumbuh. Harus memiliki Tata
Adat ambalan penegak sebagai landasan dan pedoman untuk menentukan
kebijakan,perencanaan,pelaksanaan, dan pengendalian dalam mengambil suatu tindakan.

B. DASAR HUKUM
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka
2. Keputusan Presiden No. 24 Tahun 2009 tentang Pengesahan Anggaran Dasar
Gerakan Pramuka
3. Surat Keputusan Kwartir Nasional Nomor. 11 Tahun 2013 Tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 137 Tahun 1987 Tentang
Penyelenggaraaan Gugus Depan Gerakan Pramuka
5. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 80 Tahun 1998 Tentang Pola Dan
Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegek Dan Pandega
6. Program Kerja Dewan Ambalan Penegak Tahun 2018 Tentang Tata Adat Ambalan
Penegak.
C. SEJARAH
1. Sejarah Singkat Rasyid Taher dan Rasuna Said
a. Rasyid Taher
“Merupakan salah seorang pemuka agama yang bertempat tinggal di Parik muko
aia, dan beliau juga mendirikan sekolah di Parambahan”

b. Rasuna Said

“Hajjah Rangkayo Rasuna Said (lahir di Maninjau, Agam, Sumatra Barat, 14


September 1910 – meninggal di Jakarta, 2 November 1965 (pada umur 55 tahun)
adalah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga merupakan pahlawan
nasional Indonesia. Seperti Kartini, ia juga memperjuangkan adanya persamaan
hak antara pria dan wanita.Ia dimakamkan di TMP Kalibata, Jakarta.”
BAB I
NAMA, TEMPAT DAN WAKTU

Pasal 1

(Nama)

Gerakan Pramuka yang berpangkalan di Madrasah Aliyah Negeri I Payakumbuh (MAN 1


Payakumbuh), bernama Ambalan Rasyid Taher - Rasuna Said Gudep 05.001-05.002.

Pasal 2

(Tempat)

Ambalan Penegak Rasyid Taher - Rasuna SaidGudep 05.001-05.002 Berpangkalan di


Madrasah Aliyah Negeri I Payakumbuh (MAN 1 Payakumbuh).

Pasal 3

(Waktu)

Ambalan Penegak Rasyid Taher - Rasuna Said berdiri sejak tahun 1978

BAB II
RUANG LINGKUP, MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 4

(Ruang Lingkup)

Adat Ambalan mencakup, DewanAmbalan, Kegiatan, Sangsi danPerihal yang berkaitan


dengan Ambalan Rasyid Taher dan Rasuna Said gudep 05.001-05.002 berpangkalan diMAN I
Payakumbuh.
Pasal 5

(Maksud)

Adat Ambalan dimaksudkan untuk membentuk suatu keseragamaan visi,misi dan


persepsi di lingkungan ambalan Rasyid Taher dan Rasuna Said.

Pasal 6

(Tujuan)

Adapun tujuan adat Ambalan:

 Menumbuhkan sikap kedisiplinan.


 Menyatukan persepsi tentang ketentuan Adat Ambalan.
 Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan antar anggota Ambalan.
 Pedoman dalam mengambil keputusan , sikap dan perbuatan didalam Ambalan.

BAB III
KEDUDUKAN DAN FUNGSI ADAT AMBALAN

Pasal 7

(Kedudukan)

Adat Ambalan merupakan landasan, tuntunan dan pedoman tertinggi bagi Ambalan
Penegak Rasyid Taher dan Rasuna Said dalam melakukan segala hal yang berhubungan dengan
Ambalan Penegak ini , yang berdasarkan pada AD/ART Gerakan Pramuka dan Undang-Undang
No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
Pasal 8

(Fungsi)

Adat Ambalan berfungsi sebagai pengatur kehidupan dan kegiatan di Ambalan Rasyid
Taher dan Rasuna Said Gudep 05.001-05.002Madrasah Aliyah Negeri 1 Payakumbuh.

