Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

Pada umumnya, anggota tubuh yang paling sering terkena cedera pada waktu berolahraga
adalah daerah sendi lutut. Cedera ini dapat terjadi karena sendi tersebut berfungsi
melakukan pergerakan sambil menyangga tubuh. Pada setiap persendian, terdapat serabut-
serabut otot yang menghubungkan tulang satu dengan tulang yang lainnya, serabut otot ini
disebut ligamen, oleh karena itu cedera yang mengenai pada daerah ligamen ini sering
disebut sprain. Sendi lutut dapat berfungsi untuk pergerakan dan untuk penyangga tubuh
dikarenakan adanya beberapa jenis ligament dan sedikit tendon.

Lutut merupakan persendian yang besar dalam tubuh, lutut mudah sekali terserang cedera
traumatik. Persendian ini kurang mampu melawan kekuatan medial, lateral, tekanan, dan
rotasi, karena lemahnya otot, dan mudah mendapat luka memar. Sendi lutut merupakan
bagian dari ekstrimitas inferior yang menghubungkan tungkai atas (paha) dengan tungkai
bawah. Fungsi dari sendi lutut ini adalah untuk mengatur pergerakan dari kaki. Sendi lutut
ini termasuk dalam jenis sendi engsel , yaitu pergerakan dua condylus femoris diatas
condylus tibiae. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan fleksi,
ekstensi dan sedikit rotasi. Jika terjadi gerakan yang melebihi kapasitas sendi maka akan
dapat menimbulkan cedera yang antara lain terjadi robekan pada kapsul dan ligamentum
di sekitar sendi.

Adapun mekanisme datangnya cedera sendi lutut yang berakibat serabut ligamen utama
dari lutut bisa menjadi putus - baik putus secara terpisah atau kombinasi tergantung pada
aplikasi dari kekuatan, pukulan, tekanan, gerakan yang melebihi batas keregangan, dan
cedera ini dapat terjadi karena suatu gaya pada garis lurus (straigth line) langsung atau
melalui bidang tunggal (single plane), atau karena suatu gaya berputar mendadak.
Semua gaya tersebut akan menimbulkan cedera pada bagian tengah ligamen colateral,
bagian samping ligamen colateral, bagian berputar dari ligamen, bagian belakang ligamen
cruciate, dan ligamen medial baik secara sebagian atau keseluruhan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Persendian atau artikulasio adalah suatu hubungan antara dua buah tulang atau lebih yang
dihubungkan melalui pembungkus jaringan ikat pada bagian luar dan pada bagian dalam terdapat
rongga sendi dengan permukaan tulang yang dilapisi oleh tulang rawan.

Fungsi dari sendi secara umum adalah untuk melakukan gerakan pada tubuh

Sendi lutut merupakan bagian dari extremitas inferior yang menghubungkan tungkai atas (paha)
dengan tungkai bawah. Fungsi dari sendi lutut ini adalah untuk mengatur pergerakan dari kaki.
Dan untuk menggerakkan kaki ini juga diperlukan antara lain :

- Otot- otot yang membantu menggerakkan sendi


- Capsul sendi yang berfungsi untuk melindungi bagian tulang yang bersendi supaya jangan
lepas bila bergerak
- Adanya permukaan tulang yang dengan bentuk tertentu yang mengatur luasnya gerakan.
- Adanya cairan dalam rongga sendi yang berfungsi untuk mengurangi gesekan antara
tulang pada permukaan sendi.
- Ligamentum-ligamentum yang ada di sekitar sendi lutut yang merupakan penghubung
kedua buah tulang yang bersendi sehingga tulang menjadi kuat untuk melakukan gerakan-
gerakan tubuh.

Sendi lutut ini termasuk dalam jenis sendi engsel , yaitu pergerakan dua condylus femoris diatas
condylus tibiae. Gerakan yang dapat dilakukan oleh sendi ini yaitu gerakan fleksi , ekstensi dan
sedikit rotatio. Jika terjadi gerakan yang melebihi kapasitas sendi maka akan dapat menimbulkan
cedera yang antara lain terjadi robekan pada capsul dan ligamentum di sekitar sendi.
2.1. JENIS SENDI PADA LUTUT

Persendian pada sendi lutut termasuk dalam jenis sendi synovial (synovial joint ), yaitu sendi yang
mempunyai cairan sinovial yang berfungsi untuk membantu pergerakan antara dua buah tulang
yang bersendi agar lebih leluasa. Secara anatomis persendian ini lebih kompleks daripada jenis
sendi fibrous dan sendi cartilaginosa.

Permukaan tulang yang bersendi pada synovial joint ini ditutupi oleh lapisan hyaline cartilage
yang tipis yang disebut articular cartilage , yang merupakan bantalan pada persambungan tulang.
Pada daerah ini terdapat rongga yang dikelilingi oleh kapsul sendi. Dalam hal ini kapsul sendi
merupakan pengikat kedua tulang yang bersendi agar tulang tetap berada pada tempatnya pada
waktu terjadi gerakan.

Kapsul sendi ini terdiri dari 2 lapisan :


1. Lapisan luar

Disebut juga fibrous capsul , terdiri dari jaringan connective yang kuat yang tidak
teratur

Dan akan berlanjut menjadi lapisan fibrous dari periosteum yang menutupi bagian tulang.
Dan sebagian lagi akan menebal dan membentuk ligamentum.

2. Lapisan dalam
Disebut juga synovial membran, bagian dalam membatasi cavum sendi dan bagian luar
merupakan bagian dari articular cartilage.. Membran ini tipis dan terdiri dari kumpulan
jaringan connective. Membran ini menghasilkan cairan synovial yang terdiri dari serum
darah dan cairan sekresi dari sel synovial. Cairan synovial ini merupakan campuran yang
kompleks dari polisakarida protein , lemak dan sel sel lainnya. Polisakarida ini
mengandung hyaluronic acid yang merupakan penentu kualitas dari cairan synovial dan
berfungsi sebagai pelumas dari permukaan sendi sehingga sendi mudah digerakkan
Ada 2 condylus yang menutupi bagian ujung bawah sendi pada femur dan 2 tibial condylus yang
menutupi meniscus untuk stabilitas artikulasi femorotibial. Patella yang merupakan jenis tulang
sesamoid terletak pada segmen inferior dari tendon quadriceps femoris, bersendi dengan femur,
dimana patella ini terletak diantara 2 condylus femoralis pada permukaan anteroinferior.

Menurut arah gerakannya sendi lutut termasuk dalam sendi engsel ( mono axial joints )yaitu sendi
yang mempunyai arah gerakan pada satu sumbu. Sendi lutut ini terdiri dari bentuk conveks silinder
pada tulang yang satu yang digunakan untuk berhubungan dengan bentuk yang concave pada
tulang lainnya.

2.2.ANATOMI SENDI LUTUT

Sendi lutut merupakan persendian yang paling besar pada tubuh manusia. Sendi ini terletak pada
kaki yaitu antara tungkai atas dan tungkai bawah. Pada dasarnya sendi lutut ini terdiri dari dua
articulatio condylaris diantara condylus femoris medialis dan lateralis dan condylus tibiae yang
terkait dan sebuah sendi pelana , diantara patella dan fascies patellaris femoris.

Secara umum sendi lutut termasuk kedalam golongan sendi engsel, tetapi sebenarnya terdiri dari
tiga bagian sendi yang kompleks yaitu :

1. condyloid articulatio diantara dua femoral condylus dan meniscus dan berhubungan
dengan condylus tibiae

2. satu articulatio jenis partial arthrodial diantara permukaan dorsal dari patella dan femur.

