Anda di halaman 1dari 49

Konsep dan Prinsip

Kebutuhan Oksigenasi

By. Kristinawati, S.Kep.,Ners


Anatomi Sistem Pernapasan
Pernapasan adl proses pertukaran oksigen dgn
karbondioksida antara sel tubuh dengan
lingkungan.

Fungsi saluran napas dalam proses pernapasan,


meliputi:
1. Sbg saluran napas: Hidung -> Bronkus
2. Sbg alat difusi: Bronkus -> Alveoli
3. Sbg saringan partikel
Oksigen merupakan kebutuhan dasar yang
paling vital dalam kehidupan

 Apabila tubuh < O2  sel mendapat energi dari glikolisis


anaerob  menghasilkan energi dalam jumlah sedikit &
asam laktat
 Glikolisis anaerob berlangsung lama  timbunan asam
laktat akan merubah situasi cairan tubuh menjadi lebih asam
 menyebabkan aktivitas sel menurun
 Dampak penurunan aktivitas sel :
* nafsu makan hilang
* penurunan jumlah urine
* pusing/ sakit kepala
* wajah nampak ngantuk
* cemas
* lelah

Pada kondisi lebih berat : penurunan tk kesadaran  koma


(diawali klien gelisah & tidak kooperatif.
OKSIGENASI
Proses mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2

Melibatkan sistem :
Respirasi
Kardiovaskuler

Terjadi melalui 3 tahapan :


Ventilasi paru
Difusi Gas
Transportasi Gas
VENTILASI PARU
 Masuknya O2 atmosfir ke dalam alveoli dan
keluarnya CO2 dari alveoli ke atmosfir  terjadi
saat respirasi (inspirasi & ekspirasi)
 Dipengaruhi oleh :
a. Tekanan O2 atmosfir
b. Keadaan saluran nafas
c. Complience & recoil
d. Pengaturan nafas
a. Tekanan O2 atmosfir
 Merupakan jumlah tekanan berbagai gas
yang terkandung dalam udara
 Saat inspirasi udara atmosfir akan masuk
b. Keadaan saluran nafas
 Selama inspirasi atau ekspirasi udara akan
melewati saluran nafas  hidung,
pharynx, larynx, trachea, broncus,
bronchiolus, alveoli
 Gangguan dalam atau diluar saluran nafas
atau (sekret, spasme, benda asing, masa,
dll) dapat memprsulit ventilasi
c. Complience & Recoil
 Daya pengembangan dan pengempisan paru dan thorax
 Kemampuan dibentuk oleh :
* Gerakan turun naik diafragma melalui kontraksi dan
relaksasi otot diafragma untuk memperbesar dan
memperkecil rongga dada  gerakan akan terhambat pada
: kondisi nyeri pada abdomen akibat trauma/ pembedahan,
distensi abdomen

* Elevasi dan depresi iga-iga untuk meningkatkan/ menurunkan


diameter anteroposterior rongga dada melalui kontraksi &
relaksasi otot-otot pernafasan  keadaan ini dpt terganggu pada
: bentuk dada yg abnormal, multiple fracture costae, gangguan
hubungan saraf-otot, kerusakan pusat nafas
d. Pengaturan nafas
 Pusat pengatur nafas : medulla oblangata & Pons
 Area bilateral & bag ventral di dlm Medulla oblangata
sangat sensitif terhdp perubahan konsentrasi H2O &
CO2
 Pusat nafas terangsang oleh Peningkatan CO2
 Kenaikan CO2  meningkatkan konsentrasi H2O 
merangsang pusat nafas
 Perangsangan pusat nafas oleh peningkatan CO2
merupakan mekanisme umpan balik yg penting untuk
mengatur konsentrasi CO2 seluruh tubuh
Pengkajian keadaan saluran nafas

a. Apakah klien merasa sesak atau kesulitan


bernafas ? Ya Frekuensi/ tipe
pernafasan ?
b. Apakah klien batuk ?  ya  batuk
kering/ sputum ?  sputum  jumlah,
konsistensi, warna ?
Adakah hemoptisis ?
Apakah batuknya berat ?
c. Bagaimana suara nafasnya ?
- Bersihkah ?
- Adakah suara nafas tambahan, spt :
* Snoring (ngorok)  akibat jalan nafas tersumbat oleh pangkal
lidah yg jatuh ke belakang (koma)
* Gargling (spt suara kumur-kumur)  terdengar saat terdpt
muntahan, atau sekret pada sal nafas besar
* Crowing (lengking)  terdengar pada penyempitan larynx akibat
spasme atau desakan oleh benda asing
- Inspeksi : adanya retraksi sternokleidomastoid yg mengambarkan
kesulitan inspirasi akibat sumbatan jalan nafas
- Auskultasi paru, adakah :
* Wheezing ; terdengar pada penyempitan jalan nafas
* Rales ; terdengar pada peningkatan kelembapan saluran nafas
* Ronchi ; terdengar pada akumulasi sekret
- Palpasi daerah leher : adakah pembesaran
thyroid
- Adakah klien merasakan nyeri pada thorax
atau abdomen ? Kel nyeri akan
menghalangi kemampuan batuk
Dx. Keperawatan ventilasi
1. Jalan nafas tidak efektif, b.d :

* Penumpukan sekret/ sekret yg kental/ benda asing


* Trauma yg menghalangi batuk
* Nyeri dada/ abd yg menghalangi ekspansi dada/paru dan
batuk
* Tidak sadar oleh karena pengaruh anestesi, coma yg
menyebabkan relaksasi otot-otot
* Penyakit yg menganggu kemampuan batuk/ pengeluaran
sekret
* Tidak adekuat hidrasi
* Penyakit paru yg meningkatkan penumpukan sekret
Manifestasi klinik :
 Suara nafas abnormal
 Batuk produktif dg sekresi berlebihan
 Batuk tidak produktif
 Sianosis
 Dispnea
 Retraksi otot sternokleidomastoid
 Perubahan rate dan kedalaman pernafasan
Intervensi :
1. Istirahat
2. Penumpukan sekret :
a. Sekret kental :
- Berikan cairan yg adekuat
- Humidifikasi/ nebulisasi
- Kolaborasi pemberian ekspektoran

b. Sekret berada pada saluran nafas besar (s.d bronchus) :


- Latihan batuk efektif (klien sadar/ koopratif & kemampuan batuk +)
- Jika tdk bisa batuk (karena nyeri thorax/ abd  setelah
pembedahan atau trauma)  kolaborasi pemberian analgesik
- Jika tidak bisa batuk  lakukan penghisapan lendir

c. Sekret terdpt pada percabangan saluran nafas yg kecil/ alveoli


 lakukan fisioterapi dada dg postural drainage, kmd latihan
batuk efektif atau penghisapan lendir.
3. Tersumbat/ obstruksi :
- tersumbat oleh lidah yg jatuh ke belakang
 lakukan pemasangan oropharyngeal
tube (mouth tube/ goedel)
- tersumbat oleh masa, trauma atau peny
 lakukan kolaborasi pemasangan
endotracheal tube atau tracheostomy
- akibat infeksi akut, allergi yg menyebabkan
spasme bronchial & edema atau bronchokonstriksi
 lakukan kolaborasi pemberian kortikosteroid,
anti allergi atau bronchodilator
Pengkajian kemampuan complience dan recoil
thorax & paru
a. Apakah klien mengalami kesulitan bernafas ?
b. Lakukan pemeriksaan fisik :
* Inspeksi :
- penggunaan otot-otot pernafasan tambahan (retraksi
sternokleidomastoid, retraksi suprasternal, retraksi
intercostal, retraksi substernal)
- Frekuensi, irama, kedalaman pernafasan, rasio inspirasi &
ekspirasi
- Adakah distensi abdomen yg akan menghalangi turunnya
diafragma
* Auskultasi :
- bandingkan suara aliran udara paru kiri & kanan
- adakah suara nafas tambahan (rales, wheezing, ronchi)
* Palpasi :
- Keadaan tulang iga  adakah fraktur
- Vocal fremitus ?
* Perkusi :
- Adakah perubahan suara perkusi diatas area paru
c. Adakah klien mengalami masalah pada hub
saraf-otot atau masalah system saraf
d. Adakah klien mengalami nyeri abdomen/ thorak
?
e. Apakah mampu melakukan aktivitas/
immobilisasi ?
f. Apakah ada riwayat trauma kepala/ penggunaan
obat-obatan narkotik yang menekan pusat nafas
?
g. Hasil analisa gas darah ?
Dx. Keperawatan Ventilasi
2. Pola nafas tidak efektif b.d :
a. Obstruksi jalan nafas
b. Ekspansi dada yang tidak
adekuat  karena
Manifestasi Klinis :
immobilisasi, nyeri dada/ a. Dispnea
abdomen
c. Gangguan neuromuskuler b. Peningkatan frekuensi
d. Penyakit paru kronis  pernafasan
menyebabkan penumpukan
udara/ cairan pada rongga c. Perubahan kedalaman
pleura pernafasan
e. Penurunan pengeluaran CO2
 karena penyakit paru d. Perubahan rasio inspirasi
(empisema) : ekspirasi
e. Retraksi dada
Intervensi
1. Intervensi yg sifatnya umum untuk semua perubahan pola nafas :
a. Posisi semi fowler/ fowler  meningkatkan kapasitas vital paru
b. Perubahan posisi  memberikan kesempatan semua alveoli
berkembang secara optimal
c. Ambulasi/ exercise  meningkatkan pembentukan energi untuk
bernafas & CO2 yg akan merangsang pusat nafas
2. Intervensi spesifik :
a. Latihan nafas dalam  untuk pasien dengan pernafasan cepat &
dangkal  mencegah atelektasis
b. Latihan pursed lip breathing  latihan nafas diafragma/ menggunakan
incentive spirometer  untuk pasien dg hambatan dalam ekspirasi/
retensi CO2
3. Intervensi medis :
a. Pemasangan WSD  untuk menurunkan tekanan intra pleura akibat
efusi pleura, pneumothorak yg menganggu pengembangan paru
b. Pemasangan ventilator/ respirator/IPPB  klien yg mengalami kesulitan nafas
akibat gangguan pada hubungan saraf otot/ gangguan sistem saraf
DIFUSI GAS

