Daftar isi
1Ketentuan umum
2Kepemimpinan
4Dewan Ambalan
5Dewan Kehormatan
6Referensi
7Pranala luar
8Lihat pula
Ambalan terdiri dari satuan-satuan kecil yang dinamakan “Sangga” yang masing-masing terdiri dari 6
sampai 8 orang Pramuka Penegak.
Pembentukan sangga dilakukan oleh Pramuka Penegak sendiri, dan bila diperlukan dapat dibantu oleh
para Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak atau Bantuan Alumni Ambalan.
Kepemimpinan[sunting | sunting sumber]
Ambalan dipimpin oleh seorang Pembina Penegak dibantu dua orang Pembantu Pembina. Pembina
Penegak sedikitnya berusia 25 tahun sedang Pembantu Pembina sedikitnya berusia 23 tahun.
Pembina dan Pembantu Pembina Penegak putra harus dijabat oleh pria sedang Pembina dan Pembantu
Pembina Penegak putri harus dijabat oleh Wanita.
Tiap sangga dipimpin oleh seorang Pimpinan Sangga (Pinsa) yang dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin
Sangga. Pinsa dan Wapinsa dipilih dari dan oleh anggota sangga yang bersangkutan.
Oleh dan dari para Pemimpin Sangga dipilih seorang untuk melaksanakan tugas di tingkat ambalan yang
disebut Pemimpin Sangga Utama dipanggil Pradana.
Tamu Penegak
Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya dipindahkan dari Pasukan
Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun yang
belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga)
bulan. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat-istiadat
yang berlaku di Ambalan tersebut. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal
dan menilai Tamu Penegak tersebut.
Calon Penegak
Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup mentaati peraturan
dan Adat Ambalan dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan
tersebut. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.
Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana
dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.
Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan.
Penegak
Penegak Laksana, yaitu Pramuka Penegak yang telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum
Penegak Laksana
Untuk mengembangkan kepemimpinan di ambalan, dibentuk Dewan Ambalan Penegak, yang disingkat
Dewan Ambalan. Dewan Ambalan dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana dengan susunan
sebagai berikut:
Seorang Bendahara.
Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan Keputusan Musyawarah
Penegak.
Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota
Ambalan dengan acara:
Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan
Kehormatan Penegak yang disingkat Dewan Kehormatan dengan anggota yang terdiri atas:
Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lain-lain kepada Pramuka Penegak yang berjasa
atau berprestasi.
Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi kesempatan untuk membela diri
dalam rapat Dewan Kehormatan.
Mengenal ambalan penegak (atau disebut ambalan saja) ini mencoba mengulas berbagai hal terkait
dengan ambalan pramuka penegak. Mulai dari pengertian dan asal usul kata ambalan, anggota,
ketentuan umum, perangkat, hingga sistem kepemimpinan dan keorganisasian dalam ambalan penegak.
Menurut SK Kwarnas Nomor 231 tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan
Pramuka, ambalan mempunyai pengertian sebagai "satuan gerak untuk golongan Pramuka Penegak,
yang menghimpun sangga dan dipimpin oleh Pradana dengan pendamping Pembina Ambalan". Ambalan
merupakan bagian dari gugusdepan yang menjadi pangkalan dan tempat menghimpun anggota Gerakan
Pramuka Penegak yaitu yang berusia 16 sampai 20 tahun. Di mana diketahui, gugusdepan yang lengkap
terdiri atas perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak, dan racana pandega. Namun
terdapat juga gugusdepan tidak lengkap yang hanya terdiri atas pasukan penggalang atau ambalan
penegak saja.
Kata ambalan sendiri berasal dari bahasa jawa, 'ambal' atau 'ambal-ambalan' yang berarti berulang-
ulang atau terus menerus, kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga diartikan sebagai
sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan.
Anggota ambalan tersebut dibagi dalam 3-4 kelompok yang disebut "Sangga"
Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang dipilih anggotanya sesuai aspirasinya dan
mengandung kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.
Di dalam organisasi Ambalan terdapat Dewan Ambalan Penegak yang disebut Dewan Penegak dan
Dewan Kehormatan.
Ambalan dibimbing oleh seorang pembina penegak dibantu oleh satu atau dua pembantu pembina
penegak.
Untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan, Ambalan Penegak dapat membentuk Sangga Kerja
yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota sangga yang ada. Sangga Kerja bersifat sementara sampai
tugas atau pekerjaan selesai dilaksanakan.
Anggota Ambalan
Menurut ketentuan terbaru, anggota ambalan penegak terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak. Sedang
dalam peraturan sebelumnya ambalan beranggotakan hingga maksimal 40 orang penegak. Anggota
ambalan itu dibagi dalam 3 hingga 4 kelompok yang disebut sangga. Anggota ambalan tersebut terdiri
atas:
Tamu Penegak
Calon Penegak
Calon Penegak adalah Tamu Ambalan yang menyatakan diri menjadi anggota ambalan tersebut. Calon
Penegak diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan dan acara dalam ambalan tersebut dengan
beberapa hak. Calon Penegak diberikan waktu maksimal selama 6 bulan untuk menyelesaikan SKU
Penegak Bantara.
Penegak Bantara
Penegak Bantara adalah calon penegak yang telah menyelesaikan SKU Penegak Bantara dan telah
dilantik menjadi penegak Bantara. Penegak Bantara memiliki hak penuh dalam ambalan.
Penegak Laksana
Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah menyelesaikan SKU Penegak Laksana dan telah
dilantik menjadi penegak Laksana. Penegak Laksana memiliki hak dan kewajiban sebagaimana Penegak
Bantara.
Nama Ambalan;
Nama Ambalan Penegak biasanya diambil dari nama-nama pahlawan. Namun tidak menutup
kemungkinan nama Ambalan juga diambil dari nama-nama tokoh, kerajaan dalam pewayangan atau
legenda. Nama dipilih oleh anggota Ambalan, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh
anggota Ambalan. Contoh nama ambalan seperti Ambalan Diponegoro, Ambalan Dewi Sartika, dan lain-
lain.
Lambang atau Logo Ambalan
Lambang Ambalan merupakan simbol atau kiasan yang mengandung makna kehidupan dan keadaan
Ambalan yang mampu menggambarkan ciri khas, tujuan serta arah gerakan pembinaan Ambalan
tersebut. Lambang Ambalan dikenakan di lengan kiri baju anggota ambalan tersebut.
Kerani (Sekretaris)
Beberapa Anggota
Panji Ambalan
Panji Ambalan atau Pataka Ambalan adalah bendera yang menghimpun seluruh perangkat Ambalan.
Amsal Ambalan
Amsal Ambalan adalah semboyan yang berupa kata-kata singkat yang mengandung makna dan cita-cita
ambalan.
Sandi Ambalan
Sandi Ambalan merupakan rangkaian kalimat (umumnya dalam bentuk puisi) yang mengandung nilai,
norma, dan cita-cita ambalan.
Pusaka Ambalan
Pusaka Ambalan adalah suatu benda atau perkakas yang mengandung makna tersendiri bagi suatu
Ambalan yang diwariskan turun temurun kepada warga Ambalan.
Mars Ambalan
Mars Ambalan merupakan lagu atau nyanyian dalam bentuk mars yang mengandung arti khusus bagi
ambalan tersebut.
Contoh adat ambalan pramuka terbaru
ADAT AMBALAN
BAB I
PENDAHULUAN
Pasal 1
1. Adat Ambalan adalah suatu peraturan dan kebiasaan yang menjadi ciri khas dan sarana penertib
suatu pangkalan yang telah disepakati oleh Warga Ambalan.
Fungsi Adat :
Pasal 2
Pemegang Adat
Pemangku Adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban dan wewenang dalam memegang adat.
Pasal 3
Pasal 4
1. Adat ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh barlaku di pangkalan Ambalan K.H. Shaleh - Alkhumairoh
2. Adat ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh berlaku diluar ambalan apabila membawa nama K.H.
Shaleh – Alkhumairoh.
3. Adat Ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh berlaku hanya 1 tahun jabatan dan selanjutnya dapat
direvisi dengan revisi yang mendasar dan baik.
Pasal 5
Sasaran
Sasaran Adat ambalan K.H. Shaleh - Alkhumairoh adalah membentuk warga ambalan yang :
3. Menghargai apa yang menjadi cita-cita dalam ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh
Pasal 6
Revisi Adat
1. Adat Ambalan ditetapkan atas persetujuan seluruh warga Ambalan ketika muspen atau kebijakan
pemangku adat
a. Disetujui oleh seluruh Warga Ambalan atau dengan kebijakan pemangku adat
BAB II
ISI
Pasal 7
Adat Keseharian
1. Mengutamakan kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa.
7. Bagi Pramuka Penegak Ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh harus berambut rapih
8. Dalam keadaan tertentu saten harus diselamatkan dengan ketentuan dimasukan kebawah kancing
pertama baju
9. Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku celana, wajib dipegang atau ditaruh
di tempat yang semestinya.
10. Warna kaos kaki untuk putra hitam dan untuk putri cream dan sepatu yang dikenakan adalah hitam
polos.
13. Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib mengenakan pakaian pramuka lengkap beserta
topi dan baret.
a. Saten
d. Baret
a. Baret
16. pemakain /pelepasan perlengkapan pramuka sambil jongkok atau sambil duduk yang enak.
Pasal 8
Makan
3. Salah satu anggota ( pemimpin ) memimpin pasukan dalam laporan sebelum makan (disesuaikan).
Pasal 9
Berbicara
PASAL 10
SANKSI
1. Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan K.H. Shaleh –
Alkhumairoh dan/ atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak sekolah yang berhubungan
dengan kegiatan Kepramukaan.
2. Sanksi- sanksi yang terdapat di ambalan K.H. Shaleh - Alkhumairoh diberlakukan kepada seluruh
warga ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh
3. Sanksi- sanksi tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Gudep, Pembina, dan Tamu Ambalan.
4. Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan/ atau dari hasil
musyawarah Dewan Ambalan
c. Diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwenang dalam menangani pelanggaran peserta didik.
e. Sanksi berupa tugas maupun materi berupa uang sebesar 1000 dan dsb
BAB III
PENUTUP
1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam buku adat ini akan ditetapkan lebih lanjut.
2. Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ambalan, maka selanjutnya dilakukan revisi
terhadap adat tersebut.
3. Buku adat ini ditetapkan berdasarkan pertimbamngan pemangku adat untuk menjadikan ambaln
K.H. Shaleh – Alkhumairoh menjadi lebih baik.
Mengetahui,
NUPTK. 9643749651200062