Golongan pramuka berdasarkan usia peserta didik setelah pramuka siaga adalah pramuka
penggalang. Apa itu penggalang, mengapa dinamakan penggalang, kode kehormatannya,
pakaian seragam yang dikenakan dan segala sesuatu mengenai golongan peserta didik
pramuka ini akan kita bahas. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa berdasarkan usianya,
peserta didik pramuka digolongkan dalam empat kelompok yaitu siaga, penggalang,
penegak, dan pandega.
Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas janji (satya) dan ketentuan moral
(darma). Janji penggalang disebut Trisatya sedangkan ketentuan moralnya dinamakan
Dasadarma. Trisatya terdiri atas tiga butir janji sedangkan Dasadarma memuat 10 butir
sikap yang kesemuanya musti ditepati dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun bunyi Trisatya dan Dasadarma untuk pramuka penggalang adalah sebagai berikut:
Trisatya
menepati Dasadarma.
Dasadarma
Sebagaimana golongan peserta didik pramuka lainnya, dalam setiap kegiatannya pramuka
penggalang diorganisasikan dalam dalam kelompok atau satuan secara berjenjang. Hal ini
sesuai dengan metode kepramukaan yang salah satunya silaksanakan dengan metode
kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi.
Satuan terkecil pramuka penggalang disebut regu yang terdiri atas 5 s.d 10 anggota. Regu
putra dinamai dengan menggunakan nama hewan atau alat-alat yang berguna seperti Regu
Rajawali, Regu Harimau, atau Regu Traktor. Sedangkan regu putri dinamai dengan nama
tumbuhan atau bunga semisal Regu Melati, Regu Kenanga, atau Regu Mawar. Setiap regu
dipimpin oleh Pemimpin Regu yang disingkat Pinru dan dibantu seorang wakil yang
dinamai Wakil Pemimpin Regu atau disingkat Wapinru. Pinru mempunyai hak dan
kewajiban antara lain: membantu pembina dalam melatih anggota regunya, merencanakan
kegiatan bagi regunya, memilih wakil pemimpin regu, menjadi anggota Dewan Penggalang,
serta memilih Pemimpin Regu Utama (Pratama).
Empat regu dihimpun dalam satuan yang lebih besar yang dinamakan pasukan. Pasukan
dipimpin oleh seorang Pemimpin Regu Utama atau disebut Pratama. Pratama sendiri dipilih
dari dan oleh para pimpinan regu anggota pasukan tersebut. Dalam kegiatannya, pasukan
dibimbing oleh seorang pembina penggalang dengan dibantu oleh dua pembantu pembina.
Berbeda dengan siaga, pembina dan pembantu pembina penggalang dipanggil dengan
sebutan kakak baik untuk putra maupun putri.
Dalam pasukan juga dibentuk Dewan Pasukan Penggalang atau Dewan Penggalang.
Dewan ini bertugas mengurus dan mengatur kegiatan-kegiatan Pasukan Penggalang serta
mengurusi tata tertib dan tata usaha Pasukan. Dewan Penggalang beranggotakan semua
Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu dalam sebuah pasukan yang diketuai oleh
Pratama. Sedangkan pembina dan pembantu pembina bertindak sebagai penasehat dan
pembimbing namun mempunyai hak untuk mengambil keputusan akhir.
Selain itu juga terdapat Dewan Kehormatan bertugas membina kepemimpinan dan rasa
tanggung jawab para pramuka seperti menentukan pelantikan, pemberian TKK dan Tanda
Penghargaan, Pelantikan Pinru, Wapinru dan Pratama, menentukan tindakan atas pelanggaran
kode Kehormatan dan merehabilitasi anggota Pasukan. Ketua Dewan Kehormatan adalah
Pembina Penggalang, wakilnya Pembantu Pembina dan sekretarisnya Pinru.
Kecapakapan pramuka penggalang terdiri atas Kecakapan Umum, Kecakapan Khusus, dan
Pramuka Garuda. Kecakapan Umum ditempuh dengan menyelesaikan Syarat-syarat
Kecakapan Umum (SKU) yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu ramu, rakit, dan terap.
Kecakapan Khusus dicapai dengan menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Khusus yang
tertidi atas tiga tingkatan juga yaitu purwa, madya, dan utama. Pramuka penggalang yang
telah mencapai SKU Penggalang Terap dapat mengajukan diri menempuh Pramuka Garuda.
Pramuka penggalang biasa disingkat dengan huruf G yang diambil dari huruf
pertama kata dasar galang.
2. Pasukan Penggalang
Pasukan Penggalang atau sering hanya disebut pasukan adalah satuan organik
dalam Gerakan Pramuka yang terdiri atas paling banyak 32 orang Pramuka
Penggalang. Pasukan Penggalang dibagi dalam 4 regu yang masing-masing regu
terdiri atas 6 - 8 orang Pramuka Penggalang.
3. Dewan Penggalang
Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Penggalang, diadakan Dewan Pasukan
Penggalang, yang disingkat Dewan Penggalang. Dewan Penggalang beranggotakan:
Pembina Penggalang.
Dalam rapat Dewan Penggalang, Pembina dan Pembantu Pembina bertindak sebagai
penasehat, pengarah, pembimbing serta mempunyai hak mengambil keputusan
terakhir.
Keberadaan Dewan dalam suatu Satuan Pramuka merupakan salah satu wadah kegiatan
Pramuka dalam mengembangkan:
4. Dewan Kehormatan
Untuk membina kepemimpinan dan rasa tanggung jawab para Pramuka Penggalang diadakan
Dewan Kehormatan Pasukan Penggalang yang terdiri atas:
Pembina.
Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Penggalang adalah Pembina dan
Pembantu Pembina Penggalang, sedang Sekretaris Dewan adalah salah seorang
Pemimpin Regu.
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring Edisi III) telah memasukkan kata pramuka
dan kepramukaan di dalamnya. Menurut kamus ini, kedua kata tersebut mempunyai arti
sebagai berikut:
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjadi dasar pokok
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di Indonesia. Di dalam Undang-undang tersebut
dinyatakan tentang pengertian pramuka, Gerakan Pramuka, kepramukaan, dan
pendidikan kepramukaan.
Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka:
Dikutip dari situs wikipedia, Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah
dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale
Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di
Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua
organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu,
bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di
Bandung pada tahun 1926.
Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh
Komsomol di Uni Soviet. Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-
an. Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU
ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk
menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.
a)Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang : Berimandan bertaqwa
kepada TuhanYang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral. Tinggi kecerdasan dan mutu
keterampilan. Kuat dan sehat jasmaninya.
b)Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuhkepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna,
dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara,memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan, baik lokal, nasional maupun internasional.
2)Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta
memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri,sanggup dan mampu membangun
dirinya sendirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara.
Kembali, buku ini menjadi laris manis, bahkan di seantero dunia. Buku Scouting for Boys
menjadi rujukan dan pedoman penyelenggaraan kegiatan serupa di seluruh dunia. Kegiatan-
kegiatan tersebut yang kemudian dikenal sebagai kepramukaan atau scouting. Kemah di
pulau Brownsea dan buku 'Scouting for Boys' dianggap sebagai tonggak awal sejarah
kepramukaan di dunia. Tentang Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell, baca : Sejarah
Baden Powell dan Foto Baden Powell.
Sejarah mencatat bahwa buku Scouting for Boys tersebar luas di Inggris dan negara-negara
lain. Buku ini menginspirasi berdirinya organisasi kepramukaan di Inggris dan sekitarnya.
Sehingga bermunculanlah kegiatan-kegiatan untuk pemuda dengan menerapkan ide-ide
Baden Powell. Semula kepramukaan hanya ditujukan bagi anak laki-laki berusia 11 sampai
18 tahun dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes berinisiatif mendirikan organisasi
kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides. Organisasi ini kemudian diteruskan
oleh istri Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama Cub (anak serigala) dengan
buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini
bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi mereka yang telah berusia 17
tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju
Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya
menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai
Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Daftar pelaksanaan Jambore Dunia dapat
dilihat di artikel lain di blog ini.
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi
Gerakan Pramuka Sedunia). Sekretariat (kantor pusat WOSM) disebut World Scout Bureau
(Biro Pramuka Dunia). Biro Pramuka Dunia pertama kali berlokasi di London, Inggris. Pada
tahun 1958 dipindah ke Ottawa Kanada dan tahun 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia. Saat ini
Sekretaris jenderal WOSM dijabat oleh Scott Teare.
Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Kawasan Afrika, berkantor di
Nairobi, Kenya; Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir; Kawasan Asia Pasifik, berkantor
di Manila, Filipina; Kawan Eurasia, berkantor Kiev, Ukraina; Kawasan Eropa, berkantor di
Jenewa Swiss; dan Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama.
Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953. Selain WOSM, di dunia
juga terdapat beberapa organisasi kepramukaan lainnya seperti WAGGGS (World
Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia).
Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang kemudian terkenal
sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22
Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama
keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri
di Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth.
Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan
watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan
pernah diungkap langsung oleh beliau dengan kalimat, Rahasia keberhasilan saya adalah ibu
saya.
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak
disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik
(piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.
Baden Powell
Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel)
mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell
bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan di luar Inggris
seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika
(1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan
(1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896,
memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:
1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda
yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball OHara.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting' pada tahun
1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam
melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris. Bahkan tidak
hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi
pemuda.
Baden Powell bersama pramuka
Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William Alexander
Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell
berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang
bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden
Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki
yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys'
yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.
Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari
ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan
pendidikan kepramukaan.
Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat di atas kapal
dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah pada tanggal 31
Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-
laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace
(Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).
Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave
memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden
Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri.
Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka Sedunia yang tidak dapat
dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia maupun di Indonesia. Tentang Sejarah
Perkambangan Pramuka Dunia, Sejarah Perkembangan Pramuka di Indonesia, dan Daftar
Lengkap Buku Karya Baden Powell akan ditulis dalam lain kesempatan.
WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka
Sedunia) adalah organisasi internasional non-pemerintah, independen, dan non-profit yang
menaungi Gerakan Pramuka (Kepanduan) di seluruh dunia. WOSM didirikan pada tahun
1920 dengan kantor pusat di Jenewa, Swiss. Selain WOSM juga terdapat organisasi
kepanduan khusus putri sedunia yang dinamakan WAGGGS (World Association of Girl
Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia). Dan hingga saat ini WOSM
mengakui organisasi kepramukaan di 161 negara termasuk Indonesia yang telah bergabung
menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953.
Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia atau World Scout Bureau saat ini adalah Scott Teare
yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia pada September 2012 dan mulai
menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013. Scott Teare merupakan anggota Boy Scouts of
America (Pramuka Amerika Serikat) dan juga lulusan University of Michigan. Scott Teare
menggantikan Sekretaris Jenderal sebelumnya, Luc Panissod. Scott Teare merupakan aktifis
pramuka yang karena jasa dan perjuangannya mendapatkan Bronze Wolf Award, sebuah
penghargaan tertinggi yang diberikan WOSM kepada penggiat pramuka di seluruh dunia.
Badan-badan WOSM
World Scout Conference merupakan sidang umum pramuka yang diikuti oleh delegasi dari
semua organisasi anggota WOSM sedunia. World Scout Conference menjadi forum tertinggi
dalam WOSM untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan umum gerakan pramuka
sedunia. Keputusan yang diambil antara lain pemilihan International Commissioners (Komite
Pramuka Dunia), menetapkan negara-negara anggota baru, memilih tempat pelaksanaan
event-event pramuka tingkat dunia seperti Jambore Sedunia dan Konferensi Pramuka
Sedunia selanjutnya.
