Anda di halaman 1dari 9

Rehabilitasi Narkoba

Disusun Oleh:
Riyanti Devi Widia N (406181066)

Pembimbing :
dr. Istiqomah. SH. MH, SpKF

KEPANITERAAN ILMU KEDOKTERAN FORENSIK


RS BHAYANGKARA SEMARANG
PERIODE 4 FEBRUARI – 10 MARET 2019
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TARUMANAGARA
JAKARTA
PENDAHULUAN

Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika, dan bahan


berbahaya. Narkotika merupakan zat atau bahan adiktif yang bekerja pada sistem
sarap, dapat menyebabkan hilangnya kesadaran dan rasa sakit, dan dapat
menyebabkan ketergantungan. Psikotropika yaitu zat atau bahan aktif yang bekerja
pada sistem sarap pusat, dapat menyebabkan perubahan pada aktivitas mental dan
perilaku, dan dapat menyebabkan ketergantungan.1
Pesatnya perkembangan pemikiran manusia, yang diiringi dengan kemajuan
teknologi dan komunikasi, satu sisi membawa dampak dan sisi lain juga
menyisihkan masalah sosial dalam artian negatif, yaitu penyalahgunaan narkoba
di kalangan remaja. Dalam catatan BNN, data kasus narkoba secara nasional
semakin meningkat, yaitu dari tahun 2004 ke 2008 naik sekitar 20 persen atau
sebanyak 2,80 juta orang menjadi sekitar 3,3 juta orang. Tidak sampai di situ,
BNN juga memprediksi jumlah pengguna narkoba akan meningkat sekitar 4,58
juta orang di tahun 2013, apabila tidak ada langkah yang nyata untuk pencegahan
dan pemberantasan.1
Bagi mereka yang terkena penyalahgunaan narkoba tentu masih ada upaya
penyembuhan yang dilakukan guna menjalani hidup yang normal. Di mana pada
saat ini banyak tempat-tempat menawarkan pengobatan atau pemulihan, korban
penyalahgunaan narkoba seperti diadakanya panti-panti rehabilitasi dalam proses
penyembuhan. Dengan keyakinan dan keinginan akan terjadinya sebuah
perubahan yang lebih baik pada aspek jasmani dan rohaniah sehingga
kedepannya akan menimbulkan perubahan yang drastis pula pada tingkah laku
korban dalam menghadapi semua tantangan dan penyelesaian masalah yang
mereka hadapi.
Oleh karena itu, maka banyak masyarakat mendirikan panti-panti rehabilitas,
seperti Yayasan Madani Mental Health Care, disamping dapat mendatangkan
pendapatan dan disisi lain juga merupakan upaya pencegahan terhadap pemakai
narkoba. Sebagaimana langkah-langkah para ahli Psikologi, Khususnya Prof. Dr.
dr. H. Dadang Hawari, Psikiater berawal dari rasa tanggung jawab dan kepedulian
terhadap korban NAZA.
1. Perumusan masalah

a. Bagaimana proses rehabilitasi yang dilakukan dalam upaya


penyembuhan korban penyalahgunaan Narkoba di Yayasan Madani
Mental Health Care?
TINJAUAN PUSTAKA

1. Proses Rehabilitasi di Yayasan Madani Mental Health Care

Rehabilitasi Yayasan Madani Mental Health Care, merupakan suatu proses


pengembalian kesehatan baik secara biologis, psikologi maupun sosial dan
agama terhadap NAZA atau narkoba. Penanganan Korban penyalahgunaan
narkoba ini harus menggunakan beberapa metode secara multi-disiplin karena
adanya hubungan antara kesehatan secara fisik dengan kejiwaan seseorang
(mental), oleh karena itu pelaksanaan rehabilitasinya harus melibatkan dokter
dan psikiater. Penangganan yang dilakukan oleh dokter atau medis berkaitan
dengan kesehatan fisik, sedangkan peranan psikiater adalah mengembalikan
mental dan membentuk kepribadian seseorang akan tetapi dengan pelayan dan
bimbingan seoptimal mungkin secara psikis dan mental.2

Yayasan Madani Medical Health Care mempunyai proses dan metode


tersendiri yaitu prosesnya melalui beberapa tahapan dan metodenya adalah
dengan pengabungan antara terapi medis dan terapi psikologi religius. Proses
pembinaan korban penyalahgunaan arkoba melalui beberapa tahapan, tahapan
tersebut untuk memudahkan pembinaan dengan cara perlahan-lahan atau setahap
demi setahap dan membutuhkan waktu sembilan bulan yang kemudian dibagi
menjadi tiga fase.3

Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Psikiater sebagai pembina yayasan ini
menggunakan metode penggabungan antara ilmu kesehatan dan ilmu spiritual.
“Komitmen agama dapat mencegah dan melindungi seseorang dari penyakit,
meingkatkan kemampuan mengatasi penyakit dan mempercepat penyembuhan
dengan catatan terapi medik diberikan sebagaimana mestinya”4 Korban NAZA
selain mengalami gangguan fisik juga mengalami ganguan mental.
Penanggulangannya maka harus melakukan beberapa hal yang berkaitan dengan
upaya pemulihan fisik dan saraf (mental). Agama lebih bersifat protektif dan
pencegahan sebagaiman agama juga mempunyai hubungan yang signifikan dan
positif dengan keuntungan klinis.

Medik dengan agama merupakan satu kesatuan yang berkaitan dalam


upaya penyembuhan penyakit kejiwaan, khusus program pembinaan rehabilitasi
korban NAZA dan Skizofrenia (mental disorder), Madani Mental Health Care
memakai Sistem Terpadu Bio-Psiko-Sosial-Spiritual (BPSS). Tujuan program
pembinaan adalah, apabila klien mengikuti dan menjalankan program pembinaan
dengan baik maka diharapkan dapat sehat jasmani, rohani (jiwa), bertambahnya
pemahaman agama dan meningkatnya perilaku sosial yang baik, oleh sebab itu
perlu dilakukan terapi-terapi tersebut meliputi:

1. Terapi Medik & Komplikasi Medik (Bio)


Tahap rehabilitasi medis (detoksifikasi), tahap ini pecandu diperiksa seluruh
kesehatannya baik fisik dan mental oleh dokter terlatih. Dokterlah yang
memutuskan apakah pecandu perlu diberikan obat tertentu untuk mengurangi
gejala putus zat (sakau) yang ia derita. Pemberian obat tergantung dari jenis
narkoba dan berat ringanya gejala putus zat. Dalam hal ini dokter butuh
kepekaan, pengalaman, dan keahlian guna mendeteksi gejala kecanduan narkoba
tersebut.
Terapi medik yang di lakukan di Yayasan Madani Mental Health Care meliputi:
Stabilisasi (pencucian racun tanpa anestesi dan substitusi) dan penyembuhan
penyakit komplikasi akibat dari NAZA rujukan ke Prof. Dr. dr. H. Dadang
Hawari, Psikiater. Stabilisasi dapat juga dilakukan dirumah dengan mengikuti
petunjuk dan saran dokter.

2. Terapi Religius (Spiritual)

Terapi spiritual lebih cenderung untuk menyentuh satu sisi spiritualitas manusia,
mengaktifkan titik ketuhanan dan mengembalikan klien ke sebuah kesadaran
darimana dia berasal. Alasan mengapa manusia diciptakan, karena manusia
diberikan tugas yang pantas dilakukan didunia dan hal-hal yang tak pantas
dilakukan didunia untuk mengembalikan manusia ke dalam kesucian, Seperti
mengembalikan sebuah kertas yang berisikan tulisan tinta kembali menjadi
selembar kertas putih.

Terapi spiritual yang di lakukan di Yayasan Madani Mental Health Care


Meliputi: Ibadah dan praktek ibadah, Mengaji dan Mengkaji Al-Qur’an dan
Hadist, Berzikir dan Berfikir, Syirah Nabawi, Ahlaqul karimah serta syukur
nikmat.

3. Terapi Psikososial
Treatment psikologis ini memiliki banyak ragam. Maka diberikan sesuai dengan
kebutuhan. Di antara treatment psikologis antara lain:
1. Psikoterapi sportif
Psikoterapi sportif ini memberikan dorongan, semangat, dan motivasi agar
santri/klien tidak merasa putus asa untuk berjuang menuju proses
kesembuhan.
2. Psikoterapi reedukatif
Psikoterapi reedukatif adalah memberikan pendidikan ulang yang
maksudnya memperbaiki kesalahan pendidikan di masa lalu dan juga
dengan pendidikan kembali ini dimaksud untuk mengubah pola pendidikan
lama dengan pola pendidikan yang baru yang kebal/imun terhadap segala
macam penyalahgunaan narkoba/NAZA dan gangguan jiwa.
3. Psikoterapi rekonstruktif
Psikoterapi rekonstruktif adalah memperbaiki kembali (rekonstruksi)
kepribadian yang telah mengalami gangguan akibat
penyalahgunaan/ketergantungan narkoba/NAZA dan gangguan jiwa,
menjadi pribadi yang utuh seperti sedia kala.
4. Psikoterapi kognitif
Psikoterapi kognitif yaitu memulihkan kembali fungsi kognitif (daya pikir)
rasional yang mampu membedakan berbagai nilai moral etika, mana yang
baik mana yang buruk, mana yang boleh mana yang tidak, dan mana yang
haram serta mana yang halal.
5. Psikoterapi psikodinamik
Psikoterapi psikodinamin adalah menganalisa dan menguraikan proses
dinamika kejiwaan yang dapat menjelaskan mengapa seseorang terlibat
penyalahgunaan/ketergantungan narkoba/NAZA atau mengapa seseorang
bisa mengalami sebuah gangguan jiwa seperti stres, cemas, depresi, atau
skizofrenia.
6. Psikoterapi perilaku
Psikoterapi perilaku adalah memulihkan gangguan perilaku (maladaptif)
menjadi perilaku yang adaptif sehingga santri/klien dapat berfungsi kembali
secara wajar dalam kehidupannya baik di rumah, sekolah, kampus, tempat
kerja, dan lingkungan sosial sekitarnya.
7. Psikoterapi keluarga
Psikoterapi keluarga ini ditujukan tidak hanya kepada santri/klien tetapi
juga kepada keluarganya. Dengan terapi ini diharapkan hubungan
kekeluargaan dapat pulih kembali dalam suasana harmonis dan religius
sehingga risiko kekambuhan dapat dicegah.
4. Pengetahuan umum
Pengetahuan umum bisa dijadikan suatu terapi karena sesuai dengan minat dan
bakat korban penyalahgunaan narkoba. Ketika mereka melakukan kegiatan yang
sesuai dengan minat dan bakat mereka sendiri maka pikiran mereka akan teralihkan
oleh pekerjaan yang mereka minati tersebut.
Pengetahuan umum yang ditawarkan di Yayasan Madani Mental Health Care
meliputi: Bahasa Inggris atau Bahasa Arab, Komputer, Seni lukis, Desain dan
Teknik cetak sablon, Tata boga, Handycraft, Service handphone dan lain-lain
(sesuai minat dan bakat).
PENUTUP

Proses rehabilitas di Yayasan Madani Mental Health Care adalah sebagai


berikut; Pertama terapi medik yaitu stabilisasi pencucian racun tanpa anestesi dan
subsitusi. Artinya Yayasan Madani Mental Health Care mencuci racun NAZA
tanpa menggunakan bahan-bahan kimia atau zat adiptif. Kedua, dengan
menggunakan terapi religius yang meliputi berzikir, mengaji, shalat, mengkaji Al-
Qur’an dan Hadist, serta mengjarkan kepada klien tentang sukur dan nikmat dari
Allah SWT. Ketiga, terapi psikososial ini ditujukan untuk mengembalikan klien
untuk menguatkan cita-cita dan tekat yang kuat, mengajarkan interaksi dan
sosialisasi kepada masyarakat dan keluarga, disampingitu juga diajarkan
pengetahuan tentang kesadaran diri dan mengadakan latihan-latihan sharing parson
atau pendekatan secara emosional terhadap orang lain. Keempat, melatih
keterampilan klien sesuai dengan kemampuan yang dimilki klien. Keterampilan ini
memadukan pengetahuan secara umum yang dapat berbenuk latihan bahasa Inggris
dan Arab, Komputer, Seni lukis, Desain, Teknik Cetak Sablon, Tata Boga,
Handicam, Service Hanphone, dan lain-lain, sesuai dengan kemampuan masing-
masing.
DAFTAR PUSTAKA

1. Mangku, dkk, Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Bagi Remaja,


(Jakarta: Badan Narkotika Nasional (BNN), 2011)
2. Prof. Dr. dr. H. Dadang Hawari, Terapi Detiksifikasi dan Rehabilitasi
Pesantren Mutakhir Sistem terpadu Pasien NAZA,(Jakarta: Universitas
Indonesia (UI-Press), 1999), h. 20.
3. Dokumen Yayasan Madani Mental Health Care.
4. Dadang Hawari, Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medik. Doa dan Zikir
Sebagai Pelengkap Terapi Medik. (Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia2009), h.2.
5. Madani Mental Health Care. Available at : http://madanionline.org. cited
2019 March 10.

Anda mungkin juga menyukai