Anda di halaman 1dari 275

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 i

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulillah dipanjatkan atas Berkat dan Rahmat Tuhan


Yang Maha Esa sehingga penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala
Tahun 2014 dapat tersususun dengan baik.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2014 ini adalah
kelanjutan dari profil-profil sebelumnya yang penyajiannya relatif
komprehensif dan terdiri dari Pertama; Pendahuluan. Kedua; Gambaran
Umum dan Perilaku Penduduk yang meliputi keadaan geografis, keadaan
iklim, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan,
keadaan sosial budaya dan perilaku masyarakat. Ketiga; Situasi Derajat
Kesehatan yang meliputi mortalitas, morbiditas dan status gizi masyarakat.
Keempat; Situasi Derajat Kesehatan yang meliputi pelayanan kesehatan
dasar, pelayanan kesehatan rujukan dan penunjang, pemberantasan
penyakit menular, pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, pelayanan kefarmasian dan alat kesehatan serta
pelayanan kesehatan dalam situasi bencana. Kelima; Situasi Sumber Daya
Kesehatan yang meliputi sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya. Kelima; Kesimpulan.
Dalam penyusunan Profil ini digunakan data dari pengelola program
yang berada di wilayah kerja Kabupaten Donggala, yaitu Dinas Kesehatan,
Puskesmas, RSUD Kabelota serta sumber-sumber terkait. Oleh karena itu,
Profil Kesehatan ini merupakan rangkuman dan rekapitulasi data dari
masing-masing unit kegiatan dengan hasil cakupan sepanjang tahun 2014.
Sesuai dengan tujuan penyusunannya, tentunya Profil Kesehatan ini
diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan pertimbangan dalam
penyusunan kebijakan atau pengambilan keputusan dalam bidang
kesehatan di tahun mendatang.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 ii


Walaupun dalam penyusunan Profil ini telah menggunakan juknis
penyusunan profil kesehatan tahun 2013 edisi revisi tahun 2014 dengan
data terpilah menurut jenis kelamin, namun dalam realitanya belum
sepenuhnya dapat menampilkan data terpilah secara keseluruhan karena
belum semua pengelola program dapat menampilkan data terpilah secara
utuh. Oleh karena itu, untuk tahun mendatang diharapkan kepada semua
pengelola program agar dapat menyesuaikan instrumen pelaporannya
sehingga semua data sudah terpilah menurut jenis kelamin. Data terpilah
berbasis gender dapat membantu proses identifikasi ada tidaknya maupun
besaran kesenjangan mengenai kondisi kebutuhan, dan persoalan yang
dihadapi laki-laki dan perempuan terkait dengan akses, partisipasi, kontrol,
dan manfaat dalam pembangunan bidang kesehatan.
Dengan menyadari kekurangan dan keterbatasan dalam penyusunan
Profil ini, maka untuk peningkatan dalam penyusunan Profil yang akan
datang maka saran-saran penyempurnaan akan diterima dengan senang hati.

Masterplan Kesehatan Kabupaten Donggala


Kepada semua pihak yang secara langsung maupun tidak langsung telah
terlibat dalam penyusunan Profil Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala
Tahun 2014 tak lupa kami ucapkan terima kasih.

Donggala, 10 Agustus 2015

Kepala Dinas Kesehatan


Kabupaten Donggala

Drg. Hj. Anita B Nurdin, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 19580518 198812 2 001

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 iii


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ........................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ vi
DAFTAR GRAFIK ..................................................................................vii
BAB 1 PENDAHULUAN .........................................................................1

BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK .................... 5


A. Letak Geografis....................................................................... 6
B. Keadaan Iklim ....................................................................... 7
C. Keadaan Penduduk ................................................................ 7
D. Keadaan Ekonomi ................................................................ 14
E. Keadaan Pendidikan ............................................................. 16
F. Keadaan Sosial Budaya ......................................................... 18
G. Perilaku Masyarakat ............................................................. 19
H. Keadaan Lingkungan ............................................................ 23

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN ............................................... 30


A. Mortalitas (Angka Kematian) ................................................. 31
B. Morbiditas (Angka Kesakitan) .............................................. 44
C. Status Gizi Masyarakat ......................................................... 77

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN .................................................. 82


A. Pelayanan Kesehatan Dasar .................................................. 83
B. Pelayanan Kesehatan Rujukan dan Penunjang ..................... 108
C. Pemberantasan Penyakit Menular ....................................... 116
D. Pembinaan Kesehatan Lingkungan dan Sanitasi Dasar ........... 129
E. Perbaikan Gizi Masyarakat .................................................. 133
F. Pelayanan Kefarmasian dan Alat Kesehatan ........................ 140
G. Pelayanan Kesehatan dalam Situasi Bencana ....................... 140

BAB 5 SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN .....................................142


A. Sarana Kesehatan ................................................................ 142
B. Tenaga Kesehatan .............................................................. 149
C. Pembiayaan Kesehatan ....................................................... 154

BAB 6 KESIMPULAN ......................................................................... 155

LAMPIRAN PROFIL

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 iv


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan Kabupaten Donggala


Tahun 2014............................................................................. 5

Tabel 2.2 Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan


Jenis Kelamin Kabupaten Donggala Tahun 2014 ...................... 11

Tabel 2.3 Persentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk Menurut


Kecamatan di Kabupaten Donggala Tahun 2014 ...................... 13

Tabel 2.4 Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Donggala


Tahun 2011 - 2013 ................................................................. 22

Tabel 2.5 Distribusi Posyandu Menurut Strata Kabupaten Donggala


Tahun 2010 - 2014 ................................................................ 24

Tabel 3.1 Penemuan Kasus Pneumonia pada Balita Kabupaten Donggala


Tahun 2010 - 2014 ................................................................ 60

Tabel 3.2 Kasus Diare yang Ditangani Kabupaten Donggala


Tahun 2014........................................................................... 62

Tabel 4.1 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Baru


di Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014 ...........................100

Tabel 4.2 Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi Peserta KB Aktif


di Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014 ........................... 101

Tabel 4.3 Pencapaian BOR, BTO, TOI, ALOS, GDR dan NDR
Di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala
Tahun 2010 - 2014 ............................................................... 114

Tabel 5.1 Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Donggala


Tahun 2010 - 2014 ............................................................... 142

Tabel 5.2 Jumlah, Rasio dan Standar Rasio Tenaga Kesehatan


Berdasarkan Indikator Kesehatan 2010
Kabupaten Donggala Tahun 2014 ......................................... 151

Tabel 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan yang Mengikuti Tugas Belajar


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................... 153

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 v


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Batas-Batas Wilayah Kabupaten Donggala Tahun 2014 ......... 6

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 vi


Grafik 3.5 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 KH
Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 38

Grafik 3.6 Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 KH


Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala
Tahun 2014....................................................................... 39

Grafik 3.7 Angka Kematian Ibu (AKI) Per 1.000 KH


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................. 41

Grafik 3.8 Angka Kematian Ibu (AKI) Per 1.000 KH


Per jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala
Tahun 2014....................................................................... 42

Grafik 3.9 Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate; CNR)


Semua Kasus TB Indonesia, Tahun 1999 - 2014 .................. 47

Grafik 3.10 Case Detection Rate (CDR) Antar Propinsi Tahun 2014....... 47

Grafik 3.11 Cure Rate (%), Complete Rate (%), dan Success Rate (%)
Kabupaten Donggala Tahun 2012 - 2014............................ 48

Masterplan Kesehatan Kabupaten Donggala


Grafik 3.12 Cure Rate (%), Complete Rate (%), dan Success Rate (%)
Per Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2014 ................ 50

Grafik 3.13 Jumlah Penderita Kasus HIV/AIDS Kabupaten Donggala


Tahun 2010 - 2014 ............................................................ 53

Grafik 3.14 Jumlah Penderita Kasus HIV/AIDS Menurut Kelompok Umur


Kabupaten Donggala Tahun 2014 ...................................... 54

Grafik 3.15 Persentase Penderita Pneumonia Ditangani dan Ditemukan


pada Balita Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014 .......... 56

Grafik 3.16 Penderita Pneumonia Ditangani dan Ditemukan pada Balita


Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2014 ...................................... 57

Grafik 3.17 Persentase Kasus Diare yang Ditangani Kabupaten Donggala


Tahun 2010 - 2014 ............................................................ 60

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 viii


Grafik 3.18 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin dan
Puskesmas Kabupaten Donggala Tahun 2014....................... 61

Grafik 3.19 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 tahun dan Cacat Tingkat 2
Kabupaten Donggala Tahun 2011 - 2014 ............................ 63

Grafik 3.20 Kasus Baru (Pausi Basiler and Multi Basiler)


Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas Kabupaten Donggala
Tahun 2014....................................................................... 65

Grafik 3.21 Angka Kesakitan (API; Annual Parasite incidence)


Per 1.000 Penduduk Kabupaten Donggala
Tahun 2011 - 2014 ............................................................. 67

Grafik 3.22 Sediaan Darah Diperiksa yang Positif Malaria


Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2014 ...................................... 68

Grafik 3.23 Jumlah Penderita, Angka Kematian (CFR) dan Angka Kasus
(IR) DBD Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014 ..............71

Masterplan Kesehatan Kabupaten Donggala


Grafik 3.24 Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2014 ...................................... 72

Grafik 3.25 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) Kabupaten Donggala
Tahun 2010 - 2014 ............................................................ 79

Grafik 3.26 Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)


Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2014 ...................................... 79

Grafik 3.27 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 80

Grafik 3.28 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2014 .......................................81

Grafik 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 86

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 ix


Grafik 4.2 Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 87

Grafik 4.3 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 89

Grafik 4.4 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 90

Grafik 4.5 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................. 91

Grafik 4.6 Persentase Cakupan KN1 dan KN3


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 93

Grafik 4.7 Persentase Cakupan Kunjungan Bayi


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 95

Grafik 4.8 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014............................ 96

Masterplan Kesehatan Kabupaten Donggala


Grafik 4.9 Persentase Cakupan Penjaringan Kesehatan siswa SD dan
Setingkat Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014 ............. 98

Grafik 4.10 Cakupan Imunisasi pada Bayi Menurut Jenis Vaksin


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014........................... 104

Grafik 4.11 Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil


Kabupaten Donggala Tahun 2014 ....................................106

Grafik 4.12 Persentase Kelompok Usia Lanjut yang Mendapat Pelayanan


Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2010-2014.............107

Grafik 4.13 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Pasien Rawat Inap di
Fasilitas Pelayanan Kesehatan Kabupaten Donggala
Tahun 2010-2014 ............................................................. 109

Grafik 4.14 Pencapaian BOR, BTO, TOI, ALOS, GDR, dan NDR
di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala
Tahun 2010-2014 ............................................................. 113

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 x


Grafik 4.15 KLB di Desa/Kelurahan yang Terkena dan Ditangani <24 Jam
Kabupaten Donggala Tahun 2010-2014............................. 116

Grafik 4.16 Persentase Penemuan dan Penanggulangan (Pengobatan)


Kasus Pneumonia pada Balita Kabupaten Donggala
Tahun 2010-2014 ............................................................. 119

Grafik 4.17 jumlah Kasus HIV, AIDS, IMS/Syphilis dan Kematian Akibat
AIDS Kabupaten Donggala Tahun 2010-2014 .................... 122

Grafik 4.18 TTU Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten Donggala


Tahun 2014...................................................................... 131

Grafik 4.19 TTU Menurut Status Higiene Sanitasi Kabupaten Donggala


Tahun 2014......................................................................132

Grafik 4.20 Jumlah Balita Ditimbang dan Balita BGM


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014........................... 134

Grafik 4.21 Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Dua Kali


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014........................... 136

Masterplan Kesehatan Kabupaten Donggala


Grafik 4.22 Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu
Hamil Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014................. 138

Grafik 5.1 Perkembangan Jumlah Tempat Tidur RSUD Kabelota


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014........................... 143

Grafik 5.2 Perkembangan Posyandu dan Stratanya


Kabupaten Donggala Tahun 2010 - 2014........................... 147

Grafik 5.3 Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga


Kabupaten Donggala Tahun 2014 .....................................150

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 xi


Masterplan Kesehatan Kabupaten Donggala

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 xii


1
BAB 1
PENDAHULUAN

Undang–undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009


tentang kesehatan, pasal 17 ayat 1 menyebutkan bahwa pemerintah
bertanggung jawab atas ketersediaan akses terhadap informasi, edukasi dan
fasilitas pelayanan kesehatan untuk memelihara derajat kesehatan yang
setinggi–tingginya. Selain itu, pada pasal 168 menyebutkan bahwa untuk
menyelenggarakan upaya kesehatan yang efektif dan efisien diperlukan
insormasi kesehatan yang dilakukan melalui sistem informasi dan melalui
kerja sama lintas sektor dengan ketentuan lebih lanjut akan diatur dengan
Peraturan Pemerintah. Sedangkan pada pasal 169 disebutkan, pemerintah
memberikan kemudahan kepada masyarakat untuk memperoleh akses
terhadap informasi kesehatan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Salah satu keluaran dari penyelenggaraan sistem informasi
kesehatan adalah Profil Kesehatan, yang merupakan salah satu paket
penyajian data/informasi kesehatan yang relatif lengkap, berisi
data/informasi derajat kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan
(SDM) dan data/informasi lainnya yang terkait terbit setiap tahun. Sistem
Informasi Kesehatan (SIM) tidak dapat berdiri sendiri dan merupakan
bagian fungsional dari Sistem Kesehatan. Oleh karena itu, sejak terbitan
tahun 2001, Profil Kesehatan diupayakan untuk lebih berkait dengan Sistem
Kesehatan. Sebagaimana diketahui Sistem Kesehatan selalu diarahkan untuk
mencapai Visi Kementerian Kesehatan yang bertemakan “Masyarakat Sehat
yang Mandiri dan Berkeadilan”. Artinya Profil Kesehatan diformat agar
dapat menjadi salah satu sarana untuk menilai pencapaian Pembangunan
Kesehatan dalam rangka mencapai Visi tersebut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 1


Profil Kesehatan Kabupaten Donggala merupakan gambaran situasi
kesehatan di Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah yang disusun
berdasarkan data/informasi yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Donggala, kegiatan yang dilakukan baik di dalam maupun luar gedung
Puskesmas dan Rumah Sakit dan Lembaga/Badan yang terkait (BPS, BKKBN,
BAPPEDA). Penyusunan profil kesehatan ini mengacu kepada petunjuk
teknis (Juknis) edisi revisi tahun 2013 (berdasarkan data terpilah jenis
kelamin) yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Informasi (Pusdatin)
Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Penerbitan Profil ini dilakukan secara berkala setiap tahun sekali
sejak tahun 1996 yang memuat data/informasi tentang kesehatan dan
data/informasi pendukung lain yang berhubungan dengan gambaran umum
dan perilaku penduduk seperti keadaan penduduk, ekonomi, pendidikan,
sosial budaya dan perilaku masyarakat. Data dianalisis dengan analisis
sederhana dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan grafik. Dalam setiap
penerbitan Profil Kesehatan selalu dilakukan berbagai upaya perbaikan,
baik dari segi materi, analisis maupun bentuk tampilan fisiknya sesuai
dengan Juknis Kementrian Kesehatan, di mana tahun yang tercantum dalam
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala tersebut disesuaikan dengan isi data
pada tahun yang sama misalnya : Profil Kesehatan Kabupaten Donggala
Tahun 2014 berisi data tahun 2014.
Penyusunan narasi Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun
2014 menyajikan berbagai informasi seputar kondisi kesehatan
di Kabupaten Donggala terutama kejadian dan masalah kesehatan seperti
terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB); Angka Kematian Bayi (AKB); Angka
Kematian Balita (AKABA); Angka Kematian Ibu (AKI); Status Gizi
Masyarakat; Pelayanan Kesehatan Dasar, Rujukan dan Penunjang; Sanitasi
Dasar; Kefarmasian dan Alat Kesehatan; Tenaga dan Sarana Kesehatan,
serta Pembiayaan Kesehatan sebagai indikator tolak ukur pencapaian
pembangunan kesehatan di Kabupaten Donggala Tahun 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 2


Penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Donggala bertujuan untuk
melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar
pelayanan minimal (SPM) di bidang kesehatan dan pencapaian target
indikator Millenium Development Goal`s (MDGs) bidang kesehatan, serta
berbagai upaya terkait dengan pembangunan kesehatan yang
diselenggarakan lintas sektor seperti Badan Pusat Statistik (BPS).

Sistematika penyusunan Profil Kersehatan Kabupaten Donggala


tahun 2014 terdiri dari 6 (enam) bab, yaitu :

Bab 1 – Pendahuluan. Bab ini menyajikan tentang latar belakang


dan tujuan diterbitkannya Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun
2014 dan sistematika dari penyajiannya.
Bab 2 – Gambaran Umum dan Perilaku Penduduk. Bab ini
menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Donggala. Selain uraian
tentang letak geografis dan iklim, bab ini juga mengulas tentang faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan meliputi kependudukan,
ekonomi, pendidikan, sosial budaya, perilaku masyarakat, dan lingkungan.
Bab 3 – Situasi Derajat Kesehatan. Bab ini berisi uraian tentang hasil
pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2014 mencakup angka
kematian bayi, balita dan ibu; angka kesakitan; dan status gizi masyarakat
yang merupakan indikator dari pencapaian pembangunan kesehatan secara
menyeluruh.
Bab 4 – Situasi Upaya Kesehatan. Bab ini menguraikan tentang
upaya–upaya kesehatan yang telah dilaksanakan dalam pembangunan
di bidang kesehatan sampai tahun 2014 untuk tercapai dan berhasilnya
program–program pembangunan di bidang kesehatan. Gambaran tentang
upaya kesehatan yang telah dilakukan meliputi pencapaian cakupan
pelayanan kesehatan dasar, rujukan dan penunjang; pemberantasan
penyakit menular (PTM); pembinaan kesehatan lingkungan dan sanitasi

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 3


dasar; pencapaian perbaikan gizi masyarakat; pelayanan kefarmasian dan
alat kesehatan serta pelayanan kesehatan dalam situasi bencana.
Bab 5 – Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menguraikan
tentang sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2014.
Gambaran tentang keadaan sumber daya yang mencakup tentang keadaan
tenaga dan sarana kesehatan pada tahun 2014. Pada Bab ini juga akan
dijelaskan tentang jumlah serta distribusi tenaga per Kecamatan, serta
jumlah dan penyebaran sarana pelayanan kesehatan yang terdiri dari
Rumah Sakit dan Puskesmas termasuk Puskesmas Pembantu (Pustu), Pusat
Kesehatan Desa (Poskesdes). Selain itu, digambarkan pula tentang
perkembangan penyediaan obat generik, distributor obat yang terdiri dari
Pedagang Besar Farmasi, Apotek dan Toko Obat.
Bab 6 – Kesimpulan. Bab ini menyajikan tentang hal-hal penting
yang perlu disimak dan ditelaah lebih lanjut dari Profil Kesehatan
Kabupaten Donggala Tahun 2014. Selain keberhasilan-keberhasilan yang
perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal yang dianggap masih
kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
Lampiran. Pada lampiran ini berisi 79 tabel yang berupa data
kesehatan pencapaian Kabupaten Donggala dan yang terkait dengan
kesehatan gender yang responsif. Profil Kesehatan dapat disajikan dalam
bentuk hardy copy (berupa buku) atau dalam bentuk soft copy (file,
tampilan di situs internet, dan lain-lain).

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 4


2
Gambaran Umum
dan Perilaku Penduduk
BAB 2
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

Kabupaten Donggala merupakan salah satu kabupaten tertua


di Propinsi Sulawesi Tengah. Memiliki dua wilayah yang terpisah yakni
wilayah Banawa dan wilayah Pantai Barat dengan karateristik budaya
penduduk yang beragam dan adat istiadat yang berbeda, termasuk perilaku
yang berkaitan dengan kesehatan.
Sejak dilaksanakannya kebijakan desentralisasi ternyata berimplikasi
kepada terus bertambahnya jumlah kecamatan dan desa/kelurahan/UPT
di Wilayah Pemerintah Kabupaten Donggala. Pada tahun 2014, secara
administratif wilayah Kabupaten Donggala terdiri dari 16 Kecamatan dengan
158 desa/upt dan 9 kelurahan. Rincian pembagian wilayah administrasi
pemerintahan Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat dilihat pada tabel 2.1
berikut.
Tabel 2.1
Jumlah Kecamatan, Desa dan Kelurahan
Kabupaten Donggala
Tahun 2014
No KECAMATAN J U M L A H Jumlah
Desa UPT Kelurahan Desa+UPT+Kel
1 Sojol Utara 5 0 0 5
2 Sojol 9 0 0 9
3 Dampelas 13 1 0 14
4 Balaesang 13 0 0 13
5 Balaesang Tanjung 8 0 0 8
6 Sirenja 13 1 0 14
7 Sindue Tobata 6 0 0 6
8 Sindue Tambusabora 6 0 0 6
9 Sindue 13 0 0 13
10 Labuan 7 0 0 7
11 Tanantovea 10 0 0 10
12 Banawa 5 0 9 14
13 Banawa Tengah 8 0 0 8
14 Banawa Selatan 19 0 0 19
15 Rio Pakava 14 0 0 14
16 Pinembani 9 0 0 9
Jumlah 158 2 9 169
Sumber : BPS Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 5


Berikut gambaran umum Kabupaten Donggala dan perilaku penduduk
pada tahun 2014 yang meliputi : letak geografis, keadaan iklim, keadaan
penduduk, keadaan ekonomi, keadaan pendidikan, keadaan lingkungan,
keadaan sosial budaya dan perilaku masyarakat.

A. LETAK GEOGRAFIS

Secara Administratif, luas wilayah Kabupaten Donggala sebesar


5.275,7 Km² yang terbagi atas 16 kecamatan dengan
169 desa/UPT/kelurahan, dimana Kecamatan Rio Pakava merupakan
kecamatan terluas (872,2 Km2). Sedangkan kecamatan dengan luas
wilayah terkecil adalah Kecamatan Banawa Tengah dengan luas
wilayah 74,6 Km2. Kabupaten Donggala terletak diantara 00-30 Lintang
Utara dan 20-20 Lintang Selatan, serta 1190-45’ dan 120-45’ Bujur Timur.
Kondisi topografis kebupaten Donggala sangat bervariasi dengan
ketinggian di atas ± 700 m dari permukaan laut.
Adapun batas-batas wilayah Kabupaten Donggala pada gambar
2.1 berikut.
Gambar 2.1
Batas – Batas Wilayah Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Sebelah Utara • Kabupaten Tolitoli

• Kabupaten Sigi, Kota Palu dan Provinsi


Sebelah Selatan
Sulawesi Barat
• Selat Makassar dan Wilayah Provinsi
Sebelah Barat
Sulawesi Barat
• Kabupaten Sigi dan Kabupaten Parigi
Sebelah Timur
Moutong
Sumber : BPS Kab. Donggala, 2014.
Berdasarkan elevasi (ketinggian dari permukaan air laut) dataran
di Kabupaten Donggala terdiri dari :
a. < 100 meter = 20,2 persen
b. 100 – 500 meter = 27,2 persen

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 6


c. 501 – 1.000 meter = 26,7 persen
d. > 1.000 meter = 25,9 persen

B. KEADAAN IKLIM

Sebagaimana dengan daerah–daerah lain di Indonesia, Kabupaten


Donggala memiliki 2 musim yaitu musim panas dan musim hujan.
Musim panas terjadi antara bulan April – September sedangkan musim
hujan terjadi pada bulan Oktober – Maret. Hasil pencatatan rata-rata
parameter cuaca pada stasiun Meteorologi Mutiara Palu pada tahun
2014 menunjukkan bahwa rata-rata suhu udara (27,70 C) dengan suhu
udara tertinggi terjadi pada bulan Maret (28,50 C) dan terendah terjadi
pada Juli (26,70 C).
Sementara tekanan udara tertinggi pada bulan September (1.011,
24 mb) dan terendah pada bulan Juni (1.009,43 mb) dengan rata-rata
tekanan udara (1.010, 20 mb). Rata-rata Kelembaban udara (76,40%)
dengan kelembaban udara terendah terjadi pada bulan Maret
(73,09%) dan tertinggi pada bulan Juli (80,78%). Curah Hujan
tertinggi pada bulan November (152 mm) dan terendah pada bulan
Februari (28 mm) dengan rata-rata curah hujan (62,6 mm). Sedangkan
rata-rata kecepatan angin 3,6 Knots dan arah angin terbanyak berasal
dari arah Barat Laut.

C. KEADAAN PENDUDUK

Masalah utama kependudukan di Kabupaten Donggala adalah


penyebaran penduduk yang tidak merata dan hanya berpusat pada
daerah–daerah tertentu saja.

1. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk


Jumlah Penduduk Kabupaten Donggala sepanjang 5 tahun
terakhir (2010-2014) mengalami peningkatan, mulai dari tahun
2010 (279.756 jiwa) bertambah menjadi 282.752 jiwa (tahun
2012) kemudian pada tahun 2013 meningkat lagi sebesar 287.921

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 7


jiwa dan bertambah menjadi 290.915 jiwa pada tahun 2014.
Peningkatan jumlah penduduk Kabupaten Donggala dari tahun
2010-2014, dapat dilihat pada grafik 2.1 berikut.
Grafik 2.1
Jumlah Penduduk Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014

290.915
295.000
287.921
290.000 284.113
282.752
285.000 279.756

Sumber280.000
: BPS Kab. Donggala, 2014

275.000

270.000
2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah Penduduk

Sumber : BPS Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Berdasarkan grafik 2.1, rata-rata peningkatan jumlah


penduduk Kabupaten Donggala pada 5 tahun terakhir (2010-
2014) sebesar 3,98 persen. Peningkatan jumlah penduduk
tertinggi terjadi pada tahun 2013 sebesar 34,1 persen dan tahun
2012 dengan jumlah penduduk terendah sebesar 12,2 persen.
Grafik 2.2 menggambarkan tentang jumlah penduduk per
Kecamatan Kabupaten Donggala pada tahun 2014, yang terdiri
atas 16 kecamatan dengan luas wilayah 5.275,7 Km2 dan jumlah
penduduk 290.915 jiwa. Kecamatan Banawa dengan jumlah
penduduk terbesar (33.220 jiwa) namun dengan luas wilayah
yang terkecil (99,0 Km2) sedangkan jumlah penduduk terkecil
sebesar 6.687 jiwa di Kecamatan Pinembani. Untuk lebih jelasnya
telah disajikan pada grafik dibawah ini dan secara terperinci pada
lampiran profil tabel 1 berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 8


Grafik 2.2
Jumlah Penduduk Per Kecamatan
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani 6.687
Rio Pakava 23.635
Banawa Selatan 24.645
Banawa Tengah 10.564
Banawa 33.220
Tanantovea 15.806
Labuan 14.039
Sindue 19.118
S.Tombusabora 12.026
Sindue Tobata 9.186
Sirenja 20.953
B.Tanjung 10.873
Balaesang 23.710
Dampelas 29.997
Sojol 26.670
Sojol Utara 9.786
- 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000

Jumlah penduduk

Sumber : BPS Kab. Donggala, 2014.


Proporsi jumlah penduduk Kabupaten Donggala tahun 2014
menurut jenis kelamin laki–laki sebesar 148.804 jiwa (51%) dan
perempuan sebesar 142.101 jiwa (49%) pada grafik 2.3 berikut.
Grafik 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Perempuan
49% Lak-Laki
51%

Sumber : BPS Kab. Donggala, 2014

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 9


Berdasarkan hasil sensus penduduk yang dilakukan oleh BPS
Kabupaten Donggala pada tahun 2010, diketahui bahwa rata–rata
laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Donggala per tahun
selama 10 tahun terakhir yakni dari tahun 2000–2010 sebesar 1,03
persen. Pada tahun 2012 laju pertumbuhan penduduk Kabupaten
Donggala meningkat menjadi 1,05 persen dengan kepadatan
penduduk rata–rata 53,6 jiwa/Km2. Sedangkan kepadatan
penduduk rata-rata sebesar 54,2 jiwa/Km2. Sehingga terjadi
peningkatan sebesar 0,02 persen pada laju pertumbuhan
penduduk Kabupaten Donggala selama 10 tahun terakhir (2000-
2010) dengan kepadatan penduduk rata-rata sebesar 0,6 persen
selama 5 tahun terakhir (2010-2015).

