Anda di halaman 1dari 33

STANDAR KURIKULUM TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR'AN

A. Tinjauan Standar Nasional Pendidikan

1. Pengertian Standar Nasional Pendidikan


Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sebagaimana yang telah diatur dalam Undang-Undang Republik Indonesia
No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mukia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokrasi serta bertanggungjawab dan Undang-Undang No.19 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
mengatur standar pendidikan di Indonesia.
Sedangkan arti dari standar itu sendiri adalah pernyatan-pernyataan yang luas tentang praktek dan
merefleksikan tingkat kualitas yang diinginkan, dan berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia arti dari
stadarisasi adalah penyesuaian bentuk (ukuran, kualitas, dsb) dengan pedoman (standar) yang ditetapkan;
pembakuan, perlu adanya standarisasi.
Standar Nasional Pendidikan adalah kriteria minimal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara
Kesatuan Republik Indonesia, yang di dalamnya meliputi:
a. Standar isi.
b. Standar proses.
c. Standar kompetensi lulusan.
d. Standar pendidikan dan tenaga kependidikan.
e. Standar sarana dan prasarana.
f. Standar pengelolaan.
g. Standar pembiayaan.
h. Standar penilaian.
Sebagimana tercantum dalam Bab X, pasal 36 ayat 3 bahwasanya kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangaka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan:
a. Peningkatan iman dan takwa.
b. Peningkatan akhlak mualia.
c. Peningkatan potensi, keceradsan, dan minat peserta didik.
d. Keragaman potensi daerah dan lingkungan .
e. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional.
f. Tuntutan dunia kerja.
g. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
h. Agama.
i. Dinamika perkembangan global, dan
j. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

2. Standar Kurikulum Taman Pendidikan al-Qur'an


Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 31 ayat 3 berbunyi: "Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang menigkatkan keimanan dan
ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa". Atas dasar amanat Undang-
Undang Dasar 1945 tersebut, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pada
Pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab. Dalam penjelasan
umum Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ditegaskan bahwa strategi
pertama dalam melaksanakan pembaruan sistem pendidikan nasional adalah " pelakasanaan pendidikan agama
dan akhlak mulia".
Dalam hal ini berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan Pasal 24 ayat 1 menyatakan bahwa: "tujuan pendidikan al-Qur'an adalah
meningkatakan kemampuan peserta didik membaca, menulis, memahami, dan mengamalkan kandungan al-
Qur'an". Pendidikan al-Qur'an terdiri dari:
a. Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKQ).
b. Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPQ).
c. Ta'limul Qur'an lil Aulad (TQA).
d. Dan bentuk lain yang sejenis.
Sedangkan kurikulum pendidikan al-Qur'an adalah membaca, menulis, dan menghafal ayat-ayat al-Qur'an, tajwid
serta menghafal do'a-do'a utama yang tertulis dalam pasal 24 ayat 5.

B. Tinjauan Taman Pendidikan Al-Qur'an

1. Pengertian Taman Pendidikan Al-Qur'an


Sejak agama Islam masuk ke Indonesia sampai saat ini upaya penyebaran dan penanaman nilai-nilai Islam
kepada masyarakat terus dilakukan dan bahkan makin ditingkatkan, baik oleh pemerintah (Departemen Agama)
maupun lembaga-lembaga keagamaan mulai dari tingkat pedesaan/ kelurahan sampai di kota-kota besar.
Bentuk kegiatan penyebarluasan dan penanaman nilai-nilai Islam itu sangat bervariasi sesuai dengan situasi dan
kondisi lingkungan/ daerah setempat antara lain melalui sarana:
a. Pondok Pesantren.
b. Guru Ngaji (di rumah, langgar, masjid).
c. Madrasah Diniyah (lembaga non formal).
d. Taman Kanak-kanak Al-Qur'an dan Taman Pendidikan Al-Qur'an (TKA/ TPQ).
Pendidikan Agama merupakan bagian dari sistem pendidikan nasional memiliki arti penting dalam
mensukseskan program pembangunan nasional, oleh sebab itu seluruh aktifitas pemerintah dan masyarakat
yang mengarah pada penanaman nilai-nilai rohani/ keagamaan perlu mendapat perhatian dan dukungan dari
semua pihak.
Dalam UU Nomor 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 4 ditegaskan bahwa salasatu
ciri manusia Indonesia yangmenjadi tujuan Pendidikan Nasional ialah manusia yang beriman dan bertaqwa.
Untuk menjadikan manusia Indonesia beriman dan bertaqwa itulah, diperlukan pendidikan keimanan dan
ketaqwaan, yang kita kenal dengan pendidikan agama.
Pengertian Taman Kanak-kanak Al-Qur'an (TKQ) adalah lembaga pendidikan dan pengajaran al-Qur'an bagi
anak usia 4 sampai 6 tahun. Sedangkan Taman Pendidikan al-Qur'an (TPQ) adalah lembaga pendidikan dan
pengajaran al-Qur'an bagi anak usia 7 sampai 12 tahun. Pengertian pokok antara TKQ dengan TPQ adalah pada
usia anak didiknya, sedangkan mengenai dasar, sistem, metode dan materi yang diajarkan secara garis besar
sama. Jadi Taman Kanak-kanak Al-Qur'an dan Taman Pendidikan Al-Qur'an adalah pengajian anak-anak dalam
bentuk baru dengan metode praktis dibidang pengajaran membaca al-Qur'an yang dikelola secara profesional.

2. Kurikulum Taman Pendidikan Al-Qur'an


a. Pengertian Kurikulum
Perkataan kurikulum (curriculum) adalah kata benda yang berasal dari kata "curriculum" (bahasa latin), artinya
jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari. Kata kerjanya adalah "currere" (latin) = "courier" (Prancis) = "to
run" (Inggris) = berlari. Perkataan tersebut, yang semula terbatas dalam dunia olahraga, lalu beralih ke dunia
pendidikan, yaitu dengan pengertian tradisonal sebagai berikut:
1. Rencana pelajaran (curriculum is a plan for learning).
2. Sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.
3. Sejumlah mata pelajaran yang harus ditempuh oleh murid untuk memperoleh ijazah.
4. Sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau ijazah.
Sedangkan dalam pengertian modern, kurikulum diartikan sebagai program pendidikan, yaitu program
pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu. Dalam
kaitan ini, pemerintah (Depdikbud) membakukan pengertian kurikulum dengan pengertian yang operasional, dan
tidak terlalu luas seperti dalam pengertian modern. Dalam hal ini, pengertian kurikulum yang berlaku dirumuskan
sebagai "Garis-garis Besar Program Pengajaran" (GBPP) yang di dalamnya terdiri dari: Komponen Tujuan,
Bahan Pengajaran, Program Pengajaran (alokasi waktu), Metode, Sarana dan Sumber, dan Komponen Evaluasi,
ditambah dengan panduan operasional lainnya.

b. Asas Penyusunan Kurikulum


Taman Kanak-kanak Al-Qur'an dan Taman Pendidikan Al-Qur'an adalah lembaga luar sekolah (nonformal) jenis
keagamaan. Oleh karena itu muatan pengajarannya lebih menekankan aspek keagamaan Islam dengan
mengacu pada sumber utamanya, yaitu al-Qur'an dan as-Sunnah. Hal itu pun dibatasi dan disesuaikan dengan
tarap perkembangan anak, yaitu kelompok usia 4-12 tahun (usia TK/ SD/ MI). Dengan demikian, porsi
pengajarannya tebatas pada pemberian bekal dasar pengetahuan, sikap dan keterampilan keagamaan, misalnya
pengajaran baca tulis al-Qur'an, pengajaran sholat, hafalan surat dan ayat al-Qur'an serta do'a harian,
penanaman aqidah dan akhlaq, dan lainnya.
1. Asas Agamis
a. Islam adalah agama dan tatanan hidup yang bersifat universal, berlaku dan patut diberlakukan sepanjang
hayat, termasuk dalam kehidupan anak-anak. Oleh karenanya, nilai-nilai dan norma-norma agama ini (Islam)
wajib diwariskan oleh umatnya dari zaman ke zaman, termasuk pewarisan kepada generasi pelanjut.
b. Al-Qur'an sebagai rujukan utama tiap pribadi muslim wajib dibaca, dofahami, dihayati, diamalkan dalam
kehidupan sehari-hari. Kesadaran membaca dan mempedomaninya adalah merupakan konsistensi
keberimanannya. Di lain pihak, Allah memberikan jaminan bahwa al-Qur'an pada dasarnya mudah untuk dibaca,
dihafal dan dijadikan pengajaran.
c. Pendidikan anak, termasuk dalam hal pengajaran baca dan tulis al-Qur'an dan sholat bagian dari kewajiban
orang tua yang harus dibudidayakan sejak dini dilingkungan keluarganya.
Nabi bersabda:"Didiklah anak-anakmu atas tiga dasar pendidikan (yaitu) mencintai Nabimu, mencintai
keluarganya (ahlul bait) dan membaca al-Qur'an".
d. Agama pun mengajarkan bahwa tingginya kualitas dan derajat manusia terletak pada iman dan ilmu yang
dimilikinya, sebagaimana yang difirmankan dalam al-Qur'an:
‫يرفع هللا الذين أمنوا والذين أوتوا العلم دراجات‬
Terjemahnya:"jkjlklk"
2. Asas Filosfis
a. Pancasila adalah falsafah hidup bangsa yang mengandung nilai-nilai yang tidak bertentangan (dan tidak
untuk dipertentangkan) dengan Islam yang bersifat universal. Dengan demikian. Menjadi muslim yang taat,
dalam ikatan kebangsaan Indonesia, adalah sekaligus sebagai pancasilais yang baik.
b. Ketuhanan Yang Maha Esa sebagai sila pertama dan utama dalam rangkuman pancasila adalah landasan
kehidupan berbangsa yang menghedaki agar tiap warganya beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha
Esa. Da pentingnnya pemilikan dan peningkatan iman dan taqwa tersebut tersurat dalam rumusan tujuan
pendidikan nasional.
c. Iman dan Taqwa terhadap Allah Swt mempunyai konsekuensi kewajiban untuk berpegang teguh kepada al-
Qur'an, itulah kitab Allah yang tidak mengandung keraguan di dalamnya, menjadi petunjuk/ pedoman bagi orang-
orang yang bertaqwa. Dengan kerangka pemikiran filosofis ini maka pengajaran dan pemasyarakatan al-Qur'an
yang diprogramkan dalam kurikulum TKA/ TPQ menjadi cukup beralasan.
3. Asas Sosio-Kultural
a. Mayoritas bangsa Indonesia adalah beragama Islam. Kondisi sosio kultural ini menjadi asas tersendiri dalam
penyusunan kurikulum TKA/ TPQ. Seiring dengan itu, tradisi mengaji al-Qur'an mempunyai akar budaya yang
kuat. Tradisi khataman al-Qur'an untuk kalagan anak-anak misalnya,dengan ragam acara dan upacara yang
menyatu dala budaya kedaerahan sejak zaman penjajahan hingga pasca kemerdekaan cukup melembaga.
Adalah cukup beralasan apabila kemudian pemerintah sendiri memandang penting adanya upaya peningkatan
kemampuan baca tulis al-Qur'an bagi umat Islam, dalam rangka peningkatan penghayatan dan pengamalan al-
Qur'an dalam kehidupan sehari-hari (SKB 2 Menteri/ Medagri dan Menagri No. 128 dan 44 A tanggal 13 Mei
1982).
4. Asas Psikologis
a. Tarap perkembangan
b. kjlkl
c. klkk
3. Tujuan Pendidikan dan Pengajaran TPQ
Taman Kanak-kanak al-Qur'an dan Taman Pendidikan al-Qur'an bertujuan menyiapkan anak didiknya agar
menjadi generasi muslim Qur'ani, yaitu generasi yang mencintai al-Qur'an sebagai bacaan dan sekaligus
pandangan hidupnya sehari-hari.
Untuk mencapai tujuan ini, Taman Kanak-kanak al-Qur'an dan Taman Pendidikan al-Qur'an perlu menentukan
target operasionalnya yang meliputi target jangka pendek dan jangka panjang, yaitu sebagai berikut:
A. Target Jangka Pendek (1-2 Tahun)
1. Anak dapat membaca al-Qur'an dengan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu tajwid.
2. Anak dapat melakukan sholat dengan baik.
3. Anak hafal beberapa surat pendek, ayat pilihan dan do'a sehari-hari.
4. Anak dapat menulis huruf al-Qur'an (huruf Arab).
B. Target Jangka Panjang (3-4 Tahun)
1. Anak dapat menghatamkan al-Qur'an 30 juz.
2. Anak mampu mempraktekkan lagu-lagu dasar qiro'ah.
3. Anak mampu menjadikan dirinya sebagai teladan bagi teman segenerasi (berakhlak mulia) .

