PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan utama saat ini masih dihadapi berkaitan dengan kesehatan ibu di Indonesia
adalah masih tingginya angka kematian ibu yang berhubungan dengan persalinan.
Menghadapi masalah ini maka Indonesia mencanangkan program Safe Motherhood yang
mempunyai prioritas pada peningkatan pelayanan kesehatan wanita terutama paada masa
kehamilan, persalinan dan pasca persalinan (post partum).
Periode post partum adalah masa (kira-kira 6 minggu) setelah kelahiran bayi, selama
tubuh beradaptasi ke keadaan sebelum hamil, atau disebut dengan puerperium (Patricia W.,
2006). Komplikasi yang sering terjadi pada post partum adalah perdarahan hebat dan infeksi.
Angka kematian ibu dalam kehamilan dan persalinan di seluruh dunia mencapai 515 ribu
jiwa pertahun. Ini berarti seorang ibu meninggal hampir setiap menit karena komplikasi
karena kehamilan dan persalinannya (dr.Nugraha, 2007). Saat ini jumlah post partum 1,2%
tiap tahunnya dan angka post partum di Indonesia pada tahun 2009 masih cukup tinggi yaitu
sebesar 228 per 100.000 persalinan (www.republika.co.id). Menurut survey kesehatan rumah
tangga (SKRT) selama 10 tahun angka kematian ibu terutama disebabkan post partum sekitar
67% dan 70% kematian karena perdarahan dan infeksi.
Tidak hanya masalah pada kematian ibu post partum salah satu masalah kependudukan
yang cukup besar di Indonesia adalah jumlah kepadatan penduduk yang sangat besar. Hal ini
menimbulkan berbagai macam masalah lain. Untuk itu, pemerintah mencanangkan program
Keluarga Berencana (KB) yaitu program pembatasan jumlah anak yakni dua untuk setiap
keluarga. Program KB di Indonesia mengalami kemajuan yang cukup pesat dan diakui
keberhasilannya di tingkat Internasional. Hal ini terlihat dari angka kesertaan ber-KB
meningkat dari 26% pada tahun 1980, menjadi 50% pada tahun 1991, dan terakhir menjadi
57% pada tahun 1997.
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif yang
paling dasar dan utama bagi wanita, meskipun tidak selalu diakui demikian.Peningkatan dan
perluasan pelayanan keluarga berencana merupakan salah satu usaha untuk menurunkan
1
angka kesakitan dan kematian ibu yang sedemikian tinggi akibat kehamilan yang dialami
oleh wanita. Banyak wanita harus menentukan pilihan kontrasepsi yang sulit, tidak hanya
karena terbatasnya jumlah metode yang tersedia tetapi juga karena metode-metode tertentu
mungkin tidak dapat diterima sehubungan dengan kebijakan nasional KB, kesehatan
individual dan seksualitas wanita atau biaya untuk memperoleh kontrasepsi (Depkes RI,
1998).
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian ibu post partum dan kb
2. Bagaimana perawatan ibu post partum
3. Apa tanda bahaya ibu post partum
4. Apa kekurangan dan kelebihan kb
5. Apa tujuan diadakan kb
B. Tujuan
Tujuan umum pada makalah ini adalah mempelajari tentang perawatan ibu post partum dan
apakah itu KB dan dampaknya bagi masyarakat.
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
PEMBAHASAN
Post partum adalah masa atau waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya organ-organ yang berkaitan
dengan kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain sebagainya
berkaitan saat melahirkan (Suherni, dkk, 2009).
Menurut Bobak (2004) Post partum adalah periode 6 minggu sejak bayi lahir sampai
organ - organ reproduksi kembali ke keadaan nornal sebelum hamil sedangkan Ambarwati &
Wulandari (2008) masa post partum (nifas/puerperium) adalah masa setelah keluarnya
plasenta sampai alat – alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal
berlangsung selama enam minggu atau 42 hari.
