Anda di halaman 1dari 77

1.

Materi Kepenggalangan (Seputar Penggalang)

1. Mengenal Pramuka Penggalang

Golongan pramuka berdasarkan usia peserta didik setelah pramuka siaga adalah pramuka
penggalang. Apa itu penggalang, mengapa dinamakan penggalang, kode kehormatannya,
pakaian seragam yang dikenakan dan segala sesuatu mengenai golongan peserta didik
pramuka ini akan kita bahas. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa berdasarkan usianya,
peserta didik pramuka digolongkan dalam empat kelompok yaitu siaga, penggalang,
penegak, dan pandega.

Pramuka penggalang merupakan penggolongan sekaligus sebutan bagi anggota pramuka


yang telah berusia antara 11 hingga 15 tahun. Seorang pramuka resmi menjadi penggalang
selain telah menginjak usia 11 tahun juga telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan
Umum Pramuka Penggalang tingkat Rakit serta mengucapkan trisatya pada upacara
pelantikan yang dipimpin oleh pembinanya. Meskipun telah berusia sebelas tahun namun
belum menyelesaikan SKU Penggalang Rakit, pramuka tersebut disebut sebagai Tamu
Penggalang.

Penggunaan istilah penggalang, sebagaimana istilah-istilah lainnya dalam kepramukaan,


diambil dari romantisme sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Kata penggalang merujuk
kepada masa penggalangan persatuan dan kesatuan bangsa yang sitandai dengan
berlangsungnya Konggres Pemuda Indonesia yang kemudian menghasilkan Sumpah
Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928.

Kode Kehormatan Pramuka Penggalang

Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas janji (satya) dan ketentuan moral
(darma). Janji penggalang disebut Trisatya sedangkan ketentuan moralnya dinamakan
Dasadarma. Trisatya terdiri atas tiga butir janji sedangkan Dasadarma memuat 10 butir
sikap yang kesemuanya musti ditepati dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun bunyi Trisatya dan Dasadarma untuk pramuka penggalang adalah sebagai berikut:

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan


Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila,

menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,

menepati Dasadarma.

Dasadarma

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.


9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Pengorganisasian Pramuka Penggalang

Sebagaimana golongan peserta didik pramuka lainnya, dalam setiap kegiatannya pramuka
penggalang diorganisasikan dalam dalam kelompok atau satuan secara berjenjang. Hal ini
sesuai dengan metode kepramukaan yang salah satunya silaksanakan dengan metode
kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan berkompetisi.

Satuan terkecil pramuka penggalang disebut regu yang terdiri atas 5 s.d 10 anggota. Regu
putra dinamai dengan menggunakan nama hewan atau alat-alat yang berguna seperti Regu
Rajawali, Regu Harimau, atau Regu Traktor. Sedangkan regu putri dinamai dengan nama
tumbuhan atau bunga semisal Regu Melati, Regu Kenanga, atau Regu Mawar. Setiap regu
dipimpin oleh Pemimpin Regu yang disingkat Pinru dan dibantu seorang wakil yang
dinamai Wakil Pemimpin Regu atau disingkat Wapinru. Pinru mempunyai hak dan
kewajiban antara lain: membantu pembina dalam melatih anggota regunya, merencanakan
kegiatan bagi regunya, memilih wakil pemimpin regu, menjadi anggota Dewan Penggalang,
serta memilih Pemimpin Regu Utama (Pratama).

Empat regu dihimpun dalam satuan yang lebih besar yang dinamakan pasukan. Pasukan
dipimpin oleh seorang Pemimpin Regu Utama atau disebut Pratama. Pratama sendiri dipilih
dari dan oleh para pimpinan regu anggota pasukan tersebut. Dalam kegiatannya, pasukan
dibimbing oleh seorang pembina penggalang dengan dibantu oleh dua pembantu pembina.
Berbeda dengan siaga, pembina dan pembantu pembina penggalang dipanggil dengan
sebutan kakak baik untuk putra maupun putri.

Dalam pasukan juga dibentuk Dewan Pasukan Penggalang atau Dewan Penggalang.
Dewan ini bertugas mengurus dan mengatur kegiatan-kegiatan Pasukan Penggalang serta
mengurusi tata tertib dan tata usaha Pasukan. Dewan Penggalang beranggotakan semua
Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu dalam sebuah pasukan yang diketuai oleh
Pratama. Sedangkan pembina dan pembantu pembina bertindak sebagai penasehat dan
pembimbing namun mempunyai hak untuk mengambil keputusan akhir.

Selain itu juga terdapat Dewan Kehormatan bertugas membina kepemimpinan dan rasa
tanggung jawab para pramuka seperti menentukan pelantikan, pemberian TKK dan Tanda
Penghargaan, Pelantikan Pinru, Wapinru dan Pratama, menentukan tindakan atas pelanggaran
kode Kehormatan dan merehabilitasi anggota Pasukan. Ketua Dewan Kehormatan adalah
Pembina Penggalang, wakilnya Pembantu Pembina dan sekretarisnya Pinru.

Seragam Pramuka Penggalang

Pakaian seragam pramuka penggalang adalah sebagai berikut:


Sistem Tanda Kecakapan Pramuka Penggalang

Kecapakapan pramuka penggalang terdiri atas Kecakapan Umum, Kecakapan Khusus, dan
Pramuka Garuda. Kecakapan Umum ditempuh dengan menyelesaikan Syarat-syarat
Kecakapan Umum (SKU) yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu ramu, rakit, dan terap.
Kecakapan Khusus dicapai dengan menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Khusus yang
tertidi atas tiga tingkatan juga yaitu purwa, madya, dan utama. Pramuka penggalang yang
telah mencapai SKU Penggalang Terap dapat mengajukan diri menempuh Pramuka Garuda.

Lain-lain Tentang Penggalang

Pramuka penggalang biasa disingkat dengan huruf G yang diambil dari huruf
pertama kata dasar galang.

Penggalang menggunakan kode warna berwarna merah yang melambangkan


penggalang sebagai masa-masa berkembang yang penuh kemeriahan hidup.

Upacara-upacara dalam pasukan penggalang menggunakan format barisan angkare


(seperti segi empat dengan salah satu sisi yang terbuka) dengan posisi pembina dan
pembantu pembina berada di sisi yang terbuka. Ini mempunyai filosofi mulai
berkembangnya pandangan Penggalang dalam menerima pengaruh yang baik dari
lingkungan di sekitarnya.
Kegiatan-kegiatan (pertemuan pramuka) untuk pramuka penggalang antara lain
jambore, lomba tingkat, perkemahan bakti, Gladian Pimpinan Regu (Dianpinru),
forum penggalang, penjelajahan, JOTA (Jamboree on the Air), JOTI (Jamboree on the
Internet), dan perkemahan lain.

2. Pasukan Penggalang
Pasukan Penggalang atau sering hanya disebut pasukan adalah satuan organik
dalam Gerakan Pramuka yang terdiri atas paling banyak 32 orang Pramuka
Penggalang. Pasukan Penggalang dibagi dalam 4 regu yang masing-masing regu
terdiri atas 6 - 8 orang Pramuka Penggalang.

Gerakan Pramuka menghimpun anggotanya dalam satuan dan kwartir. Satuan


terdepan dalam pembinaan peserta didik adalah Gugusdepan. Dalam Gugusdepan
yang lengkap terdapat Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak dan
Racana Pandega. Pasukan Penggalang merupakan tempat pembinaan Pramuka
berusia 11 sampai 15 tahun yang disebut Pramuka Penggalang.

Pembentukan pasukan ini bertujuan untuk memudahkan penghimpunan, pengelolaan,


penggerakan dan pengarahan peserta didik dalam pelaksanaan kegiatan Pramuka
Penggalang untuk mencapai tujuannya.

3. Dewan Penggalang
Untuk pendidikan kepemimpinan para Pramuka Penggalang, diadakan Dewan Pasukan
Penggalang, yang disingkat Dewan Penggalang. Dewan Penggalang beranggotakan:

Para Pemimpin Regu (Pinru).

Wakil Pemimpin Regu (Wapinru).

Pemimpin Regu Utama.

Pembina Penggalang.

Para Pembantu Pembina.

Kegiatan, kewenangan, tugas dan mekanisme Dewan Penggalang antara lain:

Dewan Penggalang mengadakan rapat minimal sebulan sekali.

Ketua Dewan Penggalang adalah Pratama, sedangkan jabatan Penulis/Sekretaris dan


Bendahara Dewan Penggalang dipegang oleh anggota Dewan Penggalang yang
dipilih melalui musyawarah.

Dewan Penggalang bertugas mengurus dan mengatur kegiatan Pasukan Penggalang


dan menjalankan keputusan yang diambil oleh Dewan Penggalang.

Dalam rapat Dewan Penggalang, Pembina dan Pembantu Pembina bertindak sebagai
penasehat, pengarah, pembimbing serta mempunyai hak mengambil keputusan
terakhir.

TUGAS''Dewan Pramuka Penggalang


(Dewan Galang)
dewan satuan galang/ dewan galang - Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Hai kakak, salam pramuka (salam!!) Prok prok prok Prok prok prok Prok prok prok
Prok prok prok Prok
Hahaha, Alhamdulillah sekarang bertemu lagi dengan kami di Materi Anak Pramuka lama
ya kami tidak mengunggah tentang hal-hal tentang kepramukaan lagi. Nah, kali ini kami
akan membagikan suatu hal, yaitu tentang dewan satuan galang/ dewan galang. Seperti
namanya dewan galang adalah suatu dewan kepramukaan yang beranggotakan pramuka usia
penggalang untuk lebih lanjutnya, silahkan kakak baca yang ada dibawah ini

Dewan Penggalang Gerakan Pramuka

Keberadaan Dewan dalam suatu Satuan Pramuka merupakan salah satu wadah kegiatan
Pramuka dalam mengembangkan:

1. 1. Jiwa kepemimpinan (Jiwa kebersamaan / tanpa pilih kasih)

2. 2. Kemampuan bekerjasama dalam masyarakat sehingga menimbulkan rasa


gotong royong.

3. 3. Kemampuan Memonitor dan mengadministrasikan semua kegiatan dengan baik


dan benar.

4. 4. Mengembangkan hubungan antar instansi atau masyarakat.

5. 5. Menimbulkan rasa perencanaan dengan matang sehingga mewujudkan suatu


kegiatan yang mendekati kesempurnaan

6. 6. Kemampuan jiwa demokratis.

Dewan Pasukan penggalang/ Dewan galang, terdiri dari :

Pemimpin dari Dewan Galang atau Pratama (Pemimpin Regu Utama)

Pemimpin Regu masing masing (setiap keompok / regu)

Wakil Pemimpin Regu setiap kelompok pula.

Sekretaris, Bendahara dengan sisanya menjadi anggota.

Para Pembina Pramuka Penggalang dan Pembantu Pramuka Penggalang berperan


dalam menasehati, mendorong, mengarahkan, membimbing dan jika akan mengambil
sebuah keputusan bersama mereka dapat menjadi penengah keputusan.

Tugas dari Dewan Satuan bertugas (SatGas) :


Melakukan penyusunan terhadap rencana kegiatan, melakukan penilaian terhadap
hasil kegiatan, dan juga mengarahkan dan memonitor jalannya kegiatan.
Menjalankan semua keputusan yang sudah dibentuk oleh dewan dengan sebaik
mungkin.
Mendata dan membuat sebuah laporan khusus untuk hasil kegiatan
Membuat keputusan bersama dengan dewan dengan cara musyawaroh.
Dewan kehormatan ialah dewan yang dibentuk untuk mendampingi Dewan satuan
dengan tugas :

Merencanakan sebuah pelantikan untuk Pramuka baru atau naik jabatan.

Melakukan pilihan atau bisa juga musyawaroh dalam pengalihan jabatan.

Memberikan penghargaan terhadap prestasi dari Anak Pramuka mereka.

Melakukan pembahasan terhadap tindakan yang berhubungan dengan pelanggaran


Kode Kehormatan Pramuka.

Melakukan pembahasan terhadap rehabilitas atau pembaruan anggota Pramuka.

Dewan Kehormatan dalam satuan.


Dewan Kehormatan Penggalang, terdiri atas :
a. Ketua di pegang langsung oleh Pembina Pramuka Penggalang
b. Wakil ketua dipegang oleh Pembantu Pembina Penggalang
c. Sekretaris dipegang oleh salah seorang pemimpin regu
d. Anggota dewan kehormatan terdiri dari semua Pemimpin regu

4. Dewan Kehormatan
Untuk membina kepemimpinan dan rasa tanggung jawab para Pramuka Penggalang diadakan
Dewan Kehormatan Pasukan Penggalang yang terdiri atas:

Para Pemimpin Regu (Pinru).

Pemimpin Regu Utama (Pratama)

Pembina.

Para Pembantu Pembina.

Kegiatan, kewenangan, tugas dan mekanisme Dewan Penggalang antara lain:

Dewan Kehormatan Penggalang bersidang dalam hal terjadi peristiwa yang


menyangkut tugas Dewan Kehormatan Penggalang.

Hasil putusan siding dilaporkan kepada Pembina Gugusdepan.

Ketua dan Wakil Ketua Dewan Kehormatan Penggalang adalah Pembina dan
Pembantu Pembina Penggalang, sedang Sekretaris Dewan adalah salah seorang
Pemimpin Regu.

Dewan Kehormatan Penggalang berkewajiban untuk menentukan :

o Pelantikan, pemberian TKK, tanda penghargaan dan lain-lain kepada Pramuka


Penggalang yang berjasa atau berprestasi.

o Pelantikan Pemimpin dan Wakil Pemimpin Regu serta Pratama.

o Tindakan terhadap pelanggaran kode kehormatan.

o Rehabilitasi anggota Pasukan Penggalang.


o Anggota yang dianggap melanggar sebelum diambil tindakan diberi
kesempatan untuk membela diri dalam rapat Dewan Kehormatan.

2. Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan untuk Penggalang


Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan adalah materi yang secara umum harus diketahui oleh pramuka,
yang meliputi :

1. Mengenal Pramuka Gerakan Pramuka dan Kepramukaan


Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring Edisi III) telah memasukkan kata pramuka
dan kepramukaan di dalamnya. Menurut kamus ini, kedua kata tersebut mempunyai arti
sebagai berikut:

pramuka /pramuka/ n akr Praja Muda Karana; organisasi untuk pemuda yg


mendidik para anggotanya dl berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan pd diri
sendiri, saling menolong, dsb anggota organisasi pramuka: -- membentuk anak
(pemuda) yg masih berkembang menjadi warga negara yg berbudi luhur; pandu;

kepramukaan /kepramukaan/ n perihal (kegiatan dsb) yg berhubungan dng


pramuka

Pengertian Menurut Undang-undang Gerakan Pramuka

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjadi dasar pokok
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di Indonesia. Di dalam Undang-undang tersebut
dinyatakan tentang pengertian pramuka, Gerakan Pramuka, kepramukaan, dan
pendidikan kepramukaan.
Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang
Gerakan Pramuka:

Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk


menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.

Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan


kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.

Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka.

Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan


hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-
nilai kepramukaan.

1.1Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Gerakan Pramuka


Pengertian PRAMUKA Tujuan, Tugas Pokok, Dan Fungsinya - Pramuka
merupakan singkatan dari Praja Muda Karana yang berarti nama organisasi
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan kepanduan yang
dilaksanakan di Indonesia atau lebih dikenal dengan proses pendidikan di luar
lingkungan sekolah dan di luar lingkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik,
menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka.

Dengan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran


akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur. Sehingga Kepramukaan
juga dapat di arti kan sebagai sistem pendidikan kepanduan yang disesuaikan dengan
keadaan, kepentingan, dan perkembangan masyarakat, dan bangsa Indonesia.
SEJARAH TERBENTUKNYA GERAKAN PRAMUKA

Dikutip dari situs wikipedia, Gerakan Pramuka atau Kepanduan di Indonesia telah
dimulai sejak tahun 1923 yang ditandai dengan didirikannya (Belanda) Nationale
Padvinderij Organisatie (NPO) di Bandung. Sedangkan pada tahun yang sama, di
Jakarta didirikan (Belanda) Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO). Kedua
organisasi cikal bakal kepanduan di Indonesia ini meleburkan diri menjadi satu,
bernama (Belanda) Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie (INPO) di
Bandung pada tahun 1926.

Pendirian gerakan ini pada tanggal 14 Agustus 1961 sedikit-banyak diilhami oleh
Komsomol di Uni Soviet. Organisasi Kepanduan Indonesia di seputaran tahun 1920-
an. Pada tanggal 26 Oktober 2010, Dewan Perwakilan Rakyat mengabsahkan
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka. Berdasarkan UU
ini, maka Pramuka bukan lagi satu-satunya organisasi yang boleh menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan. Organisasi profesi juga diperbolehkan untuk
menyelenggarakan kegiatan kepramukaan.

Tujuan Gerakan PRAMUKA


Gerakan Pramuka bertujuan mendidik dan membina kaum muda indonesia agar :

a)Manusia berkepribadian, berwatak dan berbudi pekerti luhur yang : Berimandan bertaqwa
kepada TuhanYang Maha Esa, kuat mental dan tinggi moral. Tinggi kecerdasan dan mutu
keterampilan. Kuat dan sehat jasmaninya.

b)Warga Negara Republik Indonesia yang berjiwa pancasila, setia dan patuhkepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia serta menjadi anggota masyarakat yang baik dan berguna,
dapat membangun dirinya sendiri secara mandiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas
pembangunan bangsa dan negara,memiliki kepedulian terhadap sesama hidup dan alam
lingkungan, baik lokal, nasional maupun internasional.

Tugas Pokok Gerakan PRAMUKA


Gerakan Pramuka mempunyai tugas pokok melaksanakan pendidikan bagi kaum muda
melalui Kepramukaan di lingkungan luar sekolah, yang melengkapi pendidikan di
lingkungan keluarga dan masyarakat.

Adapun tugasnya yaitu :


1)Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang beriman dan bertaqwa
serta berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2)Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai keterampilan dan kecakapan serta
memiliki kecerdasan emosional sehingga dapat menjadi manusia yang berkepribadian
Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri,sanggup dan mampu membangun
dirinya sendirinya serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan masyarakat,
bangsa dan negara.

3)Dalam melaksanakan pendidikan Kepramukaan, Gerakan Pramuka selalu memperhatikan.


a.Keadaan, kemampuan, kebutuhan dan minat peserta didiknya.
b.Keadaan, kemampuan, adat istiadat dan harapan masyarakat termasuk orangtua Pramuka.

4)Dalam pelaksanaan kegiatannya, Gerakan Pramuka menggunakan PDK danMK,Sistem


Among dan berbagai metode penyajian lainnya.

Fungsi Utama Gerakan PRAMUKA


Kepramukaan mempunyai fungsi sebagai berikut:

1)Kegiatan menarik bagi anak atau pemuda


Kegiatan menarik di sini dimaksudkan kegiatan yang menyenangkan dan mengandung
pendidikan. Karena itu permainan harus mempunyai tujuan dan aturan permainan, jadi bukan
kegiatan yang hanya bersifat hiburan saja. Karena itu lebih tepat kita sebut saja kegiatan
menarik.

2)Pengabdian bagi orang dewasa.


Bagi orang dewasa kepramukaan bukan lagi permainan, tetapi suatu tugas yang memerlukan
keikhlasan, kerelaan, dan pengabdian. Orang dewasa ini mempunyai kewajiban untuk secara
sukarela membaktikan dirinya demi suksesnya pencapaian tujuan organisasi.

3)Alat bagi masyarakat dan organisasi


Kepramukaan merupakan alat bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhanmasyarakat
setempat, dan juga alat bagi organisasi untuk mencapai tujuan organisasinya. Jadi kegiatan
kepramukaan yang diberikan sebagai latihan berkala dalam satuan pramuka itu sekedar alat
saja, dan bukan tujuan pendidikannya.

2. Sejarah Singkat Kepramukaan di Dunia


Sejarah Kepramukaan di Dunia tidak bisa terlepas dari Baden Powell. Tentara Inggris
yang lahir di London, Inggris pada tanggal 22 Februari 1857 ini lah yang menggagas
kegiatan yang dalam sejarah kemudian terkenal dengan kepramukaan atau scouting. Sejarah
mencatat bahwa buku Aids to Scouting (1899) yang berisikan pengalaman Baden Powell
semasa di ketentaraan menarik minat, dan banyak dibaca, tidak hanya oleh kalangan militer
saja melainkan oleh para guru dan organisasi pemuda.

Minat masyarakat terhadap buku Aids to Scouting yang tinggi


membuat William Alexander Smith (Pimpinan Boys Brigade Inggris) meminta Baden Powell
untuk melatih 22 pemuda. Oleh Baden Powell, ke-22 pemuda ini diajak berkemah di pulau
Brownsea selama 8 hari pada tanggal 25 Juli - 2 Agustus 1907. Tercatat dalam sejarah,
perkemahan tersebut menginspirasi Baden Powell untuk menulis buku 'Scouting for Boys'
(1908). Selain diilhami buku-bukunya terdahulu, buku ini juga mendapatkan masukan dan
dukungan dari Frederick Russell Burnham (Chief of Scouts in British Africa), Ernest
Thompson Seton dari Woodcraft Indians (Amerika), dan William Alexander Smith dari Boys
Brigade.

Kembali, buku ini menjadi laris manis, bahkan di seantero dunia. Buku Scouting for Boys
menjadi rujukan dan pedoman penyelenggaraan kegiatan serupa di seluruh dunia. Kegiatan-
kegiatan tersebut yang kemudian dikenal sebagai kepramukaan atau scouting. Kemah di
pulau Brownsea dan buku 'Scouting for Boys' dianggap sebagai tonggak awal sejarah
kepramukaan di dunia. Tentang Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell, baca : Sejarah
Baden Powell dan Foto Baden Powell.

Monumen di Pulau Brownsea, menandai perkemahan Pramuka pertama kali di dunia

Sejarah Kepramukaan Sedunia

Sejarah mencatat bahwa buku Scouting for Boys tersebar luas di Inggris dan negara-negara
lain. Buku ini menginspirasi berdirinya organisasi kepramukaan di Inggris dan sekitarnya.
Sehingga bermunculanlah kegiatan-kegiatan untuk pemuda dengan menerapkan ide-ide
Baden Powell. Semula kepramukaan hanya ditujukan bagi anak laki-laki berusia 11 sampai
18 tahun dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes berinisiatif mendirikan organisasi
kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides. Organisasi ini kemudian diteruskan
oleh istri Baden Powell.

Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama Cub (anak serigala) dengan
buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini
bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.

Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi mereka yang telah berusia 17
tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju
Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya
menuju ke pantai bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai
Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Daftar pelaksanaan Jambore Dunia dapat
dilihat di artikel lain di blog ini.

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat
terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau
mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan
Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.

Patung Baden Powell di Gilwell Park

Tahun 1920 dibentuk WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi
Gerakan Pramuka Sedunia). Sekretariat (kantor pusat WOSM) disebut World Scout Bureau
(Biro Pramuka Dunia). Biro Pramuka Dunia pertama kali berlokasi di London, Inggris. Pada
tahun 1958 dipindah ke Ottawa Kanada dan tahun 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia. Saat ini
Sekretaris jenderal WOSM dijabat oleh Scott Teare.

Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Kawasan Afrika, berkantor di
Nairobi, Kenya; Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir; Kawasan Asia Pasifik, berkantor
di Manila, Filipina; Kawan Eurasia, berkantor Kiev, Ukraina; Kawasan Eropa, berkantor di
Jenewa Swiss; dan Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama.

Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953. Selain WOSM, di dunia
juga terdapat beberapa organisasi kepramukaan lainnya seperti WAGGGS (World
Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia).

2.1Sejarah Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia


Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of the World)
tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia. Selain sebagai
pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert Baden Powell lah yang
mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian berkembang dan diadaptasi sebagai
sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.

Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang kemudian terkenal
sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir di Paddington, London pada 22
Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson Smyth Powell. Powell merupakan nama
keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri
di Universitas Oxford. Sedangkan Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth.
Ayah Stephenson (Baden Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.

Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson mendapatkan pendidikan
watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya. Peran ibu bagi Baden Powell bahkan
pernah diungkap langsung oleh beliau dengan kalimat, Rahasia keberhasilan saya adalah ibu
saya.

Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu sehingga banyak
disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun pandai bermain musik
(piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah, mengarang, dan menggambar.

Baden Powell

Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson (Baden Powel)
mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah dewasa, Baden Powell
bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering ditugaskan di luar Inggris
seperti bergabung dengan 13th Hussars di India (1876), dinas khusus di Afrika
(1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897), pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan
(1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan (sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896,
memimpin The Mafeking Cadet Corps di Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).

Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu diantaranya:

1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti jejak kuda
yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada Kimball OHara.

2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika


Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi
kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan pembawa
pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.

3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja


Dinizulu di Afrika Selatan.

Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting' pada tahun
1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris dalam
melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris. Bahkan tidak
hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para guru dan organisasi
pemuda.
Baden Powell bersama pramuka

Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William Alexander
Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di Inggris) Baden Powell
berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan dengan pembaca remaja yang
bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden
Powell menyelenggarakan perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki
yang berlatar belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys'
yang kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.

Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun dari
ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada pengembangan
pendidikan kepramukaan.

Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat di atas kapal
dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah pada tanggal 31
Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan dianugerahi 3 orang anak (satu laki-
laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace
(Heather Baden-Powell), dan Betty Clay (Betty Baden-Powell).

Baden Powell bersama istrinya, Olave Soames

Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-Powell dan Olave
memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada tanggal 8 Januari 1941 Baden
Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St. Peter, Nyeri.

Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan, termasuk


gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell aktif menulis berbagai buku
baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun bidang lainnya. Beberapa buku tentang
kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting for Boys (1908), The Handbook for the
Girl Guides or How Girls Can Help to Build Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-
Powell; 1912), The Wolf Cub's Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering
to Success (1922), Scouting Round the World (1935) dll.

Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka Sedunia yang tidak dapat
dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia maupun di Indonesia. Tentang Sejarah
Perkambangan Pramuka Dunia, Sejarah Perkembangan Pramuka di Indonesia, dan Daftar
Lengkap Buku Karya Baden Powell akan ditulis dalam lain kesempatan.

2.2Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia)


Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia) seharusnya menjadi pengetahuan
kepramukaan dasar bagi setiap pramuka. Sayangnya, harus diakui, banyak di antara para
pramuka yang mengenal WOSM hanya sekedar nama dan singkatannya saja. Tidak sedikit
yang belum mengetahui sejarah pembentukan WOSM, Padahal sebagai organisasi yang
menaungi gerakan pramuka di seluruh dunia, WOSM mempunyai peran yang sangat sentral.

WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan Pramuka
Sedunia) adalah organisasi internasional non-pemerintah, independen, dan non-profit yang
menaungi Gerakan Pramuka (Kepanduan) di seluruh dunia. WOSM didirikan pada tahun
1920 dengan kantor pusat di Jenewa, Swiss. Selain WOSM juga terdapat organisasi
kepanduan khusus putri sedunia yang dinamakan WAGGGS (World Association of Girl
Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia). Dan hingga saat ini WOSM
mengakui organisasi kepramukaan di 161 negara termasuk Indonesia yang telah bergabung
menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953.

Sekjen Pramuka Dunia

Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia atau World Scout Bureau saat ini adalah Scott Teare
yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia pada September 2012 dan mulai
menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013. Scott Teare merupakan anggota Boy Scouts of
America (Pramuka Amerika Serikat) dan juga lulusan University of Michigan. Scott Teare
menggantikan Sekretaris Jenderal sebelumnya, Luc Panissod. Scott Teare merupakan aktifis
pramuka yang karena jasa dan perjuangannya mendapatkan Bronze Wolf Award, sebuah
penghargaan tertinggi yang diberikan WOSM kepada penggiat pramuka di seluruh dunia.

Badan-badan WOSM

Badan-badan dalam World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan


Pramuka Sedunia) terdiri atas World Scout Conference (Konferensi Pramuka Sedunia), World
Scout Committee (Komite Pramuka Dunia), dan World Scout Committee (Komite Pramuka
Dunia).

World Scout Conference (Konferensi Pramuka Sedunia)

World Scout Conference merupakan sidang umum pramuka yang diikuti oleh delegasi dari
semua organisasi anggota WOSM sedunia. World Scout Conference menjadi forum tertinggi
dalam WOSM untuk merumuskan dan menetapkan kebijakan umum gerakan pramuka
sedunia. Keputusan yang diambil antara lain pemilihan International Commissioners (Komite
Pramuka Dunia), menetapkan negara-negara anggota baru, memilih tempat pelaksanaan
event-event pramuka tingkat dunia seperti Jambore Sedunia dan Konferensi Pramuka
Sedunia selanjutnya.

Konferensi yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali ini terakhir kali diselenggarakan adalah
Konferensi Pramuka Sedunia Ke-39 di Curitiba, Brasil, pada tanggal 10-14 Januari 2011.
Sedangkan Konferensi selanjutnya (40th World Scout Conference) akan dilaksanakan di
Ljubljana, Slovenia pada tahun 2014.

World Scout Committee (Komite Pramuka Dunia)

World Scout Committee atau Komite Pramuka Dunia adalah badan eksekutif WOSM yang
bertanggung jawab melaksanakan resolusi-resolusi yang dihasilkan dalam World Scout
Conference (Konferensi Pramuka Sedunia). Komite ini terdiri atas 12 orang dari negara-
negara anggota WOSM yang dipilih dalam World Scout Committee untuk masa jabatan
selama tiga tahun.

Anggota Komite Pramuka Dunia periode 2011 2014 yaitu:

1 Simon Rhee (Ketua; Korea) 7 Eric Khoo (Malaysia)


2 John May (Wakil Ketua; Inggris) 8 Marcel Ledjou (Pantai Gading)
3 Wahid Labidi (Wakil Ketua; 9 Mari Nakano (Jepang)
Tunisia)
4 Karin Ahlbck (Finlandia) 10 John Neysmith (Kanada)
5 Abdullah Alfahad (Arab Saudi) 11 Daniel Ownby (USA)
6 Joo Gonalves (Portugal) 12 Oscar Palmquist (Brazil)

Selain kedua belas anggota tersebut secara ex-officio anggota Komite Pramuka Sedunia
ditambah dengan:

1. Ketua atau Wakil Ketua Komite Pramuka setiap Daerah yang terpilih

2. Sekretaris Jenderal WOSM (saat ini: Scott Teare dari USA)

3. Bendahara (dipilih oleh Komite Pramuka Sedunia. Untuk periode ini yang dipilih
adalah Maurice Machenbaum dari Swiss)

4. Seorang anggota Dewan Yayasan Pramuka Dunia


World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia)

World Scout Bureau atau Biro Pramuka Dunia adalah sekretariat WOSM dengan tugas utama
melaksanakan hasil World Scout Conference dan ketetapan World Scout Committee serta
menjalankan keorganisasian kepanduan dunia sehari-hari. Biro Pramuka Dunia dipimpin oleh
seorang Sekretaris Jendral yang dipilih oleh Komite Pramuka Dunia. Sekretaris jenderal
WOSM saat ini adalah Scott Teare yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia pada
September 2012 dan mulai menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013.

Biro Pramuka Dunia didirikan pertama kali pada tahun 1920 di London, Inggris. Pada tahun
1959 berpindah ke Ottawa, Kanada. Dan sejak tahun 1968 hingga sekarang Biro Pramuka
Sedunia berkantor di Jenewa, Swiss.

Biro Pramuka Dunia mempunyai 6 kantor perwakilan yang didasarkan kepada wilayah
regional. Keenam wilayah tersebut adalah:

1. Kawasan Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya

2. Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir

3. Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila, Filipina

4. Kawan Eurasia, berkantor Kiev, Ukraina

5. Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss

6. Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama

Nah, inilah sekelumit tentang WOSM atau World Organization of the Scout Movement
(Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia) lengkap dengan Sekretaris Jendral dan badan-badan
yang terdapat di dalamnya. Sedangkan mengenai lambang WOSM akan dijelaskan di lain
kesempatan.

3.Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia


Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Gagasan Baden Powell yang membentuk kepramukaan
dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk Belanda. Di negara Belanda
kepramukaan disebut sebagai Padvinder. Di negara jajahannya, termasuk Indonesia, Belanda
mendirikan organisasi Kepramukaan. Di Indonesia dikenal dengan istilah NIPV (Netherland
Indische Padvinder Vereniging; Persatuan Pandu-Pandu Belanda). Organisasi ini
dikhususkan bagi anak-anak Belanda.

Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dibentuk organisasi kepanduan yang


bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan nasional.
Karenanya kemudian muncul organisasi-organisasi kepramukaan pribumi yang kala itu
jumlahnya mencapai lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu semisal; JPO (Javananse
Padvinders Organizatie); JPP (Jong Java Padvinderij), SIAP (Sarekat Islam Afdeling
Padvinderij); HW (Hisbul Wathon) dll.

Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi yang
bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi kepramukaan
di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Karena itu kemudian KH. Agus Salim
menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan".

Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan
organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI
merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS
(Pandu Pemuda Sumatra).

Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia), kemudian
diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada tahun 1938.

Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh Pandu
banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.

Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional yaitu
Pandu Rakyat Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember 1945. Pandu
Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia saat itu.

Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan seperti;
HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang jumlahnya mencapai
seratusan lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun dalam tiga federasi yaitu; IPINDO
(Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951), POPPINDO (Persatuan
Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI (Persatuan Kepanduan Putri
Indonesia).

Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-20
Agustus 1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar Minggu
Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama menyambut singgahnya
Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke Australia. Pada
tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri yang disebut Desa
Semanggi di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan kontingen ke Jambore
Dunia di MT. Makiling Filipina.

Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri menjadi
PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri kurang
solid sehingga coba dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan Pionir Muda
seperti di negara komunis lainnya.
Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan berbagai
upaya untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk mendirikan
Gerakan Pramuka.

Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh dan
pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka.

Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A. Azis Saleh
dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa, Achmadi.
Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN PRAMUKA

Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi
kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi anak-anak dan
pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI PERMULAAN TAHUN
KERJA.

Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda sebagai
Pejabat Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke Jepang.

Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora Bung
Karno), tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan ikhlas
meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI IKRAR GERAKAN PRAMUKA.

Presiden Soekarno menyerahkan panji kepramukaan

Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional),
Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-panji
Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada masyarakat yang
diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.

Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I, Sri
Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh. Sementara
Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh
sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

3.1Daftar Ketua Kwarnas dari Tahun ke Tahun


Sejak pertama kali, 1961, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah dipimpin oleh tujuh
Ketua Kwarnas yang berbeda. Daftar ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dari tahun ke
tahun tersebut dimulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX yang menjabat sebagai Ketua
Kwarnas sejak tahun 1961 hingga 1974. Sedangkan Ketua Kwarnas terakhir (saat ini)
adalah Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. yang menjabat semenjak 2013 silam.

Lima ketua kwarnas lainnya adalah Letjen. Sarbini, Letjen. Mashudi, Letjen. Himawan
Sutanto, Letjen. Rivai Harahap, dan Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH.

Dalam artikel kali ini akan disebutkan daftar ketujuh Ketua Kwartir Nasional tersebut. Daftar
juga dilengkapi dengan periode atau masa bakti mereka masing-masing. Pun lengkap dengan
foto atau gambar dari masing-masing ketua Kwarnas.

Daftar Nama Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka

Berikut ini adalah daftar nama ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ketua Kwarnas Pertama dan Terbanyak Periode
(1961-1974)

Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka yang
pertama kali sekaligus yang terbanyak periode (masa bakti) jabatan (empat periode) dan
dengan masa terlama kedua (selama 13 tahun). Sesuai yang tercatat dalam Sejarah Gerakan
Pramuka di Indonesia, pada tanggal 14 Agustus 1961, Presiden RI Ir. Soekarno mengangkat
dan melantik Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari. Mapinas diketuai
oleh Ir. Soekarno, Kwarnari di ketuai oleh Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh, sedangkan
Kwarnas di ketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX.

Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai ketua Kwarnas Gerakan Pramuka selama
13 tahun yang terdiri atas 4 masa bakti. Saat itu masa bakti ketua Kwarnas adalah 4 tahun.
Masa bakti kepengurusan Hamengku Buwono IX sebagai ketua Kwarnas adalah masa
bakti 1961-1963, 1963-1967, 1967-1970 dan 1970-1974.

Selengkapnya mengenai Hamengku Buwono IX, baca : Bapak Pramuka Indonesia.

Letjen. M. Sarbini, Ketua Kwarnas Kedua (1974-1978)


Ketua Kwarnas kedua adalah Letjen. Sarbini. M. Sarbini sebelumnya pernah menjabat
sebagai Menteri Pertahanan Indonesia di masa pemerintahan Presiden Soekarno (1966) dan
Menteri Transmigrasi dan Koperasi di masa Presiden Soeharto (1968-1973). Beliau terpilih
sebagai ketua Kwarnas dalam Munas I Gerakan Pramuka, 20-27 November 1974 di Manado,
Sulawesi Utara. Meninggal setahun sebelum masa baktinya sebagai Ketua Kwarnas berakhir.

Letjen. Mashudi, Ketua Kwarnas Ketiga dan Terlama (1978-1993)

Ketua Kwartir Nasional ketiga adalah Letjen. Mashudi. Terpilih dalam Munas II Gerakan
Pramuka pada tanggal 29 Oktober - 5 November 1978 di Bukittinggi, Sumatera Barat dan
terpilih kembali hingga untuk yang ketiga kalinya (tiga masa bakti).

Letjen. Mashudi meskipun hanya tiga masa bakti, namun masa jabatannya lebih lama
dibandingkan Hamengku Buwono IX karena semenjak Munas II tersebut masa bakti
Kwarnas diperlama menjadi lima tahun dari sebelumnya yang hanya empat tahun. Sehingga
Letjen. Mashudi secara total menjabat selama 15 tahun yang terdiri atas tiga periode yakni
masa bakti 1978-1983, 1983-1988, dan 1988-1993.

