Anda di halaman 1dari 123

Kumpulan Materi Pramuka Penggalang Lengkap

Materi pramuka penggalang ini adalah berbagai materi seputar pramuka dan kepramukaan yang
terkait dengan pramuka penggalang. Secara garis besar, materi tentang pramuka dapat dikelompokkan
dalam beberapa kategori seperti pengetahuan umum kepramukaan, teknik kepramukaan atau scouting
skill, penunjang kecakapan umum dan khusus, dan materi-materi lainnya.
Untuk memudahkan klasifikasi, dalam artikel ini, kumpulan materi pramuka penggalang secara
lengkap akan penulis bagi dalam lima kelompok. Kelima kelompok tersebut meliputi meteri tentang
penggalang (kepenggalangan), materi pengetahuan umum kepramukaan, materi teknik kepramukaan
(scouting skill), materi penunjang SKU pramuka penggalang, dan materi tambahan lainnya.

1. MATERI KEPENGGALANGAN (SEPUTAR PENGGALANG)


Materi kepenggalangan memuat tentang berbagai hal dasar yang terkait dengan pramuka
penggalang. Materi ini meliputi :
a. Mengenal Pramuka Penggalang
Golongan pramuka berdasarkan usia peserta didik setelah pramuka siagaadalah
pramuka penggalang. Apa itu penggalang, mengapa dinamakan penggalang, kode
kehormatannya, pakaian seragam yang dikenakan dan segala sesuatu mengenai golongan
peserta didik pramuka ini akan kita bahas. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa
berdasarkan usianya, peserta didik pramuka digolongkan dalam empat kelompok yaitu
siaga, penggalang, penegak, dan pandega.
Pramuka penggalang merupakan penggolongan sekaligus sebutan bagi anggota
pramuka yang telah berusia antara 11 hingga 15 tahun. Seorang pramuka resmi menjadi
penggalang selain telah menginjak usia 11 tahun juga telah menyelesaikan Syarat-syarat
Kecakapan Umum Pramuka Penggalang tingkat Rakit serta mengucapkan trisatya pada
upacara pelantikan yang dipimpin oleh pembinanya. Meskipun telah berusia sebelas tahun
namun belum menyelesaikan SKU Penggalang Rakit, pramuka tersebut disebut sebagai
Tamu Penggalang.
Penggunaan istilah “penggalang”, sebagaimana istilah-istilah lainnya dalam
kepramukaan, diambil dari romantisme sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Kata
“penggalang” merujuk kepada “masa penggalangan persatuan dan kesatuan bangsa” yang
ditandai dengan berlangsungnya Konggres Pemuda Indonesia yang kemudian
menghasilkan “Sumpah Pemuda” pada tanggal 28 Oktober 1928.
1) Kode Kehormatan Pramuka Penggalang
Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas janji (satya) dan ketentuan
moral (darma). Janji penggalang disebut ‘Trisatya’ sedangkan ketentuan moralnya
dinamakan ‘Dasadarma’. Trisatya terdiri atas tiga butir janji sedangkan Dasadarma
memuat 10 butir sikap yang kesemuanya musti ditepati dan dipraktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Adapun bunyi Trisatya dan Dasadarma untuk pramuka
penggalang adalah sebagai berikut:
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh :
1. Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila,
2. Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,
3. Menepati Dasadarma.
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
2) Pengorganisasian Pramuka Penggalang
Sebagaimana golongan peserta didik pramuka lainnya, dalam setiap
kegiatannya pramuka penggalang diorganisasikan dalam dalam kelompok atau
satuan secara berjenjang. Hal ini sesuai dengan ‘metode kepramukaan’ yang salah
satunya dilaksanakan dengan metode ‘kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan
berkompetisi’.
Satuan terkecil pramuka penggalang disebut ‘regu’ yang terdiri atas 5 s.d 10
anggota. Regu putra dinamai dengan menggunakan nama hewan atau alat-alat yang
berguna seperti Regu Rajawali, Regu Harimau, atau Regu Traktor. Sedangkan regu
putri dinamai dengan nama tumbuhan atau bunga semisal Regu Melati, Regu
Kenanga, atau Regu Mawar. Setiap regu dipimpin oleh Pemimpin Regu yang
disingkat ‘Pinru’ dan dibantu seorang wakil yang dinamai Wakil Pemimpin Regu
atau disingkat ‘Wapinru’. Pinru mempunyai hak dan kewajiban antara lain:
membantu pembina dalam melatih anggota regunya, merencanakan kegiatan bagi
regunya, memilih wakil pemimpin regu, menjadi anggota Dewan Penggalang, serta
memilih Pemimpin Regu Utama (Pratama).
Empat regu dihimpun dalam satuan yang lebih besar yang dinamakan
‘pasukan’. Pasukan dipimpin oleh seorang Pemimpin Regu Utama atau disebut
Pratama. Pratama sendiri dipilih dari dan oleh para pimpinan regu anggota pasukan
tersebut. Dalam kegiatannya, pasukan dibimbing oleh seorang pembina penggalang
dengan dibantu oleh dua pembantu pembina. Berbeda dengan siaga, pembina dan
pembantu pembina penggalang dipanggil dengan sebutan ‘kakak’ baik untuk putra
maupun putri.
Dalam pasukan juga dibentuk ‘Dewan Pasukan Penggalang’ atau ‘Dewan
Penggalang’. Dewan ini bertugas mengurus dan mengatur kegiatan-kegiatan Pasukan
Penggalang serta mengurusi tata tertib dan tata usaha Pasukan. Dewan Penggalang
beranggotakan semua Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu dalam sebuah
pasukan yang diketuai oleh Pratama. Sedangkan pembina dan pembantu pembina
bertindak sebagai penasehat dan pembimbing namun mempunyai hak untuk
mengambil keputusan akhir.
Selain itu juga terdapat Dewan Kehormatan bertugas membina kepemimpinan
dan rasa tanggung jawab para pramuka seperti menentukan pelantikan, pemberian
TKK dan Tanda Penghargaan, Pelantikan Pinru, Wapinru dan Pratama, menentukan
tindakan atas pelanggaran kode Kehormatan dan merehabilitasi anggota Pasukan.
Ketua Dewan Kehormatan adalah Pembina Penggalang, wakilnya Pembantu
Pembina dan sekretarisnya Pinru.

3) Seragam Pramuka Penggalang


Pakaian seragam pramuka penggalang adalah sebagai berikut :
4) Sistem Tanda Kecakapan Pramuka Penggalang
Kecapakapan pramuka penggalang terdiri atas Kecakapan Umum, Kecakapan
Khusus, dan Pramuka Garuda. Kecakapan Umum ditempuh dengan menyelesaikan
Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) yang terdiri atas tiga tingkatan yaitu ramu,
rakit, dan terap. Kecakapan Khusus dicapai dengan menyelesaikan Syarat-syarat
Kecakapan Khusus yang tertidi atas tiga tingkatan juga yaitu purwa, madya, dan
utama. Pramuka penggalang yang telah mencapai SKU Penggalang Terap dapat
mengajukan diri menempuh Pramuka Garuda.

5) Lain-lain Tentang Penggalang


a) Pramuka penggalang biasa disingkat dengan huruf ‘G’ yang diambil dari huruf
pertama kata dasar ‘galang’.
b) Penggalang menggunakan kode warna berwarna ‘merah’ yang melambangkan
penggalang sebagai masa-masa berkembang yang penuh kemeriahan hidup.
c) Upacara-upacara dalam pasukan penggalang menggunakan format barisan
‘angkare’ (seperti segi empat dengan salah satu sisi yang terbuka) dengan
posisi pembina dan pembantu pembina berada di sisi yang terbuka. Ini
mempunyai filosofi mulai berkembangnya pandangan Penggalang dalam
menerima pengaruh yang baik dari lingkungan di sekitarnya.
d) Kegiatan-kegiatan (pertemuan pramuka) untuk pramuka penggalang antara lain
jambore, lomba tingkat, perkemahan bakti, Gladian Pimpinan Regu
(Dianpinru), forum penggalang, penjelajahan, JOTA (Jamboree on the Air),
JOTI (Jamboree on the Internet), dan perkemahan lain.

Sudah cukup panjang pembahasan mengenai segala hal yang terkait dengan pramuka
penggalang. Namun tentunya masih banyak hal yang belum termuat dalam artikel ini.
Untuk itu, khusunya pramuka penggalang, jangan pernah bosan untuk selalu belajar dan
menggladi diri guna mempersiapkan diri untuk membangun masyarakat.
b. Pasukan Penggalang
c. Dewan Penggalang
d. Dewan Kehormatan

2. Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan untuk Penggalang


Materi Pengetahuan Umum Kepramukaan adalah materi yang secara umum harus
diketahui oleh pramuka, yang meliputi :
a. Mengenal Pramuka Gerakan Pramuka dan Kepramukaan
Sudahkah mengenal Pramuka, Gerakan Pramuka, dan Kepramukaan? Ketiga istilah
tersebut sudah jamak kita dengar baik oleh para pramuka maupun kalangan di
luar pramuka. Namun, jika bersedia jujur, sudahkah kita mengenal dengan benar
pengertian dari masing-masing istilah tersebut dan bisa menggunakannya dengan tepat.
Jangankan oleh orang-orang di luar kepramukaan, para anggota Gerakan
Pramuka sendiri masih sering kali kebingungan dalam memberikan definisi yang tepat
sehingga tidak jarang salah memberikan arti pada ketiga istilah tersebut.
Marilah kita bahas pengertian masing-masing dari tiga istilah yang sangat familiar di
telinga kita ini.
1) Pengertian Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI Daring Edisi III) telah memasukkan
kata ‘pramuka’ dan ‘kepramukaan’ di dalamnya. Menurut kamus ini, kedua kata
tersebut mempunyai arti sebagai berikut:
a) pramuka /pra·mu·ka/ n akr Praja Muda Karana; organisasi untuk pemuda yg
mendidik para anggotanya dl berbagai keterampilan, disiplin, kepercayaan pd
diri sendiri, saling menolong, dsb anggota organisasi pramuka: -- membentuk
anak (pemuda) yg masih berkembang menjadi warga negara yg berbudi luhur;
pandu;
b) kepramukaan /ke·pra·mu·ka·an/ n perihal (kegiatan dsb) yg berhubungan dng
pramuka
2) Pengertian Menurut Undang-undang Gerakan Pramuka
Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjadi
dasar pokok penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di Indonesia. Di dalam
Undang-undang tersebut dinyatakan tentang pengertian ‘pramuka’, ‘Gerakan
Pramuka’, ‘kepramukaan’, dan ‘pendidikan kepramukaan’.
Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun
2010 tentang Gerakan Pramuka:
1) Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk
menyelenggarakan pendidikan kepramukaan.
2) Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan
kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
3) Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka.
4) Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan
kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.

a. Tugas Pokok, Tujuan, dan Fungsi Gerakan Pramuka


Gerakan Pramuka adalah organisasi yang menyelenggarakan pendidikan
kepramukaan di Indonesia. Sebagai sebuah organisasi, Gerakan Pramuka tentu
memiliki tugas pokok, tujuan, dan fungsi. Tujuan dan fungsi Gerakan Pramuka
tersebut secara jelas telah diuraikan baik dalam Undang-undang Nomor 12
Tahun 2010 Tentang Gerakan Pramuka maupun dalam Anggaran Dasar dan
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
Adapun tugas pokok Gerakan Pramuka adalah untuk melaksanakan
pendidikan bagi kaum muda di lingkungan luar sekolah. Pendidikan ini untuk
melengkapi pendidikan di lingkungan keluarga dan lingkungan sekolah.
Pendidikan tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka.
Untuk tujuan dan fungsi Gerakan Pramuka diuraikan sebagai mana di
bawah.
1) Tujuan Gerakan Pramuka
Tujuan Gerakan Pramuka adalah untuk membentuk setiap Pramuka
agar menjadi pribadi yang beriman, bertakwa, memiliki akhlak yang
mulia, mempunyai jiwa patriotik, taat terhadap hukum, dan disiplin.
Selain itu juga pribadi yang menjunjung tinggi nilai keluhuran bangsa
Indonesia, serta memiliki dan menguasai kecakapan hidup. Dengan itu
semua diharapkan menjadi kader bangsa yang mampu menjaga dan
membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, sekaligus
mengamalkan Pancasila, dan melestarikan lingkungan hidup.
Pencapaian tujuan tersebut diharapkan berhasil membentuk kader
bangsa sekaligus kader pembangunan di Indonesia yang berkepribadian.
Kepribadian tersebut diantaranya adalah beriman dan bertakwa serta
berwawasan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di samping tersebut,
diharapkan mampu membentuk sikap dan perilaku yang positif, dengan
ditandai menguasai keterampilan dan kecakapan serta memiliki
ketahanan mental, moral, spiritual, emosional, sosial, intelektual dan
fisik. Dengan sikap-sikap tersebut akan menjadikan manusia yang
berkepribadian Indonesia, yang percaya kepada kemampuan sendiri,
sanggup dan mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama
bertanggungjawab atas pembangunan masyarakat, bangsa dan negara.
2) Fungsi Gerakan Pramuka
Di samping tugas pokok dan tujuan di atas, sebagai organisasi
Gerakan Pramuka memiliki fungsi. Fungsi Gerakan Pramuka tersebut
selaras dengan tugas pokok Gerakan Pramuka. Fungsi Gerakan Pramuka
adalah sebagai penyelenggara pendidikan nonformal di luar sekolah dan
di luar keluarga. Pendidikan tersebut menjadi wadah pembinaan dan
pengembangan kaum muda dengan ciri khusus. Ciri khususnya adalah
penerapan Prinsip dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan serta
Sistem Among dalam pendidikan yang dilakukan Gerakan Pramuka.
Selain sebagai penyelenggara pendidikan nonformal, Gerakan
pramuka juga berfungsi sebagai wadah untuk mencapai tujuan Gerakan
Pramuka. Untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan pelbagai usaha yang
meliputi :
1) Pendidikan dan pelatihan Pramuka;
2) Pengembangan Pramuka;
3) Pengabdian masyarakat dan orang tua;
4) Permainan yang berorientasi pada pendidikan.

b. Sejarah Singkat Kepramukaan di Dunia


Sejarah Kepramukaan di Dunia tidak bisa terlepas dari Baden Powell. Tentara
Inggris yang lahir di London, Inggris pada tanggal 22 Februari 1857 ini lah yang
menggagas kegiatan yang dalam sejarah kemudian terkenal dengan kepramukaan atau
scouting. Sejarah mencatat bahwa buku Aids to Scouting (1899) yang berisikan
pengalaman Baden Powell semasa di ketentaraan menarik minat, dan banyak dibaca, tidak
hanya oleh kalangan militer saja melainkan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Minat masyarakat terhadap buku Aids to Scouting yang tinggi membuat William
Alexander Smith (Pimpinan Boys Brigade Inggris) meminta Baden Powell untuk melatih
22 pemuda. Oleh Baden Powell, ke-22 pemuda ini diajak berkemah di pulau Brownsea
selama 8 hari pada tanggal 25 Juli - 2 Agustus 1907. Tercatat dalam sejarah, perkemahan
tersebut menginspirasi Baden Powell untuk menulis buku 'Scouting for Boys' (1908).
Selain diilhami buku-bukunya terdahulu, buku ini juga mendapatkan masukan dan
dukungan dari Frederick Russell Burnham (Chief of Scouts in British Africa), Ernest
Thompson Seton dari Woodcraft Indians (Amerika), dan William Alexander Smith dari
Boys Brigade.
Kembali, buku ini menjadi laris manis, bahkan di seantero dunia. Buku Scouting for
Boys menjadi rujukan dan pedoman penyelenggaraan kegiatan serupa di seluruh dunia.
Kegiatan-kegiatan tersebut yang kemudian dikenal sebagai kepramukaan atau scouting.
Kemah di pulau Brownsea dan buku 'Scouting for Boys' dianggap sebagai tonggak awal
sejarah kepramukaan di dunia. Tentang Bapak Pramuka Sedunia, Baden Powell, baca :
Sejarah Baden Powell dan Foto Baden Powell.
1) Sejarah Kepramukaan Sedunia
Sejarah mencatat bahwa buku “Scouting for Boys” tersebar luas di Inggris dan
negara-negara lain. Buku ini menginspirasi berdirinya organisasi kepramukaan di
Inggris dan sekitarnya. Sehingga bermunculanlah kegiatan-kegiatan untuk pemuda
dengan menerapkan ide-ide Baden Powell. Semula kepramukaan hanya ditujukan
bagi anak laki-laki berusia 11 sampai 18 tahun dengan nama Boys Scout.
Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes berinisiatif mendirikan
organisasi kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides. Organisasi ini
kemudian diteruskan oleh istri Baden Powell.
Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama Cub (anak
serigala) dengan buku The Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman
kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si anak rimba yang dipelihara di
hutan oleh induk serigala.
Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi mereka yang telah
berusia 17 tahun. Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success
(Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini menggambarkan seorang pemuda yang
harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.
Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall,
London. Beliau mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden
Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of The World). Daftar
pelaksanaan Jambore Dunia dapat dilihat di artikel lain di blog ini.
Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru
dapat terlaksana tahun 1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren,
beliau mendapat sebidang tanah di Chingford yang kemudian digunakan sebagai
tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.
Tahun 1920 dibentuk WOSM atau World Organization of the Scout Movement
(Organisasi Gerakan Pramuka Sedunia). Sekretariat (kantor pusat WOSM) disebut
World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia). Biro Pramuka Dunia pertama kali
berlokasi di London, Inggris. Pada tahun 1958 dipindah ke Ottawa Kanada dan tahun
1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.
World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Biro Pramuka
Dunia. Saat ini Sekretaris jenderal WOSM dijabat oleh Scott Teare.
Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Kawasan
Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya; Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir;
Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila, Filipina; Kawan Eurasia, berkantor Kiev,
Ukraina; Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss; dan Kawasan Inter-Amerika,
berkantor di Panama City, Panama.
Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953. Selain
WOSM, di dunia juga terdapat beberapa organisasi kepramukaan lainnya seperti
WAGGGS (World Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi
Kepanduan Putri Sedunia).
2) Sejarah Baden Powell Bapak Pramuka Sedunia
Sejarah Baden Powell yang menjadi Bapak Pramuka Sedunia (Chief Scout of
the World) tidak bisa dipisahkan dari sejarah kepramukaan di dunia dan di Indonesia.
Selain sebagai pendiri gerakan kepramukaan sedunia, pengalaman Lord Robert
Baden Powell lah yang mendasari pembinaan remaja di Inggris yang kemudian
berkembang dan diadaptasi sebagai sistem pendidikan kepramukaan di seluruh dunia.
Robert Stephenson Smyth Baden Powell atau Baron Baden Powell I yang
kemudian terkenal sebagai Baden Powell, BP, atau Lord Baden Powell, lahir
di Paddington, London pada 22 Februari 185. Nama kecilnya Robert Stephenson
Smyth Powell. Powell merupakan nama keluarga dari ayahnya, Baden Powell yang
merupakan seorang pendeta dan dosen Geometri di Universitas Oxford. Sedangkan
Smyth diambil dari nama ibunya, Henrietta Grace Smyth. Ayah Stephenson (Baden
Powell) meninggal dunia saat Stephenson masih berusia 3 tahun.
Karena ditinggal mati oleh ayahnya sejak kecil, Robert Stephenson
mendapatkan pendidikan watak dan aneka keterampilan dari ibu kakak-kakaknya.
Peran ibu bagi Baden Powell bahkan pernah diungkap langsung oleh beliau dengan
kalimat, “Rahasia keberhasilan saya adalah ibu saya.”
Sejak kecil Baden Powell dikenal anak yang cerdas, gembira, dan lucu
sehingga banyak disukai oleh teman-temannya. Di samping itu Baden Powell pun
pandai bermain musik (piano dan biola), teater, berenang, berlayar, berkemah,
mengarang, dan menggambar.

Setamat sekolah di Rose Hill School, Tunbridge Wells, Robert Stephenson


(Baden Powel) mendapat beasiswa untuk sekolah di Charterhouse. Dan setelah
dewasa, Baden Powell bergabung dalam ketentaraan Inggris. Beliau sering
ditugaskan di luar Inggris seperti bergabung dengan 13th Hussars di India
(1876), dinas khusus di Afrika (1895), memimpin Pasukan Dragoon V (1897),
pemimpin resimen di Zulu Afrika Selatan (1880), Kepala Staf di Rhodesia Selatan
(sekarang dikenal Zimbabwe) tahun 1896, memimpin The Mafeking Cadet Corps di
Mafeking, Afrika Selatan (1899-1900).
Selama menjadi tentara, banyak hal yang dialaminya. Pengalaman itu
diantaranya :
1. Saat menjadi pembantu Letnan pada 13th Hussars yang berhasil mengikuti
jejak kuda yang hilang di puncak gunung serta melatih panca indera kepada
Kimball O’Hara.
2. Bersama The Mafeking Cadet Corp, mempertahankan kota Mafeking, Afrika
Selatan, meskipun dikepung bangsa Boer selama 127 hari dalam kondisi
kekurangan makan. Padahal The Mafeking Cadet Corp hanyalah pasukan
pembawa pesan yang tidak berpengalaman menghadapi musuh.
3. Mengadakan latihan bersama dan bertukar kemampuan survival dengan Raja
Dinizulu di Afrika Selatan.
Berbagai pengalaman tersebut ditulis dalam buku berjudul 'Aids to Scouting'
pada tahun 1899. Buku ini sebenarnya merupakan panduan bagi tentara muda Inggris
dalam melaksanakan tugas penyelidik. Buku ini kemudian terjual laris di Inggris.
Bahkan tidak hanya dibaca oleh para tentara saja tetapi digunakan juga oleh para
guru dan organisasi pemuda.

Baden Powell bersama pramuka


Melihat banyaknya pengguna buku 'Aids to Scouting', dan atas saran William
Alexander Smith (Pendiri Boys Brigade; salah satu Organisasi Kepemudaan di
Inggris) Baden Powell berniat menulis ulang buku tersebut untuk menyesuaikan
dengan pembaca remaja yang bukan dari ketentaraan. Untuk menguji ide-ide
barunya, pada 25 Juli - 2 Agustus 1907 Baden Powell menyelenggarakan
perkemahan di Brownsea Island bersama dengan 22 anak lelaki yang berlatar
belakang berbeda. Hingga pada tahun 1908 terbitlah buku 'Scouting for Boys' yang
kemudian menjadi acuan kepramukaan di seluruh dunia.
Tahun 1910, atas saran Raja Edward VII, Baden Powell memutuskan pensiun
dari ketentaraan dengan pangkat terakhir Letnan Jenderal untuk fokus pada
pengembangan pendidikan kepramukaan.
Pada Januari 1912 Baden Powell bertemu dengan Olave St Clair Soames saat
di atas kapal dalam lawatan kepramukaan ke New York. Mereka kemudian menikah
pada tanggal 31 Oktober 1912. Mereka tinggal di Hampshire, Inggris dan
dianugerahi 3 orang anak (satu laki-laki dan dua perempuan), yaitu: Arthur Robert
Peter (Baron Baden-Powell II), Heather Grace (Heather Baden-Powell), dan Betty
Clay (Betty Baden-Powell).
Tahun 1930-an Baden Powel mulai sakit-sakitan. Pada tahun 1939 Baden-
Powell dan Olave memutuskan pindah dan tinggal di Nyeri, Kenya. Hingga pada
tanggal 8 Januari 1941 Baden Powell meninggal dan dimakamkan di pemakaman St.
Peter, Nyeri.
Semasa hidupnya Baden Powell mendapatkan berbagai gelar kehormatan,
termasuk gelar Lord dari Raja George pada tahun 1929. Pun Baden Powell aktif
menulis berbagai buku baik tentang kepramukaan, ketentaraan, maupun bidang
lainnya. Beberapa buku tentang kepramukaan yang ditulisnya antara lain, Scouting
for Boys (1908), The Handbook for the Girl Guides or How Girls Can Help to Build
Up the Empire (ditulis bersama Agnes Baden-Powell; 1912), The Wolf Cub's
Handbook (1916), Aids To Scoutmastership (1919), Rovering to Success
(1922), Scouting Round the World (1935) dll.
Itulah kisah atau sejarah Baden Powell, Sang Bapak Pramuka Sedunia yang
tidak dapat dipisahkan dari sejarah kepramukaan dunia maupun di Indonesia.
Tentang Sejarah Perkambangan Pramuka Dunia, Sejarah Perkembangan Pramuka di
Indonesia, dan Daftar Lengkap Buku Karya Baden Powell akan ditulis dalam lain
kesempatan.
3) Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia)
Mengenal WOSM (Organisasi Kepanduan Sedunia) seharusnya menjadi
pengetahuan kepramukaan dasar bagi setiap pramuka. Sayangnya, harus diakui,
banyak di antara para pramuka yang mengenal WOSM hanya sekedar nama dan
singkatannya saja. Tidak sedikit yang belum mengetahui sejarah pembentukan
WOSM, Padahal sebagai organisasi yang menaungi gerakan pramuka di seluruh
dunia, WOSM mempunyai peran yang sangat sentral.
WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan
Pramuka Sedunia) adalah organisasi internasional non-pemerintah, independen, dan
non-profit yang menaungi Gerakan Pramuka (Kepanduan) di seluruh dunia. WOSM
didirikan pada tahun 1920 dengan kantor pusat di Jenewa, Swiss. Selain WOSM juga
terdapat organisasi kepanduan khusus putri sedunia yang dinamakan WAGGGS
(World Association of Girl Guides and Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri
Sedunia). Dan hingga saat ini WOSM mengakui organisasi kepramukaan di 161
negara termasuk Indonesia yang telah bergabung menjadi anggota WOSM sejak
tahun 1953.

Sekjen Pramuka Dunia

Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia atau World Scout Bureau saat ini
adalah Scott Teare yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia pada
September 2012 dan mulai menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013. Scott Teare
merupakan anggota Boy Scouts of America (Pramuka Amerika Serikat) dan juga
lulusan University of Michigan. Scott Teare menggantikan Sekretaris Jenderal
sebelumnya, Luc Panissod. Scott Teare merupakan aktifis pramuka yang karena jasa
dan perjuangannya mendapatkan Bronze Wolf Award, sebuah penghargaan tertinggi
yang diberikan WOSM kepada penggiat pramuka di seluruh dunia.
Badan-badan WOSM
Badan-badan dalam World Organization of the Scout Movement (Organisasi
Gerakan Pramuka Sedunia) terdiri atas World Scout Conference (Konferensi
Pramuka Sedunia), World Scout Committee (Komite Pramuka Dunia), dan World
Scout Committee (Komite Pramuka Dunia).

a) World Scout Conference (Konferensi Pramuka Sedunia)


World Scout Conference merupakan sidang umum pramuka yang diikuti
oleh delegasi dari semua organisasi anggota WOSM sedunia. World Scout
Conference menjadi forum tertinggi dalam WOSM untuk merumuskan dan
menetapkan kebijakan umum gerakan pramuka sedunia. Keputusan yang
diambil antara lain pemilihan International Commissioners (Komite Pramuka
Dunia), menetapkan negara-negara anggota baru, memilih tempat pelaksanaan
event-event pramuka tingkat dunia seperti Jambore Sedunia dan Konferensi
Pramuka Sedunia selanjutnya.
Konferensi yang dilaksanakan setiap 3 tahun sekali ini terakhir kali
diselenggarakan adalah Konferensi Pramuka Sedunia Ke-39 di Curitiba, Brasil,
pada tanggal 10-14 Januari 2011. Sedangkan Konferensi selanjutnya (40th
World Scout Conference) akan dilaksanakan di Ljubljana, Slovenia pada tahun
2014.
b) World Scout Committee (Komite Pramuka Dunia)
World Scout Committee atau Komite Pramuka Dunia adalah badan
eksekutif WOSM yang bertanggung jawab melaksanakan resolusi-resolusi
yang dihasilkan dalam World Scout Conference (Konferensi Pramuka
Sedunia). Komite ini terdiri atas 12 orang dari negara-negara anggota WOSM
yang dipilih dalam World Scout Committee untuk masa jabatan selama tiga
tahun.
Anggota Komite Pramuka Dunia periode 2011 – 2014 yaitu:

1 Simon Rhee (Ketua; Korea) 7 Eric Khoo (Malaysia)

2 John May (Wakil Ketua; 8 Marcel Ledjou (Pantai Gading)


Inggris)

3 Wahid Labidi (Wakil Ketua; 9 Mari Nakano (Jepang)


Tunisia)

4 Karin Ahlbäck (Finlandia) 10 John Neysmith (Kanada)

5 Abdullah Alfahad (Arab 11 Daniel Ownby (USA)


Saudi)

6 João Gonçalves (Portugal) 12 Oscar Palmquist (Brazil)

Selain kedua belas anggota tersebut secara ex-officio anggota Komite


Pramuka Sedunia ditambah dengan:
1) Ketua atau Wakil Ketua Komite Pramuka setiap Daerah yang terpilih
2) Sekretaris Jenderal WOSM (saat ini: Scott Teare dari USA)
3) Bendahara (dipilih oleh Komite Pramuka Sedunia. Untuk periode ini
yang dipilih adalah Maurice Machenbaum dari Swiss)
4) Seorang anggota Dewan Yayasan Pramuka Dunia
c) World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia)
World Scout Bureau atau Biro Pramuka Dunia adalah sekretariat WOSM
dengan tugas utama melaksanakan hasil World Scout Conference dan
ketetapan World Scout Committee serta menjalankan keorganisasian kepanduan
dunia sehari-hari. Biro Pramuka Dunia dipimpin oleh seorang Sekretaris
Jendral yang dipilih oleh Komite Pramuka Dunia. Sekretaris jenderal WOSM
saat ini adalah Scott Teare yang terpilih dalam sidang Komite Pramuka Dunia
pada September 2012 dan mulai menduduki jabatannya sejak 1 Januari 2013.
Biro Pramuka Dunia didirikan pertama kali pada tahun 1920 di London,
Inggris. Pada tahun 1959 berpindah ke Ottawa, Kanada. Dan sejak tahun 1968
hingga sekarang Biro Pramuka Sedunia berkantor di Jenewa, Swiss.
Biro Pramuka Dunia mempunyai 6 kantor perwakilan yang didasarkan
kepada wilayah regional. Keenam wilayah tersebut adalah :
1) Kawasan Afrika, berkantor di Nairobi, Kenya
2) Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir
3) Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila, Filipina
4) Kawan Eurasia, berkantor Kiev, Ukraina
5) Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss
6) Kawasan Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama

c. Sejarah Singkat Kepramukaan di Indonesia


Sejarah kepramukaan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dengan sejarah perjuangan
kemerdekaan bangsa Indonesia. Gagasan Baden Powell yang membentuk kepramukaan
dengan cepat menyebar ke berbagai negara, termasuk Belanda. Di negara Belanda
kepramukaan disebut sebagai Padvinder. Di negara jajahannya, termasuk Indonesia,
Belanda mendirikan organisasi Kepramukaan. Di Indonesia dikenal dengan istilah NIPV
(Netherland Indische Padvinder Vereniging; Persatuan Pandu-Pandu Belanda). Organisasi
ini dikhususkan bagi anak-anak Belanda.
Oleh tokoh-tokoh pergerakan nasional Indonesia dibentuk organisasi kepanduan
yang bertujuan membentuk manusia Indonesia yang baik dan menjadi kader pergerakan
nasional. Karenanya kemudian muncul organisasi-organisasi kepramukaan pribumi yang
kala itu jumlahnya mencapai lebih dari seratus organisasi. Organisasi itu semisal; JPO
(Javananse Padvinders Organizatie); JPP (Jong Java Padvinderij), SIAP (Sarekat Islam
Afdeling Padvinderij); HW (Hisbul Wathon) dll.
Sejarah terus berlanjut. Melihat maraknya organisasi kepramukaan milik pribumi
yang bermunculan, Belanda akhirnya membuat peraturan untuk melarang organisasi
kepramukaan di luar milik Belanda menggunakan istilah Padvinder. Karena itu kemudian
KH. Agus Salim menggunakan istilah "Pandu" dan "Kepanduan".
Sejak tahun 1930 timbul kesadaran dari tokoh-tokoh Indonesia untuk mempersatukan
organisasi kepramukaan. Maka terbentuklah KBI (Kepanduan Republik Indonesia). KBI
merupakan gabungan dari organisasi kepanduan seperti IPO, PK (Pandu Kesultanan), PPS
(Pandu Pemuda Sumatra).
Dan pada tahun 1931 terbentuk PAPI (Persatuan Antar Pandu-Pandu Indonesia),
kemudian diubah menjadi BPPKI (Badan Pusat Persatuan Kepanduan Indonesia) pada
tahun 1938.
Pada waktu pendudukan Jepang, kepanduan di Indonesia dilarang sehingga tokoh
Pandu banyak yang masuk Keibondan, Seinendan dan PETA.
Setelah masa kemerdekaan dibentuklah organisasi kepanduan yang bersifat nasional
yaitu Pandu Rakyat Indonesia yang dideklarasikan di Solo pada tanggal 28 Desember
1945. Pandu Rakyat Indonesia menjadi satu-satunya organisasi kepramukaan di Indonesia
saat itu.
Namun pada masa leberalisme, kembali bermunculan berbagai organisasi kepanduan
seperti; HW, SIAP, Pandu Indonesia, Pandu Kristen, Pandu Ansor, KBI dll yang
jumlahnya mencapai seratusan lebih. Sebagian organisasi tersebut terhimpun dalam tiga
federasi yaitu; IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia, berdiri tanggal 13 September 1951),
POPPINDO (Persatuan Organisasi Pandu Putri Indonesia, berdiri tahun 1954) dan PKPI
(Persatuan Kepanduan Putri Indonesia).
Pada 1953 IPINDO berhasil menjadi anggota kepramukaan sedunia. Pada tanggal 10-
20 Agustus 1955 IPINDO juga berhasil menyelenggarakan Jambore Nasional I di Pasar
Minggu Jakarta. Sedangkan POPPINDO dan PKPI pernah bersama-sama menyambut
singgahnya Lady Baden Powell (istri Baden Powell) ke Indonesia, dalam perjalanan ke
Australia. Pada tahun 1959, PKPI mengadakan perkemahan besar untuk pramuka putri
yang disebut “Desa Semanggi” di Ciputat. Pada tahun ini juga IPINDO mengirimkan
kontingen ke Jambore Dunia di MT. Makiling Filipina.
Menyadari kelemahan yang ada, ketiga federasi tersebut akhirnya meleburkan diri
menjadi PERKINDO (Persatuan Kepanduan Indonesia). Namun ternyata Perkindo sendiri
kurang solid sehingga coba dimanfaatkan oleh pihak komunis agar menjadi gerakan
Pionir Muda seperti di negara komunis lainnya.
Mulai tahun 1960-an, berbagai pihak termasuk pemerintah dan MPRS melakukan
berbagai upaya untuk melakukan penertiban organisasi kepanduan termasuk upaya untuk
mendirikan Gerakan Pramuka.
Pada hari Kamis malam tanggal 9 Maret 1961 Presiden mengumpulkan tokoh-tokoh
dan pemimpin gerakan kepramukaan Indonesia, bertempat di Istana Negara. Presiden
mengungkapkan bahwa kepanduan yang ada harus diperbaharui, metode dan aktivitas
pendidikan harus diganti, seluruh organisasi kepanduan yang ada dilebur menjadi satu yang
disebut Pramuka.
Presiden juga menunjuk Panitia Pembentukan Gerakan Pramuka yang terdiri atas Sri
Sultan Hamengku Buwono IX, Menteri P dan K Prof. Prijono, Menteri Pertanian Dr.A.
Azis Saleh dan Menteri Transmigrasi, Koperasi dan Pembangunan Masyarakat Desa,
Achmadi. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI TUNAS GERAKAN
PRAMUKA
Panitia inilah yang kemudian mengolah Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, sebagai
Lampiran Keputusan Presiden R.I Nomor 238 Tahun 1961, tanggal 20 Mei 1961 tentang
Gerakan Pramuka. Kepres ini menetapkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya
organisasi kepanduan yang ditugaskan menyelenggarakan pendidikan kepanduan bagi
anak-anak dan pemuda Indonesia. Peristiwa ini kemudian disebut sebagai HARI
PERMULAAN TAHUN KERJA.
Kepres Nomor 238 Tahun 1961 ini ditandatangi oleh Perdana Menteri Ir. Juanda
sebagai Pejabat Presiden Karena Presiden RI, Ir. Soekarno saat itu sedang berkunjung ke
Jepang.
Pada tanggal 30 Juli 1961, bertempat di Istora Senayan (Sekarang Stadiun Gelora
Bung Karno), tokoh-tokoh organisasi kepanduan di Indonesia yang menyatakan dengan
ikhlas meleburkan diri ke dalam organisasi Gerakan Pramuka. Peristiwa ini kemudian
disebut sebagai HARI IKRAR
GERAKAN PRAMUKA.
Pada tanggal 14 Agustus 1961, dilakukan Pelantikan Mapinas (Majlis Pimpinan
Nasional), Kwarnas dan Kwarnari di Istana Negara, dilanjutkan penganugerahan Panji-
panji Kepramukaan dan defile Pramuka untuk memperkenalkan Pramuka kepada
masyarakat yang diikuti oleh sekitar 10.000 Pramuka. Peristiwa ini kemudian disebut
sebagai HARI PRAMUKA yang diperingati hingga sekarang.
Mapinas saat itu diketuai oleh Dr. Ir. Soekarno (Presiden RI) dengan Wakil Ketua I,
Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Ketua II Brigjen TNI Dr.A. Aziz Saleh.
Sementara Kwarnas, diketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Brigjen TNI
Dr.A. Aziz Saleh sebagai Wakil Ketua merangkap Ketua Kwarnari.

1) Daftar Ketua Kwarnas dari Tahun ke Tahun


Sejak pertama kali, 1961, Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah dipimpin
oleh tujuh Ketua Kwarnas yang berbeda. Daftar ketua Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka dari tahun ke tahun tersebut dimulai dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX
yang menjabat sebagai Ketua Kwarnas sejak tahun 1961 hingga 1974. Sedangkan
Ketua Kwarnas terakhir (saat ini) adalah Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si. yang
menjabat semenjak 2013 silam.
Lima ketua kwarnas lainnya adalah Letjen. Sarbini, Letjen. Mashudi, Letjen.
Himawan Sutanto, Letjen. Rivai Harahap, dan Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH.
Dalam artikel kali ini akan disebutkan daftar ketujuh Ketua Kwartir Nasional
tersebut. Daftar juga dilengkapi dengan periode atau masa bakti mereka masing-
masing. Pun lengkap dengan foto atau gambar dari masing-masing ketua Kwarnas.
Berikut ini adalah daftar nama ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

a) Sri Sultan Hamengku Buwono IX, Ketua Kwarnas Pertama dan


Terbanyak Periode (1961-1974)

Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjadi Ketua Kwartir Nasional


Gerakan Pramuka yang pertama kali sekaligus yang terbanyak periode (masa
bakti) jabatan (empat periode) dan dengan masa terlama kedua (selama 13
tahun). Sesuai yang tercatat dalam Sejarah Gerakan Pramuka di Indonesia,
pada tanggal 14 Agustus 1961, Presiden RI Ir. Soekarno mengangkat dan
melantik Mapinas (Majlis Pimpinan Nasional), Kwarnas dan Kwarnari.
Mapinas diketuai oleh Ir. Soekarno, Kwarnari di ketuai oleh Brigjen TNI Dr.A.
Aziz Saleh, sedangkan Kwarnas di ketuai oleh Sri Sultan Hamengku Buwono
IX.
Sri Sultan Hamengku Buwono IX menjabat sebagai ketua Kwarnas
Gerakan Pramuka selama 13 tahun yang terdiri atas 4 masa bakti. Saat itu masa
bakti ketua Kwarnas adalah 4 tahun. Masa bakti kepengurusan Hamengku
Buwono IX sebagai ketua Kwarnas adalah masa bakti 1961-1963, 1963-1967,
1967-1970 dan 1970-1974.
b) Letjen. M. Sarbini, Ketua Kwarnas Kedua (1974-1978)

Ketua Kwarnas kedua adalah Letjen. Sarbini. M. Sarbini sebelumnya


pernah menjabat sebagai Menteri Pertahanan Indonesia di masa pemerintahan
Presiden Soekarno (1966) dan Menteri Transmigrasi dan Koperasi di masa
Presiden Soeharto (1968-1973). Beliau terpilih sebagai ketua Kwarnas dalam
Munas I Gerakan Pramuka, 20-27 November 1974 di Manado, Sulawesi Utara.
Meninggal setahun sebelum masa baktinya sebagai Ketua Kwarnas berakhir.
c) Letjen. Mashudi, Ketua Kwarnas Ketiga dan Terlama (1978-1993)
Ketua Kwartir Nasional ketiga adalah Letjen. Mashudi. Terpilih dalam
Munas II Gerakan Pramuka pada tanggal 29 Oktober - 5 November 1978 di
Bukittinggi, Sumatera Barat dan terpilih kembali hingga untuk yang ketiga
kalinya (tiga masa bakti).
Letjen. Mashudi meskipun hanya tiga masa bakti, namun masa
jabatannya lebih lama dibandingkan Hamengku Buwono IX karena semenjak
Munas II tersebut masa bakti Kwarnas diperlama menjadi lima tahun dari
sebelumnya yang hanya empat tahun. Sehingga Letjen. Mashudi secara total
menjabat selama 15 tahun yang terdiri atas tiga periode yakni masa bakti 1978-
1983, 1983-1988, dan 1988-1993.
d) Letjen. Himawan Sutanto, Ketua Kwarnas Keempat (1993-1998)

Letjen. Himawan Sutanto terpilih menjadi Ketua Kwarnas yang keempat


dalam Musyawarah Nasional (Munas) V Gerakan Pramuka pada tanggal 2-8
November 1993 di Jayapura, Papua. Beliau menjabat hanya selama satu
periode.
e) Letjen. Rivai Harahap, Ketua Kwarnas Kelima (1998-2003)

Letjen. Rivai Harahap terpilih menjadi Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka


yang kelima dalam Munas VI yang berlangsung pada tanggal 31 Oktober - 8
November 1998 di Samarinda, Kalimantan Timur. Beliau menjabat hanya
selama satu masa bakti.

f) Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH, Ketua Kwarnas Keenam (2003-2013)

Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH terpilih menjadi ketua Kwartir Nasional
yang keenam dalam Munas VII yang berlangsung pada tanggal 15-19
Desember 2003 di Pontianak, Kalimantan Barat. Pada Munas VIII (15-18
November 2008 di Cibubur, Jakarta), beliau terpilih kembali menduduki dalam
masa bakti yang kedua kalinya.
g) Dr. Adhyaksa Dault, S.H., M.Si., Ketua Kwarnas Ketujuh (2013-
sekarang)

Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka saat ini adalah Dr. Adhyaksa Dault,
S.H., M.Si. Beliau terpilih dalam Munas IX pada 2-5 Desember 2013 di
Kupang, NTT.
Secara singkat ketujuh Ketua Kwarnas tersebut dapat dilihat dalam tabel
berikut ini.
No Nama Kwarnas Masa Bakti
1 Sri Sultan Hamengkubuwono 1961 - 1974 1961-1963
IX 1963-1967
1967-1970
1970-1974
2 Letjen. Sarbini 1974-1978 1974-1978
3 Letjen. Mashudi 1978 - 1993 1978-1983
1983-1988
1988-1993
4 Letjen. Himawan Sutanto 1993-1998 1993-1998
5 Letjen. Rivai Harahap 1998-2003 1998-2003
6 Prof. Dr. Azrul Azwar, MPH 2003 - 2013 2003-2008
2008-2013
7 Dr. Adhyaksa Dault, S.H., 2013 - Sekarang 2013 - Sekarang
M.Si.

d. Anggota Gerakan Pramuka


Anggota Gerakan Pramuka, sebagaimana disebutkan dalam Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, adalah perseorangan warga negara Indonesia yang secara
sukarela dan aktif mendaftarkan diri sebagai anggota Gerakan Pramuka, telah memenuhi
persyaratan tertentu serta telah dilantik sebagai anggota. Anggota Gerakan Pramuka
disebut Pramuka.
Pengertian anggota Gerakan Pramuka di atas adalah pengertian sebagaimana
tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka terbaru. Yaitu dalam
Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka hasil Munas Luar Biasa Tahun 2012. Dalam
Bab V Tentang Organisasi Bagian Kesatu (Keanggotaan) Pasal 35.
Anggota Gerakan Pramuka atau disebut sebagai Pramuka terdiri atas anggota biasa
dan anggota kehormatan. Anggota biasa merupakan anggota Gerakan Pramuka yang terdiri
atas anggota muda (berusia 7-25 tahun) dan anggota dewasa (berusia di atas 25 tahun).
Sedangkan anggota kehormatan merupakan perseorangan yang telah berjasa luar biasa
terhadap Gerakan Pramuka.
Secara lebih detail, anggota Gerakan Pramuka terdiri atas :
1) Anggota Biasa
a) Anggota Muda
Anggota Muda Gerakan Pramuka disebut juga sebagai peserta didik.
Anggota Muda dikelompokkan berdasarkan usia, yang terdiri atas:
 Pramuka Siaga, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara 7-10
tahun.
 Pramuka Penggalang, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia
antara 11-15 tahun.
 Pramuka Penegak, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara
16-20 tahun.
 Pramuka Pandega, yaitu anggota Gerakan Pramuka yang berusia antara
21-25 tahun.
b) Anggota Dewasa
Anggota Dewasa Gerakan Pramuka adalah anggota Gerakan Pramuka
yang berusia di atas 25 tahun, atau belum berusia 25 tahun tetapi telah
menikah. Anggota dewasa bagi dalam dua kelompok, yaitu:
 Fungsionaris organisasi; yaitu anggota dewasa yang terlibat langsung
dalam struktur organisasi Gerakan Pramuka baik di tingkat gugusdepan
maupun kwartir. Fungsionaris terdiri atas:
1) Pembina Pramuka dan Pembantu Pembina Pramuka
2) Pelatih Pembina Pramuka
3) Pelatih Profesional
4) Pamong Saka
5) Instruktur Saka
6) Pimpinan Saka
7) Pimpinan Satuan Komunitas (Sako)
8) Andalan dan Pembantu Andalan
9) Anggota Majelis Pembimbing
 Non Fungsionaris; yaitu anggota dewasa yang tidak terlibat
langsung dalam struktur organisasi Gerakan Pramuka. Anggota ini dapat
bergabung dalam gugus darma pramuka.
c) Anggota Kehormatan
Anggota kehormatan adalah perorangan yang berjasa luar biasa terhadap
Gerakan Pramuka.
d) Ketentuan Lain Terkait Anggota Gerakan Pramuka
 Anggota muda Gerakan Pramuka yang telah menikah dikelompokkan
sebagai anggota dewasa.
 Anggota muda yang berkebutuhan khusus disebut pramuka berkebutuhan
khusus
 Anggota muda Gerakan Pramuka yang memiliki kualifikasi dapat
diangkat sebagai fungsionaris organisasi.
 Pelantikan anggota muda dilakukan oleh pembina pramuka di
gugusdepan masing-masing.
 Anggota kehormatan diangkat dan dilantik oleh kwartir cabang, kwartir
daerah, atau kwartir nasional.

e. Kode Kehormatan Pramuka


Kode Kehormatan Pramuka merupakan serangkaian ketentuan dasar (janji, nilai, dan
norma) yang harus dilaksanakan oleh seorang pramuka dalam kehidupan sehari-hari dan
menjadi ukuran atau standar tingkah laku pramuka. Sehingga bisa dikatakan bahwa kode
kehormatan merupakan kode etik anggota Gerakan Pramuka baik dalam kehidupan pribadi
maupun di dalam masyarakat. Kode kehormatan pramuka ini telah diatur dalam Undang-
undang Nomor 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka pasal 6. Pun tercantum dalam
Anggaran Dasar (AD) Gerakan Pramuka pasal 12 dan Anggaran Rumah Tangga (ART)
Gerakan Pramuka pasal 14.
Kode kehormatan pramuka terdiri atas terdiri atas janji yang disebut ‘Satya Pramuka’
dan ketentuan moral yang disebut ‘Darma Pramuka’. Satya Pramuka sebagaimana tersebut
dalam ART Gerakan Pramuka dinyatakan sebagai :
1) diucapkan secara sukarela oleh seorang calon anggota atau calon pengurus Gerakan
Pramuka pada saat pelantikan menjadi anggota atau pengurus;
2) dipergunakan sebagai pengikat diri pribadi demi kehormatannya untuk diamalkan;
dan
3) dipakai sebagai dasar pengembangan spiritual, emosional, sosial, intelektual, dan
fisik, baik sebagai individu maupun sebagai anggota masyarakat.
Sedangkan Darma Pramuka, sebagaimana tercantum dalam ART Gerakan Pramuka,
merupakan:
1) Nilai dasar untuk membina dan mengembangkan akhlak mulia;
2) Sistem nilai yang harus dihayati, dimiliki, dan diamalkan dalam kehidupan anggota
Gerakan Pramuka di masyarakat;
3) Landasan gerak bagi Gerakan Pramuka untuk mencapai tujuan pendidikan
kepramukaan yang diwujudkan dalam kegiatan untuk mendorong peserta didik
manunggal dengan masyarakat, bersikap demokratis, saling menghormati, serta
memiliki rasa kebersamaan dan gotong royong; dan
4) Kode etik bagi organisasi dan anggota Gerakan Pramuka.
Dalam Gerakan Pramuka, kode kehormatan ditetapkan dan diterapkan sesuai dengan
golongan usia dan perkembangan rohani dan jasmani anggota Gerakan Pramuka yang
meliputi :
1) Kode kehormatan bagi pramuka siaga yang meliputi Dwisatya (janji dan komitmen
diri) dan Dwidarma (ketentuan moral). Bunyi kode kehormatannya adalah:
Dwisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menurut aturan keluarga.
2) setiap hari berbuat kebaikan.
Dwidarma
1) Siaga berbakti pada ayah dan ibundanya.
2) Siaga berani dan tidak putus asa.
3) Kode kehormatan bagi pramuka penggalang yang meliputi Trisatya (janji dan
komitmen diri) dan Dasadarma (ketentuan moral).
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik
Indonesia dan mengamalkan Pancasila,
2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,
3) Menepati Dasadarma.
Dasadarma
1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3) Patriot yang sopan dan kesatria.
4) Patuh dan suka bermusyawarah.
5) Rela menolong dan tabah.
6) Rajin, terampil, dan gembira.
7) Hemat, cermat, dan bersahaja.
8) Disiplin, berani, dan setia.
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Kode kehormatan bagi pramuka penegak, pramuka pandega, dan anggota dewasa
yang meliputi Trisatya (janji dan komitmen diri) dan Dasadarma (ketentuan moral).
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
1) Menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan mengamalkan Pancasila,
2) Menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,
3) Menepati Dasadarma.
Dasadarma
1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3) Patriot yang sopan dan kesatria.
4) Patuh dan suka bermusyawarah.
5) Rela menolong dan tabah.
6) Rajin, terampil, dan gembira.
7) Hemat, cermat, dan bersahaja.
8) Disiplin, berani, dan setia.
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya.
10) Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Kode kehormatan tersebut bukan sebuah hafalan yang cukup dihafalkan saja namun
sebagaimana disebutkan di atas, seorang pramuka sudah seharusnya menepati Satya
Pramuka dan mengamalkan Darma Pramuka dalam kehidupan sehari-hari. Nah, kalau ada
pramuka tetapi tingkah lakunya tidak sesuai dengan kode kehormatan tersebut bagaimana?
Semua pasti sudah bisa menjawab!

f. Dasadarma (Dasa Darma Pramuka)


Dasadarma atau Dasa Darma Pramuka adalah salah satu bagian dari kode
kehormatan bagi anggota Gerakan Pramuka sehingga sekaligus merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Prinsip Dasar Kepramukaan. Sebagaimana telah diketahui, Kode
Kehormatan Pramuka (kode etik anggota Gerakan Pramuka) terdiri atas janji (komitmen
diri) dan ketentuan moral pramuka. Ketentuan moral pramuka inilah yang kemudian
disebut sebagai Darma Pramuka yang terdiri atas Dwidarma (untuk pramuka siaga) dan
Dasadarma (untuk pramuka penggalang, penegak, pandega, dan anggota dewasa).
Dasadarma sering kali ditulis dan disebut dengan beberapa variasi yang berbeda. Ada
yang menulis dan menyebutnya sebagai:
1) Dasa Dharma Pramuka
2) Dasa Darma Pramuka
3) Dasadharma Pramuka
4) Dasadarma Pramuka
5) Dasadarma
Menilik pada Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
penggunaan istilah yang benar adalah "Dasadarma". Tanpa kata "pramuka", tanpa dipisah
dengan spasi, dan tanpa menggunakan huruf "h" pada bagian "darma". Penulisan dan
penyebutan yang tanpa menggunakan huruf "h" dan dengan dirangkai lebih didasarkan
pada penggunaan kaedah berbahasa yang benar sesuai dengan EYD (Ejaan Yang
Disempurnakan). Sedangkan "tanpa diikuti kata pramuka" karena dasadarma adalah bagian
kode kehormatan yang dikhususkan pada beberapa golongan anggota pramuka tertentu,
bukan pada semua pramuka (Darma Pramuka Siagabukan Dasadarma tapi Dwidarma). Pun
frasa "dasadarma" telah mengandung arti "ketentuan moral pramuka penggalang, penegak,
pandega, dan dewasa" jika ditambahkan dengan kata pramuka lagi akan terjadi
'pemborosan penggunaan kata dalam berbahasa' karena berarti "ketentuan moral pramuka
penggalang, penegak, pandega, dan dewasa pramuka".
 Pengertian Dasadarma
Menurut bahasa "dasadarma" berasal dari kata "dasa" dan
"darma". Dasa berasal dari bahasa Jawa yang mempunyai arti sepuluh
sedangkan darma berasal dari bahasa Sanskerta yang mempunyai arti kewajiban,
aturan, tugas hidup, kebenaran, dan kebajikan. Sehingga secara bahasa dasadarma
dapat diartikan sebagai sepuluh kewajiban, aturan, dan kebajikan.
Berdasarkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka,
dasadarma dapat diartikan sebagai ketentuan moral bagi anggota Gerakan
Pramuka golongan Penggalang, Penegak, Pandega, dan anggota dewasa. Ketentuan
moral (Darma Pramuka) bersama dengan janji atau komitmen diri (Satya Pramuka)
sendiri merupakan bagian dari kode kehormatan pramuka. Di samping Dasadarma,
terdapat juga Dwidarma yaitu darma atau ketentuan moral bagi anggota Gerakan
Pramuka Siaga.

Upacara penyalaan api unggun biasanya menggunakan pengucapan dasadarma

 Bunyi Dasadarma
Dasadarma telah mengalami beberapa kali perubahan atau perkembangan.
Sejak tahun 1961, Dasadarma ini telah mengalami perkembangan hingga sebanyak 5
kali, yaitu:
a. Dasadarma sebagaimana lampiraan Keppres 238 Tahun 1961 yang digunakan
pada tahun 1961-1966;
b. Dasadarma hasil Mukeranpuda (sekarang Munas) tahun 1966 yang digunakan
pada tahun 1966 -1974
c. Dasadarma amanat MPP 1970 dan Munas 1974 yang digunakan pada tahun
1974-1978
d. Dasadarma hasil Munas 1978 yang digunakan pada tahun 1978-2009
e. Dasadarma hasil Munas 2009 yang digunakan pada tahun 2009-sekarang
Adapun bunyi dasadarma yang digunakan saat ini adalah sebagaimana yang
disusun dan tercantum dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Tahun
2009 (Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 203 Tahun 2009) yang
kemudian ditegaskan lagi dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka hasil
Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) Tahun 2012.
Bunyi dasadarma tersebut adalah sebagai berikut:
Dasadarma
1) Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Cinta alam dan kasih-sayang sesama manusia
3) Patriot yang sopan dan kesatria
4) Patuh dan suka bermusyawarah
5) Rela menolong dan tabah
6) Rajin, terampil, dan gembira
7) Hemat, cermat, dan bersahaja
8) Disiplin, berani, dan setia
9) Bertanggung jawab dan dapat dipercaya
10) Suci dalam pikiran, perkataan, dan perbuatan
Dari teks dasadarma tersebut bisa dilihat bahwa :
1) Frasa "dasadarma" dirangkai dan tidak mengunakan huruf "h"
2) Tidak diikuti dengan kata "Pramuka"
3) Tidak menggunakan kalimat "Pramuka itu:" sebelum penyebutan poin-poin
dasadarma.

g. Lambang Gerakan Pramuka


1) Sejarah Makna Kiasan Lambang Gerakan Pramuka
Sejarah dan makna kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah materi pramuka
untuk melengkapi pengetahuan umum kepramukaan. Sejarah dan makna lambang
Gerakan Pramuka ini perlu dimengerti, dipahami, dan dihayati oleh setiap
anggota pramuka menyadari nilai-nilai kiasan yang terkandung didalamnya.
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan
Pramuka yang bersifat tetap. Lambang ini mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan
norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan dicita-
citakan.

Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan


Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan
Pramuka adalah tunas kelapa. Penjabaran tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK
Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan
Nasional dan Pembina Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak
Soenardjo Atmodipoero sendiri lahir pada tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan
meninggal pada tanggal 31 Mei 1979.
Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan
sebagai lambang Gerakan Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden
Republik Indonesia menganugerahkan Panji Kepramukaan kepada Gerakan
Pramuka.
Lambang Gerakan Pramuka; Tunas Kelapa

Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi
dalam SKU yaitu mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-
masing pada syarat nomor 6), serta SKU Penggalang Ramu (syarat no. 14).

2) Makna Lambang Gerakan Pramuka


Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan
mempertimbangkan makna filosofis yang terkandung di dalamnya. Arti filosofi
tersebut yaitu:
a) Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di
Indonesia berarti penduduk asli pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi
lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka
merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
b) Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah
dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar tekadnya dalam menghadapi
segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan kesukaran
untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
c) Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya
dalam menyesuaikan diri dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut
mengkiaskan bahwa setiap Pramuka dapat menyesuaikan diri dalam
masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
d) Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang
tertinggi di Indonesia. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap
Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni mulia, jujur dan
tetap tegak tidak mudah diombang–ambingkan sesuatu.
e) Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut
mengkiaskan tekad dan keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada dasar-
dasar dan landasan landasan yang baik, benar, kuat dan nyata, ialah tekad dan
keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai cita-
citanya.
f) Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi
lambang itu mengkiaskan bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna
dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada kepentingan tanah air, bangsa
dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.

g) Moto (Motto) Gerakan Pramuka


Moto atau kadang ditulis 'motto' Gerakan Pramuka adalah moto tetap dan tuggal bagi
Gerakan Pramuka dan seluruh anggotanya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, moto
(penulisan yang baku adalah 'moto') adalah kalimat, frasa, atau kata yang digunakan
sebagai semboyan, pedoman, atau prinsip seperti kalimat "berani karena benar". Setiap
organisasi bahkan setiap Individu dapat memiliki moto masing-masing. Seperti TNI
Angkatan Laut yang memiliki moto "Jalesmewa Jaya Mehe", Radio Republik Indonesia
dengan motonya, "Sekali di Udara Tetap di Udara". Demikian juga dengan Gerakan
Pramuka.
Motto Gerakan Pramuka merupakan bagian terpadu dalam proses pendidikan
kepramukaan. Fungsi utama moto Gerakan Pramuka adalah untuk mengingatkan setiap
anggota Gerakan Pramuka dalam mengikuti setiap kegiatan harus mempersiapkan diri
untuk mengamalkan kode kehormatan Pramuka.
Sebagai bagian dari proses pendidikan kepramukaan, moto Gerakan Pramuka
memberi pengaruh terhadap jiwa peserta didik. Pengaruh tersebut diantaranya adalah :
 Menambah rasa percaya diri pada setiap anggota Gerakan Pramuka
 Menambah semangat pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
 Menyiapkan diri peserta didik dalam mengamalkan Satya dan Darma Pramuka
 Menumbuhkan dan meningkatkan rasa bangga sebagai Pramuka
 Memiliki budaya kerja yang melandasi pengabdiannya.

Adapun moto Gerakan Pramuka berbunyi : SATYAKU KUDARMAKAN,


DARMAKU KUBAKTIKAN.
Penegasan kalimat "Satyaku Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan" sebagai motto
Gerakan Pramuka terdapat dalam Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka Pasal 22.
(Baca : AD ART Gerakan Pramuka Terbaru). Kalimat atau frasa yang dijadikan moto
Gerakan Pramuka tersebut terdapat juga dalam lirik Satya Darma Pramuka (Lagu Hymne
Pramuka).
Lain-lain Terkait Moto Gerakan Pramuka
1) Moto Gerakan Pramuka menjadi salah satu syarat dan SKU Penggalang Ramu.
Dalam SKU Penggalang Ramu poin ke-14 seorang calon penggalang ramu harus
tahu tentang Salam Pramuka, Moto Gerakan Pramuka, dan Lambang Gerakan
Pramuka. Salah satu pencapaian SKU point tersebut adalah dapat menyebutkan
motto Gerakan Pramuka.
2) Beberapa pihak beranggapan bahwa moto Gerakan Pramuka bukanlah "Satyaku
Kudarmakan, Darmaku Kubaktikan", melainkan "Ikhlas Bakti Bina Bangsa, Berbudi
Bawa Laksana". Padahal kalimat yang terakhir merupakan salah satu moto Pembina
Pramuka.
3) Motto Gerakan Pramuka tersebut hendaknya dapat dihayati dan selalu tertanam pada
diri setiap anggota Gerakan Pramuka. Dengan itu Pramuka akan selalu terpacu dan
termotivasi dalam berupaya merealisasikan satya pramuka dan mengamalkan darma
pramukadalam kehidupan sehari-hari.
4) Di samping menggunakan moto Gerakan Pramuka, setiap satuan Gerakan Pramuka
dapat membuat dan menggunakan moto Satuan. Hal ini untuk menanamkan dan
meningkatkan kebanggaan dan kekompakan dalam satuan tersebut

h) Salam Pramuka; Arti, Macam dan Penggunaan


Salam Pramuka; arti, fungsi, macamnya, dan cara pengunaannya dalam kepramukaan
ini menjadi artikel pengetahuan kepramukaan selanjutnya di blog PramukaRia ini. Bagi
setiap pramuka pasti sudah tidak asing dengan istilah salam pramuka. Namun mungkin
tidak seluruhnya yang mengerti artinya, fungsinya, macam-macamnya, serta cara
penggunaan (memberikan dan menjawab) salam pramuka dengan benar. Di artikel ini kami
mencoba untuk menguraikan sedikit pengetahuan terkait seluk beluk salam pramuka.
1) Pengertian, Maksud, dan Fungsi Salam Pramuka
Apa yang dimaksud salam pramuka?. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
pengertian salam adalah: n 1 damai; 2 pernyataan hormat; tabik: sampaikan -- saya
kepadanya; 3 ucapan assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh; sedangkan
pramuka mempunyai arti sebagai warga negara Indonesia yang aktif dalam
pendidikan kepramukaan serta mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
Sehingga secara bahasa salam pramuka dapat diartikan sebagai pernyataan hormat
antar sesama anggota pramuka.
Lebih lanjut, salam pramuka mempunyai pengertian sebagai perwujudan dari
sikap menghormati atau menghargai dari seorang pramuka kepada pramuka lainnya
dengan menggunakan tata cara dan ketentuan yang khusus.
Salam pramuka dimaksudkan serta berfungsi untuk melahirkan sikap disiplin,
mempererat persaudaraan dan persatuan antar sesama anggota Gerakan
Pramuka maupun kalangan di luar kepramukaan.
2) Macam-macam Salam Pramuka
Salam pramuka terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a) Salam Biasa; Salam pramuka sebagai salam biasa adalah salam pramuka yang
diberikan kepada sesama anggota Gerakan Pramuka. Dalam pemberian salam
biasa tidak ada ketentuan siapa yang harus memberikan salam pramuka terlebih
dahulu.
b) Salam Penghormatan; Salam pramuka sebagai salam penghormatan adalah
salam pramuka yang diberikan kepada seseorang atau sesuatu yang jabatannya
lebih tinggi. Orang atau sesuatu yang dapat diberikan salam penghormatan
dengan menggunakans alam pramua adalah:
 Bendera Merah Putih saat dikibarkan dan diturunkan
 Kepala Negara dan wakil kepala negara, para duta negara, panglima
tinggi, para menteri, dan pejabat lainnya
 Jenazah yang sedang diusung atau dikuburkan.
 Lagu kebangsaan Indonesia Raya saat sedang dikumandangkan dalam
acara resmi.
 Saat hendak memasuki makam pahlawan
c) Salam Janji; Salam pramuka sebagai salam janji adalah salam pramuka yang
diberikan kepada anggota Gerakan Pramuka saat sedang dilantik. Pemberian
salam ini dilakukan saat anggota yang dilantik mengucapkan Satya Pramuka
(Trisatya atau Dwisatya). Salam janji juga diberikan saat pengucapan Satya
Pramuka dalam acara Ulang Janji.
3) Cara Memberikan dan Membalas Salam Pramuka
Ada beberapa ketentuan dalam memberikan dan membalas salam pramuka.
Ketentuan-ketentuan itu antara lain:
 Secara umum sikap ketika memberikan salam pramuka adalah dengan berdiri,
mengambil posisi sikap sempurna (siap), tangan kiri lurus dan mengepal di
samping badan sedangkan tangan kanan diangkat pada pelipis. Posisi telapak
tangan miring, terbuka, dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari
rapat.
 Pemberian salam pramuka saat membawa tongkat adalah sebagai berikut:
a) Saat memberikan salam biasa: tongkat diangkat dengan tangan kanan
sedangkan tangan kiri diangkat di bawah dada dengan posisi telapak
tangan terbuka, punggung tangan di bagian atas, dan kelima jari rapat.
b) Saat memberikan salam penghormatan dan janji: tongkat dimiringkan
dan dipengan dengan tangan kiri sedangkan pangkal tongkat tetap di
posisi semula. Tangan kanan diangkat pada pelipis. Posisi telapak tangan
miring, terbuka, dengan punggung tangan di bagian atas dan kelima jari
rapat.
 Dalam keadaan duduk, salam pramuka diberikan dengan merapatkan kedua
kaki, lutut ditekuk, badan ditegakkan, tangan kiri rapat di sisi kiri tubuh sebatas
siku dan lengan bawah diletakkan di atas paha. Sedangkan tangan kanan
diangkat pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan
punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.
 Dalam keadaan yang tidak memungkinkan (terutama untuk pemberian salam
pramuka sebagai salam biasa), salam pramuka dapat diberikan tanpa
mengambil posisi sikap sempurna. Namun cukup dengan mengangkat tangan
kanan pada pelipis dengan posisi telapak tangan miring, terbuka, dengan
punggung tangan di bagian atas dan kelima jari rapat.
 Saat memberikan salam pramuka sebagai salam biasa, sikap-sikap di atas
disertai dengan ucapan “Salam Pramuka” yang diberikan secara lantang.
 Saat memberikan salam pramuka sebagai salam penghormatan dan salam janji
tidak perlu meneriakkan “salam pramuka”
Bagi setiap anggota Gerakan Pramuka yang menerima salam pramuka
diwajibkan untuk menjawabnya. Cara menjawab salam pramuka adalah dengan
mengambil sikap seperti ketentuan di atas (ketentuan sikap badan saat memberikan
salam pramuka) disertai dengan mengucapkan kata “salam” dengan tegas.

i) Struktur Organisasi Gerakan Pramuka


Struktur Organisasi Gerakan Pramuka adalah bagan atau skema yang
menggambarkan tingkatan-tingkatan organisasi Gerakan Pramuka mulai dari tingkatan
yang paling bawah sampai dengan yang paling atas beserta mekanisme kerjanya. Dengan
struktur organisasi tersebut, Gerakan Pramuka sebagai organisasi kepanduan di Indonesia
dapat menyusun dan menata organisasi gerakan pramuka dari tingkat Nasional, Daerah,
Cabang, Ranting, sampai ke Gugusdepan. Sehingga organisasi dapat berjalan dengan
efektif.
Struktur organisasi Gerakan Pramuka diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-
Pokok Organisasi Gerakan Pramuka. Dalam keputusan ini juga diatur tentang tugas pokok
dan fungsi Gerakan Pramuka, pembagian tugas dan tanggung jawab, musyawarah, dan
garis hubungan dalam organisasi Gerakan Pramuka.
Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 220 Tahun 2007
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Pokok-Pokok Organisasi Gerakan Pramuka dapat
dibaca di diunduh di halaman SK dan PP Pramuka.

1) Struktur Organisasi Gerakan Pramuka


Struktur organisasi Gerakan Pramuka disusun mulai dari tingkat Nasional,
Daerah, Cabang, Ranting, hingga ke Gugusdepan. Struktur organisasi tersebut terdiri
atas Majelis Pembimbing (Mabi), Kwartir, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK),
Kordinator Gugusdepan (Korgudep), Gugusdepan (Gudep) dan Satuan Karya
Pramuka (Saka), dan Badan Kelengkapan Kwartir.
Bagan struktur organisasi Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut :
Struktur organisasi Gerakan Pramuka

2) Penjelasan Struktur Organisasi Gerakan Pramuka


 Majelis Pembimbing adalah badan yang bertugas memberikan bimbingan dan
bantuan moril, organisatoris, material, dan finansial kepada kwartir,
gugusdepan, dan satuan karya pramuka. Majelis Pembimbing dibentuk di
tingkat Nasional, Daerah, Cabang, Ranting, Gugusdepan dan Saka. Majelis
Pembimbing diketuai secara ex-officio:
a) di tingkat nasional (Mabinas) oleh Presiden Republik Indonesia
b) di tingkat daerah (Mabida) oleh Gubernur
c) di tingkat cabang (Mabicab) oleh Bupati/Walikota
d) di tingkat ranting (Mabiran) oleh Camat
e) Sedangkan di tingkat gugusdepan (Mabigus) dipilih dari anggota
Mabigus yang ada dan di tingkat Saka (Mabi Saka) dijabat oleh pejabat
pada lembaga/instansi/ departemen terkait.
 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Gerakan Pramuka adalah badan independen
yang dibentuk Musyawarah Gerakan Pramuka dan bertanggungjawab kepada
Musyawarah Gerakan Pramuka.
 Kwartir dan Koordinator Gudep merupakan perangkat dan mekanisme kerja
untuk mencapai tujuan Gerakan Pramuka. Kwartir dibentuk di tingkat :
a) Nasional, disebut Kwartir Nasional (Kwarnas), ditetapkan dalam
Musyawarah Nasional (Munas) dengan masa bakti 5 tahun.
b) Daerah, disebut Kwartir Daerah (Kwarda), ditetapkan dalam
Musyawarah Daerah (Musda) dengan masa bakti 5 tahun.
c) Cabang, disebut Kwartir Cabang (Kwarcab), ditetapkan dalam
Musyawarah Cabang (Mucab) dengan masa bakti 5 tahun.
d) Ranting, disebut Kwartir Ranting (Kwarran), ditetapkan dalam
Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
e) Gugusdepan yang ada dalam satu wilayah kelurahan/desa
dikoordinasikan oleh Koordinator Gudep (Korgudep), ditetapkan dalam
Musyawarah Ranting (Musran) dengan masa bakti 3 tahun.
 Gugusdepan (Gudep) adalah pangkalan pesertadidik yang merupakan wadah
pendidikan dalam organisasi Gerakan Pramuka. Selengkapnya mengenai
Gudep baca : Gugusdepan Gerakan Pramuka.
 Satuan Karya Pramuka (Saka) merupakan wadah kegiatan kepramukaan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan peserta didik dalam
wawasan tertentu serta melakukan kegiatan nyata sebagai pengabdian kepada
masyarakat sesuai dengan aspirasi pemuda Indonesia.
 Badan Kelengkapan Kwartir merupakan badan-badan yang mempunyai tugas
membantu kwartir. Badan Kelengkapan Kwartir meliputi:
a) Dewan Kehormatan
b) Lembaga Pendidikan Kader Gerakan Pramuka yang terdiri atas
Lemdikanas (di tingkat Nasional), Lemdikada (di tingkat Daerah), dan
Lemdikacab (di tingkat Cabang).
c) Dewan Kerja Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega atau disebut
Dewan Kerja yang terdiri atas DKN atau Dewan Kerja Nasional (di
tingkat Nasional), DKD atau Dewan Kerja Daerah (di tingkat Daerah),
DKC atau Dewan Kerja Cabang (di tingkat Cabang), dan DKR atau
Dewan Kerja Ranting (di tingkat Ranting).
d) Pimpinan Satuan Karya Pramuka (Saka)
e) Pembantu Andalan
f) Badan Usaha Kwartir
g) Satuan Kegiatan sesuai dengan situasi dan kondisi setempat dan bersifat
situasional.
h) Staf Kwartir.
 Pramuka Utama Gerakan Pramuka adalah Kepala Negara Republik Indonesia
(Presiden).
 Musyawarah Kwartir merupakan lembaga di lingkungan Gerakan Pramuka
yang bersidang pada akhir masa bakti kwartir atau gugusdepan serta memegang
kekuasaan tertinggi dalam kwartir atau gugusdepan. Musyawarah ini terdiri
atas :
a) Musyawarah Nasional yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun.
Peserta Munas terdiri atas utusan/wakil Kwarnas, Mabinas, Kwarda, dan
Mabida.
b) Musyawarah Daerah yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun.
Peserta Musda terdiri atas utusan/wakil Kwarda, Mabida, Kwarcab, dan
Mabicab.
c) Musyawarah Cabang yang diadakan sekali dalam waktu 5 (lima) tahun.
Peserta Mucab terdiri atas utusan/wakil Kwarcab, Mabicab, Kwarran, dan
Mabiran.
d) Musyawarah Ranting yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima) tahun.
Peserta Musran terdiri atas utusan/wakil Kwarran, Mabiran, Korgudep,
Mabi Desa, Gudep dan Mabigus.
e) Musyawarah Gugusdepan yang diadakan sekali dalam waktu 3 (lima)
tahun. Peserta Mugus terdiri atas utusan/wakil gudep dan Mabigus.
Itulah tentang Struktur Organisasi Gerakan Pramuka dengan penjelasan
singkat terkait masing-masing komponen dalam struktur tersebut. Untuk lebih
memahami struktur organisasi tersebut silakan baca SK Kwarnas No : 220
Tahun 2007.

j) Gugusdepan Gerakan Pramuka


Gugusdepan atau disingkat gudep adalah suatu kesatuan organik terdepan dalam
Gerakan Pramuka yang merupakan wadah untuk menghimpun anggota Gerakan
Pramuka dalam penyelenggaraan kepramukaan, serta sebagai wadah pembinaan bagi
anggota muda dan anggota dewasa muda. Gugusdepan juga berfungsi sebagai pangkalan
bagi peserta didik Gerakan Pramuka.
Yang paling banyak didapati adalah gugusdepan yang berpangkalan di sekolah dan
perguruan tinggi. Namun gugusdepan tidak harus didirikan di sekolah. Karena secara
umum gugusdepan dibentuk berdasarkan wilayah atau biasa disebut sebagai gudep
wilayah. Gudep wilayah ini dapat dibentuk dan berpangkalan (bertempat) di :
1) Lembaga Pendidikan, semisal sekolah, kampus perguruan tinggi, asrama, pesantren,
dan tempat ibadah.
2) Kelurahan, desa, dan wilayah rukun warga (RW)
3) Instansi pemerintah dan swasta termasuk komplek perumahan pegawainya
4) Perwakilan RI di luar negeri
Setiap gugusdepan tersebut berkewajiban untuk menerima kaum muda (anak berusia
7-25 tahun) yang bertempat tinggal di sekitar wilayah tersebut sebagai anggota tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Sehingga sebuah gugusdepan, contohkanlah
gudep yang berpangkalan di sebuah SMP, wajib menerima anggota sekalipun pramuka
tersebut tidak bersekolah di SMP tersebut.
Di samping gugusdepan wilayah, pun terdapat gugusdepan yang mengakomodasi
anggota pramuka berkebutuhan khusus. Gugusdepan ini terdiri atas :
 Gudep Pramuka Luar Biasa; yaitu gugusdepan yang menghimpun anggota pramuka
yang berkebutuhan khusus atau penyandang cacat yang mengalami gangguan fisik,
emosi, perilaku, dan sosial .
 Gudep Terpadu; yaitu gugusdepan biasa yang sebagian anggotanya pramuka
penyandang cacat.
 Gudep Inklusif; yaitu gugusdepan biasa yang sebagian anggotanya mengalami
gangguan fisik, emosi, perilaku, dan sosial.
Pembentukan gugusdepan di dalam negeri dihimpun, dibina, dan dikendalikan oleh
Kwartir Ranting Gerakan Pramuka. Kecuali gudep yang berpangkalan di Perguruan Tinggi
yang dihimpun oleh Kwartir Cabang. Sedangkan untuk gudep yang berada di luar negeri di
bawah pengendalian Kwartir Nasional.
Ditinjau dari kelengkapan satuannya, gugusdepan dapat dikelompokkan dalam dua
kelompok, yaitu gudep lengkap dan gudep tidak lengkap. Gugusdepan lengkap merupakan
gudep yang memiliki anggota dari semua golongan pramuka mulai dari pramuka
siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, hingga pramuka pandega. Sehingga gudep
lengkap akan memiliki satuan yang terdiri atas perindukan siaga, pasukan penggalang,
ambalan penegak, hingga racana pandega. Sedangkan gudep tidak lengkap adalah gudep
yang hanya memiliki anggota dari satu atau beberapa golongan saja. Sehingga gudep tidak
lengkap ini bisa jadi hanya terdiri atas satu atau beberapa satuan semisal hanya memiliki
pasukan penggalang, hanya memiliki perindukan siaga dan pasukan penggalang, hanya
memiliki ambalan penegak dan sejenisnya.
Keanggotaan dalam gugusdepan harus menerapkan sistem satuan terpisah. Artinya,
anggota pramuka putra dan putri harus dihimpun dalam gudep yang terpisah di mana
masing-masing gudep berdiri sendiri. Para anggota ini hanya boleh terdaftar dalam satu
gugusdepan saja.
Organisasi dan Pimpinan Gudep
Sebagai tanda pengenal, gugusdepan menggunakan nomor. Gudep putra menggunakan nomor ganjil
sedangkan gudep putri menggunakan nomor genap. Pemberian nomor gudep ini diatur oleh Kwartir
Cabang, kecuali untuk gudep luar negeri yang pengaturannya dilakukan langsung oleh Kwartir
Nasional.

Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep dapat juga menggunakan nama
pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat, nama tempat yang bersejarah, nama
benda-benda di jagat raya, yang memiliki keistimewaan seperti galaksi dan sebagainya yang dapat
memotivasi kehidupan gudepnya.

Struktur organisasi gudep lengkap (berdasarkan lampiran SK Kwarnas Nomor 231 Tahun 2007) adalah
sebagai berikut :
Gudep dikelola oleh Pembina Gugusdepan yang terdiri atas Ketua Gudep dan dibantu oleh pembina
satuan dan pembantu pembina satuan. Pembina Gugusdepan dipilih dalam musyawarah gugusdepan
dari para pembina Pramuka yang ada dalam Gugusdepan yang bersangkutan yang dilaksanakan
minimal 3 tahun sekali. Pembina satuan terdiri atas; pembina siaga, pembina penggalang, pembina
penegak dan pembina pandega.

Selain pembina gudep, dalam sebuah gugusdepan juga dibentuk Dewan Kehormatan Gudep, Badan
Pemeriksa Keuangan Gudep, dan Majelis Pembimbing Gudep (Mabigus). Dewan Kehormatan
Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina Gudep sebagai badan yang
menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi. Badan Pemeriksa Keuangan Gudep adalah
badan independen yang dibentuk Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada
Musyawarah Gugusdepan. Sedangkan Mabigus adalah suatu badan dalam Gerakan Pramuka yang
memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta konsultasi kepada
gudep dengan anggota terdiri dari unsur-unsur orang tua peserta didik, dan tokoh masyarakat.

1) Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya

Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya


Pramukaria; Struktur Organisasi Gugusdepan dan Penjelasannya. Sejalan dengan diberlakukannya
Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka, Struktur Organisasi Gugusdepan pun mengalami
sedikit penyesuaian. Sebelumnya Gugusdepan, termasuk struktur organisasi gudep, diatur melalui
Keputusan Kwarnas Nomor 137 Tahun 1987.

Struktur Organisasi Gugusdepan sebagaimana lampiran Keputusan Kwartir Nasional Gerakan


Pramuka Nomor 231 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Gugusdepan Gerakan Pramuka
terdiri atas komponen-komponen yang antara lain :

 Majelis Pembimbing Gugusdepan


 Ketua Gugusdepan
 Pembina Gugusdepan
 Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega
 Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega
 Dewan Kehormatan Gudep
 Badan Pemeriksa Keuangan Gudep
Adapun bagan atau struktur organisasi Gugusdepan Gerakan Pramuka tersebut adalah sebagaimana
gambar berikut ini.
Penjelasan Struktur Organisasi Gudep

 Majelis Pembimbing Gugusdepan


 Majelis Pembimbing Gugusdepan (disingkat Mabigus), adalah suatu badan dalam Gudep
yang memberi bimbingan, bantuan moril, organisatoris, material dan finansial, serta
konsultasi kepada gudep yang bersangkutan.
 Mabigus terdiri atas unsur-unsur orang tua peserta didik, tokoh-tokoh masyarakat di
lingkungan gugusdepan yang memiliki perhatian dan rasa tanggungjawab terhadap Gerakan
Pramuka.
 Mabigus terdiri atas :
 Seorang Ketua
 Seorang Wakil Ketua
 Seorang Sekretaris
 Seorang Ketua Harian (apabila diperlukan)
 Beberapa orang anggota
 Ketua Gudep secara ex-officio anggota Mabigus
 Ketua Mabigus dipilih diantara anggota Mabigus yang ada.
 Mabigus bersidang sekurang-kurangnya sekali dalam enam bulan.
 Rapat koordinasi dan konsultasi antara Mabigus dengan Pembina Gugusdepan diadakan
sekurang-kurangnya sekali dalam empat bulan.
 Ketua Gugusdepan
 Ketua Gudep dipilih dari salah satu Pembina Pramuka yang ada dalam gugusdepan yang
bersangkutan. Pemilihannya dilakukan saat Musyawarah Gugusdepan.
 Pembina Gugusdepan
 Pembina Gugusdepan (disingkat Pembina Gudep), terdiri atas Ketua Gudep dibantu oleh
Pembina Satuan dan Pembantu Pembina Satuan yang dimiliki gudep tersebut.
 Tim Pembina Satuan
 Tim Pembina Satuan terdiri atas Tim Pembina Perindukan Siaga, Pasukan
Penggalang, Ambalan Penegak, dan Racana Pandega
 Tim Pembina Perindukan Siaga (disingkat Tim Pembina Siaga) terdiri atas satu orang
Pembina Siaga dibantu oleh tiga orang Pembantu Pembina Siaga.
 Tim Pembina Pasukan Penggalang (disingkat Tim Pembina Penggalang) terdiri atas satu
orang Pembina Penggalang dibantu oleh tiga orang Pembantu Pembina Penggalang.
 Tim Pembina Ambalan Penegak (disingkat Tim Pembina Penegak) terdiri atas satu orang
Pembina Penegak yang dipilih oleh Majelis Penegak dibantu satu atau dua orang Pembantu
Pembina Penegak.
 Racana Pandega dibina oleh seorang Pembina Pandega dan bila perlu dapat dibantu oleh satu
orang Pembantu Pembina Pandega atau lebih sebagai konsultan dan narasumber ahli.
 Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan Pandega, dan Racana Pandega
 Sebuah gugusdepan bisa jadi memiliki Perindukan Siaga, Pasukan Penggalang, Ambalan
Penegak, dan Racana Pandega sekaligus. Gudep seperti itu disebut gugusdepan lengkap.
Namun ada pula yang hanya memiliki beberapa atau bahkan satu saja, semisal hanya
memiliki Perindukan Siaga dan Pasukan Penggalang, atau bahkan hanya memiliki Pasukan
Penggalang saja. Gudep seperti itu disebut gudep tidak lengkap.
 Perindukan Siaga idealnya terdiri atas 18-24 anggota Pramuka Siaga. Anggota tersebut
dibagi menjadi 3-4 Barung. Jumlah anggota ideal untuk setiap barung adalah 6 Pramuka
Siaga. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk perindukan baru.
 Pasukan Penggalang idealnya terdiri atas 24-32 anggota Pramuka Penggalang. Anggota
tersebut dibagi dalam 3-4 Regu. Jumlah anggota ideal untuk setiap regu adalah 6-8 Pramuka
Penegak. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk pasukan baru.
 Ambalan Pandega idealnya terdiri atas 12-32 anggota Pramuka Penegak. Anggota tersebut
dibagi dalam 3-4 Sangga. Jumlah anggota ideal untuk setiap sangga adalah 4-8 Pramuka
Penegak. Jika jumlahnya melebihi, dapat dibentuk ambalan baru.
 Racana Pandega paling banyak terdiri atas 30 Pramuka Pandega. Anggota tersebut tidak
dibagi dalam kelompok kecil.
 Dewan Kehormatan Gudep
 Dewan Kehormatan Gugusdepan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina Gudep
sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan sanksi.
 Dewan Kehormatan beranggotakan lima orang yang terdiri atas unsur Anggota Majelis
Pembimbing Gugusdepan Ketua Gudep, dua orang Pembina Satuan, dan Dewan Penegak
atau Dewan Pandega apabila diperlukan.
 Susunan Dewan Kehormatan Gugusdepan terdiri atas Ketua Dewan Kehormatan (otomatis
dijabat oleh Ketua Gudep), Wakil Ketua, Sekretaris, dan dua orang anggota.
 Badan Pemeriksa Keuangan Gudep
 Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan adalah badan independen yang dibentuk
Musyawarah Gugusdepan dan bertanggungjawab kepada Musyawarah Gugusdepan.
 Susunan Badan Pemeriksa Keuangan Gugusdepan meliputi Ketua, Wakil Ketua,
Sekretaris, dan beberapa orang anggota.

Itulah struktur organisasi gudep dengan penjelasan untuk masing-masing komponen yang terdapat di
dalamnya.

2) Tanda Pengenal Gugusdepan (Gudep)


 Tanda Pengenal Gugusdepan (Gudep)
 Tanda pengenal gugusdepan biasa disebut juga tanda gugusdepan (gudep) atau "pita gudep"
merupakan salah satu jenis tanda satuan dalam sistem tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka.
Sebagai mana diketahui, tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka dikelompokkan dalam 5
kelompok, yaitu tanda umum, tanda satuan, tanda jabatan, tanda kecakapan, tanda kehormatan.
Salah satu tanda satuan adalah tanda gugusdepan atau tanda pengenal gudep.

Selengkapnya tentang tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, baca : Tanda Pengenal dalam
Gerakan Pramuka

 Tanda gugusdepan atau pita gudep adalah tanda satuan yang menyatakan seorang pramuka
(pemakaianya) tergabung dalam gugusepan tertentu. Dalam tanda gugusdepan ini termuat
nomor registrasi gugusdepan sekaligus nomor kwartir ranting di mana pramuka tersebut
berdomisili. Sehingga dengan melihat tanda tersebut, akan langsung dapat diketahui dari gudep
dan kwartir ranting mana seorang pramuka berasal. Di tambah dengan tanda lokasi (kwartir
cabang) yang terletak di atasnya dan lencana daerah (kwartir daerah), maka lengkap lah, lokasi
domisili seorang anggota Gerakan Pramuka dapat diketahui dengan mudah dari pakaian
seragam pramuka yang dikenakannya.

 Bentuk Tanda Gudep



Tanda gugusdepan atau pita gudep berupa pita kecil, berwarna putih, berbentuk persegi
panjang, dengan tulisan dan garis tepi berwarna merah. Di dalamnya terdapat dua kelompok
angka yang masing-masing terdiri atas dua digit dan tiga digit. Kelompok angka pertama,
terdiri atas dua digit, merupakan nomor urut kwartir ranting di suatu kwartir cabang.
Sedangkan kelompok kedua, terdiri atas tiga digit angka, merupakan nomor gugusdepan
(gudep). Di antara kedua kelompok angka tersebut dipisahkan dengan tanda baca titik (".").

Khusus pada nomor gugusdepan, tiga digit angka pada kelompok kedua, dibedakan antara
gudep putra dan putri. Gudep putra menggunakan nomor ganjil sedangkan gudep putri
menggunakan nomor genap.

Sebagai contoh adalah pita gugusdepan dengan tulisan 13.102. Angka 13 menunjukkan nomor
urut kwartir ranting di suatu kwartir cabang. Angka 102 menunjukkan nomorurut gudep.
Karena 102 adalah angka genap, maka gugusdepan tersebut adalah gudep putri.

 Pemasangan Tanda Gudep



Tanda pengenal gudep dipasang pada lengan baju sebelah kanan (di antara bagde kwarcab dan
kwarda atau bagde daerah). Selain menggunakan nomor gugusdepan, sebagai pengenal gudep
dapat juga menggunakan nama pahlawan, tokoh masyarakat atau tokoh dalam cerita rakyat,
nama tempat yang bersejarah, nama benda-benda di jagat raya, yang memiliki keistimewaan
seperti galaksi dan sebagainya yang dapat memotivasi kehidupan gudepnya. Namun yang
dipasang di seragam pramuka tetaplah pita gudep yang terdiri atas dua kelompok digit angka
sebagaimana dijelaskan di atas.

k) Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka

Tanda Pengenal Gerakan Pramuka adalah tanda-tanda yang dikenakan pada pakaian seragam
Pramuka yang dapat menunjukkan identitas seorang Pramuka. Baik identitas diri, satuan, kemampuan,
tanggung jawab, daerah asal, wilayah tugas, kecakapannya, hingga tanda penghargaan yang
dimilikinya.

Penggunaan tanda pengenal Gerakan Pramuka dimaksudkan untuk mengenal diri seorang Pramuka,
satuan, tempat, wilayah, tugas, jabatan dan kecakapannya. Sedangkan fungsi penggunaanya adalah
sebagai:

Alat pendidikan untuk memberi dorongan, gairah dan semangat para Pramuka, agar mereka berusaha
meningkatkan kemampuan, karya, pribadi dan kehormatannya.

 Alat Pengenal seorang Pramuka, satuan, tingkat kecakapan, jabatan, tempat atau wilayah tugasnya.
 Tanda pengakuan dan pengesahan atas keanggotaan, tingkat kecakapan serta pemberian tanggung
jawab, hak dan kewajiban kepada seorang anggota Gerakan Pramuka.
 Tanda penghargaan kepada seseorang atas prestasi dan tindakannya, agar yang bersangkutan selalu
menjaga dan memelihara nama baik pribadi dan organisasinya.
Macam, Contoh dan Penggolongan Tanda Pengenal

Tanda pengenal Gerakan Pramuka digolongkan menjadi lima kelompok tanda dengan macam dan
contoh tanda sebagai berikut:

 Tanda Umum;
Tanda Umum adalah tanda yang dipakai secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka yang
telah dilantik. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Umum diantaranya adalah:

 Tanda Tutup Kepala


 Setangan Leher (Hasduk)
 Tanda Pelantikan
 Tanda Harian
 Tanda Kepramukaan Sedunia

 Tanda Satuan
Tanda Satuan adalah tanda yang menunjukkan satuan, tempat atau lokasi tempat tinggal pemakainya.
Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Satuan diantaranya adalah:

 Tanda Barung, Tanda Regu, Tanda Sangga, dan Tanda Satuan terkecil lainnya.
 Tanda Gugusdepan, Kwartir dan Majelis Pembimbing.
 Tanda Krida dan Tanda Satuan Karya.
 Lencana Daerah dan Tanda Wilayah.
 Tanda Satuan Pramuka Luar Biasa.

 Tanda Jabatan
Tanda Jabatan adalah tanda yang menunjukkan jabatan dan tanggung jawab yang disandang dalam
lingkup Gerakan Pramuka. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Jabatan diantaranya adalah:

 Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin : Barung, Regu, Sangga, dan lain-lain.
 Tanda Pemimpin dan Wakil Pemimpin Krida dan Satuan Karya.
 Tanda Keanggotaan Dewan Kerja Penegak dan Pandega.
 Tanda Pembina dan Pembantu Pembina : Siaga, Penggalang, Penegak dan Pandega, serta
Tanda Pembina Gugusdepan.
 Tanda Pelatih Pembina Pramuka
 Tanda Andalan dan Pembantu Andalan

 Tanda Kecakapan
Tanda Kecakapan adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, keterampilan, ketangkasan,
kemampuan, sikap dan usaha seorang Pramuka dalam bidang tertentu, sesuai dengan golongan
usianya. Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Kecakapan diantaranya adalah:

 Tanda Kecakapan Umum, meliputi:


 Untuk Pramuka Siaga : Tingkat Mula, Bantu dan Tata
 Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Ramu, Rakit, dan Terap
 Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Bantara dan Laksana
 Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Pandega
 Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Mahir Dasar dan Lanjutan.
 Tanda Kecakapan Khusus, meliputi:
 Untuk Pramuka Siaga : Tidak ada tingkatan
 Untuk Pramuka Penggalang : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
 Untuk Pramuka Penegak : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
 Untuk Pramuka Pandega : Tingkat Purwa, Madya, dan Utama
 Untuk Instruktur : Muda dan Dewasa
 Untuk Pembina Pramuka : Tingkat Dasar dan Lanjutan.
 Tanda Pramuka Garuda, meliputi:
 Untuk Pramuka Siaga
 Untuk Pramuka Penggalang
 Untuk Pramuka Penegak
 Untuk Pramuka Pandega

 Tanda Kehormatan
Tanda Kehormatan adalah tanda yang menunjukkan jasa atau penghargaan yang diberikan kepada
seseorang, atas jasa, darma bakti, dan lain-lainnya, yang dianggap cukup bermutu dan berguna bagi
Gerakan Pramuka, Gerakan Kepramukaan Sedunia, masyarakat, bangsa, negara, dan umat manusia.

 Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk peserta didik,
yaitu :
 Tanda Penghargaan (termasuk Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong, Tanda Ikut Serta
Kegiatan dan lain-lainnya).
 Bintang Tahunan
 Lencana Wiratama
 Lencana Teladan
 Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka untuk orang dewasa,
yaitu :
 Bintang Tahunan
 Lencana Pancawarsa
 Lencana Wiratama
 Lencana Jasa :
 Dharma Bakti
 Melati
 Tunas Kencana
 Tanda Pengenal yang termasuk Tanda Penghargaan atau jasa dari badan di luar Gerakan
Pramuka, misalnya dari :
 Organisasi Kepramukaan maupun badan lainnya, di dalam atau di luar negeri sepanjang
hal-hal tersebut tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka, serta peraturan perundang-undangan Negara Republik
Indonesia yang berlaku.
 Pemerintah Negara Lain
 Pemerintah Republik Indonesia.
1) Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka
Tanda Umum dalam Gerakan Pramuka merupakan tanda-tanda pengenal dalam Gerakan
Pramuka yang dikenakan secara umum oleh semua anggota Gerakan Pramuka baik anggota puteri
maupun putera, pada pakaian seragamnya, untuk mengenalkan seorang Pramuka sebagai anggota
Gerakan Pramuka dan Gerakan Kepramukaan Sedunia.

Tanda Umum merupakan bagian dari Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka di samping Tanda
Satuan, Tanda Jabatan, Tanda Kecakapan, dan Tanda Penghargaan. Pengadaan dan tata cara
penggunaan Tanda Umum telah diatur dalam Keputusan Kwartir Nasional Nomor 055 Tahun 1982
Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Pengenal Gerakan Pramuka dan Keputusan Kwartir
Nasional Nomor 059 Tahun 1982 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Umum Gerakan Pramuka.

Tanda-tanda umum ini dikenakan di seragam pramuka oleh setiap anggota Gerakan Pramuka baik
putra maupun putri. Di samping itu, pengenalan terhadap Tanda Umum Gerakan Pramuka menjadi
salah satu syarat dalam SKU Penggalang Ramu.

Macam, Bentuk, dan Pemakaian Tanda Umum


Macam, bentuk, dan tata cara pemakaian Tanda Umum Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:
 Tanda Tutup Kepala
Tanda Tutup Kepala adalah tanda yang dikenakan pada tutup kepala (baret, peci, atau tutup kepala
lainnya) yang dipakai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka. Bentuk Tanda Tutup Kepala adalah
sebagai berikut:

 Setangan Leher
Setangan leher adalah kain berbentuk segitiga sama kaki dengan salah satu sudut bersudut 90
derajat dengan warna merah dan putih yang dilipat sedemikian rupa. Setangan leher dikenakan
melingkar di leher dengan kedua ujungnya menggantung di depan dada. Selengkapnya tentang
setangan leher, baca: Setangan Leher Pramuka.
Setangan Leher Pramuka

 Tanda Pelantikan
Tanda pelantikan merupakan tanda yang diberikan kepada orang yang telah dilantik menjadi
anggota Gerakan Pramuka. Tanda ini dikenakan di saku atau dada sebelah kanan baju pramuka
(putra) atau pada kerah baju sebelah kanan seragam pramuka putri.

 Tanda Kepramukaan Sedunia (WOSM)


Tanda Kepramukaan Sedunia (WOSM) adalah tanda seseorang menjadi anggota Gerakan
Kepramukaan Sedunia (World Organisation of Scout Movement). Tanda dikenakan pada dada
sebelah kiri pada pakaian seragam pramuka putra atau kerah baju sebelah kiri pada seragam
pramuka putri.

 Tanda Harian
Tanda Harian adalah tanda yang dikenakan pada pakaian selain seragam harian yang menyatakan
sebagai anggota Gerakan Pramuka atau anggota Kepramukaan Sedunia.
Sebagai bagian dari tanda pengenal Gerakan Pramuka, sudah selayaknya, setiap anggota pramuka
mengenali dengan benar masing-masing tanda umum Gerakan Pramuka ini. Semoga artikel sederhana
mengenai tanda umum ini dapat mewujudkan itu.

2) Arti Tanda Kecakapan Umum Penggalang


Arti Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang atau yang biasa disebut sebagai Manggar sudah
selayaknya diketahui oleh semua pramukapenggalang. Karena tanda kecakapan yang dikenakan
dilengan baju sebelah kiri, di bawah tanda regu ini bukan sekedar aksesoris tanpa arti. Namun
sebaliknya, TKU mengandung makna yang sangat dalam.
Tanda Kecakapan Umum Penggalang yang disebut juga dengan manggar adalah tanda yang diberikan
setelah seorang Penggalang menyelesaikan SKU Penggalang. Sehingga yang mengenakan manggar ini
berarti telah lulus dan menyelesaikan semua persyaratan dalam Syarat-syarat Kecakapan Umum.
Sebagaimana diketahui, TKU mempunyai tiga tingkatan sesuai dengan tingkatan SKU. Tingkatan itu
yaitu:
 Satu Manggar untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Ramu
 Manggar bersusun dua untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Rakit
 Manggar bersusun tiga untuk pramuka penggalang yang telah menyelesaikan SKU Terap

Arti Kiasan TKU Pramuka Penggalang


Sebagaimana diuraikan diawal, TKU bukan sekedar aksesoris yang dipasang di lengan baju namun
memiliki arti tersendiri. Kiasan dalam Tanda Kecakapan Umum Penggalang atau Manggar itu yaitu:

 Mayang terurai bertangkai tiga menggambarkan bunga yang sedang berkembang, indah dan
menarik; mengibaratkan Pramuka Penggalang yang riang, lincah dan bersikap menarik sebagai
calon penerus bangsa yang sedang berkembang mengladi dirinya dengan jiwa Pramuka
berdasarkan Trisatya.
 Mayang terurai mekar ke samping; mengibaratkan semakin terbukanya pan-dangan Penggalang
dalam menerima pengaruh yang baik dari lingkungan di sekitarnya.
 Warna merah; melambangkan kemeriahan hidup sesuatu yang sedang berkembang.

3) Pemasangan Atribut (Tanda Pengenal) Pramuka Penggalang


Pemasangan atribut (tanda pengenal) pramuka penggalang ini melanjutkan artikel sebelumnya,
Pemasangan Atribut (Tanda Pengenal) Siaga di Seragam Pramuka. Tanda pengenal atau kerap disebut
juga sebagai atribut, dipasang di pakaian seragam pramuka, termasuk pakaian seragam pramuka
penggalang. Pemasangan tersebut tentunya menggunakan aturan dan tata cara tersendiri.

Untuk memahami macam-macam tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka, ada baiknya membaca
artikel Macam-Macam Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka terlebih dahulu.

Berbagai atribut atau tanda pengenal yang dipasang di pakaian seorang pramuka penggalang (baik
putra maupun putri) antara lain adalah: tanda tutup kepala, tanda WOSM (pandu dunia), tanda
pelantikan, dan papan nama. Juga tanda lokasi, gudep, dan badge wilayah. Tanda regu, Tanda
Kecakapan Umum Penggalang (manggar), Tanda Kecakapan Khusus (TKK), dan tanda pratama,
pemimpin regu, atau wakil pemimpin regu.

Gambar Pemasangan Atribut Pramuka Penggalang Putra

Kesemua atribut atau tanda pengenal pada pramuka penggalang putra di pasang seperti pada gambar
berikut ini.

Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel
ini.

Gambar Pemasangan Atribut Pramuka Penggalang Putri


Sedangkan untuk atribut pada pakaian seragam pramuka pramuka penggalang putri adalah
sebagaimana gambar berikut ini

Penjelasan tentang pemasangan masing-masing atribut diuraikan di keterangan di bagian bawah artikel
ini.

