Pembimbing:
dr. Yoseph Aman Budi, Sp. OG
Disusun Oleh:
Ulayya Ghina Nabilla
2015730129
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan pembuatan laporan kasus yang
berjudul Kehamilan Ektopik Terganggu.
Ucapan terima kasih tak lupa penulis ucapkan kepada dr. Yoseph Aman Budi, Sp.
OG, selaku konsultan dibagian Obgyn di RSU Sekarwangi Sukabumi dan rekan-
rekan yang telah membantu penulis dalam pembuatan laporan kasus ini.
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan kasus ini masih banyak
terdapat kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan guna perbaikan dalam pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga laporan kasus ini dapat berguna bagi kita semua, khususnya bagi para
pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.1.7. Tatalaksana...................................................................................... 14
ii
DAFTAR GAMBAR
iii
DAFTAR TABEL
iv
BAB I
STATUS PASIEN
Nama : Ny. YS
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Cimenteng 34/7, Gunungguruh Sukabumi Jawa
Barat
No RM : 61xxxx
Agama : Islam
Suku Bangsa : Sunda
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal Masuk RS : 27 Juli 2019
1.2. Anamnesis
Keluhan Utama:
Nyeri pada perut bagian bawah
1
Riwayat Penyakit Keluarga :
Riwayat asma, hipertensi, hepatitis, TB dan diabetes mellitus disangkal.
Riwayat Pengobatan :
Sebelumnya OS datang ke RS Beta Medika dan telah diberikan infus RL,
tidak ada riwayat operasi sebelumnya
Riwayat Psikososial :
Pola makan teratur, merokok dan alkohol disangkal
Riwayat alergi :
Tidak ada
Usia kehamilan
Riwayat kontrasepsi: tidak pernah menggunakan kontrasepsi
Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas:
Jenis Tempat Penolong J
No Kehamilan Penyulit Usia
persalinan persalinan Persalinan K
1 Aterm Spontan Rumah Paraji - L 21 tahun
2 Aterm SC RSUD Bunud Dokter - P 8 tahun
Riwayat Menstruasi
Menarche :13 tahun
Siklus Haid : 28 hari
Lama Haid : 5 - 7 hari
Dismenorrhea : -
HPHT : 6 Juni 2019
1.4. Pemeriksaan Fisik
2
Nadi : 80 kali/menit
Respiratory rate : 21 kali/menit
Suhu : 37oC
Status Generalis
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera Ikterik (-/-), refleks
pupil (+/+), isokor (+/+)
1.5.1. Laboratorium
3
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
Haemoglobin 8,5 12 – 14 g/dL
Hematokrit 25 40-45 %
Leukosit 9.400 4000 – 11000 3
10 /µL
Trombosit 305.000 150.000 – s
10 /µL
450.000
Golongan darah A/Rh (+)
HbsAg Non Reaktif
HIV antibody Non Reaktif
Ureum 22 10-50 mg/dL
Creatinin serum 0,6 0.5 -0.9 mg/dL
SGOT 19 <21 U/L
SGPT 11 <22 U/L
Natrium (Na) 140 135-155 mmol/L
Kalium (K) 3,8 3,6-5,5 mmol/L
GDS 88 <180 mg/dL
1.6. Resume
4
1.7. Diagnosis
1.8. Tatalaksana
Salpingektomi
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Definisi
2.1.2. Insidensi
2.1.3. Etiologi
Sebagian besar penyebab kehamilan ektopik tidak diketahui. Setelah sel telur
dibuahi di bagian ampula tuba, maka setiap hambatan perjalanan sel telur ke
dalam rongga rahim memungkinkan kehamilan tuba.
Kehamilan ovarial terjadi apabila spermatozoa memasuki folikel de graaf yang
baru pecah dan membuahi sel telur yang masih tinggal dalam folikel, atau
apabila sel telur yang dibuahi bernidasi di daerah endometrium di ovarium.
6
Kehamilan intraligamenter biasanya terjadi sekunder dari kehamilan tuba atau
kehamilan ovarial yang mengalami ruptur dan mudigah masuk di antara 2
lapisan ligamentum latum.
Kehamilan servikal berkaitan dengan faktor multiparitas yang beriwayat pernah
mengalami abortus atau operasi pada rahim termasuk section sesarea.
Kehamilan abdominal biasana terjadi sekunder dari kehamilan tuba. 1
2.1.4. Faktor Risiko
7
2.1.5. Patomekanisme KET
8
sedangkan penembusan dinding tuba oleh vili korialis ke arah peritoneum biasanya
terjadi pada kehamilan pars ismika. Pada pelepasan hasil konsepsi yang tidak
sempurna pada abortus, perdarahan akan terus berlangsung, dari sedikit-sedikit oleh
darah, sehingga berubah menjadi mola kruenta. Perdarahan yang berlangsung terus
menerus menyebabkan tuba membesar dan kebiruan (hematosalping), dan
selanjutnya darah mengalir ke rongga perut melalui ostium tuba. Darah ini akan
berkumpul di kavum Douglasi dan akan membentuk hematokel retrouterina.
9
2.1.6. Diagnosis
10
kehamilan muda tidak jelas, demikian pula nyeri perut tidak nyata dan
sering penderita tampak tidak terlalu pucat. Hal ini dapat terjadi apabila
perdarahan pada kehamilan ektopik yang terganggu berlangsung lambat.
Daiam keadaan demikian, alat bantu diagnostik amat diperlukan untuk
memastikan diagnosis.
Alat bantu diagnostik1
Tes kehamilan. Yang dimaksud dengan tes kehamilan dalam hal ini ialah
reaksi imunologik untuk mengetahui ada atau tidaknya hormon human
chorionic gonadotropin (hCG) dalam air kemih. Jaringan trofobias
kehamilan ektopik menghasilkan hCG daiam kadar yang lebih rendah
daripada kehamilan intrauterin normal, oleh sebab itu dibutuhkan tes yang
mempunyai tingkat sensitifitas yang ringgi. Apabila tes hCG mempunyai
inilai sensitifitas 25 iu/I, maka 90-100% kehamilan ektopik akan memberi
hasil yang positif. Tes kehamilan dengan antibodi monoklonal mempunyai
nilai sensitifitas + 50 mlU/ml dan dalam penelitian dilaporkan 90-96%
kehamilan ektopik memberi hasil yang positif. Satu hal yang perlu diingat
ialah bahwa factor sensitifitas tersebut dipengaruhi oleh berat jenis air
kemih yang diperiksa. Yang lebih penting lagi ialah bahwa tes kehamiian
tidak dapat membedakan kehamilan intrauterin dengan kehamilan ektopik.
Kuldosentesis. Kuldosentesis adalah suatu cara pemeriksaan untuk
mengetahui apakah dalam kavum Douglas ada darah atav cairao lain. Cara
ini tidak digunakan pada kehamilan ektopik belum terganggu.
Teknik
11
Gambar 2.1.2 Teknik Kuldosentesis
Anamnesis perlu ditanyakan haid yang terlambat untuk beberapa waktu.
Terdapat gejala subjektif kehamilan muda. Nyeri perut bagian bawah, nyeri bahu,
tenesmus. Perdarahan pervaginam terjadi setelah nyeri perut bagian bawah.
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umum bervariasi dari baik sampai syok
(tergantung perdarahan intrabdomen), anemis dapat ada atau tidak, pemeriksaan
palpasi abdomen dapat ditemukan nyeri tekan muskuler, pekak samping, pekak
pindah, dan pada pemeriksaan dalam ditemukan uterus agak membesar, nyeri
goyang pada serviks (+), nyeri pada perabaan uterus, dapat teraba massa atau tumor
di daerah adneksa, dan cavum douglas bisa menonjol karena berisi darah, dan nyeri
tekan (+).4
12
kantung kuning telur muncul antara 5 dan 6 minggu, dan kutub janin dengan
aktivitas jantung pertama kali terdeteksi pada 5½ hingga 6 minggu. Dengan
sonografi transabdominal, struktur ini divisualisasikan sedikit kemudian. Diagnosis
sonografi kehamilan ektopik bertumpu pada visualisasi massa adneksa yang
terpisah dari ovarium.2
Gambar 2.1.3 Sebagai kantung kehamilan dan / atau kutub janin dengan atau
tanpa aktivitas jantung dalam kantung ekstrauterin. LO = ovarium kiri
Pada pemeriksaan USG, dapat ditemukan gambaran uterus yang membesar,
tidak ada kantung kehamilan dalam kavum uteri, terdapat gambaran massa
kompleks dan/ cairan bebas di daerah adneksa dan/ cavum douglas.4
13
2.1.7. Tatalaksana
Kehamilan ektopik
Hemodinamisasi stabil
Kehamilan kurang dari 8 minggu
Tidak ada cairan bebas pada pemeriksaan USG
Kantung kehamilan ektopik < 3cm
Kadar HCG < 10.000 IU/ml
Tidak tampak pulsasi detak janin
Tidak ada kontra indikasi pemberian MTX
Dengan dosis 50 mg/m2 permukaan tubuh
Kontraindikasi methotrexate:
14
Immunodefisiensi
Kehamilan ektopik terganggu
Operatif:
Laparoskopi operatif
Laparotomi
Salpingektomi (terapi standar) bila tidak ada masalah fertilitas, ruptur tuba,
perdarahan banyak, ada kelainan anatomi tuba
Salpingostomi (bila fertilitas masih diperlukan)
Reseksi kornu pada kehamilan kornu
Transfusi darah bila Hb < 8 gram%
15
DAFTAR PUSTAKA
16