Anda di halaman 1dari 7

Kepenegakan

Penegak, biasanya anak SMA sederajat apabila di sekolahnya ada kegiatan pramuka, akan
dimasukkan ke dalam golongan ini. Penegak sendiri adalah golongan keanggotaan peserta
didik dalam Gerakan Pramuka yang berdasarkan usia, antara 16 – 20 tahun. Kata Penegak
mengiaskan peristiwa sejarah nasional bangsa Indonesia yakni tegaknya kemerdekaan bangsa
saat proklamasi kemerdekaan 17 agustus 1945 oleh kaum muda angkatan 1945.

Golongan Penegak dibagi menjadi satuan-satuan terkecil yang dinamakan sangga yang
berarti penopang, penyangga, penahan, tonggak, atau usuk. Dalam bahasa sunda, sangga
berarti sebuah rumah atau gubug sebagai tempat istirahat ketika tengah bekerja di ladang atau
sawah. Sama seperti golongan yang lain, metode yang digunakan dalam menjalankan
kegiatan kepramukaan dengan sistem berkelompok. Jika dalam dunia Penggalang dikenal
nama-nama binatang dan tumbuhan sebagai nama regu, maka nama-nama sangga diambil
dari kata-kata kerja sebagai berikut

1. Perintis

Nama sangga Perintis di ambil dari peristiwa sebelum tahun 1908, yaitu saat di mana bangsa
Indonesia masih dalam penjajahan, dan bangsa Indonesia mulai merintis dan menyatukan
kekuatan untuk berjuang demi melawan para penjajah

2. Pencoba

Nama sangga Pencoba diambil dari peristiwa pada tahun 1908, tepatnya pada tanggal 20 Mei.
Pada tanggal ini telah terjadi peristiwa Kebangkitan Nasional. Kebangkitan Nasional adalah
masa bangkitnya semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme serta kesadaran untuk
memperjuangkan kemerdekaan Indonesia yang sebelumya tidak pernah muncul selama
penjajahan 350 tahun. Masa ini ditandai dengan peristiwa penting, yaitu berdirinya Boedi
Oetomo (20 Mei 1908).

3. Penegas

Sangga Penegas diambil dari peristiwa yang terjadi pada tahun 1928, yakni pada peristiwa
Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober saat Kongres Pemuda II. Pada saat inilah bangsa
Indonesia mulai menyatukan para pemuda di seluruh Indonesia untuk berjuang dan berdiri
dari ketertindasan.

4. Pendobrak

Nama Pendobrak diambil untuk mengingat kita akan perjuangan para pahlawan yang telah
berjuang baik dengan kekuatan fisik maupun yang telah memproklamasikan kemerdekaan
Indonesia. Karena berkat perjuangan para pahlawan inilah kita bisa menikmati kemerdekaan
hingga saat ini.

5. Pelaksana

Sangga pelaksana mengingatkan kita pada peristiwa setelah tahun 1945 hingga sekarang. Saat
Indonesia masuk pada masa pembangunan, sangga ini juga mengingatkan kita untuk mengisi
kemerdekaan, agar perjuangan para pahlawan tidak sia-sia.

Penggunaan nama sangga lain juga dapat digunakan, sesuai dengan keinginan kelompok
tersebut. Semangat dan nilai-nilai yang dijunjung akan selalu menjadi pertimbangan
kelompok saat memilih nama sangga.

Suatu sangga terdiri atas 6-8 orang (SK Kwarnas 176 Tahun 2013). Dalam menjalankan
latihan dikoordinatori memiliki perangkat seperti Pemimpin Sangga (Pinsa), Wakil Pemimpin
Sangga (Wapinsa), Juru Tulis (Julis), dan Juru Uang (Juang). Jika diperlukan akan dibuat
fungsi lain sesuai dengan kebutuhan sangga tersebut misalnya adanya Juru Logistik dan Juru
Sandi.

Tanda jabatan hanya dikenakan untuk perangkat sangga. Pada seragam biasanya dipasangkan
di saku kanan putra, dan pada putri di atas saku baju agar mudah dilihat.

Beberapa sangga akan dihimpun dalam ambalan. Ambalan adalah satuan setingkat pasukan
dalam penggalang yang berisikan 4 sangga maksimal, dengan anggota 24 – 32 orang. Kata
ambalan berarti ambal dalam bahasa Jawa, atau mengulangi. Mengulangi merujuk pada
mengulang atau selalu menanamkan cita-cita semangat kebangsaan yang jiwanya dan
esensinya selalu berulang-ulang dirasakan. Nama ambalan biasanya diambil dari nama
pahlawan pejuang kemerdekaan seperti Cut Meutia, Diponegoro, Sudirman, dan
Ratnaningsih. Namun tokoh lain juga bias dipakai seperti Arjuna, Kamaratih, Srikandi,
ataupun Balaputradewa. Suatu ambalan dipimpin oleh Pemimpin Sangga Utama yang dikenal
sebagai Pradana untuk Putra dan Pradani untuk Putri.

Dalam penegak, dikenal Dewan Ambalan atau Dewan Penegak yang bertugas untuk
mengelola suatu ambalan, atau satuan Penegak di gugusdepannya. Wadah pembinaan ini
mirip seperti susunan pengurus harian yang terdiri atas

1. Seorang Ketua, biasanya dikenal sebagai Pradana/Pradani,


2. Seorang Wakil Ketua,
3. Seorang Kerani (Sekretaris),
4. Seorang Juru Uang, dan
5. Seorang Pemangku Adat.

Setiap Dewan Ambalan adalah seorang yang minimal memiliki TKU Bantara yang akan
dibahas kemudian.

Masa bakti dari Dewan Ambalan adalah 1 tahun. Dalam satu tahun akan ada banyak kegiatan
yang akan dibahas kemudian. Suatu ambalan memiliki atribut Adat Ambalan yaitu

1. Nama Ambalan, yang biasanya mengambil nama tokoh pahlawan nasional


2. Lambang Ambalan, yang dibuat dengan makna falsafah yang dijiwai ambalan
3. Sandi Ambalan, pengejawantahan kode kehormatan pramuka dalam suatu naskah
puisi yang dibacakan dan menjadi jiwa ambalan itu
4. Amsal Ambalan, berupa pekik semangat luhur yang dijiwai ambalan itu
5. Pusaka Ambalan, berupa senjata adat yang disakralkan, maka biasanya hanya
dimunculkan saat upacara tertentu
6. Panji Ambalan, berupa bendera yang hanya muncul saat tertentu.

Dari yang tersebut di atas, 1-4 adalah yang pokok. Sedangkan 5 dan 6 adalah pilihan,
merupakan variasi yang sebaiknya ada untuk menambah kesakralan dari nilai-nilai yang
dijunjung ambalan.

Dalam Dewan Ambalan dapat dibentuk suatu Dewan Kehormatan yang mengurusi adanya
penghargaan, sanksi, anugerah, atau menyelesaikan suatu sengketa yang berkaitan dengan
kehormatan anggotanya. Anggota Dewan Kehormatan adalah biasanya ganjil, dipimpin
seorang ketua ambalan, beranggotakan pemangku adat dan dewan ambalan lain yang
jumlahnya ganjil. Hasil-hasil yang didapat dari Dewan Kehormatan akan disampaikan kepada
Pembina Satuan dan Pembina Gugusdepan untuk mendapatkan saran dan keputusan
selanjutnya.

Dalam berkegiatan kepramukaan dikenal pemberian tanda-tanda kecakapan. Ada kecakapan


umum dan kecakapan khusus. Penegak memiliki 2 kecakapan umum yaitu Bantara dan
Laksana. Syarat dan ketentuan dari kecakapan umum tersebut tercantum dalam SKU
Penegak. Tanda Kecakapan Umum dapat dibuat dari bahan yang tidak mudah rusak, patah,
kusut, atau tertekuk, seperti kain bordir untuk dipasangkan di lidah bahu. Perlu menjadi
perhatian bahwa TKU yang benar adalah TKU yang tidak menggunakan bordir tepi
kuning.

Kemudian kecakapan khusus. Sejauh ini ada banyak sekali kecakapan khusus yang ada.
Dibagi menjadi beberapa kategori

1. TKK Bidang Agama, Moral, Spiritual, Pembentukan Pribadi dan Watak,


2. TKK Bidang Patriotisme dan Seni Budaya,
3. TKK Bidang Kesehatan dan Ketangkasan,
4. TKK Bidang Teknik Pembangunan,
5. TKK Bidang Sosial, Kemanusiaan, Gotong Royong, Keamanan dan Ketertiban
Masyarakat, dan Lingkungan Hidup, dan
6. TKK Satuan Karya.

Berikut adalah gambar TKK Wajib

Berikut adalah contoh gambar TKK umum keseluruhan

Berikut adalah contoh gambar TKK Satuan Karya Bakti Husada

TKK tersebut 5 TKK wajib yang paling tinggi capaiannya (Purwa – Madya – Utama) dapat
dipasangkan di lengan baju kanan secara mendatar berjajar. Sedangkan untuk TKK Saka,
dipilih 5 yang tertinggi capaiannya untuk diletakkan di lengan kiri juga secara mendatar
berjajar. TKK lainnya dapat dipasangkan pada selempang yang disebut tetampan.
Bentuk TKK seperti terdapat dalam gambar ada 3 macam. Yaitu bentuk bundar untuk Purwa
(pemula), kotak untuk Madya (terampil), dan segi lima untuk Utama (mahir). TKK ini dibuat
dalam bentuk kain yang dibordir sehingga mudah ditempelkan dengan jahitan pada atasan
atau tetampan. Apabila dalam satu TKK sudah dicapai yang lebih tinggi seperti Utama, maka
TKK Purwa dan Madya dapat dilepas dan tidak perlu digunakan lagi. Bordir tepi untuk TKK
Penegak dan Pandega adalah kuning. Tetampan yang digunakan juga yang tepinya pita
kuning. Penggunaan TKK pada seragam pramuka lengkap hanya dibenarkan apabila sudah
memiliki TKU. Biasanya tetampan digunakan saat sesi upacara resmi. Apabila sedang dalam
kondisi latihan harian, maka tetampan tidak perlu digunakan. Cukup yang ada di lengan.