BAB IV
KEANGGOTAAN

Pasal 9
(Status)
1. Tamu Ambalan
Tamu Ambalan adalah siswa baru MAN I Payakumbuh yang terdaftar dan telah
mengikuti minimal delapan (8) kali latihan kepramukaaan.
2. Anggota penuh
Anggota penuh merupakanTamu Penegak yang telah dikukuhkan atau dilantik kacunya.
3. Penegak Bantara
Penegak Bantara merupakan anggota penuh yang telah menyelesaikan pengisian dan
pengjian SKU dan telah dilantik menjadiPenegak Bantara.
4. Penegak Laksana
Penegak Laksana adalah anggota penuh yang telah menjadi Penegak Bantaradan
melanjutkan pengisian, pengujian SKU Penegak Laksana dan telah dilantik menjadi
Penegak Laksana.
5. Purna Ambalan
Purna Ambalan merupakan anggota penuhyang telah menyelesaikan pendidikannya di
MAN I Payakumbuh.

Pasal 10

(Syarat)

1. Tamu Ambalan
 Siswa baru yang aktif mengikuti Latihan Kepramukaan di MAN I Payakumbuh.
2. Anggota penuh
 Telah mengikuti latihan minimal delapan (8) kali latihan dan telah dilantik menjdi
anggota penuh
 Mengikuti semua proses yang telah ditentukan oleh Dewan Ambalan

3. Penegak Bantara
 Telah dilantik menjadi anggota penuh
 Telah mengisi SKU Bantara
 Telah berumur > 16 tahun
 Aktif sebagai anggota penuh minimal 6 bulan
4. Penegak Laksana
 Telah menjadi Penegak Bantara minimal 6 bulan
 Telah mengisi,pengujian SKU dan dilantik mejadi Penegak Laksana
5. Purna Ambalan
 Telah menyelesaikan pendidikan di MAN I Payakumbuh
 Tidak permah membuat atau melanggar Adat Ambalan.

Pasal 11

(Hak)

1. Tamu Ambalan
 Berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan kepramukaan dalam Ambalan.
 Waktu menjadi Tamu Ambalan minimaldelapan (8) kali pertemuan rutin.
 Berhak dikukuhkan atau dilantik kacu
 Berhak mengenal dan mengetahui segala kegiatan dan Adat Ambalan
 Berhak dilantik menjadi Anggota Penuh
2. Anggota Penuh
 Berhak mendapatkan pendidikan dan pelatihan kepramukaan dalam Ambalan.
 Mengikuti segala kegiatan dalam Ambalan
 Berhak mengisi,pengujian SKU dan pelantikanPenegak Bantara
 Berhak menjadi PengurusDewan Ambalan
3. Penegak Bantara
 Berhak mengisi,pengujian SKU Laksana
 Berhak mengarahkan, menegur,menasehati Anggota Tamu dan Anggota Penuh
4. Penegak Laksana
 Berhak membantu Pembina dalam pengisian dan pengujian SKU Bantara
 Berhak mengarahkan,menegur,menasehati,memberikan tindakan perbaikan
terhadap Anggota Tamu, Anggota Penuh dan Penegak Bantara
5. Purna Ambalan
 Purna diberikan hak dalam kunjungan pelatihan ataupun kegiatan ambalan lainnya
 Purna diberikan hak memberi masukan kepada dewan ambalan jika ada perintah dan juga
izin dari kamabigus dan juga Pembina
 Purna diberikan hak memberi masukan diluar dari kegiatan resmi ambalan/sebelum
kegiatan ambalan dimulai/setelah kegiatan ambalan selesai sebagai bentuk evaluasi

Pasal 12

(Kewajiban)

1. Tamu Penegak
 Wajib mengikuti agenda yang telah di programkan oleh Dewan Ambalan
 Aktif dan berperan serta mengikuti proses pendidikan dan pelatihan yang ada di
Ambalan.
 Berkewajiban menjaga nama baik Ambalan
 Wajib menjaga kebersihan, ketertiban, kerapian, dan keamanan Ambalan
 Wajib membayar iyuran yang telah ditetapkan Dewan Ambalan
 Wajib mematuhi segala aturan dan ketentuan Adat Ambalan
2. Anggota Penuh
 Menjalankan semua Adat Ambalan
 Mengikuti semua program pertemuan rutin yang di programkan Dewan
Ambalan
 Mengisi SKU Bantara
 Wajib membayar iyuran yang telah ditetapkan Dewan Ambalan
3. Penegak Bantara
 Menjalankan dan menegakkan Adat Ambalan
 Mengikuti setiap kegiatan dalam Ambalan
 Mengisi SKU Laksana
 Wajib membayar iyuran yang telah di tetapkan Dewan Ambalan.

