Materi pramuka penggalang ini adalah berbagai materi seputar pramuka dan kepramukaan yang
terkait dengan pramuka penggalang. Secara garis besar, materi tentang pramuka dapat dikelompokkan
dalam beberapa kategori seperti pengetahuan umum kepramukaan, teknik kepramukaan atau scouting
skill, penunjang kecakapan umum dan khusus, dan materi-materi lainnya.
Untuk memudahkan klasifikasi, dalam artikel ini, kumpulan materi pramuka penggalang secara
lengkap akan penulis bagi dalam lima kelompok. Kelima kelompok tersebut meliputi meteri tentang
penggalang (kepenggalangan), materi pengetahuan umum kepramukaan, materi teknik kepramukaan
(scouting skill), materi penunjang SKU pramuka penggalang, dan materi tambahan lainnya.
Sudah cukup panjang pembahasan mengenai segala hal yang terkait dengan pramuka
penggalang. Namun tentunya masih banyak hal yang belum termuat dalam artikel ini.
Untuk itu, khusunya pramuka penggalang, jangan pernah bosan untuk selalu belajar dan
menggladi diri guna mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat.
b. Pasukan Penggalang
c. Dewan Penggalang
d. Dewan Kehormatan
Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia atau World Scout Bureau saat ini
adalah Scott Teare yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia pada
September 2012 dan mulai menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013. Scott Teare
merupakan anggota Boy Scouts of America (Pramuka Amerika Serikat) dan juga
lulusan University of Michigan. Scott Teare menggantikan Sekretaris Jenderal
sebelumnya, Luc Panissod. Scott Teare merupakan aktifis pramuka yang karena jasa
dan perjuangannya mendapatkan Bronze Wolf Award, sebuah penghargaan tertinggi
yang diberikan WOSM kepada penggiat pramuka di seluruh dunia.
Badan-badan WOSM
Badan-badan dalam World Organization of the Scout Movement (Organisasi
Gerakan Pramuka Sedunia) terdiri atas World Scout Conference (Konferensi
Pramuka Sedunia), World Scout Committee (Komite Pramuka Dunia), dan World
Scout Committee (Komite Pramuka Dunia).
Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH terpilih menjadi ketua Kwartir Nasional
yang keenam dalam Munas VII yang berlangsung pada tanggal 15-19
Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat. Pada Munas VIII (15-18
November 2008 di Cibubur, Jakarta), beliau terpilih kembali menduduki dalam
masa bakti yang kedua kalinya.
g) Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., Ketua Kwarnas Ketujuh (2013-
sekarang)
Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saat ini adalah Dr. Adhyaksa Dault,
S.H., M.Si. Beliau terpilih dalam Munas IX pada 2-5 Desember 2013 di
Kupang, NTT.
Secara singkat ketujuh Ketua Kwarnas tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
No Nama Kwarnas Masa Bakti
1 Sri Sultan Hamengkubuwono 1961 - 1974 1961-1963
IX 1963-1967
1967-1970
1970-1974
2 Letjen. Sarbini 1974-1978 1974-1978
3 Letjen. Mashudi 1978 - 1993 1978-1983
1983-1988
1988-1993
4 Letjen. Himawan Sutanto 1993-1998 1993-1998
5 Letjen. Rivai Harahap 1998-2003 1998-2003
6 Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH 2003 - 2013 2003-2008
2008-2013
7 Dr. Adhyaksa Dault, S.H., 2013 - Sekarang 2013 - Sekarang
M.Si.
Bunyi Dasadarma
Dasadarma telah mengalami beberapa kali perubahan atau perkembangan.
Sejak tahun 1961, Dasadarma ini telah mengalami perkembangan hingga sebanyak 5
kali, yaitu:
a. Dasadarma sebagaimana lampiraan Keppres 238 Tahun 1961 yang digunakan
pada tahun 1961-1966;
b. Dasadarma hasil Mukeranpuda (sekarang Munas) tahun 1966 yang digunakan
pada tahun 1966 -1974
c. Dasadarma amanat MPP 1970 dan Munas 1974 yang digunakan pada tahun
1974-1978
d. Dasadarma hasil Munas 1978 yang digunakan pada tahun 1978-2009
e. Dasadarma hasil Munas 2009 yang digunakan pada tahun 2009-sekarang
Adapun bunyi dasadarma yang digunakan saat ini adalah sebagaimana yang
disusun dan tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Tahun
2009 (Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009) yang
kemudian ditegaskan lagi dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka hasil
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Tahun 2012.
Bunyi dasadarma tersebut adalah sebagai berikut:
Dasadarma
1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Cinta alam dan kasih-sayang sesama manusia
3) Patriot yang sopan dan kesatria
4) Patuh dan suka bermusyawarah
5) Rela menolong dan tabah
6) Rajin, terampil, dan gembira
7) Hemat, cermat, dan bersahaja
8) Disiplin, berani, dan setia
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
Dari teks dasadarma tersebut bisa dilihat bahwa :
1) Frasa "dasadarma" dirangkai dan tidak mengunakan huruf "h"
2) Tidak diikuti dengan kata "Pramuka"
3) Tidak menggunakan kalimat "Pramuka itu:" sebelum penyebutan poin-poin
dasadarma.
Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi
dalam SKU yaitu mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-
masing pada syarat nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no. 14).
Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan nama
pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama
benda-benda di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat
memotivasi kehidupan gudepnya.
Struktur organisasi gudep lengkap (berdasarkan lampiran SK Kwarnas Nomor 231 Tahun 2007) adalah
sebagai berikut :
Gudep dikelola oleh Pembina Gugusdepan yang terdiri atas Ketua Gudep dan dibantu oleh pembina
satuan dan pembantu pembina satuan. Pembina Gugusdepan dipilih dalam musyawarah gugusdepan
dari para pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan yang dilaksanakan
minimal 3 tahun sekali. Pembina satuan terdiri atas; pembina siaga, pembina penggalang, pembina
penegak dan pembina pandega.
Selain pembina gudep, dalam sebuah gugusdepan juga dibentuk Dewan Kehormatan Gudep, Badan
Pemeriksa Keuangan Gudep, dan Majelis Pembimbing Gudep (Mabigus). Dewan Kehormatan
Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina Gudep sebagai badan yang
menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep adalah
badan independen yang dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada
Musyawarah Gugusdepan. Sedangkan Mabigus adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang
memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta konsultasi kepada
gudep dengan anggota terdiri dari unsur-unsur orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.
Itulah struktur organisasi gudep dengan penjelasan untuk masing-masing komponen yang terdapat di
dalamnya.
Selengkapnya tentang tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, baca : Tanda Pengenal dalam
Gerakan Pramuka
Tanda gugusdepan atau pita gudep adalah tanda satuan yang menyatakan seorang pramuka
(pemakaianya) tergabung dalam gugusepan tertentu. Dalam tanda gugusdepan ini termuat
nomor registrasi gugusdepan sekaligus nomor kwartir ranting di mana pramuka tersebut
berdomisili. Sehingga dengan melihat tanda tersebut, akan langsung dapat diketahui dari gudep
dan kwartir ranting mana seorang pramuka berasal. Di tambah dengan tanda lokasi (kwartir
cabang) yang terletak di atasnya dan lencana daerah (kwartir daerah), maka lengkap lah, lokasi
domisili seorang anggota Gerakan Pramuka dapat diketahui dengan mudah dari pakaian
seragam pramuka yang dikenakannya.
Khusus pada nomor gugusdepan, tiga digit angka pada kelompok kedua, dibedakan antara
gudep putra dan putri. Gudep putra menggunakan nomor ganjil sedangkan gudep putri
menggunakan nomor genap.
Sebagai contoh adalah pita gugusdepan dengan tulisan 13.102. Angka 13 menunjukkan nomor
urut kwartir ranting di suatu kwartir cabang. Angka 102 menunjukkan nomorurut gudep.
Karena 102 adalah angka genap, maka gugusdepan tersebut adalah gudep putri.
Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka yang dapat menunjukkan identitas seorang Pramuka. Baik identitas diri, satuan, kemampuan,
tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya, hingga tanda penghargaan yang
dimilikinya.
Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka,
satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi penggunaanya adalah
sebagai:
Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha
meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.
Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung
jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu
menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
Macam, Contoh dan Penggolongan Tanda Pengenal
Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam dan
contoh tanda sebagai berikut:
Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang
telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya adalah:
Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal pemakainya.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:
Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.
Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang dalam
lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya adalah:
Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta
Tanda Pembina Gugusdepan.
Tanda Pelatih Pembina Pramuka
Tanda Andalan dan Pembantu Andalan
Tanda Kecakapan
Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan,
kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan
usianya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan diantaranya adalah:
Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada
seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi
Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik,
yaitu :
Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta
Kegiatan dan lain-lainnya).
Bintang Tahunan
Lencana Wiratama
Lencana Teladan
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa,
yaitu :
Bintang Tahunan
Lencana Pancawarsa
Lencana Wiratama
Lencana Jasa :
Dharma Bakti
Melati
Tunas Kencana
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan
Pramuka, misalnya dari :
Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang
hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik
Indonesia yang berlaku.
Pemerintah Negara Lain
Pemerintah Republik Indonesia.
1) Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka
Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka merupakan tanda-tanda pengenal dalam Gerakan
Pramuka yang dikenakan secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka baik anggota puteri
maupun putera, pada pakaian seragamnya, untuk mengenalkan seorang Pramuka sebagai anggota
Gerakan Pramuka dan Gerakan Kepramukaan Sedunia.
Tanda Umum merupakan bagian dari Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka di samping Tanda
Satuan, Tanda Jabatan, Tanda Kecakapan, dan Tanda Penghargaan. Pengadaan dan tata cara
penggunaan Tanda Umum telah diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dan Keputusan Kwartir
Nasional Nomor 059 Tahun 1982 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Umum Gerakan Pramuka.
Tanda-tanda umum ini dikenakan di seragam pramuka oleh setiap anggota Gerakan Pramuka baik
putra maupun putri. Di samping itu, pengenalan terhadap Tanda Umum Gerakan Pramuka menjadi
salah satu syarat dalam SKU Penggalang Ramu.
Setangan Leher
Setangan leher adalah kain berbentuk segitiga sama kaki dengan salah satu sudut bersudut 90
derajat dengan warna merah dan putih yang dilipat sedemikian rupa. Setangan leher dikenakan
melingkar di leher dengan kedua ujungnya menggantung di depan dada. Selengkapnya tentang
setangan leher, baca: Setangan Leher Pramuka.
Setangan Leher Pramuka
Tanda Pelantikan
Tanda pelantikan merupakan tanda yang diberikan kepada orang yang telah dilantik menjadi
anggota Gerakan Pramuka. Tanda ini dikenakan di saku atau dada sebelah kanan baju pramuka
(putra) atau pada kerah baju sebelah kanan seragam pramuka putri.
Tanda Harian
Tanda Harian adalah tanda yang dikenakan pada pakaian selain seragam harian yang menyatakan
sebagai anggota Gerakan Pramuka atau anggota Kepramukaan Sedunia.
Sebagai bagian dari tanda pengenal Gerakan Pramuka, sudah selayaknya, setiap anggota pramuka
mengenali dengan benar masing-masing tanda umum Gerakan Pramuka ini. Semoga artikel sederhana
mengenai tanda umum ini dapat mewujudkan itu.
Mayang terurai bertangkai tiga menggambarkan bunga yang sedang berkembang, indah dan
menarik; mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik sebagai
calon penerus bangsa yang sedang berkembang mengladi dirinya dengan jiwa Pramuka
berdasarkan Trisatya.
Mayang terurai mekar ke samping; mengibaratkan semakin terbukanya pan-dangan Penggalang
dalam menerima pengaruh yang baik dari lingkungan di sekitarnya.
Warna merah; melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang.
Untuk memahami macam-macam tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, ada baiknya membaca
artikel Macam-Macam Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka terlebih dahulu.
Berbagai atribut atau tanda pengenal yang dipasang di pakaian seorang pramuka penggalang (baik
putra maupun putri) antara lain adalah: tanda tutup kepala, tanda WOSM (pandu dunia), tanda
pelantikan, dan papan nama. Juga tanda lokasi, gudep, dan badge wilayah. Tanda regu, Tanda
Kecakapan Umum Penggalang (manggar), Tanda Kecakapan Khusus (TKK), dan tanda pratama,
pemimpin regu, atau wakil pemimpin regu.
Kesemua atribut atau tanda pengenal pada pramuka penggalang putra di pasang seperti pada gambar
berikut ini.
Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel
ini.
Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel
ini.
Bentuk dan tata cara pemasangan atribut (tanda pengenal) untuk pramuka penggalang adalah sebagai
berikut:
1. Tanda Tutup Kepala; Berbentuk lingkaran (putri) dan segi delapan (putra) dengan warna dasar
merah. Pada putri dipasang di topi pramuka bagian depan sedangkan untuk untuk putra di
samping kiri kabaret pramuka.
2. Tanda Pandu Dunia (WOSM); Berwarna dasar ungu. Untuk putri berbentuk lingkaran, dipasang
dikerah baju sebelah kanan. Sedang untuk putra berbentuk persegi, dipasang di dada (di atas
papan nama) sebelah kanan.
3. Tanda Pelantikan; Berwarna dasar coklat tua. Untuk putri berbentuk lingkaran, di pasang di kerah
baju sebelah kiri. Sedang untuk putra, dipasang di dada sebelah kiri, di bawah lipatan baju.
4. Papan Nama; Berwarna dasar coklat muda. Baik putra maupun putri dipasang di dada sebelah
kanan di atas lipatan baju dan di bawah tanda pandu dunia (WOSM).
5. Tanda Lokasi Kwarcab; Memuat nama kwartir cabang (Kabupaten/Kota) anggota pramuka
tinggal. Baik putra maupun putri dipasang di lengan baju sebelah kanan, paling atas.
6. Tanda Gugusdepan; Memuat nomor gugusdepan di mana anggota pramuka bergabung. Baik pada
putra maupun putri, dipasang di lengan baju sebelah kanan, tepat di bawah Tanda Lokasi
Kwarcab. Untuk anggota putri, nomor gudepnya genap dan untuk putri nomornya ganjil.
7. Lencana / Badge Daerah; Memuat lambang kwartir daerah di mana anggota pramuka tinggal.
Dipasang di lengan baju pramuka sebelah kanan, di bawah Tanda Gudep.
8. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Penggalang; Terdiri atas tiga bentuk sesuai tingkatan TKK,
yakni lingkaran (purwa), persegi (madya), dan segilima (utama). Baik pada putra maupun putri,
dipasang lengan baju sebelah kanan, di kanan, kiri, dan bawah Lencana / Badge Daerah.
Pemasangan TKK di lengan baju maksimal 5 buah TKK. Jika memiliki TKK lainnya (lebih dari
lima) selebihnya dipasang di tetampan TKK.
9. Tanda Jabatan; Terdiri atas tanda Pratama, Pemimpin Regu, atau Wakil Pemimpin Regu dengan
bentuk balok berwarna merah bersusun tiga, dua, dan satu. Pemasangannya di dada sebelah
kanan, di bawah lipatan baju.
10. Tanda Regu; Berbentuk persegi dengan gambar sesuai nama regunya. Baik pada penggalang putri
maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri paling atas.
11. Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang; Terdiri atas tiga tingkatan yaitu Ramu, Rakit, dan
Terap. Pemasangan atribut TKU di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda regu.
Selain tanda-tanda (atribut) sebagaimana tersebut di atas, seorang pramuka penggalang dapat juga
memasang tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan), lencana dan tanda pramuka garuda, dan tanda perhargaan
lainnya pada seragam pramuka. Lencana pramuka garuda (berbentuk mendali dengan pitanya)
dikalungkan di leher bersama dengan setangan leher pramuka. Tanda pramuka garuda, dan tanda
penghargaan (semisal bintang tahunan) dikenakan di dada baju sebelah kiri, di atas lipatan baju.
Sedangkan tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dipasang sesuai dengan ketentuan tiska tersebut.
4) Arti Kiasan Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka
Arti kiasan Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka. Sebelum kita mempelajari arti kiasan yang
terkandung dalam Tanda Pelantikan Pramuka kita pelajari dulu apa dan bagaimana tanda pelantikan
tersebut, kapan diberikan kepada anggota pramuka, serta bagaimana cara mengenakan dan
memasangnya di pakaian seragam pramuka.
Tanda Pelantikan Pramuka adalah salah satu dari Tanda Umum Gerakan Pramuka sehingga sekaligus
menjadi bagian dari sistem Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka. Tanda Pelantikan disematkan
kepada seseorang saat pertama kali dilantik menjadi anggota pramuka dan dikenakan pada seragam
pramukanya seumur hidup. Sehingga penyematan tanda pelantikan hanya dilakukan satu kali yaitu saat
seseorang tersebut untuk pertama kalinya dilantik menjadi seorang pramuka.
Yang dimaksud sebagai pelantikan di sini adalah pelantikan seseorang menjadi anggota pramuka dan
bukan pelantikan kecakapan umum (SKU). Sehingga tanda pelantikan ini pun berbeda dengan tanda
kecakapan umum yang dikenakan di lengan baju sebelah kiri (pramuka siaga dan penggalang) atau di
lidah baju (pundak) bagi pramuka penegak dan pandega.
Tanda pelantikan terdiri atas dua macam yaitu tanda pelantikan untuk anggota pramuka putri dan tanda
pelantikan untuk anggota putra. Keduanya mempunyai gambar dan warna yang sama namun berbeda
bentuknya dan tempat pemasangannya pada pakaian seragam pramuka. Tanda pelantikan dibuat dari
kain yang untuk pramuka putri berbentuk lingkaran sedangkan untuk anggota pramuka putra memiliki
bentuk jajar genjang. Pada tanda pelantikan tersebut terdapat gambar tunas kelapa (lambang Gerakan
Pramuka), padi dan kapas, bintang, lingkaran (roda) bergigi sepuluh, tulisan Gerakan Pramuka, serta
titik sebanyak lima buah. Warna dasar tanda pelantikan adalah coklat tua.
Bentuk tanda pelantikan selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pemasangan tanda pelantikan tersebut berbeda antara anggota pramuka putra dengan anggota putri.
Pada anggota pramuka putri, tanda pelantikan dipasang di kerah baju seragam pramuka sebelah kiri.
Sedangkan pada anggota pramuka putra, tanda pelantikan dipasang pada saku baju pramuka sebelah
kiri.
Sebagaimana tanda-tanda pengenal lainnya dalam Gerakan Pramuka, tanda pelantikan memiliki arti
kiasan. Hal ini mengingat fungsi tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka yang salah satunya adalah
sebagai alat pendidikan.
Arti kiasan yang dimiliki oleh tanda pelantikan Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:
1. Warna Coklat melambangkan warna tanah sebagai sumber kehidupan;
2. Warna Kuning melambangkan kekuatan dan keagungan;
3. Gambar Padi dan Kapas melambangkan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia di mana
padi melambangkan sumber pangan dan kapas melambangkan sumber pakaian;
4. Roda (lingkaran) bergigi sepuluh melambangkan Dasadarma;
5. Tunas kelapa melambangkan lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasan yang
terkandung di dalamnya;
6. Bintang bersudut lima di atas tunas kelapa mengiaskan Ketuhanan yang Maha Esa sekaligus cita-
cita yang tinggi yang dimiliki oleh anggota Gerakan Pramuka;
7. Tulisan Gerakan Pramuka melambangkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi yang
menyelenggarakan kepramukaan atau kepanduan di Indonesia.
8. Titik lima di pangkal padi kapas melambangkan pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup
bangsa;
Itulah Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka mulai dari bentuk, bahan, gambar, cara pemasangannya
pada seragam pramuka hingga arti dan kiasan yanag terkandung dalam gambar-gambar di dalamnya.
Dengan mengenal seluk beluk tanda pelantikan tersebut semoga makin mempertebal semangat para
pramuka dalam melatih dirinya untuk mempersiapkan diri dan ikut serta dalam pembangunan bangsa
dan negara Indonesia.
Berbagai hal terkait Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong
Royong) diatur oleh SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.
Beberapa hal terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong
(Tigor) adalah sebagai berikut:
Tiska dan Tigor diperuntukkan bagi anggota peserta didik Gerakan Pramuka mulai
golongan pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak hingga pramuka pandega.
Bentuk, bahan, dan gambar Tiska dan Tigor:
Tanda penghargaan kegiatan yang dibuat dari logam dengan gambar timbul (relief) logo
kegiatan, digantungkan pada pita kain berukuran 3 cm x 2,5 cm, sesuai dengan ukuran
tanda penghargaan itu.
Tanda penghargaan kegiatan dapat pula dibuat dari kain atau bahan lainnya.
Tanda harian dibuat dari kain berbentuk segi empat berukuran 3,5 cm x 1 cm, dengan warna
dasar sesuai golongannya dan tulisan kegiatan berwarna perak.
Bentuk, bahan, ukuran, gambar, dan warna tanda penghargaan kegiatan ditentukan dan
diputuskan oleh kwartir penyelenggara kegiatan.
Syarat Penerima Tanda Penghargaan Kegiatan. Seorang pramuka (Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega) dapat menerima dan mengenakan tanda penghargaan kegiatan (Tiska atau
Tigor)dengan ketentuan:
Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) diberikan setelah yang bersangkutan ikut serta dan aktif
dalam kegiatan/perkemahan seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat,
Raimuna, Perkemahan Pramuka Luar Biasa, yang dilaksanakannya dengan penuh rasa
tanggung jawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan, ketelitian, sehingga mencapai prestasi
yang baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan tersebut.
Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor) diberikan setelah yang bersangkutan aktif
melakukan kegiatan dalam Perkemahan Wirakarya.
Yang berwenang mengusulkan, memberikan, menganugerahkan, serta mencabut tanda
penghargaan kegiatan (Tiska atau Tigor) adalah Pembina pramuka yang bersangkutan melalui
panitia penyelenggara kegiatan.
Cara pemakaian dan penempatan Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah
dikenakan di atas saku kanan baju seragam putra di atas tanda WOSM dan untuk seragam putri
menyesuaikan. Apabila yang bersangkutan mengenakan bintang tahunan maka tanda penghargaan
kegiatan dipakai di atas bintang tahunan.
Masa berlaku atau masa pemakaian Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah selama
maksimal enam bulan sejak saat diserahkannya tanda tersebut kepada yang bersangkutan.
Itulah berbagai ketentuan terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong
Royong (Tigor). Untuk lebih detail mengenai Tanda Penghargaan ini ada baiknya mempelajari SK
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.
Pertemuan pramuka terdiri atas berbagai macam kegiatan. Terdapat kegiatan yang melibatkan semua
anggota Gerakan Pramuka dari berbagai golongan dan ada pula pertemua khusus untuk golongan-
golongan tertentu. Jenis pertemua pramuka ini dapat dibedakan berdasarkan :
Jenis pertemuan atau kegiatan yang dapat diikuti oleh semua anggota pramuka dari semua golongan
baik siaga, penggalang, penegak dan pandega, maupun anggota dewasa antara lain :
JOTA (Jamboree on the Air);
JOTA adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio
Indonesia (ORARI). Para pramuka dari berbagai golongan dapat berkomunikasi, berdiskusi, dan
berbagai pengalaman dengan memanfaatkan teknologi radio amatir. Pertemuan ini merupakan
acara tahunan yang dilangsungkan di tingkat Nasional, Regional, dan Internasional.
JOTI (Jamboree on the Internet);
JOTI dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan JOTA. Jika JOTA menggunakan fasilitas radio
amatir, maka JOTI adalah pertemuan anggota pramuka dengan memanfaatkan media chating
internet. Seperti JOTA, JOTI pun merupakan acara tahunan yang dilangsungkan di tingkat
Nasional, Regional, dan Internasional.
2. Kegiatan Pramuka Siaga
Kegiatan atau pertemuan yang dikhususkan bagi anggota pramuka siaga adalah :
Pesta Siaga;
Pesta Siaga dalah pertemuan pramuka Siaga dalam bentuk perkemahan besar selama satu hari
(tanpa menginap) dengan berbagai kegiatan seperti: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan
kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di
pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, dll.
Pesta Siaga dapat dilaksanakan di tingkat kordinator desa, kwartir ranting, kwartir cabang, korwil
(beberapa kwartir cabang yang berdekatan), dan kwartir daerah.
3. Kegiatan Pramuka Penggalang
Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan untuk anggota pramuka penggalang, antara lain :
Jambore;
Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Kegiatan dalam jambore bersifat rekreatif, riang
gembira, dan penuh persaudaraan. Jambore dilaksanakan secara berjenjang berdasar penyelenggara
dan lingkup wilayah pesertanya, yaitu: Jambore Ranting (Jamran), Jambore Cabang (Jamcab),
Jambore Daerah (Jamda), Jambore Nasional (Jamnas), Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
Baca : Daftar Jambore Nasional Pramuka dan Logo
Lomba Tingkat (LT);
Lomba Tingkat (LT) dalah pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau
perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat
dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Berbeda dengan jambore yang menekankan sifat rekreatif,
lomba tingkat lebih berupa perlombaan.
Lomba Tingkat terdiri atas :
LT I (tingkat Gugusdepan)
LT II (tingkat kwartir ranting)
LT III (tingkat kwartir cabang)
LT IV (tingkat kwartir daerah)
LT V (tingkat kwartir nasional)
Perkemahan Bakti (PB);
Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada
masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.
Dian Pinru (Gladian Pemimpin Regu);
Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru) adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu
Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan
memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan di
tingkat gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
Forum Penggalang;
Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan
dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini
adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai
modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.
Perkemahan;
Berbagai macam perkemahan yang dilakukan sesuai dengan waktu, peserta, dan tujuannya masing-
masing. Tentang perkemahan ini, baca : Jenis Perkemahan Pramuka.
Penjelajahan; Penjelajahan adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam
rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
4. Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega
Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega, antara
lain :
Raimuna;
Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang,
Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
Perkemahan Wirakarya (PW);
Perkemahan Wirakarya adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk
perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam
kegiatan pembangunan masyarakat.
Gladian Pemimpin Satuan (Dianpinsat);
Dianpinsat (Penggladian Pimpinan Satuan) adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega bagi
Pemimpin Sangga Utama (Pradana), Pemimpin Sangga (Pinsa), dan Wakil Pemimpin Sangga
(Wapinsa), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan.
Dianpinsa diselenggarakan di tingkat gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
Peran Saka (Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka);
Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka (Peran Saka), adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan
besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Peran Saka diikuti oleh sedikitnya
dua Satuan Karya Pramuka.
Musppanitera;
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera) adalah pertemuan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan
akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
Ulang Janji;
Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan
Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang
Tahun Pramuka.
Pertemuan lain; Pertemuan lain seperti Sidang Paripurna (Siparcab) Dewan Kerja, Pengembaraan,
Latihan Dasar Kepemimpinan, Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), Pelantara, Kemah
Bakti Saka (Pertika) dll.
5. Kegiatan Pramuka Dewasa
Bagi anggota pramuka dewasa, terdapat beberapa kegiatan atau pertemuan, seperti :
Karang Pamitran;
Karang Pamitran adalah pertemuan bagi pembina pramuka untuk mempererat hubungan
kekeluargaan dan persaudaraan serta meningkatkan pengetahuan pengalaman dan
kepemimpinannya. Karang pamitran menjadi wadah silaturahmi bagi pembina pramuka untuk
saling bertukar pengalaman, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam membina pramuka.
Kursus Pembina Pramuka;
Kursus Pembina Pramuka terdiri atas dua tingkatan, yaitu : Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar
(KMD) dan Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML).
Kursus Pelatih Pembina Pramuka; Kursus Pelatih Pembina Pramuka terdiri atas dua tingkat, yaitu :
Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD) dan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan
(KPL)
Ulang Janji;
Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang
(Muscab), Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas).
Adik-adik dan Kakak-kakak pramuka, itulah berbagai macam jenis pertemuan
pramuka sesuai dengan golongan masing-masing.
Tanda Pramuka Garuda merupakan tanda kecakapan tertinggi yang diberikan kepada seorang peserta
didik pramuka yang memenuhi syarat Pramuka Garuda. Dasar hukum dan panduan penyelenggaraan
pramuka garuda diatur berdasarkan SK Kwartir Nasional Nomor 101 tahun 1984 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pramuka Garuda.
Pramuka Garuda dibedakan dalam empat golongan sesuai dengan jenjang pendidikan dalam gerakan
Pramuka. Keempat golongan tersebut adalah:
Pramuka Garuda untuk Pramuka Siaga
Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang
Pramuka Garuda untuk Pramuka Penegak
Pramuka Garuda untuk Pramuka Pandega
Tanda Pramuka Garuda
Tanda Pramuka Garuda berbentuk segi lima beraturan dengan masing-masing sisi selebar 2,5 cm dan
berbingkai kuning emas. Di tengah segi lima terdapat gambar burung garuda kedua sayapnya yang
terbuka, lambang Gerakan Pramuka di dada burung garuda, dan sehelai pita bertuliskan "Setia - Siap -
Sedia" yang dicengkeram oleh kedua cakar burung garuda.
Warna dasar pada segi lima dibedakan sesuai dengan masing-masing jenjang pendidikan (golongan
peserta didik) yaitu hijau untuk pramuka siaga, merah (pramuka penggalang), kuning (pramuka
penegak), dan coklat tua (pramuka pandega).
Tanda Pramuka Garuda untuk Siaga, Penggalang, Penegak, dan
Pandega
Penggunaan dan pemakaian Tanda Pramuka Garuda dibedakan atas dua macam. Pertama adalah tanda
yang dikenakan saat upacara resmi yaitu terbuat dari logam berwarna emas yang digantungkan dengan
selembar pita merah putih, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Asli. Kedua adalah tanda
yang dikenakan pada kegiatan sehari-hari yang terbuat dari kain dan diletakkan di dada sebelah kanan
pada seragam pramuka, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Duplikat.
Arti dan kiasan gambar pada Tanda Pramuka Garuda akan dijelaskan dalam artikel tersendiri.
Syarat Pramuka Garuda
Seorang peserta didik yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umumtingkat terakhir dalam
golongannya (Siaga Tata, Penggalang Terap, Penegak Laksana, atau Pandega) berhak untuk
mengajukan diri menjadi pramuka garuda.
Adapun Syarat Pramuka Garuda tersebut untuk masing-masing golongan silakan baca artikel berikut:
Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Siaga; untuk membaca klik di sini
Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penggalang; untuk membaca klik di sini
Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penegak; untuk membaca klik di sini
Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Pandega; untuk membaca klik di sini
Pengujian Syarat Pramuka Garuda dilakukan oleh sebuah tim penguji yang dibentuk oleh Kwartir
berdasarkan pengajuan pembina gudep pramuka yang bersangkutan. Tim penguji ini terdiri atas pelatih
pembina, pembina gugusdepan, andalan kwartir, orang tua, dan tokoh masyarakat. Tim penguji
melakukan penilaian terhadap calon pramuka garuda secara perorangan yang dilakukan dengan cara
wawancara langsung, pengamatan langsung, serta membaca dan mendengarkan dari pihak ketiga.
Setelah mempelajari segala hal terkait pramuka garuda, bagi adik-adik peserta didik Gerakan Pramuka
yang masih belum mencapai Pramuka Garuda, teruslah bersemangat dan segeralah raih pramuka
garuda!.
Untuk SK Kwartir Nasional Nomor 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Pramuka Garuda sila baca dan download di halaman SK dan PP Gerakan Pramuka.
Sebelum tahun 2013, hanya dikenal delapan Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional. Kedelapan Saka
tersebut adalah Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana,
Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, dan Saka Wira Kartika. Namun Munas Gerakan Pramuka Tahun
2013, kemudian memutuskan tiga buah Saka baru yang diakui sebagai Saka Tingkat Nasional. Tiga
saka baru tersebut adalah Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widya Budaya Bakti.
Sebagaimana Keputusan Kwartir Nasional Nomor 170.A Tahun 2008 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka, Saka adalah wadah pendidikan dan pembinaan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan menambah pengalaman para pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan.
Berikut ini daftar 11 Saka tingkat Nasional dilengkapi dengan penjelasan singkat dan lambang masing-
masing.
1. Saka Bahari
Saka Bahari adalah Saka yang memberikan keterampilan praktis di bidang kebaharian atau kelautan.
Pembinaan Saka bahari dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AL, Profesional di bidang Olahraga
Air, dan Kementerian Kelautan. Saka Bahari memiliki 4 krida, yaitu :
Krida Sumberdaya Bahari
Krida Jasa Bahari
Krida Wisata Bahari
Krida Reksa Bahari
Lebih lanjut mengenai Saka Bahari, baca :
Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari
Lambang Saka Bahari dan Arti Kiasannya
Saka Bakti Husada adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan
praktis di bidang kesehatan. Pembinaannya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Saka Bakti
Husada memiliki 5 (lima) krida, yaitu :
Krida Bina Lingkungan Sehat
Krida Bina Keluarga Sehat
Krida Penanggulangan Penyakit
Krida Bina Gizi
Krida Bina Obat
3. Saka Bhayangkara
Saka Bhayangkara adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
ketertiban masyarakat (kamtibmas). Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kepolisian
Republik Indonesia. Saka Bhayangkara memiliki 4 krida, yaitu:
Krida Ketertiban Masyarakat
Krida Lalu Lintas
Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)
Lebih lanjut mengenai Saka Bhayangkara, baca :
Satuan Karya Pramuka Bhayangkara
Bentuk dan Arti Lambang Saka Bhayangkara
4. Saka Dirgantara
Saka Dirgantara adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan keterampilan
praktis di bidang kedirgantaraan. Saka Dirgantara diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AU,
pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah
Pangkalan Udara tertentu. Saka Dirgantara terdiri atas 3 (tiga) krida, yaitu :
Krida Olahraga Dirgantara
Krida Pengetahuan Dirgantara
Krida Jasa Kedirgantaraan
Lebih lanjut mengenai Saka Dirgantara, baca :
Satuan Karya Pramuka (Saka) Dirgantara
Lambang Saka Dirgantara dan Arti Kiasannya
5. Saka Kencana
Lambang Saka Kencana
Saka Kencana adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang Keluarga
Berencana (KB), Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaannya dilaksanakan
bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saka Kencana meliputi 4 krida,
yaitu:
Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM)
7. Saka Wanabakti
Saka Wanabakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan serta menanamkan rasa tanggung jawab di
bidang pelestarian sumberdaya alam, kehutanan dan lingkungan hidup. Saka Wanabakti
diselenggarakan bekerja sama dengan bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan, Perhutani dan
LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait. Saka Wanabhakti terdiri atas 4 (empat) krida,
yaitu:
Saka Wira Kartika adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kewilayahan dan bela negara. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan TNI Angkatan
Darat. Saka Wira Kartika terdiri atas 5 krida, yaitu:
Krida Survival
Krida Pioner
Krida Mountainering
Krida Navigasi Darat
Krida Bintal Juang.
9. Saka Kalpataru
Saka Pariwisata adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kepariwisataan. Saka Pariwisata memiliki 3 krida yaitu :
Saka Widya Budaya Bakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang pendidikan
dan kebudayaan. Saka Widya Budaya Bakti meliputi 7 krida, yaitu:
Krida Pendidikan Masyarakat
Krida Anak Usia Dini
Krida Pendidikan Kecakapan Hidup
Krida Bina Sejarah
Krida Bina Seni dan Film
Krida Bina Nilai Budaya
Krida Bina Cagar Budaya dan Museum
Tongkat pramuka pun layaknya senjata bagi setiap pramuka. Sebagaimana lirik salah satu yel pramuka
berjudul "Yel Pramuka Bukan Tentara" di mana salah satu liriknya berbunyi : Bukan polisi dan bukan
tentara // Tali dan tongkat itulah senjatanya // Coklat tua coklat muda seragamnya // Merah dan putih
tergantung di lehernya.
Tongkat pramuka dibuat dari bahan bambu atau kayu yang dibuat silinder. Ukuran panjang tongkat
pramuka adalah 160 cm (1,6 meter) dengan diameter sekitar 5 cm. Tongkat diberikan warna bebas
sesuai dengan aspirasi, keinginan, dan kreatifitas masing-masing. Jika semua anggota satu regu
membawa tongkat, warna tongkat diusahakan seragam untuk menunjukkan kekompakan regu.
Sering kali dijumpai tongkat pramuka yang diwarnai menjadi tiga bagian, yaitu merah di kedua
ujungnya dan putih di bagian tengahnya. Bagian ujung yang berwarna merah berukuran masing-
masing 30 cm, sedangkan bagian tengah yang berwarna putih berukuran 100 cm. Aturan pewarnaan
tongkat tersebut tidak salah namun juga tidak wajib. Karena sekali lagi, masing-masing regu bebas
untuk mewarnai tongkatnya sesuai dengan kreatifitasnya.
Pramuka Penggalang dengan tongkat pramuka
Tongkat pramuka adalah peralatan serba guna bagi pramuka, sehingga wajar jka dianggap sebagai
senjatanya pramuka. Bagi pramuka siaga, tongkat bisa hanya dibawa oleh Pimpinan Barung saja untuk
melekatkan bendera barung. Bagi Pramuka Penggalang, selain pemimpin regu (untuk melekatkan
bendera regu), tongkat pramuka biasa dibawa oleh setiap anggota regu dan digunakan dalam setiap
kegiatan, meskipun tidak wajib.
Sebagai alat serba guna, tongkat pramuka memiliki berbagai manfaat dan kegunaan. Penggunaan
tongkat pramuka tersebut antara lain untuk :
1. Tiang tenda
2. Pembuatan pionering, mulai dari pionering gapura, tiang bendera, rak sepatu, jemuran pakaian,
dan lain sebagainya.
3. Pembuatan tandu darurat (dragbar)
4. Alat pertahanan diri, termasuk terhadap hewan liar
5. Alat bantu menaksir tinggi, menaksir jarak, dan lain sebagainya.
6. Alat bantu pengepakan barang (membawa, mengangkut, dan memindahkan barang)
7. Baris Berbaris (Baca : Cara Menggunakan Tongkat Dalam Baris Berbaris)
Mengingat pentingnya kegunaan tongkat pramuka perlu diperhtaikan dalam pemilihan bahan tongkat
yang harus mempertingbangkan kekuatan dan ukuran tongkat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan
tanda-tanda pada tongkat yang menunjukkan ukuran-ukuran tertentu. Semisal panjang 1 meter, 30 cm,
dll.
Yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan tongkat. Dengan perawatan dan
penyimpanan yang benar, akan menjaga kualitas tongkat. Sehingga saat sewaktu-waktu
tongkat dibutuhkan untuk membuat sesuatu (semisal tandu darurat) dapat berfungsi dengan
baik.
p) SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)
SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)
SKK adalah singkatan dari Syarat Kecakapan Khusus, sedang TKK adalah singkatan dari Tanda
Kecakapan Khusus. Keduanya saling terkait. SKK (Syarat Kecakapan Khusus) merupakan serangkaian
syarat untuk mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Sedangkan TKK adalah tanda yang
diberikan setelah menyelesaikan SKK.
Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 9 ayat 3 disebutkan bahwa salah satu metoda
pendidikan kepramukaan adalah Sistem Tanda Kecakapan. Sistem tanda kecakapan ini terdiri atas dua
golongan yaitu tanda kecakapan umum dan tanda kecakapan khusus. Syarat tanda kecakapan umum
(SKU) meliputi berbagai bidang dan semua Pramuka pada waktunya harus mencapainya. Sedangkan
SKK (syarat tanda kecakapan khusus) meliputi hanya satu bidang saja. Pengertian lebih mendalam
akan diulas di bawah.
TKK atau Tanda Kecakapan Khusus adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, kepandaian,
keterampilan, kemampuan sikap dan usaha seorang pramuka di bidang tertentu, sesuai dengan usia,
jenis kelamin dan kemampuan jasmani dan rohani. Untuk memperoleh TKK seorang pramuka harus
mampu menyelesaikan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) terlebih dahulu.
SKK berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka
Pandega. TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki
TKK yang berbeda dari peserta didik lain. Dengan kata lain, seorang pramuka bebas memilih SKK apa
saja yang diinginkannya sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan minat yang dimiliki.
Ketentuan tentang kecakapan khusus diatur oleh Gerakan Pramuka dengan Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Kecakapan Khusus. Petunjuk Penyelenggaraan ini dapat diunduh di halaman Download SK dan PP
Pramuka.
Kecakapan khusus hanya berlaku pada Anggota Muda Gerakan Pramuka atau yang biasa disebut juga
sebagai peserta didik. Peserta didik ini meliputi pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka
penegak, dan pramuka pandega. Kecakapan khusus tidak berlaku bagi anggota dewasa Gerakan
Pramuka seperti pembina pramuka, pembantu pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, andalan,
dan anggota majelis pembimbing.
Tingkatan dan bentuk Tanda Kecakapan Khusus untuk masing-masing golongan peserta didik
pramuka adalah berbeda. Perbedaan tingkatan dan bentuknya adalah sebagai berikut:
Berbagai macam SKK dan TKK yang ada dikelompokkan dalam 5 golongan (bidang). Masing-masing
bidang dibedakan dengan warna dasar (backgroud) yang terdapat di Tanda Kecakapan Khusus. Lima
bidang SKK tersebut adalah:
Bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar kuning. Contoh SKK-TKK bidang agama, mental,
moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak adalah:
SKK Sholat
SKK Penabung
SKK Khotib
SKK Muadzin
SKK Qori
Bidang patriotisme dan seni budaya
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar merah. Contoh SKK-TKK bidang patriotisme dan
seni budaya adalah:
SKK Pengatur Ruangan (khusus pramuka siaga)
SKK Pengatur Rumah
SKK Pengatur Meja Makan
SKK Pemimpin Menyanyi
SKK Menyanyi
SKK Pelukis
SKK Juru Gambar
SKK Pengarang
Bidang Kesehatan dan ketangkasan
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar putih. Contoh SKK-TKK bidang kesehatan dan
ketangkasan adalah:
SKK Gerak Jalan
SKK Pengamat
SKK Perenang
SKK Penyelidik
SKK Juru Layar
SKK Juru Selam
SKK Pendayung
SKK Ski Air
Bidang Ketrampilan dan tekhnik pembangunan
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar hijau. Contoh SKK-TKK bidang ketrampilan dan
tekhnik pembangunan adalah:
SKK Juru Kebun
SKK Juru Potret
SKK Berkemah
SKK Peternak Ayam
SKK Pengumpul Perangko
SKK Juru Semboyan
SKK Menjahit
SKK Pengendara Sepeda
SKK Juru Masak
SKK Pencinta Dirgantara
SKK Pengenal Pesawat Terbang
SKK Juru Peta
SKK Navigasi Laut
SKK Komunikasi
SKK Penenun
SKK Perahu Motor
Bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan
lingkungan hidup
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar biru. Contoh SKK-TKK sosial, perikemanusiaan,
gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup antara lain:
SKK Pemadam Kebakaran
SKK Pengaman Lalu-Lintas
SKK Pengamanan Kampung/Desa
SKK Penunjuk Jalan
SKK Juru Bahasa
SKK Penerima Tamu
SKK Korespondensi
SKK PPPK
SKK Pembantu Ibu (khusus pramuka siaga)
SKK Perawatan Anak
Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dikenakan di lengan baju sebelah kanan, di sebelah bawah Tanda
Kwartir sebanyak maksimal lima buah TKK. Jika mempunyai TKK yang diperoleh telah lebih dari
lima buah, TKK selebihnya dipasang dalam Tetampan. Tetampan dipakai sebagai selempang di baju
(dari pundak kanan ke pinggang kiri). Selebihnya tentang tetampan baca : Tetampan TKK, Ketentuan
dan Tata Cara Pemakaian
Adik-adik dan Kakak-kakak pembaca pramukaria, itulah berbagai hal mengenai SKK dan TKK. Mulai
dari pengertian SKK dan TKK, penggolongan SKK dan TKK, tingkatan TKK, serta cara pemasangan
TKK dan ketentuan lainnya.
