Anda di halaman 1dari 57

PROPOSAL KEGIATAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA

DI DUSUN BANJARSARI 3 DESA KALISARI


KEC. NATAR KAB. LAMPUNG SELATAN

OLEH:
KELOMPOK 6

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
TAHUN 2020
PROPOSAL KEGIATAN MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA
DI DUSUN BANJARSARI 3 DESA KALISARI
KEC. NATAR KAB. LAMPUNG SELATAN

DISUSUN OLEH:

RORI WILANDA 2014901082

SEELVIA 2014901083

SINTHIA RAMADHANTI 2014901084

ISTIATI CICI ANTIKA 2014901087

SUCI MAUDY AULIA 2014901086

AGITHA NANDA NURMALA 2014901052

RISKA VERDIAN A 2014901081

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

AssalamualaikumWarahmatullahiWabarokatuh
Pujisyukur penulis sampaikan kepada Allah SWT atassegalarahmat, serta karunia-Nya
yang diberikan kepada penyusun sehingga dengan izin-Nya penyusun dapat menyelesaikan
Laporan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun Banjarsari 3 Desa Kalisari Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan. Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat
menyelesaikan kegiatan Praktik Klinik Keperawatan dalam Keperawatan Komunitas di
semester II.
Penulisan laporan ini penyusun sangat sadar sepenuhnya bahwa laporan ini tidak
terlepas dari bantuan dan bimbingan, semangat, serta dukungan dari banyak pihak, maka dari
itu penyusun menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warjidin Aliyanto, SKM., M.Kes. selaku Direktur Politeknik Kesehatan Tanjung
karang.
2. Gustop Amatiria, S.Kp., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang.
3. Dr. Anita, M.Kep., Sp.Mat. selaku Ketua Program Studi Ners Keperawatan Politeknik
Kesehatan Tanjungkarang dan selaku Pembimbing Keperawatan Komunitas Program
Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
4. Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom selaku Koordinator Keperawatan Komunitas
Program Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.
5. Ns. Eka Yulianingsih, S.Kep., selaku pembimbing lahan Keperawatan Komunitas
Program Studi Ners Politeknik Kesehatan Tanjungkarang.

Penulis berharap laporan ini dapat memberikan manfaat berupa wawasan ilmu
pengetahuan bagi semua pihak.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.
Bandar Lampung, April 2021

Penyusun
LEMBAR PENGESAHAN

PENGESAHAN LAPORAN PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN KOMUNITAS DI


DUSUN BANJARSARI 3 DESA KALISARI KEC. NATAR KAB. LAMSEL:

JUDUL : LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS DI


DUSUN BANJARSARI 3 DESA KALISARI KEC. NATAR KAB.
LAMSEL
PENYUSUN : KELOMPOK 5 DAN KELOMPOK 6
PRODI : NERS KEPERAWATAN TANJUNGKARANG

Bandar lampung, April 2021

Disetujui oleh:

Koordinator Pembimbing lahan


Keperawatan Komunitas, Keperawatan Komunitas,

Dwi Agustanti, S.Kp., M.Kep., Sp.Kom Ns. Eka Yulianingsih, S.Kep.


NIP. 19710811 199402 2 001 NIP. 19690713 199403 2 007
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...........................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.......................................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I...........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..........................................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Tujuan.............................................................................................................................4
C. Manfaat..........................................................................................................................4
BAB II..........................................................................................................................................6
TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................6
A. Asuhan Keperawatan Komunitas...................................................................................6
B. Tinjauan Penyakit.........................................................................................................16
BAB III.........................................................................................................................................1
TINJAUAN KASUS........................................................................................................................1
A. Pengkajian......................................................................................................................1
BAB IV.......................................................................................................................................11
PEMBAHASAN..........................................................................................................................11
A. Pengkajian....................................................................................................................11
B. Diagnosa Keperawatan................................................................................................12
C. Perencanaan.................................................................................................................13
D. Implementasi................................................................................................................14
E. Evaluasi.........................................................................................................................14
BAB V........................................................................................................................................17
KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
B. Saran.............................................................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang dilaksanakan oleh semua
komponen bangsa indonesia yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat.
Pembangunan kesehatan sebagai bagian dari upaya membangun manusia seutuhnya
antara lain diselenggarakan melalui upaya kesehatan yang dilakukan dengan
memberdayakan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya
dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi
kebutuhannya di bidang kesehatan dan di bidang lainnya yang berkaitan agar mampu
mencapai kehidupan sehat sejahtera.
Upaya kesehatan yang sejahtera perlu ditinjau dari pengetahuan, perilaku dan
kebiasaan masyarakat sebagai pondasi terlaksananya kesehatan yang sejahtera. Hal
tersebut perlu diketahui di dalam masyarakat apakah masyarakat mengerti, paham dan
melakukan kebiasaan kesehatan yang baik dengan survey, data sekunder dan wawancara.
Beberapa topik kesehatan seperti PHBS, Penyakit Tidak Menular, dan Degeneratif
relevan dengan keadaan kesehatan masyarakat Indonesia.
Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan salah satu atau masalah kesehatan dunia
dan Indonesia yang sampai saat ini masih menjadi perhatian dalam dunia kesehatan
karena penyakit ini merupakan salah satu dari penyebab kematian (Jansje, Ticoalu &
Samodra, 2012). Penyakit Tidak Menular mengemukakan bahwa yang tergolong ke
dalam PTM antara lain adalah penyakit kardiovaskuler (Hipertensi, hipotensi)
Sejauh ini PTM merupakan penyebab utama kematian di Dunia, mewakili 63 % dari
semua kematian tahunan. Penyakit Tidak Menular (PTM) membunuh lebih dari 36 juta
orang setiap tahun, sekitar 80% dari semua kematian PTM terjadi di Negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Kematian pada PTM seperti penyakit
kardiovaskular yaitu sebanyak 17,3 juta orang per tahun. (WHO, 2013).
Di Indonesia, hipertensi merupakan penyebab kematian nomor 3 setelah stroke dan
tuberkulosis, yakni 6,7% dari populasi kematian pada semua umur. Menurut World
Health Organization (WHO), hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah suatu kondisi
terjadinya peningkatan tekanan dalam pembuluh darah secara terus menerus. Seseorang
dikatakan menderita hipertensi ketika tekanan sistolik >140 mmHg dan tekanan diastolik
>90 mmHg. Hipertensi merupakan masalah kesehatan besar di seluruh dunia, selain
tingginya prevalensi, hipertensi juga berhubungan dengan peningkatan risiko penyakit
kardiovaskular (WHO, 2015)
Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak
mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit-penyakit
degeneratif tersebut antara lain penyakit kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah)
termasuk hipertensi, diabetes mellitus dan kanker (Brunner & Suddarth, 2002). Salah satu
penyakit degeneratif yang sering kita temui adalah asam urat. Faktor risiko yang
menyebabkan orang terserang penyakit asam urat adalah genetik/riwayat keluarga, asupan
senyawa purin berlebihan, konsumsi alkohol berlebih, kegemukan (obesitas), hipertensi,
gangguan fungsi ginjal dan obat-obatan tertentu (terutama diuretika). Faktor-faktor
tersebut di atas dapat meningkatkan kadar asam urat, jika terjadi peningkatan kadar asam
urat serta di tandai rasa linu pada sendi, terasa sakit, nyeri, merah dan bengkak keadaan
ini dikenal dengan gout. Vitahealth (2007)
Berdasarkan survey yang telah dilakukan pada tanggal 20 April 2021 di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari, yang dilakukan survey didapatkan data masyarakat tentang
pengetahuan tentang PHBS masyarakat yang tahu sebesar 32%, penyakit terbanyak dari
hasil survey adalah Penyakit Tidak Menular (PTM) yaitu hipertensi, hipotensi, dan maag
sebesar 81% dan penyakit degeneratif adalah 19%.
Perawat mempunyai beberapa peran, yaitu sebagai caregiver yang merupakan peran
utama dimana perawat akan terlibat aktif selama 24 jam dalam memberikan asuhan
keperawatan ditatanan layanan klinis seperti di rumah sakit. Selain itu, perawat juga
mempunyai peran sebagai edukator, dimana berperan sebagai tim pendidik yang
memberikan edukasi kepada pasien, keluarga dan masyarakat. Selain peran diatas,
perawat juga berperan dalam advokat. Secara umum, perawat mempunyai peran yang
sangat penting baik dari segi promotif, preventif, dan pelayanan asuhan keperawatan.
Berdasarkan data diatas, perlu dilakukan suatu upaya promotif dan preventif dengan
melakukan pendidikan kesehatan tentang PHBS, PTM, dan penyakit degeneratif serta
pemeriksaan kesehatan supaya pengetahuan masyarakat terkait hal tersebut meningkat
dan dapat menerapkan perilaku yang dapat mencegah terjadinya kasus tersebut di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari.
B. Tujuan
Tujuan dari penulisan laporan ini yaitu
1. Tujuan umum
Mampu mengaplikasi konsep dan teori keperawatan komunitas yang telah diperoleh
pada tahap akademik secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas
tentang Penyakit Tidak Menular (PTM), Penyakit degeneratif dan PHBS di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
2. Tujuan khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
b. Melakukan analisa data hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun Banjarsari 3
Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di Dusun Banjarsari 3
Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
f. Menginformasikan pelaksanaan Asuhan Keperawatan Komunitas di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
g. Melakukan implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas pada masyarakat di
Dusun Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi
Lampung.
h. Mengevaluasi tindakan Asuhan Keperawatan Komunitas yang sudah dilakukan
pada masyarakat di Dusun Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung
Selatan Provinsi Lampung.

C. Manfaat
Manfaat yang diperoleh yaitu
1. Bagi Mahasiswa
Memberikan pengalaman yang berharga kepada mahasiswa melalui keterlibatan
secara langsung dalam masyrakat untuk menemukan, merumuskan, memecahkan dan
menanggulangi permasalahan kesehatan pada masyrakat secara rasional dengan
membina kerja sama yang baik.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai acuan bahan pertimbangan dan evaluasi perbaikan mutu terhadap
pelaksanaan model praktik yang akan datang.
3. Bagi Masyarakat
Untuk masyarakat setempat dapat memberikan informasi tentang masalah kesehatan
dan upaya pencegahannya, tentang Penyakit Tidak Menular (PTM), Penyakit
degeneratif dan PHBS guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di Dusun
Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan Provinsi Lampung.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Asuhan Keperawatan Komunitas


Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral
pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan biologi, psikologi, social dan spiritual secara
komprehensif, ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun
sakit mencakup siklus hidup manusia (Riyadi, 2007). Keperawatan komunitas ditujukan
untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan serta memberikan bantuan melalui
intervensi keperawatan sebagai dasar keahliannya dalam membantu individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat dalam mengatasi barbagai masalah keperawatan yang
dihadapinya dalam kehidupan sehari-hari (Efendi, 2009). Perawatan komunitas adalah
perawatan yang diberian dari luar suatu institusi yang berfokus pada masyarakat atau
individu dan keluarga (Elisabeth, 2007).
1. Strategi pelaksanaan askep komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan dalam perawatan
kesehatan masyarakat adalah :
a. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara
menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja
sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang
ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).
b. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat
sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu,
keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan
upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat
dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu:
perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan
pengembangan kesehatan masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba
menggunakan pendekatan pengorganisasian masyarakat dengan model
pengembangan masyarakat (community development) (Elisabeth, 2007).
c. Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih,
berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan
manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan
inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan
kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007). Kemitraan antara perawat
komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk
garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan
pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-
masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
masyarakat (Elisabeth, 2007)

d. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian
kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada
masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan
kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok


khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah
kesehatan atau perawatan (Effendy, 1998), sasaran ini terdiri dari :
1) Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek
biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai
klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan
biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan
mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian
pasien/klien.
2) Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus
menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun
secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara
keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup
kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow
yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai,
harga diri dan aktualisasi diri.

3) Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan
jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat
rawan terhadap masalah kesehatan.

4) Tingkat Komunitas
Pelayanan asuhan keperawatan berorientasi pada individu, keluarga dilihat
sebagai satu kesatuan dalam komunitas. Asuhan ini diberikan untuk kelompok
beresiko atau masyarakat wilayah binaan. Pada tingkat komunitas, asuhan
keperawatan komunitas diberikan dengan mamandang komunitas sebagai
klien.
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat
diantaranya adalah:
a) Sebagai penyedia pelayanan (Care provider )
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah
skeperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan,
melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang
telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
b) Sebagai Pendidik dan konsultan (Nurse Educator and Counselor )
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara
terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi
perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat
kesehatan yang optimal. Konseling adalah proses membantu klien untuk
menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk
membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional
dan intelektual.
c) Sebagai Panutan (Role Model)
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat.

d) Sebagai pembela (Client Advocate)


Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat
komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya
melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela
klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di
dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan
kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Mubarak,
2005). Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari
berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain
yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent ) atas
tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah
mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena
klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan
banyak petugas kesehatan (Mubarak, 2005).

e) Sebagai Manajer kasus (Case Manager)


Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai
kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan
beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.

f) Sebagai kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara
bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitanya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan
proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses
keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan
tindakan yang akan dilaksanakan (Mubarak, 2005).
g) Sebagai perencana tindakan lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani
perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini
dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi
kesehatan.

h) Sebagai pengidentifikasi masalah kesehatan (Case Finder)


Melaksanakan monitoring terhadap perubahan-perubahan yang terjadi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut
masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta
berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.

i) Koordinator Pelayanan Kesehatan (Coordinator of Services)


Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan,
merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan,
karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional (Mubarak,
2005).

j) Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and


Leader )
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif
merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada
dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa
peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi
dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali
kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu,
membantu selama fase dari proses perubahan dan membimibing klien
melalui fase-fase ini (Mubarak, 2005).
k) Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care
Provider And Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada
masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan.
Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain
juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

2. Pengkajian
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan sistematis
terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan yang
dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau kelompok yang menyangkut
permasalahan pada fisiologis, psikologis, sosial ekonomi, maupun spiritual dapat
ditentukan. Dalam tahap pengkajian ini terdapat 5 kegiatan, yaitu : pengumpulan
data, pengolahan data, analisis data, perumusan atau penentuan masalah kesehatan
masyarakat dan prioritas masalah (Mubarak, 2005).
Kegiatan pengkajian yang dilakukan dalam pengumpulan data meliputi :
a. Data Inti
1) Riwayat atau sejarah perkembangan komunitas
Data dikaji melalui wawancara kepada tokoh formal dan informal di
komunitas dan studi dokumentasi sejarah komunitas tersebut. Uraikan
termasuk data umum mengenai lokasi daerah binaan (yang dijadikan praktek
keperawatan komunitas), luas wilayah, iklim, tipe komunitas (masyarakat
rural atau urban), keadaan demografi, struktur politik, distribusi kekuatan
komunitas dan pola perubahan komunitas.
2) Data Demografi
Kajilah jumlah komunitas berdasarkan : usia, jenis kelamin, status
perkawinan, ras atau suku, bahasa, tingkat pendapatan, pendidikan, pekerjaan,
agama dan komposisi keluarga.
3) Vital Statistik
Jabarkan atau uraikan data tentang: angka kematian kasar atau CDR,
penyebab kematian, angka pertambahan anggota, angka kelahiran.
4) Status Kesehatan Komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistik
antara lain: dari angka mortalitas, morbiditas, IMR, MMR, cakupan
imunisasi. Selanjutnya status kesehatan komunitas kelompokkan berdasarkan
kelompok umur : bayi, balita, usia sekolah, remaja dan lansia. Pada kelompok
khusus di masyarakat: ibu hamil, pekerja industry, kelompok penyakit kronis,
penyakit menular. Adapaun pengkajian selanjutnya dijabarkan sebagaimana
dibawah ini :
a) Keluhan yang dirasakan saat ini oleh komunitas
b) Tanda – tanda vital : tekanan darah, nadi, respirasi rate, suhu tubuh.
c) Kejadian penyakit (dalam satu tahun terakhir) : ISPA, Penyakit asma,
TBC paru, Penyakit kulit, Penyakit mata, Penyakit rheumatic, Penyakit
jantung, Penyakit gangguan jiwa, Kelumpuhan, Penyakit menahun
lainnya
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Pola pemenuhan kebutuhan sehari – hari : Pola pemenuhan nutrisi, Pola
pemenuhan cairan elektrolit, Pola istirahat tidur, Pola eliminasi, Pola
aktivitas gerak, Pola pemenuhan kebersihan diri, Status psikososial,
Status pertumbuhan dan perkembangan, Pola pemanfaatan fasilitas
kesehatan, Pola pencegahan terhadap penyakit dan perawatan kesehatan,
Pola perilaku tidak sehat seperti : kebiasaan merokok, minum kopi yang
berlebihan, mengkonsumsi alkohol, penggunaan obat tanpa resep,
penyalahgunaan obat terlarang, pola konsumsi tinggi garam, lemak dan
purin.

5) Data lingkungan fisik


a) Pemukiman
(1) Luas bangunan
(2) Bentuk bangunan : rumah, petak, asrama, pavilion
(3) Jenis bangunan : permanen, semi permanen, non permanen
(4) Atap rumah : genteng, seng, kayu, asbes
(5) Dinding : tembok, kayu, bambu
(6) Lantai : semen, keramik, tanah
(7) Ventilasi : ± 15 – 20% dari luas lantai
(8) Pencahayaan : kurang, baik
(9) Penerangan : kurang, baik
(10) Kebersihan : kurang, baik
(11) Pengaturan ruangan dan perabot : kurang, baik
(12) Kelengkapan alat rumah tangga : kurang, baik

b) Sanitasi
(1) Penyediaan air bersih (MCK)
(2) Penyediaan air minum
(3) Pengelolaan jamban : bagaimana jenisnya, berapa jumlahnya dan
bagaimana jarak dengan sumber air
(4) Sarana pembuangan air limbah (SPAL)
(5) Pengelolaan sampah : apakah ada sarana pembuangan sampah,
bagaimana cara pengelolaannya : dibakar, ditimbun, atau cara
lainnya
(6) Polusi udara, air, tanah, atau suaran/kebisingan
(7) Sumber polusi : pabrik, rumah tangga, industry

c) Fasilitas
(1) Peternakan, pertanian, perikanan dan lain – lain
(2) Pekarangan
(3) Sarana olahraga
(4) Taman, lapangan
(5) Ruang pertemuan
(6) Sarana hiburan
(7) Sarana ibadah

d) Batas – batas wilayah


Sebelah utara, barat, timur dan selatan

e) Kondisi geografis

f) Pelayanan kesehatan dan sosial


(1) Pelayanan kesehatan
(a) Sumber daya yang dimiliki (tenaga kesehatan dari kader)
(b) Jumlah kunjungan
(c) Sistem rujukan
(2) Fasilitas sosial (pasar, toko, swalayan)
(a) Lokasi
(b) Kepemilikan
(c) Kecukupan
6) Ekonomi
a) Jenis pekerjaan
(1) Jumlah penghasilan rata – rata tiap bulan
(2) Jumlah pengeluaran rata – rata tiap bulan
(3) Jumlah pekerja dibawah umur, ibu rumah tangga dan lanjut usia
7) Keamanan dan transportasi
a) Keamanan
(1) System keamanan lingkungan
(2) Penanggulangan kebakaran
(3) Penanggulangan bencana
(4) Penanggulangan polusi, udara dan air tanah
b) Transportasi
(1) Kondisi jalan
(2) Jenis transportasi yang dimiliki
(3) Sarana transportasi yang ada
8) Politik dan pemerintahan
a) Sistem pengorganisasian
b) Struktur organisasi
c) Kelompok organisasi dalam komunitas
d) Peran serta kelompok organisasi dalam kesehatan
9) Sistem komunikasi
a) Sarana umum komunikasi
b) Jenis alat komunikasi yang digunakan dalam komunitas
c) Cara penyebaran informasi
d) Jenis bahasa yang digunakan
10) Pendidikan
a) Tingkat pendidikan komunitas
b) Fasilitas pendidikan yang tersedia (formal dan non formal)
(1) Jenis pendidikan yang diadakan di komunitas
(2) Sumber daya manusia, tenaga yang tersedia
11) Rekreasi
a) Kebiasaan rekreasi
b) Fasilitas tempat rekreasi

b. Jenis Data
Jenis data secara umum dapat diperoleh dari data subyektif dan obyektif.
1) Data subyektif
Yaitu data yang diperoleh dari keluhan atau masalah yang dirasakan oleh
individu, keluarga, kelompok dan komunitas, yang diungkapkan secara
langsung melalui lisan.
2) Data obyektif
Data yang diperoleh melalui suatu pemeriksaan, pengamatan dan pengukuran.

Sumber Data
1) Data primer
Data yang dikumpulkan oleh pengkaji dalam hal ini mahasiswa atau perawat
kesehatan masyarakat dari individu, keluarga, kelompok dan komunitas
berdasarkan hasil pemeriksaan atau pengkajian.
2) Data sekunder
Data yang diperoleh dari sumber lain yang dapat dipercaya, misalnya :
kelurahan, catatan riwayat kesehatan pasien atau medical record (Wahit,
2005).

Pengkajian ini merupakan hasil modifikasi dari beberapa teori sebelumnya


tentang pengkajian komunitas
a) Pengumpulan data
Pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai
masalah kesehatan pada masyarakat sehingga dapat ditentukan tindakan
yang harus diambil untuk mengatasi masalah tersebut yang menyangkut
aspek fisik, psikologis, sosial ekonomi dan spiritual serta faktor lingkungan
yang mempengaruhi (Mubarak, 2005). Pengumpulan data dapat dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
(1) Wawancara atau anamnesa
Wawancara adalah kegiatan komunikasi timbal balik yang berbentuk
tanya jawab antara perawat dengan pasien atau keluarga pasien,
masyarakat tentang hal yang berkaitan dengan masalah kesehatan
pasien. Wawancara harus dilakukan dengan ramah, terbuka,
menggunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami oleh
pasien atau keluarga pasien, dan selanjutnya hasil wawancara atau
anamnesa dicatat dalam format proses keperawatan (Mubarak, 2005).
(2) Pengamatan
Pengamatan dalam keperawatan komunitas dilakukan meliputi aspek
fisik, psikologis, perilaku dan sikap dalam rangka menegakkan
diagnosa keperawatan. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan
panca indera dan hasilnya dicatat dalam format proses keperawatan
(Mubarak, 2005).
(3) Pemeriksaan fisik
Dalam keperawatan komunitas dimana salah satunya asuhan
keperawatan yang diberikan adalah asuhan keperawatan keluarga,
maka pemeriksaan fisik yang dilakukan dalam upaya membantu
menegakkan diagnosa keperawatan dengan cara Inspeksi, Perkusi,
Auskultasi dan Palpasi (Mubarak, 2005).
c. Pengolahan data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara
sebagai berikut :
1) Klasifikasi data atau kategori data
2) Penghitungan prosentase cakupan
3) Tabulasi data
4) Interpretasi data

d. Analisis data
Analisis data adalah kemampuan untuk mengkaitkan data dan menghubungkan
data dengan kemampuan kognitif yang dimiliki sehingga dapat diketahui tentang
kesenjangan atau masalah yang dihadapi oleh masyarakat apakah itu masalah
kesehatan atau masalah keperawatan (Mubarak, 2005). Tujuan analisis data :
1) Menetapkan kebutuhan community
2) Menetapkan kekuatan
3) Mengidentifikasi pola respon community
4) Mengidentifikasi kecenderungan penggunaan pelayanan kesehatan

e. Penentuan masalah atau perumusan masalah kesehatan


Berdasarkan analisa data dapat diketahui masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi oleh masyarakat, sekaligus dapat dirumuskan yang selanjutnya
dilakukan intervensi. Namun demikian masalah yang telah dirumuskan tidak
mungkin diatasi sekaligus. Oleh karena itu diperlukan prioritas masalah (Mubarak,
2005)

f. Prioritas masalah
Dalam menentukan prioritas masalah kesehatan masyarakat dan keperawatan
perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya adalah
(Mubarak, 2005):
1) Perhatian masyarakat
2) Prevalensi kejadian
3) Berat ringannya masalah
4) Kemungkinan masalah untuk diatasi
5) Tersedianya sumberdaya masyarakat
6) Aspek politis

Seleksi atau penapisan masalah kesehatan komunitas menurut format Mueke


(1988) mempunyai kriteria penapisan, antara lain:
(a) Sesuai dengan peran perawat komunitas
(b) Jumlah yang beresiko
(c) Besarnya resiko
(d) Kemungkinan untuk pendidikan kesehatan
(e) Minat masyarakat
(f) Kemungkinan untuk diatasi
(g) Sesuai dengan program pemerintah
(h) Sumber daya tempat
(i) Sumber daya waktu
(j) Sumber daya dana
(k) Sumber daya peralatan
(l) Sumber daya manusia

3. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang
aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat
pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan
pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan
masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah
dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi
(Mubarak, 2009). Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu :
a. Problem atau masalah : problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi atau penyebab : menunjukkan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi keperawatan, yang
meliputi :
1) Perilaku individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social
3) Interaksi perilaku dan lingkungan
c. Symptom atau gejala :
1) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnose
2) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah

4. Rencana Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang
akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan
yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien (Mubarak, 2009).
Jadi perencanaan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat disusun berdasarkan
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan dan rencana keperawatan yang disusun
harus mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2009).
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan kesehatan masyarakat antara lain
sebagai berikut:
a. Identifikasi alternatif tindakan keperawatan
b. Tetapkan tehnik dan prosedur yang akan digunakan
c. Melibatkan peran serta masyarakat dalam menyusun perencanaan melalui
kegiatan musyawarah masyarakat desa atau lokakarya mini
d. Pertimbangkan sumber daya masyarakat dan fasilitas yang tersedia
e. Tindakan yang akan dilaksanakan harus dapat memenuhi kebutuhan yang sangat
dirasakan masyarakat
f. Mengarah kepada tujuan yang akan dicapai
g. Tindakan harus bersifat realistis
h. Disusun secara berurutan

5. Implementasi
Pelaksanaan merupakan tahap realisasi dari rencana asuhan keperawatan yang telah
disusun. Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan, perawat kesehatan masyarakat
harus bekerjasama dengan anggota tim kesehatan lainya. Dalam hal ini melibatkan
pihak Puskesmas, Bidan desa dan anggota masyarakat (Mubarak, 2009). Prinsip yang
umum digunakan dalam pelaksanaan atau implementasi pada keperawatan komunitas
adalah: Inovative, Integrated, Rasional, Mampu dan mandiri.

6. Evaluasi
Menurut waktu pelaksanaan evaluasi dapat dibagi menjadi dua sebagai berikut.
a. Evaluasi formatif
Evaluasi ini dilaksanakan pada waktu pelaksanaan program dan bertujuan untuk
memperbaiki pelaksanaan program. Temuan utama berupa masalah-masalah
dalam pelaksanaan program.
b. Evaluasi sumatif
Dilaksanakan pada saat pelaksanaan program sudah selesai dan bertujuan untuk
menilai hasil pelaksanaan program. Temuan utama berupa capaian-capaian dari
pelaksanaan program.
Menurut tujuan evaluasi dapat dibagi menjadi tiga, berikut ini.
a. Evaluasi proses
Evaluasi proses bertujuan untuk mengkaji bagaimana program berjalan dengan
fokus pada masalah penyampaian pelayanan (service delivery).
b. Evaluasi Biaya-Manfaat
Evaluasi biaya-manfaat bertujuan untuk mengkaji biaya program relatif terhadap
alternatif penggunaan sumber daya dan manfaat dari program. c. Evaluasi
dampak Evaluasi dampak bertujuan untuk mengkaji apakah program
memberikan pengaruh yang diinginkan terhadap individu, rumah tangga,
masyarakat, dan kelembagaan.

Terkait dengan kesehatan, kualitas pelayanan kesehatan dapat dinilai dari informasi
tentang penggunaan pengaruh (evaluasi hasil/manfaat), tentang penampilan
kegiatankegiatan (evaluasi proses) atau tentang fasilitas-fasilitas dan penataan-
penataan (evaluasi struktur). Evaluasi harus dipandang sebagai suatu cara untuk
perbaikan pembuatan keputusan untuk tindakan-tindakan di masa yang akan datang.

B. Tinjauan Penyakit
1. Penyakit Tidak Menular (PTM)
2. P.Degeneratif
3. PHBS
BAB III

APLIKASI ASKEP
A. Pengkajian
1. Profil Wilayah
Berdasarkan keterangan yang didapat dari tokoh masyarakat serta peninggalan
dokumen yang ada, Desa Natar dibuka Tahun 1803 oleh tiga orang barsaudara yaitu:
a. Ratu Pengikhan Dulu Kuning
b. Lanang Batin
c. Tuan Raja Lama.
Pada 1917 Pemerintah Belanda membuat jalan Kereta Api dalam jalur wilayahnya
membelah Desa Natar, maka pada tahun itu pula bergeserlah Desa Natar ke Desa
yang sekarang. Pada ketentuan Desa Natar adalah Bandar Natar dan pada kira-kira
tahun 1925 berubah menjadi distrik IV Natar. Dan pada tahun 1945 berubah menjadi
Asisten Widana Natar. Pada Th. 1960 berubah menjadi Kecamatan Natar.
Dusun Banjarsari 3 terdiri dari Rukun Tetangga sebanyak 4 RT, yaitu RT 22, RT 23,
RT 24 dan RT 25. Sumber Penghasilan utama sebagian besar penduduk adalah
buruh, petani, dan wiraswasta. Dusun Banjarsari 3 merupakan salah satu desa binaan
mahasiswa Poltekkes Tanjung Karang prodi Profesi Ners dalam rangka praktik
klinik keperawatan komunitas. Luas wilayah Dusun Banjarsari 3, seluas 100,11 ha.
Dengan jumlah kartu keluarga sebesar 258 KK.
Dusun Banjarsari 3 memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Muara Putih
b. Sebelah selatan : Kaliasin
c. Sebelah Barat : Banjarsari, Muara Putih
d. Sebelah Timur : Krawang sari
Penduduk yang sebagian besar adalah buruh dan petani yang terdiri dari 491 jiwa
penduduk laki laki dan 451 jiwa penduduk perempuan atau sejumlah dengan 258
KK. Dusun Banjarsari 3 memiliki Paud Citra Bunda 2. Ditinjau dari pelayanan
kesehatan, Dusun Banjarsari 3 memanfaatkan Puskesmas dan Bidan Praktek sekitar.
Dari sisi tempat ibadah, terdapat 5 Masjid.
Asuhan keperawatan komunitas ini dilakukan di Dusun Banjarsari 3 Desa Kec.
Natar Kab. Lampung Selatan di RT 24 dan 25 dengan jumlah 106 Kepala Keluarga.
2. Pengkajian Data Inti Komunitas
a. Demografi RT 22 dan 23
1). Kelompok Umur Kepala Keluarga
Pada pengkajian didapatkan data kelompok umur KK Pada RT 22 dan 23
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur
No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Presentase
1 Umur 18 – 55 75 72%
2 Umur 56 – 65 12 12%
3 Umur > 65 17 16%
16%

12%
Umur 18 – 55
Umur 56 – 65
Umur > 65

72%

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa dari 104 kk, umur 18 – 55


tahun paling banyak (72%) dan paling sedikit kelompok umur 56-65
tahun (12%).
2).Jenis Kelamin
Pada pengkajian didapatkan data jemis kelamin sebagai berikut :
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 491 52%
2 Perempuan 451 48%

48% Laki-laki
52% Perempuan

Berdasarkan tabel
1.2 diketahui bahwa dari 104 kk, jenis kelamin laki-laki paling banyak
(52%) dan perempuan (48%).
3) Suku
Pada pengkajian didapatkan data suka sebagai berikut :
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Suku
No Suku Jumlah Presentase
1 Jawa 100 96%
2 Lampung 4 4%
4%

jawa
lampung

96%

Berdasarkan tabel 1.3 diketahui bahwa dari 104 kk, suku jawa yang


paling banyak (96%) dan paling sedikit suku lampung (4%).
4) Agama
Pada pengkajian didapatkan data agama sebagai berikut :
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Agama
No Agama Jumlah Presentase
1 Islam 104 100%
2 Kristen 0 0%
3 Hindu 0 0%
4 Budha 0 0%
5 Konghucu 0 0%

Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa dari 104 kk, yang beragama


islam paling banyak (100%)
5) Pendidikan
Pada pengkajian didapatkan data pendidikan sebagai berikut :

Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Pendidikan


No Pendidikan Jumlah Presentase
1 Tidak sekolah, SD/Sederajat 58 56%
2 SLTP 28 27%
2 SLTA 12 12%
3 Perguruan tinggi/Sederajat 2 2%
4 Tidak bersekolah 3 3%
2% 3%

12%

SD
SLTP
SLTA
Perguruan tinggi
56% Tidak bersekolah
27%

Berdasarkan tabel 1.5 diketahui bahwa dari 104 kk, yang


berpendidikan SD paling banyak (56%) dan paling sedikit Perguruan
tinggi/Sederajat (2%).
6) Pekerjaan
Pada pengkajian didapatkan data pekerjaan sebagai berikut :
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Buruh 54 52%
2 Petani 39 37%
3 Wiraswasta 9 9%
4 Lainnya 2 2%
2%
9%

Buruh
Petani
52% Wiraswasta
Lainnya
38%

Berdasarkan
tabel 1.6
diketahui bahwa dari 104 kk, pekerjaan paling banyak buruh (52%)
dan paling sedikit Wiraswasta (9%).
7) Alamat
Dusun Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
Provinsi Lampung.
8) Asuransi/Jaminan Kesehatan
Pada pengkajian didapatkan data jamkesmas sebagai berikut :
Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi A suransi/Jaminan Kesehatan
No Keterangan Jumlah Presentase
1 Memiliki Jamkesmas 45 43%
2 Tidak Memiliki Jamkesmas 60 57%

43%
Jamkesmas
Tidak memiliki
57%

Berdasarkan tabel 1.7 diketahui bahwa dari 104 kk, yang memiliki


asuransi kesehatan sebanyak (43%) dan yang tidak memiliki asuransi
kesehatan sebanyak (57%)

b. Vital Statistik
9) Masalah Fisik
Pada pengkajian didapatkan data masalah fisik sebagai berikut :
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Fisik
No Masalah Fisik Jumlah KK Presentase
1 Asam urat 12 19%
2 Hipertensi 20 32%
3 Hipotensi 19 30%
4 Gastritis 12 19%

19% 19%

Asam urat
Hipertensi
Darah rendah
Maag

30% 32%
Berdasarkan tabel 2.1 diketahui bahwa dari 104 kk, terdapat penyakit terbanyak
yaitu PTM (Penyakit Tidak Menular) 81% dengan penyakit terbanyak hipertensi
(32%), dan masalah degeneratif (19%).

10) Indikator Keluarga Sehat

NO INDIKATOR Jumlah Persentase


1 Keluarga mengikuti Keluarga Berencana 76 73,07%
2 Ibu Melahirkan di Fasilitas Kesehatan 81 77,88%
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 82 78,84%
4 Bayi diberi ASI Ekslusif selama 6 bulan 82 78,84%
5 Pertumbuhan Balita di pantau tiap bulan 80 76,92%
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar 74 71,15%
7 Penderita Hipertensi berobat teratur 64 61,53%
8 Penderita Gangguan Jiwa tidak ditelantarkan 73 70,19%
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok 38 36,53%
10 Keluarga memiliki Sarana Air Bersih 102 98,07%
11 Keluarga memiliki/ memakai Jamban Sehat 99 95,19%
12 Seluruh anggota keluarga mengikuti JKN/BPJS 45 43,26%

22%

31%

Sehat(11-12)
Risiko (7-10)
Tidak sehat (1-6)
Sehat(11-12) 32
Risiko (7-10) 49
Tidak sehat (1-6) 23
47%

Hasil dari data angket indikator keluarga sehat Dusun Banjarsari 3 RT 22 & 23
Desa Kalisari: Keluarga Sehat 32 (31%), Resiko 49 (47%), dan Tidak Sehat 23
(22%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa keluaga sehat di Dusun Banjarsari
3 RT 22 & 23 belum terpenuhi dilihat dari besarnya persentase Resiko 47%. Hal
ini dikarenakan masih banyak keluarga di masyarakat yang masih merokok, dan
penderita hipertensi tidak minum obat secara teratur, masih banyak keluarga
yang belum terdaftarBJPS/JKN.
11) Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga (PHBS)

NO INDIKATOR Jumlah Persentase


1 Makan dengan gizi seimbang 92 86,66%
2 Tidak minum alkohol/ minum kopi > 3 gls/ hr 46 44,76%
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur (6
3 20 50,47%
bulan sekali)
4 Cuci tangan sebelum/setelah makan dan buang air 96
5 Berolahraga minimal 30 menit/ hari 26 52,38%
6 Tidak minum obat warung/ tanpa resep dokter 48 49,52%

13%

31%
Baik (5-6) 14
Resiko (3-4) 58
Baik (5-6)
Buruk (1-2) 32
Resiko (3-4)
Buruk (1-2)

56%

Hasil dari data angket indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga (PHBS)
RT 22 & 23 Banjarsari 3 : Baik 14 (13%), Resiko 58 (56%), dan Tidak Sehat 32
(13%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat di
Dusun Banjarsari 3 RT 22 & 23 belum terpenuhi dilihat dari besarnya persentase
Resiko 56%. Hal ini dikarenakan masih banyak keluarga di masyarakat yang jarang
berolahraga, masih banyak keluarga yang minum obat warung apabila sakit, tidak
memeriksakan kesehatan rutin tiap 6 bulan, dan hanya saat sakit saja memeriksakan
kesehatan.

12) Kondisi Kesehatan Lingkungan Masyarakat

NO INDIKATOR Jumlah Persentase


1 Kondisi lingkungan didalam rumah bersih 88 83,80%
2 Kondisi lingkungan di luar rumah bersih 79 75,23%
Sampah dikelola dengan baik (dibuat kompos/
3 63 60%
ditampung di bak tertutup)
Pembuangan air limbah baik (tidak tergenang/
4 93 88,57%
aliran lancar)
5 Ventilasi rumah ada dan memenuhi syarat 82 78,09%
Kesehatan
Kondisi penampungan air minum baik (tertutup
6 95 90,47%
dan bersih)
Pengelolaan ternak baik (tidak menyatu
7 dengan rumah/ kandang bersih)* 77 73,33%

Sehat (6-7) 69
Risiko (4-5) 22
Tidak Sehat (1-3) 13

13%

21% Sehat (6-7)


Risiko (4-5)
Tidak Sehat (1-3)

66%

Hasil dari data angket indikator Kondisi Kesehatan Lingkungan Masyarakat RT 22 &
23 : Kesehatan lingkungan masyarakat baik 69 (66%), Resiko 22 (21%), dan Tidak
Sehat 13 (13%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa Kondisi kesehatan lingkungan
masyarakat di Dusun Banjarsari 3 RT 22 & 23 sudah baik (66%) namun masih ada
beberapa masyarakat yang belum sehat lingkungannya sebesar (34%). Hal ini
ditunjukan dari masih adanya pengelolaan sampah yang belum baik (19,04%) karna
sebagian besar masyarakat mengolah sampah hanya dengan membakarnya (60%).

13) Tingkat Kemandirian Keluarga


NO INDIKATOR Jumlah Persentase
1 Menerima petugas perawatan kesehatan 103 98,09%
Masyarakat
2 Menerima pelayanan kesehatan yang 104 100%
diberikan sesuai dengan rencana perawatan
3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah 71 68,26%
kesehatannya secera benar
4 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 69 66,34%
sesusi dengan anjuran
5 Melakukan perawatan sederhana sesuai yang 67 64,42%
Dianjurkan
6 Melaksanakan tindakan pencegahan/ preventif 35 33,65%
secara aktif
7 Melaksanakan tindakan promotif secara aktif 22 21,15%

19% 19%

KM 4 (1-7) 20
KM 4 (1-7) KM 3 (1-6) 10
10% KM 3 (1-6)
KM 2 (1-5) KM 2 (1-5) 54
KM 1 (1-2)
KM 1 (1-2) 20

52%

Hasil dari data angket indikator tingkat kemandirian keluarga pada masyarakat di RT
22 & 23 KM 4 (19%) KM 3(10%), KM 2(52%) KM 1(19%). Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa tingkat kemandirian keluarga pada masyarakat Dusun Banjarsari 3
RT 22 & 23 merupakan KM 2(52%) dimana masyarakat masih belum melakukan
perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, belum melaksanakan tindakan
pencegahan/ preventif secara aktif, dan belum melaksanakan tindakan promotif secara
aktif. Masyarakat masih menganggap sepele beberapa penyakit, sehingga tidak
melaksanakan pencegahan secara aktif dan masyarakat tidak melakukan perawatan
sederhana karna sebagian tidak tahu caranya.

c. Demografi RT 24 dan 25
1) Kelompok Umur Kepala Keluarga
Pada pengkajian didapatkan data kelompok umur KK Pada RT 24 dan 25
sebagai berikut :
Tabel 1.1 Distribusi Frekuensi Kelompok Umur
No Kelompok Umur (tahun) Jumlah Presentase
1 Umur 20-30 9 8%
2 Umur 31-40 20 19%
3 Umur 41-50 22 21%
4 Umur 51- 80 55 30%
8%

19%

52%

21%

Berdasarkan tabel 1.1 diketahui bahwa dari 106 kk, umur 51-80 tahun


paling banyak (52%) dan paling sedikit kelompok umur 20-30 tahun
(8%).

2) Jenis Kelamin
Pada pengkajian didapatkan data jemis kelamin sebagai berikut :
Tabel 1.2 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Presentase
1 Laki-laki 491 52%
2 Perempuan 451 48%

48% Laki-laki
52% Perempuan

Berdasarkan tabel 1.2 diketahui bahwa dari 106 kk, jenis kelamin laki-


laki paling banyak (52%) dan perempuan (48%).

3) Suku
Pada pengkajian didapatkan data suka sebagai berikut :
Tabel 1.3 Distribusi Frekuensi Suku

No Suku Jumlah Presentase


1 Jawa 101 95%
2 Lampung 5 5%
4%

jawa
lampung

96%

Berdasarkan tabel 1.3 diketahui bahwa dari 106 kk, suku jawa yang


paling banyak (96%) dan paling sedikit suku lampung (4%).

4) Agama
Pada pengkajian didapatkan data agama sebagai berikut :
Tabel 1.4 Distribusi Frekuensi Agama
No Agama Jumlah Presentase
1 Islam 106 100%
2 Kristen 0 0%
3 Hindu 0 0%
4 Budha 0 0%
5 Konghucu 0 0%

Berdasarkan tabel 1.4 diketahui bahwa dari 106 kk, yang beragama


islam paling banyak (100%)

5) Pendidikan
Pada pengkajian didapatkan data pendidikan sebagai berikut :
Tabel 1.5 Distribusi Frekuensi Pendidikan
No Pendidikan Jumlah Presentase
1 Tidak sekolah 5 5%
2 SD 51 48%
2 SLTP 25 24%
3 SLTA 24 23%
5%

23%

SD
49% SLTP
SLTA
Tidak sekolah

24%
Berdasarkan tabel 1.5 diketahui bahwa dari 106 kk, yang
berpendidikan SD paling banyak (48%) dan paling sedikit yang tidak
sekolah (5%)

6) Pekerjaan
Pada pengkajian didapatkan data pekerjaan sebagai berikut :
Tabel 1.6 Distribusi Frekuensi Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Presentase
1 Buruh 39 37 %
2 Petani 56 53 %
3 Wiraswasta 9 9%
4 Lainnya 2 2%

2%
8%

37%

Buruh
Petani
Wiraswasta
Lainnya

53%

Berdasarkan tabel 1.6 diketahui bahwa dari 106 kk, pekerjaan paling


banyak petani (53%) dan paling sedikit Wiraswasta (9%).
7) Alamat
Dusun Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung Selatan
Provinsi Lampung.
8) Asuransi/Jaminan Kesehatan
Pada pengkajian didapatkan data jamkesmas sebagai berikut :
Tabel 1.7 Distribusi Frekuensi Asuransi/Jaminan Kesehatan
No Keterangan Jumlah Presentase
1 Memiliki Jamkesmas 44 42 %
2 Tidak Memiliki Jamkesmas 62 58 %

42%

Memiliki Jamkesmas
Tidak Memiliki Jamkesmas

58%

Berdasarkan tabel 1.7 diketahui bahwa dari 106 kk, yang memiliki


asuransi kesehatan sebanyak (42%) dan yang tidak memiliki asuransi
kesehatan sebanyak (58%).

d.Vital Statistik
9) Masalah Fisik
Pada pengkajian didapatkan data masalah fisik sebagai berikut :
Tabel 2.1 Distribusi Frekuensi Masalah Kesehatan Fisik
No Masalah Fisik Jumlah KK Presentase
1 Penyakit Degeneratif 4 13 %
2 Penyakit tidak menular 28 87 %
13%

Penyakit Degeneratif
Penyakit tidak menular

88%

Berdasarkan tabel 2.1 diketahui bahwa dari 106 kk, terdapat penyakit terbanyak


yaitu PTM (Penyakit Tidak Menular) 87% dengan masalah hipertensi (51%)
masalah degeneratif (13%).
C. Indikator Keluarga Sehat

NO INDIKATOR Jumlah Persentase


1 Keluarga mengikuti Keluarga Berencana 76 73,07%
2 Ibu Melahirkan di Fasilitas Kesehatan 81 77,88%
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 82 78,84%
4 Bayi diberi ASI Ekslusif selama 6 bulan 82 78,84%
5 Pertumbuhan Balita di pantau tiap bulan 80 76,92%
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar 74 71,15%
7 Penderita Hipertensi berobat teratur 64 61,53%
8 Penderita Gangguan Jiwa tidak ditelantarkan 73 70,19%
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok 38 36,53%
10 Keluarga memiliki Sarana Air Bersih 102 98,07%
11 Keluarga memiliki/ memakai Jamban Sehat 99 95,19%
12 Seluruh anggota keluarga mengikuti JKN/BPJS 45 43,26%

22%
31% Sehat(11-12) 32
Sehat(11-12)
Risiko (7-10)
Risiko (7-10) 49
Tidak sehat (1-6)
Tidak sehat (1-6) 23

47%

Hasil dari data angket indikator keluarga sehat Dusun Banjarsari 3 RT 24 & 25
Desa Kalisari: Keluarga Sehat 32 (31%), Resiko 49 (47%), dan Tidak Sehat 23
(22%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa keluaga sehat di Dusun Banjarsari
3 RT 24 & 25 belum terpenuhi dilihat dari besarnya persentase Resiko 47%. Hal
ini dikarenakan masih banyak keluarga di masyarakat yang masih merokok, dan
penderita hipertensi tidak minum obat secara teratur, masih banyak keluarga
yang belum terdaftarBJPS/JKN.

D. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga (PHBS)


NO INDIKATOR Jumlah Persentase
1 Makan dengan gizi seimbang 92 86,66%
2 Tidak minum alkohol/ minum kopi > 3 gls/ hr 46 44,76%
Melakukan pemeriksaan kesehatan secara teratur (6
3 20 50,47%
bulan sekali)
4 Cuci tangan sebelum/setelah makan dan buang air 96
5 Berolahraga minimal 30 menit/ hari 26 52,38%
6 Tidak minum obat warung/ tanpa resep dokter 48 49,52%
13%

31% Baik (5-6) 14


Resiko (3-4) 58
Baik (5-6)
Resiko (3-4)
Buruk (1-2) 32
Buruk (1-2)

56%

Hasil dari data angket indikator Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Keluarga (PHBS)
RT 24 & 25 Banjarsari 3 : Baik 14 (13%), Resiko 58 (56%), dan Tidak Sehat 32
(13%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup bersih dan sehat di
Dusun Banjarsari 3 RT 24 & 25 belum terpenuhi dilihat dari besarnya persentase
Resiko 56%. Hal ini dikarenakan masih banyak keluarga di masyarakat yang jarang
berolahraga, masih banyak keluarga yang minum obat warung apabila sakit, tidak
memeriksakan kesehatan rutin tiap 6 bulan, dan hanya saat sakit saja memeriksakan
kesehatan.

E. Kondisi Kesehatan Lingkungan Masyarakat

NO INDIKATOR Jumlah Persentase


1 Kondisi lingkungan didalam rumah bersih 88 83,80%
2 Kondisi lingkungan di luar rumah bersih 79 75,23%
Sampah dikelola dengan baik (dibuat kompos/
3 63 60%
ditampung di bak tertutup)
Pembuangan air limbah baik (tidak tergenang/
4 93 88,57%
aliran lancar)
Ventilasi rumah ada dan memenuhi syarat
5 82 78,09%
Kesehatan
Kondisi penampungan air minum baik (tertutup
6 95 90,47%
dan bersih)
Pengelolaan ternak baik (tidak menyatu
7 dengan rumah/ kandang bersih)* 77 73,33%

Sehat (6-7) 69
Risiko (4-5) 22
Tidak Sehat (1-3) 13

13%

21% Sehat (6-7)


Risiko (4-5)
Tidak Sehat (1-3)

66%

Hasil dari data angket indikator Kondisi Kesehatan Lingkungan Masyarakat RT 24 &
25 : Kesehatan lingkungan masyarakat baik 69 (66%), Resiko 22 (21%), dan Tidak
Sehat 13 (13%). Dari data ini dapat disimpulkan bahwa Kondisi kesehatan lingkungan
masyarakat di Dusun Banjarsari 3 RT 24 & 25 sudah baik (66%) namun masih ada
beberapa masyarakat yang belum sehat lingkungannya sebesar (34%). Hal ini
ditunjukan dari masih adanya pengelolaan sampah yang belum baik (19,04%) karna
sebagian besar masyarakat mengolah sampah hanya dengan membakarnya (60%).

F. Tingkat Kemandirian Keluarga


NO INDIKATOR Jumlah Persentase
1 Menerima petugas perawatan kesehatan 103 98,09%
Masyarakat
2 Menerima pelayanan kesehatan yang 104 100%
diberikan sesuai dengan rencana perawatan
3 Tahu dan dapat mengungkapkan masalah 71 68,26%
kesehatannya secera benar
4 Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan 69 66,34%
sesusi dengan anjuran
5 Melakukan perawatan sederhana sesuai yang 67 64,42%
Dianjurkan
6 Melaksanakan tindakan pencegahan/ preventif 35 33,65%
secara aktif
7 Melaksanakan tindakan promotif secara aktif 22 21,15%

19% 19%

KM 4 (1-7) 20
KM 4 (1-7)
KM 3 (1-6) 10
10% KM 3 (1-6)
KM 2 (1-5) KM 2 (1-5) 54
KM 1 (1-2) 20
KM 1 (1-2)

52%

Hasil dari data angket indikator tingkat kemandirian keluarga pada masyarakat di RT
24 & 25 KM 4 (19%) KM 3(10%), KM 2(52%) KM 1(19%). Dari data ini dapat
disimpulkan bahwa tingkat kemandirian keluarga pada masyarakat Dusun Banjarsari 3
RT 24 & 25 merupakan KM 2(52%) dimana masyarakat masih belum melakukan
perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, belum melaksanakan tindakan
pencegahan/ preventif secara aktif, dan belum melaksanakan tindakan promotif secara
aktif. Masyarakat masih menganggap sepele beberapa penyakit, sehingga tidak
melaksanakan pencegahan secara aktif dan masyarakat tidak melakukan perawatan
sederhana karna sebagian tidak tahu caranya.

G. Informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga

No Indikator Jumlah Presentasi

1 Masalah kesehatan ibu hamil 10 9,5%

2 Masalah kesehatan balita 15 14%


3 Masalah kesehatan anak usia 25 23%
sekolah
4 Masalah kesehatan remaja 30 28,30%
5 Masalah kesehatan dewasa 50 47%
6 Masalah kesehatan lansia 78 73,58%
5%
7%

38% 12%
Masalah kesehatan ibu hamil
Masalah kesehatan balita
Masalah kesehatan anak usia
sekolah
Masalah kesehatan remaja
Masalah kesehatan dewasa
Masalah kesehatan lansia
14%

24%

Dari hasil yang di dapatkan Informasi kesehatan yang dibutuhkan keluarga pada

RT 24 dan 25 masalah kesehatan lansia yang dibutuhkan (73,58 %) dan masalah


kesehatan dewasa (47 %) Lansia dan dewasa di RT 24 dan 25 perlu
mendapatkan informasi mengenai PTM dan Penyakit Degeneratif

H. Bentuk Pelayanan kesehatan yang dibutuhkan keluarga

No Indikator Jumlah Presentasi

1 Penyuluhan kesehatan sesuai 75 70,75%


kebutuhan
2 Pemeriksaan kesehatan sesuai 80 75,47%
kebutuhan
3 Pemberdayaan keluarga dalam 78 73,58%
kesehatan seperti kegiatan
senam, gotong royong,
modifikasi perilaku/ lingkungan
4 Pembinaan kesehatan seperti 67 63,20%
pelatihan kesehatan bagi
keluarga/kader kesehatan
5 Pembentukan organisasi 55 51,88 %
kesehatan di masyarakat seperti
pokjakes, kelompok swabantu,
posyandu/posbindu dll

15%
Penyuluhan kesehatan sesuai kebutuhan
21%

Pemeriksaan kesehatan sesuai kebutuhan

Pemberdayaan keluarga dalam kesehatan


seperti kegiatan senam, gotong royong,
19% modifikasi perilaku/ lingkungan

Pembinaan kesehatan seperti pelatihan


kesehatan bagi keluarga/kader kesehatan
23%

Pembentukan organisasi kesehatan di


masyarakat seperti pokjakes, kelompok
swabantu, posyandu/posbindu dll
22%

Pemeriksaan kesehatan sesuai kebutuhan (75,47%) pada RT 24 dan 25 dibutuhkan


-karena masyarakat disana jarang memeriksaan kesehatannya, Penyuluhan kesehatan
sesuai kebutuhan (70,75%) Pemberdayaan keluarga dalam kesehatan seperti kegiatan
senam, gotong royong, modifikasi perilaku/ lingkungan (73,58%) Pembinaan
kesehatan seperti pelatihan kesehatan bagi keluarga/kader kesehatan (63,20%)
Pembentukan organisasi kesehatan di masyarakat seperti pokjakes, kelompok
swabantu, posyandu/posbindu dll (51,88%) Jadi penyuluhan kesehatan dan
pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan pada RT 24 dan 25
ANALISIS DATA

Analisis data yang dirumuskan berdasarkan data pengkajian sebagai berikut:


No Data Fokus Masalah Komunitas Penyebab Masalah

1 a. Jumlah warga yang kurang Resiko Peningkatan Kurangnya


memiliki pengetahuan tentang penyakit di desa pengetahuan
perilaku PHBS sebesar 58 % banjarsari masyarakat tentang
Perilaku hidup bersih
dan sehat (PHBS)
2 b. Jumlah warga yang kurang Kurangnya
memiliki motivasi dalam pengetahuan
mencuci tangan dan memakai masyarakat tentang
handsanitizer sebesar 70% perilaku PHBS pada
3 Jumlah warga yang kurang Resiko Penigkatan Kurangnya
memiliki pengetahuan tentang penyakit di desa pengetahuan
Penyakit Degeneratif sebesar 12 banjarsari masyarakat tentang
% penyakit degenerative

4 a. Jumlah warga yang memiliki Kurangnya motivasi


kebiasaan menggantung warga dalam
pakaian, jarang melaksanakan perilaku
membersihkan air pencegahan penyakit
menggenang sebesar 20% degenerative

5 a. Jumlah warga yang kurang Resiko Peningkatan Kurangnya


memiliki pengetahuan tentang penyakit di desa pengetahuan
PTM sebesar 80% banjarsari masyarakat tentang
b. Jumlah warga yang merokok, Penyakit Tidak Menular
mengonsumsi makanann (PTM)
terlalu asam, manis, pedas,
asin, dll sebesar 50 %
6 a. Jumlah warga yang jarang- Kurangnya peran serta
tidak pernah memeriksakan masyarakat dalam
kesehatan secara mandiri pemeriksaan kesehatan
sebesar 40 %
b. Data wawancara didapatkan:
Pelayanan tsb dirasa warga
kurang puas karena waktu
praktik yang sebentar dan
jarak ke faskes lain yang
cukup dirasa jauh
c. Data angket diketahui
sebanya 88 % warga memiliki
PTM

B. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan analisis data diatas, dirumuskan diagnosa keperawatan antara lain:
1. Resiko Peningkatan penyakit di desa banjarsari berhubungan dengan:
a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku PHBS
2. Resiko Peningkatan penyakit di desa banjarsari berhubungan dengan:

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang PTM


3. Resiko Peningkatan penyakit di desa banjarsari berhubungan dengan:

a. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang Penyakit degeneratif


b. Kurangnya peran serta masyarakat dalam pemeriksaan kesehatan
C. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Berikut rencana keperawatan yang disusun berdasarkan masalah yang ada

NO Kegiatan Sasaran Target Lokasi Pelaksana Jadwal

Mahasiswa
1 Pendidikan Kesehatan
Masyarakat RT 24 15-20 masyarakat Posyandu Mawar Keperawatan Ners Minggu ke-2
tentang Hipertensi dan
Poltekkes TJK 26 April – 1 Mei
pemeriksaan kesehatan

2. Pendidikan Kesehatan
Mahasiswa
tentang penyakit Posyandu Mawar
Masyarakat RT 24 15-20 masyarakat Keperawatan Ners Minggu ke-2
degenerative (asam urat)
Poltekkes TJK 26 April – 1 Mei
dan pemeriksaan kesehatan

Mahasiswa
3. Pendidikan Kesehatan
Masyarakat RT 25 15-20 masyarakat Rumah Kader Keperawatan Ners Minggu ke-2
tentang Hipertensi dan
Poltekkes TJK 26 April – 1 Mei
pemeriksaan kesehatan

4. Pendidikan Kesehatan
Mahasiswa
tentang penyakit
Masyarakat RT 25 15-20 masyarakat Rumah Kader Keperawatan Ners Minggu ke-2
degenerative (asam urat)
Poltekkes TJK 26 April – 1 Mei
dan pemeriksaan kesehatan

5 Penyuluhan Kesehatan
tentang New Normal Mahasiswa
Masyarakat RT 24 Minggu ke-3
15-20 masyarakat Posyandu Mawar Keperawatan Ners
dan 25 2 Mei – 8 Mei
Poltekkes TJK
5. Penkes tentang PHBS:
1. Pengertian PHBS
Mahasiswa
2. Cara peningkatan Masyarakat RT 24 Minggu ke-3
15-20 masyarakat Posyandu Mawar Keperawatan Ners
PHBS dan 25 2 Mei – 8 Mei
Poltekkes TJK

6. Demonstrasi tentang:
Mahasiswa
Cuci tangan 6 langkah Masyarakat RT 24 Minggu ke-3
15-20 masyarakat Posyandu Mawar Keperawatan Ners
dan 25 2 Mei – 8 Mei
Poltekkes TJK
LAPORAN KEGIATAN
MUSYAWARAH MASYARAKAT DESA (MMD)
DUSUN BANJARSARI 3 DESA KALISARI
KEC. NATAR KAB. LAMPUNG SELATAN

OLEH:
KELOMPOK 6
RORI WILANDA 2014901082

SEELVIA 2014901083

SINTHIA RAMADHANTI 2014901084

ISTIATI CICI ANTIKA 2014901087

SUCI MAUDY AULIA 2014901086

AGITHA NANDA NURMALA 2014901052

RISKA VERDIAN A 2014901081

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNGKARANG


JURUSAN KEPERAWATAN TANJUNGKARANG
PRODI PROFESI NERS
TAHUN 2020/2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berdasarkan hasil survey yang dimulai pada tanggal 20-21 April 2021, didapatkan
beberapa prioritas masalah kesehatan di Desa Banjarsari 3 yang terdiri dari resiko
peningkatan penyakit berhubungan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang
PHBS, penyakit tidak menular (hipertensi), dan penyakit degeneratif (asam urat). Hasil
pengumpulan data menggunakan kuesioner dan wawancara telah dilakukan analisa. Dari
hasil analisa tersebut akan dipersentasikan hasil pengkajian data-data yang bermasalah
pada masyarakat untuk dicarikan solusinya. Adapun tujuan dari persentase ini adalah
untuk menentukan bersama-sama masyarakat rencana tindakan yang akan dilaksanakan
oleh masyarakat sendiri bersama Mahasiswa yang disesuaikan dengan sumber daya dan
kemampuan masyarakat Dusun Banjarsari 3.
B. Tujuan
1. Masyarakat mengenal masalah kesehatan di wilayahnya
2. Masyarakat bersepakat untuk menanggulangi masalah kesehatan
3. Masyarakat menyusun rencana kerja untuk menanggulangi masalah kesehatan

C. Manfaat
Dengan melakukan musyawarah masyarakat desa, berbagai informasi desa mulai dari
keadaan alam, masalah, potensi dan lainnya dapat ditemukan. Informasi tersebut dapat
mempermudah dalam menentukan kegiatan yang akan dilakukan di Dusun Banjarsari 3.

BAB II
PELAKSANAAN
A. Topik / Judul Kegiatan
Musyawarah Masyarakat Dusun Banjarsari 3 Desa Kalisari Kec. Natar Kab. Lampung
Selatan

B. Sasaran / Target
1. Masyarakat
2. Kepala Desa
3. Kepala Dusun
4. Ketua RT
5. Kader Kesehatan
6. Masyarakat sekitar

C. Metode
1. Presentasi
2. Ceramah
3. Diskusi

D. Media dan Alat


1. LCD / Proyektor
2. Laptop

E. Susunan Kepanitiaan
1. Ketua : Rori Wilanda
2. Sekretaris / Notulen : Agitha Nanda Nurmala
3. Moderator : Nadila Okti Fariza
4. Penyaji : Risa Hairun Nisyah
5. Skoring : Ayu Pratika Wati
Seelvia
6. Pemimpin POA : Istiati Cici Antika
7. Observer : Putri Finka Novia
8. Fasilitator : Sinthia Ramadhanti
Nesia Dwi Agustina
9. Dokumentasi : Riska Verdian Anggraeni
Suci Maudy Aulia
10. Konsumsi : Nofa Safitri
Yosmalia Merty Hartini

F. Waktu dan Tempat


1. Hari/Tanggal : Minggu, 25 April 2021
2. Pukul : 09.00 WIB s.d selesai
3. Tempat : Rumah Kepala RT 24 Dusun Banjarsari 3

G. Susunan Acara
Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audience
Pembukaan : 1. Membalas salam
09.00 s.d 09.15 1. Pembukaan oleh 2. Mendengarkan
WIB moderator 3. Memberi respon
2. Sambutan oleh ketua
pelaksana, pembimbing
lahan dan kepala dusun

09.15 s.d 09.45 Pelaksanaan : 1. Mendengarkan


WIB 1. Penyajian data oleh dengan penuh
pemateri perhatian
2. Diskusi dengan 2. Diskusi
masyarakat dan
penentuan rencana
kegiatan oleh pemimpin
POA
09.45 s.d 10.15 Evaluasi : 1. Menanyakan hal yang
WIB 1. Tanya Jawab belum jelas
2. Menyimpulkan hasil 2. Aktif bersama dalam
penyuluhan menyimpulkan
3. Memberikan salam 3. Menjawab salam
penutup penutup
H. Hasil
a) Evaluasi Struktur
1. Peserta yang hadir sebanyak 13 orang
2. Penyelenggaraan MMD dilaksanakan di Rumah Ibu Robiyatun RT 24 Dusun
Banjarsari Desa Kalisari
3. Perlengkapan yang digunakan LCD dan powerpoint
4. Peran panitia sudah disesuaikan dengan perencanaan, penanggung jawab,
fasilitator dan observer.
5. Peserta mengisi daftar hadir

b) Evaluasi Proses
1. Pelaksanaan dilakukan pada pukul 09.00-10.15 WIB
2. Masyarakat berperan aktif dalam kegiatan musyawarah
3. Masyarakat berencana bersama mahasiswa dalam mengatasi masalah
kesehatan
4. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat sampai musyawarah selesai

c) Evaluasi Hasil
Evaluasi hasil yang di dapat soal / pertanyaan yang terjawab mendapatkan
persentasi sebagai berikut :
Setelah dilakukan MMD didapatkan hasil sebagai berikut:
1. Masalah kesehatan yang akan diatasi yaitu PBHS, PTM (Hipertensi), dan
penyakit degeneratif (asam urat)
2. Rencana kegiatan yang telah dimusyawarahkan adalah sebagai berikut :
a. Penyuluhan tentang hipertensi, pemeriksaan tekanan darah,
penyuluhan tentang asam urat dan pemeriksaan Urine Acid yang akan
dilaksanakan pada hari Senin, 26 April 2021 pukul 08.00 WIB di
rumah kediaman Ketua RT 24 yang dihadiri oleh masyarakat RT 24
Dusun Banjarsari 3, Desa Kalisari
b. Penyuluhan tentang hipertensi, pemeriksaan tekanan darah,
penyuluhan tentang asam urat dan pemeriksaan Urine Acid yang akan
dilaksanakan pada hari Kamis, 29 April 2021 pukul 08.00 WIB di
rumah kediaman Ketua RT 25 yang dihadiri oleh masyarakat RT 25
Dusun Banjarsari 3, Desa Kalisari
c. Penyuluhan tentang hipertensi, pemeriksaan tekanan darah,
penyuluhan tentang asam urat dan pemeriksaan Urine Acid yang akan
dilaksanakan pada hari Sabtu, 01 Mei 2021 pukul 08.00 WIB di rumah
kediaman Kader RT 22 yang dihadiri oleh masyarakat RT 22 Dusun
Banjarsari 3, Desa Kalisari
d. Penyuluhan tentang hipertensi, pemeriksaan tekanan darah,
penyuluhan tentang asam urat dan pemeriksaan Urine Acid yang akan
dilaksanakan pada hari Minggu, 02 Mei 2021 pukul 08.00 WIB di
rumah kediaman Kepala Dusun di RT 23 yang dihadiri oleh
masyarakat RT 23 Dusun Banjarsari 3, Desa Kalisari
e. Penyuluhan tentang persiapan New Normal yang akan dilaksanakan
pada hari Senin, 03 Mei 2021 pukul 08.00 WIB di rumah kediaman RT
24 yang dihadiri oleh masyarakat Dusun Banjarsari 3, Desa Kalisari.

d) Hambatan
Hambatan yang kami dapatkan selama kegiatan MMD antara lain:
a. Terdapat keterlambatan kedatangan peserta sehingga yang seharusnya
dijadwalkan pukul 08.00 menjadi pukul 09.00.

I. Lampiran

Anda mungkin juga menyukai