4. Program Pengajaran TPQ


Program pengajaran disusun dengan merujuk pada sistem semester dan pengelompokan santri yang terdiri dari
kelompok Taman Kanak-kanak al-Qur'an (kelompok umur TK) dan kelompok Taman Pendidikan al-Qur'an
(kelompok umur SD/ MI). Tiap kelompok santri terdiri dari dua paket program, yaitu Paket A dan Paket B dengan
rentang waktu 1 tahun (12 bulan) atau dua semester (2x6 bulan). Teknik penyususnannya dibuat dalam bentuk
matrik dengan struktur sebagai berikut:
Urutan ke bawah (vertikal) adalah berupa topik materi pengajaran terdiri dari materi pokok, materi penunjang dan
muatan lokal. Urutan ke samping (horizontal) adalah berupa tahapan target pencapaian tiap topik pengajaran
dari bulan ke bulan, mulai bulan Juli (KBM bulan ke 1) dan bulan-bulan berikutnya dalam penanggalan kalender
dua semester. Dan struktur program pengajaran di atas merupakan bahan rujukan bagi pengelola unit (kepala
TK/ TPQ) serta guru, yaitu:
1. Sebagai bahan rujukanuntuk menyusun dan menetapkan jadwal pengajaran (jadwal KBM intra kurikuler,
ektra kurikuler, evaluasi dan lain-lain).
2. Sebagai bahan rujukan untuk menyusun persiapan tertulis dalam bentuk program kegiatan mingguan dan
kegiatan harian.
Tabel. 2 Contoh Jadwal Program Pengajaran Taman Kanak-kanak Al-Qur'an Paket A (12 Bulan)

No Paket Pengajaran Semester I Semester II Ket


I Materi Pokok 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6
1. Bacaan Iqro
1) Iqro' Jilid I x x +
2) Iqro' Jilid II x x +
3) Iqro' Jilid III x x +
4) Iqro' Jilid IV x x +
5) Iqro' Jilid V x x +
6) Iqro' Jilid VI x x

2. Hafalan Bacaan Sholat


1) Do'a Sebelum Wudhu x + + + + +
2) Do'a sesudah Wudhu x + + + + +
3) Do'a Iftitah x + + + + +
4) Bacaan al-Fatihah x + + + + +
5) Bacaan Ruku' x + + + + +
6) Bacaan I'tidal x + + + + +
7) Bacaan Sujud x + + + + +
8)Bacaan Duduk diantara dua Sujud x + + + +
9) Bacaan Tasyahud x + + + +
10Bacaan Sesudah Sholat x + + + + +

3. Hafalan Surat Pendek


1) Surat al-Ikhlas x + + + + +
2) Surat al-Kautsar x + + + + +
3) Surat al-'Ashar x + + + + +
4) Surat al-Nashar x + + + + +
5) Surat al-Lahab x + + + + +
6) Surat al-Falaq x + + + +
7) Surat an-Naas x + + + +
8) Surat al-Kafirun x + + + +
9) Surat al-Ma'un x + + + +

4. Latihan Praktek Sholat


1) Latihan Wudhu x x x x x x x x x
2) Latihan Sholat x x x x x x x x x
3) Latihan Adzan x x x x x x

II Materi Penunjang
1. Do'a & Adab Harian
1) Memperoleh Rahmat x + + +
2) Mulai Belajar x + + + +
3) Kelancaran Bicara x + + + +
4) Akhir Pertemuan x + + + +
5) Sebelum Makan x + + + +
6) Sesudah Makan x + + +
7) Berpakaian x + + +
8) Bercermin x + + +
9) Masuk WC x + + +
10) Keluar WC x + + +
11) Sebelum Tidur x + +
12) Sesudah Tidur x +

2. Tahsinul Kitabah
1) Mencontoh cara penulisan huruf berkarakter tegak, datar, miring, dan lengkun
kanan x +
2) Mencontoh cara penulisan huruf tunggal awal, tengah dan akhir berkarakter tegak, datar, miring, dan
lengkun kanan x +
3) Mencontoh cara penulisan huruf tunggal bergerigi dan lengkung kiri x +
4) Mencontoh cara penulisan huruf tunggal awal, tengah dan akhir bergerigi lengkung
kiri x +
5) Mencontoh cara penulisan angka Arab x +
6) Mencontoh cara penulisan huruf sambung berhuruf dua, tiga. empat x +
7) Mencontoh cara penulisan huruf sambung berhuruf lima, enam,
tujuh x +
8) Seni mewarnai kaligrafi dan aneka gamar x x x x

III Muatan Lokal*)


(pilihan bebas/tidak mengikat)
1) Bahasa Arab Populer
2) Bahasa Inggris Populer
3) Kreativitas seni
4) Olah raga
5) Seni bela diri

Keterangan:
x : Alokasi waktu pembelajaran
+ : Alokasi waktu pengulangan/ pemantapan
*): Alokasi waktu pembelajaran Muatan Lokal disesuaikam dengan paket yang dipilih serta situasi dan kondisi
unit yang bersangkutan.

5. Metode Pengajaran TPQ


Metode adalah suatu cara yang sistematis untuk mencapai tujuan, yaitu untuk mennyampaikan sebuah materi
kepada anak didik. Ada beberapa cara yang dilakukan dalam menyampaikan baca tulis al-Qur’an, pada
dasarnya semua metode yang digunakan adalah agar anak bias menyenangi materi yang diberikan dan agar
anak suka belajar.
Di bawah ini akan dikemukan beberapa metode didalam pengebangan pengajaran al-Qur’an, karena sebenarnya
banyak sekali metode yang telah berkembang di Indonesia, diantaranya adalah:
1. Metode al-Barqy
Metode ini disusun oleh Muhadjir Sulthon yang dikembangkan pertama kali di Surabaya. Pengajaran metode ini
dikenal dengan pendekatan global atau Gestald psikologi yang bersifat analistik sintetik (SAS).
Yang dimaksud SAS ialah penggunaan struktur kata atau kalimat yang tidak mengikutkan bunyi mati/ sukun, dan
menggunakan kata lembaga (struktur). Pada metode ini setelah santri mengenal dan dianggap bias pada
pengenalan cara menulis, cara menulis ini diawali dengan meniru tulisan yang masih berupa titik-titik untuk
ditebali dengan pensil, setelah dianggap baik dan bisa, baru melanjutkan untuk mengganti di kertas lain.
Metode ini tidak banyak memakan waktu bagi anak karena hanya diperlukan waktu 1 x 8 jam per minggu,
sedangkan bagi remaja serta orang dewasa yang baik hanya diperlukan 1x6 jam per minggu.
2. Metode Iqra’ Klasikal
Di Indonesia, gerakan pemberantasan buta huruf al-Qur’an yang menggunakan metode iqra’ telah semarak
dalam bentuk Taman Kanak-kanak al-Qur’an dan Taman Pendidikan al-Qur’an. Di sekolah dasar di Indonesia
juga dikembangkan metode yang sesuai yang dapat mengantarkan murid mampu dalam membaca al-Qur’an
dalam waktu yang relative singkat sesuai dengan keterbatasan jam pelajaran yang tersedia.
Metode ini disusun oleh salah satu team tadarrus AMM yaitu KH. As’ad Humam. Metode ini disusun sebagai
kelanjutan dari metode sebelumnya, metode pertama kali dikembangkan didaerah Yogyakarta kemudian
disebarkan ke daerah lain. Metode ini merupakan ringkasan dari metode iqra’ yang awalnya sampai 6 jilid
kemudian diringkas menjadi satu buku yang tebal mencapai 61 halaman. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik
cepat bisa membaca al-Qur’an. Selain itu untuk menjawab tuntutan bagi anak atau orang dewasa yang akan
beljar al-Qur’an tetapi mempunyai waktu yang terbatas.
Pada metode ini pengenalan huruf hijaiyah awal hingga akhir dengan menggunakan harakat dan untuk bacaan
tajwid, tidak langsung dikenalkan macam-macam bacaan tetapi diberikan tuntunan membacanya, setelah
menguasai semuanya akan diberikan materi tajwid.
3. Metode al-Baghdadi
Metode ini sering juga disebut dengan metode kuno atau juz ‘amma. Cara penyampaiannya dengan membaca
dan menghafal huruf-huruf hijaiyah, baru menginjak pada tanda-tanda fathah, kasrah, dhommah. Pada metode
ini anak bisa mengetahui langsung nama-nama huruf hijaiyah tanpa harakat dan hafal secara berurutan.
4. Metode Qira’ati
Metode ini pertama kali dikembangkan oleh KH. Dachlan Salim Zarkasy dari Semarang. Di dalam metode ini
santri diajarkan huruf-huruf hijaiyah yang sudah berharakat secara langsung tanpa mengeja.
Cara yang digunakan dalam materi ini hamper sama dengan metode iqra’ tetapi disertai dengan ketukan yaitu
untuk bacaan pendek satu ketukan, sedangkan untuk bacaan mad dan idghom dua ketukan, dan mad wajib lima
ketukan.
Beberapa metode ini telah berkembang di masyarakat Indonesia sampai sekarang. Metode ini yang dijadikan
rujukan untuk belajar membaca al-Qur’an di seluruh Indonesia, agar anak secepatnya mampu dan menguasai
dan membaca al-Qur’an serta mampu menulis huruf-huruf al-Qur’an dengan baik.

C. Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan

Menawarkan pendidikan yang bermutu tinggi adalah tujuan setiap lembaga pendidikan, begitu juga keinginan
dari kepala sekolah sebagai orang yang sangat bertanggungjawab dilingkungan pendidikan, dalam hal ini ada
beberapa upaya yang harus dilakukan oleh lembaga pendidikan maupun seorang kepala sekolah sebagai orang
yang bertanggungjawab di lembaga yang dipimpinnya, yaitu :
1. Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Oleh Lembaga Pendidikan
Tuntutan akan lulusan lembaga pendidikan yang bermutu semakin mendesak karena semakin ketatnya
persaingan dalam lapangan kerja. Salah satu implikasi globalisasi dalam pendidikan yaitu adanya deregulasi
yang membuka peluang lembaga pendidikan (termasuk lembaga pendidikan asing) membuka sekolahnya di
Indonesia. Oleh karena itu persaingan di pasar kerja akan semakin berat. Mengantisipasi perubahan-perubahan
yang begitu cepat serta tantangan yang semakin besar dan kompleks, tiada jalan lain bagi lembaga pendidikan
untuk mengupayakan segala cara untuk meningkatkan daya saing lulusan serta produk-produk akademik
lainnya, yang antara lain dicapai melalui peningkatan mutu pendidikan. Mutu adalah suatu terminologi subjektif
dan relatif yang dapat diartikan dengan berbagai cara dimana setiap definisi bisa didukung oleh argumentasi
yang sama baiknya. Secara luas mutu dapat diartikan sebagai agregat karakteristik dari produk atau jasa yang
memuaskan kebutuhan konsumen/pelanggan. Karakteristik mutu dapat diukur secara kuantitatif dan kualitatif.
Dalam pendidikan, mutu adalah suatu keberhasilan proses belajar yang menyenangkan dan memberikan
kenikmatan. Pelanggan bisa berupa mereka yang langsung menjadi penerima produk dan jasa tersebut atau
mereka yang nantinya akan merasakan manfaat produk dan jasa tersebut.
Untuk bisa menghasilkan mutu pendidikan yang baik terdapat empat usaha mendasar yang harus dilakukan
dalam suatu lembaga pendidikan, yaitu sebagai:
a. Menciptakan situasi “menang-menang” (win-win solution) dan bukan situasi “kalah-menang” diantara pihak
yang berkepentingan dengan lembaga pendidikan (stakeholders). Dalam hal ini terutama antara pimpinan
lembaga dengan staf lembaga harus terjadi kondisi yang saling menguntungkan satu sama lain dalam meraih
mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh lembaga pendidikan tersebut.
b. Perlunya ditumbuhkembangkan adanya motivasi instrinsik pada setiap orang yang terlibat dalam proses
meraih mutu. Setiap orang dalam lembaga pendidikan harus tumbuh motivasi bahwa hasil kegiatannya
mencapai mutu tertentu yang meningkat terus menerus, terutama sesuai dengan kebutuhan dan harapan
pengguna/langganan.
c. Setiap pimpinan harus berorientasi pada proses dan hasil jangka panjang. Penerapan manajemen mutu
terpadu dalam pendidikan bukanlah suatu proses perubahan jangka pendek, tetapi usaha jangka panjang yang
konsisten dan terus menerus.
d. Dalam menggerakkan segala kemampuan lembaga pendidikan untuk mencapai mutu yang ditetapkan,
harus dikembangkan adanya kerjasama antar unsur-unsur pelaku proses mencapai hasil mutu. Janganlah
diantara mereka terjadi persaingan yang mengganggu proses mencapai hasil mutu tersebut. Mereka adalah satu
kesatuan yang harus bekerjasama dan tidak dapat dipisahkan satu sama lain untuk menghasilkan mutu sesuai
yang diharapkan.
Dalam kerangka manajemen pengembangan mutu terpadu, usaha pendidikan tidak lain adalah merupakan
usaha “jasa” yang memberikan pelayanan kepada pelangggannya, yaitu mereka yang belajar dalam lembaga
pendidikan tersebut. Para pelanggan layanan pendidikan terdiri dari berbagai unsur paling tidak empat kelompok.
Mereka itu adalah pertama yang belajar, bisa merupakan mahasiswa/ pelajar/ murid/ peserta belajar yang biasa
disebut klien/pelanggan primer (primary external customers). Mereka inilah yang langsung menerima manfaat
layanan pendidikan dari lembaga tersebut. Kedua, para klien terkait dengan orang yang mengirimnya ke
lembaga pendidikan, yaitu orang tua atau lembaga tempat klien tersebut bekerja, dan mereka ini kita sebut
sebagai pelanggan sekunder (secondary external customers). Pelanggan lainnya yang ketiga bersifat tersier
adalah lapangan kerja bisa pemerintah maupun masyarakat pengguna output pendidikan (tertiary external
customers).
Selain itu, yang keempat, dalam hubungan kelembagaan masih terdapat pelanggan lainnya yaitu yang
berasal dari intern lembaga; mereka itu adalah para guru/ dosen/ tutor dan tenaga administrasi lembaga
pendidikan, serta pimpinan lembaga pendidikan (internal customers).Walaupun para guru/ dosen/ tutor dan
tenaga administrasi, serta pimpinan lembaga pendidikan tersebut terlibat dalam proses pelayanan jasa, tetapi
mereka termasuk juga pelanggan jika dilihat dari hubungan manajemen. Mereka berkepentingan dengan
lembaga tersebut untuk maju, karena semakin maju dan berkualitas dari suatu lembaga pendidikan mereka akan
diuntungkan, baik kebanggaan maupun finansial. Seperti disebut diatas bahwa program peningkatan mutu
harus berorientasi kepada kebutuhan/harapan pelanggan, maka layanan pendidikan suatu lembaga haruslah
memperhatikan masing-masing pelanggan diatas. Kepuasan dan kebanggaan dari mereka sebagai penerima
manfaat layanan pendidikan harus menjadi acuan bagi program peningkatan mutu layanan pendidikan. Potensi
perkembangan, dan keaktifan murid tentu saja merupakan yang paling utama dalam peningkatan mutu
pendidikan. Perkembangan fisik yang baik, baik jasmani maupun otak, menentukan kemajuannya. Demikian pula
dengan lainnya, misalnya bakat, perkembangan mental, emosional, pibadi, sosial, sikap mental, nilai-nilai, minat,
pengertian, umur, dan kesehatan; kesemuanya akan mempengaruhi hasil belajar dan mutu seseorang. Untuk itu,
maka perhatian terhadap paserta didik menjadi sangat penting.
2. Upaya Kepala TPQ sebagai Administrator Pendidikan
Kepala TPQ merupakan personel sekolah yang bertanggunjawab terhadap seluruh kegiatan-kegiatan di TPQ. Ia
mempunyai wewenang dan tanggungjawab penuh untuk menyelenggarakan seluruh kegiatan pendidikan dalam
lingkungan TPQ yang dipimpinnya. Kepala TPQ tidak hanya bertanggungjawab atas kelancaran jalannya TPQ
secara teknis akademis saja, akan tetapi segala kegiatan, keadaan lingkungan TPQ dengan kondisi dan
situasinya serta hubungan dengan masayarakat sekitarnya merupakan tanggungjawabnya pula. Inisiatif dan
kreatif yang mengarah kepada perkembangan dan kemajuan TPQ adalah tugas dan tanggungjawab kepala
TPQ. Namun demikian, dalam usaha memajukan TPQ dan menanggulangi kesulitan yang dialami TPQ baik
yang berupa atau bersifat material seperti perbaikan gedung, penambahan ruang, penambahan perlengkapan,
dan sebagainya maupun yang bersangkutan dengan pendidikan anak-anak, kepala TPQ tidak dapat bekerja
sendiri. Kepala TPQ harus bekerja sama dengan para guru yang dipimpinnya, dengan orang tua murid serta
pihak pemerintah setempat. Kegiatan-kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya adalah sebagai berikut yang
juga merupakan upaya dari kepala TPQ itu sendiri dalam meningkatkan mutu pendidikan dilingkungannya secara
maksimal:
1. Kegiatan mengatur proses belajar mengajar.
2. Kegiatan mengatur kesiswaan.
3. Kegiatan mengatur personalia.
4. Kegiatan mengatur perelatan pengajaran.
5. Kegiatan mengatur dan memelihara gedung dan perlengkapan TPQ.
6. Kegiatan mengatur keuangan.
7. Kegiatan mengatur hubungan TPQ dengan masyarakat.
Fungsi pimpinan TPQ dalam kegiatan yang dipimpinnya berjalan melalui tahap-tahap kegiatan sebagai berikut:
1. Perencanaan.
2. Pengorganisasian.
3. Pengarahan.
4. Pengkoordinasikan.
5. Pengawasan.
Tugas lain dari seorang kepala TPQ adalah sebagai supervisor dalam masalah pembinaan kurikulum TPQ.
Dalam pembinaan kurikulum tugas kepala TPQ yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Kepala TPQ hendaknya dapat membimbing para guru untuk dapat meneliti dan memilih bahan-bahan mana
yang baik yang sesuai dengan perkembangan anak dan tuntutan kehidupan dalam masyarakat.
b. Membimbing dan mengawasi guru-guru agar mereka pandau memilih metode-metode mengajar yang baik,
dan melaksanakan metode itu sesuai dengan bahan pelajaran dan kemampuan anak.
c. Menyelenggarakan rapat-rapat dewan guru secara insidentil maupun priodik, yang khusus untuk
membicarakan kurikulum, metode mengajar, dan sebagainya.
d. Mengadakan kunjungan kelas yang teratur: mengunjungi guru sedang mengajar untuk meneliti bagaimana
metode mengajarnya, kemudian mengadakan diskusi dengan guru yang bersangkutan.
e. Mengadakan saling kunjungan kelas antara guru.
f. Setiap permualaan tahun ajaran guru diwajibkan menyusun suatu silabus mata pelajaran yang akan
diajarkan, dengan pedoman pada rencana pelajaran/ kurikulum yang berlaku di TPQ itu.
g. Setiap akhir tahun ajaran masing-masing guru mengadakan penilaian cara dan hasil kerjanya dengan
meneliti kembali hal-hal yang pernah diajarkan, selanjutnya mengadakan perbaikan-perbaikan dalam
tahunajaran berikutnya.
h. Setiap akhir tahun ajaran mengadaka penelitian bersama guru-guru mengenai situasi dan kondisi TPQ pada
umumnya dan usaha memperbaikinya.
Dalam memimpin TPQ, demi tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan kepala TPQ pun harus
memiliki karateristik sebagai berikut:
a. Mempunyai jiwa kepemimpinan dan mampu memimpin TPQ.
b. Memiliki kemampuan memecahkan masalah.
c. Mempunyai ketrampilan social.
d. Profesional dan kompeten dalam bidang tugasnya.
Dalam menjalankan tugasnya, kepala TPQ mempunyai peran ganda sebagai administrator, sebagai pemimpin,
sebagai supevisor pendidikan. Untuk mendayagunakan sumber daya TPQ, maka dibutuhkan ketrampilan
manajerial. Terdapat tiga bidang ketrampilan manajerial yang perlu dikuasai oleh kepala TPQ yaitu, ketrampilan
konseptual (conceptual skill), ketrampilan hubungan manusia (human skill), ketrampilan teknik (technical skill).
Ketiga ketrampilan manajerial tersebut diperlukan untuk melaksanakan tugas manajerial secara efektif, meskipun
penerapan masing-masing ketrampilan tersebut tergantung pada tingkatan manajer dalam organisasi.
3. Upaya Pengembangan Kurikulum TPQ
a. Konsep Pengembangan Kurikulum
Pengembangan Kurikulum merupakan bagian yang penting dari program pendidikan. Sasaran yang ingin dicapai
bukanlah semata-mata memproduksi bahan pelajaran melainkan lebih untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Konsep pengembangan kurikulum dapat diartikan dari dua jenis proses, yakni pengembangan dalam arti
perekayasaan (engineering) dan pengembangan dalam arti konstruksi. Proses pengembangan dalam arti
pertama, terdiri dari empat tahap ialah menentukan fondasi yakni dasar-dasar yang diperlukan untuk
mengemabangkan kurikulum; konstruksi ialah mengembalikan model kurikulum yang diharapkan berdasarkan
fondasi tersebut; implementasi ialah pelaksanaan kurikulum; dan evaluasi ialah menilai kurikulum secara
komprehensif dan sistemik.
Proses pengembangan kurikulum dalam arti yang kedua, yakni proses pengembangan secara mikro, yang pada
garis besarnya melalui proses 4 kegiatan, yakni merancang tujuan, merumuskan materi, menetapkan metode,
dan merancang evaluasi
Pengembangan kurikulum berlandaskan manajemen, berarti melaksanakan kegiatan pengembangan kurikulum
berdasarkan pola pikir manajemen, atau berdasarkan proses manajemen dengan fungsi-fungsi manajemen,
yang terdiri dari: Pertama, Perencanaan kurikulum, yang dirancang berdasarkan analisis kebutuhan,
menggunakan model tertentu dan mengacu pada suatu desain kurikulum yang efektif. Kedua, Pengorganisasian
kurikulum yang ditata baik secara struktural maupun secara fungsional. Ketiga, Implementasi yakni pelaksanaan
kurikulum di lapangan. Keempat, Ketenagaan dalam pengembangan kurikulum. Kelima, Kontrol kurikulum yang
mencakup evaluasi kurikulum. Keenam, Mekanisme pengembangan kurikulum secara menyeluruh.
b. Asas-asas Pengembangan Kurikulum TPQ
1) Asas Orientasi dan Konsistensi pada tujuan
Tujuan adalah komponen pertama dalam kurikulum. Keharusan orientasi pada tujuan serta konsistensi dalam
mencapainya adalah ibarat orang yang mau melakukan peralanan, yaitu pentingnya menetapkan tujuan terlebih
dahulu. Perjalana tapatjuan atau tanpa tujuan yang jelas adalah perjalanan sia-sia atau perjalanan tak menentu.
Tujuan yang digariskan dalam kurikulum TK/ TPQ secara sturuktural bertitik tolak dari tujuan yag sifatnya global
(garis besar) yaitu tuuan pendidikan nasional, lalu diciutkan ke tingkat tujuan kelembagaan/ institusional, tujuan
pembelajaran umum (TPU). Selanjutnya guru harus mengembangkannyake tingkat tujuan yang lebih spesifik
yaitu tujuan pembelajaran khusus (TBK).
2) Asas Kesinambungan
Program pengajaran dalam TK/ TPQ disusun dalam bentuk paket. Paket pengajaran tersebut secara umum
dikelompokkan ke dalam dua paket, yaitu paket A dan paket B. Dan tiap paket terdiri dari tiga kelompok materi,
yaitu materi pokok, materi penunjang dan muatan lokal. Hal ini menjadi acuan dasar dalam mengembangkan
asas kesinambungan. Kesinambungan adalah suatu proses berkelanjutan dan satu tahap pencapaian
pengalaman belajar ke tahap berikutnya, baik klasikal maupun secara individual yang dipandu oleh guru secara
insentif.
3) Asas Keterpaduan
Asas keterpaduan ini menyangkut dua hal. Pertama keterpaduan dalam peyelenggaraan pendidikan dan
pengajara anak, yaitu keterpaduan antar kegiatan di sekolah, di rumah, di lingkungan masyarakat. Kedua,
keterpaduan dalam upaya mencapai tiga aspek pendidikan dalam individu anak, yaitu keterpaduan antara aspek
pengetahuan (kognitif), aspek sikap (afektif), dan aspek ketrampilan (psikomotor). Untuk mewujudkan
keterpaduan diantara tiga ligkungan pendidikan (di sekolah, rumah, masyarakat) harus dikondisikan
dengan cara menjalin hubungan kerjasama yang baik diantara figur-figur yang berperan di dalamnya, yaitu
kepala TK/TPQ, guru, pihak orang tua dan masyarakat agar dapat memberikan pengawasan dan bimbingan
khusus di rumahnya masing-masing, terutama menyangkut aspek sikap dan pengembangan prilaku anak,
termasuk segi pembiasaan sholat, mengaji al-Qur'an, dan pembiasaan do'a sehari-hari.
4) Asas Keluwesan
Keluwesan adalah termasuk prinsip yag logis dalam mengembangkan kurikulum karena kurikulum adalah
merupakan program pengajaran dalam bentuk garis-garis besar. Asas keluwesan ini memungkikan adanya
penguanan , penambahan atau penyesuaian tertentu dari apa yang tersurat dalam kurikulum mengingat kondisi
objektif di lingkungan TK/TPQ yang bersangkutan. Yang penting asas keluwesan tersebut tidaklah
menyimpang dari tujuan dan pola-pola umum yang telah digariskan. Untuk itu guru harus memahami
keseluruhan kurikulum yang berlaku dan menyesuaikannya dengan tingkat perkembangan yang ia hadapi di
lingkungan unit kerjanya.
5) Asas Efisiensi dan Efektivitas
Efisiensi adalah pendayagunaan segala sarana yang tersedia, termasuk penggunaan tenaga, waktu, dan dana
secara hemat dan tepat guna. Dengan begitu seluruh program kegiatan belajar diharapkan dapat berjalan
dengan tertib dan berhasil guna (efektif) dengan bukti keberhasilan yang bermutu. Efisiensi berkaitan dengan
proses belajar mengajar sedangkan efektivitas berkaitan dengan hasil belajar (out put) yang mau dicapai.

c. Mekanisme Pengembangan Kurikulum


Tahap 1: Studi kelayakan dan kebutuhan
Pengembangan kurikulum melekukan kegiatan analisis kebutuhan program dan merumuskan dasar-dasar
pertimbangan bagi pengembangan kurikulum tersebut. Untuk itu si pengembang perlu melakukan studi
dokumentasi dan/ atau studi lapangan.
Tahap 2: Penyusunan konsep awal perencanaan kurikulum
Konsep awal ini dirumuskan berdasarkan rumusan kemampuan, selanjutnya merumuskan tujuan, isi, strategi
pembelajaran sesuai dengan pola kurikulum sistemik.
Tahap 3: Pengembangan rencana untuk melaksanakan kurikulum
Penyusunan rencana ini mencakup penyusunan silabus, pengembangan bahan pelajaran dan sumber-sumber
material lainnya.
Tahap 4: Pelaksanaan uji coba kurikulum di lapangan
Pengujian kurikulum di lapangan dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keandalannya, kemungkinan
pelaksanaan dan keberhasilannya, hambatan dan masalah-masalah yang timbul dan faktor-faktor pendukung
yang tersedia, dan lain-lain yang berkaitan dengan pelaksanaan kurikulum.
Tahap 5: Pelaksanaan kurikulum
Ada 2 kegiatan yang perlu dilakukan, ialah:
1. Kegiatan desiminasi, yakni pelaksanaan kurikulum dalam lingkup sample yang lebih luas.
2. Pelaksanaan kurikulum secara menyeluruh yang mencakup semua satuan pendidikan pada jenjang yang
sama.
Tahap 6: Pelakasanaan penilaian dan pemantauan kurikulum
Selama pelaksanaan kurikulum perlu dilakukan penilaian dan pemantauan yang berkenaan dengan desain
kurikulum dan hasil pelaksanaan kurikulum serta dampaknya.
Tahap 7: Pelaksanaan perbaikan dan penyesuaian
Berdasarkan penilaian dan pemantauan kurikulum diperoleh data dan informasi yang akurat, yang selanjutnya
dapat digunakan sebagai bahan untuk melakukan perbaikan pada kurikulum tersebut bila diperlukan, atau
melakukan penyesuaian kurikulum dengan keadaan. Perbaikan dilakukan terhadap beberapa aspek dalam
kurikulum tersebut.
KURIKULUM TK/TP AL-QUR’AN LPPTKA BKPRMI
SEJARAH SINGKAT KURIKULUM TK/TP AL-QUR’AN LPPTKA
BKPRMI

Kurikulum TK/TP Al-Qur’an BKPRMI disusun pertama kali pada tahun 1990, disusun
berdasarkan hasil lokakarya Nasional Pengelolaan TK Al-Qur’an BKPRMI di Banjarmasin
Kalimantan Selatan, tanggal 12-14 Agustus 1990.
Diktum perumusan hasil Lokakarya
berintikan kesepakatan untuk meneruskan dan menyempurnakan keberhasilan yang telah
dicapai oleh DPW BKPRMI Kalimantan Selatan dalam mengelola TK Al-Qur’an BKPRMI
berdasarkan kurikulum dan panduan pengelolaannya.
Dalam rumusan hasil Lokakarya tersebut, kurikulum dimaksud adalah kurikulum TK Al-
Qur’an, yang ditempatkan sebagai lampiran.
Waktu itu DPW BKPRMI Kalimantan Selatan sudah satu tahun mengelola TK Al-
Qur’an, dimulai dari TK Al-Qur’an “Dakwatul Khair” Banjarmasin (unit 001) yang didirikan
pada tanggal 14 Agustus 1989 dan pada tanggal 14 Agustus 1990 yang bertepatan digelarnya
Wisuda I Santri TK Al-Qur’an se-Kalimantan Selatan (sebanyak 262 sarjana cilik Al-Qur’an)
bertempat di Masjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin.
Bahan Lokakarya tersebut sebagian berasal dari Tim Tadarus AMM Yogyakarta, asuhan
K.H. As’ad Humam (alm), yang telah mempelopori berdirinya TK Al-Qur’an (berdiri tanggal
16 Maret 1988).
Hubungan histories antara TK Al-Qur’an AMM dan TK Al-Qur’an BKPRMI, berawal
dari kegiatan LMD (Latihan Manajemen Da’wah) BKPRMI tanggal 9 – 13 Januari 1989,
bertempat di komplek TK Al-Qur’an AMM Kota Gede Yogyakarta.
Waktu itu Almarhum menyatakan harapannya agar BKPMI (sekarang BKPRMI)
menjadikan TK Al-Qur’an yang telah dirintisnya menjadi program Nasional. Harapan beliau
disambut baik dan menjadi keputusan penting dalam MUNAS V BKPRMI di Surabaya (27 –
30 Juni 1989).
Maka tiga bulan sesudahnya, DPW BKPRMI Kalimantan Selatan dibawah pimpinan
Chairani Idris dan Drs. Tasyrifin Karim (masing-masing sebagai Ketua Umum dan Sekretaris
Umum) menindak lanjuti dengan mendirikan Unit pertama, yakni TK Al-Qur’an “Da’watul
Khair” (14 Agustus 1989).
Rumusan hasil Lokakarya disusun oleh Tim Perumus yang terdiri dari :
 M. Jazir ASP (Ketua merangkap anggota)
 Fajri Gumay (Sekretaris merangkap anggota)
 Abdurrahman Tardjo (anggota)
 Chairani Idris (anggota)
 Drs Tasyrifin Karim (anggota)
Sedangkan penyusunannya dalam bentuk Buku dengan judul “Buku Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan TK Al-Qur’an BKPMI“ disusun oleh Chairani Idris dan
Drs. Tasyrifin Karim. Diterbitkan pertama kali atas nama DPP BKPMI tanggal 12 September
1990. Kurikulum (GBPP) TK Al-Qur’an BKPMI terdapat dalam buku tersebut, bahan
pengajaran atau materi pokoknya terdiri dari bacaanIqro’ 6 jilid dan materi hafalan.
Keduanya adalah susunan K.H. As’ad Humam, Pengasuh Tim Tadarus AMM Yogyakarta.
Alokasi waktunya (masa belajar) adalah selama 6 bulan, sebanding dengan banyaknya
buku Iqro (6 jilid). Seiring dengan waktu dan perkembangan zaman, kurikulum terus dikaji
sebagai upaya perbaikan. Pada tahun 2006 pun kurikulum mengalami revisi. Melalui
Rakernas VIII tahun 2009, kurikulum mulai digulirkan untuk ditinjau kembali atau revisi
ulang.
PROBLEMATIKA DAN DINAMIKA PERKEMBANGAN KURIKULUM TK/TPA
LPPTKA BKPRMI
Kurikulum (GBPP) TK/TP Al-Qur’an tersebut diatas belum menjangkau peserta
didik/santri yang sudah menamatkan buku Iqro, dan yang sudah menyelesaikan tahapan
tadarus Al-Qur’an. Untuk itu, Drs. Tasyrifin Karim membuat kurikulum (GBPP) lanjutan
yang kemudian dimuat dalam cetakan berikutnya TQA (cetakan ke-3 tahun 1992). Selain itu
buku edisi baru tersebut dilengkapi dengan “Penjelasan Umum Tentang GBPP TKA/TPA
BKPMI” yang disusun oleh U. Syamsuddin MZ.
Sejak tahun 1992 hingga tahun 1997 dilakukan revisi sesuai perkembangan dengan pola
kebijaksanaan sebagai berikut:
1. Kurikulum TK Al-Qur’an hasil Lokakarya tahun 1990 diberlakukan juga untuk santri
kelompok TP Al-Qur’an (usia 7 – 12 tahun) dengan istilah kurikulum (GBPP) TKA/TPA
BKPRMI Paket A (paket Iqro dan materi hafalan).
2. Kurikulum lanjutannya diistilahkan sebagai kurikulum (GBPP) TKA/TPA BKPRMI Paket B
(paket Tadarus dan Ilmu tajwid)
3. Bahan pengajaran yang tidak tercantum dalam GBPP, seperti Aqidah- Akhlak, Ibadah
Sholat, Menulis (Tahsinul Kitabah) dan lain-lain, hal itu diserahkan kepada guru sebagai
paket penunjang dengan kategori Muatan Lokal.
4. Guna menyalurkan para santri tamatan TP Al-Qur’an, LPPTKA BKPRMI Mendisain unit
baru sebagai Unit lanjutannya (TPA lanjutan) yaitu TQA (Ta’limul Qur’an Lil Aulad).
Konsep awalnya disusun oleh Drs. Tasyrifin Karim dan Chairani Idris yang dituangkan
kedalam sebuah buku berjudul “Pedoman Praktis Ta’limul Qur’an Lil Aulad (TQA)
BKPRMI” (terbit bulan Juni 1991), buku tersebut menjadi salah satu agenda pembahasan
dalam SILAKNAS I LPPTKA BKPRMI (waktu itu LPPTKA BKPMI) di taman bunga
Cibubur Jakarta (1992), konsep TQA hasil SILAKNAS I itu, setelah diuji-cobakan
dilapangan pada tahun berikutnya (Agustus 1993) ditinjau kembali dan disempurnakan
melalui Lokakarya Kurikulum TQA BKPMI di Banjarmasin. Selanjutnya, penyusunannya
dalam bentuk buku dengan judul “Pedoman Pengelolaan TQA BKPRMI” disusun oleh tim
yang terdiri dari :
 Drs.H. Tasyrifin Karim
 U. Syamsuddin MZ
 H. Chairani Idris.
(terbit pertama kali tahun 1995).
Dibeberapa Unit TK/TP Al-Qur’an timbul inisiatif dari kreatifitas guru untuk merintis
Muatan Lokal tertentu, seperti pengajaran membaca huruf latin, Pemasyarakatan bahasa
(kosa kata) Bahasa Arab dan Bahasa Inggris, Matematika Dasar dan sebagainya. Dalam Hal
ini pihak lembaga (LPPTKA BKPRMI) Mentolelirnya dengan catatan bahwa hal itu tidak
membebani anak dan dilakukan dengan cara-cara yang menyenangkan anak (Prinsip “Belajar
sambil bermain, bermain seraya belajar”). Dan kebijaksanaan Muatan Lokal seperti itu pada
umumnya didukung oleh kemampuan guru setempat yang mempunyai kompetensi khusus
serta sarana yang memadai. Namun demikian, hal itu tidak dijadikan sebagai kebijaksanaan
Nasional dalam arti harus dilakukan ditiap Unit TK/TP Al-Qur’an.
Fenomena yang terjadi dilapangan setelah dilakukan evaluasi melalui survey ketercapaian
kurikulum. Didapati banyaknya masukan tentang ketidak tercapaian target kurikulum. Maka
kurikulum yang telah direvisi tahun 2006 ditinjau kembali guna perbaikan selanjutnya.
Perubahan tersebut disesuaikan dengan perkembangan dan proses pembelajaran yang selaras
dengan kurikulum yang berlaku dipendidikan formal pada umumnya (berbentuk KTSP) dan
diambil langkah-langkah Sbb :
Lokakarya dan Sarasehan Kurikulum TK/TP Al-Qur’an pada tanggal 28 Agustus 2008 di
Wisma Jengger Jakarta, yang dihadiri oleh Dewan Pakar dan Pengurus LPPTKA BKPRMI.
Rakernas VIII LPPTKA BKPRMI pada tanggal 11 – 13 Desember 2009 di Hotel &
Resort Sawangan Golf, Sawangan Depok Jawa Barat, yang dihadiri oleh Direktur PD Pontren
Ditjen Kementrian Agama, DPP BKPRMI, Unsur Pembina dan Dewan Pakar, Pengurus
LPPTKA BKPRMI Pusat, Wilayah dan Daerah.
Kurikulum baru 2010 diuji cobakan melalui penatara dan pelatihan guru TK/TP Al-
Qur’an mulai Januari hingga Juli 2010 dibeberapa wilayah dan daerah’ antara lain di DKI
Jakarta, Bangka Belitung dan wilayah Sumbagsel, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah,
Kalimantan Timur, Jawa Timur (Ngawi) Sumatra Selatan (kota Palembang), Nusa Tenggara
Timur dan Banten.