Konferensi yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali ini terakhir kali diselenggarakan adalah
Konferensi Pramuka Sedunia Ke-39 di Curitiba, Brasil, pada tanggal 10-14 Januari 2011.
Sedangkan Konferensi selanjutnya (40th World Scout Conference) akan dilaksanakan di
Ljubljana, Slovenia pada tahun 2014.
World Scout Committee atau Komite Pramuka Dunia adalah badan eksekutif WOSM yang
bertanggung jawab melaksanakan resolusi-resolusi yang dihasilkan dalam World Scout
Conference (Konferensi Pramuka Sedunia). Komite ini terdiri atas 12 orang dari negara-
negara anggota WOSM yang dipilih dalam World Scout Committee untuk masa jabatan
selama tiga tahun.
Selain kedua belas anggota tersebut secara ex-officio anggota Komite Pramuka Sedunia
ditambah dengan:
1. Ketua atau Wakil Ketua Komite Pramuka setiap Daerah yang terpilih
3. Bendahara (dipilih oleh Komite Pramuka Sedunia. Untuk periode ini yang dipilih
adalah Maurice Machenbaum dari Swiss)
World Scout Bureau atau Biro Pramuka Dunia adalah sekretariat WOSM dengan tugas utama
melaksanakan hasil World Scout Conference dan ketetapan World Scout Committee serta
menjalankan keorganisasian kepanduan dunia sehari-hari. Biro Pramuka Dunia dipimpin oleh
seorang Sekretaris Jendral yang dipilih oleh Komite Pramuka Dunia. Sekretaris jenderal
WOSM saat ini adalah Scott Teare yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia pada
September 2012 dan mulai menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013.
Biro Pramuka Dunia didirikan pertama kali pada tahun 1920 di London, Inggris. Pada tahun
1959 berpindah ke Ottawa, Kanada. Dan sejak tahun 1968 hingga sekarang Biro Pramuka
Sedunia berkantor di Jenewa, Swiss.
Biro Pramuka Dunia mempunyai 6 kantor perwakilan yang didasarkan kepada wilayah
regional. Keenam wilayah tersebut adalah:
Nah, inilah sekelumit tentang WOSM atau World Organization of the Scout Movement
(Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia) lengkap dengan Sekretaris Jendral dan badan-badan
yang terdapat di dalamnya. Sedangkan mengenai lambang WOSM akan dijelaskan di lain
kesempatan.
Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi yang
bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi kepramukaan
di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim
menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan".
Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan
organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI
merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS
(Pandu Pemuda Sumatra).
Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian
diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu
banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional yaitu
Pandu Rakyat Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu
Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu.
Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti;
HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai
seratusan lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri
Indonesia).
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20
Agustus 1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu
Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama menyambut singgahnya
Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada
tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut Desa
Semanggi di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore
Dunia di MT. Makiling Filipina.
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi
PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang
solid sehingga coba dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda
seperti di negara komunis lainnya.
Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai
upaya untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan
Gerakan Pramuka.
Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan
pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh
dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan
pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN
KERJA.
Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai
Pejabat Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang.
Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung
Karno), tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional),
Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji
Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang
diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.
Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara
Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh
sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.
Lima ketua kwarnas lainnya adalah Letjen. Sarbini, Letjen. Mashudi, Letjen. Himawan
Sutanto, Letjen. Rivai Harahap, dan Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH.
Dalam artikel kali ini akan disebutkan daftar ketujuh Ketua Kwartir Nasional tersebut. Daftar
juga dilengkapi dengan periode atau masa bakti mereka masing-masing. Pun lengkap dengan
foto atau gambar dari masing-masing ketua Kwarnas.
Berikut ini adalah daftar nama ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ketua Kwarnas Pertama dan Terbanyak Periode
(1961-1974)
Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang
pertama kali sekaligus yang terbanyak periode (masa bakti) jabatan (empat periode) dan
dengan masa terlama kedua (selama 13 tahun). Sesuai yang tercatat dalam Sejarah Gerakan
Pramuka di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1961, Presiden RI Ir. Soekarno mengangkat
dan melantik Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari. Mapinas diketuai
oleh Ir. Soekarno, Kwarnari di ketuai oleh Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh, sedangkan
Kwarnas di ketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai ketua Kwarnas Gerakan Pramuka selama
13 tahun yang terdiri atas 4 masa bakti. Saat itu masa bakti ketua Kwarnas adalah 4 tahun.
Masa bakti kepengurusan Hamengku Buwono IX sebagai ketua Kwarnas adalah masa
bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.
Ketua Kwartir Nasional ketiga adalah Letjen. Mashudi. Terpilih dalam Munas II Gerakan
Pramuka pada tanggal 29 Oktober - 5 November 1978 di Bukittinggi, Sumatera Barat dan
terpilih kembali hingga untuk yang ketiga kalinya (tiga masa bakti).
Letjen. Mashudi meskipun hanya tiga masa bakti, namun masa jabatannya lebih lama
dibandingkan Hamengku Buwono IX karena semenjak Munas II tersebut masa bakti
Kwarnas diperlama menjadi lima tahun dari sebelumnya yang hanya empat tahun. Sehingga
Letjen. Mashudi secara total menjabat selama 15 tahun yang terdiri atas tiga periode yakni
masa bakti 1978-1983, 1983-1988, dan 1988-1993.
Letjen. Rivai Harahap terpilih menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka yang kelima dalam
Munas VI yang berlangsung pada tanggal 31 Oktober - 8 November 1998 di Samarinda,
Kalimantan Timur. Beliau menjabat hanya selama satu masa bakti.
Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., Ketua Kwarnas Ketujuh (2013- sekarang)
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saat ini adalah Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. Beliau
terpilih dalam Munas IX pada 2-5 Desember 2013 di Kupang, NTT.
Secara singkat ketujuh Ketua Kwarnas tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.
Itulah daftar nama ketujuh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dari yang pertama
hingga yang terakhir. Ketua Kwarnas mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX hingga Dr.
Adhyaksa Dault, S.H., M.Si.
Anggota Gerakan Pramuka atau disebut sebagai Pramuka terdiri atas anggota biasa dan
anggota kehormatan. Anggota biasa merupakan anggota Gerakan Pramuka yang terdiri atas
anggota muda (berusia 7-25 tahun) dan anggota dewasa (berusia di atas 25 tahun).
Sedangkan anggota kehormatan merupakan perseorangan yang telah berjasa luar biasa
terhadap Gerakan Pramuka.
1. Anggota Biasa
1. Anggota Muda
Anggota Muda Gerakan Pramuka disebut juga sebagai peserta didik. Anggota
Muda dikelompokkan berdasarkan usia, yang terdiri atas:
2. AnggotaDewasa
Anggota Dewasa Gerakan Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang
berusia di atas 25 tahun, atau belum berusia 25 tahun tetapi telah menikah.
Anggota dewasa bagi dalam dua kelompok, yaitu:
3. Pelatih Profesional
4. Pamong Saka
5. Instruktur Saka
6. Pimpinan Saka
. AnggotaKehormatan;
Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan
Pramuka.
3. Anggota muda Gerakan Pramuka yang memiliki kualifikasi dapat diangkat sebagai
fungsionaris organisasi.
5. Anggota kehormatan diangkat dan dilantik oleh kwartir cabang, kwartir daerah, atau
kwartir nasional.
Kode kehormatan pramuka terdiri atas terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan
ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka sebagaimana tersebut dalam
ART Gerakan Pramuka dinyatakan sebagai:
1. diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus
Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus;
2. sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan
anggota Gerakan Pramuka di masyarakat;
Dalam Gerakan Pramuka, kode kehormatan ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka yang
meliputi:
Kode kehormatan bagi pramuka siaga yang meliputi Dwisatya (janji dan komitmen
diri) dan Dwidarma (ketentuan moral). Bunyi kode kehormatannya adalah:
Dwisatya
Dwidarma
Kode kehormatan bagi pramuka penggalang yang meliputi Trisatya (janji dan
komitmen diri) dan Dasadarma (ketentuan moral).
Trisatya
menepati Dasadarma.
Dasadarma
Kode kehormatan bagi pramuka penegak, pramuka pandega, dan anggota dewasa
yang meliputi Trisatya (janji dan komitmen diri) dan Dasadarma (ketentuan moral).
Trisatya
menepati Dasadarma.
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Kode kehormatan tersebut bukan sebuah hafalan yang cukup dihafalkan saja namun
sebagaimana disebutkan di atas, seorang pramuka sudah seharusnya menepati Satya Pramuka
dan mengamalkan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Nah, kalau ada pramuka
tetapi tingkah lakunya tidak sesuai dengan kode kehormatan tersebut bagaimana? Semua
pasti sudah bisa menjawab!
Dasadarma sering kali ditulis dan disebut dengan beberapa variasi yang berbeda. Ada yang
menulis dan menyebutnya sebagai:
Dasadharma Pramuka
Dasadarma Pramuka
Dasadarma
Menilik pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, penggunaan
istilah yang benar adalah "Dasadarma". Tanpa kata "pramuka", tanpa dipisah dengan spasi,
dan tanpa menggunakan huruf "h" pada bagian "darma". Penulisan dan penyebutan yang
tanpa menggunakan huruf "h" dan dengan dirangkai lebih didasarkan pada penggunaan
kaedah berbahasa yang benar sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Sedangkan
"tanpa diikuti kata pramuka" karena dasadarma adalah bagian kode kehormatan yang
dikhususkan pada beberapa golongan anggota pramuka tertentu, bukan pada semua pramuka
(Darma Pramuka Siaga bukan Dasadarma tapi Dwidarma). Pun frasa "dasadarma" telah
mengandung arti "ketentuan moral pramuka penggalang, penegak, pandega, dan dewasa"
jika ditambahkan dengan kata pramuka lagi akan terjadi 'pemborosan penggunaan kata dalam
berbahasa' karena berarti "ketentuan moral pramuka penggalang, penegak, pandega, dan
dewasa pramuka".
Pengertian Dasadarma
Menurut bahasa "dasadarma" berasal dari kata "dasa" dan "darma". Dasa berasal dari
bahasa Jawa yang mempunyai arti sepuluh sedangkan darma berasal dari bahasa Sanskerta
yang mempunyai arti kewajiban, aturan, tugas hidup, kebenaran, dan kebajikan. Sehingga
secara bahasa dasadarma dapat diartikan sebagai sepuluh kewajiban, aturan, dan kebajikan.
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, dasadarma
dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota Gerakan Pramuka golongan
Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa. Ketentuan moral (Darma Pramuka)
bersama dengan janji atau komitmen diri (Satya Pramuka) sendiri merupakan bagian dari
kode kehormatan pramuka. Di samping Dasadarma, terdapat juga Dwidarma yaitu darma
atau ketentuan moral bagi anggota Gerakan Pramuka Siaga.
