Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH TERAPI SENAM AEROBIK LOW IMPACT TERHADAP

KEMAMPUAN BERINTERAKSI PADA KLIEN ISOLASI SOSIAL


DI RSJ DR. AMINO GONDOHUTOMO
PROVINSI JAWA TENGAH

Agung Subagiyo*), Heppy Dwi Rochmawati**), Sawab***)


*)
Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Keperawatan STIKES Telogorejo Semarang
**)
Dosen Program Studi Keperawatan Universitas Sultan Agung
***)
Dosen Program Studi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK
Prevalensi gangguan jiwa menurut Riskesdas (2013) penduduk Indonesia adalah sebesar
1,71%, sedangkan prevalensi gangguan jiwa dengan isolasi sosial di RSJ Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2014 sebesar 749 jiwa. Senam aerobik low
impact adalah latihan yang dilakukan dengan iringan musik yang menggunakan irama
musik yang sedang dengan rangkaian gerakan santai yang terstruktur. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian terapi senam aerobik low impact terhadap
kemampuan berinteraksi pada pasien isolasi sosial di RSJ Dr. Amino Gondohutomo
Provinsi Jawa Tengah. Desain dalam penelitian ini menggunakan quasi eksperiment, one
group pre test – post test design. Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling
yang terdiri dari 38 responden. Analisis hasil rerata usia adalah 32,68 tahun, pendidikan
paling banyak SMP, dan rerata kemampuan berinteraksi sebelum terapi senam aerobik low
impact adalah 3,84 (sedang), sedangkan rerata kemampuan berinteraksi setelah terapi
senam aerobik low impact adalah 7,95 (baik). Hasil penelitian dengan menggunakan uji
wilcoxon diperoleh p value = 0,000 (< 0,05). Kesimpulannya, ada pengaruh terapi senam
aerobik low impact terhadap kemampuan berinteraksi pada pasien isolasi sosial. Terapi
senam aerobik low impact direkomendasikan sebagai terapi keperawatan dalam merawat
pasien dengan isolasi sosial dengan penurunan kemampuan interaksi sosial.

Kata kunci: senam aerobik low impact, interaksi sosial, isolasi sosial

ABSTRACT
Based on the Riskesdas (2013), the mental disorders prevalence of Indonesia was 1.71%.
While the prevalence of mental disorder with socially isolation at Dr. Amino Gondohutomo
Mental Hospital of Central Java Province was 749 in 2014. Low Impact is a an exercise
done in accordance with moderate rhythm music along with a series of relaxed structured
motions. This research is aiming at finding out the influence of Low Impact aerobic
exercise therapy toward the interacting ability of socially isolated patients at Dr. Amino
Gondohutomo Mental Hospital of Central Java Province. The design of this study is quasi
experiment with one group pre test – post test design. The sample collecting technique used
is purposive sampling with 38 respondents. The result of the analysis indicates that the
average age is 32.68 years old, the most in education: junior high school, the average of
interacting ability before low impact aerobic exercise therapy is 3.84%, while the average
of interacting ability after low impact aerobic exercise therapy is 7.95 (good). The result of
this study with Wilcoxon test shows that p value = 0,000 (< 0,05). It can be concluded then
that there is influence of Low Impact aerobic exercise therapy toward the interacting ability
of socially isolated patients. Low Impact aerobic exercise therapy is recommended as a
nursing care in handling socially isolated patients with the social interaction ability
decrease.

