Anda di halaman 1dari 7

“ANALISA PENYEBAB DAN PENGARUH CHANGE ORDER PADA PROYEK

INFRASTRUKTUR DAN BANGUNAN GEDUNG”

Disusun Oleh:

Nama Penyusun : Anggun Dian Hardiyanti

NIM : 1504101010085

Mata Kuliah : Aspek Hukum dan Administrasi Proyek Konstruksi

Judul Jurnal :“Analisa Penyebab Dan Pengaruh Change Order Pada Proyek
Infrastruktur Dan Bangunan Gedung Di Ambon” Oleh William
Sapulette

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

BANDA ACEH

2017
ANALISA PENYEBAB DAN PENGARUH CHANGE ORDER PADA PROYEK
INFRASTRUKTUR DAN BANGUNAN GEDUNG

Anggun Dian Hardiyanti (1504101010085)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Dewasa ini, pembangunan infrastruktur besar-besaran sedang terjadi di beberapa


wilayah di Indonesia. Keberadaan infrastruktur yang memadai adalah merupakan salah satu
faktor daya tarik investasi disamping faktor-faktor lainnya. Sebut saja pembangunan jalan tol
lintas sumatera, jalan tol lintas kalimantan, jalan tol lintas papua, Mass Rapid Transit (MRT)
dan Light Rapid Transit (LRT) di Jakarta. Itu baru sedikit dari banyaknya proyek yang
sedang dikerjakan oleh pemerintah maupun perusahaan swasta saat ini.
Dalam proyek konstruksi terdapat tahapan-tahapan yang dilakukan dengan pendekatan
manajemen proyek. Prosedurnya telah diatur dan ditetapkan sedemikian rupa, sehingga
pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan waktu pelaksanaan . Akan
tetapi, ada saja hambatan-hambatan yang menyertai pelaksanaan proyek. Pelaksanaan proyek
dihadapkan pada permasalahan diantaranya Contract Change Order atau perubahan-
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut dapat terjadi di awal, pertengahan proyek maupun
di akhir. Terjadinya change order pada proyek konstruksi dapat memberikan dampak negatif
secara langsung dan tidak langsung, baik bagi kontraktor maupun bagi pemilik.
Ningsih, dkk.. (_______) mengemukakan bahwa, Contract Change Order (perubahan
kontrak kerja) ini meliputi : menambah dan/mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak,menambah dan mengurangi jenis pekerjaan, mengubah spesifikasi teknis
pekerjaan sesuai dengan kebutuhan lapangan atau mengubah jadwal pelaksanaan. Perubahan
juga mengakibatkan proyek terlambat dan biaya yang melambung tinggi (cost overruns).
Menurut Sapulette (2009) terdapat dua faktor penyebab terjadinya change order. Faktor
penyebab dari pemilik diantaranya adanya keinginan pemilik untuk merubah spesifikasi
konstruksi sesudah harga kontrak original di tandatangani antara pemilik dan kontraktor,
keinginan mempercepat pekerjaan karena kebutuhan pasar, publik, dan pertimbangan politik.
Faktor penyebab dari kontraktor antara lain sumber daya kontraktor tidak sesuai dengan
lingkup pekerjaan di mana tenaga ahli dan peralatan penunjang tidak memadai dalam
penyelesaian pekerjaan, akibatnya jadwal yang ditetapkan selalu berubah. Sebagai
konsekuensi dari adanya change order, akan terjadi peningkatan biaya proyek dan waktu
pelaksanaan proyek.
Apabila Change order terjadi terlalu sering, kontraktor maupun pemilik dapat
mengalami kerugian bahkan perselisihan yang dapat berakhir di pengadilan. Beberapa
penelitian yang tertuang dalam jurnal ilmiah telah menunjukkan penyebab dan pengaruh
change order. Maka berdasarkan jurnal “Analisa Penyebab dan Pengaruh Change Order
pada Proyek Infrastruktur dan Bangunan Gedung Di Ambon Volume 6 Nomor 2, 2009;
627 – 633” oleh Willem Sapulette, dalam tulisan ini akan dibahas mengenai penyebab dan
pengaruh Change order.

KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Change Order
Change order Contract merupakan perubahan secara tertulis antara pemilik dan
kontraktor untuk mengubah kondisi dokumen kontrak awal, dengan menambah atau
mengurangi pekerjaan. Adanya perubahan ini dapat mengubah biaya kontrak dan jadwal
pelaksanaan proyek (Sapulette, 2009).
Pendapat lain mengemukakan bahwa Change order adalah usulan perubahan secara
tertulis antara pemilik dan kontraktor untuk mengubah beberapa kondisi dari dokumen
kontrak awal, seperti menambah, mengurangi pekerjaan, adanya perubahan ini dapat
mengubah spesifikasi biaya kontrak dan jadwal pembayaran, jadwal proyek (Gumolili &
Rantung, 2012).
Menurut Fisk (2006) dalam Maulana (2016), change order merupakan surat
kesepakatan antara pemilik proyek dan kontraktor untuk menegaskan adanya revisi-revisi
rencana, dan jumlah kompensasi biaya kepada kontraktor yang terjadi pada saat pelaksanaan
konstruksi, setelah penandatanganan kontrak kerja antara pemilik dan kontraktor.
Change order bisa terjadi pada saat awal proyek dimulai dengan melihat situasi dari
kondisi lapangan, hal ini disebabkan tidak adanya kunjungan lapangan oleh pihak kontraktor
atau spesifikasi yang didapat oleh pihak kontraktor berbeda dengan kondisi yang
sesungguhnya. (Fitriono, 2016).
Dari defenisi-defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa change order merupakan surat
atau bukti tertulis antara pemilik dan kontraktor mengenai perubahan dokumen
kontrak,dengan menambah atau mengurangi pekerjaan. Perubahan tersebut akan
mempengaruhi biaya kontrak dan jadwal.

Penyebab Change Order


Sebagaimana yang telah dipaparkan oleh Sapulette (2016), Change order terjadi karena
disebabkan oleh beberapa faktor penyebab diantaranya faktor penyebab dari pemilik adalah
keinginan pemilik untuk merubah suatu spesifikasi sesudah harga kontrak original di
tandatangani antara pemilik dan kontraktor, juga keinginan pemilik untuk mempercepat
pekerjaan karena kebutuhan pasar, publik, pertimbangan politik. Faktor yang lain adalah
suatu keadaan yang tak terduga diluar kekuatan pemilik maupun kontraktor seperti bercana
alam, huruhara dan keadaan perang.
Sapulette (2009) juga mengkaji penyebab lain dari beberapa peneliti diantaranya
adalah: Hsieh, Lu dengan 13 penyebab [6]. Barrie &Paulso dengan 19 penyebab [5].
Schaufelberger & Holm dengan 8 penyebab [2]. Sidney M. Levy dengan 16 penyebab [7].
dan Imam Soeharto dengan 9 penyebab [8], total penyebab change order dari kelima sumber
adalah 65 penyebab, kemudian dirangkum menjadi 34 penyebab kemudian disesuaikan
dengan keadaan di proyek.
Maulana (2016) menyatakan penyebab terjadinya change order perubahan nilai kontrak
yang disebabkan oleh eskalasi (penyesuaian harga) sebanyak empat kali, pekerjaan tambah
kurang berdasarkan perhitungan MC sebanyak dua kali, dan perubahan desain sebanyak satu
kali.
Sapulette menggunakan kuesioner sebagai instrumen untuk mengumpulkan data dari
lapangan. Target responden adalah 33 kontrator di Ambon yang telah menyelesaikan 75
proyek, terdiri dari 24 proyek jalan, 19 proyek jembatan, 19 proyek bangunan gedung dan 14
proyek air bersih. Penelitian ini mengukur nilai penyebab change order dari setiap kontraktor
dengan menggunakan skala 1 sampai 6, dimana skala 1 sampai 3 menggambarkan pendapat
kontraktor yaitu kurang setuju sedangkan skalah 4 sampai 6 menggambarkan pendapat yaitu
sangat setuju yang berada pada contoh kuesioner. Hasil dianalisis dengan metode deskriftip
untuk menentukkan nilai mean dan rangking dari penyebab change order.
Dari hasil penilitian yang dilakukan Sapulette dapat disimpulkan beberapa penyebab
change order yaitu sebagai berikut:
1. Proyek jalan
Pada proyek jalan terdapat 13 penyebab CO dari 34 penyebab dimana cuaca buruk
merupakan ranking pertama, kedua adalah perubahan metode kerja, ketiga percepatan
jadwal, selanjutnya adalah faktor adanya pekerjaan tambah dan kejadian tak terduga
seperti kebakaran atau bencana alam.

2. Proyek Jembatan
Pada proyek jembatan terdapat tujuh penyebab change order, dari 34 penyebab antara
lain percepatan jadwal merupakan ranking pertama menyusul cuaca buruk, perubahan
desain, kesalahan desain, dan adanya pekerjaan tambah.
3. Proyek Bangunan
Pada proyek bangunan gedung terdapat 19 penyebab CO dari 34 penyebab dimana
ketidak sesuaian gambar merupakan ranking pertama, kedua adalah kesalahan desain,
ketiga perubahan desain, selanjutnya perubahan spesifikasi dan kurangnya informasi saat
perencanaan.
4. Proyek Air Bersih
Pada proyek air bersih terdapat sepuluh penyebab change order dari 34 penyebab
yang ada dimana cuaca buruk merupakan ranking pertama, kedua perubahan spesifikasi,
ketiga perubahan metode kerja, selanjutnya adalah percepatan jadwal dan kejadian tak
terduga seperti kebakaran atau bencana alam.

Pengaruh Change Order


Sapulette (2009) menyebutkan dalam pelaksanaan pekerjaan kontraktor ada yang
berpendapat bahwa akibat dari change order pengaruhnya terjadi pada jadwal pelaksanaan
dan tenaga kerja. Beliau juga menyebutkan pengaruh-pengaruh change order pada empat
proyek yang ia teliti, yaitu:

 Pengaruh change order pada proyek jalan sesuai ranking adalah pada jadwal
pelaksanaan proyek (5.5), tenaga kerja (5.33), peralatan proyek (4.92) dan biaya
proyek (4.71).
 Pengaruh CO pada proyek jembatan sesuai ranking adalah pada jadwal pelaksanaan
proyek (5.26), tenaga kerja (4.47), peralatan proyek (3.53) dan biaya proyek (3.47).
 Pengaruh CO pada proyek bag. gedung sesuai ranking adalah pada jadwal
pelaksanaan (5.63), biaya proyek (5.21), tenaga kerja (5.16) dan peralatan proyek
(4.26).
 Pengaruh CO pada proyek air bersih sesuai ranking adalah pada jadwal pelaksanaan
(5,86), tenaga kerja (5.21), biaya proyek (4.79) dan peralatan proyek (4.64).
Pendapat lain yang dikemukakan oleh Gumolili & Sompie (2012) pada penelitian yang
dilakukan di Sulawasi Utara yaitu faktor-faktor penyebab change order berpengaruh terhadap
kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi. Besarnya kontribusi atau pengaruh dari faktor-
faktor tersebut terhadap kinerja waktu pelaksanaan proyek konstruksi di lingkungan
Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah sebesar 0.884.

Kesimpulan
Change order Contract merupakan perubahan secara tertulis antara pemilik dan
kontraktor untuk mengubah kondisi dokumen kontrak awal, dengan menambah atau
mengurangi pekerjaan. Adanya perubahan ini dapat mengubah biaya kontrak dan jadwal
pelaksanaan proyek.
Dari keempat proyek yang diteliti oleh Sapulette ternyata cuaca buruk merupakan
ranking pertama dari proyek jalan, percepatan jadwal ranking pertama dari proyek jembatan
ketidak sesuaian gambar ranking pertama dari proyek bangunan gedung, dan juga cuaca
buruk merupakan ranking pertama dari proyek air bersih.
Dan pengaruh change order pada keempat proyek yang mempunyai rangking paling
besar ialah jadwal pelaksanaan proyek.

Daftar Pustaka
Fitriono, Febrian. 2016. Tugas Akhir : Kajian Contract Change Order pada Proyek
Pembangunan Gedung SMA Keberbakatan Olahraga di Minahasa. Manado: Jurusan
Teknik Sipil Politeknik Negeri Manado.

Gumolili, Sandy A dkk.. 2012. Analisa Faktor-Faktor Penyebab Chang Order dan
Pengaruhnya Terhadap Kinerja Waktu Pelaksanaan Proyek Konstruksi di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Jurnal Ilmiah MEDIA
ENGINEERING Vol. 2, No. 4, November 2012 ISSN 2087-9334 (247-256).

http://pengadaan-barang-jasa.blogspot.co.id/2014/03/contract-change-order-cco.html , di
akses pada 13 agustus 2017.

Maulana, Aceng. 2016. Faktor Penyebab Terjadinya Contract Change Order (Cco) dan
Pengaruhnya Terhadap Pelaksanaan Proyek Konstruksi Pembangunan Bendung,
Jurnal INFRASTRUKTUR Vol.02 No.02 Desember 2016.

Ningsih, dkk._____. Identifikasi Dan Analisis Penyebab dan Akibat Contract Change Order
Terhadap Biaya Dan Waktu Pada Proyek Konstruksi. ______:______.
Sapulette, Willem. 2009. Analisa Penyebab dan Pengaruh Change Order pada Proyek
Infrastruktur dan Bangunan Gedung di Ambon, Jurnal TEKNOLOGI, Volume 6
Nomor 2, 2009; 627 – 633.

Anda mungkin juga menyukai