2. Komposisi penduduk
a. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur
Menurut BPS, komposisi penduduk Indonesia menurut
kelompok umur terdiri dari penduduk usia muda (0-14
tahun), usia produktif (15-64 tahun) dan usia non produktif
(≥65 tahun). Pada tahun 2014, Kabupaten Donggala
membedakan komposisi penduduk atas 3 golongan umur,
yaitu penduduk usia muda (umur 0–14 thn) sebesar 104.112
jiwa atau 35,8 persen, penduduk usia produktif (umur 15–64
thn) sebesar 176.236 jiwa atau 60,6%, dan penduduk usia
non produktif (umur ≥ 65 thn) sebesar 10.557 jiwa atau 3,6
persen. Angka beban tanggungan penduduk (Dependency
Ratio) Kabupaten Donggala pada tahun 2014 sebesar 65,1.
Berdasarkan data pada tahun 2013, komposisi
penduduk menunjukkan bahwa penduduk usia muda (umur
0–14 thn) sebanyak 101.175 jiwa atau 35,8 persen sedangkan
penduduk usia produktif (umur 15–64 thn) sebanyak 171.285
jiwa atau 60,6% dan penduduk usia non produktif
(umur ≥ 65 thn) sebesar 10.292 jiwa atau 3,6 persen. Angka

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 10


beban tanggungan penduduk (Dependency Ratio)
Kabupaten Donggala pada tahun 2013 sebesar 65,08.
Sehingga tidak terjadi peningkatan komposisi penduduk dari
tahun 2013 ke tahun 2014 karena komposisi penduduk
adalah relatif sama. Hal ini disebabkan karena peningkatan
jumlah penduduk Kabupaten Donggala hanya sebesar 1,03%.

b. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Golongan


Umur
Komposisi penduduk menurut golongan umur dan
jenis kelamin (penduduk muda, penduduk produktif dan
non produktif) dapat disajikan pada tabel 2.2 berikut.
Tabel 2.2
Jumlah Penduduk Menurut Golongan Umur dan Jenis Kelamin
Kabupaten Donggala
Tahun 2014
Golongan Laki-Laki Perempuan Jumlah
No. Umur (L+P) %
(Thn) Jumlah % Jumlah %

1 0 - 14 53.368 35,9 50.744 35,7 104.112 35,8

2 15 – 64 90.115 60,6 86.121 60,6 176.236 60,6

3 >65 5.321 3,6 5.236 3,7 10.557 3,6

Jumlah 148.804 100,0 142.101 100,0 290.905 100,0


Sumber : BPS Kab. Donggala, 2014.

Berdasarkan tabel 2.2, maka penduduk usia muda


sebesar 35,8 persen sedangkan 60,6% pada penduduk usia
produktif dan usia non produktif sebesar 3,6 persen.
Persentase jumlah penduduk usia produktif pada jenis
kelamin laki-laki lebih besar jika dibandingkan dengan usia
muda dan usia non produktif pada jenis kelamin perempuan
karena usia produktif merupakan masa-masa untuk
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 11
melakukan banyak karya, aktif dan energik dalam bekerja.
Sedangkan pada usia muda (0-14 tahun), secara ekonomis
masih tergantung kepada orang tua atau orang lain yang
menanggungnya. Selain itu, penduduk usia > 65 tahun
dianggap non produktif lagi karena kemampuannya tidak
dapat optimal dalam melakukan pekerjaan.
Gambaran persentase komposisi jumlah penduduk
Kabupaten Donggala menurut jenis kelamin dan golongan
umur juga dapat dilihat pada grafik 2.4 berikut.
Grafik 2.4
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Golongan Umur
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Laki - Laki Perempuan

90.115
86.121

53.368
50.744

5.321 5.236

0 - 14 15 - 64 >65
Sumber : BPS Kab. Donggala, 2014
3. Persebaran Penduduk
Luas wilayah Kabupaten Donggala Propinsi Sulawesi Tengah
adalah 5.275,7 Km2 dengan jumlah penduduk pada tahun 2014
adalah 290.915 jiwa, dan kepadatan rata-rata penduduk
di Kabupaten Donggala pada tahun 2014 adalah 55,1 jiwa/Km2.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 12


Kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Banawa
yakni sebesar 335,4 jiwa/Km2 sedangkan kepadatan penduduk
yang terendah berada di Kecamatan Pinembani yakni sebesar 16,6
jiwa/Km2. Adapun rincian luas wilayah dan kepadatan penduduk
menurut kecamatan di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat
dilihat pada tabel 2.3 berikut.
Tabel 2.3
Persentase Luas Wilayah dan Kepadatan Penduduk
Menurut Kecamatan di Kabupaten Donggala
Tahun 2014
Persentase Kepadatan
No. Kecamatan Luas(Km2)
(%) Penduduk/Km2
1 Sojol Utara 139,1 2,6 70,4

2 Sojol 705,4 13,4 37,8

3 Dampelas 732,8 13,9 40,9

4 Balaesang 314,2 5,9 75,5

5 Balaesang Tanjung 188,9 3,8 57,6

6 Sirenja 286,9 5,4 73,0

7 Sindue Tobata 211,9 4,0 43,3

8 Sindue Tambusabora 211,6 4,0 56,8

9 Sindue 177,2 3,3 107,9

10 Labuan 126,0 2,4 111,4

11 Tanantovea 302,6 5,7 52,2

12 Banawa 99,0 1,9 335,4

13 Banawa Tengah 74,6 1,4 141,5

14 Banawa Selatan 430,7 8,2 57,2

15 Rio Pakava 872,2 16,5 27,1

16 Pinembani 402,6 7,6 16,6

Jumlah 5.275,7 100,0 55,1

Sumber : BPS Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 13


Berdasarkan tabel 2.3, kepadatan penduduk Kabupaten
Donggala pada tahun 2014 (55,1 jiwa/Km2) lebih tinggi
dibandingkan tahun 2013 (53,6 jiwa/Km2), karena jumlah
penduduknya meningkat 10 persen atau dari 287.921 jiwa (tahun
2013) menjadi 290.915 jiwa (tahun 2014) dari tahun 2013.

D. KEADAAN EKONOMI
Masalah ekonomi dapat diketahui dari berbagai indikator antara
lain produk domestik regional bruto, angka beban ketergantungan, dan
tingkat pendidikan penduduk.
1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Laju perkembangan ekonomi secara nasional dan regional
selalu mengalami perubahan sebagai akibat terjadinya
peningkatan baik skala ekonomi, maupun teknologi serta
kemampuan SDM sebagai salah satu faktor produksi.
Perekonomian Kabupaten Donggala yang dicapai selama tahun
2011 tumbuh sebesar 8,5 persen lebih tinggi apabila dibandingkan
pertumbuhan ekonomi tahun 2010 yang mencapai 7,1 persen.
Kondisi ini disebabkan beberapa sektor mengalami pertumbuhan
yang cukup signifikan, utamanya sektor primer dan tersier.
Kemampuan perekonomian Kabupaten Donggala diukur
dengan angka PDRB atas dasar harga yang berlaku. Produk
Domestik Regional Bruto Kabupaten Donggala tahun 2011
berdasarkan harga berlaku sebesar Rp. 4.409.504. Nilai ini
mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya sebesar
14,1 persen yang nilainya sebesar 3.743.571 rupiah tahun 2010.
Adapun perkembangan produk domestik regional bruto
Kabupaten Donggala tahun 2007–2011 secara rinci dapat dilihat
pada tabel 2.4 berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 14


Tabel 2.4
Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Kabupaten Donggala
Tahun 2011 – 2013
Uraian 2011 2012*) 2013
(Juta Rp.) (Juta Rp.) (Juta Rp.)

a. PDRB atas dasar 4.323.966 5.033.999 5.882.456


harga yang berlaku
b. PDRB atas dasar 1.851.076 2.016.656 2.198.967
harga konstan 2000
c. Laju Pertumbuhan
PDRB 8,81 8,95 9,04

Sumber : BPS Kab. Donggala, 2013.

Angka PDRB untuk tahun 2014 tidak dapat kami sajikan karena
sumber data (BPS) belum mempublikasikan data tersebut.
2. Beban Tanggungan
Rasio Beban tanggungan digunakan untuk mengetahui
beban tanggungan ekonomi suatu negara. Tingginya rasio beban
tanggungan merupakan faktor penghambat pembangunan
ekonomi suatu negara karena sebagian besar pendapatan yang
diperoleh oleh golongan yang produktif harus dikeluarkan untuk
memenuhi kebutuhan golongan yang non produktif. Semakin
besar rasio tanggungan berarti semakin besar beban tanggungan
bagi kelompok usia produktif. Tinggi rendahnya angka
tanggungan dapat dibedakan 3 golongan, yaitu :
a. Angka beban tanggungan rendah apabila < 30
b. Angka beban tanggungan sedang apabila 30 - 40
c. Angka beban tanggungan tinggi apabila > 41
Dependency Ratio Kabupaten Donggala pada tahun 2009
sebesar 77,06. Terjadi peningkatan tahun 2010 menjadi 77,07
dan pada tahun 2011 Dependency Ratio masih sama dengan
tahun yang sebelumnya yakni 77,07. Sedangkan pada tahun 2012

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 15


dan 2013 mengalami penurunan yakni menjadi 65,08. Pada tahun
2014, mengalami peningkatan menjadi 65,1. Hal ini berarti bahwa
pada tahun 2014, setiap 100 orang berusia produktif harus
menanggung 65 orang yang berusia non produktif dengan
termasuk golongan angka beban tanggungan tinggi.
Rasio beban tanggungan penduduk Kabupaten Donggala
tahun 2010–2014 secara rinci dapat dilihat pada grafik 2.5 berikut.
Grafik 2.5
Rasio Beban Tanggungan Penduduk Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014

2014 290.915
2013 287.921
2012 284.113
2011 282.752
2010 279.756

274.000 276.000 278.000 280.000 282.000 284.000 286.000 288.000 290.000 292.000

Jumlah Penduduk

Sumber Data : BPS Kab. Donggala, 2010 – 2014.

E. KEADAAN PENDIDIKAN
Kemampuan baca tulis tercermin dari angka melek huruf
penduduk yang dalam hal ini didefinisikan sebagai persentase
penduduk usia 10 tahun ke atas yang pernah sekolah, dapat membaca
dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Pada tahun 2014, jumlah
penduduk Kabupaten Donggala yang berumur 10 tahun ke atas sebesar
218.978 jiwa sedangkan yang berumur 10 tahun ke atas yang melek
huruf sebesar 10.059 jiwa atau 4,6 persen. Gambaran jumlah penduduk
Kabupaten Donggala yang berumur 10 tahun keatas dan yang berumur
10 tahun keatas yang melek huruf dapat dilihat pada grafik 2.6 dan
lampiran profil tabel 3 berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 16


Grafik 2.6
Jumlah Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas dan Penduduk Berumur
10 Tahun Keatas yang Melek Huruf
Kabupaten Donggala
Tahun 2014
Jumlah Penduduk

218,978

10,059

Berumur 10 Th ke atas Berumur 10 Th ke atas yg


Melek Huruf
Sumber Data : BPS Kab. Donggala, 2014.

Grafik 2.7
Persentase Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Di Kabupaten Donggala
Tahun 2014

S1/DIV & S2/S3 1,4


DIII 0,2
DI/DII 0,7
SMK 2,2
SMS/MA 12,0
SMP/MTs 17,2
SD/MI 37,2
SD 29,1

- 5,0 10,0 15,0 20,0 25,0 30,0 35,0 40,0

Sumber Data : BPS Kab. Donggala, 2014.

Berdasarkan grafik 2.7, persentase pendidikan tertinggi yang


ditamatkan adalah tidak memiliki ijazah SD (29,1 persen), SD/MI (37,2
persen), SMP/MTs (17,2 persen), SMS/MA (12 persen), SMK (2,2

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 17


persen), D I/D II (0,7 persen), DIII (0,2 persen), S1/DIV dan S2/S3 (1,4
persen). Persentase pendidikan tertinggi yang memiliki ijazah SD/MI
sebesar 81.449 orang atau 37,2 persen dan terendah dengan ijazah DIII
sebesar 1.509 orang atau 0,2 persen. Gambaran persentase pendidikan
tertinggi yang ditamatkan di Kabupaten Donggala tertera secara
lengkap pada lampiran profil tabel 3.

F. KEADAAN SOSIAL BUDAYA


Kabupaten Donggala adalah salah satu Daerah Tingkat II
di Propinsi Sulawesi Tengah. Ibukota kabupaten ini terletak di Banawa
dengan luas wilayah 5.275.7 km2 dan berpenduduk sebanyak 290.915
jiwa (tahun 2014). Kabupaten Donggala dapat dikatakan sebagai Ibu
dari Propinsi Sulawesi Tengah karena dari kabupaten inilah lahir
berbagai kabupaten/kota yang sekarang ada di Sulawesi Tengah,
diantaranya Kota Palu, Kota Sigi, Kota Parigi Moutong dan Kota Toli-
toli sehingga diakatakan sebagai kabupaten bersejarah yang punya
cukup andil dalam perkembangan Propinsi Sulawesi Tengah.
Kelompok etnis atau suku yang berdiam di Kabupaten Donggala,
yaitu etnis Kaili dan Dampelas. Terdapat suku terasing hidup di daerah
pegunungan seperti suku Da`a di Donggala. Suku Kaili juga mempunyai
adat istiadat, hukum adat sebagai aturan dan norma yang harus
dipatuhi. Penyelenggaraan upacara adat biasanya dilaksanakan pada
saat pesta perkawinan (no-Rano, no-Raego, kesenian berpantun
muda/i),pada upacara kematian (no-Vaino, menuturkan kebaikan
orang yg meninggal), pada upacara panen (no-Vunja, penyerahan sesaji
kepada Dewa Kesuburan), dan upacara penyembuhan penyakit (no-
Balia, memasukkan ruh untuk mengobati orang yg sakit); pada masa
sebelum masuknya agama Islam dan Kristen, upacara-upacara adat
seperti ini masih dilakuan dengan mantera-mantera yang mengandung
animisme.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 18


Salah satu kerajinan masyarakat suku Kaili adalah menenun
sarung. Ini merupakan kegiatan para wanita di daerah Wani, Tavaili,
Palu, Tipo dan Donggala. Sarung tenun ini dalam bahasa Kaili
disebut Buya Sabe, tetapi oleh masyarakat umum sekarang dikenal
dengan Sarung Donggala. Jenis Buya Sabe ini pun mempunyai nama-
nama tersendiri berdasarkan motif tenunannya, seperti Bomba, Subi
atau Kumbaja. Demikian juga sebutan warna sarung Donggala
didasarkan pada warna alam, seperti warna Sesempalola/kembang
terong (ungu), Lei-Kangaro/merah betet (merah-jingga), Lei-pompanga
(merah ludah sirih).

G. PERILAKU MASYARAKAT
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang
berpengaruh terhadap derajat kesehatan, akan disajikan tiga indikator
yaitu Persentase Rumah Tangga ber PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat) dan Persentase Posyandu serta Poskesdes.
1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan–kegiatan
dimasyarakat. Setiap rumah tangga dianjurkan untuk
melaksanakan semua perilaku kesehatan. Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di Rumah Tangga adalah upaya untuk memberdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam
gerakan kesehatan di masyarakat. PHBS pada tatanan rumah
tangga dinilai berdasarkan indikator yang meliputi 10 indikator
PHBS di rumah tangga yaitu :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI Eksklusif

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 19


c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik di rumah sekali seminggu
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok di dalam rumah
Klasifikasi PHBS ditentukan berdasarkan nilai perilaku dan
lingkungan sehat tiap keluarga dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Sehat 1, yaitu apabila keluarga berperilaku positif kurang dari
25 persen dari jumlah seluruh indikator PHBS.
2. Sehat 2, yaitu bila keluarga berperilaku positif 25 persen –
49 persen dari jumlah seluruh indikator PHBS.
3. Sehat 3, yaitu bila keluarga berperilaku positif 50% - 74%
dari jumlah seluruh indikator PHBS
4. Sehat 4, yaitu bila keluarga berperilaku positif lebih dari
75% dari jumlah seluruh indikator PHBS
Manfaat rumah tangga ber-PHBS bagi rumah tangga, yaitu :
a) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah sakit
b) Anak tumbuh sehat dan cerdas
c) Anggota keluarga giat bekerja
d) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditujukan untuk
memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
menambah pendapatan keluarga.
Pada tahun 2014 di Kabupaten Donggala cakupan Rumah
Tangga ber PHBS adalah sebanyak 278 rumah tangga (23,9
persen) dari 1.165 (1,6 persen) rumah tangga yang dipantau. Data
persentase rumah tangga Ber PHBS menurut kecamatan dan
puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 56. Pada tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 20


2013, cakupan Rumah Tangga berPHBS adalah sebanyak 632
rumah tangga (33,4 persen) dari 1.895 (2,7 persen) rumah tangga
yang dipantau. Berdasarkan data tersebut, maka cakupan Rumah
Tangga berPHBS menurun sebesar 354 rumah tangga atau
9,5 persen dari 730 rumah tangga (1,1 persen).
2. Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang paling dikenal dewasa
ini. Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program prioritas,
yaitu kesehatan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi,
Imunisasi dan Penanggulangan Diare. Untuk Meningkatkan
kualitas Posyandu telah dilakukan pengelompokan Posyandu ke
dalam 4 tingkat perkembangan, yaitu (1) Posyandu Pratama, (2)
Posyandu Madya, (3) Posyandu Purnama dan (4) Posyandu
Mandiri.
Berdasarkan Profil UKBM Kabupaten Donggala, pada tahun
2014 jumlah Posyandu di Donggala adalah sebanyak 451 unit
(strata Pratama 25,7 persen; strata Madya 50,8%; strata Purnama
22,6 persen dan srata Mandiri 0,9 persen) sedangkan pada tahun
2013 sebanyak 447 unit (strata Pratama 26,6 persen; strata
Madya 52,8%; strata Purnama 19,6 persen dan srata Mandiri 0,9
persen). Artinya, bahwa terjadi peningkatan sebanyak 4 unit dari
tahun sebelumnya dengan jumlah posyandu aktif sebanyak 106
unit (23,5 persen) pada tahun 2014 sedangkan 92 unit (20,5
persen) posyandu aktif pada tahun 2013. Tingkat perkembangan
Posyandu dalam 5 tahun terakhir dapat di lihat pada tabel 2.5
berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 21


Tabel 2.4
Distribusi Posyandu Menurut Strata
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
Strata 2010 2011 2012 2013 2014
No.
Posyandu Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1
Pratama 252 57.0 186 40.7 115 25.6 119 26.6 116 25.7
2
Madya 166 37.5 222 48.6 251 55.8 236 52.8 229 50.8
3
Purnama 24 5.4 47 10.3 80 17.8 88 19.7 102 22.6

4 Mandiri 0 0.0 2 0.4 4 0.9 4 0.9 4 0.9


Jumlah 442 100 457 100 450 100 447 100 451 100
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promkes. Dinkes Kab. Donggala, 2010 - 2014.

Berdasarkan tabel 2.5, dapat dilihat bahwa terjadi


peningkatan jumlah posyandu dari tahun 2010 sebesar 442
posyandu menjadi 457 posyandu pada tahun 2011, akan tetapi
pada tahun 2012 menurun menjadi 450 posyandu dan 447
posyandu pada tahun 2013 dan meningkat kembali pada tahun
2014 sebanyak 451 posyandu.
Jumlah posyandu yang aktif juga mengalami peningkatan
dari 92 pos (20,5 persen) pada tahun 2013 menjadi 106 atau 23,5
persen pada tahun 2014. Jumlah Posyandu menurut strata,
kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel
68.
3. Pos Kesehatan Desa
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah upaya kesehatan
bersumber masyarakat bersumberdaya masyarakat dibentuk
di desa dalam rangka menyediakan pelayanan kesehatan dasar
bagi masyarakat desa. Poskesdes menyelenggarakan kegiatan-
kegiatan terutama untuk :
a. Pengamatan epidemiologis sederhana terhadap penyakit,
terutama penyakit menular dan penyakit yang berpotensi

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 22


menimbulkan KLB, dan faktor-faktor risikonya (termasuk
status gizi) serta kesehatan ibu hamil yang berisiko.
b. Penanggulangan penyakit menular dan penyakit yang
berpotensi menimbulkan KLB, serta faktor-faktor risikonya
(termasuk kurang gizi).
c. Kesiapsiagaan dan penanggulangan bencana dan
kegawatdaruratan kesehatan.
d. Pelayanan medis dasar, sesuai dengan kompetensinya.
Poskesdes adalah salah satu bentuk UKM (upaya kesehatan
masyarakat) yang dimiliki oleh Desa Siaga yaitu Desa yang
penduduknya memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan
serta kemauan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah
kesehatan, bencana dan kegawat daruratan kesehatan secara
mandiri.
Berdasarkan data program dilaporkan bahwa pada tahun
2014, dari 167 desa/kelurahan yang ada terdapat 61 desa siaga
atau 36,5 persen. Jumlah ini meningkat apabila dibandingkan
pada tahun 2012 (56 desa siaga) karena pada tahun 2013, jumlah
desa siaga sebanyak 61 desa atau 40,7 persen dari 150
desa/kelurahan. Adapun jumlah desa siaga menurut kecamatan
disajikan secara rinci pada lampiran profil tabel 69.

H. KEADAAN LINGKUNGAN
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang sering mendapat

perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat, variabel

lainnya adalah faktor perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik.

Keempat variabel diatas dapat menentukan baik buruknya status

derajat kesehatan masyarakat.

Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit/gangguan


kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah
dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 23


Berikut ini akan disajikan indikator–indikator yang menggambarkan
tentang keadaan lingkungan yaitu : rumah sehat, tempat–tempat umum
sehat, akses terhadap air bersih dan akses terhadap jamban sehat.
Perkembangan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar
di Kabupaten Donggala akan diuraikan berikut.
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan, yaitu memiliki jamban sehat, sarana
air bersih, tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan
limbah, ventilasi rumah yang baik, kepadatan hunian rumah yang
sesuai dan lantai rumah tidak terbuat dari tanah. Ukuran rumah
yang relatif kecil dan berdesak-desakan dapat mempengaruhi
tumbuh kembang mental atau jiwa anak–anak. Anak–anak
memerlukan lingkungan bebas, tempat bermain luas yang mampu
mendukung daya kreativitasnya. Dengan kata lain, rumah apabila
terlampau padat disamping merupakan media yang cocok untuk
terjadinya penularan penyakit khususnya penyakit saluran nafas
juga dapat mempengaruhi perkembangan anak.
Kriteria rumah sehat berdasarkan Riskesdas 2010 adalah
apabila memenuhi tujuh kriteria, yaitu atap berplafon, dinding
permanen, jenis lantai bukan tanah, tersedia jendela, ventilasi
cukup, pencahayaannya alami cukup, dan tidak padat huni (≥ 8
m2/orang). Persentase rumah tangga menurut kriteria rumah sehat
Per-Puskesmas dapat dilihat pada grafik 2.8 berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 24


Grafik 2.8
Persentase Rumah Tangga Menurut Kriteria Rumah Sehat Per-Puskesmas
di Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Ogoamas 82,4
Balukang 88,5
Sabang 27,8
Tambu 40,4
Malei 72,2
Tompe 154,3
Batusuya 44,01
Toaya 51,8
Labuan 134,6
Wani 62,6
Donggala 70,8
Lembasada 56,0
Lalundu 20,0
Pinembani 31,0

Sumber Data : Seksi Kesehatan Lingkungan, Dinkes Kab. Donggala . 2014.

Pada grafik 2.8 menunjukkan bahwa pada tahun 2014,


jumlah rumah di Kabupaten Donggala sebanyak 69.938 unit dan
46.073 (65,9%) unit yang memenuhi syarat (rumah sehat).
Puskesmas Tompe yang memiliki persentase tertinggi (154,3%)
dengan jumlah rumah sehat 7.235 unit sedangkan kriteria rumah
sehat terendah adalah Puskesmas Lalundu, 1.147 unit atau 20
persen. Artinya persentase cakupan rumah sehat lebih meningkat
apabila dibandingkan pada tahun 2013, yaitu Puskesmas Tompe
(150,5%) dengan rumah sehat tertinggi dan Puskesmas Lalundu
dengan rumah sehat terendah (15,5 persen). Persentase rumah
sehat menurut puskesmas secara rinci (data dari 16 puskesmas)
disajikan pada Lampiran profil Tabel 57.
2. Tempat – tempat Umum Sehat
Tempat-tempat umum (TTU) adalah tempat yang banyak
dikunjungi orang sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber
penyebaran penyakit. Tempat-tempat umum meliputi sarana
pendidikan, hotel, rumah sakit, restoran, bioskop, pasar, terminal,

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 25


tempat wisata, stasiun, kantin sekolah dan lain-lain. Tempat-
tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya
penularan penyakit, pencemaran lingkungan, ataupun gangguan
kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan sanitasi
terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan
lingkungan tempat-tempat umum yang bersih guna melindungi
kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan penyakit dan
gangguan kesehatan lainnya
Kategori TTU yang sehat apabila memiliki sarana air bersih,
tempat pembuangan sampah, sarana pembuangan air limbah,
ventilasi yang baik, luas lantai (luas ruang) yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung, dan memiliki pencahayaan ruang yang
sesuai.
Data yang diolah dari laporan Puskesmas masing–masing per
kecamatan tahun 2014 menunjukkan bahwa persentase TTU sehat
mencapai 96,5% untuk Kabupaten Donggala. Apabila
dibandingkan dengan persentase cakupan pada tahun 2013 yang
mencapai 76,3% maka pada tahun 2014 persentase cakupan TTU
sehat mengalami peningkatan. Hal ini tidak terlepas dari
meningkatnya kesadaran masyarakat Kabupaten Donggala
terhadap kesehatan khususnya kesehatan lingkungan. Data
persentase TTU sehat menurut kecamatan, disajikan pada
lampiran profil tabel 62.
3. Akses Terhadap Air Bersih
Air bersih dan sanitasi yang baik merupakan elemen penting
yang menunjang kesehatan manusia. Sanitasi berhubungan dengan
kesehatan lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan
masyarakat. Secara nasional berdasarkan data tahun 2012, 90%
kualitas fisik air minum di Indonesia termasuk dalam kategori baik
(tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau). Sumber air
minum yang digunakan penduduk Kabupaten Donggala dapat

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 26


dibedakan menurut sarana bukan jaringan perpiaan (sumur gali
terlindungi, sumur gali dengan pompa, sumur bor dengan pompa,
terminal air, mata air terlindungi, penampungan air hujan) dan
perpipaan (PDAM,BPSPAM). Pada 14 puskesmas yang ada
di Kabupaten Donggala melaporkan bahwa dari 290.915 jiwa
penduduk kabupaten Donggala, jumlah sarana sumur gali
terlindungi yang memenuhi syarat 1.245 unit dengan jumlah
penduduk pengguna sebanyak 23.937 jiwa. Apabila dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, maka pengguna sumur gali terlindungi
dan sarana mengalami penurunan karena pada tahun 2013 jumlah
penduduk pengguna sumur gali terlindungi yang memenuhi syarat
sebanyak 33.276 dengan jumlah sarana 1.663 unit.
Jumlah penduduk pengguna sumur gali dengan pompa yang
memenuhi syarat sebanyak 17.537 jiwa dengan jumlah sarana 877
unit. Berdasarkan data tahun 2013, jumlah penduduk pengguna
sumur gali dengan pompa yang memenuhi syarat sebesar 55.484
jiwa dengan jumlah sarana 2.773 unit. Artinya bahwa jumlah
sarana dan penduduk pengguna sumur gali dengan pompa yang
memenuhi syarat mengalami penurunan jika dibandingkan
dengan tahun 2014.
Untuk penduduk yang menggunakan sumur bor dengan
pompa yang memenuhi syarat sebanyak 24.999 jiwa dengan
jumlah sarana 1.163 unit. Sedangkan pada tahun 2013, jumlah
sarana sumur bor dengan pompa yang memenuhi syarat sebanyak
2.773 unit dan jumlah penduduk pengguna sebanyak 55.484 jiwa.
Jumlah penduduk pengguna dan sarana sumur bor dengan
pompa yang memenuhi syarat pada tahun 2014 mengalami
penurunan apabila dibandingkan dengan tahun 2013.
Tahun 2013 jumlah penduduk pengguna terminal air yang
memenuhi syarat sebanyak 1.016 jiwa dengan sarana 54 unit

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 27


sedangkan untuk tahun 2014, tidak terdapat penduduk pengguna
terminal air dan sarana yang memenuhi syarat.
Jumlah penduduk pengguna mata air terlindungi yang
memenuhi syarat sebanyak 1.780 jiwa dengan jumlah sarana 16
unit sedangkan pada tahun 2013, jumlah penduduk pengguna
mata air terlindungi 14.588 jiwa dengan jumlah sarana 728 unit.
Apabila dibandingkan pada tahun sebelumnya (2013), maka
jumlah penduduk pengguna dan sarana mata air terlindungi yang
memenuhi syarat mengalami penurunan.
Jumlah sarana dan penduduk pengguna penampungan air
hujan (PAH) yang memenuhi syarat tahun 2014 sebanyak 24 unit
dan 698 jiwa sedangkan pada tahun 2013, sebanyak 788 jiwa
penduduk pengguna PAH dengan jumlah sarana 41 unit.
Penduduk yang menggunakan perpipaan yang memenuhi
syarat sebanyak 116.562 jiwa dengan jummlah sarana 110 unit.
Jika dibandingkan pada tahun 2013 (penduduk pengguna
perpipaan, 640 jiwa dengan jumlah sarana, 32 unit), maka
penduduk pengguna perpipaan dan sarana yang memenuhi syarat
mengalami peningkatan.
Jumlah penduduk Kabupaten Donggala yang memiliki akses
air minum berkualitas (layak) adalah 185.513 jiwa atau 63,8%
sedangkan pada tahun 2013, sebanyak 191.476 jiwa atau 67,7%
bagi penduduk yang memiliki akses air minum berkualitas (layak).
Cakupan persentase penduduk dengan akses berkelanjutan
terhadap air minum berkualitas menurut kecamatan dan
puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil tabel 58.
4. Akses Terhadap Jamban Sehat
Salah satu fasilitas sanitasi adalah jamban, jamban yang sehat
sangat erat kaitannya dengan lingkungan dan risiko penularan
penyakit, khususnya penyakit saluran pencernaan. Dalam hal ini
jenis sarana jamban yang layak (jamban sehat) dibedakan dalam

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 28


empat jenis sarana jamban sehat yakni komunal, leher angsa,
plengsengan dan cemplung. Cakupan persentase penduduk
Kabupaten Donggala dengan akses sanitasi layak (jamban sehat)
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 60.
Jumlah penduduk Kabupaten Donggala pada tahun 2014
sebanyak 290.915 jiwa, dari 29.191 jiwa penduduk pengguna
komunal terdapat 25.104 jiwa penduduk dengan jumlah sarana
komunal 525 unit yang memenuhi syarat dari 608 unit sarana
komunal yang tersedia.
Apabila dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah penduduk
sebanyak 287.921 jiwa dengan jumlah sarana komunal dan
jumlah penduduk pengguna komunal yang memenuhi syarat
sebesar 5.583 unit dan 27.916 jiwa. Hal ini mengalami
penurunan apabila dibandingkan dengan data pada tahun 2013.
Jumlah penduduk pengguna plengsengan 39.492 jiwa
dengan jumlah sarana 3.004 unit tetapi penduduk pengguna
leher angsa dan sarana leher angsa yang memenuhi syarat
sebanyak 5.166 jiwa dengan sarana 635 unit.
Untuk sarana dan penduduk pengguna cemplung, sudah
tidak digunakan lagi pada tahun 2014 sedangkan penduduk
dengan akses sanitasi layak sebesar 161.559 jiwa atau 55,5%.
Data ini mengalami penurunan 23,5 persen apabila dibandingkan
pada tahun 2013 (223.328 jiwa atau 79%).

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 29


3
Situasi Derajat Kesehatan
BAB 3
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

Derajat kesehatan yang optimal akan dilihat dari unsur kualitas hidup
serta unsur-unsur mortalitas dan yang mempengaruhinya, yaitu morbiditas
dan status gizi. Untuk kualitas hidup, yang digunakan sebagai indikator
adalah Angka Harapan Hidup Waktu Lahir. Sedangkan untuk mortalitas
telah disepakati tiga indikator, yaitu Angka Kematian Bayi (AKB) per 1.000
Kelahiran Hidup (KH), Angka Kematian Balita (AKABA) per 1000 Kelahiran
Hidup dan Angka Kematian Ibu (AKI) per 1000 Kelahiran Hidup.
Untuk morbiditas disepakati empat belas indikator, yaitu Angka Acute
Flaccid Paralysis (AFP) pada anak usia <15 Tahun per 100000 Anak, Angka
kesembuhan penderita TB Paru BTA+, Persentase Balita dengan Pneumonia
ditangani, Persentase HIV/AIDS ditangani, Persentase HIV (persentase kasus
terhadap penduduk beresiko), Persentase infeksi menular seksual (IMS)
diobati, Angka kesakitan Demam Berdarah Dengue (DBD) Per 100.000
Penduduk, Persentase penderita Malaria diobati, Persentase penderita Kusta
selesai berobat, kasus penyakit Filariasis ditangani, jumlah kasus dan angka
kesakitan penyakit menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Sementara itu untuk status gizi telah disepakati lima indikator, yaitu
Persentase kunjungan Bayi, Persentase BBLR ditangani, Persentase Balita
dengan gizi buruk dan Persentase Kecamatan Bebas Rawan Gizi. Derajat
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor–faktor
tersebut tidak hanya berasal dari sektor kesehatan seperti pelayanan
kesehatan dan ketersedian sarana dan prasarana kesehatan, melainkan juga
dipengaruhi oleh faktor ekonomi, pendidikan, lingkungan sosial, keturunan
dan faktor lainnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


30
A. Mortalitas (Angka Kematian)
Angka kematian masyarakat dari waktu ke waktu dapat
memberi gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dan
dapat juga digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan
survei dan penelitian.
Mortalitas merupakan angka kematian yang terjadi pada kurun
waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu,
dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Menurut Dinas
Kesehatan Propinsi Jawa Tengah (tahun 2011) bahwa angka kematian
dari waktu ke waktu menggambarkan status kesehatan masyarakat
secara kasar, kondisi atau tingkat permasalahan kesehatan, kondisi
lingkungan fisik dan biologik secara tidak langsung. Angka tersebut
dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan.
Indikator dan target Angka Kematian Bayi (AKB) 23 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015, Angka Kematian Balita (AKABA)
32 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun 2015, Angka Kematian
Neonatal (AKN) menurun dengan acuan Survei Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) 19 per 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun
2015 (Kemenkes RI, 2011).
Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit
penyebab utama kematian yang terjadi di Kabupaten Donggala
sampai akhir tahun 2014 akan diuraikan berikut.
1. Angka Kematian Neonatal (AKN)
Kematian Neonatal adalah jumlah kematian pada 4 minggu
pertama (usia 27 hari) per 1.000 Kelahiran Hidup. Angka
kematian mortalitas pasca neonatal adalah jumlah kematian dari
28 hari-1 tahun per 1.000 Kelahiran Hidup.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


31
Penyebab kematian Neonatal adalah Asfiksia, komplikasi
pada Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), Tetanus Neonatorum, dan
trauma kelahiran serta akibat kelainan kongenital yang
sebenarnya dapat dicegah melalui pemeliharaan ibu selama
kehamilan, penolong persalinan yang aman dan bersih, serta
penanganan yang adekuat terhadap bayi baru lahir terutama
bayi yang beresiko tinggi (Prabamurti dalam Vivian, 2010).
WHO (1997) memperkirakan 85% dari kematian bayi
disebabkan infeksi, asfiksia lahir dan trauma kelahiran.
Sedangkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada
tahun 2001 menunjukkan bahwa proporsi penyebab kematian
neonatal kelompok umur 0-7 hari tertinggi adalah premature
dan BBLR (35%), kemudian asfiksia lahir (33,6%) dan penyakit
penyebab kematian neonatal kelompok umur 8-28 hari tertinggi
adalah infeksi sebesar 57,1% (termasuk tetanus, sepsis,
pneumonia, diare) kemudian feeding problem (14,3%). Hasil
SDKI (tahun 2007) menunjukkan bahwa AKN sebesar 20 per
1.000 Kelahiran Hidup. Menurut Vivian (2010), menunjukkan
bahwa 50% kematian bayi terjadi pada periode neonatal yaitu
di bulan pertama kehidupan.
Grafik 3.1
Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1.000 KH
Kabupaten Donggala
Tahun 2013 – 2014
5
4
3 4,1

2 1,06
1
0
2013 2014
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2013 – 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


32
Berdasarkan grafik 3.1, AKN tahun 2013 sebesar 6 kasus
(1,06 persen) namun meningkat pada tahun 2014 menjadi 23
kasus (4,1 persen). Penyebab utama meningkatnya AKN ini
disebabkan oleh Asfiksia, kelahiran premature, komplikasi pada
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR), Penyakit infeksi (Sepsis, Tetanus
neonatorum, Diare, dan Pneumonia), Trauma kelahiran dan
Akibat kelainan congenital. Faktor lain yang berkontribusi
terhadap kematian neonatal, seperti status sosio-ekonomi ibu
yang rendah, status gizi ibu, fertilitas yang tinggi, dan faktor
keterlambatan untuk mendapatkan perawatan yang berkualitas
bagi bayi yang sakit.
Grafik 3.2
Angka Kematian Neonatal (AKN) Per 1.000 KH
Per Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

3,5 3 3 3
3
2,5 2 2 2 2
2
1,5 1 1 1 1 1 1
1
0,5
0
Laki-laki Perempuan
Ogoamas 0 0
Balukang 1 0
Sabang 0 1
Tambu 2 3
Malei 0 0
Tompe 0 0
Batusuya 2 0
Toaya 0 3
Labuan 3 1
Wani 0 2
Donggala 0 2
Lembasada 1 0
Lalundu 0 0
L. Despot 1 0
Pinembani 1 0
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2014 .
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014
33
Pada grafik 3.2 tersebut, AKN pada tahun 2014 yang
tertinggi (5 kasus) terjadi di Puskesmas Tambu (2 laki-laki dan
3 perempuan) kemudian urutan kedua adalah Puskesmas Labuan
sebanyak 4 kasus (3 laki-laki dan 1 perempuan). Urutan ketiga
adalah Puskesmas Toaya sebesar 3 kasus (3 perempuan).
Rasio kematian neonatal sangat dipengaruhi oleh
keberhasilan program imunisasi dan manajemen penanggulangan
bayi sakit. Apabila pencapaian program berhasil, maka proporsi
kematian neonatal akan menurun. AKN dapat dicegah melalui
pemeliharaan ibu selama kehamilan, penolong persalinan yang
aman dan bersih, serta penanganan yang adekuat terhadap bayi
baru lahir terutama pada bayi yang Risti (resiko tinggi).
AKN Per 1.000 Kelahiran Hidup Per Jenis Kelamin dan
Puskesmas di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat dilihat
pada lampiran profil tabel 5.
2. Angka Kematian Bayi (AKB)
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat
bayi lahir sampai satu hari sebelum ulang tahun pertama. Dari
sisi penyebabnya, kematian bayi dibedakan faktor endogen dan
eksogen. Kematian bayi endogen (kematian neonatal) adalah
kejadian kematian yang terjadi pada bulan pertama setelah bayi
dilahirkan, umumnya disebabkan oleh faktor bawaan.
Sedangkan kematian eksogen (kematian post neonatal) adalah
kematian bayi yang terjadi antara usia 1 bulan sampai 1 tahun,
umumnya disebabkan oleh faktor yang berkaitan dengan
pengaruh lingkungan.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate
adalah jumlah yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun
yang dinyatakan dalam 1.000 Kelahiran Hidup pada tahun yang
sama. AKB dapat menggambarkan kondisi sosial ekonomi

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


34
masyarakat setempat, karena bayi adalah kelompok usia yang
paling rentan terkena dampak dari perubahan lingkungan
maupun sosial ekonomi.
AKB merupakan indikator yang lazim digunakan untuk
menentukan derajat kesehatan masyarakat, baik pada tataran
propinsi maupun nasional. Selain itu, program pembangunan
kesehatan di Indonesia banyak menitikberatkan pada upaya
penurunan AKB. Angka Kematian Bayi merujuk kepada jumlah
bayi yang meninggal pada fase antara kelahiran hingga bayi
belum mencapai umur 1 tahun per 1.000 Kelahiran Hidup.
Menurut hasil SDKI, kondisi AKB Propinsi Sulawesi Tengah
menunjukkan perbaikan dalam 5 tahun terakhir (2005-2010)
dengan AKB tahun 2010 sebesar 33 lebih rendah dibandingkan
tahun 2011 atau terjadi peningkatan AKB dari tahun 2010 yaitu
8,5 per 1.000 Kelahiran Hidup menjadi 9,7 per 1.000 Kelahiran
Hidup pada tahun 2011. Namun kondisi AKB Propinsi Sulawesi
Tengah masih tergolong tinggi dan berada di atas rata-rata AKB
Nasional.
Cakupan AKB sepanjang 5 tahun terakhir pada grafik 3.3
dilaporkan bahwa dari tahun 2010, kematian bayi sebesar
32 bayi dengan AKB (5,7 per 1.000 Kelahiran Hidup). Namun,
pada tahun 2011 terjadi peningkatan AKB menjadi 7,6 per 1.000
Kelahiran Hidup dengan kematian bayi sebesar 44 bayi
sedangkan tahun 2012 terjadi penurunan AKB (5,3 per 1.000
Kelahiran Hidup) dengan jumlah kematian sebanyak 31 bayi.
Jumlah AKB kembali menurun pada tahun 2013 dan 2014, yaitu
masing-masing sebesar 0,7 per 1.000 Kelahiran Hidup dengan
jumlah kasus kematian sebanyak 4 bayi. Penyebab utama
kematian bayi dibedakan atas dua, yaitu penyebab langsung
(persalinan premature, persalinan oleh Dukun dan kelainan

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


35
bawahan) dan penyebab tidak langsung (anemia dan gizi rendah,
infeksi, kerja saat hamil tua, jarak kehamilan yang pendek).
Penurunan AKB yang lambat disebabkan oleh kemiskinan, status
perempuan yang rendah, gizi buruk, deteksi dan pengobatan
yang kurang cukup, kehamilan dini, akses dan kualitas asuhan
antenatal, persalinan, dan nifas yang buruk. Trend kasus AKB
dapat dilihat pada grafik 3.3 berikut.
Grafik 3.3
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 KH
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
8,0
7,0
5,7 7,6 5,4
6,0 5,3

5,0
4,0
3,0
2,0
0,7
1,0
0,0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Pada tahun 2014, AKB sebesar 4 kasus yang terjadi


di Puskesmas Tompe (1 kasus), Puskesmas Batusuya (1 kasus),
Puskesmas Toaya (1 kasus) dan Puskesmas Donggala (1 kasus).
Beberapa faktor penyebab AKB, yaitu keluarga dengan anak
banyak, pilihan dan akses terhadap kontrasepsi rendah, banyak
kelahiran ditolong petugas non medis dan komplikasi serius
kehamilan dan persalinan yang menyebabkan tingginya IMR.
Cara penanggulangan AKB adalah melaksanakan pelatihan tenga
kesehatan, pemberian Asi Eksklusif, program KIA, posyandu dan
program KB. AKB Per 1.000 Kelahiran Hidup Per Jenis Kelamin

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


36
dan Puskesmas di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat dilihat
pada grafik 3.4 berikut sedangkan untuk data selengkapnya
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 5.
Grafik 3.4
Angka Kematian Bayi (AKB) Per 1.000 KH
Per Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014
1,2
1 1 1
1

0,8

0,6

0,4

0,2

0
Laki-laki Perempuan
Ogoamas 0 0
Balukang 0 0
Sabang 0 0
Tambu 0 0
Malei 0 0
Tompe 1 0
Batusuya 1 0
Toaya 0 1
Labuan 0 0
Wani 0 0
Donggala 1 0
Lembasada 0 0
Lalundu 0 0
L. Despot 0 0
Pinembani 0 0
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2014

3. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka kematian balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan
sebagai angka per 1.000 kelahiran Hidup. Angka kematian balita
menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014
37
faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh terhadap kesehatan
anak Balita seperti gizi, sanitasi, penyakit menular dan
kecelakaan.
Berdasarkan data UNICEF (2012), setiap 3 menit di mana
pun di Indonesia, satu anak balita meninggal dunia. Hasil SDKI
(2007) menunjukkan bahwa rumah tangga perdesaan masih
memiliki AKABA sepertiga lebih tinggi daripada AKABA pada
rumah tangga perkotaan, tetapi sebuah studi menunjukkan
bahwa AKABA di perdesaan mengalami penurunan lebih cepat
dibandingkan di perkotaan karena tren ini tampaknya terkait
dengan urbanisasi yang cepat sehingga menyebabkan kepadatan
penduduk yang berlebihan, kondisi sanitasi yang buruk pada
penduduk miskin perkotaan yang diperburuk oleh perubahan
dalam masyarakat yang menyebabkan hilangnya jaringan
pengaman sosial tradisional. Millennium Development Goals
(MDGs) menetapkan nilai normatif AKABA, yaitu sangat tinggi
dengan nilai > 140, tinggi dengan nilai 71–140, sedang dengan
nilai 20–70 dan rendah dengan nilai < 20.
Grafik 3.5
Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 KH
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014

5,6
7,9
6,4
5,9
1,1

2010 2011 2012 2013 2014


Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 - 2014

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


38
Berdasarkan grafik 3.5, AKABA pada tahun 2011 yang
mencapai 7,9 per 1.000 Kelahiran Hidup dan mengalami
penurunan tahun 2012 sebesar 5,6 per 1.000 Kelahiran Hidup.
Namun, mengalami peningkatan AKABA pada tahun 2013
sebesar 5,9 per 1000 Kelahiran Hidup. Sedangkan AKABA
mengalami penurunan sebesar 1,1 per 1.000 Kelahiran Hidup
pada tahun 2014.
Grafik 3.6
Angka Kematian Balita (AKABA) Per 1.000 KH
Per Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014
2,5
2
2

1,5
1 1 1 1
1

0,5

0
Laki-laki Perempuan
Ogoamas 0 0
Balukang 0 0
Sabang 0 0
Tambu 0 0
Malei 0 0
Tompe 2 0
Batusuya 1 0
Toaya 0 1
Labuan 1 0
Wani 0 0
Donggala 1 0
Lembasada 0 0
Lalundu 0 0
L. Despot 0 0
Pinembani 0 0
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


39
Angka kematian balita pada tahun 2014 sebesar 6 kasus
yang terjadi di Puskesmas Tompe (2 kasus), Puskesmas Batusuya
(1 kasus), Puskesmas Toaya (1 kasus), Puskesmas Labuan (1 kasus)
dan Puskesmas Donggala (1 kasus). AKABA Per 1.000 Kelahiran
Hidup Per Jenis Kelamin di Kabupaten Donggala tahun 2014
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 5.
4. Angka Kematian Ibu (AKI)
Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang ibu
yang disebabkan kehamilan, melahirkan atau nifas, bukan karena
kecelakaan. AKI per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka kematian
ibu mengacu pada jumlah wanita yang meninggal dari suatu
penyebab kematian terkait dengan gangguan kehamilan atau
penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari
setelah melahirkan) tanpa memperhitungkan lama kehamilan per
100.000 Kelahiran Hidup.
Angka kematian ibu juga dapat digunakan dalam
pemantauan kematian terkait dengan kehamilan. Indikator ini
dipengaruhi status kesehatan secara umum, pendidikan dan
pelayanan selama kehamilan dan melahirkan. Sensitifitas AKI
terhadap perbaikan pelayanan kesehatan menjadikannya
indikator keberhasilan pembangunan sektor kesehatan. AKI
mengacu pada jumlah kematian ibu yang terkait dengan masa
kehamilan, persalinan dan nifas.
UNICEF (2012) mengatakan bahwa setiap jam, satu
perempuan meninggal dunia karena melahirkan atau karena
sebab-sebab yang berhubungan dengan kehamilan. Proporsi
persalinan di fasilitas kesehatan masih rendah (55%). Lebih dari
setengah perempuan di 20 propinsi tidak mampu atau tidak mau

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


40
menggunakan jenis fasilitas kesehatan apapun dan sebagai
penggantinya mereka melahirkan dirumah mereka sendiri.
Berdasarkan grafik 3.7, diperoleh data bahwa ibu yang
meninggal pada tahun 2013 sebesar 11 kasus dengan AKI sebesar
193 per 100.000 Kelahiran Hidup. Angka ini meningkat apabila
dibandingkan dengan cakupan pada tahun 2014 sebesar 14 kasus
dengan AKI sebesar 250 per 100.000 Kelahiran Hidup.
Grafik 3.7
Angka Kematian Ibu (AKI) Per 100.000 KH
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 - 2014
300
250,2
250 224,6
248,58 192,6
200
203,4
150

100

50

0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Beberapa faktor yang mempengaruhi peningkatan


kematian ibu, yaitu pertama; faktor kurang edukasi ibu. Ibu-ibu
yang masih awam dalam pengetahuan melahirkan, biasanya
kurang terlalu memperdulikan dan mempersiapkan dalam
melahirkan, seperti asupan gizi baik untuk ibu dan anak, ibu
perlu ikut senam hamil karena dapat memperlancar kelahiran.
Kedua; faktor kemiskinan. Faktor kemiskinan yang sangat
sulit diatasi, walaupun pemerintah sudah susah payah membuat
SJSN (JKN), tetapi tetap masih ada saja yang tidak termasuk
dalam JKN sehingga ibu yang ingin melahirkan karena tidak
memiliki uang sehingga menggunakan alternatif lain yaitu pergi

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


41
ke dukun sehingga kemungkinan kematian pasca melahirkan
meningkat. Ketiga; faktor SDM yang kurang pengalaman. SDM
juga sangat berpengaruh dalam kematian ibu pasca melahirkan
karena SDM tenaga medis yang membantu melahirkan seperti
Dokter, Bidan, dan Perawat harus diberikan bekal yang matang
dalam melahirkan.
Grafik 3.8
Angka Kematian Ibu (AKI) Per 1.000 KH
Per Kelompok Umur dan Puskesmas
Kabupaten Donggala Tahun 2014
2,5 2 2
2
1,5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1
0,5
0
< 20 Th 20-34 Th ≥35 Th
Ogoamas 0 1 0
Balukang 0 0 0
Sabang 0 0 0
Tambu 1 0 0
Malei 0 0 0
Tompe 0 0 1
Batusuya 0 1 0
Toaya 0 0 0
Labuan 0 0 0
Wani 0 1 1
Donggala 0 2 2
Lembasada 0 0 1
Lalundu 1 0 0
L. Despot 0 0 0
Pinembani 1 0 1
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Berdasarkan grafik 3.8 tersebut bahwa AKI pada tahun


2014 sebesar 14 kasus yang terjadi di Puskesmas Ogoamas
(1 kasus), Puskesmas Tambu (1 kasus), Puskesmas Tompe (1 kasus),
Puskesmas Batusuya (1 kasus), Puskesmas Wani (2 kasus),
Puskesmas Donggala (4 kasus), Puskesmas Lembasada (1 kasus),

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


42
Puskesmas Lalundu (1 kasus) dan Puskesmas Pinembani (2 kasus).
AKABA Per 1.000 Kelahiran Hidup Per Kelompok umur dan
Puskesmas di Kabupaten Donggala tahun 2014 pada grafik 3.8
berikut dan lampiran profil tabel 6.
5. Angka Kematian Kasar
Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR)
menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk
dalam satu tahun. Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi
tiga, yaitu :
a. Golongan tinggi, apabila jumlah kelahiran lebih dari 30
b. Golongan sedang, apabila jumlah kelahiran antara 20-30
c. Golongan rendah, apabila jumlah kelahiran kurang dari 20
Angka Kematian Kasar menurut data dari BPS (tahun 2000)
diperoleh data AKK Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2005-2007
adalah sama yaitu sebesar 7 per 1000 penduduk.
6. Umur Harapan Hidup (UHH)
Umur harapan hidup digunakan untuk menilai derajat
kesehatan dan secara tidak langsung dapat memberi gambaran
tentang adanya peningkatan kualitas hidup masyarakat baik
di Kabupaten/Kota, Propinsi maupun Negara. Adanya perbaikan
pada pelayanan kesehatan melalui keberhasilan pembangunan
pada sektor kesehatan dapat diindikasikan dengan adanya
peningkatan angka UHH saat lahir.
Meningkatnya UHH waktu lahir, sekaligus memberikan
gambaran kepada kita bahwa salah satu penyebabnya adalah
meningkatnya kualitas hidup dan status kesehatan masyarakat.
Angka harapan hidup waktu lahir di Kabupaten Donggala
cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini seiring dengan
adanya asumsi kecenderungan AKB yang menurun serta
perubahan komposisi penduduk (penurunan kelompok umur

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


43
usia muda dan peningkatan kelompok umur usia tua) pada
tahun 1990, UHH rata-rata 57,5. Umur harapan hidup
Kabupaten Donggala terus meningkat dari tahun ke tahun.
UHH di Kabupaten Donggala meningkat dari 65,6 tahun pada
tahun 2011 menjadi 66 pada tahun 2012. Meningkatnya UHH
ini secara tidak langsung juga memberi gambaran tentang
adanya kemungkinan peningkatan kualitas hidup dan kesehatan
dalam masyarakat sehingga dapat menurunkan angka kematian.

B. MORBIDITAS (ANGKA KESAKITAN)


Morbiditas adalah angka kesakitan, baik insiden maupun
prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan kejadian
penyakit dalam suatu populasi pada kurun waktu tertentu. Morbiditas
juga berperan dalam penilaian terhadap derajat kesehatan masyarakat.
Angka Kesakitan pada penduduk berasal dari community based data
yang diperoleh melalui pengamatan (surveilans) terutama yang
diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan melalui sistem pencatatan
dan pelaporan rutin dan insidentil.
Sementara untuk kondisi penyakit menular, berikut ini akan
diuraikan situasi beberapa penyakit menular yang perlu mendapat
perhatian termasuk penyakit menular yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I)dan penyakit potensial KLB/wabah.
1. Penyakit Menular Langsung
a. TB Paru
Menurut Nurmasadi, dkk (dalam Amin dan Bahar,
2010) bahwa TB adalah penyakit infeksi kronis yang sering
terjadi atau ditemukan pada tempat tinggal dengan
lingkungan padat penduduk atau daerah urban yang
kemungkinan besar telah mempermudah proses penularan
dan berperan terhadap peningkatan jumlah kasus TB.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


44
Penyakit TB merupakan penyebab kematian ke-3 setelah
penyakit kardiovaskular dan penyakit saluran pernapasan
pada semua kelompok usia, dan nomor satu satu dari
golongan penyakit infeksi.
Penyakit TB sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat karena merupakan salah satu
penyakit infeksi pembunuh utama yang menyerang
golongan usia produktif (15–50 tahun) dan anak–anak serta
golongan sosial ekonomi lemah. Sebagian besar penyakit
ini menyerang paru–paru sebagai organ tempat infeksi
primer, namun dapat juga menyerang organ lain seperti
kulit, kelenjar limfe, tulang dan selaput otak.
Nurmasadi (dalam WHO dalam Global Tuberculosis
Report, 2013) menyatakan bahwa insiden kasus TB
diperkirakan 8,6 juta orang dan kasus kematian akibat TB
mencapai 1,3 juta pada tahun 2012. Indonesia menempati
urutan ke-4 diantara 22 negara dengan beban TB tertinggi
(High Burden Country) di dunia yang berjumlah 400-500
ribu kasus insiden TB per 100.000 penduduk pada tahun
2012.
Upaya pengendalian TB Paru terdapat pada
komitmen MDGS yang terdiri dari (Nurmasadi dalam
Kemenkes RI, 2013) :
1) Menurunkan insidensi TB Paru pada tahun 2015
2) Menurunkan prevalensi TB Paru dan angka kematian
akibat TB Paru menjadi setengahnya pada tahun 2015
dibandingkan tahun 1990
3) Sedikitnya 70% kasus TB Paru BTA+ (Basil Tahan
Asam positif) terdeteksi dan diobati melalui program
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse)

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


45
atau pengobatan TB Paru dengan pengawasan
langsung oleh PMO (Pengawas Minum Obat).
4) Sedik tercapai SR (Success Rate).
Terdapat sembilan indikator dalam program
penanganan dan pengobatan TB Paru menurut
Kementerian Kesehatan, yaitu Angka penjaringan suspek,
proporsi pasien TB BTA+ diantara suspek, proporsi Pasien
TB Paru BTA+ diantara semua pasien TB Paru
tercatat/diobati, proporsi pasien TB Anak diantara seluruh
pasien TB, angka penemuan kasus (Case Detection Rate;
CDR), angka notifikasi kasus (Case Notification Rate; CNR),
angka kesembuhan (Cure Rate), angka pengobatan lengkap
(Complete Rate), angka keberhasilan pengobatan (Success
Rate; SR).
Namun dalam profil kesehatan tahun 2014 ini,
indikator penanganan TB Paru yaitu CNR dan pengobatan
TB Paru yaitu Cure Rate, Complete Care dan SR karena
berpedoman sesuai dengan Petunjuk Teknis Penyusunan
Profil Kesehatan Kabupaten/Kota 2014 (Edisi Revisi 2014).
Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate; CNR)
adalah angka yang menunjukkan jumlah seluruh pasien TB
yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk
di suatu wilayah. Angka CNR berguna untuk menunjukkan
kecenderungan (trend) meningkat atau menurunnya
penemuan pasien TB di suatu wilayah tersebut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


46
Grafik 3.9
Angka Notifikasi Kasus (Case Notification Rate; CNR) Semua Kasus TB
Indonesia, Tahun 1999 - 2014

Grafik 3.9 menunjukkan CNR semua kasus TB di tingkat


Nasional sejak 1999 cenderung meningkat, namun CNR
mengalami stagnansi dalam 4 tahun terakhir (2011-2014).
Grafik 3.10
Case Detection Rate (CDR) Semua Kasus TB
Antar Propinsi Tahun 2014

Grafik 3.10 menunjukkan CNR semua kasus TB yang

terendah di Propinsi DIY (74 kasus per 100.000 penduduk).


