Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No.

2, Oktober 2012 ISSN 1907 - 0357

PENELITIAN
PRELOADING DAN COLOADING CAIRAN RINGER
LAKTAT DALAM MENCEGAH HIPOTENSI PADA
ANESTESI SPINAL
Ansyori*, Tori Rihiantoro**
Banyaknya kasus operasi dengan anestesi spinal dan tingginya frekuensi komplikasi hipotensi pada tehnik
anestesi tersebut, serta adanya perbedaan cara mengantisipasi terjadinya komplikasi hipotensi pada anestesi
spinal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuai perbedaan efektifitas preloading dan coloading cairan RL 15
cc/KgBB dalam mencegah hipotensi pada anestesi spinal. Penelitian ini berdesain kuasi eksperimen. Penelitian
dilakukan di kamar operasi RSUD A.Yani Metro pada bulan Desember 2011 – Januari 2012. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh pasien yang menjalani operasi dengan tehnik anastesi spinal yang sesuai dengan
kriteria inklusi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik accidental sampling dengan jumlah sampel 30
orang pasien dengan preloading dan 30 orang dengan coloading yang memenuhi kriteria inklusi. Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode observasi (pengamatan) dengan instrumen
pengumpulan data berupa alat monitor tekanan darah dan MAP serta lembar observasi untuk mencatat hasil
monitoring dalam tekanan darah dalam arti setiap 5 menit, dan terjadi hipotensi dan atau tidak hipotensi. Metode
analisis data menggunakan analisis univariat dengan distribusi frekuensi dan prosentase dan analisis bivariat
menggunakan uji Chi Square (X2). Hasil penelitian menyimpulkan tidak ada perbedaan efektifitas antara
preloading dan coloading dalam pencegahan hipotensi pada anastesi spinal (p value: 0, 210). Berdasarkan hasil
tersebut Peneliti merekomendasikan kepada rumah sakit untuk dapat menggunakan preloading maupun
coloading cairan ktristoloid bagi pasien yang akan dilakukan operasi dengan menggunakan teknik spinal
anastesi. Namun demikian lebih disarankan untuk menggunakan preloading, karena angka hipotensinya lebih
rendah dibanding coloading.

Kata kunci: Hipotensi, preloading, coloading

LATAR BELAKANG kristaloid dan koloid dapat dipakai untuk


tujuan pengganti cairan dan darah tersebut,
Komplikasi hemodinamik pada termasuk juga untuk pengisian volume
anestesi spinal yang paling sering terjadi sirkulasi pada anastesi spinal (Sunatrio,
adalah hipotensi. Hal ini merupakan 2000).
perubahan fisologis yang sering terjadi Faktor yang mempengaruhi terjadinya
pada anestesi spinal (Liguori, 2007). hipotensi pada pasien operasi dengan
Insidensi kejadian hipotensi pada anestesi spinal anestesi antara lain: ketinggian blok
spinal mencapai 8 – 33 % (Liguori, 2007). simpatis, posisi pasien, kondisi pasien dan
Penyebab utama terjadinya hipotensi pada agent (obat) anestesi spinal. Berdasarkan
anestesi spinal tersebut adalah karena survey di RSUD A. Yani Metro, ternyata
blokade simpatis (Salinas, 2009; Liguori, faktor dominan penyebab hipotensi adalah
2007). ketinggian blok simpatis dan obat spinal
Hipotensi intraoperatif akibat anestesi. Hal ini dapat dilihat dari data
hipovelemia dianggap sebagai penyebab yang didapat di RSUD A. Yani Metro.
utama dari morbiditas dan mortalitas pasca Pemberian preloading pada pasien
bedah. Penanganan status cairan pasien yang akan dilakukan anestesi spinal
yang agresif telah terbukti dapat dengan 1-2 liter cairan intravena (kristaloid
mengurangi mordibitas dan mortalitas serta atau koloid) sudah secara luas dilakukan
lama rawat inap di rumah sakit. Akan untuk mencegah hipotensi pada anestesi
tetapi, pilihan cairan yang sebaiknya spinal. Pemberian cairan tersebut secara
digunakan untuk mengganti kehilangan rasional untuk meningkatkan volume
cairan dan darah intraoperatif masih belum sirkulasi darah dalam rangka
dapat ditentukan secara tuntas. Cairan mengkompensasi penurunan resistensi

[174]
Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN 1907 - 0357

perifer (Salinas, 2009). Pencegahan sesarea. Berdasarkan data laporan anestesi


hipotensi dapat dilakukan dengan di RSUD A.Yani Metro, yang dilakukan
memberikan cairan kristoloid Ringer anestesi spinal sebanyak 40 pasien dari 40
Laktat secara cepat 10-15 ml/kg BB pasien tersebut yang dilakukan preloding
(Sunatrio, 2004). sebanyak 20 pasien dan yang dilakukan
Pada pemakaian koloid intra operatif, colouding sebanyak 20 pasien dan yang
baik sendirian maupun kombinasi dengan terjadi hipotensi pada pemberian pre
larutan kristoloid, dapat memperbaiki hasil loading sebanyak 5 pasien (25%).
akhir pembedahan melalui perbaikan Sedangkan yang terjadi hipotensi pada
perfusi organ dan penurunanangka mual pemberian coloading sebanyak 8 pasien
dan muntah. Pemberian koloid intra (40%).
operatif memberikan profil pemulihan dan Dampak hipotensi pada pasien operasi
kenyamanan pasien yang lebih baik dengan spinal anestesi yaitu bila blok
dibanding pemberian kristoloid. Kristoloid anestesi semakin tinggi kesadaran pasien
yang diberikan secara sendiri maupun semakin menurun yang disertai dengan
kombinasi dengan koloid, maka tergantung hipotensi yang semakin berat, maka kerja
komposisi kristoloid. jantung semakin berat. Bila kejadian ini
Pada beberapa penelitian lain berlarut maka hypoxia dapat terjadi
dikatakan bahwa preloading cairan sehingga aliran darah ke seluruh jaringan
intravena pada pasien yang akan dilakukan menjadi, berkurang, untuk mencegah
anestesi spinal adalah tidak efektif. Coe hipotensi tersebut dilakukan loading cairan
dalam mojica (2002), penelitianya 10-15 ml/kgBB kristoloid atau pemberian
mengatakan bahwa preloading pada pasien vaso presor bolus dengan efidrin 5-10 mg
yang akan dilakukan anestesi spinal tidak IV, diberikan oxigenisasi secara adekuat
mempunyai efek yang signifikan dalam untuk mengatasi hipotesi lebih lanjut
mencegah terjadinya hipotensi. Hal ini (Sunatrio, 2004).
juga dibenarkan oleh Buggy dalam mojica Mengingat banyaknya kasus operasi
(2002), dia mengatakan bahwa preloading dengan anestesi spinal dan tingginya
dapat secara signifikan menurunkan frekuensi komplikasi hipotensi pada tehnik
insidensi terjadinya hipotensi, namun anestesi tersebut, serta adanya perbedaan
hanya dalam waktu 15 menit pertama cara mengantisipasi terjadinya komplikasi
setelah dilakukan spinal anestesi (Liguori, hipotensi pada anestesi spinal, membuat
2007). Pemberian cairan kristaloid saat penulis tertarik untuk meneliti tentang
dilakukan anestesi spinal (coloading) efektifitas preloading dan coloading cairan
ternyata lebih efektif dalam menurunkan RL 15 cc/KgBB dalam mencegah
insidensi terjadinya hipotensi, karena hipotensi pada anestesi spinal tersebut.
dengan cara ini kristaloid masih dapat
memberikan volume intravaskuler METODE
tambahan (additional fluid) untuk
menambahkan venous return dan curah Penelitian ini berdesain kuasi
jantung (Mojica, 2002). eksperimen yaitu menilai penurunan
Data yang didapatkan dari RSUD A. tekanan darah (MAP) pada pasien yang
Yani Metro, diperoleh hasil: sejak bulan dilakukan spinal anestesi yang dilakukan
Januari – Juni 2011 terdapat 438 kasus preloading dan coloading. Penelitian ini
operasi, dimana 306 (70%) kasus operasi dilakukan di kamar operasi RSUD A.Yani
dilakukan dengan anestesi spinal atau Metro pada bulan Desember 2011 –
sekitar 51 kasus perbulan, dengan rata-rata Januari 2012.
33 (65%) adalah kasus bedah dan 18 Populasi dalam penelitian ini adalah
(35%) kasus obstetri ginekologi, yang seluruh pasien yang menjalani operasi
mana dari 18 kasus obstetri ginekologi dengan tehnik anastesi spinal yang sesuai
tersebut, tujuh diantaranya merupakan dengan kriteria inklusi. Dalam penelitian
kasus obstetri ginekologi non seksio ini peneliti menggunakan teknik accidental
[175]
Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN 1907 - 0357

sampling dengan jumlah sampel 30 orang Tabel 2: Distribusi Frekuensi MAP


pasien dengan preloading dan 30 orang Responden pada Anestesi Spinal
dengan coloading yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi: Usia antara 17 – 60 No MAP Jumlah %
tahun, Tidak menderita penyakit 1. Hipotensi 13 21,7
kardiovaskuler, Status ASA I – II, 2. Tidak Hipotensi 47 78,3
Direncanakan dengan anestesi spinal, Jumlah 60 100
Menggunakan obat Bupivacaine 0,5%
hyperbaric, Dosis obat 20 mg, Ketinggian Dari tabel di atas diketahui bahwa
blok torakal X –V, Posisi operasi supine. distribusi responden berdasarkan MAP
Teknik pengumpulan data yang pada anastesi spinal di RSUD A. Yani
digunakan pada penelitian ini adalah Metro mempunyai proporsi terbanyak
metode observasi (pengamatan) yang akan untuk kategori tidak hipotensi sejumlah 47
dilakukan oleh peneliti sendiri. Instrumen orang responden (78,3%) dan kategori
yang digunakan dalam penelitian ini hipotensi sejumlah 13 orang responden
adalah : alat monitor tekanan darah dan (21,7%).
MAP, dan lembar observasi untuk
mencatat hasil monitoring dalam tekanan Analisa Bivariat
darah dalam arti setiap 5 menit, dan terjadi
hipotensi dan atau tidak hipotensi. Hasil Tabel 3: Perbedaan Tekanan Darah pada
observasi kemudian dikumpulkan dan Pasien Anastesi Spinal dengan
dilakukan pengumpulan data. Preloading dan Coloading cairan
Untuk menganalisis efektifitas Ringer Laktat
preloading dan coloading cairan Ringer
Laktat dalam mencegah hipotensi pada MAP
anestesi spinal,metode menggunakan Variabel
Hipotensi
Tidak
Total
analisis univariat dengan distribusi Pemberian Cairan Hipotensi
frekuensi dan prosentase dan analisis f % f %
Preloading 4 13,3 26 86,7 30
bivariat menggunakan uji Chi Square (X2). Coloading 9 30,0 21 70,0 30
Jumlah 13 21,7 47 78,3 60
P value 0,210
HASIL OR (CI 95%) 0,359 (0,097 – 1,331)

Analisa Univariat Tabel di atas memperlihatkan bahwa


responden dengan preloading lebih sedikit
Tabel 1: Distribusi Frekuensi Responden yang mengalami hipotensi sejumlah 4
Preloading dan Coloading pada orang responden dibandingkan dengan
Anestesi Spinal yang dilakukan coloading dan mengalami
hipotensi sejumlah 9 orang. Hasil uji chi
No Responden Jumlah % square diperoleh p value 0,210 yang
1. Preloading 30 50 berarti bahwa tidak ada perbedaan tekanan
2. Coloading 30 50 darah pada pasien anastesi spinal yang
Jumlah 60 100 diberikan tindakan preloading dan
coloading cairan Ringer Lactat. Dengan
Tabel di atas menggambarkan bahwa demikian baik teknik preloading maupun
distribusi responden berdasarkan coloading sama-sama efektif untuk
perlakukan preloading dan coloading pada mencegah terjadinya hipotensi.
anastesi spinal di RSUD A. Yani Metro
mempunyai proporsi yang sama yaitu 30
orang (50%).

[176]
Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN 1907 - 0357

PEMBAHASAN demikian pensegahan hipotensi tersebut


dapat dilakukan dengan memberikan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh cairan kristalloid ringer laktat secara cepat
data bahwa proporsi responden pada 10-15 ml/kg BB (Sunatrio, 2004). Jika
anastesi spinal di RSUD A. Yani Metro hipotensi tetap terjadi setelah pemberian
tahun 2011 mempunyai proporsi yang cairan maka vaso presor dapat di berikan
sama sejumlah 30 orang untuk kelompok seperti epidrin.dengan dosis 5 – 10 mg
preloading maupun coloading. Distribusi secara bolus IV, karena epidrin merupakan
responden berdasarkan MAP pada anastesi vaso presor tidak langsung meningkatkan
spinal di RSUD A. Yani Metro kontraksi otot jantung (efek sentral) dan
mempunyai proporsi terbanyak untuk vaso konstriktor (efek perifer).
kategori tidak hipotensi sejumlah 47 orang Dari hasil uji chi square diperoleh
responden (78,3%) dan kategori hipotensi bahwa p-value pada penelitian ini adalah :
sejumlah 13 orang responden (21,7%). 0,210 yang berarti bahwa tidak terdapat
Loading adalah pemberian cairan yang perbedaan efektifitas antara preloding dan
banyak dalam waktu yang singkat. coloading cairan ringer laktat dalam
Pemberian cairan kristaloid (loading) baik mencegah hipotensi pada spinal anastesi.
sebelum dilakukan anestesi spinal Adapun beberapa faktor yang dapat
(preloading) maupun setelah dilakukan mempengaruhi terjadinya hipotensi pada
anestesi spinal (coloading) dapat penelitian ini antara lain
mempengaruhi tekanan darah pasien
operasi dengan anastesi spinal. Ketinggian Blok Simpatis
Berdasarkan hasil uji satatistik terlihat
bahwa responden dengan preloading RL Hipotensi pada anestesi spinal ini di
15 ml/kg BB lebih sedikit yang mengalami hubungkan dengan meluasnya blakade
hipotensi yaitu berjumlah 4 orang simpatis, dimana dapat mempengaruhi
responden di banding dengan yang di tahanan vaskuler perifer dan curah jantung.
lakukan coloading. Blakade simpatis yang terbatas pada
Dari data tersebut menunjukkan rongga Thorak tengah atau lebih rendah
penggunaan cairan ringer lactat. Sebagai menyebabkan vasodilatasi anggota gerak
preloading lebih baik pada cairan ringan bawah dengan kompensasi vaso kontriksi,
laktat sebagai coloading ini berhubungan yang terjadi di atas level dari blok. Hal
dengan waktu paruh cairan kristoloid di tersebut diharapkan dapat mengkonpensasi
dalam vaskuler yang hanya 20 – 30 menit, terjadinya vasodilatasi yang terjadi di
karena pada prinsipnya. Bahwa pemberian bawah level blok karena semakin tinggi
cairan secara rasional untuk meningkatkan blok simpatis semakin menyebabkan
volume sirkulasi darah dalam rangka hipotensi yang lebih hebat (Liguori, 2007).
mengkonpensasi penurunan dari pada
resistensi periper (Salinas, 2009). Cairan Posisi Pasien
ringan Lactat yang dikenal dengan
Balanced Crystalloid Solution atau Blokade simpatis pada anastesi spinal
Formula elektrolit seimbang yang menyebabkan hilangnya fungsi kontrol dan
mempunyai komposisi yang lebih venus retum menjadi tergantung pada
mendekati komposisi plasma, karena grafitasi, pada anggota gerak yang lebih
cairan ringan Lactat akan mengisi rendah dari atrium kanan, vena – vena
kompartemen ekstravaskuler dan hanya menjadi dilatasi dan terjadi squestering
20-25% yang tetap didalam intravaskuler volume darah yang banyak (venus
setelah satu jam (Latip, 2002 dan Harijanto pooling). Pasien dengan posisi head up
2009). Pada prisnsipnya pencegahan akan cenderung terjadi hipotensi
hipotensi yaitu dengan meningkatkan diakibatkan oleh banyaknya venus pooling
violume sirkulasi untuk mengkompensasi oleh karena itu pasien sebaiknya pada
penurunan resistensi Perifer. Dengan posisi slight head dowt selama anestesi
[177]
Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN 1907 - 0357

spinal untuk mempertahankan venus return cairan ringer laktat 15 ml /kg berat badan
(Salinas, 2009). angka kejadian hipotensi sebesar 13%
dengan demikian bahwa angka kejadian
Kondisi Pasien hipotensi pada preloading dengan ringer
laktat tidak jauh berbeda dengan yang
Kondisi fisik yang dihubungkan dilakukan oleh Aprikadi.
dengan tonus simpatis basal juga Pada penelitian lain juga mengatakan
mempengaruhi derajat hipotensi, bahwa insidensi kejadian hipotensi pada
hipovolemia dapat menyebabkan depresi anastesi spinal baik pre loading maupun
pada sistem kardiovaskuler pada anastesi coloading mencapai 8 - 33 % (Liguori,
spinal. Blok simpatis oleh karena anestesi 2007). Dan sebagai penyebab utama
spinal mencetuskan hipotensi yang dalam. terjadinya hipotensi pada anastesi spinal
Karena hipovolemia merupakan tersebut adalah karena blokade simpatis
kontraindikasi. (Salinas, 2009, Liguori, 2007).
Pada pasien – pasien yang mengalami
pembesaran / tumor pada abdomen ini KESIMPULAN
sering terjadi hipotensi. Hal ini
dikarenakan adanya obstruksi mekanisme Berdasarkan hasil penelitian tentang
venus return. Oleh pembesaran uterus efektifitas pre loading dan coloading cairan
begitu juga pasien yang tua dengan ringer laktat dalam mencegah hipotensi
hipertensi sering terjadi hipotensi selama pada anestesi spinal dapat disimpulkan
anastesi spinal dibanding dengan yang bahwa :
muda. 1. Terdapat kejadian hipotensi pada
pasien yang dilakukan pre loading
Obat Spinal Anastesi dengan cairan kristaloid ringer laktat
sebesar 4 pasien atau 13,3%.
Obat anastesi spinal Bupivacain 2. Terdapat kejadian hipotensi pada
mengakibatkan hipotensi, hal ini pasien yang dilakuan coloading cairan
disebabkan karena blokade pada serabut kristoloid ringer laktat sebesar 9 pasien
simpatis, barisitas obat anestesi spinal atau 30%.
(bupivacain) yang hiperbarik dapat lebih 3. Tidak Terdapat perbedaan efektifitas
menyebabkan hipotensi dibanding dengan antara pemberian pre loading dan
agent yang isobarik ataupun hipobarik. Hal coloading cairan kristoloid ringer
ini dihubungkan dengan level blok sensoris laktat dalam mencegah hipotensi pada
dan simpatis dimana agent hiperbarik anestesi spinal secara menyeluruh.
menyebar lebih jauh dari pada agent Berdasarkan kesimpulan maka penulis
isobarik maupun hipobarik sehingga menyarakan bahwa sebagai bahan
menyebabkan blokade simpatis yang lebih pertimbangan bagi pihak rumah sakit
tinggi. khususnya instalasi kamar bedah dalam hal
Pada beberapa penelitian lain penggunaan preloading cairan. Peneliti
dikatakan bahwa angka kejadian hipotensi merekomendasikan kepada rumah sakit
pada pre loading pemberian cairan untuk dapat menggunakan preloading
kristoloid ringer laktat 1500 ml sebesar maupun coloading cairan ktristoloid bagi
12% hal ini disebabkan karena cairan pasien yang akan dilakukan operasi dengan
ringer laktat mengandung zat dengan BM menggunakan teknik spinal anastesi.
rendah (< 8000 dalton) dan mempunyai Namun demikian lebih disarankan untuk
tekanan onkotik rendah sehingga cepat menggunakan preloading, karena angka
terdistribusi keseluruh ruang ekstraseluler hipotensinya lebih rendah dibanding
dan paruh waktu kristoloid didalam coloading.
vaskuler yaitu 20-30 menit (Aprikadi,
2010). Sedangkan pada penelitian yang
dilkukan oleh peneliti dengan pemberian
[178]
Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 2, Oktober 2012 ISSN 1907 - 0357

Liguori, G.A. 2007. Hemodynamic


Complications, complication in
* Pelaksana Keperawatan di Ruang regional anasthesia and pain
Kamar Operasi RSUD Ahmad Yani medicine. 1st Ed.: 43 – 52.
Metro.
** Dosen pada Prodi Keperawatan Mojica. 2002. The Timing of Intravenus
Tanjungkarang Poltekkes Kemenkes Crystaloid Administration and
Tanjungkarang. Incident of Cardiovasculer Side
Effects during spinal anesthesia: The
results From a Randomized
DAFTAR PUSTAKA Controlled Trial. Anesthesia
Analgesia. 94:432-437.

Afrikadi (2010). Perbedaan Efek Profil Rumah Sakit Umum Daerah Jendral
Preloading Cairan Kristaloid Ringer A. Yani Metro, 2010.
Laktat 1.500 ml dengan Koloid HES
6% 500 ml terhadap Tekanan Darah Salinas, F.V. 2009. Spinal Anasthesia. A
dan Nadi Pasien Spinal Anestesi. Practical Approach to Regional
Yogyakarta. Anasthesia, 4th ed. : 60-102.

Bambang Suryono Suwondo, 2001, Sunatrio, 2004, Anestesiologi, Bagian


Pemilihan Cairan Koloid atau Anestesiologi dan Terapi,
Kristoloid, Anestesiologi dan Intensif, FKUI, Jakarta.
Reanimasi, FK.UGM/RSUP dr.
Soedjito, Yogyakarta Sunatrio. 2000. Resusitasi Cairan. Jakarta:
Media Aesculapius.
Harijanto, E. 2009. Panduan Tatalaksana
Terapi Cairan Perioperatif,
Perhimpunan Dokter Spesialis
Anestesiologi dan Reanimasi
Indonesia.

[179]

Anda mungkin juga menyukai