Penjelasan Pemakaian Atribut Pramuka Penggalang

Bentuk dan tata cara pemasangan atribut (tanda pengenal) untuk pramuka penggalang adalah sebagai
berikut:

1. Tanda Tutup Kepala; Berbentuk lingkaran (putri) dan segi delapan (putra) dengan warna dasar
merah. Pada putri dipasang di topi pramuka bagian depan sedangkan untuk untuk putra di
samping kiri kabaret pramuka.
2. Tanda Pandu Dunia (WOSM); Berwarna dasar ungu. Untuk putri berbentuk lingkaran, dipasang
dikerah baju sebelah kanan. Sedang untuk putra berbentuk persegi, dipasang di dada (di atas
papan nama) sebelah kanan.
3. Tanda Pelantikan; Berwarna dasar coklat tua. Untuk putri berbentuk lingkaran, di pasang di kerah
baju sebelah kiri. Sedang untuk putra, dipasang di dada sebelah kiri, di bawah lipatan baju.
4. Papan Nama; Berwarna dasar coklat muda. Baik putra maupun putri dipasang di dada sebelah
kanan di atas lipatan baju dan di bawah tanda pandu dunia (WOSM).
5. Tanda Lokasi Kwarcab; Memuat nama kwartir cabang (Kabupaten/Kota) anggota pramuka
tinggal. Baik putra maupun putri dipasang di lengan baju sebelah kanan, paling atas.
6. Tanda Gugusdepan; Memuat nomor gugusdepan di mana anggota pramuka bergabung. Baik pada
putra maupun putri, dipasang di lengan baju sebelah kanan, tepat di bawah Tanda Lokasi
Kwarcab. Untuk anggota putri, nomor gudepnya genap dan untuk putri nomornya ganjil.
7. Lencana / Badge Daerah; Memuat lambang kwartir daerah di mana anggota pramuka tinggal.
Dipasang di lengan baju pramuka sebelah kanan, di bawah Tanda Gudep.
8. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) Penggalang; Terdiri atas tiga bentuk sesuai tingkatan TKK,
yakni lingkaran (purwa), persegi (madya), dan segilima (utama). Baik pada putra maupun putri,
dipasang lengan baju sebelah kanan, di kanan, kiri, dan bawah Lencana / Badge Daerah.
Pemasangan TKK di lengan baju maksimal 5 buah TKK. Jika memiliki TKK lainnya (lebih dari
lima) selebihnya dipasang di tetampan TKK.
9. Tanda Jabatan; Terdiri atas tanda Pratama, Pemimpin Regu, atau Wakil Pemimpin Regu dengan
bentuk balok berwarna merah bersusun tiga, dua, dan satu. Pemasangannya di dada sebelah
kanan, di bawah lipatan baju.
10. Tanda Regu; Berbentuk persegi dengan gambar sesuai nama regunya. Baik pada penggalang putri
maupun putra dipasang di lengan baju sebelah kiri paling atas.
11. Tanda Kecakapan Umum (TKU) Penggalang; Terdiri atas tiga tingkatan yaitu Ramu, Rakit, dan
Terap. Pemasangan atribut TKU di lengan baju sebelah kiri, di bawah tanda regu.
Selain tanda-tanda (atribut) sebagaimana tersebut di atas, seorang pramuka penggalang dapat juga
memasang tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan), lencana dan tanda pramuka garuda, dan tanda perhargaan
lainnya pada seragam pramuka. Lencana pramuka garuda (berbentuk mendali dengan pitanya)
dikalungkan di leher bersama dengan setangan leher pramuka. Tanda pramuka garuda, dan tanda
penghargaan (semisal bintang tahunan) dikenakan di dada baju sebelah kiri, di atas lipatan baju.
Sedangkan tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dipasang sesuai dengan ketentuan tiska tersebut.
4) Arti Kiasan Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka
Arti kiasan Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka. Sebelum kita mempelajari arti kiasan yang
terkandung dalam Tanda Pelantikan Pramuka kita pelajari dulu apa dan bagaimana tanda pelantikan
tersebut, kapan diberikan kepada anggota pramuka, serta bagaimana cara mengenakan dan
memasangnya di pakaian seragam pramuka.

Tanda Pelantikan Pramuka adalah salah satu dari Tanda Umum Gerakan Pramuka sehingga sekaligus
menjadi bagian dari sistem Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka. Tanda Pelantikan disematkan
kepada seseorang saat pertama kali dilantik menjadi anggota pramuka dan dikenakan pada seragam
pramukanya seumur hidup. Sehingga penyematan tanda pelantikan hanya dilakukan satu kali yaitu saat
seseorang tersebut untuk pertama kalinya dilantik menjadi seorang pramuka.

Seumpama seorang pramuka siaga setelah berpindah golongan, kemudian menjadi


tamu penggalang hingga akhirnya dilantik menjadi penggalang tidak perlu dilakukan penyematan
tanda pelantikan kembali. Berbeda seumpama calon penggalang tersebut sebelumnya belum pernah
menjadi pramuka siaga dan baru menjadi anggota pramuka saat usia penggalang tersebut maka akan
dilakukan penyematan tanda pelantikan. Pun sama halnya bagi anggota pramuka penegak. Jika seorang
calon penegak sebelumnya belum menjadi anggota penggalang ataupun siaga maka akan dilakukan
penyematan tanda pelantikan. Namun jika sebelumnya, calon penegak tersebut telah menjadi pramuka
penggalang maka tidak perlu dilakukan penyematan tanda pelantikan.
Anggota pramuka putri dengan tanda pelantikan di kerah bajunya

Yang dimaksud sebagai pelantikan di sini adalah pelantikan seseorang menjadi anggota pramuka dan
bukan pelantikan kecakapan umum (SKU). Sehingga tanda pelantikan ini pun berbeda dengan tanda
kecakapan umum yang dikenakan di lengan baju sebelah kiri (pramuka siaga dan penggalang) atau di
lidah baju (pundak) bagi pramuka penegak dan pandega.

Bentuk dan Pemasangan Tanda Pelantikan

Tanda pelantikan terdiri atas dua macam yaitu tanda pelantikan untuk anggota pramuka putri dan tanda
pelantikan untuk anggota putra. Keduanya mempunyai gambar dan warna yang sama namun berbeda
bentuknya dan tempat pemasangannya pada pakaian seragam pramuka. Tanda pelantikan dibuat dari
kain yang untuk pramuka putri berbentuk lingkaran sedangkan untuk anggota pramuka putra memiliki
bentuk jajar genjang. Pada tanda pelantikan tersebut terdapat gambar tunas kelapa (lambang Gerakan
Pramuka), padi dan kapas, bintang, lingkaran (roda) bergigi sepuluh, tulisan Gerakan Pramuka, serta
titik sebanyak lima buah. Warna dasar tanda pelantikan adalah coklat tua.

Bentuk tanda pelantikan selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini.
Pemasangan tanda pelantikan tersebut berbeda antara anggota pramuka putra dengan anggota putri.
Pada anggota pramuka putri, tanda pelantikan dipasang di kerah baju seragam pramuka sebelah kiri.
Sedangkan pada anggota pramuka putra, tanda pelantikan dipasang pada saku baju pramuka sebelah
kiri.

Arti Kiasan Tanda Pelantikan

Sebagaimana tanda-tanda pengenal lainnya dalam Gerakan Pramuka, tanda pelantikan memiliki arti
kiasan. Hal ini mengingat fungsi tanda pengenal dalam Gerakan Pramuka yang salah satunya adalah
sebagai alat pendidikan.

Arti kiasan yang dimiliki oleh tanda pelantikan Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut:
1. Warna Coklat melambangkan warna tanah sebagai sumber kehidupan;
2. Warna Kuning melambangkan kekuatan dan keagungan;
3. Gambar Padi dan Kapas melambangkan kesuburan dan kemakmuran bangsa Indonesia di mana
padi melambangkan sumber pangan dan kapas melambangkan sumber pakaian;
4. Roda (lingkaran) bergigi sepuluh melambangkan Dasadarma;
5. Tunas kelapa melambangkan lambang Gerakan Pramuka dengan segala arti kiasan yang
terkandung di dalamnya;
6. Bintang bersudut lima di atas tunas kelapa mengiaskan Ketuhanan yang Maha Esa sekaligus cita-
cita yang tinggi yang dimiliki oleh anggota Gerakan Pramuka;
7. Tulisan Gerakan Pramuka melambangkan Gerakan Pramuka sebagai satu-satunya organisasi yang
menyelenggarakan kepramukaan atau kepanduan di Indonesia.
8. Titik lima di pangkal padi kapas melambangkan pancasila sebagai dasar dan falsafah hidup
bangsa;

Itulah Tanda Pelantikan Gerakan Pramuka mulai dari bentuk, bahan, gambar, cara pemasangannya
pada seragam pramuka hingga arti dan kiasan yanag terkandung dalam gambar-gambar di dalamnya.
Dengan mengenal seluk beluk tanda pelantikan tersebut semoga makin mempertebal semangat para
pramuka dalam melatih dirinya untuk mempersiapkan diri dan ikut serta dalam pembangunan bangsa
dan negara Indonesia.

5) Tanda Penghargaan Kegiatan Tiska dan Tigor


Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong) merupakan jenis
dari Tanda Penghargaan Kegiatan. Merupakan tanda yang diberikan kepada anggota muda Gerakan
Pramuka yang telah memperlihatkan keaktifan dan prestasi dalam kegiatan kepramukaan semisal Pesta
Siaga, Jambore, Perkemahan Wirakarya dll. Tanda Penghargaan Kegiatan, baik Tiska dan Tigor
termasuk salah satu macam dari Tanda Pengenal dalam Gerakan Pramuka untuk jenis Tanda
Penghargaan.

Berbagai hal terkait Tiska (Tanda Ikut Serta Kegiatan) dan Tigor (Tanda Ikut Serta Bakti Gotong
Royong) diatur oleh SK Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang
Petunjuk Penyelenggaraan Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.

Contoh Gambar Tiska dan Tigor

Beberapa hal terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong
(Tigor) adalah sebagai berikut:
 Tiska dan Tigor diperuntukkan bagi anggota peserta didik Gerakan Pramuka mulai
golongan pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak hingga pramuka pandega.
 Bentuk, bahan, dan gambar Tiska dan Tigor:
 Tanda penghargaan kegiatan yang dibuat dari logam dengan gambar timbul (relief) logo
kegiatan, digantungkan pada pita kain berukuran 3 cm x 2,5 cm, sesuai dengan ukuran
tanda penghargaan itu.

 Tanda penghargaan kegiatan dapat pula dibuat dari kain atau bahan lainnya.
 Tanda harian dibuat dari kain berbentuk segi empat berukuran 3,5 cm x 1 cm, dengan warna
dasar sesuai golongannya dan tulisan kegiatan berwarna perak.
 Bentuk, bahan, ukuran, gambar, dan warna tanda penghargaan kegiatan ditentukan dan
diputuskan oleh kwartir penyelenggara kegiatan.
 Syarat Penerima Tanda Penghargaan Kegiatan. Seorang pramuka (Pramuka Siaga, Penggalang,
Penegak, dan Pandega) dapat menerima dan mengenakan tanda penghargaan kegiatan (Tiska atau
Tigor)dengan ketentuan:
 Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) diberikan setelah yang bersangkutan ikut serta dan aktif
dalam kegiatan/perkemahan seperti Pesta Siaga, Jambore, Lomba Tingkat,
Raimuna, Perkemahan Pramuka Luar Biasa, yang dilaksanakannya dengan penuh rasa
tanggung jawab, kesungguhan, keuletan, ketekunan, ketelitian, sehingga mencapai prestasi
yang baik, sesuai dengan ketentuan penyelenggara kegiatan tersebut.
 Tanda Ikut Serta Bakti Gotong Royong (Tigor) diberikan setelah yang bersangkutan aktif
melakukan kegiatan dalam Perkemahan Wirakarya.
 Yang berwenang mengusulkan, memberikan, menganugerahkan, serta mencabut tanda
penghargaan kegiatan (Tiska atau Tigor) adalah Pembina pramuka yang bersangkutan melalui
panitia penyelenggara kegiatan.
 Cara pemakaian dan penempatan Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah
dikenakan di atas saku kanan baju seragam putra di atas tanda WOSM dan untuk seragam putri
menyesuaikan. Apabila yang bersangkutan mengenakan bintang tahunan maka tanda penghargaan
kegiatan dipakai di atas bintang tahunan.
 Masa berlaku atau masa pemakaian Tiska atau Tigor pada pakaian seragam pramuka adalah selama
maksimal enam bulan sejak saat diserahkannya tanda tersebut kepada yang bersangkutan.
Itulah berbagai ketentuan terkait Tanda Ikut Serta Kegiatan (Tiska) dan Tanda Ikut Serta Bakti Gotong
Royong (Tigor). Untuk lebih detail mengenai Tanda Penghargaan ini ada baiknya mempelajari SK
Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Nomor 175 Tahun 2012 Tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Tanda Penghargaan Gerakan Pramuka.

l) Jenis-Jenis Pertemuan Pramuka


Jenis-Jenis Pertemuan Pramuka
Jenis-jenis pertemuan pramuka adalah macam jenis pertemuan atau kegiatan yang melibatkan
anggota Gerakan Pramuka. Dalam kegiatan-kegiatan tersebut para pramuka (anggota Gerakan
Pramuka) berkumpul mengikuti kegiatan sesuai dengan Prinsip dasar Kepramukaan (PDK) dan
Metode Kepramukaan (MK).

Pertemuan pramuka terdiri atas berbagai macam kegiatan. Terdapat kegiatan yang melibatkan semua
anggota Gerakan Pramuka dari berbagai golongan dan ada pula pertemua khusus untuk golongan-
golongan tertentu. Jenis pertemua pramuka ini dapat dibedakan berdasarkan :

 Pertemuan untuk semua golongan pramuka


 Pertemuan untuk Pramuka Siaga
 Pertemuan untuk Pramuka Penggalang
 Pertemuan untuk Pramuka Penegak dan Pandega
 Pertemuan untuk Pramuka Dewasa
Macam Jenis Pertemuan / Kegiatan Pramuka

1. Kegiatan yang Diikuti Oleh Semua Golongan Pramuka

Jenis pertemuan atau kegiatan yang dapat diikuti oleh semua anggota pramuka dari semua golongan
baik siaga, penggalang, penegak dan pandega, maupun anggota dewasa antara lain :
 JOTA (Jamboree on the Air);
JOTA adalah pertemuan Pramuka melalui udara, bekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio
Indonesia (ORARI). Para pramuka dari berbagai golongan dapat berkomunikasi, berdiskusi, dan
berbagai pengalaman dengan memanfaatkan teknologi radio amatir. Pertemuan ini merupakan
acara tahunan yang dilangsungkan di tingkat Nasional, Regional, dan Internasional.
 JOTI (Jamboree on the Internet);
JOTI dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan JOTA. Jika JOTA menggunakan fasilitas radio
amatir, maka JOTI adalah pertemuan anggota pramuka dengan memanfaatkan media chating
internet. Seperti JOTA, JOTI pun merupakan acara tahunan yang dilangsungkan di tingkat
Nasional, Regional, dan Internasional.
2. Kegiatan Pramuka Siaga

Kegiatan atau pertemuan yang dikhususkan bagi anggota pramuka siaga adalah :
 Pesta Siaga;
Pesta Siaga dalah pertemuan pramuka Siaga dalam bentuk perkemahan besar selama satu hari
(tanpa menginap) dengan berbagai kegiatan seperti: Permainan Bersama (kegiatan keterampilan
kepramukaan yang dikemas dengan permainan), Pameran Siaga, Pasar Siaga (simulasi situasi di
pasar yang diperankan oleh Pramuka Siaga), Darmawisata, Pentas Seni Budaya, Karnaval, dll.
Pesta Siaga dapat dilaksanakan di tingkat kordinator desa, kwartir ranting, kwartir cabang, korwil
(beberapa kwartir cabang yang berdekatan), dan kwartir daerah.
3. Kegiatan Pramuka Penggalang

Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan untuk anggota pramuka penggalang, antara lain :
 Jambore;
Jambore adalah pertemuan Pramuka Penggalang dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Kegiatan dalam jambore bersifat rekreatif, riang
gembira, dan penuh persaudaraan. Jambore dilaksanakan secara berjenjang berdasar penyelenggara
dan lingkup wilayah pesertanya, yaitu: Jambore Ranting (Jamran), Jambore Cabang (Jamcab),
Jambore Daerah (Jamda), Jambore Nasional (Jamnas), Jambore Regional dan Jambore se-Dunia.
Baca : Daftar Jambore Nasional Pramuka dan Logo
 Lomba Tingkat (LT);
Lomba Tingkat (LT) dalah pertemuan pramuka penggalang dalam bentuk perlombaan beregu atau
perorangan atas nama regu yang mempertandingkan sejumlah ketrampilan. Lomba tingkat
dilaksanakan dalam bentuk perkemahan. Berbeda dengan jambore yang menekankan sifat rekreatif,
lomba tingkat lebih berupa perlombaan.
Lomba Tingkat terdiri atas :
 LT I (tingkat Gugusdepan)
 LT II (tingkat kwartir ranting)
 LT III (tingkat kwartir cabang)
 LT IV (tingkat kwartir daerah)
 LT V (tingkat kwartir nasional)
 Perkemahan Bakti (PB);
Perkemahan Bakti (PB) adalah kegiatan Pramuka Penggalang dalam rangka bhakti pada
masyarakat yang biasanya berwujud peran serta dalam kegiatan pembangunan.
 Dian Pinru (Gladian Pemimpin Regu);
Gladian Pemimpin Regu (Dianpinru) adalah kegiatan Pramuka Penggalang bagi Pemimpin Regu
Utama (Pratama), Pemimpin Regu (Pinru), dan Wakil Pemimpin Regu (Wapinru), yang bertujuan
memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan. Dianpinru diselenggarakan di
tingkat gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
 Forum Penggalang;
Forum Penggalang adalah pertemuan Pramuka Penggalang untuk mengkaji suatu permasalahan
dan merumuskan hasil kajian serta memecahkan masalah secara bersama. Inti dari kegiatan ini
adalah untuk pengenalan demokratisasi dan pembelajaran metode pemecahan masalah sebagai
modal bagi para Pramuka Penggalang di masa yang akan datang.
 Perkemahan;
Berbagai macam perkemahan yang dilakukan sesuai dengan waktu, peserta, dan tujuannya masing-
masing. Tentang perkemahan ini, baca : Jenis Perkemahan Pramuka.
 Penjelajahan; Penjelajahan adalah pertemuan Pramuka Penggalang berbentuk penjelajahan, dalam
rangka mengaplikasikan pengetahuan tentang ilmu medan, peta, kompas dan survival.
4. Kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega

Jenis pertemuan atau kegiatan yang dikhususkan bagi pramuka penegak dan pramuka pandega, antara
lain :
 Raimuna;
Raimuna adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pandega dalam bentuk perkemahan besar yang
diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka, seperti Raimuna Ranting, Raimuna Cabang,
Raimuna Daerah, Raimuna Nasional.
 Perkemahan Wirakarya (PW);
Perkemahan Wirakarya adalah pertemuan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega berbentuk
perkemahan besar, dalam rangka mengadakan integrasi dengan masyarakat dan ikut serta dalam
kegiatan pembangunan masyarakat.
 Gladian Pemimpin Satuan (Dianpinsat);
Dianpinsat (Penggladian Pimpinan Satuan) adalah kegiatan Pramuka Penegak dan Pandega bagi
Pemimpin Sangga Utama (Pradana), Pemimpin Sangga (Pinsa), dan Wakil Pemimpin Sangga
(Wapinsa), yang bertujuan memberikan pengetahuan di bidang manajerial dan kepemimpinan.
Dianpinsa diselenggarakan di tingkat gugus depan, kwartir ranting atau kwartir cabang.
 Peran Saka (Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka);
Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka (Peran Saka), adalah Kegiatan Pramuka Penegak dan
Pramuka Pandega yang menjadi anggota Satuan Karya Pramuka (Saka), berbentuk perkemahan
besar, yang diselenggarakan oleh kwartir Gerakan Pramuka. Peran Saka diikuti oleh sedikitnya
dua Satuan Karya Pramuka.
 Musppanitera;
Musyawarah Pramuka Penegak dan Pandega Puteri dan Putera (Musppanitera) adalah pertemuan
Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega untuk menyusun perencanaan pembinaan bagi Pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega di wilayah kwartir dalam satu masa bakti kwartir/dewan kerja dan
akan dijadikan bahan pada musyawarah kwartirnya.
 Ulang Janji;
Ulang Janji adalah upacara pengucapan ulang janji (Trisatya) bagi Pramuka Penegak, Pandega dan
Anggota Dewasa yang dilaksanakan pada malam tanggal 14 Agustus dalam rangka Hari Ulang
Tahun Pramuka.
 Pertemuan lain; Pertemuan lain seperti Sidang Paripurna (Siparcab) Dewan Kerja, Pengembaraan,
Latihan Dasar Kepemimpinan, Pelatihan Pengelola Dewan Kerja (PPDK), Pelantara, Kemah
Bakti Saka (Pertika) dll.
5. Kegiatan Pramuka Dewasa

Bagi anggota pramuka dewasa, terdapat beberapa kegiatan atau pertemuan, seperti :
 Karang Pamitran;
Karang Pamitran adalah pertemuan bagi pembina pramuka untuk mempererat hubungan
kekeluargaan dan persaudaraan serta meningkatkan pengetahuan pengalaman dan
kepemimpinannya. Karang pamitran menjadi wadah silaturahmi bagi pembina pramuka untuk
saling bertukar pengalaman, menambah pengetahuan dan ketrampilan dalam membina pramuka.
 Kursus Pembina Pramuka;
Kursus Pembina Pramuka terdiri atas dua tingkatan, yaitu : Kursus Pembina Pramuka Mahir Dasar
(KMD) dan Kursus Pembina Pramuka Mahir Lanjutan (KML).
 Kursus Pelatih Pembina Pramuka; Kursus Pelatih Pembina Pramuka terdiri atas dua tingkat, yaitu :
Kursus Pelatih Pembina Pramuka Dasar (KPD) dan Kursus Pelatih Pembina Pramuka Lanjutan
(KPL)
 Ulang Janji;
 Musyawarah Gugusdepan (Mugus), Musyawarah Ranting (Musran), Musyawarah Cabang
(Muscab), Musyawarah daerah (Musda) dan Musyawarah Nasional (Munas).
Adik-adik dan Kakak-kakak pramuka, itulah berbagai macam jenis pertemuan
pramuka sesuai dengan golongan masing-masing.

1) Jenis Perkemahan Pramuka


Jenis Perkemahan Pramuka
Perkemahan Pramuka adalah salah satu bentuk dari kegiatan dalam kepramukaan. Perkemahan juga
menjadi salah satu jenis pertemuan dalam Gerakan Pramuka. Umumnya perkemahan dilaksanakan di
luar ruangan (out door) dengan menginap. Di pramuka terdapat berbagai jenis perkemahan.

Jenis-jenis Perkemahan Pramuka


Perkemahan pramuka terdiri atas berbagai macam jenis. Jenis perkemahan dalam Gerakan Pramuka ini
dapat dikelompokkan dalam beberapa kelompok. Pengelompokkan ini bisa didasarkan pada lamanya
waktu perkemahan, tempat penyelenggaraannya, tujuan perkemahan, dan jumlah peserta.
Berikut ini berbagai jenis perkemahan pramuka ditinjau dari berbagai hal.

 Jenis perkemahan berdasarkan waktu pelaksanaan


Berdasarkan waktu pelaksanaannya, perkemahan dalam Gerakan pramuka terdiri atas :
 Perkemahan satu hari; dilaksanakan tanpa bermalam. Kemah jenis ini biasa dilakukan dalam
pesta siaga.
 Perkemahan dua hari; contohnya adalah Perkemahan Sabtu Malam Minggu (Persami) dan
Perkemahan Kamis Malam Jumat (Perkaju)
 Perkemahan tiga hari; contohnya adalah Perkemahan Jumat Sabtu Minggu (Perjusami)
 Perkemahan lebih dari tiga hari
 Jenis perkemahan berdasarkan tempat pelaksanaannya
Berdasarkan tempat pelaksanaannya, perkemahan dalam Gerakan Pramuka terdiri atas:
 Perkemahan menetap; yaitu perkemahan yang tempatnya tetap sejak perkemahan dimulai
hingga selesai.
 Perkemahan safari; yaitu perkemahan yang tempatnya berpindah. Biasanya dipadukan dengan
kegiatan penjelajahan atau survival.
 Jenis perkemahan berdasarkan tujuannya
Berdasarkan tujuannya terdapat beberapa jenis perkemahan yaitu :
 Kemah Bakti. Seperti; Perkemahan Wirakarya (PW)
 Kemah Pelantikan. Seperti; Perkemahan Pelantikan Tamu Ambalan, Pelantikan SKU
Penggalang Ramu, dll.
 Kemah Lomba. Seperti; Lomba Tingkat (LT)
 Kemah Rekreasi
 Kemah Jambore. Seperti; Jambore Ranting, Jambore Cabang, Jambore Daerah, Jambore
Nasional, dan Jambore Asia Pasifik.
 Kemah Riset/Penelitian
 Jenis perkemahan berdasarkan jumlah peserta
Berdasarkan jumlah peserta yang mengikutinya, perkamahan dapat dikelompokkan dalam:
 Perkemahan satu regu penggalang atau sangga penegak
 Perkemahan satu Pasukan Penggalang, Ambalan Penegak, atau Racana Pandega
 Perkemahan satu gugusdepan
 Perkemahan satu kwartir (Kwartir Ranting, Kwartir Cabang. Kwartir Daerah, Kwartir
Nasional)
 Jenis perkemahan berdasarkan wilayah satuan
Berdasarkan wilayah satuan perkemahan dapat dikelompokkan menjadi:
 Perkemahan tingkat Gugusdepan
 Perkemahan tingkat Ranting
 Perkemahan tingkat Cabang
 Perkemahan tingkat Daerah
 Perkemahan tingkat Nasional
 Perkemahan tingkat Regional
 Perkemahan tingkat Dunia
 Jenis perkemahan berdasarkan penyelenggara
Berdasarkan penyelenggaranya terdapat beberapa jenis perkemahan yaitu :
 Perkemahan gugusdepan
 Perkemahan kwartir
 Perkemahan Satuan Karya Pramuka, contoh Perkemahan Perkemahan Bakti Saka Tarunabumi
 Perkemahan Antar Satuan Karya Pramuka. Contoh Perkemahan Antar Satuan Karya
(Peransaka)
Perkemahan instansi atau badan di luar Gerakan Pramuka
m) Mengenal Pramuka Garuda
PENGETAHUAN KEPRAMUKAAN
PRAMUKA GARUDA
SKU
Pramuka Garuda, apakah itu?. Pramuka Garuda merupakan sebutan bagi pramuka yang telah
menyelesaikan tingkat kecakapan tertinggi pada jenjang pendidikan (golongan) masing-masing.
Pramuka Garuda adalah seorang pramuka yang dapat menjadi teladan serta telah memenuhi Syarat
Pramuka Garuda dan memiliki Tanda Pramuka Garuda.

Tanda Pramuka Garuda merupakan tanda kecakapan tertinggi yang diberikan kepada seorang peserta
didik pramuka yang memenuhi syarat Pramuka Garuda. Dasar hukum dan panduan penyelenggaraan
pramuka garuda diatur berdasarkan SK Kwartir Nasional Nomor 101 tahun 1984 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pramuka Garuda.

Seorang pramuka penegak dengan pita dan Tanda Pramuka Garuda

Pramuka Garuda dibedakan dalam empat golongan sesuai dengan jenjang pendidikan dalam gerakan
Pramuka. Keempat golongan tersebut adalah:
 Pramuka Garuda untuk Pramuka Siaga
 Pramuka Garuda untuk Pramuka Penggalang
 Pramuka Garuda untuk Pramuka Penegak
 Pramuka Garuda untuk Pramuka Pandega
Tanda Pramuka Garuda
Tanda Pramuka Garuda berbentuk segi lima beraturan dengan masing-masing sisi selebar 2,5 cm dan
berbingkai kuning emas. Di tengah segi lima terdapat gambar burung garuda kedua sayapnya yang
terbuka, lambang Gerakan Pramuka di dada burung garuda, dan sehelai pita bertuliskan "Setia - Siap -
Sedia" yang dicengkeram oleh kedua cakar burung garuda.

Warna dasar pada segi lima dibedakan sesuai dengan masing-masing jenjang pendidikan (golongan
peserta didik) yaitu hijau untuk pramuka siaga, merah (pramuka penggalang), kuning (pramuka
penegak), dan coklat tua (pramuka pandega).
Tanda Pramuka Garuda untuk Siaga, Penggalang, Penegak, dan
Pandega

Penggunaan dan pemakaian Tanda Pramuka Garuda dibedakan atas dua macam. Pertama adalah tanda
yang dikenakan saat upacara resmi yaitu terbuat dari logam berwarna emas yang digantungkan dengan
selembar pita merah putih, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Asli. Kedua adalah tanda
yang dikenakan pada kegiatan sehari-hari yang terbuat dari kain dan diletakkan di dada sebelah kanan
pada seragam pramuka, tanda ini disebut sebagai Tanda Pramuka Garuda Duplikat.

Arti dan kiasan gambar pada Tanda Pramuka Garuda akan dijelaskan dalam artikel tersendiri.
Syarat Pramuka Garuda
Seorang peserta didik yang telah menyelesaikan Syarat Kecakapan Umumtingkat terakhir dalam
golongannya (Siaga Tata, Penggalang Terap, Penegak Laksana, atau Pandega) berhak untuk
mengajukan diri menjadi pramuka garuda.

Adapun Syarat Pramuka Garuda tersebut untuk masing-masing golongan silakan baca artikel berikut:
 Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Siaga; untuk membaca klik di sini
 Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penggalang; untuk membaca klik di sini
 Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Penegak; untuk membaca klik di sini
 Syarat Pramuka garuda untuk Pramuka Pandega; untuk membaca klik di sini
Pengujian Syarat Pramuka Garuda dilakukan oleh sebuah tim penguji yang dibentuk oleh Kwartir
berdasarkan pengajuan pembina gudep pramuka yang bersangkutan. Tim penguji ini terdiri atas pelatih
pembina, pembina gugusdepan, andalan kwartir, orang tua, dan tokoh masyarakat. Tim penguji
melakukan penilaian terhadap calon pramuka garuda secara perorangan yang dilakukan dengan cara
wawancara langsung, pengamatan langsung, serta membaca dan mendengarkan dari pihak ketiga.

Pramuka Garuda di Negara Lain


Pramuka Garuda tidak hanya terdapat di Indonesia saja. Kepanduan di negara-negara lain juga
memberlakukan Pramuka Garuda dengan nama, tanda, syarat, dan ketentuan yang berbeda. Nama-
nama Pramuka Garuda di beberapa negara di dunia antara lain:
 Malaysia: Pengakap Raja
 Filipina: Eagle Scout
 Brunei Darussalam: Pengakap Sultan
 Korea: Tiger Scout
 Amerika Serikat: Eagle Scout
 Singapura: King Scout
 Jepang: Fuji Scout
 Australia: Queen's Scout dan Queen's Guide
 Hongkong: Dragon Scout
 India: Rashtrapati Scout dan Rashtrapati Guide

Tanda Pramuka Garuda di negara lain

Dan masih banyak lagi nama Pramuka Garuda di negara-negara lainnya.

Setelah mempelajari segala hal terkait pramuka garuda, bagi adik-adik peserta didik Gerakan Pramuka
yang masih belum mencapai Pramuka Garuda, teruslah bersemangat dan segeralah raih pramuka
garuda!.

Untuk SK Kwartir Nasional Nomor 101 tahun 1984 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Pramuka Garuda sila baca dan download di halaman SK dan PP Gerakan Pramuka.

n) Daftar Satuan Karya Pramuka (Saka) Tingkat Nasional


Daftar Satuan Karya Pramuka (Saka) Tingkat Nasional
Daftar Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional adalah daftar berisikan nama Saka beserta
lambang Saka dan penjelasan singkat yang diselenggarakan secara Nasional. Satuan Karya Pramuka
atau disingkat Saka, di tingkat Nasional ini telah diakui dan disahkan oleh Kwartir Nasional Gerakan
Pramuka. Saat ini, terdapat 11 Satuan Karya Pramuka tingkat Nasional.

Sebelum tahun 2013, hanya dikenal delapan Satuan Karya Pramuka Tingkat Nasional. Kedelapan Saka
tersebut adalah Saka Bahari, Saka Bakti Husada, Saka Bhayangkara, Saka Dirgantara, Saka Kencana,
Saka Taruna Bumi, Saka Wanabakti, dan Saka Wira Kartika. Namun Munas Gerakan Pramuka Tahun
2013, kemudian memutuskan tiga buah Saka baru yang diakui sebagai Saka Tingkat Nasional. Tiga
saka baru tersebut adalah Saka Kalpataru, Saka Pariwisata, dan Saka Widya Budaya Bakti.

Sebagaimana Keputusan Kwartir Nasional Nomor 170.A Tahun 2008 Tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Satuan Karya Pramuka, Saka adalah wadah pendidikan dan pembinaan guna
menyalurkan minat, mengembangkan bakat, dan menambah pengalaman para pramuka
Penegak dan Pramuka Pandega dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta
keterampilan.
Berikut ini daftar 11 Saka tingkat Nasional dilengkapi dengan penjelasan singkat dan lambang masing-
masing.

1. Saka Bahari

Lambang Saka Bahari

Saka Bahari adalah Saka yang memberikan keterampilan praktis di bidang kebaharian atau kelautan.
Pembinaan Saka bahari dilaksanakan bekerja sama dengan TNI AL, Profesional di bidang Olahraga
Air, dan Kementerian Kelautan. Saka Bahari memiliki 4 krida, yaitu :
 Krida Sumberdaya Bahari
 Krida Jasa Bahari
 Krida Wisata Bahari
 Krida Reksa Bahari
Lebih lanjut mengenai Saka Bahari, baca :
 Satuan Karya Pramuka (Saka) Bahari
 Lambang Saka Bahari dan Arti Kiasannya

2. Saka Bakti Husada

Lambang Saka Bakti Husada

Saka Bakti Husada adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan
praktis di bidang kesehatan. Pembinaannya bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Saka Bakti
Husada memiliki 5 (lima) krida, yaitu :
 Krida Bina Lingkungan Sehat
 Krida Bina Keluarga Sehat
 Krida Penanggulangan Penyakit
 Krida Bina Gizi
 Krida Bina Obat
3. Saka Bhayangkara

Lambang Saka Bhayangkara

Saka Bhayangkara adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
ketertiban masyarakat (kamtibmas). Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan Kepolisian
Republik Indonesia. Saka Bhayangkara memiliki 4 krida, yaitu:
 Krida Ketertiban Masyarakat
 Krida Lalu Lintas
 Krida Pencegahan dan Penaggulangan Bencana
 Krida Tindakan Pertama Tempat Kejadian Perkara (TPKP)
Lebih lanjut mengenai Saka Bhayangkara, baca :
 Satuan Karya Pramuka Bhayangkara
 Bentuk dan Arti Lambang Saka Bhayangkara

4. Saka Dirgantara

Lambang Saka Dirgantara

Saka Dirgantara adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan keterampilan
praktis di bidang kedirgantaraan. Saka Dirgantara diselenggarakan bekerja sama dengan TNI AU,
pihak perusahaan penerbangan dan klub aeromodelling. Pelatihan biasanya diadakan di sebuah
Pangkalan Udara tertentu. Saka Dirgantara terdiri atas 3 (tiga) krida, yaitu :
 Krida Olahraga Dirgantara
 Krida Pengetahuan Dirgantara
 Krida Jasa Kedirgantaraan
Lebih lanjut mengenai Saka Dirgantara, baca :
 Satuan Karya Pramuka (Saka) Dirgantara
 Lambang Saka Dirgantara dan Arti Kiasannya

5. Saka Kencana
Lambang Saka Kencana

Saka Kencana adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang Keluarga
Berencana (KB), Keluarga Sejahtera dan Pengembangan Kependudukan. Pembinaannya dilaksanakan
bekerja sama dengan Badan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Saka Kencana meliputi 4 krida,
yaitu:
 Krida Bina Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KB dan KR)
 Krida Bina Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS dan PK)
 Krida Advokasi dan Komunikasi Informasi Edukasi (Advokasi dan KIE)
 Krida Bina Peran Serta Masyarakat (PSM)

6. Saka Taruna Bumi

Lambang Saka Taruna Bumi


Saka Taruna Bumi adalah saka yang memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
pembangunan pertanian. Pembinaannya bekerjasama dengan Kementerian Pertanian, LIPI, dan
Lembaga Holtikultura. Saka Tarunabumi memiliki 5 krida, yaitu :

 Krida Pertanian dan Tanaman Pangan


 Krida Pertanian Tanaman Perkebunan
 Krida Perikanan
 Krida Peternakan
 Krida Pertanian Tanaman Holtikultura
Lebih lanjut baca :
 Saka Tarunabumi

7. Saka Wanabakti

Lambang Saka Wanabakti

Saka Wanabakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan serta menanamkan rasa tanggung jawab di
bidang pelestarian sumberdaya alam, kehutanan dan lingkungan hidup. Saka Wanabakti
diselenggarakan bekerja sama dengan bekerjasama dengan Kementerian Kehutanan, Perhutani dan
LSM Lingkungan Hidup/Lembaga Profesional terkait. Saka Wanabhakti terdiri atas 4 (empat) krida,
yaitu:

 Krida Tata Wana


 Krida Reksa Wana
 Krida Bina Wana
 Krida Guna Wana

8. Saka Wira Kartika


Lambang Saka Wira Kartika

Saka Wira Kartika adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kewilayahan dan bela negara. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan TNI Angkatan
Darat. Saka Wira Kartika terdiri atas 5 krida, yaitu:
 Krida Survival
 Krida Pioner
 Krida Mountainering
 Krida Navigasi Darat
 Krida Bintal Juang.

9. Saka Kalpataru

Lambang Saka Kalpataru


Saka Kalpataru adalah Satuan Karya Pramuka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus
di bidang kepedulian lingkungan hidup. Pembinaannya dilaksanakan bekerja sama dengan
Kementerian Lingkungan Hidup (sekarang Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup). Saka
Kalpataru memiliki 3 krida yaitu :

 Krida 3R (Reuse, Reduce, Recycle)


 Krida Perubahan Iklim
 Krida Konservasi Keanekaragaman Hayati

10. Saka Pariwisata

Lambang Saka Pariwisata

Saka Pariwisata adalah Saka yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang
kepariwisataan. Saka Pariwisata memiliki 3 krida yaitu :

 Krida Penyuluh Pariwisata


 Krida Pemandu Pariwisata
 Krida Kuliner

11. Saka Widya Budaya Bakti


Lambang Saka Widya Budaya Bakti

Saka Widya Budaya Bakti memberikan pengetahuan dan ketrampilan khusus di bidang pendidikan
dan kebudayaan. Saka Widya Budaya Bakti meliputi 7 krida, yaitu:
 Krida Pendidikan Masyarakat
 Krida Anak Usia Dini
 Krida Pendidikan Kecakapan Hidup
 Krida Bina Sejarah
 Krida Bina Seni dan Film
 Krida Bina Nilai Budaya
Krida Bina Cagar Budaya dan Museum

o) Tongkat Pramuka, Ukuran, Warna, dan Penggunaan


Tongkat Pramuka, Ukuran, Warna, dan Penggunaan
Ukuran, warna, dan penggunaan tongkat pramuka. Tongkat pramuka menjadi sebuah kelengkapan
bagi anggota Gerakan Pramuka, terutama Pramuka Penggalang. dalam setiap kegiatannya. Tongkat
Pramuka ini memiliki ketentuan tersendiri terkait dengan ukuran tongkat, warna tongkat, bahan, dan
penggunaan, baik cara penggunaan tongkat saat baris-berbaris maupun di luar PBB.

Tongkat pramuka pun layaknya senjata bagi setiap pramuka. Sebagaimana lirik salah satu yel pramuka
berjudul "Yel Pramuka Bukan Tentara" di mana salah satu liriknya berbunyi : Bukan polisi dan bukan
tentara // Tali dan tongkat itulah senjatanya // Coklat tua coklat muda seragamnya // Merah dan putih
tergantung di lehernya.

Bahan, Ukuran, dan Warna Tongkat Pramuka

Tongkat pramuka dibuat dari bahan bambu atau kayu yang dibuat silinder. Ukuran panjang tongkat
pramuka adalah 160 cm (1,6 meter) dengan diameter sekitar 5 cm. Tongkat diberikan warna bebas
sesuai dengan aspirasi, keinginan, dan kreatifitas masing-masing. Jika semua anggota satu regu
membawa tongkat, warna tongkat diusahakan seragam untuk menunjukkan kekompakan regu.

Sering kali dijumpai tongkat pramuka yang diwarnai menjadi tiga bagian, yaitu merah di kedua
ujungnya dan putih di bagian tengahnya. Bagian ujung yang berwarna merah berukuran masing-
masing 30 cm, sedangkan bagian tengah yang berwarna putih berukuran 100 cm. Aturan pewarnaan
tongkat tersebut tidak salah namun juga tidak wajib. Karena sekali lagi, masing-masing regu bebas
untuk mewarnai tongkatnya sesuai dengan kreatifitasnya.
Pramuka Penggalang dengan tongkat pramuka

Penggunaan Tongkat Pramuka

Tongkat pramuka adalah peralatan serba guna bagi pramuka, sehingga wajar jka dianggap sebagai
senjatanya pramuka. Bagi pramuka siaga, tongkat bisa hanya dibawa oleh Pimpinan Barung saja untuk
melekatkan bendera barung. Bagi Pramuka Penggalang, selain pemimpin regu (untuk melekatkan
bendera regu), tongkat pramuka biasa dibawa oleh setiap anggota regu dan digunakan dalam setiap
kegiatan, meskipun tidak wajib.

Sebagai alat serba guna, tongkat pramuka memiliki berbagai manfaat dan kegunaan. Penggunaan
tongkat pramuka tersebut antara lain untuk :

1. Tiang tenda
2. Pembuatan pionering, mulai dari pionering gapura, tiang bendera, rak sepatu, jemuran pakaian,
dan lain sebagainya.
3. Pembuatan tandu darurat (dragbar)
4. Alat pertahanan diri, termasuk terhadap hewan liar
5. Alat bantu menaksir tinggi, menaksir jarak, dan lain sebagainya.
6. Alat bantu pengepakan barang (membawa, mengangkut, dan memindahkan barang)
7. Baris Berbaris (Baca : Cara Menggunakan Tongkat Dalam Baris Berbaris)
Mengingat pentingnya kegunaan tongkat pramuka perlu diperhtaikan dalam pemilihan bahan tongkat
yang harus mempertingbangkan kekuatan dan ukuran tongkat. Jika diperlukan, dapat ditambahkan
tanda-tanda pada tongkat yang menunjukkan ukuran-ukuran tertentu. Semisal panjang 1 meter, 30 cm,
dll.

Yang tidak kalah pentingnya adalah perawatan tongkat. Dengan perawatan dan
penyimpanan yang benar, akan menjaga kualitas tongkat. Sehingga saat sewaktu-waktu
tongkat dibutuhkan untuk membuat sesuatu (semisal tandu darurat) dapat berfungsi dengan
baik.

p) SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)
SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)
SKK adalah singkatan dari Syarat Kecakapan Khusus, sedang TKK adalah singkatan dari Tanda
Kecakapan Khusus. Keduanya saling terkait. SKK (Syarat Kecakapan Khusus) merupakan serangkaian
syarat untuk mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Sedangkan TKK adalah tanda yang
diberikan setelah menyelesaikan SKK.

Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 9 ayat 3 disebutkan bahwa salah satu metoda
pendidikan kepramukaan adalah Sistem Tanda Kecakapan. Sistem tanda kecakapan ini terdiri atas dua
golongan yaitu tanda kecakapan umum dan tanda kecakapan khusus. Syarat tanda kecakapan umum
(SKU) meliputi berbagai bidang dan semua Pramuka pada waktunya harus mencapainya. Sedangkan
SKK (syarat tanda kecakapan khusus) meliputi hanya satu bidang saja. Pengertian lebih mendalam
akan diulas di bawah.

Pengertian SKK dan TKK

Seorang pramuka penggalang dengan TKK terpasang di lengan


bajunya

TKK atau Tanda Kecakapan Khusus adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, kepandaian,
keterampilan, kemampuan sikap dan usaha seorang pramuka di bidang tertentu, sesuai dengan usia,
jenis kelamin dan kemampuan jasmani dan rohani. Untuk memperoleh TKK seorang pramuka harus
mampu menyelesaikan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) terlebih dahulu.

SKK berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka
Pandega. TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki
TKK yang berbeda dari peserta didik lain. Dengan kata lain, seorang pramuka bebas memilih SKK apa
saja yang diinginkannya sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan minat yang dimiliki.

Ketentuan tentang kecakapan khusus diatur oleh Gerakan Pramuka dengan Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan
Kecakapan Khusus. Petunjuk Penyelenggaraan ini dapat diunduh di halaman Download SK dan PP
Pramuka.

Tingkatan dan Bentuk TKK

Kecakapan khusus hanya berlaku pada Anggota Muda Gerakan Pramuka atau yang biasa disebut juga
sebagai peserta didik. Peserta didik ini meliputi pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka
penegak, dan pramuka pandega. Kecakapan khusus tidak berlaku bagi anggota dewasa Gerakan
Pramuka seperti pembina pramuka, pembantu pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, andalan,
dan anggota majelis pembimbing.

Tingkatan dan bentuk Tanda Kecakapan Khusus untuk masing-masing golongan peserta didik
pramuka adalah berbeda. Perbedaan tingkatan dan bentuknya adalah sebagai berikut:

 Untuk Pramuka Siaga


SKK untuk Pramuka Siaga hanya terdiri atas satu tingkat. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) untuk
pramuka siaga berbentuk segitiga sama kaki terbalik (sisi alas di bagian atas) dan tidak memakai
bingkai.
 Untuk Pramuka Penggalang
SKK untuk pramuka penggalang terdiri atas tiga tingkatan dengan bentuk yang masing-masing
berbeda. Tingkatan dan bentuknya adalah:
 Purwa : Berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna merah
 Madya : Berbentuk persegi dengan bingkai berwarna merah
 Utama : Berbentuk segilima dengan bingkai berwarna merah
 Untuk Pramuka Penegak dan Pandega
SKK dan TKK untuk pramuka penegak dan pandega sama. Terdiri atas tiga tingkatan dengan
bentuk:
 Purwa : Berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna kuning
 Madya : Berbentuk persegi dengan bingkai berwarna kuning
 Utama : Berbentuk segilima dengan bingkai berwarna kuning

Penggolongan SKK dan TKK

Berbagai macam SKK dan TKK yang ada dikelompokkan dalam 5 golongan (bidang). Masing-masing
bidang dibedakan dengan warna dasar (backgroud) yang terdapat di Tanda Kecakapan Khusus. Lima
bidang SKK tersebut adalah:
 Bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar kuning. Contoh SKK-TKK bidang agama, mental,
moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak adalah:
 SKK Sholat
 SKK Penabung
 SKK Khotib
 SKK Muadzin
 SKK Qori
 Bidang patriotisme dan seni budaya
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar merah. Contoh SKK-TKK bidang patriotisme dan
seni budaya adalah:
 SKK Pengatur Ruangan (khusus pramuka siaga)
 SKK Pengatur Rumah
 SKK Pengatur Meja Makan
 SKK Pemimpin Menyanyi
 SKK Menyanyi
 SKK Pelukis
 SKK Juru Gambar
 SKK Pengarang
 Bidang Kesehatan dan ketangkasan
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar putih. Contoh SKK-TKK bidang kesehatan dan
ketangkasan adalah:
 SKK Gerak Jalan
 SKK Pengamat
 SKK Perenang
 SKK Penyelidik
 SKK Juru Layar
 SKK Juru Selam
 SKK Pendayung
 SKK Ski Air
 Bidang Ketrampilan dan tekhnik pembangunan
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar hijau. Contoh SKK-TKK bidang ketrampilan dan
tekhnik pembangunan adalah:
 SKK Juru Kebun
 SKK Juru Potret
 SKK Berkemah
 SKK Peternak Ayam
 SKK Pengumpul Perangko
 SKK Juru Semboyan
 SKK Menjahit
 SKK Pengendara Sepeda
 SKK Juru Masak
 SKK Pencinta Dirgantara
 SKK Pengenal Pesawat Terbang
 SKK Juru Peta
 SKK Navigasi Laut
 SKK Komunikasi
 SKK Penenun
 SKK Perahu Motor
 Bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan
lingkungan hidup
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar biru. Contoh SKK-TKK sosial, perikemanusiaan,
gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup antara lain:
 SKK Pemadam Kebakaran
 SKK Pengaman Lalu-Lintas
 SKK Pengamanan Kampung/Desa
 SKK Penunjuk Jalan
 SKK Juru Bahasa
 SKK Penerima Tamu
 SKK Korespondensi
 SKK PPPK
 SKK Pembantu Ibu (khusus pramuka siaga)
 SKK Perawatan Anak

1) 13 SKK Wajib dalam Pramuka


Ketentuan dan Cara Pemasangan TKK

Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dikenakan di lengan baju sebelah kanan, di sebelah bawah Tanda
Kwartir sebanyak maksimal lima buah TKK. Jika mempunyai TKK yang diperoleh telah lebih dari
lima buah, TKK selebihnya dipasang dalam Tetampan. Tetampan dipakai sebagai selempang di baju
(dari pundak kanan ke pinggang kiri). Selebihnya tentang tetampan baca : Tetampan TKK, Ketentuan
dan Tata Cara Pemakaian

Beberapa ketentuan lainnya mengenai SKK dan TKK;


 Hanya TKK yang ditetapkan Kwarnas yang boleh dipakai
 Yang berhak memberi TKK adalah Pembina atau Pembantu Pembina yang langsung membinanya
atau seseorang yang dianggap ahli dalam bidang tertentu
 Seorang Pramuka hanya dibenarkan mengenakan TKK setelah yang bersangkutan :
 Menyelesaikan SKK
 Mencapai tingkat SKU Siaga Bantu (bagi pramuka siaga), SKU Rakit (bagi pramuka
penggalang), mencapai SKU Bantara (bagi pramuka penegak), dan dilantik sebagai pramuka
pandega (bagi pandega)
 Seorang pramuka tidak diperbolehkan memakai TKK untuk golongan peserta didik di bawahnya
(penggalang memakai TKK siaga, penegak memakai TKK penggalang). Kecuali pramuka
pandega yang boleh memakai TKK tingkat penegak.
 TKK yang tingkatannya lebih rendah tidak boleh dikenakan lagi setelah meraih TKK sejenis yang
tingkatannya lebih tinggi. Semisal setelah mendapatkan TKK menabung tingkat madya maka
TKK menabung tingkat purwa harus dilepas.
 TKK tidak berlaku untuk Pembina, Andalan, anggota MABI, dan pramuka dewasa lainnya.

Adik-adik dan Kakak-kakak pembaca pramukaria, itulah berbagai hal mengenai SKK dan TKK. Mulai
dari pengertian SKK dan TKK, penggolongan SKK dan TKK, tingkatan TKK, serta cara pemasangan
TKK dan ketentuan lainnya.

Daftar 13 SKK Wajib dalam Pramuka


Pramukaria. Jika sebelumnya kita hanya mengenal 10 SKK Wajib sekarang jumlah SKK wajib
tersebut telah bertambah menjadi 13 jenis. SKK (Syarat Kecakapan Khusus) yang semula hanya diatur
dalam Surat Keputusan Kwarnas Nomor : 47 Tahun 1985 tentang Petunjuk Pelaksanaan Tanda
Kecakapan Khusus Wajib memang terdiri atas 10 jenis saja. Seiring dengan kemajuan zaman dan guna
menunjang Revitalisasi Gerakan Pramuka, SKK Wajib mengalami penambahan berupa tiga buah
Tanda Kecakapan Khusus Wajib bidang kesehatan.

Penambahan jumlah jenis Tanda Kecakapan Khusus Wajib yang semula hanya 10 jenis menjadi 13
jenis ini dituangkan dalam Surat Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A tanggal 8 Juli 2013
tentang TKK Wajib.

Daftar 13 SKK Wajib

Berikut ini daftar ke-13 SKK Wajib berdasarkan Surat Keputusan Kwarnas Nomor : 47 Tahun 1985
dan Surat Edaran Kwartir Nasional Nomor 0782-00-A tanggal 8 Juli 2013.
 SKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
Selengkapnya baca : TKK Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
 SKK Pengatur Rumah
Selengkapnya baca : TKK Pengatur Rumah
 SKK Pengamat
Selengkapnya baca : TKK Pengamat
 SKK Pengaman Kampung/Desa
Selengkapnya baca : TKK Pengaman Kampung/Desa
 SKK Juru Kebun
Selengkapnya baca : TKK Juru Kebun
 SKK Juru Masak
Selengkapnya baca : TKK Juru Masak
 SKK Gerak Jalan
Selengkapnya baca : TKK Gerak Jalan
 SKK Menjahit
Selengkapnya baca : TKK Menjahit
 SKK Berkemah
Selengkapnya baca : TKK Berkemah
 SKK Penabung
Selengkapnya baca : TKK Penabung
 SKK Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
Selengkapnya baca : TKK Perilaku Hidup Sehat dan Bersih
 SKK Imunisasi
Selengkapnya baca : TKK Imunisasi
 SKK Reproduksi Sehat Remaja
Selengkapnya baca : TKK Reproduksi Sehat Remaja
Pencapaian Tanda Kecakapan Khusus Wajib ini biasanya terkait dengan salah satu syarat dalam
SKU Pramuka Garuda. Dalam salah satu syaratnya, seorang calon Pramuka Garuda harus memiliki
sedikitnya 10 macam TKK yang 5 diantaranya merupakan SKK Wajib.

2) Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian


Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian
Artikel Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian ini membahas tentang pengertian
tetampan serta ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan. Di lapangan, masih saja sering kita temui
penggunaan tetampan TKK (Tanda Kecakapan Khusus) yang tidak sesuai dengan aturan. Padahal
sudah jelas, hal ini diatur dalam SK Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976
tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan Khusus.

Pengertian Tetampan TKK

Sebelum lebih lanjut kita pahami dulu pengertian dari tetampan TKK. Tetampan TKK adalah
selendang dari kain berwarna coklat tua yang digunakan untuk menempatkan Tanda Kecakapan
Khusus (TKK) jika seorang pramuka telah memiliki lebih dari lima TKK. Tetampan digunakan
dengan cara diselempangkan diselempangkan di badan pramuka. Ketentuan dan tata cara pemakaian
tetampan akan kita uraikan secara mendetail.

Ketentuan dan Tata Cara Pemakaian Tetampan TKK


Pramuka Penggalang putri mengenakan tetampan

Ketentuan dan tata cara pemakaian tetampan TKK telah diatur dalam SK Kwarnas Gerakan Pramuka
Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan Khusus. Pengaturan
tersebut termuat di Bab V tentang Ketentuan dan Tempat Pemakaian TKK, pasal 16 ayat b hingga h.

Seorang pramuka dapat menggunakan tetampan jika telah memiliki lebih dari 5 Tanda Kecakapan
Khusus (TKK). Lima buah TKK dipasang di lengan seragam pramuka sebelah kanan. Sedangkan TKK
selebihnya dipasang di tetampan. Sehingga jika seorang pramuka baru memperoleh lima atau kurang,
maka pramuka tersebut belum bisa menggunakan tetampan. Jika memiliki tujuh TKK, seumpama,
maka yang lima dipasang di lengan baju sedangkan sisanya, dua TKK, dipasang di tetampan.

Bentuk dan ukuran tetampan diatur sebagai berikut:

 Tetampan dibuat dari kain berwarna coklat tua


 Ukuran tetampan :
 Lebar tetampan untuk pramuka siaga 8 cm, dan untuk pramuka penggalang, pramuka
penegak, dan pramuka pandega selebar 10 cm.
 Panjang tetampan menyesuaikan dengan tinggi badan pemakaianya.
 Pada tepi tetampan diberi hiasan tepi yang berjarak 0,5 cm dari tepi tetampan. Hiasan tersebut
terbuat dari sulaman flanel atau pita zigzag selebar 1 cm.
 Warna pita zigzag tersebut adalah hijau untuk pramuka siaga, merah (pramuka penggalang), dan
kuning (pramuka penegak/pandega).

Tetampan TKK untuk Siaga, Penggalang, dan Penegak dan Pandega


Cara mengenakan tetampan adalah dengan diselempangkan di badan, melalui bahu sebelah kanan,
menyilang dada dan punggung menuju pinggang sebelah kiri. Bisa jadi, seorang pramuka memiliki
banyak TKK sehingga tidak muat dalam tetampan. Tata cara pemasangan TKK pada tetampan dan
penggunaannya akan diuraikan di bawah.

Tata cara memasang atau menempatkan Tanda Kecakapan Khusus (TKK) di tetampan TKK:
 TKK yang dipasang di tetampan adalah selain 5 TKK yang telah dipasang di lengan kanan baju
seragam pramuka.
 TKK yang dipasang adalah TKK dengan tingkatan tertinggi yang diperoleh. Jika telah
mendapatkan sebuah TKK tingkat madya, maka yang dipasang adalah TKK tingkat madya
tersebut dan TKK tingkat purwa-nya ditanggalkan.
 TKK ditempatkan di bagian tetampan yang berada di depan dada. Pemasangannya disusun urut
mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang terdekat dengan bahu sebelah kanan.
 Jika TKK yang diperoleh banyak sehingga tidak muat dipasang di bagian sebagaimana nomor dua
di atas (di depan dada), TKK selebihnya dipasang di bagian tetampan yang berada pada bagian
punggung. Pemasangannya disusun urut mulai dari atas ke bawah, dimulai dengan bagian yang
terdekat dengan bahu.
 Jika TKK yang diperoleh lebih banyak sehingga tidak muat dipasang baik di tetampan bagian
depan tubuh maupun belakang punggung, maka dipergunakan tetampan kedua.
 Tata cara pemasangan TKK pada tetampan kedua sama seperti pada tetampan pertama.
Pramuka yang memiliki hingga dua tetampan mengenakan kedua tetampannya. Tetampan pertama
diselempangkan di badan melalui bahu kanan hingga menyilang ke pinggang sebelah kiri. Sedangkan
tetampan kedua dikenakan dengan diselempangkan di badang melalui bahu sebelah kiri hingga
pinggang sebelah kanan. Pada persilangan antara dua tetampan, tetampan pertama (yang dari bahu
kanan) berada di sebelah atas (menindih) tetampan kedua (yang dari bahu kiri).

Tata cara mengenakan tetampan TKK

Tetampan tidak boleh dipasangi tanda gambar, lencana, tulisan, dan tanda lainnya yang bukan TKK
sebagaimana yang telah ditetapkan oleh Kwartir Nasional Gerakan Pramuka.

Tetampan hanya dikenakan oleh pramuka saat mengikuti kegiatan upacara kepramukaan. Pada saat
latihan atau kegiatan lainnya (terutama yang memerlukan keleluasaan bergerak), tetampan TKK
hendaknya ditanggalkan.

Kesalahan-Kesalahan dalam Memakai Tetampan


Beberapa kesalahan yang umum terjadi saat pemakaian tetampan TKK, antara lain:
 TKK yang telah dipasang di lengan baju masih dipasang juga di tetampan
 TKK yang dipasang di lengan baju belum lima buah tetapi sudah ada yang dipasang di tetampan.
 TKK dipasang di bagian tengah tetampan, bukan mulai pada bagian atas (bagian yang dekat
dengan bahu).
 Tetampan TKK dikenakan secara terbalik yakni dengan menyelempangkannya melalui bahu
sebelah kiri hingga pinggang sebelah kanan.
Dengan mengetahui pengertian, bentuk, dan tata cara pemasangan TKK di tetampan serta cara
mengenakan tetampan sebagaimana di atas diharapkan para pramuka dapat mengenakan tetampan
dengan benar. Kakak-kakak pembina pun dapat mengarahkan penggunaan tetampan bagi adik-adiknya
sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Adapun tentang SK Kwarnas Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976


tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan Khusus, dapat diunduh di halaman SK
dan PP Gerakan Pramuka.

q) Sistem Among dalam Kepramukaan


pengetahuan kepramukaan Sistem Among dalam Kepramukaan
Sistem Among dalam Kepramukaan
Sistem Among dalam kepramukaan. Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan di Indonesia,
Gerakan Pramuka menggunakan sistem among. Di mana dalam fungsinya sebagai penyelenggara
pendidikan nonformal di luar sekolah dan di luar keluarga kepramukaan berlandaskan Sistem Among
di samping menerapkan Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan.

Sistem Among adalah proses pendidikan yang dilaksanakan dalam bentuk hubungan khas antara
peserta didik dengan pendidiknya. Sistem Among dalam Pramuka, menciptakan hubungan pendidik
Ipembina pramuka) yang memberikan kebebasan kepada peserta didik (anggota Gerakan Pramuka)
untuk dapat bergerak dan bertindak dengan leluasa dan menghidari paksaan, guna mengembangkan
kemandirian, percaya diri, dan kreatifitas sesuai aspirasi peserta didik. Kata "among" sendiri berasal
dari bahasa Jawa yaitu "mong", "momong" atau "ngemong", yang mempunyai arti mengasuh atau
membimbing.

Sistem Among digagas pertama kali oleh Ki Hajar Dewantara dan kemudian diterapkan dalam sistem
pendidikan di Taman Siswa. Kini sistem Among tetap banyak dianut dan diterapkan dalam dunia
pendidikan. Tidak terkecuali pendidikan kepramukaan di Indonesia yang ikut menerapkan Sistem
Among.

Penerapan Sistem Among dalam pendidikan kepramukaan yang dilakukan oleh Gerakan Pramuka
ditegaskan dalam Undng-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka Bab III Pasal 10
Ayat (1), (2), dan (3). Pun termuat dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka, pada bagian
Pendahuluan, Pasal 5, Pasal 9, dan Pasal 11. (Baca : AD ART Gerakan Pramuka Terbaru Hasil Munas
2013)

Pelaksanaan Sistem Among dalam Kepramukaan


Sistem Among dilaksanakan dengan menerapkan prinsip kepemimpinan yang harus dipraktekkan oleh
Pembina Pramuka. Prinsip-prinsip kepemimpinan itu terdiri atas :

 ing ngarsa sung tuladha yang memiliki maksud di depan menjadi teladan;
 ing madya mangun karsa yang memiliki maksud di tengah membangun kemauan;
 tut wuri handayani yang memiliki maksud di belakang memberi dorongan dan pengaruh yang
baik ke arah kemandirian.

Selain itu, seorang Pembina Pramuka, dalam melaksanakan tugasnya, dituntut bersikap dan berperilaku
yang antara lain :

 Cinta kasih, kejujuran, keadilan, kepantasan, keprasahajaan/kesederhanaan, kesanggupan


berkorban dan kesetiakawanan sosial.
 Disiplin disertai inisiatif.
 Bertanggungjawab terhadap diri sendiri, sesama manusia, negara dan bangsa, alam dan
lingkungan hidup, serta bertanggungjawab kepada Tuhan yang Maha Esa.
Dalam gambar ilustrasi di atas, bisa dilihat bahwa proporsi pelaksanaan masing-masing
prinsip dalam Sistem Among akan berbeda di setiap golongan peserta didik. Pembimbingan
langsung sebagai implementasi dari prinsip "ing ngarsa sung tuladha" paling banyak
diberikan kepada anggota Pramuka Siaga dan semakin menurun proporsinya pada golongan
anggota pramuka yang lebih tinggi. Sebaliknya, pembimbingan secara tidak langsung, dalam
bentuk motivasi, dorongan, dan pengaruh ke arah kemandirian (tut wuri handayani) pada
anggota pramuka Pandega cukup tinggi dan berkurang proporsinya pada tingkatan anggota
di bawahnya.

Pelaksanaan Sistem Among dalam kepramukaan merupakan anak sistem Scouting


Methode (Metode Kepramukaan) yang perwujudannya akan terintergrasi dengan Prinsip
Dasar Kepramukaan, Metode Kepramukaan, Kode Kehormatan Pramuka, Motto
Kepramukaan dan Kisan Dasar Kepramukaan.
r) Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
pengetahuan kepramukaan Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
Kiasan Dasar Gerakan Pramuka
Kiasan Dasar adalah alam pikiran yang mengandung kiasan (gambaran) sesuatu yang disanjung dan
didambakan. Kiasan Dasar dalam Gerakan Paramuka diambil dari romantika sejarah perjuangan
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, kiasan ini mengambil hal-hal yang terkait dengan sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, baik pada masa lalu maupun perjuangan pembangunan pada masa
sekarang.

Kiasan Dasar, digunakan sebagai salah satu unsur terpadu dalam pendidikan kepramukaan.
Penggunaannya dimaksudkan untuk mengembangkan imajinasi, sesuai dengan usia dan perkembangan
peserta didik sehingga sehingga akan mendorong kreatifitas dan keikutsertaan peserta didik dalam
setiap kegiatan pendidikan kepramukaan. Juga difungsikan untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air
karena dilaksanakan berdasarkan sejarah dan budaya bangsa Indonesia.
Romantika Perjuangan Bangsa Indonesia
Pada masa lalu perjuangan bangsa Indonesia masih bersifat kedaerahan, sehingga mengalami banyak
kegagalan dan secara bergantian negara kita dapat dijajah oleh bangsa asing. Perjuangan dan
pemberontakan bangsa Indonesia muncul di mana-mana, tetapi hasilnya percuma saja, karena belum
adanya persatuan dan kesatuan bangsa.

Kiasan Dasar Pramuka dari Romantika Perjuangan Bangsa


Romantika sejarah perjuangan bangsa Indonesia telah mendasari kepramukaan di Indonesia. Termasuk
dalam penggunaan berbagai istilah di kepramukaan. Berikut ini adalah contoh kiasan dasar jenjang
keanggotaan dalam Gerakan Pramuka yang didasarkan pada periodesasi perjuangan bangsa Indonesia.
 Jenjang keanggotaan pramuka paling awal dinamakan SIAGA. Siagamerupakan anggota pramuka
berusia 7 - 10 tahun. Kelahiran Budi Utomo pada tanggal 20 Mei 1908 menjadi tonggak
Kebangkitan Nasional. Ini pun menandai dimulailah perjuangan baru, perjuangan
MENYIAGAKAN rakyat.
 Jenjang keanggotaan pramuka setelah siaga adalah Penggalang, yaitu usia 11 - 15 tahun dinamakan
PENGGALANG. Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928 menjadi salah satu tonggak
sejarah dalam upaya PENGGALANGAN persatuan dan kesatuan bangsa yang dipelopori oleh
para pemuda-pemudi di seluruh Indonesia.
 Jenjang keanggotaan pramuka selanjutnya adalah Penegak, yaitu pramuka berusia 16-20 tahun.
Penegak sendiri diambil dari kata "Tegak" dimana perjuangan bangsa Indonesia akhirnya
membawa hasil dengan TEGAKNYA Negara Kesatuan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus
1945.
 Jenjang keanggotaan selanjutnya adalah Pandega, yaitu pramuka dengan usia 21-25 tahun.
Tegaknya Negara Republik Indonesia harus dilanjutkan dengan perjuangan dalam mengelola atau
MEMANDEGANI negara Indonesia di bidang pembangunan.
 Pembina Pramuka adalah pramuka dewasa usia 25 tahun lebih yang terlibat aktif di Gugusdepan
sebagai pendidik dan pembimbing adik-adik anggota muda pramuka. Pembangunan fisik maupun
non fisik perlu terus di-BINA dan dikembangkan dalam rangka mengantarkan bangsa Indonesia
menuju kemajuan dan kemakmuran.

Penggolongan dan tingkatan Tanda Kecakapan Umum dalam Gerakan Pramuka pun dapat dilandasi
dengan kiasan dasar. Dengan berdasarkan masa perjuangan bangsa Indonesia itu, tingkatan Kecakapan
Umum Pramuka dapat dinyatakan:
 Tingkatan SKU Pramuka Siaga terdiri atas Mula, Bantu, dan Tata; DIMULAI dengan
pembangunan yang membutuhkan BANTUAN dan kesadaran yang tinggi dan membutuhkan
PENATAAN yang baik.
 Tingkatan SKU Pramuka Penggalang terdiri atas Ramu, Rakit, dan Terap; pembangunan diawali
dengan MERAMU (bahan) yang ada, kemudian kita RAKIT (susun) setelah itu baru kita
TERAPKAN (praktekan).
 Tingkatan SKU Pramuka Penegak terdiri atas Bantara dan Laksana; pembangunan tersebut
kemudian membutuhkan BANTARA-bantara (ajudan, pengawas, kader) pembangunan yang kuat,
baik, terampil dan bermoral yang sanggup MELAKSANAKAN pembangunan bangsa.
 Tingkatan SKU Pramuka pandega; setelah pembangunan itu berhasil maka perlu yang
MEMANDEGANI (mengelola, memanage) pembangunan tersebut.
Itulah contoh penerapan kiasan dasar pramuka yang diambilkan dari romantika sejarah
perjuangan bangsa Indonesia. Pelaksanaan kiasan dasar haruslah menantang,
menyenangkan, dan menarik bagi peserta didik namun juga harus memperhatikan usia,
tradisi, dan kondisi psikologis anggota pramuka tersebut.
3. Teknik Kepramukaan (Scouting Skill)
Materi teknik kepramukaan adalah materi-materi yang berupa keterampilan dasar yang menjadi
bagian dari sistem pendidikan kepramukaan, meliputi :
Simpul Pangkal ataukah Ikatan Pangkal
Mana yang benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal? Pun antara simpul jangkar dengan
ikatan jangkar, manakah istilah yang benar? Memang terkadang muncul persepsi yang berbeda
dikalangan para pramuka. Ada sebagian pihak yang keukuhmenganggap istilah ikatan pangkal yang
benar, dan di lain pihak ada yang ngotot mengatakannya sebagai simpul pangkal. Selain pada simpul
pangkal hal yang sama juga terjadi pada simpul / ikatan jangkar dan tambat. Manakah yang
benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal?

Jika untuk simpul lainnya, semacam simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, dan simpul tiang
tampaknya tidak terjadi perbedaan pendapat. Semua setuju mengatakannya sebagai simpul. Pun pada
beberapa jenis ikatan semacam ikatan palang, ikatan silang dan ikatan canggah, kesemuanya kompak
menyebutnya sebagai ikatan. Berbeda dengan pangkal, jangkar, dan tambat.