Penambahan jumlah jenis Tanda Kecakapan Khusus Wajib yang semula hanya 10 jenis menjadi 13
jenis ini dituangkan dalam Surat Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A tanggal 8 Juli 2013
tentang TKK Wajib.
Berikut ini daftar ke-13 SKK Wajib berdasarkan Surat Keputusan Kwarnas Nomor : 47 Tahun 1985
dan Surat Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A tanggal 8 Juli 2013.
SKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Selengkapnya baca : TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
SKK Pengatur Rumah
Selengkapnya baca : TKK Pengatur Rumah
SKK Pengamat
Selengkapnya baca : TKK Pengamat
SKK Pengaman Kampung/Desa
Selengkapnya baca : TKK Pengaman Kampung/Desa
SKK Juru Kebun
Selengkapnya baca : TKK Juru Kebun
SKK Juru Masak
Selengkapnya baca : TKK Juru Masak
SKK Gerak Jalan
Selengkapnya baca : TKK Gerak Jalan
SKK Menjahit
Selengkapnya baca : TKK Menjahit
SKK Berkemah
Selengkapnya baca : TKK Berkemah
SKK Penabung
Selengkapnya baca : TKK Penabung
SKK Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
Selengkapnya baca : TKK Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
SKK Imunisasi
Selengkapnya baca : TKK Imunisasi
SKK Reproduksi Sehat Remaja
Selengkapnya baca : TKK Reproduksi Sehat Remaja
Pencapaian Tanda Kecakapan Khusus Wajib ini biasanya terkait dengan salah satu syarat dalam
SKU Pramuka Garuda. Dalam salah satu syaratnya, seorang calon Pramuka Garuda harus memiliki
sedikitnya 10 macam TKK yang 5 diantaranya merupakan SKK Wajib.
Sebelum lebih lanjut kita pahami dulu pengertian dari tetampan TKK. Tetampan TKK adalah
selendang dari kain berwarna coklat tua yang digunakan untuk menempatkan Tanda Kecakapan
Khusus (TKK) jika seorang pramuka telah memiliki lebih dari lima TKK. Tetampan digunakan
dengan cara diselempangkan diselempangkan di badan pramuka. Ketentuan dan tata cara pemakaian
tetampan akan kita uraikan secara mendetail.
Ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan TKK telah diatur dalam SK Kwarnas Gerakan Pramuka
Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan Khusus. Pengaturan
tersebut termuat di Bab V tentang Ketentuan dan Tempat Pemakaian TKK, pasal 16 ayat b hingga h.
Seorang pramuka dapat menggunakan tetampan jika telah memiliki lebih dari 5 Tanda Kecakapan
Khusus (TKK). Lima buah TKK dipasang di lengan seragam pramuka sebelah kanan. Sedangkan TKK
selebihnya dipasang di tetampan. Sehingga jika seorang pramuka baru memperoleh lima atau kurang,
maka pramuka tersebut belum bisa menggunakan tetampan. Jika memiliki tujuh TKK, seumpama,
maka yang lima dipasang di lengan baju sedangkan sisanya, dua TKK, dipasang di tetampan.
Tata cara memasang atau menempatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) di tetampan TKK:
TKK yang dipasang di tetampan adalah selain 5 TKK yang telah dipasang di lengan kanan baju
seragam pramuka.
TKK yang dipasang adalah TKK dengan tingkatan tertinggi yang diperoleh. Jika telah
mendapatkan sebuah TKK tingkat madya, maka yang dipasang adalah TKK tingkat madya
tersebut dan TKK tingkat purwa-nya ditanggalkan.
TKK ditempatkan di bagian tetampan yang berada di depan dada. Pemasangannya disusun urut
mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang terdekat dengan bahu sebelah kanan.
Jika TKK yang diperoleh banyak sehingga tidak muat dipasang di bagian sebagaimana nomor dua
di atas (di depan dada), TKK selebihnya dipasang di bagian tetampan yang berada pada bagian
punggung. Pemasangannya disusun urut mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang
terdekat dengan bahu.
Jika TKK yang diperoleh lebih banyak sehingga tidak muat dipasang baik di tetampan bagian
depan tubuh maupun belakang punggung, maka dipergunakan tetampan kedua.
Tata cara pemasangan TKK pada tetampan kedua sama seperti pada tetampan pertama.
Pramuka yang memiliki hingga dua tetampan mengenakan kedua tetampannya. Tetampan pertama
diselempangkan di badan melalui bahu kanan hingga menyilang ke pinggang sebelah kiri. Sedangkan
tetampan kedua dikenakan dengan diselempangkan di badang melalui bahu sebelah kiri hingga
pinggang sebelah kanan. Pada persilangan antara dua tetampan, tetampan pertama (yang dari bahu
kanan) berada di sebelah atas (menindih) tetampan kedua (yang dari bahu kiri).
Tetampan tidak boleh dipasangi tanda gambar, lencana, tulisan, dan tanda lainnya yang bukan TKK
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.
Tetampan hanya dikenakan oleh pramuka saat mengikuti kegiatan upacara kepramukaan. Pada saat
latihan atau kegiatan lainnya (terutama yang memerlukan keleluasaan bergerak), tetampan TKK
hendaknya ditanggalkan.
Sistem Among adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk hubungan khas antara
peserta didik dengan pendidiknya. Sistem Among dalam Pramuka, menciptakan hubungan pendidik
Ipembina pramuka) yang memberikan kebebasan kepada peserta didik (anggota Gerakan Pramuka)
untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dan menghidari paksaan, guna mengembangkan
kemandirian, percaya diri, dan kreatifitas sesuai aspirasi peserta didik. Kata "among" sendiri berasal
dari bahasa Jawa yaitu "mong", "momong" atau "ngemong", yang mempunyai arti mengasuh atau
membimbing.
Sistem Among digagas pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara dan kemudian diterapkan dalam sistem
pendidikan di Taman Siswa. Kini sistem Among tetap banyak dianut dan diterapkan dalam dunia
pendidikan. Tidak terkecuali pendidikan kepramukaan di Indonesia yang ikut menerapkan Sistem
Among.
Penerapan Sistem Among dalam pendidikan kepramukaan yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka
ditegaskan dalam Undng-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab III Pasal 10
Ayat (1), (2), dan (3). Pun termuat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pada bagian
Pendahuluan, Pasal 5, Pasal 9, dan Pasal 11. (Baca : AD ART Gerakan Pramuka Terbaru Hasil Munas
2013)
ing ngarsa sung tuladha yang memiliki maksud di depan menjadi teladan;
ing madya mangun karsa yang memiliki maksud di tengah membangun kemauan;
tut wuri handayani yang memiliki maksud di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang
baik ke arah kemandirian.
Selain itu, seorang Pembina Pramuka, dalam melaksanakan tugasnya, dituntut bersikap dan berperilaku
yang antara lain :
Kiasan Dasar, digunakan sebagai salah satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan.
Penggunaannya dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangan
peserta didik sehingga sehingga akan mendorong kreatifitas dan keikutsertaan peserta didik dalam
setiap kegiatan pendidikan kepramukaan. Juga difungsikan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air
karena dilaksanakan berdasarkan sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
Romantika Perjuangan Bangsa Indonesia
Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami banyak
kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan dan
pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja, karena belum
adanya persatuan dan kesatuan bangsa.
Penggolongan dan tingkatan Tanda Kecakapan Umum dalam Gerakan Pramuka pun dapat dilandasi
dengan kiasan dasar. Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu, tingkatan Kecakapan
Umum Pramuka dapat dinyatakan:
Tingkatan SKU Pramuka Siaga terdiri atas Mula, Bantu, dan Tata; DIMULAI dengan
pembangunan yang membutuhkan BANTUAN dan kesadaran yang tinggi dan membutuhkan
PENATAAN yang baik.
Tingkatan SKU Pramuka Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit, dan Terap; pembangunan diawali
dengan MERAMU (bahan) yang ada, kemudian kita RAKIT (susun) setelah itu baru kita
TERAPKAN (praktekan).
Tingkatan SKU Pramuka Penegak terdiri atas Bantara dan Laksana; pembangunan tersebut
kemudian membutuhkan BANTARA-bantara (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat,
baik, terampil dan bermoral yang sanggup MELAKSANAKAN pembangunan bangsa.
Tingkatan SKU Pramuka pandega; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang
MEMANDEGANI (mengelola, memanage) pembangunan tersebut.
Itulah contoh penerapan kiasan dasar pramuka yang diambilkan dari romantika sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar haruslah menantang,
menyenangkan, dan menarik bagi peserta didik namun juga harus memperhatikan usia,
tradisi, dan kondisi psikologis anggota pramuka tersebut.
3. Teknik Kepramukaan (Scouting Skill)
Materi teknik kepramukaan adalah materi-materi yang berupa keterampilan dasar yang menjadi
bagian dari sistem pendidikan kepramukaan, meliputi :
Simpul Pangkal ataukah Ikatan Pangkal
Mana yang benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal? Pun antara simpul jangkar dengan
ikatan jangkar, manakah istilah yang benar? Memang terkadang muncul persepsi yang berbeda
dikalangan para pramuka. Ada sebagian pihak yang keukuhmenganggap istilah ikatan pangkal yang
benar, dan di lain pihak ada yang ngotot mengatakannya sebagai simpul pangkal. Selain pada simpul
pangkal hal yang sama juga terjadi pada simpul / ikatan jangkar dan tambat. Manakah yang
benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal?
Jika untuk simpul lainnya, semacam simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, dan simpul tiang
tampaknya tidak terjadi perbedaan pendapat. Semua setuju mengatakannya sebagai simpul. Pun pada
beberapa jenis ikatan semacam ikatan palang, ikatan silang dan ikatan canggah, kesemuanya kompak
menyebutnya sebagai ikatan. Berbeda dengan pangkal, jangkar, dan tambat.
Perbedaan persepsi tersebut tampaknya didasari pada pengertian dan perbedaan sederhana antara tali,
simpul, dan ikatan. Untuk membedakan ketiga hal tersebut sering kali digunakan kalimat yang
sederhana yaitu: "tali adalah benda untuk menali (membuat simpul dan ikatan), simpul adalah
pertautan antara tali dengan tali, sedangkan ikatan adalah pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)". Pengertian sederhana ini memang jitu dan mudah untuk mendiskripsikan perbedaan
ketiganya (tali, simpul, dan ikatan) kepada peserta didik. Meskipun kemudian dari pengertian
sederhana itu sering kali menimbulkan kerancuan yang berakibat pada perbedaan pendapat terkait
mana yang benar antara simpul pangkal ataukah ikatan pangkal, simpul jangkar ataukah ikatan
jangkar, simpul tambat ataukah ikatan tambat.
Berdasarkan pengertian di atas sah jika kemudian yang dianggap benar adalah ikatan pangkal, ikatan
jangkar, dan ikatan tambat. Sedangkan simpul pangkal, simpul jangkar, dan simpul tambat adalah
sebutan yang salah. Tapi benarkah demikian?
Jangan Sekedar Tautan Tali dengan Benda Lain
Ikatan seharusnya jangan hanya sekedar dimaknai sebagai pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu). Karena jika pengertian itu yang digunakan jangankan pangkal, jangkar, dan tambat,
simpul mati, simpul tiang, dan simpul delapan sekali pun bisa disebut sebagai ikatan. Ketika kita
menali leher binatang dengan menggunakan simpul tiang, bukankah itu juga tertaut dengan benda lain
(leher binatang)? Ketika kita menautkan tali di sebatang pohon kemudian menguncinya dengan simpul
mati, simpul delapan, atau simpul hidup yang overhand loop, bukankah terjadi pertautan antara tali
dengan batang kayu? Padahal kita sepakat bahwa mati, hidup, dan delapan adalah simpul dan
bukannya ikatan.
Pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal kayu)" tidak pernah
diketahui bersumber dari mana. Kalaupun kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, baik kata "ikat"
maupun "ikatan" tidak memiliki arti semacam definisi di atas. Dalam KBBI tersebut menyebutkan
bahwa:
ikatan /ikat·an/ n 1 yg diikat; 2 cara mengikat; 3 berkas; gabungan: kayu ini ~ nya kecil-kecil; 4
susunan (hubungan) kata dsb; rangkaian; pertalian: arti kata hendaknya diterangkan dl ~ kalimat; 5
perserikatan; perkumpulan; 6 Kim lambang untuk menyatakan jumlah serta ikatan valensi atom dl
rumus struktur;~ dinas perjanjian antara seseorang (pelajar dsb) dan instansi yg memberinya bantuan
beasiswa; ~ homopolar Kim ikatan dng distribusi muatan elektrik yg sama antara dua atom; ~ kimia
Fis ikatan antaratom yg terjadi krn fungsi gelombang elektron suatu atom tumpang tindih dng fungsi
gelombang elektron atom yg lain atau krn suatu elektron dapat menjadi milik bersama kedua inti atom;
Seharusnya ikatan tidak sekedar dimaknai sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal
kayu)" namun sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua atau lebih benda lain". Jadi yang disatukan bukanlah tali dengan benda tetapi
beberapa benda yang diikat dengan tali. Kalau menggunakan definisi ikatan dari KBBI tersebut di atas
akan kita dapati:
Ikatan palang; dapat diartikan : (1). Palang yang diikat (2). Cara mengikat palang atau kayu yang
berpalangan (3) berkas atau gabungan kayu berpalangan. Palang sendiri mempunyai arti
"palang /pa·lang/ n batang kayu (bambu, besi, dsb) yg dipasang melintang pd jalan, pintu, dsb;"
(KBBI). Sehingga dapat dikatakan palang adalah lebih dari satu benda.
Demikian juga pada ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga.
Ikatan pangkal; tidak bisa diartikan sebagai (1) pangkal yang diikat; (2) cara mengikat pangkal
(3) berkas atau gabungan pangkal.
Demikian juga dengan ikatan jangkar dan ikatan tambat.
Pun kalau kita memaksakan menggunakan pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan
benda lain (semisal kayu)" akan kita dapatkan:
Ikatan palang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun berpalangan
Ikatan silang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun bersilangan
Ikatan kaki tiga : pertautan antara tali dengan kayu yang membentuk kaki tiga
Ikatan pangkal : pertautan antara tali dengan pangkal (Benda apakah, pangkal yang dimaksud?)
Ikatan jangkar : pertautan antara tali dengan jangkar (Bukankah yang diikat bukan jangkar?)