KB adalah singkatan dari Keluarga Berencana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(1997), maksud daripada ini adalah: "Gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran." Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengukur
jumlah dan jarak anak yang di inginkan. Untuk dapat mencapai hal tersebut maka dibuatlah
beberapa cara atau alternatif untuk mencegah ataupun menunda kehamilan.Keluarga
Berencana (KB) merupakan suatu program pemerintah yang dirancang untuk
menyeimbangkan antara kebutuhan dan jumlah penduduk.Program keluarga berencana oleh
pemerintah adalah agar keluarga sebagai unit terkecil kehidupan bangsa diharapkan
menerima Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS) yang berorientasi pada
pertumbuhan yang seimbang.
Perlu diketahui terlebih dahulu bahwa KB dapat diartikan dalam dua pengertian. Hal ini sama
halnya bahwa KB ada dua macam yaitu:
Tahdid An-nasl (pembatasan kelahiran) adalah suatu program nasional yang dijalankan
pemerintah untuk mengurangi populasi penduduk, karena diasumsikan pertumbuhan populasi
penduduk tidak seimbang dengan ketersediaan barang dan jasa.KB dalam hal ini didasarkan
pada teori populasi menurut Thomas Robert Malthus.
3
B. PERIODE POST PARTUM
Masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. Post partum dini yaitu keputihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri, berjalan-
jalan. Dalam agama Isalam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40
hari.
b. Post partum intermedial yaitu keputihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya 6-8 minggu.
c. Post partum terlambat yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi untuk sehat sempurna bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
C. PERUBAHAN- PERUBAHAN YANG TERJADI PADA MASA NIFAS
Pada masa nifas, alat genetalia external dan internal akan berangsur– angsur pulih seperti
keadaan sebelum hamil.
1. Corpus uterus
Setelah plasenta lahir, uterus berangsur – angsur menjadi kecil sampai akhirnya kembali
seperti sebelum hamil.
2. Endometrium
Hari II : Permukaan mulai rata akibat lepasnya sel – sel dibagian yang mengalami degenerasi.
Uterus pada bekas inplantasi plasenta merupakan luka yang kasar dan menonjol ke dalam
cavum uteri. Segera setelah plasenta lahir, penonjolan tersebut dengan diameter 7,5 cm,
sesudah 2 minggu diameternya menjadi 3,5 cm dan 6 minggu telah mencapai 24 mm.
Pada saat hamil arteri dan vena yang mengantar darah dari dan ke uterus khususnya ditempat
implantasi plasenta menjadi besar setelah post partum otot – otot berkontraksi, pembuluh –
pembuluh darah pada uterus akan terjepit, proses ini akan menghentikan darah setelah
plasenta lahir.
5. Perubahan serviks
4
Segera setelah post partum, servix agak menganga seperti corong, karena corpus uteri yang
mengadakan kontraksi. Sedangkan servix tidak berkontraksi, sehingga perbatasan antara
corpus dan servix uteri berbentuk seperti cincin. Warna servix merah kehitam – hitaman
karena pembuluh darah.Segera setelah bayi dilahirkan, tangan pemeriksa masih dapat
dimasukan 2 – 3 jari saja dan setelah 1 minggu hanya dapat dimasukan 1 jari ke dalam cavum
uteri.
Vagina dan pintu keluar panggul membentuk lorong berdinding lunak dan luas yang
ukurannya secara perlahan mengecil. Pada minggu ke – 3 post partum, hymen muncul
beberapa jaringan kecil dan menjadi corunculac mirtiformis.
Ligamen-ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan dan
partus, setelah janin lahir berangsur-angsur ciut kembali. Ligamentum latum dan rotundum
lebih kendor dari pada kondisi sebelum hamil.
5
2. Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama adalah 14
gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari.
3. Menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah kemaluan, ganti
pembalut sesering mungkin.
4. Istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat
5. Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi Caesar maka harus menjaga
kebersihan luka bekas operasi.
6. Cara menyusui yang benar dan hanya member ASI saja selama 6 bulan.
7. Perawatan bayi yang benar.
8. Jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama, karena akan membuat bayi
stress.
9. Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini mungkin bersama suami
dan keluarga
10. Untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pelayanan KB setelah
persalinan.
6
F. CARA MENYUSUI BAYI
7
4. Demam lebih dari 2 hari
5. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit.
6. Ibu terlihat murung, sedih dan menangis tanpa sebab (depresi).
Deteksi Dini Komplikasi pada Masa Nifas yaitu :
1. Perdarahan Pervaginam
Volume darah yang hilang juga bervariasi akibatnya sesuai dengan kadar hemoglobin
ibu. Seorang ibu dengan kadar Hb normal akan dapat menyesuaikan diri terhadap
kehilangan darah yang akan berakibat fatal pada anemia. Seorang ibu yang sehat dan
tidak anemia pun dapat mengalami akibat fatal dari kehilangan darah.
Perdarahan dapat terjadi dengan lambat untuk jangka waktu beberapa jam dan kondisi
ini dapat tidak dikenali sampai terjadi syok.
Penilaian resiko pada saat antenatal tidak dapat memperkirakan akan terjadinya perdarahan
pasca persalinan. Penanganan aktif kala III sebaiknya dilakukan pada semua wanita yang
bersalin karena hal ini dapat menurunkan insiden perdarahan pasca persalinan akibat atonia
uteri. Semua ibu pasca bersalin harus dipantau dengan ketat untuk mendiagnosis perdarahan
fase persalinan.
Beberapa bakteri dapat menyebabkan infeksi setelah persalinan, Infeksi masa nifas masih
merupakanpenyebab tertinggi AKI. Infeksi alat genital merupakan komplikasi masa nifas.
Infeksi yang meluas kesaluran urinary, payudara, dan pasca pembedahan merupakan salah
satu penyebab terjadinya AKI tinggi. Gejala umum infeksi berupa suhu badan panas, malaise,
8
denyut nadi cepat. Gejala lokal dapat berupa Uterus lembek, kemerahan dan rasa nyeri pada
payudara atau adanya disuria.
Gejala-gejala ini merupakan tanda-tanda terjadinya Eklampsia post partum, bila disertai
dengan tekanan darah yang tinggi.
Pada masa nifas dini sensitifitas kandung kemih terhadap tegangan air kemih di dalam vesika
sering menurun akibat trauma persalinan serta analgesia epidural atau spinal. Sensasi
peregangan kandung kemih juga mungkin berkurang akibat rasa tidak nyaman, yang
ditimbulkan oleh epiosomi yang lebar, laserasi, hematom dinding vagina.
Disebabkan oleh payudara yang tidak disusu secara adekuat, putting susu yang lecet, BH
yang terlalu ketat, ibu dengan diet jelek, kurang istirahat, anemia.
Kelelahan yang amat berat setelah persalinan dapat mengganggu nafsu makan,sehingga ibu
tidak ingin makan sampai kelelahan itu hilang. Hendaknya setelah bersalin berikan ibu
minuman hangat,susu,kopi atau teh yang bergula untuk mengembalikan tenaga yang hilang.
Berikanlah makanan yang sifatnya ringan,karena alat pencernaan perlu istirahat guna
memulihkan keadaanya kembali.
Selama masa nifas dapat terbentuk thrombus sementara pada vena-vena manapun di pelvis
yang mengalami dilatasi.
9
H. CARA KERJA KB
Pada dasarnya prinsip kerja kontrasepsi adalah meniadakan pertemuan antara sel telur (ovum)
dengan sel mani (sperma) dengan cara :
2) Menghalangi masuknya sperma ke dalam alat kelamin wanita sampai mencapai ovum
3) Mencegah nidasi
I. JENIS-JENIS KONTRASEPSI
a. Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan sebagaimana biasa, tetapi
pada puncak senggama, alat kemaluan pria dikeluarkan dari liang vagina dan sperma
dikeluarkan di luar. Cara ini tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu
tahu kapan spermanya keluar.
Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri dalam masa
subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga difungsikan untuk sebaliknya
alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan
membutuhkan waktu lama untuk ‘puasa’.Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.
a) Kondom
Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan yang sudah populer di
masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis, biasanya terbuat dari lateks, tidak
berpori, dipakai untuk menutupi penis yang berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam
liang vagina. Kondom sudah dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat
mencegah penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS
10
Efektif bila digunakan dengan benar
Tidak mengganggu produksi ASI
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Murah dan dapat dibeli secara umum
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus ditunda
b) Diafragma
Diafragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet) yang di insersikan
ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
3) Arching spring)
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat reproduksi bagian atas
(uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan untuk menon-aktifkan
atau membunuh sperma.
11
a. Aerosol
b. Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
c. Krim
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal
Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
Tidak membatasi umur
Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak mempengaruhi ASI dan
cocok untuk ibu menyusui
12
Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa bercak di antara
masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara
Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
2. KB Suntikan 3 bulan.
Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak
atau sedikit, spotting, tidak haid sama sekali.
Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
e) KB Pil
Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum.Pil telah diperkenalkan sejak 1960. Pil
diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan menginginkan cara pencegah kehamilan
13
sementara yang paling efektif bila diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera
sesudah terjadinya keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu
yang tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya penggunaan
pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama masih menyusui) dan
disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang lain.
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan progestin. Pil gabungan
mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon yang mencegah kehamilan, dan hampir
100% efektif bila diminum secara teratur.
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki sifat pencegah
kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher rahim (merubah sekresi pada leher
rahim) sehingga mempersulit pengangkutan sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan
endometrium (lapisan dalam rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah
dibuahi
14
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita hepatitis, radang pembuluh
darah, kanker payudara atau kanker kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises,
perdarahan abnormal melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada sebelah kepala).
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar haid, rasa mual,
bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit jamur pada liang vagina
(candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat badan.
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita merupakan alat kontrasepsi
yang terbaik.Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi
ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu
ibu (ASI). Namun, ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi
ini.Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang lengkap
tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR :
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus.Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi
(anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat
tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya
lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
3. Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
15
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
4. Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung.Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.Lippes Loop terdiri
dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm
(benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning),
dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan
yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
g) Kontrasepsi Implant
Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit pada lengan atas, alat
kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas sebelah dalam .Bentuknya semacam
tabung-tabung kecil atau pembungkus plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek
api. Susuk dipasang seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang
akan dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan mengeluarkan
hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya menghalangi terjadinya ovulasi dan
menghalangi migrasi sperma.Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada
juga yang diganti setiap tahun.
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang mengakibatkan
wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi. Sterilisasi bisa dilakukan juga pada
pria, yaitu vasektomi.Dengan demikian, jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi,
maka tidak diperlukan lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional.Cara kontrasepsi ini baik
sekali, karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali.Faktor yang paling penting
dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.Dengan demikia, sterilisasi
tidak boleh dilakukan kepada wanita yang belum/tidak menikah, pasangan yang tidak
harmonis atau hubungan perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan
yang masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk mengambil
16
keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri. Misalnya, untuk usia istri 25–30
tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau lebih.
i) Kontrasepsi vasektomi
Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas reproduksi pria dengan jalan
melakukan oklusi vasa deferensia alur transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi
tidak terjadi.
Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga
Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya masyarakat yang sejahtera dengan
mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin terkendalinya pertambahan penduduk.
Tujuan khusus
17
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
2) Segera setelah anak pertama lahir, dianjurkan untuk memakai spiral sebagai pilihan
utama. Pilihan kedua adalah norplant atau pil.