Apabila pada tahun 2014 jumlah penduduk DIY sebanyak
3.679.200 jiwa, maka dapat dikatakan pada tahun 2014

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


47
telah ditemukan 2.722 kasus TB di Propinsi DIY. Angka
CDR tertinggi di Propinsi Papua (302 kasus per 100.000
penduduk) atau dapat dikatakan telah ditemukan 9.511
kasus TB di Propinsi Papua pada tahun 2014.
Pencapaian CNR seluruh kasus TB Paru untuk
Kabupaten Donggala tahun 2014, mengalami peningkatan
dari tahun 2013 (329 per 100.000 penduduk) dan telah
memenuhi target nasional (85 per 100.000 penduduk),
yaitu sebesar 342 per 100.000 penduduk.
Pada grafik 3.11 disajikan tentang angka kesembuhan,
pengobatan lengkap dan keberhasilan pengobatan TB Paru
dari tahun 2012-2014 berikut.
Grafik 3.11
Cure Rate (%), Complete Rate (%) dan Success Rate (%)
Kabupaten Donggala
Tahun 2012 – 2014
140,0

120,0

100,0 116,6

80,0 92,2
90,9 92,8 88,5 87
60,0

40,0

20,0 29,6
1,9 3,7
-
2012 2013 2014

Cure Rate Complete Rate Success Rate

Sumber : Seksi P2P, Program TB Paru. Dinkes Kab. Donggala, 2012 – 2014.
Berdasarkan grafik 3.11 tersebut, maka Cure rate
mengalami penurunan dari 90,9% (tahun 2012) menjadi
88,5% (tahun 2013) dan tahun 2014 meningkat menjadi
87%. Berbeda halnya dengan Complete Care yang

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


48
mengalami peningkatan sepanjang tahun 2012-2014 (1,9
persen menjadi 3,7 persen dan 29,6 persen). Success Rate
pun mengalami penurunan dan peningkatan sama halnya
dengan Cure Rate dan Complete Care, yaitu dari 92,8%
(tahun 2012) menurun menjadi 92,2% (tahun 2013) dan
mengalami peningkatan pada tahun 2013 (116,6%).
Pencapaian Cure Rate pada tahun 2014, mengalami
peningkatan, yaitu sebesar 87% (target Nasional 85%)
namun pencapaian Complete Care belum memenuhi target
Nasional (80%) yaitu sebesar 29,6% sedangkan
pencapaian Success Rate telah memenuhi target sebesar
116,6% (target Nasional 88%).
Beberapa strategi DOTS terdiri dari lima komponen
kunci (Kemenkes RI, 2013), yaitu :
1) Komitmen politis yang berkesinambungan
2) Penemuan kasus melalui pemeriksaan dahak
mikroskopis yang terjamin mutunya
3) Pengobatan yang standar dengan supervisi dan
dukungan bagi pasien
4) Keteraturan penyediaan obat yang dijamin
kualitasnya
5) Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu
memberikan penilaian terhadap hasil pengobatan
pasien dan kinerja keseluruhan program

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


49
Grafik 3.12
Cure Rate (%), Complete Rate (%) dan Success Rate (%)
Per Puskesmas Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani
Lalundu
Lembasada
Donggala
Wani 85,7 157,1

Labuan
Toaya Success Rate
96,8
Batusuya Complete Rate

Tompe Cure Rate

Malei 275,0 375,0


100,0
Tambu 100,0
Sabang 87,5 162,5

Balukang
Ogoamas

0,0 100,0 200,0 300,0 400,0


Sumber : Seksi P2P, Program TB Paru. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Berdasarkan grafik 3.12, maka urutan Cure Rate


tertinggi di Puskesmas Tambu (100%), Malei (100%) dan
Toaya (96,8%). Untuk Complete Rate sebesar 275%
(Puskesmas Malei), kemudian Puskesmas Sabang (87,5%)
dan Puskesmas Wani (85,7%). Pencapaian Successs Rate
dengan cakupan tertinggi sebesar Puskesmas Malei (375%)
kemudian Puskesmas Sabang (162,5%) dan Puskesmas
Wani (157,1%). Secara rinci cakupan TB Paru berdasarkan
Jenis kelamin dan Puskesmas dapat dilihat pada lampiran
profil tabel 9.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


50
Pengobatan bagi penderita TB Paru akan menjalani
proses dari 6-9 bulan atau bahkan bisa lebih yang dapat
menyebabkan pasien frustasi atau bosan minum obat
sehingga menyebabkan pengobatan tidak sesuai anjuran
yang akan mengakibatkan pasien menjadi resisten. Penyakit
TB Paru dapat disembuhkan secara total apabila penderita
patuh terhadap pengobatan (Suharmiati dan Maryani,
2011).
Pengobatan yang tidak selesai akan berakibat kuman
TB resisten teradap obat-obatan TB (Multi Drug Resisten)
Paru. MDR-TB merupakan bentuk tb yang tidak merespon
terhadap standar 6 bulan pengobatan yaitu menggunakan
obat standar atau first-line (resisten terhadap isoniazid dan
rifampicin). Akibatnya, akan membutuhkan waktu 2 tahun
untuk diobati dengan obat yang 100 kali lebih mahal
dibandingkan pengobatan dengan obat standar (first-line).
Mengantisipasi hal tersebut maka perlu dilakukan
peningkatan kemitraan dengan berbagai pihak terutama
seorang PMO (Pengawas Menelan Obat) untuk
meningkatkan ketaatan penderita dalam minum obat
sehingga penanggulangan TB secara teratur dapat tercapai.
b. HIV/AIDS
AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome)
merupakan kumpulan gejala penyakit yang disebabkan
menurunnya imunitas tubuh sebagai akibat dari serangan
Human Immunodeficiency Virus. Akibat dari penurunan
daya tahan tersebut adalah penderita mudah diserang
berbagai macam penyakit infeksi (Infeksi Oportunistik).
Sebelum memasuki fase AIDS, penderita terlebih dahulu
dinyatakan sebagai HIV positif. Jumlah HIV positif yang

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


51
ada di masyarakat dapat diketahui melalui 3 metode, yaitu
pada layanan Voluntary, Counseling, and Testing (VCT),
Sero Survey, dan Survei Terpadu Biologis dan Perilaku
(STBP).
HIV/AIDS dapat ditularkan melalui cairan tubuh
penderita yang terjadi melalui proses hubungan seksual
(dengan lawan jenis atau heteroseksual, lelaki seks dengan
lelaki atau Homoseksual dan wanita seks dengan wanita
atau Lesbian), penggunaan jarum suntik yang
terkontaminasi secara bergantian, transfusi darah dan
penularan dari Ibu ke anak dalam kandungan melalui
plasenta serta kegiatan menyusui.
Di Indonesia, kasus pertama terjadi pada tahun 1987
yaitu pada seorang turis asing di Bali kemudian tahun 1999
terdapat 815 kasus HIV/AIDS, dimana 112 diantaranya
berakhir dengan kematian. Sekitar 13-20 juta orang rawan
tertular HIV pada tahun 2002 dan akhir tahun 2005
diperkirakan orang dengan HIV dan AIDS (ODHA)
berjumlah sekitar 90 ribu-130 ribu orang. Pada tahun 2010
diproyeksikan sekitar 400 ribu orang menjadi ODHA dan
100 ribu meninggal akibat AIDS. Pada tahun 2015 jumlah
ODHA akan mencapai 1 juta jiwa dan 350 ribu
diantaranya berujung kematian. Kematian dan kesakitan
tersebut harus dicegah dan ditekan dengan mengubah
perjalanan epidemiologi HIV/AIDS di Indonesia.
Jumlah penderita HIV dan AIDS meningkat sepanjang
tahun 2010-2014, dimana pada tahun 2010 sebanyak
1 kasus untuk penderita HIV dan 3 kasus untuk penderita
AIDS. Jumlahnya relatif tetap untuk penderita AIDS
(1 kasus) sedangkan menurun untuk penderita AIDS karena

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


52
tidak ada kasusnya pada tahun 2011. Namun, jumlahnya
meningkat pada tahun 2012 untuk penderita HIV dan AIDS
(masing-masing 7 kasus). Sedangkan pada tahun 2013,
kasusnya menurun menjadi 6 kasus untuk penderita HIV
dan 4 kasus untuk penderita AIDS. Namun, meningkat
kembali pada tahun 2014 yaitu sebesar 10 kasus untuk
penderita HIV dan penderita AIDS sebesar 11 kasus. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik 3.13 berikut.
Grafik 3.13
Jumlah Penderita Kasus HIV/AIDS
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
70,0
60,3
60,0
47,0
50,0 40,6 41,2
36,9
40,0
30,0
20,0
10,0
-
2010 2011 2012 2013 2014

Penderita ditemukan & ditangani

Sumber : Seksi P2P, Program HIV-AIDS. Dinkes Kab. Donggala, 2010 - 2014.

Jumlah kasus HIV/AIDS menurut kelompok umur


tahun 2014 dapat dilihat pada grafik 3.14 berikut. Kasus
HIV tertinggi pada kelompok umur 30-39 tahun (4 kasus)
sedangkan terdapat 5 kelompok umur, tidak terdapat kasus
AIDS. Pada penderita HIV, sebesar 4 kasus pada kelompok
umur 20-29 tahun (kasus tertinggi) sedangkan terdapat
5 kelompok umur yang tidak terdapat kasus HIV. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran profil tabel 11.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


53
Grafik 3.14
Jumlah Penderita Kasus HIV/AIDS Menurut Kelompok Umur
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

≥ 60 Th
50-59 Th 1
2
40-49 Th 3
2
30-39 Th 4
2
20-29 Th 2 AIDS
4
15-19 Th HIV

5-14Th
1-4 Th
<1 Th 0

0 1 2 3 4 5
Sumber : Seksi P2P, Program HIV-AIDS. Dinkes Kab. Donggala, 2014.
c. Pneumonia
Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai
jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh
bakteri, virus maupun jamur. Pneumonia juga dapat terjadi
akibat kecelakan karena menghirup cairan atau bahan
kimia. Populasi yang rentan terserang Pneumonia adalah
anak–anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari
65 tahun, atau orang yang memiliki masalah kesehatan
(malnutrisi, gangguan imunologi).
Pneumonia merupakan masalah kesehatan dunia
karena angka kematiannya tinggi, tidak saja di negara
berkembang tetapi juga di negara juga di negara maju
seperti Amerika Serikat, Kanada, dan negara-negara Eropa.
Di Amerika Serikat misalnya, terdapat 2-3 juta kasus
Pneumonia per tahun dengan jumlah angka kematian rata-

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


54
rata 45.000 orang (Susi Hartati dkk dalam Misnadiarly,
2008).
Berdasarkan Riskesdas tahun 2007 bahwa setiap
tahunnya di Indonesia diperkirakan terdapat 6 juta kasus
baru penyakit Pneumonia. Jumlah kematian balita
di Indonesia akibat Pneumonia tahun 2008 diperkirakan
mencapai 30.740 balita atau rata-rata 83 balita meninggal
setiap hari akibat Pneumonia (Depkes RI, 2010).
Penderita Pneumonia ditemukan dan ditangani pada
tahun 2010 sebesar 1.321 kasus (60,3%) dari 2.190
perkiraan penderita Pneumonia dari jumlah Balita sebesar
21.902 jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan apabila
dibandingkan pada tahun 2011, yaitu dari 35.907 jiwa
Balita diperoleh perkiraan penderita Pneumonia sebesar
3.591 kasus sedangkan penderita ditemukan dan ditangani
sebesar 1.458 kasus (40,6 persen).
Namun mengalami penurunan selama 2 tahun
terakhir (2012-2013), yaitu penderita Pneumonia
ditemukan dan ditangani pada tahun 2012 (1.381 kasus
atau 41,2 persen dari 3.348 perkiraan penderita
Pneumonia dari jumlah Balita sebesar 33.481 jiwa)
sedangkan tahun 2013 (1.237 kasus atau 36,9 persen dari
3.348 perkiraan penderita Pneumonia dari jumlah Balita
sebesar 33.481 jiwa).
Pada tahun 2014, mengalami peningkatan untuk
penderita Pneumonia ditemukan dan ditangani (1.336
kasus atau 47 persen) dari 2.841 perkiraan penderita
Pneumonia dengan jumlah Balita sebesar 28.409 jiwa.
Penemuan kasus Pneumonia pada Balita dapat dilihat pada
tabel 3.1 dan grafik 3.15 berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


55
Tabel 3.1
Penemuan Kasus Pneumonia pada Balita
Kabupaten Donggala
Tahun 2010-2014
Pneumonia 2014 2013 2012 2011 2010
Jumlah balita 28.409 33.481 33.481 35.907 21.902
Perkiraan
2.841 3.348 3.348 3.591 2.190
penderita
Penderita
ditemukan 1.336 1.237 1.381 1.458 1.321
dan ditangani
Sumber : Seksi P2P, Program Pneumonia. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Grafik 3.15
Persentase Penderita Pneumonia Ditemukan dan Ditangani pada Balita
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
70,0
60,3
60,0
50,0 47,0
40,6 41,2
40,0 36,9

30,0
20,0
10,0
-
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Seksi P2P, Program Pneumonia. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.
Salah satu faktor resiko yang berhubungan dengan
kejadian Pneumonia pada balita adalah kepadatan hunian.
Balita dengan tingkat hunian padat memiliki resiko terkena
Pneumonia lebih besar dibandingkan anak balita yang
tinggal di rumah dengan tingkat hunia tidak padat. Selain
itu, Pnuemonia lebih banyak terjadi pada anak dengan
status gizi kurang dan gizi buruk.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


56
Grafik 3.16
Penderita Pneumonia Ditemukan dan Ditangani pada Balita
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani
L. Despot
Lalundu
121
Lembasada 121
215
Donggala 215
Wani
Labuan
Toaya
102
Batusuya
102
Tompe
Malei
Tambu
Sabang
Balukang
Ogoamas

0 50 100 150 200 250

Perempuan Laki-laki

Sumber : Seksi P2P, Program Pneumonia. Dinkes Kab. Donggala, 2014.


Berdasarkan grafik 3.16 berikut, pada tahun 2014,
penderita Pneumonia ditemukan dan ditangani sebesar 247
kasus atau 57,4% (143 laki-laki atau 66,5% dan 104
Perempuan atau 48,3%) dengan perkiraan penderita
Pneumonia sebesar 430 kasus (215 laki-laki dan 215
Perempuan) dari jumlah Balita sebesar 4.301 jiwa yang
merupakan urutan tertinggi pertama terjadi di Puskesmas
Donggala.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


57
Sedangkan penderita ditemukan dan ditangani yang
tertinggi kedua terjadi di Puskesmas Lembasada sebesar 182
kasus atau 75,2% (105 laki-laki atau 86,9% dan
77 Perempuan atau 63,5%) dengan perkiraan penderita
Pneumonia sebesar 242 kasus (121 laki-laki dan 121
Perempuan) dari jumlah Balita sebesar 2.420 jiwa.
Puskesmas Batusuya sebesar 167 kasus atau 81,3%
(93 laki-laki atau 90,8% dan 74 Perempuan atau 71,9%)
dengan perkiraan penderita sebesar 205 kasus (102 laki-laki
dan 103 Perempuan) dari jumlah Balita sebesar 2.053 jiwa
yang tertinggi ketiga. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada lampiran Profil Kesehatan tabel 10.
Sebagian kematian akibat penyakit pneumonia terjadi
dipelosok desa yang tidak terjangkau oleh layanan
kesehatan. Oleh karena itu disamping perlunya
ditingkatkan usaha-usaha penemuan dan pengobatan
penderita didaerah yang sulit dijangkau, diperlukan pula
pengetahuan masyarakat tentang penyakit Pneumonia
yang meliputi gejala, faktor resiko, pencegahan dan lain-
lain agar dapat dihindari, dicegah, dan diobati sedini
mungkin sehingga tidak sempat mengancam jiwa atau
berakibat pada kematian.
d. Diare
Diare adalah penyakit yang terjadi ketika terjadi
perubahan konsistensi feses selain dari frekuensi buang air
besar. Seseorang dikatakan menderita diare apabila feses
lebih berair dari biasanya, atau bila buang air besar tiga kali
atau lebih, atau buang air besar yang berair tapi tidak
berdarah dalam waktu 24 jam.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


58
Penyakit diare masih menjadi masalah global dengan
derajat kesakitan dan kematian yang tinggi diberbagai
negara terutama di negara berkembang. Indonesia
merupakan salah satu negara berkembang dengan angka
kejadian penyakit diare yang tinggi karena tingginya
morbiditas dan mortalitas (Magdarina, 2010).
Diare merupakan salah satu penyebab utama
kematian terutama pada anak-anak. Sekitar 10% episode
diare pada anak berusia balita di seluruh dunia merupakan
diare berdarah atau disentri (Hardi dkk, 2012). Angka
kejadian diare pada anak di dunia mencapai 1 miliar kasus
tiap tahun, dengan korban meninggal sekitar 4 juta jiwa.
Angka kematian balita di negara Indonesia akibat diare ini
sekitar 2,8 juta setiap tahun. Provinsi Jawa Timur
merupakan daerah kedua dengan sebaran frekuensi KLB
terbesar di Indonesia setelah Sulawesi Tengah (DepKes RI,
2011).
Kasus Diare yang ditangani pada tahun 2010 sebesar
8.618 kasus (73,5%) dari 11.727 perkiraan kasus Diare dari
jumlah penduduk sebesar 277.236 jiwa. Jumlah ini
mengalami peningkatan pada tahun 2011, yaitu dari
279.756 jiwa penduduk diperoleh perkiraan kasus Diare
sebesar 11.834 kasus (78,3%) sedangkan kasus Diare yang
ditangani sebesar 9.270 kasus.
Namun mengalami penurunan pada tahun 2012,
yaitu kasus Diare yang ditangani (7.527 kasus atau 62,9%
dari 11.960 perkiraan kasus Diare dari jumlah penduduk
sebesar 282.752 jiwa) dan mengalami peningkatan pada
tahun 2013 (7.924 kasus atau 68,2% dari 11.621 perkiraan
kasus Diare dari jumlah penduduk sebesar 282.752 jiwa).

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


59
Pada tahun 2014, kembali menurun untuk kasus Diare
yang ditangani (7.896 kasus atau 10 persen) dari 790
perkiraan kasus Diare dengan jumlah penduduk sebesar
290.915 jiwa. Kasus Diare yang ditangani dapat dilihat
pada tabel 3.2 dan grafik 3.17 berikut.
Tabel 3.2
Kasus Diare yang Ditangani
Kabupaten Donggala
Tahun 2010-2014
Diare 2014 2013 2012 2011 2010
Jumlah Penduduk 290.915 282.752 282.752 279.756 277.236
Perkiraan kasus 790 11.621 11.960 11.834 11.727
Diare yang
7.896 7.924 7.527 9.270 8.618
ditangani
Sumber : Seksi P2P, Program Pneumonia. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Grafik 3.17
Persentase Kasus Diare yang Ditangani
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
100,0
78,3
80,0 73,5
68,2
62,9
60,0

40,0

20,0 10,0

-
2010 2011 2012 2013 2014

Kasus Diare yg ditangani

Sumber : Seksi P2P, Program Diare. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.
Penyakit diare disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya faktor nutrisi, faktor perilaku orang tua dan
faktor lingkungan yang kotor namun kebanyakan dari
masyarakat selama ini hanya memahami bahwa diare

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


60
terjadi dikarenakan makanan yang sudah tercemar. Cara
penularan melalui faktor nutrisi yaitu memakan makanan
basi dan makanan sisa dari beberapa hari yang lalu.
Sedangkan dari perilaku orang tua sendiri yang tidak
mencuci tangan sebelum kontak dengan bahan makanan
dan setelah kontak dengan barang kotor atau tercemar.
Cara penularan diare dapat melalui melalui lingkungan
dengan cara fekal oral makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung dengan tangan
penderita yang kotor pada saat menyentuh makanan atau
melalui lalat pada makanan yang tidak ditutup.
Grafik 3.18
Kasus Diare yang Ditangani
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

26
Pinembani 15
Lalundu
948
Lembasada 1055
Donggala
Wani
Labuan
Toaya
Batusuya
Tompe
Malei
Tambu
Sabang
Balukang
Ogoamas

0 200 400 600 800 1000 1200

Perempuan Laki-laki

Sumber : Seksi P2P, Program Pneumonia. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


61
Berdasarkan grafik 3.18, kasus Diare yang ditangani
pada tahun 2014 paling tinggi terjadi di Puskesmas
Lembasada sebesar 2.003 kasus atau 29,9 persen (1.055
laki-laki atau 30,6 persen dan 948 perempuan atau 29,3
persen) dengan perkiraan kasus Diare sebesar 67 kasus (34
laki-laki dan 32 perempuan) dari jumlah penduduk Balita
sebesar 24.645 jiwa.
Sedangkan Puskesmas Pinembani dengan kasus Diare
yang ditangani paling rendah, yaitu sebesar 41 kasus atau
2,3 persen (15 laki-laki dan 26 perempuan) dengan
perkiraan kasus Diare sebesar 18 kasus (9 laki-laki dan
9 perempuan) dari jumlah penduduk sebesar 6.687 jiwa.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 13.
e. Kusta
Kusta merupakan penyakit menular (kronis) yang
disebabkan Mycobacterium leprae. Gejala kusta biasanya
timbul di kulit dan saraf tepi seperti pada muka, tangan
dan kaki serta sering menyebabkan kecacatan (deformitas)
hingga memberi kesan menyeramkan. Dalam perjalanan
hidupnya penderita kusta sering mengalami diskriminasi,
dijauhi dan dikucilkan oleh masyarakat. Tingginya
prevalensi kusta dapat berdampak pada munculnya
permasalahan sosial-ekonomi karena penyakit ini
umumnya menyerang penduduk kelompok usia produktif
dan mereka tidak dapat bekerja.
Sehingga pemerintah berkewajiban memberikan
perhatian yang serius dalam upaya mencegah dan
menanggulangi penyakit kusta di wilayahnya. Dengan
berkembangnya teknologi kedokteran, kecacatan akibat

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


62
kusta sudah dapat dicegah apabila penderita ditemukan
dan dilakukan penanganan sejak awal. Pengobatan dan
fisioterapi penderita sedini mungkin merupakan cara yang
efektif untuk memutuskan rantai penularan dan mencegah
kecacatan akibat kusta.
Berdasarkan laporan WHO, jumlah kasus kusta tahun
2009 di dunia berjumlah 497.791 kasus. Negara India
menjadi penyumbang terbesar dengan 260.063 kasus,
Brasil 49.384 kasus dan Indonesia 16.549 kasus. Pada tahun
2010 Indonesia melaporkan 17.012 kasus baru, dimana
1.822 ditemukan sudah dalam keadaan cacat tingkat 2
(cacat yang tampak) dan 1.904 kasus adalah anak-anak.
Saat ini masih ada 14 propinsi dengan jumlah kasus kusta
tinggi, yakni provinsi Jawa Timur (4.653 kasus), Jawa Barat
(1.749 kasus), Jawa Tengah (1.740 kasus).
Grafik 3.19
Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2
Kabupaten Donggala
Tahun 2011 – 2014
25,0 22,9 23,4

20,0 17,1 16,7 16,7


14,6
15,0
10,6
10,0 8,2

5,0

-
2011 2012 2013 2014

Penderita 0-14 Th Cacat Tk. 2

Sumber : Seksi P2P, Program Kusta. Dinkes Kab. Donggala, 2011 – 2014.
Berdasarkan grafik 3.19, bahwa penderita Kusta 0-14
tahun sebesar 22,9 persen (tahun 2011), cakupan ini
menurun apabila dibandingkan pada tahun berikutnya

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


63
(tahun 2012) yaitu sebesar 10,6 persen kemudian
meningkat lagi pada tahun 2013 sebesar 14,6 persen dan
terus mengalami peningkatan sebesar 16,7 persen (tahun
2014).
Kasus Kusta dengan penderita yang cacat tingkat 2,
sepanjang 4 tahun terakhir ini (2011-2014) mengalami
peningkatan tertinggi pada tahun 2012 (23,4 persen) dan
terendah pada tahun 2012 (8,2 persen) sedangkan tertinggi
kedua pada tahun 2013 (17,1 persen) dan ketiga pada
tahun 2014 (16,7 persen).
Faktor yang memberikan kontribusi terhadap
tingginya kejadian kusta yaitu tingkat sosial ekonomi,
tingkat pendidikan masih rendah, lingkungan fisik rumah
yang tidak memenuhi syarat kesehatan (seperti: intensitas
pencahayaan, luas ventilasi, jenis lantai, jenis dinding,
kepadatan hunian yang buruk, kelembaban, dan suhu),
faktor personal hygiene.
Pada tahun 2014, jumlah kasus baru penderita Kusta
(Pausi Basiler and Multi Basiler) sebesar 36 kasus (27 laki-
laki dan 9 perempuan). Berdasarkan grafik 3.20 tersebut,
dipaparkan bahwa Puskesmas Labuan dengan kasus
penderita Kusta tertinggi sebesar 15 kasus (10 laki-laki dan
5 perempuan) kemudian Puskesmas Donggala sebesar
7 kasus (5 laki-laki dan 2 perempuan) dan Puskesmas
Tompe sebesar 3 kasus (3 laki-laki). Sedangkan sebanyak
4 Puskesmas yang tidak memeiliki kasus baru Kusta, yaitu
Puskesmas Ogoamas, Puskesmas Sabang, Puskesmas Malei
dan Puskesmas Pinembani. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 14.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


64
Grafik 3.20
Kasus Baru Kusta (Pausi Basiler and Multi Basiler)
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani 0
0
Lalundu 0
2
Lembasada 1
0
Donggala 2
5
Wani 0
2
Labuan 5
10
Toaya 0
2
Batusuya 0
1
Tompe 0
3
Malei 0
0
Tambu 1
1
Sabang 0
0
Balukang 0
1
Ogoamas 0
0
0 2 4 6 8 10 12

Perempuan Laki-laki

Sumber : Seksi P2P, Program Kusta. Dinkes Kab. Donggala, 2014.


