Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIARE

Disusun oleh :

1. Nadila Okti Fariza (1614301024)


2. Indana Zulfa (1614301025)
3. Nesia Dwi Agustina (1614301026)
4. Adhaini Widiyawati (1614301027)
5. Ningsih (1614301028)
6. Addinatul Muqtadiroh (1614301029)
7. Dandy Putra Surya (1614301030)
8. Feby Dwi Jayanti (1614301031)
9. Factor Yusman Agung (1614301032)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2017/2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Satuan Acara Penyuluhan pada An. S yang menderita Diare yang dilakukan dirumah Tn.M
di desa Srimulyo 1 Pemanggilan . Adapula alasan dilakukan penyuluhan pada An. S, agar An.
S menyadari akan penyakit yang dideritanya . Pasien bisa menerapkan pola hidup sehat
dengan makan-makanan yang bersih agar tidak terjadinya Diare berulang.

Topik : Gangguan Pencernaan


Sub Pokok Bahasan : Diare
Sasaran : Remaja
Waktu : Pukul 08:30-09:300 (selama 60 menit)
Hari,Tanggal : Senin, 15 Januari 2018
Tempat : Poltekkes Tanjung Karang, Jurusan Keperawatan.
Nama Penyuluh : Kelompok 1

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan Peserta dapat memahami dan
mengerti tentang konsep Diare.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan tentang diare, peserta diharapkan dapat:
1. Menjelaskan pengertian diare
2. Menjelaskan jenis-jenis diare
3. Menjelaskan penyebab diare
4. Menjelaskan tanda dan gejala diare
5. Menjelaskan cara pencegahan diare
6. Menjelaskan penatalaksanaan diare
7. Menjelaskan jenis-jenis makanan yang dianjurkan dan tidak dianjurkan bagi
penderita diare.
C. Materi Penyuluhan
1. Pengertian penyakit diare.
2. Jenis-jenis diare.
3. Penyebab penyakit diare.
4. Tanda dan gejala penyakit diare.
5. Akibat diare jika tidak ditangani
6. Cara pencegahan penyakit diare.
7. Cara pembuatan laruran oralit

D. Metode Penyuluhan
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya Jawab
d. Demonstrasi

E. Media Penyuluhan
a. Leaflet
b. Power Point
c. Alat-alat untuk demonstrasi
1. Gula (secukupnya)
2. garam (secukupnya)
3. air (1 gelas)
4. gelas
5. sendok

G. Kegiatan Penyuluhan
Langkah Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
(5 menit) - Memperkenalkan diri dan - Mendengarkan dan
kontrak waktu memperhatikan
- Mengkomunikasikan
pokok bahasan
- Menyampaikan tujuan
2. Apersepsi - Menanyakan kepada - Menjawab
(5 menit) audience pengetahuan pertanyaan
tentang diare
3. kegiatan inti Menyampaikan : - Mendengarkan dan
(45 menit) - Pengertian penyakit memperhatikan
diare.
- Bertanya jika ada
- Jenis-jenis diare.
- Penyebab penyakit diare. yang tidak jelas
- Tanda dan gejala
penyakit diare.
- Akibat diare jika tidak
ditangani
- Cara pencegahan
penyakit diare.
- Cara pembuatan laruran
oralit
- Cara pembuatan Oralit
dan LGG (larutan gula
garam).
- Cara mencuci tangan 6
langkah.
4. Penutup - memberikan evaluasi - menjawab
(5 menit) secara menyimpulkan pertanyaan
materi penyuluhan - mendengarkan dan
- memberikan salam memperhatikan
penutup - menjawab salam

H. Evaluasi
1. Peserta memperhatikan dan mendengarkan materi dengan baik.
2. Peserta memahami dan mengerti tentang penyakit Diare.
3. Peserta mampu menjawab pertanyaan yang diberikan dengan benar.

I. Lampiran materi
a) Pengertian Diare
1. Menurut Haroen N, S. Suraatmaja dan P.O Asdil (1998), diare adalah defekasi
encer lebih dari 3 kali sehari dengan atau tanpa darah atau lendir dalam tinja.
2. Menurut C.L Betz & L.A Sowden (1996) diare merupakan suatu keadaan
terjadinya inflamasi mukosa lambung atau usus.
3. Menurut Suradi & Rita (2001), diare diartikan sebagai suatu keadaan dimana
terjadinya kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena
frekuensi buang air besar satu kali atau lebih dengan bentuk encer atau cair.
4. Menurut WHO (1990) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga
kali sehari. Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung
singkat, dalam beberapa jam atau hari.
5. Diare adalah Buang Air Besar (defekasi) dengan tinja berbentuk cair atau
setengah cair (setengah padat), kandungan air tinja lebih banyak dari biasanya
lebih dari 200 gram atau 200ml/24jam. Definisi lain memakai criteria frekuensi,
yaitu buang air besar encer lebih dari 3 kali/hari. Buang air besar encer tersebut
dapat disertai lender dan darah.
Jadi diare dapat diartikan suatu kondisi, buang air besar yang tidak normal yaitu
lebih dari 3 kali sehari dengan konsistensi tinja yang encer dapat disertai atau
tanpa disertai darah atau lendir sebagai akibat dari terjadinya proses inflamasi
pada lambung atau usus.

b) Penyebab Diare
1. infeksi bakteri
Beberapa jenis bakteri dapat termakan melalui makanan atau minuman yang
terkontaminasi dan menyebabkan diare seperti campylobacter, salmonella
shigella dan Escherichia coli.
2. Infeksi Virus
Virus yang menyebabkan diare yaitu rota virus,Norwalk,cytomegalovirus, virus
herpes simplex dan virus hepatitis.
3. Intoleransi Makanan
factor makanan misalnya makanan basi, beracun,atau alergi terhadap
makanan.penularan melalui kontak dengan tinja yang terinfeksi secara
langsung,seperti:
 makanan dan minuman yang sudah terkontaminasi,baik yang sudah dicemari
oleh serangga atau terkontaminasi oleh tangan yang kotor.
 Penggunaan sumber air yang sudah tercemar dan tidak memasak air dengan
benar.
 Tidak mencuci tangan dengan bersih setelah buang air besar.
4. Parasit
Masuk dalam tubuh melalui makanan minuman yang kotor dan menetap dalam
system pencernaan seperti giardia lamblia, entamoeba histolytica dan
cryptosporidium.
5. Reaksi Obat
Seperti antibiotic, obat-obatan, tekanan darah dan antasida mengandung
magnesium.
6. Penyakit Inflamasi
Penyakit inflamasi usus atau penyakit abdominalis gangguan fungsi usus seperti
sindroma iritasi usus dimana usus tidak dapat bekerja secara normal.

c) Tipe Diare
1. Diare akut : jika kurang dari 1 minggu
2. Diare Persisten : jika diare 14 hari atau lebih
3. Diare dengan tinja bercampur darah(disentri)

d) Tanda Dan Gejala Diare


Gejala diare adalah tinja yang encer dengan frekuensi 4kali atau lebih dalam sehari,
yang kadang disertai:
1. Sering buang air besar
2. Perubahan tinja menjadi lembek hingga cair.
3. Nyeri perut
4. Mual dan muntah
5. Demam
6. Kram perut
7. Nyeri pada anus.
8. Badan lesu atau lemah
9. Tidak nafsu makan

