1. Jelaskan yang dimaksuk dengan sensor, apa saja sensor yang ada dalam EMS?
Sensor merupakan input dari sistem ECU dimana akan berfungsi sebagai pemberi
sinyal. Sinyal sensor terdapat dua jenis, yaitu: sinyal discrete dan sinyal analog.
Discrete signal berupa skala biner dimana hanya ada ON atau OFF (1 atau 0,
Benar atau salah), contoh nya : push button. Sedangkan sinyal analog
menggunakan prinsip rentang suatu nilai antara “ nol hingga skala penuh ”.
Contohnya: MAP (Manifold Air Pressure) dan TPS (Throttle Position sensor).
Signal analog bisa berupa tegangan atau arus listrik yang akan diproporsionalkan
oleh nilai integer mikrokontroler ECU, contohnya : pembacaan Throttle “ 0 % hingga
100 % “ akan dikeluarkan sensor TPS dengan nilai tegangan “ 0 V – 5 V “ dimana
nilai ini akan dikonversikan menjadi nilai integer “ 0 – 32767 ”.
Macam-macam Sensor dalam EMS :
a. MAP Sensor, Map sensor terletak di rumah filter udara, memiliki tiga kabel
yang berfungsi untuk mendeteksi kevacuuman pada intake manifol atau
camber.
b. TPS atau Throttle Position Sensor, TPS atau Sensor Posisi Throttle terletak
di throttle body atau katup gas, berfungsi untuk mengetahui berapa persen
katup gas (throttle valve) dibuka atau seberapa lebar katup gas terbuka saat
pedal gas diinjak.
c. CKP Sensor, CKP sensor atau CrankShaft Posision Sensor terletak di
bagian depan mesin bagian bawah untuk mendeteksi posisi TOP silinder.
d. Camshaft Sensor, Camshaft sensor berfungsi untuk mendeteksi posisi
camshaft.
e. IAT (Intake Air Temperatur) atau Sensor temperatur udara masuk, sensor
temperatur udara masuk berada di filter udara yang berfungsi untuk
mendeteksi berapa derajat celsius suhu udara yang masuk di ruang filter
udara sebelum ke mesin.
f. ECT atau Engine coolant Temperature, ECT atau sensor temperatur cairan
pendingin mesin yang bertugas untuk memberi sinyal untuk menghidupkan
kipas radiator saat mesin sudah panas.
g. Sensor Knock, berfungsi untuk mendeteksi terjadinya knocking pada mesin.
Knock sensor terbuat dari piezo electric element yang menghasilkan
tegangan saat piezo electric element-nya berubah bentuk, hal ini terjadi pada
saat block silinder vibrasi yang disebabkan karena terjadinya knocking.
h. Oxygen Sensor, O2 sensor adalah sensor gas buang, sensor oksigen
berfungsi untuk mendeteksi oksigen didalam gas buang hasil pembakaran
mesin, oksigen sensor terletak di knalpot atau exhaust manifold.
2. Jelaskan yang dimasud dengan aktuator apa saja aktuator yang ada dalam EMS?
Actuator merupakan kelompok penggerak /pelaksana perintah ECU sesuai dengan
bagian masing-masing.
Macam-macam actuator :
a. ISC atau Idle Speed Control Valve, ISC termasuk aktuator, sesuai dengan
namanya ISC valve adalah sparepart atau komponen yang berfungsi untuk
mengatur putaran mesin saat idel atau stationer.
b. Vacuum Switching Valve (EVAP) atau VSV, VSV bukanlah sensor tetapi
aktuator, fungsi katup vsv (EVAP) adalah untuk membuka saluran uap
bensin dari tanki melalui charcoal canister, uap bensin dari tanki tersebut
akan ikut terbakar didalam mesin. Katup VSV biasanya bekerja setelah
kondisi mesin sudah panas.
c. OCV atau Oil Control Valve, OCV termasuk aktuator yang berfungsi untuk
mengatur oli mesin yang masuk ke VVT-i.
d. Injektor Bahan Bakar adalah aktuator yang berfungsi untuk menyemprotkan
atau mengabutkan bensin ke dalam mesin atau ke dalam ruang bakar
e. Pompa Bensin atau pompa bahan bakar. Letak atau posisi pompa bensin
berada didalam tangki. Pompa bensin ini berfungsi untuk menaikan tekanan
bahan bakar sebelum dikabutkan oleh injektor.
