Anda di halaman 1dari 15

Ambalan Pramuka Penegak

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Ambalan Penegak atau sering hanya disebut ambalan adalah satuan organisasi dalam Gerakan


Pramuka yang terdiri atas paling banyak 32 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak dibagi dalam 4
sangga yang masing-masing sangga terdiri atas 6 - 8 orang Pramuka Penegak. Ambalan Penegak
merupakan tempat pembinaan Pramuka berusia 16 sampai 20 tahun yang disebut Pramuka Penegak.

Gerakan Pramuka menghimpun anggotanya dalam satuan dan kwartir. Satuan terdepan dalam


pembinaan peserta didik adalah Gugusdepan. Dalam Gugusdepan yang lengkap terdapat Perindukan
Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan Racana Pandega. Namun jika tidak memungkinkan,
sebuah gugusdepan boleh hanya memiliki salah satu satuan saja semisal Ambalan Penegak.

Pembentukan ambalan ini bertujuan untuk memudahkan penghimpunan, pengelolaan, penggerakan


dan pengarahan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka Penegak untuk mencapai
tujuannya.

Daftar isi

1Ketentuan umum

2Kepemimpinan

3Anggota Ambalan Penegak

4Dewan Ambalan

5Dewan Kehormatan

6Referensi

7Pranala luar

8Lihat pula

Ketentuan umum[sunting | sunting sumber]

Ambalan terdiri dari paling banyak 32 orang Pramuka Penegak.

Ambalan Penegak putra terpisah dengan Ambalan Penegak putri.

Ambalan terdiri dari satuan-satuan kecil yang dinamakan “Sangga” yang masing-masing terdiri dari 6
sampai 8 orang Pramuka Penegak.
Pembentukan sangga dilakukan oleh Pramuka Penegak sendiri, dan bila diperlukan dapat dibantu oleh
para Pembina dan Pembantu Pembina Pramuka Penegak atau Bantuan Alumni Ambalan.

Kepemimpinan[sunting | sunting sumber]

Ambalan dipimpin oleh seorang Pembina Penegak dibantu dua orang Pembantu Pembina. Pembina
Penegak sedikitnya berusia 25 tahun sedang Pembantu Pembina sedikitnya berusia 23 tahun.

Pembina dan Pembantu Pembina Penegak putra harus dijabat oleh pria sedang Pembina dan Pembantu
Pembina Penegak putri harus dijabat oleh Wanita.

Tiap sangga dipimpin oleh seorang Pimpinan Sangga (Pinsa) yang dibantu oleh seorang Wakil Pemimpin
Sangga. Pinsa dan Wapinsa dipilih dari dan oleh anggota sangga yang bersangkutan.

Oleh dan dari para Pemimpin Sangga dipilih seorang untuk melaksanakan tugas di tingkat ambalan yang
disebut Pemimpin Sangga Utama dipanggil Pradana.

Anggota Ambalan Penegak[sunting | sunting sumber]

Anggota Ambalan Penegak terdiri atas:

Tamu Penegak

Tamu Penegak adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya dipindahkan dari Pasukan
Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 tahun sampai dengan 20 tahun yang
belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka. Lamanya menjadi Tamu Penegak paling lama 3 (tiga)
bulan. Selama menjadi Tamu Penegak diberi kesempatan untuk menyesuaikan diri dengan adat-istiadat
yang berlaku di Ambalan tersebut. Bagi anggota Ambalan lainnya diberi kesempatan untuk mengenal
dan menilai Tamu Penegak tersebut.

Calon Penegak

Calon Penegak ialah Tamu Penegak yang dengan sukarela menyatakan diri sanggup mentaati peraturan
dan Adat Ambalan dan diterima oleh semua anggota Ambalan untuk menjadi anggota Ambalan
tersebut. Lamanya menjadi Calon Penegak sedikitnya 6 (enam) bulan.

Perpindahan status dari Tamu Penegak menjadi Calon Penegak dilaksanakan dengan upacara sederhana
dan dialog yang mengandung pendidikan bagi segenap anggota Ambalan tersebut.

Hak dan kewajiban calon Penegak, antara lain :

Tidak mempunyai hak suara dalam musyawarah.

Mempunyai hak bicara dalam diskusi, pertemuan dan musyawarah.

Harus mengikuti acara Ambalan yang bersangkutan.

Berkewajiban menyelesaikan SKU tingkat Penegak Bantara.