1) Pilihan utama menggunakan kontrasepsi spiral atau norplant. Kondom bisa merupakan
pilihan kedua.
2) Dalam kondisi darurat, metode mantap dengan cara operasi (sterlilisasi) dapat dipakai
dan relatif lebih baik dibandingkan dengan spiral, kondom, maupun pil dalam arti
mencegah
18
Pengaturan kelahiran memiliki benefit (keuntungan) kesehatan yang nyata, salah satu
contoh pil kontrasepsi dapat mencegah terjadinya kanker uterus dan ovarium, penggunaan
kondom dapat mencegah penularan penyakit menular seksual, seperti HIV. Meskipun
penggunaan alat/obat kontrasepsi mempunyai efek samping dan risiko yang kadang-kadang
merugikan kesehatan, namun demikian benefit penggunaan alat/ obat kontrasepsi tersebut
akan lebih besar dibanding tidak menggunakan kontrasepsi yang memberikan risiko
kesakitan dan kematian maternal.
Program KB ini dirasa dianggap kurang memadai, karena tidak semua Posyandu di
pedesaan dibekali dengan infrastruktur dan keahlian pemeriksaan KB, ditambah lagi dengan
kurangnya presentasi tentang pengetahuan KB di daerah pedesaan, sehingga kebanyakan
masyarakat indonesia yang berdomisili di pedesaan masih kurang pengetahuaannya tentang
Program KB dan manfaatnya, mereka masih beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki,
padahal zaman semakin maju dan harus diimbangi dengan pemikiran yang semakin maju
pula.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan masa nifas sangat diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa kritis.
Diperkirakan bahwa 60 % kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50 %
kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.
Keluarga berencana dapat diartikan sebagai suatu usaha yang mengatur banyaknya
kehamilan sedemikian rupa sehingga berdampak positif bagi ibu, bayi, ayah serta
keluarganya yang bersangkutan tidak akan menimbulkan kerugian sebagai akibat langsung
dari kehamilan tersebut.
Secara umum lembaga-lembaga fatwa di Indonesia menerima dan membolehkan KB,
MUI menjelaskan bahwa ajaran islam membenarkan keluarga berencana. Tetapi, KB dalam
pengertian pembatasan jumlah kelahiran hukumnya haram dan dilarang oleh syara’.
Mengikuti KB karena takut kelaparan hukumnya juga haram. Jadi, pada dasarnya hukum ber-
KB adalah mubah.
Keluarga Berencana sebenarnya mempunyai hakekat mengatur jarak kelahiran.
Pengaturan jarak kelahiran sekarang ini masih menjadi dilematis bagi keluarga muslim.
B. Saran
Pengetahuan akan perawatan masa nifas sangat penting untuk dikuasai. Karena dalam
periode masa nifas banyak sekali perubahan yang terjadi pada pasien sehingga perlu
perawatan yang benar agar tubuh kembali normal.
Sebagai umat manusia kita harus memperhatikan berbagai kondisi dalam berkeluarga
merencanakan sebelum kelahiran dan mengantisipasi banyaknya kelahiran dengan metode-
metode keluarga berencana.
Sebaiknya perawat dapat memberikan informasi tentang kontrasepsi baik dari segi
keuntungan maupun kerugiannya sehingga ibu dapat memilih alat kontrasepsi mana yang
sesuai dengan keinginan ibu. Selain itu, perawat juga dapat memberi informasi tentang cara
penggunaan dan kontrasepsi yang telah dipilih oleh ibu.
20
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta : Kementerian
Kesehatan dan JICA
http://artikelkesmas.blogspot.co.id/2013/06/makalah-keluarga-berencana.html
http://doktersehat.com/pengertian-dan-tujuan-keluarga-berencana-kb/#ixzz4s3bF4YJW
http://kesehatanbangsa.blogspot.co.id/2015/09/makalah-ibu-post-partum.html
21