Anda di halaman 1dari 8

PERMAINAN TRADISIONAL BINTANG BERALIH

Permainan tradsional bintang


beralih merupakan permainan
anak-anak yang dapat
dimainkanoleh golongan
masyarakat mana pun juga.
Selain bersifat menghibur,
permainan ini pun mengandung
unsur pendidikan, karena
menuntut ketelitian,
kecekatan,keterampilan dan
kejelian mata untuk
memenangkan permainan ini. Di
samping itu, permainan ini pun
dapat mengajarkan kehati-hatian, kecepatan dan kerapihan.
Jumlah peserta atau pelaku dalam permainan ini paling sedikit 3 orang
anak, dan paling banyak tidak terbatas. Namun jumlahnya tidak boleh
genap, tapi harus ganjil. Usia para peserta atau pelaku paling sedikit 6
tahun dan paling tua biasanya berumur 15 tahun. Permainan ini dapat
dimainkan oleh kedua jenis kelamin, namun bisa juga dimainkansesama
anak perempuan ataupun sesama anak lelaki, jadi tidak mengenal
perbedaan jenis kelamin.
Permainan ini tidak memerlukan peralatan khusus, kecuali tempat
bermain yang agakluas. Permainan ini juga tidak perlu diiringi musik
maupun alat lainnya. Biasanya permainan ini diramaikan oleh bunyi sorak
dan hitungan dari anak-anak yang main,maupun sorak dan tawa anak-
anak yang menonton.
JALANNYA PERMAINAN
a. Persiapan
Setelah menentukan lapangan tempat bermain, pertama-tama anak-anak
dimintauntuk membuat lingkaran di tanah dengan kapur sebanyak anak
yang maindikurangi satu lingkaran. Misalnya anak yang main sebanyak 7
orang, makalingkaran yang dibuat sebanyak 6 lingkaran. Lingkaran ini
dibuat dengan jarakyang sama antara satu dengan yang lainnya.
Lingkaran yang dibuat diusahakanagak berbentuk bintang. Kemudian
dibuat garis batas dari lingkaran kurang lebih bergaris tengah 10 m.
b. Aturan Permainan
Si “Jadi” berada di tengah-tengah para pemain lainnya, menanti
kesempatan untuk menduduki atau merebut lingkaran yang ada
Mula-mula para pemain berdiri di garis batas menunggu komando atau
aba-aba permainan dimulai. Ketika aba aba mulai diperdengarkan, para
pemain segera berlomba masuk kedalam lingkaran yang telah ditentukan
secepat-cepatnya. Yang tidak kebagian jatah lingkaran disebut “jadi”.
Jadi” kemudian
diminta
memberi
komando,
bahwa bintang
harus beralih.
Serentak anak-
anak yang
dalam lingkaran harus berpindah ke lingkaran yang berbeda. Pada saat
yang sama, “Jadi” harus berusaha merebut salah satu lingkaran yang
sedang ditinggalkan. Bila setelah 15 kali peralihan si “jadi” belum mampu
merebut sekalipun lingkaran, maka ia akan dinyatakan kalah.
Tetapi bila si “jadi” berhasil merebut lingkaran, maka yang tempatnya
direbut harus menggantikan dirinya menjadi “jadi”.
Yang kalah diarak (digiring) sampai garis batas dan didorong oleh salah
satu temannya. Kemudian kembali mereka membalik badan untuk
mengambil tempat lingkaran kembali.
c. Tahap-tahap Permainan
Setelah ditentukan siapa-siapa yang akan bermain, maka anak-anak yang
akan bermain berdiri pada garis batas yang telah ditentukan. Kemudian
dipilihlah seorang kepala regu, baik oleh yang main maupun oleh
penonton.Setelah kepala regu memberi aba-aba dengan hitungan 1, 2
sampai 3, mulailah anak-anak berlari dari garis batas untuk memasuki
lingkaran yang telah ditentukan.
Enam (6) orang anak pasti akan dapat masuk lingkaran, dan pasti
menyisakan satu orang anak yang tidak mendapat tempat (yang berada
di luar lingkaran). dialah yang disebut “jadi”. Kemudian apabila dari ke 6
orang yang telah masuk lingkaran tersebut membuatregu menjadi 3
kelompok, misalnya A berpegangan tangan dengan B, C dengan D, dan E
dengan F; sedangkan G yang menjadi “jadi”.
