Farmakognosi Jilid 1 PDF
Farmakognosi Jilid 1 PDF
615 1
Ind
f
FARMAKOGNOSI
Jilid I ( untuk kelas I )
Cetakan Ketiga
Departemen Kesehatan RI
Badan Pengembangan Dan Pemberdayaan
Sumber Daya Manusia Kesehatan
Pusdiknakes
2004
FARMAKOGNOSI
Jilid I ( untuk kelas I )
Cetakan Ketiga
Tim Penyusun :
1. Kiki Widyastuti
2. Yosi Chrysanti, S.Si., Apt.
3. E. Chamid, S.Pd.
i
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan petunjukNya, bahwa buku pegangan untuk siswa Sekolah Menengah Farmasi telah
dapat disusun kembali. Penyusunan kembali ini dikarenakan telah berlakunya kurikulum baru
yakni Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001.
Kami sangat menghargai usaha Tim Penyusun buku pegangan ini yang dikoordinir oleh
Sekretariat Bersama Sekolah Menengah Farmasi Se Indonesia dan telah melibatkan seluruh unsur
SMF Se Indonesia.
Kita harapkan buku ini sangat bermanfaat bagi siswa peserta didik, guru / tenaga pendidik
di sekolah dalam upaya peningkatan pengetahuan dan keterampilannya, untuk nantinya akan
diabdikan dalam pelayanan masyarakat di bidang farmasi khususnya dan dibidang kesehatan
umumnya.
Akhirnya untuk penyempurnaan cetakan selanjutnya kami harapkan adanya saran
perbaikan dan kritik dari semua pembaca.
iii
PENGANTAR DARI SEKBER
Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan terutama dalam bidang farmasi telah diikuti
dengan perombakan kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 1987 dengan kurikulum Sekolah
Menengah Farmasi 2001. Dalam kurikulum baru ini telah diperjelas kompetensi seorang Asisten
Apoteker berdampingan dengan peran tenaga farmasi lainnya.
Buku Farmakognosi ini disusun kembali untuk disesuaikan dengan Garis – Garis Besar
Program Pengajaran Kurikulum Sekolah Menengah Farmasi 2001 disertai dengan harapan akan
menjadi buku pegangan yang sangat bermanfaat bagi siswa Sekolah Menengah Farmasi.
Untuk cetakan ketiga ini telah diadakan beberapa koreksi / perbaikan serta penambahan beberapa
penjelasan materi sesuai dengan saran – saran yang masuk ke Sekber.
Perlu kita sadari bahwa buku ini adalah buku pegangan bagi murid dalam menerima
pelajaran, dan tentu saja buku pegangan untuk guru adalah juga beberapa referensi lainnya
sehingga diharapkan para guru dapat memperbaiki kesalahan – kesalahan seperti kesalahan
redaksional atau kesalahan cetak. Untuk itu kami sangat mengharapkan masukan – masukan
untuk penyempurnaan buku ini.
Kami sangat berterima kasih kepada Tim Penyusun, Tim Pembahas dan Editor yang telah
bekerja keras sehingga buku ini dapat terbit pada waktunya.
iv
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar iii
Pengantar Dari Sekber iv
Daftar Isi v
BAB I : PENDAHULUAN
A. Hubungan Farmakognosi Dengan Obat 1
B. Ruang Lingkup Farmakognosi 1
C. Hubungan Farmakognosi Dengan Botani – Zoologi 3
D. Hubungan Farmakognosi Dengan Ilmu – Ilmu Lain 3
E. Sejarah dan Perkembangan Farmakognosi 4
F. Ejaan Latin 4
G. Tata Nama Latin Tanaman 6
H. Tata Nama Simplisia 6
I. Tempat Tumbuh 7
J. Beberapa Definisi 7
K. Budidaya Tanaman Obat 8
L. Pengolahan Simplisia 12
M. Pemalsuan dan Penurunan Mutu Simplisia 13
N. Pemerian 14
O. Isi Simplisia 14
P. Pembuatan Serbuk Simplisia 14
Q. Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Simplisia 14
R. Penilaian Obat 16
S. Beberapa Istilah Yang Adam Hubungannya Dengan Kegunaan 16
Simplisia Dan Nama Penyakit
T. Bagian – Bagian dari Tanaman 18
U. Uraian Tentang Simplisia 18
BAB II : RHIZOMA 20
BAB IV : CORTEX 31
BAB VI : HERBA 38
v
BAB I
PENDAHULUAN
2. Obat Jadi : Yakni obat dalam keadaan murni atau campuran dalam bentuk serbuk,
cairan, salep, tablet, pil, suppositoria atau bentuk yang mempunyai
nama teknis sesuai dengan Farmakope Indonesia atau buku- buku
lain yang ditetapkan pemerintah .
3. Obat Paten : Yakni obat jadi dengan nama dagang yang terdaftar atas nama si
pembuat atau dikuasakannya dan dijual dalam bungkus asli dari
pabrik yang memproduksinya.
4. Obat Baru : Yakni obat yang terdiri dari atau berisi suatu zat baik sebagai bagian
yang berkhasiat maupun yang tidak berkhasiat, misalnya lapisan,
pengisi, pelarut, bahan pembantu atau komponen lain yang belum
dikenal, sehingga tidak diketahui khasiat atau kemurniannya.
5. Obat Tradisional : Adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan,
bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari
bahan- bahan tersebut, cara tradisional telah digunakan untuk
pengobatan berdasarkan pengalaman.
1
Alam memberikan kepada kita bahan alam darat dan laut berupa tumbuhan, hewan dan
mineral yang jika diadakan identifikasi dan menentukan sistimatikanya, maka diperoleh bahan
alam berkhasiat obat. Jika bahan alam yang berkhasiat obat ini dikoleksi, dikeringkan, diolah,
diawetkan dan disimpan, akan diperoleh bahan yang siap pakai atau simplisia, disinilah
keterkaitannya dengan farmakognosi.
Simplisia yang diperoleh dapat berupa rajangan atau serbuk. Jika dilakukan uji khasiat,
diadakan pengujian toksisitas, uji pra klinik dan uji klinik untuk menentukan fitofarmaka atau
fitomedisin ; bahan – bahan fitofarmaka inilah yang disebut obat. Bila dilakukan uji klinik, maka
akan diperoleh obat jadi.
