Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH DUMP TRUCK

MATA KULIAH PENGELOLAAN ALAT BERAT

Dikerjakan Oleh :

SIFA FEBRU AMIN (16 4101 2696)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIJAYAKUSUMA
PURWOKERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Alat merupakan suatu benda apapun bentuk maupun modelnya yang dapat
membantu manusia dalam melakukan suatu pekerjaan. Dalam dunia konstruksi
dikenal istilah alat berat yang merupakan alat untuk membantu pekerjaan manusia
khusus untuk pembangunan suatu struktur. Banyak faktor yang berpengaruh
terhadap pemilihan jenis alat berat yang digunakan. Hal ini demi tercapainya
tingkat produksi yang tinggi serta target kerja yang sesuai timeline kerja, selain itu
untuk faktor keamaanan dalam pengoprasian alat berat juga perlu diperhatikan,
karena mengingat alat yang yang dioprasikan bukan alat dengan ukuran yang
kecil. Sehingga perlu adanya pemahaman tentang prosedur pengoprasian alat
berat itu sendiri. Makalah ini sendiri akan membahas mengenai sebuah alat berat
yang mempunyai peran sebagai pengangkut material yaitu Dump Truck.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah yang akan dijawab di makalah ini yaitu:
1. Bagaimana Pemilihan Dump Truck?

2. Bagaimana Pengoperasian Khusus Untuk Dump Truck?


3. Bagaimana cara mengemudikan dump truck di tanjakan curam?
4. Bagaimana pola pemuatan pada tambang terbuka oleh Dump Truck?

1.3 Tujuan
Sedangkan tujuan pembuatan makalah ini yaitu guna mengetahui dan
memahami pemilihan dump truck, pengoperasian khusus untuk dump truck, cara
mengemudikan dump truck di tanjakan curam, dan pola pemuatan pada tambang
terbuka oleh dump truck.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pemilihan Dump Truck


Dengan berbagai jenis pekerjaan yang berbeda pada setiap proyek,
tentunya dibutuhkan Dump Truck yang sesuai dengan kebutuhan. Namun pada
dasarnya pemilihan truck ini harus sesuai dengan alat pemuat yang digunakan
untuk menghindari terjadinya alat-alat lain tidak bekerja. Berikut ini faktor-faktor
yang menentukan pemilihan tipe Dump Truck:
 Biaya kepemilikan dan pengoperasian
 Kondisi medan
 Waktu pengoperasian yang meliputi pemuatan (loading), handling time
(waktu angkot), dumping(mengeluarkan muatan), serta returning.
 Kapasitas alat-alat pemuat seperti excavator, loader, atau tenaga manusia.
Perbandingan kapasitas truck dengan loader (pemuat) adalah 4-5 : 1,
artinya kapasits truck adalah 4 – 5 kali kapasitas loader. Perbandingan ini
akan berpengaruh terhadap waktu pemuatan.
 Pada umumnya untuk kapasitas angkut 5-15 ton (on road), serta tipe on
road hingga 235 ton.

Gambar 2.1 Dump Truck Komatsu HD 1200


Sumber: www.google.com
2.2 Pengoperasian Khusus untuk Dump Truck
Dalam mengoperasikan sebuah alat berat khususnya dump truck tentu
mempunyai suatu panduan atau teknis dasar. Teknis dasar ini merupakan panduan
bagi seorang driver atau operator dalam mengoperasikan kendaraannya di areal
tambang. Karena di areal tambang dalam mengoperasikan sebuah kendaraan tentu
beda dengan di jalan raya pada umumnya. Hal ini disebabkan ukuran dump truck
yang beroperasi di areal tambang umumnya berukuran besar. Sehingga di areal
tersebut sangatlah diperlukan suatu teknis dasar dalam pengoperasian kendaraan
tersebut.
Dump Truck (Truk) umumnya digunakan untuk mengangkut hasil
penambangan berupa bahan galian dan material-material lainnya pada aktivitas
Tambang Terbuka. Adapun tugas-tugas Truk dalam melayani aktivitas
penambangan adalah pengisian (loading), pengangkutan (hauling) dan
penumpahan (dumping).
1. Pengisian (Loading)
Pada waktu memasuki daerah pengisian (loading), operator Truk harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Kemungkinan adanya orang atau kendaraan lain di tempat itu, untuk
mengetahui kemungkinan akan bergerak.
b. Ambillah jalur yang sama (satu line) dengan Truk yang ada di depan,
dengan jarak minimal 10 meter, berhentikan Truk untuk menunggu
giliran dan pasang “emergency brake”.
c. Bila Truk di depan bergerak maju, majulah dan berhenti pada posisi
yang sama, kemudian pasang “emergency brake” kembali.
d. Pada saat Truk sudah berada pada posisi terdepan, operator Loader
memberi tanda bahwa Truk dapat mengambil posisi untuk dimuati,
maka maju untuk mengambil posisi mundur, ikuti jejak yang benar yang
sudah dilakukan Truk sebelumnya dan berhenti, masukkan gigi mundur
(reserve) dan bergerak perlahan ke “Loading Spot” dan berhentilah.
e. Pindahkan gigi mundur ke netral dan pasang “emergency brake”
f. Periksa tongkat dump (hoist lever) yang seharusnya pada posisi
“float”.
g. Jangan keluar kabin selama pengisian berlangsung, kaca pintu ditutup
agar terhindar dari debu dan lemparan batu.
h. Jika pemuatan sudah selesai dan operator Loader telah memberi tanda
bahwa pengisian sudah selesai, waspadalah kemungkinan adanya orang
atau kendaraan lain sebelum bergerak maju.
2. Pengangkutan (Hauling)
Pada waktu memasuki pengangkutan (hauling), operator Truk harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Pelajarilah lokasi kerja tambang pada saat akan bertugas.
b. Jangan melanggar rambu-rambu atau petunjuk dan ikuti aturan atau cara
mengemudikan yang benar, selalu waspada ketika membawa Truk.
c. Jaga selalu jarak yang aman dengan kendaraan lain di depan, ikuti
aturan yang biasanya sudah ditentukan oleh pihak perusahaan, semakin
cepat kendaraan semakin jauh jarak antara yang diperlukan dengan
kendaraan lain di depannya.
d. Untuk memperlambat kecepatan atau menghentikan gerak Truk,
operator harus menggunakan “retarder” (exhaust brake/ engine brake)
dan rem pada roda (service brake), dengan petunjuk sebagai berikut :
 “Retarder” (kekuatan perlambat) adalah sistem brake untuk
mengontrol kecepatan kendaraan (pedal atau posisi ON),
terutama pada saat jalan turun atau akan masuk/mendekati jalan
turun gas harus dilepas sebelum menginjak pedal atau meng-ON-
kan “retarder”.
 Jumlah “retarder” harus sesuai dengan beberapa banyak
operator menekan pedal dari “retarder” ini yang pakai switch
setiap posisi ON “retarder” bekerja.
 “Retarder” dapat dipergunakan pada semua posisi gigi
persenelling.
 Mengurangi kecepatan kendaraan pada kecepatan tinggi pakailah
“retarder” (khusus untuk Dump Truck Wabco yang efektif
bekerja pada rpm engine 1600 ke atas dan sangat aman dipakai
pada kondisi jalan menurun).
 Rem roda (service brake) digunakan bila truk bergerak dengan
kecepatan rendah atau bila hendak menghentikan kendaraan (5
km/jam).
 Waktu menggunakan rem roda (service brake), pedal harus
ditekan/diinjak dengan konstan (ditahan) jangan dikocok sebab
bisa menurunkan tekanan angin.
 Jangan sekali-kali menggunakan rem roda (service brake) pada
kecepatan tinggi, kecuali dalam keadaan darurat (emergency).
 Selama mengemudikan Truk perhatikan kemungkinan adanya
kejanggalan/ ketidak normalan seperti getaran pada stir atau
suara-suara asing lainnya.
3. Penumpahan (Dumping)
Pada waktu memasuki penumpahan (dumping), operator Truk harus
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Jalankan Truk perlahan-lahan saat memasuki daerah penumpahan
(dumping area) dan waspadalah terhadap orang atau alat lain yang ada
di lokasi tersebut.
b. Untuk mengambil ancang-ancang mundur, gerakkan Truk memutar ke
arah kanan.
c. Mundurkanlah Truk secara perlahan dan pada saat roda menyentuh
tumpukan penahan (beam), segera tekan pedal rem. “Beam” adalah
batas aman untuk berhenti bukan berfungsi untuk menghentikan Truk.
d. Pasanglah “emergency brake”, kembalikan persenelling ke gigi netral
dan lepaskan pedal rem.
e. Tarik “lever dumping” hingga posisi hoist terangkat (raise), lalu tekan
gas. Pada saat baru membuang/menumpahkan muatan akan terasa
sedikit sentakan, bila sentakan terasa agak kuat kurangi sedikit gas dan
atur gas sehingga posisi bak setegak mungkin untuk menumpahkan
semua muatan. Lepaskan “dump lever”, otomatis “lever” akan ke posisi
menahan (hoist).
f. Bila semua muatan sudah tertumpah, “dump lever” tekan ke bawah
dan tahan. Pada saat bak turun, akan kembali sedikit sentakan dan lepas
“dump lever” kemudian bak akan turun.
g. Setelah bak kembali duduk pada tempatnya, tekan/injak rem roda
(service brake), masukkan gigi maju dan lepaskan “emergency brake”.
h. Perhatikanlah daerah di sekitar yang akan dilalui setelah menumpah
muatan agar cukup aman dari kendaraan lain atau orang untuk
menghindari bahaya.
i. Lepaskan rem roda (service brake) kemudian gas dan tinggalkan daerah
penumpahan (dump area).
j. Jangan menjalankan Truk apabila bak atau vesselnya masih terangkat.

2.3 Cara Mengemudikan Dump Truck Di Tanjakan Curam


Sebelum naik ke tanjakan berbahaya tersebut persiapkanlah gigi
perseneling pada posisi kecepatan satu (gigi satu). Setelah itu nyalakan lampu
bahaya dan mulailah menanjak dengan hati-hati sambil mengikuti irama mesin.
Jangan sampai mesin mati di tengah tanjakan. Perhatikan jalan di depan dan jaga
jarak aman (jangan terlalu mepet).
Selama menanjak usahakan jangan ada kendaraan lain yang menyalip anda
dan tahu-tahu berada di depan anda dengan jarak yang sangat dekat. Jika hal ini
terjadi maka bunyikan klakson agar kendaraan di depan tersebut memberikan
jarak aman. Ini bertujuan agar kendaraan anda tetap bergerak naik walaupun
perlahan dan jangan sampai berhenti sebelum tanjakan selesai.
Jika mengemudikan dumptruck, pastikan unit kendaraan dalam keadaan
baik dan terkontrol atau ready for use. Patuhilah peraturan lalulintas dan jalan
raya. Jangan melebihi muatan (over capacity) karena hal itu bisa berbahaya bagi
keselamatan anda sendiri dan juga orang lain.

2.4 Pola Pemuatan Pada Tambang Terbuka


Pola pemuatan yang digunakan tergantung pada kondisi lapangan operasi
pengupasan serta alat mekanis yang digunakan dengan asumsi bahwa setiap alat
angkut yang datang, mangkuk (bucket) alat gali muat sudah terisi penuh dan siap
ditumpahkan. Setelah alat angkut terisi penuh segera keluar dan dilanjutkan
dengan alat angkut lainnya sehingga tidak terjadi waktu tunggu pada alat angkut
maupun alat gali-muatnya. Pola pemuatan pada operasi pengangkutan di tambang
terbuka dikelompokkan berdasarkan posisi back hoe terhadap front penggalian
dan posisi dump truck terhadap back hoe. Proses pemuatan pada operasi
penambangan dapat dibagi tiga macam yaitu frontal cut, parallel cut with drive-
by, dan parallel cut with turn and back.
1. Frontal cut
Back hoe berhadapan dengan muka jenjang atau front penggalian. Pada
pola ini back hoe memuat pertama pada dump truck sebelah kanan sampai
penuh dan berangkat, setelah itu dilanjutkan pada dump truck sebelah kiri.
2. Paralel cut with Drive-by
Back hoe bergerak melintang dan sejajar dengan front penggalian. Pola ini
ditetapkan apabila lokasi pemuatan memiliki dua akses dan berdekatan
dengan lokasi penimbunan. Sudut putar rata-rata lebih besar daripada
sudut frontal cut, tetapi waktu tunggu bagi back hoe dan dump truck lebih
kecil daripada parallel cut with turn and back.
3. Parallel cut with turn and back
Parallel cut with turn and back terdiri dari dua metode berdasarkan cara
pemuatannya, yaitu:
 Single stopping, dump truck kedua menunggu selagi back hoe memuat
ke dump truck pertama. Setelah dump truck pertama berangkat, dump
truck kedua berputar dan mundur. Saat dump truck kedua diisi, dump
truck ketiga datang dan menunggu untuk bermanuver dan seterusnya.
 Double stopping, dump truck memutar dan mundur ke salah satu sisi
back hoe selagi back hoe memuati dump truck pertama. Begitu dump
truck pertama berangkat, back hoe mengisi dump truck kedua. Ketika
dump truck kedua diisi dump truck ketiga datang dan seterusnya.
Pola pemuatan dapat dilihat dari beberapa keadaan yang ditunjukkan alat
gali-muat dan alat angkut, yaitu :
1. Pola pemuatan berdasarkan jumlah penempatan posisi alat angkut untuk
dimuati terhadap posisi alat gali muat.
a. Single back up,
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuat pada satu
tempat sedangkan alat angkut berikutnya menunggu alat angkut
pertama dimuati sampai penuh, setelah alat angkut pertama
berangkat maka alat angkut kedua memposisikan diri untuk
dimuati sedangkan truk ketiga menunggu, dan begitu seterusnya.
b. Double back up,
Yaitu alat angkut memposisikan diri untuk dimuati pada dua
tempat, kemudian alat gali muat mengisi salah satu alat angkut
sampai penuh setelah itu mengisi alat angkut kedua yang sudah
memposisikan diri di sisi lain sementara alat angkut kedua diisi,
alat angkut ketiga memposisikan diri di tempat yang sama dengan
alat angkut pertama dan seterusnya
2. Pola pemuatan yang didasarkan pada keadaan alat gali muat yang berada
di atas atau di bawah jenjang.
 Top Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian dengan
menempatkan dirinya di atas jenjang atau alat angkut berada di
bawah alat gali muat
 Bottom Loading, yaitu alat gali muat melakukan penggalian
dengan menempatkan dirinya di jenjang yang sama dengan posisi
alat angkut.
BAB III
PENUTUP

3.1.Kesimpulan
Dump Truck merupakan salah satu alat berat yang berguna untuk
pemuatan (baik untuk pengangkutan material konstruksi maupun untuk
pengangkutan hasil produksi. Diperlukan pemahaman tentang pengoprasian Dump
Truck ini guna menghindari kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan
sehingga tercapai target kerja yang telah dibuat sesuai timeline kerja.hal yang
perlu dilakukan adalah pemilihan tipe dump truk, mengikuti prosedur dari
pengoprasian alat berat tersebut, dan juga dibutuhkan pemahaman pengoprasi alat
berat terhadap medan yang akan dilalui.
3.2.Saran
Dalam penggunaan alat besar teruatama alat Dump Truck sebaiknya perlu
pengoprasi yang berpengalaman agar dalam pelaksanaan mulai dari pemuatan,
pengangkutan, sampai dengan penumpahan muatan pada dump truck ini terhindar
dari kecelakaan atau hal-hal yang tidak diinginkan. Karena dengan didukung
adanya pengoprasi yang berpengalaman akan lebih memahami medan sehingga
dalam pelaksanaannya nanti terpenuhi target kerja sesuai timeline kerja yang
sudah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/310694100/Makalah-PTM-Dump-truck#download

http://eprints.polsri.ac.id/1672/3/BAB%20II.pdf
https://id.scribd.com/document/261838024/Makalah-End-Dump-Truck-Sedang

https://www.slideshare.net/atanoki/makalah-alat-berat-dumptruck

Anda mungkin juga menyukai