Anda di halaman 1dari 9

MATERI PENGETAHUAN KEPRAMUKAAN

Mengenal Pramuka Penggalang


Golongan pramuka berdasarkan usia peserta didik setelah pramuka siaga adalah pramuka penggalang.
Apa itu penggalang, mengapa dinamakan penggalang, kode kehormatannya, pakaian seragam yang
dikenakan dan segala sesuatu mengenai golongan peserta didik pramuka ini akan kita bahas. Sebagaimana
telah kita ketahui bahwa berdasarkan usianya, peserta didik pramuka digolongkan dalam empat kelompok
yaitu siaga, penggalang, penegak, dan pandega.
Pramuka penggalang merupakan penggolongan sekaligus sebutan bagi anggota pramuka yang telah
berusia antara 11 hingga 15 tahun. Seorang pramuka resmi menjadi penggalang selain telah menginjak usia
11 tahun juga telah menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum Pramuka Penggalang tingkat Rakit serta
mengucapkan trisatya pada upacara pelantikan yang dipimpin oleh pembinanya. Meskipun telah berusia
sebelas tahun namun belum menyelesaikan SKU Penggalang Rakit, pramuka tersebut disebut sebagai Tamu
Penggalang.
Penggunaan istilah ‘penggalang’, sebagaimana istilah-istilah lainnya dalam kepramukaan, diambil
dari romantisme sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Kata ‘penggalang’ merujuk kepada ‘masa
penggalangan persatuan dan kesatuan bangsa’ yang sitandai dengan berlangsungnya Konggres Pemuda
Indonesia yang kemudian menghasilkan ‘Sumpah Pemuda’ pada tanggal 28 Oktober 1928.

Kode Kehormatan Pramuka Penggalang


Kode Kehormatan Pramuka Penggalang terdiri atas janji (satya) dan ketentuan moral (darma). Janji
penggalang disebut ‘Trisatya’ sedangkan ketentuan moralnya dinamakan ‘Dasadarma’. Trisatya terdiri atas
tiga butir janji sedangkan Dasadarma memuat 10 butir sikap yang kesemuanya musti ditepati dan
dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun bunyi Trisatya dan Dasadarma untuk pramuka
penggalang adalah sebagai berikut:
Trisatya
Demi kehormatanku aku berjanji akan bersungguh-sungguh:
 menjalankan kewajibanku terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan
mengamalkan Pancasila,
 menolong sesama hidup dan mempersiapkan diri membangun masyarakat,
 menepati Dasadarma.
Dasadarma
1. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2. Cinta alam dan kasih sayang sesama manusia.
3. Patriot yang sopan dan kesatria.
4. Patuh dan suka bermusyawarah.
5. Rela menolong dan tabah.
6. Rajin, terampil, dan gembira.
7. Hemat, cermat, dan bersahaja.
8. Disiplin, berani, dan setia.
9. Bertanggungjawab dan dapat dipercaya.
10. Suci dalam pikiran, perkataan dan perbuatan.
Pengorganisasian Pramuka Penggalang
Sebagaimana golongan peserta didik pramuka lainnya, dalam setiap kegiatannya pramuka penggalang
diorganisasikan dalam dalam kelompok atau satuan secara berjenjang. Hal ini sesuai dengan ‘metode
kepramukaan’ yang salah satunya silaksanakan dengan metode ‘kegiatan berkelompok, bekerja sama, dan
berkompetisi’.
Satuan terkecil pramuka penggalang disebut ‘regu’ yang terdiri atas 5 s.d 10 anggota. Regu putra
dinamai dengan menggunakan nama hewan atau alat-alat yang berguna seperti Regu Rajawali, Regu
Harimau, atau Regu Traktor. Sedangkan regu putri dinamai dengan nama tumbuhan atau bunga semisal Regu
Melati, Regu Kenanga, atau Regu Mawar. Setiap regu dipimpin oleh Pemimpin Regu yang disingkat ‘Pinru’
dan dibantu seorang wakil yang dinamai Wakil Pemimpin Regu atau disingkat ‘Wapinru’. Pinru mempunyai
hak dan kewajiban antara lain: membantu pembina dalam melatih anggota regunya, merencanakan kegiatan
bagi regunya, memilih wakil pemimpin regu, menjadi anggota Dewan Penggalang, serta memilih Pemimpin
Regu Utama (Pratama).
Empat regu dihimpun dalam satuan yang lebih besar yang dinamakan ‘pasukan’. Pasukan dipimpin
oleh seorang Pemimpin Regu Utama atau disebut Pratama. Pratama sendiri dipilih dari dan oleh para
pimpinan regu anggota pasukan tersebut. Dalam kegiatannya, pasukan dibimbing oleh seorang pembina
penggalang dengan dibantu oleh dua pembantu pembina. Berbeda dengan siaga, pembina dan pembantu
pembina penggalang dipanggil dengan sebutan ‘kakak’ baik untuk putra maupun putri.
Dalam pasukan juga dibentuk ‘Dewan Pasukan Penggalang’ atau ‘Dewan Penggalang’. Dewan ini
bertugas mengurus dan mengatur kegiatan-kegiatan Pasukan Penggalang serta mengurusi tata tertib dan tata
usaha Pasukan. Dewan Penggalang beranggotakan semua Pemimpin Regu dan Wakil Pemimpin Regu dalam
sebuah pasukan yang diketuai oleh Pratama. Sedangkan pembina dan pembantu pembina bertindak sebagai
penasehat dan pembimbing namun mempunyai hak untuk mengambil keputusan akhir.
Selain itu juga terdapat Dewan Kehormatan bertugas membina kepemimpinan dan rasa tanggung
jawab para pramuka seperti menentukan pelantikan, pemberian TKK dan Tanda Penghargaan, Pelantikan
Pinru, Wapinru dan Pratama, menentukan tindakan atas pelanggaran kode Kehormatan dan merehabilitasi
anggota Pasukan. Ketua Dewan Kehormatan adalah Pembina Penggalang, wakilnya Pembantu Pembina dan
sekretarisnya Pinru.

Seragam Pramuka Penggalang


Pakaian seragam pramuka penggalang adalah sebagai berikut:
Sistem Tanda Kecakapan Pramuka Penggalang
Kecapakapan pramuka penggalang terdiri atas Kecakapan Umum, Kecakapan Khusus, dan Pramuka
Garuda. Kecakapan Umum ditempuh dengan menyelesaikan Syarat-syarat Kecakapan Umum (SKU) yang
terdiri atas tiga tingkatan yaitu ramu, rakit, dan terap. Kecakapan Khusus dicapai dengan menyelesaikan
Syarat-syarat Kecakapan Khusus yang tertidi atas tiga tingkatan juga yaitu purwa, madya, dan utama.
Pramuka penggalang yang telah mencapai SKU Penggalang Terap dapat mengajukan diri menempuh
Pramuka Garuda.

Pengertian Menurut Undang-undang Gerakan Pramuka


Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka menjadi dasar pokok
penyelenggaraan pendidikan kepramukaan di Indonesia. Di dalam Undang-undang tersebut dinyatakan
tentang pengertian ‘pramuka’, ‘Gerakan Pramuka’, ‘kepramukaan’, dan ‘pendidikan kepramukaan’.

Berikut pengertian masing-masing menurut Undang-undang Nomor 12 Tahun 2010 tentang Gerakan
Pramuka:
 Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan
pendidikan kepramukaan.
 Pramuka adalah warga negara Indonesia yang aktif dalam pendidikan kepramukaan serta
mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
 Kepramukaan adalah segala aspek yang berkaitan dengan pramuka.
 Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian,

Sejarah Kepramukaan Sedunia


Sejarah mencatat bahwa buku “Scouting for Boys” tersebar luas di Inggris dan negara-negara lain.
Buku ini menginspirasi berdirinya organisasi kepramukaan di Inggris dan sekitarnya. Sehingga
bermunculanlah kegiatan-kegiatan untuk pemuda dengan menerapkan ide-ide Baden Powell. Semula
kepramukaan hanya ditujukan bagi anak laki-laki berusia 11 sampai 18 tahun dengan nama Boys Scout.

Tahun 1912 atas bantuan adik perempuan beliau, Agnes berinisiatif mendirikan organisasi
kepramukaan untuk wanita dengan nama Girl Guides. Organisasi ini kemudian diteruskan oleh istri Baden
Powell.

Tahun 1916 berdiri kelompok pramuka usia siaga dengan nama Cub (anak serigala) dengan buku The
Jungle Book karangan Rudyard Kipling sebagai pedoman kegiatannya. Buku ini bercerita tentang Mowgli si
anak rimba yang dipelihara di hutan oleh induk serigala.

Tahun 1918 Baden Powell membentuk "Rover Scout" bagi mereka yang telah berusia 17 tahun.
Tahun 1922 beliau menerbitkan buku Rovering To Success (Mengembara Menuju Bahagia). Buku ini
menggambarkan seorang pemuda yang harus mengayuh sampannya menuju ke pantai bahagia.

Tahun 1920 diselenggarakan Jambore Dunia yang pertama di Olympia Hall, London. Beliau
mengundang pramuka dari 27 Negara dan pada saat itu Baden Powell diangkat sebagai Bapak Pandu Sedunia
(Chief Scout of The World). Daftar pelaksanaan Jambore Dunia dapat dilihat di artikel lain di blog ini.

Tahun 1914 beliau menulis petunjuk untuk kursus Pembina Pramuka dan baru dapat terlaksana tahun
1919. Dari sahabatnya yang bernama W.F. de Bois Maclarren, beliau mendapat sebidang tanah di Chingford
yang kemudian digunakan sebagai tempat pendidikan Pembina Pramuka dengan nama Gilwell Park.

Patung Baden Powell di Gilwell Park


Tahun 1920 dibentuk WOSM atau World Organization of the Scout Movement (Organisasi Gerakan
Pramuka Sedunia). Sekretariat (kantor pusat WOSM) disebut World Scout Bureau (Biro Pramuka Dunia).
Biro Pramuka Dunia pertama kali berlokasi di London, Inggris. Pada tahun 1958 dipindah ke Ottawa Kanada
dan tahun 1968 dipindahkan lagi ke Geneva, Swiss.

World Scout Bureau dipimpin oleh seorang Sekretaris Jenderal Biro Pramuka Dunia. Saat ini
Sekretaris jenderal WOSM dijabat oleh Scott Teare.

Biro Kepramukaan sedunia mempunyai 5 kantor kawasan yaitu Kawasan Afrika, berkantor di
Nairobi, Kenya; Kawasan Arab, berkantor di Kairo, Mesir; Kawasan Asia Pasifik, berkantor di Manila,
Filipina; Kawan Eurasia, berkantor Kiev, Ukraina; Kawasan Eropa, berkantor di Jenewa Swiss; dan Kawasan
Inter-Amerika, berkantor di Panama City, Panama.

Indonesia bergabung menjadi anggota WOSM sejak tahun 1953. Selain WOSM, di dunia juga
terdapat beberapa organisasi kepramukaan lainnya seperti WAGGGS (World Association of Girl Guides and
Girl Scouts atau Asosiasi Kepanduan Putri Sedunia).

Sejarah Makna Kiasan Lambang Gerakan Pramuka

Sejarah dan makna kiasan lambang Gerakan Pramuka adalah materi pramuka untuk melengkapi
pengetahuan umum kepramukaan. Sejarah dan makna lambang Gerakan Pramuka ini perlu dimengerti,
dipahami, dan dihayati oleh setiap anggota pramuka menyadari nilai-nilai kiasan yang terkandung
didalamnya.
Lambang Gerakan Pramuka adalah tanda pengenal organisasi Gerakan Pramuka yang bersifat tetap.
Lambang ini mengkiaskan sifat, keadaan, nilai dan norma yang dimiliki oleh setiap anggota Gerakan
Pramuka sesuai dengan dicita-citakan.

Sebagaimana ditetapkan dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka pasal 48 dan Anggaran Rumah
Tangga Gerakan Pramuka Bab VII Pasal 120, lambang Gerakan Pramuka adalah tunas kelapa. Penjabaran
tentang Lambang ini ditetapkan dalam SK Kwarnas Nomor 06/KN/72 tentang Lambang Gerakan Pramuka.
Pencipta lambang ini adalah Kak Sunardjo Atmodipuro, seorang Andalan Nasional dan Pembina
Pramuka yang juga pegawai di Departemen Pertanian. Kak Soenardjo Atmodipoero sendiri lahir pada
tanggal 29 Pebruari 1909 di Blora dan meninggal pada tanggal 31 Mei 1979.
Pertama kali lambang ciptaan Kak Sunardjo Atmodipuro ini dipergunakan sebagai lambang Gerakan
Pramuka pada tanggal 14 Agustus 1961 saat Presiden Republik Indonesia menganugerahkan Panji
Kepramukaan kepada Gerakan Pramuka.
Lambang Gerakan Pramuka; Banyangan Tunas Kelapa
Pengetahuan terkait lambang Gerakan Pramuka juga menjadi salah satu materi dalam SKU yaitu
mulai SKU Siaga Mula, SKU Siaga Bantu, Siaga Tata (masing-masing pada syarat nomor 6), serta SKU
Penggalang Ramu (syarat no. 14).