4. Penegak Laksana
 Menjalankan dan menegakan seluruh ketentuan dalam Adat Ambalan
 Membantu Pembina dalam membina seluruh Anggota Ambalan
 Mendorong dan memotifasi Penegak Bantara untuk mengisi SKU Laksana

BAB VI
DEWAN

Pasal 13

(Dewan Ambalan)

1. Dewan Ambalan adalah Anggota Penuh yang ditunjuk dan diamanahkan oleh anggota
berdasarkan hasil Musyawarah Dewan Ambalan yang mengurus, mengatur, dan menjalankan
program kerja Ambalan
2. Dewan Ambalan terdiri dari:
 Pemangku Adat Putra dan putri
 Pradana Putra dan putri
 Karana Putra dan Putri
 Bandana Putra dan Putri
 Bidang-bidang sesuai dengan kebutuhan Ambalan
Pasal 14

(Dewan Adat)

1. Dewan adat adalah Anggota penuh yang ditunjuk oleh formateur dan mideformatur terpilih
berdasarkan hasil musyawarahformatur dan mide formatur terpilih untuk mengurus,
mengatur, dan menjalankan Adat Ambalan.
2. Dewan adat terdiri dari:
 Pemangku adat Putra dan putri
 Pradana Putra dan Putri sebagai anggota

Pasal 15

(Dewan Kehormatan)

1. Dewan Kehormatan adalah gabungan antara Pemangku Adat dan Pradana yang melakukan
musyawarah untuk menjatuhkan sangsi kepada seluruh anggota Ambalan bila terjadi
pelanggaran terhadap Adat Ambalan

BAB VII
SYARAT, HAK, DAN KEWAJIBAN DEWAN

Pasal 16

(Syarat)

1. Dewan Ambalan
A. Ketua Dewan Ambalan Atau Pradana
 Ketua Dewan Ambalan adalah anggota penuh yang aktif di Ambalan
 Anggota Ambalan yang telah mengabdi minimal 1 tahun dalam Ambalan
 Dipilih melalui musyawarah besar seluruh Anggota Ambalan
 Telah dilantik menjadiPradana dan harus menyelesaikan masa baktinya sebelum
menamatkan pendidikan.
B. Anggota Dewan Ambalan
 Anggota yang sudah dilantik menjadi Anggota Penuh
 Aktif mengikuti kegiatan di Ambalan
 Telah dilantik menjadi anggota Dewan Ambalan
2. Pemangku Adat
 Anggota Ambalan yang telah mengabdi minimal 2 tahun dalam Ambalan
 Pernah dilantik menjadi Dewan Ambalan
 Telah dilantik menjadi Penegak Dewan Ambalan
 Telah dilantik menjadi Pemangku Adat

Pasal 17

(Hak)

1. Dewan Ambalan
A. Pradana
 Pradanaberhak di SK kan oleh Ka.Mabigus
 Mengetuai Dewan Ambalan
 Mengambil dan memutuskan kebijakan bagi Dewan Ambalan dan Anggota Ambalan
 Masa baktinya selama 1 tahun
B. Angota Dewan Ambalan
 Anggota Dewan Ambalan berhak di SK kan oleh Ka.Mabigus
 Merumuskandan menjalan programkerja masing-masing bidang
2. Pemangku Adat
 Berhak di SK kan oleh Ka.Mabigus
 Merumuskan dan merevisi Adat Ambalan
 Menindaklanjuti/ memberi sanksi bagi anggota yang melanggar Adat Ambalan
 Menguji anggota yang mengisi SKU.
 Masa baktinya selama 1 tahun

Pasal 18

(Kewajiban)

1. Dewan Ambalan
A. Pradana
 Memimpin dan mengelola Dewan Ambalan berdasarkan kebutuhan
 Pradana bersama DewanAmbalan bertanggung jawab atas pelaksanaan setiap kegiatan
Dalam Ambalan
 Memimpin rapat Dewan Ambalan
 Selalu mengadakan pengawasan, komunikasi dan kerja sama dengan atasan, dan
anggota Ambalan serta pihak luar
 Menjalankan Adat Ambalan
B. Dewan Ambalan
 Menyelenggarakan kegiatan Ambalan yang telah di hasilkan sewaktu musyawarah
Dewan Ambalan
 Menyelenggarakan kegiatan Ambalan yang telah dihasilkan melalui rapat kerja Dewan
Ambalan
 Mentaati Adat Ambalan
2. Pemangku Adat
 Mengayomi seluruh anggota Ambalan untuk mematuhi Adat Ambalan
 Melakukan penilaian terhadap Anggota Ambalan
 Memberikan sanksi kepada anggota yang melanggar Adat Ambalan
 Mendampingi Pradana dalam menjalankan tugas
3. Dewan Kehormatan
 Memberikan tanda kehormatan atau penghargaan
 Menindaklanjuti atau memberi sanksi anggota yang bermasalah
BAB VIII

