Anda di halaman 1dari 9

TUGAS AKHIR M3

KELISTRIKAN OTOMOTIF

NAMA : DWI HARYANTO


NOMOR PESERTA PPG : 19031642710712
KELAS : B

1. Gambar rangkaian sistem pengapian dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara
kerjanya!
Sistim pengapian DLI adalah sistim pengapian elektronik tanpa distributor
(distributorless). Cara kerja dari system pengapian DLI sesuai dengan wiring diagram di atas
adalah sebagai berikut:
Baterai (17) sebagai sumber listrik yang menyuplai komponen-komponen system
pengapian melalui main fuse box (16) yang terdiri dari 4 Buah Fuse. Arus dari main fuse
mengalir ke komponen Main Relay (2) untuk menyuplai tegangan ECM (12), primery coil dan
Igniter. Sedangkan 2 buah Ignitor Coil Assy disuplai tegangannya melalui Kunci Kontak (1) dan
Ignition Fuse (13)).
ECM (12) mendeteksi kondisi mesin dan kendaraan melalui sinyal dari sensor Camshaft
Position Sensor / CMP (5) dan sensor Crankshaft Position Sensor / CKP (6) untuk mendeteksi
sudut crank dan menyetel ignition timing secara otomatis, kemudian ECM mengidentifikasi
cylinder mana yang pistonnya pada langkah kompresi, untuk menentukan ignition timing yang
tepat dan waktu mengalirnya arus listrik ke primary coil dan mengirim sinyal ke igniter (power
unit) di pengapian coil assy (3)/(4).
Sistim pengapian DLI tidak dilengkapi distributor, tetapi dilengkapi dengan ignition coil
assy. (coil pertama untuk busi No.1 dan No.4 dan coil kedua untuk busi No.2 dan No.3). Ketika
sinyal pengapian dikirim dari ECM ke ignitor pada ignition coil assy. untuk busi No.1 dan No.4,
terjadi tegangan tinggi pada secondary coil dan busi No.1 dan No.4 secara bersamaan. Seperti,
ketika sinyal pengapian dikirim ke ignitor pada ignition coil assy., busi No.2 dan No.3 secara
bersamaan.
2. Gambar rangkaian sistem starter dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara
kerjanya!

1. Arus dari baterai > Kunci kontak terminal ST > terminal 50 pada solenoid > pull-in coil
> terminal C > field coil > brush positif > armaure > brush negatif > massa. Terbentuk
medan magnet pada kumparan pull-in coil.
2. Arus dari baterai > Kunci kontak terminal ST > terminal 50 pada solenoid > kumparan
hold in coil > massa. Terbentuk medan magnet pada kumparan hold-in coil.

Ketika pull-in coil dan hold in coil teraliri arus, maka akan terjadi kemagnetan pada kedua
kumparan. Arus memiliki arah, karena kedua kumparan dialiri arus dengan arah yang
sama maka kedua-duanya akan menimbulkan magnet yang saling menguatkan, dan
kemagnetan pada keduanya ini akan menarik (pull) plunger ke-arah main switch.
Disamping itu drive lever juga akan menggeser starter clutch, agar pinion gear
berhubungan dengan ring gear.
Pada saat yang sama arus yang relatif kecil juga mengalir ke field coil dan kumparan
armature, maka putaran yang dihasilkan motor starter masih lambat. Tetapi lambatnya
putaran yang dihasilkan ini justru malah menguntungkan, pasalnya akan membuat proses
perkaitan antara pinion gear dengan ring gear akan semakin mulus. Pada proses ini
kontak plate belum menutup sepenuhnya main switch.
Pada saat pinion gear berkaitan penuh dengan ring gear, maka contact plate akan
menutup main switch. Nah, kondisi yang seperti ini aliran arusnya dibagi menjadi dua
yaitu sebagai berikut :
1. Baterai > kunci kontak terminal st > terminal 50 > hold-in coil > massa.
2. Baterai > terminal 30 > Contact plate > terminal C > Field coil > armature > massa.

Ketika mesin sudah hidup, tentu kunci kontak akan kita kembalikan ke posisi ON. Bisa
dilihat di gambar di atas, contact plate masih berhubungan denagan main switch, dan
aliran arusnya adalah sebagai berikut :
1. Baterai > Terminal 30 > Contact plate > Terminal C > Pull-in coil > Hold-in coil >
massa.
2. Baterai > Terminal 30 > Contact plate > Terminal C > Field coil > Armature > massa.
3. Aliran arus yang di atas, yang mengalir ke pull-in coil dan hold-in coil arah arusnya
adalah berlawanan, hasil kemagnetan yang dihasilkannya pun juga berlawanan. Hal
ini membuat keduanya saling menghapuskan dan membuat kekuatan spring (pegas)
mengembalikan posisi contact plate ke posisi semula. Drive lever juga menarik starter
clutch dan pinion gear terlepas dari ring gear.
3. Gambar rangkaian sistem pengisian dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara
kerjanya!

