Anda di halaman 1dari 9

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tuberculosis (TB) merupakan penyakit infeksi bakteri menahun yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, suatu basil tahan asam yang
ditularkan melalui udara. Penyakit ini ditandai dengan pembentukan granuloma
pada jaringan yang terinfeksi. Penyakit TB paru bila tidak ditangani dengan benar
akan menimbulkan komplikasi seperti: pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis
dan TB usus.
Penderita tuberkulosis di kawasan Asia terus bertambah. Sejauh ini, Asia
termasuk kawasan dengan penyebaran tuberkulosis (TB) tertinggi di dunia. Setiap
30 detik, ada satu pasien di Asia meninggal dunia akibat penyakit ini. Sebelas dari
22 negara dengan angka kasus TB tertinggi berada di Asia, di antaranya
Banglades, China, India, Indonesia, dan Pakistan. Empat dari lima penderita TB di
Asia termasuk kelompok usia produktif. Di Indonesia, angka kematian akibat TB
mencapai 140.000 orang per tahun atau 8 persen dari korban meninggal di seluruh
dunia. Setiap tahun, terdapat lebih dari 500.000 kasus baru TB, dan 75 persen
penderita termasuk kelompok usia produktif. Jumlah penderita TB di Indonesia
merupakan ketiga terbesar di dunia setelah India dan China.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Definisi TB Paru?
2. Mengapa seseorang bisa sampai terkena penyakit TB Paru?
3. Bagaimana tanda dan gejala penyakit TB Paru?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menjelaskan Definisi TB Paru
2. Untuk menjelaskan penyebab penyakit TB Paru, tanda dan gejala serta
patofisiologinya dalam tubuh.

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi TBC


Tuberculosis merupakan penyakit infeksi bakteri menahun pada paru yang
disebabkan oleh Mycobakterium tuberculosis, yaitu bakteri tahan asam yang
ditularkan melalui udara yang ditandai dengan pembentukan granuloma pada
jaringan yang terinfeksi. Mycobacterium tuberculosis merupakan kuman aerob
yang dapat hidup terutama di paru. Penyakit tuberculosis ini biasanya menyerang
paru tetapi dapat menyebar ke hampir seluruh bagian tubuh termasuk meninges,
ginjal, tulang, nodus limfe. Infeksi awal biasanya terjadi 2-10 minggu setelah
pemajanan. Individu kemudian dapat mengalami penyakit aktif karena gangguan
atau ketidakefektifan respon imun.

2.2 Etiologi TBC


Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Paru) disebabkan oleh kuman TBC
(Mycobacterium tuberculosis) yang sebagian kuman TBC menyerang paru, tetapi
dapat juga mengenai organ tubuh lain. Kuman ini berbentuk batang, mempunyai
sifat khusus yaitu tahan terhadap asam pada pewarnaan. Oleh karena itu disebut
pula sebagai Basil Tahan Asam (BTA). Kuman TBC cepat mati dengan sinar
matahari langsung, tetapi dapat bertahan hidup beberapa jam di tempat yang gelap
dan lembab. Dalam jaringan tubuh kuman ini dapat dormant, tertidur lama selama
beberapa tahun.
 Infeksi Primer
Infeksi primer terjadi saat seseorang terpapar pertama kali dengan kuman
TBC. Percikan dahak yang terhirup sangat kecil ukurannya, sehingga dapat
melewati sistem pertahanan mukosilierbronkus, dan terus berjalan sehingga
sampai di alveolus dan menetap disana. Infeksi dimulai saat kuman TBC berhasil
berkembang biak dengan cara membelah diri di paru, yang mengakibatkan
peradangan di dalam paru. Saluran limfe akan membawa kuman TBC ke kelenjar
limfe disekitar hilus paru dan ini disebut sebagai kompleks primer. Waktu antara

3
terjadinya infeksi sampai pembentukan kompleks primer adalah sekitar 4-
6 minggu.

 Tuberkulosis Pasca Primer


Tuberkulosis pasca primer biasanya terjadi setelah beberapa bulan atau
tahun sesudah infeksi primer, misalnya karena daya tahan tubuh menurun akibat
terinfeksi HIV atau status gizi buruk. Ciri khas dari tuberkulosis pasca primer
adalah kerusakan paru yang luas dengan terjadinya kavitas atau efusi pleura.

2.3 Cara Penularan TBC


Penyakit TBC biasanya menular melalui udara yang tercemar dengan
bakteri Mikobakterium tuberkulosa yang dilepaskan pada saat penderita
TBC batuk, dan pada anak-anak sumber infeksi umumnya berasal dari penderita
TBC dewasa. Bakteri ini bila sering masuk dan terkumpul di dalam paru-paru
akan berkembangbiak menjadi banyak (terutama pada orang dengan daya tahan
tubuh yang rendah), dan dapat menyebar melalui pembuluh darah atau
kelenjar getah bening.
Oleh sebab itulah infeksi TBC dapat menginfeksi hampir seluruh organ
tubuh seperti: paru-paru, otak, ginjal, saluran pencernaan, tulang, kelenjar getah
bening, dan lain-lain, meskipun demikian organ tubuh yang paling sering terkena
yaitu paru-paru. Saat Mikobakterium tuberkulosa berhasil menginfeksi paru-paru,
maka dengan segera akan tumbuh koloni bakteri yang berbentuk globular.
Biasanya melalui serangkaian reaksi imunologis bakteri TBC ini akan berusaha
dihambat melalui pembentukan dinding di sekeliling bakteri itu oleh sel-sel paru.
Mekanisme pembentukan dinding itu membuat jaringan di sekitarnya
menjadi jaringan parut dan bakteri TBC akan menjadi dormant. Bentuk-bentuk
dormant inilah yang sebenarnya terlihat sebagai tuberkel pada pemeriksaan
fotorontgen.

2.4 Gejala TBC


Gejala penyakit TBC dapat dibagi menjadi 2, yaitu gejala umum dan
gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara

4
klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk
menegakkan diagnosa secara klinik.

1. Gejala Sistemik
a. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya
dirasakan malam hari disertai keringat malam.
b. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang
timbul.
c. Penurunan nafsu makan dan berat badan.
d. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai
dengan darah).
e. Malaise.

2. Gejala Khusus
a. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi
sumbatan sebagian bronkus akibat penekanan kelenjar getah
bening yang membesar, akan menimbulkan suara "mengi", suara nafas
melemah yang disertai sesak.
b. Kalau ada cairan dirongga pleura, dapat disertai dengan keluhan sakit
dada.
c. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang
yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada
kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.
d. Pada anak–anak dapat mengenai otak dan disebut
sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah
demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang – kejang.

2.5 Pemeriksaan Penunjang


Pada anak, uji tuberkulin merupakan pemeriksaan paling bermanfaat untuk
menunjukkan sedang/pernah terinfeksi Mikobakterium tuberkulosa dan sering
digunakan dalam “Screening TBC”. Efektifitas dalam menemukan infeksi TBC
dengan uji tuberkulin adalah lebih dari 90%. Pembacaan hasil tuberkulin

5
dilakukan setelah 48 – 72 jam; dengan hasil positif bila terdapat indurasi diameter
lebih dari 10 mm, meragukan bila 5-9 mm. Uji tuberkulin bisa diulang setelah 1-2
minggu. Pada anak yang telah mendapat BCG, diameter indurasi 15 mm ke atas
baru dinyatakan positif, sedangkan pada anak kontrak erat dengan penderita TBC
aktif, diameter indurasi ≥ 5 mm harus dinilai positif. Alergi disebabkan oleh
keadaan infeksi berat, pemberian immunosupreson, penyakit keganasan
(leukemia), dapat pula oleh gizi buruk, morbili, varicella dan penyakit infeksi lain.
Gambaran radiologis yang dicurigai TB adalah pembesaran kelenjar nilus,
paratrakeal, dan mediastinum, atelektasis, konsolidasi, efusipieura, kavitas dan
gambaran milier. Bakteriologis, bahan biakan kuman TB diambil dari bilasan
lambung, namun memerlukan waktu cukup lama. Serodiagnosis, beberapa
diantaranya dengan cara ELISA (Enzyime Linked Immunoabserben Assay) untuk
mendeteksi antibody atau uji peroxidase – anti – peroxidase (PAP) untuk
menentukan IgG spesifik. Teknik bromolekuler, merupakan pemeriksaan sensitif
dengan mendeteksi DNA spesifik yang dilakukan dengan metode PCR
(Polymerase Chain Reaction). Uji serodiagnosis maupun biomolekular belum
dapat membedakan TB aktif atau tidak.
Tes tuberkulin positif, mempunyai arti :
1. Pernah mendapat infeksi basil tuberkulosis yang tidak berkembang
menjadi penyakit.
2. Menderita tuberkulosis yang masih aktif
3. Menderita TBC yang sudah sembuh
4. Pernah mendapatkan vaksinasi BCG
5. Adanya reaksi silang (“cross reaction”) karena infeksi mikobakterium
atipik.

2.6 Cara-cara pencegahan TBC


a. Saat batuk seharusnya menutupi mulutnya, dan apabila batuk lebih dari 3
minggu, merasa sakit di dada dan kesukaran bernafas segera dibawa
kepuskesmas atau ke rumah sakit.
b. Saat batuk memalingkan muka agar tidak mengenai orang lain.

6
c. Membuang ludah di tempat yang tertutup, dan apabila ludahnya
bercampur darah segera dibawa kepuskesmas atau ke rumah sakit.
d. Mencuci peralatan makan dan minum sampai bersih setelah digunakan
oleh penderita.
e. Bayi yang baru lahir dan anak-anak kecil harus diimunisasi dengan vaksin
BCG. Karena vaksin tersebut akan memberikan perlindungan yang amat
bagus.

2.7 Pengobatan TBC


1. Jenis Obat
Isoniasid
Rifampicin
Pirasinamid
Streptomicin
2. Prinsip Obat
Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi dari beberapa jenis,
dalam jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan. Dosis tahap
intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis tunggal, sebaiknya
pada saat perut kosong. Apabila paduan obat yang digunakan tidak
adekuat, kuman TB akan berkembang kembali. Pengobatan TB diberikan
dalan 2 Tahap yaitu:
a) Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita minum obat setiap hari selama 2 - 3
bulan.
b) Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita minum obat tiga kali seminggu
selama 4 – 5 bulan.
3. Efek Samping Obat
Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat
mengkonsumsi obat TBC bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek
samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan
yang diakibatkan oleh rifampisin.

7
Efek samping lainnya dapat berupa nyeri sendi, tidak ada nafsu
makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar di hati, gatal dan kemerahan
dikulit gangguan keseimbangan hingga kekuningan. Dalam beberapa
kasus pengobatan bisa berlangsung hingga delapan bulan.

8
DAFTAR PUSTAKA

1. jojodirmoto, Darmanto. 2012. Respirologi. Jakarta: EGC


2. Wibisono, M.Jusuf. 2011. Buku Ajar Ilmu Penyakit Paru, FK Unair.
Jakarta
3. Guyton, C. Arthur. 2008. Fisiologi Kedokteran Ed. 11. Jakarta: EGC
4. Suparman, Waspadji Sarwono. 2005. Ilmu Penyakit Dalam, jilid II, FKUI.
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai