GERAKAN PRAMUKA
GUGUS DEPAN MADRASAH ALIYAH NEGERI
INSAN CENDEKIA PASURUAN
2019
TATA LAKSANA RUMAH TANGGA AMBALAN
GERAKAN PRAMUKA GUGUS DEPAN
A. PENDAHULUAN
Gerakan pramuka dalam melaksanakan fungsinya sebagai wadah pembinaan dan
pengembangan generasi muda Indonesia mempunyai tugas pokok menyelenggarakan
kepramukaan bagi kaum muda guna menumbuhkan tunas bangsa agar menjadi generasi yang
lebih baik, bertanggung jawab dan mampu membina dan mengisi generasi kemerdekaan nasional
serta membagun dunia yang lebih baik.
Dalam upaya meningkatkan kemampuan dan kreatifitas yang lebih baik guna untuk
membangun kerumahtanggaan yang lebih baik. Suatu rumah tangga yang baik adalah rumah
tangga yang selalu memperhatikan terhadap tata pelaksanaannya dengan memperhatikan situasi,
kondisi, dan toleransi.
Agar ketiga proses pengembangan di atas dapat berjalan secara sinergi dan
berkesinambungan, maka konsep-konsep tata laksana rumah tangga perlu disusun secara
sistematis dan terstruktur.
B. DASAR PELAKSANAAN
1. UU No. 12 tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka.
2. Keputusan Munas Gerakan Pramuka No. 11/Munas/2013 tahun 2013 tentang Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
3. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 231 tahun 2007 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Gugus Depan Gerakan Pramuka
4. Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 176 tahun 2013 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Pola dan Mekanisme Pembinaan Pramuka Penegak Penegak.
5. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka no 174 tahun 2012 tentang seragam
Pramuka
6. Surat Keputusan Kwartir Nasional Gerakan Pramuka No. 178 tahun 1978 tentang Petunjuk
Penyelenggaraan Upacara dalam Gerakan Pramuka
BAB II
NAMA AMBALAN, LAMBANG AMBALAN, PUSAKA AMBALAN, DAN SANDI
AMBALAN
Pasal 2
NAMA AMBALAN
1. Nama Ambalan disesuaikan dengan visi dan misi pangkalan MAN Insan Cendekia Pasuruan yang
mewujudkan generasi berprestasi dan berkarakter.
2. Nama Ambalan putra bernama Gajah Mada dengan maksud:
a. Meneladani sifat Gajah Mada yang inovatif, kreatif, dan visioner yang ditinjau dari saat
Gajah Mada mengucapkan Sumpah Palapa.
b. Anggota ambalan dapat memiliki niat, keteguhan hati, bekerja keras, dan tidak melanggar
sumpah seperti halnya pengucapan dan pengimplementasian Sumpah Palapa oleh Gajah
Mada.
c. Menimbulkan adanya sifat bertanggung jawab dan mengakui kesalah seperti halnya pada
dasa dharma nomer 9 yang berbunyi “Bertanggung jawab dan dapat dipercaya “yang dalam
hal itu ditunjukkan oleh Gajah Mada dalam kisah penyendiriannya di Madakaripura.
d. Berharap agar kesuksesan Gajah Mada dalam melebarkan sayap kekuasaan Majapahit di
Logo ambalan Gajah Mada ~ Tribhuwana Tunggadewi MAN Insan Cendekia Pasuruan
terdiri atas:
1. Pusaka Ambalan Gajah Mada dan Tribhuwana Tunggadewi berupa "Busur Gati".
2. Pembungkus Busur Gati yaitu peti berwarna coklat dengan maksud kesakralan pusaka adat.
3. Panjang busur 1 meter, sedangkan panjang anak panah yaitu 60 cm.
4. Busur terbuat dari kayu berwarna hitam dengan kedua ujungnya berupa ukiran berwarna emas.
5. Arti Pusaka:
a. Bentuk yang sederhana menunjukkan kita tetap menjunjung tinggi prinsip kesederhanaan.
b. Busur dan anak panah yang tak memiliki arti ketika hanya ada salah satunya
menggambarkan kita sebagai mahluk sosial yang membutuhkan orang lain dalam menjalani
kehidupan
c. Ukiran “ر حيمGGر حمن الGGم هللا الGG ”بسpada busur menunjukkan bahwa dalam memulai sesuatu
sebaiknya bagi kita untuk memulai hal tersebut dengan bacaan basmalah. Karena dalam hal
ini busur adalah awalan untuk mencapai sebuah target yang terletak di bagian atas busur sisi
dalam.
d. Satu mata anak panah menunjukkan fokus pada satu tujuan.
e. 3 bulu pada anak panah melambangkan tri satya pramuka.
f. Warna hitam menunjukkan kesakralan dari benda pusaka tersebut.
g. Warna emas menunjukkan kemenangan dan kemuliaan.
6. Pusaka Ambalan dilesatkan oleh Pemangku Adat atau yang mewakili jika Pemangku Adat
berhalangan.
7. Gambar pusaka ambalan terlampir.
Pasal 5
SANDI AMBALAN
1. Sandi Ambalan adalah sebuah syair atau sajak yang dibuat oleh anggota Ambalan untuk
menyamakan cita-cita seluruh anggota Ambalan dan sebagai kode atau sandi yang menunjukkan
bukti keanggotaan Ambalan
2. Sandi Ambalan harus mengarahkan pada pembentukan watak dan sikap mental dijiwai oleh Satya
dan Darma Pramuka.
3. Sandi Ambalan dibuat dan disusun oleh anggota Ambalan pada Musyawarah Penegak.
4. Sandi Ambalan dapat digunakan/dibacakan setiap upacara, baik pembukaan maupun penutupan
kegiatan.
5. Sandi Ambalan dibacakan oleh seorang Pemangku Adat Ambalan putra dan seorang Pemangku
Adat Ambalan putri.
6. Jika pemangku adat berhalangan hadir, maka dapat digantikan oleh Dewan Ambalan yang lain.
7. Pada saat pembacaan Sandi Ambalan semua anggota mengambil sikap tegak sempurna dengan
menundukkan kepala dan tangan kanan memegang setangan leher yang diletakkan pada dada
BAB III
KEANGGOTAAN, HAK DAN KEWAJIBAN, TAMU DAN ALUMNI (PURNA BAKTI)
Pasal 6
KEANGGOTAAN AMBALAN
1. Anggota Ambalan adalah Tamu Ambalan yang telah mengikuti Ordikpram dan dilantik
menjadi Anggota Gugus depan serta diterima melalui proses adat penerimaan warga Ambalan.
2. Anggota Ambalan merupakan anggota Pramuka Golongan Penegak yang akan mengalami 2 jenjang
yakni Calon Penegak dan Penegak.
3. Calon Penegak adalah Anggota Ambalan yang berada dalam proses penempuhan SKU Penegak.
4. Penegak adalah Anggota Ambalan yang telah menempuh SKU Penegak dan dilantik menjadi
Penegak.
5. Anggota Ambalan yang sudah menyelesaikan masa studinya, namun masih dalam usia Penegak,
dapat aktif sebagai anggota dalam kegiatan Ambalan di Gugus depan.
6. Transfer atau perpindahan warga Ambalan:
a. Warga Ambalan dari Gugus depan lain yang pindah dan tidak terikat dengan Ambalan Gugus
depan lain dapat bergabung ke Ambalan Gajah Mada atau Tribhuwana Tunggadewi harus
melalui Adat Ambalan dan tidak terikat dengan sebelumnya.
b. Anggota Ambalan yang pindah ke Ambalan lain dilepas melalui Adat Ambalan.
7. Pemberhentian Anggota
Anggota diberhentikan, jika:
a. Meninggal dunia atau mengundurkan diri.
b. Sudah lewat usia Penegak.
c. Sudah Menikah.
d. Tidak aktif mengikuti:
1) Latihan mingguan 75% dari 1 tahun pertama
2) Forum resmi (rapat sangga kerja)
3) Kegiatan terprogram
4) dan diputuskan melalui Rapat Dewan Kehormatan.
e. Menyimpang dari Kode Kehormatan Gerakan Pramuka.
Pasal 7
HAK ANGGOTA AMBALAN
1. Setiap anggota Ambalan berhak mengikuti kegiatan Ambalan dan Gugus depan.
2. Setiap anggota Ambalan dalam melaksanakan tugas serta fungsinya berhak:
a. Berinisiatif dan berkreasi.
b. Berpendapat, memberikan dukungan atau penolakan terhadap kebijakan yang akan ditetapkan
dan memberikan dukungan terhadap kebijakan yang telah ditetapkan oleh Gugus depan.
c. Dipilih dan memilih dalam Musyawarah Penegak.
d. Memakai fasilitas kerumahtanggaan Ambalan sesuai ketentuan yang berlaku.
e. Memberi saksi dan keterangan dalam Adat Ambalan.
