Anda di halaman 1dari 10

ADAT AMBALAN BRAWIJAYA SRIKANDI

04.089 - 04.090

SMA NEGERI 1 GRATI

BAB I

PENDAHULUAN

Pasal 1

Pengertian Adat

Adat Ambalan adalah suatu peraturan dan kebiasaan yang menjadi ciri khas dan sarana penertib
suatu pangkalan yang telah disepakati oleh Warga Ambalan.

Pasal 2

Fungsi Adat

1. Sebagai identitas suatu pangkalan

2. Sarana penertib suatu pangkalan

3. Sebagai dasar dan pedoman Warga Ambalan

Pasal 3

Pemegang Adat

1. Pemegang Adat Ambalan adalah Pemangku Adat.

2. Pemangku Adat adalah seseorang yang memiliki hak, kewajiban, dan wewenang dalam
memegang adat.

3. Pemangku Adat memiliki Pusaka Adat yang wajib dijaga.


Pasal 4

Hak, Kewajiban, dan Wewenang Pemangku Adat

1. Hak Pemangku Adat

 Dihargai semua apa yang menjadi kebijaksanaannya.


 Memberikan saran yang bersifat membangun.
 Diperbolehkan mengambil keputusan secara sepihak apabila kondisi tidak
memungkinkan.
 Memberi sanksi terhadap Warga Ambalan yang melanggar Adat sesuai dengan Adat
 Merevisi adat yang sudah tidak sesuai dengan kondisi.
 Membacakan sandi ambalan

2. Kewajiban Pemangku Adat

 Menjaga, mengamalkan, dan menjalankan adat ambalan.


 Menjaga Pusaka Adat.
 Menjaga ketertiban di pangkalan.
 Mampu mendampingi Pradana.
 Mampu dengan sigap mengambil keputusan.
 Mampu dengan cermat menyelektif suatu keadaan.

3. Wewenang Pemangku Adat

 Memberi sanksi kepada pelanggar Adat.


 Mendampingi Pradana dalam mengambil Keputusan.
 Mengambil keputusan sepihak apabila kondisi mendesak.
 Memperkenalkan Adat Ambalan.

Pasal 5

Tempat dan waktu

4. Adat Ambalan Brawijaya - Srikandi berlaku di pangkalan Ambalan Brawijaya - Srikandi


5. Adat Ambalan Brawijaya-Srikandi berlaku di luar ambalan apabila membawa nama
Ambalan Brawijaya-Srikandi
6. Adat Ambalan Brawijaya-Srikandi berlaku hanya 1 tahun jabatan dan selanjutnya dapat
direvisi dengan revisi yang mendasar dan baik.
Pasal 6

Sasaran

Sasaran Adat ambalan Brawijaya-Srikandi adalah membentuk warga ambalan yang :

1. Memiliki kepribadian yang disiplin, tegas, dan cerdas.


2. Menghargai seluruh adat dan ketentuan yang berlaku dalam ambalan.
3. Menghargai apa yang menjadi cita-cita dalam ambalan Brawijaya-Srikandi

Pasal 7

Revisi Adat

1. Adat Ambalan ditetapkan atas persetujuan seluruh warga Ambalan ketika muspen atau
kebijakan pemangku adat
2. Revisi Adat hanya boleh dilakukan oleh Pemangku Adat dibantu Dewan Ambalan dan
anggota Ambalan yang mengikuti sidang komisi adat.
3. Perubahan Adat dapat dilakukan dengan ketentuan :
 Disetujui oleh seluruh Warga Ambalan atau dengan kebijakan pemangku adat
 Menyesuaikan situasi dan kondisi.

BAB II

KEANGGOTAAN

Pasal 8

Warga Ambalan

Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Tamu Penegak.

Pasal 9

Tamu Ambalan
1. Tamu Ambalan adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar SMA
Negeri 1 Grati yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Ambalan Brawijaya-
Srikandi dan atau berkunjung secara resmi ke Ambalan Brawijaya-Srikandi

2. Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia Penegak (16-20 tahun) atau siswa SMA
Negeri 1 Grati yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan Brawijaya-Srikandi

Pasal 10

Calon Anggota

Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan
Brawijaya-Srikandi dan belum pernah dilantik menjadi Penegak di Gugus Depan SMA Negeri 1
Grati

Pasal 11

Anggota Ambalan

1. Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan
Penegak dan/atau masih menjadi Siswa

2. Persyaratan untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari :

 Siswa di SMA Negeri 1 Grati

 Memenuhi SKU golongan Penegak Bantara.

 Mengikuti Proses Penempuhan.

 Mengikuti Proses Pelantikan

 Sudah dilantik menjadi Penegak


BAB III

KEPENGURUSAN

Pasal 12

Dewan Ambalan

1. Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi
Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan dilantik
menjadi Dewan Ambalan.

2. Persyaratan Dewan Ambalan :

 Terdaftar sebagai siswa aktif di SMA Negeri 1 Grati

 Anggota Ambalan yang aktif.

 Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan

 Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan

 Khusus Pradana dan Pemangku Adat, tidak sedang menjadi ketua atau pengurus di
organisasi lain.

 Menyatakan kesediaan secara lisan.

 Terpilih saat musyawarah ambalan.

Pasal 13

Pemangku Adat

1. Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan dan
kelangsungan Adat Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua Dewan Ambalan
(Pradana) yang menyangkut aturan Adat Ambalan.

2. Persyaratan Pemangku Adat:

 Terdaftar sebagai Siswa aktif SMA Negeri 1 Grati

 Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan

 Anggota Ambalan yang aktif


 Tidak melanggar Adat  Ambalan.

 Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap, dan perilaku.

 Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan

 Menyatakan kesediaan secara lisan untuk dicalonkan menjadi Pemangku Adat

 Terpilih saat sidang ambalan.

BAB IV

UPACARA-UPACARA

Pasal 14

Upacara Adat Ambalan

1. Upacara–Upacara Adat Ambalan terdiri dari :

 Upacara Penerimaan Tamu Ambalan.

 Upacara Pelantikan sebagai Anggota Ambalan (Penyerahan Badge Ambalan)

 Upacara Prosesi Pelantikan Tingkatan Penegak Bantara/Laksana.

 Upacara Pelantikan Dewan Ambalan sekaligus Serah Terima Jabatan.


BAB V

ATURAN TAMBAHAN

Pasal 15

Adat Pergaulan Ambalan

Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi moral
dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Dharma Gerakan Pramuka.

Pasal 16

Sikap Sandi

1. Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan:

 Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada
sebelah kiri dengan memegang kedua ujung hasduk dan kepala menunduk.

 Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan ditelungkupkan, diarahkan ke


depan dada dengan memegang ujung hasduk dan kepala menunduk.

Pasal 17

Renungan

1. Renungan dilakukan untuk intropeksi diri, membangkitkan semangat dan daya


juang serta perubahan   pribadi dan watak ke arah yang lebih baik.

2. Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi.

BAB VI
ISI

Pasal 18

Adat Keseharian

1. Mengutamakan kewajiban kepada Tuhan Yang Maha Esa.


2. Jangan buang sampah sembarangan.
3. Ketika merapikan pakaian harus balik kanan dulu, lalu bereskan.
4. Untuk Puteri, memasukkan kerudung ketika berkegiatan sesuai situasi dan kondisi.
5. Melaksanakan apel pembukaan dan penutupan sebelum dan sesudah latihan
mingguan.
6. Menyiapkan bendera merah putih, wosm, dan tunas kelapa, dibangun ketika
sebelum memulai latihan.
7. Pemateri mingguan dipimpin oleh Dewan Penegak Ambalan, dilaksanakan secara
bergilir setiap minggu.
8. Ketika pusaka adat dikeluarkan oleh pemangku adat, berikan hormat.
9. Pemakaian atribut pramuka sesuai dengan peraturan Kwartir Nasional.
10. Penggunaan seragam pramuka lengkap dapat disesuaikan dengan keadaan.
11. Bagi Pramuka Penegak Ambalan Brawijaya-Srikandi harus berambut rapih
12. Warna kaos kaki hitam dan sepatu yang dikenakan adalah dominan hitam.
13. Pemakaian Ring dan Hasduk harus kencang dan rapi.
14. Membiasakan 5S ketika bertemu dengan anggota pramuka lain, baik ketika
berkegiatan, maupun di luar lingkup Ambalan.
15. Saling mengingatkan dan saling menghormati.
16. Pakaian harus selalu rapi. Ikat pinggang harus terlihat untuk putera.
17. Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib mengenakan pakaian
pramuka lengkap.
18. Pemakaian perlengkapan pramuka:
 Hasduk dan Ring
 TKK sebelah kanan
 Tanda Jabatan
 Badge Ambalan dan Badge sangga sebelah kiri
 Baret/Boni
Pasal 19

Makan

1. Jangan makan dan minum sambil berdiri kecuali makan permen.

2. Sebelum makan pasukan harus dalam bentuk barisan yang rapi.

3. Makanan dipegang di tangan kanan, dan minuman dipegang di tangan kiri.

4. Berdoa sebelum makan dipimpin oleh pemimpin.

5. Dalam kondisi makan tidak boleh bersenda gurau.

Pasal 20

Berbicara

1. Tidak boleh berkata-kata kasar ketika berkegiatan


2. Berbicara menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
3. Dilarang membuat forum di dalam sebuah forum.
4. Di dalam sebuah forum apabila ingin menanggapi atau memberi saran wajib
mengacungkan tangan terlebih dahulu setelah itu memohon ijin untuk berbicara,
dan boleh berbicara jika sudah disilakan oleh pemimpin forum.
5. Dapat menjaga sopan santun.
6. Menjaga perkataan di luar Ambalan tentang segala hal yang menyangkut dapur
Ambalan Brawijaya-Srikandi

Pasal 21

Sanksi

1. Sanksi diberlakukan jika terdapat suatu pelanggaran terhadap Adat Ambalan


Brawijaya-Srikandi dan/ atau terhadap ketentuan yang diberlakukan oleh pihak
sekolah yang berhubungan dengan kegiatan Kepramukaan.
2. Sanksi-sanksi yang terdapat di ambalan Brawijaya-Srikandi diberlakukan kepada
seluruh warga ambalan Brawijaya-Srikandi
3. Sanksi- sanksi tersebut tidak berlaku bagi Ka Mabigus, Ka Gudep, dan Pembina.
4. Jenis sanksi yang diberikan sesuai dengan kebijakan Pemangku Adat dan/ atau
dari hasil musyawarah Dewan Ambalan.
5. Jenis- jenis sanksi yang diberikan dapat berupa:
 Peringatan secara lisan melalui teguran
 Peringatan lisan melalui teguran dari Pembina Pramuka.
 Diselesaikan oleh pihak sekolah yang berwenang dalam menangani
pelanggaran peserta didik.
 Sanksi berupa Tindakan pushup 20 atau skor jump 20
 Sanksi berupa tugas maupun materi berupa uang sebesar 2000 dan dsb.

BAB VII

PENUTUP

1. Hal-hal yang belum ditetapkan dalam buku adat ini akan ditetapkan lebih lanjut.

2. Apabila terdapat ketidaksesuaian dengan kondisi ambalan, maka selanjutnya


dilakukan revisi terhadap adat tersebut.

3. Buku adat ini ditetapkan berdasarkan pertimbamngan pemangku adat untuk


menjadikan ambalan Brawijaya Srikandi menjadi lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai