Anda di halaman 1dari 21

GERAKAN PRAMUKA

PANGKALAN SMA NEGERI 1 MUNCAR

ADAT AMBALAN
REMPEG JOGOPATI DAN SAYU WIWIT
GUGUS DEPAN 11.315 - 11.316

KWARTIR RANTING MUNCAR


KWARTIR CABANG BANYUWANGI
2023/2024 – 2025/2026
PEMBUKAAN

Kepramukaan di SMA Negeri 1 Muncar adalah proses pendidikan yang terintegrasi


antara pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kepramukaan diracik dalam
bentuk kegiatan yang dilakukan di alam terbuka dengan prinsip dasar kepramukaan dan
metode kepramukaan sebagai proses pendidikan sepanjang hayat (long life education)
menggunakan tata cara rekreatif dan edukatif dalam mencapai sasaran dan tujuannya.
Gerakan Pramuka “REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT” Gugus Depan 11.315
- 11.316  Berpangkalan di SMA Negeri 1 Muncar bertujuan untuk memberi pembinaan
dalam rangka pengembangan jiwa kepemimpinan serta memberi kesempatan untuk
menambah dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam
pengelolaan organisasi, pengembangan bakat kepemimpinan sebagai upaya pengembangan
pribadi dan pengabdiannya kepada Gerakan Pramuka, Masyarakat, Bangsa dan Negara.
Kegiatan yang dirasakan oleh peserta didik merupakan kegiatan yang
menyenangkan, menarik, menantang, dan tidak menjenuhkan, sehingga diharapkan pada
peserta didik akan berkembang kemantapan mental, fisik, pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, rasa sosial, spiritual, dan emosionalnya yang sasaran akhirnya adalah
pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur.
Adat Ambalan merupakan salah satu perangkat yang wajib ada dalam tatanan
kehidupan Ambalan Penegak “REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT” Gugus Depan
11.315 - 11.316 Berpangkalan di SMA Negeri 1 Muncar. Oleh karena itu, Adat Ambalan
disusun bersama oleh Penegak dalam sebuah Musyawarah Ambalan.
BAB I
PENGERTIAN, MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
Pasal 1
Pengertian

1. Adat Ambalan REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT adalah seperangkat aturan yang
merupakan ciri khusus ambalan sebagai suatu usaha untuk mengatur berjalannya sebuah
aturan kepramukaan di dalam dan di luar lingkungan SMA Negeri 1 Muncar, selama
tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.
2. Adat Ambalan adalah seperangkat aturan yang bersifat khusus guna mengatur tata
kehidupan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat 1.
Pasal 2
Maksud
 Maksud Adat Ambalan adalah sebagai kerangka acuan pola dan tingkah laku warga
Ambalan dalam menjalani aktifitas di Ambalan serta sebagai paradigma sikap di Ambalan.
Pasal 3
Tujuan
 Adat Ambalan bertujuan untuk tercapainya kesinambungan kinerja dalam rangka
pembinaan dan pengembangan kepramukaan di SMA Negeri 1 Muncar.
Pasal 4
Fungsi
1. Adat Ambalan berfungsi sebagai Identitas dari Ambalan REMPEG JOGOPATI -
SAYU WIWIT
2. Adat Ambalan berrfungsi untuk mempererat warga Ambalan REMPEG JOGOPATI -
SAYU WIWIT dengan dilandasi semangat kekeluargaan yang mengarah kepada
pembinaan dan pengembangan Ambalan REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT.
3. Adat Ambalan berfungsi untuk mengatur tata kehidupan warga Ambalan yang bersifat
kekeluargaan.
4. Adat Ambalan berfungsi untuk mewujudkan kedisiplinan dan kepribadian yang baik
dalam Ambalan.
 
BAB II
KELENGKAPAN ADAT

Pasal 5
Nama
1. Nama Ambalan Putra adalah Ambalan REMPEG JOGOPATI.
2. Nama Ambalan Putri adalah Ambalan SAYU WIWIT.
Pasal 6
Lambang/Logo Ambalan
1. Lambang/Logo Ambalan adalah tanda yang menunjukan keberadaan Penegak yang
berpangkalan di SMA Negeri 1 Muncar.
2. Lambang Ambalan REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT adalah yang sesuai dengan
hasil Rapat Presidium tentang hal ikhwal Lambang/Logo Ambalan.
3. Bentuk, isi, Warna, dan arti lambang Ambalan terlampir dalam lampiran Adat Ambalan
(hasil presidium).
Pasal 7
Panji Ambalan
1. Panji Ambalan berbentuk bendera kain satin berwarna dasar kuning emas berumbai
merah dengan simbol Lambang/Logo Ambalan (satuan Putra/Putri) dan untuk
selanjutnya dinamakan Kibaran Cita.
2. Ukuran Panji Ambalan adalah 120 X 80 cm dan perbandingan panjang dan lebar Panji
Ambalan adalah 3 : 2
3. Panji Ambalan digunakan pada saat upacara resmi Ambalan dan upacara kegiatan
kepramukaan.
Pasal 8
Pusaka Ambalan
1. Pusaka Ambalan adalah simbol kekuatan Ambalan dan pemersatu Ambalan.
2. Pusaka Ambalan digunakan oleh Anggota Ambalan yang telah diberi hak untuk
membawa, memegang, dan mengeluarkan saat upacara Penerimaan Tamu Ambalan di
dalam Ambalan dan kegiatan pramuka lain.
3. Pusaka Ambalan berupa Pedang Luwuk Blambangan dan Selendang Sayu Wiwit,
disimpan di tempat khusus yang telah ditentukan oleh Pengurus Ambalan serta hanya
dapat dikeluarkan sesuai dengan peraturan dalam Adat.
Pasal 9
Sandi Ambalan
1. Sandi Ambalan adalah Pandangan Hidup yang menyangkut perilaku warga Ambalan.
2. Nama sandi Ambalan SMA Negeri 1 Muncar adalah SANDI AMBALAN REMPEG
JOGOPATI - SAYU WIWIT
3. Fungsi Sandi Ambalan adalah sebagai motivator, introspeksi diri dan penyatuan dengan
hati nurani serta sebagai alat pemersatu/penengah saat Anggota Ambalan berselisih.
4. Sikap dalam membaca sandi Ambalan diatur dalam aturan tambahan/penjelasan butir-
butir Sandi Ambalan.
5. Sandi Ambalan digunakan/dibacakan pada setiap kegiatan upacara yang dilakukan oleh
Ambalan.
6. Teks Sandi Ambalan terdapat dalam penjelasan Adat Ambalan.
Pasal 10
Amsal Ambalan
1. Amsal adalah motto yang merupakan tuntunan sikap untuk setiap Anggota Ambalan.
2. Amsal diucapkan bersama-sama pada akhir pembacaan Sandi Ambalan REMPEG
JOGOPATI - SAYU WIWIT.
Kalimat Amsal Ambalan berbunyi
AWALI DENGAN NIAT DAN AKHIRI DENGAN IKHLAS
 PEMUDA PEMUDI SETIA, DISIPLIN BERTANGGUNG JAWAB
AKHLAK DAN PENGETAHUAN BAGAI BUSUR DAN PANAH UNTUK
MENGGAPAI CITA”.
IRA GANA EKAWIRA (GERAKAN PASUKAN JIWA PEMBERANI)
3. Amsal Ambalan SMA Negeri 1 Muncar adalah IRA GANA EKAWIRA. Yang
berarti: GERAKAN PASUKAN JIWA PEMBERANI

Pasal 11
Tanda Jabatan
1. Tanda Jabatan Dewan Ambalan disesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional
Gerakan Pramuka.
2. Talikur Jabatan Adat hanya digunakan dalam kegiatan Internal Ambalan Gugus Depan
dan tidak digunakan dalam kegiatan keluar Gugus Depan. Apabila di luar Ambalan,
menggunakan talikur Penegak umum (kuning polos biasa).
3. Talikur Jabatan Adat digunakan oleh Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan:
Pradana, Kerani, dan Juru Uang, dan Pemangku Adat.
A. Talikur Jabatan Adat Badan Pengurus Harian Dewan Ambalan
1) Pradana Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna merah-kuning-
merah yang disertai Tanjab Ambalan.
2) Sekretaris Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna putih-kuning-
putih yang disertai Tanjab Ambalan.
3) Bendahara Putra/Putri, menggunakan talikur jabatan adat berwarna biru-kuning-
biru yang disertai Tanjab Ambalan.
B. Talikur Jabatan Adat Pemangku Adat
Ketua Pemangku Adat Putra/Putri menggunakan talikur jabatan adat berwarna
hitam-kuning-hitam yang disertai Tanjab Ambalan.
4. Seluruh Anggota Ambalan menggunakan talikur kuning. Anggota Sangga di sebelah
kiri, Ketua dan Wakil Ketua di sebelah kanan.
Pasal 12
Pakaian
1. Jenis Pakaian Ambalan terdiri dari: Seragam Pramuka Lengkap sesuai dengan aturan
Kwarnas. Pakaian Lapangan Lengkap sesuai Adat Ambalan. Jaket Almamater Ambalan
sesuai Adat Ambalan.
2. Pakaian Seragam Pramuka lengkap sesuai dengan aturan  Kwarnas, digunakan saat
kegiatan formal kepramukaan.
3. Pakaian Lapangan berupa kaos Ambalan, Topi pet Pramuka, dan/atau Slayer Ambalan,
serta jaket almamater digunakan saat kegiatan non formal kepramukaan.
4. Slayer dibuat dari kain berbentuk segitiga dengan ukuran sisi pendek 90x90 cm.
a. Slayer ungu list kuning digunakan oleh anggota;
b. slayer ungu list biru digunakan oleh purna Ambalan;
c. Slayer ungu list cokelat dan putih digunakan oleh Pembina;
5. Pakaian Ambalan digunakan saat kegiatan kepramukaan tertentu.

Pasal 13
Atribut
Ayat 1
Atribut Ambalan adalah kelengkapan yang merupakan ciri khas Ambalan dan digunakan
sesuai aturan adat yang tidak bertentangan dengan aturan Gerakan Pramuka.
Ayat 2
Butir (1)
A. Apabila menggunakan seragam Pramuka maka atribut yang menunjukan ciri
Ambalan terdiri dari: Nomor Gugus Depan dan Lambang Ambalan serta nama
Ambalan Putra/Putri ketika keluar Ambalan. Apabila di dalam Ambalan dapat
menggunakan talikur jabatan adat.
B. Lambang Ambalan dikenakan oleh seluruh Anggota Ambalan pada lengan baju
sebelah kiri.
C. Nomor Gudep berbentuk segi empat berukuran 3,5 X 2 cm berwarna dasar putih
dengan tulisan merah dikenakan pada lengan baju sebelah kanan di antara pita
lokasi dan badge daerah
D. Nama Ambalan dikenakan di dada sebelah kiri atas dengan tulisan hitam, warna
dasar cokelat, dan list hitam.
Butir (2)
Apabila menggunakan pakaian Lapangan maka atribut yang menunjukan ciri Ambalan
adalah kaos Ambalan, Topi Pet Pramuka, dan/atau Slayer.
Ayat 3
Atribut Ambalan hanya di pakai oleh anggota Ambalan.
 

  
BAB III
KEANGGOTAAN

Pasal 14
Warga Ambalan
Warga Ambalan aktif terdiri dari Penegak Laksana, Penegak Bantara, Tamu Penegak.
Pasal 15
Tamu Ambalan
Ayat 1
Tamu Ambalan adalah Anggota Pramuka yang berasal dari dalam ataupun luar SMA
Negeri 1 Muncar yang mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Ambalan REMPEG
JOGOPATI - SAYU WIWIT dan atau berkunjung secara resmi ke Ambalan REMPEG
JOGOPATI - SAYU WIWIT
Ayat 2
Tamu Ambalan adalah peserta didik yang berusia Penegak (16-20 tahun) atau siswa SMA
Negeri 1 Muncar yang ingin dan siap menjadi anggota Ambalan REMPEG JOGOPATI -
SAYU WIWIT.
Pasal 16
Calon Anggota
Calon Anggota adalah tamu Ambalan yang mengikuti proses keanggotaan di Ambalan
REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT dan belum pernah dilantik menjadi Penegak di
Gugus Depan SMA Negeri 1 Muncar.
Pasal 17
Anggota Ambalan
Ayat 1
Anggota Ambalan adalah Calon Anggota yang telah memenuhi persyaratan golongan
Penegak dan/atau masih menjadi Siswa.
Ayat 2
Persyaratan untuk menjadi Anggota Ambalan terdiri dari:
1. Tidak merangkap anggota Gugus Depan lain.
2. Mengikuti DIKLATSAR (Latihan Pendidikan Dasar).
3. Memenuhi SKU golongan Penegak.
4. Mengikuti Prosesi Anggota.
5. Sudah dilantik menjadi Penegak.
Ayat 3
Untuk Anggota Ambalan yang telah melewati usia Penegak dan/atau lulus dari SMA maka
disebut Purna Ambalan.
BAB IV
KEPENGURUSAN