PENGERTIAN KURIKULUM TK/TP AL-QUR’AN.


Kurikulum (Curriculum) adalah kata benda yang berasal dari kata “Curriculae” (Bahasa
Latin) artinya Jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari (Oemar Hamalik – 1995).
Kata kerjanya adalah Currure (Latin) = Courier (Prancis) = to run (Inggris) = berlari (S.
Nasution – 1991).
Pengertian tersebut, yang semula terbatas dalam dunia olah raga, lalu beralih ke dunia
pendidikan, yaitu dengan pengertian Sbb :
 “Rencana Pelajaran” (Curriculum is a plan for learning/ Hilda Taba – 1962/Willian N. Ragan –
1966.
 “Sejumlah courses atau mata pelajaran yang harus ditempuh – untuk memperoleh suatu gelar
atau ijazah” (Oemar Hamalik – 1992).
 “Sejumlah mata pelajaran yang hatus ditempuh oleh siswa untuk memperoleh Ijazah” (Oemar
Hamalik – 1992).
 “Sejumlah pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa untuk kenaikan kelas atau Ijazah”
(Hendyat Soetopo dan Westy Soemanto – 1991).
 “Seperangkat rencana atau pengaturan mengenai tujuan, Isi dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu” (PP RI No 19/2005 tentang SNP bab 1 pasal 1).
Kurikulum diartikan sebagai “Program pendidikan” yaitu program pendidikan yang
direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu (Hendyat
Soetopo dan Westy Soemanto, Oemar Hamalik, dll).
Pengertian Kurikulum yang berlaku juga dirumuskan sebagai “Garis-garis Besar
Program Pengajaran” (GBPP) atau dikenal dengan “Garis-garis Besar Program Kegiatan
Belajar/ GBPKB”, menurut PP No 27/1990 tentang Kurikulum Taman Kanak-kanak.
Pengertian yang terakhir itulah, yakni Kurikulum dalam arti GBPP yang kami jadikan
pegangan dalam buku panduan ini. Dalam Bab berikutnya kami uraikan komponen inti dalam
kurikulum (GBPP) TK/TP Al-Qur’an yang terdiri dari:Komponen Tujuan, Bahan
Pengajaran, Program Pengajaran (alokasi waktu),Metode, Sarana dan Sumber serta
komponen Evaluasi, ditambah dengan panduan oprasional lainnya.
Menurut Nasution (2003:76 – 128) dalam pengembangan kurikulum dikenal 3 model
pengorganisasian kurikulum, yaitu :
 Subject Curriculum
 Correlated Curriculum
 Integrated Cuuriculum
Subject Curriculum bertujuan agar santri mengenal hasil kebudayaan dan pengetahuan
secara menyeluruh yang telah dikumpulkan manusia berabad-abad lebih mudah dan lebih
cepat membekali diri untuk menghadapi masalah hidupnya (belajar untuk Survive).
Correlated Curriculum merupakan modifikasi kurikulum subject matter yang terpisah-
pisah dengan menggabungkan dua mata pelajaran/materi pokok.
Integreted Curriculum merupakan kurikulum yang terbentuk dengan mengusahakan
integrasi dari seluruh mata pelajaran/materi pokok.
Dengan beberapa dasar pengertian diatas, maka kurikulum TK/TP Al-Qur’an mempunyai
Panduan tersendiri sebagai Garis Besar Program Pengajaran yang ditetapkan sebagai rambu-
rambu pengajaran bagi guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar sehingga dapat
mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

PENGERTIAN TK/TP AL-QUR’AN


TK Al-Qur’an atau TKA (Taman Kanak-kanak Al-Qur’an) adalah Lembaga Pendidikan
dan Pengajaran Islam untuk anak-anak usia 4 s/d 6 tahun, diluar TK Reguler yang
diselenggarakan dilingkungan masyarakat muslim sebagai wahana pembinaan dasar-dasar
keimanan, keilmuan dan ahlak yang Qur’ani sesuai taraf perkembangan kejiwaan dan
karakteristik anak..
Sedangkan pengertian Taman Pendidikan Al-Qur’an (TP Al-Qur’an atau TPA) adalah
Lembaga Pendidikan dan Pengajaran Islam untuk anak-anak usia 7 s/d 12tahun, yang
diselenggarakan dilingkungan masyarakat muslim sebagai wahana pembinaan dasar-dasar
keimanan, keilmuan, dan ahlak yang Qur’ani sesuai taraf perkembangan kejiwaan dan
karateristik anak.
Jadi pengertian, Kurikulum TK/TP Al-Qur’an adalah seperangkat rencana dan
pengaturan atau Garis Besar Program Pengajaran pada Lembaga pendidikan
pengajaran Al-Qur’an yang berisi tentang kompetensi yang dibakukan guna mencapai
tujuan pendidikan Nasional, berisi tentang kompetensi yang dibakukan sesuai dengan
karateristik dan perkembangan jiwa anak guna mencapai tujuan pendidikan Nasional.
Dengan adanya panduan kurikulum yang dibakukan inilah diharapkan menjadi rambu-
rambu pengajaran bagi guru, sehingga memudahkan guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar ditaman kanak-kanak Al-Qur’an dan Taman Pendidikan Al-
Qur’an dibawah koordinasi LPPTKA BKPRMI.
Kurikulum ini merupakan wahana pembinaan yang berlandaskan semangat keagamaan
yang pada dasarnya selaras dengan tujuan Pendidikan Nasional (UU SPN RI No 2 tahun 1989
pasal 4) dan SK Mendikbut No. 002/U/1995 tentang Perubahan Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No 0125/U/1994 tentang PKB TK yang harus dilandasi oleh
pembinaan kehidupan beragama, selaras pula dengan SKB Mendagri No. 128 dan SK
Menteri Agama No. 44A, 13 Mei 1982.

JENJANG PENDIDIKAN AL-QUR’AN LPPTKA BKPRMI.


JENJANG TAMAN KANAK-KANAK AL-QUR’AN (TKA)
1. Jenjang TKA (Taman Kanak-kanak Al-Qur’an) terdiri dari 2 level, yaitu level A dan level B
2. Setiap Level ditempuh dalam 2 semester, yaitu semester 1 dan semester 2 selama kurun
waktu 1 tahun.
3. Pada setiap jenjang santri dapat mengikuti Munaqosya Akhir serta Wisuda, kemudian
melanjutkan pada jenjang berikutnya setelah menempuh program pembelajaran yang telah
ditentukan.
4. Materi dan Program Ketuntasan Belajar Santri ditaman Kanak-kanak Al-Qur’an, Level A
dan Level B adalah 2 tahun atau sama dengan 4 semester.

JENJANG TAMAN PENDIDIKAN AL-QUR’AN (TPA)


1. Jenjang TP Al-Qur’an, terdiri dari 3 Level, yaitu : Level A, Level B dan Level C
2. Setiap Level ditempuh dalam 2 semester dalam kurun waktu 1 tahun
3. Pada setiap jenjang santri dapat mengikuti Munaqosya Akhir serta Wisuda, kemudian
melanjutkan pada jenjang berikutnya setelah menempuh program pembelajaran yang telah
ditentukan.
4. Materi dan Program Ketuntasan Belajar Santri di Taman Pendidikan Al-Qur’an Level A,
Level B dan Level C adalah 3 tahun atau sama dengan 6 semester.
Dalam kurikulum atau Garis-garis Besar Program Pengajaran ini terdapat sejumlah
komponen pendukung yang merupakan satu kesatuan sistem dimana antara komponen atau
unsur yang ada saling berinteraksi dalam pelaksanaan pembelajaran.
Komponen itu meliputi antara lain: Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan,Tujuan
Tingkat satuan Pembelajaran, Standart Kompetensi Kelulusan,Struktur
Kurikulum, Bahan Pengajaran/Muatan Kurikulum, Metode Pembelajaran/Pendekatan
Belajar, Sarana dan Prasarana dan sistim Penilaian.

TAMAN KANAK-KANAK AL-QUR’AN (TKA)


Tujuan Tingkat Satuan Pendidikan dirumuskan mengacu kepada tujuan umum pendidikan,
Sbb :
1. Membantu mengembangkan potensi anak kearah pembentukan sikap, pengetahuan dan
keterampilan keagamaan, melalui pendekatan yang disesuaikan dengan lingkungan dan tarap
perkembangan anak berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Sunnah Rosul.
2. Mempersiapkan anak agar mampu mengembangkan sikap, pengetahuan dan keterampilan
keagamaan yang telah dimiliki melalui program pendidikan lanjutan.
Tujuan Tingkat Satuan Pembelajaran dirumuskan dalam satu jenjang pembelajaran yang
ditempuh dalam 2 tahun atau 4 semester, yaitu:
Pembelajaran Level A, santri diharapkan:
1. Mampu mengenal dan membaca huruf serta kalimah dan penggalan ayat Al-Qur’an melalui
panduan buku Iqro jilid 1 s/d 4 (buku panduan lain sejenis : Tilawati, Qiro’ati).
2. Hafal bacaan sholat 5 waktu dan mampu mempraktekkan tata cara pelaksanaannya dengan
baik.
3. Menguasai sejumlah hafalan do’a harian dan surah pendek.
4. Membiasakan sikap dan adab yang baik
5. Memiliki kemampuan dasar keterampilan menulis huruf arab dengan benar.
6. Mampu mengenal dasar-dasar keislaman melalui pembiasaan dan praktek langsung serta
permainan secara sederhana yang diberikan
Pembelajaran Level B santri diharapkan :
1. Mampu mengenal dan membaca huruf serta kalimah dan penggalan ayat Al-Qur’an melalui
panduan Buku Iqro jilid 5 s/d 6 (buku panduan lain sejenis Tilawati, Qiro’ati dan Al-Qur’an
mulai Juzz 1)
2. Mampu melaksanakan tata cara sholat 5 waktu beserta do’anya dengan baik.
3. Menguasai sejumlah hafalan do’a harian dan surah pendek sesuai target yang ditentukan
4. Membiasakan sikap dan adab yang baik
5. Memiliki kemampuan dasar keterampilan menulis huruf arab dengan benar.
6. Mampu mengenal dasar-dasar keislaman melalui pembiasaan dan praktek langsung serta
permainan secara sederhana yang diberikan

STANDAR KOPETENSI KELULUSAN


TKA
1. Memiliki kemampuan dasar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
2. Mampu menghafalkan 13 surah pendek dengan baik dan benar
3. Memiliki kemampuan menghafalkan 20 do’a harian dengan baik dan benar
4. Mampu menghafalkan bacaan sholat
5. Mampu memperaktekkan wudhu dan sholat Fardhu dengan baik dan benar
6. Mampu mengenal dasar-dasar keislaman serta aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-
hari
7. Memiliki kemampuan dasar mencontoh penulisan huruf dan angka arab.

TPA
1. Memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dasar Ilmu Tajwid
2. Mampu menguasai teori Ilmu Tajwid
3. Mampu menghafalkan 22 surah pendek dengan baik dan benar
4. Memiliki kemampuan menghafalkan 27 do’a harian dengan baik dan benar
5. Mampu menghafalkan bacaan sholat fardhu dan sunnah
6. Mampu mempraktekkan adzan, wudhu dan sholat wajib serta sunnah dengan baik dan benar.
7. Mampu menghafalkan 5 ayat pilihan dengan baik dan benar
8. Memiliki kemampuan menulis arab dengan benar dan baik
9. Mampu menguasai dasar-dasar Dinul Islam serta aplikasi sederhana dalam kehidupan sehari-
hari
Adapun struktur kurikulum Taman Kanak-kanak Al-Qur’an meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama 2 tahun atau 4 semester
yang terdiri dari jenjang level A satu tahun pembelajaran dan jenjang level B satu tahun
pembelajaran.

STRUKTUR KURIKULUM DISUSUN BERDASARKAN STANDART


KOMPETENSI LULUSAN DENGAN KETENTUAN SBB:
Kurikulum TKA memuat 7 materi pokok dan muatan local, Materi pokok yang dimaksud
adalah dasar pembelajaran Al-Qur’an, Hafalan bacaan sholat, hafalan surah pendek, latihan
dan praktek sholat, Adab dan do’a harian, Tahsinul Kitabah dan pengenalan dasar Dinul
Islam. Sedangkan muatan local merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi diri santri yang disesuaikan dengan kebutuhan, cirri khas dan potensi daerah
masing-masing, misalnya: senam santri, Nasyid, English kids, Al- Arobiyatul lil Aulad dan
sebagainya. Dengan aplikasi pembelajaran Sbb:
TKA Level A ( 2 semester dalam 1 tahun )
MATERI POKOK
1. Dasar pembelajaran Al-Qur’an ( Iqro Jilid 1 s/d 4) diperkenankan menggunakan sumber lain
yang sejenis, seperti Qiro’ati dan Tilawat dsb
2. Hafalan bacaan sholat
3. Hafalan surah pendek
4. Praktek sholat
5. Adab dan do’a harian
6. Tahsinul Kitabah
7. Pengenalan Dasar Dinul Islam

MUATAN LOKAL
1. Nasyid
2. Senam santri
3. English Kids
4. Dll (disesuaikan dengan kebutuhan dan cirri khas dan potensial daerah/Unit)

TKA Level B ( 2 semester dalam 1 tahun )


MATERI POKOK
1. Dasar pembelajaran Al-Qur’an (Iqro jilid 5 s/d 6) dan Tadarrus Al-Qur’an mulai Juz 1,
diperkenankan menggunakan sumber lseperti, Qiro’ati dan Tilawati dsb.
2. Hafalan bacaan sholat
3. Hafalan surah pendek
4. Praktek sholat
5. Adab dan do’a harian
6. Tahsinul kitabah
7. Pengenalan dasar Dinul Islam.

MUATAN LOKAL
1. Nasyid
2. Senanm santri
3. English Kids
4. Dll (Disesuaikan dengan kebutuhan, cirri khas dan potensial daerah/Unit)
Pembelajaran pada TKA dilakukan melalui pendekatan pembiasaan dengan kolaborasi
pendekatan yang bervariasi
a. Jam pembelajaran untuk setiap materi dialokasikan sebagaimana tertera matriks dalam
muatan kurikulum
b. Alokasi waktu untuk satu jam pembelajaran adalah 30 menit
c. Pertemuan tatap muka perhari adalah 4 jam pembelajaran (120 menit)
d. Hari efektif dalam 1 minggu adalah 5 hari
e. Minggu efektif dalam 1 tahun pembelajaran adalah 38 s/d 40 minggu ( 200 hari, 800 jam
pelajaran)
f. Sedangkan Struktur untuk TPA meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu
jenjang pendidikan selama 3 tahun atau 6 semester, yang terdiri dari Level A selama 1 tahun
pembelajaran (2semester), Level B. selama 1 tahun pembelajaran (2 semester) dan Level C
selama 1 tahun pembelajaran (2 semester). Disusun berdasarkan standart kompetensi lulusan
dengan ketentuan Sbb :
TPA Level A (2 semester dalam 1 tahun)
MATERI POKOK
1. Dasar pembelajaran Al-Qur’an (Iqro Jilid 1 s/d 6 dan diperkenankan menggunakan sumber
lain sejenis Qiro’ati, Tilawati dsb.
2. Hafalan bacaan sholat
3. Hafalan surah pendek
4. Praktek Ibadah
5. Adab dan do’a harian
6. Tahsinul kitabah
7. Pengenalan Dasar Dinul Islam

TPA Level B (2 semester dalam 1 tahun)


MATERI POKOK
1. Tadarrus Al-Qur’an (Juzz 1 s/d 15)
2. Ilmu Tajwid
3. Hafalan surah pendek
4. Praktek Ibadah
5. Adab dan do’a harian
6. Tahsinul kitabah
7. Dinul Islam.

TPA Level C (2 semester dalam 1 tahun)


MATERI POKOK
1. Tadarrus Al-Qur’an (Juzz 16 s/d 30)
2. Ilmu Tajwid
3. Hafalan surah pendek
4. Praktek Ibadah
5. Hafalan ayat pilihan
6. Adab dan do’a harian
7. Tahsinul kitabah
8. Dinul Islam

Sedangkan untuk muatan lokalnya meliputi :


1. English Kids
2. Al-Arobiyatul lil Auliad
3. Senam santri
4. Dll (disesuaikan dengan kebutuhan)
 Pembelajaran pada TPA dilakukan melalui pendekatan pembiasaan dengan kolaborasi
pendekatan berbagai variatif
 Jam pembelajaran untuk setiap materi dialokasikan sebagaimana tertera pada matriks dalam
muatan kurikulum
 Alokasi waktu untuk 1 jam pembelajaran adalah 30 menit
 Pertemuan tatap muka perhari adalah 4 jam pembelajaran ( 120 Menit)
 Hari efektif dalam 1 minggu 5 hari
 Minggu efektif dalam 1 tahun pembelajaran adalah 38 s/d 40 minggu (200 hari, 800 jam
pelajaran).

KETERANGAN MENGENAI MATERI POKOK.


Dasar pembelajaran Al-Qur’an
Dasar pembelajaran Al-Qur’an ialah bimbingan belajar membaca Al-Qur’an dengan
mengacu pada buku Iqro susunan KH. As’ad Humam (Alm) yang terdiri dari 6 jilid atau
sejenisnya (Tilawati dan Qiro’ati)
Bahan bimbingan belajar membaca Al-Qur’an tersebut diselesaikan oleh santri TP Al-
Qur’an selambat-lambatnya dalam tempo 12 bulan (2 semester) pada level A
Metodologi pembelajarannya didasarkan atas petunjuk yang telah dirumuskan oleh
penyusun buku tersebut melalui pengajaran individual (privat), Klasikal dan kelompok.
1. Proses pembelajarannya harus memperhatikan prinsip-prinsip Sbb :
2. Bacaan langsung (tanpa dieja)
3. Tatap muka langsung (Musyafahah)
4. CBSA (cara belajar santri active) dapat melalui asistensi dan menggunakan modul dan juga
yang harus diperhatikan guru yang bertugas harus mampu menyesuaikan dengan
perkembangan psikologis dan karateristik anak, yaitu dengan mengacu pada prinsip “
Bermain Sambil Belajar” dan “ Belajar Seraya bermain”.

Hafalan Bacaan Sholat


Bacaan sholat yang diprioritaskan untuk santri TPA adalah bacaan sholat Fardhu dengan
dzikr/do’a sesudah sholat yang sederhana, diberikan dilevel A (2 semester)
Untuk mengatasi perbedaan ragam bacaan sholat maka hendaknya guru mengambil
langkah kebijaksanaan Sbb:
 Guru dapat menentukan pilihan (salah satu versi) sesuai dengan kebiasaan masyarakat
lingkungan sekitar, namun tetap berpegang pada dalil yang dapat dipertanggung jawabkan.
 Pada tahap tertentu, guru dapat memperkenalkan versi bacaan lain kepada santri, minimal
untuk menjadi pengetahuan santri bahwa bacaan versi lain itupun boleh dipakai, maksimal
bacaan versi lain dapat ditargetkan pula untuk dihafalkan.
 Hendaknya guru bersikap arif agar tidak terjebak kedalam masalah yang berpotensi terjadinya
perpecahan umat

Hafalan Surah Pendek


Yang dimaksud dengan surah pendek ialah sejumlah surat yang terdapat dalam Juz
Amma (Juzz ke 30) dan targetnya untuk santri TPA sebanyak 28 Surah, ditempuh dalam 6
semester yakni 13 surah pada level A (2 semester), 9 Surah pada level B (2 semester) dan 6
surah pada level C (2 semester).
Metode pembelajaran hafalan surah pendek ini dilakukan dengan cara klasikal dan
private, guru sangat diharapkan untuk memperhatikan dengan seksama kualitas bacaan santri
agar sesuai dengan kaidah ilmu Tajwid dan benar pelafalannya (tepat makhorijul hurufnya).

Praktek Ibadah
Yang dimaksud praktek Ibadah adalah pembelajaran pelaksanaan ibadah muhdhoh
(ibadah yang sudah ditentukan kaifiyatnya) secara praktek, untuk materi Level A meliputi
Praktek wudhu, adzan dan Iqomah serta sholat fardhu yang 5 waktu.
Tahun kedua, Level B santri dikondisikan selalu berwudhu dan sholat berjamaah. Pada
praktek sholat berjamaah ditekankan cara mengatur barisan sholat yang benar, Praktek
menjadi Imam dan ma’mun secara bergiliran.
Tahun ke tiga, Level C santri dikenalkan cara melaksanakan beberapa sholat sunnah
(sunnah rawatib, dhuha, Idul Fitri, Idul Adha serta sholat gerhana dan sholat fardhu kifayah
atau sholat jenazah).

Bacaan Tadarrus
Yang dimaksud tadarus adalah membaca Al-Qur’an dengan pola tartil (Murottal) yang
biasa disebut dengan tadarrus bittartil.
Bimbingan tadarrus bittartil disampaikan pada level B mulai Juz 1 s/d Juz 15 dan pada
level C dilanjutkan hingga Juz 30.

Ilmu Tajwid
Pembelajaran Ilmu Tajwid diberikan pada Level B dan level C, penekanan
kompetensinya santri mampu menguasai ilmu tajwid ini baik secara teori dan yang lebih
utama penguasaan secara praktek.

Hafalan ayat-ayat pilihan


Ayat pilihan adalah sejumlah ayat Al-Qur’an yang dipilih dari surah tertentu yang berisi
tuntunan Aqidah, Syari’ah, Akhlaq dan ayat-ayat kauniyah selama 4 semester dengan
pembagian Sbb :
Level B, ditempuh selama 2 semester dengan 5 ayat pilihan, yakni :
1. Surah Al-Baqoroh (QS. 2) ayat 255 (ayat Kursyi)
2. Surah Al-Baqoroh (QS. 2) ayat 284 s/d 285
3. Surah Ali Imron (QS. 3) ayat 133 s/d 136
4. Surah Al-Mu’minun (QS.23) ayat 1 s/d 11
5. Surah Luqman (QS. 31) ayat 12 s/d 15.

Level C, ditempuh selama 2 semester dengan 4 ayat pilihan, yakni :


1. Surah An Nahl (QS. 16) ayat 65 s/d 69
2. Surah Al Fath (QS. 48) ayat 28 s/d 29
3. Surah Ar rohman (QS. 55) ayat 1 s/d 16
4. Surah Al Jumu’ah (QS. 62) ayat 9 s/d 11.

Adab dan Do’a harian


Materi adab dan do’a harian adalah bahan pengajaran yang terdiri dari do’a harian
(Yaumiyah) dan adab yang menyertainya.
Pada level A selama 2 semester terdiri dari 19 do’a yaumiyah dan pada level B hanya
disemester 1 (terdapat 10 do’a berikut adabnya.

Dinul Islam
Materi Dinul Islam adalah berupa pengetahuan dasar tentang ajaran Islam yang terdiri
dari ajaran Aqidah, syari’ah dan akhlaq.
Materi Dinul Islam ini diberikan pada level A (pengenalan Dasar-dasar sederhana), Level
B dan level C

Tahsinul Kitabah
Materi Tahsinul kitabah ialah pengajaran tentang cara belajar menulis huruf Al-Qur’an
beserta angka arab.
Materi ini diberikan pada tahun pertama (Level A/2 semester) dan tahun ke 3 (level C/ 2
semester).

Muatan Lokal
Muatan local adalah materi tambahan yang sifatnya alternative sesuai dengan kondisi dan
potensi yang memungkinkan untuk dapat diselenggarakan dilingkungan Unit TPA yang
bersangkutan.
Beberapa alternative muatan local yang sesuai dan menarik minat santri antara lain :
1. Al-Arobiyyah lil Aulad
2. English for Kids
3. Senam Santri
4. Dll.

EVALUASI (PENILAIAN/ MUNAQOSYAH)


Evaluasi (Munaqosyah) pembelajaran didifinisikan sebagai upaya dan proses memilih,
mengumpulkan serta menafsirkan informasi tentang pertumbuhan, perkembangan, kemajuan,
perubahan serta kemampuan yang menjangkau berbagai aspek perkembangan (Ali Nugraha,
2005).
Penilaian pembelajaran adalah suatu usaha untuk mendapatkan berbagai informasi secara
berkala, berkesinambungan dan menyeluruh tentang proses dan hasil dari pertumbuhan dan
perkembangan yang telah dicapai oleh anak didik melalui program kegiatan belajar
(Depdiknas, 2006 : 14).
Evaluasi atau penilaian merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisa
dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara
sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam
pengambilan keputusan (Trianto, 2007: 87)
Beberapa aspek yang dapat menjadi perhatian penilaian diantaranya adalah :
1. Aspek Akademis meliputi apa yang diketahui, dipahami dan tersimpan dalam otak santri.
2. Aspek Pemikiran meliputi kualitas penalaran, kerangka kerja konseptual, penggunaan
metode ilmiah dan pemecahan masalah serta kemampuan menyusun argumentasi dalam
memahami konsep Al-Qur’an.
3. Aspek Keterampilan meliputi keterampilan tulis dan lisan, keterampilan meneliti,
keterampilan dalam mengorganisasi dan menganalisa informasi serta keterampilan tekhnik
juga keterampilan dalam aflikasi ibadah sehari-hari.
4. Aspek Sikap, meliputi sikap cinta Al-Qur’an, rajin sholat, suka belajar, komitmen untuk
memegang teguh Dinullah dan menjadi warga Negara yang baik, kegemaran membaca,
kegemaran berfikir Ilmiah sebagaimana tercermin dalam ikrar santri.
5. Aspek Kebiasaan kerja, meliputi melaksanakan sholat dengan tertib, senantiasa melafadzkan
kalimah thoyyibah, berdo’a sebelum dan sesudah melakukan pekerjaan, menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu, menggunakan waktu dengan bijaksana serta bekerja dengan sebaik
mungkin.

TUJUAN EVALUASI
BAGI GURU
1. Memperoleh bahan masukan untuk pengisian nilai Rapor dan mengetahui perkembangan
anak dalam pengalaman belajarnya.
2. Memberi umpan balik (Feed Back) untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan guru dalam
proses pembelajaran dengan memilih metode dan kiat-kiat yang lebih efektif.
3. Mengembangkan pengalaman dan cara-cara yang positif dan efektif dalam proses kegiatan
belajar-mengajar.
4. Sebagai bahan masukan dalam rangka memberikan bimbingan khusus kepada anak tertentu
yang mengalami hambatan dan kesulitan belajar serta kesulitan penyesuaian diri.

BAGI PENGELOLA / KEPALA UNIT


1. Memberikan masukan dalam rangka meningkatkan upaya pembinaan kualitas guru dan
petugas lainnya
2. Memberikan masukan dalam rangka mengupayakan tersedianya sarana yang diperlukan dan
pengembangan administrasi pendidikan secara keseluruhan.

BAGI ANAK / PARA SANTRI


1. Memberikan motivasi ke arah peningkatan aktivitas dan kreativitas belajarnya
2. Menumbuhkan sikap percaya diri dalam meraih prestasi belajar yang lebih baik

BAGI ORANG TUA


1. Memberikan informasi atau gambaran umum mengenai perkembangan dan prestasi belajar
anaknya agar memperoleh perhatian dan pembinaan khusus dirumahnya masing-masing
2. Memberikan umpan balik agar orang tua yang bersangkutan semakin terdorong untuk
menunjukkan peran sertanya dalam upaya memajukan dan memperbaiki keadaan unit
pendidikan tempat anaknya belajar.

PENERIMAAN SANTRI BARU


Penerimaan santri baru dilaksanakan melalui proses pendaftaran dan pendataan dimasing-
masing Unit TKA/TPA.
Masa pendaftaran santri baru, secara umum berlangsung pada bulan Mei hingga
pertengahan bulan Juli
Selain pendaftaran secara umum tersebut diatas, Unit TKA/TPA dapat memberlakukan
penerimaan santri baru secara khusus yang berlaku setiap saat. Hal ini dilakukan dalam
rangka menyalurkan minat orang tua untuk mendidik anaknya di TKA/TPA diluar masa
pendaftaran Umum/ pendaftaran Massal
Penerimaan santri baru secara khusus tersebut diatas hendaklah diimbangi dengan
kesiapan pihak Unit, terutama dala segi daya tampung local belajar bagi santri baru tersebut.

PEMBAGIAN RAPOR PRESTASI SANTRI


1. Rapor prestasi santri (RPS) diberikan pada tiap akhir semester, sesudah pelaksanaan Tes
Sumatif
2. Bagi santri yang baru diikut sertakan KBM-nya tidak dimulai dari awal tahun ajaran,
diberlakukan kebijaksanaan khusus Sbb :
3. Santri yang cerdas dan mampu mengejar target pengajaran dapat diikut sertakan dalam tes
sumatif sesuai jadwal resmi yang berlaku dan memperoleh rapor pada waktunya.
4. Santri yang lemah dan belum memenuhi target pengajaran (sesuai program semester) dapat
ditangani dengan pemberian tes tersendiri dan pemberian rapornya pada waktu tersendiri
pula.

HARI BELAJAR & WAKTU KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR


Hari-hari belajar intra kurikuler dalam 1 minggu adalah Sbb :
1. Untuk kelompok TKA minimal 5 hari, yaitu hari Senin sampai hari Jum’at dan maksimal 6
hari, yakni sampai hari Sabtu
2. Untuk kelompok TPA minimal 3 hari dan maksimal 6 hari, pemberlakuan waktu minimal
diatas 3 hari didasarkan atas pertimbangan kondisional setempat, yakni karena keterbatasan
gedung/local belajar, keterbatasan guru dan atau karena pertimbangan sosiologi setempat.
Waktu atau Jam kegiatan belajar harian (tiap kali pertemuan) adalah Sbb :
1. Waktu atau jam belajar mengajar berlangsung sore hari, yaitu sebelum dan sesudah waktu
dzuhur atau sebelum dan sesudah awal waktu ‘Ashar
2. Alokasi waktu KBM TKA/TPA yang memilih hari belajarnya hanya 3-4 hari dalam 1
minggu memerlukan waktu selama 120 menit ( 2 jam) tiap kali pertemuan (tidak termasuk
waktu untuk pelaksanaan sholat).

KBM BULAN RAMADHAN


KBM pada bulan Ramadhan adalah selama 15 s/d 20 hari belajar efektif
Bagi Unit TKA/TPA yang tidak memungkinkan membuka jam belajarnya pada sore hari,
dapat mengalihkan pada pagi hari yakni sebelum belajar sekolah Formal (TK/SD/MI).
Isi kegiatan dan materi pengajarannya disesuaikan dengan paket ibadah ramadhan dan
pada hari-hari tertentu hendaklah divariasikan dengan kegiatan ekstra kurikuler seperti :
Berbuka Puasa bersama, Tadarrus keliling (Tarling), Peringatan Nuzhulul Qur’an,
Pengumpulan Zakat Fitrah dan sebagainya.

PEMAMFAATAN WAKTU LIBUR


Sebagian waktu libur hendaklah dimamfaatkan untuk menyelenggarakan kegiatan ekstra
kurikuler, Hari libur dimaksudkan adalah Hari libur Nasional, Hari besar Islam, Hari libur
khusus, Hari libur caturwulan dan hari libur akhir tahun ajaran (semester 2)
Kegiatan ekstra kurikuler tersebut diatas dapat diselenggarakan secara terpisah atau
bergabung dalam program kepanitiaan yang dibentuk oleh BKPRMI/LPPTKA dengan
mempertimbangkan isi kegiatan dan nilai momentumnya.

AGENDA MUNAQOSYAH DAN WISUDA SANTRI


1. Jadwal pelaksanaan Munaqosyah atau ujian akhir dilaksanakan pada waktu yang tidak
bersamaan dengan jadwal EBTANAS SD/MI, agar tidak memberatkan anak dan tidak
menyulitkan guru/pengelola unit dalam menanganinya.
2. Santri lulusan Munaqosyah akhir dapat diwisuda secara missal (Wisuda bersama) dalam
rangka menggembirakan anak dan memberikan dorongan moril untuk mengembangkan
prestasinya, Munaqosyah akhir merupakan persyaratan untuk mengikuti Wisuda santri.
Munaqosyah akhir dapat dilaksanakan setiap akhir tahun dengan kompetensi santri yang telah
menyelesaikan ketuntasan belajar di TKA pada level B dan TPA pada Level C, Munaqosyah
akhir dapat diselenggarakan ditingkat kota Kabupaten atau tingkat Propensi dengan cara-cara
yang tidak memberatkan orang tua, sederhana namun meriah dan khidmat.
3. Jadwal pelaksanaan Wisuda pada akhir tahun ajaran, yaitu bulan Juni dan selambat-
lambatnya pada pertengahan Agustus
4. Tekhnis pelaksanaan Wisuda santri diatur dalam buku panduan manajemen dan tata tertib
TKA/TPA LPPTKA BKPRMI.