3. Jelaskan kaitan antara sensor dan actuator ?
Pada Engine Management System terdiri dari sensor, ECU, dan actuator. Ketiga ini
saling memiliki hubungan untuk bekerjanya suatu engine. Sensor bekerja sebagai
input yang akan mengirim signal ke ECU. Kemudian data akan diolah dan
diproses pada ECU. Sehingga mengeluarkan output signal/tegangan ke aktuator
yang akan mengubah signal / tegangan tersebut untuk mengatur kerja dari seluruh
sistem di engine.
Sensor (input) → ECU (proses data) → actuator (output)
1. Bagaimana konsep sistem kontrol pada sepeda motor terkait dengan EMS
pada sepeda motor ?
Sepeda motor atau kendaraan bermotor adalah sebuah perangkat yang
dikembangkan oleh manusia untuk meningkatkan mobilitas mereka dalam rangka
memenuhi kebutuhannya. Perangkat tersebut dilengkapi dengan sebuah mesin
atau motor yang berfungsi untuk menghasilkan daya untuk menggerakkan
kendaraan tersebut. Sehingga mesin merupakan peralatan untuk membangkitkan
tenaga yang diperlukan, melalui sebuang proses yang disebut dengan konversi
energi. Konversi energi yang terjadi pada mesin kendaraan dimulai dari energi
panas dikonversi menjadi energi mekanik. Energi mekanik juga terjadi konversi dari
gerak lurus menjadi gerak putar dan terakhir menjadi gerak lurus kembali, hingga
mampu menggerakkan kendaraan. cara menghasilkan energi panas atau kalor di
dalam perangkat mesin dan karena itu perangkat mesin tersebut disebut juga
sebagai mesin pembakaran dalam (Internal Combustion Engine) Dengan kata lain
untuk menghasilkan energi panas dilakukan proses pembakaran di dalam mesin itu
sendiri, sementara bahan proses pembakaran dipasok dari luar mesin, baik bahan
bakar, oksigen dan bunga api untuk memulai proses pembakaran. Optimalisasi
hasil proses pembakaran akan ditentukan oleh kesesuaian penyediaan ketiga
bahan yang diperlukan dalam tersebut. Penyediaan ketiga ketiga bahan untuk
proses pembakaran tersebut diperlukan pengendalian atau kontrol agar diperoleh
komposisi yang ideal. Proses pengendalian tersebut awalnya dilakukan secara
mekanis, namun hasilnya belum bisa optimal. Pada akhirnya saat ini telah
ditemukan sistem pengendalian tersebut dengan lebih teliti dan sesitif dengan
mengaplikasikan elektronika di dalam bidang otomotip khususnya untuk proses
pengendalian. Proses pengendalian menggunakan elektronika tersebut saat ini
dikenal dengan istilah EMS (Engine Management System). Penyediaan ketiga
unsur untuk proses pembakaran saat ini sudah dapat dikontrol menggonakan
elektronik, penyediaan bahan bakar salah satunya dikenal menggunakan EFI
( Electinic Fuel Injection) untuk mengatasi sistem kontrol mekanis pada karburator,
Sistem Pengapian dikembangkan salah satunya menggunakan CDI (Capacitor
Discharger Ignition) dan topik kajian saat ini juga sudah mulai dikontol dengan
sistem eletronik yang dikenal dengan Sistem Kontrol Induksi ( Induction Control
System) sistem pemasukan udara sebelumnya tanpa kontrol
Keterangan :
1. Tangki bahan bakar(Fuel Tank)
2. Saringan hisap bahan bakar(Fuel
3. suction filter)
4. Pompa bensin listrik(Electric Fuel
5. Pump)
6. Pengatur tekanan bahan
7. bakar(Fuel pressure regulator)
8. Selang suplai bahan bakar(Fuel
9. feed Hose)
10. Nosel (Injector)
11. Rumah katup gas (Throttle body)
Skema aliran Bahan Bakar Sepeda Motor
Keterangan:
Bahan bakar dari tangki bensin diisap oleh pompa bensin melalui filter bahan bakar.
Selanjutnya bahan bakar mengalir ke regulator tekanan. Pada regulator tekanan,
tekanan bahan bakar yang masuk ke slang /pipa bensin sampai menuju
injektor.distabilkan antara 2,5 – 3 bar dengan membuang tekanan yang berlebih ke
tangki bensin. Apa keuntungan regulator tekanan bahan bakar di taruh didalam
tangki? Salah satu keuntungannya adalah agar bahan bakar tidak ikut menjadi
panas karena tidak berdekatan dendan mesin, sehingga penguapan bensin menjadi
sedikit.
3. Apakah ada sistem lain selain penyemprotan bahan bakar yang diatur oleh
ECU pada sepeda motor ?
Selain mengatur penyemprotan bahan bakar, ECU juga akan mengatur pengapian
dan mengendalikan MIL (malfunction indicator lamp). Lampu yang dipergunakan
untuk memberi tanda adanya kesalahan pada sistem, serta mengatur sensor-
sensor yang ada di sepeda motor.
FORUM M6 KB 3
3. Apakah ada sistem lain selain penyemprotan bahan bakar yang diatur oleh
ECU pada motor bensin? Jelaskan
a. Kontrol Sistem Pengapian
Tujuan pengontrolan mesin pada sistem pengapiannya adalah untuk dapat
memberikan sistem pengapian yang optimal hingga dapat tercapai torsi yang
optimum, emisi gas buang yang rendah, irit bahan bakar dan
pengendaraan/pengendalian yang baik serta meminimalkan engine knock. Data
dasar untuk timing pengapian (Base Engine Timing Value) yang mengacu
pada beban dan putaran mesin tersimpan dalam ROM pada Electronic Control
Unit (ECU). Data-data yang diterima ECU diolah untuk mencapai tujuan yang
diharapkan seperti diatas. Koreksi terhadap waktu pengapian juga dibutuhkan
guna mengakomodir efek temperatur, EGR, start pada saat panas, tekanan
udara dan engine knock. Pada kendaraan yang menggunakan transmisi
otomatis, timing ignition digunakan untuk memvariasikan torsi mesin agar
memudahkan dalam pemindahan kecepatan ataupun pengontrolan putaran
idle. Flow chart berikut menggambarkan metode perhitungan untuk ignition
timing
b. ISC atau Idle Speed Control
ISC atau Idle Speed Control berfungsi untuk mengontrol kecepatan idle atau
stasioner pada kendaraan dengan cara mengatur banyak sedikitnya udara yang
masuk ke ruang bakar ketika pedak gas tidak ditekan atau diinjak
c. OCV (Oil Control Valve)
OCV akan mengatur besar tekanan hidrolik yang dimasukkan menuju
Advance chamber dan retarding chamber yang terdapat pada VVT-i Controler
dengan mengatur posisi Spool Valve sesuai dengan signal duty yang
diberikan oleh ECU sehingga katub isap akan membuka secara
bervariasi sesuai kondisi mesin berdasarkan input sinyal dari kecepatan mesin,
IAT sensor, TPS sensor, MAP sensor, CMP sensor, Serta WTS sensor.
FORUM M6 KB 4
3. Apakah ada sistem lain selain penyemprotan bahan bakar yang diatur oleh
ECU pada motor diesel common rail? Jelaskan