Anda di halaman 1dari 14

MENGENAL AMBALAN PENEGAK

Mengenal ambalan penegak (atau disebut ambalan saja) ini mencoba mengulas berbagai hal terkait
dengan ambalan pramuka penegak. Mulai dari pengertian dan asal usul kata ambalan, anggota, ketentuan
umum, perangkat, hingga sistem kepemimpinan dan keorganisasian dalam ambalan penegak.

Menurut SK Kwarnas Nomor 231 tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan
Pramuka, ambalan mempunyai pengertian sebagai "satuan gerak untuk golongan Pramuka Penegak, yang
menghimpun sangga dan dipimpin oleh Pradana dengan pendamping Pembina Ambalan". Ambalan
merupakan bagian dari gugusdepan yang menjadi pangkalan dan tempat menghimpun anggota Gerakan
Pramuka Penegak yaitu yang berusia 16 sampai 20 tahun. Di mana diketahui, gugusdepan yang lengkap
terdiri atas perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak, dan racana pandega. Namun
terdapat juga gugusdepan tidak lengkap yang hanya terdiri atas pasukan penggalang atau ambalan
penegak saja.

Kata ambalan sendiri berasal dari bahasa jawa, 'ambal' atau 'ambal-ambalan' yang berarti berulang-ulang
atau terus menerus, kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga diartikan sebagai sekumpulan
orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan.

Ketentuan Umum Terkait Ambalan Penegak

Beberapa ketentuan umum terkait dengan ambalan antara lain:


1. Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak
2. Anggota ambalan tersebut dibagi dalam 3-4 kelompok yang disebut "Sangga"
3. Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang dipilih anggotanya sesuai aspirasinya
dan mengandung kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.
4. Ambalan Penegak putra terpisah dengan Ambalan Penegak putri
5. Ambalan dipimpin oleh pradana yang dipilih dari musyawarah anggota Ambalan.
6. Di dalam organisasi Ambalan terdapat Dewan Ambalan Penegak yang disebut Dewan Penegak
dan Dewan Kehormatan.
7. Ambalan dibimbing oleh seorang pembina penegak dibantu oleh satu atau dua pembantu pembina
penegak.
8. Untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan, Ambalan Penegak dapat membentuk Sangga
Kerja yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota sangga yang ada. Sangga Kerja bersifat
sementara sampai tugas atau pekerjaan selesai dilaksanakan.

Anggota Ambalan

Menurut ketentuan terbaru, anggota ambalan penegak terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak. Sedang dalam
peraturan sebelumnya ambalan beranggotakan hingga maksimal 40 orang penegak. Anggota ambalan itu
dibagi dalam 3 hingga 4 kelompok yang disebut sangga. Anggota ambalan tersebut terdiri atas:
1. Tamu Penegak

Tamu Penegak atau Tamu Ambalan adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya
dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 hingga
20 tahun yang belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka. Tamu Penegak ini diberikan
kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut
selama maksimal 3 bulan.

2. Calon Penegak

Calon Penegak adalah Tamu Ambalan yang menyatakan diri menjadi anggota ambalan tersebut.
Calon Penegak diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan dan acara dalam ambalan tersebut
dengan beberapa hak. Calon Penegak diberikan waktu maksimal selama 6 bulan untuk
menyelesaikan SKU Penegak Bantara.

3. Penegak Bantara

Penegak Bantara adalah calon penegak yang telah menyelesaikan SKU Penegak Bantara dan
telah dilantik menjadi penegak Bantara. Penegak Bantara memiliki hak penuh dalam ambalan.

4. Penegak Laksana
Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah menyelesaikan SKU Penegak Laksana dan
telah dilantik menjadi penegak Laksana. Penegak Laksana memiliki hak dan kewajiban
sebagaimana Penegak Bantara.

