172- 182
PENELITIAN
Abstrak. Depresi merupakan suatu gangguan perasaan yang secara umum ditandai
oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian yang berdampak pada ter-
ganggunya aktivitas sosial dalam sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui Pengaruh soft music Terhadap penurunan Depresi pada lansia di Panti Wredha
Nirwana Puri Samarinda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasy
eksperimen, dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Su-
byek penelitian sebanyak 30 orang lansia di Panti Wredha Nirwana Puri Samarinda
yang mengalami Depresi ringan hingga sedang yang diambil secara random. Ke-
lompok eksperimen diberi perlakuan mendengarkan musik lembut berupa instrument
lagu jawa dan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Hasil analisis data
dengan menggunakan metode statistik parametrik uji T dependent / paired sampel t
test, mendapatkan nilai Pvalue = 0.000 (p<0,05), yang berarti ada perbedaan
signifikan pada mean skor Depresi antara Pretest dan posttest. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian soft music dengan mendengarkan instrumen lagu
jawa berpengaruh dalam menurunkan Depresi lansia di Panti Wredha Nirwana Puri
Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan memberikan hiburan berupa
memperdengarkan soft music (musik lembut) untuk para lansia agar mereka tidak
merasa kesepian dan merasa tidak berharga.
Kata Kunci: Depresi, lansia, soft music
dan anggota masyarakat yang sema- ngan masa pensiun dan berkurangnya
kin bertambah jumlahnya sejalan de- income (penghasilan) keluarga, (3)
ngan peningkatan usia harapan hidup. menyesuaikan diri dengan kematian
Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia pasangan hidup, (4) membentuk hu-
baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2% bungan dengan orang-orang yang
dari seluruh jumlah penduduk. Pada seusia, (5) membentuk pengaturan
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut kehidupan fisik yang memuaskan, (6)
usia meningkat menjadi 11,3 juta jiwa menyesuaikan diri dengan peran so-
atau 8,9%. Jumlah ini meningkat di sial secara luwes (Hurlock, 1994).
seluruh Indonesia 15,1 juta jiwa pada Secara umum kondisi fisik seseorang
tahun 2000 atau 7,2% dari jumlah yang telah memasuki masa lanjut usia
penduduk. Diperkirakan pada tahun mengalami penurunan. Hal ini dapat
2020 akan menjadi 29 juta jiwa atau dilihat dari beberapa perubahan: (1)
11,4%, hal ini menunjukkan bahwa perubahan penampilan pada bagian
penduduk lanjut usia meningkat seca- wajah, tangan dan kulit, (2) perubahan
ra konsisten dari waktu ke waktu (BPS, bagian dalam tubuh seperti sistem
2000). saraf: otak, isi perut: limpa, hati, (3)
Peningkatan jumlah penduduk lan- perubahan panca indera: penglihatan,
jut usia akan membawa dampak ter- penciuman, pendengaran dan perasa,
hadap sosial ekonomi baik dalam ke- (4) perubahan motorik antara lain ber-
luarga, masyarakat maupun dalam kurangnya kekuatan, kecepatan dan
pemerintah. Implikasi yang penting belajar keterampilan baru (Kartari,
dari peningkatan jumlah penduduk 1990 dalam Bandiyah, 2009). Peru-
adalah peningkatan dalam ratio keter- bahan-perubahan tersebut pada
gantungan usia lanjut (old age ratio umumnya mengarah pada kemun-
dependency). Setiap penduduk usia duran kesehatan fisik maupun psikis
produktif akan menanggung semakin dan seringkali merupakan pemicu
banyak penduduk usia lanjut. terjadinya depresi pada lansia.
Wirartakusuma dan Anwar (Juniarti Masalah umum yang dialami lanjut
dkk, 2008) memperkirakan angka ke- usia yang berhubungan dengan kese-
tergantungan lansia pada tahun 1995 hatan fisik, yaitu rentannya terhadap
adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi berbagai penyakit, karena berku-
8,7% yang berarti bahwa pada tahun rangnya daya tahan tubuh dalam
1995 sebanyak 100 penduduk pro- menghadapi pengaruh dari luar. Ma-
duktif harus menyokong 7 orang lansia salah kesehatan mental pada lansia
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak dapat berasal dari empat aspek yaitu
100 orang penduduk produktif harus fisik, psikologik, sosial dan ekonomi.