Perbedaan persepsi tersebut tampaknya didasari pada pengertian dan perbedaan sederhana antara tali,
simpul, dan ikatan. Untuk membedakan ketiga hal tersebut sering kali digunakan kalimat yang
sederhana yaitu: "tali adalah benda untuk menali (membuat simpul dan ikatan), simpul adalah
pertautan antara tali dengan tali, sedangkan ikatan adalah pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)". Pengertian sederhana ini memang jitu dan mudah untuk mendiskripsikan perbedaan
ketiganya (tali, simpul, dan ikatan) kepada peserta didik. Meskipun kemudian dari pengertian
sederhana itu sering kali menimbulkan kerancuan yang berakibat pada perbedaan pendapat terkait
mana yang benar antara simpul pangkal ataukah ikatan pangkal, simpul jangkar ataukah ikatan
jangkar, simpul tambat ataukah ikatan tambat.

Berdasarkan pengertian di atas sah jika kemudian yang dianggap benar adalah ikatan pangkal, ikatan
jangkar, dan ikatan tambat. Sedangkan simpul pangkal, simpul jangkar, dan simpul tambat adalah
sebutan yang salah. Tapi benarkah demikian?
Jangan Sekedar Tautan Tali dengan Benda Lain
Ikatan seharusnya jangan hanya sekedar dimaknai sebagai pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu). Karena jika pengertian itu yang digunakan jangankan pangkal, jangkar, dan tambat,
simpul mati, simpul tiang, dan simpul delapan sekali pun bisa disebut sebagai ikatan. Ketika kita
menali leher binatang dengan menggunakan simpul tiang, bukankah itu juga tertaut dengan benda lain
(leher binatang)? Ketika kita menautkan tali di sebatang pohon kemudian menguncinya dengan simpul
mati, simpul delapan, atau simpul hidup yang overhand loop, bukankah terjadi pertautan antara tali
dengan batang kayu? Padahal kita sepakat bahwa mati, hidup, dan delapan adalah simpul dan
bukannya ikatan.

Pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal kayu)" tidak pernah
diketahui bersumber dari mana. Kalaupun kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, baik kata "ikat"
maupun "ikatan" tidak memiliki arti semacam definisi di atas. Dalam KBBI tersebut menyebutkan
bahwa:

ikatan /ikat·an/ n 1 yg diikat; 2 cara mengikat; 3 berkas; gabungan: kayu ini ~ nya kecil-kecil; 4
susunan (hubungan) kata dsb; rangkaian; pertalian: arti kata hendaknya diterangkan dl ~ kalimat; 5
perserikatan; perkumpulan; 6 Kim lambang untuk menyatakan jumlah serta ikatan valensi atom dl
rumus struktur;~ dinas perjanjian antara seseorang (pelajar dsb) dan instansi yg memberinya bantuan
beasiswa; ~ homopolar Kim ikatan dng distribusi muatan elektrik yg sama antara dua atom; ~ kimia
Fis ikatan antaratom yg terjadi krn fungsi gelombang elektron suatu atom tumpang tindih dng fungsi
gelombang elektron atom yg lain atau krn suatu elektron dapat menjadi milik bersama kedua inti atom;
Seharusnya ikatan tidak sekedar dimaknai sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal
kayu)" namun sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua atau lebih benda lain". Jadi yang disatukan bukanlah tali dengan benda tetapi
beberapa benda yang diikat dengan tali. Kalau menggunakan definisi ikatan dari KBBI tersebut di atas
akan kita dapati:

 Ikatan palang; dapat diartikan : (1). Palang yang diikat (2). Cara mengikat palang atau kayu yang
berpalangan (3) berkas atau gabungan kayu berpalangan. Palang sendiri mempunyai arti
"palang /pa·lang/ n batang kayu (bambu, besi, dsb) yg dipasang melintang pd jalan, pintu, dsb;"
(KBBI). Sehingga dapat dikatakan palang adalah lebih dari satu benda.
Demikian juga pada ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga.
 Ikatan pangkal; tidak bisa diartikan sebagai (1) pangkal yang diikat; (2) cara mengikat pangkal
(3) berkas atau gabungan pangkal.
Demikian juga dengan ikatan jangkar dan ikatan tambat.
Pun kalau kita memaksakan menggunakan pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan
benda lain (semisal kayu)" akan kita dapatkan:
 Ikatan palang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun berpalangan
 Ikatan silang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun bersilangan
 Ikatan kaki tiga : pertautan antara tali dengan kayu yang membentuk kaki tiga
 Ikatan pangkal : pertautan antara tali dengan pangkal (Benda apakah, pangkal yang dimaksud?)
 Ikatan jangkar : pertautan antara tali dengan jangkar (Bukankah yang diikat bukan jangkar?)
 Ikatan tambat : pertautan antara tali dengan tambat (Benda apakah, tambat yang dimaksud?)
Sehingga ketika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)", pangkal, jangkar, dan tambat yang tergolong sebagai ikatan akan memiliki definisi
yang tidak jelas.

Namun jika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan kita dapatkan pengertian
sebagai berikut:
 Ikatan palang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua benda yang berpalangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda,
tetapi tali tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara berpalangan.
 Ikatan silang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua bersilangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda, tetapi tali
tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara bersilangan.
 Pangkal, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.
 Jangkar, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.

Sehingga ketika menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan tampak jelas mana yang
ikatan dan mana yang yang bukan ikatan. Palang, silang, canggah, maupun kaki tiga adalah ikatan
karena benda yang diikat dua atau lebih benda. Karena tidak mungkin membuat ikatan palang hanya
dengan menggunakan satu tongkat, pun saat membuat ikatan silang, kaki tiga, dan canggah yang tidak
bisa dibuat dengan satu benda atau tongkat saja.

Simpul Pangkal Bukan Ikatan Pangkal


Dalam bahasa Inggris, ikatan dikenal sebagai "lashing" contohnya ikatan palang yang dalam bahasa
Inggris disebut square lashing, ikatan silang cross lashing atau diagonal lashing, ikatan kaki tiga
disebut Tripod Lashing. Sedangkan untuk simpul memiliki beberapa nama mulai dari knot, hit, loop,
dan bend. "Lashing" sendiri dalam wikipedia dinyatakan sebagai:

A lashing is an arrangement of rope wire or webbing with linking device used to secure and fasten two
or more items together in a somewhat rigid manner. Lashings are most commonly applied to timber
poles, and are commonly associated with the cargo, containerisation, the Scouting movement, and with
sailors.
Dari pengertian wikipedia tersebut perlu digarisbawahi pada kalimat "two or more items together" (dua
atau lebih item secara bersama-sama). Sehingga simpul pangkal dalam bahasa Inggris tidak dinamai
sebagai clove lashing melainkan dinamai clove hitch. Dan simpul jangkar pun tidak dinamai cow
lashing tetapi cow hitch.

Dengan berbagai penjelasan di atas tampaknya akan lebih tepat menggunakan istilah "simpul pangkal"
ketimbang "ikatan pangkal". Pun pada simpul jangkar dan tambat yang lebih tepat disebut sebagai
simpul ketimbang ikatan.

Hendaknya kita tidak terpaku pada pengertian ikatan sekedar sebagai pertautan tali dengan benda lain,
padahal pengertian itu tidak memiliki dasar, landasan, dan referensi yang jelas. Akan tetapi akan lebih
baik jika ikatan diartikan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" dengan menekankan "dua atau lebih benda lain"
di mana pengertian yang kedua ini lebih sesuai baik dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun
referensi lain semisal wikipedia. Ataukah kakak-kakak mempunyai pendapat dan referensi yang lain?.

a. Simpul
Simpul Pangkal ataukah Ikatan Pangkal
Mana yang benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal? Pun antara simpul jangkar dengan
ikatan jangkar, manakah istilah yang benar? Memang terkadang muncul persepsi yang berbeda
dikalangan para pramuka. Ada sebagian pihak yang keukuhmenganggap istilah ikatan pangkal yang
benar, dan di lain pihak ada yang ngotot mengatakannya sebagai simpul pangkal. Selain pada simpul
pangkal hal yang sama juga terjadi pada simpul / ikatan jangkar dan tambat. Manakah yang
benar, simpul pangkal ataukah ikatan pangkal?

Jika untuk simpul lainnya, semacam simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, dan simpul tiang
tampaknya tidak terjadi perbedaan pendapat. Semua setuju mengatakannya sebagai simpul. Pun pada
beberapa jenis ikatan semacam ikatan palang, ikatan silang dan ikatan canggah, kesemuanya kompak
menyebutnya sebagai ikatan. Berbeda dengan pangkal, jangkar, dan tambat.

Perbedaan persepsi tersebut tampaknya didasari pada pengertian dan perbedaan sederhana antara tali,
simpul, dan ikatan. Untuk membedakan ketiga hal tersebut sering kali digunakan kalimat yang
sederhana yaitu: "tali adalah benda untuk menali (membuat simpul dan ikatan), simpul adalah
pertautan antara tali dengan tali, sedangkan ikatan adalah pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)". Pengertian sederhana ini memang jitu dan mudah untuk mendiskripsikan perbedaan
ketiganya (tali, simpul, dan ikatan) kepada peserta didik. Meskipun kemudian dari pengertian
sederhana itu sering kali menimbulkan kerancuan yang berakibat pada perbedaan pendapat terkait
mana yang benar antara simpul pangkal ataukah ikatan pangkal, simpul jangkar ataukah ikatan
jangkar, simpul tambat ataukah ikatan tambat.

Berdasarkan pengertian di atas sah jika kemudian yang dianggap benar adalah ikatan pangkal, ikatan
jangkar, dan ikatan tambat. Sedangkan simpul pangkal, simpul jangkar, dan simpul tambat adalah
sebutan yang salah. Tapi benarkah demikian?

Jangan Sekedar Tautan Tali dengan Benda Lain


Ikatan seharusnya jangan hanya sekedar dimaknai sebagai pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu). Karena jika pengertian itu yang digunakan jangankan pangkal, jangkar, dan tambat,
simpul mati, simpul tiang, dan simpul delapan sekali pun bisa disebut sebagai ikatan. Ketika kita
menali leher binatang dengan menggunakan simpul tiang, bukankah itu juga tertaut dengan benda lain
(leher binatang)? Ketika kita menautkan tali di sebatang pohon kemudian menguncinya dengan simpul
mati, simpul delapan, atau simpul hidup yang overhand loop, bukankah terjadi pertautan antara tali
dengan batang kayu? Padahal kita sepakat bahwa mati, hidup, dan delapan adalah simpul dan
bukannya ikatan.

Pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal kayu)" tidak pernah
diketahui bersumber dari mana. Kalaupun kita buka Kamus Besar Bahasa Indonesia, baik kata "ikat"
maupun "ikatan" tidak memiliki arti semacam definisi di atas. Dalam KBBI tersebut menyebutkan
bahwa:

ikatan /ikat·an/ n 1 yg diikat; 2 cara mengikat; 3 berkas; gabungan: kayu ini ~ nya kecil-kecil; 4
susunan (hubungan) kata dsb; rangkaian; pertalian: arti kata hendaknya diterangkan dl ~ kalimat; 5
perserikatan; perkumpulan; 6 Kim lambang untuk menyatakan jumlah serta ikatan valensi atom dl
rumus struktur;~ dinas perjanjian antara seseorang (pelajar dsb) dan instansi yg memberinya bantuan
beasiswa; ~ homopolar Kim ikatan dng distribusi muatan elektrik yg sama antara dua atom; ~ kimia
Fis ikatan antaratom yg terjadi krn fungsi gelombang elektron suatu atom tumpang tindih dng fungsi
gelombang elektron atom yg lain atau krn suatu elektron dapat menjadi milik bersama kedua inti atom;
Seharusnya ikatan tidak sekedar dimaknai sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain (semisal
kayu)" namun sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua atau lebih benda lain". Jadi yang disatukan bukanlah tali dengan benda tetapi
beberapa benda yang diikat dengan tali. Kalau menggunakan definisi ikatan dari KBBI tersebut di atas
akan kita dapati:

 Ikatan palang; dapat diartikan : (1). Palang yang diikat (2). Cara mengikat palang atau kayu yang
berpalangan (3) berkas atau gabungan kayu berpalangan. Palang sendiri mempunyai arti
"palang /pa·lang/ n batang kayu (bambu, besi, dsb) yg dipasang melintang pd jalan, pintu, dsb;"
(KBBI). Sehingga dapat dikatakan palang adalah lebih dari satu benda.
Demikian juga pada ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga.
 Ikatan pangkal; tidak bisa diartikan sebagai (1) pangkal yang diikat; (2) cara mengikat pangkal
(3) berkas atau gabungan pangkal.
Demikian juga dengan ikatan jangkar dan ikatan tambat.
Pun kalau kita memaksakan menggunakan pengertian ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan
benda lain (semisal kayu)" akan kita dapatkan:
 Ikatan palang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun berpalangan
 Ikatan silang : pertautan antara tali dengan kayu yang disusun bersilangan
 Ikatan kaki tiga : pertautan antara tali dengan kayu yang membentuk kaki tiga
 Ikatan pangkal : pertautan antara tali dengan pangkal (Benda apakah, pangkal yang dimaksud?)
 Ikatan jangkar : pertautan antara tali dengan jangkar (Bukankah yang diikat bukan jangkar?)
 Ikatan tambat : pertautan antara tali dengan tambat (Benda apakah, tambat yang dimaksud?)
Sehingga ketika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "pertautan antara tali dengan benda lain
(semisal kayu)", pangkal, jangkar, dan tambat yang tergolong sebagai ikatan akan memiliki definisi
yang tidak jelas.

Namun jika kita menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan kita dapatkan pengertian
sebagai berikut:
 Ikatan palang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua benda yang berpalangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda,
tetapi tali tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara berpalangan.
 Ikatan silang : rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan
(menyatukan) dua bersilangan. Sehingga yang ditautkan bukan tali dengan benda, tetapi tali
tersebut untuk menautkan dua benda atau lebih secara bersilangan.
 Pangkal, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.
 Jangkar, bukan ikatan karena rangkaian tali dengan susunan tertentu tersebut tidak digunakan
untuk menautkan dua benda.

Sehingga ketika menggunakan definisi ikatan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang
digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" akan tampak jelas mana yang
ikatan dan mana yang yang bukan ikatan. Palang, silang, canggah, maupun kaki tiga adalah ikatan
karena benda yang diikat dua atau lebih benda. Karena tidak mungkin membuat ikatan palang hanya
dengan menggunakan satu tongkat, pun saat membuat ikatan silang, kaki tiga, dan canggah yang tidak
bisa dibuat dengan satu benda atau tongkat saja.

Simpul Pangkal Bukan Ikatan Pangkal


Dalam bahasa Inggris, ikatan dikenal sebagai "lashing" contohnya ikatan palang yang dalam bahasa
Inggris disebut square lashing, ikatan silang cross lashing atau diagonal lashing, ikatan kaki tiga
disebut Tripod Lashing. Sedangkan untuk simpul memiliki beberapa nama mulai dari knot, hit, loop,
dan bend. "Lashing" sendiri dalam wikipedia dinyatakan sebagai:

A lashing is an arrangement of rope wire or webbing with linking device used to secure and fasten two
or more items together in a somewhat rigid manner. Lashings are most commonly applied to timber
poles, and are commonly associated with the cargo, containerisation, the Scouting movement, and with
sailors.
Dari pengertian wikipedia tersebut perlu digarisbawahi pada kalimat "two or more items together" (dua
atau lebih item secara bersama-sama). Sehingga simpul pangkal dalam bahasa Inggris tidak dinamai
sebagai clove lashing melainkan dinamai clove hitch. Dan simpul jangkar pun tidak dinamai cow
lashing tetapi cow hitch.

Dengan berbagai penjelasan di atas tampaknya akan lebih tepat menggunakan istilah "simpul pangkal"
ketimbang "ikatan pangkal". Pun pada simpul jangkar dan tambat yang lebih tepat disebut sebagai
simpul ketimbang ikatan.

Hendaknya kita tidak terpaku pada pengertian ikatan sekedar sebagai pertautan tali dengan benda lain,
padahal pengertian itu tidak memiliki dasar, landasan, dan referensi yang jelas. Akan tetapi akan lebih
baik jika ikatan diartikan sebagai "rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk
menautkan (menyatukan) dua atau lebih benda lain" dengan menekankan "dua atau lebih benda lain"
di mana pengertian yang kedua ini lebih sesuai baik dengan Kamus Besar Bahasa Indonesia maupun
referensi lain semisal wikipedia. Ataukah kakak-kakak mempunyai pendapat dan referensi yang lain?.

Membuat Simpul Anyam Berganda (Double Sheet Bend)


Membuat Simpul Anyam Berganda atau Double Sheet Bend sebenarnya akan sangat mudah bila
sebelumnya telah menguasai keterampilan kepramukaan membuat simpul anyam. Memang simpul
anyam berganda merupakan pengembangan dari simpul anyam terutama untuk meningkatkan daya ikat
(kekuatan) tali dalam menyimpul.

Simpul anyam berganda atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai double sheet bend, tidak hanya
mempunyai kemiripan bentuk dengan simpul anyam. Namun fungsi atau kegunaan simpul ini pun
nyaris sama. Keduanya berguna untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak
sama besar. Bedanya, simpul anyam berganda digunakan jika perbedaan ukuran antara dua utas tali
yang disambung tersebut sangat besar.

Sehingga bisa dikatakan bahwa jika ingin menyambung dua utas tali kering yang ukurannya sama,
gunakan simpul mati. Jika kedua utas tali berbeda ukuran (yang satu besar dan satunya lagi kecil),
gunakan simpul anyam. Dan jika perbedaan ukuran tersebut sangat mencolok (yang satu sangat besar
dan satunya sangat kecil), gunakanlah simpul anyam berganda.

Double sheet bend atau simpul anyam berganda

Simpul dan tali temali sendiri merupakan salah satu teknik kepramukaan yang harus dikuasai sejak dini
oleh para pramuka. Sejak usia pramuka siaga pun sudah dikenalkan dengan simpul dan tali
temali.Selain berguna dalam berbagai kegiatan di lapangan semacam mendirikan tenda, membuat
pionering, membuat dragbar, hingga saat survival di alam bebas, mempelajari tali temali pun mampu
merangsang ketelitian, kecermatan, ketekunan, daya daya kreatifitas pramuka. Termasuk ketika
membuat simpul anyam berganda atau double sheet bend.

Cara Membuat Simpul Anyam Berganda


Seperti disampaikan di awal artikel, membuat simpul anyam berganda tidaklah sulit terutama jika
sebelumnya telah menguasai simpul anyam. Karena itu, sebelum mempelajari simpul ini, diharapkan
telah bisa membuat simpul anyam terlebih dahulu.

Untuk proses pembuatan simpul anyam berganda (double sheet bend), Blog Pramukariatelah
menyiapkan sebuah video tutorial tentang cara membuat simpul anyam berganda. Sila simak video
tersebut dengan mengklik tombol putar (segitiga) di tegah video.

Untuk melengkapi penjelasan dalam video di atas, perhatikan gambar dan langkah-langkah dalam
membuat simpul anyam berganda sebagai berikut:

1. Tekuk ujung tali yang besar


2. Masukkan ujung tali kecil (dari atas ke bawah), kemudian lingkarkan di bawah kedua utas tali
besar yang ditekuk tadi (gambar 1)
3. Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara tali besar dan kecil (gambar 2)
4. Lingkarkan ujung tali kecil pada kedua utas tali besar seperti langkah kedua.
5. Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara tali besar dan kecil lagi seperti langkah ketiga (gambar
3).
6. Tarik dan eratkan kedua utas tali hingga simpul menjadi erat.
Simpul anyam berganda telah selesai dibuat. Jika dicermati, mulai langkah pertama hingga ketiga di
atas sama persis seperti membuat simpul anyam. Dan jika diakhir dilangkah tersebut (langkah ketiga;
gambar 2), telah tercipta simpul anyam. Dan jika ingin membuat simpul anyam berganda tinggal
dilanjutkan dengan langkah keempat dan kelima saja.

Simpul Nelayan Kembar Inggris (Fisherman's Knot)


Simpul Nelayan, Simpul Kembar, Simpul Inggris, atau Fisherman's Knot. Banyak nama yang
disandang oleh simpul ini. Selain itu simpul nelayan juga kerap disebut juga sebagai simpul portugis,
angler's knot, English knot, halibut knot, waterman's knot, serta portuguese knot. Namun diantara
abanyak nama tersebut tampaknya yang lebih familiar di Indonesia untuk menyebut nama simpul ini
adalah simpul kembar atau simpul nelayan.

Nama simpul kembar merujuk kepada bentuk simpul ini yang sebenarnya merupakan gabungan dari
dua buah simpul hidup. Sedangkan penyebutan sebagai simpul nelayan (fisherman's knot) selain
lantaran kerap digunakan sebagai penyambung nilon (tali) pancingan juga sering digunakan untung
menyambung dua utas tali yang dalam kondisi basah.

Cara Membuat Simpul Kembar atau Nelayan


Seperti diuraikan di awal, simpul nelayan, simpul kembar, simpul inggris, simpul portugis (fisherman's
knot) sebenarnya merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup pada masing-masing ujung dari
dua utas tali. Sehingga cara membuat simpul ini sebenarnya sangat mudah dan tidak sulit.

Cara membuat simpul ini adalah sebagai berikut:

Gambar simpul kembar

1. Sejajarkan dua buah utas tali


2. Buatlah simpul hidup pada utas tali pertama dengan badan tali kedua berada di tengah sosoknya.
3. Buatlah simpul hidup pada utas tali kedua dengan badan tali pertama berada di tengah sosoknya.
4. Tarik kedua utas tali sehingga kedua simpul hidup menjadi erat dan rapat.
Untuk meningkatka pemahaman dan cara membuat simpul nelayan atau simpul inggris, simak video
tutorial sebagai berikut:

Manfaat Simpul Kembar, Nelayan, Inggris (Fisherman's Knot)


Manfaat simpul kembar, nelayan, inggris (fisherman's knot) sebagaimana telah disinggung di bagian
awal artikel ini adalah untuk menyambung dua buah utas tali yang mempunyai ukuran (besar) yang
sama namun dalam keadaan basah atau licin. Sehingga simpul ini kerap digunakan oleh para
pemancing dan nelayan untuk menyambung nilon atau tali pancing.

Dalam kepramukaan sendiri selain simpul nelayan dikenal juga beberapa simpul lain yang digunakan
untuk menyambung tali semisal simpul mati dan simpul anyam. Bedanya, simpul kembar digunakan
jika tali yang disambung berukuran sama besar namun dalam keadaan basah atau licin. Sedangkan
simpul mati digunakan jika ukuran tali sama besar dan tali kering,
Cara Membuat Simpul Hidup
Simpul hidup merupakan simpul paling dasar. Simpul hidup atau overhand knot juga menjadi simpul
yang mendasari pembuatan simpul-simpul lainnya seperti simpul matidan simpul nelayan atau simpul
kembar.

Simpul hidup digunakan sebagai simpul pada ujung tali untuk menjaga agar jalinan tali di ujung tali
tidak terurai serta menjaga tali dari pergeseran. Di kepramukaan, simpul hidup termasuk salah satu
simpul yang harus dikuasai oleh para pramuka. Simpul ini termasuk salah satu simpul yang diujikan
dalam Syarat Kecakapan Umum baik untuk pramuka siaga (SKU Bantu Nomor 34) maupun SKU
Penggalang (SKU Penggalang Ramu Nomor 23).

Cara Membuat Simpul Hidup


Untuk membuat simpul hidup sangatlah mudah. Caranya buatlah sosok (lingkaran) kemudian
masukkan salah satu ujung tali ke dalam sosok tersebut kemudian eratkan (tarik kedua ujung tali)
hingga sosok tadi mengencang. Lebih jelasnya perhatikan gambar dan video berikut:

Selain overhand knot juga dikenal double overhand knot dan overhand loop. Double overhand knoot
merupakan overhand knoot ganda di mana pada langkah kedua (gambar kedua) tali dimasukkan dua
kali ke dalam sosok baru dieratkan. Sedangkan untuk overhand loop membuatnya dengan terlebih dulu
membagi tali (bagian yang hendak disimpul) menjadi dua bagian baru disimpul hidup sehingga salah
satu ujungnya berupa sosok.

Namun kedua simpul ini lebih jarang digunakan di kepramukaan. Untuk overhand looplebih sering
diganti dengan simpul tiang karena overhand loop akan lebih sulit dilepas setelah menerima beban
yang kuat ketimbang simpul tiang.
Akhirnya selamat berlatih simpul hidup, simpul yang sangat mendasar ini.

1) Simpul Hidup
 Cara Membuat Simpul Hidup
 Simpul hidup merupakan simpul paling dasar. Simpul hidup atau overhand knot juga menjadi
simpul yang mendasari pembuatan simpul-simpul lainnya seperti simpul matidan simpul
nelayan atau simpul kembar.

 Simpul hidup digunakan sebagai simpul pada ujung tali untuk menjaga agar jalinan tali di
ujung tali tidak terurai serta menjaga tali dari pergeseran. Di kepramukaan, simpul hidup
termasuk salah satu simpul yang harus dikuasai oleh para pramuka. Simpul ini termasuk salah
satu simpul yang diujikan dalam Syarat Kecakapan Umum baik untuk pramuka siaga (SKU
Bantu Nomor 34) maupun SKU Penggalang (SKU Penggalang Ramu Nomor 23).



 Cara Membuat Simpul Hidup
 Untuk membuat simpul hidup sangatlah mudah. Caranya buatlah sosok (lingkaran) kemudian
masukkan salah satu ujung tali ke dalam sosok tersebut kemudian eratkan (tarik kedua ujung
tali) hingga sosok tadi mengencang. Lebih jelasnya perhatikan gambar dan video berikut:




 Video langkah-langkah membuat simpul hidup (overhand knot)


Selain overhand knot juga dikenal double overhand knot dan overhand loop. Double overhand
knoot merupakan overhand knoot ganda di mana pada langkah kedua (gambar kedua) tali
dimasukkan dua kali ke dalam sosok baru dieratkan. Sedangkan untuk overhand loop
membuatnya dengan terlebih dulu membagi tali (bagian yang hendak disimpul) menjadi dua
bagian baru disimpul hidup sehingga salah satu ujungnya berupa sosok.



Namun kedua simpul ini lebih jarang digunakan di kepramukaan. Untuk overhand looplebih
sering diganti dengan simpul tiang karena overhand loop akan lebih sulit dilepas setelah
menerima beban yang kuat ketimbang simpul tiang.

Akhirnya selamat berlatih simpul hidup, simpul yang sangat mendasar ini.

1) Simpul Mati (Reef Knot)


Simpul Mati (Reef Knot)
Simpul mati atau reef knot (disebut juga sebagai square knot) merupakan salah satu simpul mendasar
dalam kepramukaan dan kehidupan sehari-hari. Bagi seorang pramukabaik pramuka siaga,
pramuka penggalang, pramuka penegak maupun pandega seharusnya menguasai simpul mati ini.

Kegunaan simpul mati adalah untuk menyambung dua buah tali yang sama besar dan dalam keadaan
kering. Ini berbeda dengan simpul anyam yang digunakan untuk menyambung dua buah tali yang
besarnya berbeda. Ataupun dengan simpul nelayan (simpul Inggris) yang digunakan untuk
menyambung tali yang basah atau licin. Di samping untuk menyambung tali, simpul mati juga
digunakan untuk menali perban segi tiga (mitela) saat melakukan PPPK. Dengan fungsi dan
kegunaannya, simpul mati akan sangat sering digunakan oleh seorang pramuka baik ketika mengikuti
kegiatan kepramukaan maupun di kehidupan sehari-hari.

Cara Membuat Simpul Mati


Setelah mengetahui kegunaan simpul mati, sekarang saatnya seorang pramuka belajar cara membuat
simpul mati. Caranya gampang, silakan lihat gambar berikut:

Untuk memudahkan instruksi, dalam tutorial membuat simpul mati ini kita ibaratkan sedang
menyambung dua buah tali yang satu berwarna biru dan satunya lagi berwarna putih. Langkah-langkah
membuat simpul mati adalah sebagai berikut:
1. Letakkan ujung tali putih di atas ujung tali biru.
2. Lingkarkan ujung tali putih ke bawah tali biru kemudian lingkarkan lagi ke atas.
3. Balik arah ujung tali biru yang tadinya ke arah kanan menjadi ke arah kiri . Demikian juga dengan
ujung tali putih, balik ke arah kanan dan letakkan ujungnya di atas ujung tali biru.
4. Ulangi langkah pada nomor dua.
5. Tarik masing-masing ujung tali sehingga simpul menjadi kencang.
6. Dan selesai, simpul mati atau reef knot atau square knot telah jadi.
Untuk lebih memahamkan langkah-langkah membuat simpul mati tidak ada salahnya melihat video
tutorial cara membuat simpul mati di bawah.

Sekarang tentunya adik-adik pramuka sudah mahir semua membuat simpul mati. Agar tidak mudah
lupa, jangan lupa untuk terus melatih dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Simpul Anyam (Sheet Bend)


Membuat Simpul Anyam (Sheet Bend)
Membuat simpul anyam atau sheet bend menjadi salah satu teknik kepramukaan bidang tali temali
yang paling dasar. Bersama dengan simpul mati, simpul hidup, simpul pangkal, simpul jangkar, dan
beberapa lagi, simpul anyam akan sangat sering dipakai dalam kegiatan tali temali di kepramukaan.
Karena peran pentingnya itu para pramuka, mulai dari siaga, penggalang, maupun anggota dewasa,
sudah selayaknya menguasai dengan benar teknik pembuatan simpul anyam (sheet bend ).
Simpul anyam digunakan untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak sama
besar. Dalam arti, jika ingin menyambung dua utas tali di mana yang satu berukuran besar dan satunya
lagi berukuran kecil, gunakanlah simpul anyam.

Cara Membuat Simpul Anyam


Untuk membuat simpul anyam atau sheet bend tidaklah sulit. Caranya adalah:

1. Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar (dalam gambar, tali berwarna
biru)
2. Masukkan ujung tali yang lebih kecil (merah) ke dalam sosok tali besar (biru) dari arah bawah
3. Belitkan ujung tali kecil (merah) di bawah tali biru
4. Sisipkan ujung tali merah ke bawah badan tali itu sendiri (gambar 3)
Animasi Simpul Anyam (Sheet Bend)
Untuk lebih mempermudah dalam mempelajari cara membuat simpul anyam, simak animasi berikut
ini:
Nah, dengan membaca tutorial disertai ilustrasi gambar dan animasi di atas sekarang pasti akan terasa
sangat mudah dalam membuat simpul anyam. Banyak-banyaklah berlatih dan mencoba agar
keterampilan teknik kepramukaan bidang tali temali ini semakin dikuasai.

3) Simpul Anyam Berganda (Double Sheet Bend)


Membuat Simpul Anyam Berganda (Double Sheet Bend)
Membuat Simpul Anyam Berganda atau Double Sheet Bend sebenarnya akan sangat mudah bila
sebelumnya telah menguasai keterampilan kepramukaan membuat simpul anyam. Memang simpul
anyam berganda merupakan pengembangan dari simpul anyam terutama untuk meningkatkan daya ikat
(kekuatan) tali dalam menyimpul.

Simpul anyam berganda atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai double sheet bend, tidak hanya
mempunyai kemiripan bentuk dengan simpul anyam. Namun fungsi atau kegunaan simpul ini pun
nyaris sama. Keduanya berguna untuk menyambung dua buah utas tali kering yang ukurannya tidak
sama besar. Bedanya, simpul anyam berganda digunakan jika perbedaan ukuran antara dua utas tali
yang disambung tersebut sangat besar.

Sehingga bisa dikatakan bahwa jika ingin menyambung dua utas tali kering yang ukurannya sama,
gunakan simpul mati. Jika kedua utas tali berbeda ukuran (yang satu besar dan satunya lagi kecil),
gunakan simpul anyam. Dan jika perbedaan ukuran tersebut sangat mencolok (yang satu sangat besar
dan satunya sangat kecil), gunakanlah simpul anyam berganda.

Double sheet bend atau simpul anyam berganda

Simpul dan tali temali sendiri merupakan salah satu teknik kepramukaan yang harus dikuasai sejak dini
oleh para pramuka. Sejak usia pramuka siaga pun sudah dikenalkan dengan simpul dan tali
temali.Selain berguna dalam berbagai kegiatan di lapangan semacam mendirikan tenda, membuat
pionering, membuat dragbar, hingga saat survival di alam bebas, mempelajari tali temali pun mampu
merangsang ketelitian, kecermatan, ketekunan, daya daya kreatifitas pramuka. Termasuk ketika
membuat simpul anyam berganda atau double sheet bend.

Cara Membuat Simpul Anyam Berganda


Seperti disampaikan di awal artikel, membuat simpul anyam berganda tidaklah sulit terutama jika
sebelumnya telah menguasai simpul anyam. Karena itu, sebelum mempelajari simpul ini, diharapkan
telah bisa membuat simpul anyam terlebih dahulu.

Untuk proses pembuatan simpul anyam berganda (double sheet bend), Blog Pramukariatelah
menyiapkan sebuah video tutorial tentang cara membuat simpul anyam berganda. Sila simak video
tersebut dengan mengklik tombol putar (segitiga) di tegah video.
Untuk melengkapi penjelasan dalam video di atas, perhatikan gambar dan langkah-langkah dalam
membuat simpul anyam berganda sebagai berikut:

Cara membuat simpul anyam berganda


1. Tekuk ujung tali yang besar
2. Masukkan ujung tali kecil (dari atas ke bawah), kemudian lingkarkan di bawah kedua utas tali
besar yang ditekuk tadi (gambar 1)
3. Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara tali besar dan kecil (gambar 2)
4. Lingkarkan ujung tali kecil pada kedua utas tali besar seperti langkah kedua.
5. Selipkan ujung tali kecil di sela-sela antara tali besar dan kecil lagi seperti langkah ketiga (gambar
3).
6. Tarik dan eratkan kedua utas tali hingga simpul menjadi erat.
Simpul anyam berganda telah selesai dibuat. Jika dicermati, mulai langkah pertama hingga ketiga di
atas sama persis seperti membuat simpul anyam. Dan jika diakhir dilangkah tersebut (langkah ketiga;
gambar 2), telah tercipta simpul anyam. Dan jika ingin membuat simpul anyam berganda tinggal
dilanjutkan dengan langkah keempat dan kelima saja.

4) Simpul Jangkar (Cow Hitch)


Membuat Simpul Jangkar (Cow Hitch)
Membuat simpul jangkar atau cow hitch menjadi salah satu simpul dalam teknik
kepramukaan bidang tali temali yang sering dipraktekkan. Baik pada pramuka
siaga, penggalang, penegak hingga pandega diharapkan menguasai simpul jangkar ini. Apalagi simpul
jangkar menjadi salah satu simpul yang diujikan dalam Syarat Kecakapan Umum.

Simpul jangkar (cow hitch) kerap digunakan untuk menautkan tali pada benda lain secara cepat,
mengikat jangkar, hingga membuat usungan darurat atau dragbarbersama dengan simpul pangkal dan
ikatan palang.
Simpul jangkar (gambar: ta.wikipedia.org)
Cara Membuat Simpul Jangkar
Untuk membuat simpul jangkar atau cow hitch sangat mudah. Ada beberapa cara dalam membuat
simpul jangkar. Cara yang paling umum dan dianjurkan adalah sebagai berikut:

 Lingkarkan ujung tali pada benda yang hendak ditali dari sebelah bawah benda(gambar 1)
 Lintaskan ujung tali di belakang badan tali (gambar 2)
 Lingkarkan ujung tali sekali lagi pada benda yang hendak ditali dari sebelah atas benda (gambar
3)
 Selipkan ujung tali sehingga sama dan sejajar dengan badan tali (gambar 4)
 Tarik kedua ujung tali sehingga simpul mengencang.
Di samping cara tersebut di atas, bisa juga dengan langkah lain seperti gambar berikut:
 Bagi dua tali dan lingkarkan pada benda yang hendak ditali
 Tarik kedua badan tali (lihat tanda panah), sehingga seluruh tali masuk ke dalam sosok
Cara kedua ini tampak lebih mudah dan cepat namun memiliki keterbatasan terutama jika badan tali
terlalu panjang akan sehingga memakan waktu ketika menarik badan tali hingga masuk ke dalam
sosok. Karena itu cara kedua hanya direkomendasikan jika tali tidak terlalu panjang.
Animasi Simpul Jangkar

Untuk lebih memahamkan cara membuat simpul jangkar atau cow hitch sila lihat animasi simpul
jangkar berikut:

Dengan tutorial, gambar, dan animasi tentang simpul jangkar ini semoga dapat membantu para
pramuka dalam mempelajari salah satu 'simpul wajib' dalam kepramukaan ini. Sehingga baik ketika
kegiatan tali temali, pionering, maupun ujian Syarat Kecakapan Umum dapat mengikuti dengan baik.

5) Simpul Pangkal (Clove Hitch)


Membuat Simpul Pangkal (Clove Hitch)
Membuat simpul pangkal atau clove hitch amatlah mudah, gak percaya?. Kita praktekkan saja betapa
mudahnya membuat simpul pangkal. Simpul pangkal sendiri merupakan salah satu ‘simpul wajib’
dalam teknik kepramukaan di samping simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, dan beberapa simpul
lainnya. Simpul ini berguna untuk menautkan pada balok serta untuk memulai dan mengakhiri
beberapa ikatan semisal ikatan palang, ikatan silang, dan ikatan canggah. Mengingat fungsinya simpul
pangkal di atas layaklah jika dikatakan sebagai simpul wajib.
Dalam kepramukaan simpul ini akan sering digunakan. Seperti untuk mengikatkan tali tenda pada
pasak tenda dan saat mengikatkan tali penegang pada tiang tenda. Apalagi ketika membuat pionering
semisal tiang bendera, gapura tenda, menara pandang dan lainnya, simpul yang satu ini tidak pernah
terlewatkan. Saat menyambung tiang bendera, ikatan canggah yang digunakan diawali dan diakhiri
dengan simpul pangkal. Pun ketika membuat menara pandang ataupun gapura yang tentunya akan
banyak menggunakan ikatan palang untuk menautkan dua tongkat (kayu) yang berpalangan di mana
simpul pangkal akan menjadi simpul awal dan akhir juga.
Sebagian pihak memilih menyebut simpul pangkal sebagai ikatan pangkal. Hal ini didasari
pemahaman arti ‘ikatan’ sebagai persambungan antara tali dengan benda lain semisal kayu dan
tongkat. Dengan dasar pengertian tersebut simpul palang, simpul jangkar, dan simpul tambat akan
dinamai sebagai ikatan lantaran tertaut dengan benda lain. Padahal seharusnya ikatan dimaknai sebagai
‘rangkaian tali dengan susunan tertentu yang digunakan untuk menautkan (menyatukan) dua atau lebih
benda lain’. Jika menggunakan pengertian yang terakhir ini, simpul pangkal bukanlah ikatan karena
tidak menyatukan dua atau lebih benda lain.
Cara Membuat Simpul Pangkal (Clove Hitch)
Di awal artikel sudah disampaikan bahwa membuat simpul pangkal itu mudah. Saking mudahnya
dengan mata terpejam pun seharusnya bisa. Apalagi kemampuan membuat simpul ini menjadi syarat
dalam Syarat Kecakapan Umum mulai dari pramuka siaga, pramuka penggalang, bahkan pramuka
penegak. Kita mulai cara membuat simpul pangkal.
Cara Pertama:
 Lingkarkan tali pada tongkat atau kayu (dari arah bawah) sehingga membentuk ‘sosok’ dengan
tongkat ada di tengahnya.
 Lingkarkan sekali lagi di sebelah kiri ‘sosok’ yang pertama.
 Ujung sosok dimasukkan sebagaimana arah tanda panah pada gambar di bawah
 Rapatkan kedua sosok dan tarik ujung tali hingga kencang.
 Selesai

Cara Kedua:
 Buatlah dua ‘sosok’ tali seperti pada gambar “a”. Perhatikan posisi kedua ujung tali di mana
ujung pertama ada di atas tali (pada gambar, ‘sosok’ yang kiri) dan ujung kedua ada di bawah tali
(pada gambar, sosok yang kanan)
 Rekatkan kedua sosok hingga bertumpukan dengan posisi sosok yang ujung talinya di bawah
berada di atas sosok yang ujung talinya di bawah (gambar “b”)
 Masukkan sosok yang bertumpukan tadi melingkari tongkat atau kayu (gambar “c”)
 Selesai.
Kedua cara membuat simpul pangkal di atas sama-sama mudahnya. Tinggal memilih mana yang
disukai dengan memperhatikan kondisi. Artinya simpul pangkal hendak di buat di tengah-tengah kayu
lebih tepat menggunakan cara pertama karena jika menggunakan cara kedua akan kesulitan saat
menempatkan simpul ke tongkat.
Animasi Membuat Simpul Pangkal
Untuk lebih memahamkan cara membuat simpul pangkal simak animasi berikut ini:

Nah, siapa sekarang yang masih tidak setuju jika membuat simpul
pangkal atau clove hitch itu sangat mudah? Mengasyikkan malah, karena semua materi dan kegiatan
kepramukaan memang mengasyikkan.

6) Simpul Tambat (Timber Hitch)


Membuat Simpul Tambat (Timber Hitch)
Membuat simpul tambat (timber hitch) memang tidak termasuk salah satu materi dalam ujian SKU,
lain halnya dengan simpul pangkal dan simpul tiang. Namun simpul tambat pun harus dikuasai karena
dalam pembuatan ikatan silang, harus didahului dengan simpul tambat ini. Padahal teknik
kepramukaan ikatan silang termasuk salah satu syarat dalam SKU Penggalang Ramu.
Simpul tambat atau dalam bahasa Inggris dikenal sebagai timber hitch sebenarnya sebuah simpul yang
sangat sederhana dalam tali temali. Kegunaannya, selain untuk memulai ikatan silang juga untuk
menautkan tali pada benda-benda lain, terutama benda-benda yang berukuran besar.

Cara Membuat Simpul Tambat


Untuk mempelajari keterampilan kepramukaan bidang tali temali, simpul tambat, Blog Pramuka ini
menyajikan gambar-gambar tutorial langkah perlangkah dalam membuat simpul tambat. Juga
dilengkapi dengan animasi sederhana tentang pembuatan simpul tambat.

Mari kita mulai belajar membuat simpul tambat dengan memperhatikan gambar berikut:

langkah-langkah membuat simpul tambat yaitu:


1. Belitkan tali pada benda yang hendak di tali semisal batang kayu.
2. Putar (tautkan) ujung tali sehingga membentuk sosok (mata tali) pada badan tali.
3. Belitkan ujung tali melingkari badan tali yang nantinya bersentuhan dengan batang kayu.
4. Belitkan seperti langkah ke-3 hingga beberapa kali (banyaknya belitan disesuaikan dengan besar
batang kayu)
5. Tarik badan tali dan dorong sosok (mata tali) hingga erat dengan batang kayu.
6. Selesai
Untuk lebih memahamkan langkah-langkah dalam membuat simpul tambat sebagaimana tutorial di
atas, perhatikan animasi tali-temali berikut:

Sekarang pasti sudah bisa membuat simpul tambat atau timber hitch dengan sempurna. Jangan pernah
bosan untuk berlatih sehingga keterampilan tali temali ini akan semakin dikuasai.

7) Simpul Tiang (Bowline Knot)


Membuat Simpul Tiang (Bowline Knot)
Membuat simpul tiang atau bowline knot menjadi salah satu teknik kepramukaan bidang tali temali
yang wajib dikuasai oleh setiap pramuka. Simpul tiang juga termasuk salah satu materi yang terdapat
dalam Syarat Kecakapan Umum (SKU). Keterampilan membuat simpul tiang termuat sebagai syarat
SKU Penggalang Ramu nomor 23 bersama simpul mati, simpul hidup, simpul anyam, dan simpul
pangkal.

Simpul tiang sebenarnya sama dengan simpul anyam, perbedaannya hanya pada posisi dan manfaatnya
atau kegunaannya. Jika simpul anyam dibuat dengan dua dua ujung dari dua utas tali (antara ujung
dengan ujung tali) berbeda dengan simpul tiang yang dibuat dengan satu utas tali dimana simpul dibuat
antara ujung tali dengan badan tali. Namun jika diperhatikan bentuk tautan talinya sama.

Manfaat dari simpul tiang adalah untuk membuat sebuah sosok (mata tali) yang kedudukannya tetap
(tidak bergeser) atau untuk mengikat sesuatu yang membutuhkan keleluasaan bergerak semisal leher
binatang. Dengan simpul tiang, sosok yang terbuat akan tetap dan tidak bergeser (menciut atau
melonggar) sehingga leher binatang tidak terjerat.

Cara Membuat Simpul Tiang


Untuk membuat simpul tiang caranya tidak sulit. Perhatikan terlebih dahulu gambar berikut:

1. Pertama buatlah sosok di bagian tengah tali.


2. Ujung tali dimasukkan ke dalam sosok dari arah bawah, kemudian ke atas tali di sisi lain sosok,
dan terakhir lewatkan ke belakang (bawah) utas tali yang ada di sebelah atas sosok.
3. Lingkarkan tali pada utas tali tersebut, kemudian masukkan ujung tali ke dalam sosok.
4. Tarik kedua badan tali beserta ujung tali sehingga simpul menjadi erat.

Animasi Simpul Tiang


Untuk lebih memudahkan berlatih membuat simpul tiang, animasi sederhana simpul tiang berikut
mungkin akan lebih mudah dipahami.
Nah, simpul tiang dengan persamaan dan perbedaannya dengan simpul anyam, manfaat dan kegunaan
simpul tiang, serta langkah-langkah membuat simpul tiang yang dilengkapi dengan gambar dan
animasi telah diuraikan. Dengan latihan yang tekun dan sungguh-sungguh simpul tiang yang dapat
diaplikasikan dalam berbagai kegiatan sehari-hari ini pasti telah dikuasai.

8) Simpul Nelayan Kembar Inggris (Fisherman's Knot)


Simpul Nelayan Kembar Inggris (Fisherman's Knot)
Simpul Nelayan, Simpul Kembar, Simpul Inggris, atau Fisherman's Knot. Banyak nama yang
disandang oleh simpul ini. Selain itu simpul nelayan juga kerap disebut juga sebagai simpul portugis,
angler's knot, English knot, halibut knot, waterman's knot, serta portuguese knot. Namun diantara
abanyak nama tersebut tampaknya yang lebih familiar di Indonesia untuk menyebut nama simpul ini
adalah simpul kembar atau simpul nelayan.

Nama simpul kembar merujuk kepada bentuk simpul ini yang sebenarnya merupakan gabungan dari
dua buah simpul hidup. Sedangkan penyebutan sebagai simpul nelayan (fisherman's knot) selain
lantaran kerap digunakan sebagai penyambung nilon (tali) pancingan juga sering digunakan untung
menyambung dua utas tali yang dalam kondisi basah.

Cara Membuat Simpul Kembar atau Nelayan


Seperti diuraikan di awal, simpul nelayan, simpul kembar, simpul inggris, simpul portugis (fisherman's
knot) sebenarnya merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup pada masing-masing ujung dari
dua utas tali. Sehingga cara membuat simpul ini sebenarnya sangat mudah dan tidak sulit.

Cara membuat simpul ini adalah sebagai berikut:


Gambar simpul kembar

1. Sejajarkan dua buah utas tali


2. Buatlah simpul hidup pada utas tali pertama dengan badan tali kedua berada di tengah sosoknya.
3. Buatlah simpul hidup pada utas tali kedua dengan badan tali pertama berada di tengah sosoknya.
4. Tarik kedua utas tali sehingga kedua simpul hidup menjadi erat dan rapat.
Untuk meningkatka pemahaman dan cara membuat simpul nelayan atau simpul inggris, simak video
tutorial sebagai berikut:

Manfaat Simpul Kembar, Nelayan, Inggris (Fisherman's Knot)


Manfaat simpul kembar, nelayan, inggris (fisherman's knot) sebagaimana telah disinggung di bagian
awal artikel ini adalah untuk menyambung dua buah utas tali yang mempunyai ukuran (besar) yang
sama namun dalam keadaan basah atau licin. Sehingga simpul ini kerap digunakan oleh para
pemancing dan nelayan untuk menyambung nilon atau tali pancing.

Dalam kepramukaan sendiri selain simpul nelayan dikenal juga beberapa simpul lain yang digunakan
untuk menyambung tali semisal simpul mati dan simpul anyam. Bedanya, simpul kembar digunakan
jika tali yang disambung berukuran sama besar namun dalam keadaan basah atau licin. Sedangkan
simpul mati digunakan jika ukuran tali sama besar dan tali kering,

b. Ikatan dalam Tali Temali


Jenis-jenis Ikatan dalam Tali Temali
Jenis-jenis ikatan yang digunakan dalam tali temali dan pionering oleh pramuka itu apa saja?.
Terkadang saat melihat sebuah pionering yang sudah berdiri megah kita menjadi bingung dengan jenis
simpul dan ikatan yang dipergunakan, seakan ribet sekali. Padahal, dalam tali temali maupun pionering
yang dipraktekkan dalam kepramukaan, pada intinya hanya menggunakan 4 jenis ikatan. Ikatan pun
menjadi salah satu materi pramuka teknik kepramukaan yang mendasar dan sangat sering digunakan.

Keempat jenis ikatan tersebut adalah ikatan palang, ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga.
Dalam kesempatan kali ini kita akan mencoba mempraktekkan membuat masing-masing dari jenis
ikatan tersebut. Ikatan dalam tali temali sendiri mempunyai arti sebagai rangkaian tali dengan susunan
tertentu yang digunakan untuk menautkan (mengikat) dua atau lebih benda lain.

Ikatan Palang (Square Lashing)

Ikatan palang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai square lashing merupakan sebuah ikatan yang
berfungsi untuk menautkan dua tongkat pramuka atau kayu yang posisinya saling tegak lurus.
Penggunaannya seperti untuk membuat kerangka dragbar (tandu), dll. Untuk membuat ikatan palang,
berikut adalah langkah-langkahnya:

 Buatlah simpul pangkal di salah satu tongkat. Belitkan sisa utas tali yang pendek ke utas tali yang
panjang.
 Belitkan tali sedemikian rupa (lihat gambar poin “b” dan “c”) pada kedua tongkat. Bagian atas,
jejerkan lilitan tali kedua di sebelah dalam lilitan kedua, demikian selanjutnya).
 Setelah sekitar empat lilit (atau sesuai kebutuhan), ganti arah putaran tali dan lilitkan di antara dua
tongkat (lihat gambar “c” dan “d”)
 Akhiri ikatan dengan simpul pangkal di tongkat yang berbeda dengan yang disimpul pangkal pada
pertama ikatan (lihat gambar “e” dan “f”)
Ikatan Silang (Cross Lashing)

Ikatan silang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai cross lashing. Kegunaan dari ikatan ini adalah
untuk menautkan dua buah tongkat atau kayu yang posisinya bersilangan. Umumnya sudut yang
terbentuk dari dua buah tongkat tersebut tidak tegak lurus atau 90 derajat. Jika tegak lurus gunakanlah
ikatan palang. Untuk membuat ikatan silang ikutilah langkah-langkah berikut:

 Buatlah simpul tambat di persilangan kedua tongkat.


 Belitkan tali antara sudut samping sebanyak empat kali (atau lebih sesuai kebutuhan).
 Ganti belitkan tali antara sudut atas-bawah sebanyak empat kali (atau lebih sesuai kebutuhan).
 Akhiri ikatan silang dengan membuat simpul pangkal di salah satu kayu atau tongkat.

Ikatan Canggah

Ikatan Canggah digunakan untuk menyambung dua buah tongkat secara lurus. Penggunaan ikatan
canggah seperti untuk membuat tiang bendera dengan sambungan tongkat. Terdapat beberapa versi
ikatan canggah, namun yang lebih sering digunakan adalah sebagaimana langkah-langkah berikut:

 Buatlah sosok di antara dua tongkat yang disambung.


 Utas tali yang panjang dililitkan mengitari kedua tongkat. Lilit hingga bagian akhir
persambungan.
 Masukkan utas tali ke dalam sosok yang dibuat pada langkah pertama tadi (gbr. 2)
 Tarik ujung tali sehingga sosok masuk ke dalam lilitan (gambar 2)
 Utas tali yang bawah simpul dengan simpul pangkal
Ikatan Kaki Tiga (Tripod Lashing)

Ikatan kaki tiga digunakan untuk menggabungkan tiga buah kayu atau tongkat dengan posisi saling
lurus atau untuk membentuk kaki tiga. Untuk membuat ikatan kaki tiga ikuti langkah-langkah berikut:

 Susun tongkat secara sejajar.


 Buatlah simpul pangkal di salah satu tongkat terluar.
 Belitkan tali membentuk anyaman pada ketiga tongkat (gbr. 3 –4)
 Belitkan tali secara menyilang mengikat anyaman antara tongkat pertama dan kedua (gbr. 5-6)
 Lakukan hal serupa antara tongkat kedua dan ketiga (gbr. 7-8)
 Buatlah simpul anyam di tongkat terluar (yang berbeda tongkat dengan simpul anyam pertama)
(gbr. 9-12)
Itulah cara membuat ikatan palang, ikatan silang, ikatan canggah, dan ikatan kaki tiga. Jika gambar
kurang jelas atau terlalu kecil, silakan klik kanan kemudian klik ‘buka tautan di tab baru’ untuk
memperoleh gambar dengan ukuran yang lebih besar. Semoga teknik kepramukaan mengenai ikatan
dalam tali temali dan pionering yang biasa digunakan pramuka ini membantu kita menguasai teknik
kepramukaan.

1) Model Pionering Menara Pandang


Contoh Model Pionering Menara Pandang
Contoh model pionering menara pandang yang disajikan lengkap dengan gambar dan foto ini adalah
model-model pembuatan pionering khusus untuk menara pandang. Contoh ini tentunya dapat dijadikan
inspirasi bagi para pramuka dalam membuat pionering. Di samping pionering model menara pandang,
tentu ada model-model pionering lainnya seperti pionering tiang bendera, jembatan, gapura (pintu
gerbang) dan berbagai jenis lainnya. Tetapi dalam postingan teknik kepramukaan kali ini dikhususkan
membahas mengenai menara pandang.

Pionering sendiri diambil dari kata pionir yang mempunyai arti “penganjur; pelopor; perintis jalan;
pembuka jalan:” (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Atau diambil dari bahasa Inggris ‘pioneering’ yang
berarti ‘kepeloporan’. Dalam kepramukaan pionering merupakan keterampilan dalam pembuatan
bangunan darurat dengan menggunakan bahan-bahan seadanya. Jenis bangunan yang dibuat semisal
menara pandang atau menara jaga, tiang bendera, gapura atau pintu gerbang, jembatan, dan aneka
perabotan perkemahan semacam meja makan, rak sepatu, dan lain-lain. Bahan yang digunakan untuk
membuatnya biasanya terbatas pada kayu dan tali. Karena itu dalam pembuatan pionering sangat
diperlukan penguasaan terhadap materi tali-temali termasuk aneka simpul dan ikatan.

Gambar Pionering Menara Pandang


Pada kesempatan kali ini akan diberikan contoh berbagai model bangunan menara pandang, menara
pantau, atau menara jaga dengan teknik pionering.

 Menara pandang segitiga

 Menara pandang dua segitiga bersilangan

 Menara pandang dua segitiga terbalik


 Menara pandang dua kaki

 Menara pandang segiempat segitiga

 Menara pandang segiempat persegi

 Menara pandang segi empat enam kaki

Baca Juga :

 Contoh Model Pionering Jembatan


 Gapura Tenda Pionering Setengah Bintang dan Pagar
 Gapura Tenda Pionering dengan Aksesoris Jalinan Tali
 Pagar Tenda Perkemahan Pramuka Sederhana
 Gapura Tenda 15 dan 20 Tongkat Bentuk Segilima
Persiapan Membuat Pionering Menara

Dalam membuat pionering menara perlu perispan yang mantang. Apalagi jika membuatnya dalam
ukuran yang sebenarnya yang sangat memperhatikan tingkat keamanan baik bagi pembuat, pemakai,
maupun orang lain di sekitarnya. Penggunaan ikatan dan simpul pun harus tepat. Bagian mana yang
harus mengunakan ikatan kaki tiga, iktan canggah, ikatan palang, ataupun ikatan silang. Pun pemilihan
simpul seperti simpul mati, simpul pangkal, cara menyambung tali, dan lain sebagainya.

Dalam kepramukaan, baik latihan maupun lomba, terkadang peserta didik diberikan tugas untuk
membuat pionering bukan dalam ukuran yang sebenarnya. Melainkan dalam ukuran yang lebih kecil
atau biasa dinamakan maket pionering. Dalam pembuatan maket pionering selain memperhatikan
ketepatan dalam penggunaan simpul dan iktanjuga harus memperhatikan aspek realitas. Artinya, maket
pionering yang dibuat tersebut bisa terwujud dan berdiri kokoh seumpama dibuat dalam ukuran yang
sebenarnya.

Terakhir, gambar-gambar pionering menara pandang di atas hanyalah sekedar contoh. Karena itu
pramuka yang ingin membuat pionering (maket ataupun ukuran sebenarnya) dituntut kreatifitasnya
untuk membuat model-model yang lebih baik.

2) Model Pionering Jembatan


Contoh Model Pionering Jembatan
Contoh model pionering ini melengkapi posting sebelumnya tentang contoh model pionering menara
pandang. Yang disajikan adalah contoh model-model pionering berbentuk jembatan dalam bentuk
gambar dan foto. Dengan contoh ini para pramukadapat merakit pionering ataupun menjadi sumber
inspirasi dalam menciptakan model-model pionering jembatan lainnya.
Selain dalam bentuk jembatan, pionering dapat juga dibuat dalam model-model lainnya semisal
pionering berbentuk tiang bendera, pionering berbentuk menara pandang dan pionering berbentuk
bangunan gapura.
Pionering sendiri diambil dari kata dalam bahasa Inggris ‘pioneering’ yang dapat diartikan sebagai
‘kepeloporan’. Atau dari bahasa Indonesia ‘pionir’ yang menurut Kamus Bahasa Indonesia diartikan
sebagai “penganjur; pelopor; perintis jalan; pembuka jalan.” Dalam kepramukaan pionering
merupakan salah satu keterampilan kepramukaan untuk mendirikan bangunan darurat dengan
menggunakan bahan-bahan yang terbatas. Dengan menggunakan barang seadanya semisal kayu,
tongkat, dan tali, seorang pramuka dituntut dapat membuat menara pandang, jembatan darurat, tiang
bendera, dan aneka perabot perkemahan seperti meja makan, rak piring, rak sepatu dan lainnya.
Dalam membuat pionering tentu dituntut kemampuan dan penguasaan terhadap materi tali temali
semisal simpul mati, simpul hidup, simpul pangkal, ikatan palang, ikatan silang, ikatan canggah dan
lain sebagainya. Karena dalam membuat pionering salah satu bahan utamanya adalah tali.
Gambar dan Contoh Pionering Jembatan
Dalam kesempatan kali ini Blog Pramukaria menampilkan berbagai contoh gambar pionering
berbentuk jembatan darurat. Kesemua pembuatan jembatan-jembatan ini menggunakan teknik
pionering.
 Jembatan Kaki Delapan
 Jembatan Derek

 Jembatan Tarik

 Jembatan Tali
 Jembatan Monyet

 Jembatan Suspensi

Persiapan Membuat Pionering Jembatan


Di dalam kepramukaan pionering bisanya dibuat dalam dua jenis. Yang pertama adalah pionering
dalam ukuran sebenarnya dan digunakan sebagaimana mestinya. Jika membuat pionering jembatan
berarti pionering tersebut memang dapat dipergunakan dan aman untuk menyebarang. Pembuatan
pionering jenis ini perlu perhitungan yang matang dengan memperhatikan kondisi medan (semisal
sungai) yang hendak dipasangi jembatan.
Jensi kedua adalah pionering dalam bentuk maket atau miniatur. Untuk membuat pionering (termasuk
pionering jembatan) dalam bentuk miniatur atau maket, selain memperhatikan simpul dan ikatan yang
digunakan juga perlu memperhatikan aspek rasionalitas. Artinya, miniatur pionering yang dibuat
tersebut mempunyai bentuk dan ukuran yang logis sehingga jika diterapkan dalam kenyataan bisa
benar-benar dibangun.
Itu beberapa model pionering jembatan yang mungkin dapat dicoba oleh para pramuka
baik penggalang, penegak, maupun pandega. Satu yang pasti, pembuatan pionering selalu menjadi
kegiatan yang penuh tantangan. Dalam pengerjaannya membutuhkan ketelitian, kesabaran, dan
kekompakan tim. Sehingga ketika sebuah pionering terselesaikan, rasa puas dan bangga yang
dirasakan tidak akan tergantikan.

c. Cara Membuat Dragbar Usungan (Tandu Darurat) Pramuka


Cara Membuat Dragbar Usungan (Tandu Darurat) Pramuka
Cara membuat dragbar, usungan, atau tandu darurat merupakan salah satu materi teknik
kepramukaan bidang PPPK yang wajib dikuasai oleh seorang pramuka. Ketrampilan membuat tandu
darurat atau dragbar akan sangat diperlukan ketika saat-saat darurat utamanya ketika terjadi kecelakaan
yang membutuhkan evakuasi korban. Karena itu penguasaan keterampilan Pertolongan Pertama Dalam
Kecelakaan pembuatan dragbar sering kali dilombakan dalam kegiatan kepramukaan.
Dragbar merupakan tandu atau usungan darurat yang dibuat dengan memanfaatkan tongkat dan tali
yang tersedia. Fungsi utama dari dragbar adalah untuk memudahkan penolong melakukan evakuasi
korban secara aman dan nyaman menuju tempat yang lebih aman atau untuk mendapatkan perawatan
lebih lanjut. Dalam PPPK terdapat berbagai jenis tandu seperti tandu sepinal, tandu sorong, dan tandu
lipat. Namun yang akan dipelajari kali ini adalah tandu darurat.
Peralatan yang Dibutuhkan untuk Membuat Dragbar
karena sifatnya yang darurat, peralatan yang digunakan adalah yang umumnya tersedia saat kegiatan.
Kalaupun tidak ada, bisa memanfaatkan bahan-bahan yang tersedia. Peralatan itu antara lain:
 Tongkat Pramuka 2 buah, digunakan sebagai induk dragbar; standar tongkat yang digunakan
untuk membuat dragbar seharusnya mempunyai panjang 225 cm, namun karena biasanya yang
tersedia adalah tongkat pramuka berukuran 160 cm, tongkat inipun bisa digunakan tentunya
dengan memperhatikan kondisi luka korban.
 Tongkat pendek ukuran 60 cm 2 buah, digunakan sebagai anak dragbar.
 Tali pramuka secukupnya.
 Mitella (jika ada)
Cara Pembuatan Dragbar atau Tandu Darurat Pramuka
Untuk membuat atau merakit dragbar (tandu darurat) caranya adalah sebagai berikut (arah atas, bawah,
kiri, dan kanan pada tutorial ini merujuk arah pada gambar):
 Rebahkan dua tongkat pramuka (ukuran 160 cm) secara sejajar dengan jarak kurang lebih 50 cm,
ini menjadi induk dragbar.
 Palangkan dua tongkat ukuran 60 cm di ujung kiri dan kanan induk dragbar dengan jarak dari
masing-masing ujung sekitar 25 cm.
 Ikat keempat pertemuan induk dragbar dengan anak dragbar dengan menggunakan ikatan palang
Cara membuat ikatan palang baca: Jenis-jenis Ikatan
 Setelah keempat ikatan palang selesai, sisa ikatan palang dari salah satu sisi (pada gambar di
bawah anggap saja yang kiri), saling tautkan antara yang atas dan bawah di tengah-tengah (lihat
huruf “f” pada gambar).
 Tali dari atas (atas pada gambar) di tarik kembali ke atas, demikian juga sebaliknya.
 Buatlah simpul jangkar pada masing-masing tongkat induk dragbar.
 Ulangi langkah 5 dan 6 dengan jarak masing-masing simpul jangkar antara 20 – 25 cm.
 Setelah 5 kali simpul jangkar, dikhiri dengan simpul pangkal di samping ikatan palang sebelah
kanan.
 Lingkarkan tali yang tersisa di bawah tongkat anak dragbar kemudian ikatkan sisa tali dari bawah
dan atas dengan simpul mati (lihat huruf “g” pada gambar)
Keterangan gambar:
 Huruf “a”: ujung induk dragbar yang disisakan sebagai pegangan tandu. Jaraknya sekitar 25 cm.
 Huruf “b”: ujung anak dragbar sepanjang 5 cm.
 Huruf “c”: Ikatan palang.
 Huruf “d”: Simpul pangkal untuk mengakhiri ikatan palang.
 Huruf “f”: Tautan tali antara tali dari sebelah atas dan bawah.
 Huruf “e”: Simpul jangkar.
 Huruf “g”: Simpul mati.
Jika terdapat mitella dapat digunakan sebagai alas kepala korban dengan cara dililitkan melingkar
antara dua induk dragbar. Jika tidak ada bisa menggunakan bahan-bahan lain yang bisa memberikan
rasa nyaman di kepala korban. Apabila dalam evakuasi melalui medan yang cukup sulit, bisa
ditambahkan pembalut gulung atau tali untuk mengikat korban dengan induk dragbar. Ini untuk
mengantisipasi agar korban tidak terjatuh dari atas tandu.
Terkadang terdapat pembuatan dragbar atau usungan tanpa menggunakan anak dragbar (tongkat
ukuran 60 cm). Pembuatan dragbar atau tandu darurat semacam itu memang lebih cepat tetapi kurang
kuat dan kurang stabil sehingga kurang aman digunakan dan kurang memberikan rasa nyaman pada
korban.
Nah, itulah cara membuat dragbar darurat, sekilas memang rumit akan tetapi dengan banyak berlatih
dan jika dikerjakan bersama-sama dengan kompak tentu akan dapat terselesaikan dengan cepat dan
mudah.

d. Sandi
1) Sandi AND
 Sandi Pramuka: Sandi AND
 Sandi Pramuka ini dikenal sebagai Sandi AND. Penamaann sandi ini lantaran peran utama kata
AND yang menentukan dalam membaca sandi ini. Sebagaimana sandi angka, sandi AND
termasuk salah satu sandi yang dalam kepramukaan sudah diajarkan sejak pramuka Siaga.
Meskipun demikian sandi ini tetap sering digunakan oleh golongan pramuka lain
semisal penggalang, bahkan penegak dan pandega.

 Sandi ini sederhana dan khas sekali. Sehingga meskipun tanpa diberi kata kunci sekalipun atau
langsung membaca soal sandinya, akan langsung diketahui jenis dan sudah dapat memecahkan
soal sandi AND dengan mudah.

 Untuk mempelajari cara membaca dan membuat sandi AND, perhatikan gambar berikut:

Contoh sandi AND, klik untuk memberpesar gambar



 Untuk mengenali jenis sandi, seperti disebutkan di atas, cukup mudah, apalagi soal sandi ini
selalu terlihat khas. Namun tidak ada salahnya kita perhatikan kata kunci yang disediakan.
Dalam contoh di atas kata kuncinya adalah: "Lagi-lagi AND, bikin runyam dan sebel aja, ki....".
Kata "AND" mengindikasikan bahwa sandi ini adalah sandi AND.

 Cara membaca atau memecahkan sandi AND sangat gampang. Perhatikan bahwa setiap kata
dalam soal sandi itu selalu mengandung "AND" seperti ANDAN, ANDAK, PRANDA, dan
seterusnya. Seperti disebutkan dalam kata kunci pada contoh sandi di atas, "bikin runyam dan
sebel aja" kalau ada membuat runyam dan sebel berarti sebaliknya kalau tidak ada akan
membuat jelas dan senang!. Maka dari itu huruf "AND" cukup dihilangkan atau dihapuskan
seperti pada gambar di bawah.



 Dari kata pertama "ANDAN" dicoret AND-nya sehingga menyisakan "AN". Pada kata kedua,
kata "ANDAK" dicoret "AND"-nya sehingga menyisakan "AK". Demikian dilakukan hal yang
sama pada kata-kata berikutnya sehingga akan tersisa: "AN", "AK", "PRA", "MU", "KA",
"HA", "RUS", dan "SE". Jika huruf-huruf itu dirangkai akan membentuk sebuah kalimat,
ANAK PRAMUKA SE....

 Nah, dengan dua baris sandi AND di atas sudah terbaca beberapa kalimat. Tentunya sekarang
tidak sulit bagi adik-adik pramuka untuk meneruskan sehingga kesemua kata dalam soal sandi
AND di atas terpecahkan dan membentuk sebuah kalimat yang utuh.

 selamat bereksperimen dan bermain dengan sandi AND.