Pengaruh Terapi Senam Aerobik Low Impact Terhadap kemampuan… (A.Subagiyo, 2015) 1
Keywords : low impact, social interaction, social isolation
PENDAHULUAN modalitas banyak jenisnya seperti terapi
psikoterapi, terapi kelompok, terapi
Gangguan jiwa merupakan suatu sindrom
atau pola pikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada psikodrama, terapi lingkungan, dan terapi
seseorang dan dikaitkan dengan adanya rehabilitas (Kusumawati & Hartono, 2010,
distress misalnya gejala nyeri atau hlm.138). Terapi lain dalam mengatasi
disabilitas yaitu kerusakan pada satu atau gangguan jiwa dengan depresi yang telah
lebih area fungsi yang penting atau disertai banyak dikembangkan adalah terapi senam
peningkatan resiko kematian, yang salah satunya senam aerobik (Daley,
menyakitkan, nyeri, disabilitas atau sangat 2002).
kehilangan kebebasan (Videbeck, 2008,
hlm.4). Salah satu manfaat dari senam aerobik
adalah untuk melawan depresi, dan jika
Menurut WHO (2014) prevalensi kegiatan tersebut dilakukan secara teratur
skizofrenia mempengaruhi lebih dari 21 dapat meningkatkan mood seseorang.
juta orang di seluruh dunia mengalami Kegiatan tersebut tidak hanya
gangguan jiwa, laki-laki 12 juta, meningkatkan denyut jantung dan
perempuan 9 juta. Hal ini lebih sering memperbaiki mood seseorang saja, tetapi
terjadi pada laki laki. Berdasarkan riset aerobik juga dapat membuat seseorang
kesehatan dasar (2013) mengungkapkan merasa senang dan menjadi ramah (Nelly,
bahwa prevalensi gangguan jiwa berat pada 2009). Senam aerobik low impact
penduduk Indonesia adalah sebesar 1,71%. memperlihatkan dapat mempertahankan
Prevalensi tertinggi terdapat di provinsi aliran darah ke otak, meningkatkan
Aceh (0,27%) dan DIY (0,27%), Sulawesi persediaan nutrisi otak, memfasilitasi
Selatan (0,26%), Bali (0,23%) dan Jawa metabolisme neurotransmiter yang dapat
Tengah (0,23%). Salah satu contoh dari menurunkan depresi serta dapat memicu
gangguan jiwa tersebut adalah isolasi perubahan aktivitas molekuler dan seluler
sosial. yang mendukung dan menjaga fungsi otak
(Kuntaraf, 1998, dalam Purnamasari, 2011,
Isolasi sosial adalah keadaan seorang ¶3).
individu yang mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu Menurut Campbell & Foxcroft (2008)
berinteraksi dengan orang lain di beberapa penelitian tentang aktivitas fisik
sekitarnya. Pasien mungkin merasa dan terapi olahraga terhadap gangguan
ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak kejiwaan, membuktikan bahwa aktivitas
mampu membina hubungan yang berarti fisik dapat meningkatkan kepercayaan
dengan orang lain (Keliat, et. Al., 2011, pasien terhadap orang lain, sehingga pasien
hlm.131). Dari permasalahan gejala isolasi bisa lebih membuka diri untuk dapat
sosial tersebut. Dibutuhkan rehabilitatif bersosialisasi dengan baik. Penelitian
yang bertujuan untuk mengembalikan mengenai terapi sebelumnya pernah
fungsi fisik, membantu menyesuaikan diri, dilakukan Sarah (2008) meneliti tentang
meningkatkan toleransi, dan meningkatkan pengaruh terapi senam terhadap penurunan
kemampuan pasien bersosialisasi (Riyadi depresi pada lansia. Hasil penelitiannya
& Purwanto, 2009, hlm.208). Dalam menunjukkan senam berpengaruh
mengatasi masalah interaksi pada pasien signifikan terhadap penurunan depresi.
gangguan jiwa khususnya gejala isolasi Perbedaannya dengan penelitian ini terletak
sosial yaitu dengan terapi modalitas, terapi pada variabel bebas penelitian, pada
penelitian ini adalah terapi senam aerobik
2 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...
low impact, sedangkan pada penelitian Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
terdahulu variabel bebasnya terapi senam. Tengah.
Persamaannya adalah terapi yang
digunakan adalah terapi senam pada kasus
pasien yang mengalami depresi. METODE PENELITIAN

Hasil penelitian lain yang dilakukan Jenis penelitian ini menggunakan metode
Indrawan (2013) tentang “Pengaruh Terapi penelitian Quasi eksperimen menggunakan
Senam Aerobik Low Impact Terhadap one group pre-post test design yaitu
Tingkat Depresi Pada Pasien Skizofrenia mengungkap hubungan sebab akibat
Di Ruang Sadewa RSUD Banyumas”. dengan cara melibatkan satu kelompok
Hasil penelitian menunjukkan terdapat subjek. Kelompok subjek diobservasi
pengaruh sebelum dan sesudah dilakukan pertama (pretest) yang memungkinkan
terapi senam aerobik low impact. Penilitian peneliti dapat menguji perubahan-
terkait yang dilakukan Astuti (2014) perubahan yang terjadi setelah adanya
tentang “Pengaruh Terapi Senam Aerobik eksperimen (Notoatmodjo, 2010, hlm.58).
Terhadap Keterbukaan Diri Pada Pasien
Isolasi Sosial”, menunjukkan adanya Populasi pada penelitian ini adalah pasien
pengaruh yang sangat signifikan antara isolasi sosial yang di rawat di Rumah Sakit
Terapi Senam Aerobik Terhadap Jiwa Dr. Amino Gondohutomo Provinsi
Keterbukaan Diri Pada Pasien Isolasi Jawa Tengah. Teknik sampling yang
Sosial sebelum dan sesudah dilakukan digunakan dalam penelitian ini adalah
intervensi. Apabila masalah isolasi sosial purposive sampling. Purposive sampling
tidak diatasi dengan tepat maka klien adalah pengambilan sampel yang
berisiko mengalami gangguan persepsi didasarkan pada pertimbangan pribadi
sensori halusinasi yang dapat menyebabkan peneliti sendiri (Notoatmodjo, 2005,
terjadinya perilaku mencederai diri ataupun hlm.89). Penelitian ini dilakukan di ruang
orang lain (Keliat, Panjaitan, & Helena, Srikandi, Arimbi, Brotojoyo, Citro
hlm. 20). anggodo, Dewaruci, Endrotenoyo. di
Rumah Sakit Jiwa Dr. Amino
Data pasien isolasi di Rumah Sakit Jiwa Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah pada
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa tanggal 30 Maret - 10 April 2015.
Tengah pada tahun 2011 angka kejadian
gangguan jiwa isolasi sosial di RSJ Dr. Alat pengumpulan data yang digunakan
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa yaitu lembar observasi kemampuan dalam
Tengah sebesar 524 jiwa, tahun 2012 berinteraksi. Data yang dikumpulkan
mengalami sebesar 693 jiwa, sedangkan meliputi usia, jenis kelamin, status
pada tahun 2013 mengalami peningkatan perkawinan, dan kemampuan dalam
pada pasien isolasi sosial sebesar 806 jiwa, berinteraksi sebelum dan sesudah terapi
sedangkan tahun 2014 mengalami senam aerobik low impact.
penurunan pada pasien isolasi sosial
sebesar 749 jiwa (Rekam medik RSJ Dr. Analisa univariat dilakukan pada tiap
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa variabel dari hasil penelitian. Dalam
Tengah: 2014). penelitian ini variabel yang dianalisis
menggunakan analisa univariat yaitu pada
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk data numerik, usia dan skor kemampuan
mengetahui pengaruh terapi senam aerobik berinteraksi, akan dideskripsikan dengan
low impact terhadap kemampuan mean, median, dan standar deviasi.
berinteraksi pada klien isolasi sosial di RSJ Sedangkan data kategorik meliputi jenis
kelamin, pendidikan, pekerjaan, status

Pengaruh Terapi Senam Aerobik Low Impact Terhadap Kemampuan… (A.Subagiyo, 2015) 3
perkawinan dianalisis menggunakan
distribusi frekuensi. Penyajian data
masing-masing variabel dalam bentuk tabel
dan di interpestasikan berdasarkan hasil 2. Usia
yang di peroleh. Tabel 2
Distribusi frekuensi responden
HASIL DAN PEMBAHASAN berdasarkan usia di RSJ Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
1. Jenis kelamin bulan April 2015 (n=38)
Tabel 1
Distribusi frekuensi responden Persentase
Usia Frekuensi
berdasarkan jenis kelamin di RSJ Dr. (%)
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa 18-28 tahun 14 36,8
Tengah pada bulan April 2015 (n=38) 29-38 tahun 13 34,2
39-48 tahun 11 28,9
Jenis Persentase Total 38 100
Frekuensi
kelamin (%)
Laki-laki 21 55,3 Berdasarkan tabel 2 didapatkan sebagian
Perempuan 17 44,7 besar responden berusia 18-28 tahun,
Total 38 100 yaitu 14 responden (36,8).

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan Menurut teori perkembangan Erikson


jenis kelamin responden isolasi sosial (dalam Ifdil, 2010) usia < 30 tahun
terbanyak adalah laki-laki dengan jumlah termasuk ke dalam usia dewasa muda,
21 (55,3%). dimana pada masa tersebut individu
mempunyai tugas pada tahap
Secara biologis, laki-laki lebih beresiko perkembangannya. Pada tahap ini, jika
mengalami gangguan jiwa dibandingkan individu sukses dapat memenuhi
perempuan (Soejono, 2000). Faktor lain tugasnya, maka ditandai dengan adanya
yang dapat menjelaskan bahwa prevalensi keintiman. Namun jika tidak terpenuhi,
laki-laki lebih besar untuk mengalami maka ditandai dengan isolasi. Intim
gangguan jiwa dari pada perempuan yang dimaksud adalah memiliki
karena disebabkan konflik sebagai kepala kemampuan yang baik untuk dekat
keluarga. Hasil penelitian ini juga dengan orang lain (Sunaryo, 2004).
didukung dengan penelitian Syamsudin
(2006) bahwa gangguan kelainan jiwa Pada usia yang lebih muda akan lebih
pada laki-laki lebih dominan dibanding sering terjadi pikiran yang negatif
perempuan, karena secara psikologis laki- dibandingkan yang berusia tua, karena
laki mempunyai beban dan tanggung usia muda akan lebih rentan
jawab yang lebih besar, sehingga stressor menggunakan perilaku negatif untuk
yang di hadapi juga lebih besar. menerapkan mekanisme kopingnya saat
menyelesaikan suatu masalah sampai
muncul perilaku suka menyendiri dan
tidak mampu melakukan interaksi
sosial.

4 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


4. Pekerjaan
3. Pendidikan
Tabel 4
Tabel 3
Distribusi frekuensi responden
Distribusi frekuensi responden
berdasarkan pekerjaan di RSJ Dr. Amino
berdasarkan pendidikan di RSJ Dr. Amino
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
bulan April 2015 (n=38)
bulan April 2015 (n=38)

Persentase
Pendidikan Frekuensi Persentase (%) Pekerjaan Frekuensi
(%)
SD 10 26,3
Ibu rumah tangga 4 10,5
SMP 18 47,4
Buruh 12 31,6
SMA 8 21,1
Karyawan swasta 5 13,2
D3 0 0 Wiraswasta 6 15,8
S1 2 5,3 Tidak bekerja 11 28,9
Total 38 100 Total 38 100

Berdasarkan tabel 3 didapatkan bahwa Berdasarkan tabel 4 didapatkan bahwa


sebagian besar responden berpendidikan sebagian besar responden bekerja sebagai
SMP, yaitu 18 responden (47,4%). buruh, yaitu 12 (31,6%).
Pendidikan adalah suatu usaha untuk Berdasarkan teori Sunaryo (2004,
mengembangkan kepribadian dan hlm.12) keluarga yang status sosial
kemampuan di dalam dan di luar sekolah ekonominya berkecukupan akan mampu
dan berlangsung seumur hidup. menyediakan segala fasilitas yang
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
makin tinggi pendidikan seseorang makin hidupnya. Sebaliknya, keluarga yang
mudah orang tersebut untuk menerima sosial ekonominya rendah maka
informasi (Notoatmodjo, 2007). mengalami kesulitan di dalam memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Tingkat
Pendidikan terbanyak adalah SMP sosial ekonomi yang rendah maupun
dimana pendidikan SMP termasuk tidak memiliki pekerjaan sangat beresiko
pendidikan yang rendah, dan biasanya memiliki masalah terutama dalam hal
merasa kurang percaya diri, pengetahuan kurang percaya diri dalam menjalankan
mereka sangat kurang, sehingga pasien peran dilingkungannya.
memiliki kesulitan untuk menerima
informasi. Hasil penelitian ini juga Klien isolasi sosial pada penelitian ini
didukung dengan penelitian Siskayanti termasuk kategori ekonomi lemah dan
(2012) yang berpendapat bahwa dari keluarga tidak mampu, karena rata-
responden dengan pendidikan SMP yang rata responden bekerja sebagai buruh.
memiliki persentase paling banyak yaitu Dimana responden bekerja dari pagi
(34,8%). Hal ini disebabkan karena hingga sore, namun hasil yang
adanya masalah pada saat remaja, stress didapatkan tidak bisa mencukupi
yang paling tinggi dan gangguan masa kebutuhan sehari-hari dan karena waktu
sekolah. dihabiskan untuk bekerja sehingga
responden jarang bersosialisasi dengan
lingkungan sekitar. Pendapat ini

Pengaruh Terapi Senam Aerobik Low Impact Terhadap Kemampuan… (A.Subagiyo, 2015) 5
didukung oleh Stuart (2005) yang
menyatakan bahwa kondisi sosial
ekonomi yang rendah berpengaruh
terhadap kondisi kehidupan yang 6. Kemampuan berinteraksi sebelum dan
dijalani, meliputi nutrisi yang tidak sesudah dilakukan terapi senam aerobik
adekuat, rendahnya pemenuhan low impact
perawatan untuk anggota keluarga, Tabel 6
perasaan tidak berdaya, perasaan ditolak Distribusi frekuensi responden
oleh orang lain dan lingkungan sehingga berdasarkan skor kemampuan
berusaha menarik diri dari lingkungan.
berinteraksi sebelum dilakukan terapi
5. Status perkawinan senam aerobik low impact di RSJ Dr.
Tabel 5 Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
Distribusi frekuensi responden Tengah bulan April 2015 (n=38)
berdasarkan status perkawinan di RSJ Dr.
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa Kemampuan Persentase
Frekuensi
berinteraksi (%)
Tengah bulan April 2015 (n=38)
Buruk 18 47,4
Sedang 20 52,6
Status Persentase Total 38 100
Frekuensi
perkawinan (%)
Belum menikah 16 42,1
Menikah 22 57,9
Tabel 7
Total 38 100 Distribusi frekuensi responden
berdasarkan kemampuan berinteraksi
Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui sebelum dilakukan terapi senam aerobik
bahwa status perkawinan responden yang low impact di RSJ Dr. Amino
terbanyak adalah menikah yaitu sebanyak Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah
22 (57,9%). bulan April 2015 (n=38)
Seseorang yang mempunyai ikatan dalam
Kemampuan Persentase
pernikahan berarti telah mempunyai Frekuensi
berinteraksi (%)
komitmen dalam mengurus sebuah rumah
Buruk 1 2,6
tangga yang baru. Ketika dalam rumah
Sedang 8 21,1
tangga tersebut terjadi konflik dan tidak Baik 29 76,3
dapat menyelesaikan konflik tersebut Total 38 100
dengan baik maka dapat menjadi sumber
stress yang menyebabkan masalah
Kemampuan berinteraksi didapatkan
kejiwaan. Pendapat ini didukung dengan
bahwa sebelum diberikan terapi senam
pendapat Kintono (2010), yang
aerobik low impact didapatkan dengan
menyatakan bahwa berbagai masalah
nilai buruk 18 (47,4%) dan sedang 20
perkawinan dapat menjadi sumber stress
(52,6%) dan setelah diberikan terapi
bagi seseorang, dan merupakan salah satu
senam aerobik low impact didapatkan
penyebab umum gangguan jiwa. Masalah
dengan nilai buruk 1 (2,6%), sedang 8
umum yang sering terjadi selama
(21,1%) dan baik 29 (76,3%). Sehingga
menjalani perkawinan adalah
ada pengaruh atau peningkatan interaksi
pertengkaran, ketidaksetiaan, kematian
sebelum dan sesudah diberikan terapi
salah satu pasangan, dan perceraian.
senam aerobik low impact.

6 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


Menurut peneliti setiap orang mempunyai perlakuan
kemampuan berinteraksi dengan orang
lain maupun lingkungan sekitarnya, tetapi Dari hasil analisa menggunakan uji
pada pasien isolasi sosial kemampuan itu wilcoxon menunjukkan nilai p value
berkurang atau bahkan hilang. Pada (0,000) < α (0,05). Hal ini menunjukkan
pemberian terapi senam aerobik low bahwa ada pengaruh kemampuan
impact, pasien diberikan kesempatan berinteraksi sebelum dan sesudah
untuk menerapkan dan melatih kembali dilakukan terapi senam aerobik low impact.
kemampuan berinteraksinya sehingga
memungkinkan untuk meningkatkan Hasil penelitian ini didukung oleh
kemampuan dalam berinteraksi dengan penelitian Purnamasari (2013) dengan
orang lain. Meningkatnya kemampuan judul penelitian pengaruh senam aerobik
dalam berinteraksi pada pasien isolasi low impact terhadap penurunan tingkat
sosial pada penelitian ini terlihat dari saat depresi pada narapidana wanita di lembaga
ada masalah pasien bercerita dengan permasyarakatan denpasar. Berdasarkan
keluarga ataupun teman. Hal ini hasil penelitian sebelum diberikan senam
ditunjukkan dengan adanya peningkatan aerobik didapatkan 20 responden (40%)
interaksi dengan orang lain, salah satunya memiliki tingkat depresi sedang, rata-rata
klien mampu mengucapkan salam, skor depresi sebesar 25,74. Setelah
menjabat tangan, saat berkomunikasi ada diberikan senam aerobik, mengalami
kontak mata, tidak menyendiri, dan klien penurunan tingkat depresi dengan rata-rata
mampu berkenalan dengan orang lain dan skor 16,60.
menyebutkan nama temannya. Hasil
penelitian ini didukung dengan penelitian Menurut peneliti, dengan pemberian terapi
yang dilakukan oleh Astuti (2014) tentang senam aerobik low impact dapat membuat
pengaruh terapi senam aerobik terhadap aliran darah ke otak menjadi optimal,
keterbukaan diri pada pasien isolasi memfasilitasi metabolisme neurotransmiter
sosial, bahwa 60 responden (100%) yang dapat menurunkan depresi serta dapat
memiliki nilai baik dalam berinteraksi. memicu perubahan aktivitas fisik. Hal ini
diperkuat oleh Kuntaraf (2005), yang
7. Analisa bivariat mengatakan apabila aktivitas fisik menurun
Tabel 8 dapat berdampak pada sirkulasi darah.
Distribusi frekuensi responden Akibatnya oksigen dan nutrisi yang dibawa
berdasarkan kemampuan berinteraksi ke seluruh tubuh menurun, terjadi
sebelum dan sesudah dilakukan terapi gangguan metabolisme, dan akan
mempengaruhi produksi neurotransmiter
senam aerobik low impact di RSJ Dr. termasuk serotonin dan norepineprin di
Amino Gondohutomo Provinsi Jawa sistem limbik yang berkaitan dengan
Tengah bulan April 2015 (n=38) pengendalian emosi, pikiran, motivasi serta
perasaan. Saat dilakukan terapi senam
Variabel N Mean Mean Z P aerobik responden mampu melakukan
Rank value senam dengan baik, dan setelah dilakukan
Kemampuan 38 3,84 19,50 -5,404 0,00 responden mampu berinteraksi dengan
berinteraksi 0 orang lain yang ditandai dengan mau
sebelum berjabat tangan, mau untuk bercerita dan
perlakuan tidak menyendiri. Maka dari itu, senam
aerobik low impact yang dilakukan secara
Kemampuan 38 7,95 0,00 efektif dengan keadaan lingkungan yang
berinteraksi mendukung, seperti tempat yang memadai
sesudah dan kemauan klien yang tinggi, maka dapat

Pengaruh Terapi Senam Aerobik Low Impact Terhadap Kemampuan… (A.Subagiyo, 2015) 7
membantu klien untuk melatih serta RSJD Dr. Amino Gondohutomo
meningkatkan komunikasi dan berinteraksi Semarang
dengan baik.
Campbell P, Foxcroft D. (2008). Exercise
KESIMPULAN therapy for schizoprenia (protocol),
the cochrane collaboration. Published
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat by JohnWiley & Sons, Ltd, Liverpool
disimpulkan bahwa Terapi Senam Aerobik
Low Impact berpengaruh dalam Daley, A. J. (2002). Exercise therapy and
meningkatkan kemampuan berinteraksi mental health in clinical populations:
pada klien isolasi sosial di RSJ Dr. Amino Is Exercise Therapy A Worthwhile
Gondohutomo Provinsi Jawa Tengah. Intervention? . Advances in
Psychiatric Treatment, vol. 8, pp.
SARAN 262-270.
http://webcache.googleusercontent.co
Berdasarkan simpulan hasil penelitian ada m/search?q=cache:IKNcbCmMFyoJ:
beberapa hal yang dapat disarankan, antara portalgaruda.org/download_article.ph
lain: p?article%3D65772%26va1%3D479
1. Bagi RSJ Dr. Amino Gondohutomo 2+&cd=1&hl=id&ct=clnk&client=fir
Provinsi Jawa Tengah. exox-a diperoleh tanggal 12
November 2014
Hasil penelitian ini dapat dijadikan
sebagai masukan, bahwa pemberian
Ifdil. (2010). Bimbingan dan konseling
terapi senam aerobik low impact yang
Indonesia. http://konseling Indonesia.
dilakukan secara intensif dan efektif
Com. Diperoleh tanggal 21 april 2015
dapat meningkatkan kemampuan klien
isolasi sosial dalam berinteraksi, maka
Indrawan, K. (2013). Pengaruh terapi
perlu diadakan pelatihan senam aerobik
senam aerobik low impact terhadap
low impact bagi tenaga kesehatan RSJ
tingkat depresi pada pasien skizofrenia
Dr. Amino Gondohutomo Provinsi Jawa
di ruang sadewa RSUD Banyumas.
Tengah.
http://digilib.ump.ac.id/gdl.php?mod=
2. Bagi keperawatan browse&op=read&id=jhptump-ump-
Tindakan keperawatan bagi pasien gdl-kukuhindra-951 diperoleh tanggal
gangguan jiwa khususnya isolasi sosial 20 November 2014
dapat diintervensi menggunakan senam
aerobik low impact. Keliat, B. A. (2011). Keperawatan
3. Pada penelitian selanjutnya kesehatan jiwa komunitas. Jakarta :
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi EGC
acuan pelaksanaan lain di area yang
sama dengan menggunakan metode Keliat., Panjaitan, R.U., & Helena, N.
penelitian yang berbeda, dengan (2005). Proses keperawatan jiwa.
menggunakan terapi senam aerobik low Jakarta: EGC
impact pada kasus yang berbeda.
Kintono. (2010). Penyebab umum
DAFTAR PUSTAKA gangguan jiwa.
http://www.docs.com/docs.diperoleh
Astuti, R.W. (2014). Pengaruh terapi tanggal 1 Mei 2015
senam aerobik terhadap keterbukaan
diri pada pasien isolasi sosial Di

8 Jurnal Ilmu Keperawatan dan Kebidanan (JIKK), Vol...No...


Kuntaraf, L.K. (2005). Olahraga sumber Sarah. (2008). Pengaruh terapi senam
kesehatan. Bandung: Percetakan terhadap penurunan depresi pada
Advent Indonesia lansia.
http://digilib.ump.ac.id/gdl.php?mod=
Kusumawati, F & Hartono, Y. (2010). browse&op=read&id=jhptump-ump-
Buku ajar keperawatan jiwa. Jakarta: gdl-kukuhindra-951
Penerbit Buku Kedokteran
Siskayanti, A. (2012). Pengaruh terapi
Nelly. (2009). komunikasi terapeutik terhadap
http://webcache.googleusercontent.co kemampuan berinteraksi klien isolasi
m/search?q=cache:5W2DTPiIFJcJ:digi sosial di RSJD Dr. Amino
lib.ump.ac.id/files/disk1/20/jhptump- Gondohutomo Semarang
ump-gdlkukuhindra-951-1
babi.pdf+&cd=2&hl=id&ct=clnk&cli Soejono, Setiati & Wiwie. (2002).
ent=firefox-a di unduh tanggal 12 Perubahan peran dan penurunan
November 2014 interaksi.
http://www.google.co.id/#hl=id&sclien
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi t=psyab&q=soejono%2C+setiati+dan+
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka wiwie+2002+hal+121&oq=soejono%2
Cipta C+setiati+dan+wiwie+2002+hal+121
&aq=f&aqi=&aql=&qs_1=hp.12...157
. (2007). Metodologi 699.160171.5.162032.8.8.0.0.0.0.389.
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka 2100.26j2.8.0...0.0.X7m6gDqOUY&p
Cipta sj=1&bav=on.2.or.r_gc.r_pw.r_qf.,cf.o
sb&fp=1751bcbcfaab7eaa&biw=1366
. (2010). Metodologi &bih=638 diperoleh tanggal 10 Mei
penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka 2015.
Cipta Stuart, G.W., & Sundeen, S.J. (2005). Buku
saku keperawatan jiwa. Edisi ke 4,
Purnamasari, M. (2011). Pengaruh senam Jakarta: EGC
aerobik low impact terhadap
penurunan tingkat depresi pada Sunaryo. (2004). Psikologi untuk
narapidana wanita. Di Lembaga keperawatan. Jakarta: EGC
Pemasyarakatan Denpasar
Syamsuddin, et al. (2006). Stressor
Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Dr. psikososial penderita skizofrenia.
Amino Gondohutomo Semarang. Lembaga penelitian UNHAS.
(2014) http://www.unhas.ac.id diperoleh
tanggal 20 april 2015
Riskedas. (2013). Laporan nasional riset
kesehatan dasar. Videbeck, S. L. (2008). Buku ajar
http://depkes.go.id/downloads/riskesda keperawatan jiwa. Jakarta : EGC
s2013/Hasil%20Riskesdas%202013.pd
f diperoleh pada tanggal 14 November WHO. (2014). Schizofrenia.
2014 http://www.who.int/mediacentre/factsh
eets/fs397/en/. Diperoleh tanggal 25
Riyadi, S & Purwanto, T. (2009). Asuhan November 2014
keperawatan jiwa. Jogjakarta: Graha
Ilmu

Pengaruh Terapi Senam Aerobik Low Impact Terhadap Kemampuan… (A.Subagiyo, 2015) 9

Anda mungkin juga menyukai