Anda di halaman 1dari 52

Kinetika Kimia

Abdul Wahid Surhim

2014
Kerangka Pembelajaran
• Laju Reaksi
• Hukum Laju dan Orde Reaksi
• Hukum Laju Terintegrasi untuk Reaksi Orde
Pertama
• Setengah Reaksi Orde Pertama
• Reaksi Orde Kedua
• Laju Reaksi dan Suhu; Persamaan Arrhenius
• Menggunakan Persamaan Arrhenius
• Katalis Homogen dan Heterogen
Laju Reaksi
• LAJU REAKSI
– Seberapa cepat reaktan atau produk berubah per
satuan waktu
(konsentrasi)
Laju 
( waktu)

• Satuan: M/detik atau (mol/L)/detik


• Gunakan tanda minus (-) untuk laju kehilangan
reaktan
Laju Reaksi
• Laju relatif pembentukan produk dan konsumsi
reaktan tergantung pada koefisien persamaan
yang disetarakan
• Perlu ditentukan produk atau reaktan ketika
menyatakan sebuah persamaan laju reaksi
• Perubahan laju sesuai dengan reaksi yang
berjalan
– Tentukan waktunya
– Laju reaksi menurun sebanding dengan habisnya
reaktan
Perubahan Laju Reaksi

C A
rA 
Waktu
Contoh
• Ditemukan bahwa laju pembentukan N2 yang
mengikuti reaksi
4 NH3 (g) + 3 O2 (g)  2 N2 (g) + 6 H2 O (g)
adalah 0.52 Ms-1 pada waktu tertentu.
• Berapa laju penghilangan NH3?

mol N2 4 mol NH3 mol NH3


0.52   1.04
Ls 2 mol N2 Ls
Hukum Laju dan Orde Reaksi (1)
• Hukum Laju
– menyatakan ketergantungan laju reaksi pada
konsentrasi
• Persamaan yang menceritakan berapa lajunya
tergantung pada konsentrasi tiap reaktan
• Untuk reaksi a A + b B  produk, hukum lajunya
adalah A 
 k A  B
m n
Rate = -
t
k = konstanta proporsionalitas yang disebut
konstanta laju
Hukum Laju dan Orde Reaksi (1)
• Orde Reaksi – ditentukan oleh harga pangkatnya
• Harga pangkat pada hukum laju HARUS
ditentukan melalui eksperimen; TIDAK DAPAT
disimpulkan dari stoikiometri reaksi (tidak ada
hubungan)
A
Rate = -  kA B
m n
t
• Orde kesuluruhan reaksi = m + n
Makna Orde Laju Reaksi
A
Rate = -  kA B
m n
t
• Biasanya ordenya berupa bilangan bulat kecil, akan
tetapi bisa juga negatif, nol, bahkan pecahan
• Pangkat = 1; lajunya tergantung secara linear pada
konsentrasi reaktan yang berhubungan
• Pangkat = 0; lajunya bebas dari konsentrasi reaktan
yang berhubungan
• Pangkat < 1; lajunya turun jika konsentrasi reaktan
yang berhubungan naik
Menentukan Laju Reaksi Secara
Eksperimen
• Laju reaksi ditentukan dengan mengukur laju awal
reaksi sebagai fungsi kumpulan konsentrasi awal
yang berbeda-beda
• Penggunaan laju awal reaksi adalah untuk
menghindari komplikasi dengan reaksi balik
– Hanya mengukur reaksi kearah maju
– Hanya reaktan dan katalis yang muncul dalam hukum
laju
Prosedurnya
1. Disain pasangan eksperimen untuk
menginvestigasi pengaruh konsentrasi awal dari
reaktan tunggal pada laju awal perubahan
2. Jika penggandaan sebuah reaktan, lajunya juga
dua kali lipat, maka reaksi orde 1 pada reaktan
tersebut
3. Jika penggandaannya, lajunya sesuai dengan
faktor 22 = 4, maka orde 2
Penentuan k
• Harganya merupakan sifat dari reaksi
• Tergantung pada suhu
• Tidak bergantung pada konsentrasi
• Satuannya bergantung pada jumlah konsentrasi
dalam hukum laju dan pada nilai pangkatnya
Contoh
2 NO (g) + 2 H2 (g)  N2 (g) + 2 H2O (g)
orde 1 terhadap H2 dan orde 2 pada NO
• Tulis hukum lajunya
• Berapa keseluruhan orde reaksinya?
• Berapa perubahan laju reaksi jika konsentrasi H2
digandakan sedangkan NO dijaga tetap?
• Berapa perubahan laju reaksi jika konsentrasi NO
dipotong setengahnya sedangkan H2 dijaga
tetap?
Jawaban
a) Laju = [H2][NO]2
b) Orde keseluruhan = 1 + 2 = 3
c) Jika [H2] digandakan dan [NO] tetap, maka
reaksinya akan digandakan: (2)1 = 2
d) Jika [NO] dipotong setengahnya, maka reaksinya
menjadi ¼: (1/2)2 = ¼
Latihan
[NO]I [H2]I Rate (Ms-1)
0.15 0.15 8.54  10-6
0.30 0.15 3.42  10-6
0.45 0.15 2.00  10-6
0.15 0.30 1.71  10-5
0.15 0.45 2.56  10-5
Berapa laju reaksinya?
Berapa harga k?
Hukum Laju Terintegrasi untuk Reaksi
Orde Pertama
dC A
 kCA
dt
dC A
 kdt  ln C A  kt  ln c
CA
Pada t  0 : C A  C A0  ln C A0  0  ln c  c  C A0
CA
ln C A  kt  ln C A0  ln C A  ln C A0  kt  ln  kt
C A0
CA
 e  kt  C A  C A0 e  kt
C A0
Menentukan k (Orde 1)
ln C A  kt  ln C A0
ln CA

ln CA0 Slope = k

t
Contoh

• Reaksi sukrosa dengan air membentuk glukosa


C12H22O11 + H2O  2 C6H12O6
• Reaksi ini orde 1 terhadap sukrosa. Tentukan k
jika reaksinya memerlukan waktu 9.70 jam untuk
menurunkan konsentrasi sukrosa dari 0.00375 M
ke 0.00252 M. Tentukan waktu yang diperlukan
untuk menyempurnakan reaksi sampai 80%
Jawaban
CA  CA 
ln  kt  k   ln  / t
C A0  C A0 
 0.00252   2 1
k   ln  / 9.70  4.10 x10 h
 0.00375 

• 80% sempurna = 0.800 x 0.00375 = 3.00x10-3


• Sisa sukrosanya = 0.00375 – 3.00x10-3 = 7.50x10-4
 7.50 x10 4 
t   ln  / 4.10 x10  2  39.3h
 0.00375 
Setengah Reaksi Orde Pertama

• Setengah reaksi (t1/2): waktu yang diperlukan


reaksi untuk mencapai setengah dari harga mula-
mula
• CA = ½ CA0

CA  1 / 2C A0 
ln  kt  t1 / 2   ln  / k
C A0  C A0 

0.693
t1/ 2  Untuk orde 1 hanya
k tergantung pada k
Contoh

• Berapa setengah reaksi dari reaksi sukrosa


pada contoh sebelumnya?

0.693 0.693
t1/ 2   2
 16.9h
k 4.10 x10
Reaksi Orde Kedua
dC A
 kCA
2

dt
dC A 1
2
  k1 dt   k1t  c
CA CA
1 1
Pada t  0 : C A  C A0   0c  c 
C A0 C A0
1 1 1 1
 kt    kt 
CA C A0 CA C A0

CA
1  C A kt   C A0  C AC A0 kt  C A
C A0

C A0  C A 1  C A0 kt 
C A0
CA 
1  C A0 kt
Menentukan k (Orde 2)
1 1
 kt 
1/CA CA C A0

Slope = k

1/CA0
t
Setengah Reaksi Orde 2
1 1
 kt 
CA C A0
1 1 2 1
 kt1/ 2     kt1/ 2
1 / 2C A0 C A0 C A0 C A0

1 1
 kt1/ 2 t1/ 2 
C A0 kCA0
Example
The reaction
2 NOBr (g)  2 NO (g) + Br2 (g)
is a second order reaction with respect to NOBr. The
rate constant for this reaction is k = 0.810 M-1s-1
when the reaction is carried out at a temperature of
10o C. If the initial concentration of NOBr = 7.5  10-3
M, how much NOBr will be left after a reaction time of
10 minutes? Determine the half-life of this reaction.
Jawaban
1 -1 -1 1
 (0.810 M s )  (600 s) ;
NOBr t 3
7.5  10 M
1
 6.19 10 2 M-1 ; NOBr t  1.6 10 3 M
NOBr t

1
t1/ 2  -1 1 3  160 s
0.810 M  s (7.5 10 M)
Perbedaan Laju Reaksi Orde 0, 1
dan 2

Kriteria Orde 0 Orde 1 Orde 2


Persamaan Laju Laju = -k Laju = -k.[A] Laju = -k.[A]2
Reaksi
Sifat Laju Reaksi Konstan Proporsional Kuadratik
terhadap
konsentrasi
Satuan k mol/(L.min.) 1/min. L/(mol.min.)
Persamaan Garis [A] = -kt + [A0] ln[A] = -kt + ln[A0] 1/[A] = kt + 1/[A0]
Setengah Reaksi t1/2 = [A0]/(2k) t1/2 = 0.693/k t1/2 = 1/k[A0]
Latihan
• The following data was collected for the general reaction:

D ( g ) + K ( s )  E (l) + 2 A ( g )

Time (s) 0 100 200 300 400


[D] 0.175 0.151 0.132 0.118 0.106

• Determine the order of the reaction and the rate


constant. Determine the amount of time required for the
reaction to reach 50% completion and the amount of
time required for the reaction to reach 95% completion.
Mekanisme Reaksi
• Mekanisme Reaksi
– Urutan kejadian molekuler, atau tahapan reaksi, yang
menggambarkan jalur dari reaktan menuju produk
• Tahapan reaksi melibatkan pemutusan ikatan
kimia dan/atau pembuatan ikatan baru
• Dengan mengetahui mekanisme reaksi kita dapat
mengendalikan reaksi yang diketahui dan
memprediksi reaksi baru
Tahapan Elementer
• Tahapan Elementer: Gambaran kejadian molekuler secara
individual (tumbukan molekul secara individual)
• Menggambarkan mekanisme reaksi
• Terklasifikasikan pada basis molekularitasnya
– Molekularitas: jumlah molekul sisi reaktan dari persamaan kimia
– Reaksi unimolekuler: reaksi elementer yang melibatkan molekul
reaktan tunggal
– Reaksi bimolekuler: reaksi elementer yang dihasilkan dari
tumbukan energetik antara dua molekul reaktan
– Reaksi termolekuler: melibatkan tiga atom atau melekul 
jarang
Reaksi Antara

• Reaksi antara
– Spesies yang dibentuk dalam satu tahap dari
mekanisme reaksi dan habis pada tahapan
berikutnya
• Tidak muncul lagi pada reaksi bersih dari
keseluruhan reaksi
• Yang hadir hanyalah yang tercatat dalam
reaksi elementer
Hukum Laju dan Mekanisme
Reaksi
• Hukum laju dari reaksi keseluruhan ditentukan
dari eksperimen
• Hukum laju dari reaksi elementer ditentukan dari
molekularitasnya
– Berisi konsentrasi tiap reaktan pangkat koefisiennya
pada persamaan kimia untuk reaksi elementer
– HANYA diterapkan pada reaksi elementer bukan
reaksi keseluruhan
– Laju dari reaksi unimolekuler adalah orde 1 pada
konsentrasi molekul reaktan
Hukum Laju Keseluruhan Reaksi
• Secara eksperimen tergantung mekanisme reaksi
• Pada tahap elementer tunggal:
– Hukum laju eksperimental = hukum laju tahapan elementer
• Pada dua atau lebih tahapan
– Tahapan yang dipilih adalah yang paling lambat (teori
kemacetan)
• Keseluruhan reaksi dapat terjadi tidak lebih cepat dari
pada kecepatan dari tahapan yang menentukan laju
tersebut
Dua Kriteria

• Dua kriteria untuk mekanisme reaksi yang


dapat diterima
1. Tahapan-tahapan elementer harus
dijumlah untuk memberikan reaksi
menyeluruh
2. Mekanismenya harus konsisten dengan
laju reaksi yang diobservasi untuk reaksi
keseluruhan
Prosedur
• Prosedur untuk menetapkan sebuah mekanisme
reaksi
1. Tentukan hukum laju keseluruhan secara
eksperimen
2. Temukan rangkaian tahapan-tahapan elementer
3. Perkirakan hukum lajunya berdasarkan mekanisme
reaksinya
• Mudah untuk menyanggah sebuah mekanisme;
mustahil untuk “membuktikan” sebuah mekanisme
Contoh
Z2  2 Z
2 Z + 3 H2O  2 ZH3 + 3/2 O2
2 ZH3 + 4 O2  2HZO3 + 2H2O

a) Determine the overall reaction.


b) Identify the reaction intermediates and determine the
molecularity of each step.
c) Determine the rate law if the second step is the rate
determining step
Jawaban
• Z2  2 Z
1 H 2O
2 Z + 3 H2O  2 ZH3 + 3/2 O2
2 ZH3 + 4 O2  2HZO3 + 2H2O
5/2 O2

Overall reaction:
Z2 + H2O + 5/2 O2  2HZO3
• The reaction intermediates are those species in the
reaction mechanism that are not included in the overall
reaction: Z, ZH3.

The molecularity of the 1st step = 1 (unimolecular)


The molecularity of the 2nd step = 5
The molecularity of the 3rd step = 6.

Rate law = k[Z]2[H2O]3


Model Tumbukan; Energi Aktivasi

Konsentrasi dan tumbukan molekul. Molekul merah harus menumbuk molekul


biru agar terjadi reaksi. (a) Molekul merah tunggal menggerakkan 10 molekul
biru dan bertumbukan dengan 2 dari molekul biru tersebut per detik. (b)
Dengan penggandaan molekul biru, tumbukan menjadi 4 molekul per detik
Tumbukan Efektif dan Tidak
Efektif
Laju Reaksi dan Suhu;
Persamaan Arrhenius
• Laju Reaksi = p fZ[A][B]
dengan
– Faktor STERIK (p): fraksi tumbukan yang memiliki
orientasi yang tepat
– Z adalah konstanta yang berhubungan dengan
frekuensi tumbukan
– Fraction, f  e  Ea / RT
– k: k  pfZ  pZe Ea / RT
Diagram Energi Reaksi
• Energi aktivasi = 134
kJ
C • Reaktan ada di titik A
A • H = -226 kJ
• Energi aktivasi untuk
reaksi balik = 134 +
226 = 360 kJ
• Produk ada di titik B
B • Di titik C terdapat
kompleks teraktivasi
Pengaruh Suhu

Fraksi tumbukan yang efektif naik karena naiknya suhu  laju


reaksi naik
Menggunakan Persamaan Arrhenius

Ea Ea

k  Ae RT ln k  ln A 
RT
Persamaan Dua-Titik

Contoh:
Katalis
Ea

k  Ae RT

Ecat

kcat  Ae RT

Ea  Ecat  k  kcat
KATALIS: zat yang mempercepat laju reaksi tanpa dikonsumsi olehnya
Katalis Heterogen
• Katalis Heterogen: katalis yang berbeda fasa
dengan campuran reaksi
• Contoh: dekomposisi N2O dengan katalis emas
Catalytic Converter
Katalis Homogen
• Katalis Homogen: katalis yang sama fasanya
dengan campuran reaksi (reaktan)
• Contoh: dekomposisi hidrogen peroksida yang
lambat tanpa katalis

• Dengan katalis NaI:


Enzim
• Enzim adalah molekul protein yang tinggi massa
molarnya
• Enzim bisa berfungsi sebagai katalis
Enzim dalam kentang mengkatalisasi
dekomposisi larutan hidrogen peroksida,
sebagaimana ditunjukkan oleh gelembung-
gelembung oksigen

Anda mungkin juga menyukai