Anda di halaman 1dari 13

PERUBAHAN DALAM KEPERAWATAN Pengertian Dasar: Beranjak dari status quo

Pengertian Praktis: 1. Tumbuh/ pertumbuhan 2. Kembang/ perkembangan/ berkembang 3.


Gerak/ pergerakan/ bergerak 4. Transformasi/ peralihan/ beralih 5. Pembaharuan/ inovasi/
modernisasi 6. Hidup Berubah (Change) “An act of process that makes something or someone
different in some way” “The process og moving from one system to another” “Transition to a
different end” Sifat Kejadian 1. Berubah dan proses berubah menyetu dengan hidup dan
kehidupan manusia 2. Berubah dan proses berubah menyatu dengan alam semesta 3. Berubah
dan proses berubah merupakan proses yang berkelanjutan Berubah dan Manusia/ Masyarakat 1.
Lahir-tumbuh-kembang-dewasa-pembiakan 2. Lahir- tumbuh-kembang-mati 3. Senang-susah;
sehat-sakit 4. Budaya-tata nilai; tradisional-modern 5. Pergolakan/ pergerakan/ mobilitas
masyarakat 6. Berpikir/ berkehendak/ berupaya/ belajar Faktor Yang Mendukung Perubahan 1.
Perubahan dipandang sebagai sesuatu yang positif oleh target berubah 2. Perubahan sesuai
dengan nilai-nilai dan norma yang diyakini 3. Perubahan sederhana dan konkrit 4. Target
berubah dilibatkan sejak fase awal 5. Perubahan dilakukan pada skala kecil dulu  evaluasi dan
antisipasi permasalahan pada skala besar 6. Pemimpin dan tokoh kelompok dilibatkan 7.
Komunikasi terbuka antara target berubah & inovator (change agent) 8. Evaluasi sebagai bagian
dari proses berubah Respon Terhadap Perubahan 1. Menerima dan mendukung 2. Tidak
menerima - tidak mendukung 3. Menolak: a. takut akan sesuatu yang tidak pasti (loss of
predictability) b. takut akan kehilangan pengaruh c. takut akan kehilangan ketrampilan &
proficiency d. takut kehilangan reward, benefit e. takut akan kehilangan respect, dukungan, kasih
sayang f. takut gagal PERLU KESEIMBANGAN ANTARA PERUBAHAN & STABILITAS
PERUBAHAN SECARA RADIKAL SERING MENEMUI HAMBATAN Manusia dan Proses
Berubah Pada hakekatnya manusia mempunyai kebutuhan untuk: 1. merubah keseimbangan
personal, sosial, organisasional 2. mengadakan penyelidikan dan eksplorasi 3. mengadakan
perubahan/ mengadakan penyempurnaan 4. menerapkan ide-ide baru dan konsep-konsep baru 5.
mengusahakan untuk mencapai hal-hal yang kelihatannya belum dicapai berubah merupakan
bagian dari hidup dan kehidupan manusia berubah menyatu dengan hidup dan kehidupan
manusia berubah merupakan cara hidup manusia change–> a way of life the time are changed,
and we are changed within them kita adalah bagian dari perubahan/ berubah itu sendiri Macam
Proses Perubahan A. Perubahan ditinjau dari sifat proses: 1. Perubahan Spontan - sebagai respon
terhadap kejadian alamiah yang terkontrol - perubahan yang akan terjadi tidak dapat diramalkan
sebelumnya 2. Perubahan pada perkembangan perkembangan/ kemajuan yang terjadi pada
individu, kelompok dan organisasi dalam pertumbuhan-perkembangan 3. Perubahan yang
direncanakan Sebagai upaya yang bertujuan untuk mencapai tingkat yang lebih baik, dapat
dikontrol B. Perubahan ditinjau dari sifat keterlibatan 1. Perubahan partisipatif - Melalui
penyediaan informasi yang cukup - Adanya sikap positif terhadap inovasi - Timbulnya komitmen
2. Perubahan paksaan (coerced change) - Melalui perubahan total dari organisasi - Memerlukan
kekuatan personal (personal power) C. Perubahan ditinjau dari sifat pengelolaan 1. Perubahan
berencana - menyesuaikan kegiatan dengan tujuan - Dengan titik mula yang jelas dan
dipersipkan, sesuai dengan tujuan yang akan dicapai 2. Perubahan acak/ kacau - Tanpa usaha
mempersiapkan titik awal perubahan - Tidak ada usaha mempersipakan kegiatan sesuai dengan
tujuan Asal dari Perubahan Tiga klasifikasi utama asal perubahan/ berubah, satu dengan yang
lainnya saling mempengaruhi, menerima dampak/ efek perubahan itu sendiri 1. Perubahan
struktural-institusional - Perubahan struktur pendidikan - Perubahan struktur organisasi -
Perubahan kedudukan institusi 2. Perubahan teknologikal - Bioteknologi - Penemuan-penemuan
teknologi jet, komputer, televisi 3. Perubahan perilaku sosial - Perubahan pendangan/ keyakinan
tentang hidup dan kehidupan Tipe Berubah Yang Terdapat pada Proses Adaptasi/ Adopsi
(Havelock) Tipe atau bentuk berubah yang diperlukan sehingga dapat terjadi adaptasi atau
adopsi, pada perubahan tingkah laku 1. Substitusi (substitution) Hal yang diintroduksikan
merupakan substitusi/ pengganti dari hal yang sudah ada 2. Perubahan (alteration) Hal yang
diintroduksikan merubah/ mengadakan perubahan dari hal yang sudah ada 3. Penambahan
(addition) Hal yang diintoduksikan menambah/ merupakan tambahan hal yang sudah ada 4.
Membentuk/ membangun kembali (restructuring) Membentuk/ membangun kembali sesuatu
yang lain, dengan bahan/ sumber yang ada 5. Menghilangkan pola perilaku lama (eliminating of
old behavioural pattern) Menghilangkan/ menghapus pola perilaku lama 6. Memperkuat pola
perilaku lama (reinforcing of old behavioural pattern) Memperkuat keberadaan/ dianutnya pola
perilaku lama Bentuk Berubah Ditinjau dari Proses Terjadinya Perubahan (Bennis W) Bentuk/
tipe berubah ditinjau dari bentuk proses yang terjadi pada proses perubahan 1. Perubahan
berencana (planned change) - Apa tujuan berubah - Apa yang harus dirubah - Bagaimana harus
berubah - direncanakan bersama secara kolaboratif antara klien dan change agent 2. Perubahan
secara indoktrinasi (indoctrination change) Menetapkan tujuan secara cermat bersama, akan
tetapi dengan kekuatan sepihak/ unilateral (unilateral power) 3. Perubahan secara paksaan
(coercive change) Menetapkan tujuan sepihak dengan kekuatan unilateral dan kontrol 4.
Perubahan secara teknokratik (tchnocratic change) Dengan urunan kekuatan (shared power)
menetapkan tujuan unilateral, satu pihak menetapkan tujuan dan pihak lain membantu mencapai
tujuan, tanpa menanyakan tentang nilai tujuan Berdasarkan pengumpulan dan analisa data 5.
Perubahan secara interaksional (interactional change) Urunan kekuatan, dalam keadaan dimana
tujuan tidak terlalu dipikirkan 6. Perubahan secara sosialisasi (socialization change) Kekuatan
unilateral, akan tetapi tujuan dicapai secara bersama/ kolaboratif 7. Perubahan secara menirukan
(emultif change) Kekuatan unilateral, tujuan tidak dirumuskan dengan benar 8. Perubahan secara
alami (natural change) Urunan kekuatan, akan tetapi tanpa rumusan tujuan  perubahan yang
tidak direncanakan, aksidental Strategi Berubah (Chin & Benne) bagaimana mengadakan
perubahan rangkaian kegiatan dalam mengadakan perubahan 1. Strategi rasional-empirik
(empirical-rational strategies) - Asumsi dasar: manusia adalah rasional - Riset dasar dan
desiminasi ilmu pengetahuan melalui pendidikan umum,  diyakini bahwa perubahan itu
diperlukan - Pemilihan personel dan penggantian dari mereka yang tidak sesuai dengan posisi
yang diduduki; diperlukan orang yang tepat untuk jabatan/ posisi yang tepat (the right person in
the right position) - System analysts sebagai staf dan konsultan, terutama yang berhubungan
dengan kesukaran/ masalah sistem 2. Strategi reedukatif normatif (normative-reeducative
strategies), didasarkan pada: - Pola kegiatan dan perbuatan didukung oleh norma sosiokultural,
dan oleh komitmen individual terhadap norma-norma tersebut - Norma sosiokultural didukung
oleh sikap dan sistem nilai individual - Pendekatan normatif-reedukatif untuk mengadakan
perubahan, melalui intervensi langsung dari “change agent”, intervensi yang didasarkan pada
penerapan teori berubah yang mantap, ke dalam kehidupan sistem klien, baik individu,
kelompok, organisasi atau komuniti - Beberapa elemen yang lazimnya terdapat pada pendekatan
ini: - Pelibatan klien dalam proses penyusunan proses berubah; cara klien melihat dirinya sendiri
dan melihat masalahnya harus diperhatikan dan dipadukan dengan pandangan change agent -
Melihat kemungkinan bahwa masalah terletak pada sikap, nilai norma, dan hubungan internal/
eksternal dari sistem klien, dan yang mungkin memerlukan perubahan arau reedukasi, sebagai
kondisi untuk mengadakan penyelesaian masalah - Change agent harus mempelajari cara
intervensi timbal balik dan kolaboratif - Unsur-unsur yang tidak disadari memberi saham/
mempunyai pengaruh pada penyelesaian masalah, harus dibawa ke permukaan - Metode dan
konsep ilmu perilaku merupakan sumber yang digunakan change agent dan klien secara selektif,
relevan dan benar Pendekatan ini brtolak pada pandangan bahwa people technology sama
pentingnya dengan thing technology dalam mengadakan perubahan yang baik dalam persoalan
manusia 3. Strategi paksaan - kekuatan (power coercive approaches) - Didasarkan pada
penggunaan kekuatan/ kekuasaan pada umumnya didasarkan pada sanksi ekonomi dan politik -
Bentuk strategi coercive lainnya adalah dengan menggunakan moral power dan political power: -
Menggunakan institusi politik - Melalui rekomposisi dan manipulasi kelompok penguasa (power
elite) - Mengadakan perbaikan strategi (bila diperlukan) - Mengimplementasikan proyek
perubhan (change project) - Mengadakan observasi dan mengendalikan/ mengatasi hambatan -
Mengadakan evaluasi hasil perubahan/ berubah - Memformulasikan rekomendasi untuk kegiatan
masa depan atau modifikasi

Make Google view image button visible again: https://goo.gl/DYGbub

perubahan dalam keperawatan

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan pelayanan keperawatan merupakan kesatuan yang menyatu dalam
perkembangan dan perubahan keperawatan di Indonesia. Perubahan dalam
keperawatan adalah suatu cara keperawatan untuk mempertahankan diri sebagai
profesi dan berperan aktif dalam menghadapi era milenium, maka keperawatan
Indonesia khususnya masyarakat ilmuwan dan masyarakat profesional keperawatan
Indonesia, melihat dan mempersiapkan proses profesionalisasi ini bukan sebagai suatu
ancaman melainkan tantangan untuk berupaya lebih keras memacu proses
profesionalisasi keperawatan di Indonesia dan mensejajarkan diri dengan keperawatan
di Negara-negara lain. Pelayanan keperawatan mempunyai 2 pilihan utama yang
berhubungan dengan perubahan, mereka melakukan inovasi dan berubah atau mereka
dapat dirubah oleh suatu keadaan dan situasi (Swanburg, 2000).

Perubahan merupakan suatu kata yang memberikan makna bagi dinamika kehidupan
manusia. Setiap saat yang dihadapi oleh manusia adalah perubahan.Dalam kehidupan
organisasi juga tidak terlepas dari perubahan. Ada kalanya perubahan berdampak
positif sesuai dengan yang diharapkan. Akan tetapi bias berdampak negative atau tidak
sesuai dengan yang diharapkan, bahkan tidak jarang bertentangan dengan keinginan
yang direncanakan dan merugikan. Terjadinya perubahan dalam suatu organisasi harus
dipandang sebagai hal yang normal dan alamiah, yang pasti selalu dan harus
terjadi.Perubahan adalah sebuah fenomena luas yang melibatkan pertumbuhan dan /
atau pengembangan satu lagi dari sejumlah elemen dari pelayanan publik.
Keperawatan mempunyai dua pilihan utama yang berhubungan dengan perubahan, mereka
melakukan inovasi dan perubahan atau mereka dapat dirubah oleh suatu keadaan atau situasi.
Perawat mempunyai keterampilan dalam proses perubahan. Pertama proses keperawatan yaitu
merupakan pendekatan dalam penyelesaian masalah yang sistematis dan konsisten dengan
perencanaan perubahan. Kedua, perawat diajarkan mendapatkan ilmu dikelas dan mempunyai
pengalaman praktek untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengerti tentang Perubahan Terencana Dalam Keperawatan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami teori tentang Pengertian Perubahan Terencana.
b. Mahasiswa mampu memahami tentang Perubahan Dalam Keperawatan.
c. Mahasiswa mampu memahami tentang Faktor pendorong dan Penghambat perubahan
keperawatan.
d. Mahasiswa mampu memahami teori tentang Strategi Perubahan.
e. Mahasiswa mampu memahami teori tentang Strategi membuat perubahan.
f. Mahasiswa mampu memahami tentang Respon yang diharapkan Terhadap Perubahan.
C. Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
menggunakan metode kepustakaan. Dalam metode ini para penyusun membaca buku-
buku yang berhubungan dengan makalah ini.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun secara sistematika yang terdiri dari tiga bab yaitu :
Bab I : Berisi tentang Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan dan sistematika penulisan.
Bab II : Berisi Tinjauan Teoritis, yang berisi tentang Pengertian Perubahan Terencana,
Peubahan dalam keperawatan, Faktor pendorong dan penghambat, Strategi
perubahan, Strategi membuat perubahan, dan Respon yang diharapkan terhadap
perubahan.
Bab III : Berisi Penutup, yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian
akhir makalah ini penulis cantumkan juga daftar pustaka.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Perubahan Dalam Keperawatan


Sebagai manusia kita hidup dalam dunia perubahan. Perubahan merupakan suatu hal
yang pasti (terjadi, dan akan terjadi), hal mana sudah diketahui oleh manusia sejak
zaman dahulu, yang diungkapkan mereka melalui kata-kata “Pantai Rei” (bahasa
Belanda: alles verandert – bahasa Inggris: everything changes). Perubahan merupakan
satu kata yang memberikan makna bagi dinamika kehidupan manusia. Adakalanya
perubahan berdampak positif sesuai yang diharapkan. Akan tetapi biasa berdampak
negative atau tidak sesuai dengan yang diharapkan, bahkan tidak jarang bertentangan
dengan keinginan yang direncanakan dan merugikan (Nursalam. M. 2008).

Perubahan adalah respon terencana atau tak terencana terhadap tekanan-tekanan dan
desakan-desakan yang ada. Manajemen Perubahan adalah upaya yang dilakukan
untuk mengelola akibat-akibat yang ditimbulkan karena terjadinya perubahan dalam
organisasi. Perubahan mempunyai manfaat bagi kelangsungan hidup suatu organisasi,
tanpa adanya perubahan maka dapat dipastikan bahwa usia organisasi tidak akan
bertahan lama. Perubahan dapat terjadi karena sebab-sebab yang berasal dari dalam
maupun dari luar organisasi tersebut. Manajemen perubahan adalah aplikasi
pengetahuan, kemampuan, alat dan teknik untuk menggabungkan perubahan menjadi
sebuah proyek dan atau menjadi sebuah strategi.
Perubahan dapat dijabarkan dengan beberapa cara, termasuk perubahan yang
direncanakan atau yang tidak direncanakan. sebaliknya perubahan yang direncanakan
adalah perubahan yang direncanakan dan dipikirkan sebelumnya, terjadinya dalam
waktu yang lama, dan termasuk adanya suatu tujuan yang jelas. Perubahan terencana
lebih mudah dikelola daripada perubahan yang terjadi pada perkembangan manusia
atau tanpa persiapan anat karena suatu ancaman. Untuk alasan tersebut, perawat
harus dapat mengelola perubahan.