Makna Lambang Gerakan Pramuka


Tunas Kelapa dipilih sebagai lambang Gerakan Pramuka dengan mempertimbangkan makna filosofis
yang terkandung di dalamnya. Arti filosofi tersebut yaitu:
 Buah nyiur dalam keadaan tumbuh dinamakan cikal. Istilah cikal bakal di Indonesia berarti penduduk asli
pertama, yang menurunkan generasi baru. Jadi lambang buah nyiur yang tumbuh itu mengkiaskan bahwa
setiap Pramuka merupakan inti bagi kelangsungan hidup bangsa Indonesia.
 Buah nyiur dapat bertahan lama dalam keadaan yang bagaimanapun juga. Jadi lambang itu mengkiaskan
bahwa setiap Pramuka adalah seorang yang rohaniah dan jasmaniah sehat, kuat dan ulet, serta besar
tekadnya dalam menghadapi segala tantangan dalam hidup dan dalam menempuh segala ujian dan
kesukaran untuk mengabdi tanah air dan bangsa Indonesia.
 Nyiur dapat tumbuh dimana saja, yang membuktikan besarnya daya upaya dalam menyesuaikan diri
dengan keadaan sekelilingnya. Jadi lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka dapat
menyesuaikan diri dalam masyarakat dimana ia berada dan dalam keadaan yang bagaimana pun juga.
 Nyiur tumbuh menjulang lurus ke atas dan merupakan salah satu pohon yang tertinggi di Indonesia. Jadi
lambang tersebut mengkiaskan bahwa setiap Pramuka mempunyai cita-cita yang tinggi dan lurus yakni
mulia, jujur dan tetap tegak tidak mudah diombang–ambingkan sesuatu.
 Akar nyiur tumbuh kuat dan erat di dalam tanah. Jadi lambang tersebut mengkiaskan tekad dan
keyakinan setiap Pramuka yang berpegang pada dasar-dasar dan landasan landasan yang baik, benar,
kuat dan nyata, ialah tekad dan keyakinan yang dipakai olehnya untuk memperkuat diri guna mencapai
cita-citanya.
 Nyiur adalah pohon yang serba guna dari ujung atas hingga akarnya. Jadi lambang itu mengkiaskan
bahwa setiap Pramuka adalah manusia yang berguna dan membaktikan diri dan kegunaannya kepada
kepentingan tanah air, bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kepada umat manusia.
Untuk lebih meningkatkan pemahaman terkait lambang Gerakan Pramuka pun sebagai tambahan bahan
dan materi latihan pramuka, berikut video tentang lambang Gerakan Pramuka.

Semoga dengan mengetahui, memahami lambang Gerakan Pramuka ini, setiap pramuka dapat
menghayati nilai-nilai kiasan yang terkandung di dalamnya.

SKK dan TKK (Syarat Kecakapan Khusus dan Tanda Kecakapan Khusus)

SKK adalah singkatan dari Syarat Kecakapan Khusus, sedang TKK adalah singkatan dari Tanda
Kecakapan Khusus. Keduanya saling terkait. SKK (Syarat Kecakapan Khusus) merupakan serangkaian
syarat untuk mendapatkan TKK (Tanda Kecakapan Khusus). Sedangkan TKK adalah tanda yang diberikan
setelah menyelesaikan SKK.
Dalam Anggaran Dasar Gerakan Pramuka Pasal 9 ayat 3 disebutkan bahwa salah satu metoda
pendidikan kepramukaan adalah Sistem Tanda Kecakapan. Sistem tanda kecakapan ini terdiri atas dua
golongan yaitu tanda kecakapan umum dan tanda kecakapan khusus. Syarat tanda kecakapan umum (SKU)
meliputi berbagai bidang dan semua Pramuka pada waktunya harus mencapainya. Sedangkan SKK (syarat
tanda kecakapan khusus) meliputi hanya satu bidang saja. Pengertian lebih mendalam akan diulas di bawah.

Pengertian SKK dan TKK

Seorang pramuka penggalang dengan TKK terpasang di lengan bajunya


TKK atau Tanda Kecakapan Khusus adalah tanda yang menunjukkan kecakapan, kepandaian,
keterampilan, kemampuan sikap dan usaha seorang pramuka di bidang tertentu, sesuai dengan usia, jenis
kelamin dan kemampuan jasmani dan rohani. Untuk memperoleh TKK seorang pramuka harus mampu
menyelesaikan SKK (Syarat Kecakapan Khusus) terlebih dahulu.
SKK berlaku bagi anggota Pramuka Siaga, Pramuka Penggalang, Pramuka Penegak, dan Pramuka
Pandega. TKK bersifat opsional bagi peserta didik, sehingga seorang peserta didik dapat memiliki TKK
yang berbeda dari peserta didik lain. Dengan kata lain, seorang pramuka bebas memilih SKK apa saja yang
diinginkannya sesuai dengan kemampuan, keterampilan, dan minat yang dimiliki.
Ketentuan tentang kecakapan khusus diatur oleh Gerakan Pramuka dengan Surat Keputusan Kwartir
Nasional Gerakan Pramuka Nomor: 134/KN/76 Tahun 1976 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Kecakapan
Khusus. Petunjuk Penyelenggaraan ini dapat diunduh di halaman Download SK dan PP Pramuka.

Tingkatan dan Bentuk TKK


Kecakapan khusus hanya berlaku pada Anggota Muda Gerakan Pramuka atau yang biasa disebut juga
sebagai peserta didik. Peserta didik ini meliputi pramuka siaga, pramuka penggalang, pramuka penegak, dan
pramuka pandega. Kecakapan khusus tidak berlaku bagi anggota dewasa Gerakan Pramuka seperti pembina
pramuka, pembantu pembina pramuka, pelatih pembina pramuka, andalan, dan anggota majelis pembimbing.
Tingkatan dan bentuk Tanda Kecakapan Khusus untuk masing-masing golongan peserta didik pramuka
adalah berbeda. Perbedaan tingkatan dan bentuknya adalah sebagai berikut:

1. Untuk Pramuka Siaga


SKK untuk Pramuka Siaga hanya terdiri atas satu tingkat. Tanda Kecakapan Khusus (TKK) untuk
pramuka siaga berbentuk segitiga sama kaki terbalik (sisi alas di bagian atas) dan tidak memakai bingkai.
2. Untuk Pramuka Penggalang
SKK untuk pramuka penggalang terdiri atas tiga tingkatan dengan bentuk yang masing-masing berbeda.
Tingkatan dan bentuknya adalah:
1. Purwa : Berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna merah
2. Madya : Berbentuk persegi dengan bingkai berwarna merah
3. Utama : Berbentuk segilima dengan bingkai berwarna merah
3. Untuk Pramuka Penegak dan Pandega
SKK dan TKK untuk pramuka penegak dan pandega sama. Terdiri atas tiga tingkatan dengan bentuk:
1. Purwa : Berbentuk lingkaran dengan bingkai berwarna kuning
2. Madya : Berbentuk persegi dengan bingkai berwarna kuning
3. Utama : Berbentuk segilima dengan bingkai berwarna kuning

Penggolongan SKK dan TKK


Berbagai macam SKK dan TKK yang ada dikelompokkan dalam 5 golongan (bidang). Masing-
masing bidang dibedakan dengan warna dasar (backgroud) yang terdapat di Tanda Kecakapan Khusus. Lima
bidang SKK tersebut adalah:

1. Bidang agama, mental, moral, spiritual, pembentukan pribadi dan watak


TKK pada bidang ini memiliki warna dasar kuning. Contoh SKK-TKK bidang agama, mental, moral,
spiritual, pembentukan pribadi dan watak adalah:
1. SKK Sholat
2. SKK Penabung
3. SKK Khotib
4. SKK Muadzin
5. SKK Qori
2. Bidang patriotisme dan seni budaya
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar merah. Contoh SKK-TKK bidang patriotisme dan seni
budaya adalah:
1. SKK Pengatur Ruangan (khusus pramuka siaga)
2. SKK Pengatur Rumah
3. SKK Pengatur Meja Makan
4. SKK Pemimpin Menyanyi
5. SKK Menyanyi
6. SKK Pelukis
7. SKK Juru Gambar
8. SKK Pengarang
3. Bidang Kesehatan dan ketangkasan
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar putih. Contoh SKK-TKK bidang kesehatan dan ketangkasan
adalah:
1. SKK Gerak Jalan
2. SKK Pengamat
3. SKK Perenang
4. SKK Penyelidik
5. SKK Juru Layar
6. SKK Juru Selam
7. SKK Pendayung
8. SKK Ski Air
4. Bidang Ketrampilan dan tekhnik pembangunan
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar hijau. Contoh SKK-TKK bidang ketrampilan dan tekhnik
pembangunan adalah:
1. SKK Juru Kebun
2. SKK Juru Potret
3. SKK Berkemah
4. SKK Peternak Ayam
5. SKK Pengumpul Perangko
6. SKK Juru Semboyan
7. SKK Menjahit
8. SKK Pengendara Sepeda
9. SKK Juru Masak
10. SKK Pencinta Dirgantara
11. SKK Pengenal Pesawat Terbang
12. SKK Juru Peta
13. SKK Navigasi Laut
14. SKK Komunikasi
15. SKK Penenun
16. SKK Perahu Motor
5. Bidang sosial, perikemanusiaan, gotong royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan
lingkungan hidup
TKK pada bidang ini memiliki warna dasar biru. Contoh SKK-TKK sosial, perikemanusiaan, gotong
royong, ketertiban masyarakat, perdamaian dunia dan lingkungan hidup antara lain:
1. SKK Pemadam Kebakaran
2. SKK Pengaman Lalu-Lintas
3. SKK Pengamanan Kampung/Desa
4. SKK Penunjuk Jalan
5. SKK Juru Bahasa
6. SKK Penerima Tamu
7. SKK Korespondensi
8. SKK PPPK
9. SKK Pembantu Ibu (khusus pramuka siaga)
10. SKK Perawatan Anak

Ketentuan dan Cara Pemasangan TKK


Tanda Kecakapan Khusus (TKK) dikenakan di lengan baju sebelah kanan, di sebelah bawah Tanda
Kwartir sebanyak maksimal lima buah TKK. Jika mempunyai TKK yang diperoleh telah lebih dari lima
buah, TKK selebihnya dipasang dalam Tetampan. Tetampan dipakai sebagai selempang di baju (dari pundak
kanan ke pinggang kiri). Selebihnya tentang tetampan baca : Tetampan TKK, Ketentuan dan Tata Cara
Pemakaian

Beberapa ketentuan lainnya mengenai SKK dan TKK;


1. Hanya TKK yang ditetapkan Kwarnas yang boleh dipakai
2. Yang berhak memberi TKK adalah Pembina atau Pembantu Pembina yang langsung membinanya atau
seseorang yang dianggap ahli dalam bidang tertentu
3. Seorang Pramuka hanya dibenarkan mengenakan TKK setelah yang bersangkutan :
1. Menyelesaikan SKK
2. Mencapai tingkat SKU Siaga Bantu (bagi pramuka siaga), SKU Rakit (bagi pramuka penggalang),
mencapai SKU Bantara (bagi pramuka penegak), dan dilantik sebagai pramuka pandega (bagi
pandega)
4. Seorang pramuka tidak diperbolehkan memakai TKK untuk golongan peserta didik di bawahnya
(penggalang memakai TKK siaga, penegak memakai TKK penggalang). Kecuali pramuka pandega yang
boleh memakai TKK tingkat penegak.
5. TKK yang tingkatannya lebih rendah tidak boleh dikenakan lagi setelah meraih TKK sejenis yang
tingkatannya lebih tinggi. Semisal setelah mendapatkan TKK menabung tingkat madya maka TKK
menabung tingkat purwa harus dilepas.
6. TKK tidak berlaku untuk Pembina, Andalan, anggota MABI, dan pramuka dewasa lainnya.

Anda mungkin juga menyukai