Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kolesterol adalah suatu zat lemak yang beredar di dalam darah, berwarna
kekuningan dan berupa seperti lilin, yang diproduksi oleh hati dan sangat
diperlukan oleh tubuh. Kolesterol termasuk golongan lipid yang tidak terhidrolisis
dan merupakan sterol utama dalam jaringan tubuh manusia. Kolesterol
mempunyai makna penting karena merupakan unsur utama dalam lipoprotein
plasma dan membran plasma serta menjadi prekursor sejumlah besar senyawa
steroid.
Kolesterol terbentuk secara alamiah. Dari segi ilmu kimia, kolesterol
merupakan senyawa kompleks yang dihasilkan oleh tubuh dengan bermacam-
macam fungsi, antara lain untuk membuat hormon seks, hormon korteks adrenal,
vitamin D, dan untuk membuat garam empedu yang membantu usus untuk
menyerap lemak. Jadi, bila takarannya pas atau normal, kolesterol adalah lemak
yang berperan penting dalam tubuh. Kolesterol tidak larut dalam darah. Kolesterol
diangkut ke berbagai jaringan dalam tubuh dengan bantuan senyawa yang
tersusun atas lemak dan protein, yakni lipoprotein.
Kolesterol yang diproduksi oleh tubuh terdiri dari 2 jenis, yaitu kolesterol
HDL (High Density Lipoprotein) yang biasa disebut dengan kolesterol baik dan
kolesterol LDL (Low Density Lipoprotein) disebut dengan kolesterol jahat.
Kolesterol LDL akan menumpuk pada dinding pembuluh darah arteri
koroner yang menyebabkan penyumbatan, karena itu LDL disebut sebagai
kolesterol jahat. Kelebihan kadar kolesterol dalam darah disebut dengan
hiperkolesterolemia.
American Heart Association (AHA) memperkirakan lebih dari 100 juta
penduduk Amerika memiliki kadar kolesterol total >200 mg/dl yang termasuk
kategori cukup tinggi dan lebih dari 34 juta penduduk dewasa Amerika memiliki
kadar kolesterol total >240 mg/dl yang termasuk tinggi dan membutuhkan terapi.

1
Berdasarkan laporan Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002, tercatat
sebanyak 4,4 juta kematian akibat hiperkolesterolemia atau sebesar 7,9% dari
jumlah total kematian.
Data yang dihimpun oleh WHO dalam Global status report on non-
communicable diseases tahun 2008 memperlihatkan bahwa faktor resiko
hiperkolesterolemia pada wanita di Indonesia lebih tinggi yaitu 37,2%
dibandingkan dengan pria yang hanya 32,8%. Prevalensi hiperkolesterolemia pada
kelompok usia 25-34 tahun adalah 9,3% dan meningkat sesuai dengan
pertambahan usia hingga 15,5% pada kelompok usia 55-64 tahun.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut :
1. Apa defenisi dari Hiperkolesterolemia ?
2. Bagaimana Sintesis Kolesterol?
3. Bagaimana Transportasi Kolesterol?
4. Apa Manfaat dari Kolesterol?
5. Apa Etiologi dari Hiperkolesterolemia?
6. Bagaimana Patofisiologi Hiperkolesterolemia?
7. Bagaimana Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia?
8. Apa Medikamentosa Hiperkolesterolemia?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan penulisannya adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Defenisi dari Hiperkolesterolemia
2. Untuk mengetahui Sintesis Kolesterol
3. Untuk mengetahui Transportasi Kolesterol
4. Untuk mengetahui Manfaat dari Kolesterol
5. Untuk mengetahui Etiologi dari Hiperkolesterolemia
6. Untuk mengetahui Patofisiologi Hiperkolesterolemia
7. Untuk mengetahui Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia
8. Untuk mengetahui Medikamentosa Hiperkolesterolemia