Cara kerja system pengisian sebagai berikut:

a. Igniton Switch OFF


Saat Ignition Switch berada pada posisi OFF, teagngan aki akan standby di terminal
B Alternator, deskripsinya pada gambar di bawah ini.
b. Ignition Swich ON
Setelah Ignitition Switch diputar kearah ON, arus listrik akan mengalir melalui switch,
terminal B, Terminal L, lalu menuju Field Coil dan akan standby di collector Power
Transistor. Dari Terminal R arus listrik juga akan mengalir ke Dioda Zener.
Tegangan yang mengalir saat ini masih dibawah nilai tegangan refersensi Dioda
Zener, maka Dioda Zener tidak dapat melewatkan arus. (Dioda Zener dalam posisi
OFF). Akibatnya, tegangan di basis TR1 (Transistor No 1) tidak lebih tinggi daripada
tegangan di emitor, maka TR1 dalam posisi OFF dan tidak dapat mengalirkan arus
listrik.
Sedangkan dari terminal B, arus akan mengalir menuju basis Power Transistor.
Karena tegangan di basis Power Transistor lebih tinggi daripada emitor, maka Power
Transistor akan menjadi ON. Saat Power Transistor dalam posisi ON, maka listrik
akan mengalir di Field Coil dan mengakibatkan munculnya medan magnet pada
kumparan Field Coil.
Disaat yang sama, terjadi beda potensial tegangan antara terminal L dengan
Terminal baterai, akibatnya lampu charging (Charging Lamp) akan menyala.
c. Ignition Switch Start
Saat kunci kontak diputar kearah Start dan mesin mulai hidup, hal ini akan
mengakibatkan Rotor Alternator berputar, yang akibat juga akan membuat medan
magnet di Field Coi ikut berputar.
Medan Magnet dari Field Coil ini akan mengenai kumparan pada stator coil. Prinsip
electromagnet akan terjadi, yaitu magnet yang digerakkan pada sebuah kumparan
akan menghasilkan tegangan listrik. Tegangan yang dibangkitkan dari proses ini
berupa tegangan AC (Alternating Current).
Tegangan AC yang muncul di Stator Coil akan diubah oleh Rectifier (Dioda) menjadi
Tegangan Searah (Direct Current). Tegangan yang sudah disearahkan oleh dioda ini
kemudan dialrikan menuju ke Field Coil, lalu masuk kedalam Power Transistor dan
kembali ke ground.
Selain menuju ke Field Coil, tegangan dari stator coil juga akan mengalir menuju
terminal L Alternator dan juga menuju kearah dioda zener berada.
Ketika tegangan mengalir ke terminal L, maka lampu charging akan menjadi Off
akibat tidak ada beda tegangan antara IG swich dengan terminal L.
Seriring putaran mesin dan berjalannya waktu, tegangan yang dihasilkan oleh stator
coil akan mengalami peningkatan tegangan. Akibatnya tegangan ini akan
menembus batas tegangan referensi Dioda Zener yang akan membuat DIoda Zener
menjadi ON.
Saat Dioda Zener ON, maka tegangan pada TR1 akan lbih tinggi dari tegangan
emitor, akibatnya TR1 menjadi ON dan arus listrik akan mengalir dari collector ke
emtor TR1 menuju ground..
Kondisi ini akan mengakibatkan tegangan basis pada power transistor menjadi
berkurang hingga drop dan menyebabkan kondisi power transistor yang sebelumnya
ON menjadi OFF.
Efek Power Transistor yang OFF akan membuat kemagnetan pada field coil hilang.
Disaat kemagnetan pada field coil hilang, maka tegangan yang dihasilkan oleh stator
coil juga akan menurun. Hal ini juga berimbas pada menurunnya tegangan yang
masuk kedalam Dioda Zener.
Ketika tegangan yang masuk ke dalam Dioda Zener lebih kecil dari tegangan
Referensi Dioda, maka saat itu pula Dioda Zener akan menjadi OFF dan membuat
tegangan basis pada TR1 menjadi OFF.
Saat TR1 menjadi OFF maka tegangan basis pada Power Transistor akan kembali
naik dan membuat Power Transistor kembali ON sehingga Field Coil akan kembali
menghasilkan medan magnet, dan Startor kembali menghasilkan tegangan.
4. Gambar rangkaian sistem AC dari salah satu kendaraan dan jelaskan cara
kerjanya!
Cara kerja system A/C yaitu sebagai berikut:
Pada saat kunci kontak (1) ON maka arus mengalir dari posif baterai menuju ke sekring
(80A). Dari sekring fungsinya untuk membatasi besarnya arus yang masuk untuk
keperluan keamanan komponen dari rangkaian listrik dalam sistem AC. Dari sekering
kemudian arus mengalir menuju blower, pengaturan posisi blower berdasarkan tombol
pengaturan kecepatan perputaran blower/ panel blower (3) yang kemudian arus
diteruskan melalui blower resistor (5). Pengaturan blower pada prinsipnya mengatur
besar kecinya tahanan resistor dalam rangkaian blower. Semakin kecil pengaturan
switch pada saklar blower berarti arus mengalir melalui tahanan resistor yang paling
besar sehingga arus yang mengalir dan memutarkan lower kecil sehingga putaran
blower menjadi kecil.

Arus dari blower bercabang dan mengalir dari rangkaian C menuju thermistor (6) dan
menuju ke relay. Relai aktif maka akan menghubungakan terminal 30 ke 87 dan menuju
ke rangkaian magnetic clutch sehingga kopling magnet berhubungan dengan
kompresor. Putaran mesin dari plat penekan akan menjadi satu dengan kompresosr
karena terikat oleh kekuatan magnet. Putaran mesin akan ditransmisikan kekompresor
sehingga kompresor mengalami proses kerja untuk melakukan penghisapan dan
penekanan refrigrant untuk proses perpindahan panas secara konveksi. Perpindahan
panas yang meliputi pengembunan (kondensasi) dan Proses Penguapan (evaporasi) ini
yang mengakibatkan terjadinya proses pendinginan AC.

Anda mungkin juga menyukai