1. Perubahan Terencana
Perubahan yang direncanakan (planed change) adalah perubahan yang lebih mudah
dikelola dari pada perubahan yang tidak direncanakan, secara umum perubahan
terencana adalah suatu proses dimana adanya pendapat baru yang dikembangkan,
dikomunikasikan, kepada semua orang walaupun akhirnya akan diterima atau ditolak.
Orang yang mengelola perubahan harus mempunyai suatu visiyang jelas dimana
proses akan dilaksanakan dengan arah yang terbaik untuk mencapai tujuan (Nursalam.
M. 2008).

Menurut Suyanto (2009), perubahan terencana adalah perubahan yang dirancang dan
diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai antisipasi dari peristiwa di
masa mendatang. Sedangkan perubahan reaktif adalah respons bertahap terhadap
peristiwa ketika muncul. Karena perubahan reaktif dilakukan dengan cepat, maka
potensi terjadinya perubahan cenderung menghasilkan akibat yang tidak diinginkan.
Oleh karena itu, perubahan terencana lebih disukai dibandingkan dengan perubahan
reaktif (Suyanto. 2009).
2. Perubahan tidak terencana
Perubahan yang tidak direncanakan (unplanned change) adalah perubahan yang terjadi
tanpa suatu persiapan. Determinan dari suatu perubahan tidak terencana dari suatu
organisasi antara lain karena adanya pergeseran dalam tampilan demografis angkatan
kerja, respons terhadap kecenderungan globalisasi, adanya peraturan pemerintah,
persaingan ekonomi, dan perbedaan kinerja (Suyanto. 2009).
B. Faktor Pendorong dan Penghambat Perubahan
1. Faktor pendorong terjadinya perubahan
Faktor pendorong terjadinya perubahan terdiri dari 2 faktor:
a. Kebutuhan dasar manusia
Manusia memiliki kebutuhan dasar yang tersusun berdasarkan hirarki kepentingan.
Kebutuhan yang belum terpenuhi akan memotivasi perilaku sebagaimana teori
kebutuhan dari maslow (1945). Didalam keperawatan kebutuhan ini biasa dilihat
darimana keperawatan dapat mempertahankan diri sebagai profesi dalam upaya
memenuhi keutuhan masyarakat akan pelayanan atau asuhan keperawatan yang
professional.
b. Kebutuhan dasar interpersonal
Masyarakat memiliki tiga kebutuhan dasar interpersonal yang melandasi sebagian besar
perilaku seseorang:
 kebutuhan untuk berkumpul bersama-sama
 kebutuhan untuk mengendalikan / melakukan kontrol
 kebutuhan untuk dikasihi, kedekatan dan perasaan emosional.
Kebutuhan tersebut didalam keperawatan diartikan sebagai upaya keperawatan untuk ikut
berpartisipasi aktif dalam pembangunan kesehatan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
2. Faktor penghambat perubahan
Perubahan tidak selalu mudah untuk dilaksanakan akan tetapi banyak hambatan yang
akan diterimanya baik hambatan dari luar maupun dari dalam Menurut New dan
Couillard (1981) faktor penghambat (restraining force) diantaranya hal yang menjadi
hambatan dalam perubahan adalah sebagai berikut :
a. Ancaman Kepentingan Pribadi
Ancaman kepentingan pribadi ini merupakan hambatan dalam perubahan karena
adanya kekhawatiran adanya perubahan segala kepentingan dan tujuan diri contohnya
dalam melaksanakan standarisasi perawat profesional dimana yang diakui sebagai
profesi perawat minimal D III Keperawatan, sehingga bagi lulusan SPK yang dahulu
dan tidak ingin melanjutkan pendidikan akan terancam bagi kepentingan dirinya
sehingga hal tersebut dapat menjadikan hambatan dalam perubahan.
b. Persepsi yang Kurang Tepat
Persepi yang kurang tepat atau informasi yang belum jelas ini dapat menjadi kendala
proses perubahan. Berbagai informasi yang akan dilakukan dalam sistem perubahan
jika tidak dikomunikasikan dengan jelas atau informasinya kurang lengkap, maka
tempat yang akan dijadikan perubahan akan sulit menerimanya sehingga timbul
kekhawatiran dari perubahan tersebut.
c. Reaksi Psikologis
Reaksi psikologis ini merupakan faktor yang menjadi hambatan dalam perubahan
karena setiap orang memiliki reaksi psikologis yang berbeda dalam merespons
perbedaan sistem adaptasi pada setiap orang juga dapat menimbulkan reaksi
psikologis yang berbeda sehingga bisa menjadi hambatan dalam perubahan, contohnya
bila akan dilakukan perubahan dalam sistem praktek keperawatan mandiri bagi
perawat. Jika perawat belum bisa menerima secara psikologis, akan timbul kesulitan
karena ada perasaan takut sebagai dampak dari perubahan.
d. Toleransi terhadap Perubahan
Toleransi terhadap ini tergantung dari individu, kelompok atau masyarakat. Apabila
individu, kelompok atau masyarakat tersebut memiliki toleransi yang tinggi terhadap
perubahan, maka akan memudahkan proses perubahan tetapi apabila toleransi
seseorang terhadap perubahan sangat rendah, maka perubahan tersebut akan sulit
diaksanakan.
e. Kebiasaan
Pada dasarnya seseorang akan lebih senang pada sesuatu yang sudah diketahui
sebelumnya atau bahkan dilaksanakan sebelumnya dibandingkan sesuatu yang baru
dikenalnya, karena keyakinan yang dilmiliki sangat kuat. Faktor kebiasaan ini yang
menjadikan hambatab dalam perubahan.
f. Ketergantungan
Ketergantungan merupakan hambatan dalam proses perubahan karena
ketergantungan menyebabkan seseorang tidak dapat hidup secara mandiri dalam
mencapai tujuan tertentu. Suatu perubahan akan menjadi masalah bagi seseorang
yang selalu menggantungkan diri sehingga perubahan sulit dilakukan.
g. Perasaan tidak Aman
Perasaan tidak aman juga merupakan faktor penghambat dalam perubahan karena
adanya ketakutan terhadap dampak dari perubahan yang juga akan menambah
ketidakamanan pada diri, kelompok atau masyarakat.
h. Norma
Norma merupakan segala aturan yang didukung oleh anggota masyarakat dan tidak
mudah dirubah. Apabila akan mengadakan proses perubahan namun perubahan
perubahan tersebut akan menghadapi hambatan. Sebaliknya jika norma tersebut
sesuai dengan prinsip perubahan, maka akan sangat mudah dalam perubahan
(Nursalam. M. 2008).

C. Strategi Perubahan
Dalam perubahan dibutuhkan cara yang tepat agar tujuan dalam perubahan dan
tercapai secara tepat, efektif dan efisien, untuk itu dibutuhkan strategi khusus dalam
perubahan diantaranya:
1. Strategi Rasional Empirik
Strategi ini didasarkan karena manusia sebagai komponen dalam perubahan memiliki
sifat rasional untuk kepentingan diri dalam berperilaku. Untuk mengadakan suatu
perubahan strategi rasional dan empirik yang didasarkan dari hasil penemuan atau riset
untuk diaplikasikan dalam perubahan manusia yang memiliki sifat rasional akan
menggunakan rasionalnya dalam menerima sebuah perubahan. Langkah dalam
perubahan atau kegiatan yang diinginkan dalam strategi rasional empirik ini dapat
melalui penelitian atau adanya desiminasi melalui pendidikan secara umum sehingga
melalui desiminasi akan diketahui secara rasional bahwa perubahan yang akan
dilakukan benar-benar sesuai dengan rasional. Strategi ini juga dilakukan pada
penempatan sasaran yang sesuai dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki
sehingga semua perubahan akan menjadi efektif dan efisien, selain itu juga
menggunakan sistem analisis dalam pemecahan masalah yang ada.
2. Strategi Redukatif normative
Strategi ini dilaksanakan berdasarkan standar norma yang ada di masyarakat.
Perubahan yang akan dilaksanakan melihat nilai-nilai normatif yang ada di masyarakat
sehingga tidak akan menimbulkan permasalahan baru di masyarakat. Standar norma
yang ada di masyarakat ini di dukung dengan sikap dan sistem nilai individu yang ada
di masyarakat. Pendekatan ini dilaksanakan dengan mengadakan intervensi secara
langsung dalam penerapan teori-teori yang ada.Strategi ini dilaksanakan dengan cara
melibatkan individu, kelompok atau masyarakat dan proses penyusunan rancangan
untuk perubahan. Pelaku dalam perubahan harus memiliki kemampuan dalam
berkolaborasi dengan masyarakat. Kemampuan ilmu perilaku harus dimiliki dalam
pembaharu.
3. Strategi Paksaan- Kekuatan
Dikatakan strategi paksaan-kekuatan karena adanya penggunaan kekuatan atau
kekuasaan yang dilaksanakan secara paksa dengan menggunakan kekuatan moral dan
kekuatan politik.Strategi ini dapat dilaksanakan dalam perubahan sistem kenegaraan,
penerapan sistem pendidikan dan lain-lain (Http:// wordpress.com/2011/07/06/Konsep
Berubah Dalam Keperawatan).
D. Strategi membuat perubahan
Perubahan dalam organisasi terdapat 3 tingkatan yang berbeda, yaitu: individu yang
bekerja di organisasi tersebut, perubahan struktur dan system hubungan interpersonal.
Strategi membuat perubahan dapat dikelompokan menjadi 4 hal, yakni:
1. Memiliki visi yang jelas
Visi ini merupakan hal yang sederhana dan utama, karena visi dapat mempengaruhi
pandangan orang lain. Misalnya visi J.F kennedy, “menempatkan seseorang dibulan
sebelum akhir abad ini.” Visi harus disusun secara jelas, ringkas, mudah, dipahami dan
dapat dilaksanakan oleh setiap orang.
2. Menciptakan budaya organisasi tentang nilai-nilai moral dan percaya kepada orang lain
Menciptakan iklim yang kondusif dan rasa saling percaya adalah hal yang penting.
Perubahan akan lebih baik jika mereka percaya seseorang dengan kejujuran dan nilai-
nilai yang diyakininya. Orang akan berani mengambil suatu resiko terhadap perubahan,
apabila mereka dapat berpikir jernih dan tidak emosional dalam menghadapi
perubahan. Setiap perubahan harus diciptakan suasana keterbukaan, kejujuran, dan
secara langsung.
Menurut porter dan O’Grady (1986) upaya yang harus ditanamkan dalam menciptakan
iklim yang kondusif adalah:
 Kebebasan untuk berfungsi secara efektif
 Dukungan dari sejawat dan pimpinan
 Kejelasan harapan tentang lingkungan kerja
 Sumber yang tepat untuk praktik secara efektif
 Iklim organisasi yang terbuka
3. System komunikasi yang jelas, singkat dan sesering mungkin
Komunikasi merupakan unsur yang penting dalam perubahan. Setiap orang perlu
dijelaskan tentang perubahan untuk menghindari rumor atau informasi yang salah.
Semakin banyak orang yang mengetahui tentang keadaan, maka mereka akan semakin
baik dan mampu dalam memberikan pandangan ke depan dan mengurangi kecemasan
serta ketakutan terhadap perubahan. Menurut silber (1993), komunikasi satu arah tidak
cukup dan sering menimbulkan kebingungan karena orang tidak mengetahui apa yang
akan terjadi.
4. Keterlibatan orang yang tepat
Perubahan perlu disusun oleh orang-orang yang berkompeten. Begitu rencana sudah
tersusun, maka segeralah melibatkan orang lain pada setiap jabatan di organisasi,
karena keterlibatan akan berdampak terhadap dukungan dan advokasi (Endah, Rika.
2003).
E. Respon yang diharapkan terhadap perubahan
Bagi sebagian individu perubahan dapat dipandang sebagai suatu motivator dalam
meningkatkan prestasi atau penghargaan. Tapi kadang-kadang perubahan juga
dipandang sebagai sesuatu yang mengancam keberhasilan seseorang dan hilangnya
penghargaan yang selama ini didapat. apakah seseorang memandang perubahan
sebagai suatu hal yang penting atau negatif. Umumnya dalam perubahan sering
muncul resistensi atau adanya penolakan terhadap perubahan dalam berbagai tingkat
dari orang yang mengalami perubahan tersebut (Nursalam. M. 2007).
Menolak perubahan atau mempertahankan status ketika berusaha melakukan
perubahan, bisa saja terjadi. Karena perubahan bisa merupakan sumber stress. Oleh
karenanya timbullah perilaku tersebut. Penolakan sering didasarkan pada ancaman
terhadap keamanan dari individu, karena perubahan akan mengubah perilaku yang
ada. Jika perubahan menggunakan pendekatan pemecahan masalah maka harus
diberitahukan mengenai dampak yang mungkin timbul akibat perubahan.
Faktor-faktor yang akan merangsang penolakan terhadap perubahan misalnya,
kebiasaan, kepuasan akan diri sendiri dan ketakutan yang melibatkan ego. Orang-
orang biasanya takut berubah karena kurangnya pengetahuan, prasangka yang
dihubungkan dengan pengalaman dan paparan dengan orang lain serta ketakutan pada
perlunya usaha yang lebih besar untuk menghadapi kesulitan yang lebih tinggi
(Nursalam. M. 2007).
Perubahan memang menuntut investasi waktu dan usaha untuk belajar kembali. Bila
keperawatan yang sekarang berada pada proses profesionalisasi untuk menjadi sebuah
profesi yang mandiri takut atau tidak siap dengan perubahan dan dampak yang
mungkin ditimbulkannya, bagaimana profesionalisasi itu akan terjadi ?. Beberapa
contoh ketakutan yang mungkin dialami seseorang dalam suatu perubahan antara lain :
1. Takut karena tidak tahu
2. Takut karena kehilangan kemampuan, keterampilan atau keahlian yang terkai dengan
pekerjaannya
3. Takut karena kehilangan kepercayaan / kedudukan
4. Takut karena kehilangan imbalan
5. Takut karena kehilangan penghargaan,dukungan dan perhatian orang lain.
Ada juga respon-respon positif yang akan meminimalkan penolakan terhadap
perubahan dalam hal pengurangan tenaga kerja adalah sebagai berikut:
1. Mempunyai orientasi yang kuat terhadap realita, kesiapan, pengetahuan tentang
perilaku manusia, penanganan stress, dan keterbukaan dan kejujuran dalam
menangani pekerja.
2. Mengembangkan rencana dan kebijakan pengurangan tenaga kerja yang berskala
organisasi dengan nasehat dari departemen sumber daya manusia/personel dan
konseling legal.
3. Mempertimbangkan penggunaan konsultan.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dalam kehidupan manusia, perubahan tidak dapat di hindari. Dimulai oleh dunia usaha
yang lebih dulu menyadari pentingnya perubahan bagi peningkatan kualitas produksi
yang dihasilkan, sampai ke administrasi pemerintah. Berbagai upaya dan pendekatan
telah dilakukan untuk memecahkan masalah yang timbul akibat adanya perubahan.
Oleh karena perubahan memang selalu terjadi dan pasti akan selalu terjadi, pimpinan
organisasi baik organisasi pemerintah maupun non-pemerintah disamping harus
memiliki kepekaan terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di luar organisasi yang
dipimpinnya dan mampu memperhitungkan dan mengakomodasikan dampak dari
perubahan-perubahan yang terjadi itu, mutlak perlu pula untuk mempunyai
keterampilan dan keberanian untuk melakukan perubahan di dalam organisasi demi
peningkatan kemampuan organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Diantara para pakar menurut Wibowo memberikan terminologi yang berbeda-beda
tentang jenis-jenis perubahan. Pertama, membedakan jenis perubahan dalam planed
change (perubahan terencana) dan unplanned change (perubahan tidak terencana).
Kedua, membandingkan tipologi perubahan menjadi adaptive change, innovative
change, radically innovative change. Ketiga, membagi menurut sifatnya menjadi
incremental change dan fundamental change.
Tidak banyak orang yang suka akan perubahan, namun walau begitu perubahan tidak
bisa dihindari. Harus dihadapi. Karena hakikatnya memang seperti itu maka diperlukan
satu manajemen perubahan agar proses dan dampak dari perubahan tersebut
mengarah pada titik positif.

B. Saran
Kita harus menyadari bahwa perubahan akan terjadi dan memang selalu terjadi serta
tidak bisa dihindari oleh karena itu kita harus mempersiapkan suatu menajemen untuk
menghadapinya.
kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan di
dalamnya baik dalam struktur, maupun pembahasannya. Jadi saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan dan semoga makalah ini juga bisa bermanfaat bagi
pembaca.

Anda mungkin juga menyukai