Bunyi Dasadarma
Dasadarma telah mengalami beberapa kali perubahan atau perkembangan. Sejak tahun 1961,
Dasadarma ini telah mengalami perkembangan hingga sebanyak 5 kali, yaitu:
1. Dasadarma sebagaimana lampiraan Keppres 238 Tahun 1961 yang digunakan pada
tahun 1961-1966;
2. Dasadarma hasil Mukeranpuda (sekarang Munas) tahun 1966 yang digunakan pada
tahun 1966 -1974
3. Dasadarma amanat MPP 1970 dan Munas 1974 yang digunakan pada tahun 1974-
1978
Pembahasan perkembangan Dasadarma dari yang pertama kali hingga yang terakhir akan
dibahas dalam artikel tersendiri.
Adapun bunyi dasadarma yang digunakan saat ini adalah sebagaimana yang disusun dan
tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Tahun 2009 (Keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009) yang kemudian ditegaskan lagi
dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa
(Munaslub) Tahun 2012.
Bunyi dasadarma tersebut adalah sebagai berikut:
Dasadarma
Terkait dengan makna dan pengamalan masing-masing poin dalam dasadarma akan dibahas
dalam artikel tersendiri.
Kiranya itulah pembahasan mengenai dasadarma (Dasa Dharma Pramuka) mulai dari cara
penulisan dan penyebutan yang benar, pengertian dasadarma, dan bunyi dasadarma. Semoga
dengan mengenal itu semua mampu memotivasi para pramuka untuk menerapkan kesepuluh
poin dalam dasadarma tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik ketika mengenakan
seragam pramuka maupun tidak.
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang
bersifat tetap. Lambang ini mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh
setiap anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan dicita-citakan.
Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah
tunas kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor
06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan
Pembina Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak Soenardjo Atmodipoero
sendiri lahir pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei
1979.
Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang
Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden Republik Indonesia
menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka.
Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam SKU
yaitu mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-masing pada syarat
nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no. 14).
Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan makna
filosofis yang terkandung di dalamnya. Arti filosofi tersebut yaitu:
Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia
berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah
nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan
bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada
dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
di Indonesia. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan tetap tegak tidak mudah
diombangambingkan sesuatu.
Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan
tekad dan keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan
landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai
olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.
Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman terkait lambang Gerakan Pramuka pun sebagai
tambahan bahan dan materi latihan pramuka, berikut video tentang lambang Gerakan
Pramuka.
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu dalam proses pendidikan kepramukaan.
Fungsi utama moto Gerakan Pramuka adalah untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan
Pramuka dalam mengikuti setiap kegiatan harus mempersiapkan diri untuk mengamalkan
kode kehormatan Pramuka.
Sebagai bagian dari proses pendidikan kepramukaan, moto Gerakan Pramuka memberi
pengaruh terhadap jiwa peserta didik. Pengaruh tersebut diantaranya adalah :
3. menyiapkan diri peserta didik dalam mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
Moto Gerakan Pramuka menjadi salah satu syarat dan SKU Penggalang Ramu.
Dalam SKU Penggalang Ramu poin ke-14 seorang calon penggalang ramu harus tahu
tentang Salam Pramuka, Moto Gerakan Pramuka, dan Lambang Gerakan Pramuka.
Salah satu pencapaian SKU point tersebut adalah dapat menyebutkan motto Gerakan
Pramuka.
Motto Gerakan Pramuka tersebut hendaknya dapat dihayati dan selalu tertanam pada
diri setiap anggota Gerakan Pramuka. Dengan itu Pramuka akan selalu terpacu dan
termotivasi dalam berupaya merealisasikan satya pramuka dan mengamalkan darma
pramuka dalam kehidupan sehari-hari.
Apa yang dimaksud salam pramuka?. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
salam adalah: n 1 damai; 2 pernyataan hormat; tabik: sampaikan -- saya kepadanya; 3
ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh; sedangkan pramuka
mempunyai arti sebagai warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan
kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka. Sehingga secara
bahasa salam pramuka dapat diartikan sebagai pernyataan hormat antar sesama anggota
pramuka.
Lebih lanjut, salam pramuka mempunyai pengertian sebagai perwujudan dari sikap
menghormati atau menghargai dari seorang pramuka kepada pramuka lainnya dengan
menggunakan tata cara dan ketentuan yang khusus.
Salam pramuka dimaksudkan serta berfungsi untuk melahirkan sikap disiplin, mempererat
persaudaraan dan persatuan antar sesama anggota Gerakan Pramuka maupun kalangan di luar
kepramukaan.
MACAM-MACAM SALAM PRAMUKA
1. Salam Biasa; Salam pramuka sebagai salam biasa adalah salam pramuka yang diberikan kepada
sesama anggota Gerakan Pramuka. Dalam pemberian salam biasa tidak ada ketentuan siapa yang
harus memberikan salam pramuka terlebih dahulu.
2. Salam Penghormatan; Salam pramuka sebagai salam penghormatan adalah salam pramuka yang
diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang jabatannya lebih tinggi. Orang atau sesuatu yang
dapat diberikan salam penghormatan dengan menggunakans alam pramua adalah:
o Kepala Negara dan wakil kepala negara, para duta negara, panglima tinggi, para menteri,
dan pejabat lainnya
o Lagu kebangsaan Indonesia Raya saat sedang dikumandangkan dalam acara resmi.
3. Salam Janji; Salam pramuka sebagai salam janji adalah salam pramuka yang diberikan kepada
anggota Gerakan Pramuka saat sedang dilantik. Pemberian salam ini dilakukan saat anggota yang
dilantik mengucapkan Satya Pramuka (Trisatya atau Dwisatya). Salam janji juga diberikan saat
pengucapan Satya Pramuka dalam acara Ulang Janji.
Ada beberapa ketentuan dalam memberikan dan membalas salam pramuka. Ketentuan-
ketentuan itu antara lain:
Secara umum sikap ketika memberikan salam pramuka adalah dengan berdiri, mengambil posisi
sikap sempurna (siap), tangan kiri lurus dan mengepal di samping badan sedangkan tangan kanan
diangkat pada pelipis. Posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan punggung tangan di bagian
atas dan kelima jari rapat.
o Saat memberikan salam biasa: tongkat diangkat dengan tangan kanan sedangkan tangan
kiri diangkat di bawah dada dengan posisi telapak tangan terbuka, punggung tangan di
bagian atas, dan kelima jari rapat.
o Saat memberikan salam penghormatan dan janji: tongkat dimiringkan dan dipengan
dengan tangan kiri sedangkan pangkal tongkat tetap di posisi semula. Tangan kanan
diangkat pada pelipis. Posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan punggung tangan di
bagian atas dan kelima jari rapat.
Dalam keadaan duduk, salam pramuka diberikan dengan merapatkan kedua kaki, lutut ditekuk,
badan ditegakkan, tangan kiri rapat di sisi kiri tubuh sebatas siku dan lengan bawah diletakkan di
atas paha. Sedangkan tangan kanan diangkat pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring,
terbuka, dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.
Dalam keadaan yang tidak memungkinkan (terutama untuk pemberian salam pramuka sebagai
salam biasa), salam pramuka dapat diberikan tanpa mengambil posisi sikap sempurna. Namun
cukup dengan mengangkat tangan kanan pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring, terbuka,
dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.
Saat memberikan salam pramuka sebagai salam biasa, sikap-sikap di atas disertai dengan ucapan
Salam Pramuka yang diberikan secara lantang.
Saat memberikan salam pramuka sebagai salam penghormatan dan salam janji tidak perlu
meneriakkan salam pramuka
Bagi setiap anggota Gerakan Pramuka yang menerima salam pramuka diwajibkan untuk
menjawabnya. Cara menjawab salam pramuka adalah dengan mengambil sikap seperti
ketentuan di atas (ketentuan sikap badan saat memberikan salam pramuka) disertai dengan
mengucapkan kata salam dengan tegas.
Nah, itulah pembahasan materi pengetahuan kepramukaan singkat terkait dengan arti dan
pengertian salam pramuka, maksud, tujuan, dan fungsi salam pramuka, macam-macam salam
pramuka, serta tata cara pemberian salam pramuka dan membalasnya. Dengan memahami ini
semua tentunya sekarang kita akan lebih membiasakan diri memberikan salam pramuka.
Struktur organisasi Gerakan Pramuka diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220
Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka. Dalam keputusan
ini juga diatur tentang tugas pokok dan fungsi Gerakan Pramuka, pembagian tugas dan tanggung jawab,
musyawarah, dan garis hubungan dalam organisasi Gerakan Pramuka.
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka dapat dibaca di diunduh di halaman SK dan PP
Pramuka.
1. Majelis Pembimbing adalah badan yang bertugas memberikan bimbingan dan bantuan moril,
organisatoris, material, dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya pramuka.
Majelis Pembimbing dibentuk di tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Gugusdepan dan
Saka. Majelis Pembimbing diketuai secara ex-officio:
5. Sedangkan di tingkat gugusdepan (Mabigus) dipilih dari anggota Mabigus yang ada dan di
tingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat pada lembaga/instansi/ departemen terkait.
2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk
Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.
3. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk di tingkat :
2. Daerah, disebut Kwartir Daerah (Kwarda), ditetapkan dalam Musyawarah Daerah (Musda)
dengan masa bakti 5 tahun.
3. Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam Musyawarah Cabang (Mucab)
dengan masa bakti 5 tahun.
5. Gugusdepan yang ada dalam satu wilayah kelurahan/desa dikoordinasikan oleh Koordinator
Gudep (Korgudep), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3
tahun.
4. Gugusdepan (Gudep) adalah pangkalan pesertadidik yang merupakan wadah pendidikan dalam
organisasi Gerakan Pramuka. Selengkapnya mengenai Gudep baca : Gugusdepan Gerakan Pramuka.
5. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik dalam wawasan tertentu serta
melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda
Indonesia.
6. Badan Kelengkapan Kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas membantu kwartir.
Badan Kelengkapan Kwartir meliputi:
1. Dewan Kehormatan
2. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas Lemdikanas (di tingkat
Nasional), Lemdikada (di tingkat Daerah), dan Lemdikacab (di tingkat Cabang).
3. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau disebut Dewan Kerja yang
terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (di tingkat Nasional), DKD atau Dewan Kerja
Daerah (di tingkat Daerah), DKC atau Dewan Kerja Cabang (di tingkat Cabang), dan DKR
atau Dewan Kerja Ranting (di tingkat Ranting).
5. Pembantu Andalan
7. Satuan Kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat situasional.
8. Staf Kwartir.
7. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia (Presiden).
8. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka yang bersidang pada
akhir masa bakti kwartir atau gugusdepan serta memegang kekuasaan tertinggi dalam kwartir atau
gugusdepan. Musyawarah ini terdiri atas :
1. Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Munas
terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan Mabida.
2. Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Musda
terdiri atas utusan/wakil Kwarda, Mabida, Kwarcab, dan Mabicab.
3. Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Mucab
terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan Mabiran.
4. Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta Musran
terdiri atas utusan/wakil Kwarran, Mabiran, Korgudep, Mabi Desa, Gudep dan Mabigus.
5. Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta Mugus
terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus.
Itulah tentang Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dengan penjelasan singkat terkait masing-masing
komponen dalam struktur tersebut. Untuk lebih memahami struktur organisasi tersebut silakan baca SK
Kwarnas No : 220 Tahun 2007.
Yang paling banyak didapati adalah gugusdepan yang berpangkalan di sekolah dan perguruan tinggi. Namun
gugusdepan tidak harus didirikan di sekolah. Karena secara umum gugusdepan dibentuk berdasarkan wilayah
atau biasa disebut sebagai gudep wilayah. Gudep wilayah ini dapat dibentuk dan berpangkalan (bertempat)
di :
Lembaga Pendidikan, semisal sekolah, kampus perguruan tinggi, asrama, pesantren, dan tempat
ibadah.