Serbuk dari simplisia jika diekstraksi dengan menggunakan berbagai macam metode
ekstraksi dengan pemilihan pelarut , maka hasilnya disebut ekstrak. Apabila ekstrak yang
diperoleh ini diisolasi dengan pemisahan berbagai kromatografi, maka hasilnya disebut isolat.
Jika isolat ini dimurnikan, kemudian ditentukan sifat – sifat fisika dan kimiawinya akan
dihasilkan zat murni, yang selanjutnya dapat dilanjutkan penelitian tentang identifikasi,
karakterisasi, elusidasi struktur dan spektrofotometri.
Proses ekstraksi dari serbuk sampai diperoleh isolat bahan obat dibicarakan dalam
fitokimia dan analisis fitokimia. Bahan obat jika diadakan uji toksisitas dan uji pra klinik akan
didapatkan obat jadi. Mulai dari bahan obat sampat didapatnya obat jadi dapat diuraikan dalam
skema berikut :
Alam
2
Obat Tradisional Obat Tradisional Isolasi
Jamu Pemisahan
Kromatografi
Uji Toksisitas
Uji Praklinik Fitokimia
Uji Klinik
Isolat
Fitofarmaka Pemurnian
Fitomedisin Sifat Fisika
Sifat Kimia
Zat Murni
Identifikasi
Karakterisasi
Elusidasi Struktur
Spektrofotometri
Bahan Obat
Uji Toksisitas
Uji Praklinik
Obat
Farmakologi
Farmasi Klinik Uji Klinik
Obat Jadi
3
sehingga persediaan simplisia di apotik digantikan dengan sediaan – sediaan galenik yaitu,
tingtur, ekstrak, anggur dan lain – lain.
Kemudian setelah kimia organik berkembang, menyebabkan makin terdesaknya
kedudukan simplisia di apotik - apotik. Tetapi hal ini bukan berarti simplisia tidak diperlukan
lagi, hanya tempatnya tergeser ke pabrik - pabrik farmasi, Tanpa adanya simplisia di apotik
tidak akan terdapat sediaan-sediaan galenik, zat kimia murni maupun sediaan bentuk lainnya,
misalnya: serbuk, tablet, ampul, contohnya: Injeksi Kinin Antipirin, Secara sepintas Kinina
antipirin dibuat secara sintetis tetapi dari sediaan tersebut hanya Antipirin saja yang dibuat
sintetis sedangkan kinina hanya dapat diperoleh jika ada Kulit Kina, sedangkan untuk
mendapatkan kulit kina yang akan ditebang atau dikuliti adalah dari jenis Cinchona yang
dikehendaki. Untuk memperoleh jenis Cinchona yang dikehendaki tidak mungkin diambil dari
jenis Cinchona yang tumbuh liar, sehingga harus ada cara pengumpulan dan perkebunan yang
baik dan terpelihara. Dalam perkebunan ini farmakognosi erat hubungannya dengan ilmu-ilmu
lain misalnya: Biokimia, dalam pembuatan zat-zat sintetis seperti Kortison, Hidrokortison dan
lain - lainnya.
Dari contoh - contoh tersebut maka dapat diketahui bahwa ruang lingkup
Farmakognosi tidak terbatas pada pengetahuan tentang simplisia yang tertera dalam Farmakope,
tetapi meliputi pemanfaatan alam nabati- hewani dan mineral dalam berbagai aspeknya di
bidang farmasi dan Kesehatan.
F. Ejaan Latin
Meskipun alfabet Latin sama dengan alfabet yang dipergunakan dalam bahasa
Indonesia, tetapi dengan ejaan yang disempurnakan pada bahasa Indonesia, maka terrdapat
perbedaan cara pengucapan dari beberapa huruf dan rangkaian huruf.
Cara pembacaan huruf – huruf atau rangkaian – rangkaian huruf Latin yang dimaksud,
dapat kita lihat pada contoh – contoh berikut ini :
4
Huruf atau Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
rangkaian huruf
ae e Galangae ga-la-nge
Lobeliae lo-be-li-e
c k jika diikuti huruf a, o, Cacao ka-ka-o
u atau huruf mati Cola ko-la
Curcuma kur-ku-ma
Fructus Fruk -tus
c s jika diikuti huruf Cera Se-ra
e, i, y Citri Sit-tri
Glycyrrhiza Gli-si-ri-sa
cc kk jika diikuti huruf a , Succus Suk-kus
o, u
cc ks jika diikuti huruf Coccinella Kok-si-ne-la
e, i, y
ch kh jika diikuti huruf Cinchona Sin-ko-na
hidup
ch h jika diikuti huruf mati Strychni Strih-ni
eae e Dioscoreae Di-es-ko-re
eu e +u Oleum O-le-um
Cetaceum Se-ta-se-um
ff f Paraffinum Pa-ra-fi-num
ie i..+ ye Iecoris Iye-ko-ris
ii i +i Aurantii Au-ran-ti-i
j y Cajuputi Ka-yu-pu-ti
ll l Vanilla Va-ni-la
mm m Gummi Gu-mi
Ichtammolum Ih-ta-mo-lum
nh n Ipecacuanhae I-pe-ka-ku-ane
oe eu Foeniculi Feu-ni-ku-li
Asafoetida A-sa-feu-ti-da
nn n Belladonna Be-la-do-na
Sennae Se-ne
ph f Orthosiphon Or-to-si-fon
pp p hippoglossi hi-po-glo-si
qu kw quercus kwer-kus
rh r rhei re-i
rhizoma ri-zo-ma
rr r myrrha mi-ra
sh sy shorea syo-re
purshiana pur-si-a-na
ss s Cassia ka-si-a
th t Mentha men-ta
tiae sie Liquiritiae li-kwi-ri-sie
5
Huruf atau Dibaca sebagai Contoh Diucapkan sebagai
rangkaian huruf
x ks jika tertera pada Pix p iks
tengah / akhir kata
radix ra-diks
cortex kor-teks
bixa bik-sa
x s jika pada permulaan xanthorrhiza san-to-ri-za
kata
y i jika didahului dan / hydrastis hi-dras-tis
atau diikuti oleh huruf
mati maydis ma-i-dis
y y jika diapit oleh 2 huruf papaya pa-pa-ya
hidup
2 Nama latin tanaman tidak boleh lebih dari 2 perkataan, jika lebih dari 2 kata (3 kata), 2
dari 3 kata tersebut harus digabungkan dengan tanda (-) .