Kegiatan dan pertemuan penegak antara lain

1. Musyawarah Ambalan, dengan agenda


2. Penyampaian laporan pertanggungjawaban
3. Penyusunan program kerja
4. Peradatan
5. Pemilihan pengurus baru, biasanya Ketua dan Pemangku Adat.
6. Gladian Pemimpin Satuan (DIANPINSAT)
7. Latihan Keterampilan Kepramukaan (LKK)
8. Raimuna
9. Kemah Bakti (PERTI)
10. Kemah Wira Karya
11. Jamboree On The Internet (JOTI)
12. Jamboree On The Air (JOTA)
13. Kemah Saka
14. Kursus Dewan Kerja dll

Di atas sudah disebutkan mengenai wadah pembinaan dari Penegak. Wadah pembinaan
disediakan untuk menjadi sarana belajar mengembangkan kemampuan dasar dan minat dari
seorang Penegak supaya dapat menggali kemampuan diri lebih dalam. Wadah pembinaan
yang dimaksud dikenal sebagai satuan-satuan

1. Sangga : Satuan terkecil dalam gugusdepan (Perintis, Pencoba, Penegas, Pendobrak,


Pelaksana) 6-8 orang
2. Ambalan : Satuan organik dalam gugusdepan, terdiri dari 4 sangga, maksimal 32
anggota
3. Sangga Kerja : Satuan kerja, organizing comitee, panitia
4. Kelompok Kerja : Satuan kerja konseptor kegiatan, steering comitee
5. Dewan Kerja : Wadah pengembangan kepemimpinan, bagian dari kwartir (Ranting –
Cabang – Daerah – Nasional)
6. Satuan Karya : Wadah pengembangan minat dan bakat sesuai dengan pengalaman
dalam berbagai bidang ilmu dan teknologi, pembinaan di bawah kwartir (Nasional :
Wanabakti, Bhayangkara, Bakti Husada, Bahari, Dirgantara, Wira Kartika, Taruna
Bumi; Daerah : Teknologi, Pandu Wisata, Pustaka, dll)

Untuk dapat mengikuti wadah lain seperti Satuan Karya dan Dewan Kerja, hendaknya
seorang Penegak memiliki TKU minimal Bantara. Karena jelas tertulis dalam PPDK dan PP
Saka bahwa untuk menjadi anggota satuan tersebut haruslah yang sudah Penegak, dibuktikan
dengan memiliki TKU saat dilantik menjadi anggota. Namun polemik yang terjadi sekarang
ini, adalah anggota dari satuan-satuan tersebut ternyata tidak ber-TKU, bahkan tidak
memiliki gugusdepan. Maka menjadi koreksi kita bersama bahwa dalam kepanduan, sudah
memiliki sistem yang digunakan memang untuk membentuk watak karakter seseorang agar
sesuai dan sebagaimana mestinya. Pembahasan mengenai Dewan Kerja dan Saka akan
dikupas dalam tulisan lain selanjutnya.

Secara garis besar, ada alur perjalanan bakti seorang Penegak. Dimulai dari pemuda yang
masuk menjadi Calon Tamu, biasanya adalah siswa SMP yang sudah masuk SMA.
Kebanyakan Penerimaan Tamu Ambalan dilakukan saat siswa tersebut kelas X. Calon Tamu
yang sudah mengikuti Orientasi Dasar Penegak atau semacam Diksar, akan diterima menjadi
Tamu Ambalan. Seorang Tamu Ambalan akan mengenal ambalan lebih dalam seluk beluk
kegiatan ambalan, sebelum menyatakan diri untuk menjadi Calon Penegak, ada yang
menyebutnya Calon Bantara (Catara). Kemudian menyelesaikan SKU, menjadi Bantara dan
lanjut menjadi Laksana.

Setelah melewati tahap-tahap tersebut, Penegak akan menemukan pilihan lagi, yaitu

1. Mengajukan diri untuk mengikuti seleksi Pramuka Garuda


2. Melepas masa Penegak dan masuk jenjang Pandega, atau berganti satuan masuk ke
gugusdepan perguruan tinggi
3. Menjadi Pembina Pramuka
4. Terjun ke masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai