Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal.

172- 182

PENELITIAN

PENGARUH TERAPI SOFT MUSIC TERHADAP DEPRESI


PADA LANSIA

Rini Ernawati1), Ismansyah2)


1)Stikes Muhammadiyah Samarinda, 2) Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kaltim

Abstrak. Depresi merupakan suatu gangguan perasaan yang secara umum ditandai
oleh rasa kesedihan, apatis, pesimisme, dan kesepian yang berdampak pada ter-
ganggunya aktivitas sosial dalam sehari-hari. Penelitian ini bertujuan untuk menge-
tahui Pengaruh soft music Terhadap penurunan Depresi pada lansia di Panti Wredha
Nirwana Puri Samarinda. Rancangan penelitian yang digunakan adalah quasy
eksperimen, dengan desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design. Su-
byek penelitian sebanyak 30 orang lansia di Panti Wredha Nirwana Puri Samarinda
yang mengalami Depresi ringan hingga sedang yang diambil secara random. Ke-
lompok eksperimen diberi perlakuan mendengarkan musik lembut berupa instrument
lagu jawa dan kelompok kontrol tidak mendapatkan perlakuan. Hasil analisis data
dengan menggunakan metode statistik parametrik uji T dependent / paired sampel t
test, mendapatkan nilai Pvalue = 0.000 (p<0,05), yang berarti ada perbedaan
signifikan pada mean skor Depresi antara Pretest dan posttest. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pemberian soft music dengan mendengarkan instrumen lagu
jawa berpengaruh dalam menurunkan Depresi lansia di Panti Wredha Nirwana Puri
Samarinda. Berdasarkan hasil penelitian, disarankan memberikan hiburan berupa
memperdengarkan soft music (musik lembut) untuk para lansia agar mereka tidak
merasa kesepian dan merasa tidak berharga.
Kata Kunci: Depresi, lansia, soft music

Abstract. Depression is a feeling of disorder that is generally characterized by a


sense of sadness, apathy, pessimism, and loneliness that resulted in disruption of
social activity in everyday. This research aims to know the influence of soft music to
decrease depression in elderly in Panti Wredha Nirvana Puri Samarinda. Methods
used on this research is quasy experiment by approach pretest-posttest control group
design. Respondent 30 elderly experiencing depression mild to moderate taken as
random. The experiment was listening to music treatment soft instrument song of Java
and the control group not getting treatment. The result analysis by the use of statistical
methods parametrik paired samples t-test, obtained p-value = 0.000 ( p<0.05 ), means
there are significant differences in the mean score of depression between pretest and
posttest. The results showed that the granting of soft music by listening to the song of
influential Java instrument in lowering depression of the elderly in Panti Wredha
Nirvana Puri Samarinda. Based on the results of the study, suggested giving
entertainment uttered a soft music for the elderly so that they do not feel lonely and
feel worthless.
Keywords: depression, elderly, soft music

PENDAHULUAN No.13 Tahun 1998 tentang kesehatan


dikatakan bahwa usia lanjut adalah
Usia lanjut dikatakan sebagai ta- seseorang yang telah mencapai usia
hap akhir perkembangan pada daur lebih dari 60 tahun (Maryam dkk,
kehidupan manusia. Sedangkan me- 2009). Penduduk lanjut usia juga me-
nurut Pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU rupakan bagian dari anggota keluarga
172
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

dan anggota masyarakat yang sema- ngan masa pensiun dan berkurangnya
kin bertambah jumlahnya sejalan de- income (penghasilan) keluarga, (3)
ngan peningkatan usia harapan hidup. menyesuaikan diri dengan kematian
Pada tahun 1980 penduduk lanjut usia pasangan hidup, (4) membentuk hu-
baru berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2% bungan dengan orang-orang yang
dari seluruh jumlah penduduk. Pada seusia, (5) membentuk pengaturan
tahun 1990 jumlah penduduk lanjut kehidupan fisik yang memuaskan, (6)
usia meningkat menjadi 11,3 juta jiwa menyesuaikan diri dengan peran so-
atau 8,9%. Jumlah ini meningkat di sial secara luwes (Hurlock, 1994).
seluruh Indonesia 15,1 juta jiwa pada Secara umum kondisi fisik seseorang
tahun 2000 atau 7,2% dari jumlah yang telah memasuki masa lanjut usia
penduduk. Diperkirakan pada tahun mengalami penurunan. Hal ini dapat
2020 akan menjadi 29 juta jiwa atau dilihat dari beberapa perubahan: (1)
11,4%, hal ini menunjukkan bahwa perubahan penampilan pada bagian
penduduk lanjut usia meningkat seca- wajah, tangan dan kulit, (2) perubahan
ra konsisten dari waktu ke waktu (BPS, bagian dalam tubuh seperti sistem
2000). saraf: otak, isi perut: limpa, hati, (3)
Peningkatan jumlah penduduk lan- perubahan panca indera: penglihatan,
jut usia akan membawa dampak ter- penciuman, pendengaran dan perasa,
hadap sosial ekonomi baik dalam ke- (4) perubahan motorik antara lain ber-
luarga, masyarakat maupun dalam kurangnya kekuatan, kecepatan dan
pemerintah. Implikasi yang penting belajar keterampilan baru (Kartari,
dari peningkatan jumlah penduduk 1990 dalam Bandiyah, 2009). Peru-
adalah peningkatan dalam ratio keter- bahan-perubahan tersebut pada
gantungan usia lanjut (old age ratio umumnya mengarah pada kemun-
dependency). Setiap penduduk usia duran kesehatan fisik maupun psikis
produktif akan menanggung semakin dan seringkali merupakan pemicu
banyak penduduk usia lanjut. terjadinya depresi pada lansia.
Wirartakusuma dan Anwar (Juniarti Masalah umum yang dialami lanjut
dkk, 2008) memperkirakan angka ke- usia yang berhubungan dengan kese-
tergantungan lansia pada tahun 1995 hatan fisik, yaitu rentannya terhadap
adalah 6,93% dan tahun 2015 menjadi berbagai penyakit, karena berku-
8,7% yang berarti bahwa pada tahun rangnya daya tahan tubuh dalam
1995 sebanyak 100 penduduk pro- menghadapi pengaruh dari luar. Ma-
duktif harus menyokong 7 orang lansia salah kesehatan mental pada lansia
sedangkan pada tahun 2015 sebanyak dapat berasal dari empat aspek yaitu
100 orang penduduk produktif harus fisik, psikologik, sosial dan ekonomi.
menyokong 9 orang lansia. Masalah tersebut dapat berupa emosi
Tugas perkembangan usia lanjut labil, mudah tersinggung, gampang
lebih banyak berkaitan dengan kehi- merasa dilecehkan, kecewa, tidak ba-
dupan pribadi dari pada kehidupan hagia, perasaan kehilangan dan tidak
orang lain. Tugas-tugas tersebut anta- berguna. Lansia dengan problem ter-
ra lain (1) menyesuaikan diri dengan sebut menjadi rentan mengalami
menurunnya kekuatan fisik dan ke- gangguan psikiatrik seperti depresi,
sehatan, (2) menyesuaikan diri de- anxietas (kecemasan), psikosis (kegi-
173
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

laan) atau kecanduan obat. Dari ber- praktik keperawatan, khususnya man-
bagai macam gangguan psikiatrik, faat bagi area asuhan keperawatan
depresi merupakan gangguan kese- pasien lanjut usia.
hatan psikiatri yang paling sering di-
dapatkan pada lansia (Maryam dkk,
2008). METODE
Penelitian yang dilakukan oleh Hill Disain atau rancangan yang digu-
(2007) menyatakan bahwa musik soft nakan pada penelitian ini adalah qua-
rock berkorelasi positif dengan rasa sy eksperimental, dengan pendekatan
senang (happiness). Dalam penelitian Pretest-Posttest Control Group De-
tersebut menunjukkan bahwa orang sign. Pada desain ini kelompok eks-
yang diperdengarkan soft rock dalam perimen diberikan intervensi beru-pa
kurun waktu tertentu memiliki pre- terapi soft musik sedangkan kelom-
sentase lebih besar untuk merasa pok kontrol tidak diberikan intervensi
senang dibandingkan dengan orang tetapi tetap melakukan kegiatan seper-
yang diperdengarkan hard rock. Bila ti biasa. Desain eksperimen ini digam-
seorang yang mengalami depresi barkan sebagai berikut :
diperdengarkan musik yang bisa mem-
buat perasaannya senang, bukan tidak O1 R (Kelompok Eksperimen X O2
mungkin terapi musik ini bisa
mengurangi tingkat depresinya. O1 R (Kelompok Kontrol ~X O2
Musik dikatakan soft atau lebih
ringan apabila musik tersebut bisa
dinikmati secara santai, irama tidak Skema 4.1 Design Penelitian
ada aksen atau aksentuasinya lemah.
Dikatakan soft music jika tidak ada Keterangan:
hentakan. Namun untuk terapi pada O = Pengukuran (pengambilan data
penderita depresi harus tetap diper- skor depresi)
hatikan syair lagunya. Berdasarkan R = Subyek kelompok KE dan KK
data penghuniPanti Werdha Nirwana ditentukan dengan randomisasi
Puri sebagian besar adalah suku X = Pemberian perlakuan (treatmen
Jawa, maka jenis terapi music yang soft music)
digunakan pada penelitian ini adalah ~X = Tidak diberi perlakuan
music gending jawa, agar syair dan
melodinya mudah dicerna oleh res- Populasi dalam penelitian ini ada-
ponden. Musik memiliki fungsi sebagai lah seluruh lansia suku jawa yang
katalisator atau stimulus bagi timbul- tinggal Panti Werdha Nirwana Puri
nya sebuah pengalaman emosi Samarinda sebanyak 61 lansia. Pe-
(Djohan, 2005). neliti mengambil populasi lansia suku
Tujuan Penelitian ini adalah untuk jawa karena treatment yang diberikan
mengetahui pengaruh soft music ter- untuk terapi harus sesuai dengan
hadap depresi lansia di Panti Werdha kesukaan subjek, sedangkan di Panti
Nirwana Puri Samarinda. Manfaat Werdha Nirwana Puri Samrinda lebih
yang bisa diperoleh dari pe-nelitian ini dari 50% dihuni oleh suku jawa yang
akan berkontribusi terha-dap teori dan gemar mendengarkan musik bernuan-
174
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

sa jawa, maka dalam penelitian ini 3. Pendidikan


treatment yang digunakan adalah mu- Hasilpenelitian didapatkan data pa-
sik bernuansa jawa atau gending jawa da kelompok eksperimen ada seba-
yang merupakan kesukaan lansia ber- nyak 7 (46.7%) responden tidak
bersekolah, sedangkan responden SD
suku jawa. Sampel sebanyak 30 orang
ada 6 (40.0%), dan responden SMP
(masing-masing kelompok 15 orang) ada 2 (13.3%). Pada kelompok kontrol
yang diambil secara random. responden tidak sekolah ada 11
Penelitian dilakukan di Panti (73.3%), sedangkan responden SD
Werdha Nirwana Puri Samarinda pada ada 3 (20.0%), dan responden SMP
tanggal 16 sampai 22 bulan juli 2012. ada 1 (6.7%).
Alat digunakan untuk mengukur ting-
kat depresi pada kelompok intervensi
1. Lama Rawat
maupun kelompok control yatu Beck Hasi; penelitian didapatkan pada
Depression Inventory (BDI) yang kelompok eksperimen ada sebanyak 9
dikembangkan oleh Aaron T Beck, (60.0%) responden dirawat < 3 tahun,
1967 dalam Achmad (1999), dengan sedangkan yang dirawat > 3 tahun ada
21 indikator depresi. Sedangkan untuk 6 (40.0%) responden. Pada kelompok
perlakuan pada kelompok intervensi kontrol responden yang dirawat < 3
diberi perlakuan menggunakan musik tahun ada 11 (73.3%), sedangkan
gending Jawa dengan Lagu-lagu Jawa responden yang dirawat > 3 tahun ada
yang akan digunakan dalam penelitian 4 (26.7%).
adalah (1) Lir-ilir; (2) Gambang Suling;
(3) Ing Taman Ono Lintang; (4) Analisa Bivariat
Jenang Gulo; (5) Caping Gunung; (6) Analis bivariat yang digunakan
Nyidam Sari; (7) Ojo Lamis; (8) Melati dalam penelitian ini adalah uji paired
Rinonce; (9) Kencono Katon Wingko sampel t-test / dependent T test yaitu
dan (10) Tresno. untuk menguji perbedaan mean antara
dua kelompok data yang dependen
HASIL yaitu perbedaan antara rata-rata skor
Analisis Univariat depresi pretest dengan rata-rata skor
Karakteristik responden posttest dan perbedaan skor depresi
1. Usia lansia antara kelompok eksperimen
Berdasarkan hasil penelitian dike- dan kelompok kontrol, yang akan
tahui sebagian besar (70%) respon- disajikan sebagai berikut :
den berusia antara 60 tahun sampai
70 tahun, sisanya (30%) berusia >70
tahun

2. Jenis Kelamin
Hasil penelitian didapatkan kelom-
pok eksperimen sebanyak 4 (26.7%)
laki-laki, dan 11 (73.3%) perempuan,
pada kelompok kontrol dalam jumah
yang sama.

175
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

A. Analisis Karakteristik Responden


Tabel 1. Analisa Perbandingan Skor Hasil analisis univariat tentang ka-
Depresi Pretest dengan Posttest rakteristik usia responden menunjukan
Pada Kelompok Eksperimen
bahwa usia responden yang terlibat dalam
penelitian ini lebih banyak yang berusia
Skor Kelompok Eksperimen
antara 60-70 tahun. Asumsi peneliti
Depresi P secara fisiologis dan psikologis pada usia
Lansia N Mean SD SE
value ini lansia akan mengalami penurunan
fungsi yang semakin nyata, dan
Rata-rata
18.00 2.055 0.531 seseorang pada saat memasuki usia
Pretest
15 0.000 lanjut akan membutuhkan waktu untuk
Rata-rata dapat beradaptasi atas penurun-an-
16.51 2.152 0.556
Posttest penurunan fungsi fisiologis maupun
psikologis. Apabila seseorang tidak dapat
beradaptasi atas penurunan-penurunan
Berdasarkan data diatas didapat-kan fungsi tubuh maka akan sangat rentan
bahwa mean skor depresi lansia pretest terhadap depresi. Hal ini diperkuat oleh
adalah 18.00 dengan standar deviasi teori yang dikemuka-kan oleh (Maryam
2.055. Pada skor depresi posttest
dkk, 2008) Penu-runan kondisi fisik lanjut
didapatkan mean adalah 16.51 dengan
standar deviasi 2.152. Terlihat nilai mean usia berpe-ngaruh pada kondisi psikis.
perbedaan antara sebelum dan sesudah Dengan berubahnya penampilan,
adalah 1.49 dengan standar deviasi 0,4. menurunnya fungsi panca indera
Hasil uji statistik didapatkan nilai P value = menyebabkan lanjut usia merasa rendah
0,000 lebih kecil dari nilai alpha (0,05) . diri, mudah tersinggung dan merasa tidak
berguna lagi. Lansia dengan problem
Tabel 2. Analisa Perbedaan Skor Depresi
tersebut menjadi rentan mengalami
Pretest dengan Posttest Pada
gangguan psikiatrik seperti depresi,
Kelompok Kontrol
anxietas (ke-cemasan), psikosis
Skor Kelompok Kontrol (kegilaan). Pada umumnya masalah
Depresi P kesehatan mental lansia adalah masalah
N Mean SD SE penyesuaian. Penyesuaian tersebut
lansia value
Rata-rata karena adanya perubahan dari keadaan
17.93 22.89 0.591 sebelumnya (fisik masih kuat, bekerja dan
Pretest
15 0,240 berpeng-hasilan) menjadi kemunduran.
Rata-rata
18.11 21.55 0.557 Jenis kelamin adalah karakteristik atau
Posttest
sifat yang membedakan manusia. Resiko
Berdasarkan data diatas didapat-kan terjadinya depresi lebih besar terjadi pada
bahwa mean skor depresi pretest adalah perempuan dari pada laki-laki. Dalam
17.93 dengan standar deviasi 22.89. Pada penelitian ini, responden yang berjenis
rata-rata skor depresi posttest didapatkan kelamin perempuan me-miliki frekuensi
mean adalah 18.11 dengan standar lebih banyak diban-dingkan laki-laki,
deviasi 21.55. Terlihat nilai mean artinya penderita depresi yang dialami
perbedaan antara pretest dan posttest
lansia di panti werdha didominasi oleh
adalah -0.18 dengan standar deviasi 0.56.
Hasil uji statistik didapatkan nilai Pvalue = perempuan, yaitu 73.3%. Demikian juga
0,240 lebih besar dari nilai alpha (0,05) hasil penelitian yang dilakukan Ikatan
Dokter Ahli Jiwa Indonesia (IDAJI) di
Jakarta. Menurut Ketua IDAJI Sasano
PEMBAHASAN Wibisono, perempuan akan lebih ren-tan

176
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

terhadap depresi lantaran tubuh untuk menguji perbedaan mean dua


perempuan memiliki hormon yang le-bih kelompok data yang de-penden yaitu
mudah berubah-ubah lantaran mengalami perbedaan rata-rata skor depresi lansia
siklus menstruasi dan me-nopause. Hal antara pretest dengan posttest pada
itu, menyebab-kan pera-saan perempuan kelompok eksperimen dan kelompok
lebih halus, peka dan memiliki sensitivitas kontrol, yang kemudian dibandingkan
lebih besar dari laki-laki (Yunizar dan mean skor depresi lan-sia antara
Guntur, 2009). kelompok eksperimen de-ngan kelompok
Tingkat pendidikan responden yang kontrol untuk menja-wab pengaruh soft
terlibat dalam penelitian ini ma-yoritas music terhadan depresi lansia di Panti
adalah tidak bersekolah yaitu sebesar Werdha Nirwana Puri Samarinda.
60%. Menurut peneliti hal inilah yang
menyebabkan kurangnya pengetahuan 1. Perbandingan hasil rata-rata skor
akan kesehatan dirinya, baik kesehatan depresi lansia pretest dengan post test
fisik maupun mental, dengan rendahnya antara kelompok eks-perimen dengan
tingkat pendidikan maka akan rendah pula kelompok kontrol.
pengetahuan seseorang. Hal tersebut
sesuai de-ngan pendapat yang Hasil penelitian yang diperoleh melalui
uji statistik paired sampel t-test pada
dikemukakan oleh (Kardjati, 1985) bahwa
kelompok eksperimen didapat-kan hasil
tinggi rendahnya pendidikan erat kaitanya Pvalue = 0.000 lebih kecil dari alpha
dengan tingkat pengertian terhadap (0.05) berarti ada per-bedaan yang
perawatan kesehatan, serta kesa-daran signifikan antara rata-rata skor depresi
dalam menjaga kesehatan fisik maupun pretest dengan post test (Ho=ditolak).
psikologis. Sedangkan hasil pe-nelitian yang
diperoleh melalui uji sttiatik paired sampel
Lama perawatan responden yang t-test pada ke-lompok kontrol didapatkan
terlibat dalam penelitian ini mayoritas nilai Pvalue = 0.240 lebih besar dari nilai
alpha (0.05) berarti tidak ada perbedaan
adalah kurang dari 3 tahun yaitu 66.7%.
yang signifikan antara rata-rata skor
Asumsi peneliti bahwa sema-kin lama depresi pretest dengan posttest (Ho =
lansia berada di Panti Werdha maka gagal ditolak).
lansia tersebut semakin terbiasa atas Dari hasil penelitian yang diperoleh
lingkungan Panti Werdha tersebut dan melalui uji statistik paired sampel t-test
sudah menganggap selu-ruh pengguhi juga dapat dibandingkan skor depresi
panti sebagai keluarga sehingga para lansia pada kelompok eksperimen dangan
kelompok kontrol, sehingga di-peroleh
lansia tidak lagi merasa kesepian. Hasil
perbedaan skor depresi pada kelompok
penelitian ini didukung oleh pendapat eksperimen yang pada pengukuran
Smith dan Bengtson, 1979 dalam Gerald, pretest 18.00 menjadi 16.51 pada
(2006) bahwa perawatan yang diberikan pengukuran posttest, yang berarti terjadi
panti wreda menghilangkan tekanan dan penurunan nilai mean skor depresi.
beban yang disebabkan oleh masalah fisik Sedangkan hasil pene-litian ini diperoleh
perbedaan skor depresi pada kelompok
atau mental yang dihadapi orang tua.
kontrol yang pada pengukuran pretest
17.93 men-jadi 18.11 pada pengukuran
posttest, yang berarti terjadi peningkatan
B. Analisis Pengaruh Soft Music
nilai mean skor depresi.
Terhadap Depresi Lansia Dari penjelasan diatas peneliti me-
Untuk menyimpulkan hasil pene-litian nyimpulkan bahwa ada perbedaan yang
ini, peneliti menggunakan uji sta-tistic, signifikan antara kelompok eks-perimen
paired sampel t-test / uji T de-penden dan kelompok kontrol. Pada pengukuran

177
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

rata-rata skor depresi pretest dengan Penelitian dilakukan terhadap lan-sia


posttest pada kelom-pok eksperimen di Panti Wredha Nirwana Puri Samarinda,
terjadi penurunan skor depresi, berbeda dalam penelitian ini diana-lisa dan
dengan kelom-pok kontrol menunjukan
didapatkan pengaruh soft music terhadap
bahwa tidak ada perbedaan yang
signifikan antara rata-rata skor depresi depresi lansia bahwa pada kelompok
pretest dengan posttest, justru terjadi eksperimen dan ke-lompok kontrol
peningkatan skor depresi. Menurut asumsi dilakukan pengukuran pretest dan
peneliti hal tersebut terjadi karena pada posttest. Berda-sarkan hasil perhitungan
ke-lompok eksperimen telah diberi perla- pada kelompok eksperimen didapatkan
kuan yaitu diperdengarkan soft music Pvalue = 0.000 lebih kecil dari alpha
sehingga terjadi penurunan skor de-presi,
(0.05) berarti (Ho=ditolak). Sedangkan
sedangkan pada kelompok kontrol tidak
terjadi penurunan skor depresi karena pada kelompok kontrol berdasarkan hasil
tidak diberi perlakuan apapun. Hal ini perhitungan didapatkan Pvalue 0.240
sesuai dengan teori yang dikemukakan lebih besar dari alpha (0.05) berarti (Ho=
oleh Djohan (2009). gagal ditolak). Maka dapat diketahui
Menurut Djohan (2009) menga-takan bahwa terdapat perbedaan nilai rerata
musik dengan kategori gembira depresi yang signifikan an-tara depresi
menghasilkan peningkatan suasana hati
kelompok eksperimen dan kelompok
yang positif demikian pula musik yang
sedih juga menghasilkan pening-katan kontrol. Setelah dilakukan terapi soft
suasana hati negatif. Maka di-simpulkan music, depresi kelompok eksperimen lebih
bahwa sebuah musik cen-derung rendah dari pada depresi kelompok
menimbulkan suasana hati yang berbeda kontrol. Dari uraian tersebut maka dapat
dalam diri pende-ngarnya. Suasana hati dikatakan bahwa adanya perbedaan
yang dise-babkan oleh musik dapat
depresi pada kelompok eksperimen dan
merubah konsentrasi, persepsi dan
memori ser-ta mempengaruhi keputusan kelompok kontrol disebabkan oleh adanya
sese-orang terhadap kondisi mental dan pem-berian treatmen, sehingga dapat di-
emosionalnya. simpulkan bahwa ada pengaruh men-
dengarkan soft music terhadap de-presi
2. Pengaruh Soft Music terhadap lansia di Panti Wredha Nirwana Puri
Depresi Lansia Samarinda. Hasil penelitian ini
Depresi merupakan suatu gang-guan mendukung teori yang dikemukakan oleh
keadaan tonus perasaan yang secara Mucci & Kate (Jumiatun, 2008), bahwa
umum ditandai oleh rasa ke-sedihan, apabila dengan menggabung-kan jenis
apatis, pesimisme, dan ke-sepian yang musik yang tepat dan imaji-nasi yang
mengganggu aktivitas sosial dalam sehari- terarah akan berpengaruh baik bagi
hari. Depresi bia-sanya terjadi pada saat penderita depresi. Hal senada juga
stress yang dialami seseorang tidak dikemukakan oleh Ortiz (2002), yakni
kunjung reda, sebagian besar individu musik mampu mengusir kesedihan
pernah mera-sa sedih atau jengkel, tersebut, menghapus ke-marahan,
kehidupan yang penuh masalah, melepaskan stress, serta mengurangi rasa
kekecewaan, kehi-langan dan frustasi takut dan cemas. Dalam hal ini, musik
yang dengan mu-dah menimbulkan dengan kategori tertentu dapat
ketidakbahagiaan dan keputusasaan. mempengaruhi suasana hati seseorang
Namun se-cara umum perasaan demikian (Djohan, 2009).
itu cukup normal dan merupakan reaksi Selain itu, hasil penelitian yang
sehat yang berlangsung cukup singkat dilakukan oleh Hill (2007) menyatakan
dan mudah dihalau. bahwa musik soft rock berkorelasi positif
dengan rasa senang (happiness). Dalam

178
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

penelitian tersebut menunjukkan bahwa terlihat adanya perbedaan. Pa-da


orang yang diperdengarkan soft rock kelompok eksperimen terjadi
dalam kurun waktu tertentu memiliki penurunan sedangkan pada ke-
presentase lebih besar untuk merasa lompok kontrol terjadi peningkatan.
senang dibandingkan dengan orang yang
diperdengarkan hard rock. Penelitian lain 4. Dari hasil penelitian dengan meng-
yang dilakukan oleh Dewi (2006) pada gunakan uji paired sampel t-test dapat
pasien stroke di RSUD Banyumas dengan ditarik kesimpulan bahwa ada
menggunakan musik gendhing pengaruh soft music berupa
Banyumasan ternyata dapat menurunkan mendengarkan instrument lagu Jawa
tingkat depresi bagi penderita depresi terhadap depresi lansia di Panti
ringan dan sedang secara signifikan. Wredha Nirwana Puri Samarinda.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN Achmad, Saleh. 1999. Manual Skala
Kepribadian Univ. Muhammadiyah,
Berdasarkan hasil penelitian yang Malang: Bagian Psikologi Klinis
dilakukan mengenai pengaruh sofy music fakultas Psikologi Universitas
terhadap depresi lansia dapat diambil Muhammadiyah. Tidak diterbitkan.
kesimpulan sebagai berikut: Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
1. Karakteristik responden yang ter-diri
Atkinson, Rita, L, & Atkinson,
dari usia, jenis kelamin, pendi-dikan
Richard,C.1995.Pengantar Psiko-logi
dan lama perawatan, berda-sarkan
I. terjemahan oleh Nurdjannah Taufiq.
data primer 30 lansia dida-patkan hasil
Jakarta : Erlangga.
yaitu, usia yang ter-banyak adalah
Bandawiyah. 2009. Lanjut Usia Dan
usia 60-70 tahun sebanyak 21 (70%),
Keperawatan Gerontik.Yogyakarta:
bardasarkan jenis kelamin yang
Muha Medika.
terbanyak ada-lah perempuan
sebanyak 22 (73.3%), berdasarkan Beck, A.T. 1967. Deppression: Clinical
tingkat pen-didikan yang terbanyak Experimental and Theoritical Aspect.
adalah ti-dak bersekolah sebanyak 18 New York: Hoeber Medical Davison,
(60%), sedangkan berdasarkan lama Harper & Row, Publishers, Inc.
perawatan yang terbanyak adalah Blackburn, Ivy Marie and Katie Davidson.
kurang dari 3 tahun seba-nyak 20 1994. Terapi Kognitif untuk depresi
(66.7%). dan kecemasan. Semarang : IKIP
Semarang Press.
2. Analisis tentang perbandingan skor Bongsoe. 2007. Lansia Rentan Alami
depresi lansia antara pretest de-ngan Depresi. (online), (http://www.
posttest pada kelompok eks-perimen kompas.co.id/ver1/Kesehatan/0707/23
terlihat signifikan, dengan nilai Pvalue /102746.htm, diakses tanggal 3
= 0,000. Sedangkan pada kelompok Januari 2012)
kontrol terlihat ti-dak signifikan, Chaplin, J.P. 2004. Kamus Psikologi
dengan Pvalue = 0,240 lebih besar Lengkap. Jakarta: PT. Raja Grafindo
dari nilai alpha (0,05). Persada.
Darmono. 2008. Lansia Depresi Rawan
3. Analisis tentang perbandingan skor Aksi Bunuh Diri. (online),
depresi lansia antara Kelompok (http://www.pdpersi.co.id/?show=detail
eksperimen dengan kelompok kon-trol

179
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

news&kode=1416&tbl=cakrawala, English. London: Oxford University Press.


diakses tanggal 3 Januari 2012). Hurlock, EB. 1994. Psikology Perkem-
Davidson, G. C & Neale, J.M. 1974. bangan; Suatu Pendekatan Sepan-
Abnormal Psychology (6 ed). New jang Rentang Kehidupan.Erlangga.
York: John Wiley & Sons, Inc. Jakarta.
Dewi. 2006. Pengaruh Terapi Musik Ismiadi. 2008. Terapi Musik Hilangkan
Terhadap Pasien Stroke di RSUD Depresi. (online), (http://lifestyle.
Banyumas. Skripsi. Fakultas Ilmu okezone.com/index.php/ReadStory/20
Pendidikan Universitas Negeri Malang, 08/03/25/27/94405/terapi-musik-
Malang. hilangkan-depresi, diakses tanggal 26
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Januari 2012).
Yogyakarta: Best Publisher. Jumiatun. 2008. Perbedaan Perilaku
Djohan.2005. Terapi Musik. Yogyakarta: Antara Sebelum dan Setelah Di-
Galang Press. berikan Terapi Musik Klasik pada
Fauzi, Luthfi S. 2008. Pengaruh Musik Pasien Depresi di Rumah Sakit Jiwa
Terhadap Perkembangan Kognitif dan Surakarta. Skripsi. Fakultas Ilmu
Kecerdasan Emosi. (online), Kesehatan Universitas
(http://luthfis.wordpress.com/2008/04/2 Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
0/pengaruh-musik-terhadap- (online).
perkembangan-kognitif-dan- Juniarti, N., Eka, S. & Damayanti, S. 2008.
kecerdasan-emosi/, diakses tang-gal Gambaran Jenis dan Tingkat
22 Januari 2012). Kesepian pada Lansia di Balai Panti
Gerald C, Davidson. 2006. Psikologi Sosial Tresna Werdha Pakutandang
Abnormal (9 ed). Terjemahan Oleh Ciparay Bandung. Fakultas Ilmu
Noermalasari Fajar. Jakarta: PT. Raja Keperawatan Univ. Padjadjaran ,
Grafindo Persada Bandung. (online), (http://pustaka.
Herlinawati, Inandya Rakhma. 2009. unpad.ac.id/wpcon
Depresi Pasca Persalinan Pada Ibu di tent/uploads/2009/10/gambaran_jenis
Kecamatan Kota Kabupaten _dan_tingkat_kesepian.pdf, diakses
Bojonegoro. Skripsi. Fakultas Ilmu tanggal 4 Januari 2012).
Pendidikan Univ. Negeri Malang, Kaplan, H.I & Sadock, B.J. 1998. Ilmu
Malang. Kedokteran Jiwa Darurat. Jakarta :
Heyne, Marcel.2008. Music and Buku Kedokteran EGC.
personality:Your iPersonic Perso- Kartono, K. 2002. Patologi Sosial. Jakarta
nality. (online), (http://music-and- : Raja Grafindo Persada.
personality.htm, diakses tanggal 7 Kerlinger, F. N. 1986. Asas-asas
Januari 2012). Penelitian Behavioral. Terjemahan
Hidayat, AAA. 2007. Metode Pene-litian oleh Landung R. Simatupang. 1990.
Keperawatan dan Teknik Analisa Yogyakarta: Gadjah Mada University
Data. Jakarta : Salemba Medika. Press.
Kushariyadi. 2010. Asuhan Kepera-watan
Hill, J. 2007. Assessing the Influence of pada Klien Lanjut Usia. Jakarta:
Rock Music on Emotion. (online), Salemba Medika.
(http://www.sordc.com/ files/Hill.pdf, Lubis. 2009. DEPRESI: Tinjauan Psi-
diakses tanggal 22 Januari 2012). kologis (1 ed). Jakarta: Kencana.
Horby, A.S. 2000. Oxford:Advanced Maryam, dkk. 2008. Mengenal Lanjut Usia
Learner’s Dictionary of Current dan Perawatannya. Jakarta: Salemba
Medika.

180
Jurnal Husada Mahakam Vol III No. 4,Nov. 2012, hal. 172- 182

Murad, J, dkk. 2005. Psikologi Ab-normal liputan6.com/sosbud/200104/11697/cl


(5 ed). Jakarta: Erlangga ass=%27vidico%27, diakses tanggal
Nugroho. 2008. Keperawatan Gerontik 26 Januari 2012).
dan Geriatri (3 ed). Jakarta: EGC
Nursalam. 2008. Konsep dan Pene-rapan
Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan: Pedoman Skripsi, Tesis,
dan Instrumen Penelitian Keperawatan
(2 ed). Jakarta: Salemba Medika.
Ortiz, John.2002.Nurturing Your Child with
Music.Jakarta:PT Gramedia Pustaka
Utama.
Perkins, Seth. 2008. Personality and
Music:An Examination of the Five-
Factor Model in Conjuction with
Musical Preference.
Prayoto. 2011. Gamelan-Gamelan.
(http://gamelan-gamelan.blogspot.
com/, Diakses 10 april 2012)

Radcoy, R., dan Boyle, J. 1997.


Psychological Foundation of Music
Behavior 3rd ed. Springfield: Charles
Inc.
Seniati, L., Yulianto, A. & Setiadi, B.N.
2005. Psikologi Eksperimen. Jakarta :
PT. Indeks.
Snyder, Keith A., & Tobing, Joshua
L.2004.Ada Apa dibalik Musik
Rock?.Bandung:Indonesia Publishing
House.
Tomb, D.A. 2004. Buku Saku Psikiatri.
Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Utami, Hippy, Nurlinawati. 2006.
Kesehatan Masyarakat: Suatu
Pengantar (4 ed). Jakarta: EGC

Wisher, L.K., Parry, L.B. & Piontek, M.C.


Postpartum Depression. The New
England Journal of Medicine, Vol. 347,
No. 3, (online), http:// www.nejm.org
(diakses tanggal 9 Januari 2012).
Wiwie S. Nasrun dkk. 2004. Buku Saku
Psikiatri (6 ed). Jakarta: EGC
Yunizar, E. & Guntur, M. 2009. Pe-
rempuan Lebih Rentan Terhadap
Depresi. (online), (http://berita.

181

Anda mungkin juga menyukai