Setiap gugusdepan tersebut berkewajiban untuk menerima kaum muda (anak berusia 7-25 tahun) yang
bertempat tinggal di sekitar wilayah tersebut sebagai anggota tanpa membedakan suku, ras, golongan, dan
agama. Sehingga sebuah gugusdepan, contohkanlah gudep yang berpangkalan di sebuah SMP, wajib
menerima anggota sekalipun pramuka tersebut tidak bersekolah di SMP tersebut.
Di samping gugusdepan wilayah, pun terdapat gugusdepan yang mengakomodasi anggota pramuka
berkebutuhan khusus. Gugusdepan ini terdiri atas :
Gudep Pramuka Luar Biasa; yaitu gugusdepan yang menghimpun anggota pramuka yang
berkebutuhan khusus atau penyandang cacat yang mengalami gangguan fisik, emosi, perilaku, dan
sosial .
Gudep Terpadu; yaitu gugusdepan biasa yang sebagian anggotanya pramuka penyandang cacat.
Gudep Inklusif; yaitu gugusdepan biasa yang sebagian anggotanya mengalami gangguan fisik,
emosi, perilaku, dan sosial.
Pembentukan gugusdepan di dalam negeri dihimpun, dibina, dan dikendalikan oleh Kwartir Ranting Gerakan
Pramuka. Kecuali gudep yang berpangkalan di Perguruan Tinggi yang dihimpun oleh Kwartir Cabang.
Sedangkan untuk gudep yang berada di luar negeri di bawah pengendalian Kwartir Nasional.
Ditinjau dari kelengkapan satuannya, gugusdepan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu gudep
lengkap dan gudep tidak lengkap. Gugusdepan lengkap merupakan gudep yang memiliki anggota dari semua
golongan pramuka mulai dari pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, hingga pramuka
pandega. Sehingga gudep lengkap akan memiliki satuan yang terdiri atas perindukan siaga, pasukan
penggalang, ambalan penegak, hingga racana pandega. Sedangkan gudep tidak lengkap adalah gudep yang
hanya memiliki anggota dari satu atau beberapa golongan saja. Sehingga gudep tidak lengkap ini bisa jadi
hanya terdiri atas satu atau beberapa satuan semisal hanya memiliki pasukan penggalang, hanya memiliki
perindukan siaga dan pasukan penggalang, hanya memiliki ambalan penegak dan sejenisnya.
Keanggotaan dalam gugusdepan harus menerapkan sistem satuan terpisah. Artinya, anggota pramuka putra
dan putri harus dihimpun dalam gudep yang terpisah di mana masing-masing gudep berdiri sendiri. Para
anggota ini hanya boleh terdaftar dalam satu gugusdepan saja.
Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan nama
pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama benda-
benda di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat memotivasi
kehidupan gudepnya.
Struktur organisasi gudep lengkap (berdasarkan lampiran SK Kwarnas Nomor 231 Tahun 2007) adalah sebagai
berikut :
Gudep dikelola oleh Pembina Gugusdepan yang terdiri atas Ketua Gudep dan dibantu oleh pembina satuan
dan pembantu pembina satuan. Pembina Gugusdepan dipilih dalam musyawarah gugusdepan dari para
pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan yang dilaksanakan minimal 3 tahun
sekali. Pembina satuan terdiri atas; pembina siaga, pembina penggalang, pembina penegak dan pembina
pandega.
Selain pembina gudep, dalam sebuah gugusdepan juga dibentuk Dewan Kehormatan Gudep, Badan
Pemeriksa Keuangan Gudep, dan Majelis Pembimbing Gudep (Mabigus). Dewan Kehormatan Gugusdepan
merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian
anugerah, penghargaan dan sanksi. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep adalah badan independen yang
dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan. Sedangkan
Mabigus adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi bimbingan, bantuan moril,
organisatoris, material dan finansial, serta konsultasi kepada gudep dengan anggota terdiri dari unsur-unsur
orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.
2. Ketua Gugusdepan
3. Pembina Gugusdepan
4. Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega
Adapun bagan atau struktur organisasi Gugusdepan Gerakan Pramuka tersebut adalah sebagaimana gambar
berikut ini.
1. Majelis Pembimbing Gugusdepan (disingkat Mabigus), adalah suatu badan dalam Gudep
yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta
konsultasi kepada gudep yang bersangkutan.
2. Mabigus terdiri atas unsur-unsur orang tua peserta didik, tokoh-tokoh masyarakat di
lingkungan gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap
Gerakan Pramuka.
1. Seorang Ketua
3. Seorang Sekretaris
7. Rapat koordinasi dan konsultasi antara Mabigus dengan Pembina Gugusdepan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan.
2. Ketua Gugusdepan
1. Ketua Gudep dipilih dari salah satu Pembina Pramuka yang ada dalam gugusdepan yang
bersangkutan. Pemilihannya dilakukan saat Musyawarah Gugusdepan.
3. Pembina Gugusdepan
1. Pembina Gugusdepan (disingkat Pembina Gudep), terdiri atas Ketua Gudep dibantu oleh
Pembina Satuan dan Pembantu Pembina Satuan yang dimiliki gudep tersebut.
1. Tim Pembina Satuan terdiri atas Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang,
Ambalan Penegak, dan Racana Pandega
2. Tim Pembina Perindukan Siaga (disingkat Tim Pembina Siaga) terdiri atas satu orang
Pembina Siaga dibantu oleh tiga orang Pembantu Pembina Siaga.
3. Tim Pembina Pasukan Penggalang (disingkat Tim Pembina Penggalang) terdiri atas satu
orang Pembina Penggalang dibantu oleh tiga orang Pembantu Pembina Penggalang.
4. Tim Pembina Ambalan Penegak (disingkat Tim Pembina Penegak) terdiri atas satu orang
Pembina Penegak yang dipilih oleh Majelis Penegak dibantu satu atau dua orang Pembantu
Pembina Penegak.
5. Racana Pandega dibina oleh seorang Pembina Pandega dan bila perlu dapat dibantu oleh
satu orang Pembantu Pembina Pandega atau lebih sebagai konsultan dan narasumber ahli.
1. Sebuah gugusdepan bisa jadi memiliki Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan
Penegak, dan Racana Pandega sekaligus. Gudep seperti itu disebut gugusdepan lengkap.
Namun ada pula yang hanya memiliki beberapa atau bahkan satu saja, semisal hanya
memiliki Perindukan Siaga dan Pasukan Penggalang, atau bahkan hanya memiliki Pasukan
Penggalang saja. Gudep seperti itu disebut gudep tidak lengkap.
2. Perindukan Siaga idealnya terdiri atas 18-24 anggota Pramuka Siaga. Anggota tersebut
dibagi menjadi 3-4 Barung. Jumlah anggota ideal untuk setiap barung adalah 6 Pramuka
Siaga. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk perindukan baru.
3. Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 24-32 anggota Pramuka Penggalang. Anggota
tersebut dibagi dalam 3-4 Regu. Jumlah anggota ideal untuk setiap regu adalah 6-8
Pramuka Penegak. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk pasukan baru.
4. Ambalan Pandega idealnya terdiri atas 12-32 anggota Pramuka Penegak. Anggota tersebut
dibagi dalam 3-4 Sangga. Jumlah anggota ideal untuk setiap sangga adalah 4-8 Pramuka
Penegak. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk ambalan baru.
5. Racana Pandega paling banyak terdiri atas 30 Pramuka Pandega. Anggota tersebut tidak
dibagi dalam kelompok kecil.
1. Dewan Kehormatan Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina
Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi.
2. Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur Anggota Majelis
Pembimbing Gugusdepan Ketua Gudep, dua orang Pembina Satuan, dan Dewan Penegak
atau Dewan Pandega apabila diperlukan.
3. Susunan Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas Ketua Dewan Kehormatan (otomatis
dijabat oleh Ketua Gudep), Wakil Ketua, Sekretaris, dan dua orang anggota.
7. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep
2. Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan meliputi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
dan beberapa orang anggota.
Selengkapnya tentang tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, baca : Tanda Pengenal dalam
Gerakan Pramuka
Tanda gugusdepan atau pita gudep adalah tanda satuan yang menyatakan seorang pramuka
(pemakaianya) tergabung dalam gugusepan tertentu. Dalam tanda gugusdepan ini termuat
nomor registrasi gugusdepan sekaligus nomor kwartir ranting di mana pramuka tersebut
berdomisili. Sehingga dengan melihat tanda tersebut, akan langsung dapat diketahui dari
gudep dan kwartir ranting mana seorang pramuka berasal. Di tambah dengan tanda lokasi
(kwartir cabang) yang terletak di atasnya dan lencana daerah (kwartir daerah), maka lengkap
lah, lokasi domisili seorang anggota Gerakan Pramuka dapat diketahui dengan mudah dari
pakaian seragam pramuka yang dikenakannya.
Tanda gugusdepan atau pita gudep berupa pita kecil, berwarna putih, berbentuk persegi panjang, dengan
tulisan dan garis tepi berwarna merah. Di dalamnya terdapat dua kelompok angka yang masing-masing
terdiri atas dua digit dan tiga digit. Kelompok angka pertama, terdiri atas dua digit, merupakan nomor urut
kwartir ranting di suatu kwartir cabang. Sedangkan kelompok kedua, terdiri atas tiga digit angka, merupakan
nomor gugusdepan (gudep). Di antara kedua kelompok angka tersebut dipisahkan dengan tanda baca titik
(".").
Khusus pada nomor gugusdepan, tiga digit angka pada kelompok kedua, dibedakan antara gudep putra dan
putri. Gudep putra menggunakan nomor ganjil sedangkan gudep putri menggunakan nomor genap.
Sebagai contoh adalah pita gugusdepan dengan tulisan 13.102. Angka 13 menunjukkan nomor urut kwartir
ranting di suatu kwartir cabang. Angka 102 menunjukkan nomorurut gudep. Karena 102 adalah angka genap,
maka gugusdepan tersebut adalah gudep putri.
PEMASANGAN TANDA GUDEP
Tanda pengenal gudep dipasang pada lengan baju sebelah kanan (di antara bagde kwarcab dan kwarda atau
bagde daerah). Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan
nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama
benda-benda di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat
memotivasi kehidupan gudepnya. Namun yang dipasang di seragam pramuka tetaplah pita gudep yang
terdiri atas dua kelompok digit angka sebagaimana dijelaskan di atas.
Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang
Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi
penggunaanya adalah sebagai:
Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka
berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung
jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu
menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
MACAM, CONTOH DAN PENGGOLONGAN TANDA PENGENAL
Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam
dan contoh tanda sebagai berikut:
Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka
yang telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya adalah:
3. Tanda Pelantikan
4. Tanda Harian
Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal
pemakainya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:
1. Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang
dalam lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya
adalah:
1. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
4. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta
Tanda Pembina Gugusdepan.
Tanda Kecakapan
Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan
kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan
berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa,
negara, dan umat manusia.
1. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik,
yaitu :
Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut
Serta Kegiatan dan lain-lainnya).