Kelengkapan Perangkat Ambalan

Setiap ambalan hendaknya dilengkapi dengan perangkat-perangkat sebagai berikut:


1. Nama Ambalan;
Nama Ambalan Penegak biasanya diambil dari nama-nama pahlawan. Namun tidak menutup
kemungkinan nama Ambalan juga diambil dari nama-nama tokoh, kerajaan dalam pewayangan
atau legenda. Nama dipilih oleh anggota Ambalan, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi
seluruh anggota Ambalan. Contoh nama ambalan seperti Ambalan Diponegoro, Ambalan Dewi
Sartika, dan lain-lain.
2. Lambang atau Logo Ambalan
Lambang Ambalan merupakan simbol atau kiasan yang mengandung makna kehidupan dan
keadaan Ambalan yang mampu menggambarkan ciri khas, tujuan serta arah gerakan pembinaan
Ambalan tersebut. Lambang Ambalan dikenakan di lengan kiri baju anggota ambalan tersebut.
3. Dewan Ambalan Penegak
Dewan Ambalan Penegak atau disingkat Dewan Penegak merupakan wadah pembina
kepemimpinan yang beranggotakan Pramuka Penegak untuk merencanakan, mengelola dan
menggerakan kegiatan di Ambalan yang bersangkutan dengan bimbingan pembinanya. Dewan
Penegak dipilih dari dan oleh pimpinan sangga dan wakil pimpinan sangga dalam ambalan
tersebut.
Ambalan Penegak terdiri atas:
o Pradana (Ketua Dewan Penegak)
o Juru Adat (Pemangku Adat)
o Kerani (Sekretaris)
o Juru Uang (Bendahara)
o Beberapa Anggota
4. Panji Ambalan
Panji Ambalan atau Pataka Ambalan adalah bendera yang menghimpun seluruh perangkat
Ambalan.
5. Amsal Ambalan
Amsal Ambalan adalah semboyan yang berupa kata-kata singkat yang mengandung makna dan
cita-cita ambalan.
6. Sandi Ambalan
Sandi Ambalan merupakan rangkaian kalimat (umumnya dalam bentuk puisi) yang mengandung
nilai, norma, dan cita-cita ambalan.
7. Pusaka Ambalan
Pusaka Ambalan adalah suatu benda atau perkakas yang mengandung makna tersendiri bagi
suatu Ambalan yang diwariskan turun temurun kepada warga Ambalan.
8. Mars Ambalan
Mars Ambalan merupakan lagu atau nyanyian dalam bentuk mars yang mengandung arti khusus
bagi ambalan tersebut.

Itulah beberapa hal terkait dengan Ambalan Penegak. Semoga membantu para calon penegak dan
pramuka penegak dalam mengenal ambalan
Jangan Mau Menjadi Dewan Kerja Ambalan
Jangan pernah mau menjadi Dewan Kerja Ambalan, demikian ujar saya menanggapi seorang adik
pramuka penegak yang menceritakan jika terpilih menjadi anggota Dewan Kerja Ambalan di
gugusdepannya. Sang adik penegak tampak kebingungan ketika saya bilang jangan pernah bersedia
menjadi anggota Dewan Kerja Ambalan. Kenapa malah melarang menjadi Dewan Kerja Ambalan? Karena
tidak pernah ada yang namanya Dewan Kerja Ambalan!

Di lapangan masih sering dijumpai penggunaan istilah Dewan Kerja Ambalan atau disingkat juga dengan
DKA. Padahal dalam Gerakan Pramuka tidak mengenal istilah dan organisasi Dewan Kerja Ambalan.
Organisasi yang memakai embel-embel 'Dewan Kerja' hanyalah Dewan Kerja Nasional, Dewan Kerja
Daerah, Dewan Kerja Cabang, dan Dewan Kerja Ranting. Bisa jadi yang dimaksud dengan DKA adalah
Dewan Ambalan Penegak atau Dewan Penegak.

Perbedaan Dewan Kerja dan Dewan Penegak

Dewan Kerja
Dewan Kerja atau Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega adalah wadah pembinaan dan
pengembangan kaderisasi kepemimpinan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega di tingkat Kwartir.
Tugas Dewan Kerja ini diantaranya adalah mengelola kegiatan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega
di lingkup kwartirnya serta sebagai pendukung pelaksanaan tugas-tugas Kwartir. Dewan Kerja ini diatur
dengan Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 214 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaran Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega.

Sebagai organisasi di tingkat kwartir yang sekaligus pendukung pelaksanaan tugas-tugas Kwartir, Dewan
Kerja merupakan bagian integral dari Kwartir. Organisasi ini dibentuk mulai dari tingkat Kwartir Nasional
hingga Kwartir Ranting.
 Di tingkat Kwartir Nasional (kwarnas) dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Nasional yang disebut Dewan Kerja Nasional disingkat DKN.
 Di tingkat Kwartir Daerah (kwarda) dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Daerah yang disebut Dewan Kerja Daerah disingkat DKD.
 Di tingkat Kwartir Cabang (kwarcab) dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Cabang yang disebut Dewan Kerja Cabang disingkat DKC.
 Di tingkat Kwartir Ranting (kwarran) dibentuk Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Ranting yang disebut Dewan Kerja Ranting disingkat DKR.
Anggota Dewan Kerja Cabang

Dewan Kerja ini memiliki masa bakti sesuai dengan masa bakti kwartirnya. Yang artinya DKN, DKD, dan
DKC memiliki masa bakti selama 5 tahun sebagaimana masa bakti Kwartir Nasional, Kwartir Daerah, dan
Kwartir Cabang yang juga lima tahun. Sedang DKR memiliki masa bakti selama 3 tahun sebagai mana
masa bakti Kwartir Ranting yang hanya 3 tahun.

Anggota dan kepengurusan Dewan Kerja ditetapkan dalam Musyawarah Pramuka Penegak dan Pramuka
Pandega Puteri Putera (Musppanitera). Kepengurusannya terdiri atas:

 Ketua
 Wakil Ketua
 Sekretaris
 Bendahara
 Ketua Bidang
o Bidang Kajian Kepramukaan
o Bidang Kegiatan Kepramukaan
o Bidang Pengabdian Masyarakat
o Bidang Evaluasi dan Pengembangan
 Anggota Bidang
Lalu di tingkat ambalan penegak? Karena Dewan Kerja merupakan bagian integral dari Kwartir
maka tidak diadakan di tingkat gugusdepan apalagi ambalan.
Dewan Ambalan Penegak
Dewan Ambalan Penegak sering dianggap sebagai Dewan Kerja di tingkat Ambalan Penegaksehingga
kerap disebut sebagai Dewan Kerja Ambalan. Padahal hal tersebut adalah salah! Di tingkat gugusdepan,
apalagi Ambalan, tidak diadakan Dewan Kerja. Sebagai wadah pembinaan kepemimpinan di ambalan
dibentuk Dewan Ambalan Penegak atau disingkat Dewan Penegak. (Keputusan Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka; Bab
IV, Point keempat).

Masa bakti Dewan Ambalan Penegak adalah 1 tahun. Sedangkan tugasnya antara lain adalah:

 Merancang dan melaksanakan program kegiatan


 Mengevaluasi pelaksanaan kegiatan
 Merekrut anggota baru
 Membantu sangga dalam mengintegrasikan anggota baru dalam sangga

Dewan Penegak memiliki kepengurusan sebagai berikut:

 Pradana (Ketua)
 Kerani (Sekretaris)
 Bendahara
 Pemangku Adat (pemimpin tata-cara adat Ambalan)
 Beberapa anggota

Di tingkat Racana Pandega organisasi serupa disebut sebagai Dewan Racana pandega atau
disingkat Dewan Pandega. Di tingkat Pasukan Penggalang disebut sebagai Dewan Pasukan
Penggalang atau disingkat Dewan Penggalang. Sedangkan di tingkat Perindukan Siaga dibentuk
Dewan Perindukan Siaga atau Dewan Siaga.

Lencana Pengurus Penegak Pandega


Sangga Kerja
Selain istilah Dewan Kerja dan Dewan Penegak, sering juga digunakan istilah Sangga Kerja. Sangga Kerja
adalah unit kegiatan, kelompok kerja yang dibentuk sebagai pantia pelaksana sebuah kegiatan. Sangga
Kerja dapat dibentuk oleh Dewan Kerja maupun Dewan Penegak.

Dengan mengenal pengertian dan perbedaan dari Dewan Kerja dan Dewan Penegak sebagai mana
diuraikan di atas diharapkan tidak muncul kembali kerancuan dalam penggunaan kedua istilah tersebut.
Sehingga tidak akan ada lagi pramuka penegak yang mengaku-aku dan bangga telah terpilih menjadi
Dewan Kerja Ambalan atau DKA. Karena di tingkat ambalan penegak tidak ada Dewan Kerja Penegak
melainkan adanya adalah Dewan Ambalan Penegak atau Dewan Penegak.