2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Hiperkolesterolemia


Hiperkolesterolemia adalah salah satu gangguan kadar lemak dalam darah
(dislipidemia) yang mana kadar kolesterol dalam darah lebih dari 240 mg/dl.
Hiperkolesterolemia merupakan hasil dari meningkatnya produksi dan
atau meningkatnya penggunaan LDL (Low Density Lipoprotein).
Hiperkolesterolemia dapat merupakan hiperkolesterol familial atau dapat
disebabkan karena konsumsi kolesterol tinggi. Hiperkolesterolemia familial (HF)
merupakan kelainan genetik tersering penyebab terjadinya penyakit jantung
koroner (aterosklerosis). Hiperkolesterol terutama fraksi LDL, adalah faktor
terpenting terbentuknya aterosklerosis.
Proses aterosklerosis yang terjadi di pembuluh darah jantung dapat
menyebabkan terjadinya jantung koroner, apabila terjadi di pembuluh darah otak
dapat menyebabkan terjadinya stroke. HDL (High Density Lipoprotein) disebut
juga kolesterol baik karena mempunyai efek antiaterogenik yaitu mengangkut
kolesterol bebas dari pembuluh darah dan jaringan lain menuju hati, selanjutnya
mengeluarkannya lewat empedu. Kadar LDL yang tinggi cenderung disertai
dengan kadar trigliserida yang tinggi pula, sedangkan apabila kadar HDL tinggi
maka kadar trigliserida cenderung rendah.

2.2. Sintesis Kolesterol


Kolesterol diabsorbsi setiap hari dari saluran pencernaan, yang disebut
kolesterol eksogen, suatu jumlah yang bahkan lebih besar dibentuk dalam sel
tubuh disebut kolesterol endogen. Pada dasarnya semua kolesterol endogen yang
beredar dalam lipoprotein plasma dibentuk oleh hati, tetapi semua sel tubuh lain
setidaknya membentuk sedikit kolesterol, yang sesuai dengan kenyataan bahwa
banyak struktur membran dari seluruh sel sebagian disusun dari zat yang
berstruktur dasar inti sterol. Proses sintesis kolesterol terdiri dari lima tahapan
utama antara lain :

3
1. Merubah Asetil CoA menjadi 3-hydroxy-3-methylglutaryl-CoA (HMG-
CoA).
2. Merubah HMG-CoA menjadi mevalonate.
3. Mevalonate diubah menjadi molekul dasar isoprene, isopentenyl
pyrophosphate (IPP), bersamaan dengan hilangnya CO2
4. IPP diubah menjadi squalene
5. Squalene diubah menjadi kolesterol.

2.3 Transportasi Kolesterol


Lemak (fat) yang diserap dari makanan dan lipid yang disintesis oleh hati
dan jaringan adiposa harus diangkut ke berbagai jaringan dan organ untuk
digunakan dan disimpan. Lipid plasma terdiri dari triasilgliserol (16%), fosfolipid
(30%), kolesterol (14%), ester kolesterol (36%) dan asam lemak bebas (4%).
Lipid diangkut didalam plasma sebagai lipoprotein. Empat kelompok utama
lipoprotein penting yaitu : kilomikron, VLDL, LDL dan HDL. Kilomikron
mengangkut lipid yang dihasilkan dari pencernaan dan penyerapan; VLDL
mengangkut triasilgliserol dari hati; LDL menyalurkan kolesterol ke jaringan,
dan HDL membawa kolesterol ke jaringan dan mengembalikannya ke hati untuk
diekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai transpor kolesterol terbalik.

4
2.4 Manfaat Kolesterol

Kolesterol dalam tubuh mempunyai fungsi yang penting, diantaranya


adalah:
a. Sebagai pelindung otak, 11 % dari berat otak adalah kolesterol.
b. Bersama zat gizi lainnya kolesterol dan sinar matahari membentuk
vitamin D.
c. Merupakan zat esensial untuk membran sel.
d. Merupakan bahan pokok untuk pembuatan garam empedu yang
diperlukan untuk pencernaan makanan.
e. Bahan baku pembentukan hormon steroid, misalnya progesterone dan
estrogen pada wanita, testosteron pada laki-laki.
f. Untuk mencegah penguapan air pada kulit
g. Membawa lemak keseluruh tubuh melalui peredaran darah.