Bintang Tahunan
Lencana Wiratama
Lencana Teladan
2. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa,
yaitu :
Bintang Tahunan
Lencana Pancawarsa
Lencana Wiratama
Lencana Jasa :
Dharma Bakti
Melati
Tunas Kencana
3. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan
Pramuka, misalnya dari :
Tanda Umum merupakan bagian dari Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka di samping Tanda Satuan,
Tanda Jabatan, Tanda Kecakapan, dan Tanda Penghargaan. Pengadaan dan tata cara penggunaan Tanda
Umum telah diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dan Keputusan Kwartir Nasional Nomor 059 Tahun 1982
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Umum Gerakan Pramuka.
Tanda-tanda umum ini dikenakan di seragam pramuka oleh setiap anggota Gerakan Pramuka baik putra
maupun putri. Di samping itu, pengenalan terhadap Tanda Umum Gerakan Pramuka menjadi salah satu
syarat dalam SKU Penggalang Ramu.
Tanda Tutup Kepala adalah tanda yang dikenakan pada tutup kepala (baret, peci, atau tutup kepala
lainnya) yang dipakai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka. Bentuk Tanda Tutup Kepala adalah
sebagai berikut:
Setangan Leher
Setangan leher adalah kain berbentuk segitiga sama kaki dengan salah satu sudut bersudut 90
derajat dengan warna merah dan putih yang dilipat sedemikian rupa. Setangan leher dikenakan
melingkar di leher dengan kedua ujungnya menggantung di depan dada. Selengkapnya tentang
setangan leher, baca: Setangan Leher Pramuka.
Tanda Pelantikan
Tanda pelantikan merupakan tanda yang diberikan kepada orang yang telah dilantik menjadi
anggota Gerakan Pramuka. Tanda ini dikenakan di saku atau dada sebelah kanan baju pramuka
(putra) atau pada kerah baju sebelah kanan seragam pramuka putri.
Tanda Kepramukaan Sedunia (WOSM) adalah tanda seseorang menjadi anggota Gerakan
Kepramukaan Sedunia (World Organisation of Scout Movement). Tanda dikenakan pada dada
sebelah kiri pada pakaian seragam pramuka putra atau kerah baju sebelah kiri pada seragam
pramuka putri.
Tanda Harian
Tanda Harian adalah tanda yang dikenakan pada pakaian selain seragam harian yang menyatakan
sebagai anggota Gerakan Pramuka atau anggota Kepramukaan Sedunia.
Sebagai bagian dari tanda pengenal Gerakan Pramuka, sudah selayaknya, setiap anggota pramuka
mengenali dengan benar masing-masing tanda umum Gerakan Pramuka ini. Semoga artikel sederhana
mengenai tanda umum ini dapat mewujudkan itu.
Tanda Kecakapan Umum Penggalang yang disebut juga dengan manggar adalah tanda yang
diberikan setelah seorang Penggalang menyelesaikan SKU Penggalang. Sehingga yang
mengenakan manggar ini berarti telah lulus dan menyelesaikan semua persyaratan dalam
Syarat-syarat Kecakapan Umum.
Sebagaimana diketahui, TKU mempunyai tiga tingkatan sesuai dengan tingkatan SKU.
Tingkatan itu yaitu:
Satu Manggar untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Ramu
Manggar bersusun dua untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Rakit
Manggar bersusun tiga untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Terap
ARTI KIASAN TKU PRAMUKA PENGGALANG
Sebagaimana diuraikan diawal, TKU bukan sekedar aksesoris yang dipasang di lengan baju
namun memiliki arti tersendiri. Kiasan dalam Tanda Kecakapan Umum Penggalang atau
Manggar itu yaitu:
Mayang terurai bertangkai tiga menggambarkan bunga yang sedang berkembang, indah dan
menarik; mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik sebagai
calon penerus bangsa yang sedang berkembang mengladi dirinya dengan jiwa Pramuka berdasarkan
Trisatya.
Nah, itulah arti kiasan yang terkandung dalam TKU atau manggar Penggalang.
Untuk memahami macam-macam tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, ada baiknya
membaca artikel Macam-Macam Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka terlebih dahulu.
Berbagai atribut atau tanda pengenal yang dipasang di pakaian seorang pramuka penggalang
(baik putra maupun putri) antara lain adalah: tanda tutup kepala, tanda WOSM (pandu
dunia), tanda pelantikan, dan papan nama. Juga tanda lokasi, gudep, dan badge wilayah.
Tanda regu, Tanda Kecakapan Umum Penggalang (manggar), Tanda Kecakapan Khusus
(TKK), dan tanda pratama, pemimpin regu, atau wakil pemimpin regu.
Kesemua atribut atau tanda pengenal pada pramuka penggalang putra di pasang seperti pada gambar
berikut ini.
Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel ini.
Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel ini.
Bentuk dan tata cara pemasangan atribut (tanda pengenal) untuk pramuka penggalang adalah sebagai
berikut:
1. Tanda Tutup Kepala; Berbentuk lingkaran (putri) dan segi delapan (putra) dengan warna dasar
merah. Pada putri dipasang di topi pramuka bagian depan sedangkan untuk untuk putra di samping
kiri kabaret pramuka.
2. Tanda Pandu Dunia (WOSM); Berwarna dasar ungu. Untuk putri berbentuk lingkaran, dipasang
dikerah baju sebelah kanan. Sedang untuk putra berbentuk persegi, dipasang di dada (di atas papan
nama) sebelah kanan.
3. Tanda Pelantikan; Berwarna dasar coklat tua. Untuk putri berbentuk lingkaran, di pasang di kerah
baju sebelah kiri. Sedang untuk putra, dipasang di dada sebelah kiri, di bawah lipatan baju.
4. Papan Nama; Berwarna dasar coklat muda. Baik putra maupun putri dipasang di dada sebelah kanan
di atas lipatan baju dan di bawah tanda pandu dunia (WOSM).
5. Tanda Lokasi Kwarcab; Memuat nama kwartir cabang (Kabupaten/Kota) anggota pramuka
tinggal. Baik putra maupun putri dipasang di lengan baju sebelah kanan, paling atas.
6. Tanda Gugusdepan; Memuat nomor gugusdepan di mana anggota pramuka bergabung. Baik pada
putra maupun putri, dipasang di lengan baju sebelah kanan, tepat di bawah Tanda Lokasi Kwarcab.
Untuk anggota putri, nomor gudepnya genap dan untuk putri nomornya ganjil.
7. Lencana / Badge Daerah; Memuat lambang kwartir daerah di mana anggota pramuka tinggal.
Dipasang di lengan baju pramuka sebelah kanan, di bawah Tanda Gudep.
8. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Penggalang; Terdiri atas tiga bentuk sesuai tingkatan TKK, yakni
lingkaran (purwa), persegi (madya), dan segilima (utama). Baik pada putra maupun putri, dipasang
lengan baju sebelah kanan, di kanan, kiri, dan bawah Lencana / Badge Daerah. Pemasangan TKK di
lengan baju maksimal 5 buah TKK. Jika memiliki TKK lainnya (lebih dari lima) selebihnya dipasang di
tetampan TKK.
9. Tanda Jabatan; Terdiri atas tanda Pratama, Pemimpin Regu, atau Wakil Pemimpin Regu dengan
bentuk balok berwarna merah bersusun tiga, dua, dan satu. Pemasangannya di dada sebelah kanan,
di bawah lipatan baju.
10. Tanda Regu; Berbentuk persegi dengan gambar sesuai nama regunya. Baik pada penggalang putri
maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri paling atas.
11. Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang; Terdiri atas tiga tingkatan yaitu Ramu, Rakit, dan Terap.
Pemasangan atribut TKU di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda regu.
Selain tanda-tanda (atribut) sebagaimana tersebut di atas, seorang pramuka penggalang dapat juga
memasang tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan), lencana dan tanda pramuka garuda, dan tanda perhargaan
lainnya pada seragam pramuka. Lencana pramuka garuda (berbentuk mendali dengan pitanya) dikalungkan
di leher bersama dengan setangan leher pramuka. Tanda pramuka garuda, dan tanda penghargaan (semisal
bintang tahunan) dikenakan di dada baju sebelah kiri, di atas lipatan baju. Sedangkan tiska (Tanda Ikut Serta
Kegiatan) dipasang sesuai dengan ketentuan tiska tersebut.
Tanda Pelantikan Pramuka adalah salah satu dari Tanda Umum Gerakan Pramuka sehingga sekaligus menjadi
bagian dari sistem Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka. Tanda Pelantikan disematkan kepada seseorang
saat pertama kali dilantik menjadi anggota pramuka dan dikenakan pada seragam pramukanya seumur
hidup. Sehingga penyematan tanda pelantikan hanya dilakukan satu kali yaitu saat seseorang tersebut untuk
pertama kalinya dilantik menjadi seorang pramuka.
Seumpama seorang pramuka siaga setelah berpindah golongan, kemudian menjadi tamu penggalang hingga
akhirnya dilantik menjadi penggalang tidak perlu dilakukan penyematan tanda pelantikan kembali. Berbeda
seumpama calon penggalang tersebut sebelumnya belum pernah menjadi pramuka siaga dan baru menjadi
anggota pramuka saat usia penggalang tersebut maka akan dilakukan penyematan tanda pelantikan. Pun
sama halnya bagi anggota pramuka penegak. Jika seorang calon penegak sebelumnya belum menjadi
anggota penggalang ataupun siaga maka akan dilakukan penyematan tanda pelantikan. Namun jika
sebelumnya, calon penegak tersebut telah menjadi pramuka penggalang maka tidak perlu dilakukan
penyematan tanda pelantikan.
Anggota pramuka putri dengan tanda pelantikan di kerah bajunya
Yang dimaksud sebagai pelantikan di sini adalah pelantikan seseorang menjadi anggota pramuka dan bukan
pelantikan kecakapan umum (SKU). Sehingga tanda pelantikan ini pun berbeda dengan tanda kecakapan
umum yang dikenakan di lengan baju sebelah kiri (pramuka siaga dan penggalang) atau di lidah baju
(pundak) bagi pramuka penegak dan pandega.
Bentuk tanda pelantikan selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pemasangan tanda pelantikan tersebut berbeda antara anggota pramuka putra dengan anggota putri. Pada
anggota pramuka putri, tanda pelantikan dipasang di kerah baju seragam pramuka sebelah kiri. Sedangkan
pada anggota pramuka putra, tanda pelantikan dipasang pada saku baju pramuka sebelah kiri.
Arti kiasan yang dimiliki oleh tanda pelantikan Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:
3. Gambar Padi dan Kapas melambangkan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia di mana padi
melambangkan sumber pangan dan kapas melambangkan sumber pakaian;
6. Bintang bersudut lima di atas tunas kelapa mengiaskan Ketuhanan yang Maha Esa sekaligus cita-cita
yang tinggi yang dimiliki oleh anggota Gerakan Pramuka;
7. Tulisan Gerakan Pramuka melambangkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi yang
menyelenggarakan kepramukaan atau kepanduan di Indonesia.
8. Titik lima di pangkal padi kapas melambangkan pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup bangsa;
Itulah Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka mulai dari bentuk, bahan, gambar, cara pemasangannya pada
seragam pramuka hingga arti dan kiasan yanag terkandung dalam gambar-gambar di dalamnya. Dengan
mengenal seluk beluk tanda pelantikan tersebut semoga makin mempertebal semangat para pramuka dalam
melatih dirinya untuk mempersiapkan diri dan ikut serta dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.
Berbagai hal terkait Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong)
diatur oleh SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.
Beberapa hal terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor)
adalah sebagai berikut:
Tiska dan Tigor diperuntukkan bagi anggota peserta didik Gerakan Pramuka mulai golongan
pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak hingga pramuka pandega.
o Tanda penghargaan kegiatan yang dibuat dari logam dengan gambar timbul (relief) logo
kegiatan, digantungkan pada pita kain berukuran 3 cm x 2,5 cm, sesuai dengan ukuran
tanda penghargaan itu.
o Tanda penghargaan kegiatan dapat pula dibuat dari kain atau bahan lainnya.
o Tanda harian dibuat dari kain berbentuk segi empat berukuran 3,5 cm x 1 cm, dengan warna
dasar sesuai golongannya dan tulisan kegiatan berwarna perak.
o Bentuk, bahan, ukuran, gambar, dan warna tanda penghargaan kegiatan ditentukan dan
diputuskan oleh kwartir penyelenggara kegiatan.
Syarat Penerima Tanda Penghargaan Kegiatan. Seorang pramuka (Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega) dapat menerima dan mengenakan tanda penghargaan kegiatan (Tiska atau
Tigor) dengan ketentuan:
o Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) diberikan setelah yang bersangkutan ikut serta dan aktif
dalam kegiatan/perkemahan seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat, Raimuna,
Perkemahan Pramuka Luar Biasa, yang dilaksanakannya dengan penuh rasa tanggung
jawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan, ketelitian, sehingga mencapai prestasi yang
baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan tersebut.
o Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor) diberikan setelah yang bersangkutan aktif
melakukan kegiatan dalam Perkemahan Wirakarya.
Cara pemakaian dan penempatan Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah dikenakan
di atas saku kanan baju seragam putra di atas tanda WOSM dan untuk seragam putri menyesuaikan.
Apabila yang bersangkutan mengenakan bintang tahunan maka tanda penghargaan kegiatan
dipakai di atas bintang tahunan.
Masa berlaku atau masa pemakaian Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah selama
maksimal enam bulan sejak saat diserahkannya tanda tersebut kepada yang bersangkutan.
Itulah berbagai ketentuan terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong
(Tigor). Untuk lebih detail mengenai Tanda Penghargaan ini ada baiknya mempelajari SK Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Penghargaan Gerakan
Pramuka.
Pertemuan pramuka terdiri atas berbagai macam kegiatan. Terdapat kegiatan yang melibatkan
semua anggota Gerakan Pramuka dari berbagai golongan dan ada pula pertemua khusus
untuk golongan-golongan tertentu. Jenis pertemua pramuka ini dapat dibedakan
berdasarkan :
Jenis pertemuan atau kegiatan yang dapat diikuti oleh semua anggota pramuka dari semua golongan baik
siaga, penggalang, penegak dan pandega, maupun anggota dewasa antara lain :
Kegiatan atau pertemuan yang dikhususkan bagi anggota pramuka siaga adalah :
Pesta Siaga;
Pesta Siaga dalah pertemuan pramuka Siaga dalam bentuk perkemahan besar selama satu hari
(tanpa menginap) dengan berbagai kegiatan seperti: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan
kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di
pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, dll.
Pesta Siaga dapat dilaksanakan di tingkat kordinator desa, kwartir ranting, kwartir cabang, korwil
(beberapa kwartir cabang yang berdekatan), dan kwartir daerah.
Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan untuk anggota pramuka penggalang, antara lain :
Jambore;
Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Kegiatan dalam jambore bersifat rekreatif, riang
gembira, dan penuh persaudaraan. Jambore dilaksanakan secara berjenjang berdasar penyelenggara
dan lingkup wilayah pesertanya, yaitu: Jambore Ranting (Jamran), Jambore Cabang (Jamcab),
Jambore Daerah (Jamda), Jambore Nasional (Jamnas), Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
Baca : Daftar Jambore Nasional Pramuka dan Logo
o LT I (tingkat Gugusdepan)
Forum Penggalang;
Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan
dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini
adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai
modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.
Perkemahan;
Berbagai macam perkemahan yang dilakukan sesuai dengan waktu, peserta, dan tujuannya masing-
masing. Tentang perkemahan ini, baca : Jenis Perkemahan Pramuka.
Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega, antara lain :
Raimuna;
Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang,
Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Musppanitera;
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera) adalah pertemuan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan
akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
Ulang Janji;
Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan
Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun
Pramuka.
Pertemuan lain; Pertemuan lain seperti Sidang Paripurna (Siparcab) Dewan Kerja, Pengembaraan,
Latihan Dasar Kepemimpinan, Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), Pelantara, Kemah Bakti
Saka (Pertika) dll.
Karang Pamitran;
Karang Pamitran adalah pertemuan bagi pembina pramuka untuk mempererat hubungan
kekeluargaan dan persaudaraan serta meningkatkan pengetahuan pengalaman dan
kepemimpinannya. Karang pamitran menjadi wadah silaturahmi bagi pembina pramuka untuk saling
bertukar pengalaman, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam membina pramuka.
Kursus Pelatih Pembina Pramuka; Kursus Pelatih Pembina Pramuka terdiri atas dua tingkat, yaitu :
Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD) dan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL)
Ulang Janji;
Adik-adik dan Kakak-kakak pramuka, itulah berbagai macam jenis pertemuan pramuka sesuai dengan
golongan masing-masing.
Perkemahan Pramuka adalah salah satu bentuk dari kegiatan dalam kepramukaan. Perkemahan juga
menjadi salah satu jenis pertemuan dalam Gerakan Pramuka. Umumnya perkemahan dilaksanakan di luar
ruangan (out door) dengan menginap. Di pramuka terdapat berbagai jenis perkemahan.
Berikut ini berbagai jenis perkemahan pramuka ditinjau dari berbagai hal.
1. Perkemahan satu hari; dilaksanakan tanpa bermalam. Kemah jenis ini biasa dilakukan
dalam pesta siaga.
2. Perkemahan dua hari; contohnya adalah Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami) dan
Perkemahan Kamis Malam Jumat (Perkaju)
3. Perkemahan tiga hari; contohnya adalah Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami)
4. Perkemahan lebih dari tiga hari
1. Perkemahan menetap; yaitu perkemahan yang tempatnya tetap sejak perkemahan dimulai
hingga selesai.
4. Kemah Rekreasi
5. Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore
Nasional, dan Jambore Asia Pasifik.
6. Kemah Riset/Penelitian
4. Perkemahan satu kwartir (Kwartir Ranting, Kwartir Cabang. Kwartir Daerah, Kwartir
Nasional)
1. Perkemahan gugusdepan
2. Perkemahan kwartir
Pramuka Garuda, apakah itu?. Pramuka Garuda merupakan sebutan bagi pramuka yang telah menyelesaikan
tingkat kecakapan tertinggi pada jenjang pendidikan (golongan) masing-masing. Pramuka Garuda adalah
seorang pramuka yang dapat menjadi teladan serta telah memenuhi Syarat Pramuka Garuda dan memiliki
Tanda Pramuka Garuda.
Tanda Pramuka Garuda merupakan tanda kecakapan tertinggi yang diberikan kepada seorang peserta didik
pramuka yang memenuhi syarat Pramuka Garuda. Dasar hukum dan panduan penyelenggaraan pramuka
garuda diatur berdasarkan SK Kwartir Nasional Nomor 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Pramuka Garuda.
Pramuka Garuda dibedakan dalam empat golongan sesuai dengan jenjang pendidikan dalam gerakan
Pramuka. Keempat golongan tersebut adalah:
Warna dasar pada segi lima dibedakan sesuai dengan masing-masing jenjang pendidikan (golongan peserta
didik) yaitu hijau untuk pramuka siaga, merah (pramuka penggalang), kuning (pramuka penegak), dan coklat
tua (pramuka pandega).
Tanda Pramuka Garuda untuk Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega
Penggunaan dan pemakaian Tanda Pramuka Garuda dibedakan atas dua macam. Pertama adalah tanda yang
dikenakan saat upacara resmi yaitu terbuat dari logam berwarna emas yang digantungkan dengan selembar
pita merah putih, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Asli. Kedua adalah tanda yang dikenakan
pada kegiatan sehari-hari yang terbuat dari kain dan diletakkan di dada sebelah kanan pada seragam
pramuka, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Duplikat.
Arti dan kiasan gambar pada Tanda Pramuka Garuda akan dijelaskan dalam artikel tersendiri.
SYARAT PRAMUKA GARUDA
Seorang peserta didik yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat terakhir dalam
golongannya (Siaga Tata, Penggalang Terap, Penegak Laksana, atau Pandega) berhak untuk mengajukan diri
menjadi pramuka garuda.
Adapun Syarat Pramuka Garuda tersebut untuk masing-masing golongan silakan baca artikel berikut:
1. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Siaga; untuk membaca klik di sini
2. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penggalang; untuk membaca klik di sini
3. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penegak; untuk membaca klik di sini
4. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Pandega; untuk membaca klik di sini
Pengujian Syarat Pramuka Garuda dilakukan oleh sebuah tim penguji yang dibentuk oleh Kwartir berdasarkan
pengajuan pembina gudep pramuka yang bersangkutan. Tim penguji ini terdiri atas pelatih pembina,
pembina gugusdepan, andalan kwartir, orang tua, dan tokoh masyarakat. Tim penguji melakukan penilaian
terhadap calon pramuka garuda secara perorangan yang dilakukan dengan cara wawancara langsung,
pengamatan langsung, serta membaca dan mendengarkan dari pihak ketiga.
Setelah mempelajari segala hal terkait pramuka garuda, bagi adik-adik peserta didik Gerakan Pramuka yang
masih belum mencapai Pramuka Garuda, teruslah bersemangat dan segeralah raih pramuka garuda!.
Daftar Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional adalah daftar berisikan nama Saka beserta lambang Saka
dan penjelasan singkat yang diselenggarakan secara Nasional. Satuan Karya Pramuka atau disingkat Saka, di
tingkat Nasional ini telah diakui dan disahkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Saat ini, terdapat 11
Satuan Karya Pramuka tingkat Nasional.
Sebelum tahun 2013, hanya dikenal delapan Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional. Kedelapan Saka
tersebut adalah Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana, Saka
Taruna Bumi, Saka Wanabakti, dan Saka Wira Kartika. Namun Munas Gerakan Pramuka Tahun 2013,
kemudian memutuskan tiga buah Saka baru yang diakui sebagai Saka Tingkat Nasional. Tiga saka baru
tersebut adalah Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widya Budaya Bakti.
Sebagaimana Keputusan Kwartir Nasional Nomor 170.A Tahun 2008 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Satuan Karya Pramuka, Saka adalah wadah pendidikan dan pembinaan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat, dan menambah pengalaman para pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan.
Berikut ini daftar 11 Saka tingkat Nasional dilengkapi dengan penjelasan singkat dan lambang masing-
masing.
1. Saka Bahari
Lambang Saka Bahari
Saka Bahari adalah Saka yang memberikan keterampilan praktis di bidang kebaharian atau kelautan.
Pembinaan Saka bahari dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, dan
Kementerian Kelautan. Saka Bahari memiliki 4 krida, yaitu :
Saka Bakti Husada adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis di
bidang kesehatan. Pembinaannya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Saka Bakti Husada memiliki
5 (lima) krida, yaitu :
3. Saka Bhayangkara
Lambang Saka Bhayangkara
Saka Bhayangkara adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang ketertiban
masyarakat (kamtibmas). Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kepolisian Republik
Indonesia. Saka Bhayangkara memiliki 4 krida, yaitu:
4. Saka Dirgantara
Saka Dirgantara adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis di
bidang kedirgantaraan. Saka Dirgantara diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AU, pihak perusahaan
penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara terdiri atas 3 (tiga) krida, yaitu :
5. Saka Kencana
Lambang Saka Kencana
Saka Kencana adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang Keluarga
Berencana (KB), Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaannya dilaksanakan
bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu:
1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
Saka Taruna Bumi adalah saka yang memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
pembangunan pertanian. Pembinaannya bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, LIPI, dan Lembaga
Holtikultura. Saka Tarunabumi memiliki 5 krida, yaitu :
3. Krida Perikanan
4. Krida Peternakan
Saka Tarunabumi
7. Saka Wanabakti
Lambang Saka Wanabakti
Saka Wanabakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan serta menanamkan rasa tanggung jawab di
bidang pelestarian sumberdaya alam, kehutanan dan lingkungan hidup. Saka Wanabakti diselenggarakan
bekerja sama dengan bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan
Hidup/Lembaga Profesional terkait. Saka Wanabhakti terdiri atas 4 (empat) krida, yaitu:
Saka Wira Kartika adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kewilayahan dan bela negara. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat. Saka
Wira Kartika terdiri atas 5 krida, yaitu:
1. Krida Survival
2. Krida Pioner
3. Krida Mountainering
9. Saka Kalpataru
Lambang Saka Kalpataru
Saka Kalpataru adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di
bidang kepedulian lingkungan hidup. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian
Lingkungan Hidup (sekarang Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup). Saka Kalpataru memiliki 3
krida yaitu :
Saka Pariwisata adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kepariwisataan. Saka Pariwisata memiliki 3 krida yaitu :
3. Krida Kuliner
Saka Widya Budaya Bakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang pendidikan dan
kebudayaan. Saka Widya Budaya Bakti meliputi 7 krida, yaitu:
1. Krida Pendidikan Masyarakat
Di samping kesebelas Satuan Karya Pramuka tingkat Nasional tersebut dimungkinkan untuk membentuk
saka-Saka tingkat lokal.
Ukuran, warna, dan penggunaan tongkat pramuka. Tongkat pramuka menjadi sebuah
kelengkapan bagi anggota Gerakan Pramuka, terutama Pramuka Penggalang. dalam setiap
kegiatannya. Tongkat Pramuka ini memiliki ketentuan tersendiri terkait dengan ukuran
tongkat, warna tongkat, bahan, dan penggunaan, baik cara penggunaan tongkat saat baris-
berbaris maupun di luar PBB.
Tongkat pramuka pun layaknya senjata bagi setiap pramuka. Sebagaimana lirik salah satu yel
pramuka berjudul "Yel Pramuka Bukan Tentara" di mana salah satu liriknya berbunyi :
Bukan polisi dan bukan tentara // Tali dan tongkat itulah senjatanya // Coklat tua coklat muda
seragamnya // Merah dan putih tergantung di lehernya.
Tongkat pramuka dibuat dari bahan bambu atau kayu yang dibuat silinder. Ukuran panjang tongkat pramuka
adalah 160 cm (1,6 meter) dengan diameter sekitar 5 cm. Tongkat diberikan warna bebas sesuai dengan
aspirasi, keinginan, dan kreatifitas masing-masing. Jika semua anggota satu regu membawa tongkat, warna
tongkat diusahakan seragam untuk menunjukkan kekompakan regu.
Sering kali dijumpai tongkat pramuka yang diwarnai menjadi tiga bagian, yaitu merah di kedua ujungnya dan
putih di bagian tengahnya. Bagian ujung yang berwarna merah berukuran masing-masing 30 cm, sedangkan
bagian tengah yang berwarna putih berukuran 100 cm. Aturan pewarnaan tongkat tersebut tidak salah
namun juga tidak wajib. Karena sekali lagi, masing-masing regu bebas untuk mewarnai tongkatnya sesuai
dengan kreatifitasnya.
Tongkat pramuka adalah peralatan serba guna bagi pramuka, sehingga wajar jka dianggap sebagai
senjatanya pramuka. Bagi pramuka siaga, tongkat bisa hanya dibawa oleh Pimpinan Barung saja untuk
melekatkan bendera barung. Bagi Pramuka Penggalang, selain pemimpin regu (untuk melekatkan bendera
regu), tongkat pramuka biasa dibawa oleh setiap anggota regu dan digunakan dalam setiap kegiatan,
meskipun tidak wajib.
Sebagai alat serba guna, tongkat pramuka memiliki berbagai manfaat dan kegunaan. Penggunaan tongkat
pramuka tersebut antara lain untuk :
1. Tiang tenda
2. Pembuatan pionering, mulai dari pionering gapura, tiang bendera, rak sepatu, jemuran pakaian, dan
lain sebagainya.
Mengingat pentingnya kegunaan tongkat pramuka perlu diperhtaikan dalam pemilihan bahan tongkat yang
harus mempertingbangkan kekuatan dan ukuran tongkat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan tanda-tanda
pada tongkat yang menunjukkan ukuran-ukuran tertentu. Semisal panjang 1 meter, 30 cm, dll.
Yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan tongkat. Dengan perawatan dan penyimpanan yang benar,
akan menjaga kualitas tongkat. Sehingga saat sewaktu-waktu tongkat dibutuhkan untuk membuat sesuatu
(semisal tandu darurat) dapat berfungsi dengan baik.
SKK adalah singkatan dari Syarat Kecakapan Khusus, sedang TKK adalah singkatan
dari Tanda Kecakapan Khusus. Keduanya saling terkait. SKK (Syarat Kecakapan Khusus)
merupakan serangkaian syarat untuk mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus).
Sedangkan TKK adalah tanda yang diberikan setelah menyelesaikan SKK.
Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 9 ayat 3 disebutkan bahwa salah satu metoda
pendidikan kepramukaan adalah Sistem Tanda Kecakapan. Sistem tanda kecakapan ini terdiri
atas dua golongan yaitu tanda kecakapan umum dan tanda kecakapan khusus. Syarat tanda
kecakapan umum (SKU) meliputi berbagai bidang dan semua Pramuka pada waktunya harus
mencapainya. Sedangkan SKK (syarat tanda kecakapan khusus) meliputi hanya satu bidang
saja. Pengertian lebih mendalam akan diulas di bawah.
TKK atau Tanda Kecakapan Khusus adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, kepandaian, keterampilan,
kemampuan sikap dan usaha seorang pramuka di bidang tertentu, sesuai dengan usia, jenis kelamin dan
kemampuan jasmani dan rohani. Untuk memperoleh TKK seorang pramuka harus mampu menyelesaikan
SKK (Syarat Kecakapan Khusus) terlebih dahulu.
SKK berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki TKK yang berbeda
dari peserta didik lain. Dengan kata lain, seorang pramuka bebas memilih SKK apa saja yang diinginkannya
sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan minat yang dimiliki.
Ketentuan tentang kecakapan khusus diatur oleh Gerakan Pramuka dengan Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan
Khusus. Petunjuk Penyelenggaraan ini dapat diunduh di halaman Download SK dan PP Pramuka.
Kecakapan khusus hanya berlaku pada Anggota Muda Gerakan Pramuka atau yang biasa disebut juga sebagai
peserta didik. Peserta didik ini meliputi pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, dan
pramuka pandega. Kecakapan khusus tidak berlaku bagi anggota dewasa Gerakan Pramuka seperti pembina
pramuka, pembantu pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, andalan, dan anggota majelis
pembimbing.
Tingkatan dan bentuk Tanda Kecakapan Khusus untuk masing-masing golongan peserta didik pramuka
adalah berbeda. Perbedaan tingkatan dan bentuknya adalah sebagai berikut:
Berbagai macam SKK dan TKK yang ada dikelompokkan dalam 5 golongan (bidang). Masing-masing bidang
dibedakan dengan warna dasar (backgroud) yang terdapat di Tanda Kecakapan Khusus. Lima bidang SKK
tersebut adalah:
1. SKK Sholat
2. SKK Penabung
3. SKK Khotib
4. SKK Muadzin
5. SKK Qori
5. SKK Menyanyi
6. SKK Pelukis
8. SKK Pengarang
2. SKK Pengamat
3. SKK Perenang
4. SKK Penyelidik
7. SKK Pendayung
3. SKK Berkemah
7. SKK Menjahit
7. SKK Korespondensi
8. SKK PPPK
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dikenakan di lengan baju sebelah kanan, di sebelah bawah Tanda Kwartir
sebanyak maksimal lima buah TKK. Jika mempunyai TKK yang diperoleh telah lebih dari lima buah, TKK
selebihnya dipasang dalam Tetampan. Tetampan dipakai sebagai selempang di baju (dari pundak kanan ke
pinggang kiri). Selebihnya tentang tetampan baca : Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian
2. Yang berhak memberi TKK adalah Pembina atau Pembantu Pembina yang langsung membinanya
atau seseorang yang dianggap ahli dalam bidang tertentu
1. Menyelesaikan SKK
2. Mencapai tingkat SKU Siaga Bantu (bagi pramuka siaga), SKU Rakit (bagi pramuka
penggalang), mencapai SKU Bantara (bagi pramuka penegak), dan dilantik sebagai
pramuka pandega (bagi pandega)
4. Seorang pramuka tidak diperbolehkan memakai TKK untuk golongan peserta didik di bawahnya
(penggalang memakai TKK siaga, penegak memakai TKK penggalang). Kecuali pramuka pandega
yang boleh memakai TKK tingkat penegak.
5. TKK yang tingkatannya lebih rendah tidak boleh dikenakan lagi setelah meraih TKK sejenis yang
tingkatannya lebih tinggi. Semisal setelah mendapatkan TKK menabung tingkat madya maka TKK
menabung tingkat purwa harus dilepas.
6. TKK tidak berlaku untuk Pembina, Andalan, anggota MABI, dan pramuka dewasa lainnya.
Adik-adik dan Kakak-kakak pembaca pramukaria, itulah berbagai hal mengenai SKK dan TKK. Mulai dari
pengertian SKK dan TKK, penggolongan SKK dan TKK, tingkatan TKK, serta cara pemasangan TKK dan
ketentuan lainnya.
Penambahan jumlah jenis Tanda Kecakapan Khusus Wajib yang semula hanya 10 jenis
menjadi 13 jenis ini dituangkan dalam Surat Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A
tanggal 8 Juli 2013 tentang TKK Wajib.
Berikut ini daftar ke-13 SKK Wajib berdasarkan Surat Keputusan Kwarnas Nomor : 47 Tahun 1985 dan Surat
Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A tanggal 8 Juli 2013.
3. SKK Pengamat
Selengkapnya baca : TKK Pengamat
8. SKK Menjahit
Selengkapnya baca : TKK Menjahit
9. SKK Berkemah
Selengkapnya baca : TKK Berkemah
Pencapaian Tanda Kecakapan Khusus Wajib ini biasanya terkait dengan salah satu syarat dalam SKU Pramuka
Garuda. Dalam salah satu syaratnya, seorang calon Pramuka Garuda harus memiliki sedikitnya 10 macam
TKK yang 5 diantaranya merupakan SKK Wajib.