2. Penyakit Menular Bersumber Binatang
a. Malaria
Menurut Sembel (2009), penyakit malaria merupakan
salah satu momok kesehatan masyarakat yang sangat
penting di dunia. Penyakit ini penyebab utama terjadinya
kematian di banyak Negara berkembang terutama pada
anak-anak dan ibu hamil sebagai kelompok utama yang
mudah terinfeksi. Malaria disebabkan oleh parasit
Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel
darah merah manusia yang ditularkan oleh nyamuk malaria

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


65
(Anopheles) betina yang dapat menyerang semua orang
baik laki–laki ataupun perempuan pada semua golongan
umur dari bayi, anak–anak dan orang dewasa.
Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah
desa–desa terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak
baik, sarana transportasi dan komunikasi yang sulit, akses
pelayanan kesehatan kurang, tingkat pendidikan dan sosial
ekonomi masyarakat yang rendah, serta buruknya perilaku
masyarakat terhadap kebiasaan hidup sehat. Malaria
merupakan salah satu penyakit menular yang upaya
pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDGs.
Malaria di Indonesia merupakan peringkat ketiga
penyebab kematian terutama di daerah endemis (Sari,
2005). Indonesia kawasan timur mulai dari Kalimantan,
Sulawesi Tengah sampai Utara, Maluku, Irian Jaya, Lombok,
sampai Nusa Tenggara Timur merupakan daerah endemis
malaria. Beberapa daerah di Sumatera mulai dari Lampung,
Riau, Jambi dan Batam kasus malaria cenderung meningkat
(Harijanto, 2007).
Kasus Malaria di sekitar Jawa dan Bali pada tahun
2008 mengalami peningkatan API (Annual Parasite Index)
0,16 dari 0,15 pada tahun 2005. API merupakan angka
kejadian Malaria yang dihitung per 1000 penduduk
sedangkan AMI (Annual Malaria Incidence) untuk luar
Jawa dan Bali di Indonesia menunjukkan kecenderungan
menurun. Pada tahun 2008 angka kesakitan Malaria
sebesar 18,82 per 1000 penduduk dari 24,75 pada tahun
2005 (Depkes RI, 2008)
Ditjen PP dan PL Kementerian Kesehatan telah
menetapkan stratifikasi endemisitas malaria suatu wilayah

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


66
di Indonesia menjadi 4 strata yaitu :
1) Endemis Tinggi bila API > 5 per 1.000 penduduk.
2) Endemis Sedang bila API berkisar antara 1–5
penduduk per 1.000 per penduduk.
3) Endemis Rendah bila API 0 – 1 per penduduk.
4) Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat
penularan malaria (Daerah pembebasan malaria) atau
API = 0.
Di Kabupaten Donggala, pencapaian angka API pada
tahun 2011 sebesar 3,5/1.000 penduduk dari 13.328 kasus
penderita klinis yang dilakukan pemeriksaan sediaan darah
(endemis sedang). Namun menurun pada tahun 2012
sebesar 1,8/1.000 penduduk dari 11.867 kasus (endemis
sedang) dan terus menurun pada 2 tahun berikutnya, yaitu
tahun 2013 sebesar 0,8 per 1.000 penduduk dari 6.364
kasus dan tahun 2014 sebesar 0,6 per 1.000 penduduk dari
7.733 kasus (endemis rendah). Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik 3.21 berikut.
Grafik 3.21
Angka Kesakitan (API; Annual Parasite Incidence) Per 1.000 Penduduk
Kabupaten Donggala
Tahun 2011 – 2014
14,0 13,328
11,867
12,0
10,0
7,7
8,0 6,364
6,0
3,5
4,0
1,8
2,0 0,8 0,6
-
2011 2012 2013 2014

API Per 1.000 Penduduk Penderita Klinis (Suspek)

Sumber : Seksi P2P, Program Malaria. Dinkes Kab. Donggala, 2011 – 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


67
Beberapa faktor yang mempengaruhi kejadian
Malaria, yaitu faktor manusia (karakteristik manusia; umur,
jenis kelamin, imunitas, ras, status gizi dan perilaku
manusia; kebiasaan berada diluar rumah sampai larut
malam, tingkat kesadaran masyarakat tentang bahaya
Malaria, memasang kawat kasa pada rumah, menggunakan
obat nyamuk/revelen) iklim, topografi, kondisi sosial
ekonomi dan suhu yang cocok untuk berkembang suburnya
penyakit Malaria berkisar antara 16-34°C dengan
kelembaban relatif 60%.
Grafik 3.22
Sediaan Darah Diperiksa yang Positif Malaria
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani
L. Despot
Lalundu
Lembasada 37
50
Donggala
Wani
Labuan
Toaya
Batusuya
Tompe 53
54
Malei
Tambu
Sabang
Balukang 17
43
Ogoamas

0 10 20 30 40 50 60

Perempuan Laki-laki

Sumber : Seksi P2P, Program Malaria. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


68
Berdasarkan grafik 3.22 bahwa pada tahun 2014,
jumlah sediaan darah diperiksa yang positif Malaria sebesar
166 kasus (2,1 persen) dengan kasus penderita Malaria
tertinggi pada Puskesmas Tompe sebesar 107 kasus atau
29,6 persen (54 laki-laki atau 35,5% dan 53 perempuan
atau 25,4 persen) kemudian Puskesmas Lembasada sebesar
87 kasus atau 8 persen (50 laki-laki atau 11,4 persen dan 37
perempuan atau 5,7 persen) dan Puskesmas Balukang
sebesar 60 kasus atau 19,2 persen (43 lak-laki atau 28,9
persen dan 17 perempuan atau 10,4 persen). Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada lampiran profil tabel 22.
Pemberantasan penyakit Malaria dilakukan dengan
dengan 4 fase, yaitu fase persiapan (pengenalan wilayah,
penyediaan tenaga, bahan, alat, kendaraan), fase
penyerangan (teknik penyemprotan rumah), fase
konsplidasi (PCD dan ACD), fase pemeliharaan
(berfungsinya jaringan pelayanan kesehatan secara primer).
Pengobatan penyakit Malaria adalah cara modern
dan tradisoinal. Cara modern, yaitu lakukan pemeriksaan
ke dokter dan biasanya dokter akan menganjurkan Anda
untuk menjauhi daerah terpencil dan juga sangat jauh dari
penyebab Malaria. Sedangkan cara tradisional adalah
menggunakan daun pepaya, dengan mengambil beberapa
daun pepaya kemudian airnya direbus 3 kali sehari dan
lakukan secara teratur.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah
penyakit Malaria adalah pencegahan ABCD :
1) A : Awasilah semua hal yang beresiko tinggi pada
terjadinya penyakit Malaria dan sadarilah masa
inkubasi atau gejala yang paling utama.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


69
2) B : Bersihkanlah daerah yang menjadi sarang tempat
tinggal nyamuk dan hindarilah terkena gigitan
nyamuk terutama pada sore hari
3) C : Chemopropylaxis adalah jenis obat Malaria yang
digunakan untuk membantu dan menjaga tingkat dari
infeksi yang terjadi lebih lanjut
4) D : Diagnosis dan pengobatan yang tepat dari tim
medis jika mengalami demam yang terjadi selama
1 minggu setelah Anda datang ke daerah yang
berpotensi penyakit Malaria
b. Demam Berdarah Dengue (DBD)
Demam Berdarah Dengue (DHF; Dengue
Haemorrhagic Fever) merupakan salah satu penyakit
menular yang sampai saat ini masih menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Sering muncul sebagai Kejadian Luar
Biasa (KLB) karena penyebarannya yang cepat dan
berpotensi menimbulkan kematian. Penyakit ini disebabkan
oleh virus Dengue yang penularannya melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus yang hidup
di genangan air bersih di sekitar rumah. Nyamuk ini
mempunyai kebiasaan menggigit pada saat pagi dan sore
hari, umumnya kasus mulai meningkat saat musim hujan.
Indonesia adalah salah satu negara dengan kasus DBD
tertinggi di Asia Tenggara. Direktorat Jenderal
Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen
PP & PL) Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa
Angka Kesakitan/Incidence Rate (IR) DBD cenderung
meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data IR DBD
per propinsi pada tahun 2013, teridentifikasi propinsi-
propinsi dengan angka kasus tertinggi dan terendah.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


70
Propinsi dengan IR DBD tertinggi adalah Bali 168 per
100.000 penduduk, DKI Jakarta 96 per 100.000 penduduk,
Kalimantan Timur 93 per 100.000 penduduk, Sulawesi
Tenggara 67 per 100.000 penduduk dan DI Yogyakarta 65
per 100.000 penduduk sedangkan yang terendah adalah
Maluku 2 per 100.000 penduduk, Papua 8 per 100.000
penduduk dan Nusa Tenggara Timur 9 per 100.000
penduduk. Angka kematian akibat DBD setiap daerah
berbeda-beda, meskipun DKI Jakarta dan Bali memiliki
kasus terbanyak namun laju kematian (Case Fertility
Rate/CFR) akibat DBD ini tergolong terendah di Indonesia.
Grafik 3.23
Jumlah Penderita, Angka Kematian (CFR) dan Angka Kasus (IR) DBD
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
120 112,0 108,0
100 89
80 67,0
60
40,0 38,2
40 32,1 34,0
23,7
20 11,7
2 1 1 0 0
0
2010 2011 2012 2013 2014

Jumlah kasus DBD Meninggal IR Per 100.000 Penduduk

Sumber : Seksi P2P, Program DBD. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.
Berdasarkan grafik 3.23, kasus DBD di Kabupaten
Donggala tahun 2010 ditemukan sebanyak 89 kasus dan
2 kasus kematian akibat DBD dengan IR (Incidence Rate)
sebesar 32,1 per 100.000 penduduk kemudian meningkat
pada tahun 2011 ditemukan sebanyak 112 kasus; 1 kasus
kematian akibat DBD; IR sebesar 40/100.000 penduduk
kemudian menurun sepanjang 3 tahun berikutnya, yaitu

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


71
tahun 2012 sebesar 108 kasus; 1 kasus kematian akibat
DBD; IR sebesar 38,2 per 100.000 penduduk sedangkan
tahun 2013 ditemukan sebesar 67 kasus; tidak terjadi kasus
kematian akibat DBD; IR sebesar 23,7 per 100.000
penduduk dan tahun 2014 sebesar 34 kasus; tidak terjadi
kasus kematian akibat DBD; IR sebesar 11,7 per 100.000
penduduk.
Faktor-faktor penyebab meningkatnya kasus DBD,
antara lain faktor lingkungan, faktor sosial, dan faktor
sarana kesehatan serta tenaga medis. Sedangkan penyebab
munculnya KLB DBD disebabkan karena pertumbuhan
penduduk yang tidak memiliki pola tertentu, urbanisasi
yang tidak terencana dan terkontrol, dan sebagainya.
Grafik 3.24
Jumlah Kasus DBD Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani
L. Despot
Lalundu
Lembasada
Donggala 8
Wani 2
2
Labuan 3 5
Toaya Perempuan
Batusuya Laki-laki
Tompe
Malei
Tambu 1 5
Sabang
Balukang
Ogoamas

0 2 4 6 8 10
Sumber : Seksi P2P, Program DBD. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


72
Pada tahun 2014, jumlah kasus DBD berdasarkan jenis
kelamin dan Puskesmas Se-Kabupaten Donggala yang
berdasarkan grafik 3.24 yaitu sebesar 34 kasus (8 kasus,
6 kasus dan 4 kasus). Puskesmas Labuan (5 laki-laki dan
3 perempuan) dan Puskesmas Donggala (8 laki-laki),
Puskesmas Tambu (5 laki-laki dan 1 perempuan) dan
Puskesmas Wani (2 laki-laki dan 2 perempuan). Secara rinci
kasus DBD dapat dilihat pada lampiran profil tabel 21.
Dengan mengenali faktor-faktor penyebab
meningkatnya kasus DBD sekaligus area-ara yang beresiko
tinggi maka dapat membuat masyarakat menjadi lebih
waspada terhadap penyakit ini. Disarankan meningkatkan
sosialisasi agar mengupayakan diri terhindar dari gigitan
nyamuk dengan menggunakan reppelent apabila akan
bepergian keluar rumah, sekolah, dan lain-lain.
Peningkatan program tentang upaya pencegahan dan
penanggulangan DBD kepada masyarakat secara intensif,
meningkatkan gerakan masyarakat untuk melakukan
kegiatan kerja bakti seminggu sekali dan meningkatkan
kegiatan survei jentik.
c. Filariasis
Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh
parasit berupa cacing filarial, yang terdiri dari 3 spesies
yaitu Wuchereria bancrofti, Brugia malayi dan Brugia
timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe (getah
bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk yang
mengandung cacing filarial dalam tubuhnya. Dalam tubuh
manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi dewasa dan
menetap dijaringan limfe sehingga menyebabkan
pembengkakan dikaki, tungkai, payudara, lengan dan

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


73
organ genital. Beberapa jenis nyamuk diketahui berperan
sebagai vektor Filariasis antara lain Mansonia, Anopheles
dan Culex. WHO telah menetapkan kesepakatan Global
(The Global Goal Of Elimination of Lymphatic Filariasis as
a Public Health Problem by The Year) 2020.
Filariasis menyebar hampir di seluruh wilayah
Indonesia. Dari tahun ke tahun jumlah provinsi yang
melaporkan kasus filariasis terus bertambah. Dari 495
Kabupaten/Kota, 356 (71,9%) Kabupaten/Kota merupakan
endemis filariasis dan 139 Kabupaten/Kota (28,1 persen)
yang tidak endemis filariasis. Jumlah kasus kronis filariasis
yang dilaporkan sampai tahun 2009 sudah sebanyak 11.914
kasus (Depkes RI, 2008).
Kasus Filariasis di Kabupaten Donggala sejak tahun
2011 ditemukan sebanyak 9 kasus, dimana semua penderita
adalah laki–laki dengan angka kesakitan yakni 3 per
100.000 penduduk sedangkan pada tahun 2012, 2013 dan
2014 tidak ditemukan kasus baru. Secara rinci dapat dilihat
pada lampiran profil tabel 23.
Faktor lingkungan dan faktor perilaku merupakan
faktor yang mempengaruhi kepadatan vektor filariasis.
Lingkungan ideal bagi nyamuk dapat dijadikan tempat
potensial untuk perkembangbiakan dan peristirahatan
nyamuk sehingga kepadatan nyamuk akan meningkat.
Faktor lingkungan yang mempengaruhi kepadatan vektor
filariasis adalah lingkungan fisik, lingkungan biologik serta
lingkungan sosial dan ekonomi. Faktor perilaku, sebagian
masyarakat telah terbiasa keluar rumah pada malam hari
hanya untuk berkumpul makan diluar ataupun memang
memiliki kegiatan namun tidak semua masyarakat

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


74
menggunakan repelen dan kebiasaan tidak menggunakan
kelambu saat tidur.
Idealnya untuk menuju ke eliminasi filaria perlu
dilakukan penentuan apakah kabupaten/kota endemis atau
tidak, dengan cara pemeriksaan darah jari (sediaan darah
jari). Apabila Kabupaten/Kota tersebut endemis maka
langkah selanjutnya adalah menentukan kapan
dilaksanakan pengobatan massal. Untuk satu siklus
pengobatan massal memerlukan waktu selama 5 tahun.
Adapun upaya yang dilakukan saat ini adalah upaya
sosialisasi ke penentu kebijakan untuk mendapatkan
dukungan terhadap upaya eliminasi penyakit filariasis.
3. Penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi (PD3I)
PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat
diberantas/ditekan dengan pelaksanaan program imunisasi. PD3I
yang dibahas dibawah ini mencakup penyakit Difteri, Pertusis
(Batuk Rejan), Tetanus Non Neonatorum, Tetanus Neonatorum,
Campak dan Polio. Jumlah kasus penyakit menular yang dapat
dicegah dengan imunisasi menurut Kabupaten tahun 2014, dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 19 dan 20.
a. Difteri
Difteri termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya
relatif rendah. Rendahnya kasus difteri ini sangat
dipengaruhi dengan adanya program imunisasi. Pada tahun
2014, tidak ditemukan kasus Difteri di Kabupaten Donggala.
b. Pertusis (Batuk Rejan)
Pada tahun 2014, tidak terdapat kasus Pertusis
di Kabupaten Donggala.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


75
c. Tetanus Non Neonatorum
Tidak terdapat kasus Non Neonatorum di Kabupaten
Donggala pada tahun 2014.
d. Tetanus Neonatorum
Pencegahan terhadap terjadinya kasus Tetanus neonatorum
dapat dilakukan dengan pertolongan persalinan harus
secara higienis serta ditunjang dengan imunisasi Tetanus
Toxoid (TT) sewaktu ibu hamil. Neonatorum adalah
penyakit tetanus pada bayi baru lahir dengan tanda klinik
yang khas setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis dan
menyusu secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul
kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan
membuka mulut dan menetek disusul dengan kejang–
kejang. Tetanus pada bayi kebanyakan disebabkan oleh
bakteri yang masuk melalui tali pusat sewaktu pertolongan
persalinan yang tidak memenuhi syarat. Terdapat 1 kasus
Tetanus Neonatorum di Puskesmas Batusuya dengan jenis
kelamin laki-laki. Secara rinci dapat di lihat pada lampiran
profil tabel 19.
e. Campak
Campak adalah penyakit yang disebabkan virus
measles, disebarkan melalui droplet bersin/batuk dari
penderita. Gejala awal penyakit ini adalah demam, bercak
kemerahan, batuk–pilek, mata merah (conjuctivitis)
selanjutnya timbul ruam di seluruh tubuh. Sebagian besar
kasus campak menyerang anak–anak, dimana penularan
dapat terjadi melalui udara yang telah terkontaminasi oleh
sekret orang yang telah terinfeksi.
Pada tahun 2014 di Kabupaten Donggala tidak
terdapat kasus campak dan cakupan imunisasi campak

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


76
di Kabupaten Donggala tahun 2014 sebesar 94,7%. Secara
rinci dapat di lihat pada lampiran profil tabel 20 dan 41.
f. Polio
Polio (Poliomyelitis) merupakan penyakit paralisis
atau lumpuh yang disebabkan virus polio. Cara penularan
Polio terbanyak melalui mulut ketika seseorang
mengkonsumsi makanan–minuman yang terkontamisasi
lendir, dahak atau faeses penderita polio. Virus masuk
aliran darah ke sistem saraf pusat menyebabkan otot
melamah dan kelumpuhan, menyebabkan tungkai menjadi
lemas secara akut. Kondisi inilah disebut acute flaccid
paralysis (AFP) atau lumpuh layuh akut. Polio menyerang
semua usia, namun sebagian besar terjadi anak usia 3–5
tahun. Berdasarkan surveilans AFP di Kabupaten Donggala
tahun 2014 terdapat 1 kasus AFP non polio di Puskesmas
Toaya.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit
polio dilakukan melalui imunisasi polio dan ditindaklanjuti
dengan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus
AFP pada kelompok umur <15 tahun. Kegiatan ini
dilakukan untuk mencari kemungkinan adanya virus polio
liar yang berkembang di masyarakat melalui pemeriksaan
spesimen tinja penderita AFP yang ditemukan. Sementara
cakupan imunisasi polio di Kabupaten Donggala tahun
2014 sebesar 93,5%.

C. STATUS GIZI MASYARAKAT


Status gizi seseorang sangat erat kaitannya dengan permasalahan
keadaan gizi yang baik merupakan prasyarat utama dalam
mewujudkan SDM yang sehat dan berkualitas. Jika ditelusuri, masalah

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


77
gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi, anak, dewasa, dan usia lanjut. Periode 2 tahun pertama
kehidupan seorang anak merupakan masa kritis karena mengalami
pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Oleh karena itu
terjadinya gangguan gizi di masa tersebut dapat bersifat permanen
dan tidak dapat pulih walaupun kebutuhan gizi di masa selanjutnya
terpenuhi. Status gizi masyarakat dapat diukur melalui indikator-
indikator, antara lain bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR),
status gizi balita, anemia gizi besi pada ibu dan pekerja wanita dan
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY). Adapun indikator-
indikator yang sangat berperan menentukan status gizi masyarakat
antara lain sebagai berikut :
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah
Berat Badan Lahir Rendah (< 2.500 gram) merupakan
salah satu faktor utama yang berpengaruh terhadap kematian
bayi. Kasus BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu BBLR
Premature (usia kandungan < 37 minggu) dan BBLR Intrauterine
Growth Retardation (IUGR) yaitu bayi yang lahir cukup bulan
tetapi berat badannya kurang. Kasus BBLR dengan IUGR
umumnya disebabkan karena status gizi ibu hamil yang buruk
atau menderita sakit yang memperberat kehamilan.
Berdasarkan grafik 3.25, jumlah kasus BBLR di Kabupaten
Donggala pada tahun 2011 sebesar 95 kasus kemudian
meningkat menjadi 114 kasus pada tahun 2012 sedangkan pada
tahun 2013 kasus BBLR menurun menjadi 86 kasus. Namun
meningkat kembali sebesar 129 kasus pada tahun 2014.
Berdasarkan grafik 3.26 bahwa pada tahun 2014, jumlah
kasus BBLR menurut jenis kelamin dan puskesmas Se-Kabupaten
Donggala sebesar 129 kasus dengan 3 Puskesmas tertinggi
(Puskesmas Tambu, Puskesmas Toaya dan Puskesmas Donggala).

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


78
Puskesmas Tambu sebesar 23 kasus (16 laki-laki dan
7 perempuan), Puskesmas Toaya sebesar 21 kasus (8 laki-laki dan
13 perempuan) dan Puskesmas Donggala sebesar 16 kasus
(11 laki-laki dan 5 perempuan). Secara rinci data BBLR disajikan
dalam lampiran profil tabel 36.
Grafik 3.25
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Kabupaten Donggala
Tahun 2011 – 2014
150 129
114
95
100 86

50

-
2011 2012 2013 2014
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2011 – 2014.
Grafik 3.26
Bayi Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani
L. Despot
Lalundu
Lembasada
Donggala 5 11
Wani
Labuan
Toaya 8 13 Perempuan
Batusuya Laki-laki
Tompe
Malei
Tambu 7 16
Sabang
Balukang
Ogoamas
0 5 10 15 20
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


79
2. Pemantauan Status Gizi Balita di Timbang (D/S)
Status gizi Balita merupakan salah satu indikator tingkat
kesejahteraan masyarakat. Untuk menilai status gizi balita
biasanya dilakukan dengan Body Mass Index (BMI) atau Indeks
Massa Tubuh (IMT) yaitu pengukuran tubuh dibandingkan umur
(BB/U atau TB/U).
Berdasarkan hasil laporan penimbangan balita tahun 2014
jumlah balita yang dilaporkan (D) yakni 22.174 balita,
sedangkan jumlah balita yang ditimbang (S) sebanyak 27.889
balita maka persentase balita yang ditimbang adalah 79,5%.
Dari 22.174 balita ditimbang terlihat bahwa balita yang
di Bawah Garis Merah (BGM) sebesar 1.875 balita atau 8,5
persen. Puskesmas dengan cakupan balita BGM tertinggi adalah
puskesmas Tambu dengan jumlah BGM sebanyak 218 balita.
Data balita ditimbang menurut kecamatan dan puskesmas secara
rinci dapat dilihat pada lampiran profil tabel 46.
Grafik 3.27
Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
250
203
200

150
101
100 75 77 68
50

0
2010 2011 2012 2013 2014

Gizi Buruk pada Balita

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.
Berdasarkan grafik 3.27, jumlah kasus gizi buruk pada
Balita di Kabupaten Donggala pada tahun 2010 sebesar 75 kasus

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


80
kemudian meningkat sepanjang tahun 2011 sebesar 77 kasus dan
tahun 2012 sebesar 203 kasus sedangkan pada tahun 2013
menurun drastis sebesar 68 kasus. Namun meningkat kembali
menjadi 101 kasus pada tahun 2014.
Pada tahun 2014 di Kabupaten Donggala, jumlah gizi buruk
pada Balita sebesar 101 kasus dengan kasus tertinggi terjadi pada
Puskesmas Tompe (16 kasus; 6 laki-laki dan 10 perempuan).
Untuk lebih jelasnya telah disajikan pada garafik 3.28 berikut
dan lampiran profil tabel 47.
Grafik 3.28
Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan
Menurut Jenis Kelamin dan Puskesmas
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Pinembani
L. Despot
Lalundu
Lembasada
Donggala
Wani
Labuan
Toaya Perempuan

Batusuya Laki-laki

Tompe 10
6
Malei
Tambu
Sabang
Balukang
Ogoamas

0 2 4 6 8 10 12
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014


81
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014
82
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014
83
4
Situasi Upaya Kesehatan
BAB 4
SITUASI UPAYA KESEHATAN

Pelaksanaan upaya kesehatan diarahkan untuk mencapai tujuan


pembangunan kesehatan yaitu mewujudkan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya melalui peningkatan keterjangkauan (accesibility),
kemampuan (affordability), kualitas (quality) pelayanan kesehatan sehingga
mampu mengantisipasi perubahan, perkembangan, masalah dan tantangan
dalam pembangunan kesehatan.
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat. Upaya kesehatan masyarakat mencakup
upaya–upaya promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan
penyakit menular, pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan
lingkungan dan penyediaan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat,
kesehatan jiwa, pengamanan sediaan farmasi dan alat kesehatan,
pengamanan penggunaan zat aditif dalam makanan dan minuman,
pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan berbahaya,
serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan.
Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. Upaya kesehatan perorangan
mencakup upaya–upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 82


Masyarakat sehat merupakan investasi yang sangat berharga bagi
bangsa Indonesia. Untuk mencapai keadaan tersebut di Kabupaten
Donggala telah dilakukan berbagai upaya pelayanan kesehatan seperti yang
tergambar dalam uraian berikut :

A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR


Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang
sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat. Pemberian pelayanan kesehatan dasar secara tepat dan
cepat, diharapkan sebagian besar masalah kesehatan masyarakat sudah
dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
oleh fasilitas pelayanan kesehatan sebagai berikut :
1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Bayi
Seorang ibu mempunyai peran sangat besar didalam
pertumbuhan bayi dan perkembangan anak. Gangguan
kesehatan yang dialami seseorang yang sedang hamil dapat
mempengaruhi kesehatan janin dalam kandungannya hingga
kelahiran dan masa pertumbuhan bayi dan anak.
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara
khusus berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan,
nifas, dan perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua
jenis fasilitas pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah
sakit pemerintah maupun fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
Dalam upaya pencapaian MDG’s dan tujuan pembangunan
kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan
yaitu dengan menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000
Kelahiran Hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000
Kelahiran Hidup pada tahun 1992 (AKI secara Nasional). Untuk
menurunkan AKI diperlukan upaya–upaya yang terkait dengan
kehamilan, kelahiran dan nifas.
Secara Nasional upaya untuk mempercepat penurunan AKI
telah dimulai sejak akhir tahun 1980-an melalui program Safe
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 83
Motherhood Initiative yang mendapat perhatian besar dan
dukungan dari berbagai pihak baik dalam maupun luar negeri.
Pada akhir tahun 1990-an secara konseptual telah diperkenalkan
lagi upaya untuk menajamkan strategi dan intervensi dalam
menurunkan AKI melalui Making Prgnancy Safer (MPS) yang
dicanangkan oleh pemerintah pada tahun 2000.
Salah satu upaya yang terkait dengan kehamilan, kelahiran
dan nifas yang dilaksanakan di Kabupaten Donggala adalah
dengan menerapkan program pusat berupa Jaminan Persalinan
(Jampersal) serta selalu berupaya meningkatkan sarana dan
prasarana pelayanan, antara lain peningkatan status Pukesmas
menjadi Puskesmas Rawat Inap dengan pelayanan PONED.
a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam Standar
Pelayanan Kebidanan (SPK) sedangkan tenaga kesehatan
yang berkompeten memberikan pelayanan antenatal
kepada ibu hamil antara lain dokter spesialis kebidanan,
dokter, bidan dan perawat.
Pelayanan antenatal yang sesuai standar meliputi
timbang berat badan, pengukuran tinggi badan, tekanan
darah, nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi
fundus uteri, menentukan presentasi janin dan denyut
jantung janin (DJJ), skrining status imunisasi tetanus dan
memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) apabila
diperlukan, pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet
selama kehamilan, test laboratorium (rutin dan khusus),
tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling), termasuk
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan
Komplikasi (P4K), serta KB pasca Persalinan.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 84
Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila
dilakukan oleh tenaga kesehatan serta memenuhi standar
tersebut. Ditetapkan pula bahwa distribusi frekuensi
pelayanan antenatal adalah minimal 4 kali selama
kehamilan, dengan ketentuan waktu pemberian pelayanan
yang dianjurkan minimal 1 kali pada triwulan pertama,
1 kali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan ketiga.
Standar waktu pelayanan antenatal tersebut dianjurkan
untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil, berupa
deteksi dini faktor resiko, pencegahan dan penanganan
komplikasi.
Cakupan kunjungan ibu hamil terdiri dari cakupan K1
atau merupakan gambaran ibu hamil yang telah melakukan
kunjungan pertama ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan cakupan K4
adalah gambaran ibu hamil yang telah mendapatkan
pelayanan kesehatan sesuai dengan standar serta paling
sedikit 4 kali kunjungan, dengan distribusi 1 kali pada
trisemester pertama, 1 kali pada trisemester kedua dan
2 kali pada trisemester ketiga. Angka ini dapat
dimanfaatkan untuk melihat kualitas pelayanan kesehatan
pada ibu hamil.
Persentase cakupan K1 dan K4 ibu hamil di Kabupaten
Donggala dalam 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik
4.1. Cakupan pelayanan K1 di Kabupaten Donggala pada
tahun 2010 sebesar 100% kemudian meningkat pada tahun
2011 (108%) tetapi menurun sepanjang 3 tahun berikutnya,
yaitu tahun 2012 (105,9%) kemudian menurun tahun 2013
(103,7%) dan kembali menurun pada tahun 2014
(100,6%). Cakupan yang mencapai angka diatas 100%
karena penggunaan data proyeksi jumlah ibu hamil.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 85


Sedangkan cakupan pelayanan K4 di Kabupaten
Donggala pada tahun 2010 sebesar 87,5% kemudian
meningkat tahun 2011 (97,1%) tetapi menurun sepanjang
3 tahun berikutnya, yaitu tahun 2012 (92,7%) kemudian
menurun tahun 2013 (90,5%) dan kembali menurun pada
tahun 2014 (84,1%). Target SPM kesehatan untuk cakupan
K4 pada tahun 2014 adalah 95%.
Data cakupan pelayanan ibu hamil K1 dan K4
menurut Kecamatan dan Puskesmas pada tahun 2014,
secara rinci disajikan pada lampiran profil tabel 29.
Grafik 4.1
Persentase Cakupan Pelayanan K1 dan K4 Ibu Hamil
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 - 2014
K1 K4

100 108,0 105,9 103,7


100,6
97,1 84,1
87,5 92,7 90,5

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan


Periode persalinan merupakan salah satu periode
yang berkontribusi besar terhadap AKI di Indonesia.
Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan
60% dari seluruh kematian ibu (Maternal Mortality: who,
when, where and why; Lancet 2006), sedangkan dalam
target MDGs, salah satu upaya yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kesehatan ibu adalah menurunkan AKI
menjadi 102 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 86


2015 dari 425 per 100.000 Kelahiran Hidup pada tahun
1992 (SKRT) serta meningkatkan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan menjadi 90% pada tahun 2015 dari
40.7 persen pada tahun 1992 (BPS). Pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan persalinan yang
aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dengan
kompetensi kebidanan.
Grafik 4.2
Persentase Cakupan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 - 2014
98,0
95,3
96,0 94,5
94,0
92,0
92,8
90,0 91,6
88,0
86,0
84,0 85,7
82,0
80,0
2010 2011 2012 2013 2014

Persalinan oleh Tenaga Kesehatan

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Berdasarkan grafik 4.2, cakupan persalinan oleh


tenaga kesehatan sebesar 85,7% (tahun 2010) meningkat
sebesar 95,3% pada tahun 2011 namun menurun pada
tahun 2012 sebesar 92,8% dan kembali meningkat sebesar
94,5% (tahun 2013) akan tetapi kembali menurun pada
tahun 2014 sebesar 91,6%. Walaupun cakupannya
menurun pada tahun 2014, namun telah memenuhi target
SPM kesehatan yaitu 90%.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 87


Upaya peningkatan cakupan persalinan perlu
dilakukan melalui upaya pelaksanaan program unggulan
kesehatan ibu, diantaranya adalah Kemitraan Bidan Dukun,
peningkatan persalinan di fasilitas pelayanan kesehatan
melalui jaminan program persalinan, revitalisasi Bidan
Koordinator melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif untuk
peningkatan mutu dan kualitas tenaga penolong persalinan,
serta peningkatan kualitas surveilans kesehatan ibu melalui
pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu
dan Anak (PWS KIA).
Tenaga kesehatan yang dimaksud adalah dokter
spesialis, dokter dan bidan. Persalinan yang dilakukan
di sarana pelayanan kesehatan dapat menurunkan risiko
kematian ibu saat persalinan karena ditempat tersebut
persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan dan tersedia
sarana kesehatan yang memadai sehingga dapat menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada saat persalinan yang
membahayakan nyawa ibu dan bayi. Secara rinci data
cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan menurut
Kecamatan dan Puskesmas pada tahun 2014, secara rinci
disajikan pada lampiran profil tabel 29.
c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)
Masa nifas adalah masa 6-8 minggu setelah persalinan
dimana organ reproduksi mengalami pemulihan untuk
kembali normal. Pelayanan kesehatan ibu nifas adalah
pelayanan kesehatan sesuai standar pada ibu mulai 6 jam
sampai 42 hari pasca persalinan oleh tenaga kesehatan.
Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas di perlukan
pemantauan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan
melakukan kunjungan nifas minimal sebanyak 3 kali
dengan distribusi waktu :

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 88


1) Kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah
persalinan sampai 3 hari.
2) Kunjungan nifas kedua (KF2) dilakukan pada minggu
ke-2 setelah persalinan.
3) Kunjungan nifas ketiga (KF3) dilakukan pada minggu
ke-6 setelah persalinan.
Diupayakan kunjungan nifas dilakukan pada saat
dilaksanakannya kegiatan di Posyandu dan dilakukan
bersamaan pada kunjungan bayi.
Pelayanan kunjungan nifas didefinisikan sebagai
kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan baik di dalam
gedung maupun di luar gedung fasilitas kesehatan
(termasuk bidan di desa/polindes/poskesdes) dan
kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan ibu nifas yang
diberikan meliputi : Pemeriksaan tekanan darah, nadi,
respirasi dan suhu; Pemeriksaan tinggi fundus uteri;
Pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per vaginam lainnya;
Pemeriksaan payudara dan anjuran ASI eksklusif 6 bulan;
Pemberian kapsul Vitamin A 200.000 IU sebanyak 2 kali;
Pelayanan KB pasca persalinan.
Grafik 4.3
Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas

98,4
95,5
95,3
90,8
93,2

2010
2011
2012
2013
2014

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 89


Berdasarkan grafik 4.3, maka cakupan pelayanan
kesehatan ibu nifas pada tahun 2010 sebesar 90,8%
kemudian meningkat sebesar 98,4% (tahun 2011). Namun
menurun pada tahun 2012 sebesar 95,5% dan 95,3% pada
tahun 2013 kemudian kembali menurun sebesar 93,2%
pada tahun 2014. Walaupun cakupannya menurun pada
tahun 2014, namun telah memenuhi target SPM kesehatan
yaitu 90%. Secara rinci cakupan pelayanan kesehatan ibu
nifas menurut Kecamatan dan Puskesmas pada tahun 2014,
secara rinci disajikan pada lampiran profil tabel 29.
d. Penanganan Komplikasi Kebidanan dan Neonatal
Komplikasi kebidanan adalah keadaan penyimpangan
dari normal, yang secara langsung menyebabkan kesakitan
dan kematian ibu maupun bayi. Komplikasi kebidanan
meliputi Hb < 8 g%, hipertensi dalam kehamilan (sistole >
140 mmHg, diastole > 90 mmHg), oedeme nyata,
eklampsia, perdarahan per vaginam, ketuban pecah dini,
letak lintang pada usia kehamilan > 32 minggu, letak
sungsang pada primigravida, infeksi berat/sepsis, dan
persalinan prematur.
Grafik 4.4
Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
100
87,0 89,5
80

60 61,0

40
47,3
25,5
20

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 90


Berdasarkan grafik 4.4, maka dapat dilihat trend
cakupan penanganan komplikasi kebidanan sepanjang
5 tahun terakhir (tahun 2010-2014). Pada tahun 2010,
penanganan komplikasi kebidanan sebesar 25,5 persen
kemudian meningkat selama 3 tahun terakhir yaitu sebesar
61% (tahun 2011), 87% (tahun 2012) dan 89,5% (tahun
2013) namun pada tahun 2014 menurun menjadi 47,3
persen. Walaupun cakupannya menurun pada tahun 2014,
namun telah memenuhi target SPM kesehatan yaitu 80%.
Neonatus risti/komplikasi meliputi asfiksia, tetanus
neonatorum, sepsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir
< 2.500 gram), sindroma gangguan pernafasan dan
kelainan neonatal. Neonatal risti/komplikasi yang ditangani
adalah neonates risti/komplikasi yang mendapat pelayanan
oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan
di polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.
Cakupan penanganan komplikasi neonatal sepanjang
5 tahun terakhir (tahun 2010-2014) dapat dilihat pada
grafik 4.5 berikut. Trend cakupan penanganan komplikasi
Grafik 4.5
Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014

70,4

29,9
19,0
14,0
24,1

2010 2011 2012 2013 2014


Penanganan Kompilkasi Neonatal

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 91


Neonatal mengalami peningkatan dari tahun 2010-
2012, namun mengalami penurunan pada tahun 2013 dan
meningkat kembali pada tahun 2014. Pada tahun 2014
cakupan penanganan komplikasi Neonatal sebesar 70,4%,
sementara target SPM kesehatan adalah 80%. Artinya,
bahwa cakupan penanganan komplikasi Neonatal tidak
mencapai target. Secara rinci cakupan penanganan
komplikasi Neonatal menurut Kecamatan dan Puskesmas
pada tahun 2014, secara rinci disajikan pada lampiran
profil tabel 32.
e. Kunjungan Neonatus (KN1 dan KN3)
Neonatus atau bayi baru lahir (0–28 hari) merupakan
golongan umur yang memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi. Upaya kesehatan yang dilakukan untuk
mengurangi resiko tersebut antara lain dengan melakukan
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan difasilitas
kesehatan dan memberikan ppelayanan kesehatan sesuai
standar pada kunjungan bayi baru lahir.
Kematian neonatus sebagian besar terjadi pada
pertama kehidupan (0–6 hari). Mengingat besarnya risiko
kematian pada minggu pertama ini, setiap bayi baru lahir
harus mendapatkan pemeriksaan sesuai standar lebih sering
dalam minggu pertama untuk mendeteksi adanya penyakit
atau tanda bahaya sehingga dapat dilakukan intervensi
sedini mungkin untuk mencegah kematian. Terkait hal
tersebut, tahun 2008 ditetapkan perubahan kebijakan
dalam pelaksanaan kunjungan neonatus dari semula 2 kali
(satu kali pada minggu pertama dan satu kali pada umur 8–
28 hari), menjadi 3 kali (dua kali pada minggu pertama).
Dengan perubahan ini, jadwal kunjungan neonatus
dilaksanakan pada umur 6–48 jam, umur 3–7 hari dan
umur 8–28 hari.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 92
Pelayanan pada kunjungan neonatus sesuai dengan
standar mengacu pada pedoman Manajemen Terpadu
Balita Muda (MTBM) yang meliputi pemeriksaan tanda
vital, konseling perawatan bayi baru lahir dan ASI eksklusif,
injeksi Vitamin K, imunisasi (jika belum di berikan saat
lahir), penanganan dan rujukan kasus, serta penyuluhan
perawatan neonatus di rumah dengan menggunakan buku
KIA.
Pelayanan kesehatan neonatal digambarkan dengan
indikator cakupan kunjungan neonatus. Pencapaian
cakupan kunjungan neonatus pertama (KN1) dan
kunjungan neonatus lengkap (KN3) pada tahun 2014 telah
mencapai target SPM kesehatan (90%) yaitu 99,6% dan
96,7%. Pencapaian ini tentunya tidak terlepas dari upaya–
upaya yang telah dilaksanakan oleh pengelola program
melalui kerja sama antar lintas sektor maupun program
lainnya.
Grafik 4.6
Persentase Cakupan KN1 dan KN3
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014
KN1 KN3

97,8 99,7 97,8 99,5 96,6 100,6 99,6 99,6 96,7

55,4

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 93


Berdasarkan grafik 4.6 menunjukkan bahwa
persentase cakupan KN1 pada tahun 2010 sebesar 97,8%
dan mengalami peningkatan pada tahun 2011 (99,7%)
namun cakupannya menurun pada tahun 2012 (99,5%)
dan meningkat sebesar 100,6% pada tahun 2013 dan
menurun kembali 99,6% pada tahun 2014. Sedangkan
cakupan KN3 paling rendah terjadi pada tahun 2010
(55,4%) dan tertinggi sebesar 99,6% (tahun 2013). Target
SPM kesehatan pada tahun 2014 sebesar 90% dan cakupan
KN1 (99,6%) dan KN3 (96,7%), artinya cakupan KN telah
mencapai target untuk tahun 2014 ini. Secara rinci data
cakupan KN1 dan KN3 menurut Kecamatan dan Puskesmas
pada tahun 2014 disajikan pada lampiran profil tabel 37.
f. Pelayanan Kesehatan pada Bayi
Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan
sesuai standar oleh tenaga kesehatan (Dokter, Bidan dan
Perawat) minimal 4 kali dalam setahun, yaitu 1 kali pada
umur 29 hari–3 bulan, 1 kali pada umur 3–6 bulan, 1 kali
pada umur 6–9 bulan, dan 1 kali pada umur 9–11 bulan.
Pelayanan kesehatan yang diberikan meliputi
pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/HB1-3, Polio 1–4,
dan Campak), stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh
kembang (SDIDTK) bayi, dan penyuluhan perawatan
kesehatan bayi. Indikator ini merupakan penilaian terhadap
upaya peningkatan akses bayi memperoleh pelayanan
kesehatan dasar, mengetahui sedini mungkin adanya
kelainan atau penyakit, pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit serta peningkatan kualitas hidup bayi.
Persentase cakupan kunjungan bayi sepanjang 5 tahun
terakhir (2010-2014) dapat dilihat pada grafik 4.7 berikut.
Berdasarkan grafik tersebut trend kunjungan bayi
mengalami peningkatan tajam dari 2 tahun terakhir (2010-
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 94
2011) di tahun 2013 namun kembali menurun pada tahun
2013 dan meningkat kembali pada tahun 2014.
Grafik 4.7
Persentase Cakupan Kunjungan Bayi
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014

98,8 99,5
100,0
85,7
80,0
53,4
60,0
41,9
40,0

20,0

0,0
2010
2011
2012
2013
2014

Kunjungan Bayi

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.
Target SPM kesehatan pada tahun 2014 sebesar 90%
dan cakupan kunjungan bayi sebesar 99,5% yang artinya
bahwa cakupan tersebut telah mencapai target SPM.
Pencapaian target cakupan kunjungan bayi sangat
dipengaruhi oleh keaktifan posyandu tiap bulannya, peran
kader, dan partisipasi keluarga untuk membawa bayi ke
posyandu, serta keaktifan tenaga puskesmas dalam
membina posyandu. ini. Secara rinci data cakupan
kunjungan bayi menurut Kecamatan dan Puskesmas pada
tahun 2014 disajikan pada lampiran profil tabel 39.
g. Pelayanan Kesehatan pada Anak Balita
Pelayanan kesehatan anak balita adalah pelayanan
kesehatan pada anak umur 12–59 bulan yang sesuai standar
meliputi pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun,
pemantauan perkembangan minimal 2 kali setahun dan

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 95


pemberian vitamin A sebanyak 2 kali setahun (Bulan
Februari dan Agustus).
Pemantauan pertumbuhan dilakukan melalui
penimbangan Berat Badan, pengukuran Tinggi Badan
di Posyandu, Puskesmas dan Rumah Sakit, Bidan Praktik
Swasta serta fasilitas kesehatan lainnya. Pemantauan
perkembangan dapat dilakukan melalui SDIDTK (Stimulasi,
Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang) oleh
petugas kesehatan. Pemberian Vitamin A dilaksanakan oleh
petugas kesehatan di sarana kesehatan.
Persentase cakupan pelayanan kesehatan anak balita
selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik 4.8
berikut. Trend cakupan pelayanan kesehatan anak Balita
mengalami perubahan setiap tahunnya, dimana cakupan
pada tahun 2011 (14,5 persen) menurun dibandingkan
cakupan tahun 2010 (30,5 persen) kemudian meningkat
pada tahun 2012 (47,9 persen) namun kembali menurun
pada tahun 2013 (37,6 persen) dan meningkat kembali
pada tahun 2014 (75,9%).
Grafik 4.8
Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014

75,9
47,9

30,5

37,6

14,5

2010 2011 2012 2013 2013


Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 96


Pada tahun 2014 cakupan pelayanan kesehatan anak
balita di Kabupaten Donggala sebesar 75,9% sedangkan
target SPM kesehatan adalah 90%, artinya cakupannya
tidak mencapai target. Rendahnya cakupan pelayanan
kesehatan anak balita perlu mendapat perhatian karena
langkah ini merupakan salah satu strategi untuk
menurunkan angka kematian balita (AKABA).
Indikator lain yang cukup sensitif memotret upaya
pelayanan kesehatan pada balita adalah cakupan D/S yaitu
cakupan balita yang ditimbang terhadap jumlah seluruh
balita. Balita yang ditimbang diasumsikan sudah
mendapatkan pelayanan–pelayanan kesehatan yang sesuai
dengan standar. Secara rinci data cakupan pelayanan
kesehatan anak Balita menurut Kecamatan dan Puskesmas
pada tahun 2014 disajikan pada lampiran profil tabel 45.
h. Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Masalah kesehatan anak usia sekolah semakin
kompleks, yang biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) seperti menggosok gigi dengan
baik dan benar, mencuci tangan menggunakan sabun.
Beberapa masalah kesehatan yang sering dialami anak usia
sekolah adalah karies gigi, kecacingan, kelainan
refraksi/ketajaman penglihatan dan masalah gizi.
Berdasarkan hal tersebut, sangat perlu adanya
penjaringan kesehatan murid SD/MI kelas satu dimana
sebagai indikatornya adalah jumlah sekolah dasar yang
melaksanakan penjaringan kesehatan siswa kelas satu. Hal
ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas kesehatan anak
usia sekolah.
Berdasarkan hasil Riskesdas 2007, bahwa untuk
masalah kesehatan mata dengan kelainan refraksi pada
anak usia 6-14 tahun sebesar 1,1 persen dan 0,2 persen
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 97
mengalami kebutaan. Untuk proporsi masalah kesehatan
gigi dan mulut sebesar 21,6% terjadi pada anak usia 5-9
tahun dan 20,6 persen pada anak usia 10-14 tahun.
Sementara karies gigi aktif yang terjadi pada anak usia 12
tahun adalah 29,8 persen dan anak di atas usia 12 tahun
sebesar 43,9 persen. Sedangkan anak usia 12 tahun dengan
karies gigi sebanyak 36,1 persen dan anak di atas 12 tahun
sebanyak 72,1%. Untuk status gizi pada anak usia >15
tahun, yang kurus 14,8 persen dan yang obesitas 10,3
persen. Angka anemia pada anak usia <14 tahun 9,8
persen, sementara pada anak usia >15 tahun (19,7 persen
perempuan dan 13,1 persen laki-laki). Hasil survei
kecacingan 2009 oleh Ditjen P2PL menyebutkan 31,8
persen siswa SD menderita kecacingan.
Grafik 4.9
Persentase Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat
Kabupaten Donggala
Tahun 2010 – 2014

90,0
80,0
70,0
87,5
60,0 76,6

50,0
63,5
40,0
55,7
30,0
20,0
10,0 12,2
0,0
2010
2011
2012
2013
2014

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014
Berdasarkan grafik 4.9, cakupan penjaringan
kesehatan siswa SD dan setingkat Kabupaten Donggala
sepanjang tahun 2010-2014 adalah cakupan tertinggi pada

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 98


tahun 2014 (87,5%) sedangkan terendah pada tahun 2010
(12,2%). Secara rinci data cakupan pelayanan kesehatan
(penjaringan) siswa SD dan setingkat menurut Kecamatan
dan Puskesmas pada tahun 2014 disajikan pada lampiran
profil tabel 48.
2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)
Masa subur seorang wanita memiliki peran penting bagi
terjadinya kehamilan sehingga peluang wanita melahirkan cukup
tinggi. Menurut hasil penelitian, usia subur seorang wanita antara
15–49 tahun sehingga untuk mengatur jumlah kelahiran atau
menjarangkan kelahiran, wanita usia subur (WUS) dan pasangan usia
subur (PUS) diprioritaskan untuk mengikuti program KB.
Keberhasilan program KB diukur dengan beberapa indikator,
diantaranya proporsi peserta KB Baru menurut metode kontrasepsi,
persentase KB aktif terhadap jumlah PUS dan persentase baru metode
kontrasepsi jangka panjang (MKJP).
a. Pelayanan Peserta KB Baru
Peserta KB baru adalah pasangan usia subur (PUS) yang
baru pertama kali mneggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi
dan/atau PUS yang menggunakan kembali salah satu cara/alat
kontrasepsi, termasuk pasca keguguran, sesudah melahirkan, atau
pasca istirahat. Jumlah PUS di Kabupaten Donggala tahun 2014
sebesar 48.298 orang, dari jumlah PUS tersebut yang menjadi
peserta KB baru sebanyak 14.343 orang (29,7 persen).
Pencapaian target peserta KB baru tahun 2014 mengalami
peningkatan (29,7 persen) dari 26,1 persen pada tahun 2013 dan
10.4 persen pada tahun 2012.
Pada tahun 2014, penggunaan alat kontrasepsi berupa IUD
(0,6 persen) mengalami penurunan apabila dibandingkan pada
tahun 2010 (2,9 persen) dan 2013 (3,5 persen) sedangkan
penggunaan alat kontrasepsi suntik (51,0%) lebih meningkat
dibandingkan tahun 2010 (46,8 persen) dan 2011 (42,4 persen)
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 99
namun mengalami penurunan dibandingkan dengan tahun 2012
(59,2%) dan 2013 (59,5%).
Penggunaan pil yang paling tinggi apabila dibandingkan
cakupan sepanjang 4 tahun terakhir (2010 : 38,9 persen; 2011 :
39,4 persen; 2012 : 33,7 persen; 2013 : 35,9 persen) sedangkan
penggunaan kondom lebih rendah dibandingkan pada tahun
2010 (2,6 persen), 2012 (4,2 persen) dan 2012 (2,2 persen)
namun lebih tinggi dibandingkan tahun 2013 (1,2 persen).
Penggunaan implant lebih rendah dibandingkan pada tahun
2010 (8,1 persen) dan 2011 (9,3 persen) namun meningkat
dibandingkan dengan tahun 2012 (3,0 persen) dan 2013
(1,8 persen) sedangkan metode MOP/MOW paling rendah
terjadi di tahun 2014 (0,3 persen). Tidak terdapat pengguna
tablet vagina sepanjang 5 tahun terakhir.
Persentase pola penggunaan alat kontrasepsi peserta KB
baru di Kabupaten Donggala tahun 2010–2014 dapat dilihat
pada tabel 4.1 berikut. Secara lebih rinci data proporsi peserta
KB Baru menurut jenis kontrasepsi puskesmas dan kecamatan
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 34.
Tabel 4.1
Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi
Peserta KB Baru di Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014
Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi
Tahun
IUD Suntik PIL Kondom Implant MOP/ Tab.
MOW Vagina
2010 2,9% 46,8% 38,9% 2,6% 8,1% 0,5% 0

2011 3,5% 42,4% 39,4% 4,2% 9,3% 1,2% 0

2012 1,7% 59,2% 33,7% 2,2% 3,0% 0,2% 0

2013 1,0% 59,5% 35,9% 1,2% 1,8% 0,5% 0

2014 0,6% 51,0% 40,3% 1,7% 6,2% 0,3% 0

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 100


b. Pelayanan Peserta KB Aktif
Peserta KB aktif adalah akseptor yang sedang menggunakan
kontrasepsi untuk menjarangkan keseuburan dan masih
terlindungi oleh efek kontrasepsinya. Persentase cakupan peserta
KB aktif di Kabupaten Donggala pada tahun 2014 dapat dilihat
pada tabel 4.2 berikut.
Tabel 4.2
Persentase Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi
Peserta KB Aktif Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

Pola Penggunaan Alat Kontrasepsi


Tahun IUD Suntik PIL Kondom Implant MOP/MOW Tab.
Vagina

2010 3,2% 43,4% 40,9% 1,0% 9,4% 1,9% 0

2011 3,6% 43,8% 39,7% 1,2% 9,5% 2,1% 0

2012 0,3% 37,0% 60,3% 0,7% 1,4% 0,3% 0

2013 0,4% 59,7% 37,6% 0,5% 1,6% 0,2% 0


2014 0,6% 59,2% 37,3% 0,7% 1,9% 0,3% 0
Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala, 2010 – 2014
Berdasarkan tabel 4.2, pada tahun 2014 (0,6 persen)
menunjukkan terdapat peningkatan penggunaan alat kontrasepsi
IUD apabila dibandingkan dengan tahun 2012 (0,3 persen) dan
2013 (0,4 persen) namun terjadi penurunan jika dibandingkan
dengan tahun 2010 (3,2 persen) dan 2011 (3,6 persen).
Sedangkan penggunaan alat kontrasepsi suntik pada tahun 2014
(59,2%) mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan
tahun 2013 (59,7%), tetapi meningkat apabila dibandingkan
tahun 2010 (43,4 persen), 2011 (43,8 persen) dan 2012 (37
persen).
Penggunaan alat kontrasepsi pil yang paling rendah pada
tahun 2014 (37,3 persen) dibandingkan dengan tahun 2010-
2013 (40,9 persen; 39,7 persen; 60,3%; dan 37,6 persen).

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 101


Untuk penggunaan alat kontrasepsi kondom memiliki cakupan
yang sama jumlahnya pada tahun 2014 dan 2012 sebesar 0,7
persen sedangkan pada tahun 2013 (0,5 persen), namun lebih
tinggi cakupannya pada tahun 2010 (1,0 persen) dan 2011 (1,2
persen). Sedangkan cakupan penggunaan alat kontrasepsi
implant yang terendah pada tahun 2012 (1,4 persen) sedangkan
yang tertinggi sebesar 9,5 persen (tahun 2011) kemudian
tertinggi kedua pada tahun 2010 (9,4 persen), 2014 (1,9 persen)
dan 2013 (1,6 persen).
Alat kontrasepsi berupa MOP/MOW, cakupan penggunaan
KB aktif tertinggi pada tahun 2011 (2,1 persen) kemudian tahun
2010 (1,9 persen), tahun 2012 (0,3 persen), tahun 2014 (0,3
persen) dan 2013 (0,2 persen). Tidak terdapat penggunaan
tablet vagina sepanjang tahun 2010-2014. Secara lebih rinci data
proporsi peserta KB aktif menurut jenis kontrasepsi puskesmas
dan kecamatan dapat dilihat pada lampiran profil tabel 33.
3. Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi merupakan bagian dari upaya
pencegahan dan pemutusan mata rantai penularan pada
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Imunisasi
terdiri dari dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi
aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang
tubuh memproduksi antibodi sendiri, contohnya imunisasi polio
atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan
sejumlah antibodi sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkat, contohnya penyuntikan ATS pada orang yang
mengalami luka kecelakaan.
Indikator yang digunakan untuk menilai keberhasilan
program imunisasi adalah angka UCI (Universal Child
Immunization). Pada awalnya UCI dijabarkan sebagai
tercapainya cakupan imunisasi lengkap minimal 80% untuk tiga
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 102
jenis antigen yaitu DPT3, Polio dan Campak. Namun sejak tahun
2003, indikator perhitungan UCI sudah mencakup semua jenis
antigen. Apabila cakupan UCI dikaitkan dengan batasan suatu
wilayah tertentu, berarti dalam wilayah tersebut juga
tergambarkan besarnya tingkat kekebalan masyarakat terhadap
penularan PD3I.
Kegiatan imunisasi rutin meliputi pemberian imunisasi
kepada bayi umur 0-11 bulan (BCG, DPT, Polio, Campak, HB),
imunisasi untuk Wanita Usia Subur /Ibu Hamil (TT) dan imunisasi
untuk anak SD (kelas 1 : DT dan kelas 2-3: TT), sedangkan
kegiatan imunisasi tambahan dilakukan atas dasar ditemukan
masalah seperti Desa Non UCI, potensial/risti KLB,
ditemukan/diduga adanya virus polio liar atau kegiatan lainnya
berdasarkan kebijakan teknis.
a. Imunisasi Dasar pada Bayi
Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah
dengan imunisasi, campak adalah penyebab utama
kematian pada balita. Oleh karena itu pencegahan campak
merupakan faktor penting dalam mengurangi angka
kematian balita sehingga harus dipertahankan cakupan
imunisasi campak sebesar 90%. Target tersebut sejalan
dengan target Renstra Kemenkes 2014 yang menetapkan
target cakupan imunisasi campak sebesar 90%.
Kabupaten Donggala tahun 2014 telah mencapai
target cakupan imunisasi campak sebesar 94,7%, menurun
di tahun 2013 menjadi 94,2% dan tahun 2012 meningkat
kembali menjadi 106,3%. Namun kembali menurun pada
tahun 2011 (101,3%) dan 2010 (86,3%).
Program Imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisasi
dasar Lengkap) pada bayi yang dicanangkan pemerintah
meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 103


Hepatitis dan 1 dosis Campak). Data pencapaian Desa UCI
menurut Kecamatan dan Puskesmas tahun 2014 dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 40.
Pelayanan imunisasi bayi mencakup vaksinasi BCG,
DPT, Polio, Hepatitis B dan imunisasi campak, yang
dilakukan melalui pelayanan rutin di Posyandu dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. Cakupan imunisasi pada bayi
menurut vaksin tahun 2010–2014 dapat dilihat pada grafik
4.10 berikut.
Grafik 4.10
Cakupan Imunisasi pada Bayi Menurut Jenis Vaksin
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

120,0

100,0

80,0

60,0

40,0

20,0

0,0
2010 2011 2012 2013 2014

BCG DPT 1 + HB 1 DPT 3 + HB 3 POLIO 4 CAMPAK

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala, 2010–2014
Berdasarkan Grafik 4.10 menunjukkan bahwa pada
tahun 2014 terjadi penurunan capaian untuk cakupan
Imunisasi baik BCG, DPT 1 + HB 1, DPT 3 + HB 3, Campak
dan Polio 4 apabila dibandingkan dengan tahun 2011-2013
namun lebih meningkat dengan tahun 2010 kecuali
cakupan imunisasi DPT 1 + HB 1. Rincian cakupan imunisasi
bayi menurut Puskesmas di Kabupaten Donggala secara
rinci dapat dilihat pada lampiran profil tabel 41 dan 42.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 104
b. Imunisasi Pada Ibu Hamil
Tetanus disebabkan oleh toksin yang diproduksi oleh
bakteri yang disebut Clostridium tetani. Tetanus juga bisa
menyerang pada bayi baru lahir (Tetanus Neonatorum)
pada saat persalinan dan perawatan tali pusat. Masih
banyak calon ibu di masyarakat terutama yang tinggal
di daerah-daerah terpencil berada dalam kondisi yang
masih jauh dari kondisi steril saat persalinan. Hal inilah
yang dapat menimbulkan risiko ibu maupun bayinya
terkena tetanus. Tetanus merupakan salah satu penyebab
kematian bayi di Indonesia.
Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)
merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan
WUS termasuk ibu hamil. Strategi yang dilakukan untuk
mengeliminasi tetanus neonatorum dan maternal adalah
1) pertolongan persalinan yang aman dan bersih;
2) cakupan imunisasi rutin TT yang tinggi dan merata; dan
3) penyelenggaraan surveilans.
Beberapa permasalahan imunisasi TT pada WUS yaitu
pelaksanaan skrining yang belum optimal, pencatatan yang
dimulai dari kohort WUS (baik kohort ibu maupun WUS
tidak hamil) belum seragam, dan cakupan imunisasi TT2
ibu hamil jauh lebih rendah dari cakupan K4.
Berdasarkan Grafik 4.11 yang menunjukkan bahwa
pada tahun 2014, cakupan imunisasi TT-1 sebesar 39,7
persen dan TT-2 sebesar 29,3 persen. Cakupan ini
mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan tahun
2013 yakni TT–1 (63,7%) dan TT–2 (58,7%). Beberapa
langkah yang perlu segera dilakukan adalah sosialisasi
kepada seluruh petugas lapangan agar mengacu pada
kriteria Antenatal Care (ANC) berkualitas, yang salah
satunya dengan imunisasi TT, dan semua sistem pencatatan
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 105
dalam pelaksanaan TT WUS termasuk ibu hamil
menggunakan sistem pencatatan yang sama yaitu T1–T5.
Grafik 4.11
Persentase Cakupan Imunisasi TT pada Ibu Hamil
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

TT 2 29,3

TT 1 39,7

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala, 2014
Data selengkapnya mengenai cakupan imunisasi TT-1 dan
TT-2 ibu hamil dapat dilihat pada lampiran profil tabel 30.
4. Ketersediaan Obat
Program peningkatan ketersediaan obat dan vaksin
dilaksanakan sebagaimana amanat yang tertuang dalam Instruksi
Presiden (Inpres) No. 3 tahun 2010 tentang Program
Pembangunan yang Berkeadilan. Obat adalah salah satu
kebutuhan dasar dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dan merupakan barang publik yang perlu dijamin
ketersediaannya dalam upaya pemenuhan pelayanan kesehatan.
Dalam rangka mendukung program tersebut dilakukan Buffer
Stock obat untuk menjamin ketersediaan obat, pemerataan
pelayanan dan terjaminnya mutu obat dan perbekalan kesehatan
sampai ke masyarakat.
Ketersediaan obat yang dibahas meliputi jumlah persediaan
obat, jumlah kebutuhan dan persentase ketersediaan obat
generik. Persentase ketersediaan dihitung menggunakan
indikator obat panduan yang berisi item obat yang sering
digunakan, wajib tersedia untuk beberapa penyakit menular dan