Ikatan tambat : pertautan antara tali dengan tambat (Benda apakah, tambat yang dimaksud?)
Sehingga ketika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)", pangkal, jangkar, dan tambat yang tergolong sebagai ikatan akan memiliki definisi
yang tidak jelas.
Namun jika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan kita dapatkan pengertian
sebagai berikut:
Ikatan palang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua benda yang berpalangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda,
tetapi tali tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara berpalangan.
Ikatan silang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua bersilangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda, tetapi tali
tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara bersilangan.
Pangkal, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.
Jangkar, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.
Sehingga ketika menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan tampak jelas mana yang
ikatan dan mana yang yang bukan ikatan. Palang, silang, canggah, maupun kaki tiga adalah ikatan
karena benda yang diikat dua atau lebih benda. Karena tidak mungkin membuat ikatan palang hanya
dengan menggunakan satu tongkat, pun saat membuat ikatan silang, kaki tiga, dan canggah yang tidak
bisa dibuat dengan satu benda atau tongkat saja.
A lashing is an arrangement of rope wire or webbing with linking device used to secure and fasten two
or more items together in a somewhat rigid manner. Lashings are most commonly applied to timber
poles, and are commonly associated with the cargo, containerisation, the Scouting movement, and with
sailors.
Dari pengertian wikipedia tersebut perlu digarisbawahi pada kalimat "two or more items together" (dua
atau lebih item secara bersama-sama). Sehingga simpul pangkal dalam bahasa Inggris tidak dinamai
sebagai clove lashing melainkan dinamai clove hitch. Dan simpul jangkar pun tidak dinamai cow
lashing tetapi cow hitch.
Dengan berbagai penjelasan di atas tampaknya akan lebih tepat menggunakan istilah "simpul pangkal"
ketimbang "ikatan pangkal". Pun pada simpul jangkar dan tambat yang lebih tepat disebut sebagai
simpul ketimbang ikatan.
Hendaknya kita tidak terpaku pada pengertian ikatan sekedar sebagai pertautan tali dengan benda lain,
padahal pengertian itu tidak memiliki dasar, landasan, dan referensi yang jelas. Akan tetapi akan lebih
baik jika ikatan diartikan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" dengan menekankan "dua atau lebih benda lain"
di mana pengertian yang kedua ini lebih sesuai baik dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun
referensi lain semisal wikipedia. Ataukah kakak-kakak mempunyai pendapat dan referensi yang lain?.
a. Simpul
Simpul Pangkal ataukah Ikatan Pangkal
Mana yang benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal? Pun antara simpul jangkar dengan
ikatan jangkar, manakah istilah yang benar? Memang terkadang muncul persepsi yang berbeda
dikalangan para pramuka. Ada sebagian pihak yang keukuhmenganggap istilah ikatan pangkal yang
benar, dan di lain pihak ada yang ngotot mengatakannya sebagai simpul pangkal. Selain pada simpul
pangkal hal yang sama juga terjadi pada simpul / ikatan jangkar dan tambat. Manakah yang
benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal?
Jika untuk simpul lainnya, semacam simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, dan simpul tiang
tampaknya tidak terjadi perbedaan pendapat. Semua setuju mengatakannya sebagai simpul. Pun pada
beberapa jenis ikatan semacam ikatan palang, ikatan silang dan ikatan canggah, kesemuanya kompak
menyebutnya sebagai ikatan. Berbeda dengan pangkal, jangkar, dan tambat.
Perbedaan persepsi tersebut tampaknya didasari pada pengertian dan perbedaan sederhana antara tali,
simpul, dan ikatan. Untuk membedakan ketiga hal tersebut sering kali digunakan kalimat yang
sederhana yaitu: "tali adalah benda untuk menali (membuat simpul dan ikatan), simpul adalah
pertautan antara tali dengan tali, sedangkan ikatan adalah pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)". Pengertian sederhana ini memang jitu dan mudah untuk mendiskripsikan perbedaan
ketiganya (tali, simpul, dan ikatan) kepada peserta didik. Meskipun kemudian dari pengertian
sederhana itu sering kali menimbulkan kerancuan yang berakibat pada perbedaan pendapat terkait
mana yang benar antara simpul pangkal ataukah ikatan pangkal, simpul jangkar ataukah ikatan
jangkar, simpul tambat ataukah ikatan tambat.
Berdasarkan pengertian di atas sah jika kemudian yang dianggap benar adalah ikatan pangkal, ikatan
jangkar, dan ikatan tambat. Sedangkan simpul pangkal, simpul jangkar, dan simpul tambat adalah
sebutan yang salah. Tapi benarkah demikian?
Pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal kayu)" tidak pernah
diketahui bersumber dari mana. Kalaupun kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, baik kata "ikat"
maupun "ikatan" tidak memiliki arti semacam definisi di atas. Dalam KBBI tersebut menyebutkan
bahwa:
ikatan /ikat·an/ n 1 yg diikat; 2 cara mengikat; 3 berkas; gabungan: kayu ini ~ nya kecil-kecil; 4
susunan (hubungan) kata dsb; rangkaian; pertalian: arti kata hendaknya diterangkan dl ~ kalimat; 5
perserikatan; perkumpulan; 6 Kim lambang untuk menyatakan jumlah serta ikatan valensi atom dl
rumus struktur;~ dinas perjanjian antara seseorang (pelajar dsb) dan instansi yg memberinya bantuan
beasiswa; ~ homopolar Kim ikatan dng distribusi muatan elektrik yg sama antara dua atom; ~ kimia
Fis ikatan antaratom yg terjadi krn fungsi gelombang elektron suatu atom tumpang tindih dng fungsi
gelombang elektron atom yg lain atau krn suatu elektron dapat menjadi milik bersama kedua inti atom;
Seharusnya ikatan tidak sekedar dimaknai sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal
kayu)" namun sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua atau lebih benda lain". Jadi yang disatukan bukanlah tali dengan benda tetapi
beberapa benda yang diikat dengan tali. Kalau menggunakan definisi ikatan dari KBBI tersebut di atas
akan kita dapati:
Ikatan palang; dapat diartikan : (1). Palang yang diikat (2). Cara mengikat palang atau kayu yang
berpalangan (3) berkas atau gabungan kayu berpalangan. Palang sendiri mempunyai arti
"palang /pa·lang/ n batang kayu (bambu, besi, dsb) yg dipasang melintang pd jalan, pintu, dsb;"
(KBBI). Sehingga dapat dikatakan palang adalah lebih dari satu benda.
Demikian juga pada ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga.
Ikatan pangkal; tidak bisa diartikan sebagai (1) pangkal yang diikat; (2) cara mengikat pangkal
(3) berkas atau gabungan pangkal.
Demikian juga dengan ikatan jangkar dan ikatan tambat.
Pun kalau kita memaksakan menggunakan pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan
benda lain (semisal kayu)" akan kita dapatkan:
Ikatan palang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun berpalangan
Ikatan silang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun bersilangan
Ikatan kaki tiga : pertautan antara tali dengan kayu yang membentuk kaki tiga
Ikatan pangkal : pertautan antara tali dengan pangkal (Benda apakah, pangkal yang dimaksud?)
Ikatan jangkar : pertautan antara tali dengan jangkar (Bukankah yang diikat bukan jangkar?)
Ikatan tambat : pertautan antara tali dengan tambat (Benda apakah, tambat yang dimaksud?)
Sehingga ketika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)", pangkal, jangkar, dan tambat yang tergolong sebagai ikatan akan memiliki definisi
yang tidak jelas.
Namun jika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan kita dapatkan pengertian
sebagai berikut:
Ikatan palang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua benda yang berpalangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda,
tetapi tali tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara berpalangan.
Ikatan silang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua bersilangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda, tetapi tali
tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara bersilangan.
Pangkal, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.
Jangkar, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.
Sehingga ketika menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan tampak jelas mana yang
ikatan dan mana yang yang bukan ikatan. Palang, silang, canggah, maupun kaki tiga adalah ikatan
karena benda yang diikat dua atau lebih benda. Karena tidak mungkin membuat ikatan palang hanya
dengan menggunakan satu tongkat, pun saat membuat ikatan silang, kaki tiga, dan canggah yang tidak
bisa dibuat dengan satu benda atau tongkat saja.
A lashing is an arrangement of rope wire or webbing with linking device used to secure and fasten two
or more items together in a somewhat rigid manner. Lashings are most commonly applied to timber
poles, and are commonly associated with the cargo, containerisation, the Scouting movement, and with
sailors.
Dari pengertian wikipedia tersebut perlu digarisbawahi pada kalimat "two or more items together" (dua
atau lebih item secara bersama-sama). Sehingga simpul pangkal dalam bahasa Inggris tidak dinamai
sebagai clove lashing melainkan dinamai clove hitch. Dan simpul jangkar pun tidak dinamai cow
lashing tetapi cow hitch.
Dengan berbagai penjelasan di atas tampaknya akan lebih tepat menggunakan istilah "simpul pangkal"
ketimbang "ikatan pangkal". Pun pada simpul jangkar dan tambat yang lebih tepat disebut sebagai
simpul ketimbang ikatan.
Hendaknya kita tidak terpaku pada pengertian ikatan sekedar sebagai pertautan tali dengan benda lain,
padahal pengertian itu tidak memiliki dasar, landasan, dan referensi yang jelas. Akan tetapi akan lebih
baik jika ikatan diartikan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" dengan menekankan "dua atau lebih benda lain"
di mana pengertian yang kedua ini lebih sesuai baik dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun
referensi lain semisal wikipedia. Ataukah kakak-kakak mempunyai pendapat dan referensi yang lain?.
Simpul anyam berganda atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai double sheet bend, tidak hanya
mempunyai kemiripan bentuk dengan simpul anyam. Namun fungsi atau kegunaan simpul ini pun
nyaris sama. Keduanya berguna untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak
sama besar. Bedanya, simpul anyam berganda digunakan jika perbedaan ukuran antara dua utas tali
yang disambung tersebut sangat besar.
Sehingga bisa dikatakan bahwa jika ingin menyambung dua utas tali kering yang ukurannya sama,
gunakan simpul mati. Jika kedua utas tali berbeda ukuran (yang satu besar dan satunya lagi kecil),
gunakan simpul anyam. Dan jika perbedaan ukuran tersebut sangat mencolok (yang satu sangat besar
dan satunya sangat kecil), gunakanlah simpul anyam berganda.
Simpul dan tali temali sendiri merupakan salah satu teknik kepramukaan yang harus dikuasai sejak dini
oleh para pramuka. Sejak usia pramuka siaga pun sudah dikenalkan dengan simpul dan tali
temali.Selain berguna dalam berbagai kegiatan di lapangan semacam mendirikan tenda, membuat
pionering, membuat dragbar, hingga saat survival di alam bebas, mempelajari tali temali pun mampu
merangsang ketelitian, kecermatan, ketekunan, daya daya kreatifitas pramuka. Termasuk ketika
membuat simpul anyam berganda atau double sheet bend.
Untuk proses pembuatan simpul anyam berganda (double sheet bend), Blog Pramukariatelah
menyiapkan sebuah video tutorial tentang cara membuat simpul anyam berganda. Sila simak video
tersebut dengan mengklik tombol putar (segitiga) di tegah video.
Untuk melengkapi penjelasan dalam video di atas, perhatikan gambar dan langkah-langkah dalam
membuat simpul anyam berganda sebagai berikut:
Nama simpul kembar merujuk kepada bentuk simpul ini yang sebenarnya merupakan gabungan dari
dua buah simpul hidup. Sedangkan penyebutan sebagai simpul nelayan (fisherman's knot) selain
lantaran kerap digunakan sebagai penyambung nilon (tali) pancingan juga sering digunakan untung
menyambung dua utas tali yang dalam kondisi basah.
Dalam kepramukaan sendiri selain simpul nelayan dikenal juga beberapa simpul lain yang digunakan
untuk menyambung tali semisal simpul mati dan simpul anyam. Bedanya, simpul kembar digunakan
jika tali yang disambung berukuran sama besar namun dalam keadaan basah atau licin. Sedangkan
simpul mati digunakan jika ukuran tali sama besar dan tali kering,
Cara Membuat Simpul Hidup
Simpul hidup merupakan simpul paling dasar. Simpul hidup atau overhand knot juga menjadi simpul
yang mendasari pembuatan simpul-simpul lainnya seperti simpul matidan simpul nelayan atau simpul
kembar.
Simpul hidup digunakan sebagai simpul pada ujung tali untuk menjaga agar jalinan tali di ujung tali
tidak terurai serta menjaga tali dari pergeseran. Di kepramukaan, simpul hidup termasuk salah satu
simpul yang harus dikuasai oleh para pramuka. Simpul ini termasuk salah satu simpul yang diujikan
dalam Syarat Kecakapan Umum baik untuk pramuka siaga (SKU Bantu Nomor 34) maupun SKU
Penggalang (SKU Penggalang Ramu Nomor 23).
Selain overhand knot juga dikenal double overhand knot dan overhand loop. Double overhand knoot
merupakan overhand knoot ganda di mana pada langkah kedua (gambar kedua) tali dimasukkan dua
kali ke dalam sosok baru dieratkan. Sedangkan untuk overhand loop membuatnya dengan terlebih dulu
membagi tali (bagian yang hendak disimpul) menjadi dua bagian baru disimpul hidup sehingga salah
satu ujungnya berupa sosok.
Namun kedua simpul ini lebih jarang digunakan di kepramukaan. Untuk overhand looplebih sering
diganti dengan simpul tiang karena overhand loop akan lebih sulit dilepas setelah menerima beban
yang kuat ketimbang simpul tiang.
Akhirnya selamat berlatih simpul hidup, simpul yang sangat mendasar ini.
1) Simpul Hidup
Cara Membuat Simpul Hidup
Simpul hidup merupakan simpul paling dasar. Simpul hidup atau overhand knot juga menjadi
simpul yang mendasari pembuatan simpul-simpul lainnya seperti simpul matidan simpul
nelayan atau simpul kembar.
Simpul hidup digunakan sebagai simpul pada ujung tali untuk menjaga agar jalinan tali di
ujung tali tidak terurai serta menjaga tali dari pergeseran. Di kepramukaan, simpul hidup
termasuk salah satu simpul yang harus dikuasai oleh para pramuka. Simpul ini termasuk salah
satu simpul yang diujikan dalam Syarat Kecakapan Umum baik untuk pramuka siaga (SKU
Bantu Nomor 34) maupun SKU Penggalang (SKU Penggalang Ramu Nomor 23).