Sikap dan Prilaku

Pasal 20

a) Panggilan sesama anggota adalah kakak


b) Hubungan antar anggota adalah adik dan kakak
c) Setiap bertemu harus bertegur sapa dan mengucapkan salam
d) Pergaulan antar anggota diberlakukan sistem satuan terpisah kecuali pada waktu
tertentu,diperkenankan untuk bersatu selama tidak melanggar norma adat dan agama .
e) Sikap dan prilaku anggota Ambalan harus mencerminkan sikap masyarakat Minang
Kabau sesuai dengan norma agama dan kode kehormatan.
f) Sewaktu kegiatan wajib menggunakan Bahasa Indonesia

BAB X
Sanksi dan Tindakan Disiplin

Pasal 21

(Sanksi)

a) Bagi anggota Ambalan yang melanggar Adat Ambalan akan dikenakan tindak disiplin
sesuai keputusan dewan kehormatan/dewan ambalan sesuai dengan jenis pelanggaran
yang diperbuat
b) Sanksi berlaku bagi anggota Ambalan yang melanggar Adat Ambalan dan norma-norma
yang menyangkut kode kehormatan dan nama baik Ambalan.

Pasal 22
(Tindak disiplin)

Sanksi pelanggaran dapat dilaksanakan bertingkat atau langsung melihat kadar pelanggarannya:

a) Tindakan pertama berupa teguran /nasehat dari Ketua Ambalan Atau Pradana.
b) Tindakan kedua berupa peringatan/sidang adat oleh Pemangku Adat
c) Tindakan ketiga berupa peringatan/sidang dewan kehormatan apabila memungkinkan
anggota yang melanggar dapat diberhentikan.

BAB XI
PENGHARGAAN

Pasal 23

a) Penghargaan diberikan kepada seluruh anggota Ambalan yang dianggap telah memenuhi
syarat sesuai dengan pengabdian dan prestasi.
b) Penghargaan diberikan dan ditentukan oleh dewan kehormatan.

BAB XII
Seragam dan Atribut

Pasal 24

(Seragam)

a) Seragam Harian
Seragam pramuka lengkap disesuaikan dengan PP Seragam Pramuka
b) Seragam Kegiatan
Seragam kegiatan Ambalan disesuaikan dengan kesepakatan yang telah di tetapkan dalam
hasil musyawarah oleh Ambalan
c) Dan seragam yang dibutuhkan dalan menjalankan kegiatan.
BAB XIII
LAMBANG AMBALAN

Pasal 25

A.Bentuk Lambang Ambalan

Bentuk lambing Ambalan adalah bunga yang berwarna merah dan putih yang
mempunyai lima sisi

B.ISI

1. Bintang
2. Tali melingkar dengan simpul mati

3. Roda gigi

4. Rumah gadang

5. Dua cikal yang saling bertolak belakang

6. Thereefoli atau semanggi

7. Padi dan kapas

8. Tulisan 05.001-05.002

9. Tulisan Rasyid Taher- Rasuna Said

10. Tulisan Pramantupa

C. MAKNA

1. Ujung Bunga sudut lima mengkiaskan dasar negara Indonesia yaitu Pancasila
2. Bintang segi lima mengkiaskan cita cita yang tinggi yang didasarkan rukun islam
3. Tali melingkar dengan simpul mati mengkiaskan tali persaudaraan seorang pramuka
yang kuat dan takkan pernah putus
4. Roda gigi mengkiaskan para penggerak yang ada di dalam gudep
5. Rumah gadang mengkiaskan rumah kebesaran masyarakat minangkabau SumatraBarat
dan gudep berada di Minangkabau
6. Dua cikal yang saling bertolak belakang mengkiaskan satuan terpisah
7. Threefoli atau semanggi melambangkan janji seorang pramuka/SCOUT PROMISE
8. Padi dan Kapas mengkiaskan kemakmuran pada jiwa seorang pramuka
9. 05.001 dan 05.002 mengkiaskan Ambalan Putra dan AmbalanPutri
10. Rasyid Taher dan Rasuna Said merupakan pahlawan pergerakan yang berasal dari
Payakumbuh
11. Tulisan Pramantupa yang berarti Pramuka MAN 1 Payakumbuh

