Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Dasar
Keperawatan 1 di prodi S-1 keperawatan STIKes Eka Harap palangka Raya Tahun
2018/2019
Oleh :
Rahman (2018.C.10a.)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) kini telah menjadi pembunuh
kematian di negara-negara Asia Pasifik, dimana penyakit ini banyak menyerang golongan usia
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas
di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan
luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
B. Tujuan
PEMBAHASAN
A. Kardiovaskular
Sistem kardiovaskuler terdiri dari jantung dan dua sistem veaskuler, sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmonalis. Jantung selanjutnya memompa darah ke kedua sistem vastikuler –
sirkulasi tekanan pulmonalis lambat dimana disini terjadi pertukaran gas, dan kemudian sirkulasi
sistemik, dimana darah dialirkan ke setiap organ, sesuai suplai dari permintaan metabolisme.
Tekanan darah dan aliran darah berperan penting untuk mengontrol melalui nervus autonomi
sistem. Dan juga berpengaruh pada pembedahan dan anatesi obat.pengetahuan yang baik tentang
fisiologi kardiovaskuler merupakan kebutuhan untuk anastesi praktis yang baik (benar).
Peristiwa yang terjadi pada jantung berawal dari permulaan sebuah denyut jantung
berikutnya disebut siklus jantung. Setiap siklus diawali oleh pembentukan potensial aksi yang
spontan di dalam nodus sinus. Nodus ini terletak pada dinding lateral superior atrium kanan
dekat tempat masuk vena kava superior, dan potensial aksi menjalar dari sini dengan kecepatan
Karena terdapat pengaturan khusus dalam sistem konduksi dari atrium menuju ke
ventrikel, ditemukan keterlambatan selama lebih dati 0,1 detik ketika impuls jantung dihantarkan
dari atrium ke ventrikel. Keadaan ini akan menyebabkan atrium akan berkontraksi mendahului
kontraksi ventrikel, sehingga akan memompakan darah ke dalam ventrikel sebelum erjadi
kontraksi atrium yang kuat. Jadi, atrium itu bekerja sebagai pompa pendahulu bagi ventrikel, dan
ventrikel selanjutnya akan menyediakan sumber kekuatan utama untuk memompakan darah ke
Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol).
Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur
dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak
karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava)
menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke
dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri
pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil
(kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan
karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih)
mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian
kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner. Darah dalam serambi kiri
akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati
katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini
Pemeriksaan fisis jantung dapat dilakukan dengan 4 cara. Cara tersebut yaitu dengan
perkusi (pemeriksaan dengan mengetuk), dan auskultasi (pemeriksaan dengan mendengar bunyi
jantung). Pemeriksaan dengan keempat cara ini dilakukan untuk mengetahui letak apeks jantung,
batas-batas jantung, dan bunyi yang dihasilkan jantung pada saat beraktivitas pada satu siklus
jantung.
Inspeksi dilakukan pada orang coba untuk melihat keadaan keseluruhan daerah jantung
jika dilihat dari luar seperti pucat atau tidaknya orang coba, pergerakan dada simetris atau tidak,
dan memperhatikan posisi dari denyut apeks jantung, Memperhatikan bentuk prekordial apakah
normal, mengalami depresi atau ada penonjolan asimetris yang disebabkan pembesaran jantung
sejak kecil. Hipertropi dan dilatasi ventrikel kiri dan kanan dapat terjadi akibat kelainan
kongenital.. Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tidak terihat kelainan dari pemeriksaan
inspeksi ini.
Garis anatomis pada permukaan badan yang penting dalam melakukan pemeriksaan dada
adalah:
Palpasi dilakukan dengan meraba daerah permukaan kulit daerah jantung untuk
merasakan denyut jantung pada daerah jantung dan meraskan gaya dorong dari apeks tersebut.
Selain itu, palpasi dilakukan untuk mengetahui adanya hipertropi dan dilatasi ventrikel kiri dan
kanan yang dapat terjadi karena kelainan kongenital. Biasanya, jika terdapat dinding dada yang
tebal atau emfiisemia pulmonum, impuls jantung hanya dapat teraba jika pasien duduk tegak atau
membungkuk ke depan. Akan tetapi pada orang yang mengalami obesitas terkadang sulit untuk
melihat dan meraba iktus kordiks. Pada insufisiensi aorta dan mitral, jika ventrikel harus bekerja
melawan resistensi yang rendah, impuls apeks tersebut juga kuat, tetap mempunyai amplitude
yang lebih besar dan lebih mendadak serta lebih hidup. Dalam percobaan ini, denyut jantung
daerah apeks dari orang coba dapat dirasakan dan tidak terdapat keainan seperti hipertropi atau
perkusi yang bertujuan untuk mengetahui letak dan batas-batas dari jantung dengan
mendengarkan bunyi yang dihasilkan. Pada keadaan normal jantung mempunyai bunyi pekak
relative karena selain jantung merupakan padatan jantung juga mempunyai rongga dan cairan.
Sebelum melakukan perkusi, pemeriksa terlebih dahulu menetapkan ICS II dan ICS V.
Setelah tiga pemeriksaan diatas, orang coba kemudian diperiksa dengan auskultasi aitu
mendengar bunti jantung dengan menggunakan stetoskop. Dengan auskultasi, keadaan fisiologis
jantung dapat diketahui utamanya pada bunyi yang dihasilkan. Terdapat 4 bunti jantung dan yang
dapat didengar melaui stetoskop adalah bunyi jantung 1 dan bunti jantung 2. Bunyi jantung 3
terdengar lemah atau bahkan tidak terdengar dan secara fisioogis dapat terdengar jelas setelah
melakukan aktivitas berat seperti olah raga. Bunyi jantung 4 hanya terdengar pada keadaan
patologis.
Pemeriksaan Jantung
1. Inspeksi
Dilakukan inspeksi pada prekordial penderita yang berbaring terlentang atau dalam posisi
sedikit dekubitus lateral kiri karena apek kadang sulit ditemukan misalnya pada stenosis mitral.
penonjolan asimetris yang disebabkan pembesaran jantung sejak kecil. Hipertropi dan dilatasi
jantung, sehingga pungtum maksimimnya menghilang, suatu variasi yang khususnya ditemukan
pada penderita emfisema paru. Oleh kerena itu menghilangnya pungtum maksimum pada
Pembesaran ventrikel kiri akan menggeser pungtum maksimum kearah kiri, sehingga
akan berada diluar garis midklavikula dan kebawah. Efusi pleura kanan akan memindahkan
pungtum maksimum ke aksila kiri sedangkan efusi pleura kiri akan menggeser kekanan.
Perlekatan pleura, tumor mediastinum, atelektasis dan pneumotoraks akan menyebabkan terjadi
pemindahan yang sama. Kecepatan denyut jantung juga diperhatikan, meningkat pada berbagai
2. Palpasi
Pada palpasi jantung, telapak tangan diletakkan diatas prekordium dan dilakukan
perabaan diatas iktus kordis (apical impulse) Lokasi point of masksimal impulse , normal terletak
pada ruang sela iga (RSI) V kira-kira 1 jari medial dari garis midklavikular (medial dari apeks
anatomis). Pada bentuk dada yang panjang dan gepeng, iktus kordis terdapat pada RSI VI medial
dari garis midklavikular, sedang pada bentuk dada yang lebih pendek lebar, letak iktus kordis
agak ke lateral. Pada keadaan normal lebar iktus kordis yang teraba adalah 1-2 cm2
Bila kekuatan volum dan kualitas jantung meningkat maka terjadi systolic lift, systolic
heaving, dan dalam keadaan ini daerah iktus kordis akan teraba lebih melebar. Getaranan bising
yang ditimbulkan dapat teraba misalnya pada Duktus Arteriosis Persisten (DAP) kecil berupa
3. Perkusi
Batas atau tepi kiri pekak jantung yang normal terletak pada ruang interkostal III/IV pada
garis parasternal kiri pekak jantung relatif dan pekak jantung absolut perlu dicari untuk
menentukan gambaran besarnya jantung. Pada kardiomegali, batas pekak jantung melebar kekiri
dan ke kanan. Dilatasi ventrikel kiri menyebabkan apeks kordis bergeser ke lateral-bawah.
Pinggang jantung merupakan batas pekak jantung pada RSI III pada garis parasternal kiri.
Kardiomegali dapat dijumpai pada atlit, gagal jantung, hipertensi, penyakit jantung
insufisiensi aorta, ventrikel septal defect sedang, tirotoksikosis, Hipertrofi atrium kiri
menyebabkan pinggang jantung merata atau menonjol kearah lateral. Pada hipertrofi ventrikel
kanan, batas pekak jantung melebar ke lateral kanan dan/atau ke kiri atas. Pada perikarditis pekat
jantung absolut melebar ke kanan dan ke kiri. Pada emfisema paru, pekak jantung mengecil
bahkan dapat menghilang pada emfisema paru yang berat, sehingga batas jantung dalam keadaan
4. Auskultasi Jantung
Auskultasi ialah merupakan cara pemeriksaan dengan mendengar bunyi akibat vibrasi
(getaran suara) yang ditimbulkan karena kejadian dan kegiatan jantung dan kejadian
Alat yang digunakan ialah stetoskop yang terdiri atas earpiece, tubing dan chespiece.
Macam-macam ches piece yaitu bowel type dengan membran, digunakan terutama untuk
mendengar bunyi dengan frekuensi nada yang tinggi; bel type, digunakan untuk mendengar
c) Kualitas bunyi dihubungkan dengan timbre yaitu jumlah nada dasar dengan bermacam-macam
jenis vibrasi bunyi yang menjadi komponen-komponen bunyi yang terdengar. Selain bunyi
jantung pada auskultasi dapat juga terdengar bunyi akibat kejadian hemodemanik darah yang
Bunyi Jantung
Bunyi jantung adalah suara yang dihasilkan dari denyutan jantung dan aliran darah yang
jantung dibagi menjadi bunyi jantung normal dan patologis yang mengindikasikan suatu
penyakit. Bunyi jantung dikenali sebagai lub dan dub secara bergantian. Bunyi murmur
dihasilkan oleh turbulensi aliran darah di jantung. Stenosis merupakan penyebab dari turbulensi
tersebut. Insufisiensi katup menyebabkan aliran darah berbalik dan bertabrakan dengan aliran
yang berlawanan arah. Pada keadaan ini, murmur akan terdengar menjadi bagian dari tiap siklus
jantung.
Ketika stetoskop ditempatkan pada daerah yang berbeda dari jantung, maka akan
terdengar 4 bunyi jantung yang bisa terdengar . respon dari gelombang bunyi dari bunyi jantung
termasuk bunyi abnormal seperti murmurs) diciptakan oleh dorongan vibrasi dari penutupan
katup, katup terbuka secara abnormal, vibrasi pada ruang ventrikuler, ketegangan otot jantung,
dan turbuensi atau aliran darah abnormal yang melewati katup atau meewati antarruang jantung.
Istilah irama derap digunakan untuk bunyi jantung rangkap tiga yang menyerupai derap lari
seekor kuda. Irama derap disebabkan adanya satu atau lebih bunyi ekstra. Penting untuk
membedakan apakah bunyi ekstra terjadi pada saat sistole atau diastole. Irama derap
protodiastolik terdiri atas bunyi jantung I, II, III. Irama derap presistolik terdiri atas bunyi
jantung IV, I, II. Bila terdiri atas bunyi jantung III dan IV disebut irama derap sumasi. Irama
derap pada neonatus menunjukkan adanya gagal jantung, juga ditemukan pada miokarditis mitral
(Lande, 2008).
2. Opening snap
Ada dua jenis yakni yang dijumpai pada stenosis mitral dan pada stenosis trikuspid. Opening
snap katup mitral terjadi akibat pembukaan valvula mitral yang stenotik pada saat pengisian
ventrikel di awal diastole. Opening snap katup trikuspid timbul karena pembukaan katup
trikuspid yang stenotik pada awal diastole ventrikel. Yang lebih bernilai untuk diagnostik ialah
opening snap katup mitral. Opening snap tidak terdapat pada anak, hanya pada orang dewasa
3. Klik
Klik ialah bunyi detakan pendek bernada tinggi. Klik ejeksi sistole dini terdengar segera sesudah
bunyi jantung I. Nadanya lebih tinggi daripada bunyi jantung I. Klik ejeksi disebabkan oleh
dilatasi aorta dan a.pulmonal secara tibatiba. Klik ejeksi sistolik pulmonal yang terdengar pada
bagian bawah jantung terdapat pada hipertensi pulmonal, stenosis pulmonal, dilatasi apulmonal
sedangkan ejeksi sistolik aorta yang terdengar pada semua permukaan jantung ditemukan pada
koarktatio aorta, stenosis aorta, insufisiensi aorta dan hipertensi sistemik. Dapat didengar pada
batas kiri sternum. Klik middiastolik dijumpai pada prolapsus katup mitral (Lande, 2008).
B. Sistem Pernapasan
Manusia dalam bernapas menghirup oksigen dalam udara bebas dan membuang
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas
di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan
luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
Pengambilan Nafas
Dalam mengambil nafas ke dalam tubuh dan membuang napas ke udara dilakukan dengan dua
Otot antar tulang rusuk luar berkontraksi atau mengerut Tulang rusuk terangkat ke atasRongga
dada membesar yang mengakibatkan tekanan udara dalam dada kecil sehingga udara masuk ke
dalam badan
Diafragma datar Volume rongga dada menjadi besar yang mengakibatkan tekanan udara pada
Hb + O2 ---> HbO2
HbO2 ---> Hb + O2
Saluran Pernapasan
Nares anterior
Rongga hidung
Farinx
Larinx
Trakhea
Bronkhus
1. Nares anterior
Adalah saluran-saluran di dalam lubang hidung, dimana saluran itu bermuara ke vestibulum
(rongga) hidung.
Vestibulum ini dilapisi dengan epitelium bergaris yang bersambung dengan kulit.
Lapisan nares anterior memuat sejumlah kelenjar sebaseus yang ditutupi oleh bulu kasar.
2. Rongga Hidung
Dilapisi dengan epitelium silinder dan sel spitel berambut yang mengandung sel cangkir atau sel
Selaput lendir ini kaya akan pembuluh darah, yang bersambung dengan lapisan farinx dan
dengan semua sinus yang mempunyai lubang masuk dalam rongga hidung.
Sewaktu udara melalui hidung, udara di saring oleh bulu-bulu (vestibulum) dan karena kontak
dengan permukaan lendir yang dilaluinya membuat udara menjadi hangat. Penguapan air dari
permukaan selaput lendir menyebabkan kondisi rongga hidung lembab. Hidung menghubungkan
lubang-lubang sinus udara para nasalis yang masuk kedalam rongga hidung dan lubang naso-
3. Farinx (tekak)
adalah pipa berotot yang berjalan dari dasar tengkorak sampai persambungannya dengan
Terletak didepan bagian terendah farinx, memisahkannya dari kolumna vertbra servikalis dan
5. Terdiri atas kepingan tulang rawan yang diikat bersamaan oleh ligamen dan membran.
6. Yang terbesar diantaranya tulang rawan tiroid depannya terdapat benjolan subkutaneus (jakun).
8. Tulang rawan lainnya ialah kedua tulang krawan aritenoid (belakang krikoid), tulang rawan
Epiglottis berupa katup tulang rawan, membantu menutup larinx sewaktu menelan.
Larinx dilapisi selaput lendir yang sama seperti yang terdapat didalam trakea, kecuali pita suara
dan bagian epiglottis. Pita suara terletak di dalam larinx (T.R. tiroid sampai T.R. aritenoid).
Gerakan pada T.R. aritenoid otot laringeal pita suara ditegangkan atau dikendorkan udara
melalui glottis suara dihasilkan. Tulang rawan pada larinx mengatur suara dan menutup lubang
atas sewaktu menelan. Trakhea (Batang tenggorok). Trakea adalah tuba yang memiliki diameter
sekitar 20-25 mm dan panjang sekitar 9 cm. Trakea terletak dari laring ke bronkus utama yang
Tersusun oleh jaringan otot, tulang rawan (agar trakea tetap terbuka), serta selaput lendir
(epitelium bersilia). Silia bergerak atas kearah larinx menyebabkan debu dan butiran halus
lainnya yang masuk dalam pernapasan dapat dikeluarkan. Di dalam rongga dada, trakea
bercabang menjadi dua cabang tenggorok (bronkus). Di dalam paru-paru, cabang tenggorok
bercabang-cabang lagi menjadi saluran yang sangat kecil disebut bronkiolus. Ujung bronkiolus
Paru-paru
Jaringan paru elastik, berpori dan seperti spons. Paru-paru terletak di dalam rongga dada.
Berbentuk kerucut dan terdiri ada dua buah yaitu paru-paru kanan dan paru-paru kiri. Paru-paru
kanan terdiri atas tiga lobus (belahan) yang disebabkan oleh fisura yaitu lobus atas, tengah dan
bawah. Sedangkan paru-paru kiri terdiri atas dua lobus yaitu lobus atas dan bawah.
Setiap lobus tersusun atas lobula. Pipa kecil bronkhial masuk kedalam setiap lobula yang
berakhir menjadi kantong udara paru-paru (alveolus). Alveolus dalam paru-paru jumlahnya
sangat banyak, lebih kurang 300 juta alveolus. Luas permukaan seluruh alveolus diperkirakan
100 kali lebih besar daripada permukaan tubuh. Alveolus dikekelingi pembuluh-pembuluh
Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel
alveoli difusi pertukaran gas kapiler paru-paru bersatu pembuluh darah lebih besar vena
kiri aorta seluruh tubuh.arteri bronkhialis membawa darah yang kaya oksigen dari aorta
torasika ke paru-paru guna memberi makanan dan mengantarkan oksigen kedalam jaringan paru-
paru.
Arteri pulmonalis membawa darah yang sudah tidak mengandung oksigen dari ventrikel
kanan jantung ke paru-paru saluran bronkhial arteriola kapiler dinding alveoli difusi pertukaran
gas kapiler paru-paru bersatu pembuluh darah lebih besar vena pulmonaris meninggalkan paru-
paru membawa darah berisi oksigen ke atrium jantung kiri aorta seluruh tubuh.Arteri
bronkhialis membawa darah yang kaya oksigen dari aorta torasika ke paru-paru guna memberi
kapiler darah ke alveoli pipa bronkhial dan trakea keluar melalui mulut dan hidung.
1. Ventilasi pulmorter atau gerak pernapsan yang menukar udara dalam alveoli dengan udara luar
3. Distribusi arus udara dan arus darah sedemikian sehingga jumlah tepat dari setiapnya dapat
4. Difusi gas yang menembus membran pemisah alveoli dan kapiler. CO2 lebih mudah berdifusi
daripada O2.
Darah yang telah menjenuhkan hemoglobin dengan oksigen (oksihemoglobin) mengintari tubuh
kapiler oksigen dilepaskan kedalam jaringan dan sebgai gantinya darah akan berikatan dengan
Kapasitas Paru-paru
Udara yang keluar masuk paru-paru pada waktu melakukan pernapasan biasa disebut udara
pernapasan (udara tidal). Volume udara pernapasan pada orang dewasa lebih kurang 500 ml
Udara yang dapat masuk setelah mengadakan inspirasi biasa disebut udara komplementer,
volumenya lebih kurang 1500 ml.Udara yang dapat dikeluarkan setelah ekspirasi biasa disebut
eferen ke otot pernafasan. impuls → radix saraf servikalis impuls saraf frenikus diafragma
bagian yang lebih rendah pada sumsum belakang saraf interkostalis otot interkostalis
→ kontraksi ritmik otot diafragma (kira-kira lima belas kali setiap hari).
Faktor utama dalam pengendalian dan pengaturan frekwensi, kecepatan dan dalamnya gerakan
pernafasan. Pusat pernapasan didalam sumsum sangat peka pada reaksi kadar alkali darah.
Karbondioksida adalah produk asam dari metabolisme, dan bahan kimia yang asam ini
merangsang pusat pernapasan untuk mengirim keluar impuls saraf yang bekerja atas otot
pernafasan.
4. Impuls aferen.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskular) kini telah menjadi pembunuh
kematian di negara-negara Asia Pasifik, dimana penyakit ini banyak menyerang golongan usia
karbondioksida ke lingkungan. Pernapasan adalah proses ganda yaitu terjadinya pertukaran gas
di dalam jaringan atau “pernapasan dalam” dan yang terjadi didalam paru-paru “pernapasan
luar”. Pernapasan Luar yang merupakan pertukaran antara O2 dan CO2 antara darah dan udara.
Pernapasan Dalam yang merupakan pertukaran O2 dan CO2 dari aliran darah ke sel-sel tubuh.
B. Saran
ditujukan kepada diri saya sendiri dan mengajak kepada teman-teman maupun pembaca lain
untuk menjadi bahan pertimbangan dan masukan demi meningkatkan mutu dan kualitas kita
DAFTAR PUSTAKA
http://medicastore.com/artikel/250/Kaitan_Penyakit_Kardiovaskular_Hiperkolesterolemia_dan_Pola_H
idup_Sehat.html. diakses tanggal 6 September 2012.
http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_kardiovaskular. diakses tanggal 6 September 2012.