Berkewajiban ikut menjaga dan mengembangkan nama baik Ambalannya.

Setiap Calon Penegak dibina oleh dua orang Penegak Bantara/Laksana dari Ambalan yang bersangkutan.

Penegak

Yang terdiri atas:

Penegak Bantara, yaitu Pramuka Penegak yang telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan


Umum Penegak Bantara

Penegak Laksana, yaitu Pramuka Penegak yang telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum
Penegak Laksana

Dewan Ambalan[sunting | sunting sumber]

Untuk mengembangkan kepemimpinan di ambalan, dibentuk Dewan Ambalan Penegak, yang disingkat
Dewan Ambalan. Dewan Ambalan dipimpin oleh seorang ketua yang disebut Pradana dengan susunan
sebagai berikut:

Seorang ketua yang disebut Pradana.

Seorang wakil ketua.

Seorang sekretaris yang disebut kerani.

Seorang Bendahara.

Seorang Pemangku Adat.

Kegiatan, kewenangan, tugas dan mekanisme Dewan Penegak antara lain:

Tugas Dewan Ambalan merencanakan dan melaksanakan program berdasarkan Keputusan Musyawarah
Penegak.

Masa bakti Dewan Ambalan adalah satu tahun.

Musyawarah Penegak dilaksanakan sedikitnya 1 (satu) tahun sekali yang dihadiri oleh seluruh anggota
Ambalan dengan acara:

Mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.

Merencanakan kegiatan ambalan yang akan datang.

Membicarakan adat istiadat ambalan.

Memilih pengurus Dewan Ambalan masa bakti berikutnya.


Apabila diperlukan, Ambalan dapat membentuk Sangga. Dalam melaksanakan tugas, Dewan Ambalan
dapat membentuk Sangga Kerja.

Dewan Kehormatan[sunting | sunting sumber]

Untuk menyelesaikan masalah yang menyangkut kehormatan anggota, maka dibentuk Dewan
Kehormatan Penegak yang disingkat Dewan Kehormatan dengan anggota yang terdiri atas:

Anggota Dewan Ambalan Penegak

Pembina dan Pembantu Pembina Penegak (sebagai penasehat)

Dewan Kehormatan Penegak mempunyai wewnang dan kewajiban untuk menentukan:

Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lain-lain kepada Pramuka Penegak yang berjasa
atau berprestasi.

Pelantikan Pemimpin dan Wakil Pemimpin Sangga serta Pradana.

Tindakan terhadap pelanggaran kode kehormatan.

Rehabilitasi anggota Ambalan Penegak.

Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi kesempatan untuk membela diri
dalam rapat Dewan Kehormatan.

Mengenal ambalan penegak (atau disebut ambalan saja) ini mencoba mengulas berbagai hal terkait
dengan ambalan pramuka penegak. Mulai dari pengertian dan asal usul kata ambalan, anggota,
ketentuan umum, perangkat, hingga sistem kepemimpinan dan keorganisasian dalam ambalan penegak.

Menurut SK Kwarnas Nomor 231 tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan
Pramuka, ambalan mempunyai pengertian sebagai "satuan gerak untuk golongan Pramuka Penegak,
yang menghimpun sangga dan dipimpin oleh Pradana dengan pendamping Pembina Ambalan". Ambalan
merupakan bagian dari gugusdepan yang menjadi pangkalan dan tempat menghimpun anggota Gerakan
Pramuka Penegak yaitu yang berusia 16 sampai 20 tahun. Di mana diketahui, gugusdepan yang lengkap
terdiri atas perindukan siaga, pasukan penggalang, ambalan penegak, dan racana pandega. Namun
terdapat juga gugusdepan tidak lengkap yang hanya terdiri atas pasukan penggalang atau ambalan
penegak saja.
Kata ambalan sendiri berasal dari bahasa jawa, 'ambal' atau 'ambal-ambalan' yang berarti berulang-
ulang atau terus menerus, kegiatan yang dilakukan terus menerus. Ambalan juga diartikan sebagai
sekumpulan orang yang sedang melakukan suatu pekerjaan. 

Ketentuan Umum Terkait Ambalan Penegak

Beberapa ketentuan umum terkait dengan ambalan antara lain:

Ambalan Penegak idealnya terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak

Anggota ambalan tersebut dibagi dalam 3-4 kelompok yang disebut "Sangga"

Ambalan Penegak menggunakan nama dan lambang yang dipilih anggotanya sesuai aspirasinya dan
mengandung kiasan dasar yang menjadi motivasi kehidupan ambalan.

Ambalan Penegak putra terpisah dengan Ambalan Penegak putri

Ambalan dipimpin oleh pradana yang dipilih dari musyawarah anggota Ambalan.

Di dalam organisasi Ambalan terdapat Dewan Ambalan Penegak yang disebut Dewan Penegak dan
Dewan Kehormatan.

Ambalan dibimbing oleh seorang pembina penegak dibantu oleh satu atau dua pembantu pembina
penegak.
Untuk melaksanakan suatu tugas atau pekerjaan, Ambalan Penegak dapat membentuk Sangga Kerja
yang anggotanya terdiri atas anggota-anggota sangga yang ada. Sangga Kerja bersifat sementara sampai
tugas atau pekerjaan selesai dilaksanakan.

Anggota Ambalan

Menurut ketentuan terbaru, anggota ambalan penegak terdiri atas 12-32 Pramuka Penegak. Sedang
dalam peraturan sebelumnya ambalan beranggotakan hingga maksimal 40 orang penegak. Anggota
ambalan itu dibagi dalam 3 hingga 4 kelompok yang disebut sangga. Anggota ambalan tersebut terdiri
atas:

Tamu Penegak

Tamu Penegak atau Tamu Ambalan adalah seorang Pramuka Penggalang yang karena usianya


dipindahkan dari Pasukan Penggalang ke Ambalan Penegak, atau pemuda yang berusia 16 hingga 20
tahun yang belum pernah menjadi anggota Gerakan Pramuka. Tamu Penegak ini diberikan kesempatan
untuk menyesuaikan diri dengan adat-istiadat yang berlaku di Ambalan tersebut selama maksimal 3
bulan.

Calon Penegak

Calon Penegak adalah Tamu Ambalan yang menyatakan diri menjadi anggota ambalan tersebut. Calon
Penegak diberikan kesempatan untuk mengikuti kegiatan dan acara dalam ambalan tersebut dengan
beberapa hak. Calon Penegak diberikan waktu maksimal selama 6 bulan untuk menyelesaikan SKU
Penegak Bantara.

Penegak Bantara

Penegak Bantara adalah calon penegak yang telah menyelesaikan SKU Penegak Bantara dan telah
dilantik menjadi penegak Bantara. Penegak Bantara memiliki hak penuh dalam ambalan.

Penegak Laksana
Penegak Laksana adalah Penegak Bantara yang telah menyelesaikan SKU Penegak Laksana dan telah
dilantik menjadi penegak Laksana. Penegak Laksana memiliki hak dan kewajiban sebagaimana Penegak
Bantara.

Kelengkapan Perangkat Ambalan

Setiap ambalan hendaknya dilengkapi dengan perangkat-perangkat sebagai berikut:

Nama Ambalan;
Nama Ambalan Penegak biasanya diambil dari nama-nama pahlawan. Namun tidak menutup
kemungkinan nama Ambalan juga diambil dari nama-nama tokoh, kerajaan dalam pewayangan atau
legenda. Nama dipilih oleh anggota Ambalan, sehingga memiliki makna dan kebanggaan bagi seluruh
anggota Ambalan. Contoh nama ambalan seperti Ambalan Diponegoro, Ambalan Dewi Sartika, dan lain-
lain.
Lambang atau Logo Ambalan
Lambang Ambalan merupakan simbol atau kiasan yang mengandung makna kehidupan dan keadaan
Ambalan yang mampu menggambarkan ciri khas, tujuan serta arah gerakan pembinaan Ambalan
tersebut. Lambang Ambalan dikenakan di lengan kiri baju anggota ambalan tersebut.

Dewan Ambalan Penegak


Dewan Ambalan Penegak atau disingkat Dewan Penegak merupakan wadah pembina kepemimpinan
yang beranggotakan Pramuka Penegak untuk merencanakan, mengelola dan menggerakan kegiatan di
Ambalan yang bersangkutan dengan bimbingan pembinanya. Dewan Penegak dipilih dari dan oleh
pimpinan sangga dan wakil pimpinan sangga dalam ambalan tersebut.
Ambalan Penegak terdiri atas:

Pradana (Ketua Dewan Penegak)

Juru Adat (Pemangku Adat)

Kerani (Sekretaris)

Juru Uang (Bendahara)

Beberapa Anggota

Panji Ambalan
Panji Ambalan atau Pataka Ambalan adalah bendera yang menghimpun seluruh perangkat Ambalan.

Amsal Ambalan
Amsal Ambalan adalah semboyan yang berupa kata-kata singkat yang mengandung makna dan cita-cita
ambalan.

Sandi Ambalan
Sandi Ambalan merupakan rangkaian kalimat (umumnya dalam bentuk puisi) yang mengandung nilai,
norma, dan cita-cita ambalan.

Pusaka Ambalan
Pusaka Ambalan adalah suatu benda atau perkakas yang mengandung makna tersendiri bagi suatu
Ambalan yang diwariskan turun temurun kepada warga Ambalan.

Mars Ambalan
Mars Ambalan merupakan lagu atau nyanyian dalam bentuk mars yang mengandung arti khusus bagi
ambalan tersebut.
Contoh adat ambalan pramuka terbaru

ADAT AMBALAN

K.H. SHALEH – ALKHUMAIROH GUDEP 01.211 – 01.212

PANGKALAN SMK PLUS ASHABULYAMIN

BAB I

PENDAHULUAN

Pasal 1

Pengertian Dan Fungsi Adat

1.      Adat Ambalan adalah suatu peraturan dan kebiasaan yang menjadi ciri khas dan sarana penertib
suatu pangkalan yang telah disepakati oleh Warga Ambalan.
 Fungsi Adat :

a.       Sebagai identitas suatu pangkalan

b.      Sarana penertib suatu pangkalan

c.       Sebagai dasar dan pedoman

Pasal 2

Pemegang Adat

1.      Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat.

Pemangku Adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban dan wewenang dalam memegang adat.

Pemangku Adat memiliki Pusaka Adat yang wajib dijaga.

Pasal 3

Hak, Kewajiban, Dan Wewenang Pemangku Adat

1.      Hak Pemangku Adat

Dihargai semua apa yang menjadi kebijaksanaannya.

Memberikan saran yang bersifat membangun.

Diperbolehkan mengambil keputusan secara sepihak apabila kondisi tidak memungkinkan.


Merevisi adat yang sudah tidak sesuai dengan kondisi.

Membacakan sandi ambalan

2.      Kewajiban Pemangku Adat

a.       Menjaga, mengamalkan, dan menjalankan adat ambalan.

b.      Menjaga Pusaka Adat.

c.       Menjaga ketertiban di pangkalan.

d.      Mampu mendampingi Pradana.

e.       Mampu dengan sigap mengambil keputusan.

f.       Mampu dengan cermat menyelektif suatu keadaan.

3.      Wewenang Pemangku Adat

a.       Memberi sanksi kepada pelanggar Adat.

b.      Mendampingi Pradana dalam mengambil Keputusan.

c.       Mengambil keputusan sepihak apabila kondisi mendesak.

d.      Memperkenalkan Adat Ambalan.

Pasal 4

Tempat dan waktu

1.      Adat ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh barlaku di pangkalan Ambalan  K.H. Shaleh - Alkhumairoh

2.      Adat ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh berlaku diluar ambalan apabila membawa nama K.H.
Shaleh – Alkhumairoh.

3.      Adat Ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh berlaku hanya 1 tahun jabatan dan selanjutnya dapat
direvisi dengan revisi yang mendasar dan baik.

Pasal 5
Sasaran

Sasaran Adat ambalan K.H. Shaleh - Alkhumairoh adalah membentuk warga ambalan yang :

1.      Memiliki kepribadian yang disiplin, tegas, dan cerdas.

2.      Menghargai seluruh adat dan ketentuan yang berlaku dalam ambalan.

3.      Menghargai apa yang menjadi cita-cita dalam ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh

Pasal 6

Revisi Adat

1.      Adat Ambalan ditetapkan atas persetujuan seluruh warga Ambalan ketika muspen atau kebijakan
pemangku adat

2.      Revisi Adat hanya boleh dilakukan oleh Pemangku Adat.

3.      Perubahan Adat dapat dilakukan dengan ketentuan :

a.       Disetujui oleh seluruh Warga Ambalan atau dengan kebijakan pemangku adat

b.      Menyesuaikan situasi dan kondisi.

BAB II

ISI

Pasal 7

Adat Keseharian
1.      Mengutamakan kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2.      Jangan buang sampah sembarangan.

3.      Ketika membereskan pakaian harus balik kanan dulu, lalu bereskan.

4.      Ketika benda pusaka dikeluarkan oleh pemangku adat, berikan hormat.

5.      Pemakaian atribut pramuka sesuai dengan peraturan Kwartir Ranting Nasional.

6.      Penggunaan seragam pramuka lengkap dapat disesuaikan dengan keadaan.

7.      Bagi Pramuka Penegak Ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh harus berambut rapih

8.      Dalam keadaan tertentu saten harus diselamatkan dengan ketentuan dimasukan kebawah kancing
pertama baju

9.      Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku celana, wajib dipegang atau ditaruh
di tempat yang semestinya.

10.  Warna kaos kaki untuk putra hitam dan untuk putri cream dan sepatu yang dikenakan adalah hitam
polos.

11.  Pemakaian Ring dan Hasduk harus kencang dan rapi.

12.  Pakaian harus selalu rapi. ikat pinggang harus terlihat.

13.  Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib mengenakan pakaian pramuka lengkap beserta
topi dan baret.

14.  Pemakaian perlengkapan pramuka :

a.       Saten

b.      TKU sebelah kanan

c.       TKU sebelah kiri

d.      Baret

15.  Pelepasan perlengkapan pramuka :

a.       Baret

b.      TKU sebelah kiri

c.       TKU sebelah kanan


d.      Saten

16.  pemakain /pelepasan perlengkapan pramuka sambil jongkok atau sambil duduk yang enak.

Pasal 8

Makan

1.      Jangan makan  dan minum sambil berdiri kecuali makan permen

2.      Sebelum makan pasukan harus dalam bentuk barisan yang rapi.

3.      Salah satu anggota ( pemimpin ) memimpin pasukan dalam laporan sebelum makan (disesuaikan).

4.      Makanan dipegang di tangan kanan, dan minuman dipegang di tangan kiri.

5.      Saten diselamatkan tentang Adat pakaian dan penampilan.

6.      Berdoa sebelum makan dipimpin oleh pemimpin.

7.      Dalam kondisi makan tidak boleh bersenda gurau.

8.      Selesai makan, pasukan disiapkan dilanjutkan berdoa.

9.      Laporan selesai makan ( disesuaikan ).

Pasal 9

Berbicara

1.      Tidak boleh berkata-kata hewan

2.      Dilarang membuat forum di dalam sebuah forum.


3.      Di dalam sebuah forum apabila ingin menanggapi atau memberi saran wajib mengacungkan tangan
terlebih dahulu setelah itu memohon ijin untuk berbicara, dan boleh berbicara jika   sudah disilakan oleh
pemimpin forum.

4.      Dapat menjaga sopan santun.

PASAL 10

SANKSI

1.      Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan K.H. Shaleh –
Alkhumairoh dan/ atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak sekolah yang berhubungan
dengan kegiatan Kepramukaan.

2.      Sanksi- sanksi yang terdapat di ambalan K.H. Shaleh - Alkhumairoh diberlakukan kepada seluruh
warga ambalan K.H. Shaleh – Alkhumairoh

3.      Sanksi- sanksi  tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Gudep, Pembina, dan Tamu Ambalan.

4.      Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan/ atau dari hasil
musyawarah Dewan Ambalan

5.      Jenis- jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:

a.       Peringatan  secara lisan melalui teguran

b.      Peringatan lisan melalui teguran dari Pembina Pramuka.

c.       Diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwenang dalam menangani pelanggaran peserta didik.

d.      Sanksi berupa Tindakan pushup 20 atau bending 20

e.       Sanksi berupa tugas maupun materi berupa uang sebesar 1000 dan dsb

BAB III
PENUTUP

1.      Hal-hal yang belum ditetapkan dalam buku adat ini akan ditetapkan lebih lanjut.

2.      Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ambalan, maka selanjutnya dilakukan revisi
terhadap adat tersebut.

3.      Buku adat ini ditetapkan berdasarkan pertimbamngan pemangku adat untuk menjadikan ambaln
K.H. Shaleh – Alkhumairoh menjadi lebih baik.

Cianjur,   Mei 2015

Pradana Putri Pradana Putra

Gina Fauziah M. Fadhil Ubaidillah

Mengetahui,

Kesiswaan Pembina Gugus Depan

Aang Kustiadi, S.Ag. Mahbub Mutaqien, S.Pd.

NUPTK. 9643749651200062

Anda mungkin juga menyukai