D.WARNA
1. Warna merah putih pada dasar mengkiaskan bahwa ambalan berada di Negara Indonesia
2. Warna biru mengkiaskan bertanggung jawab
3. Warna kuning emas mengkiaskan kejayaan
4. Warna kuning mengkiaskan pramuka golongan penegak
5. Warna hitam mengkiaskan bahwa Ambalan berada di Kota Payakumbuh
6. Warna ungu mengkiaskan kepemimpinan

BAB XIV
Administrasi Ambalan

Pasal 26

Administrasi Ambalan di sesuaikan dengan administrasi satuan Gerakan Pramuka yang


di atur dalam keputusan Kwarnas gerakan pramuka No 041 tahun 1995 tentangpetunjuk
penyelenggaraan administrasi satuan Gerakan Pramuka

BAB XV
Pemberhentian dan Pengunduran

Pasal 27

(Pemberhentian)

1. Anggota diberhentikan jika


a. Melanggar AD/ART dan kode kehormatan gerakan pramuka
b. Melanggar ketentuan Adat Ambalan
2. Prosedur pemberhentian
a. Bila melanggar maka diberikan teguran lisan
b. Jika poin (a) ayat (2)tidak diindahkan maka diberikan teguran tertulis
c. Jika poin (b)ayat (2) tidak diindahkan maka dibawa ke sidang adat
d. Jika poin (c) ayat (2) tidak diindahkan maka akan diambil keputusan dalam
sidang dewan kehormatan
Pasal 28

(Pengunduran Diri)

1. Anggota Ambalan yang ingin mengundurkan diri harus melaporkan diri secara
tertulis kepada pengurus Dewan Ambalan
2. Anggota Ambalan yang telah mengundurkan diri, tetapi ingin menjadi anggota
kembali harus memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Dewan Kehormatan

BAB XVI
PERTEMUAN RUTIN DAN IURAN ANGGOTA

Pasal 30
(Pertemuan Rutin)
1. Pertemuan rutin diadakan sesuai kebutuhan dan berdasarkan hasil rapat Dewan
Ambalan
2. Anggota Ambalan harus hadir dalam pertemuan rutin tepat waktu, jika
berhalangan harus memberitahukan kepada yang berwenang.
3. Saat mengikuti pertemuan anggota Ambalan tidak boleh meninggalkan tempat
kecuali telah mendapat izin dari yang berwenang.
4. Seluruh anggota Ambalan yang mengikuti harus bersungguh-sungguh mengikuti
pertemuan dan kegiatan
5. Tempat pertemuan juga dapat disesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan
6. Materi pertemuan diatur oleh Pembina dan Dewan Ambalan

Pasal 31

(Iuran Anggota)

 Iuran berlaku untuk seluruhanggota Ambalan.


 Waktu dan besarnya iuran ditentukan oleh Dewan Ambalan dan disetujui oleh
Pembina.
BAB XVII
KEGIATAN

1. Latihan mingguan
2. Pelantikan dan Pengukuhan Kacu
3. Pelantikan Anggota Penuh
4. Musyawarah Dewan Ambalan dan pelantikan Dewan Ambalan
5. Pengisian, pengujian dan pelantikan SKUdan SKK

BAB XVIII
Kesejahteraan Anggota

Pasal 34

1. Setiap anggota Ambalan Rasyid Taher dan Rasuna Said bagi yang memenuhi syarat
Berhak Mendapatkan kesejahteraan.
2. Kesejahteraan anggota terdiri atas :
a. Pengiriman delegasi
b. Penghargaan

BAB XIX
Persidangan

Pasal 35

(Sidang-Sidang)

1. Sidang Adat Tamu Ambalan


2. Sidang Adat Anggota Penuh
3. Sidang Adat Dewan Ambalan

Pasal 36

(Perangkat Sidang)

1. Ketua Dewan Ambalan sebagai penasehat


2. Pemangku Adat sebagai hakim ketua dan hakim anggota
3. Terdakwa adalah anggota Ambalan yang bermasalah

BAB XX
Mekanisme Pengambilan Keputusan

Pasal 37

1. Musyawarah
a. Musyawarah Dewan Ambalan, terdiri dari:
 Mendengarkan dan mengesahkan Laporan Pertanggung Jawaban (LPJ)
Dewan Ambalan
 Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan
 Memilih Dewan Ambalan masa bakti berikutnya
 Merencanakan kegiatan Ambalan dimasa yang akan datang
b. Musyawarah Adat Ambalan
c. Musyawarah luar biasa jika dimungkinkan
2. Rapat
a. Rapat Dewan Kehormatan
b. Rapat Dewan Adat
c. Rapat Dewan Ambalan
d. Rapat Sangga

BAB XXI
UPACARA
Pasal 37

(Bentuk)

1. Upacara pembukaan& penutupan


a. Latihan
b. Kegiatan-kegiatan tertentu
2. Upacara pelantikan dan pengukuhan
a. Pelantikan dan pengukuhan kacu
b. Pelantikan Anggota Penuh
c. Pelantikan naik tinggkat
3. Upacara unggun

BAB XXII

AMSAL DAN SANDI AMBALAN

Pasal 39

(Amsal Ambalan)

“satya ku ku dharmakan, dharmaku kubaktikan, bakti diri membangun negara, berbudi luhur
untuk menegakkan agama”

Pasal 40

(Sandi Ambalan)

Disinilah kami berdiri


Putra putri Indonesia harapan pertiwi
Pramuka penegak nan sajati
Tegakan kepalamu
Tajamkan penglihatanmu
Luruskan niatmu
Teguhkan imanmu
Sebagaimana janji yang telah terpatri didalam hati
Wahai putra-putri penegak nan sajati
Tundukkan kepalamu menghadap Sang ilahi
Tunjukkan dirimu sebagai kesatria sejati
Kita tak mampu berkarya dan berupaya kalau bukan rahmat dari Nya
Meminta dengan kejujuran jiwa raga
Berserah diri dengan kesucian hati
Memohon pertolongan dari ilahi
Pemuda-pemudi tunas kelapa
Adalah kesatria Agama, bumi nusantara
Tataplah kedepan
Sonsong hari esok yang lebih baik
Masalalu adalah pelajaran
Masa sekarang adalah kenyataan
Masa depan adalah harapan
Perjuangan kita masih panjang
Pemuda- pemudi tunas kelapa
Berbudi luhur bawa laksana
Inilah cita-cita ambalan kita
Jayalah ambalan kita tercinta
Pramantupa

BAB XXIII
PUSAKA ADAT
Pasal 41
1. Berupa kapak yang diikatkan kain kuning yang memiliki makna kehormatan dan
kekuatan Ambalan Pramantupa, di tancapkan pada batang kayu.
2. Yang memegang, mencabut atau menancapkan, memindah, dan membawa Kapak
Adat adalah Pemangku Adat atau DA yang ditunjuk oleh Pemangku Adat.
3. Pusaka Adat berfungsi untuk membuka serangkaian acara adat.

BAB XXIV
PAKAIAN ADAT
Pasal 42
Pakaian adat Ambalan Rasyid Taher – Rasuna Said mengambil pakaian adat dari tempat
ambalan tersebut berada, yaitu di kotaPayakumbuh yang terdiri dari:
1. Pakaian Adat Putra:songket dan peci nasional yang di lilit sorban
2. Pakaian Adat Putri: Selendang Songket dan tangkuluak kompong putih

BAB XXV
PENUTUP

Tata Adat Ambalan Rasyid Taher dan Rasuna Said Gudep 05.001-05.002 pangkalan
MAN I Payakumbuh ini, dibuat untuk panduan dalam berkegiatan di kepramukaan. Dan juga
sebagai tolak ukur dalam pengambilan keputusan dan sangsi.

Tata adat ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih dibutuhkan saran dan masukan,
peruban-perubahan dalam adat ini akan dilengkapi dan dapat ditinjau dikemudian hari sesuai
dengan kesepakatan dari pihak semestinya dalam musyawarah Adat Ambalan berikutnya.

Payakumbuh, 12 Juni 2023

Pemangku Adat Putra Pemangku Adat Putri

Syahidul Safar Hana Sofia

Pembina Putra Pembina Putri

Akmal Yulisa S.Pd Suske Khairati S.Pd


Menyetujui,

Muhammad Suhardi S.PdI M.Pd


NIP 198010112005011004

Anda mungkin juga menyukai