Letjen. Himawan Sutanto, Ketua Kwarnas Keempat (1993-1998)


Letjen. Himawan Sutanto terpilih menjadi Ketua Kwarnas yang keempat dalam Musyawarah
Nasional (Munas) V Gerakan Pramuka pada tanggal 2-8 November 1993 di Jayapura, Papua.
Beliau menjabat hanya selama satu periode.

Letjen. Rivai Harahap, Ketua Kwarnas Kelima (1998-2003)

Letjen. Rivai Harahap terpilih menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka yang kelima dalam
Munas VI yang berlangsung pada tanggal 31 Oktober - 8 November 1998 di Samarinda,
Kalimantan Timur. Beliau menjabat hanya selama satu masa bakti.

Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH, Ketua Kwarnas Keenam (2003-2013)


Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH terpilih menjadi ketua Kwartir Nasional yang keenam dalam
Munas VII yang berlangsung pada tanggal 15-19 Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan
Barat. Pada Munas VIII (15-18 November 2008 di Cibubur, Jakarta), beliau terpilih kembali
menduduki dalam masa bakti yang kedua kalinya.

Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., Ketua Kwarnas Ketujuh (2013- sekarang)

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saat ini adalah Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. Beliau
terpilih dalam Munas IX pada 2-5 Desember 2013 di Kupang, NTT.

Secara singkat ketujuh Ketua Kwarnas tersebut dapat dilihat dalam tabel berikut ini.

No Nama Kwarnas Masa Bakti


1961-1963
Sri Sultan Hamengkubuwono 1963-1967
1 1961 - 1974
IX 1967-1970
1970-1974
2 Letjen. Sarbini 1974-1978 1974-1978
1978-1983
3 Letjen. Mashudi 1978 - 1993 1983-1988
1988-1993
4 Letjen. Himawan Sutanto 1993-1998 1993-1998
5 Letjen. Rivai Harahap 1998-2003 1998-2003
6 Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH 2003 - 2013 2003-2008
2008-2013
Dr. Adhyaksa Dault, S.H.,
7
M.Si. 2013 - Sekarang 2013 - Sekarang

Itulah daftar nama ketujuh Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka dari yang pertama
hingga yang terakhir. Ketua Kwarnas mulai dari Sri Sultan Hamengkubuwono IX hingga Dr.
Adhyaksa Dault, S.H., M.Si.

3.2Anggota Gerakan Pramuka


Anggota Gerakan Pramuka, sebagaimana disebutkan dalam Anggaran Rumah Tangga
Gerakan Pramuka, adalah perseorangan warga negara Indonesia yang secara sukarela dan
aktif mendaftarkan diri sebagai anggota Gerakan Pramuka, telah memenuhi persyaratan
tertentu serta telah dilantik sebagai anggota. Anggota Gerakan Pramuka disebut Pramuka.

Pengertian anggota Gerakan Pramuka di atas adalah pengertian sebagaimana tercantum


dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka terbaru. Yaitu dalam Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka hasil Munas Luar Biasa Tahun 2012. Dalam Bab V Tentang
Organisasi Bagian Kesatu (Keanggotaan) Pasal 35.

Anggota Gerakan Pramuka

Anggota Gerakan Pramuka atau disebut sebagai Pramuka terdiri atas anggota biasa dan
anggota kehormatan. Anggota biasa merupakan anggota Gerakan Pramuka yang terdiri atas
anggota muda (berusia 7-25 tahun) dan anggota dewasa (berusia di atas 25 tahun).
Sedangkan anggota kehormatan merupakan perseorangan yang telah berjasa luar biasa
terhadap Gerakan Pramuka.

Anggota Pramuka Muda bersama ketua Majelis Pembimbing

Secara lebih detail, anggota Gerakan Pramuka terdiri atas:

1. Anggota Biasa

1. Anggota Muda
Anggota Muda Gerakan Pramuka disebut juga sebagai peserta didik. Anggota
Muda dikelompokkan berdasarkan usia, yang terdiri atas:

Pramuka Siaga, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 7-


10 tahun.

Pramuka Penggalang, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia


antara 11-15 tahun.

Pramuka Penegak, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia


antara 16-20 tahun.
Pramuka Pandega, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia
antara 21-25 tahun.

2. AnggotaDewasa
Anggota Dewasa Gerakan Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka yang
berusia di atas 25 tahun, atau belum berusia 25 tahun tetapi telah menikah.
Anggota dewasa bagi dalam dua kelompok, yaitu:

Fungsionaris organisasi; yaitu anggota dewasa yang terlibat langsung


dalam struktur organisasi Gerakan Pramuka baik di tingkat
gugusdepan maupun kwartir. Fungsionaris terdiri atas:

1. Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka

2. Pelatih Pembina Pramuka

3. Pelatih Profesional

4. Pamong Saka

5. Instruktur Saka

6. Pimpinan Saka

7. Pimpinan Satuan Komunitas (Sako)

8. Andalan dan Pembantu Andalan

9. Anggota Majelis Pembimbing

Non Fungsionaris; yaitu anggota dewasa yang tidak terlibat


langsung dalam struktur organisasi Gerakan Pramuka. Anggota ini
dapat bergabung dalam gugus darma pramuka.

. AnggotaKehormatan;
Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap Gerakan
Pramuka.

Ketentuan Lain Terkait Anggota Gerakan Pramuka

1. Anggota muda Gerakan Pramuka yang telah menikah dikelompokkan sebagai


anggota dewasa.

2. Anggota muda yang berkebutuhan khusus disebut pramuka berkebutuhan khusus

3. Anggota muda Gerakan Pramuka yang memiliki kualifikasi dapat diangkat sebagai
fungsionaris organisasi.

4. Pelantikan anggota muda dilakukan oleh pembina pramuka di gugusdepan masing-


masing.

5. Anggota kehormatan diangkat dan dilantik oleh kwartir cabang, kwartir daerah, atau
kwartir nasional.

3.3Kode Kehormatan Pramuka


Kode Kehormatan Pramuka merupakan serangkaian ketentuan dasar (janji, nilai, dan norma)
yang harus dilaksanakan oleh seorang pramuka dalam kehidupan sehari-hari dan menjadi
ukuran atau standar tingkah laku pramuka. Sehingga bisa dikatakan bahwa kode kehormatan
merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi maupun di
dalam masyarakat. Kode kehormatan pramuka ini telah diatur dalam Undang-undang Nomor
12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pasal 6. Pun tercantum dalam Anggaran Dasar (AD)
Gerakan Pramuka pasal 12 dan Anggaran Rumah Tangga (ART) Gerakan Pramuka pasal 14.

Kode kehormatan pramuka terdiri atas terdiri atas janji yang disebut Satya Pramuka dan
ketentuan moral yang disebut Darma Pramuka. Satya Pramuka sebagaimana tersebut dalam
ART Gerakan Pramuka dinyatakan sebagai:

1. diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus
Gerakan Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus;

2. dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk


diamalkan; dan

3. dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual,


dan fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.

Sedangkan Darma Pramuka, sebagaimana tercantum dalam ART Gerakan Pramuka,


merupakan:

1. nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia;

2. sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan
anggota Gerakan Pramuka di masyarakat;

3. landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan


kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta
didik manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling
menghormati, serta memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; dan

4. kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka.

Macam dan Bunyi Kode Kehormatan Pramuka

Dalam Gerakan Pramuka, kode kehormatan ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka yang
meliputi:

Kode kehormatan bagi pramuka siaga yang meliputi Dwisatya (janji dan komitmen
diri) dan Dwidarma (ketentuan moral). Bunyi kode kehormatannya adalah:

Dwisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:


menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.

setiap hari berbuat kebaikan.

Dwidarma

1. Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.

2. Siaga berani dan tidak putus asa.

Kode kehormatan bagi pramuka penggalang yang meliputi Trisatya (janji dan
komitmen diri) dan Dasadarma (ketentuan moral).

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan


Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila,

menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,

menepati Dasadarma.

Dasadarma

1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kode kehormatan bagi pramuka penegak, pramuka pandega, dan anggota dewasa
yang meliputi Trisatya (janji dan komitmen diri) dan Dasadarma (ketentuan moral).

Trisatya

Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:

menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan


Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila,

menolong sesama hidup dan ikut serta membangun masyarakat,

menepati Dasadarma.

Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.

3. Patriot yang sopan dan kesatria.

4. Patuh dan suka bermusyawarah.

5. Rela menolong dan tabah.

6. Rajin, terampil, dan gembira.

7. Hemat, cermat, dan bersahaja.

8. Disiplin, berani, dan setia.

9. Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.

10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.

Kode kehormatan tersebut bukan sebuah hafalan yang cukup dihafalkan saja namun
sebagaimana disebutkan di atas, seorang pramuka sudah seharusnya menepati Satya Pramuka
dan mengamalkan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Nah, kalau ada pramuka
tetapi tingkah lakunya tidak sesuai dengan kode kehormatan tersebut bagaimana? Semua
pasti sudah bisa menjawab!

4.Dasadarma (Dasa Darma Pramuka)


Dasadarma atau Dasa Darma Pramuka adalah salah satu bagian dari kode kehormatan
bagi anggota Gerakan Pramuka sehingga sekaligus merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Prinsip Dasar Kepramukaan. Sebagaimana telah diketahui, Kode Kehormatan Pramuka (kode
etik anggota Gerakan Pramuka) terdiri atas janji (komitmen diri) dan ketentuan moral
pramuka. Ketentuan moral pramuka inilah yang kemudian disebut sebagai Darma Pramuka
yang terdiri atas Dwidarma (untuk pramuka siaga) dan Dasadarma (untuk pramuka
penggalang, penegak, pandega, dan anggota dewasa).

Dasadarma sering kali ditulis dan disebut dengan beberapa variasi yang berbeda. Ada yang
menulis dan menyebutnya sebagai:

Dasa Dharma Pramuka

Dasa Darma Pramuka

Dasadharma Pramuka

Dasadarma Pramuka

Dasadarma

Menilik pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, penggunaan
istilah yang benar adalah "Dasadarma". Tanpa kata "pramuka", tanpa dipisah dengan spasi,
dan tanpa menggunakan huruf "h" pada bagian "darma". Penulisan dan penyebutan yang
tanpa menggunakan huruf "h" dan dengan dirangkai lebih didasarkan pada penggunaan
kaedah berbahasa yang benar sesuai dengan EYD (Ejaan Yang Disempurnakan). Sedangkan
"tanpa diikuti kata pramuka" karena dasadarma adalah bagian kode kehormatan yang
dikhususkan pada beberapa golongan anggota pramuka tertentu, bukan pada semua pramuka
(Darma Pramuka Siaga bukan Dasadarma tapi Dwidarma). Pun frasa "dasadarma" telah
mengandung arti "ketentuan moral pramuka penggalang, penegak, pandega, dan dewasa"
jika ditambahkan dengan kata pramuka lagi akan terjadi 'pemborosan penggunaan kata dalam
berbahasa' karena berarti "ketentuan moral pramuka penggalang, penegak, pandega, dan
dewasa pramuka".
Pengertian Dasadarma

Menurut bahasa "dasadarma" berasal dari kata "dasa" dan "darma". Dasa berasal dari
bahasa Jawa yang mempunyai arti sepuluh sedangkan darma berasal dari bahasa Sanskerta
yang mempunyai arti kewajiban, aturan, tugas hidup, kebenaran, dan kebajikan. Sehingga
secara bahasa dasadarma dapat diartikan sebagai sepuluh kewajiban, aturan, dan kebajikan.

Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, dasadarma
dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota Gerakan Pramuka golongan
Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa. Ketentuan moral (Darma Pramuka)
bersama dengan janji atau komitmen diri (Satya Pramuka) sendiri merupakan bagian dari
kode kehormatan pramuka. Di samping Dasadarma, terdapat juga Dwidarma yaitu darma
atau ketentuan moral bagi anggota Gerakan Pramuka Siaga.

Upacara penyalaan api unggun biasanya menggunakan pengucapan dasadarma

Bunyi Dasadarma

Dasadarma telah mengalami beberapa kali perubahan atau perkembangan. Sejak tahun 1961,
Dasadarma ini telah mengalami perkembangan hingga sebanyak 5 kali, yaitu:

1. Dasadarma sebagaimana lampiraan Keppres 238 Tahun 1961 yang digunakan pada
tahun 1961-1966;

2. Dasadarma hasil Mukeranpuda (sekarang Munas) tahun 1966 yang digunakan pada
tahun 1966 -1974

3. Dasadarma amanat MPP 1970 dan Munas 1974 yang digunakan pada tahun 1974-
1978

4. Dasadarma hasil Munas 1978 yang digunakan pada tahun 1978-2009

5. Dasadarma hasil Munas 2009 yang digunakan pada tahun 2009-sekarang

Pembahasan perkembangan Dasadarma dari yang pertama kali hingga yang terakhir akan
dibahas dalam artikel tersendiri.

Adapun bunyi dasadarma yang digunakan saat ini adalah sebagaimana yang disusun dan
tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Tahun 2009 (Keputusan
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009) yang kemudian ditegaskan lagi
dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka hasil Musyawarah Nasional Luar Biasa
(Munaslub) Tahun 2012.
Bunyi dasadarma tersebut adalah sebagai berikut:

Dasadarma

1. takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. cinta alam dan kasih-sayang sesama manusia

3. patriot yang sopan dan kesatria

4. patuh dan suka bermusyawarah

5. rela menolong dan tabah

6. rajin, terampil, dan gembira

7. hemat, cermat, dan bersahaja

8. disiplin, berani, dan setia

9. bertanggung jawab dan dapat dipercaya

10. suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan

Dari teks dasadarma tersebut bisa dilihat bahwa:

1. Frasa "dasadarma" dirangkai dan tidak mengunakan huruf "h"

2. Tidak diikuti dengan kata "Pramuka"

3. Tidak menggunakan kalimat "Pramuka itu:" sebelum penyebutan poin-poin


dasadarma.

Terkait dengan makna dan pengamalan masing-masing poin dalam dasadarma akan dibahas
dalam artikel tersendiri.

Kiranya itulah pembahasan mengenai dasadarma (Dasa Dharma Pramuka) mulai dari cara
penulisan dan penyebutan yang benar, pengertian dasadarma, dan bunyi dasadarma. Semoga
dengan mengenal itu semua mampu memotivasi para pramuka untuk menerapkan kesepuluh
poin dalam dasadarma tersebut dalam kehidupan sehari-hari baik ketika mengenakan
seragam pramuka maupun tidak.

5.Lambang Gerakan Pramuka


Sejarah dan makna kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah materi pramuka untuk
melengkapi pengetahuan umum kepramukaan. Sejarah dan makna lambang Gerakan
Pramuka ini perlu dimengerti, dipahami, dan dihayati oleh setiap anggota
pramuka menyadari nilai-nilai kiasan yang terkandung didalamnya.

Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang
bersifat tetap. Lambang ini mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh
setiap anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan dicita-citakan.
Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah
tunas kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor
06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.

Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan
Pembina Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak Soenardjo Atmodipoero
sendiri lahir pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei
1979.

Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang
Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden Republik Indonesia
menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka.

Lambang Gerakan Pramuka; Tunas Kelapa

Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam SKU
yaitu mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-masing pada syarat
nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no. 14).

Makna Lambang Gerakan Pramuka

Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan makna
filosofis yang terkandung di dalamnya. Arti filosofi tersebut yaitu:

Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia
berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah
nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka merupakan inti bagi
kelangsungan hidup bangsa Indonesia.

Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan
jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi segala
tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran untuk
mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.

Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam
menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan
bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada
dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga.

Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi
di Indonesia. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai
cita-cita yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan tetap tegak tidak mudah
diombangambingkan sesuatu.

Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan
tekad dan keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan
landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai
olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-citanya.

Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu
mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan
diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

Untuk lebih meningkatkan pemahaman terkait lambang Gerakan Pramuka pun sebagai
tambahan bahan dan materi latihan pramuka, berikut video tentang lambang Gerakan
Pramuka.

6.Moto (Motto) Gerakan Pramuka


Moto atau kadang ditulis 'motto' Gerakan Pramuka adalah moto tetap dan tuggal bagi
Gerakan Pramuka dan seluruh anggotanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, moto
(penulisan yang baku adalah 'moto') adalah kalimat, frasa, atau kata yang digunakan sebagai
semboyan, pedoman, atau prinsip seperti kalimat "berani karena benar". Setiap organisasi
bahkan setiap Individu dapat memiliki moto masing-masing. Seperti TNI Angkatan Laut
yang memiliki moto "Jalesmewa Jaya Mehe", Radio Republik Indonesia dengan motonya,
"Sekali di Udara Tetap di Udara". Demikian juga dengan Gerakan Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu dalam proses pendidikan kepramukaan.
Fungsi utama moto Gerakan Pramuka adalah untuk mengingatkan setiap anggota Gerakan
Pramuka dalam mengikuti setiap kegiatan harus mempersiapkan diri untuk mengamalkan
kode kehormatan Pramuka.

Sebagai bagian dari proses pendidikan kepramukaan, moto Gerakan Pramuka memberi
pengaruh terhadap jiwa peserta didik. Pengaruh tersebut diantaranya adalah :

1. menambah rasa percaya diri pada setiap anggota Gerakan Pramuka

2. menambah semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.

3. menyiapkan diri peserta didik dalam mengamalkan Satya dan Darma Pramuka

4. menumbuhkan dan meningkatkan rasa bangga sebagai Pramuka

5. memiliki budaya kerja yang melandasi pengabdiannya.

Bunyi Moto Gerakan Pramuka

Adapun moto Gerakan Pramuka berbunyi : SATYAKU KUDARMAKAN, DARMAKU


KUBAKTIKAN.

Penegasan kalimat "Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan" sebagai motto Gerakan


Pramuka terdapat dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 22. (Baca : AD
ART Gerakan Pramuka Terbaru). Kalimat atau frasa yang dijadikan moto Gerakan Pramuka
tersebut terdapat juga dalam lirik Satya Darma Pramuka (Lagu Hymne Pramuka).
Lain-lain Terkait Moto Gerakan Pramuka

Moto Gerakan Pramuka menjadi salah satu syarat dan SKU Penggalang Ramu.
Dalam SKU Penggalang Ramu poin ke-14 seorang calon penggalang ramu harus tahu
tentang Salam Pramuka, Moto Gerakan Pramuka, dan Lambang Gerakan Pramuka.
Salah satu pencapaian SKU point tersebut adalah dapat menyebutkan motto Gerakan
Pramuka.

Beberapa pihak beranggapan bahwa moto Gerakan Pramuka bukanlah "Satyaku


Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan", melainkan "Ikhlas Bakti Bina Bangsa, Berbudi
Bawa Laksana". Padahal kalimat yang terakhir merupakan salah satu moto Pembina
Pramuka.

Motto Gerakan Pramuka tersebut hendaknya dapat dihayati dan selalu tertanam pada
diri setiap anggota Gerakan Pramuka. Dengan itu Pramuka akan selalu terpacu dan
termotivasi dalam berupaya merealisasikan satya pramuka dan mengamalkan darma
pramuka dalam kehidupan sehari-hari.

Di samping menggunakan moto Gerakan Pramuka, setiap satuan Gerakan Pramuka


dapat membuat dan menggunakan moto Satuan. Hal ini untuk menanamkan dan
meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan tersebut.