Pasal 18
Dewan Ambalan
Ayat 1
Dewan Ambalan adalah Anggota Ambalan yang memenuhi persyaratan untuk menjadi
Dewan Ambalan yang dipilih berdasarkan hasil musyawarah Ambalan dan dilantik
menjadi Dewan Ambalan.
Ayat 2
Persyaratan Dewan Ambalan:
1. Terdaftar sebagai siswa aktif di SMA Negeri 1 Muncar
2. Ambalan yang aktif.
3. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
4. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan
5. Untuk Badan Pengurus Harian tidak diperkenankan menjadi pengurus harian Organisasi
Kesiswaan SMA Negeri 1 Muncar.
6. Menyatakan kesediaan secara lisan.
7. Terpilih saat sidang ambalan.

Pasal 19
Pemangku Adat
Ayat 1
Pemangku Adat adalah orang yang bertanggung jawab pada pelaksanaan dan kelangsungan
Adat Ambalan yang berkoordinasi dengan Ketua Dewan Ambalan (Pradana) yang
menyangkut aturan Adat Ambalan.
Ayat 2
Persyaratan Pemangku Adat:
1. Terdaftar sebagai Siswa aktif SMA Negeri 1 Muncar
2. Terdaftar aktif sebagai peserta Musyawarah Ambalan
3. Anggota Ambalan yang aktif
4. Tidak melanggar Adat Ambalan.
5. Dapat menjadi teladan dalam pikiran, ucapan, sikap dan perilaku.
6. Mencalonkan diri dan/atau dicalonkan oleh peserta Musyawarah Ambalan
7. Terdaftar sebagai Siswa Kelas XII/12
8. Terpilih saat sidang ambalan.
Pasal 20
Dewan Adat Ambalan
Ayat 1
Dewan Adat Ambalan dibentuk khusus untuk ketentuan-ketentuan Adat Ambalan yang
bersifat isidentil.
Ayat 2
Dewan Adat bertanggung jawab kepada Majelis Pembimbing Gugus Depan melalui Ketua
Gugus Depan
Ayat 3
Anggota Dewan Adat adalah terdiri dari para anggota ambalan yang pernah menjabat
sebagai Pemangku Adat, pengurus ambalan, dan pengurus ambalan aktif yang berwawasan
luas, netral, dapat menjadi teladan dan memegang teguh Adat Ambalan.
Ayat 4
1. Dewan Adat dipilih melalui Musyawarah Pembina.
2. Masa bakti Dewan Adat sampai masalah dianggap selesai atau sesuai dengan keadaan
3. Dewan Adat diusahakan berjumlah ganjil lebih dari satu.
4. Jumlah Anggota Dewan Adat dapat berkurang atau bertambah sesuai kebutuhan
5. Penentuan Ketua Dewan Adat berdasarkan Musyawarah Dewan Adat dan disetujui
Pembina.
Pasal 21
Dewan Kehormatan
Ayat 1
Dewan Kehormatan Gugus Depan merupakan badan tetap yang dibentuk oleh Pembina
Gugus Depan sebagai badan yang menetapkan pemberian anugerah, penghargaan dan
sanksi.
Ayat 2
1. Dewan Kehormatan Gugus Depan bertanggung jawab menilai sikap dan perilaku
anggota Gerakan Pramuka yang melanggar kode kehormatan atau merugikan nama baik
Gerakan Pramuka.
2. Dewan Kehormatan Gugus Depan bertanggung jawab menilai sikap, perilaku dan jasa
seseorang untuk mendapatkan anugerah, penghargaan berupa tanda jasa.
Ayat 3
Anggota Dewan Kehormatan Gugus Depan adalah terdiri dari Purna Ambalan, Pembina
Gugus Depan dan KaMabigus
Ayat 4
Ketua Dewan Kehormatan merupakan Pembina Gugus Depan

BAB V
UPACARA-UPACARA

Pasal 21
Upacara Adat Ambalan
 Upacara–Upacara Adat Ambalan terdiri dari:
1. Upacara Penerimaan Tamu Ambalan.
2. Upacara Prosesi Penegak
3. Upacara Pelantikan Calon Penegak.
4. Upacara Pelantikan Dewan Ambalan.
5. Upacara Pemberian tanda penghargaan
Pasal 22
Upacara Penerimaan Tamu Ambalan
Ayat 1
Dilakukan saat akan melakukan Penerimaan Tamu Ambalan.
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Pembacaan Sandi Ambalan.
2. Kata Penyambutan oleh Pembina Upacara.
3. Pemasangan Tanda Tamu Ambalan.
 Ayat 3
 Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah Putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 23
Upacara Prosesi Penegak
Ayat 1
Upacara prosesi Penegak dilakukan saat prosesi Penegak.
Ayat 2
Proses Upacara sebagai berikut:
1. Penyerahan berkas Penegak.
2. Sidang Penegak.
3. Pengujian SKU.
4. Pencarian TKU.
Ayat 3
Prosesi Penegak Tamu
1. Minum air kelapa,,  makan daging kelapanya dengan gula jawa
2. Renungan Jiwa
 Ayat 4
Prosesi Penegak Bantara
1. Minum air kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan kedua
tangannya.
2. Sidang Penegak Bantara
3. Selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak penting.
4. Sungkem kepada kedua orang tua
5. Renungan Jiwa
6. Pengambilan TKU Bantara
Ayat 5
Prosesi Penegak Laksana
1. Minum air kelapa muda dari jenis apa saja hanya dengan menggunakan
keduatangannya.
2. Sidang Penegak Laksana
3. Selama satu hari penuh untuk menahan diri dari bicara yang tidak penting.
4. Sungkem kepada kedua orang tua
5. Renungan Jiwa
6. Pengambilan TKU Laksana
7. Pengembaraan dengan tugas-tugas dari Pembina
Ayat 6
Perlengkapan seluruh Upacara dan prosesi:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 24
Upacara Pelantikan Penegak dan Anggota
Ayat 1
Dilakukan saat akan dilantik menjadi Penegak.
Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Laporan Ka Gudep kepada Ka Mabigus tentang Calon Penegak
2. Janji : Tri Satya
3. Kesiapsediaan oleh Calon Anggota
4. Pelantikan
5. TKU dan Slayer
Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Pasal 25
Upacara Pelantikan Dewan Ambalan
Ayat 1
Dilakukan pada saat Pelantikan Dewan Ambalan.
Ayat 2
Prosesi upacara sebagai berikut:
1. Kata Pendahuluan Pelantikan
2. Ulang Janji : Tri Satya
3. Pernyataan Kesiapsediaan oleh Calon Dewan Ambalan
4. Kata Pelantikan
5. Penyematan Tanda Jabatan
6. Penandatanganan Naskah Pelantikan
7. Sandi Ambalan
Ayat 3
Perlengkapan Pelantikan:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan
Ayat 4
1. Tertib acara pelantikan disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
2. Dewan Ambalan yang dilantik mengenakan seragam Pramuka lengkap.
BAB VI
PENGHARGAAN

Pasal 27
Upacara Pelepasan dan Penerimaan Pendelegasian
 Ayat 1
Dilakukan pada saat warga Ambalan akan didelegasikan ketingkat kegiatan Kabupaten,
Provinsi, Regional, Nasional dan Internasional.
 Ayat 2
Prosesi Upacara sebagai berikut:
1. Kata pelepasan oleh Ka Gudep
2. Penyematan Lencana Duta Ambalan
3. Pembacaan Sandi Ambalan
 Ayat 3
Perlengkapan Upacara:
1. Bendera Merah putih
2. Bendera WOSM
3. Bendera Gerakan Pramuka
4. Panji Ambalan
5. Sandi Ambalan
6. Pusaka Ambalan 
Ayat 4
1. Pemakaian Lencana Duta Ambalan selama pendelegasian.
2. Setelah selesai melaksanakan delegasi, dilakukan Upacara Penerimaan Pendelegasian

Pasal 28
Tanda Penghargaan
Ayat 1
Tanda Penghargaan diberikan kepada anggota Ambalan sesuai dengan kriterianya.
Ayat 2
Tanda Penghargaan berupa Bintang Tahunan, Bintang Karya Ilmiah Penegak dan Bintang
Wira Karya Penegak.
Ayat 3
Penyerahan tanda penghargaan dilakukan dalam sebuah upacara resmi melalui Surat
Keputusan Majelis Pembimbing Gugus Depan atau Pembina Gugus Depan.
Ayat 4
Usulan Penghargaan dilakukan oleh Dewan Kehormatan Penegak.
Pasal 29
Bintang Tahunan
Bintang Tahunan menyesuaikan dengan keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka
Indonesia.
Pasal 30
Bintang Karya Ilmiah Penegak
Diberikan kepada Anggota Ambalan yang memiliki karya ilmiah, dipresentasikan di depan
seluruh Anggota dan mencapai titik hasil yang dapat diperhatikan.
1. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Karya Ilmiah Penegak
disesuaikan SK Kwarnas.
2. Dipasang di dada sebelah kiri.
Pasal 31
Bintang Wira Karya Penegak
Berfungsi sebagai motivator bagi Anggota Penegak untuk mengembangkan keahlian atau
keterampilan berwirausaha yang intinya dapat dipergunakan sebagai salah satu alternatif
penghasilan.
1. Diberikan kepada anggota Ambalan yang memiliki karya usaha atau wiraswasta baik
perorangan maupun kelompok yang diharapkan dapat menjamin penghasilan dalam
pemenuhan kebutuhan kelak.
2. Bentuk, warna dan penjelasan tanda penghargaan Bintang Wira Karya Penegak
disesuaikan SK Kwarnas.
3. Dipasang di dada sebelah kiri.
BAB VII
PELANGGARAN DAN TINDAKAN DISIPLIN

Pasal 32
Pelanggaran
Pelanggaran yang dimaksud adalah hal-hal yang dilakukan warga Ambalan yang
melanggar ketentuan Ambalan
Pasal 33
Tindakan Disiplin
Ayat 1
Pemangku Adat dapat memberikan peringatan berupa:
1. Teguran pertama disampaikan secara lisan dan dicatat dalam buku Adat.
2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan oleh pelanggar, maka akan
diberikan teguran yang kedua.
3. Teguran kedua disampaikan secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
4. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan
diberikan teguran ketiga secara tertulis dan dicatat dalam buku Adat.
5. Apabila dalam jangka waktu dua minggu tidak diindahkan, maka akan diajukan dalam
Sidang Adat bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 2
1. Apabila yang melanggar adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku
Adat, maka teguran akan dilakukan oleh Dewan Adat, sesuai dengan prosedur tingkat
teguran.
2. Apabila dalam jangka waktu dua minggu setelah teguran ketiga tidak diindahkan,
maka akan diajukan dalam Sidang Adat Tingkat Tinggi bersama Dewan Kehormatan.
Ayat 3
Apabila dua minggu setelah Sidang Adat/Sidang Adat Tingkat Tinggi tetap tidak
diindahkan, maka status jabatan dan keanggotaannya akan ditinjau ulang atau dicabut
dengan prosesi pencabutan keanggotaan.

 
 
BAB VIII
PERMUSYAWARATAN

Pasal 34
Macam-macam Permusyawaratan
Ayat 1
Permusyawaratan Ambalan terdiri dari:
1. Musyawarah Ambalan
2. Rapat Dewan Ambalan
3. Sidang Adat
4. Sidang Adat Tingkat Tinggi
5. Sidang Penegak
6. Rapat Sangga Kerja
7. Rapat Koordinasi
Ayat 2
Musyawarah Ambalan
1. Musyawarah Ambalan adalah Pemegang kekuasaan tertinggi di Ambalan.
2. Dilakukan setiap selesai kegiatan Ambalan
3. Diikuti oleh seluruh warga Ambalan
Ayat 3
Rapat Dewan Ambalan
1. Rapat Dewan Ambalan memegang keputusan pelaksanaan program kerja dan kebijakan
organisasi.
2. Dilakyukan setiap 6 bulan sekali
3. Dihadiri oleh seluruh anggota Dewan Ambalan
Ayat 4
Sidang Adat
1. Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran adat Ambalan.
2. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.
3. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela
c. Pemangku Adat sebagai Penuntut Umum atau Jaksa
d. Terdakwa adalah Warga Ambalan yang melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
4. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
Ayat 5
Sidang Adat Tingkat Tinggi
Merupakan pemegang keputusan tentang pelanggaran Adat Ambalan yang dilakukan oleh
DewanAmbalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat.
1. Diselenggarakan ketika terjadi pelanggaran adat.
2. Peserta sidang terdiri dari :
a. Pembina sebagai hakim.
b. Ketua Dewan Ambalan (Pradana) sebagai Penasehat atau Pembela
c. Dewan Kehormatan/Pemangku Adat yang bukan pelanggar sebagai Penuntut
Umum atau Jaksa
d. Terdakwa adalah Dewan Ambalan/Dewan Kehormatan/Pemangku Adat Ambalan
yang melanggar
e. Saksi adalah orang yang terkait Pelanggaran
3. Sebelum dikenakan sanksi terdakwa berhak melakukan pembelaan.
4. Jika Ketua Dewan Ambalan dan Pemangku Adat melakukan Pelanggaran maka sidang
dilakukan oleh Dewan Kehormatan Gudep bersama Dewan Adat.
 Ayat 6
Sidang Penegak
1. Diselenggarakan pada saat upacara prosesi Penegak.
2. Sidang dipimpin oleh Ka Gudep
3. Dihadiri oleh seluruh Penegak Ambalan REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT
 Ayat 7
Rapat Sangga Kerja
1. Rapat ini membahas tentang teknis pelaksanaan kegiatan.
2. Dihadiri oleh seluruh Anggota Sangga Kerja dan Dewan Ambalan.
3. Rapat dipimpin oleh Ketua Sangga Kerja.
 Ayat 8
Rapat Koordinasi
1. Rapat koordinasi dilakukan guna menyampaikan hasil yang perlu disampaikan oleh
pengurus lain.
2. Rapat koordinasi dilakukan jika diperlukan.
 
 
BAB IX
ATURAN TAMBAHAN

Pasal 35
Adat Pergaulan Ambalan
 Adat Pergaulan Ambalan adalah Tata Pergaulan Ambalan senantiasa menjunjung tinggi
moral dan etika pergaulan masyarakat sesuai dengan Trisatya dan Dasa Darma Gerakan
Pramuka.
Pasal 36
Sikap
 Sikap pada saat pembacaan Sandi Ambalan:
1. Untuk Putera berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah
kiri dengan memegang kedua ujung kacu dan kepala menunduk.
2. Untuk Puteri, berdiri sikap sempurna jemari tangan kanan diletakkan pada dada sebelah
kiri dengan memegang ujung dasi merah putih, dan kepala menunduk.
 
Pasal 37
Renungan
1. Renungan dilakukan untuk intropeksi diri, membangkitkan semangat dan daya juang
serta perubahan   pribadi dan watak ke arah yang lebih baik.
2. Renungan dilakukan jika diperlukan dan sesuai dengan kondisi.
 
Pasal 38
Lampiran-Lampiran
1. Adat Ambalan dilengkapi dengan lampiran.
2. Lampiran-lampiran dalam Adat Ambalan, merupakan satu kesatuan dan bagian yang tak
terpisahkan.
 
 
BAB X
ATURAN PERALIHAN
 Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan apabila dianggap perlu.
1. Perubahan Adat Ambalan dapat dilakukan untuk jangka waktu minimal 2 tahun
2. Perubahan Adat Ambalan hanya dapat dilakukan dalam Musyawarah Ambalan Luar
Biasa
3. Musyawarah Ambalan Luar Biasa yang membahas perubahan Adat Ambalan wajib
dihadiri oleh Pembina gugus Depan, Dewan Pemangku Adat dan Dewan Ambalan
 
BAB XI
PENUTUP

Pasal 39
Pelaksanaan Adat Ambalan
 Adat Ambalan wajib dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab oleh
seluruh Warga Ambalan REMPEG JOGOPATI - SAYU WIWIT.

Banyuwangi, 08 Juli 2023


  PRADANA PUTRA PRADANA PUTRI

M. Daffa Rovallino Ayu Wulan Nazilatul H.

Mengetahui,

PEMBINA PUTRA PEMBINA PUTRI

Aufaa Muhammad Irsyaad, S.Pd Fepti Arum S. S.Pd

Menyetujui,

KETUA MAJELIS PEMBIMBING GUGUS DEPAN

Heriyanto Nurcahyo, S.Pd., M.Li.

Anda mungkin juga menyukai