Pada bagian atas sendi lutut terdapat condylus femoris yang berbentuk bulat, pada bagian bawah
terdapat condylus tibiae dan cartilago semilunaris. Pada bagian bawah terdapat articulatio antara
ujung bawah femur dengan patella.
Fascies articularis femoris . tibiae dan patella diliputi oleh cartilago hyaline. Fascies articularis
condylus medialis dan lateralis tibiae di klinik sering disebut sebagai plateau tibialis medialis dan
lateralis.
2.3.LIGAMENTUM PADA SENDI LUTUT

2.3.1. LIGAMENTUM EXTRACAPSULAR

1. Ligamentum Patellae

Melekat (diatas) pada tepi bawah patella dan pada bagian bawah melekat pada
tuberositas tibiae. Ligamentum patellae ini sebenarnya merupakan lanjutan dari bagian
pusat tendon bersama m. quadriceps femoris. Dipisahkan dari membran synovial sendi
oleh bantalan lemak intra patella dan dipisahkan dari tibia oleh sebuah bursa yang kecil.
Bursa infra patellaris superficialis memisahkan ligamentum ini dari kulit.

2. Ligamentum Collaterale Fibulare

Ligamentum ini menyerupai tali dan melekat di bagian atas pada condylus lateralis dan
dibagian bawah melekat pada capitulum fibulae. Ligamentum ini dipisahkan dari capsul
sendi melalui jaringan lemak dan tendon m. popliteus. Dan juga dipisahkan dari
meniscus lateralis melalui bursa m. poplitei.

3. Ligamentum Collaterale Tibiae

Ligamentum ini berbentuk seperti pita pipih yang melebar dan melekat dibagian atas
pada condylus medialis femoris dan pada bagian bawah melekat pada margo
infraglenoidalis tibiae. Ligamentum ini menembus dinding capsul sendi dan sebagian
melekat pada meniscus medialis. Di bagian bawah pada margo infraglenoidalis,
ligamentum ini menutupi tendon m. semimembranosus dan a. inferior medialis genu .
4. Ligamentum Popliteum Obliquum

Merupakan ligamentum yang kuat, terletak pada bagian posterior dari sendi

lutut, letaknya membentang secara oblique ke medial dan bawah. Sebagian dari
ligamentum ini berjalan menurun pada dinding capsul dan fascia m. popliteus dan
sebagian lagi membelok ke atas menutupi tendon m. semimembranosus.

5. Ligamentum Transversum Genu

Ligamentum ini terletak membentang paling depan pada dua meniscus , terdiri dari
jaringan connective, kadang- kadang ligamentum ini tertinggal dalam perkembangannya ,
sehingga sering tidak dijumpai pada sebagian orang.

2.3.2.LIGAMENTUM INTRA CAPSULAR

Ligamentum cruciata adalah dua ligamentum intra capsular yang sangat kuat, saling
menyilang didalam rongga sendi. Ligamentum ini terdiri dari dua bagian yaitu posterior dan
anterior sesuai dengan perlekatannya pada tibiae. Ligamentum ini penting karena merupakan
pengikat utama antara femur dan tibiae.

1. Ligamentum Cruciata Anterior


Ligamentum ini melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan berjalan kearah
atas, kebelakang dan lateral untuk melekat pada bagian posterior permukaan medial
condylus lateralis femoris. Ligamentum ini akan mengendur bila lutut ditekuk dan akan
menegang bila lutut diluruskan sempurna. Ligamentum cruciatum anterior berfungsi
untuk mencegah femur bergeser ke posterior terhadap tibiae. Bila sendi lutut berada
dalam keadaan fleksi ligamentum cruciatum anterior akan mencegah tibiae tertarik ke
posterior.
2. Ligamentum Cruciatum Posterior

Ligamentum cruciatum posterior melekat pada area intercondylaris posterior dan


berjalan kearah atas , depan dan medial, untuk dilekatkan pada bagian anterior
permukaan lateral condylus medialis femoris. Serat-serat anterior akan mengendur bila
lutut sedang ekstensi, namun akan menjadi tegang bila sendi lutut dalam keadaan fleksi.
Serat-serat posterior akan menjadi tegang dalam keadaan ekstensi. Ligamentum
cruciatum posterior berfungsi untuk mencegah femur ke anterior terhadap tibiae. Bila
sendi lutut dalam keadaan fleksi , ligamentum cruciatum posterior akan mencegah tibiae
tertarik ke posterior.

2.4.CARTILAGO SEMILUNARIS (MENISCUS )

Cartilago semilunaris adalah lamella fibrocartilago berbentuk C , yang pada potongan melintang
berbentuk segitiga. Batas perifernya tebal dan cembung, melekat pada bursa. Batas dalamnya
cekung dan membentuk tepian bebas . Permukaan atasnya cekung dan berhubungan langsung
dengan condylus femoris.

Fungsi meniscus ini adalah memperdalam fascies articularis condylus tibialis untuk menerima
condylus femoris yang cekung.

1. Cartilago Semilunaris Medialis

Bentuknya hampir semi sirkular dan bagian belakang jauh lebih lebar daripada bagian
depannya. Cornu anterior melekat pada area intercondylaris anterior tibiae dan
berhubungan dengan cartilago semilunaris lateralis melalui beberapa serat yang disebut
ligamentum transversum. Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior
tibiae. Batas bagian perifernya melekat pada simpai dan ligamentum collaterale sendi. Dan
karena perlekatan inilah cartilago semilunaris relatif tetap.
2. Cartilago Semilunaris Lateralis

Bentuknya hampir sirkular dan melebar secara merata. Cornu anterior melekat pada area
intercondylaris anterior, tepat di depan eminentia intercondylaris.

Cornu posterior melekat pada area intercondylaris posterior, tepat di belakang eminentia
intercondylaris. Seberkas jaringan fibrosa biasanya keluar dari cornu posterior dan
mengikuti ligamentum cruciatum posterior ke condylus medialis femoris.

Batas perifer cartilago dipisahkan dari ligamentum collaterale laterale oleh

tendon m. popliteus, sebagian kecil dari tendon melekat pada cartilago ini. Akibat susunan
yang demikian ini cartilago semilunaris lateralis kurang terfiksasi pada tempatnya bila di
bandingkan dengan cartilago semilunaris medialis.

2.5.CAPSULA ARTICULARIS

Capsula articularis terletak pada permukaan posterior dari tendon m. quadriceps femoris dan
didepan menutupi patella menuju permukan anterior dari femur diatas tubrositas sendi. Kemudian
capsula ini berlanjut sebagai loose membran yang dipisahkan oleh jaringan lemak yang tebal dari
ligamentum patellae dan dari bagian tengah dari retinacula patellae menuju bagian atas tepi dari
dua meniscus dan ke bawah melekat pada ligamentum cruciatum anterior . Selanjutnya capsula
articularis ini menutupi kedua ligamentun cruciatum pada sendi lutut sebagai suatu lembaran dan
melintasi tepi posterior ligamentum cruciatum posterior. Dari tepi medial dan lateral dari fascies
articularis membentuk dua tonjolan , lipatan synovial, plica alares yang terkumpul pada bagian
bawah. Kesemuanya hal ini membentuk suatu synovial villi.

Plica synovialis patellaris, membentang pada bagian belakang yang mengarah pada bidang sagital
menuju cavum sendi dan melekat pada bagian paling bawah dari tepi fossa intercondyloidea
femoris. Plica ini merupakan lipatan sagital yang lebar pada synovial membran.

Lipatan ini membagi cavum sendi menjadi dua bagian , berhubungan dengan dua pasang condylus
femoris dan tibiae.

Lipatan capsul sendi pada bagian samping berjalan dekat pinggir tulang rawan. Sehingga regio
epicondylus tetap bebas. Kapsul sendi kemudian menutupi permukaan cartilago , dan bagian
permukaan anterior dari femur tidak ditutupi oleh cartilago.

Pada tibia capsul sendi ini melekat mengelilingi margo infraglenoidalis, sedikit bagian bawah dari
permukaan cartilago, selanjutnya berjalan kebawah tepi dari masing-masing meniscus.

2.6.BURSA PADA SENDI LUTUT

Bursa sendi merupakan suatu tube seperti kantong yang terletak di bagian bawah dan belakang
pada sisi lateral didepan dan bawah tendon origo m. popliteus. Bursa ini membuka kearah sendi
melalui celah yang sempit diatas meniscus lateralis dan tendon m. popliteus.