 Pertukaran antara O2 dan CO2 alveoli


dengan kapiler paru
 Dipengaruhi oleh :
 Ketebalan membran respirasi
 Luas permukaan membran

 Koefisien difusi

 Perbedaan tekanan
Pemeriksaan
1. Ketebalan membran respirasi
a. Inspeksi :
- Retraksi intercostals, retraksi substernal (klien dg
edema paru/ radang paru akut)
- Pernafasan cepat & dangkal
- Pernafasan cuping hidung

b. Auskultasi :
- Rales (edema paru/ radang paru akut)

c. Perkusi :
- Redup/ dullness (edema paru/ radang paru akut)
2. Perubahan luas permukaan paru :
- Adakah riwayat operasi 
pengangkatan lobus paru
- Hasil pemeriksaan thorak photo ?

3. Perkiraan tekanan gas pada alveoli :


- Tanda-tanda hambatan ventilasi
Dx. Keperawatan Difusi
1. Perubahan pertukaran Manifestasi klinis :
gas  perfusi jaringan
- Hipoventilasi
tidak adekuat b.d :
- Edema paru - Penurunan
- Congesti paru kesadaran
- Sianosis
- Ekstremitas dingin &
lembap
- Gas darah abnormal
Intervensi
1. Istirahat (intervensi utama)
2. Pemberian O2  untuk meningkatkan perbedaan
konsentrasi/ tekanan oksigen antara alveoli dg
kapiler
3. Membatasi intake cairan (pada klien edema paru)
4. Ambulasi  untuk meningkatkan sirkulasi yg akan
memperbaiki rasio perfusi-ventilasi
5. Kolaborasi : antibiotik (klien radang akut parenkim
paru)
6. Meningkatkan intake protein melalui oral/ pemberian
plasma albumin (klien dg hipoalbumin)
TRANSPORTASI GAS

Untuk transportasi
gas (O2 & CO2)
ditentukan oleh
aktivitas sistem
KARDIOVASKULE
R
TRANSPORTASI GAS DIPENGARUHI OLEH :

1. Curah Jantung
2. Jumlah eritrosit
3. Exercise
4. Hematokrit darah
5. Keadaan pembuluh darah
Dx. Keperawatan
Transportasi Gas
1. Hambatan transportasi gas b.d
defisiensi hemoglobin
Manifestasi Klinis :
- Mudah lelah
- Pusing/ sakit kepala
Intervensi