KEGIATAN SANTRI SESUDAH MUNAQOSYAH & WISUDA


1. Santri yang sudah mengikuti Munaqosyah dan Wisuda masih tetap berada dibawah
bimbingan guru pada Unitnya masing-masing. Oleh karenanya mereka harus tetap aktif
mengikuti kegiatan belajar mengajar dalam rangka menuntaskan paket-paket pengajaran yang
belum terselesaikan. Hal ini berbeda dengan tradisi yang berlaku pada pendidikan formal
seperti SD atau MI.
2. Bagi santri TPA paket B yang akan disalurkan kejenjang pasca TPA (TQA) diberikan
bimbingan khusus agar dapat memenuhi persyaratan dalam mengikuti program pendidikan
lanjutan tersebut, bila mana perlu dibentuk kelas khusus(Takhasus) sedangkan bagi santri
tamatan TKA paket B dapat diikut sertakan kedalam kelompok santri TPA paked B, agar ia
dapat mengikuti materi khusus (materi Tambahan) yang tidak diperoleh sebelumnya. Hal itu
dimaksudkan pula dalam rangka mengembangkan asas kesinambungan pembinaan
kemampuan dan prilaku mereka
3. Kebijaksanaan program penuntasan dan program tindak lanjut diatas hendaklah dikondisikan
dengan sebaik-baiknya, antara lain dengan memberikan informasi dan arahan khusus kepada
pihak orang tua santri. Untuk itu Ijazah hasil Munaqosyah yang telah dikeluarkan sebaiknya
jangan diberikan sebelum target penuntasan itu tercapai.
STANDARISASI KURIKULUM TK AL-QUR’AN
STANDARISASI KURIKULUM TK AL-QUR’AN
STANDAR KOMPETENSI LULUSAN
Lulusan TK Al-Qur’an, memiliki kemampuan dasar:

1. Membaca Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid dengan benar dan baik.

2. Menghafal Surah pendek, minimal 12 surah

3. Menghafal doa-doa harian dan mengerti etika (adab)nya, minimal 15 doa

4. Menghafal bacaan sholat

5. Melakukan praktek berwudhu dan shalat

6. Menulis huruf hijaiyah

7. Memiliki dasar-dasar aqidah-akhlak

8. Mengerti dasar-dasar ulumul Qur’an

B. STANDAR ISI KURIKULUM

Standar kompetensi lulusan sebagaimana tersebut di atas akan dicapai dalam masa 2 tingkat yang
terbagi dua paket, A dan B dengan masing-masing dua semester. Seminggu masuk 5-6 hari, tiap
masuk berlangsung selama 4 jam pelajaran @ 30 menit.
1. Materi Paket A

a. Pembelajaran membaca Al-Qur’an, dengan menggunakan buku yang dipandang praktis, efektif dan
menyenangkan.

b. Hafalan 12 surah-surah pendek, QS.An-Nas sampai dengan Al-Ashr

c. Hafalan doa dan etika (adab) sehari-hari, yang terdiri dari:

1. Etika dan doa untuk kedua orang tua

2. Etika dan doa belajar

3. Etika dan doa sebelum dan sesudah makan

4. Etika dan doa masuk dan keluar wc

5. Doa kebaikan dunia-akherat

6. Etika dan doa awal dan akhir majlis (pertemuan)


7. Etika dan doa masuk dan keluar rumah

8. Doa memohon rohmat Allah

9. Etika dan doa membaca Al-Qur’an

10. Etika dan doa akan dan bangun tidur

d. Hafalan bacaan sholat (cukup dipilih satu macam bacaan saja)

e. Praktek wudlu dan sholat fardlu dengan berjamaah

f. Tahsimul kitabah (menulis dan mewarnai huruf hijaiyah dan angka arab)

g. Aqidah akhlaq yang dikemas dalam bentuk BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi) yang meliputi:

1. Makna syahadatain

2. Bukti keesaan dan kebesaran Allah

3. 10 nama malaikat dengan tugas-tugasnya

4. 25 nama Rosulullah

5. 4 kitab Allah yang wajib diimani

6. Hari akhir dengan rangkaiannya

7. Takdir Allah

8. Rukun Islam yang lima

2. Materi Paket B (TK Al-Qur’an Lanjutan)

a. Tadarus Al-Qur’an sesuai kaidah ilmu tajwid, mulai dari juz 1,2,3,…dst.

b. Ilmu tajwid, yang meliputi :

1. Mukharijul huruf

2. Hukum bacaan tanwin dan nun sukun

3. Macam-macam idghom (mutamatsilain, mutaqoribain dan mutajanisain)

4. Bacaan qolqolah

5. Hukum dan macam-macam mad


c. Hafalan surah-surah pendek

1. Memperlancar 12 surah pendek yang ada pada Paket A

2. Bila telah lancar, dilanjutkan menghafal QS. At-Takatsur sampai dengan Ad-Dhuha

d. Aqidah-akhlaq yang dikemas dalam bentuk BCM (Bermain, Cerita dan Menyanyi)

1. Pendalaman materi-materi pada Paket A

2. Akhlaq terhadap orang tua

3. Akhlaq berpakaian

4. Akhlaq di dalam masjid

5. Akhlaq dalam pergaulan

6. Akhlaq ketika hujan dan ada petir

e. Dasar-dasar ulumul Qur’an, meliputi:

1. Pengertian Al-Qur’an

2. Fungsi Al-Qur’an bagi manusia

3. Pembagian Al-Qur’an menjadi juz, surah dan ayat

4. Nama-nama surah dalam Al-Qur’an

f. Hafalan doa dan etika sehari-hari :

1. Pendalaman materi-materi pada Paket A

2. Etika dan doa bercermin dan berpakaian

3. Etika dan doa mendengar adzan

4. Doa iqomah

5. Etika dan doa masuk dan keluar masjid

6. Etika dan doa ketika bersin

7. Etika dan doa naik kendaraan

g. Tahsimul kitabah (menulis ayat-ayat Al-Qur’an)


C. STRUKTUR KURIKULUM

1. Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan


Taman Pendidikan al-Qur’an bertujuan menyiapkan terbentuknya generasi Qur’ani, yaitu generasi
yang memiliki komitmen terhadap al-Qur’an sebagai sumber perilaku, pijakan hidup dan rujukan
segala urusannya. Hal ini ditandai dengan kecintaan yang mendalam terhadap al-Qur’an, mampu dan
rajin membacanya, terus menerus mempelajari isi kandungannya, dan memiliki kemauan yang kuat
untuk mengamalkannya secarakaffah dalam kehidupan sehari-hari.

2. Kompetensi Tingkat Satuan Pelajaran

Untuk mencapai Kompetensi Tingkat Satuan Pendidikan di atas telah dirumuskan mater-materi yang
tertuang dalam Standar Isi Kurikulum yang bisa dikelompokkan dalam Satuan Pelajaran sebagai
berikut:

a. Qiro’ah (baca Al-Qur’an)

b. Tahfidz

c. Pengenalan aqidah

d. Penerapan ibadah

e. Penerapan akhlaq

Standar Kompetensi Mata Pelajaran (SKKMP) dikembangkan tujuan dan cakupan muatan dan/atau
kegiatan setiap kelompok mata pelajaran, yakni:

a. Kelompok Mata Pelajaran Qiro’ah bertujuan: membentuk santri menjadi pribadi yang mencintai Al-
Qur’an, mampu dan gemar membaca Al-Qur’an dan berusaha memahaminya. Tujuan tersebut dicapi
melalui muatan dan/atau kegiatan belajar membaca Al-Qur’an dan tadarus.

b. Kelompok Mata Pelajaran Tahfidz bertujuan: agar santri mampu menguasai doa-doa harian, surah-
surah pendek, kelompok ayat pilihan. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan menghafal doa-
doa harian, surah-surah pendek, kelompok ayat pilihan.

c. Kelompok Mata Pelajaran Pengenalan Aqidah bertujuan: agar santri mempunyai dasar-dasar
keimanan yang kuat. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan Bermain Cerita Menyanyi
dengan muatan materi aqidah
d. Kelompok Mata Pelajaran Penerapan Ibadah bertujuan: agar santri mampu mengerjakan wudlu dan
sholat lima waktu dengan tata cara yang benar. Tujuan tersebut dapat dicapai dengan kegiatan
praktek ibadah.

e. Kelompok Mata Pelajaran Penerapan Akhlaq bertujuan: membentuk santri menjadi pribadi yang
berakhlaqul karimah. Tujuan tersebut dapat dicapai melalui kegiatan Bermain Cerita Menyanyi
dengan muatan materi aqidah.

3. Sebaran Isi dan Bobot Pelajaran

Standar Isi Kurikulum sebagaimana tersebut di atas dalam penerapannya ada beberapa mata
pelajaran yang digabung, sehingga Struktur Kurikulum yang setiap minggunya masuk 5 hari, sebagai
berikut:

JENJANG PAKET A PAKET B


No JUMLAH
Mata pelajaran SMT I SMT II SMT I SMT II

Pelajaran Membaca Al-


1. 5 5 - - 10
Qur’an dan menulis

Tadarus Al-Qur’an, kajian


2. - - 5 5 10
ilmu tajwid dan menulis

Hafalan surah-surah pendek


3. 3 3 3 3 12
dan doa-doa harian

Praktek wudlu dan sholat


4. 5 5 5 5 20
berjamaah

5. Tahsimul Kitabah 2 2 2 2 8

6. Aqidah-akhlaq 3 3 3 3 12

7. Dasar-dasar ulumul Qur’an 2 2 2 2 8

Jumlah 20 20 20 20 80

catatan :

1. Struktur ini bila santri masuk 5 kali dalam seminggu, tiap hari masuk 120 menit.

2. Tiap jam pelajaran 30 menit. Jadi tiap hari terdapat 4 jam pelajaran (20 jam pelajaran tiap satu
minggu).
3. Bagi unit yang satu masuk kurang atau lebih dari 5 hari setiap minggunya, bisa menyesuaikan.

4. Standar Penilaian

1. Santri yang telah menyelesaikan satu jenjang Paket, berhak naik ke jenjang Paket berikutnya.

2. Evaluasi kenaikan jenjang dipercayakan kepada masing-masing unit

3. Untuk menjaga kualitas lulusan TK AL-QUR’AN, dan syi’ar dakwah al-Qur’an perlu
diselenggarakan wisuda santri TK AL-QUR’AN

4. Upacara wisuda diikuti oleh santri yang telah menyelesaikan jenjang paket B

5. Standar minimal Wisuda TK AL-QUR’AN adalah santri yang telah mencapai standar kompetensi
kelulusan sebagaimana tersebut di atas dan lulus munaqasah.

6. Munaqasah diselenggarakan oleh Tim Munaqasah yang dibentuk dan mendapatkan SK dari Dirwil.
LPPTKA/BKPRMI/BADKO TKA/TPA Tk. Propinsi.

7. Semua santri yang telah dinyatakan lulus munaqasah berhak mendapatkan sertifikat/ijazah dari
Dirwil. LPPTKA/BKPRMI/BADKO TKA/TPA Tk. Propinsi.

8. Sertifikat/Ijazah memuat nilai angka yang dinyatakan dalam:

1. 80-100 =A

2. 66-79,9 =B

3. 56-65,9 =C

4. 46-55,9 =D

5. < 45,9 =E

Sidang Komisi:

Wisma Haji -- Jakarta, 9 November 2006

Ketua : Drs. HM. Budiyanto

Sekretaris : Muhammad Ikbal

Anggota : U Syamsuddin MZ.

Anda mungkin juga menyukai