1) Sandi Rumput
Membaca dan Membuat Sandi Rumput
Membaca dan membuat sandi rumput itu gampang atau sulit?. Sebagian pasti menjawabnya
gampang dan mudah namun sebagian yang lain bisa jadi menganggapnya sulit. Padahal sandi rumput
termasuk salah satu sandi dasar dalam teknik kepramukaan. Sandi ini sudah diajarkan sejak usia
pramuka siaga dan tetap dipergunakan bahkan oleh para pramuka penegak.

Di samping itu, sandi rumput mempunyai bentuk yang khas dan cara pengerjaan yang baku. Dengan
melihatnya sekilas saja, setiap pramuka yang melihatnya langsung bisa menyebutkan jenis sandi ini.
Berbeda dengan sandi lain semisal Sandi Depan, Sandi Turba, Sandi Balik yang sering kali harus
benar-benar memahami kata kunci yang disertakan baru bisa dikenali jenis sandinya.

Yang sering kali menyulitkan saat membaca sandi rumput adalah prasyarat utamanya yang harus
dibaca dengan menggunakan kode morse. Memang, untuk dapat memecahkan soal sandi rumput
mutlak dibutuhkan keterampilan dan penguasaan akan kode morse. Ini seperti ketika membaca sandi
kimia yang mana juga membutuhkan kode morse.

Cara Membaca dan Membuat Sandi Rumput


Sandi rumput dibuat dengan memanfaatkan kombinasi garis pendek dan tinggi. Garis-garis tersebut
disusun sedemikian rupa sehingga sekilas mirip dengan rerumputan yang berjejer. Untuk jelasnya
perhatikan contoh sandi rumput berikut ini.

Garis pendek dan tinggi di atas melambangkan titik dan strip dalam kode morse. Dimana garis pendek
merupakan titik dan garis tinggi melambangkan strip. Titik dan strip ini nanti kemudian dibaca dengan
menggunakan kode morse. Untuk memisahkan antar huruf dipergunakan tanda tanda pemisah berupa
garis mendatar.

Jika belum menguasai kode morse, silakan baca dan pelajari artikel "Cara Cepat dan Mudah Membaca
Morse".

Dalam contoh sandi rumput di atas, sandi baris pertama terdiri atas 8 huruf. Masing-masing huruf
dipisahkan dengan garis mendatar. Mari coba kita pelajari satu persatu:
 Huruf pertama terdiri atas dua garis yaitu 'garis pendek' + 'garis tinggi' yang jika ditulis dalam kode
morse menjadi . - (titik strip). Dalam kode morse . - berarti huruf "A"
 Huruf kedua terdiri atas tiga garis yaitu 'garis panjang' + 'garis pendek' + 'garis panjang' yang jika
ditulis dalam kode morse menjadi - . - (strip titik strip). Dalam kode morse -.- berarti huruf "K".
 Huruf ketiga terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek' + 'garis pendek' + 'garis tinggi' yang jika
ditulis dalam kode morse menjadi ..- (titik titik strip). Dalam kode morse ..- berarti huruf "U"
 Huruf keempat terdiri atas dua garis yaitu 'garis tinggi' + 'garis tinggi' atau -- (strip strip). Dalam
kode morse -- = "M".
 Huruf kelima sama seperti huruf pertama yaitu dua garis yaitu 'garis pendek' + 'garis tinggi' atau ,-
(titik strip). Dalam morse .- = "A".
 Huruf keenam terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek' + 'garis pendek' + 'garis pendek' atau ...
(titik titik titik) yang berarti huruf "S".
 Huruf ketujuh terdiri atas tiga garis yaitu 'garis pendek + 'garis pendek' + 'garis tinggi' atau ..- (titik
titik strip) yang berarti huruf "U".
 Huruf kedelapan terdiri atas tiga huruf yaitu 'garis tinggi' + 'garis pendek' + 'garis tinggi' atau -.-
(strip titik strip) yang berarti huruf K.
Dari hasil membaca sandi rumput baris pertama tersebut kita menemukan huruf-huruf yang jika
disusun berurutan akan membentuk kata 'AKU MASUK'.

Setelah baris pertama terselesaikan, silakan dicoba untuk mengerjakan (memecahkan) baris kedua dan
ketiga contoh sandi rumput di atas. Di mana pada baris kedua contoh di atas terdiri atas tujuh huruf dan
pada baris ketiganya terdiri atas sepuluh huruf.

Sandi-sandi Lain yang Mirip Sandi Rumput


Dalam kepramukaan sering kali dijumpai beberapa sandi lain yang penampakannya mirip dengan sandi
rumput. Dan cara pemecahannyapun sama seperti sandi rumput. Sandi-sandi tersebut diantaranya
adalah:
 Sandi Air. Sama seperti sandi rumput tetapi terbalik ke bawah.
 Sandi Gergaji. Perpaduan antara sandi rumput dengan sandi air.
 Sandi Awan
 Sandi Ombak
 Sandi Gedung Bertingkat

Kelima sandi tersebut selain bentuknya yang mirip dengan sandi rumput cara pengerjaannya
(memecahkannya) pun sama dengan sandi rumput yaitu sama-sama menggunakan kode morse.

Setelah mempelajari sandi rumput, cara membuat dan cara membacanya (termasuk beberapa sandi lain
yang mempunyai kemiripan dengan sandi rumput), sekarang tidak ada alasan lagi anggota
pramuka untuk mengatakan bahwa sandi rumput itu sulit.

2) Sandi Kotak
 Membaca dan Membuat Sandi Kotak
 Cara membaca dan membuat sandi kotak teramat lah mudah. Saking mudahnya sandi kotak
kerap, bersama sandi angka dan sandi AND, sudah diajarkan dan diujikan kepada
anggota pramuka siaga. Wajar karena selain mudah, sandi kotak pun kerap dimuat dalam
berbagai buku materi kepramukaan.

Namun sebagaimana halnya sandi-sandi lainnya dalam kepramukaan, sandi yang mudah
sekalipun akan menjadi sulit jika tidak mengetahui teknik dan cara membacanya. Pun demikian
dengan sandi kotak ini. Karena itu, kali ini Blog Pramukaria membahas salah satu teknik
kepramukaan ini.

 Sandi kotak sendiri membpunyai banyak variasi. Diantara variasi-variasi tersebut adalah Sandi
Kotak I, Sandi Kotak II, Sandi Kotak III, dan sejenisnya. Yang akan kita pelajari kalia ini
adalah cara membaca dan membuat Sandi Kotak I, sandi kotak yang paling mendasar,
sederhana, dan mudah.

 Cara Membaca Sandi Kotak I



Sandi kotak I (Pertama), biasanya disajikan seperti ini.

Contoh soal Sandi Kotak



Dalam kata kunci biasanya disertakan gambar dari "Kunci Sandi Kotak", atau disebutkan jika
sandi tersebut adalah sandi kotak 1. Baru kemudian disusul dengan soal yang harus dipecahkan.
Gambar "Kunci Sandi Kotak I" terdiri atas dua kelompok yaitu kelompok pertama garis
vertikal dan horizontal dengan hurug "A" sampai dengan "R". Sedangkan kelompok kedua
terdiri atas garis-garis diagonal yang berisikan huruf "S" hingga "Z".

Selengkapnya lihat gambar di bawah.



Masing-masing bidang, terisi dua huruf. Semisal kotak paling kiri atas terdiri atas huruf "A"
dan "B". Pun kotak-kotak lainnya. Huruf A dan B tersebut memiliki lambang yang sama (lihat
gambar di bawah), namun huruf kedua (B) dibedakan dengan penambahan "titik".

Sehingga dari "Kunci Sandi Kotak I" di atas jika diuraikan satu persatu, masing-masing
lambang dan hurufnya adalah sebagai berikut.


Nah, dari "Kunci Sandi Kotak I" itulah kita bisa langsung memecahkan (membaca) soal sandi
yang ada. Jika pun dalam soal tidak disertakan gambar "Kunci Sandi Kotak I", kita bisa
membuat atau menggambar sendiri "Kunci Sandi Kotak I" sebagai pedoman dalam membaca
soal sandi.

Setelah terbaca maka akan didapati bahwa sandi sebagai mana tersebut di gambar paling atas
artikel ini berbunyi sebagai berikut.


Sengaja enam lambang terakhir tidak diisi agar adik-adik anggota Gerakan Pramukayang
sedang mempelajari sandi kotak ini dapat meneruskannya untuk latihan. Bagaimana? Ternyata
sangat mudahkan untuk membuat dan membaca sandi kotak?

1) Sandi Angka
Membaca dan Membuat Sandi Angka
Sandi angka menjadi salah satu sandi yang paling umum dan dasar di kepramukaan. paling umum
lantaran sandi ini kerap diajarkan dan diujikan kepada para pramuka bahkan semenjak pramuka siaga.
Sandi angka pun menjadi sandi dasar karena tidak sedikit sandi-sandi yang cara membacanya
menggunakan sandi angka. Semisal sandi kanji, sandi kembang, sandi matematika atau aljabar, dan
sandi balon, semuanya menggunakan prinsip-prinsip cara pengerjaan sandi angka.
Karena itu penguasaan sandi angka dirasa sangat penting bagi setiap anggota pramuka baik dari
golongan peserta didik seperti pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, pramuka
pandega, hingga anggota pramuka dewasa semisal pembina pramuka.

Kita lihat contoh sandi angka sebagai berikut:

Contoh sandi angka


Pada contoh di atas sandi terdiri atas dua bagian yaitu kata kunci dan soal. Kata kunci (diilustrasikan
dengan gambar kunci) berbunyi "A + 1 = 2; 6 - 4 = B" dan soal sandi berbunyi "16 - 18 - 1 - 13 - 21 -
11 - 1 - 18 - 9 - 1 - 14 - 7".

Kita uraikan dulu kata kuncinya yaitu "A + 1 = 2; 6 - 4 = B". A + 1 = 2, berapakah A?, jawabnya A = 1
karena 1 + 1 = 2. Dan pada 6 - 4 = B, berapakah B?, jawabnya B = 2 karena 6 - 4 = 2. Dari hasil
pengolahan kata kunci tersebut kita dapatkan bahwa 1 = A dan 2 = B, berarti 3 = C, 4 = D dan
seterusnya sehingga bisa kita susun menjadi semacam tabel seperti ini:

Dengan tabel atau deret angka dan alfabet tersebut kita bisa mengerjakan soal sandi angka yang
tersajikan. Dimana 16 = P, 18 = R; 1 = A; 13 = M; 21 = U dan seterusnya sehingga terbacalah 5 huruf
pertama sebagai "PRAMU". Silakan teruskan huruf-huruf selanjutnya!

Yang perlu diingat dan diperhatikan dalam sandi angka antara lain:
 Kata kunci bisa sangat variatif sesuai dengan selera dan kreatifitas pembuat sandi, seperti:
 Di sungai D ada 3 itik dan di sungai F ada 5 angsa.
 Ingatlah bahwa angka 2181791 adalah angka BAHAGIA kamu!
 Kunci sandi angka tidak selalu 1 = A, bisa jadi:
 0 = A sehingga 1 = B, 2 = C dst
 2 = A sehingga 3 = B, 4 = C dst
 1 = A, 3 = B, 5 = C (meloncat satu angka)
Itulah sandi angka salah satu sandi dalam teknik kepramukaan yang sangat 'terkenal' dalam
kepramukaan khususnya di Indonesia. Tidak terlalu sulit, kan?.
2) Sandi Turba atau Turun
Membaca Sandi Turba atau Turun
Membaca sandi Turba atau Turun, itulah teknik kepramukaan yang akan kita pelajari selanjutnya.
Sandi Turba atau sering disebut juga sebagai sandi turun merupakan salah satu sandi yang sering
dipelajari di latihan pramuka. Tidak mengherankan karena selain mudah untuk membacanya, sandi
turba juga mudah dalam pembuatannya.

Namun meskipun demikian, sebagaimana sandi-sandi lainnya, bagi anggota pramukayang kurang
memahami cara membacanya, bisa jadi sandi turba akan terasa membingungkan. Sehingga yang
seharusnya bisa dipecahkan hanya dalam hitungan menit, memerlukan waktu hingga bermenit-menit
untuk bisa membaca pesan yang disampaikan dalam sandi ini.

Kata kunci dan pengenal sandi ini sebagai sandi turba biasanya dilukiskan dengan kalimat yang di
dalamnya mengandung kata "turba", "turun", atau "bawah". Sebagai contoh misalnya:
1. "Bapak Bupati sedang Turba untuk meninjau korban tanah longsor"
2. "Semakin turun akan semakin nikmat, semakin turun akan semakin asoy"
3. "Adik-adik Pramuka, janganlah selalu melihat ke atas, sesekali lihatlah ke bawah, karena di sana
akan ditemukan kedamaian"
Cara Membaca Sandi Turba
Terdapat dua versi penulisan sandi Turba atau Turun. Kedua versi itu adalah:

Sandi Turba atau Turun Versi 1

Sandi Turba atau Turun versi 2


Sesuai dengan namanya, Turba (Turun Bawah) atau Turun, cara memecahkan sandi ini pun dengan
membacanya dari huruf paling atas ke bawah pada masing-masing banjar (kolom) di mulai dari kolom
paling kiri hingga yang terakhir.
Sedangkan pada versi yang kedua, perhatikan bahwa sandi tersebut ditulis dalam tiga kelompok di
mana pada masing-masing kelompok terdiri atas dua kolom. Perbedaannya dengan versi pertama pada
urutan banjar (kolom) yang dibaca adalah yang paling kiri dari masing-masing kelompok. Setelah
kolom pertama pada masing-masing banjar telah dibaca baru dilanjutkan pada kolom yang kedua.

Sehingga pada soal sandi Tuirba atau Turun di atas setelah dipecahkan akan terbaca pesannya yang
berbunyi "Satyaku Kudharmakan Dharmaku Kubaktikan".

Bagaimana, masih bingung dengan cara membaca sandi Turba atau Turun?. Kalau masih bingung juga,
sila tonton video tutorial atau contoh membaca sandi turba di bawah ini.

Akhirnya, selamat! Sekarang kita telah bisa membaca sandi Turba hanya dalam hitungan detik.

Dan jika ingin mempelajari sandi-sandi lainnya, lihat contoh berbagai sandi lainnya di Daftar Sandi
Pramuka.

3) Sandi Kimia
Membaca Sandi Kimia
Sandi Kimia merupakan salah satu sandi dalam teknik kepramukaan yang cara membacanya sudah
dipelajari semenjak siaga dan penggalang. Sandi Kimia merupakan sandi yang memanfaatkan kode
morse. Sehingga ketika hendak membaca sandi Kimia, terlebih sahulu harus menguasai kode morse.

Untuk mempelajari cara membaca morse yang mudah baca: Cara Cepat Membaca Morse.

Salah satu contoh bentuk Sandi Kimia adalah sebagai berikut:

Untuk membaca sandi kimia, seperti hanya dengan sandi lainnya, yang harus dipahami terlebih dahulu
adalah Kata Kunci yang berisikan petunjuk atau perintah pengerjaan sandi. Kata Kunci dari contoh
sandi di atas adalah "Titik Hidup, Strip Mati".

 "Titik Hidup, Strip Mati" mempunyai arti bahwa lambang titik dalam kode morse dilambangkan
dengan huruf-huruf hidup atau vokal yang meliputi A, I, U, E, O sedangkan sebaliknya lambang
strip dalam kode morse dilambangkan dengan huruf-huruf mati atau konsonan semisal B, C, D, F,
G, dll. Contoh: OH = .-
 Angka besar yang terdapat dalam soal menunjukkan bahwa huruf di belakangnya ganda atau dobel.
Contoh: OC2O = OCOO = .-..
 Angka kecil yang terdapat dalam soal sandi kimia menunjukkan huruf di depannya ganda atau
dobel. Contoh: HO2= HOO = -..
Dari soal sandi kimia di atas bisa dibaca sebagai berikut:
 HO2 = HOO = -.. = D
 OH = .- = A
 OC2O = OCOO = .-.. = L
 OK = .- = A
 C2 = CC = -- = M
Dari lima huruf awal sudah terbaca kata "DALAM". Untuk huruf-huruf selanjutnya dalam sandi kimia
ini tentunnya sudah bisa dikerjakan sendiri oleh para pembaca.

4) Sandi AN
 Cara Membuat dan Membaca Sandi AN
 Seperti judulnya, Cara Membuat dan Membaca Sandi AN, artikel ini akan mengulas
bagaimana cara membuat dan memecahkan (membaca) sandi AN. Sandi AN sendiri merupakan
salah satu sandi dasar yang kerap digunakan dalam latihan dan kegiatan kepramukaan.

 Sebagai sebuah sandi dasar, tidak mengherankan jika sandi ini telah diajarkan kepada peserta
didik usia siaga dan penggalang. Dan sebagaimana sandi-sandi dasar lainnya semacam sandi
AND, sandi Angka, dan Sandi Rumput, sandi ini memiliki kekhasan tersendiri. Sehingga
meskipun ditampilkan tanpa disertai dengan kata kunci sekalipun, seorang pramuka yang
terbiasa membaca sandi, akan dengan mudah dapat menebak jenis dan memecahkan sandinya.

 Meskipun demikian bukan berarti semua pramuka telah menguasai sandi ini. Karena itu, pada
kesempatan kali ini, Blog Materi Pramuka, Pramukaria, akan mencoba mengulas bagaimana
cara membaca dan memecahkan sandi AN ini sekaligus bagaimana cara membuatnya.

 Untuk mengenal lebih lanjut tentang sandi AN, perhatikan gambar contoh sandi AN di bawah
ini.



 Dari penampakan soal sandinya, cukup mudah bagi kita untuk mengenalinya sebagai sandi AN.
Namun tidak ada salahnya kita telusuri lebih detail mengenai kata kunci yang disertakan.
Dalam contoh sandi di atas, kata kuncinya adalah : "Aneh, A bisa berubah menjadi N" Adanya
huruf "A" dan "N" inilah yang menjadi indikasi utama jenis sandi ini.

 Cara memecahkan dan membaca (termasuk cara membuat) sandi AN sangat mudah. Sandi ini
hanyalah saling mengganti antara dua deret urutan abjad. Deret pertama terdiri atas huruf A s.d.
M sedangkan deret kedua terdiri atas huruf N s.d. Z. Sehingga akan terbentuk susunan atau
deret huruf seperti berikut.


 Untuk membaca dan membuat sandi AN caranya tinggal mengganti huruf yang ada di deret
atas dengan huruf yang ada di deret bawah. Pun sebaliknya huruf yang berada di deret bawah
diganti dengan huruf yang ada di deret sebelah atas.

 Sehingga pada contoh sandi AN di atas yang berbunyi JR YVXR FPBHGVAT bisa diganti
masing-masing hurufnya. Huruf J=W, R=E, Y=L, V=I, X=K, R=E, dan seterusnya sehingga
dari kata-kata sandi tersebut akan terbaca menjadi WE LIKE SCOUTING.

 Itulah cara membaca dan membuat sandi AN yang ternyata sangat mudah. Silakan adik-
adik pramuka siaga, penggalang, penegak maupun pandega dan kakak-kakak pembina dan
pembantu pembina untuk berkreasi dengan sandi AN ini maupun sandi-sandi lainnya.


1) Sandi Katak
 Cara Membaca dan Membuat Sandi Katak
 Sandi katak merupakan salah satu sandi dalam kepramukaan. Sandi katak disebut juga sebagai
sandi loncat. Penamaan jenis sandi ini mengingat cara membaca atau membuat soal sandinya
dimana mesti meloncat-loncat. Pun sering kali dalam kata kunci teknik kepramukaan (scouting
skill) ini menyertakan kata seperti katak, kodok, ataupun meloncat.

 Sandi ini tergolong sandi yang memanfaatkan permainan susunan huruf layaknya sandi AND,
sandi depan, sandi belakang, maupun sandi depan belakang tidak berguna. Sehingga kerap kali
kalimat soal sandi yang dihasilkan memberikan kesan lucu, unik, dan menarik.

 Bagi anggota pramuka, kerap kali menjumpai sandi ini dalam latihan kepramukaan. Karena
sandi ini tergolong sandi yang mudah baik untuk membuatnya maupun untuk membacanya.
Meskipun sering kali membutuhkan keseriusan dan ketelitian untuk memecahkannya. Sandi-
sandi dalam kepramukaan lainnya semisal sandi jam, sandi kimia, sandi koordinat, sandi
rumput, dan lainnya.

 Contoh sandi katak :




 Cara Membaca dan Membuat Sandi Katak
 Membuat dan membaca sandi katak atau sandi loncat tidaklah sulit. Karena sebagaimana
disampaikan di awal, inti dari sandi ini merupakan permainan susunan huruf. Dimana layaknya
sandi AND ataupun sandi depan, dalam pembuatan sandi ini ditambahkan huruf-huruf yang
tidak berguna untuk mengelabui dan membuat pesan menjadi sulit terbaca. Sehingga untuk
dapat membacanya, huruf-huruf tambahan tersebut harus dihilangkan atau dihapus.

 Untuk mempelajari cara membaca dan membuat sandi katak atau sandi loncat, perhatikan dan
simak baik-baik langkah-langkahnya dalam video berikut ini.



 Dalam video di atas dicontohkan cara membaca salah satu sandi katak yang menggunakan kata
kunci "seekor katak melompat-lompat sejauh 3 meter". Sedangkan bunyi soal sandi adalah
"PIARA KAMU MODUS IKATAN TRADISIA".

Itulah salah satu teknik kepramukaan (scouting skill) terkait dengan sandi katak. Kegiatan
memecahkan sandi selain akan mengasah kemampuan berfikir dan memecahkan masalah pun
memberikan hiburan dan tantangan tersendiri bagi pramuka.

1) Sandi Arab
Cara Membaca dan Membuat Sandi Arab
Menambah artikel tentang scouting skill atau teknik kepramukaan, kali ini Blog Pramukaria menulis
tentang cara membaca dan membuat Sandi Arab. Sandi Arab merupakan salah satu yang mudah, baik
dalam membuatnya maupun membacanya. Meskipun mudah dibuat dan dibaca, Sandi Arab tergolong
sandi yang cukup mengasyikkan untuk dipecahkan. Dan tentu saja, bagi anggota pramuka yang kurang
memahaminya, memecahkan teknik kepramukaan bidang sandi ini akan cukup merepotkan juga.

Sesuai dengan namanya, Sandi Arab terinspirasi dari tata penulisan huruf arab yang digunakan dalam
bahasa Arab. Bagi sebagian masyarakat Indonesia terutama yang beragama islam, aksara arab
bukanlah hal yang asing lagi. Karena huruf dan bahasa arab dipergunakan dalam berbagai ibadah bagi
umat islam.

Mengenali dan Memecahkan Sandi Arab

Sandi Arab, sebagai salah satu scouting skill (teknik kepramukaan) mempunyai beberapa ciri yang
dapat dikenali. Sandi ini terutama dapat dikenali dari kata kunci yang biasanya mengandung kata-kata
yang terkait dengan 'arab', negara dan kota di daerah arab, kitab suci Al Quran, ataupun ibadah yang
terkait dengan negara arab atau huruf dan bahasa arab. Kata-kata yang terkandung dalam sandi arab
tersebut diantaranya adalah 'arab, Saudi Arabia, Mekkah, Medinah, Al Quran, haji, membaca Al
Quran, mengaji, dan lain sebagainya.

Baca juga :

 Cara Membaca Sandi AND


 Cara Membaca Sandi Rumput
 Cara Membaca Sandi Kordinat

Sedangkan kata kunci yang bisa digunakan dalam Sandi Arab ini, contohnya adalah :

 Ayahku pergi menunaikan ibadah haji


 Jangan lupa untuk membaca Al Quran setiap hari
 Ka'bah terletak di kota Mekkah
Contoh sandi Arab, silakan lihat gambar berikut ini :
Contoh Sandi Arab

Untuk cara membaca dan membuat Sandi Arab sebagaimana contoh di atas, simak dulu video tutorial
cara membaca dan membuat Sandi Arab berikut. Klik pada tombol play (segitiga di bagian tengah)
untuk mulai memutar video.

Cara membacanya tidak sulit. Cukup dengan menerapkan cara membaca huruf atau kata dalam bahasa
arab yang memang berkebalikan dengan huruf latin.

2) Sandi Koordinat
Cara Membaca Sandi Koordinat
Cara membaca sandi koordinat bagi yang tidak mengetahui caranya bisa menjadi sangat sulit.
Padahal sandi kordinat sangat mudah dan mengasyikkan untuk dipecahkan (dikerjakan). Namun bagi
adik-adik pramuka yang belum mengetahui cara mengerjakan sandi koordinat, jangan khawatir. Blog
Materi Pramuka, Pramukaria, akan membahas salah satu teknik kepramukaan ini segera.

Sandi Koordinat terinspirasi oleh salah satu materi dalam pelajaran matematika yaitu 'Sistem
Koordinat Kartesius'. Koordinat Kartesius sendiri merupakan sebuah sistem untuk menentukan posisi
titik atau obyek pada sebuah bidang dengan dua bilangan yang biasa disebut sebagai koordinat x dan
koordinat y.
Prinsip yang sama berlaku pada sandi koordinat ini. Dengan memanfaatkan perpotongan sumbu x dan
y serta deret alfabet, sandi ini menjadi salah satu materi teknik kepramukaan yang asik untuk
dipecahkan.

Cara Membaca Sandi Koordinat


Sandi Koordinat biasanya dilengkapi dengan kata kunci semisal: “Jika tidak ingin tersesat, jangan lupa
melihat posisi regu adik dengan kordinat x/y = KEMAH MESRA”; "Temukan posisi yang aman pada
kordinat x/y = GADIS TIMUR" dan sejenisnya. dan untuk soal sandinya selalu terdiri atas deretan
abjad yang terkelompok dua-dua semisal: ME AM GT DR dan sejenisnya.

Untuk lebih jelasnya lihat contoh sandi koordinat berikut:

Contoh Sandi Koordinat. Klik gambar untuk memperbesar

Pada sandi di atas, kata kunci sandinya adalah “Jika tidak ingin tersesat, jangan lupa melihat posisi
regu adik dengan kordinat x/y = KEMAH MESRA”. Sedangkan soal sandinya berbunyi: AR KM HR
HA KM KS KA KS KA AM KM MR MS KM KS KM AS.

Penggalan kata kunci, "x/y = KEMAH MESRA” inilah yang nantinya berguna dalam memecahkan
sandi koordinat ini. Kalimat tersebut mempunyai arti kata "KEMAH" menjadi sumbu X sedangkan
kata "MESRA" menjadi sumbu Y. Hingga kita bisa memecahkan sandi ini dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
 Buatlah sebuah sistem koordinat kartesius dengan menggunakan kata "KEMAH" sebagai sumbu
X dan kata "MESRA" sebagai sumbu Y.
 Isikan deret abjat dari A hingga Z pada sistem koordinat tersebut. Lihat gambar:

 Jika tidak mencukupi, gunakan cell terakhir untuk dua huruf sekaligus yaitu Y dan Z
 Gunakan gambar tersebut untuk memecahkan soal sandi dengan cara:
 Soal pertama: AR, tarik garis dari huruf "A" (dari kata KEMAH) secara vertikal (ke bawah)
kemudian tarik garis dari huruf R (dari kata MESRA) secara horisontal (ke samping). Garis
akan bersilangan pada salah satu dari deret abjad (A-Z) yaitu huruf "S". Berarti AR = S.
 Lakukan hal sama dengan soal selanjutnya yaitu "KM". Tarik garis dari huruf "K" (dari kata
KEMAH) secara vertikal (ke bawah) kemudian tarik garis dari huruf M (dari kata MESRA)
secara horisontal (ke samping). Garis akan bersilangan pada salah satu dari deret abjad (A-Z)
yaitu huruf "A". Berarti KM = A.
 Lakukan hal yang sama hingga semua soal terbaca.
 Setelah semua soal terpecahkan kita akan mendapatkan hasil sebagai berikut: AR = S; KM = A;
HR = T; HA = Y atau Z; KM = A. Sehingga jika disusun akan terbaca menjadi SATYA.
Lima huruf pertama sudah dapat kita baca. Untuk huruf-huruf selanjutnya silakan dicoba sendiri untuk
latihan. Dan jika penjelasan di atas kurang jelas, tonton saja Video Tutorial Membaca Sandi Koordinat
berikut:

Nah, benar-benar mudah dan mengasyikkan kan?. Memang belajar memecahkan sandi merupakan
salah satu teknik kepramukaan yang sangat mengasyikkan. Tidak terkecuali Sandi Koordinat.

3) Sandi Jam
Cara Membaca Sandi Jam
Cara membaca sandi jam ini merupakan seri panduan teknik kepramukaan bidang sandi. Sandi jam
menjadi salah satu sandi yang ‘paling terkenal’ dan banyak digunakan dalam latihan kepramukaan.
Dalam sandi jam ini huruf-huruf A, B, C, dan seterusnya diganti dengan satuan jam semisal 07.00;
07.05; 07.10 dan sebagainya. Bagi yang tidak memahami cara membaca sandi jam, sandi ini akan
tampak membingungkan. Tetapi sebaliknya bagi yang menguasai akan terasa menyenangkan saat
bermain-main dengan sandi yang satu ini.

Tidak percaya?, mari kita lihat contoh sandi jam sebagai bahan pembelajaran bersama.

Berikut contoh sandi jam:


Dari gambar sandi di atas kita akan mengetahui sandi tersebut merupakan sandi jam dari uraian kata
kunci (dibantu dengan ilustrasi gambar gembok dan kunci) yang disertakannya. Kata kunci tersebut
berbunyi “Perjalanan akan dimulai tepat pukul 07.00. Dan agar tidak tersesat selama perjalanan, setiap
lima menit, catat posisi regu adik!” Kata kunci tersebut kita dapati beberapa keyword semisal pukul
07.00 dan 5 menit, keduanya menunjukkan satuan waktu atau jam. Dari itulah kita dapat menarik
kesimpulan bahwa sandi yang ditampilkan merupakan sandi jam.

Kata ‘dimulai tepat pukul 07.00’ juga menunjukkan waktu awal atau waktu pertama kali. Ini nantinya
menjadi patokan huruf awal untuk mengonversi menjadi huruf normal (A, B, C, dll). Waktu awal =
huruf pertama dalam susunan alfabet yaitu huruf “A”. Sehingga pukul 07.00 sama dengan huruf A.

Sedangkan kata ‘setiap 5 menit’ menunjukkan interval waktu. Interval waktu ini nanti menjadi patokan
pergantian huruf secara berurutan. 5 menit setelah 07.00 adalah 07.05, lima menit kemudian adalah
07.10, lima menit kemudian lagi adalah 07.15 demikian seterusnya sehingga akan kita dapatkan deret
waktu dengan interval per 5 menit yaitu: 07.00; 07.05; 07.10; 07.15; 07.20; 07.25; 07.30 dan
seterusnya.

Deret waktu yang disusun berdasarkan waktu awal dan interval waktu tersebut kemudian kita
konversikan dengan susunan alfabet secara berurutan sehingga tersusun menjadi 07.00 = A; 07.05 = B;
07.10 = C; 07.15 = D; dan seterusnya. Atau selengkapnya tampak seperti tabel berikut:

Dengan tabel itu sekarang kita tinggal mengonversi jam-jam dalam soal sandi jam menjadi huruf, kata,
dan kalimat yang utuh. 08.15 = P; 08.25 = R; 07.00 = A; 08.00 = M; 08.40 = U; 07.50 = K, dan 07.00
= A. Terbacalah kata pertama dalam sandi jam tersebut; “PRAMUKA”. Silakan coba konversi dan
baca kata kedua dan ketiga dalam sandi jam di atas kemudian susunlah ketiga katanya menjadi sebuah
kalimat yang utuh.

Yang perlu diingat saat mengerjakan sandi jam adalah:


1. Waktu awal dan interval waktu akan terserah Si Pembuat Sandi.
2. Kadang kala interval waktu tidak dinyatakan secara langsung semisal “Pertemuan pertama
dilaksanakan pukul 09.00, pertemuan kedua pada pukul 09.15, sedangkan pertemuan ketiga pada
pukul 09.30. Dari kata kunci tersebut waktu awal adalah pukul 09.00 = huruf A, pukul 09.15
adalah huruf berikutnya (B), dan pukul 09.30 adalah huruf ketiga (C).
Itulah sedikit pembahasan tentang sandi jam dan bagaimana cara membacanya. Dengan memahami
uraian di atas tentunya membaca sandi jam sekarang menjadi lebih mudah. Bahkan bukan sekedar
membaca, menciptakan sandi jam pun mudah!

e. Jenis Pasak Tenda dan Cara Memasangnya


f. Menaksir Tinggi Dengan Perbandingan Segitiga
g. Menaksir Lebar Dengan Perbandingan Segitiga
h. Menaksir Kecepatan Arus Air Sungai
i. Cara Cepat Membaca Morse
j. Semaphore Cara Mudah Cepat
k. 16 Arah Mata Angin dan Kompas
l. Jenis, Bagian, dan Fungsi Kompas
m. Peta Lapangan
n. Panorama (Sketsa Pemandangan)
o. Peta Pita
p. Tanda Medan untuk Mapping dalam Kepramukaan
q. Baris Berbaris
Tata Cara Baris Berbaris Pramuka
PBB : Cara Meninggalkan Barisan
Tata Taca Menggunakan Tongkat dalam Baris Berbaris
r. PPPK

4. Materi Penunjang SKU Pramuka Penggalang


Materi penunjang SKU adalah materi-materi yang tidak termuat dalam tiga kelompok
sebelumnya, namun terdapat dalam syarat kecakapan umum yang harus dicapai oleh pramuka
penggalang. Materi ini diantaranya adalah :
a. Syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang
Panduan Materi SKU Pramuka Penggalang Ramu
Panduan Materi SKU Penggalang Rakit
Panduan Materi SKU Penggalang Terap
b. Lambang dan Ikon Agama di Indonesia
c. Sebutan Nama Pemimpin Agama di Indonesia
d. Mandi Wajib, Penyebab dan Cara
e. Hari Besar Agama Libur Keagamaan
f. Alat Komunikasi Tradisional dan Modern
g. Manfaat Penghijauan
h. Teknik Penjernihan dan Penyaringan Air
i. Memilah dan Mengolah Sampah
j. Penggunaan Lambang Negara Garuda Pancasila
k. Peraturan Penggunaan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
l. Sejarah Bendera Merah Putih
m. Hak Perlindungan Anak
n. Emosi
o. Menyampaikan Pendapat

5. Materi Tambahan Lainnya


a. Setangan Leher Pramuka Ukuran dan Cara Memakai
b. Contoh Proposal Kegiatan Kemah Pramuka Penggalang
c. Kumpulan Lagu Wajib Nasional Indonsia
d. Kumpulan Lagu Pramuka Legendaris
e. Kumpulan Yel Pramuka

Anda mungkin juga menyukai