Anda di halaman 1dari 38

Sosialisasi

Adat Ambalan
Rabu, 3 Mei 2023
Pengertian dan Fungsi
Adat Ambalan (Pasal 1)
Adat Ambalan adalah suatu peraturan dan
kebiasaan yang menjadi ciri khas dan sarana
penertib suatu pangkalan yang telah disepakati
oleh Warga Ambalan.

Fungsi Adat :
Sebagai identitas suatu pangkalan
Sarana penertib suatu pangkalan
Sebagai dasar dan pedoman
Nama 1. Nama Ambalan Putra ialah
DIPONEGORO

Ambalan 2. Nama Ambalan Putri ialah


CUT MEUTIA
Tambahan Nama Ambalan:
(Pasal 3) 3. DIPOTISA ialah Ambalan
Diponegoro – Cut Meutia
Generasi I
Pemegang Adat Ambalan adalah

Pemegang Pemangku Adat.


Syarat – syarat :

Adat 1. Anggota Ambalan Diponegoro –


Cut Meutia

(Pasal 4) 2. Mengetahui dan mengerti tentang


adat ambalan
3. Pemangku Adat adalah seseorang
yang memiliki hak, kewajiban dan
wewenang dalam memegang adat.
4. Pemangku Adat memiliki Pusaka
Adat yang wajib dijaga.
Pusaka Adat (Pasal 7)
1. Pusaka Adat Putra ialah Keris yang
berarti : “Melambangkan Jati diri
seorang ksatria”
2. Pusaka Adat Putri ialah Selendang
yang berarti : “Melambangkan
ketangguhan seorang putri yang
luhur, berwibawa dan melestarikan
budaya bangsa”
Pembawa Pusaka Adat
(Pasal 8)

1. Pembawa pusaka adat adalah pemangku adat


2. Pembawa pusaka adat memakai ikat kepala adat,
selendang disampirkan keleher sambil membawa
keris
3. Peletakan Simbolis pusaka adat pada saat upacara
ialah dengan menancapkan keris dan
menyampirkan (menggantungkan) selendang
berdekatan dengan keris
Pembawa Pusaka Adat
(Pasal 8)
1. Sandi Ambalan merupakan
pesan sebagai pengikat janji Sandi
dan ketentuan moral untuk
anggota ambalan yang
Ambalan
diungkapkan dalam bentuk puisi (Pasal 9)
2. Teks Sandi Ambalan tercantum
dalam lampiran
Panji Ambalan
(Pasal 10)
1. Panji Ambalan ialah bendera adat
sebagai simbol atau lambang
ambalan
2. Gambar Panji Ambalan tercantum
dalam lampiran
Badge Ambalan
(Pasal 11)
1. Badge Ambalan ialah badge atau tanda yang dipakai
sebagai perwujudan kehidupan ambalan dan
menandakan bahwa si pemakai adalah bagian anggota
ambalan.
2. Badge Ambalan digunakan dilengan sebelah kiri pada
seragam sekolah warna putih/cokelat.
3. Gambar Badge Ambalan tercantum dalam lampiran.
Sasaran (Pasal 13)
Sasaran Adat ambalan Diponegoro – Cut Meutia
adalah membentuk warga ambalan yang :
1. Memiliki kepribadian yang disiplin, tegas, dan
cerdas.
2. Menghargai seluruh adat dan ketentuan yang
berlaku dalam ambalan.
3. Menghargai apa yang menjadi cita-cita dalam
ambalan Diponegoro – Cut Meutia.
Syarat-syarat Menjadi
Anggota Penegak
(Pasal 15)
1. Mendaftarkan diri sesuai dengan syarat-
syarat yang telah ditentukan
2. Mengikuti kegiatan yang diadakan
3. Menempuh SKU Penegak Bantara minimal 10
3. Anggota Ambalan wajib
Iuran Anggota membayar iurang anggota
sebesar Rp. 10.000 (Sepuluh Ribu
(Pasal 16) Rupiah) Sebulan 1x
4. Dana iuran digunakan untuk
1. Iuran anggota adalah
kepentingan kegiatan
kewajiban setiap anggota kepramukaan yang
pramuka sebagaimana pengelolaannya dilakukan oleh
diatur dalam AD dan ART Bendahara Ambalan.
Gerakan Pramuka. 5. Bendahara Ambalan wajib
2. Besarnya iuran disepakati untuk
dalam Musyawarah mempertanggungjawabkan
Ambalan penggunaan iuran minimal
setiap 3 bulan
1. Dalam setiap kegiatan Ambalan
Dharmawangsa – Drupadi menganut
sistem satuan terpisah.
2. Sesama anggota hendaknya saling
mengenal dan menghargai
Etika 3. Sesama anggota hendaknya bertegur
sapa, mengucapkan salam dan atau
Anggota menggunakan kode isyarat tangan jika
(Pasal 18) bertemu yaitu :
Berjabat tangan
Apabila tidak mungkin, maka dilakukan
dengan melambaikan tangan
4. Pada pertemuan resmi diwajibkan
berseragam Pramuka lengkap
5. Setiap perkataan dan perbuatan
mencerminkan mulai Tri Satya dan Dasa
Dharma
6. Setiap mendengar Tri Satya
dikumandangkan, baik saat upacara
pembukaan kegiatan ataupun pelantikan
Etika sikap anggota ambalan Diponegoro adalah
bersikap siap dengan tangan kanan
Anggota memegang kacu dan ditempelkan pada dada

(Pasal 18) sebelah kiri. Dan untuk ambalan Cut Meutia


adalah bersikap siap dengan mencakupkan
tangan di depan dada.
7. Sikap dan Prilaku anggota yang termasuk
dalam adat ambalan ini juga mengikat sikap
dan prilaku anggota ambalan ketika berada di
luar ambalan atau kegiatan kepramukaan.
Adat Keseharian
(Pasal 19)
1. Mengutamakan kewajiban kepada
Tuhan Yang Maha Esa.
2. Jangan buang sampah
sembarangan.
3. Ketika membereskan pakaian harus
sambil jongkok, dan ketika PBB balik
kanan dulu, jongkok, lalu bereskan.
4. TKU jangan sampai tertindih oleh
apapun.
Adat Keseharian
(Pasal 19)
5. Ketika berdo’a tangan berada pada
posisi 90’.disilangkan dan telapak tangan
harus terlihat, kepala ditundukan dan
mata di pejamkan. Renungkan do’a
6. Ketika benda pusaka dikeluarkan oleh
pemangku adat, berikan hormat.
7. Ketika menyanyikan satya dharma
pramuka jari telunjuk,jari tengah dan
kelingking tempelkan di badge ambalan.
Pakaian dan Penampilan
(Pasal 20)
1. Pemakaian atribut Pramuka sesuai dengan peraturan
Kwartir Ranting Nasional.
2. Penggunaan seragam pramuka lengkap dapat disesuaikan
dengan keadaan.
3. Di dalam pertemuan, saat pemimpin mengenakan seragam
Pramuka lengkap, maka anggota wajib mengenakan
seragam Pramuka lengkap.
4. Bagi Pramuka Penegak Ambalan Cut Meutia yang berambut
panjang wajib diikat.
5. Bagi Pramuka Penegak Ambalan Diponegoro wajib
berambut pendek, panjang maksimal 1,5 cm.
Pakaian dan Penampilan
(Pasal 20)

6. Dalam keadaan tertentu hasduk (dasi) harus diselamatkan


dengan ketentuan dimasukan kebawah kancing pertama baju.
7. Saat baret tidak dipakai, tidak boleh dimasukan kedalam saku
celana atau tempat dek, wajib dipegang atau ditaruh di tempat
yang semestinya.
8. Pakaian tidak boleh ketat.
9. Warna kaos kaki dan sepatu yang dikenakan adalah hitam polos.
10. Pemakaian Ring dan Hasduk harus kencang dan rapi.
11. Pakaian harus selalu rapi.
12. Bagi Penegak putra ikat pinggang harus terlihat
13. Hasduk disamakan panjangnya
Pakaian dan Penampilan
(Pasal 20)
14. Pada saat pelaksanaan Apel maupun Upacara wajib mengenakan
pakaian pramuka lengkap beserta topi dan baret.
15. Pemakaian perlengkapan pramuka :
Saten
TKU sebelah kanan
TKU sebelah kiri
Baret
16. Pelepasan perlengkapan pramuka :
Baret
TKU sebelah kiri
TKU sebelah kanan
Saten
16. Pemakain /pelepasan perlengkapan pramuka sambil jongkok atau
sambil duduk yang enak.
Sebelum masuk dan/atau keluar
ruangan yang di dalamnya Masuk-
terdapat bendera merah putih
dan/atau panji ambalan wajib
Keluar
melakukan penghormatan. Ruangan
“Apabila kondisi tidak
memungkinkan untuk melakukan
(Pasal 21)
penghormatan boleh langsung
masuk”.
Makan
(Pasal 23)
1. Jangan makan dan minum sambil berdiri kecuali mengemil.
2. Sebelum makan pasukan harus dalam bentuk barisan yang rapi.
3. Salah satu anggota (pemimpin) memimpin pasukan dalam
laporan sebelum makan (disesuaikan).
4. Makanan dipegang di tangan kanan, dan minuman dipegang di
tangan kiri.
5. Hasduk diselamatkan sesuai dengan pasal 6 ayat 6 tentang Adat
pakaian dan penampilan.
Makan
(Pasal 23)
6. Pasukan disiapkan.
7. Berdoa sebelum makan dipimpin oleh pemimpin.
8. Pasukan diistirahatkan
9. Dalam kondisi makan tidak boleh bersenda gurau.
10. Selesai makan, pasukan disiapkan dilanjutkan berdoa.
11. Laporan selesai makan ( disesuaikan ).
12. Pasukan diistirahatkan.
Berbicara (Pasal 24)
1. Tidak boleh berkata-kata kasar
2. Dilarang membuat forum di dalam sebuah forum.
3. Di dalam sebuah forum apabila ingin
menanggapi atau memberi saran wajib
mengacungkan tangan
4. Terlebih dahulu setelah itu memohon ijin untuk
berbicara, dan boleh berbicara jika sudah
disilakan oleh pemimpin forum.
5. Dapat menjaga sopan santun.
6. Dalam forum, laki – laki dan perempuan
membentuk satuan terpisah.
Tidur (Pasal 25)
1. Tidur tidak boleh mengenakan pakaian
Pramuka.
2. Dalam kegiatan, jam malam maksimal
pukul 23.00 WIB.
Mekanisme dalam
Kegiatan (Pasal 26)
1. Semua kegiatan dilaksanakan dengan cara
gotong royong, ketuk tular, bahu membahu
sesama anggota ambalan dan diwarnai dengan
kesederhanaan
2. Segala sesuatu yang menyangkut tentang pihak
luar Ambalan dilakukan atas dasar kekeluargaan,
saling pengertian, tidak merugikan dan tidak
bertentangan dengan kebijaksanaan Ambalan
3. Semua kegiatan juga berdasarkan Kode Etik
Pramuka
2. Sanksi- sanksi yang terdapat di
Sanksi ambalan Diponegoro – Cut Meutia
(Pasal 27) diberlakukan kepada seluruh
warga ambalan Diponegoro – Cut
1. Sanksi diberlakukan jika Meutia.
terdapat suatu 3. Sanksi- sanksi tersebut tidak
pelanggaran terhadap berlaku bagi Ka Mabigus,Ka Gudep,
Adat Ambalan Diponegoro Pembina, dan Tamu Ambalan.
4. Jenis sanksi yang diberikan
– Cut Meutia dan/ atau
sesuai dengan kebijakan
terhadap ketentuan yang
Pemangku Adat dan/ atau dari
diberlakukan oleh pihak
hasil musyawarah Dewan Ambalan
sekolah yang berhubungan beserta Pembina. Jenis- jenis
dengan kegiatan sanksi yang diberikan dapat
Kepramukaan. berupa:
5. Peringatan secara lisan
melalui teguran dari
Pemangku Adat dan/ atau
Dewan Ambalan.
6. Peringatan lisan melalui
Sanksi teguran dari Pembina
(Pasal 27) Pramuka.
7. Diselesaikan oleh pihak
sekolah yang berwenang
dalam menangani
pelanggaran peserta didik.
PENGERTIAN (PASAL 28)
1. Upacara adalah serangkaian kegiatan
yang ditata dalam suatu ketentuan
peraturan yang wajib dilaksanakan
Upacara dengan hikmat sehingga merupakan
kegiatan yang teratur dan tertib untuk
dan Apel membentuk suatu tradisi dan budi
pekerti yang baik.
2. Apel adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan untuk mengkoordinasikan
suatu kegiatan yang dilaksanakan
secara teratur dan tertib.
TEMPAT DAN WAKTU (PASAL 29)
1. Apel dan/atau Upacara dapat
Upacara dilaksanakan di dalam maupun di
luar ruangan.
dan Apel 2. Apel dan/atau Upacara dapat
dilaksanakan di awal dan/atau di
akhir kegiatan.
Jenis Upacara dan
Apel (Pasal 30)
1. Upacara Umum
2. Upacara Pembukaan dan Penutupan
Kegiatan Gudep
3. Upacara Apel Buka dan Apel Tutup
Latihan
4. Upacara Kenaikan Tingkat
5. Upacara Pelantikan dan Pengukuhan
Pengurus
6. Upacara Kehormatan
7. Upacara Lombat
Formasi (Pasal 32)

1. Formasi peserta upacara dan/atau apel dalam bentuk bersaf.


2. Peserta upacara dan/atau apel berdiri berhadapan dengan
Pembina.
3. Petugas upacara dan/atau apel ditempatkan di sayap kiri Pembina.
4. Pradana mendampingi Pembina dengan menempatkan diri di
belakang Pembina.
5. Ajudan upacara dan/atau apel menempatkan diri di sebelah kiri
Pradana atau Pembina.
6. Peserta upacara dan/atau apel ditempatkan dengan satuan
terpisah.
7. Tamu undangan menempatkan diri di sebelah kanan belakang
Pradana atau Pembina.
1. Petugas Upacara dan/atau
adalah sekumpulan orang yang
mengatur jalannya upacara
dan/atau apel supaya berjalan Petugas
lancar dan tertib.
2. Petugas Upacara dan/atau apel
(Pasal 33)
terdiri dari Pembina dan/atau
apel, pemimpin upacara
dan/atau apel, pengatur
upacara dan/atau apel,
pembawa acara, pembawa
bendera (dalam upacara)
Dies Natalis
(Pasal 34)
Dies Natalis ialah hari perayaan ulang
tahun ambalan yang dirayakan setiap
tanggal 01 Oktober.
Pelaksanaan Sidang
Dewan Kehormatan
(Pasal 35)
1. Sidang Dewan Kehormatan ialah Sidang yang dilaksanakan
atas usul anggota melalui atau atas inisiatif Pemangku Adat
2. Dewan Kehormatan dibentuk apabila terjadi perlawanan atau
pelanggaran terhadap ketentuan Adat yang mana harus ada
pemberian sanksi dan juga untuk memberi tanda
penghormatan / tanda penghargaan bagi anggota yang
berprestasi dan berjasa
Pelaksanaan Sidang
Dewan Kehormatan
(Pasal 35)
3. Dewan Kehormatan terdiri dari :
Pemangku Adat
Dewan Ambalan
Anggota yang ditunjuk
Pembina sebagai penasehat
4. Tugas Dewan Kehormatan menyelenggarakan Sidang sekaligus
memutuskan serta menetapkan dan berhak memberikan sanksi
atau penghargaan atas nama Gugus Depan dan Ambalan.
THANK YOU!
"The real way to gain happiness is to
give it to others." -Baden Powell

Anda mungkin juga menyukai