Contoh : Dryopteris filix – mas
Strychnos nux - vomica
Hibiscus rosa - sinensis
3 Kadang- kadang terjadi penggunaan 1 nama latin terhadap 2 tanaman yang berbeda, hal ini
disebut homonim dan keadaan seperti ini terjadi sehingga ahli botani lain keliru
menggunakan nama latin yang bersangkutan terhadap tanaman lain yang juga cocok
dengan uraian morfologis tersebut.
6
Contoh :
1. Genus + nama bagian tanaman : Cinchonae Cortex, Digitalis Folium,
Thymi Herba, Zingiberis Rhizoma
I. Tempat Tumbuh
Pengertian tumbuh adalah daerah yang banyak menghasilkan simplisia yang bersangkutan.
Data tentang tempat tumbuh asli kadang-kadang hanya mempunyai nilai sejarah dan tidak
mempunyai arti ekonomis, misalnya :
Tanaman kina yang asli terdapat dipegunungan Andez di Amerika selatan, sekarang
kultur yang ekonomis bernilai hanya dilakukan di pulau Jawa
Minyak Kenanga yang semula dikuasai produknya oleh Filipina, sekarang sebagian
besar diproduksi di kepulauan Nossi Be dan Komoro dekat Madagaskar.
Untuk keperluan tertentu, cengkeh Zanzibar ternyata lebih disukai dari cengkeh daerah
asalnya , kepulauan Maluku.
Buah Vanili asli dari Meksiko tidak lagi diproduksi di daerah asalnya, melainkan di
produksi di Tahiti, Indonesia dan kepulauan Reunion.
J. Beberapa Definisi
1 Simplisia : adalah bahan alamiah yang digunakan sebagai obat yang belum
mengalami pengolahan apapun juga, kecuali dinyatakan lain,
berupa bahan yang telah dikeringkan.
Eksudat tanaman : adalah isi sel yang secara spontan keluar dari tanaman atau isi sel
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya, atau zat-zat nabati
lainnya yang dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya
dan belum berupa zat kimia murni .
3. Simplisia hewani : adalah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian hewan atau zat-
zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa
zat kimia murni.
7
4. Simplisia mineral : adalah simplisia yang berupa mineral (pelikan) yang belum diolah
( pelikan) atau diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia
murni.
6. Glikosida : Adalah suatu zat yang oleh enzim tertentu akan terurai menjadi
satu macam gula serta satu atau lebih zat bukan gula. Contohnya
amigdalin, oleh enzim emulsin akan terurai menjadi glukosa +
benzaldehida + asam biru ( sianida).
7. Enzim : adalah suatu biokatalisator yaitu senyawa atau zat yang berfungsi
mempercepat reaksi biokimia / metabolisme dalam tubuh
organisme. Sering mempunyai nama dengan akhiran ase, seperti :
Amilase, Penisilinase dan lain- lain. Daya kerjanya dibatasi oleh
suhu , dimana pada suhu 00 C tidak akan aktif dan diatas 600 C
akan mati.
8. Vitamin : adalah suatu zat yang dalam jumlah sedikit sekali diperlukan oleh
tubuh manusia untuk membentuk metabolisme tubuh. Tubuh
manusia sendiri tidak dapat memproduksi vitamin.
9. Hormon : adalah suatu zat yang dikeluarkan oleh kelenjar endokrin yang
mempengaruhi faal tubuh dan mempengaruhi besar bentuk tubuh.
Bahan organik asing, disingkat benda asing, adalah satu atau
keseluruhan dari apa yang disebutkan dibawah ini :
a. Fragmen bagian atau bagian tanaman asal simplisia selain
bagian tanaman yang disebutkan dalam paparan makroskopik
atau bagian sedemikian yang nilai batasnya disebut monografi
8
merupakan suatu tindakan pengadaan atau penyediaan simplisia secara kontinyu dan teratur
yang sekaligus dapat merupakan suatu pelestarian nuftah. Pembudidayaan tanaman obat dapat
pula merupakan usaha utama atau sambilan yang dapat menambah pendapatan keluarga.
Dipekarangan pengembangan TOGA (tanaman obat keluarga) berarti pendayagunaan
lahan untuk untuk memenuhi nilai estetika maupun untuk keperluan kesehatan. Umumnya
simplisia hasil budidaya pedesaan mutunya belum tinggi. Hal ini umumnya karena kurang
intensifnya penanaman, meliputi cara bertanam, pemeliharaan dan panen. Bahkan sering
penentuan waktu panen lebih banyak berorientasi kepada harga pasar dari pada stadia tumbuh
yang erat hubungannya dengan tingginya hasil dan kualitas.
Budidaya tanaman obat pada hakekatnya adalah suatu cara pengelolaan sehingga suatu
tanaman obat dapat mendatangkan hasil tinggi dan bermutu baik. Keadaan ini bisa terjadi jika
tanaman dapat tumbuh pada lingkungan yang sesuai , antara lain pada kesuburan tanah sepadan,
iklim yang sesuai dengan teknologi tepat guna.
c. Pembuatan teras – teras apabila tanah terlalu miring,agar erosi dapat diperkecil,
misal dalam penanaman Sereh (Cymbopogon nardus ).
9
d. Pengolahan tanah intensif, diusahakan bebas gulma pada awal
pertumbuhan, yaitu untuk tanaman obat berhabitur perdu seperti
Kumis kucing (Orthosiphon stamineus), Mentol (Mentha piperita), Timi
(Thymus vulgaris)
2. Penanaman
Dalam penanaman dikenal dua cara utama yaitu penanaman bahan tanaman
(benih atau stek ) secara langsung pada lahan dan disemaikan dahulu baru kemudian
diadakan pemindahan tanaman ke lahan yang telah disediakan atau disiapkan. Umumnya
persemaian diadakan terutama bagi tanaman yang pada waktu masih kecil memerlukan
pemeliharaan intensif. Tanpa perlakuan tersebut akan mengakibatkan tingkat kematian yang
tinggi. Disamping itu persemaian diperlukan apabila benih terlalu kecil sehingga sulit
untuk mengatur tanaman sesuai dengan perkembangan teknologi tepat guna.
Tujuan lain dari adanya persemaian agar dapat memanfaatkan (menghemat)
waktu musim tanam tiba (umumnya pada awal musim hujan), sehingga pada saat musim
tiba tanaman telah mengawali tumbuh lebih dahulu. Contohnya temulawak (Curcuma
xanthorrhiza), rimpang ditunaskan lebih dahulu pada persemaian yang lembab dan agak
gelap, baru kemudian belahan rimpang dengan tunasnya ditanam di lahan.
Hal-hal yang perlu mendapat pertimbangan pada penanaman tanaman obat antara
lain :
a. Mengingat pada umumnya penanaman pada lahan kering tanpa irigasi dan
cuaca cukup panas maka penanaman dilakukan pada awal musim hujan .
b. Penanaman dengan jarak atau baris teratur akan lebih baik dipandang dari segi
fisiologi tanaman pemeliharaan dan estetika.
c. Penanaman secara tunggal (monokultur) terutama bagi tanaman yang tidak
tahan cahaya matahari, misalnya Mentol (Mentha piperita).
d. Penanaman ganda dapat dilakukan pada tanaman yang memerlukan naungan
ataupun untuk pertumbuhannya dapat beradaptasi terhadap sinar matahari tidak
langsung, misalnya Kemukus (Piper cubeba) . Tanaman yang dapat saling
bertoleransi terhadap persaingan karena dapat memenuhi beberapa tujuan antara
lain : memperluas areal tanam (pada satu tempat dan waktu bersamaan ditanam
lebih dari satu macam tanaman), menghemat pemeliharaan, memperkecil resiko
kegagalan panen. Penggunaan alat penopang bagi tanaman obat yang berbatang
merambat dengan sistem tanaman ganda, tiang penopang dapat saja diganti
dengan tanaman tegak lalu yang dapat juga menghasilkan.
e. Populasi tanaman erat hubungannya dengan hasil, antara lain dipengaruhi oleh
terjadinya persaingan antara tanaman dan kesuburan tanah.
3. Pemeliharaan tanaman
Beberapa faktor penghambat produksi, misalnya gulma, hama penyakit harus
ditekan sehingga batas tertentu. Demikian pula faktor penghambat lingkungan fisik
dan kimia , seperti kekurangan air, tingginya suhu, kesuburan tanah, hendaknya
10
diperkecil pengaruhnya. Perlu dilakukan pemupukan, misalnya pemupukan nitrogen pada
kandungan alkaloida pada tanaman tembakau ( Nicotiana tobacum) . Demikian pula
tindakan pemangkasan merupakan bentuk pemeliharaan lain.
Beberapa tindakan pemeliharaan pada tanaman obat adalah :
a. Bibit yang mudah layu, perlu adanya penyesuaian waktu tanamnya sehingga
tidak mendapat sinar matahari berlebihan, misalnya penanaman Tempuyung
(Sonchus arvensis) hendaknya dilakukan pada sore hari dan diberi naungan
sementara.
b. Penyiangan yang intensif guna menekan populasi gulma disamping dapat
mengurangi kesempatan tumbuh tanaman usaha juga dapat mengganggu
kebersihan hasil pada saat panen ( misal pada tanaman Mentha arvensis)
c. Penimbunan dan penggemburan dilakukan agar memperbaiki sifat tanah
tempat tumbuh.
d. Perbaikan saluran drainase untuk mencegah terjadinya genangan atau kelebihan
air yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman.
e. Untuk mengurangi evaporasi (penguapan) air tanah, sehingga kelembaban
tanah dapat tetap sesuai , dilakukan pemberian mulsa. Misalnya pada tanaman
Jahe ( Zingiber officinale) pemberian mulsa jerami dapat menaikkan hasil
sebesar 35 % .
f. Pemangkasan bunga, yang berarti mencegah perubahan fase vegetatif ke
generatif yang banyak memerlukan energi, sehingga kandungan bahan
berkhasiat sebagai sumber energi tidak berkurang. Pada tanaman Dioscorea
compositae kandungan glikosida diosgenin dapat bertambah dengan dilakukan
pemangkasan bunga.
g. Pemangkasan pucuk batang akan menstimulir percabangan, sehingga dapat
menambah jumlah daun yang tumbuh serta kandungan alkaloida dalam akar
bertambah. Misalnya pada tanaman Kumiskucing ( Orthosiphon stamineus).
h. Pemupukan nitrogen dapat meningkatkan kandungan alkaloida dalam akar
Pule pandak ( Rauwolfia serpentina).
11
d. Buah dipetik menjelang masak, misal Solanum laciniatum sedangkan adas
(Anethum graveolens) dipetik setelah masak benar.
e. Biji dipungut sebaiknya pada saat buah masak
f. Kulit diambil sewaktu bertunas
L. Pengolahan Simplisia
1. Pengeringan
Hasil panen tanaman obat untuk dibuat simplisia umumnya perlu segera
dikeringkan. Tujuan pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air, untuk menjamin
dalam penyimpanan, mencegah pertumbuhan jamur, serta mencegah terjadinya proses
atau reaksi enzimatika yang dapat menurunkan mutu.
Dalam pengeringan faktor yang penting adalah suhu, kelembaban dan aliran udara
( ventilasi ). Sumber suhu dapat berasal dari matahari atau dapat pula dari suhu buatan.
Umumnya pengeringan bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri atau
komponen lain yang termolabil, hendaknya dilakukan pada suhu tidak terlalu tinggi dengan
aliran udara berlengas rendah secara teratur. Untuk simplisia yang mengandung alkaloida,
umumnya dikeringkan pada suhu kurang dari 70 0 C.
Agar dalam pengeringan tidak terjadi proses pembusukan , hendaknya simplisia
jangan tertumpuk terlalu tebal. Sehingga proses penguapan berlangsung dengan cepat.
Sering suhu yang tidak terlalu tinggi dapat menyebabkan warna simplisia menjadi lebih
menarik. Misalnya pada pengeringanTemulawak suhu awal pengeringan dengan panas
buatan antara 50 0– 55 0 C.
2. Pengawetan
Simplisia nabati atau simplisia hewani harus dihindarkan dari serangga atau
cemaran atau mikroba dengan penambahan kloroform, CCl4, eter atau pemberian bahan
atau penggunaan cara yang sesuai, sehingga tidak meninggalkan sisa yang membahayakan
kesehatan.