Referensi:

 Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 214 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaran Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pandega
 Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka
 Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka
 Buku Panduan Penyelesaian SKU Pramuka Penegak (SK Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor 199
Tahun 2011)
ADAT AMBALAN DAN RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK

Pramuka Penegak adalah kaum muda yang pada tingkat perkembangan jiwanya diantaranya pada kondisi:

a. mampu mengungkapkan pendapat dan perasaannya dengan sikap yang sesuai dengan lingkungannya.

b. memperkuat penguasaan diri atas dasar skala nilai dan norma

c. kehidupan emosinya mulai terintegrasi dengan fungsi-fungsi psikis lainnya sehingga labih stabil dan
lebih terkendali.

Kaum muda seusia Pramuka Penegak berfikir kritis, realistis, rasional dalam berpendapat dan dalam
perilakunya tercermin menggunakan pendekatan kultural serta apa yang menjadi masukan dicerna melewati
perenungan-perenungan. Perkembangan semacam inilah yang membedakan dengan kelompok usia
sebelumnya.

Pada kegiatan Pramuka Penegak kita dapati adanya:

a. Adat Ambalan

b. Sandi Ambalan

c. Renungan Jiwa

Adat merupakan kebiasaan yang disepakati dan ditaati oleh masyarakat lingkungan setempat yang sudah
berlaku dari masa ke masa, sehingga terkesan merupakan peraturan dan tata nilai di masyarakat yang oleh
anggotanya dijaga dan dilestarikan menjadi pedoman pergaulan dalam kehidupan di masyarakat. Adat
bersifat lokal, hanya berlaku di masyarakat tertentu dan tidak berlaku di masyarakat yang lain.
ADAT AMBALAN PRAMUKA PENEGAK

Adat Ambalan merupakan adat kebiasaan yang diciptakan oleh Ambalan Penegak dan disepakati sebagai
suatu yang harus ditaati serta merupakan tata nilai yang dijadikan pedoman dalam upaya meningkatkan
kepeduliaan terhadap Tuhan YME, kepedulian pada bangsa dan tanah air sesama hidup dan alam
lingkungannya kepedulian terhadap diri pribadinya, serta ketaatannya pada Kode Kehormatan Pramuka.

Anggota adat (Pramuka Penegak dalam Ambalan yang bersangkutan) bila berprestasi akan diberikan
penghargaan sedang yang tersebut melanggar adat akan dikenakan sangsi.

Untuk dapat melestarikan Adat Ambalan, Dewan Ambalan Penegak menetapkan seorang Pemangku
Adat yang dipilih dari anggota Ambalan yang senior, berpandangan luas dan teguh menjaga Adat Ambalan
yang ada.

Macam-macam Adat Ambalan


Sedikit banyaknya yang manjadi Adat dalam Ambalan tergantung pada Ambalan itu sendiri. Contoh-contoh
Adat Ambalan (yang pernah ada)

1) Adat Ambalan pada saat penerimaan calon Penegak dari Tamu Ambalan.
Setelah Tamu Ambalan ialah pemuda atau Pramuka penggalang yang sudah berusia 16 tahun yang berminat
untuk mengikuti kegiatan Pramuka Penegak beberapa kali mengikuti latihan/kegiatan Pramuka Penegak,
Tamu Ambalan dihadapkan dewan kehormatan Ambalan untuk diwawancari apakah dia benar-benar tertarik
dengan kegiatan Pramuka Penegak dan apakah selama ini dia aktif mengikuti kegiatan Ambalan. Atas
kemantapan tekat Tamu Ambalan tersebut dalam mengikuti kegiatan Ambalan, Dewan Kehormatan
Ambalan menetapkan bahwa yang bersangkutan diterima sebagai calon Pramuka Penegak dengan harapan
yang bersangkutan mengikuti keaktifannya dan menyelesaikan SKU Pramuka Penegak Bantara.

2) Adat Ambalan pada saat Calon Pramuka Penegak menyelesaikan SKU Pramuka Penegak
Bantara
– pada proses menyelesaikan SKU, calon Penegak didampingi oleh 2 (dua) orang Pramuka Penegak
Bantara Laksana sebagai monitor, pembimbing dan pengamat perkembangan keterampilan dan sikap calon
Penegak selama mengikuti kegiatan Ambalan.

– pada saat menjelang pelantikan sebagai Penegak Bantara : calon diharuskan menjalankan tugas-tugas
spritual, misalnya : berpuasa selama 2 (dua) kali penuh, membaca beberapa renungan jiwa dengan tujuan
untuk lebih memantapkan semangat dan tekadnya untuk menjalankan tugas-tugas selanjutnya.

– setelah tugas-tugas spiritual tersebut selesai dilaksanakan , calon diminta menyucikan diri dan
membuang jauh-jauh hal-hal yang bersifat negatif. Upacara adat ini disembuhkan dengan membasuh muka,
berkumur, membasuh telinga dan tangan serta mengeringkan dengan handuk, kemudian handuk yang
mengandung kotoran, akibat perbuatan dan sikap negatif yang pernah dilakukan dibuang.

3) Adat Ambalan membaca Renungan jiwa


Adat ini dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian anggota Ambalan terhadap Tuhan YME,
tanah air, bangsa, masyarakat, alam, lingkungan, diri sendiri serta ketaatannya kepada Kode Kehormatan
Pramuka.
Misalnya : Renungan jiwa pada saat :

– peringatan hari besar nasional/agama

– selesai upacara pelantikan

– terdapat anggota Ambalan yang mengingkari/ melanggar Trisatya/ Dasadarma

4) Adat Ambalan ketika seseorang akan dilakukan pelantikan Penegak Pelaksana.

5) Adat Ambalan ketika melepas anggota Ambalan yang akan membaktikan diri ke masyarakat

d. Perlengkapan Adat Ambalan

1) Pusaka Ambalan

Sesuatu yang bersejarah bagi ambalan dan disepakati untuk dijadikan pusaka adat, yang akan dihadirkan
pada saat upacara adat dilakukan.

2) beberapa macam Renungan jiwa

3) beberapa Sandi Ambalan

4) kostum Pemangku Adat

5) perlengkapan Upacara Adat

SANDI AMBALAN PRAMUKA PENEGAK

a. Sandi Ambalan disusun oleh dan untuk Pramuka Penegak sendiri yang kemudian oleh Pemangku Adat
ditetapkan sebagai perangkat Adat Ambalan. Dalam proses penyusunannya, Pembina Pramuka Penegak
memberikan pengarahan bahwa sumber utama dalam penyusunan Sandi Ambalan ialah :

1) Pancasila

2) Prinsip Dasar Kepramukaan

3) Kode Kehormatan Pramuka

4) AD dan ART Gerakan Pramuka

5) Norma-norma agama dan masyarakat

6) Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda.


b. Setiap Ambalan memiliki Sandi Ambalan, yang merupakan norma hidup bagi Pramuka Penegak dalam
Ambalan tersebut ; dengan demikian Sandi Ambalan hanya berlaku bagi anggota Ambalan tertentu dan tidak
berlaku bagi Anggota Ambalan lain

c. Bagi Pramuka Penegak, Sandi Ambalan merupakan sesuatu yang disakralkan, oleh karena itu ketika
Sandi Ambalan dibacakan para Pramuka Penegak mengikutinya dengan cermat dalam suasana yang hening
dan bahkan ada yang mengikutinya dengan sikap tertentu sebagaimana ditetapkan oleh Pemangku Adat
Ambalan.

Contoh Sandi Ambalan

SANDI AMBALAN

TIRULAH MATAHARI

“Atau paling tidak jadilah seperti rembulan yang mampu mengarahkan sinar, menerangi bumi di malam
gulita. Cahaya matahari seperti ilmu dan kasih yang tak pernah berkurang meskipun senantiasa dipancarkan
untuk menerangi semesta.”

Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Ibu pertiwi tersedu

Murka alam porak-porandakan negeri

Nafsu dan dengki coreng wajah bangsa

Anak negeri enggan dan berlalu

Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Segelintir merangkak terseok-seok

Gundah hati penuh tanya

Segelintir merangkak cari mulia

Sepenuh jiwa menempuh kelelahan

Mengejar mulia hingga banyak jemu

Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Mentari tenggelam, rembulan urung


Ibu pertiwi tersenyum dan beraksara

Jangan mengira mulia adalah madu yang kau makan

Takkan kau dapatkan mulia sebelum pahitnya sabar

Hanya yang bersungguh-sungguh dan bersabar

Yang akan menemukannya…

Kawanku, Arjuna dan Srikandi Indonesia,

Tundukkan kepala dan pejamkan matamu,

Rasakan tiap degup jantungmu,

Renungkanlah …

Bumi yang kita pijak,

Langit yang kita tatap,

Udara yang kita hirup,

Cahaya mentari yang kita rasakan kehangatannya,

Rembulan yang benderang di tengah gulita,

adalah

bumi, langit, udara, mentari, rembulan yang sama

dengan yang disaksikan

Plato, Socrates, Heraklius, Gandhi, Soekarno

Jika mereka bisa terinspirasi olehnya,

kenapa kita tidak?!

Tanamkan mutiara itu dalam dadamu

Satya dan Dharma Praja Muda Karana

Hingga tiba saatnya,

Engkau mampu menyinari tanpa mentari

Berjalan di malam hari tanpa rembulan

Sorot matamu bagai sihir


Tajam keningmu bagai kilatan pedang

Tirulah matahari

Jadilah mentari bagi dunia

Buka matamu

Dan tataplah ke depan

Kemuliaan adalah keniscayaan

Wajah zaman

Berlumuran debu hitam

Gulita terbelah

Sinar cerah merekah

Selama jantung masih berdetak

Kami, jiwa muda Indonesia

Takkan menyerah

Mengawal zaman

Mempersembahkan untukmu ibu pertiwi

Semangat PASOEPATI – PUSPITA MURTI

RENUNGAN JIWA PRAMUKA PENEGAK

a. Renungan ialah suatu naskah singkat yang menguasai nilai-nilai spiritual, mental dan moral dalam
upaya mengamalkan satya dan darma Pramuka

b. Renungan dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetuk hati para Pramuka Penegak agar selalu ingat
Satya dan Darmanya dan selalu mengamalkannya sesuai dengan motto :

Satyaku kudarmakan, darmaku kubaktikan


c. Naskah renungan disusun oleh Pramuka Penegak sendiri, dengan bimbingan Pembina mereka dan dijaga
kelestariannya oleh Pemangku Adat

d. Macam-macam Naskah renungan, diantaranya:

1) renungan bagi mereka yang akan dilantik


2) renungan bagi mereka yang sedang mengalami masalah

3) bebarapa renungan dalam menperingati hari besar nasional

4) beberapa renungan dalam memperingati hari besar agama

5) renungan pada upacara penutupan latihan

PENUTUP
Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan Renungan Jiwa Pramuka Penegak bagi kita (Pembina Pramuka
Penegak) merupakan alat pendidikan ; oleh karena itu dalam proses penyusunannya hendaknya diupayakan
agar Pembina Pramuka Penegak yang bersangkutan terlibat dalam posisi sebagai pembimbing, dan pengerak
supaya Adat Ambalan, Sandi Ambalan dan renungan jiwa tersebut tidak menyimpang dari :

1. Pancasila dan UUD 1945

2. Prinsip Dasar Kepramukaan

3. Kode Kehormatan Pramuka

4. AD dan ART Gerakan Pramuka

5. Norma-norma Agama dan Masyarakat

6. Hal-hal yang menunjang pembinaan kepribadian kaum muda

KEPUSTAKAAN

1. AD & ART GERAKAN PRAMUKA

2. PENDIDIKAN NILAI GERAKAN PRAMUKA. Kwarnas. Jakarta. 1999

3. Atmasulistya, Drs. H. Endy, PANDUAN PRAKTIS MEMBINA PRAMUKA, Jakarta, 2000.

4. Rujukan KML. Kwarnas. Jakarta. 1983

5. Keputusan Kwarda Jawa Tengah No. 10/KPTS/D.XI/8/79 tentang Tanda, Lambang, Bendera Dan
Kibaran Cita Ambalan Penegak Dan/Atau Racana Pandega

Anda mungkin juga menyukai