Banyak bursa berhubungan sendi lutut. Empat terdapat di depan, dan enam terdapat di belakang
sendi. Bursa ini terdapat pada tempat terjadinya gesekan di antara tulang dengan kulit, otot, atau
tendon.

A. BURSA ANTERIOR

1. Bursa Supra Patellaris

Terletak di bawah m. quadriceps femoris dan berhubungan erat dengan rongga sendi.
2. Bursa Prepatellaris

Terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan belahan bawah patella dan
bagian atas ligamentum patellae.

3. Bursa Infrapatellaris Superficialis

Terletak pada jaringan subcutan diantara kulit dan bagian depan belahan bawah
ligamentum patellae

4. Bursa Infapatellaris Profunda

Terletak di antara permukaan posterior dari ligamentum patellae dan permukaan anterior
tibiae. Bursa ini terpisah dari cavum sendi melalui jaringan lemak dan hubungan antara
keduanya ini jarang terjadi.
B. BURSA POSTERIOR

1. Recessus Subpopliteus

Ditemukan sehubungan dengan tendon m. popliteus dan berhubungan dengan rongga


sendi.

2. Bursa M. Semimembranosus

Ditemukan sehubungan dengan insertio m. semimembranosus dan sering berhubungan


dengan rongga sendi.
Empat bursa lainnya ditemukan sehubungan dengan :
1. tendon insertio m. biceps femoris

2. tendon m. sartorius , m. gracilis dan m. semitendinosus sewaktu berjalan ke insertionya


pada tibia.

3. di bawah caput lateral origo m. gastrocnemius

4. di bawah caput medial origo m. gastrocnemius

2.7. PERSARAFAN SENDI LUTUT

Persarafan pada sendi lutut adalah melalui cabang-cabang dari nervus yang yang mensarafi
otot-otot di sekitar sendi dan befungsi untuk mengatur pergerakan pada sendi lutut.

Sehingga sendi lutut disarafi oleh :


1. N. Femoralis
2. N. Obturatorius
3. N. Peroneus communis
4. N. Tibialis
2.8. SUPLAI DARAH

Suplai darah pada sendi lutut berasal dari anastomose pembuluh darah disekitar sendi ini. Dimana
sendi lutut menerima darah dari descending genicular arteri femoralis, cabang-cabang genicular
arteri popliteal dan cabang descending arteri circumflexia femoralis dan cabang ascending arteri
tibialis anterior.
Aliran vena pada sendi lutut mengikuti perjalanan arteri untuk kemudian akan memasuki vena
femoralis.
2.9.SISTEM LYMPH

System limfe pada sendi lutut terutama terdapat pada perbatasan fascia subcutaneous. Kemudian
selanjutnya akan bergabung dengan lymph node sub inguinal superficialis.

Sebagian lagi aliran lymph ini akan memasuki lymph node popliteal, dimana aliran lymph berjalan
sepanjang vena femoralis menuju deep inguinal lymph node
2.10.PERGERAKAN SENDI LUTUT
Pergerakan pada sendi lutut meliputi gerakan fleksi , ekstensi , dan sedikit rotasi. Gerakan fleksi
dilaksanakan oleh m. biceps femoris , semimembranosus, dan semitendinosus, serta dbantu oleh
m.gracilis , m.sartorius dan m. popliteus. Fleksi sendi lutut dibatasi oleh bertemunya tungkai
bawah bagian belakang dengan paha.

Ekstensi dilaksanakan oleh m. quadriceps femoris dan dibatasi mula-mula oleh ligamentum
cruciatum anterior yang menjadi tegang. Ekstensi sendi lutut lebih lanjut disertai rotasi medial dari
femur dan tibia serta ligamentum collaterale mediale dan lateral serta ligamentum popliteum
obliquum menjadi tegang , serat-serat posterior ligamentum cruciatum posterior juga di eratkan.

Sehingga sewaktu sendi lutut mengalami ekstensi penuh ataupun sedikit hiper-ekstensi , rotasi
medial dari femur mengakibatkan pemutaran dan pengetatan semua ligamentum utama dari sendi,
dan lutut berubah menjadi struktur yang secara mekanis kaku.

Rotasio femur sebenarnya mengembalikan femur pada tibia , dan cartilago semilunaris dipadatkan
mirip bantal karet diantara condylus femoris dan condylus tibialis. Lutut berada dalam keadaan
hiper-ekstensi dikatakan dalam keadaan terkunci.

Selama tahap awal ekstensi , condylus femoris yang bulat menggelinding ke depan mirip roda di
atas tanah, pada permukaan cartilago semilunaris dan condylus lateralis. Bila sendi lutut di
gerakkan ke depan , femur ditahan oleh ligamentum cruciatum posterior, gerak menggelinding
condylus femoris diubah menjadi gerak memutar. Sewaktu ekstensi berlanjut , bagian yang lebih
rata pada condylus femoris bergerak kebawah dan cartilago semilunaris harus menyesuaikan
bentuknya pada garis bentuk condylus femoris yang berubah.

Selama tahap akhir ekstensi , bila femur mengalami rotasi medial, condylus lateralis femoris
bergerak ke depan, memaksa cartilago semilunaris lateralis ikut bergerak ke depan.
Sebelum fleksi sendi lutut dapat berlangsung , ligamentum-ligamentum utama harus mengurai
kembali dan mengendur untuk memungkinkan terjadinya gerakan diantara permukaan sendi.
Peristiwa mengurai dan terlepas dari keadaan terkunci ini dilaksanakan oleh m. popliteus, yang
memutar femur ke lateral pada tibia. Sewaktu condylus lateralis femoris bergerak mundur ,
perlekatan m. popliteus pada cartilago semilunaris lateralis akibatnya tertarik kebelakang. Sekali
lagi cartilago semilunaris harus menyesuaikan bentuknya pada garis bentuk condylus yang
berubah.
Bila sendi lutut dalam keadaan fleksi 90 derajat , maka kemungkinan rotasio sangat luas. Rotasi
medial dilakukan m. sartorius, m. gracilis dan m. semitendinosus. Rotasi lateral dilakukan oleh m.
biceps femoris.

Pada posisi fleksi, dalam batas tertentu tibia secara pasif dapat di gerakkan ke depan dan belakang
terhadap femur , hal ini dimungkinkan karena ligamentum utama , terutama ligamentum cruciatum
sedang dalam keadaan kendur.

Jadi disini tampak bahwa stabilitas sendi lutut tergantung pada kekuatan tonus otot yang bekerja
terhadap sendi dan juga oleh kekuatan kigamentum. Dari faktor-faktor ini , tonus otot berperan
sangat penting, dan menjadi tugas ahli fisioterapi untuk mengembalikan kekuatan otot ini ,
terutama m. quadriceps femoris, setelah terjadi cedera pada sendi lutut.

2.11. MANIFESTASI KLINIS SENDI LUTUT


TRAUMA PADA LUTUT
Trauma pada lutut lebih sering terjadi pada sisi medial dibandingkan pada sisi lateral. Ligamentum
collaterale laterale ( fibulare ) lebih kuat mengikat sendi daripada ligamentum collaterale medial (
fibula ). Kerusakan pada ligamentum collaterale terjadi sebagai akibat dari pukulan pada lutut pada
sisi yang berlawanan. Pukulan yang berat pada sisi medial dari lutut , yang mana dapat
menimbulkan kerusakan pada ligamentum collaterale fibulare , adalah jarang terjadi bila di
bandingkan dengan pukulan pada sisi lateral lutut. Meniscus medialis melekat kuat pada
ligamentum collaterale tibialis dan frekuensi kerusakan 20 kali lebih sering terjadi di bandingkan
dengan meniscus lateralis.
Meniscus yang robek dapat menimbulkan bunyi “ click “ selama ekstensi dari kaki, bila kerukan
lebih berat potongan sobekan dari cartilago dapat bergerak di antara permukaan persendian tibia
dan femur.. Hal ini menyebabkan lutut menjadi terkunci pada posisi sedikit fleksi.

Bila lutut di gerakkan ke anterior dengan berlebihan ataupun bila lutut hiper-ekstensi , ligamentum
cruciatum anterior dapat robek sehingga menyebabkab sendi lutut menjadi tidak stabil. Dan bila
lutut di gerakkan ke posterior dengan berlebihan maka ligamentum cruciatum posterior dapat
robek. Tindakan bedah pada ligamentum cruciatum melalui transplantasi ataupun artificial
ligamentum di gunakan untuk memperbaiki kerusakan.

Jenis trauma yang sering terjadi pada pemain sepak bola adalah melalui blok ataupun tackle pada
sisi lateral lutut yang menyebabkan lutut tertekuk kedalam, membuka sisi medial dari sendi dan
merobek ligamentum collateral mediale. Meniscus medialis sering robek juga, sebab ligamentum
ini melekat erat pada meniscus medialis, pada cedera yang berat ligamentu cruciatum anterior ,
yag juga melekat pada meniscus medialis juga ikut rusak.

OSTEOCHONDRITIS
Sering terjadi pada cartilago pada permukan dorsal dari patella. Dan mengganggu pergerakan dari
sendi lutut dan sering menimbulkan nyeri pada daerah patella bila sendi di gerakkan. Bagian
cartilago dari permukaan dorsal patella sama seperti pada permukaan sendi femur pada saat

berada dalam rongg sendi. Hal ini dapat menimbulkan nyeri pada sendi lutut dan mengunci sendi
.Penguncian ini menunjukkan ketidakmampuan fungsi dari sendi. Walaupun sendi ini

terkunci tetapi masih dapat di fleksikan lebih dari 90 derajat.


FRAKTUR PATELLA

Tulang patella dapat menjadi fraktur baik secara sendiri ataupun gabungan antara tulang-tulang
pada ekstremitas inferior. Fraktur patella biasanya jenis transversal sederhana, dimana dapat
dikoreksi/perbaiki. Tetapi bila fraktur patella kompleks dan disertai dengan dislokasi diperlukan
tindakan bedah yang berupa pengangkatan patella (patellectomy) , agar dapat mengembalikan
fungsi sendi lutut dengan lebih baik.

DISLOKASI SENDI LUTUT

Dislokasi pada sendi lutut biasanya terjadi pada trauma yang berat , yang langsung mengenai sendi
lutut. Subluksasio dapat terjadi secara sekunder pada penyakit degeneratif ataupun pada penyakit
infeksi yang sudah berlangsung cukup lama. Tulang tibia dapat menjadi dislokasi ke ventral ,
dorsal ataupun ke setiap sisi . Dapat juga terjadi rotasi yang abnormal pada femur. Mekanisme
terjadinya dislokasi pada sendi lutut biasanya melalui hiperekstensi dan torsi pada sendi lutut.
Dislokasi akut pada sendi lutut sering disertai dengan kerusakan pada pembuluh darah ataupun
persarafan pada popliteal space.

Dislokasi sendi lutut sangat jarang ditemukan dan hanya 2,3% dari seluruh dislokasi sendi.
Dislokasi biasanya terjadi apabila penderita mendapat trauma dari depan dengan lutut
dalam keadaan fleksi. Dislokasi dapat bersifat anterior, posterior, lateral, medial atau
rotasi. Dislokasi anterior lebih sering ditemukan dimana tibia bergerak ke depan terhadap
femur. Dengan tanpa mempertimbangkan jenis dislokasi sendi yang terjadi, trauma ini
merupakan suatu trauma hebat yang selalu menimbulkan kerusakan pada kapsul, ligament
yang besar dan sendi. Trauma juga dapat menyebabkan dislokasi yang terjadi disertai
dengan kerusakan pada nervus proneus dan ateri poplitea.