3. Wadah
Wadah adalah tempat penyimpanan artikel dan dapat berhubungan langsung atau
tidak langsung dengan artikel. Wadah langsung (wadah primer) adalah wadah yang
langsung berhubungan dengan artikel sepanjang waktu. Sedangkan wadah yang tidak
bersentuhan langsung dengan artikel disebut wadah sekunder.
Wadah dan sumbatnya tidak boleh mempengaruhi bahan yang disimpan
didalamnya baik secara fisika maupun kimia, yang dapat mengakibatkan perubahan
kekuatan, mutu atau kemurniannya hingga tidak memenuhi persyaratan resmi.
Wadah tertutup baik : harus melindungi isi terhadap masuknya bahan padat dan
mencegah kehilangan bahan selama penanganan, pengangkutan, penyimpanan dan
distribusi.
4. Suhu penyimpanan
Dingin : adalah suhu tidak lebih dari 80C, Lemari pendingin mempunyai suhu antara
20C– 80C, sedangkan lemari pembeku mempunyai suhu antara -200C dan -100C.
Sejuk : adalah suhu antara 80C dan 150C. Kecuali dinyatakan lain, bahan yang harus di
simpan pada suhu sejuk dapat disimpan pada lemari pendingin.
12
Suhu kamar : adalah suhu pada ruang kerja. Suhu kamar terkendali adalah suhu yang
di atur antara 150 dan 300.
Hangat : hangat adalah suhu antara 300 dan 400 .
Panas berlebih : panas berlebih adalah suhu di atas 400.
6. Kemurnian Simplisia
Persyaratan simplisia nabati dan simplisia hewani diberlakukan pada simplisia
yang diperdagangkan, tetapi pada simplisia yang digunakan untuk suatu pembuatan
atau isolasi minyak atsiri, alkaloida, glikosida, atau zat aktif lain, tidak harus memenuhi
persyaratan tersebut.
Persyaratan yang membedakan strukrur mikroskopik serbuk yang berasal dari
simplisia nabati atau simplisia hewani dapat tercakup dalam masing – masing
monografi, sebagai petunjuk identitas, mutu atau kemurniannya.
7. Benda asing
Simplisia nabati dan simplisia hewani tidak boleh mengandung organisme
patogen, dan harus bebas dari cemaran mikro organisme , serangga dan binatang lain
maupun kotoran hewan . Simplisia tidak boleh menyimpang bau dan warna, tidak boleh
mengandung lendir , atau menunjukan adanya kerusakan. Sebelum diserbukkan simplisia
nabati harus dibebaskan dari pasir, debu, atau pengotoran lain yang berasal dari tanah
maupun benda anorganik asing.
Dalam perdagangan , jarang dijumpai simplisia nabati tanpa terikut atau tercampur
bagian lain , maupun bagian asing, yang biasanya tidak mempengaruhi simplisianya
sendiri. Simplisia tidak boleh mengandung bahan asing atau sisa yang beracun atau
membahayakan kesehatan. Bahan asing termasuk bagian lain tanaman yang tidak
dinyatakan dalam paparan monografi.
13
Simplisia dinyatakan tercampur jika secara tidak sengaja terdapat bersama-sama bahan-
bahan atau bagian tanaman lain, misalnya kuncup Cengkeh tercampur dengan tangkai Cengkeh,
daun Sena tercampur dengan tangkai daun.
Simplisia dianggap dipalsukan jika secara sengaja diganti, diolah atau ditambahi bahan
lain yang tidak semestinya. Misalnya minyak zaitun diganti minyak biji kapas, tetapi tetap dijual
dengan nama minyak Zaitun. Tepung jahe yang ditambahi pati terigu agar bobotnya bertambah,
ditambah serbuk cabe agar tetap ada rasa pedasnya, ditambah serbuk temulawak agar warnanya
tampak seperti keadaan semula.
N. Pemerian
Adalah uraian tentang bentuk, bau, rasa, warna simplisia, jadi merupakan informasi
yang diperlukan pada pengamatan terhadap simplisia nabati yang berupa bagian tanaman ( kulit,
daun, akar dan sebagainya ).
O. Isi Simplisia
Isi simplisia dibagi dalam dua kelompok, yaitu isi utama dan isi tambahan. Keterangan
tentang isi kadang-kadang malah merupakan kunci dalam sediaan-sediaan galenik.
14
Catatan: Bulatkan harga n ke angka yang lebih tinggi.
Contoh bahan harus diambil pada bagian atas, tengah dan bawah dari setiap wadah. Jika
contoh bahan terdiri dari bagian – bagian berukuran 1 cm atau lebih kecil dan untuk semua
bahan yang diserbukkan atau digiling, lakukan pengambilan contoh dengan menggunakan suatu
alat pengambil contoh yang dapat menembus bahan dari bagian atas ke bagian bawah wadah,
tidak kurang dari dua kali pengambilan yang dilakukan pada arah yang berlawanan. Jika bahan
berupa bagian dengan ukuran lebih dari 1 cm, lakukan pengambilan contoh dengan tangan. Untuk
bahan dalam wadah atau bungkus yang besar pengambilan contoh harus dilakukan pada
kedalaman 10 cm, karena kelembaban bagian permukaan mungkin berbeda dengan bagian dalam.
Persiapkan contoh dalam skala besar dengan menggabungkan dan mencampurkan setiap contoh
yang telah diambil dari setiap wadah yang telah terbuka , dan jaga jangan sampai terjadi kenaikan
tingkat fragmentasi atau mempengaruhi derajat kelembaban secara bermakna.
Tebarkan contoh menjadi suatu lapisan tipis dan pisahkan bahan organik asing dengan
tangan sesempurna mungkin. Timbang dan hitung prosentase bahan organik asing terhadap
bobot contoh yang digunakan.
15
R. Penilaian Obat
Ada 5 macam cara pemeriksaan untuk menilai simplisia
1. Secara Organoleptik
Adalah cara pemeriksaan dengan pancaindera dan meliputi pemeriksaan terhadap bentuk,
bau, rasa pada lidah dan tangan, kadang- kadang pengamatan dengan pendengaran, dalam hal ini
diperhatikan bentuk, ukuran, warna bagian luar dan bagian dalam, retakan- retakan atau
gambaran–gambaran dan susunan bahannya (berserat-serat, bergumpal,dan lain sebagainya).