Pasal 8
KEWAJIBAN ANGGOTA AMBALAN
Pasal 16
UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN KEGIATAN DI DALAM RUANGAN
1. Upacara Pembukaan
a. Menyanyikan lagu Indonesia Raya.
b. Sambutan dan amanat Pembina Upacara.
c. Adat Ambalan
Pasal 27
UPACARA PEMBUKAAN DAN PENUTUPAN KEGIATAN DI LUAR RUANGAN
1. Upacara Pembukaan
a. Pengibaran bendera Merah Putih diiringi dengan lagu Indonesia Raya
b. Pembacaan Darma Pramuka
c. Amanat Pembina Upacara
d. Adat Ambalan
1) Pembacaan Sandi Ambalan
2) Pelesatan Pusaka Ambalan
e. Menyanyikan Lagu Hymne Pramuka
f. Doa
2. Upacara Penutupan
a. Penurunan Bendera Merah Putih
b. Amanat
c. Adat Ambalan
1) Pembacaan Sandi Ambalan
2) Pencabutan Pusaka Ambalan
d. Menyanyikan Lagu Hymne Pramuka
e. Doa
3. Apabila perlu penyesuaian maka pelaksanaannya diserahkan pada pengatur atau perwira upacara.
Pasal 18
UPACARA PELANTIKAN ANGGOTA GUGUS DEPAN
1. Pemimpin Upacara menyiapkan barisan
2. Pembina Upacara memasuki lapangan
3. Menyanyikan lagu Indonesia Raya
4. KDA mengantarkan calon anggota untuk dilantik
5. Tanya jawab KDA dan pembina satuan
6. Laporan pembina satuan kepada pembina gugus depan
7. Tanya Jawab Pembina upacara dan calon anggota
8. Bendera Merah Putih memasuki lapangan (didalam naskah tanya jawab)
9. Ulang janji satya pramuk
Pasal 20
UPACARA PELANTIKAN DEWAN AMBALAN
1. Pembacaan Surat Keputusan Pengangkatan Dewan Ambalan oleh Pembina.
2. Anggota Dewan Ambalan menempati tempat upacara.
3. Tanya jawab Majelis Pembimbing/Pembina Gugus Depan dengan anggota Dewan Ambalan yang
akan dilantik.
4. Bendera Merah Putih dan bendera tunas dibawa memasuki tempat upacara.
5. Dewan Ambalan mengucapkan janji, Ketua Dewan Ambalan memegang ujung Bendera Merah
Putih dan diletakkan pada dada sebelah kiri dan anggota Dewan Ambalan yang lain saling
berpegangan pada pundak temannya.
6. Penyematan tanda Dewan Ambalan.
7. Anggota Dewan Ambalan meninggalkan tempat upacara.
BAB VII
KERUMAHTANGGAAN
Pasal 21
SUMBER DAYA
Sumber daya yang dimiliki Gugus depan antara lain:
1. Sumber daya manusia yang ada merupakan anggota Ambalan
2. Sumber daya nonmanusia meliputi:
a. Sanggar yang bertempat di Asrama MAN Insan Cendekia Pasuruan
b. Perlengkapan administrasi
c. Perlengkapan sarana latihan
Pasal 24
PENGHUNI SANGGAR
1. Syarat:
a. Anggota Ambalan disetujui oleh KDA dan PA, serta mendapat izin dari penghuni sanggar.
b. Alumni Ambalan Dewantara yang disetujui oleh KDA dan PA.
c. Loyal pada Gugus depan.
2. Penghuni Sanggar berhak menggunakan seluruh fasilitas yang ada sesuai
dengan tata tertib yang berlaku.
3. Kewajiban:
a. Ikut serta menjaga kebersihan, kenyamanan, dan keamanan fasilitas sanggar.
b. Membantu kegiatan yang diselenggarakan oleh Gugus depan .
Pasal 25
PENDELEGASIAN
1. Pendelegasian merupakan penunjukan atau pelimpahan wewenang kepada
anggota Ambalan untuk melakukan tugas tertentu di luar Ambalan
2. Delegasi diharuskan mengikuti adat pendelegasian yang dipimpin pemangku adat
3. Penunjukan anggota yang didelegasikan adalah dengan pertimbangan sebagai
berikut:
a. Aktif di Ambalan
b. Menyandang TKU Penegak
c. Telah mengikuti kegiatan KPA, LPK
Pusaka Ambalan
SANDI AMBALAN
“Hiduplah layaknya bintang yang sekuat tenaga menjaga kilaunya, bukan semata-mata
untuk bersombong ataupun menonjolkan dirinya tapi terlebih untuk menyinari dingin dan gelap
sekitar yang menyelimutinya. Lihatlah betapa kuat dan tegarnya ia dalam kesendirianya. Betapa
luar biasanya ia saat bersama – sama dengan jutaan lainya membentuk suatu keindahan penuh
makna. Ialah juga sumber dari segala cahaya bagi semesta sekitarnya, paling disegani dan
dihormati sebagai sumber kehidupan yang bejulukkan Matahari.”
Tirulah Matahari
“Atau paling tidak, jadilah rembulan yang mampu mengarahkan sinar, menerang malam
gulita. Cahaya matahri seperti ilmu dan kasih yang tak pernah berkurang meskipun senantiasa
dipancarkan untuk menerangi semesta.”
BAB I
PENGERTIAN
Pasal 1
Adat Ambalan adalah suatu kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun dan disepakati di
dalam Ambalan serta menjadi norma bagi warga Ambalan tersebut.
BAB II
KETENTUAN ADAT
Pasal 2
1. Adat wajib dipatuhi oleh semua anggota Ambalan
2. Pemangku Adat bertindak sebagai penjaga adat dan pemimpin adat
3. Adat dilakukan terus menerus selama satu periode kepengurusan
4. Adat dapat diubah melalui Musyawarah Penegak.
5. Jika adat dilanggar atau tidak dilaksanakan, Pemangku adat wajib menegur hingga melakukan
sidang dewan kehormatan serta melakukan tindakan pada pelanggar adat
BAB III
PENGGOLONGAN ADAT
Pasal 3
Adat Ambalan digolongkan atas beberapa kategori secara umum. Penggolongan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Prosesi Khusus
2. Benda-benda Adat
3. Ulang Janji
4. Kebiasaan umum yang baik
Pasal 4
PROSESI KHUSUS
1. Prosesi khusus adalah prosesi adat yang dilakukan pada kesempatan-kesempatan khusus dan
dengan tujuan khusus pula.
2. Prosesi khusus meliputi, adat malam Ambalan, adat penerimaan tamu Ambalan, adat
penerimaan warga Ambalan, adat pelepasan tamu Ambalan, adat ulang tahun, adat penerimaan
Penegak, adat pelepasan delegasi, adat penerimaan delegasi, adat penyambutan anggota yang
telah diwisuda, dan adat pelepasan warga Ambalan.
a) Adat Penerimaan Tamu Ambalan
Adat Penerimaan Tamu Ambalan adalah prosesi yang dilakukan untuk menyambut tamu
yang datang ke Ambalan untuk berbagai keperluan seperti, tamu akan menjadi anggota gudep dan
Pasal 9
FORUM PENEGAK
Forum Penegak adalah wadah berkumpulnya para Penegak yang sebagai tempat menyalurkan
aspirasi, bertukar pikiran, dan untuk kemajuan dan perkembangan kePenegakan di Ambalan.
1. Forum Penegak berwenang mempertimbangkan kelayakan Penegak yang baru dilantik untuk
menjadi warga Penegak.
2. Forum Penegak bersifat satuan terpisah.
3. Forum dilakukan secara berkala sesuai dengan kebutuhan dan kesepakatan warga Penegak.
Pasal 10
HUKUM ADAT
4. Hukum adat adalah hukum yang mengikat seluruh anggota Ambalan dalam melaksanakan adat
Ambalan
5. Tujuan diberlakukan hukum adat adalah agar anggota Ambalan memiliki kontrol terhadap
sikapnya
6. Hukum Adat prinsipnya sama dengan sanksi pada tata laksana rumah tangga Ambalan
7. Ketentuan hukum tersebut adalah:
a. Jika ada pelanggaran adat maka Pemangku adat akan memberikan teguran secara lisan
b. Pelanggaran kedua akan ditegur secara tertulis
c. Pelanggaran ketiga akan ditegur secara tertulis dengan teguran lebih keras
d. Pelanggaran keempat, pemangku adat akan melakukan rapat Dewan Kehormatan untuk
melakukan tindakan seperti sanksi keras atau bahkan pemberhentian anggota.