Cara Membuat Simpul Hidup
Untuk membuat simpul hidup sangatlah mudah. Caranya buatlah sosok (lingkaran) kemudian
masukkan salah satu ujung tali ke dalam sosok tersebut kemudian eratkan (tarik kedua ujung
tali) hingga sosok tadi mengencang. Lebih jelasnya perhatikan gambar dan video berikut:
Video langkah-langkah membuat simpul hidup (overhand knot)
Selain overhand knot juga dikenal double overhand knot dan overhand loop. Double overhand
knoot merupakan overhand knoot ganda di mana pada langkah kedua (gambar kedua) tali
dimasukkan dua kali ke dalam sosok baru dieratkan. Sedangkan untuk overhand loop
membuatnya dengan terlebih dulu membagi tali (bagian yang hendak disimpul) menjadi dua
bagian baru disimpul hidup sehingga salah satu ujungnya berupa sosok.
Namun kedua simpul ini lebih jarang digunakan di kepramukaan. Untuk overhand looplebih
sering diganti dengan simpul tiang karena overhand loop akan lebih sulit dilepas setelah
menerima beban yang kuat ketimbang simpul tiang.
Akhirnya selamat berlatih simpul hidup, simpul yang sangat mendasar ini.
Kegunaan simpul mati adalah untuk menyambung dua buah tali yang sama besar dan dalam keadaan
kering. Ini berbeda dengan simpul anyam yang digunakan untuk menyambung dua buah tali yang
besarnya berbeda. Ataupun dengan simpul nelayan (simpul Inggris) yang digunakan untuk
menyambung tali yang basah atau licin. Di samping untuk menyambung tali, simpul mati juga
digunakan untuk menali perban segi tiga (mitela) saat melakukan PPPK. Dengan fungsi dan
kegunaannya, simpul mati akan sangat sering digunakan oleh seorang pramuka baik ketika mengikuti
kegiatan kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari.
Untuk memudahkan instruksi, dalam tutorial membuat simpul mati ini kita ibaratkan sedang
menyambung dua buah tali yang satu berwarna biru dan satunya lagi berwarna putih. Langkah-langkah
membuat simpul mati adalah sebagai berikut:
1. Letakkan ujung tali putih di atas ujung tali biru.
2. Lingkarkan ujung tali putih ke bawah tali biru kemudian lingkarkan lagi ke atas.
3. Balik arah ujung tali biru yang tadinya ke arah kanan menjadi ke arah kiri . Demikian juga dengan
ujung tali putih, balik ke arah kanan dan letakkan ujungnya di atas ujung tali biru.
4. Ulangi langkah pada nomor dua.
5. Tarik masing-masing ujung tali sehingga simpul menjadi kencang.
6. Dan selesai, simpul mati atau reef knot atau square knot telah jadi.
Untuk lebih memahamkan langkah-langkah membuat simpul mati tidak ada salahnya melihat video
tutorial cara membuat simpul mati di bawah.
Sekarang tentunya adik-adik pramuka sudah mahir semua membuat simpul mati. Agar tidak mudah
lupa, jangan lupa untuk terus melatih dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.
1. Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar (dalam gambar, tali berwarna
biru)
2. Masukkan ujung tali yang lebih kecil (merah) ke dalam sosok tali besar (biru) dari arah bawah
3. Belitkan ujung tali kecil (merah) di bawah tali biru
4. Sisipkan ujung tali merah ke bawah badan tali itu sendiri (gambar 3)
Animasi Simpul Anyam (Sheet Bend)
Untuk lebih mempermudah dalam mempelajari cara membuat simpul anyam, simak animasi berikut
ini:
Nah, dengan membaca tutorial disertai ilustrasi gambar dan animasi di atas sekarang pasti akan terasa
sangat mudah dalam membuat simpul anyam. Banyak-banyaklah berlatih dan mencoba agar
keterampilan teknik kepramukaan bidang tali temali ini semakin dikuasai.
Simpul anyam berganda atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai double sheet bend, tidak hanya
mempunyai kemiripan bentuk dengan simpul anyam. Namun fungsi atau kegunaan simpul ini pun
nyaris sama. Keduanya berguna untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak
sama besar. Bedanya, simpul anyam berganda digunakan jika perbedaan ukuran antara dua utas tali
yang disambung tersebut sangat besar.
Sehingga bisa dikatakan bahwa jika ingin menyambung dua utas tali kering yang ukurannya sama,
gunakan simpul mati. Jika kedua utas tali berbeda ukuran (yang satu besar dan satunya lagi kecil),
gunakan simpul anyam. Dan jika perbedaan ukuran tersebut sangat mencolok (yang satu sangat besar
dan satunya sangat kecil), gunakanlah simpul anyam berganda.
Simpul dan tali temali sendiri merupakan salah satu teknik kepramukaan yang harus dikuasai sejak dini
oleh para pramuka. Sejak usia pramuka siaga pun sudah dikenalkan dengan simpul dan tali
temali.Selain berguna dalam berbagai kegiatan di lapangan semacam mendirikan tenda, membuat
pionering, membuat dragbar, hingga saat survival di alam bebas, mempelajari tali temali pun mampu
merangsang ketelitian, kecermatan, ketekunan, daya daya kreatifitas pramuka. Termasuk ketika
membuat simpul anyam berganda atau double sheet bend.
Untuk proses pembuatan simpul anyam berganda (double sheet bend), Blog Pramukariatelah
menyiapkan sebuah video tutorial tentang cara membuat simpul anyam berganda. Sila simak video
tersebut dengan mengklik tombol putar (segitiga) di tegah video.
Untuk melengkapi penjelasan dalam video di atas, perhatikan gambar dan langkah-langkah dalam
membuat simpul anyam berganda sebagai berikut:
Simpul jangkar (cow hitch) kerap digunakan untuk menautkan tali pada benda lain secara cepat,
mengikat jangkar, hingga membuat usungan darurat atau dragbarbersama dengan simpul pangkal dan
ikatan palang.
Simpul jangkar (gambar: ta.wikipedia.org)
Cara Membuat Simpul Jangkar
Untuk membuat simpul jangkar atau cow hitch sangat mudah. Ada beberapa cara dalam membuat
simpul jangkar. Cara yang paling umum dan dianjurkan adalah sebagai berikut:
Lingkarkan ujung tali pada benda yang hendak ditali dari sebelah bawah benda(gambar 1)
Lintaskan ujung tali di belakang badan tali (gambar 2)
Lingkarkan ujung tali sekali lagi pada benda yang hendak ditali dari sebelah atas benda (gambar
3)
Selipkan ujung tali sehingga sama dan sejajar dengan badan tali (gambar 4)
Tarik kedua ujung tali sehingga simpul mengencang.
Di samping cara tersebut di atas, bisa juga dengan langkah lain seperti gambar berikut:
Bagi dua tali dan lingkarkan pada benda yang hendak ditali
Tarik kedua badan tali (lihat tanda panah), sehingga seluruh tali masuk ke dalam sosok
Cara kedua ini tampak lebih mudah dan cepat namun memiliki keterbatasan terutama jika badan tali
terlalu panjang akan sehingga memakan waktu ketika menarik badan tali hingga masuk ke dalam
sosok. Karena itu cara kedua hanya direkomendasikan jika tali tidak terlalu panjang.
Animasi Simpul Jangkar
Untuk lebih memahamkan cara membuat simpul jangkar atau cow hitch sila lihat animasi simpul
jangkar berikut:
Dengan tutorial, gambar, dan animasi tentang simpul jangkar ini semoga dapat membantu para
pramuka dalam mempelajari salah satu 'simpul wajib' dalam kepramukaan ini. Sehingga baik ketika
kegiatan tali temali, pionering, maupun ujian Syarat Kecakapan Umum dapat mengikuti dengan baik.
Cara Kedua:
Buatlah dua ‘sosok’ tali seperti pada gambar “a”. Perhatikan posisi kedua ujung tali di mana
ujung pertama ada di atas tali (pada gambar, ‘sosok’ yang kiri) dan ujung kedua ada di bawah tali
(pada gambar, sosok yang kanan)
Rekatkan kedua sosok hingga bertumpukan dengan posisi sosok yang ujung talinya di bawah
berada di atas sosok yang ujung talinya di bawah (gambar “b”)
Masukkan sosok yang bertumpukan tadi melingkari tongkat atau kayu (gambar “c”)
Selesai.
Kedua cara membuat simpul pangkal di atas sama-sama mudahnya. Tinggal memilih mana yang
disukai dengan memperhatikan kondisi. Artinya simpul pangkal hendak di buat di tengah-tengah kayu
lebih tepat menggunakan cara pertama karena jika menggunakan cara kedua akan kesulitan saat
menempatkan simpul ke tongkat.
Animasi Membuat Simpul Pangkal
Untuk lebih memahamkan cara membuat simpul pangkal simak animasi berikut ini:
Nah, siapa sekarang yang masih tidak setuju jika membuat simpul
pangkal atau clove hitch itu sangat mudah? Mengasyikkan malah, karena semua materi dan kegiatan
kepramukaan memang mengasyikkan.
Mari kita mulai belajar membuat simpul tambat dengan memperhatikan gambar berikut:
Sekarang pasti sudah bisa membuat simpul tambat atau timber hitch dengan sempurna. Jangan pernah
bosan untuk berlatih sehingga keterampilan tali temali ini akan semakin dikuasai.
Simpul tiang sebenarnya sama dengan simpul anyam, perbedaannya hanya pada posisi dan manfaatnya
atau kegunaannya. Jika simpul anyam dibuat dengan dua dua ujung dari dua utas tali (antara ujung
dengan ujung tali) berbeda dengan simpul tiang yang dibuat dengan satu utas tali dimana simpul dibuat
antara ujung tali dengan badan tali. Namun jika diperhatikan bentuk tautan talinya sama.
Manfaat dari simpul tiang adalah untuk membuat sebuah sosok (mata tali) yang kedudukannya tetap
(tidak bergeser) atau untuk mengikat sesuatu yang membutuhkan keleluasaan bergerak semisal leher
binatang. Dengan simpul tiang, sosok yang terbuat akan tetap dan tidak bergeser (menciut atau
melonggar) sehingga leher binatang tidak terjerat.
Nama simpul kembar merujuk kepada bentuk simpul ini yang sebenarnya merupakan gabungan dari
dua buah simpul hidup. Sedangkan penyebutan sebagai simpul nelayan (fisherman's knot) selain
lantaran kerap digunakan sebagai penyambung nilon (tali) pancingan juga sering digunakan untung
menyambung dua utas tali yang dalam kondisi basah.
Dalam kepramukaan sendiri selain simpul nelayan dikenal juga beberapa simpul lain yang digunakan
untuk menyambung tali semisal simpul mati dan simpul anyam. Bedanya, simpul kembar digunakan
jika tali yang disambung berukuran sama besar namun dalam keadaan basah atau licin. Sedangkan
simpul mati digunakan jika ukuran tali sama besar dan tali kering,
Keempat jenis ikatan tersebut adalah ikatan palang, ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga.
Dalam kesempatan kali ini kita akan mencoba mempraktekkan membuat masing-masing dari jenis
ikatan tersebut. Ikatan dalam tali temali sendiri mempunyai arti sebagai rangkaian tali dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk menautkan (mengikat) dua atau lebih benda lain.
Ikatan palang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai square lashing merupakan sebuah ikatan yang
berfungsi untuk menautkan dua tongkat pramuka atau kayu yang posisinya saling tegak lurus.
Penggunaannya seperti untuk membuat kerangka dragbar (tandu), dll. Untuk membuat ikatan palang,
berikut adalah langkah-langkahnya:
Buatlah simpul pangkal di salah satu tongkat. Belitkan sisa utas tali yang pendek ke utas tali yang
panjang.
Belitkan tali sedemikian rupa (lihat gambar poin “b” dan “c”) pada kedua tongkat. Bagian atas,
jejerkan lilitan tali kedua di sebelah dalam lilitan kedua, demikian selanjutnya).
Setelah sekitar empat lilit (atau sesuai kebutuhan), ganti arah putaran tali dan lilitkan di antara dua
tongkat (lihat gambar “c” dan “d”)
Akhiri ikatan dengan simpul pangkal di tongkat yang berbeda dengan yang disimpul pangkal pada
pertama ikatan (lihat gambar “e” dan “f”)
Ikatan Silang (Cross Lashing)
Ikatan silang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai cross lashing. Kegunaan dari ikatan ini adalah
untuk menautkan dua buah tongkat atau kayu yang posisinya bersilangan. Umumnya sudut yang
terbentuk dari dua buah tongkat tersebut tidak tegak lurus atau 90 derajat. Jika tegak lurus gunakanlah
ikatan palang. Untuk membuat ikatan silang ikutilah langkah-langkah berikut:
Ikatan Canggah
Ikatan Canggah digunakan untuk menyambung dua buah tongkat secara lurus. Penggunaan ikatan
canggah seperti untuk membuat tiang bendera dengan sambungan tongkat. Terdapat beberapa versi
ikatan canggah, namun yang lebih sering digunakan adalah sebagaimana langkah-langkah berikut:
Ikatan kaki tiga digunakan untuk menggabungkan tiga buah kayu atau tongkat dengan posisi saling
lurus atau untuk membentuk kaki tiga. Untuk membuat ikatan kaki tiga ikuti langkah-langkah berikut:
Pionering sendiri diambil dari kata pionir yang mempunyai arti “penganjur; pelopor; perintis jalan;
pembuka jalan:” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Atau diambil dari bahasa Inggris ‘pioneering’ yang
berarti ‘kepeloporan’. Dalam kepramukaan pionering merupakan keterampilan dalam pembuatan
bangunan darurat dengan menggunakan bahan-bahan seadanya. Jenis bangunan yang dibuat semisal
menara pandang atau menara jaga, tiang bendera, gapura atau pintu gerbang, jembatan, dan aneka
perabotan perkemahan semacam meja makan, rak sepatu, dan lain-lain. Bahan yang digunakan untuk
membuatnya biasanya terbatas pada kayu dan tali. Karena itu dalam pembuatan pionering sangat
diperlukan penguasaan terhadap materi tali-temali termasuk aneka simpul dan ikatan.
Baca Juga :
Dalam membuat pionering menara perlu perispan yang mantang. Apalagi jika membuatnya dalam
ukuran yang sebenarnya yang sangat memperhatikan tingkat keamanan baik bagi pembuat, pemakai,
maupun orang lain di sekitarnya. Penggunaan ikatan dan simpul pun harus tepat. Bagian mana yang
harus mengunakan ikatan kaki tiga, iktan canggah, ikatan palang, ataupun ikatan silang. Pun pemilihan
simpul seperti simpul mati, simpul pangkal, cara menyambung tali, dan lain sebagainya.