Artikel Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian ini membahas tentang
pengertian tetampan serta ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan. Di lapangan, masih
saja sering kita temui penggunaan tetampan TKK (Tanda Kecakapan Khusus) yang tidak
sesuai dengan aturan. Padahal sudah jelas, hal ini diatur dalam SK Kwarnas Gerakan
Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan
Khusus.
Sebelum lebih lanjut kita pahami dulu pengertian dari tetampan TKK. Tetampan TKK adalah selendang dari
kain berwarna coklat tua yang digunakan untuk menempatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) jika seorang
pramuka telah memiliki lebih dari lima TKK. Tetampan digunakan dengan cara diselempangkan
diselempangkan di badan pramuka. Ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan akan kita uraikan secara
mendetail.
Ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan TKK telah diatur dalam SK Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor:
134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan Khusus. Pengaturan tersebut termuat
di Bab V tentang Ketentuan dan Tempat Pemakaian TKK, pasal 16 ayat b hingga h.
Seorang pramuka dapat menggunakan tetampan jika telah memiliki lebih dari 5 Tanda Kecakapan Khusus
(TKK). Lima buah TKK dipasang di lengan seragam pramuka sebelah kanan. Sedangkan TKK selebihnya
dipasang di tetampan. Sehingga jika seorang pramuka baru memperoleh lima atau kurang, maka pramuka
tersebut belum bisa menggunakan tetampan. Jika memiliki tujuh TKK, seumpama, maka yang lima dipasang
di lengan baju sedangkan sisanya, dua TKK, dipasang di tetampan.
2. Ukuran tetampan :
1. Lebar tetampan untuk pramuka siaga 8 cm, dan untuk pramuka penggalang, pramuka
penegak, dan pramuka pandega selebar 10 cm.
2. Panjang tetampan menyesuaikan dengan tinggi badan pemakaianya.
3. Pada tepi tetampan diberi hiasan tepi yang berjarak 0,5 cm dari tepi tetampan. Hiasan tersebut
terbuat dari sulaman flanel atau pita zigzag selebar 1 cm.
4. Warna pita zigzag tersebut adalah hijau untuk pramuka siaga, merah (pramuka penggalang), dan
kuning (pramuka penegak/pandega).
Cara mengenakan tetampan adalah dengan diselempangkan di badan, melalui bahu sebelah kanan,
menyilang dada dan punggung menuju pinggang sebelah kiri. Bisa jadi, seorang pramuka memiliki banyak
TKK sehingga tidak muat dalam tetampan. Tata cara pemasangan TKK pada tetampan dan penggunaannya
akan diuraikan di bawah.
Tata cara memasang atau menempatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) di tetampan TKK:
1. TKK yang dipasang di tetampan adalah selain 5 TKK yang telah dipasang di lengan kanan baju
seragam pramuka.
2. TKK yang dipasang adalah TKK dengan tingkatan tertinggi yang diperoleh. Jika telah mendapatkan
sebuah TKK tingkat madya, maka yang dipasang adalah TKK tingkat madya tersebut dan TKK
tingkat purwa-nya ditanggalkan.
3. TKK ditempatkan di bagian tetampan yang berada di depan dada. Pemasangannya disusun urut
mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang terdekat dengan bahu sebelah kanan.
4. Jika TKK yang diperoleh banyak sehingga tidak muat dipasang di bagian sebagaimana nomor dua di
atas (di depan dada), TKK selebihnya dipasang di bagian tetampan yang berada pada bagian
punggung. Pemasangannya disusun urut mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang
terdekat dengan bahu.
5. Jika TKK yang diperoleh lebih banyak sehingga tidak muat dipasang baik di tetampan bagian depan
tubuh maupun belakang punggung, maka dipergunakan tetampan kedua.
6. Tata cara pemasangan TKK pada tetampan kedua sama seperti pada tetampan pertama.
Pramuka yang memiliki hingga dua tetampan mengenakan kedua tetampannya. Tetampan pertama
diselempangkan di badan melalui bahu kanan hingga menyilang ke pinggang sebelah kiri. Sedangkan
tetampan kedua dikenakan dengan diselempangkan di badang melalui bahu sebelah kiri hingga pinggang
sebelah kanan. Pada persilangan antara dua tetampan, tetampan pertama (yang dari bahu kanan) berada di
sebelah atas (menindih) tetampan kedua (yang dari bahu kiri).
Tata cara mengenakan tetampan TKK
Tetampan tidak boleh dipasangi tanda gambar, lencana, tulisan, dan tanda lainnya yang bukan TKK
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Tetampan hanya dikenakan oleh pramuka saat mengikuti kegiatan upacara kepramukaan. Pada saat latihan
atau kegiatan lainnya (terutama yang memerlukan keleluasaan bergerak), tetampan TKK hendaknya
ditanggalkan.
Beberapa kesalahan yang umum terjadi saat pemakaian tetampan TKK, antara lain:
1. TKK yang telah dipasang di lengan baju masih dipasang juga di tetampan
2. TKK yang dipasang di lengan baju belum lima buah tetapi sudah ada yang dipasang di tetampan.
3. TKK dipasang di bagian tengah tetampan, bukan mulai pada bagian atas (bagian yang dekat dengan
bahu).
4. Tetampan TKK dikenakan secara terbalik yakni dengan menyelempangkannya melalui bahu sebelah
kiri hingga pinggang sebelah kanan.
Dengan mengetahui pengertian, bentuk, dan tata cara pemasangan TKK di tetampan serta cara mengenakan
tetampan sebagaimana di atas diharapkan para pramuka dapat mengenakan tetampan dengan benar.
Kakak-kakak pembina pun dapat mengarahkan penggunaan tetampan bagi adik-adiknya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Adapun tentang SK Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Kecakapan Khusus, dapat diunduh di halaman SK dan PP Gerakan Pramuka.
Sistem Among adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk hubungan khas
antara peserta didik dengan pendidiknya. Sistem Among dalam Pramuka, menciptakan
hubungan pendidik Ipembina pramuka) yang memberikan kebebasan kepada peserta didik
(anggota Gerakan Pramuka) untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dan
menghidari paksaan, guna mengembangkan kemandirian, percaya diri, dan kreatifitas sesuai
aspirasi peserta didik. Kata "among" sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu "mong",
"momong" atau "ngemong", yang mempunyai arti mengasuh atau membimbing.
Sistem Among digagas pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara dan kemudian diterapkan
dalam sistem pendidikan di Taman Siswa. Kini sistem Among tetap banyak dianut dan
diterapkan dalam dunia pendidikan. Tidak terkecuali pendidikan kepramukaan di Indonesia
yang ikut menerapkan Sistem Among.
Penerapan Sistem Among dalam pendidikan kepramukaan yang dilakukan oleh Gerakan
Pramuka ditegaskan dalam Undng-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
Bab III Pasal 10 Ayat (1), (2), dan (3). Pun termuat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka,
pada bagian Pendahuluan, Pasal 5, Pasal 9, dan Pasal 11. (Baca : AD ART Gerakan Pramuka
Terbaru Hasil Munas 2013)
Sistem Among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan yang harus dipraktekkan oleh
Pembina Pramuka. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu terdiri atas :
1. ing ngarsa sung tuladha yang memiliki maksud di depan menjadi teladan;
2. ing madya mangun karsa yang memiliki maksud di tengah membangun kemauan;
3. tut wuri handayani yang memiliki maksud di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik
ke arah kemandirian.
Selain itu, seorang Pembina Pramuka, dalam melaksanakan tugasnya, dituntut bersikap dan berperilaku yang
antara lain :
3. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan
hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dalam gambar ilustrasi di atas, bisa dilihat bahwa proporsi pelaksanaan masing-masing prinsip dalam Sistem
Among akan berbeda di setiap golongan peserta didik. Pembimbingan langsung sebagai implementasi dari
prinsip "ing ngarsa sung tuladha" paling banyak diberikan kepada anggota Pramuka Siaga dan semakin
menurun proporsinya pada golongan anggota pramuka yang lebih tinggi. Sebaliknya, pembimbingan secara
tidak langsung, dalam bentuk motivasi, dorongan, dan pengaruh ke arah kemandirian (tut wuri handayani)
pada anggota pramuka Pandega cukup tinggi dan berkurang proporsinya pada tingkatan anggota di
bawahnya.
Pelaksanaan Sistem Among dalam kepramukaan merupakan anak sistem Scouting Methode (Metode
Kepramukaan) yang perwujudannya akan terintergrasi dengan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan, Kode Kehormatan Pramuka, Motto Kepramukaan dan Kisan Dasar Kepramukaan.
Jenjang keanggotaan pramuka paling awal dinamakan SIAGA. Siaga merupakan anggota pramuka
berusia 7 - 10 tahun. Kelahiran Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menjadi tonggak Kebangkitan
Nasional. Ini pun menandai dimulailah perjuangan baru, perjuangan MENYIAGAKAN rakyat.
Jenjang keanggotaan pramuka setelah siaga adalah Penggalang, yaitu usia 11 - 15 tahun dinamakan
PENGGALANG. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi salah satu tonggak
sejarah dalam upaya PENGGALANGAN persatuan dan kesatuan bangsa yang dipelopori oleh para
pemuda-pemudi di seluruh Indonesia.
Jenjang keanggotaan pramuka selanjutnya adalah Penegak, yaitu pramuka berusia 16-20 tahun.
Penegak sendiri diambil dari kata "Tegak" dimana perjuangan bangsa Indonesia akhirnya membawa
hasil dengan TEGAKNYA Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.
Jenjang keanggotaan selanjutnya adalah Pandega, yaitu pramuka dengan usia 21-25 tahun.
Tegaknya Negara Republik Indonesia harus dilanjutkan dengan perjuangan dalam mengelola atau
MEMANDEGANI negara Indonesia di bidang pembangunan.
Pembina Pramuka adalah pramuka dewasa usia 25 tahun lebih yang terlibat aktif di Gugusdepan
sebagai pendidik dan pembimbing adik-adik anggota muda pramuka. Pembangunan fisik maupun
non fisik perlu terus di-BINA dan dikembangkan dalam rangka mengantarkan bangsa Indonesia
menuju kemajuan dan kemakmuran.
Penggolongan dan tingkatan Tanda Kecakapan Umum dalam Gerakan Pramuka pun dapat dilandasi dengan
kiasan dasar. Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu, tingkatan Kecakapan Umum
Pramuka dapat dinyatakan:
Tingkatan SKU Pramuka Siaga terdiri atas Mula, Bantu, dan Tata; DIMULAI dengan pembangunan
yang membutuhkan BANTUAN dan kesadaran yang tinggi dan membutuhkan PENATAAN yang
baik.
Tingkatan SKU Pramuka Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit, dan Terap; pembangunan diawali
dengan MERAMU (bahan) yang ada, kemudian kita RAKIT (susun) setelah itu baru kita TERAPKAN
(praktekan).
Tingkatan SKU Pramuka Penegak terdiri atas Bantara dan Laksana; pembangunan tersebut
kemudian membutuhkan BANTARA-bantara (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat,
baik, terampil dan bermoral yang sanggup MELAKSANAKAN pembangunan bangsa.
Tingkatan SKU Pramuka pandega; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang
MEMANDEGANI (mengelola, memanage) pembangunan tersebut.
Itulah contoh penerapan kiasan dasar pramuka yang diambilkan dari romantika sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar haruslah menantang, menyenangkan, dan menarik bagi peserta didik
namun juga harus memperhatikan usia, tradisi, dan kondisi psikologis anggota pramuka tersebut.