e) Akibat diare jika tidak ditangani


1. Penderita akan kehilangan cairan tubuh
2. Penderita akan menjadi lesu dan lemah.
3. Penderita akan meninggal jika kehilangan cairan tubuh lebih banyak.
f) Cara Pencegahan Diare
Penyakit diare dapat dicegah melalui ( Widoyono, 2005: 151 )
1. Menggunakan air bersih
Tanda-tanda air bersih :
 Tidak berwarna
 Tidak berbau
 Tidak berasa
2. Memasak air sampai mendidih sebelum diminum untuk mematikan sebagian
besar kuman penyakit.
3. Membuang tinja bayi dan anak-anak dengan benar.
Pencegahan muntaber bisa dilakukan dengan mengusahakan lingkungan yang
bersih dan sehat.
1) Usahakan untuk selalu mencuci tangan sebelum menyentuh
makanan.
2) Usahakan pula menjaga kebersihan alat-alat makan.
3) Sebaiknya air yang diminum memenuhi kebutuhan sanitasi standar
di lingkungan tempst tinggal. Air dimasak benar-benar mendidih,
bersih, tidak berbau, tidak berwarna dan tidak berasa.
4) Tutup makanan dan minuman yang disediakan di meja.
5) Setiap kali habis pergi usahakan selalu mencuci tangan, kaki, dan
muka.
6) Biasakan anak untuk makan di rumah dan tidak jajan di sembarangan
tempat. Kalau bisa membawa makanan sendiri saat ke sekolah
7) Buatlah sarana sanitasi dasar yang sehat di lingkungan tempat
tinggal, seperti air bersih dan jamban/WC yang memadai.
8) Pembuatan jamban harus sesuai persyaratan sanitasi standar.
Misalnya, jarak antara jamban (juga jamban tetangga) dengan sumur
atau sumber air sedikitnya 10 meter agar air tidak terkontaminasi.
Dengan demikian, warga bisa menggunakan air bersih untuk
keperluan sehari-hari, untuk memasak, mandi, dan sebagainya.
Bila sudah terlanjur terserang diare, upaya pertolongan pertama yang perlu segera
dilakukan:
1. Minumkan cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau dan dapat
meminumnya. Tidak usah sekaligus, sedikit demi sedikit asal sering lebih bagus
dilakukan. Satu bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200
cc). Jika oralit tidak tersedia, buatlah larutan gula garam. Ambil air masak satu
gelas. Masukkan dua sendok teh gula pasir, dan seujung sendok teh garam
dapur. Aduk rata dan berikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau
minum.
2. Penderita sebaiknya diberikan makanan yang lunak dan tidak merangsang
lambung, serta makanan ekstra yang bergizi sesudah muntaber.
3. Penderita muntaber sebaiknya dibawa ke dokter apabila muntaber tidak berhenti
dalam sehari atau keadaannya parah, rasa haus yang berlebihan, tidak dapat
minum atau makan, demam tinggi, penderita lemas sekali serta terdapat darah
dalam tinja.

g) Cara Pembuatan Oralit dan Lgg (Larutan Gula Garam)


Cara membuat oralit dari gula dan garam ini juga sangatlah mudah. Pertama-tama,
Anda harus menyiapkan bahan-bahannya terlebih dahulu yakni:
- Gelas
- Air putih yang sudah matang. Anda dapat menggunakan air yang agak hangat
agar dapat memberikan perasaan nyaman bagi si penderita diare.
- Gula pasir
- Pilihlah garam dapur yang bersih dan halus agar mudah larut di dalam air.
Setelah semua bahan di atas terkumpul, sekarang saatnya kita membuat larutan
gula dan garam pengganti oralit tersebut. Berikut langkah-langkahnya:
- Tuangkan air putih ke dalam gelas.
- Masukan setengah sendok teh garam dan dua sendok teh gula.
- Aduk hingga merata lalu minum secara perlahan.
Takaran dan Waktu Pemberian Oralit
Untuk memberikan efek yang maksimal, Anda harus memberikan oralit sesuai
dengan takaran yang dianjurkan bagi setiap kelompok usia penderita diare.
Pemberian oralit yang pertama dilakukan pada satu jam pertama setelah diare
muncul. Berikut adalah daftar takarannya:
 Usia di bawah 1 tahun: 300 ml dalam 1,5 gelas.
 Usia 1 -4 tahun: 600 ml dalam 3 gelas.
 Usia 5 – 12 tahun: 1,2 liter dalam 6 gelas.
 Usia di atas 12 tahun (dewasa): 2,4 liter dalam 12 gelas.
Setelah pemberian pertama tersebut, pemberian oralit yang selanjutnya adalah setiap
selesai buang air besar. Berikut daftar takarannya:
 Usia di bawah 1 tahun: 100 ml dalam setengah gelas.
 Usia 1 -4 tahun: 200 ml dalam 1 gelas.
 Usia 5 – 12 tahun: 300 ml dalam 1,5 gelas.
 Usia di atas 12 tahun (dewasa): 400 ml dalam 5 gelas.
Daftar pustaka

https://bacaterus.com/cara-membuat-oralit-sendiri/ diakses pada 13 januari 2018 pukul


20:30 wib.
http://kesmaspro.blogspot.co.id/2012/10/kojet-cobacoba.html diakses pada 13 januari
2018 pukul 20: 35 wib
https://www.slideshare.net/aminudinharahap/makalah-diare diakses pada 13 januari 2018
pukul 20:45 wib

Anda mungkin juga menyukai