Dalam kepramukaan, baik latihan maupun lomba, terkadang peserta didik diberikan tugas untuk
membuat pionering bukan dalam ukuran yang sebenarnya. Melainkan dalam ukuran yang lebih kecil
atau biasa dinamakan maket pionering. Dalam pembuatan maket pionering selain memperhatikan
ketepatan dalam penggunaan simpul dan iktanjuga harus memperhatikan aspek realitas. Artinya, maket
pionering yang dibuat tersebut bisa terwujud dan berdiri kokoh seumpama dibuat dalam ukuran yang
sebenarnya.
Terakhir, gambar-gambar pionering menara pandang di atas hanyalah sekedar contoh. Karena itu
pramuka yang ingin membuat pionering (maket ataupun ukuran sebenarnya) dituntut kreatifitasnya
untuk membuat model-model yang lebih baik.
Jembatan Tarik
Jembatan Tali
Jembatan Monyet
Jembatan Suspensi
d. Sandi
1) Sandi AND
Sandi Pramuka: Sandi AND
Sandi Pramuka ini dikenal sebagai Sandi AND. Penamaann sandi ini lantaran peran utama kata
AND yang menentukan dalam membaca sandi ini. Sebagaimana sandi angka, sandi AND
termasuk salah satu sandi yang dalam kepramukaan sudah diajarkan sejak pramuka Siaga.
Meskipun demikian sandi ini tetap sering digunakan oleh golongan pramuka lain
semisal penggalang, bahkan penegak dan pandega.
Sandi ini sederhana dan khas sekali. Sehingga meskipun tanpa diberi kata kunci sekalipun atau
langsung membaca soal sandinya, akan langsung diketahui jenis dan sudah dapat memecahkan
soal sandi AND dengan mudah.
Untuk mempelajari cara membaca dan membuat sandi AND, perhatikan gambar berikut:
Dari kata pertama "ANDAN" dicoret AND-nya sehingga menyisakan "AN". Pada kata kedua,
kata "ANDAK" dicoret "AND"-nya sehingga menyisakan "AK". Demikian dilakukan hal yang
sama pada kata-kata berikutnya sehingga akan tersisa: "AN", "AK", "PRA", "MU", "KA",
"HA", "RUS", dan "SE". Jika huruf-huruf itu dirangkai akan membentuk sebuah kalimat,
ANAK PRAMUKA SE....
Nah, dengan dua baris sandi AND di atas sudah terbaca beberapa kalimat. Tentunya sekarang
tidak sulit bagi adik-adik pramuka untuk meneruskan sehingga kesemua kata dalam soal sandi
AND di atas terpecahkan dan membentuk sebuah kalimat yang utuh.
selamat bereksperimen dan bermain dengan sandi AND.
1) Sandi Rumput
Membaca dan Membuat Sandi Rumput
Membaca dan membuat sandi rumput itu gampang atau sulit?. Sebagian pasti menjawabnya
gampang dan mudah namun sebagian yang lain bisa jadi menganggapnya sulit. Padahal sandi rumput
termasuk salah satu sandi dasar dalam teknik kepramukaan. Sandi ini sudah diajarkan sejak usia
pramuka siaga dan tetap dipergunakan bahkan oleh para pramuka penegak.
Di samping itu, sandi rumput mempunyai bentuk yang khas dan cara pengerjaan yang baku. Dengan
melihatnya sekilas saja, setiap pramuka yang melihatnya langsung bisa menyebutkan jenis sandi ini.
Berbeda dengan sandi lain semisal Sandi Depan, Sandi Turba, Sandi Balik yang sering kali harus
benar-benar memahami kata kunci yang disertakan baru bisa dikenali jenis sandinya.
Yang sering kali menyulitkan saat membaca sandi rumput adalah prasyarat utamanya yang harus
dibaca dengan menggunakan kode morse. Memang, untuk dapat memecahkan soal sandi rumput
mutlak dibutuhkan keterampilan dan penguasaan akan kode morse. Ini seperti ketika membaca sandi
kimia yang mana juga membutuhkan kode morse.
Garis pendek dan tinggi di atas melambangkan titik dan strip dalam kode morse. Dimana garis pendek
merupakan titik dan garis tinggi melambangkan strip. Titik dan strip ini nanti kemudian dibaca dengan
menggunakan kode morse. Untuk memisahkan antar huruf dipergunakan tanda tanda pemisah berupa
garis mendatar.
Jika belum menguasai kode morse, silakan baca dan pelajari artikel "Cara Cepat dan Mudah Membaca
Morse".
Dalam contoh sandi rumput di atas, sandi baris pertama terdiri atas 8 huruf. Masing-masing huruf
dipisahkan dengan garis mendatar. Mari coba kita pelajari satu persatu:
Huruf pertama terdiri atas dua garis yaitu 'garis pendek' + 'garis tinggi' yang jika ditulis dalam kode
morse menjadi . - (titik strip). Dalam kode morse . - berarti huruf "A"
Huruf kedua terdiri atas tiga garis yaitu 'garis panjang' + 'garis pendek' + 'garis panjang' yang jika
ditulis dalam kode morse menjadi - . - (strip titik strip). Dalam kode morse -.- berarti huruf "K".
Huruf ketiga terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek' + 'garis pendek' + 'garis tinggi' yang jika
ditulis dalam kode morse menjadi ..- (titik titik strip). Dalam kode morse ..- berarti huruf "U"
Huruf keempat terdiri atas dua garis yaitu 'garis tinggi' + 'garis tinggi' atau -- (strip strip). Dalam
kode morse -- = "M".
Huruf kelima sama seperti huruf pertama yaitu dua garis yaitu 'garis pendek' + 'garis tinggi' atau ,-
(titik strip). Dalam morse .- = "A".
Huruf keenam terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek' + 'garis pendek' + 'garis pendek' atau ...
(titik titik titik) yang berarti huruf "S".
Huruf ketujuh terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek + 'garis pendek' + 'garis tinggi' atau ..- (titik
titik strip) yang berarti huruf "U".
Huruf kedelapan terdiri atas tiga huruf yaitu 'garis tinggi' + 'garis pendek' + 'garis tinggi' atau -.-
(strip titik strip) yang berarti huruf K.
Dari hasil membaca sandi rumput baris pertama tersebut kita menemukan huruf-huruf yang jika
disusun berurutan akan membentuk kata 'AKU MASUK'.
Setelah baris pertama terselesaikan, silakan dicoba untuk mengerjakan (memecahkan) baris kedua dan
ketiga contoh sandi rumput di atas. Di mana pada baris kedua contoh di atas terdiri atas tujuh huruf dan
pada baris ketiganya terdiri atas sepuluh huruf.
Kelima sandi tersebut selain bentuknya yang mirip dengan sandi rumput cara pengerjaannya
(memecahkannya) pun sama dengan sandi rumput yaitu sama-sama menggunakan kode morse.
Setelah mempelajari sandi rumput, cara membuat dan cara membacanya (termasuk beberapa sandi lain
yang mempunyai kemiripan dengan sandi rumput), sekarang tidak ada alasan lagi anggota
pramuka untuk mengatakan bahwa sandi rumput itu sulit.
2) Sandi Kotak
Membaca dan Membuat Sandi Kotak
Cara membaca dan membuat sandi kotak teramat lah mudah. Saking mudahnya sandi kotak
kerap, bersama sandi angka dan sandi AND, sudah diajarkan dan diujikan kepada
anggota pramuka siaga. Wajar karena selain mudah, sandi kotak pun kerap dimuat dalam
berbagai buku materi kepramukaan.
Namun sebagaimana halnya sandi-sandi lainnya dalam kepramukaan, sandi yang mudah
sekalipun akan menjadi sulit jika tidak mengetahui teknik dan cara membacanya. Pun demikian
dengan sandi kotak ini. Karena itu, kali ini Blog Pramukaria membahas salah satu teknik
kepramukaan ini.
Sandi kotak sendiri membpunyai banyak variasi. Diantara variasi-variasi tersebut adalah Sandi
Kotak I, Sandi Kotak II, Sandi Kotak III, dan sejenisnya. Yang akan kita pelajari kalia ini
adalah cara membaca dan membuat Sandi Kotak I, sandi kotak yang paling mendasar,
sederhana, dan mudah.
Masing-masing bidang, terisi dua huruf. Semisal kotak paling kiri atas terdiri atas huruf "A"
dan "B". Pun kotak-kotak lainnya. Huruf A dan B tersebut memiliki lambang yang sama (lihat
gambar di bawah), namun huruf kedua (B) dibedakan dengan penambahan "titik".
Sehingga dari "Kunci Sandi Kotak I" di atas jika diuraikan satu persatu, masing-masing
lambang dan hurufnya adalah sebagai berikut.
Nah, dari "Kunci Sandi Kotak I" itulah kita bisa langsung memecahkan (membaca) soal sandi
yang ada. Jika pun dalam soal tidak disertakan gambar "Kunci Sandi Kotak I", kita bisa
membuat atau menggambar sendiri "Kunci Sandi Kotak I" sebagai pedoman dalam membaca
soal sandi.
Setelah terbaca maka akan didapati bahwa sandi sebagai mana tersebut di gambar paling atas
artikel ini berbunyi sebagai berikut.
Sengaja enam lambang terakhir tidak diisi agar adik-adik anggota Gerakan Pramukayang
sedang mempelajari sandi kotak ini dapat meneruskannya untuk latihan. Bagaimana? Ternyata
sangat mudahkan untuk membuat dan membaca sandi kotak?
1) Sandi Angka
Membaca dan Membuat Sandi Angka
Sandi angka menjadi salah satu sandi yang paling umum dan dasar di kepramukaan. paling umum
lantaran sandi ini kerap diajarkan dan diujikan kepada para pramuka bahkan semenjak pramuka siaga.
Sandi angka pun menjadi sandi dasar karena tidak sedikit sandi-sandi yang cara membacanya
menggunakan sandi angka. Semisal sandi kanji, sandi kembang, sandi matematika atau aljabar, dan
sandi balon, semuanya menggunakan prinsip-prinsip cara pengerjaan sandi angka.
Karena itu penguasaan sandi angka dirasa sangat penting bagi setiap anggota pramuka baik dari
golongan peserta didik seperti pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, pramuka
pandega, hingga anggota pramuka dewasa semisal pembina pramuka.
Kita uraikan dulu kata kuncinya yaitu "A + 1 = 2; 6 - 4 = B". A + 1 = 2, berapakah A?, jawabnya A = 1
karena 1 + 1 = 2. Dan pada 6 - 4 = B, berapakah B?, jawabnya B = 2 karena 6 - 4 = 2. Dari hasil
pengolahan kata kunci tersebut kita dapatkan bahwa 1 = A dan 2 = B, berarti 3 = C, 4 = D dan
seterusnya sehingga bisa kita susun menjadi semacam tabel seperti ini:
Dengan tabel atau deret angka dan alfabet tersebut kita bisa mengerjakan soal sandi angka yang
tersajikan. Dimana 16 = P, 18 = R; 1 = A; 13 = M; 21 = U dan seterusnya sehingga terbacalah 5 huruf
pertama sebagai "PRAMU". Silakan teruskan huruf-huruf selanjutnya!
Yang perlu diingat dan diperhatikan dalam sandi angka antara lain:
Kata kunci bisa sangat variatif sesuai dengan selera dan kreatifitas pembuat sandi, seperti:
Di sungai D ada 3 itik dan di sungai F ada 5 angsa.
Ingatlah bahwa angka 2181791 adalah angka BAHAGIA kamu!
Kunci sandi angka tidak selalu 1 = A, bisa jadi:
0 = A sehingga 1 = B, 2 = C dst
2 = A sehingga 3 = B, 4 = C dst
1 = A, 3 = B, 5 = C (meloncat satu angka)
Itulah sandi angka salah satu sandi dalam teknik kepramukaan yang sangat 'terkenal' dalam
kepramukaan khususnya di Indonesia. Tidak terlalu sulit, kan?.
2) Sandi Turba atau Turun
Membaca Sandi Turba atau Turun
Membaca sandi Turba atau Turun, itulah teknik kepramukaan yang akan kita pelajari selanjutnya.
Sandi Turba atau sering disebut juga sebagai sandi turun merupakan salah satu sandi yang sering
dipelajari di latihan pramuka. Tidak mengherankan karena selain mudah untuk membacanya, sandi
turba juga mudah dalam pembuatannya.
Namun meskipun demikian, sebagaimana sandi-sandi lainnya, bagi anggota pramukayang kurang
memahami cara membacanya, bisa jadi sandi turba akan terasa membingungkan. Sehingga yang
seharusnya bisa dipecahkan hanya dalam hitungan menit, memerlukan waktu hingga bermenit-menit
untuk bisa membaca pesan yang disampaikan dalam sandi ini.
Kata kunci dan pengenal sandi ini sebagai sandi turba biasanya dilukiskan dengan kalimat yang di
dalamnya mengandung kata "turba", "turun", atau "bawah". Sebagai contoh misalnya:
1. "Bapak Bupati sedang Turba untuk meninjau korban tanah longsor"
2. "Semakin turun akan semakin nikmat, semakin turun akan semakin asoy"
3. "Adik-adik Pramuka, janganlah selalu melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah, karena di sana
akan ditemukan kedamaian"
Cara Membaca Sandi Turba
Terdapat dua versi penulisan sandi Turba atau Turun. Kedua versi itu adalah:
Sehingga pada soal sandi Tuirba atau Turun di atas setelah dipecahkan akan terbaca pesannya yang
berbunyi "Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubaktikan".
Bagaimana, masih bingung dengan cara membaca sandi Turba atau Turun?. Kalau masih bingung juga,
sila tonton video tutorial atau contoh membaca sandi turba di bawah ini.
Akhirnya, selamat! Sekarang kita telah bisa membaca sandi Turba hanya dalam hitungan detik.
Dan jika ingin mempelajari sandi-sandi lainnya, lihat contoh berbagai sandi lainnya di Daftar Sandi
Pramuka.
3) Sandi Kimia
Membaca Sandi Kimia
Sandi Kimia merupakan salah satu sandi dalam teknik kepramukaan yang cara membacanya sudah
dipelajari semenjak siaga dan penggalang. Sandi Kimia merupakan sandi yang memanfaatkan kode
morse. Sehingga ketika hendak membaca sandi Kimia, terlebih sahulu harus menguasai kode morse.
Untuk mempelajari cara membaca morse yang mudah baca: Cara Cepat Membaca Morse.
Untuk membaca sandi kimia, seperti hanya dengan sandi lainnya, yang harus dipahami terlebih dahulu
adalah Kata Kunci yang berisikan petunjuk atau perintah pengerjaan sandi. Kata Kunci dari contoh
sandi di atas adalah "Titik Hidup, Strip Mati".
"Titik Hidup, Strip Mati" mempunyai arti bahwa lambang titik dalam kode morse dilambangkan
dengan huruf-huruf hidup atau vokal yang meliputi A, I, U, E, O sedangkan sebaliknya lambang
strip dalam kode morse dilambangkan dengan huruf-huruf mati atau konsonan semisal B, C, D, F,
G, dll. Contoh: OH = .-
Angka besar yang terdapat dalam soal menunjukkan bahwa huruf di belakangnya ganda atau dobel.
Contoh: OC2O = OCOO = .-..
Angka kecil yang terdapat dalam soal sandi kimia menunjukkan huruf di depannya ganda atau
dobel. Contoh: HO2= HOO = -..
Dari soal sandi kimia di atas bisa dibaca sebagai berikut:
HO2 = HOO = -.. = D
OH = .- = A
OC2O = OCOO = .-.. = L
OK = .- = A
C2 = CC = -- = M
Dari lima huruf awal sudah terbaca kata "DALAM". Untuk huruf-huruf selanjutnya dalam sandi kimia
ini tentunnya sudah bisa dikerjakan sendiri oleh para pembaca.
4) Sandi AN
Cara Membuat dan Membaca Sandi AN
Seperti judulnya, Cara Membuat dan Membaca Sandi AN, artikel ini akan mengulas
bagaimana cara membuat dan memecahkan (membaca) sandi AN. Sandi AN sendiri merupakan
salah satu sandi dasar yang kerap digunakan dalam latihan dan kegiatan kepramukaan.
Sebagai sebuah sandi dasar, tidak mengherankan jika sandi ini telah diajarkan kepada peserta
didik usia siaga dan penggalang. Dan sebagaimana sandi-sandi dasar lainnya semacam sandi
AND, sandi Angka, dan Sandi Rumput, sandi ini memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga
meskipun ditampilkan tanpa disertai dengan kata kunci sekalipun, seorang pramuka yang
terbiasa membaca sandi, akan dengan mudah dapat menebak jenis dan memecahkan sandinya.
Meskipun demikian bukan berarti semua pramuka telah menguasai sandi ini. Karena itu, pada
kesempatan kali ini, Blog Materi Pramuka, Pramukaria, akan mencoba mengulas bagaimana
cara membaca dan memecahkan sandi AN ini sekaligus bagaimana cara membuatnya.
Untuk mengenal lebih lanjut tentang sandi AN, perhatikan gambar contoh sandi AN di bawah
ini.
Dari penampakan soal sandinya, cukup mudah bagi kita untuk mengenalinya sebagai sandi AN.
Namun tidak ada salahnya kita telusuri lebih detail mengenai kata kunci yang disertakan.
Dalam contoh sandi di atas, kata kuncinya adalah : "Aneh, A bisa berubah menjadi N" Adanya
huruf "A" dan "N" inilah yang menjadi indikasi utama jenis sandi ini.
Cara memecahkan dan membaca (termasuk cara membuat) sandi AN sangat mudah. Sandi ini
hanyalah saling mengganti antara dua deret urutan abjad. Deret pertama terdiri atas huruf A s.d.
M sedangkan deret kedua terdiri atas huruf N s.d. Z. Sehingga akan terbentuk susunan atau
deret huruf seperti berikut.
Untuk membaca dan membuat sandi AN caranya tinggal mengganti huruf yang ada di deret
atas dengan huruf yang ada di deret bawah. Pun sebaliknya huruf yang berada di deret bawah
diganti dengan huruf yang ada di deret sebelah atas.
Sehingga pada contoh sandi AN di atas yang berbunyi JR YVXR FPBHGVAT bisa diganti
masing-masing hurufnya. Huruf J=W, R=E, Y=L, V=I, X=K, R=E, dan seterusnya sehingga
dari kata-kata sandi tersebut akan terbaca menjadi WE LIKE SCOUTING.
Itulah cara membaca dan membuat sandi AN yang ternyata sangat mudah. Silakan adik-
adik pramuka siaga, penggalang, penegak maupun pandega dan kakak-kakak pembina dan
pembantu pembina untuk berkreasi dengan sandi AN ini maupun sandi-sandi lainnya.
1) Sandi Katak
Cara Membaca dan Membuat Sandi Katak
Sandi katak merupakan salah satu sandi dalam kepramukaan. Sandi katak disebut juga sebagai
sandi loncat. Penamaan jenis sandi ini mengingat cara membaca atau membuat soal sandinya
dimana mesti meloncat-loncat. Pun sering kali dalam kata kunci teknik kepramukaan (scouting
skill) ini menyertakan kata seperti katak, kodok, ataupun meloncat.
Sandi ini tergolong sandi yang memanfaatkan permainan susunan huruf layaknya sandi AND,
sandi depan, sandi belakang, maupun sandi depan belakang tidak berguna. Sehingga kerap kali
kalimat soal sandi yang dihasilkan memberikan kesan lucu, unik, dan menarik.
Bagi anggota pramuka, kerap kali menjumpai sandi ini dalam latihan kepramukaan. Karena
sandi ini tergolong sandi yang mudah baik untuk membuatnya maupun untuk membacanya.
Meskipun sering kali membutuhkan keseriusan dan ketelitian untuk memecahkannya. Sandi-
sandi dalam kepramukaan lainnya semisal sandi jam, sandi kimia, sandi koordinat, sandi
rumput, dan lainnya.
Cara Membaca dan Membuat Sandi Katak
Membuat dan membaca sandi katak atau sandi loncat tidaklah sulit. Karena sebagaimana
disampaikan di awal, inti dari sandi ini merupakan permainan susunan huruf. Dimana layaknya
sandi AND ataupun sandi depan, dalam pembuatan sandi ini ditambahkan huruf-huruf yang
tidak berguna untuk mengelabui dan membuat pesan menjadi sulit terbaca. Sehingga untuk
dapat membacanya, huruf-huruf tambahan tersebut harus dihilangkan atau dihapus.
Untuk mempelajari cara membaca dan membuat sandi katak atau sandi loncat, perhatikan dan
simak baik-baik langkah-langkahnya dalam video berikut ini.
Dalam video di atas dicontohkan cara membaca salah satu sandi katak yang menggunakan kata
kunci "seekor katak melompat-lompat sejauh 3 meter". Sedangkan bunyi soal sandi adalah
"PIARA KAMU MODUS IKATAN TRADISIA".
Itulah salah satu teknik kepramukaan (scouting skill) terkait dengan sandi katak. Kegiatan
memecahkan sandi selain akan mengasah kemampuan berfikir dan memecahkan masalah pun
memberikan hiburan dan tantangan tersendiri bagi pramuka.
1) Sandi Arab
Cara Membaca dan Membuat Sandi Arab
Menambah artikel tentang scouting skill atau teknik kepramukaan, kali ini Blog Pramukaria menulis
tentang cara membaca dan membuat Sandi Arab. Sandi Arab merupakan salah satu yang mudah, baik
dalam membuatnya maupun membacanya. Meskipun mudah dibuat dan dibaca, Sandi Arab tergolong
sandi yang cukup mengasyikkan untuk dipecahkan. Dan tentu saja, bagi anggota pramuka yang kurang
memahaminya, memecahkan teknik kepramukaan bidang sandi ini akan cukup merepotkan juga.
Sesuai dengan namanya, Sandi Arab terinspirasi dari tata penulisan huruf arab yang digunakan dalam
bahasa Arab. Bagi sebagian masyarakat Indonesia terutama yang beragama islam, aksara arab
bukanlah hal yang asing lagi. Karena huruf dan bahasa arab dipergunakan dalam berbagai ibadah bagi
umat islam.
Sandi Arab, sebagai salah satu scouting skill (teknik kepramukaan) mempunyai beberapa ciri yang
dapat dikenali. Sandi ini terutama dapat dikenali dari kata kunci yang biasanya mengandung kata-kata
yang terkait dengan 'arab', negara dan kota di daerah arab, kitab suci Al Quran, ataupun ibadah yang
terkait dengan negara arab atau huruf dan bahasa arab. Kata-kata yang terkandung dalam sandi arab
tersebut diantaranya adalah 'arab, Saudi Arabia, Mekkah, Medinah, Al Quran, haji, membaca Al
Quran, mengaji, dan lain sebagainya.
Baca juga :
Sedangkan kata kunci yang bisa digunakan dalam Sandi Arab ini, contohnya adalah :
Untuk cara membaca dan membuat Sandi Arab sebagaimana contoh di atas, simak dulu video tutorial
cara membaca dan membuat Sandi Arab berikut. Klik pada tombol play (segitiga di bagian tengah)
untuk mulai memutar video.
Cara membacanya tidak sulit. Cukup dengan menerapkan cara membaca huruf atau kata dalam bahasa
arab yang memang berkebalikan dengan huruf latin.
2) Sandi Koordinat
Cara Membaca Sandi Koordinat
Cara membaca sandi koordinat bagi yang tidak mengetahui caranya bisa menjadi sangat sulit.
Padahal sandi kordinat sangat mudah dan mengasyikkan untuk dipecahkan (dikerjakan). Namun bagi
adik-adik pramuka yang belum mengetahui cara mengerjakan sandi koordinat, jangan khawatir. Blog
Materi Pramuka, Pramukaria, akan membahas salah satu teknik kepramukaan ini segera.
Sandi Koordinat terinspirasi oleh salah satu materi dalam pelajaran matematika yaitu 'Sistem
Koordinat Kartesius'. Koordinat Kartesius sendiri merupakan sebuah sistem untuk menentukan posisi
titik atau obyek pada sebuah bidang dengan dua bilangan yang biasa disebut sebagai koordinat x dan
koordinat y.
Prinsip yang sama berlaku pada sandi koordinat ini. Dengan memanfaatkan perpotongan sumbu x dan
y serta deret alfabet, sandi ini menjadi salah satu materi teknik kepramukaan yang asik untuk
dipecahkan.
Pada sandi di atas, kata kunci sandinya adalah “Jika tidak ingin tersesat, jangan lupa melihat posisi
regu adik dengan kordinat x/y = KEMAH MESRA”. Sedangkan soal sandinya berbunyi: AR KM HR
HA KM KS KA KS KA AM KM MR MS KM KS KM AS.
Penggalan kata kunci, "x/y = KEMAH MESRA” inilah yang nantinya berguna dalam memecahkan
sandi koordinat ini. Kalimat tersebut mempunyai arti kata "KEMAH" menjadi sumbu X sedangkan
kata "MESRA" menjadi sumbu Y. Hingga kita bisa memecahkan sandi ini dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
Buatlah sebuah sistem koordinat kartesius dengan menggunakan kata "KEMAH" sebagai sumbu
X dan kata "MESRA" sebagai sumbu Y.
Isikan deret abjat dari A hingga Z pada sistem koordinat tersebut. Lihat gambar:
Jika tidak mencukupi, gunakan cell terakhir untuk dua huruf sekaligus yaitu Y dan Z
Gunakan gambar tersebut untuk memecahkan soal sandi dengan cara:
Soal pertama: AR, tarik garis dari huruf "A" (dari kata KEMAH) secara vertikal (ke bawah)
kemudian tarik garis dari huruf R (dari kata MESRA) secara horisontal (ke samping). Garis
akan bersilangan pada salah satu dari deret abjad (A-Z) yaitu huruf "S". Berarti AR = S.
Lakukan hal sama dengan soal selanjutnya yaitu "KM". Tarik garis dari huruf "K" (dari kata
KEMAH) secara vertikal (ke bawah) kemudian tarik garis dari huruf M (dari kata MESRA)
secara horisontal (ke samping). Garis akan bersilangan pada salah satu dari deret abjad (A-Z)
yaitu huruf "A". Berarti KM = A.
Lakukan hal yang sama hingga semua soal terbaca.
Setelah semua soal terpecahkan kita akan mendapatkan hasil sebagai berikut: AR = S; KM = A;
HR = T; HA = Y atau Z; KM = A. Sehingga jika disusun akan terbaca menjadi SATYA.
Lima huruf pertama sudah dapat kita baca. Untuk huruf-huruf selanjutnya silakan dicoba sendiri untuk
latihan. Dan jika penjelasan di atas kurang jelas, tonton saja Video Tutorial Membaca Sandi Koordinat
berikut:
Nah, benar-benar mudah dan mengasyikkan kan?. Memang belajar memecahkan sandi merupakan
salah satu teknik kepramukaan yang sangat mengasyikkan. Tidak terkecuali Sandi Koordinat.
3) Sandi Jam
Cara Membaca Sandi Jam
Cara membaca sandi jam ini merupakan seri panduan teknik kepramukaan bidang sandi. Sandi jam
menjadi salah satu sandi yang ‘paling terkenal’ dan banyak digunakan dalam latihan kepramukaan.
Dalam sandi jam ini huruf-huruf A, B, C, dan seterusnya diganti dengan satuan jam semisal 07.00;
07.05; 07.10 dan sebagainya. Bagi yang tidak memahami cara membaca sandi jam, sandi ini akan
tampak membingungkan. Tetapi sebaliknya bagi yang menguasai akan terasa menyenangkan saat
bermain-main dengan sandi yang satu ini.
Tidak percaya?, mari kita lihat contoh sandi jam sebagai bahan pembelajaran bersama.
Kata ‘dimulai tepat pukul 07.00’ juga menunjukkan waktu awal atau waktu pertama kali. Ini nantinya
menjadi patokan huruf awal untuk mengonversi menjadi huruf normal (A, B, C, dll). Waktu awal =
huruf pertama dalam susunan alfabet yaitu huruf “A”. Sehingga pukul 07.00 sama dengan huruf A.
Sedangkan kata ‘setiap 5 menit’ menunjukkan interval waktu. Interval waktu ini nanti menjadi patokan
pergantian huruf secara berurutan. 5 menit setelah 07.00 adalah 07.05, lima menit kemudian adalah
07.10, lima menit kemudian lagi adalah 07.15 demikian seterusnya sehingga akan kita dapatkan deret
waktu dengan interval per 5 menit yaitu: 07.00; 07.05; 07.10; 07.15; 07.20; 07.25; 07.30 dan
seterusnya.
Deret waktu yang disusun berdasarkan waktu awal dan interval waktu tersebut kemudian kita
konversikan dengan susunan alfabet secara berurutan sehingga tersusun menjadi 07.00 = A; 07.05 = B;
07.10 = C; 07.15 = D; dan seterusnya. Atau selengkapnya tampak seperti tabel berikut:
Dengan tabel itu sekarang kita tinggal mengonversi jam-jam dalam soal sandi jam menjadi huruf, kata,
dan kalimat yang utuh. 08.15 = P; 08.25 = R; 07.00 = A; 08.00 = M; 08.40 = U; 07.50 = K, dan 07.00
= A. Terbacalah kata pertama dalam sandi jam tersebut; “PRAMUKA”. Silakan coba konversi dan
baca kata kedua dan ketiga dalam sandi jam di atas kemudian susunlah ketiga katanya menjadi sebuah
kalimat yang utuh.