G (Jadi) selalu mengintai untuk menerobos salah satu lingkaran
Sambil berpegangan tangan A dan B serta C dan D kemudian E dengan F
bergantian masuk lingkaran, begitu seterusnya saling berpindah tempat
Sedangkan G (Jadi) selalu mengintai untuk menerobos salah satu
lingkaran baik lingkaran A, B, C, D, E dan F, bila G dapat memasuki
lingkaran D, misalnya waktu berpindah tempat D kalah cepat pindah ke
tempat C hingga lingkaran tersebut dapat direbut G, maka D yang
menjadi’ ‘jadi”, begitu seterusnya sampai masing-masing berpindah
tempat sebanyak 15 kali, bila G tetap tidak dapat merebut lingkaran maka
G menjadi yang kalah.
Kemudian G diarak
(digiring) ramai-ramai
sampai batas garis
sambil riuh bunyi
sorak anak-anak baik
yang main maupun
sebagai penonton.
Tepat pada garis batas
G didorong salah satu
pemain sambil
bersama-sama membalik kembali merebut lingkaran. Begitulah main
Bintang Beralih ini, sampai anak-anak merasa lelah dan berhenti sendiri.
G diarak (digiring) ramai-ramai sampai batas garis
Dalam permainan ini tidak ada taruhan apa-apa, bagi yang kalah
mendapat hukuman dengan diarak (digiring) beramai-ramai sampai garis
batas, kemudian didorong keluar garis batas. Maksudnya adalah anak
yang kalah menjadi buangan. Dengan demikian setiap anak berusaha
untuk memenangkan permainan, karena bila anak tersebut tidak pernah
menjadi “jadi” maka ini menunjukkan bahwa anak ini mempunyai
keterampilan, kecepatan serta ketelitian yang patut dibanggakan. Sudah
tentu anak ini mempunyai rasa bangga sesuai dengan nurani anak, dan
anak ini akandisebut terbaik oleh teman-teman sebayanya.
PERMAINAN TRADISIONAL: GOBAK SODOR (GALASIN/CAK
BUR/MARGALA)
Di berbagai daerah di Indonesia hampir semua mengenal permainan
Gobag Sodor, hanya di tiap daerah mempunyai nama yang berbeda-beda.
Istilah Gobak Sodor dikenal di daerah Jawa Tengah. Di Kepulauan Natuna
dikenal dengan
nama Galah,
sementara di
Riau dikenal
dengan nama
Galah Panjang,
di daerah Riau
Daratan dikenal
dengan nama
Cak Bur atau Main Belon. Sedangkan di Jawa Barat, nama permainan ini
adalah Galah Asin, di Makasar disebut Asing dan di daerah Batak Toba
disebut Margala.
Gobak Sodor adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup, di
mana masing-masing tim terdiri dari 3 – 5 orang.
Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos
melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih
kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan
proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulu tangkis dengan acuan
garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan
segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis
batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur.
Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi
dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis
batas vertikal.
Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka
yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan
sebagai garis batas bebas.
Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses
untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan.
Cara Bermain:
*Membuat garis-garis penjagaan dengan kapur seperti lapangan bulu
tangkis, bedanya tidak ada garis yang rangkap.
*Membagi pemain menjadi dua tim, satu tim terdiri dari 3 – 5 atau dapat
disesuaikan dengan jumlah peserta. Satu tim akan menjadi tim “jaga” dan
tim yang lain akan menjadi tim “lawan”.
*Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan,
caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang menjaga
garis batas vertikal.