Pemeriksaan secara organoleptik harus dilakukan lebih dahulu sebelum dilakukan pemerikaan
dengan cara lain, karena pada umumnya pemeriksaan baru dilanjutkan jika penilaian organoleptik
memberikan hasil baik . Pada simplisia bentuk serbuk, pemeriksaan secara mikroskopik dapat
dilakukan secara serentak dengan cara organoleptik .
2. Secara Mikroskopik
Umumnya meliputi pengamatan terhadap irisan melintang dan terhadap serbuk.
3. Secara Fisika
Meliputi penetapan daya larut , bobot jenis, rotasi optik, titik lebur, titik beku, kadar air,
sifat-sifat simplisia di bawah sinar ultra violet, pengamatan mikroskopik dengan sinar polarisasi
dan lain sebagainya.
4. Secara Kimia
Yang bersifat kwalitatif disebut identifikasi dan pada umumnya berupa reaksi warna atau
pengendapan. Sebelum reaksi-reaksi tersebut dilakukan terlebih dahulu diadakan isolasi terhadap
zat yang dikehendaki , misalnya isolasi dengan cara pelarutan, penyaringan dan mikrosublimasi.
Pemeriksaan secara kimia yang bersifat kwantitatif disebut penetapan kadar.
S. Beberapa Istilah Yang Ada Hubungannya Dengan Kegunaan Simplisia Dan Nama
Penyakit
1. Amara Menambah nafsu makan / pahitan
2. Anhidrotika Mengurangi keluarnya keringat
3. Stomakika Memacu enzim – enzim pencernaan
4. Analgetika Mengurangi rasa nyeri
5. Antelmintika Membasmi cacing dari dalam tubuh manusia
6. Anti fungi Membasmi jamur, terutama jamur pada kulit,
misalnya panu .
7. Anti hipertensi Menurunkan tekanan darah.
8. Anti piretika Menurunkan suhu badan
9. Anti emetika Mencegah atau menghilangkan mual atau muntah
16
10. Anti diare Menghentikan buang air besar , mencret atau murus
11. Anti neuralgia Menghilangkan rasa sakit / nyeri di kepala
12. Anti reumatika Menghilangkan rasa sakit pada encok / rematik
13. Anti spasmodika Pereda / pelawan keadaan kejang pada tubuh (pereda kejang)
14. Anti septika Membasmi kuman ( desinfektika )
15. Antidotum Penawar racun
16. Antitusif Pereda batuk
17. Ekspetoransia Mengurangi batuk berdahak
18. Anti diabetika Untuk mengobati kencing manis
19. Anti hemoroida Untuk mengobati wasir
20. Anti iritansia Mencegah perangsangan pada kulit dan selaput lendir
21. Astringensia Menciutkan selaput lendir atau pori / pengelat
22. Cardiaka Untuk jantung
23. Cardiotonika Untuk penguat kerja jantung
24. Cholagoga Membantu fungsi dari empedu
25. Dismenorrhoe Untuk mengobati nyeri haid
26. Diaforetika / Sudorifika Memperbanyak keluarnya keringat / peluruh keringat
27. Digestiva Merangsang pencernaan makanan
28. Diuretika Melancarkan keluarnya air seni / peluruh air seni
29. Dilatator Melebarkan pembuluh darah
30. Depuratif Pembersih darah
31. Emenagoga Memperbanyak keluarnya haid / peluruh haid
32. Emetika Menyebabkan muntah
33. Gonorrhoe Kencing nanah
34. Hair tonic Menguatkan atau menyuburkan rambut
35 Holitosis Menyegarkan nafas
36. Hemostatika Menghentikan perdarahan
37. Insektisida Membasmi serangga
38. Konstipasi Sembelit / susah buang air besar
39. Karminativa Mengeluarkan angin dari dalam tubuh manusia
40. Laktagoga Memperlancar air susu ibu
41. Laktifuga Menghentikan atau mengurangi air susu ibu
17
42. Litotriptika Menghancurkan batu pada kandung kemih
43. Laxantia, laksativa, Melancarkan buang air besar / pencahar
purgativa
44. Skorbut Sariawan, gusi berdarah karena kekurangan vitamin C
45. Vasodilatansia Memperlebar pembuluh darah
46. Nephrolithiasis Penyakit kencing batu
47. Urolithiasis Adanya batu dalam saluran air kemih
48. Parkinson Penyakit dengan ciri adanya tremor (gemetar), tangan serta
kaki bergemetaran pada waktu diam
49. Parkinsonisme Penyakit yang mirip parkinson
50. Parasimpatolitika Pelawan efek perangsang saraf parasimpatik
51. Pertusis Batuk rejan / batuk seratus hari
52. Roboransia / tonikum Obat kuat
53. Skabicida Obat kudis
54. Sedativa Obat penenang
55. Hipotiroidisme Kekurangan aktivitas dari kelenjar gondok
56. Trikhomoniasis Penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur yang hidup di atas
kulit (dermatofyt), jamurnya adalah Trichofyton
18
2. Uraian masing-masing simplisia meliputi :
a. Nama dan sinonim / nama lain simplisia
b. Tanaman asal simplisia
c. Familia atau keluarga simplisia
d. Isi / zat berkhasiat utama dan persyaratan kadar
e. Penggunaannya
f. Pemerian
g. Bagian yang digunakan
h. Keterangan mengenai :
- Sediaan atau preparat yang terdapat di FI dan Form . Nas yang masih
digunakan
- Penyimpanan
- Jenis – jenisnya
- Waktu panen / cara memproleh
- Keterangan lain yang dianggap perlu
19
BAB II
RHIZOMA
20
- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun mulai kering, dibersihkan dari
semua bagian tanaman lain,tetapi tidak dikupas, biasanya
diperoleh dari tanaman berumur 1 tahun. Bila panenan dilakukan
kurang dari 1 tahun hasilnya berkurang, dan bila lebih dari 1
tahun hasilnya masih dapat ditingkatkan.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
3. CURCUMAE RHIZOMA ( FI )
Nama lain : Temu lawak, Koneng gede
Nama tanaman asal : Curcuma xanthorrhiza (Roxb)
Keluarga : Zingiberaceae
Zat berkhasiat utama/isi : Minyak atsiri yang mengandung felandren dan tumerol, zat
warna kurkumin, pati. Kadar minyak atsiri tidak kurang dari
8,2 % b/v
Penggunaan : Kolagoga , antispasmodika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan : Kepingan akar tinggal
Keterangan :
- Waktu panen : Panenan dilakukan apabila daun dan bagian diatas yang sudah
mengering. Untuk daerah yang musim kemaraunya jelas
penanamannya dilakukan pada musim kemarau berikutnya .
Di daerah yang banyak dan merata curah hujannya dan tidak
jelas musim kemaraunya tanaman dapat dipanen pada umur 9
bulan atau lebih. Cara panen dilakukan dengan membongkar
rimpang menggunakan garpu
21
Bagian yang digunakan : Kepingan – kepingan akar tinggal yang dikeringkan
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
22
8. IMPERATAE RHIZOMA (MMI)
23
dikeringkan.
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
Jenis – jenis jahe : 1. Jahe putih besar, rimpangnya lebih besar dan ruas
berdasarkan bentuk : rimpangnya lebih menggembung.
2. Jahe putih kecil, ruasnya kecil agak rata sampai sedikit
menggembung.
3. Jahe merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari
jahe putih kecil
Jenis – jenis jahe 1. Jahe segar yang direndam dalam air mendidih, kemudian
berdasarkan pengolahan dikeringkan cepat- cepat disebut Jahe hitam (Black ginger)
2. Jahe segar yang dicuci secara hati – hati dikupas lapisan
gabus dan dicuci berulang - ulang dan dikelantang,. Jika
dimaserasi dengan air kapur akan nampak putih karena
lapisan kapurnya dan disebut Jahe putih (White ginger).
3. Jahe segar atau yang dikeringkan tanpa pengolahan khusus
dan dipakai untuk bumbu masak disebut Jahe hijau (Green
ginger)
24
Pemerian : Bau aromatik, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar tinggal
Keterangan :
- Waktu panen :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
25
BAB III
RADIX
26
3. ELEPHANTOPI RADIX (MMI)
Nama lain : Akar tapak leman
Nama tanaman asal : Elephantopus scaber
Keluarga : Asteraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Flavonoid glucosidal
Penggunaan : Anti demam
27
6. IPECACUANHAE RADIX (MMI)
Nama lain : Akar Ipeka, akar muntah
Nama tanaman asal : Cephaelis ipecacuanha , Cephaelis acuminata,
Uragoga ipecacuanha, Psychotria ipecacuanha
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid emetina, sefaelina, psikotrina, emetina,
orthomethil, sikotrina
Persyaratan kadar : Kadar emetin 2 ,0 %
Penggunaan : Dalam jumlah amat kecil sebagai menambah nafsu makan
Dalam jumlah sedang sebagai diaforetika dan ekspektoransia
Dalam jumlah besar sebagai emetika
Pemerian : Bau lemah , rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar / campuran akar / pangkal batang
Keterangan :
- Sediaan : Opii Pulvis Compositus (FI), Ipecacuanhae Pulvis (FI),
Ipecacuanhae tinctur (EFI)
- Waktu panen : Dikumpulkan pada bulan Januari, Maret, seluruh tanaman
dicabut dan dipisahk an akar - akarnya
- Jenis – jenisnya : Ipeka Rio ; diperoleh dari Cephaelis ipecacuanha
Potongan – potongan agak bengkok, warna merah bata tua
sampai coklat tua, sebelah luar penebalan cincin, rapat dan
melingkar sempurna.
Ipeka Panama : diperoleh dari Cephaelis acuminata
Warna coklat keabuan atau coklat kemerahan, cincin hanya
melingkar sampai tengah batang,
Ipeca Cartagena : lebih gelap dan tidak banyak buku-
bukunya, warna sama dengan Ipeka Panama
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
28
8. RAUWOLFIAE SERPENTINAE RADIX (FI)
Nama lain : Akar Pulepandak
Nama tanaman asal : Rauwolfia serpentina
Keluarga : Apocynaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloid – alkaloid : aymalin, aymalisina, aymalinina,
serpentina, reserpina,
Persyaratan kadar : Alkaloid sejenis reserpina, dihitung sebagai reserpina
tidak kurang dari 0,15 %
Penggunaan : Antihipertensi dan gangguan neuropsikhiatrik
Pemerian : Tidak berbau, rasa pahit
Bagian yang digunakan : Akar dan pangkal batang
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
29
10. VALERIANA RADIX
Nama lain : Akar valerian
Nama tanaman asal : Valeriana officinalis
Keluarga : Valerianaceae
Zat berkhasiat utama/ isi : Minyak atsiri yang mengandung ester borneo
(ester dengan format). Alkaloida - alkaloida katinina dan
valerianin, zat penyamak.
Persyaratan kadar : Kadar minyak atsiri tidak kurang dari 0,8 %
Penggunaan : Sedativa
Pemerian : Bau khas, rasa pedas, agak pahit.
Bagian yang digunakan : Akar cabang berikut pangkal batang dan batang dibawah
tanah
Keterangan :
- Sediaan : Valerianae tinctura (FI) untuk : Beladon Digitalis
Valerianae Tinctura, Brometori Valerianae Potio
- Waktu panen : Dikumpulkan pada waktu daun meluruh
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
30
BAB IV
CORTEX
31
3. BURMANI CORTEX ( MMI)
Nama lain : Kulit manis jangan, Kulit kayu manis padang, Keningar
Nama tanaman asal : Cinnamomum Burmani (Blume)
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung sinamil aldehid, sinamil
asetat, borneol, simen. Zat penyamak, damar, bornil asetat
Penggunaan : Diaforetika, karminativa, anti iritansia, bahan pewangi,
bumbu masak
Pemerian : Bau khas, rasa manis
Bagian yang digunakan : Kulit batang
Keterangan :
- Waktu panen : Panen pada umur 8 tahun, semakin tua umur tanaman, kulit
relatif lebih tebal dan volume kulit pohon bertambah pula,
sehingga kualitas dan kuantitas produksi akan lebih baik.
32
4. CINCHONAE CORTEX (FI)
Nama lain : Kulit kina, Peruvian bark, Jesuit bark
Nama tanaman asal : Cinchona succirubra
Keluarga : Rubiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida kinina, sinkonina, sinkodina, kina tanat, kinidin,
asam tanat, asam kina, damar, malam
Persyaratan kadar : Kadar kinin tidak kurang dari 8,0 %
Penggunaan : Antipiretika, antimalaria, amara.
Pemerian : Bau khas terutama dari kulit dahan, pada penyimpanan lama
bau menghilang, rasa pahit dan kelat.
Bagian yang digunakan : Kulit batang , kulit dahan, kulit akar
Keterangan :
- Sediaan : Cinchonae extractum
- Perbedaan : - Cinchona succirubra berisi 9 % alkaloida.
- Cinchona ledgeriana berisi 6 - 10 % alkaloida.
- Cinchona calisaya berisi 6 - 8 % alkaloida
- Untuk memperoleh banyak kulit ditanam
Cinchona succirubra
- Untuk mendapat banyak alkaloida ditanam
Cinchona ledgeriana .
- Untuk cepat-cepat mendapat banyak alkaloida ditanam
Cinchona ledgeriana diatas Cinchona succirubra secara
okulasi.
33
5. CINNAMOMI CORTEX (FI)
Nama lain : Kulit Kayumanis, Ceylon Cinnamon
Nama tanaman asal : Cinnamomum zeylanicum (BI)
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri yang mengandung egenol sinamilaldehida, zat
penyamak, pati, lendir
Penggunaan : Karminativa, menghangatkan lambung, dicampur dengan
adstringensia lainnya untuk obat mencret
Pemerian : Bau aromatik, rasa pedas dan manis.
Bagian yang digunakan : Kulit bagian dalam yang diperoleh dari anak batang yang
telah dipangkas.
Keterangan :
- Cara panen Tanaman yang berumur 2-3 tahun dipotong beberapa cm
diatas tanah. Tunas-tunas baru dipilih 5-6 buah dan
dibiarkan tumbuh untuk dipotong lagi setelah mencapai
tinggi 2-3 meter.
Panen dilakukan pada musim hujan, batang-batang dikulit
arah memanjang menjadi 2 bagian atau lebih. Diberkas dan
didiamkan beberapa lama supaya terjadi fermentasi yang
nanti mempermudah pengikisan epidermis dan jaringan hijau
dibawah epidermis.
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
34
8. LITSEAE CORTEX (MMI)
Nama lain : Kulit krangean., Krangean
Nama tanaman asal : Litsea cubeba (Lour) Pers
Keluarga : Lauraceae
Zat berkhasiat utama / isi : Minyak atsiri mengandung sitral, limonen, sapinen,
metilheptanon, sitronelal. Tanin galat, allagat.
Penggunaan : Karminativa, spasmolitika, stomakika
Pemerian : Bau khas aromatik, rasa agak pedas., dan agak pahit.
Bagian yang digunakan : Kulit batang
Keterangan :
-Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
35
BAB V
BULBUS, CORMUS, LIGNUM, CAULIS, TUBER
36
Pemerian : Bau lemah, rasa tajam dan pahit
Bagian yang digunakan : Irisan-irisan umbi akar
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
5. SAPPAN LIGNUM
Nama lain : Kayu secang
Nama tanaman asal : Caesalpinia sappan (L)
Keluarga : Caesalpiniaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Brazilin, zat warna merah sappan, asam tanat, asam galat
Penggunaan : Astringensia.
Pemerian : Tidak berbau, rasa kelat.
Bagian yang digunakan : Irisan -irisan kecil atau serutan - serutan kayu.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
37
BAB VI
HERBA
1. ANDROGRAPHIDIS HERBA
2. BELLADONNAE HERBA
3. CENTELLAE HERBA
4. EQUISETI HERBA
5. EPHEDRAE EQUISETINAE HERBA
6. HIRTAE HERBA
7. HYOSCYAMI HERBA
8. MENTHAE ARVENSITIS HERBA
9. MENTHAE PIPERITAE HERBA
10. PHYLLANTHI HERBA
11. SERPYLLI HERBA
12. STRAMONII HERBA
13. THYMI HERBA
1. ANDROGRAPHIDIS HERBA
Nama lain : Sambiloto
Nama tanaman asal : Andrographis paniculata (Nees)
Keluarga : Acanthaceae
Zat berkhasiat utama / isi : 2 macam zat pahit yaitu suatu hablur kuning (androgon folida)
yang rasanya sangat pahit) dan kalmegin (zat amorf).
Minyak atsiri, alkaloida, asam kersik, damar, garam alkali.
Penggunaan : Tonikum, antipiretika, diuretika.
Pemerian : Tidak berbau, rasa sangat pahit.
Bagian yang digunakan : Ranting berdaun.
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik.
38
Bagian yang digunakan : Daun atau campuran daun dan pucuk berbunga
Keterangan :
- Sediaan : Belladonnae Pulvis (FI), Belladonnae Tinctura (FI) untuk :
Belladon Digitalis Valeriana Tinctura, Belladonnae
Extractum (FI)
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
39
6. HIRTAE HERBA (MMI)
Nama lain : Patikan kebo, gendong anak
Nama tanaman asal : Euphorbia hirta (L)
Keluarga : Euphorbiaceae
Zat berkhasiat utama / isi : Alkaloida dan damar
Penggunaan : Obat batuk dan sedativa
Pemerian : Bau lemah, rasa agak pahit
Bagian yang digunakan : Seluruh tanaman
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
40
- Jenis - jenis : - Menthae arvensis (L) varietas Javanica dapat tumbuh
secara alamiah, ditanam di pulau Jawa = daun Poko Jawa
- Menthae arvensis varietas piperacens yang berasal dari
Jepang, Brazilia dan Taiwan = daun Poko Jepang
- Menthae arvensis varietas sachalinensis dapat tumbuh
secara alamiah di Jepang
- Menthae arvensis varietas glabrata, tumbuh secara
alamiah dan ditanam di daratan Cina = daun Poko Cina
41
Penggunaan : Ekspektoransia
Pemerian : Bau aromatik , rasa pedas dan sejuk
Bagian yang digunakan : Daun dan pucuk batang
Keterangan :
- Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik dan terlindung cahaya.
42