7. Salam Pramuka; Arti, Macam dan Penggunaan


Salam Pramuka; arti, fungsi, macamnya, dan cara pengunaannya dalam kepramukaan ini
menjadi artikel pengetahuan kepramukaan selanjutnya di blog PramukaRia ini. Bagi setiap
pramuka pasti sudah tidak asing dengan istilah salam pramuka. Namun mungkin tidak
seluruhnya yang mengerti artinya, fungsinya, macam-macamnya, serta cara penggunaan
(memberikan dan menjawab) salam pramuka dengan benar. Di artikel ini kami mencoba
untuk menguraikan sedikit pengetahuan terkait seluk beluk salam pramuka.

PENGERTIAN , M AKSUD, DAN FUNGSI SALAM PRAMUKA

Apa yang dimaksud salam pramuka?. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian
salam adalah: n 1 damai; 2 pernyataan hormat; tabik: sampaikan -- saya kepadanya; 3
ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh; sedangkan pramuka
mempunyai arti sebagai warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan
kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka. Sehingga secara
bahasa salam pramuka dapat diartikan sebagai pernyataan hormat antar sesama anggota
pramuka.

Lebih lanjut, salam pramuka mempunyai pengertian sebagai perwujudan dari sikap
menghormati atau menghargai dari seorang pramuka kepada pramuka lainnya dengan
menggunakan tata cara dan ketentuan yang khusus.

Salam pramuka dimaksudkan serta berfungsi untuk melahirkan sikap disiplin, mempererat
persaudaraan dan persatuan antar sesama anggota Gerakan Pramuka maupun kalangan di luar
kepramukaan.
MACAM-MACAM SALAM PRAMUKA

Salam pramuka terbagi menjadi tiga macam, yaitu:

1. Salam Biasa; Salam pramuka sebagai salam biasa adalah salam pramuka yang diberikan kepada
sesama anggota Gerakan Pramuka. Dalam pemberian salam biasa tidak ada ketentuan siapa yang
harus memberikan salam pramuka terlebih dahulu.

2. Salam Penghormatan; Salam pramuka sebagai salam penghormatan adalah salam pramuka yang
diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang jabatannya lebih tinggi. Orang atau sesuatu yang
dapat diberikan salam penghormatan dengan menggunakans alam pramua adalah:

o Bendera Merah Putih saat dikibarkan dan diturunkan

o Kepala Negara dan wakil kepala negara, para duta negara, panglima tinggi, para menteri,
dan pejabat lainnya

o Jenazah yang sedang diusung atau dikuburkan.

o Lagu kebangsaan Indonesia Raya saat sedang dikumandangkan dalam acara resmi.

o Saat hendak memasuki makam pahlawan

3. Salam Janji; Salam pramuka sebagai salam janji adalah salam pramuka yang diberikan kepada
anggota Gerakan Pramuka saat sedang dilantik. Pemberian salam ini dilakukan saat anggota yang
dilantik mengucapkan Satya Pramuka (Trisatya atau Dwisatya). Salam janji juga diberikan saat
pengucapan Satya Pramuka dalam acara Ulang Janji.

CARA MEMBERIKAN DAN MEMBALAS SALAM PRAMUKA

Ada beberapa ketentuan dalam memberikan dan membalas salam pramuka. Ketentuan-
ketentuan itu antara lain:

Secara umum sikap ketika memberikan salam pramuka adalah dengan berdiri, mengambil posisi
sikap sempurna (siap), tangan kiri lurus dan mengepal di samping badan sedangkan tangan kanan
diangkat pada pelipis. Posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan punggung tangan di bagian
atas dan kelima jari rapat.

Pemberian salam pramuka saat membawa tongkat adalah sebagai berikut:

o Saat memberikan salam biasa: tongkat diangkat dengan tangan kanan sedangkan tangan
kiri diangkat di bawah dada dengan posisi telapak tangan terbuka, punggung tangan di
bagian atas, dan kelima jari rapat.

o Saat memberikan salam penghormatan dan janji: tongkat dimiringkan dan dipengan
dengan tangan kiri sedangkan pangkal tongkat tetap di posisi semula. Tangan kanan
diangkat pada pelipis. Posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan punggung tangan di
bagian atas dan kelima jari rapat.

Dalam keadaan duduk, salam pramuka diberikan dengan merapatkan kedua kaki, lutut ditekuk,
badan ditegakkan, tangan kiri rapat di sisi kiri tubuh sebatas siku dan lengan bawah diletakkan di
atas paha. Sedangkan tangan kanan diangkat pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring,
terbuka, dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.

Dalam keadaan yang tidak memungkinkan (terutama untuk pemberian salam pramuka sebagai
salam biasa), salam pramuka dapat diberikan tanpa mengambil posisi sikap sempurna. Namun
cukup dengan mengangkat tangan kanan pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring, terbuka,
dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.

Saat memberikan salam pramuka sebagai salam biasa, sikap-sikap di atas disertai dengan ucapan
Salam Pramuka yang diberikan secara lantang.

Saat memberikan salam pramuka sebagai salam penghormatan dan salam janji tidak perlu
meneriakkan salam pramuka

Bagi setiap anggota Gerakan Pramuka yang menerima salam pramuka diwajibkan untuk
menjawabnya. Cara menjawab salam pramuka adalah dengan mengambil sikap seperti
ketentuan di atas (ketentuan sikap badan saat memberikan salam pramuka) disertai dengan
mengucapkan kata salam dengan tegas.

Nah, itulah pembahasan materi pengetahuan kepramukaan singkat terkait dengan arti dan
pengertian salam pramuka, maksud, tujuan, dan fungsi salam pramuka, macam-macam salam
pramuka, serta tata cara pemberian salam pramuka dan membalasnya. Dengan memahami ini
semua tentunya sekarang kita akan lebih membiasakan diri memberikan salam pramuka.

8.Struktur Organisasi Gerakan Pramuka


Struktur Organisasi Gerakan Pramuka adalah bagan atau skema yang menggambarkan tingkatan-tingkatan
organisasi Gerakan Pramuka mulai dari tingkatan yang paling bawah sampai dengan yang paling atas beserta
mekanisme kerjanya. Dengan struktur organisasi tersebut, Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan
di Indonesia dapat menyusun dan menata organisasi gerakan pramuka dari tingkat Nasional, Daerah,
Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan. Sehingga organisasi dapat berjalan dengan efektif.

Struktur organisasi Gerakan Pramuka diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220
Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka. Dalam keputusan
ini juga diatur tentang tugas pokok dan fungsi Gerakan Pramuka, pembagian tugas dan tanggung jawab,
musyawarah, dan garis hubungan dalam organisasi Gerakan Pramuka.

Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka dapat dibaca di diunduh di halaman SK dan PP
Pramuka.

STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA


Struktur organisasi Gerakan Pramuka disusun mulai dari tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, hingga
ke Gugusdepan. Struktur organisasi tersebut terdiri atas Majelis Pembimbing (Mabi), Kwartir, Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK), Kordinator Gugusdepan (Korgudep), Gugusdepan (Gudep) dan Satuan Karya
Pramuka (Saka), dan Badan Kelengkapan Kwartir.

Bagan struktur organisasi Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut :

Struktur organisasi Gerakan Pramuka

PENJELASAN STRUKTUR ORGANISASI GERAKAN PRAMUKA

1. Majelis Pembimbing adalah badan yang bertugas memberikan bimbingan dan bantuan moril,
organisatoris, material, dan finansial kepada kwartir, gugusdepan, dan satuan karya pramuka.
Majelis Pembimbing dibentuk di tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Gugusdepan dan
Saka. Majelis Pembimbing diketuai secara ex-officio:

1. di tingkat nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia

2. di tingkat daerah (Mabida) oleh Gubernur

3. di tingkat cabang (Mabicab) oleh Bupati/Walikota

4. di tingkat ranting (Mabiran) oleh Camat

5. Sedangkan di tingkat gugusdepan (Mabigus) dipilih dari anggota Mabigus yang ada dan di
tingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat pada lembaga/instansi/ departemen terkait.

2. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah badan independen yang dibentuk
Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gerakan Pramuka.
3. Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan
Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk di tingkat :

1. Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam Musyawarah Nasional


(Munas) dengan masa bakti 5 tahun.

2. Daerah, disebut Kwartir Daerah (Kwarda), ditetapkan dalam Musyawarah Daerah (Musda)
dengan masa bakti 5 tahun.

3. Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam Musyawarah Cabang (Mucab)
dengan masa bakti 5 tahun.

4. Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting


(Musran) dengan masa bakti 3 tahun.

5. Gugusdepan yang ada dalam satu wilayah kelurahan/desa dikoordinasikan oleh Koordinator
Gudep (Korgudep), ditetapkan dalam Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3
tahun.

4. Gugusdepan (Gudep) adalah pangkalan pesertadidik yang merupakan wadah pendidikan dalam
organisasi Gerakan Pramuka. Selengkapnya mengenai Gudep baca : Gugusdepan Gerakan Pramuka.

5. Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk meningkatkan
pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik dalam wawasan tertentu serta
melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda
Indonesia.

6. Badan Kelengkapan Kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas membantu kwartir.
Badan Kelengkapan Kwartir meliputi:

1. Dewan Kehormatan

2. Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas Lemdikanas (di tingkat
Nasional), Lemdikada (di tingkat Daerah), dan Lemdikacab (di tingkat Cabang).

3. Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau disebut Dewan Kerja yang
terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (di tingkat Nasional), DKD atau Dewan Kerja
Daerah (di tingkat Daerah), DKC atau Dewan Kerja Cabang (di tingkat Cabang), dan DKR
atau Dewan Kerja Ranting (di tingkat Ranting).

4. Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka)

5. Pembantu Andalan

6. Badan Usaha Kwartir

7. Satuan Kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat situasional.

8. Staf Kwartir.

7. Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia (Presiden).

8. Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka yang bersidang pada
akhir masa bakti kwartir atau gugusdepan serta memegang kekuasaan tertinggi dalam kwartir atau
gugusdepan. Musyawarah ini terdiri atas :

1. Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Munas
terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan Mabida.

2. Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Musda
terdiri atas utusan/wakil Kwarda, Mabida, Kwarcab, dan Mabicab.

3. Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun. Peserta Mucab
terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan Mabiran.

4. Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta Musran
terdiri atas utusan/wakil Kwarran, Mabiran, Korgudep, Mabi Desa, Gudep dan Mabigus.
5. Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun. Peserta Mugus
terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus.

Itulah tentang Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dengan penjelasan singkat terkait masing-masing
komponen dalam struktur tersebut. Untuk lebih memahami struktur organisasi tersebut silakan baca SK
Kwarnas No : 220 Tahun 2007.

9.Gugusdepan Gerakan Pramuka


Gugusdepan atau disingkat gudep adalah suatu kesatuan organik terdepan dalam Gerakan Pramuka yang
merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan Pramuka dalam penyelenggaraan kepramukaan,
serta sebagai wadah pembinaan bagi anggota muda dan anggota dewasa muda. Gugusdepan juga berfungsi
sebagai pangkalan bagi peserta didik Gerakan Pramuka.

Yang paling banyak didapati adalah gugusdepan yang berpangkalan di sekolah dan perguruan tinggi. Namun
gugusdepan tidak harus didirikan di sekolah. Karena secara umum gugusdepan dibentuk berdasarkan wilayah
atau biasa disebut sebagai gudep wilayah. Gudep wilayah ini dapat dibentuk dan berpangkalan (bertempat)
di :

Lembaga Pendidikan, semisal sekolah, kampus perguruan tinggi, asrama, pesantren, dan tempat
ibadah.

Kelurahan, desa, dan wilayah rukun warga (RW)

Instansi pemerintah dan swasta termasuk komplek perumahan pegawainya

Perwakilan RI di luar negeri

Setiap gugusdepan tersebut berkewajiban untuk menerima kaum muda (anak berusia 7-25 tahun) yang
bertempat tinggal di sekitar wilayah tersebut sebagai anggota tanpa membedakan suku, ras, golongan, dan
agama. Sehingga sebuah gugusdepan, contohkanlah gudep yang berpangkalan di sebuah SMP, wajib
menerima anggota sekalipun pramuka tersebut tidak bersekolah di SMP tersebut.

Di samping gugusdepan wilayah, pun terdapat gugusdepan yang mengakomodasi anggota pramuka
berkebutuhan khusus. Gugusdepan ini terdiri atas :

Gudep Pramuka Luar Biasa; yaitu gugusdepan yang menghimpun anggota pramuka yang
berkebutuhan khusus atau penyandang cacat yang mengalami gangguan fisik, emosi, perilaku, dan
sosial .

Gudep Terpadu; yaitu gugusdepan biasa yang sebagian anggotanya pramuka penyandang cacat.

Gudep Inklusif; yaitu gugusdepan biasa yang sebagian anggotanya mengalami gangguan fisik,
emosi, perilaku, dan sosial.

Musyawarah Gugusdepan Gerakan Pramuka

Pembentukan gugusdepan di dalam negeri dihimpun, dibina, dan dikendalikan oleh Kwartir Ranting Gerakan
Pramuka. Kecuali gudep yang berpangkalan di Perguruan Tinggi yang dihimpun oleh Kwartir Cabang.
Sedangkan untuk gudep yang berada di luar negeri di bawah pengendalian Kwartir Nasional.

Ditinjau dari kelengkapan satuannya, gugusdepan dapat dikelompokkan dalam dua kelompok, yaitu gudep
lengkap dan gudep tidak lengkap. Gugusdepan lengkap merupakan gudep yang memiliki anggota dari semua
golongan pramuka mulai dari pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, hingga pramuka
pandega. Sehingga gudep lengkap akan memiliki satuan yang terdiri atas perindukan siaga, pasukan
penggalang, ambalan penegak, hingga racana pandega. Sedangkan gudep tidak lengkap adalah gudep yang
hanya memiliki anggota dari satu atau beberapa golongan saja. Sehingga gudep tidak lengkap ini bisa jadi
hanya terdiri atas satu atau beberapa satuan semisal hanya memiliki pasukan penggalang, hanya memiliki
perindukan siaga dan pasukan penggalang, hanya memiliki ambalan penegak dan sejenisnya.

Keanggotaan dalam gugusdepan harus menerapkan sistem satuan terpisah. Artinya, anggota pramuka putra
dan putri harus dihimpun dalam gudep yang terpisah di mana masing-masing gudep berdiri sendiri. Para
anggota ini hanya boleh terdaftar dalam satu gugusdepan saja.

ORGANISASI DAN PIMPINAN GUDEP


Sebagai tanda pengenal, gugusdepan menggunakan nomor. Gudep putra menggunakan nomor ganjil
sedangkan gudep putri menggunakan nomor genap. Pemberian nomor gudep ini diatur oleh Kwartir Cabang,
kecuali untuk gudep luar negeri yang pengaturannya dilakukan langsung oleh Kwartir Nasional.

Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan nama
pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama benda-
benda di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat memotivasi
kehidupan gudepnya.

Struktur organisasi gudep lengkap (berdasarkan lampiran SK Kwarnas Nomor 231 Tahun 2007) adalah sebagai
berikut :

Gudep dikelola oleh Pembina Gugusdepan yang terdiri atas Ketua Gudep dan dibantu oleh pembina satuan
dan pembantu pembina satuan. Pembina Gugusdepan dipilih dalam musyawarah gugusdepan dari para
pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan yang dilaksanakan minimal 3 tahun
sekali. Pembina satuan terdiri atas; pembina siaga, pembina penggalang, pembina penegak dan pembina
pandega.

Selain pembina gudep, dalam sebuah gugusdepan juga dibentuk Dewan Kehormatan Gudep, Badan
Pemeriksa Keuangan Gudep, dan Majelis Pembimbing Gudep (Mabigus). Dewan Kehormatan Gugusdepan
merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian
anugerah, penghargaan dan sanksi. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep adalah badan independen yang
dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan. Sedangkan
Mabigus adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang memberi bimbingan, bantuan moril,
organisatoris, material dan finansial, serta konsultasi kepada gudep dengan anggota terdiri dari unsur-unsur
orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.

9.1.Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya


Pramukaria; Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya. Sejalan dengan
diberlakukannya Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka, Struktur Organisasi
Gugusdepan pun mengalami sedikit penyesuaian. Sebelumnya Gugusdepan, termasuk
struktur organisasi gudep, diatur melalui Keputusan Kwarnas Nomor 137 Tahun 1987.

Struktur Organisasi Gugusdepan sebagaimana lampiran Keputusan Kwartir Nasional


Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan
Gerakan Pramuka terdiri atas komponen-komponen yang antara lain :

1. Majelis Pembimbing Gugusdepan

2. Ketua Gugusdepan

3. Pembina Gugusdepan

4. Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega

5. Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega

6. Dewan Kehormatan Gudep

7. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep

Adapun bagan atau struktur organisasi Gugusdepan Gerakan Pramuka tersebut adalah sebagaimana gambar
berikut ini.

Klik untuk memperbesar gambar.

PENJELASAN STRUKTUR ORGANISASI GUDEP

1. Majelis Pembimbing Gugusdepan

1. Majelis Pembimbing Gugusdepan (disingkat Mabigus), adalah suatu badan dalam Gudep
yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta
konsultasi kepada gudep yang bersangkutan.

2. Mabigus terdiri atas unsur-unsur orang tua peserta didik, tokoh-tokoh masyarakat di
lingkungan gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap
Gerakan Pramuka.

3. Mabigus terdiri atas :

1. Seorang Ketua

2. Seorang Wakil Ketua

3. Seorang Sekretaris

4. Seorang Ketua Harian (apabila diperlukan)

5. Beberapa orang anggota

4. Ketua Gudep secara ex-officio anggota Mabigus

5. Ketua Mabigus dipilih diantara anggota Mabigus yang ada.


6. Mabigus bersidang sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan.

7. Rapat koordinasi dan konsultasi antara Mabigus dengan Pembina Gugusdepan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan.

2. Ketua Gugusdepan

1. Ketua Gudep dipilih dari salah satu Pembina Pramuka yang ada dalam gugusdepan yang
bersangkutan. Pemilihannya dilakukan saat Musyawarah Gugusdepan.

3. Pembina Gugusdepan

1. Pembina Gugusdepan (disingkat Pembina Gudep), terdiri atas Ketua Gudep dibantu oleh
Pembina Satuan dan Pembantu Pembina Satuan yang dimiliki gudep tersebut.

4. Tim Pembina Satuan

1. Tim Pembina Satuan terdiri atas Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang,
Ambalan Penegak, dan Racana Pandega

2. Tim Pembina Perindukan Siaga (disingkat Tim Pembina Siaga) terdiri atas satu orang
Pembina Siaga dibantu oleh tiga orang Pembantu Pembina Siaga.

3. Tim Pembina Pasukan Penggalang (disingkat Tim Pembina Penggalang) terdiri atas satu
orang Pembina Penggalang dibantu oleh tiga orang Pembantu Pembina Penggalang.

4. Tim Pembina Ambalan Penegak (disingkat Tim Pembina Penegak) terdiri atas satu orang
Pembina Penegak yang dipilih oleh Majelis Penegak dibantu satu atau dua orang Pembantu
Pembina Penegak.