 Kolaborasi dengan medis 


pemberian transfusi darah ( jika
diperlukan )
 Perbaiki diet (TKTP) & banyak
mengkonsumsi sayuran
berklorophyl
2. Perubahan curah Manifestasi Klinis :
jantung b.d a. Arrythmia jantung
- Disfungsi jantung b. Perubahan tekanan
akibat darah
penyakit pada arteri c. Adanya abnormalitas
coronaria, penyakit suara jantung : S3,
katub jantung, S4, Murmur
abnormal d. Pucat, sianosis pada
struktur, kegagalan kulit dan mukosa
konduksi membran
- Penurunan volume e. Kulit dingin dan
cairan lembab
intravaskuler f. Batuk dengan sputum
- Cardiac arrest bercak kemerahan
g. Abnormalitas elektrolit
- Imbalance elektrolit
terutama kalium
Kebutuhan O2 dipengaruhi
oleh :
 Ketinggian
 Lingkungan (dingin/ panas)
 Latihan/ Exercise
 Emosi (takut, cemas, marah)
 Status kesehatan
 Gaya hidup (perokok)
TUJUAN TERAPI OKSIGEN

 Mencegah terjadinya hipoksia


 Terapi terhadap hipoksia
Beberapa factor yang
mempengaruhi terjadinya
hipoksia antara lain :

 Kadar oksigen yang rendah


 Gangguan jalan nafas dan
pernafasan
 Gangguan difusi

 Gangguan transport oksigen

 Gangguan ekstraksi oksigen


atau penggunaan oksigen
dijaringan
Tanda dan gejala hipoksia
antara lain :

 sesak nafas
 pernafasan cuping hidung
 Adanya gerak otot nafas tambahan
; retraksi interkostal suprasternal
 Takhikardia
 tekanan darah meningkat
 keringat dingin
 Gelisah dan bingung
 Dalam keadaan berat dapat terjadi
sianosis
Macam-macam alat terapi
oksigen
 Nasal kateter-nasal prong ; 2-4 lpm (24-
40 %)
 Masker sederhana ; 6-8 lpm (simple
mask : 40-60 %)
 Partial non rebreathing mask ; 6- 10 lpm
(40-60 %)
 Rebreathing mask ; 10-12 lpm (80-90 %)
 Venture mask (24,28,3540,50,60 %)
 Bag valve mask (bag & mask : 100 %)
 Respirator (21-100 %)
 Jackson rees ; 10-12 lpm (100 %)
 Jet isuflation ; 10-15 lpm
 CPAP mask atau nasal (21-100 %)
 Incubator (sampai 40 %)
 Oxygen tent atau head box (30-50 %)
Nasal kateter-nasal prong
Masker sederhana
Sungkup Berbalon
Jackson Rees
Bag valve mask
Ventilator
Inkubator
Beberapa contoh keadaan atau
penyakit yang memerlukan terapi
oksigen
 Gagal nafas
 Shock
 Akut Miokard infark
 Payah jantung
 Keracunan carbon monoksida (CO)
 Trauma multiple berat
 Luka bakar > 25 %
 Pasca bedah
 Sepsis
 Dll.
Tugas Kelompok
 Humidifikasi/ nebulezer
 Fisiotherapi nafas
 Latihan pernafasan (breathing exercise) antara
lain : pursed lip breathing, Diaphragma
Breathing, Batuk efektif
 Clapping
 Vibrating
 Postural drainage
 Bronchial Toilet
Pembahasan tugas
 Pengertian
 Tujuan
 Indikasi
 Jenis
 Persiapan alat
 Persiapan klien
 Prosedur tindakan
 Hal-hal yg harus diperhatikan
 Dll.
Daftar Pustaka

 Corola, Harley, Noback, 1992, Human Anatomy &


Physiology, International edition, Mc Graw Hill Inc, USA
 Kemp, B. & Pilitteri, A.,1990, Fundamental of Nursing,
WB saunders Company, Philadelphia
 Kozier , Erb, Olivery, 1999, Fundamental of
Nursing, Concept, Process and Practice, 5th edition,
Weshley Publishing Company Inc, California.
 Sherwood, 1997, Human Psysiology, 3rd edition,
Wadsworth Publishing Company, Belmont
 Smeltzer, Suzanne C,Brenda GB., 2002, Buku Ajar
Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, 8th
edition, Volume 1, Jakarta, EGC
 Smith, S.F. & Duell, DJ.,1992. Clinical Nursing Skill,
Nursing Process Model Basic to Advanced Skill, Appleton
& lange, Norwalk
 Williams, 1999, Fundamentals of Nursing, Collaboration
for Optimal Health, 2nd edition, Appleton & lange,
Standford, Connecticut
Sekian dan Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai