Anda di halaman 1dari 3

http://majalahkesehatan.

com/hepatitis-a-b-c-d-e-apa-bedanya/

Hepatitis berarti peradangan atau pembengkakan liver atau hati. Hepatitis adalah penyakit
berbahaya karena menyerang hati, yang merupakan organ penting dengan ratusan fungsi.

Ada lima virus penyebab hepatitis, yang diberi nama hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C,
hepatitis D dan hepatitis E. Walaupun kelima virus tersebut dapat menghasilkan gejala yang
mirip dan memiliki efek yang sama, masing-masing memiliki keunikan dalam cara penularan
dan dampaknya terhadap kesehatan.

Hepatitis biasanya disebutkan menggunakan salah satu dari dua istilah, “akut” atau
“kronis”. Penyakit akut mempengaruhi seseorang untuk waktu yang singkat dan bisa sembuh
dalam beberapa minggu tanpa efek berkelanjutan. Penyakit kronis berlangsung lama, kadang-
kadang seumur hidup seseorang.

Hepatitis A

Hepatitis A adalah satu-satunya hepatitis yang tidak serius dan sembuh secara spontan tanpa
meninggalkan jejak. Penyakit ini bersifat akut, hanya membuat kita sakit sekitar 1 sampai 2
minggu. Virus Hepatitis A (HAV) yang menjadi penyebabnya sangat mudah menular,
terutama melalui makanan dan air yang terkontaminasi oleh tinja orang yang terinfeksi.
Kebersihan yang buruk pada saat menyiapkan dan menyantap makanan memudahkan
penularan virus ini. Karena itu, penyakit ini hanya berjangkit di masyarakat yang kesadaran
kebersihannya rendah.

Hepatitis A dapat menyebabkan pembengkakan hati, tetapi jarang menyebabkan kerusakan


permanen. Anda mungkin merasa seperti terkena flu, mual, lemas, kehilangan nafsu makan,
nyeri perut dan ikterik (mata/kulit berwarna kuning, tinja berwarna pucat dan urin berwarna
gelap) atau mungkin tidak merasakan gejala sama sekali.

Virus hepatitis A biasanya menghilang sendiri setelah beberapa minggu. Untuk mencegah
infeksi HAV, ada vaksin hepatitis A untuk menangkalnya.

Hepatitis B

Pemberian Vaksin Hepatitis B

Pada bayi:

-Vaksinasi I: baru lahir s.d. 2 bulan

-Vaksinasi II: usia 1 s.d. 4 bulan

-Vaksinasi III: usia 6 s.d. 18 bulan

Pada orang dewasa:


Pada usia 18 tahun atau lebih, terutama
untuk pengguna narkoba suntik,
tenaga kesehatan, pasien HIV, pasien
liver kronis, dll. Vaksin diberikan 3
kali dalam 6 bulan, yaitu pada bulan ke-
0, 1 dan 6, atau pada bulan ke-0, 2, dan
4.

Hepatitis B adalah jenis penyakit liver berbahaya dan dapat berakibat fatal. Virus Hepatitis B
(HBV) ditularkan melalui hubungan seksual, darah (injeksi intravena, transfusi), peralatan
medis yang tidak steril atau dari ibu ke anak pada saat melahirkan.

Pada 90% kasus HBV menghilang secara alami, tetapi pada 10% kasus lainnya virus tersebut
tetap bertahan dan mengembangkan penyakit kronis, yang kemudian bisa menyebabkan
sirosis atau kanker hati. Banyak bayi dan anak-anak yang terkena hepatitis B tidak betul-betul
sembuh, sehingga mendapatkan masalah liver di usia dewasa. Anda perlu berhati-hati dengan
virus HBV karena dapat ditularkan oleh orang yang sehat (yang tidak
mengembangkan penyakit hepatitis B) tetapi membawa virus ini.

Hepatitis B seringkali tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, keluhan yang khas
dirasakan adalah nyeri dan gatal di persendian, mual, kehilangan nafsu makan, nyeri perut,
dan ikterik. Hepatitis B dapat ditangkal dengan vaksin. Anak-anak biasanya
mendapatkan vaksin ini sebagai bagian dari program vaksinasi anak.

Hepatitis C

Hepatitis C menular terutama melalui darah. Sebelumnya, transfusi darah bertanggung jawab
atas 80% kasus hepatitis C. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi berkat kontrol yang lebih ketat
dalam proses donor dan transfusi darah. Virus ditularkan terutama melalui penggunaan jarum
suntik untuk menyuntikkan obat-obatan, pembuatan tato dan body piercing yang dilakukan
dalam kondisi tidak higienis.

Penularan virus hepatitis C (HCV) juga dimungkinkan melalui hubungan seksual dan dari ibu
ke anak saat melahirkan, tetapi kasusnya lebih jarang. Seperti halnya pada hepatitis B, banyak
orang yang sehat menyebarkan virus ini tanpa disadari.

Gejala hepatitis C sama dengan hepatitis B. Namun, hepatitis C lebih berbahaya karena
virusnya sulit menghilang. Pada sebagian besar pasien (70% lebih), virus HCV terus bertahan
di dalam tubuh sehingga mengganggu fungsi liver.

Evolusi hepatitis C tidak dapat diprediksi. Infeksi akut sering tanpa gejala (asimtomatik).
Kemudian, fungsi liver dapat membaik atau memburuk selama beberapa bulan atau bahkan
bertahun-tahun. Pada sekitar 20% pasien penyakitnya berkembang sehingga menyebabkan
sirosis. Saat ini belum ada vaksin yang dapat melindungi kita terhadap hepatitis C.

Hepatitis D
Hepatitis D, juga disebut virus delta, adalah virus cacat yang memerlukan pertolongan virus
hepatitis B untuk berkembang biak sehingga hanya ditemukan pada orang yang terinfeksi
hepatitis B. Virus hepatitis D (HDV) adalah yang paling jarang tapi paling berbahaya dari
semua virus hepatitis.

Pola penularan hepatitis D mirip dengan hepatitis B. Diperkirakan sekitar 15 juta orang di
dunia yang terkena hepatitis B (HBsAg +) juga terinfeksi hepatitis D. Infeksi hepatitis D
dapat terjadi bersamaan (koinfeksi) atau setelah seseorang terkena hepatitis B kronis
(superinfeksi).

Orang yang terkena koinfeksi hepatitis B dan hepatitis D mungkin mengalami penyakit akut
serius dan berisiko tinggi mengalami gagal hati akut. Orang yang terkena
superinfeksi hepatitis D biasanya mengembangkan infeksi hepatitis D kronis yang berpeluang
besar (70% d- 80%) menjadi sirosis.

Tidak ada vaksin hepatitis D, namun dengan mendapatkan vaksinasi hepatitis B maka
otomatis Anda akan terlindungi dari virus ini karena HDV tidak mungkin hidup tanpa HBV.

Hepatitis E

Hepatitis E mirip dengan hepatitis A. Virus hepatitis E (HEV) ditularkan melalui kotoran
manusia ke mulut dan menyebar melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.
Tingkat tertinggi infeksi hepatitis E terjadi di daerah bersanitasi buruk yang mendukung
penularan virus.

Hepatitis E menyebabkan penyakit akut tetapi tidak menyebabkan infeksi kronis. Secara
umum, penderita hepatitis E sembuh tanpa penyakit jangka panjang. Pada sebagian sangat
kecil pasien (1-4%), terutama pada ibu hamil, hepatitis E menyebabkan gagal hati akut yang
berbahaya. Saat ini belum ada vaksin hepatitis E yang tersedia secara komersial. Anda hanya
dapat mencegahnya melalui penerapan standar kebersihan yang baik.

Anda mungkin juga menyukai