menyokong 9 orang lansia. Masalah tersebut dapat berupa emosi
Tugas perkembangan usia lanjut labil, mudah tersinggung, gampang
lebih banyak berkaitan dengan kehi- merasa dilecehkan, kecewa, tidak ba-
dupan pribadi dari pada kehidupan hagia, perasaan kehilangan dan tidak
orang lain. Tugas-tugas tersebut anta- berguna. Lansia dengan problem ter-
ra lain (1) menyesuaikan diri dengan sebut menjadi rentan mengalami
menurunnya kekuatan fisik dan ke- gangguan psikiatrik seperti depresi,
sehatan, (2) menyesuaikan diri de- anxietas (kecemasan), psikosis (kegi-
173
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
laan) atau kecanduan obat. Dari ber- praktik keperawatan, khususnya man-
bagai macam gangguan psikiatrik, faat bagi area asuhan keperawatan
depresi merupakan gangguan kese- pasien lanjut usia.
hatan psikiatri yang paling sering di-
dapatkan pada lansia (Maryam dkk,
2008). METODE
Penelitian yang dilakukan oleh Hill Disain atau rancangan yang digu-
(2007) menyatakan bahwa musik soft nakan pada penelitian ini adalah qua-
rock berkorelasi positif dengan rasa sy eksperimental, dengan pendekatan
senang (happiness). Dalam penelitian Pretest-Posttest Control Group De-
tersebut menunjukkan bahwa orang sign. Pada desain ini kelompok eks-
yang diperdengarkan soft rock dalam perimen diberikan intervensi beru-pa
kurun waktu tertentu memiliki pre- terapi soft musik sedangkan kelom-
sentase lebih besar untuk merasa pok kontrol tidak diberikan intervensi
senang dibandingkan dengan orang tetapi tetap melakukan kegiatan seper-
yang diperdengarkan hard rock. Bila ti biasa. Desain eksperimen ini digam-
seorang yang mengalami depresi barkan sebagai berikut :
diperdengarkan musik yang bisa mem-
buat perasaannya senang, bukan tidak O1 R (Kelompok Eksperimen X O2
mungkin terapi musik ini bisa
mengurangi tingkat depresinya. O1 R (Kelompok Kontrol ~X O2
Musik dikatakan soft atau lebih
ringan apabila musik tersebut bisa
dinikmati secara santai, irama tidak Skema 4.1 Design Penelitian
ada aksen atau aksentuasinya lemah.
Dikatakan soft music jika tidak ada Keterangan:
hentakan. Namun untuk terapi pada O = Pengukuran (pengambilan data
penderita depresi harus tetap diper- skor depresi)
hatikan syair lagunya. Berdasarkan R = Subyek kelompok KE dan KK
data penghuniPanti Werdha Nirwana ditentukan dengan randomisasi
Puri sebagian besar adalah suku X = Pemberian perlakuan (treatmen
Jawa, maka jenis terapi music yang soft music)
digunakan pada penelitian ini adalah ~X = Tidak diberi perlakuan
music gending jawa, agar syair dan
melodinya mudah dicerna oleh res- Populasi dalam penelitian ini ada-
ponden. Musik memiliki fungsi sebagai lah seluruh lansia suku jawa yang
katalisator atau stimulus bagi timbul- tinggal Panti Werdha Nirwana Puri
nya sebuah pengalaman emosi Samarinda sebanyak 61 lansia. Pe-
(Djohan, 2005). neliti mengambil populasi lansia suku
Tujuan Penelitian ini adalah untuk jawa karena treatment yang diberikan
mengetahui pengaruh soft music ter- untuk terapi harus sesuai dengan
hadap depresi lansia di Panti Werdha kesukaan subjek, sedangkan di Panti
Nirwana Puri Samarinda. Manfaat Werdha Nirwana Puri Samrinda lebih
yang bisa diperoleh dari pe-nelitian ini dari 50% dihuni oleh suku jawa yang
akan berkontribusi terha-dap teori dan gemar mendengarkan musik bernuan-
174
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
2. Jenis Kelamin
Hasil penelitian didapatkan kelom-
pok eksperimen sebanyak 4 (26.7%)
laki-laki, dan 11 (73.3%) perempuan,
pada kelompok kontrol dalam jumah
yang sama.
175
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
176
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
177
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
178
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
179
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
180
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182
181