5. Racana Pandega dibina oleh seorang Pembina Pandega dan bila perlu dapat dibantu oleh
satu orang Pembantu Pembina Pandega atau lebih sebagai konsultan dan narasumber ahli.

5. Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega

1. Sebuah gugusdepan bisa jadi memiliki Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan
Penegak, dan Racana Pandega sekaligus. Gudep seperti itu disebut gugusdepan lengkap.
Namun ada pula yang hanya memiliki beberapa atau bahkan satu saja, semisal hanya
memiliki Perindukan Siaga dan Pasukan Penggalang, atau bahkan hanya memiliki Pasukan
Penggalang saja. Gudep seperti itu disebut gudep tidak lengkap.

2. Perindukan Siaga idealnya terdiri atas 18-24 anggota Pramuka Siaga. Anggota tersebut
dibagi menjadi 3-4 Barung. Jumlah anggota ideal untuk setiap barung adalah 6 Pramuka
Siaga. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk perindukan baru.

3. Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 24-32 anggota Pramuka Penggalang. Anggota
tersebut dibagi dalam 3-4 Regu. Jumlah anggota ideal untuk setiap regu adalah 6-8
Pramuka Penegak. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk pasukan baru.

4. Ambalan Pandega idealnya terdiri atas 12-32 anggota Pramuka Penegak. Anggota tersebut
dibagi dalam 3-4 Sangga. Jumlah anggota ideal untuk setiap sangga adalah 4-8 Pramuka
Penegak. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk ambalan baru.

5. Racana Pandega paling banyak terdiri atas 30 Pramuka Pandega. Anggota tersebut tidak
dibagi dalam kelompok kecil.

6. Dewan Kehormatan Gudep

1. Dewan Kehormatan Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina
Gudep sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi.

2. Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur Anggota Majelis
Pembimbing Gugusdepan Ketua Gudep, dua orang Pembina Satuan, dan Dewan Penegak
atau Dewan Pandega apabila diperlukan.

3. Susunan Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas Ketua Dewan Kehormatan (otomatis
dijabat oleh Ketua Gudep), Wakil Ketua, Sekretaris, dan dua orang anggota.
7. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep

1. Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan adalah badan independen yang dibentuk


Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan.

2. Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan meliputi Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris,
dan beberapa orang anggota.

9.2.Tanda Pengenal Gugusdepan (Gudep)


Tanda pengenal gugusdepan biasa disebut juga tanda gugusdepan (gudep) atau "pita
gudep" merupakan salah satu jenis tanda satuan dalam sistem tanda pengenal dalam Gerakan
Pramuka. Sebagai mana diketahui, tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka dikelompokkan
dalam 5 kelompok, yaitu tanda umum, tanda satuan, tanda jabatan, tanda kecakapan, tanda
kehormatan. Salah satu tanda satuan adalah tanda gugusdepan atau tanda pengenal gudep.

Selengkapnya tentang tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, baca : Tanda Pengenal dalam
Gerakan Pramuka

Tanda gugusdepan atau pita gudep adalah tanda satuan yang menyatakan seorang pramuka
(pemakaianya) tergabung dalam gugusepan tertentu. Dalam tanda gugusdepan ini termuat
nomor registrasi gugusdepan sekaligus nomor kwartir ranting di mana pramuka tersebut
berdomisili. Sehingga dengan melihat tanda tersebut, akan langsung dapat diketahui dari
gudep dan kwartir ranting mana seorang pramuka berasal. Di tambah dengan tanda lokasi
(kwartir cabang) yang terletak di atasnya dan lencana daerah (kwartir daerah), maka lengkap
lah, lokasi domisili seorang anggota Gerakan Pramuka dapat diketahui dengan mudah dari
pakaian seragam pramuka yang dikenakannya.

BENTUK TANDA GUDEP

Tanda gugusdepan atau pita gudep berupa pita kecil, berwarna putih, berbentuk persegi panjang, dengan
tulisan dan garis tepi berwarna merah. Di dalamnya terdapat dua kelompok angka yang masing-masing
terdiri atas dua digit dan tiga digit. Kelompok angka pertama, terdiri atas dua digit, merupakan nomor urut
kwartir ranting di suatu kwartir cabang. Sedangkan kelompok kedua, terdiri atas tiga digit angka, merupakan
nomor gugusdepan (gudep). Di antara kedua kelompok angka tersebut dipisahkan dengan tanda baca titik
(".").

Khusus pada nomor gugusdepan, tiga digit angka pada kelompok kedua, dibedakan antara gudep putra dan
putri. Gudep putra menggunakan nomor ganjil sedangkan gudep putri menggunakan nomor genap.

Sebagai contoh adalah pita gugusdepan dengan tulisan 13.102. Angka 13 menunjukkan nomor urut kwartir
ranting di suatu kwartir cabang. Angka 102 menunjukkan nomorurut gudep. Karena 102 adalah angka genap,
maka gugusdepan tersebut adalah gudep putri.
PEMASANGAN TANDA GUDEP

Tanda pengenal gudep dipasang pada lengan baju sebelah kanan (di antara bagde kwarcab dan kwarda atau
bagde daerah). Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan
nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama
benda-benda di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat
memotivasi kehidupan gudepnya. Namun yang dipasang di seragam pramuka tetaplah pita gudep yang
terdiri atas dua kelompok digit angka sebagaimana dijelaskan di atas.

9.3.Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka


Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka yang dapat menunjukkan identitas seorang Pramuka. Baik identitas diri, satuan,
kemampuan, tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya, hingga tanda
penghargaan yang dimilikinya.

Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang
Pramuka, satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi
penggunaanya adalah sebagai:

Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka
berusaha meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.

Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.

Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung
jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.

Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu
menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
MACAM, CONTOH DAN PENGGOLONGAN TANDA PENGENAL

Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam
dan contoh tanda sebagai berikut:

Tanda Umum;

Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka
yang telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya adalah:

1. Tanda Tutup Kepala

2. Setangan Leher (Hasduk)

3. Tanda Pelantikan

4. Tanda Harian

5. Tanda Kepramukaan Sedunia

Tanda Satuan

Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal
pemakainya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:

1. Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.

2. Tanda Gugus depan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.

3. Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.

4. Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.

5. Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.

Tanda Jabatan

Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang
dalam lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya
adalah:

1. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.

2. Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.


3. Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.

4. Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta
Tanda Pembina Gugusdepan.

5. Tanda Pelatih Pembina Pramuka

6. Tanda Andalan dan Pembantu Andalan

Tanda Kecakapan

Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan,


kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan
golongan usianya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan diantaranya adalah:

1. Tanda Kecakapan Umum, meliputi:

Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata

Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap

Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana

Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega

Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.

2. Tanda Kecakapan Khusus, meliputi:

Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan

Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama

Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama

Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama

Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa

Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.

3. Tanda Pramuka Garuda, meliputi:

Untuk Pramuka Siaga

Untuk Pramuka Penggalang

Untuk Pramuka Penegak

Untuk Pramuka Pandega

Tanda Kehormatan

Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan
kepada seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan
berguna bagi Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa,
negara, dan umat manusia.

1. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik,
yaitu :

Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut
Serta Kegiatan dan lain-lainnya).

Bintang Tahunan
Lencana Wiratama

Lencana Teladan

2. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa,
yaitu :

Bintang Tahunan

Lencana Pancawarsa

Lencana Wiratama

Lencana Jasa :

Dharma Bakti

Melati

Tunas Kencana

3. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan
Pramuka, misalnya dari :

Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri


sepanjang hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan
Negara Republik Indonesia yang berlaku.

Pemerintah Negara Lain

Pemerintah Republik Indonesia.

Nah, itulah pengertian, pengelompokkan (penggolongan) dan macam-macam (contoh) tanda


pengenal dalam Gerakan Pramuka.

9.3.1.Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka


Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka merupakan tanda-tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka yang
dikenakan secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka baik anggota puteri maupun putera, pada
pakaian seragamnya, untuk mengenalkan seorang Pramuka sebagai anggota Gerakan Pramuka dan Gerakan
Kepramukaan Sedunia.

Tanda Umum merupakan bagian dari Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka di samping Tanda Satuan,
Tanda Jabatan, Tanda Kecakapan, dan Tanda Penghargaan. Pengadaan dan tata cara penggunaan Tanda
Umum telah diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dan Keputusan Kwartir Nasional Nomor 059 Tahun 1982
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Umum Gerakan Pramuka.

Tanda-tanda umum ini dikenakan di seragam pramuka oleh setiap anggota Gerakan Pramuka baik putra
maupun putri. Di samping itu, pengenalan terhadap Tanda Umum Gerakan Pramuka menjadi salah satu
syarat dalam SKU Penggalang Ramu.

MACAM, BENTUK, DAN PEMAKAIAN TANDA UMUM


Macam, bentuk, dan tata cara pemakaian Tanda Umum Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:

Tanda Tutup Kepala

Tanda Tutup Kepala adalah tanda yang dikenakan pada tutup kepala (baret, peci, atau tutup kepala
lainnya) yang dipakai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka. Bentuk Tanda Tutup Kepala adalah
sebagai berikut:
Setangan Leher

Setangan leher adalah kain berbentuk segitiga sama kaki dengan salah satu sudut bersudut 90
derajat dengan warna merah dan putih yang dilipat sedemikian rupa. Setangan leher dikenakan
melingkar di leher dengan kedua ujungnya menggantung di depan dada. Selengkapnya tentang
setangan leher, baca: Setangan Leher Pramuka.

Setangan Leher Pramuka

Tanda Pelantikan

Tanda pelantikan merupakan tanda yang diberikan kepada orang yang telah dilantik menjadi
anggota Gerakan Pramuka. Tanda ini dikenakan di saku atau dada sebelah kanan baju pramuka
(putra) atau pada kerah baju sebelah kanan seragam pramuka putri.

Tanda Kepramukaan Sedunia (WOSM)

Tanda Kepramukaan Sedunia (WOSM) adalah tanda seseorang menjadi anggota Gerakan
Kepramukaan Sedunia (World Organisation of Scout Movement). Tanda dikenakan pada dada
sebelah kiri pada pakaian seragam pramuka putra atau kerah baju sebelah kiri pada seragam
pramuka putri.
Tanda Harian

Tanda Harian adalah tanda yang dikenakan pada pakaian selain seragam harian yang menyatakan
sebagai anggota Gerakan Pramuka atau anggota Kepramukaan Sedunia.

Sebagai bagian dari tanda pengenal Gerakan Pramuka, sudah selayaknya, setiap anggota pramuka
mengenali dengan benar masing-masing tanda umum Gerakan Pramuka ini. Semoga artikel sederhana
mengenai tanda umum ini dapat mewujudkan itu.

9.3.2Arti Tanda Kecakapan Umum Penggalang


Arti Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang atau yang biasa disebut sebagai Manggar
sudah selayaknya diketahui oleh semua pramuka penggalang. Karena tanda kecakapan yang
dikenakan dilengan baju sebelah kiri, di bawah tanda regu ini bukan sekedar aksesoris tanpa
arti. Namun sebaliknya, TKU mengandung makna yang sangat dalam.

Tanda Kecakapan Umum Penggalang yang disebut juga dengan manggar adalah tanda yang
diberikan setelah seorang Penggalang menyelesaikan SKU Penggalang. Sehingga yang
mengenakan manggar ini berarti telah lulus dan menyelesaikan semua persyaratan dalam
Syarat-syarat Kecakapan Umum.

Sebagaimana diketahui, TKU mempunyai tiga tingkatan sesuai dengan tingkatan SKU.
Tingkatan itu yaitu:

Satu Manggar untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Ramu

Manggar bersusun dua untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Rakit

Manggar bersusun tiga untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Terap
ARTI KIASAN TKU PRAMUKA PENGGALANG

Sebagaimana diuraikan diawal, TKU bukan sekedar aksesoris yang dipasang di lengan baju
namun memiliki arti tersendiri. Kiasan dalam Tanda Kecakapan Umum Penggalang atau
Manggar itu yaitu:

Mayang terurai bertangkai tiga menggambarkan bunga yang sedang berkembang, indah dan
menarik; mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik sebagai
calon penerus bangsa yang sedang berkembang mengladi dirinya dengan jiwa Pramuka berdasarkan
Trisatya.

Mayang terurai mekar ke samping; mengibaratkan semakin terbukanya pan-dangan Penggalang


dalam menerima pengaruh yang baik dari lingkungan di sekitarnya.

Warna merah; melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang.

Nah, itulah arti kiasan yang terkandung dalam TKU atau manggar Penggalang.

9.3.3.Pemasangan Atribut (Tanda Pengenal)


Pramuka Penggalang

Pemasangan atribut (tanda pengenal) pramuka penggalang ini melanjutkan artikel


sebelumnya, Pemasangan Atribut (Tanda Pengenal) Siaga di Seragam Pramuka. Tanda
pengenal atau kerap disebut juga sebagai atribut, dipasang di pakaian seragam pramuka,
termasuk pakaian seragam pramuka penggalang. Pemasangan tersebut tentunya
menggunakan aturan dan tata cara tersendiri.

Untuk memahami macam-macam tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, ada baiknya
membaca artikel Macam-Macam Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka terlebih dahulu.

Berbagai atribut atau tanda pengenal yang dipasang di pakaian seorang pramuka penggalang
(baik putra maupun putri) antara lain adalah: tanda tutup kepala, tanda WOSM (pandu
dunia), tanda pelantikan, dan papan nama. Juga tanda lokasi, gudep, dan badge wilayah.
Tanda regu, Tanda Kecakapan Umum Penggalang (manggar), Tanda Kecakapan Khusus
(TKK), dan tanda pratama, pemimpin regu, atau wakil pemimpin regu.

GAMBAR PEMASANGAN ATRIBUT PRAMUKA PENGGALANG PUTRA

Kesemua atribut atau tanda pengenal pada pramuka penggalang putra di pasang seperti pada gambar
berikut ini.

Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel ini.

GAMBAR PEMASANGAN ATRIBUT PRAMUKA PENGGALANG PUTRI


Sedangkan untuk atribut pada pakaian seragam pramuka pramuka penggalang putri adalah sebagaimana
gambar berikut ini

Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel ini.

PENJELASAN PEMAKAIAN ATRIBUT PRAMUKA PENGGALANG

Bentuk dan tata cara pemasangan atribut (tanda pengenal) untuk pramuka penggalang adalah sebagai
berikut:

1. Tanda Tutup Kepala; Berbentuk lingkaran (putri) dan segi delapan (putra) dengan warna dasar
merah. Pada putri dipasang di topi pramuka bagian depan sedangkan untuk untuk putra di samping
kiri kabaret pramuka.
2. Tanda Pandu Dunia (WOSM); Berwarna dasar ungu. Untuk putri berbentuk lingkaran, dipasang
dikerah baju sebelah kanan. Sedang untuk putra berbentuk persegi, dipasang di dada (di atas papan
nama) sebelah kanan.

3. Tanda Pelantikan; Berwarna dasar coklat tua. Untuk putri berbentuk lingkaran, di pasang di kerah
baju sebelah kiri. Sedang untuk putra, dipasang di dada sebelah kiri, di bawah lipatan baju.

4. Papan Nama; Berwarna dasar coklat muda. Baik putra maupun putri dipasang di dada sebelah kanan
di atas lipatan baju dan di bawah tanda pandu dunia (WOSM).

5. Tanda Lokasi Kwarcab; Memuat nama kwartir cabang (Kabupaten/Kota) anggota pramuka
tinggal. Baik putra maupun putri dipasang di lengan baju sebelah kanan, paling atas.

6. Tanda Gugusdepan; Memuat nomor gugusdepan di mana anggota pramuka bergabung. Baik pada
putra maupun putri, dipasang di lengan baju sebelah kanan, tepat di bawah Tanda Lokasi Kwarcab.
Untuk anggota putri, nomor gudepnya genap dan untuk putri nomornya ganjil.

7. Lencana / Badge Daerah; Memuat lambang kwartir daerah di mana anggota pramuka tinggal.
Dipasang di lengan baju pramuka sebelah kanan, di bawah Tanda Gudep.

8. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Penggalang; Terdiri atas tiga bentuk sesuai tingkatan TKK, yakni
lingkaran (purwa), persegi (madya), dan segilima (utama). Baik pada putra maupun putri, dipasang
lengan baju sebelah kanan, di kanan, kiri, dan bawah Lencana / Badge Daerah. Pemasangan TKK di
lengan baju maksimal 5 buah TKK. Jika memiliki TKK lainnya (lebih dari lima) selebihnya dipasang di
tetampan TKK.

9. Tanda Jabatan; Terdiri atas tanda Pratama, Pemimpin Regu, atau Wakil Pemimpin Regu dengan
bentuk balok berwarna merah bersusun tiga, dua, dan satu. Pemasangannya di dada sebelah kanan,
di bawah lipatan baju.

10. Tanda Regu; Berbentuk persegi dengan gambar sesuai nama regunya. Baik pada penggalang putri
maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri paling atas.

11. Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang; Terdiri atas tiga tingkatan yaitu Ramu, Rakit, dan Terap.
Pemasangan atribut TKU di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda regu.

Selain tanda-tanda (atribut) sebagaimana tersebut di atas, seorang pramuka penggalang dapat juga
memasang tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan), lencana dan tanda pramuka garuda, dan tanda perhargaan
lainnya pada seragam pramuka. Lencana pramuka garuda (berbentuk mendali dengan pitanya) dikalungkan
di leher bersama dengan setangan leher pramuka. Tanda pramuka garuda, dan tanda penghargaan (semisal
bintang tahunan) dikenakan di dada baju sebelah kiri, di atas lipatan baju. Sedangkan tiska (Tanda Ikut Serta
Kegiatan) dipasang sesuai dengan ketentuan tiska tersebut.

9.3.4.Arti Kiasan Tanda Pelantikan Gerakan


Pramuka
Arti kiasan Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka. Sebelum kita mempelajari arti kiasan yang terkandung
dalam Tanda Pelantikan Pramuka kita pelajari dulu apa dan bagaimana tanda pelantikan tersebut, kapan
diberikan kepada anggota pramuka, serta bagaimana cara mengenakan dan memasangnya di pakaian
seragam pramuka.

Tanda Pelantikan Pramuka adalah salah satu dari Tanda Umum Gerakan Pramuka sehingga sekaligus menjadi
bagian dari sistem Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka. Tanda Pelantikan disematkan kepada seseorang
saat pertama kali dilantik menjadi anggota pramuka dan dikenakan pada seragam pramukanya seumur
hidup. Sehingga penyematan tanda pelantikan hanya dilakukan satu kali yaitu saat seseorang tersebut untuk
pertama kalinya dilantik menjadi seorang pramuka.

Seumpama seorang pramuka siaga setelah berpindah golongan, kemudian menjadi tamu penggalang hingga
akhirnya dilantik menjadi penggalang tidak perlu dilakukan penyematan tanda pelantikan kembali. Berbeda
seumpama calon penggalang tersebut sebelumnya belum pernah menjadi pramuka siaga dan baru menjadi
anggota pramuka saat usia penggalang tersebut maka akan dilakukan penyematan tanda pelantikan. Pun
sama halnya bagi anggota pramuka penegak. Jika seorang calon penegak sebelumnya belum menjadi
anggota penggalang ataupun siaga maka akan dilakukan penyematan tanda pelantikan. Namun jika
sebelumnya, calon penegak tersebut telah menjadi pramuka penggalang maka tidak perlu dilakukan
penyematan tanda pelantikan.
Anggota pramuka putri dengan tanda pelantikan di kerah bajunya

Yang dimaksud sebagai pelantikan di sini adalah pelantikan seseorang menjadi anggota pramuka dan bukan
pelantikan kecakapan umum (SKU). Sehingga tanda pelantikan ini pun berbeda dengan tanda kecakapan
umum yang dikenakan di lengan baju sebelah kiri (pramuka siaga dan penggalang) atau di lidah baju
(pundak) bagi pramuka penegak dan pandega.

BENTUK DAN PEMASANGAN TANDA PELANTIKAN


Tanda pelantikan terdiri atas dua macam yaitu tanda pelantikan untuk anggota pramuka putri dan tanda
pelantikan untuk anggota putra. Keduanya mempunyai gambar dan warna yang sama namun berbeda
bentuknya dan tempat pemasangannya pada pakaian seragam pramuka. Tanda pelantikan dibuat dari kain
yang untuk pramuka putri berbentuk lingkaran sedangkan untuk anggota pramuka putra memiliki bentuk
jajar genjang. Pada tanda pelantikan tersebut terdapat gambar tunas kelapa (lambang Gerakan Pramuka),
padi dan kapas, bintang, lingkaran (roda) bergigi sepuluh, tulisan Gerakan Pramuka, serta titik sebanyak lima
buah. Warna dasar tanda pelantikan adalah coklat tua.

Bentuk tanda pelantikan selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Pemasangan tanda pelantikan tersebut berbeda antara anggota pramuka putra dengan anggota putri. Pada
anggota pramuka putri, tanda pelantikan dipasang di kerah baju seragam pramuka sebelah kiri. Sedangkan
pada anggota pramuka putra, tanda pelantikan dipasang pada saku baju pramuka sebelah kiri.

ARTI KIASAN TANDA PELANTIKAN


Sebagaimana tanda-tanda pengenal lainnya dalam Gerakan Pramuka, tanda pelantikan memiliki arti kiasan.
Hal ini mengingat fungsi tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka yang salah satunya adalah sebagai alat
pendidikan.

Arti kiasan yang dimiliki oleh tanda pelantikan Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:

1. Warna Coklat melambangkan warna tanah sebagai sumber kehidupan;

2. Warna Kuning melambangkan kekuatan dan keagungan;

3. Gambar Padi dan Kapas melambangkan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia di mana padi
melambangkan sumber pangan dan kapas melambangkan sumber pakaian;

4. Roda (lingkaran) bergigi sepuluh melambangkan Dasadarma;


5. Tunas kelapa melambangkan lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasan yang terkandung
di dalamnya;

6. Bintang bersudut lima di atas tunas kelapa mengiaskan Ketuhanan yang Maha Esa sekaligus cita-cita
yang tinggi yang dimiliki oleh anggota Gerakan Pramuka;

7. Tulisan Gerakan Pramuka melambangkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi yang
menyelenggarakan kepramukaan atau kepanduan di Indonesia.

8. Titik lima di pangkal padi kapas melambangkan pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup bangsa;

Itulah Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka mulai dari bentuk, bahan, gambar, cara pemasangannya pada
seragam pramuka hingga arti dan kiasan yanag terkandung dalam gambar-gambar di dalamnya. Dengan
mengenal seluk beluk tanda pelantikan tersebut semoga makin mempertebal semangat para pramuka dalam
melatih dirinya untuk mempersiapkan diri dan ikut serta dalam pembangunan bangsa dan negara Indonesia.

9.3.5Tanda Penghargaan Kegiatan Tiska dan Tigor


Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong) merupakan jenis dari
Tanda Penghargaan Kegiatan. Merupakan tanda yang diberikan kepada anggota muda Gerakan Pramuka
yang telah memperlihatkan keaktifan dan prestasi dalam kegiatan kepramukaan semisal Pesta Siaga,
Jambore, Perkemahan Wirakarya dll. Tanda Penghargaan Kegiatan, baik Tiska dan Tigor termasuk salah satu
macam dari Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka untuk jenis Tanda Penghargaan.

Berbagai hal terkait Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong)
diatur oleh SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.

Contoh Gambar Tiska dan Tigor

Beberapa hal terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor)
adalah sebagai berikut:

Tiska dan Tigor diperuntukkan bagi anggota peserta didik Gerakan Pramuka mulai golongan
pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak hingga pramuka pandega.

Bentuk, bahan, dan gambar Tiska dan Tigor:

o Tanda penghargaan kegiatan yang dibuat dari logam dengan gambar timbul (relief) logo
kegiatan, digantungkan pada pita kain berukuran 3 cm x 2,5 cm, sesuai dengan ukuran
tanda penghargaan itu.

o Tanda penghargaan kegiatan dapat pula dibuat dari kain atau bahan lainnya.
o Tanda harian dibuat dari kain berbentuk segi empat berukuran 3,5 cm x 1 cm, dengan warna
dasar sesuai golongannya dan tulisan kegiatan berwarna perak.

o Bentuk, bahan, ukuran, gambar, dan warna tanda penghargaan kegiatan ditentukan dan
diputuskan oleh kwartir penyelenggara kegiatan.

Syarat Penerima Tanda Penghargaan Kegiatan. Seorang pramuka (Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega) dapat menerima dan mengenakan tanda penghargaan kegiatan (Tiska atau
Tigor) dengan ketentuan:

o Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) diberikan setelah yang bersangkutan ikut serta dan aktif
dalam kegiatan/perkemahan seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat, Raimuna,
Perkemahan Pramuka Luar Biasa, yang dilaksanakannya dengan penuh rasa tanggung
jawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan, ketelitian, sehingga mencapai prestasi yang
baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan tersebut.

o Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor) diberikan setelah yang bersangkutan aktif
melakukan kegiatan dalam Perkemahan Wirakarya.

Yang berwenang mengusulkan, memberikan, menganugerahkan, serta mencabut tanda


penghargaan kegiatan (Tiska atau Tigor) adalah Pembina pramuka yang bersangkutan melalui
panitia penyelenggara kegiatan.

Cara pemakaian dan penempatan Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah dikenakan
di atas saku kanan baju seragam putra di atas tanda WOSM dan untuk seragam putri menyesuaikan.
Apabila yang bersangkutan mengenakan bintang tahunan maka tanda penghargaan kegiatan
dipakai di atas bintang tahunan.

Masa berlaku atau masa pemakaian Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah selama
maksimal enam bulan sejak saat diserahkannya tanda tersebut kepada yang bersangkutan.

Itulah berbagai ketentuan terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong
(Tigor). Untuk lebih detail mengenai Tanda Penghargaan ini ada baiknya mempelajari SK Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Penghargaan Gerakan
Pramuka.

9.3.6Jenis-Jenis Pertemuan Pramuka


Jenis-jenis pertemuan pramuka adalah macam jenis pertemuan atau kegiatan yang
melibatkan anggota Gerakan Pramuka. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut para pramuka
(anggota Gerakan Pramuka) berkumpul mengikuti kegiatan sesuai dengan Prinsip dasar
Kepramukaan (PDK) dan Metode Kepramukaan (MK).

Pertemuan pramuka terdiri atas berbagai macam kegiatan. Terdapat kegiatan yang melibatkan
semua anggota Gerakan Pramuka dari berbagai golongan dan ada pula pertemua khusus
untuk golongan-golongan tertentu. Jenis pertemua pramuka ini dapat dibedakan
berdasarkan :

1. Pertemuan untuk semua golongan pramuka

2. Pertemuan untuk Pramuka Siaga

3. Pertemuan untuk Pramuka Penggalang

4. Pertemuan untuk Pramuka Penegak dan Pandega

5. Pertemuan untuk Pramuka Dewasa


MACAM JENIS PERTEMUAN / KEGIATAN PRAMUKA

1. Kegiatan yang Diikuti Oleh Semua Golongan Pramuka

Jenis pertemuan atau kegiatan yang dapat diikuti oleh semua anggota pramuka dari semua golongan baik
siaga, penggalang, penegak dan pandega, maupun anggota dewasa antara lain :

JOTA (Jamboree on the Air);


JOTA adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio
Indonesia (ORARI). Para pramuka dari berbagai golongan dapat berkomunikasi, berdiskusi, dan
berbagai pengalaman dengan memanfaatkan teknologi radio amatir. Pertemuan ini merupakan
acara tahunan yang dilangsungkan di tingkat Nasional, Regional, dan Internasional.

JOTI (Jamboree on the Internet);


JOTI dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan JOTA. Jika JOTA menggunakan fasilitas radio
amatir, maka JOTI adalah pertemuan anggota pramuka dengan memanfaatkan media chating
internet. Seperti JOTA, JOTI pun merupakan acara tahunan yang dilangsungkan di tingkat Nasional,
Regional, dan Internasional.

2. Kegiatan Pramuka Siaga

Kegiatan atau pertemuan yang dikhususkan bagi anggota pramuka siaga adalah :

Pesta Siaga;
Pesta Siaga dalah pertemuan pramuka Siaga dalam bentuk perkemahan besar selama satu hari
(tanpa menginap) dengan berbagai kegiatan seperti: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan
kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di
pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, dll.
Pesta Siaga dapat dilaksanakan di tingkat kordinator desa, kwartir ranting, kwartir cabang, korwil
(beberapa kwartir cabang yang berdekatan), dan kwartir daerah.

3. Kegiatan Pramuka Penggalang

Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan untuk anggota pramuka penggalang, antara lain :

Jambore;
Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Kegiatan dalam jambore bersifat rekreatif, riang
gembira, dan penuh persaudaraan. Jambore dilaksanakan secara berjenjang berdasar penyelenggara
dan lingkup wilayah pesertanya, yaitu: Jambore Ranting (Jamran), Jambore Cabang (Jamcab),
Jambore Daerah (Jamda), Jambore Nasional (Jamnas), Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
Baca : Daftar Jambore Nasional Pramuka dan Logo

Lomba Tingkat (LT);


Lomba Tingkat (LT) dalah pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau
perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat
dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Berbeda dengan jambore yang menekankan sifat rekreatif,
lomba tingkat lebih berupa perlombaan.
Lomba Tingkat terdiri atas :

o LT I (tingkat Gugusdepan)

o LT II (tingkat kwartir ranting)

o LT III (tingkat kwartir cabang)


o LT IV (tingkat kwartir daerah)

o LT V (tingkat kwartir nasional)

Perkemahan Bakti (PB);


Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada masyarakat
yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.

Dian Pinru (Gladian Pemimpin Regu);


Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru) adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu
Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan
memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan di
tingkat gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.

Forum Penggalang;
Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan
dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini
adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai
modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.

Perkemahan;
Berbagai macam perkemahan yang dilakukan sesuai dengan waktu, peserta, dan tujuannya masing-
masing. Tentang perkemahan ini, baca : Jenis Perkemahan Pramuka.

Penjelajahan; Penjelajahan adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam


rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.

4. Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega

Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega, antara lain :

Raimuna;
Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang,
Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.

Perkemahan Wirakarya (PW);


Perkemahan Wirakarya adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk
perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam
kegiatan pembangunan masyarakat.

Gladian Pemimpin Satuan (Dianpinsat);


Dianpinsat (Penggladian Pimpinan Satuan) adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega bagi
Pemimpin Sangga Utama (Pradana), Pemimpin Sangga (Pinsa), dan Wakil Pemimpin Sangga
(Wapinsa), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan.
Dianpinsa diselenggarakan di tingkat gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.

Peran Saka (Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka);


Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka (Peran Saka), adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan
besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Peran Saka diikuti oleh sedikitnya dua
Satuan Karya Pramuka.

Musppanitera;
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera) adalah pertemuan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan
akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.

Ulang Janji;
Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan
Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang Tahun
Pramuka.

Pertemuan lain; Pertemuan lain seperti Sidang Paripurna (Siparcab) Dewan Kerja, Pengembaraan,
Latihan Dasar Kepemimpinan, Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), Pelantara, Kemah Bakti
Saka (Pertika) dll.

5. Kegiatan Pramuka Dewasa


Bagi anggota pramuka dewasa, terdapat beberapa kegiatan atau pertemuan, seperti :

Karang Pamitran;
Karang Pamitran adalah pertemuan bagi pembina pramuka untuk mempererat hubungan
kekeluargaan dan persaudaraan serta meningkatkan pengetahuan pengalaman dan
kepemimpinannya. Karang pamitran menjadi wadah silaturahmi bagi pembina pramuka untuk saling
bertukar pengalaman, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam membina pramuka.

Kursus Pembina Pramuka;


Kursus Pembina Pramuka terdiri atas dua tingkatan, yaitu : Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar
(KMD) dan Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML).

Kursus Pelatih Pembina Pramuka; Kursus Pelatih Pembina Pramuka terdiri atas dua tingkat, yaitu :
Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD) dan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan (KPL)

Ulang Janji;

Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang (Muscab),


Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas).

Adik-adik dan Kakak-kakak pramuka, itulah berbagai macam jenis pertemuan pramuka sesuai dengan
golongan masing-masing.

9.3.6.1.Jenis Perkemahan Pramuka

Perkemahan Pramuka adalah salah satu bentuk dari kegiatan dalam kepramukaan. Perkemahan juga
menjadi salah satu jenis pertemuan dalam Gerakan Pramuka. Umumnya perkemahan dilaksanakan di luar
ruangan (out door) dengan menginap. Di pramuka terdapat berbagai jenis perkemahan.

JENIS-JENIS PERKEMAHAN PRAMUKA


Perkemahan pramuka terdiri atas berbagai macam jenis. Jenis perkemahan dalam Gerakan Pramuka ini dapat
dikelompokkan dalam beberapa kelompok. Pengelompokkan ini bisa didasarkan pada lamanya waktu
perkemahan, tempat penyelenggaraannya, tujuan perkemahan, dan jumlah peserta.

Berikut ini berbagai jenis perkemahan pramuka ditinjau dari berbagai hal.

Jenis perkemahan berdasarkan waktu pelaksanaan


Berdasarkan waktu pelaksanaannya, perkemahan dalam Gerakan pramuka terdiri atas :

1. Perkemahan satu hari; dilaksanakan tanpa bermalam. Kemah jenis ini biasa dilakukan
dalam pesta siaga.

2. Perkemahan dua hari; contohnya adalah Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami) dan
Perkemahan Kamis Malam Jumat (Perkaju)

3. Perkemahan tiga hari; contohnya adalah Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami)
4. Perkemahan lebih dari tiga hari

Jenis perkemahan berdasarkan tempat pelaksanaannya


Berdasarkan tempat pelaksanaannya, perkemahan dalam Gerakan Pramuka terdiri atas:

1. Perkemahan menetap; yaitu perkemahan yang tempatnya tetap sejak perkemahan dimulai
hingga selesai.

2. Perkemahan safari; yaitu perkemahan yang tempatnya berpindah. Biasanya dipadukan


dengan kegiatan penjelajahan atau survival.

Jenis perkemahan berdasarkan tujuannya


Berdasarkan tujuannya terdapat beberapa jenis perkemahan yaitu :

1. Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)

2. Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan SKU


Penggalang Ramu, dll.

3. Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)

4. Kemah Rekreasi

5. Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore
Nasional, dan Jambore Asia Pasifik.

6. Kemah Riset/Penelitian

Jenis perkemahan berdasarkan jumlah peserta


Berdasarkan jumlah peserta yang mengikutinya, perkamahan dapat dikelompokkan dalam:

1. Perkemahan satu regu penggalang atau sangga penegak

2. Perkemahan satu Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak, atau Racana Pandega

3. Perkemahan satu gugusdepan

4. Perkemahan satu kwartir (Kwartir Ranting, Kwartir Cabang. Kwartir Daerah, Kwartir
Nasional)

Jenis perkemahan berdasarkan wilayah satuan


Berdasarkan wilayah satuan perkemahan dapat dikelompokkan menjadi:

1. Perkemahan tingkat Gugusdepan

2. Perkemahan tingkat Ranting

3. Perkemahan tingkat Cabang

4. Perkemahan tingkat Daerah

5. Perkemahan tingkat Nasional

6. Perkemahan tingkat Regional

7. Perkemahan tingkat Dunia

Jenis perkemahan berdasarkan penyelenggara


Berdasarkan penyelenggaranya terdapat beberapa jenis perkemahan yaitu :

1. Perkemahan gugusdepan

2. Perkemahan kwartir

3. Perkemahan Satuan Karya Pramuka, contoh Perkemahan Perkemahan Bakti Saka


Tarunabumi
4. Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka. Contoh Perkemahan Antar Satuan Karya
(Peransaka)

5. Perkemahan instansi atau badan di luar Gerakan Pramuka

9.3.6.2.Mengenal Pramuka Garuda

Pramuka Garuda, apakah itu?. Pramuka Garuda merupakan sebutan bagi pramuka yang telah menyelesaikan
tingkat kecakapan tertinggi pada jenjang pendidikan (golongan) masing-masing. Pramuka Garuda adalah
seorang pramuka yang dapat menjadi teladan serta telah memenuhi Syarat Pramuka Garuda dan memiliki
Tanda Pramuka Garuda.

Tanda Pramuka Garuda merupakan tanda kecakapan tertinggi yang diberikan kepada seorang peserta didik
pramuka yang memenuhi syarat Pramuka Garuda. Dasar hukum dan panduan penyelenggaraan pramuka
garuda diatur berdasarkan SK Kwartir Nasional Nomor 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Pramuka Garuda.

Seorang pramuka penegak dengan pita dan Tanda Pramuka Garuda

Pramuka Garuda dibedakan dalam empat golongan sesuai dengan jenjang pendidikan dalam gerakan
Pramuka. Keempat golongan tersebut adalah:

1. Pramuka Garuda untuk Pramuka Siaga

2. Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang

3. Pramuka Garuda untuk Pramuka Penegak

4. Pramuka Garuda untuk Pramuka Pandega

TANDA PRAMUKA GARUDA


Tanda Pramuka Garuda berbentuk segi lima beraturan dengan masing-masing sisi selebar 2,5 cm dan
berbingkai kuning emas. Di tengah segi lima terdapat gambar burung garuda kedua sayapnya yang terbuka,
lambang Gerakan Pramuka di dada burung garuda, dan sehelai pita bertuliskan "Setia - Siap - Sedia" yang
dicengkeram oleh kedua cakar burung garuda.

Warna dasar pada segi lima dibedakan sesuai dengan masing-masing jenjang pendidikan (golongan peserta
didik) yaitu hijau untuk pramuka siaga, merah (pramuka penggalang), kuning (pramuka penegak), dan coklat
tua (pramuka pandega).
Tanda Pramuka Garuda untuk Siaga, Penggalang, Penegak, dan Pandega

Penggunaan dan pemakaian Tanda Pramuka Garuda dibedakan atas dua macam. Pertama adalah tanda yang
dikenakan saat upacara resmi yaitu terbuat dari logam berwarna emas yang digantungkan dengan selembar
pita merah putih, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Asli. Kedua adalah tanda yang dikenakan
pada kegiatan sehari-hari yang terbuat dari kain dan diletakkan di dada sebelah kanan pada seragam
pramuka, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Duplikat.

Arti dan kiasan gambar pada Tanda Pramuka Garuda akan dijelaskan dalam artikel tersendiri.
SYARAT PRAMUKA GARUDA
Seorang peserta didik yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umum tingkat terakhir dalam
golongannya (Siaga Tata, Penggalang Terap, Penegak Laksana, atau Pandega) berhak untuk mengajukan diri
menjadi pramuka garuda.

Adapun Syarat Pramuka Garuda tersebut untuk masing-masing golongan silakan baca artikel berikut:

1. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Siaga; untuk membaca klik di sini

2. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penggalang; untuk membaca klik di sini

3. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penegak; untuk membaca klik di sini

4. Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Pandega; untuk membaca klik di sini

Pengujian Syarat Pramuka Garuda dilakukan oleh sebuah tim penguji yang dibentuk oleh Kwartir berdasarkan
pengajuan pembina gudep pramuka yang bersangkutan. Tim penguji ini terdiri atas pelatih pembina,
pembina gugusdepan, andalan kwartir, orang tua, dan tokoh masyarakat. Tim penguji melakukan penilaian
terhadap calon pramuka garuda secara perorangan yang dilakukan dengan cara wawancara langsung,
pengamatan langsung, serta membaca dan mendengarkan dari pihak ketiga.

PRAMUKA GARUDA DI NEGARA LAIN


Pramuka Garuda tidak hanya terdapat di Indonesia saja. Kepanduan di negara-negara lain juga
memberlakukan Pramuka Garuda dengan nama, tanda, syarat, dan ketentuan yang berbeda. Nama-nama
Pramuka Garuda di beberapa negara di dunia antara lain:

Malaysia: Pengakap Raja

Filipina: Eagle Scout

Brunei Darussalam: Pengakap Sultan

Korea: Tiger Scout

Amerika Serikat: Eagle Scout

Singapura: King Scout

Jepang: Fuji Scout

Australia: Queen's Scout dan Queen's Guide

Hongkong: Dragon Scout


India: Rashtrapati Scout dan Rashtrapati Guide

Tanda Pramuka Garuda di negara lain

Dan masih banyak lagi nama Pramuka Garuda di negara-negara lainnya.

Setelah mempelajari segala hal terkait pramuka garuda, bagi adik-adik peserta didik Gerakan Pramuka yang
masih belum mencapai Pramuka Garuda, teruslah bersemangat dan segeralah raih pramuka garuda!.

9.3.6.3.Daftar Satuan Karya Pramuka (Saka) Tingkat Nasional

Daftar Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional adalah daftar berisikan nama Saka beserta lambang Saka
dan penjelasan singkat yang diselenggarakan secara Nasional. Satuan Karya Pramuka atau disingkat Saka, di
tingkat Nasional ini telah diakui dan disahkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka. Saat ini, terdapat 11
Satuan Karya Pramuka tingkat Nasional.

Sebelum tahun 2013, hanya dikenal delapan Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional. Kedelapan Saka
tersebut adalah Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana, Saka
Taruna Bumi, Saka Wanabakti, dan Saka Wira Kartika. Namun Munas Gerakan Pramuka Tahun 2013,
kemudian memutuskan tiga buah Saka baru yang diakui sebagai Saka Tingkat Nasional. Tiga saka baru
tersebut adalah Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widya Budaya Bakti.

Sebagaimana Keputusan Kwartir Nasional Nomor 170.A Tahun 2008 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Satuan Karya Pramuka, Saka adalah wadah pendidikan dan pembinaan guna menyalurkan minat,
mengembangkan bakat, dan menambah pengalaman para pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dalam
berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta keterampilan.

Berikut ini daftar 11 Saka tingkat Nasional dilengkapi dengan penjelasan singkat dan lambang masing-
masing.

1. Saka Bahari
Lambang Saka Bahari

Saka Bahari adalah Saka yang memberikan keterampilan praktis di bidang kebaharian atau kelautan.
Pembinaan Saka bahari dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AL, Profesional di bidang Olahraga Air, dan
Kementerian Kelautan. Saka Bahari memiliki 4 krida, yaitu :

1. Krida Sumberdaya Bahari

2. Krida Jasa Bahari

3. Krida Wisata Bahari

4. Krida Reksa Bahari

Lebih lanjut mengenai Saka Bahari, baca :

Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari

Lambang Saka Bahari dan Arti Kiasannya

2. Saka Bakti Husada

Lambang Saka Bakti Husada

Saka Bakti Husada adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan praktis di
bidang kesehatan. Pembinaannya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Saka Bakti Husada memiliki
5 (lima) krida, yaitu :

1. Krida Bina Lingkungan Sehat

2. Krida Bina Keluarga Sehat

3. Krida Penanggulangan Penyakit

4. Krida Bina Gizi

5. Krida Bina Obat

3. Saka Bhayangkara
Lambang Saka Bhayangkara

Saka Bhayangkara adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang ketertiban
masyarakat (kamtibmas). Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kepolisian Republik
Indonesia. Saka Bhayangkara memiliki 4 krida, yaitu:

1. Krida Ketertiban Masyarakat

2. Krida Lalu Lintas

3. Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana

4. Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)

Lebih lanjut mengenai Saka Bhayangkara, baca :

Satuan Karya Pramuka Bhayangkara

Bentuk dan Arti Lambang Saka Bhayangkara

4. Saka Dirgantara

Lambang Saka Dirgantara

Saka Dirgantara adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan keterampilan praktis di
bidang kedirgantaraan. Saka Dirgantara diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AU, pihak perusahaan
penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah Pangkalan Udara tertentu.
Saka Dirgantara terdiri atas 3 (tiga) krida, yaitu :

1. Krida Olahraga Dirgantara

2. Krida Pengetahuan Dirgantara

3. Krida Jasa Kedirgantaraan

Lebih lanjut mengenai Saka Dirgantara, baca :

Satuan Karya Pramuka (Saka) Dirgantara

Lambang Saka Dirgantara dan Arti Kiasannya

5. Saka Kencana
Lambang Saka Kencana

Saka Kencana adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang Keluarga
Berencana (KB), Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaannya dilaksanakan
bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saka Kencana meliputi 4 krida, yaitu:

1. Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)

2. Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)

3. Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)

4. Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM)

6. Saka Taruna Bumi

Lambang Saka Taruna Bumi

Saka Taruna Bumi adalah saka yang memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
pembangunan pertanian. Pembinaannya bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, LIPI, dan Lembaga
Holtikultura. Saka Tarunabumi memiliki 5 krida, yaitu :

1. Krida Pertanian dan Tanaman Pangan

2. Krida Pertanian Tanaman Perkebunan

3. Krida Perikanan

4. Krida Peternakan

5. Krida Pertanian Tanaman Holtikultura

Lebih lanjut baca :

Saka Tarunabumi

7. Saka Wanabakti
Lambang Saka Wanabakti

Saka Wanabakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan serta menanamkan rasa tanggung jawab di
bidang pelestarian sumberdaya alam, kehutanan dan lingkungan hidup. Saka Wanabakti diselenggarakan
bekerja sama dengan bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan, Perhutani dan LSM Lingkungan
Hidup/Lembaga Profesional terkait. Saka Wanabhakti terdiri atas 4 (empat) krida, yaitu:

1. Krida Tata Wana

2. Krida Reksa Wana

3. Krida Bina Wana

4. Krida Guna Wana

8. Saka Wira Kartika

Lambang Saka Wira Kartika

Saka Wira Kartika adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kewilayahan dan bela negara. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan TNI Angkatan Darat. Saka
Wira Kartika terdiri atas 5 krida, yaitu:

1. Krida Survival

2. Krida Pioner

3. Krida Mountainering

4. Krida Navigasi Darat

5. Krida Bintal Juang.

9. Saka Kalpataru
Lambang Saka Kalpataru

Saka Kalpataru adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di
bidang kepedulian lingkungan hidup. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kementerian
Lingkungan Hidup (sekarang Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup). Saka Kalpataru memiliki 3
krida yaitu :

1. Krida 3R (Reuse, Reduce, Recycle)

2. Krida Perubahan Iklim

3. Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati

10. Saka Pariwisata

Lambang Saka Pariwisata

Saka Pariwisata adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kepariwisataan. Saka Pariwisata memiliki 3 krida yaitu :

1. Krida Penyuluh Pariwisata

2. Krida Pemandu Pariwisata

3. Krida Kuliner

11. Saka Widya Budaya Bakti

Lambang Saka Widya Budaya Bakti

Saka Widya Budaya Bakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang pendidikan dan
kebudayaan. Saka Widya Budaya Bakti meliputi 7 krida, yaitu:
1. Krida Pendidikan Masyarakat

2. Krida Anak Usia Dini

3. Krida Pendidikan Kecakapan Hidup

4. Krida Bina Sejarah

5. Krida Bina Seni dan Film

6. Krida Bina Nilai Budaya

7. Krida Bina Cagar Budaya dan Museum

Di samping kesebelas Satuan Karya Pramuka tingkat Nasional tersebut dimungkinkan untuk membentuk
saka-Saka tingkat lokal.

9.3.6.4.Tongkat Pramuka, Ukuran, Warna, dan Penggunaan

Ukuran, warna, dan penggunaan tongkat pramuka. Tongkat pramuka menjadi sebuah
kelengkapan bagi anggota Gerakan Pramuka, terutama Pramuka Penggalang. dalam setiap
kegiatannya. Tongkat Pramuka ini memiliki ketentuan tersendiri terkait dengan ukuran
tongkat, warna tongkat, bahan, dan penggunaan, baik cara penggunaan tongkat saat baris-
berbaris maupun di luar PBB.

Tongkat pramuka pun layaknya senjata bagi setiap pramuka. Sebagaimana lirik salah satu yel
pramuka berjudul "Yel Pramuka Bukan Tentara" di mana salah satu liriknya berbunyi :
Bukan polisi dan bukan tentara // Tali dan tongkat itulah senjatanya // Coklat tua coklat muda
seragamnya // Merah dan putih tergantung di lehernya.

BAHAN, UKURAN, DAN WARNA TONGKAT PRAMUKA

Tongkat pramuka dibuat dari bahan bambu atau kayu yang dibuat silinder. Ukuran panjang tongkat pramuka
adalah 160 cm (1,6 meter) dengan diameter sekitar 5 cm. Tongkat diberikan warna bebas sesuai dengan
aspirasi, keinginan, dan kreatifitas masing-masing. Jika semua anggota satu regu membawa tongkat, warna
tongkat diusahakan seragam untuk menunjukkan kekompakan regu.

Sering kali dijumpai tongkat pramuka yang diwarnai menjadi tiga bagian, yaitu merah di kedua ujungnya dan
putih di bagian tengahnya. Bagian ujung yang berwarna merah berukuran masing-masing 30 cm, sedangkan
bagian tengah yang berwarna putih berukuran 100 cm. Aturan pewarnaan tongkat tersebut tidak salah
namun juga tidak wajib. Karena sekali lagi, masing-masing regu bebas untuk mewarnai tongkatnya sesuai
dengan kreatifitasnya.

Pramuka Penggalang dengan tongkat pramuka

PENGGUNAAN TONGKAT PRAMUKA

Tongkat pramuka adalah peralatan serba guna bagi pramuka, sehingga wajar jka dianggap sebagai
senjatanya pramuka. Bagi pramuka siaga, tongkat bisa hanya dibawa oleh Pimpinan Barung saja untuk
melekatkan bendera barung. Bagi Pramuka Penggalang, selain pemimpin regu (untuk melekatkan bendera
regu), tongkat pramuka biasa dibawa oleh setiap anggota regu dan digunakan dalam setiap kegiatan,
meskipun tidak wajib.

Sebagai alat serba guna, tongkat pramuka memiliki berbagai manfaat dan kegunaan. Penggunaan tongkat
pramuka tersebut antara lain untuk :

1. Tiang tenda

2. Pembuatan pionering, mulai dari pionering gapura, tiang bendera, rak sepatu, jemuran pakaian, dan
lain sebagainya.

3. Pembuatan tandu darurat (dragbar)

4. Alat pertahanan diri, termasuk terhadap hewan liar

5. Alat bantu menaksir tinggi, menaksir jarak, dan lain sebagainya.

6. Alat bantu pengepakan barang (membawa, mengangkut, dan memindahkan barang)

7. Baris Berbaris (Baca : Cara Menggunakan Tongkat Dalam Baris Berbaris)

Mengingat pentingnya kegunaan tongkat pramuka perlu diperhtaikan dalam pemilihan bahan tongkat yang
harus mempertingbangkan kekuatan dan ukuran tongkat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan tanda-tanda
pada tongkat yang menunjukkan ukuran-ukuran tertentu. Semisal panjang 1 meter, 30 cm, dll.

Yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan tongkat. Dengan perawatan dan penyimpanan yang benar,
akan menjaga kualitas tongkat. Sehingga saat sewaktu-waktu tongkat dibutuhkan untuk membuat sesuatu
(semisal tandu darurat) dapat berfungsi dengan baik.

9.3.6.5.SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan


Khusus)
Home pengetahuan kepramukaan skk tkk SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan
Khusus)

SKK DAN TKK (SYARAT KECAKAPAN KHUSUS DAN TANDA KECAKAPAN


KHUSUS)
Penulis Alam Endah Diterbitkan 6/06/2015 10:03:00 PM
Tags
pengetahuan kepramukaan
skk
tkk

SKK adalah singkatan dari Syarat Kecakapan Khusus, sedang TKK adalah singkatan
dari Tanda Kecakapan Khusus. Keduanya saling terkait. SKK (Syarat Kecakapan Khusus)
merupakan serangkaian syarat untuk mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus).
Sedangkan TKK adalah tanda yang diberikan setelah menyelesaikan SKK.

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 9 ayat 3 disebutkan bahwa salah satu metoda
pendidikan kepramukaan adalah Sistem Tanda Kecakapan. Sistem tanda kecakapan ini terdiri
atas dua golongan yaitu tanda kecakapan umum dan tanda kecakapan khusus. Syarat tanda
kecakapan umum (SKU) meliputi berbagai bidang dan semua Pramuka pada waktunya harus
mencapainya. Sedangkan SKK (syarat tanda kecakapan khusus) meliputi hanya satu bidang
saja. Pengertian lebih mendalam akan diulas di bawah.

PENGERTIAN SKK DAN TKK


Seorang pramuka penggalang dengan TKK terpasang di lengan bajunya

TKK atau Tanda Kecakapan Khusus adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, kepandaian, keterampilan,
kemampuan sikap dan usaha seorang pramuka di bidang tertentu, sesuai dengan usia, jenis kelamin dan
kemampuan jasmani dan rohani. Untuk memperoleh TKK seorang pramuka harus mampu menyelesaikan
SKK (Syarat Kecakapan Khusus) terlebih dahulu.

SKK berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka Pandega.
TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki TKK yang berbeda
dari peserta didik lain. Dengan kata lain, seorang pramuka bebas memilih SKK apa saja yang diinginkannya
sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan minat yang dimiliki.

Ketentuan tentang kecakapan khusus diatur oleh Gerakan Pramuka dengan Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan
Khusus. Petunjuk Penyelenggaraan ini dapat diunduh di halaman Download SK dan PP Pramuka.

TINGKATAN DAN BENTUK TKK

Kecakapan khusus hanya berlaku pada Anggota Muda Gerakan Pramuka atau yang biasa disebut juga sebagai
peserta didik. Peserta didik ini meliputi pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, dan
pramuka pandega. Kecakapan khusus tidak berlaku bagi anggota dewasa Gerakan Pramuka seperti pembina
pramuka, pembantu pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, andalan, dan anggota majelis
pembimbing.

Tingkatan dan bentuk Tanda Kecakapan Khusus untuk masing-masing golongan peserta didik pramuka
adalah berbeda. Perbedaan tingkatan dan bentuknya adalah sebagai berikut:

1. Untuk Pramuka Siaga


SKK untuk Pramuka Siaga hanya terdiri atas satu tingkat. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) untuk
pramuka siaga berbentuk segitiga sama kaki terbalik (sisi alas di bagian atas) dan tidak memakai
bingkai.
2. Untuk Pramuka Penggalang
SKK untuk pramuka penggalang terdiri atas tiga tingkatan dengan bentuk yang masing-masing
berbeda. Tingkatan dan bentuknya adalah:

1. Purwa : Berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna merah

2. Madya : Berbentuk persegi dengan bingkai berwarna merah

3. Utama : Berbentuk segilima dengan bingkai berwarna merah

3. Untuk Pramuka Penegak dan Pandega


SKK dan TKK untuk pramuka penegak dan pandega sama. Terdiri atas tiga tingkatan dengan bentuk:

1. Purwa : Berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna kuning

2. Madya : Berbentuk persegi dengan bingkai berwarna kuning

3. Utama : Berbentuk segilima dengan bingkai berwarna kuning

PENGGOLONGAN SKK DAN TKK

Berbagai macam SKK dan TKK yang ada dikelompokkan dalam 5 golongan (bidang). Masing-masing bidang
dibedakan dengan warna dasar (backgroud) yang terdapat di Tanda Kecakapan Khusus. Lima bidang SKK
tersebut adalah:

1. Bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak


TKK pada bidang ini memiliki warna dasar kuning. Contoh SKK-TKK bidang agama, mental, moral,
spiritual, pembentukan pribadi dan watak adalah:

1. SKK Sholat

2. SKK Penabung

3. SKK Khotib

4. SKK Muadzin

5. SKK Qori

2. Bidang patriotisme dan seni budaya


TKK pada bidang ini memiliki warna dasar merah. Contoh SKK-TKK bidang patriotisme dan seni
budaya adalah:

1. SKK Pengatur Ruangan (khusus pramuka siaga)

2. SKK Pengatur Rumah


3. SKK Pengatur Meja Makan

4. SKK Pemimpin Menyanyi

5. SKK Menyanyi

6. SKK Pelukis

7. SKK Juru Gambar

8. SKK Pengarang

3. Bidang Kesehatan dan ketangkasan


TKK pada bidang ini memiliki warna dasar putih. Contoh SKK-TKK bidang kesehatan dan
ketangkasan adalah:

1. SKK Gerak Jalan

2. SKK Pengamat

3. SKK Perenang

4. SKK Penyelidik

5. SKK Juru Layar

6. SKK Juru Selam

7. SKK Pendayung

8. SKK Ski Air

4. Bidang Ketrampilan dan tekhnik pembangunan


TKK pada bidang ini memiliki warna dasar hijau. Contoh SKK-TKK bidang ketrampilan dan tekhnik
pembangunan adalah:

1. SKK Juru Kebun

2. SKK Juru Potret

3. SKK Berkemah

4. SKK Peternak Ayam

5. SKK Pengumpul Perangko

6. SKK Juru Semboyan

7. SKK Menjahit

8. SKK Pengendara Sepeda

9. SKK Juru Masak

10. SKK Pencinta Dirgantara

11. SKK Pengenal Pesawat Terbang

12. SKK Juru Peta

13. SKK Navigasi Laut

14. SKK Komunikasi

15. SKK Penenun

16. SKK Perahu Motor


5. Bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan
lingkungan hidup
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar biru. Contoh SKK-TKK sosial, perikemanusiaan, gotong
royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup antara lain:

1. SKK Pemadam Kebakaran

2. SKK Pengaman Lalu-Lintas

3. SKK Pengamanan Kampung/Desa

4. SKK Penunjuk Jalan

5. SKK Juru Bahasa

6. SKK Penerima Tamu

7. SKK Korespondensi

8. SKK PPPK

9. SKK Pembantu Ibu (khusus pramuka siaga)

10. SKK Perawatan Anak

KETENTUAN DAN CARA PEMASANGAN TKK

Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dikenakan di lengan baju sebelah kanan, di sebelah bawah Tanda Kwartir
sebanyak maksimal lima buah TKK. Jika mempunyai TKK yang diperoleh telah lebih dari lima buah, TKK
selebihnya dipasang dalam Tetampan. Tetampan dipakai sebagai selempang di baju (dari pundak kanan ke
pinggang kiri). Selebihnya tentang tetampan baca : Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian

Beberapa ketentuan lainnya mengenai SKK dan TKK;

1. Hanya TKK yang ditetapkan Kwarnas yang boleh dipakai

2. Yang berhak memberi TKK adalah Pembina atau Pembantu Pembina yang langsung membinanya
atau seseorang yang dianggap ahli dalam bidang tertentu

3. Seorang Pramuka hanya dibenarkan mengenakan TKK setelah yang bersangkutan :

1. Menyelesaikan SKK

2. Mencapai tingkat SKU Siaga Bantu (bagi pramuka siaga), SKU Rakit (bagi pramuka
penggalang), mencapai SKU Bantara (bagi pramuka penegak), dan dilantik sebagai
pramuka pandega (bagi pandega)

4. Seorang pramuka tidak diperbolehkan memakai TKK untuk golongan peserta didik di bawahnya
(penggalang memakai TKK siaga, penegak memakai TKK penggalang). Kecuali pramuka pandega
yang boleh memakai TKK tingkat penegak.

5. TKK yang tingkatannya lebih rendah tidak boleh dikenakan lagi setelah meraih TKK sejenis yang
tingkatannya lebih tinggi. Semisal setelah mendapatkan TKK menabung tingkat madya maka TKK
menabung tingkat purwa harus dilepas.

6. TKK tidak berlaku untuk Pembina, Andalan, anggota MABI, dan pramuka dewasa lainnya.

Adik-adik dan Kakak-kakak pembaca pramukaria, itulah berbagai hal mengenai SKK dan TKK. Mulai dari
pengertian SKK dan TKK, penggolongan SKK dan TKK, tingkatan TKK, serta cara pemasangan TKK dan
ketentuan lainnya.

9.3.6.5.1.13 SKK Wajib dalam Pramuka


Pramukaria. Jika sebelumnya kita hanya mengenal 10 SKK Wajib sekarang jumlah SKK
wajib tersebut telah bertambah menjadi 13 jenis. SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang
semula hanya diatur dalam Surat Keputusan Kwarnas Nomor : 47 Tahun 1985 tentang
Petunjuk Pelaksanaan Tanda Kecakapan Khusus Wajib memang terdiri atas 10 jenis saja.
Seiring dengan kemajuan zaman dan guna menunjang Revitalisasi Gerakan Pramuka, SKK
Wajib mengalami penambahan berupa tiga buah Tanda Kecakapan Khusus Wajib bidang
kesehatan.

Penambahan jumlah jenis Tanda Kecakapan Khusus Wajib yang semula hanya 10 jenis
menjadi 13 jenis ini dituangkan dalam Surat Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A
tanggal 8 Juli 2013 tentang TKK Wajib.

DAFTAR 13 SKK WAJIB

Berikut ini daftar ke-13 SKK Wajib berdasarkan Surat Keputusan Kwarnas Nomor : 47 Tahun 1985 dan Surat
Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A tanggal 8 Juli 2013.

1. SKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan


Selengkapnya baca : TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan

2. SKK Pengatur Rumah


Selengkapnya baca : TKK Pengatur Rumah

3. SKK Pengamat
Selengkapnya baca : TKK Pengamat

4. SKK Pengaman Kampung/Desa


Selengkapnya baca : TKK Pengaman Kampung/Desa

5. SKK Juru Kebun


Selengkapnya baca : TKK Juru Kebun

6. SKK Juru Masak


Selengkapnya baca : TKK Juru Masak

7. SKK Gerak Jalan


Selengkapnya baca : TKK Gerak Jalan

8. SKK Menjahit
Selengkapnya baca : TKK Menjahit

9. SKK Berkemah
Selengkapnya baca : TKK Berkemah

10. SKK Penabung


Selengkapnya baca : TKK Penabung

11. SKK Perilaku Hidup Sehat dan Bersih


Selengkapnya baca : TKK Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
12. SKK Imunisasi
Selengkapnya baca : TKK Imunisasi

13. SKK Reproduksi Sehat Remaja


Selengkapnya baca : TKK Reproduksi Sehat Remaja

Pencapaian Tanda Kecakapan Khusus Wajib ini biasanya terkait dengan salah satu syarat dalam SKU Pramuka
Garuda. Dalam salah satu syaratnya, seorang calon Pramuka Garuda harus memiliki sedikitnya 10 macam
TKK yang 5 diantaranya merupakan SKK Wajib.

9.3.6.5.2Tetampan TKK, Keten.tuan dan Tata Cara


Pemakaian

Artikel Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian ini membahas tentang
pengertian tetampan serta ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan. Di lapangan, masih
saja sering kita temui penggunaan tetampan TKK (Tanda Kecakapan Khusus) yang tidak
sesuai dengan aturan. Padahal sudah jelas, hal ini diatur dalam SK Kwarnas Gerakan
Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan
Khusus.

PENGERTIAN TETAMPAN TKK

Sebelum lebih lanjut kita pahami dulu pengertian dari tetampan TKK. Tetampan TKK adalah selendang dari
kain berwarna coklat tua yang digunakan untuk menempatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) jika seorang
pramuka telah memiliki lebih dari lima TKK. Tetampan digunakan dengan cara diselempangkan
diselempangkan di badan pramuka. Ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan akan kita uraikan secara
mendetail.

KETENTUAN DAN TATA CARA PEMAKAIAN TETAMPAN TKK

Pramuka Penggalang putri mengenakan tetampan

Ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan TKK telah diatur dalam SK Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor:
134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan Khusus. Pengaturan tersebut termuat
di Bab V tentang Ketentuan dan Tempat Pemakaian TKK, pasal 16 ayat b hingga h.

Seorang pramuka dapat menggunakan tetampan jika telah memiliki lebih dari 5 Tanda Kecakapan Khusus
(TKK). Lima buah TKK dipasang di lengan seragam pramuka sebelah kanan. Sedangkan TKK selebihnya
dipasang di tetampan. Sehingga jika seorang pramuka baru memperoleh lima atau kurang, maka pramuka
tersebut belum bisa menggunakan tetampan. Jika memiliki tujuh TKK, seumpama, maka yang lima dipasang
di lengan baju sedangkan sisanya, dua TKK, dipasang di tetampan.

Bentuk dan ukuran tetampan diatur sebagai berikut:

1. Tetampan dibuat dari kain berwarna coklat tua

2. Ukuran tetampan :

1. Lebar tetampan untuk pramuka siaga 8 cm, dan untuk pramuka penggalang, pramuka
penegak, dan pramuka pandega selebar 10 cm.
2. Panjang tetampan menyesuaikan dengan tinggi badan pemakaianya.

3. Pada tepi tetampan diberi hiasan tepi yang berjarak 0,5 cm dari tepi tetampan. Hiasan tersebut
terbuat dari sulaman flanel atau pita zigzag selebar 1 cm.

4. Warna pita zigzag tersebut adalah hijau untuk pramuka siaga, merah (pramuka penggalang), dan
kuning (pramuka penegak/pandega).

Tetampan TKK untuk Siaga, Penggalang, dan Penegak dan Pandega

Cara mengenakan tetampan adalah dengan diselempangkan di badan, melalui bahu sebelah kanan,
menyilang dada dan punggung menuju pinggang sebelah kiri. Bisa jadi, seorang pramuka memiliki banyak
TKK sehingga tidak muat dalam tetampan. Tata cara pemasangan TKK pada tetampan dan penggunaannya
akan diuraikan di bawah.

Tata cara memasang atau menempatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) di tetampan TKK:

1. TKK yang dipasang di tetampan adalah selain 5 TKK yang telah dipasang di lengan kanan baju
seragam pramuka.

2. TKK yang dipasang adalah TKK dengan tingkatan tertinggi yang diperoleh. Jika telah mendapatkan
sebuah TKK tingkat madya, maka yang dipasang adalah TKK tingkat madya tersebut dan TKK
tingkat purwa-nya ditanggalkan.

3. TKK ditempatkan di bagian tetampan yang berada di depan dada. Pemasangannya disusun urut
mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang terdekat dengan bahu sebelah kanan.

4. Jika TKK yang diperoleh banyak sehingga tidak muat dipasang di bagian sebagaimana nomor dua di
atas (di depan dada), TKK selebihnya dipasang di bagian tetampan yang berada pada bagian
punggung. Pemasangannya disusun urut mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang
terdekat dengan bahu.

5. Jika TKK yang diperoleh lebih banyak sehingga tidak muat dipasang baik di tetampan bagian depan
tubuh maupun belakang punggung, maka dipergunakan tetampan kedua.

6. Tata cara pemasangan TKK pada tetampan kedua sama seperti pada tetampan pertama.

Pramuka yang memiliki hingga dua tetampan mengenakan kedua tetampannya. Tetampan pertama
diselempangkan di badan melalui bahu kanan hingga menyilang ke pinggang sebelah kiri. Sedangkan
tetampan kedua dikenakan dengan diselempangkan di badang melalui bahu sebelah kiri hingga pinggang
sebelah kanan. Pada persilangan antara dua tetampan, tetampan pertama (yang dari bahu kanan) berada di
sebelah atas (menindih) tetampan kedua (yang dari bahu kiri).
Tata cara mengenakan tetampan TKK

Tetampan tidak boleh dipasangi tanda gambar, lencana, tulisan, dan tanda lainnya yang bukan TKK
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Tetampan hanya dikenakan oleh pramuka saat mengikuti kegiatan upacara kepramukaan. Pada saat latihan
atau kegiatan lainnya (terutama yang memerlukan keleluasaan bergerak), tetampan TKK hendaknya
ditanggalkan.

KESALAHAN-KESALAHAN DALAM MEMAKAI TETAMPAN

Beberapa kesalahan yang umum terjadi saat pemakaian tetampan TKK, antara lain:

1. TKK yang telah dipasang di lengan baju masih dipasang juga di tetampan

2. TKK yang dipasang di lengan baju belum lima buah tetapi sudah ada yang dipasang di tetampan.

3. TKK dipasang di bagian tengah tetampan, bukan mulai pada bagian atas (bagian yang dekat dengan
bahu).

4. Tetampan TKK dikenakan secara terbalik yakni dengan menyelempangkannya melalui bahu sebelah
kiri hingga pinggang sebelah kanan.

Dengan mengetahui pengertian, bentuk, dan tata cara pemasangan TKK di tetampan serta cara mengenakan
tetampan sebagaimana di atas diharapkan para pramuka dapat mengenakan tetampan dengan benar.
Kakak-kakak pembina pun dapat mengarahkan penggunaan tetampan bagi adik-adiknya sesuai dengan
peraturan yang berlaku.

Adapun tentang SK Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Kecakapan Khusus, dapat diunduh di halaman SK dan PP Gerakan Pramuka.

9.3.6.5.3.Sistem Among dalam Kepramukaan

Sistem Among dalam kepramukaan. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di


Indonesia, Gerakan Pramuka menggunakan sistem among. Di mana dalam fungsinya sebagai
penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga
kepramukaan berlandaskan Sistem Among di samping menerapkan Prinsip Dasar
Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Sistem Among adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk hubungan khas
antara peserta didik dengan pendidiknya. Sistem Among dalam Pramuka, menciptakan
hubungan pendidik Ipembina pramuka) yang memberikan kebebasan kepada peserta didik
(anggota Gerakan Pramuka) untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dan
menghidari paksaan, guna mengembangkan kemandirian, percaya diri, dan kreatifitas sesuai
aspirasi peserta didik. Kata "among" sendiri berasal dari bahasa Jawa yaitu "mong",
"momong" atau "ngemong", yang mempunyai arti mengasuh atau membimbing.

Sistem Among digagas pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara dan kemudian diterapkan
dalam sistem pendidikan di Taman Siswa. Kini sistem Among tetap banyak dianut dan
diterapkan dalam dunia pendidikan. Tidak terkecuali pendidikan kepramukaan di Indonesia
yang ikut menerapkan Sistem Among.

Penerapan Sistem Among dalam pendidikan kepramukaan yang dilakukan oleh Gerakan
Pramuka ditegaskan dalam Undng-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
Bab III Pasal 10 Ayat (1), (2), dan (3). Pun termuat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka,
pada bagian Pendahuluan, Pasal 5, Pasal 9, dan Pasal 11. (Baca : AD ART Gerakan Pramuka
Terbaru Hasil Munas 2013)

PELAKSANAAN SISTEM AMONG DALAM KEPRAMUKAAN

Sistem Among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan yang harus dipraktekkan oleh
Pembina Pramuka. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu terdiri atas :

1. ing ngarsa sung tuladha yang memiliki maksud di depan menjadi teladan;

2. ing madya mangun karsa yang memiliki maksud di tengah membangun kemauan;

3. tut wuri handayani yang memiliki maksud di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang baik
ke arah kemandirian.

Selain itu, seorang Pembina Pramuka, dalam melaksanakan tugasnya, dituntut bersikap dan berperilaku yang
antara lain :

1. Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan


berkorban dan kesetiakawanan sosial.

2. Disiplin disertai inisiatif.

3. Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan lingkungan
hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.

Dalam gambar ilustrasi di atas, bisa dilihat bahwa proporsi pelaksanaan masing-masing prinsip dalam Sistem
Among akan berbeda di setiap golongan peserta didik. Pembimbingan langsung sebagai implementasi dari
prinsip "ing ngarsa sung tuladha" paling banyak diberikan kepada anggota Pramuka Siaga dan semakin
menurun proporsinya pada golongan anggota pramuka yang lebih tinggi. Sebaliknya, pembimbingan secara
tidak langsung, dalam bentuk motivasi, dorongan, dan pengaruh ke arah kemandirian (tut wuri handayani)
pada anggota pramuka Pandega cukup tinggi dan berkurang proporsinya pada tingkatan anggota di
bawahnya.

Pelaksanaan Sistem Among dalam kepramukaan merupakan anak sistem Scouting Methode (Metode
Kepramukaan) yang perwujudannya akan terintergrasi dengan Prinsip Dasar Kepramukaan, Metode
Kepramukaan, Kode Kehormatan Pramuka, Motto Kepramukaan dan Kisan Dasar Kepramukaan.

9.3.6.5.4Kiasan Dasar Gerakan Pramuka


Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung dan
didambakan. Kiasan Dasar dalam Gerakan Paramuka diambil dari romantika sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Oleh karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang terkait dengan sejarah perjuangan bangsa
Indonesia, baik pada masa lalu maupun perjuangan pembangunan pada masa sekarang.
Kiasan Dasar, digunakan sebagai salah satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan. Penggunaannya
dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangan peserta didik
sehingga sehingga akan mendorong kreatifitas dan keikutsertaan peserta didik dalam setiap kegiatan
pendidikan kepramukaan. Juga difungsikan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air karena dilaksanakan
berdasarkan sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
ROMANTIKA PERJUANGAN BANGSA INDONESIA
Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami banyak
kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan dan
pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja, karena belum adanya
persatuan dan kesatuan bangsa.

KIASAN DASAR PRAMUKA DARI ROMANTIKA PERJUANGAN BANGSA


Romantika sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mendasari kepramukaan di Indonesia. Termasuk
dalam penggunaan berbagai istilah di kepramukaan. Berikut ini adalah contoh kiasan dasar jenjang
keanggotaan dalam Gerakan Pramuka yang didasarkan pada periodesasi perjuangan bangsa Indonesia.

Jenjang keanggotaan pramuka paling awal dinamakan SIAGA. Siaga merupakan anggota pramuka
berusia 7 - 10 tahun. Kelahiran Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menjadi tonggak Kebangkitan
Nasional. Ini pun menandai dimulailah perjuangan baru, perjuangan MENYIAGAKAN rakyat.

Jenjang keanggotaan pramuka setelah siaga adalah Penggalang, yaitu usia 11 - 15 tahun dinamakan
PENGGALANG. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi salah satu tonggak
sejarah dalam upaya PENGGALANGAN persatuan dan kesatuan bangsa yang dipelopori oleh para
pemuda-pemudi di seluruh Indonesia.

Jenjang keanggotaan pramuka selanjutnya adalah Penegak, yaitu pramuka berusia 16-20 tahun.
Penegak sendiri diambil dari kata "Tegak" dimana perjuangan bangsa Indonesia akhirnya membawa
hasil dengan TEGAKNYA Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945.

Jenjang keanggotaan selanjutnya adalah Pandega, yaitu pramuka dengan usia 21-25 tahun.
Tegaknya Negara Republik Indonesia harus dilanjutkan dengan perjuangan dalam mengelola atau
MEMANDEGANI negara Indonesia di bidang pembangunan.

Pembina Pramuka adalah pramuka dewasa usia 25 tahun lebih yang terlibat aktif di Gugusdepan
sebagai pendidik dan pembimbing adik-adik anggota muda pramuka. Pembangunan fisik maupun
non fisik perlu terus di-BINA dan dikembangkan dalam rangka mengantarkan bangsa Indonesia
menuju kemajuan dan kemakmuran.

Penggolongan dan tingkatan Tanda Kecakapan Umum dalam Gerakan Pramuka pun dapat dilandasi dengan
kiasan dasar. Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu, tingkatan Kecakapan Umum
Pramuka dapat dinyatakan:

Tingkatan SKU Pramuka Siaga terdiri atas Mula, Bantu, dan Tata; DIMULAI dengan pembangunan
yang membutuhkan BANTUAN dan kesadaran yang tinggi dan membutuhkan PENATAAN yang
baik.

Tingkatan SKU Pramuka Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit, dan Terap; pembangunan diawali
dengan MERAMU (bahan) yang ada, kemudian kita RAKIT (susun) setelah itu baru kita TERAPKAN
(praktekan).

Tingkatan SKU Pramuka Penegak terdiri atas Bantara dan Laksana; pembangunan tersebut
kemudian membutuhkan BANTARA-bantara (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat,
baik, terampil dan bermoral yang sanggup MELAKSANAKAN pembangunan bangsa.
Tingkatan SKU Pramuka pandega; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang
MEMANDEGANI (mengelola, memanage) pembangunan tersebut.

Itulah contoh penerapan kiasan dasar pramuka yang diambilkan dari romantika sejarah perjuangan bangsa
Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar haruslah menantang, menyenangkan, dan menarik bagi peserta didik
namun juga harus memperhatikan usia, tradisi, dan kondisi psikologis anggota pramuka tersebut.

Anda mungkin juga menyukai