2.5 Etiologi Hiperkolesterolemia


Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hiperkolesterolemia. Bisa
disebabkan oleh faktor genetik seperti pada hiperkolesterolemia familial dan
hiperkoleterolemia poligenik, juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari
penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan
diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.
a. Hiperkolesterolemia Poligenik
Tipe ini merupakan hiperkolesterolemia yang paling sering ditemukan,
merupakan interaksi antara kelainan genetik yang multipel, nutrisi dan faktor-
faktor lingkungan lainnya serta memiliki lebih dari satu dasar metabolik. Penyakit
ini biasanya tidak disertai dengan xantoma.
b. Hiperkolesterolemia Familial
Penyakit yang diturunkan ini terjadi akibatkan oleh adanya defek gen pada
reseptor LDL permukaan membran sel tubuh. Ketidakadaan reseptor ini
menyebabkan hati tidak bisa mengabsorpsi LDL. Karena mengganggap LDL
tidak ada, hati kemudian memproduksi VLDL yang banyak ke dalam plasma.
Pada pasien dengan Hiperkolesterolemia familial ditemukan kadar kolesterol total

5
mencapai 600 sampai 1000 mg/dl atau 4 sampai 6 kali dari orang normal. Banyak
pasien ini meninggal sebelum berumur 20 tahun akibat infark miokard.
c. Kebiasaan Diet lemak Jenuh, Kurang olahraga dan Kegemukan
Pada tubuh manusia, reseptor LDL menangkap LDL yang tidak teroksidasi
dan disimpan di dalam sel tubuh. Jika sudah berlebih, LDL tidak masuk ke dalam
sel kemudian dimetabolime di hepar untuk menjadi asam empedu dan
diekskresikan keluar. Pada proses patologi, oksidan LDL ditangkap oleh
makrofag dan kemudian menjadi sel busa dan menumpuk di dalam tubuh, tidak
diekskresi dan apabila menumpuk didalam pembuluh darah menimbulkan plak
aterome dan lama-kelamaan menjadi aterosklerosis.

2.6 Patofisiologi Hiperkolesterolemia


Hiperkolesterol berasal dari makanan akan mengalami proses pencernaan
di dalam usu menjadi asam lemak bebas, trigilserid, fosfolipid dan kolesterol.
Kemudian diserap ke dalam bentuk kilomikron. Sisa pemecahan kilomikron ini
dibuang ke empedu sebagai asam empedu dan sebagian lagi bersama-sama
dengan trigliserida akan bersatu dengan protein tertentu (apoprotein) dan
membentuk Very Low Density Lipoprotein (LDL) yang tidak bisa bertahan 2-6
jam karena langsung akan diubah menjadi Low Density Lipoprotein (LDL).
Pembentukann LDL oleh reseptor ini penting dalam pengontrolan
kolesterol darah. Di samping itu dalam pembuluh darah terdapat sel-sel perusak
yang dapat merusak HDL. Melalui jalur-jalur sel perusak ini molekul LDL
dioksidasi, sehingga tidak dapat masuk kembali ke dalam aliran darah.

6
2.7 Penatalaksanaan Hiperkolesterolemia
Banyak cara yang dapat digunakan untuk mengetahui kadar kolesterol
dalam darah. Di banyak apotek maupun klinik, sekarang sudah tersedia alat
pemeriksaan kolesterol yang sederhana, cepat dan mudah. Pemeriksaan kolesterol
ini menggunakan metode dipstick yang mengambil sample darahnya dari
pembuluh darah kapiler yang terletak di ujung jari tangan. Hanya dengan
meletakkan beberapa tetes darah saja, kita bisa segera tahu berapa kadar kolesterol

7
dalam darah. Setelah melakukan pemeriksaan awal, ada baiknya Anda juga
melakukan pemeriksaan kolesterol yang diambil dari darah vena. Cara ini tentu
saja jauh lebih akurat karena selain kadar kolesterol total, kita juga bisa tahu
berapa kadar HDL (kolesterol baik) dan LDL (kolesterol jahat). Kadar kolesterol
total yang diharapkan adalah tidak lebih dari 200 mg/dL, dengan komposisi LDL
< 150 mg dan HDL > 50 mg/dL. Berikut ini uraian kadar koleseterol dalam darah
manusia, yakni :
1. Kurang dari 200mg/dl = tingkat kolesterol yang sangat baik. Apabila
kadar LDL, HDL, dan trigliserida kurang dari 200 mg/dl, maka kita tidak beresiko
untuk terkena penyakit jantung
2. 200-239 mg/dl = tingkat kolesterol yang cukup. Jika total kolesterol
adalah sekitar 200-239 mg/dl, maka biasanya dokter akan memeriksa kadar LDL,
HDL, dan triglyceride
3. Lebih dari 240 mg/dl = tingkat kolesterol yang beresiko tinggi. Orang
yang mempunyai total kolesterol diatas 240 mg/dl beresiko 2 kali lebih besar
terkena serangan jantung.
4. Kadar HDL. Makin tinggi kadar HDL, semakin kecil resiko terkena
penyakit jantung. Kadar HDL yang normal untuk pria berkisar antara 40-50
gr/dL, wanita antara 20-60 mg/dL.
5. Kadar LDL. Sebaliknya, semakin sedikit kadar DL dalam darah, maka
semakin kecil resiko terkena penyakit jantung.
6. Kadar Trigliserida. Ini adalah sejenis lemak yang terdapat dalam darah
dan berbagai organ tubuh. Meningkatnya kadar trigliserida dalam darah juga
dapat meningkatkan kadar kolesterol. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi kadar
trigliserida dalam darah, misalnya kegemukan, konsumsi alkohol, gula dan
makanan berlemak.

2.8 Medikamentosa Hiperkolesterolemia


Apabila pengaturan gaya hidup tidak mampu menurunkan kadar kolesterol
dalam darah, maka pasien harus mengkonsumsi obat. Obat yang dapat digunakan
yaitu :

8
a. Golongan asam fibrat : Gemfibrozil, Fenofibrate dan Ciprofibrate Fibrate
menurunkan produksi LDL dan meningkatkan kadar HDL. LDL ditumpuk
di arteri sehingga meningkatkan resiko penyakit jantung, sedangkan HDL
memproteksi arteri atas penumpukkan itu.

b. Golongan resin : Kolestiramin (Chlolestyramine) Obat antihiperlidemik ini


bekerja dengan cara mengikat asam empedu di usus dan meningkatkan
pembuangan LDL dari aliran darah.

c. Golongan Penghambat HMGCoa reduktase : Pravastatin, Simvastatin,


Rosavastatin, Fluvastatin, Atorvastatin Menghambat pembentukan
kolesterol dengan cara menghambat kerja enzim yang ada di jaringan hati
yang memproduksi mevalonate, suatu molekul kecil yang digunakan untuk
mensintesa kolesterol dan derivat mevalonate. Selain itu meningkatkan
pembuangan LDL dari aliran darah.

d. Golongan Asam nikotinat: niasin Dengan dosis besar asam nikotinat


diindikasikan untuk meningkatkan HDL atau kolesterol baik dalam darah

e. Golongan Ezetimibe. Menurunkan total kolesterol dan LDL juga


meningkatkan HDL dengan cara mengurangi penyerapan kolesterol di
usus.

9
DAFTAR PUSTAKA

1. Dawn, Allan,Collen.2000.Biokimia Kedokteran Dasar.Jakarta:EGC.


2. Corwin, Elizabeth J., 2009, Patofisiologi : Buku Saku, Edisi 3, EGC,
Jakarta, Hal:479-481.
3. Valentina L. Brashers., 2003, Aplikasi Klinis Patofisiologi, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.

4. Davey, Patrick. 2005. At a Glance Medicine. Jakarta: Erlangga.

10

Anda mungkin juga menyukai