Untuk penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk


menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis
batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas.
Bagi seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal
maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas vertikal yang
terletak di tengah lapangan.
*Sedangkan tim yang menjadi “lawan”, harus berusaha melewati baris ke
baris hingga baris paling belakang, kemudian kembali lagi melewati
penjagaan lawan hingga sampai ke baris awal.
Peraturan
Berikut ini peraturan –
peraturan yang berlaku
dalam permainan
Gobak Sodor:
*Pemain terbagi
menjadi 2 kelompok
yang terdiri dari 3-5
orang (disesuaikan).
*Jika 1 kelompok terdiri
dari 5 orang maka
lapangan dibagi
menjadi 4 kotak
persegi panjang, yang
berukuran 5m x 3m
(disesuaikan).
*Tim “jaga” bertugas
menjaga agar tim
“lawan” tidak bisa
menuju garis finish.
*Tim “lawan” berusaha menuju garis finish dengan syarat tidak tersentuh
tim “jaga” dan dapat memasuki garis finish dengan syarat tidak ada
anggota tim “lawan” yang masih berada di wilayah start
*Tim “lawan” dikatakan menang apabila salah satu anggota tim berhasil
kembali ke garis start dengan selamat (tidak tersentuh tim lawan).
*Tim “lawan” dikatakan kalah jika salah satu anggotanya tersentuh oleh
tim “jaga” atau keluar melewati garis batas lapangan yang telah
ditentukan. Jika hal tersebut terjadi, maka akan dilakukan pergantian
posisi yaitu tim “lawan” akan menjadi tim “jaga”, dan sebaliknya.
Manfaat
Permainan ini sangat menarik, menyenangkan sekaligus sangat sulit
karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika
diperlukan untuk meraih kemenangan.
Nilai spiritual dalam permainan Gobak Sodor selain kebersamaan, kita
juga bisa belajar kerja sama yang kompak antara satu penjaga dan
penjaga lain agar lawan tidak lepas kendali untuk keluar dari kungkungan
kita.

Di pihak lain bagi penerobos yang piawai, di sana masih banyak pintu-
pintu yang terbuka apabila satu celah dirasa telah tertutup.
Jangan putus asa apabila dirasa ada pintu satu yang dijaga, karena masih
ada pintu lain yang siap menerima kedatangan kita, yang penting kita
mau mau berusaha dan bertindak segera. Ingatlah bahwa peluang selalu
ada, walaupun terkadang peluangnya sedikit.
PERMAINAN KIJANG DAN RUSA
Permainan Kijang dan Rusa bermanfaat untuk melatih kekuatan tubuhmu!

Kijang dan Rusa


1. Anak-anak berdiri dalam dua baris.
2. Mereka berdiri saling berhadap-hadapan.
3. Buatlah garis di depan kedua barisan tersebut.
4. Ambil jarak agar tidak berdekatan.
5. Deretan yang satu diberi nama Rusa.
6. Deretan yang lainnya diberi nama Kijang. Apabila guru memanggil
Kijang, maka deret Kijang melompat ke depan, sedangkan deret Rusa
berjalan ke belakang.
7. Apabila guru memanggil Rusa, maka deret Rusa melompat ke depan,
sedangkan deret Kijang berjalan ke belakang.
8. Kelompok yang selalu benar mengikuti instruksi adalah pemenangnya.
PERMAINAN PETAK UMPET
Satu orang pemain yang kalah akan menutup matanya pada salah satu
tempat yang dianggap sebagai benteng, sementara yang lain mencari
tempat untuk bersembunyi. Setelah menghitung sampai jumlah tertentu,
maka mulailah pemain yang menutup mata tersebut mencari tiap orang
yang bersembunyi.
Bila telah menemukan orang yang
bersembunyi, pencari ini harus
cepat-cepat berlari ke benteng
sambil menyebut nama orang yang
ketahuan persembunyiannya.
Begitu juga dengan anak yang
ketahuan, karena bila berhasil lebih
dulu menyentuh benteng, maka
pada tahap selanjutnya dia tidak
akan jaga. Anak lain yang
bersembunyi dapat pula
menyentuh benteng agar tidak jaga pada tahap selanjutnya, asalkan tidak
ketahuan dengan pencari.
Setelah semua telah ketahuan persembunyiannya, maka pencari akan
menutup matanya kembali pada benteng dan anak-anak lain membentuk
barisan di belakangnya. Pencari akan menyebut salah satu nomor. Anak
yang ada di urutan nomor yang disebut akan menjadi pihak yang kalah
bila tadi dia tidak berhasil lebih dulu mencapai benteng. Sedangkan bila
anak pada urutan yang disebut ternyata adalah anak yang berhasil
mencapai benteng lebih dulu pada saat ketahuan tempat
persembunyiannya, maka si pencari tetap dalam posisi kalah dan
permainan dilanjutkan.

Anda mungkin juga menyukai