Adanya trauma pada daerah lutut disertai pembengkakan, nyeri dan hemostasis, serta
deformitas. Pemeriksaan dengan radiologis dengan foto rontgen, diagnosis dapat
ditegakkan. Dislokasi sendi lutut merupakan suatu keadaan yang serius karena dapat
menyebabkan kerusakan yang hebat pada pembuluh darah dan saraf serta ligament.
Tindakan reposisi dan manipulasi dengan pembiusan harus dilakukan sesegera mungkin
dan dilakukan aspirasi hemartrosis dan setelahnya dipasang bidai gips posisi 10-150
selama satu minggu dan setelah pembengkakan menurun dipasang gips sirkuler di atas
lutut selama 7-8 minggu. Apabila setelah reposisi ternyata lutut tidak stabil dalam posisi
varus dan valgus, maka harus dilakukan operasi untuk perbaikan ligament. Pada dislokasi
yang lama tidak mungkin dilakukan reduksi sehigga perlu dipertimbangkan cara-cara
operasi yang sesuai.

ETIOLOGI DISLOKASI

Dislokasi disebabkan oleh :

1. Cedera olah ragaOlah raga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olah
ragayang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basketdan
pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karenasecara tidak sengaja
menangkap bola dari pemain lain.

2. Trauma yang tidak berhubungan dengan olah ragaBenturan keras pada sendi saat kecelakaan motor
biasanya menyebabkan dislokasi.

3. TerjatuhTerjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin4. Patologis : terjadinya
‘tear’ligament dan kapsul articuler yang merupakankompenen vital penghubung tulang
Penatalaksanaan Dislokasi
Tindakan Reposisi :
-Reposisi segera.
-Dislokasi sendi kecil dapat direposisi ditempat kejadian tanpa anasthesi,
misalnya dislokasi siku, dislokasi bahu dan dislokasi jari.
-D i s l o k a s i bahu, siku atau jari dapat direposisi dengan
a n a s t h e s i l o k a l dan obat – obat penenang misalnya Valium. Jangan dipilih cara
reposisi yang traumatis yang bila dilakukan tanpa relaksasi maksimal dapat
menimbulkan fraktur.
-Dislokasi sendi dasar misalnya dislokasi sendi panggul memerlukan anasthesiumum.
Dislokasi setelah reposisi, sendi diimobilisasi dengan pembalut, bidai,gips ata traksi dan
dijaga agar tetap dalamposisi stabil, beberapa hari beberapa minggu setelah reduksi
gerakan aktif lembut tiga sampai empat kali sehari dapat mengembalikan kisaran
sendi, sendi tetap disangga saat latihan.
BAB III
KESIMPULAN

Pada umumnya, anggota tubuh yang paling sering terkena cedera pada waktu
berolahraga adalah daerah sendi lutut. Cedera ini dapat terjadi karena sendi tersebut
berfungsi melakukan pergerakan sambil menyangga tubuh. Pada setiap persendian,
terdapat serabut-serabut otot yang menghubungkan tulang satu dengan tulang yang
lainnya, serabut otot ini disebut ligamen, oleh karena itu cedera yang mengenai pada
daerah ligamen ini sering disebut sprain. Sendi lutut dapat berfungsi untuk pergerakan dan
untuk penyangga tubuh dikarenakan adanya beberapa jenis ligament dan sedikit tendon.

Adapun manifestasi klinis yang kerap terjadi pada persendian lutut adalah trauma pada
lutut, osteochondritis, fraktur platella dan dislokasi sendi lutut.
DAFTAR PUSTAKA

1. Frank, H , Netter , M.D., Interactive Atlas of Human Anatomy , Ciba Medical Educations &
Publications , 1995

2. H.H.Lindner, Clinical Anatomy , a LANGE medical book , Connecticut , 1989

3. J.S.P.Lumley , J.L.Craven , J.T.Aitken, Essential Anatomy , fourth edition, Churchill


Livingstone , New York ,1987

4. Seeley , Stephen , Tate, Anatomy and Physiologi, international edition, sixth edition , Mc
Graw Hill , New York , 2003

5. Snell Richard S Seeley , Stephen , Tate, Anatomy and Physiologi, international edition, sixth
edition , Mc Graw Hill , New York , 2003 Anatomi Klinik, Bagian 2 , Edisi ke 3 , EGC , 1997

6. Spalteholz Werner, Hand – Atlas of Human Anatomy, Seventh Edition in English

Anda mungkin juga menyukai