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 106


sangat dibutuhkan untuk pengobatan sepuluh penyakit dasar
terbanyak.
Dalam hal perencanaan dan penyusunan kebutuhan obat
(RKO) buffer stock diperlukan data kebutuhan dari masing–
masing puskesmas. Dalam perhitungan tersebut, tingkat
kecukupan obat harus dapat tersedia untuk kurun waktu minimal
selama 18 bulan dengan asumsi 12 bulan untuk pemenuhan
kebutuhan obat selama 1 tahun anggaran dan 6 bulan untuk
pemenuhan kebutuhan selama waktu tunggu proses pengadaan
obat ditahun anggaran selanjutnya. Data kebutuhan obat
Kabupaten Donggala Tahun 2014 secara rinci dapat dilihat
dalam lampiran profil tabel 65.
5. Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut (Usila)
Seiring dengan bertambahnya Umur Harapan Hidup
(UHH) maka keberadaan Usila tidak dapat diabaikan begitu saja,
karena dengan meningkatnya kualitas hidup Usila maka
ketergantungan dan biaya kesehatan yang ditimbulkannya akan
semakin berkurang. Pelayanan kesehatan juga dilakukan kepada
kelompok khusus yakni Usila, dimana pada kelompok ini
biasanya banyak mengalami gangguan kesehatan degeneratif dan
penurunan fungsi tubuh lainnya.
Grafik 4.12
Persentase Kelompok Usia Lanjut
yang Mendapat Pelayanan Kesehatan
Tahun 2010–2014
80,0
70,0
60,0 71,2
50,0 36,0
40,0
30,0 41,4 39,7
20,0 33,6
10,0
0,0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus. Dinkes Kab. Donggala, 2010-2014

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 107


Berdasarkan grafik 4.12 tersebut maka pada tahun 2014
di Kabupaten Donggala jumlah Usila sebesar 35.429 orang
(17.955 laki-laki dan 17.474 perempuan) dan 33,6 persen usila
telah mendapat pelayanan kesehatan. Cakupan tersebut
mengalami penurunan apabila dibandingkan dengan 4 tahun
sebelumnya seperti terlihat pada gambaran pencapaian
pelayanan kesehatan kelompok Usila sepanjang 5 tahun terakhir.
Cakupan pelayanan kesehatan lansia menurut jenis kelamin,
Kecamatan dan Puskesmas disajikan secara rinci pada lampiran
profil tabel 51.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN DAN PENUNJANG


Upaya pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan secara
rawat jalan bagi masyarakat yang mendapat gangguan ringan dan
pelayanan rawat inap baik secara langsung maupun melalui rujukan
pasien bagi masyarakat yang mendapatkan gangguan kesehatan
sedang hingga berat. Sebagian besar sarana pelayanan Puskesmas
dipersiapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar bagi
penderita melalui pelayanan kunjungan rawat jalan dan rawat inap
dengan tempat tidur (Puskesmas Perawatan).
Sedangkan Rumah Sakit yang dilengkapi berbagai fasilitas
merupakan sarana rujukan bagi Puskesmas terhadap kasus-kasus yang
membutuhkan penanganan lebih lanjut melalui perawatan rawat inap,
disamping tetap menyediakan pelayanan rawat jalan bagi masyarakat
yang langsung datang ke rumah sakit. Gambaran pencapaian
pelayanan kunjungan rawat jalan dan pasien rawat inap di fasilitas
pelayanan Kesehatan selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada grafik
4.13 berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 108


Grafik 4.13
Jumlah Kunjungan Rawat Jalan dan Pasien Rawat Inap
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Kabupaten Donggala
Tahun 2010-2014

5.445
2014
6.443

4.407
2013
104.880

2.180
2012
154.430

3.163
2011
67.265

1.915
2010
183.290

- 50.000 100.000 150.000 200.000

Rawat Inap Rawat Jalan

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Dinkes Kab. Donggala dan RSU Kabelota Kab.
Donggala, 2010-2014.
Berdasarkan grafik 4.13, terlihat bahwa terjadi penurunan
kunjungan rawat jalan yang paling rendah pada tahun 2014 sebesar
6.443 kunjungan apabila dibandingkan pada tahun 2013 sebesar
104.880 kunjungan dan tahun 2012 sebesar 154.430 kunjungan,
namun kembali menurun pada tahun 2011 yang mencapai 67.265
kunjungan kemudian meningkat menjadi 183.290 kunjungan pada
tahun 2010.
Tetapi sebaliknya terhadap kunjungan rawat inap yang paling
tinggi yakni sebesar 5.445 kunjungan pada tahun 2014 kemudian
menurun pada tahun 2013 sebesar 4.407 kunjungan dan 2,180
kunjungan pada tahun 2012. Namun kembali meningkat pada tahun
2011 sebesar 3.163 kunjungan dan menurun kembali pada tahun 2010
sebesar 1.915 kunjungan. Secara rinci jumlah kunjungan rawat jalan
dan pasien rawat inap di sarana pelayanan kesehatan menurut
kecamatan dan puskesmas selama tahun 2014 disajikan pada lampiran
profil tabel 53.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 109


1. Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Penilaian tingkat pelayanan di rumah sakit biasanya dilihat
dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu dan
tingkat efisiensi pelayanan. Berdasarkan keputusan Menteri
Kesehatan No.34/Dirhub/1972 tentang perencanaan dan
pemeliharaan disebutkan bahwa untuk menunjang
terselenggaranya rencana induk yang baik, maka setiap rumah
sakit diwajibkan mempunyai dan merawat statistik yang up to
date dan membina rekam medis berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan.
Beberapa indikator standar terkait dengan pelayanan
kesehatan di Rumah sakit yang dipantau antara lain
pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/BOR) dan rata-
rata tempat tidur dipakai (Bed Turn Over/BTO) yang digunakan
untuk menilai cakupan pelayanan unit rawat inap. Sedangkan
rata-rata selang waktu pemakaian tempat tidur (Turn of
Interval/TOI) dan rata-rata lama menginap (Average Length of
Stay/ALOS) digunakan untuk menilai efisiensi pelayanan unit
rawat inap. Indikator yang digunakan untuk menilai mutu
pelayanan unit rawat inap adalah persentase pasien keluar yang
meninggal (Gross Death Rate/GDR) dan persentase pasien keluar
yang meninggal ≥ 48 jam perawatan (Net Death Rate/NDR).
Secara rinci indikator kinerja pelayanan di Rumah ssakit di
Kabupaten Donggala tahun 2014 pada lampiran profil tabel 55.
a. Angka Penggunaan Tempat Tidur (BOR)
Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase
pemakaian tempat tidur pada satu satuan waktu tertentu.
Indikator ini memberikan gambaran tinggi rendahnya
tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit. Rata-rata
BOR pada RSU Kabelota di Kabupaten Donggala pada
tahun 2014 belum memenuhi target dari BOR ideal sebesar
60-80%, yaitu 17,0 persen dan cakupan ini menurun
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 110
apabila dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 20.0
persen. Cakupan BOR secara rinci dapat dilihat pada
indikator kinerja pelayanan di rumah Sakit di Kabupaten
Donggala pada lampiran profil tabel 55.
b. Frekuensi Penggunaan Tempat Tidur (BTO)
Bed Turn Over (BTO) adalah frekuensi penggunaan
tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur
digunakan dalam satu satuan waktu (biasanya dalam
periode 1 tahun). Indikator ini memberikan tingkat efisiensi
pada pemakaian tempat tidur. Idealnya dalam 1 tahun, satu
tempat tidur rata-rata dipakai 40-50 kali. Rata-Rata BTO
pada RSU Kabelota di Kabupaten Donggala pada tahun
2014 sebanyak 18,2 kali, cakupan ini menurun apabila
dibandingkan pada tahun 2013 sebesar 22,8 kali. Jadi BTO
pada RSU Kabelota di Kabupaten Donggala belum
memenuhi standar yang ideal dalam 1 tahun. Cakupan
BTO secara rinci dapat dilihat pada indikator kinerja
pelayanan di rumah Sakit di Kabupaten Donggala pada
lampiran profil tabel 55.
c. Interval Penggunaan Tempat Tidur (TOI)
Turn Over Interval (TOI) adalah rata-rata jumlah hari
tempat tidur tidak terpakai dari saat kosong sampai saat
terisi berikutnya. Angka ini merupakan salah satu indikator
tingkat efisiensi pelayanan rumah sakit. Standard TOI
adalah 1–3 hari. Rata-rata TOI di RSU Kabelota
di Kabupaten Donggala tahun 2014 adalah 16,6 hari
sedangkan pada tahun 2013 adalah 12.8 hari. Apabila
dibandingkan dengan standard TOI maka keadaan RSU
Kabelota di Kabupaten Donggala menunjukkan bahwa
tingkat efisiensi RSU masih rendah. Cakupan TOI secara
rinci dapat dilihat pada indikator kinerja pelayanan

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 111


di rumah Sakit di Kabupaten Donggala pada lampiran
profil tabel 55.
d. Rata-rata Lama Menginap (ALOS)
Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama
rawat (dalam satuan hari) seorang pasien. Rata-rata ALOS
RSU Kabelota di Kabupaten Donggala pada tahun 2014
adalah 4 hari yang lebih meningkat dibandingkan dengan
tahun 2013 adalah 3,2 hari. Cakupan ALOS secara rinci
dapat dilihat pada indikator kinerja pelayanan di rumah
Sakit di Kabupaten Donggala pada lampiran profil tabel 55.
e. Angka Kematian Umum (GDR)
Gross Death Rate (GDR) adalah angka kematian
umum setiap 1.000 penderita keluar rumah sakit. Indikator
ini menggambarkan kualitas pelayanan suatu Rumah Sakit
secara umum, meskipun GDR dipengaruhi juga oleh angka
kematian ≤ 48 jam yang umumnya merupakan kasus
gawat darurat. Pada GDR, tidak melihat berapa lama
pasien berada di Rumah Sakit dari masuk sampai meninggal.
Nilai ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar.
Pada tahun 2014 angka GDR di RSU Kabelota
di Kabupaten Donggala adalah 1,0 kematian per 1.000
pasien sedangkan pada tahun 2013 adalah 0.9 per 1.000
pasien. Angka GDR ini meningkat 0,1 persen dibandingkan
dengan tahun 2013 dan masih < 45 per 1.000 pasien
keluar, artinya angka GDR RSU Kabelota telah memenuhi
nilai ideal. Cakupan GDR secara rinci dapat dilihat pada
angka kematian pasien di Rumah Sakit Kabelota Kabupaten
Donggala pada lampiran profil tabel 54.
f. Angka Kematian Netto (NDR)
Nett Death Rate (NDR) adalah angka kematian pasien
setelah dirawat ≥ 48 jam per 1.000 pasien keluar (hidup +
mati). Indikator ini memberikan gambaran mutu pelayanan
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 112
di Rumah Sakit. Asumsinya jika pasien meninggal setelah
mendapatkan perawatan 48 jam artinya terdapat faktor
pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi
meninggalnya pasien. Namun jika pasien meninggal < 48
jam masa perawatan, dianggap faktor keterlambatan
pasien datang ke rumah sakit yang menjadi penyebab
utama pasien meninggal. Nilai NDR yang ideal adalah
< 25 per 1.000 pasien keluar.
Rata-rata NDR di RSU Kabelota Donggala pada tahun
2014 adalah 3,1 per 1.000 penderita keluar (Hidup + Mati).
Dengan demikian NDR telah mencapai angka ideal yaitu <
25 < 25 per 1.000 pasien keluar. Cakupan NDR secara
rinci dapat dilihat pada angka kematian pasien di Rumah
Sakit Kabelota Kabupaten Donggala pada lampiran profil
tabel 54. Pencapaian indikator pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada
grafik 4.14 berikut.
Grafik 4.14
Pencapaian BOR, BTO, TOI, ALOS, GDR, dan NDR
di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

35,0

30,0

25,0 2010

20,0 2011
2012
15,0
2013
10,0
2014
5,0

-
BOR BTO TOI ALOS GDR NDR

Sumber : RSU Kabelota Kab. Donggala, 2010-2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 113


Tabel 4.3
Pencapaian BOR, BTO, TOI, ALOS, GDR, dan NDR
di RSUD Kabelota Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014
Angka kematian
Indikator kinerja pelayanan
Tahun pasien
BOR BTO TOI ALOS GDR NDR
2010 9,6 10,9 30,2 3,2 1,6 0,6
2011 13,0 14,4 21,9 3,2 1,4 0,9
2012 16,7 18,7 16,2 3,2 1,0 0,5
2013 20,0 22,8 12,8 3,2 0,9 0,6
2014 17,0 18,2 16,6 4,0 1,0 3,1
Sumber : RSU Kabelota Kab. Donggala, 2010-2014.

Berdasarkan grafik 4.14 dan tabel 4.3, menunjukkan


bahwa indikator kinerja pelayanan di Rumah Sakit yang
berupa BOR, BTO, TOI dan ALOS mengalami trend
sepanjang 5 tahun terakhir (2010-2014). Angka BOR
sepanjang tahun 2010-2013 (9,6; 13,0; 16,7; dan 20,0)
mengalami peningkatan namun menurun pada tahun 2014
(17,0). Demikian halnya juga dengan angka BTO yang
mengalami peningkatan sepanjang 4 tahun terakhir (2010 :
10,9; 2011 : 14,4; 2012 : 18,7; dan 2013 : 22,8) dan
menurun pada tahun 2014 (18,2). Berbeda halnya dengan
angka TOI yang menurun sepanjang 4 tahun terakhir
(2010 : 30,2; 2011 : 21,9; 2012 : 16,2 dan 2012 : 12,8)
kemudian meningkat pada tahun 2014 sebesar 16,6.
Sedangkan angka ALOS senantiasa bernilai stabil sepanjang
4 tahun terakhir sebesar 3,2 dan meningkat menjadi 4,0
pada tahun 2014.
Angka kematian pasien yang berupa GDR dan NDR
juga mengalami trend sepanjang 5 tahun terakhir. Angka
GDR meningkat sepanjang 3 tahun terakhir (2010 : 1,6;
2011 : 1,4; dan 2012 : 1,0) namun menurun pada tahun
2013 (0,9) dan kembali meningkat pada tahun 2014 (1,0).

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 114


Sedangkan angka NDR yang paling tertinggi pada tahun
2014 sebesar 3,1 dan terendah pada tahun 2012 sebesar 0,5.
Gambaran secara rinci tentang angka kematian pasien
di Rumah Sakit Kabupaten Donggala Tahun 2014 dapat
dilihat pada lampiran tabel 54 dan indikator kinerja
pelayanan di Rumah Sakit Kabupaten Donggala Tahun
2014 pada lampiran tabel 55.
2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas)
Tujuan penyelenggaraan Jamkesmas untuk meningkatkan
akses dan mutu pelayanan kesehatan terhadap seluruh
masyarakat miskin dan hampir miskin agar tercapai derajat
kesehatan masyarakat yang optimal secara efektif dan efisien.
Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat
diharapkan dapat menurunkan AKI, AKB, AKABA serta
menurunkan angka kelahiran disamping dapat terlayaninya
kasus–kasus kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya.
Program ini telah memberikan banyak manfaat bagi peningkatan
akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan hampir miskin
di Puskesmas dan jaringannya serta pelayanan kesehatan
di Rumah Sakit.
Pada tahun 2014 di Kabupaten Donggala, jumlah peserta
Jamkesmas sebesar 158.015 jiwa (54,3%) dan Jamkesda sebesar
17.766 jiwa (6,1 persen). Jumlah ini meningkat untuk cakupan
Jamkesmas apabila dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu
147.346 jiwa sedangkan jumlah peserta Jamkesda masih tetap
sebesar 17.766 Jiwa. Cakupan jaminan kesehatan Kabupaten
Donggala secara rinci dapat dilihat pada lampiran profil tabel
52.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 115


C. PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR
1. Penyelidikan Epidemiologi dan Penanggulangan Kejadian Luar
Biasa (KLB)
Upaya penyelidikan epidemiologi dan penanggulangan
KLB merupakan tindak lanjut dari penemuan dini kasus-kasus
penyakit berpotensi wabah yang terjadi pada masyarakat. Upaya
penanggulangan yang dilakukan dimaksudkan untuk mencegah
penyebaran lebih luas dan mengurangi dampak negatif yang
dapat ditimbulkan.
Berdasarkan hasil pengumpulan dan pengolahan data oleh
pengelola program surveilans, jumlah desa/kelurahan yang
melaporkan terkena KLB dan yang mendapatkan penanganan
< 24 jam dapat dilihat pada grafik 4.15 berikut.
Grafik 4.15
KLB di Desa/Kelurahan yang Terkena dan Ditangani <24 Jam
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

2014 6
7

2013 2
2

2012 13 Ditangani < 24 Jam


13
Desa KLB
2011 9
9

2010 23
23

0 5 10 15 20 25

Sumber : Seksi P2P. Dinkes Kab. Donggala. 2010 - 2014.


Berdasarkan grafik 4.15, menunjukkan bahwa pada tahun
2014 persentase desa/kelurahan yang terkena KLB dan mendapat
penanganan dalam kurun waktu < 24 jam yakni sebesar 90%,
dengan jumlah desa yang terkena KLB yakni sebanyak 7 desa
(Desa Marana, Desa Batusuya, Desa Toaya Vunta, Desa Tambu,
Desa Kampung Baru, Desa Tompe dan Desa Lumbu Lama).
Jumlah kasus KLB selama tahun 2013 sebanyak 5 jenis
penyakit dan 1 kasus tersangka keracunan makanan dengan
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 116
jumlah 71 penderita dan 4 kematian. Penyakit dengan jumlah
kasus yang tinggi adalah Malaria (23 penderita) dan Chikunguya
(23 penderita) dengan 4 kematian (CFR tersangka keracunan
makanan : 25,0 persen; Tetanus Neonatorum : 100%; Diare :
5,3 persen dan 50%). Jumlah penderita dan kematian pada KLB
menurut jenis KLB pada tahun 2014 disajikan secara rinci pada
lampiran tabel 27 dan 28.
2. Pemberantasan Penyakit Polio
Upaya pencegahan dan pemberantasan polio telah
dilakukan melalui gerakan imunisasi polio. Upaya ini juga
ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara
aktif terhadap kasus–kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP)
kelompok umur < 15 tahun dalam kurun waktu tertentu, untuk
mencari kemungkinan adanya virus polio liar yang berkembang
di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP
yang ditemukan. Penemuan kasus AFP dilaksanakan melalui
surveilans berbasis Rumah Sakit dan berbasis masyarakat.
Target untuk kasus AFP (non Polio) ditetapkan sebesar
≥ 2 per 100.000 penduduk usia < 15 tahun sedangkan untuk
standar spesimen adekuat adalah > 80%, artinya minimal 80%
spesimen tinja penderita harus sesuai dengan persyaratan yaitu
diambil ≤ 14 hari setelah kelumpuhan dan suhu spesimen 0–80 C
sampai di laboratorium. Kabupaten Donggala pada tahun 2014
telah mencapai target angka cakupan AFP sebesar 1,0 per
100.000 penduduk usia < 15 tahun sedangkan pada tahun 2013
sebesar 5,9 per 100.000 anak umur < 15 Tahun. Jumlah kasus
AFP (Non Polio) menurut Kecamatan dan Puskesmas secara rinci
dijelaskan pada lampiran profil tabel 18.
3. Pemberantasan TB Paru
Upaya pencegahan dan pemberantasan TB Paru dilakukan
dengan pendekatan DOTS (Directly Observed Treatment

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 117


Shortcource Chemotherapy) atau pengobatan TB Paru dengan
pengawasan langsung oleh PMO (Pengawas Menelan Obat).
Kegiatan ini meliputi upaya penemuan penderita dengan
pemeriksaan dahak di sarana pelayanan kesehatan yang
ditindaklanjuti dengan paket pengobatan. Strategi pengendalian
penyakit Tuberkulosis dilaksanakan dengan melibatkan semua
unit pelayanan kesehatan baik Puskesmas, Rumah Sakit, Pustu,
Klinik, Balai pengobatan dan dokter praktek Swasta/DPS
melaksanakan DOTS dalam penanggulangan TBC.
Indikator untuk menilai keberhasilan upaya pengendalian
tuberkulosis diukur dengan melihat cakupan penemuan
penderita minimal 83% dari perkiraan penderita baru BTA+,
angka konversi > 80%, angka kesembuhan > 85% serta angka
kesalahan pemeriksaan laboratorium kasus TB (Error rate) < 5%.
Berdasarkan jumlah penduduk pada tahun 2014 (290.915
jiwa) dan jumlah kasus BTA (+) yakni 263 kasus, maka CNR
(Case Notification Rate) BTA (+) per 100.000 penduduk adalah
90,4%. Persentase TB Paru sembuh dan pengobatan lengkap
dapat dilihat pada lampiran profil tabel 7, 8 dan 9.
4. Pemberantasan Penyakit ISPA
Upaya dalam rangka pemberantasan P2 ISPA (Penyakit
Infeksi Saluran Pernafasan Akut) lebih difokuskan pada upaya
penemuan secara dini dan tata laksana kasus yang cepat dan
tepat terhadap penderita Pneumonia Balita yang ditemukan.
Upaya ini dikembangkan melalui suatu manajemen terpadu
dalam penanganan balita sakit (MTBS). Melalui pendekatan
MTBS semua penderita ISPA langsung ditangani di unit yang
menemukan, namun bila kondisi Balita sudah berada dalam
pneumonia berat sedangkan peralatan tidak mencukupi maka
penderita langsung dirujuk ke fasilitas pelayanan yang lebih
lengkap.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 118


Persentase cakupan penemuan dan pengobatan Pneumonia
pada balita selama 5 tahun terakhir (2010–2014) dapat dilihat
pada grafik 4.16 berikut.
Grafik 4.16
Persentase Penemuan dan Penanganan (Pengobatan)
Kasus Pneumonia pada Balita
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014
150

120

90
47,7 47,0
60 40,6 40,6 36,9

30

0
2010 2011 2012 2013 2014
Sumber : Seksi P2P, Program Pneumonia. Dinkes Kab. Donggala. 2010 - 2014.
Berdasarkan grafik 4.16 tersebut, cakupan penemuan dan
pengobatan Pneumonia mengalami penurunan selama 4 tahun
terakhir (2010 : 47,7 persen; 2011 : 40,6 persen; 2012 : 40,6
persen; dan 2012 : 36,9 persen) dan meningkat pada tahun 2014
sebesar 47,0 persen. Secara rinci dapat dilihat pada lampiran
profil tabel 10.
Hasil cakupan penemuan penderita pneumonia pada balita
dari tahun ke tahun cenderung menurun serta semakin jauh dari
target sesuai indikator yang seharusnya dicapai setiap tahunnya.
Hal tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain
kuantitas dan kualitas tenaga terlatih dalam penemuan kasus
masih rendah, dukungan dana untuk kegiatan program masih
sangat minim, sarana dan prasarana belum optimal.
Sementara itu data yang ada belum dapat menggambarkan
situasi penderita ISPA yang sesungguhnya karena masih banyak
kasus–kasus yang tidak tercatat, seperti misalnya penderita yang

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 119


berobat ke Rumah Sakit atau klinik/balai pengobatan/praktek
swasta, sehingga banyak kasus Pneumonia pada Balita yang tidak
terjaring dalam sistem pencatatan dan pelaporan program ISPA
yang telah berjalan selama ini. Hal ini disebabkan kemitraan
dengan lintas sektor atau lintas program belum berjalan dengan
baik.
5. Penanggulangan Penyakit HIV/AID dan PMS
Kegiatan Penanggulangan HIV/AIDS dan PMS (penyakit
menular seksual) diarahkan untuk melakukan upaya pokok
berupa pencegahan penyakit, pelayanan kesehatan dan kegiatan
penunjang yang dibutuhkan. Kegiatan Pencegahan penyakit,
antara lain diarahkan untuk meningkatkan kegiatan peningkatan
gaya hidup sehat melalui penyelenggaraan KIE, life skill
education, pendidikan kelompok sebaya, konseling, peningkatan
penggunaan kondom pada perilaku seksual rawan tertular dan
menularkan HIV dan PMS, pengurangan dampak buruk (harm
reduction) pada pengguna napza suntik, penatalaksanaan IMS
pada kegiatan klinik IMS, pemeriksaan berkala, pengobatan
dengan pendekatan sindrom dan etiologi, skrining pengamanan
darah donor, kewaspadaan universal pada setiap kegiatan medis
dan pencegahan penularan dari ibu HIV+ kepada anaknya.
Kegiatan Pelayanan kesehatan, dilakukan dalam bentuk
VCT (Voluntary Counseling & Testing), hotline service,
pemberian ART (Anti Retro-viral Therapy) terhadap pengidap
virus HIV, pengobatan infeksi opportunistic, pelayanan gizi
ODHA, pengobatan paliatif, perawatan ODHA, laboratorium
di Rumah Sakit/klinik VCT dan program dukungan untuk
melakukan perawatan penderita di rumah (Home Base Care)
serta manajemen kasus Case Management.
Kegiatan Penunjang, antara lain berupa kegiatan Second
Generation Surveilans atau Surveilans generasi ke dua AIDS,
Surveilans HIV, Surveilans IMS, Survei Surveilans Perilaku,
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 120
memperkirakan estimasi populasi rawan dan infeksi HIV dan
proyeksi, pembiayaan, melakukan penelitian dan pengembangan,
penyusunan pengembangan peraturan dan perundang-undangan
di daerah, pendidikan dan pelatihan, kerjasama lintas sektoral
melalui KPA (Komisi Penanggulangan AIDS) dan pengembangan
Teknologi Informasi.
Upaya pengendalian HIV/AIDS dilakukan secara terintegrasi
dengan melibatkan lintas program di jajaran kesehatan, lintas
sektor dan pihak terkait lainnya termasuk organisasi sosial
masyarakat (LSM), dengan harapan pelaksanaan program
pengendalian HIV/AIDS akan mampu berjalan efektif dalam
upaya membatasi laju penyebaran infeksi HIV/AIDS. Adapun
sasaran program pengendalian HIV-AIDS ini, antara lain :
a) Penduduk usia seksual aktif (15-45 tahun) terutama pada
kelompok berperilaku resiko tinggi dan juga resiko rendah.
b) Kelompok berperilaku seksual beresiko (WPS dan Klien)
juga bagi pengguna napza suntik pada wilayah yang
mempunyai prevalensi inveksi menular seksual (IMS) dan
HIV/AIDS tinggi, ODHA yang diobati ARV dan infeksi
opurtunistik.
c) Peningkatan SDM Petugas Kesehatan dan Masyarakat
peduli HIV dalam Penanggulangan HIV/AIDS.
Berdasarkan jumlah kasus HIV, AIDS, IMS/Syphilis dan
kematian akibat AIDS sepanjang 5 tahun terakhir (2010-
2014) dapat dilihat pada grafik 4.17 berikut.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 121


Grafik 4.17
Jumlah Kasus HIV, AIDS, IMS/Syphilis dan Kematian Akibat AIDS
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014
150

120
HIV
90
69 AIDS
60 IMS/Syphilis
38 33
23 Kematian akibat AIDS
30 19
77 6 64 10
13 3 10 0 3 4 1
0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Seksi P2P, Program HIV-AIDS. Dinkes Kab. Donggala. 2010-2014.


Berdasarkan grafik 4.17, bahwa di Kabupaten Donggala,
untuk kasus HIV cenderung meningkat sepanjang 5 tahun
terakhir, yaitu pada tahun 2010 sebanyak 1 kasus, tahun 2011
sebanyak 1 kasus, tahun 2012 sebanyak 7 kasus, tahun 2013
sebanyak 6 kasus dan tahun 2014 sebanyak 10 kasus. Sedangkan
untuk kasus AIDS, pada tahun 2010 sebanyak 3 kasus, tidak
terdapat kasus HIV pada tahun 2011, tahun 2012 sebanyak
7 kasus, tahun 2013 sebanyak 4 kasus dan 2014 sebanyak 4 kasus.
Untuk kasus IMS/Syphilis, pada tahun 2010 sebanyak
19 kasus, tahun 2011 sebanyak 38 kasus, tahun 2012 sebanyak
69 kasus, tahun 2013 sebanyak 23 kasus dan tahun 2014
sebanyak 33 kasus. Sedangkan untuk kasus kematian akibat AIDS,
3 kasus pada tahun 2010, tidak ada kasus kematian pada tahun
2011, tahun 2012 sebanyak 6 kasus, tahun 2013 sebanyak 3 kasus
dan 1 kasus pada tahun 2014. Sehingga kasus HIV tertinggi
terjadi pada tahun 2014 (10 kasus) sedangkan sebanyak 7 kasus
AIDS, 69 kasus IMS/Syphilis dengan 6 kasus kematian akibat
AIDS tertinggi merupakan kasus tertinggi pada tahun 2012.
Dalam perjalanan penyakit HIV dikenal istilah “window
period” (periode jendela) yaitu 12 minggu sejak virus masuk

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 122


dalam tubuh sampai terbentuk antibodi. Sering terjadi salah
pengertian dimana dianggap “tidak terinfeksi virus HIV”
(pemeriksaan saat ini tidak/belum mendeteksi adanya antibodi),
padahal periode jendela ini sangat potensial dalam menularkan
virus karena saat ini virus berkembang biak sangat cepat. Pada
kelompok demikian, dianjurkan memeriksa ulang 12 minggu
kemudian.
Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah,
menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia,
meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan
meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara
simultan telah memperbesar tingkat risiko penyebaran HIV/AIDS.
Untuk lebih jelasnya jumlah kasus HIV, AIDS dan IMS/Syphilis
menurut jenis kelamin di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 11.
6. Pengendalian Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
Penyakit DBD merupakan salah satu penyakit yang
perjalanan penyakitnya cepat dan dapat menyebabkan kematian
dalam waktu yang singkat. Penyakit ini merupakan penyakit
menular yang sering menimbulkan KLB. Upaya pemberantasan
DBD terdiri dari 3 hal yaitu : 1) peningkatan kegiatan surveilans
penyakit dan surveilans vektor; 2) diagnosis dini dan
pengobatan dini; dan 3) peningkatan upaya pemberantasan
vektor penular penyakit DBD. Upaya pemberantasan vektor ini
yaitu :
a) Pemberantasan sarang nyamuk (PSN) melalui 3 M plus
(menguras, menutup dan mengubur) plus menabur
larvasida, penyebaran ikan pada tempat penampungan air,
penggerakan juru pemantau jentik (jumantik) serta
pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah
tangga.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 123


b) Pemeriksaan jentik berkala.
Keberhasilan kegiatan PSN antara lain dapat diukur dengan
Angka Bebas Jentik (ABJ). Apabila ABJ ≥95% diharapkan
penularan DBD dapat dicegah atau dikurangi. Oleh karena
itu pendekatan pemberantasan DBD yang berwawasan
kepedulian masyarakat merupakan salah satu alternatif
pendekatan baru.
Kasus DBD di Kabupaten Donggala mengalami penurunan
kasus setiap tahunnya sepanjang 2010-2015, yakni pada tahun
2010 sebanyak 89 kasus dengan incidence rate per 100.000
penduduk adalah 32,1 kemudian meningkat menjadi 112 kasus
dengan incidence rate per 100.000 penduduk adalah 40,0 pada
tahun 2011. Namun menurun pada tahun 2012 (108 kasus
dengan incidence rate per 100.000 penduduk adalah 38,2),
tahun 2013 (67 kasus dengan incidence rate per 100.000
penduduk adalah 23,7) dan tahun 2014 (34 kasus dengan
incidence rate per 100.000 penduduk adalah 11,7). Secara rinci
jumlah kasus DBD menurut jenis kelamin, Kecamatan dan
Puskesmas tahun 2014 dapat dilihat lampiran profil tabel 21.
7. Pengendalian Penyakit Malaria
Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk
Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan
berpeluang menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi
ini dapat terjadi karena adanya kasus impor, resistensi obat dan
beberapa insektisida yang digunakan dalam pengendalian
vektor, serta adanya vektor potensial yang dapat menularkan
dan menyebabkan malaria. Selain itu, malaria umumnya
merupakan penyakit di daerah terpencil, sulit dijangkau dan
banyak ditemukan di daerah miskin atau sedang berkembang.
Oleh karena itu, malaria merupakan salah satu penyakit menular
yang menjadi sasaran prioritas komitmen global dalam MDGs.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 124


Penyakit malaria sangat berkaitan erat dengan beberapa hal
sebagai berikut : 1) adanya perubahan lingkungan yang berakibat
meluasnya tempat tempat perindukan nyamuk penular malaria;
2) Mobilitas penduduk yang cukup tinggi; 3) Perubahan iklim
yang menyebabkan musim hujan lebih panjang dari musim
kemarau; 4) Krisis ekonomi yang berkepanjangan memberikan
dampak pada daerah–daerah tertentu dengan adanya
masyarakat yang mengalami gizi buruk sehingga lebih rentan
untuk terserang malaria; 5) Tidak efektifnya pengobatan karena
Plasmodium Falciparum resisten terhadap klorokuin dan
meluasnya daerah resisten, serta 6) Menurunnya perhatian dan
kepedulian masyarakat terhadap upaya penanggulangan malaria
secara terpadu.
Penegakan diagnosa penderita secara cepat dan
pengobatan yang tepat merupakan salah satu upaya penting
dalam rangka pemberantasan penyakit malaria disamping
pengendalian vektor potensial. Ada dua model pendekatan
dalam upaya penegakan diagnosa penderita malaria, yaitu untuk
wilayah Jawa-Bali dilakukan secara aktif (Active Case Detection)
oleh Juru Malaria Desa dengan mendatangi warga yang
mengeluh gejala klinis malaria, sedangkan untuk wilayah diluar
Jawa-Bali, dilakukan secara pasif dengan menunggu pasien
datang berobat kepelayanan kesehatan. Upaya pengobatan tidak
hanya diberikan kepada penderita klinis atau penderita dengan
konfirmasi laboratorium namun juga diberikan pada kelompok
tertentu untuk tujuan profilaksis.
Berdasarkan data dari pengelola program Malaria Dinas
Kesehatan Kabupaten Donggala bahwa pada tahun 2014
terdapat 166 penderita dengan pemeriksaan sediaan darah
positif dengan angka kesakitan (Annual Parasite Incidence; API)
sebesar 0,9 per 1.000 penduduk sedangkan pada tahun 2013,
sebanyak 235 penderita pemeriksaan sediaan darah positif dan
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 125
API sebesar 0,8 per 1000 penduduk serta 1 kasus kematian
(Puskesmas Batusuya). Artinya bahwa terjadi penurunan jumlah
penderita Kasus Malaria dari tahun sebelumnya. Secara rinci
angka kesakitan dan kematian Malaria menurut jenis kelamin,
Kecamatan dan Puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 22.
8. Pemberantasan Penyakit Kusta
Penyakit Kusta adalah salah satu penyakit menular yang
menimbulkan masalah yang sangat kompleks, menyangkut
masalah-masalah : medis, sosial, ekonomi, keamanan dan
ketahanan nasional. Masalah penyakit kusta ini diperberat
dengan kompleksnya epidemiologi dan banyaknya penderita
kusta yang mendapat pengobatan ketika sudah menderita cacat
sebagai akibat masih adanya stigma dan kurangnya pemahaman
tentang penyakit kusta dan akibatnya di sebahagian besar
masyarakat Indonesia.
Sebagai akibat keterlambatan pengobatan penyakit kusta
tersebut maka penularan terus berjalan sehingga kasus baru
banyak bermunculan. Keadaan ini tentu akan menghambat
pencapaian tujuan program pemberantasan penyakit kusta.
Mengingat kondisi tersebut diperlukan adanya sistem
pembangunan kesehatan secara terpadu dan menyeluruh yang
meliputi penemuan penderita sedini mungkin, pengobatan
penderita yang tepat, rehabilitasi medis, rehabilitasi sosial
dengan rehabilitasi karya mantan penderita kusta
Upaya pelayanan terhadap penderita penyakit kusta
antara lain adalah melakukan penemuan penderita melalui
berbagai survei anak sekolah, survei kontak dan pemeriksaan
intensif penderita yang datang ke pelayanan kesehatan dengan
keluhan atau kontak dengan penderita penyakit kusta.
Prevalensi penyakit kusta di Kabupaten Donggala pada
tahun 2013 sebesar 1,3 per 10.000 penduduk dengan 38 kasus
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 126
baru dan NCDR sebesar 14,50 per 100.000 penduduk yang
terdiri atas 11 kasus Pausie Basiler dan 30 kasus Multi Basiler.
Sedangkan tahun 2014, prevalensi penyakit kusta sebesar 1,4 per
10.000 penduduk dengan 36 kasus baru dan NCDR sebesar 12,4
per 100.000 penduduk yang terdiri atas 8 kasus Pausie Basiler
(kusta kering) dan 28 kasus Multi Basiler (kusta basah).
Naik turunnya NCDR sangat ditentukan oleh aktifitas
penemuan penderita yang dilakukan. Beberapa kegiatan dapat
dilakukan untuk meningkatkan NCDR antara lain dengan
melakukan pemeriksaan kontak secara intensif kepada semua
penderita baru, penyebarluasan informasi kepada masyarakat
dan petugas kesehatan lainnya selain jurim dapat membantu
petugas dalam menemukan kasus kusta.
Kusta merupakan penyakit kronik dengan masa inkubasi
yang panjang berdampak pada Eliminasi Kusta yang sulit
tercapai dalam waktu dekat. Upaya terpenting adalah menjaga
kesinambungan penanggulangan kusta yang harus didukung oleh
berbagai program dan sektor terkait. Untuk menilai kinerja
petugas dalam penemuan kasus penyakit kusta, digunakan angka
proporsi cacat tingkat II (cacat akibat kerusakan syaraf dan cacat
terlihat). Tingginya proporsi cacat tingkat II menunjukkan
keterlambatan dalam penemuan kasus atau dengan kata lain
kinerja petugas yang rendah dalam menemukan kasus serta
pengetahuan masyarakat yang rendah.
Pada tahun 2014, proporsi penderita cacat tingkat II
sebesar 16,67 persen (2 kasus). Artinya bahwa kasus menurun
dibandingkan dengan tahun 2013 sebesar 17,07 persen (7 kasus),
namun angka ini belum mencapai target program yaitu <5
persen. Hal ini berarti penularan masih terjadi dimasyarakat dan
kasus ditemukan terlambat sehingga pada saat penemuan
penderita sudah mengalami cacat tingkat II.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 127


Masa pengobatan kusta cukup panjang, berdasarkan
klasifikasi untuk tipe PB (kusta kering) dibutuhkan masa
pengobatan 6–9 bulan, sedangkan tipe MB (kusta basah) masa
pengobatan 12–18 bulan. Persentase RFT PB (tahun 2012)
sebesar 92,7%; tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar
100%. Perlu dilakukan upaya untuk memotivasi penderita kusta
baik PB maupun MB agar datang memeriksakan dirinya setiap
3 bulan setelah selesai masa pengobatannya selama 2 tahun
untuk PB dan 5 tahun untuk MB. Gambaran secara rinci kejadian
penyakit kusta di Kabupaten Donggala menurut jenis kelamin,
Kecamatan dan Puskesmas tahun 2014 dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 14, 15, 16 dan 17.
9. Pengendalian Penyakit Filariasis
Program eliminasi filariasis di Indonesia dilaksanakan atas
dasar kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu ”The Global
Goal oh Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public Health
Problem the year 2020 ” yang merupakan realisasi dari resolusi
WHA pada tahun 1997. Program eliminasi ini dilaksanakan
melalui dua pilar kegiatan yaitu :
a. Pemberian obat massal pencegahan (POMP) filariasis
kepada semua penduduk di daerah endemis filariasis
dengan menggunakan DEC 6 mg/kg BB dikombinasikan
dengan Albendazole 400 mg sekali setahun selama 5 tahun
guna memutuskan rantai penularan.
b. Tatalaksana kasus klinis filariasis guna mencegah dan
mengurangi kecacatan.
Kegiatan POMP filariasis dilaksanakan untuk memutus
rantai penularan, dengan sasaran pemberian obat adalah semua
penduduk yang ada di daerah endemis filariasis kecuali anak
berumur < 2 tahun, ibu hamil, orang yang sedang sakit berat,
penderita kronis filariasis yang dalam serangan akut, dan balita
dengan marasmus/kwasiorkor dapat ditunda pengobatannya.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 128
Kegiatan tatalaksana kasus klinis filariasis harus dilakukan
pada semua penderita. Tatalaksana ini bertujuan untuk
mencegah atau mengurangi kecacatan penderita dan agar
penderita menjadi mandiri dalam merawat dirinya.
Pada tahun 2014, tidak terdapat kasus Filariasis
di Kabupaten Donggala. Berbeda halnya pada tahun 2013,
terdapat 9 kasus (kasus ini merupakan kasus lama pada tahun
2011). Dalam rangka upaya memutus rantai penularan filariasis
di Kabupaten Donggala, maka telah dilaksanakan kegiatan
POMP. Pada tahun 2011 cakupan POMP Kabupaten Donggala
adalah sebesar 81.9 % dari 246.646 sasaran yang ditetapkan.

D. PEMBINAAN KESEHATAN LINGKUNGAN DAN SANITASI DASAR


Faktor lingkungan memiliki peran yang sangat besar dalam
proses timbulnya gangguan kesehatan baik secara individu maupun
masyarakat umum. Upaya pembinaan kesehatan lingkungan dan
sanitasi dasar pada prinsipnya dimaksudkan untuk memperkecil atau
meniadakan faktor risiko terjadinya penyakit atau gangguan kesehatan
akibat dari lingkungan yang kurang sehat. Bentuk upaya yang
dilakukan dalam peningkatan kualitas lingkungan, antara lain
melakukan pembinaan kesehatan lingkungan pada masyarakat dan
institusi, surveilans vektor dan pengawasan Tempat-Tempat Umum
(TTU).
Upaya pembinaan kesehatan lingkungan diarahkan pada
masyarakat dan institusi yang memiliki potensi mengancam kesehatan
masyarakat yang dilakukan secara berkala. Kegiatan pembinaan
dimaksud mencakup upaya pemantauan, penyuluhan dan pemberian
rekomendasi terhadap aspek penyediaan fasilitas sanitasi dasar (air
bersih dan jamban), pengelolaan sampah, sirkulasi udara,
pencahayaan dan lain-lain.
Untuk memperkecil resiko terjadinya penyakit/gangguan
kesehatan sebagai akibat dari lingkungan yang kurang sehat, telah
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 129
dilakukan berbagai upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan.
Perkembangan kondisi penyehatan lingkungan dan sanitasi dasar
di Kabupaten Donggala diuraikan sebagai berikut :
1. Rumah Sehat
Rumah sehat adalah bangunan rumah tinggal yang
memenuhi syarat kesehatan yaitu memiiki jamban sehat, tempat
pembuangan sampah, sarana air bersih, sarana pembuangan air
limbah, ventilasi baik, kepadatan hunian rumah sesuai dan lantai
rumah tidak dari tanah.
Pada tahun 2014 dari jumlah rumah yang ada
di Kabupaten Donggala sebanyak 69.938 rumah, terdapat
11.409 rumah yang dibina, rumah yang dibina memenuhi syarat
sebanyak 3.706 rumah dan tercatat 46.073 rumah yang
dinyatakan sehat atau 65,9% dari jumlah seluruh rumah yang
ada. Persentase rumha sehat menurut Kecamatan dan Puskesmas
Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran
profil tabel 57.
2. Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan
Makanan (TPM)
Tempat-Tempat Umum (TTU) dan Tempat Pengelolaan
Makanan (TMP) adalah tempat yang banyak dikunjungi orang
sehingga dikhawatirkan dapat menjadi sumber penyebaran
penyakit. TUPM terbagi atas TTU (tempat–tempat umum) dan
TPM (tempat pengelolaan makanan). TTU terdiri atas sarana
pendidikan, sarana kesehatan (Rumah Sakit, Puskesmas, Pustu,
Polindes) dan Hotel sedangkan TPM terdiri atas jasa boga,
restoran, depot air minum (DAM), tempat makanan jajanan,
dan sebagainya. TUMP yang dikategorikan sehat apabila
memiliki sarana air bersih, tempat pembuangan sampah,
pembuangan limbah, ventilasi baik dan luas yang sesuai dengan
banyaknya pengunjung.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 130


Adapun jumlah TTU memenuhi syarat kesehatan tahun
2014 dapat dilihat pada grafik 4.18 berikut.
Grafik 4.18
TTU Memenuhi Syarat Kesehatan
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

2
Hotel
3

166
Sarana Kesehatan
166

Sarana Pendidikan 460


482

0
100
200
Memenuhi Syarat 300
400
500
Jumlah

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014.

Berdasarkan grafik 4.18, menunjukkan bahwa dari jumlah


4 unit hotel yang ada, yang telah dibina berjumlah 3 unit hotel.
Sarana kesehatan menunjukkan dari jumlah 166 unit (Rumah
Sakit, Puskesmas, Pustu, Poskesdes) semuanya telah memenuhi
syarat kesehatan. Untuk sarana pendidikan dari jumlah 460 unit
yang telah memenuhi syarat kesehatan berjumlah 482 unit.
Secara rinci persentase TTU memenuhi syarat kesehatan menurut
Kecamatan dan Puskesmas dapat dilihat pada lampiran profil
tabel 62.
Adapun jumlah TPM memenuhi syarat kesehatan tahun 2014
dapat dilihat pada grafik 4.19 berikut. Berdasarkan grafik 4.19
menunjukkan bahwa pada tahun 2014, dari 336 unit TPM di
Kabupaten Donggala sebanyak 254 unit yang memenuhi syarat
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 131
higiene sanitasi (jasa boga 5 unit, restoran 104 unit, DAM 93 unit
dan makanan jajanan 52 unit). Secara rinci persentase TPM
menurut status higiene sanitasi menurut Kecamatan dan
Puskesmas di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat dilihat
pada lampiran profil tabel 63.
Grafik 4.19
TPM Menurut Status Higiene Sanitasi
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Tempat Makanan Jajanan 52

Depot Air Minum 93

Restoran 104

5
Jasa Boga

Jumlah TPM
336

0
100
200
300
400

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014.

3. Kualitas Air Minum


Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk maka
kebutuhan akan air minum yang berkualitas semakin bertambah.
Berbagai upaya dilakukan agar akses masyarakat terhadap air
minum meningkat, salah satunya melalui pendekatan
partisipatori yang mendorong masyarakat berperan aktif dalam
pembangunan perpipaan air bersih di daerahnya. Jumlah
penyelenggara air minum di Kabupaten donggala pada tahun

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 132


2014 sebanyak 100 dan yang memenuhi syarat (fisik,
bakteriologi dan kimia) sebanyak 97. Secara rinci persentase
kualitas air minum di penyelenggara air minum yang memenuhi
syarat kesehatan menurut Kecamatan dan Puskesmas
di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran
profil tabel 59.

E. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Keadaan gizi yang baik merupakan syarat utama dalam
mewujudkan SDM yang sehat dan berkualitas. Upaya perbaikan gizi
masyarakat pada hakikatnya dimaksudkan untuk menangani
permasalahan gizi yang dihadapi masyarakat. Masalah gizi adalah
gangguan kesehatan seseorang/masyarakat yang disebabkan tidak
seimbangnya pemenuhan kebutuhan akan zat gizi yang diperoleh dari
makanan.
Masalah gizi terjadi disetiap siklus kehidupan manusia, dimulai
sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa sampai dengan
usia lanjut. Beberapa permasalahan gizi yang sering dijumpai pada
kelompok masyarakat antara lain gizi kurang dalam bentuk Kurang
Energi Protein (KEP), Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY),
Anemia Gizi Besi (AGB) dan Kurang Vitamin A (KVA) serta masalah
gizi yang berkaitan dengan penyakit degeneratif.
1. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu
Upaya pemantauan status gizi pada kelompok balita
difokuskan melalui pemantauan terhadap pertumbuhan berat
badan yang dilakukan melalui kegiatan penimbangan
di Posyandu secara rutin setiap bulan, serta pengamatan
langsung terhadap penampilan fisik balita yang berkunjung
di fasilitas pelayanan kesehatan.
Cakupan penimbangan balita di Posyandu merupakan
indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada
balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 133
serta penanganan prevalensi gizi kurang pada balita. Semakin
tinggi cakupan balita ditimbang, seyogyanya semakin tinggi pula
cakupan Vitamin A, semakin tinggi cakupan imunisasi dan
diharapkan semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Berdasarkan data dari pengelola program gizi, gambaran
pemantauan status gizi balita tahun 2010–2014 dapat dilihat
pada grafik 4.20 berikut.
Grafik 4.20
Jumlah Balita Ditimbang dan Balita BGM
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

Balita Ditimbang Balita BGM

21.427 22.174
19.291
18.052
14.887

819 3.126
751 1.774 1.875

2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014.
Berdasarkan grafik 4.20, cakupan terhadap jumlah balita
yang ditimbang selama tahun 2014 yakni sebesar 22.174 balita,
dari jumlah balita ditimbang, balita yang BGM berjumlah 1.875.
cakupan balita yang ditimbang ini mengalami peningkatan
sepanjang 5 tahun terakhir (2010-2014) sedangkan untuk
cakupan BGM mengalami peningkatan tertinggi pada tahun
2013 sebesar 3.126 Balita. Gambaran secara rinci mengenai hasil
penimbangan Balita menurut jenis kelamin, Kecamatan dan
Puskesmas di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat dilihat
pada Lampiran profil tabel 46.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 134


2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Tujuan pemberian kapsul Vitamin A pada balita adalah
untuk menurunkan prevalensi dan mencegah kekurangan
vitamin A pada balita. Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti
efektif untuk mengatasi masalah kekurangan Vitamin A (KVA)
pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Peranan vitamin A
dalam menurunkan secara bermakna angka kematian anak,
maka selain untuk mencegah kebutaan, pentingnya pemberian
vitamin A lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup, kesehatan
dan pertumbuhan anak. Vitamin A penting untuk kesehatan
mata dan mencegah kebutaan, serta meningkatkan daya tahan
tubuh.
Sasaran pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi adalah
bayi (umur 6-11 bulan) diberikan kapsul vitamin A 100.000 SI,
anak balita (umur 1-4 tahun) diberikan kapsul vitamin A
200.000 SI, dan ibu nifas diberikan kapsul vitamin A 200.000 SI,
sehingga bayinya akan memperoleh vitamin A yang cukup
melalui ASI. Pada bayi (6-11 bulan) diberikan setahun sekali pada
bulan Februari atau Agustus; dan anak balita 6 bulan sekali, yang
diberikan secara serentak pada bulan Februari dan Agustus.
Sedangkan pemberian kapsul vitamin A pada ibu nifas
diharapkan dapat dilakukan terintegrasi dengan pelayanan
kesehatan ibu nifas atau dapat pula diberikan di luar pelayanan
tersebut selama ibu nifas belum mendapatkan kapsul vitamin A.
Strategi penanggulangan KVA dilaksanakan melalui
pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi yaitu kapsul vitamin A
biru (6–11 bulan) sebanyak satu kali dalam setahun (bulan
februari atau agustus) dan kapsul vitamin A merah untuk anak
balita (1 – 5 tahun) sebanyak 2 kali yaitu tiap bulan Februari dan
Agustus, serta ibu nifas paling lambat 30 hari setelah melahirkan.
Gambaran pemberian kapsul vitamin A selama 5 tahun
terakhir dapat dilihat pada grafik 4.21 berikut.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 135
Grafik 4.21
Jumlah Balita Mendapat Kapsul Vitamin A Dua Kali
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

27.421
2014 30.353

29.155
2013 31.781

26.000 Mendapat Vit. A 2X


2012 27.826
Jumlah Balita
25.703
2011 29.700

24.636
2010 30.031

0 20.000 40.000

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2010 - 2014.
Berdasarkan grafik 4.21, terlihat bahwa sepanjang 4 tahun
terakhir (2010-2013) terjadi peningkatan cakupan balita yang
mendapat vitamin A sebanyak 2x di Kabupaten Donggala
namun pada tahun 2014 terjadi penurunan yakni menjadi
27.421 balita dari 30.353 balita. Secara rinci cakupan pemberian
vitamin A pada Balita sebanyak dua kali menurut jenis kelamin,
Kecamatan dan Puskesmas selama tahun 2014 dapat dilihat pada
lampiran profil tabel 43.
3. Pemberian Tablet Besi
Anemia gizi adalah kekurangan kadar haemoglobin (Hb)
dalam darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang
diperlukan untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia,
sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan zat besi
(Fe) hingga disebut anemia kekurangan zat besi atau anemia gizi
besi dan kelompok yang paling rentan adalah wanita hamil.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 136


Anemia Gizi Besi masih merupakan masalah gizi yang perlu
mendapat penanganan karena dampak yang ditimbulkan antara
lain risiko perdarahan yang dilahirkan, bayi yang dilahirkan
BBLR, kesakitan meningkat dan penurunan kesegaran fisik.
Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia gizi besi
dilaksanakan melalui pemberian Tablet Tambah Darah (TTD)
yang diprioritaskan pada ibu hamil, karena prevalensi anemia
pada kelompok ini cukup tinggi
Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus
pada pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu
hamil mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama masa
kehamilannya. Pelayanan pemberian tablet besi dimaksudkan
untuk mengatasi kasus Anemia serta meminimalisasi dampak
buruk akibat kekurangan Fe khususnya yang dialami ibu hamil.
Berdasarkan grafik 4.22 berikut bahwa cakupan pemberian
tablet besi (Fe-1) sepanjang 3 tahun terakhir mengalami
peningkatan, namun menurun pada tahun 2013 (101,6%) dan
2014 (95,8%). Sedangkan cakupan Fe-3 mengalami peningkatan
pada tahun 2012 (93,5%) setelah cakupannya menurun pada
tahun 2010 (71,1%) dan 2011 (87,6%), tetapi kemudian
menurun kembali pada tahun 2013 (91,7%) dan 2014 (77,9%).
Persentase cakupan pemberian tablet besi (Fe-1 dan Fe-3) kepada
ibu hamil menurut Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten
Donggala tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran profil tabel
31. Cakupan pemberian tablet tambah darah terkait erat dengan
antenatal care (ANC). Cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil
tahun 2014 sebesar 84,1% diikuti oleh cakupan Fe-3 ibu hamil
sebesar sebesar 77,9%.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 137


Grafik 4.22
Persentase Cakupan Pemberian Tablet Besi (Fe) pada Ibu Hamil
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

2014

2013

2012

2011

2010

0,0
50,0
100,0
150,0
2010 2011 2012 2013 2014
Fe 3 71,1 87,6 93,5 91,7 77,9
Fe 1 85,5 93,0 103,3 101,6 95,8

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014.
4. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar
adalah menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan
umur 6 bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24
bulan. Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan
pendamping ASI yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh
kembangnya.
Cakupan pemberian ASI Aksklusif dipengaruhi beberapa hal,
terutama masih sangat terbatasnya tenaga konselor ASI, belum
adanya peraturan perundangan tentang pemberian ASI serta
belum maksimalnya kegiatan edukasi, sosialisasi, advokasi dan
kampanye terkait pemberian ASI maupun MP ASI, masih
kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana KIE ASI dan MP
ASI dan belum optimalnya pembinaan kelompok pendukung ASI
dan MP ASI.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 138


Pada tahun 2014 di Kabupaten Donggala, cakupan
pemberian ASI Ekskulsif mencapai 27,0 persen. Angka ini belum
mencapai target MDG’s yakni sebesar 70% dan cakupannya
menurun dibandingkan tahun 2013 (66,8%). ASI Eksklusif
tertinggi berada di Puskesmas Donggala sebesar 39,9 persen
sedangkan terendah berada di Puskesmas Pinembani sebesar
7,4 persen. Secara rinci cakupan pemberian ASI eksklusif menurut
jenis kelamin, Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten donggala
pada tahun 2014 dapat dilihat pada lampiran profil tabel 38.
Upaya terobosan yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan pemberian ASI eksklusif antara lain melalui upaya
peningkatan pengetahuan petugas tentang manfaat ASI eksklusif,
penyediaan fasilitas menyusui ditempat kerja, peningkatan
pengetahuan dan keterampilan ibu, peningkatan dukungan
keluarga dan masyarakat serta upaya untuk mengendalikan
pemasaran susu formula. Selain itu perlu juga penerapan sepuluh
langkah menuju keberhasilan menyusui (LMKM) di Rumah Sakit
dan sarana pelayanan kesehatan lainnya yang melakukan
kegiatan persalinan.
Sepuluh langkah tersebut meliputi :
1. Membuat kebijakan tentang menyusui
2. Melatih staf pelayanan kesehatan
3. KIE kepada ibu hamil tentang manfaat dan manajemen
menyusui
4. Membantu ibu untuk IMD dalam 60 menit pertama
persalinan
5. Membantu ibu cara menyusui dan mempertahankan
menyusui meskipun ibu dipisah dari bayinya
6. Memberikan ASI saja kepada bayi baru lahir kecuali ada
indikasi medis
7. Menerapkan rawat gabung ibu dengan bayinya sepanjang
waktu (24 jam)
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 139
8. Menganjurkan menyusui sesuai permintaan bayi
9. Tidak memberi dot kepada bayi
10. Mendorong pembentukan kelompok pendukung menyusui
dan merujuk ibu kepada kelompok tersebut setelah keluar
dari sarana pelayanan kesehatan.

F. PELAYANAN KEFARMASIAN DAN ALAT KESEHATAN


Untuk mewujudkan visi dan misi Kemenkes pada tahun 2014,
maka Dirjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan melaksanakan
strategi ”Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan
obat dan alat kesehatan (Alkes) serta menjamin keamanan/khasiat,
kemanfaatan, dan mutu sediaan farmasi, Alkes, dan makanan.
Menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat
melalui peningkatan akses obat bagi masyarakat luas serta pemberian
dukungan untuk pengembangan undustri farmasi di dalam negeri
sebagai upaya kemandirian di bidang kefarmasian; penggunaan obat
yang rasional dengan pelayanan kefarmasian yang bermutu;
menetapkan Harga Eceran Tertinggi (HET), utamanya pada Obat
Esensial Generik untuk pengendalian harga obat; meningkatkan
pemanfaatan keanekaragaman hayati untuk mengembangkan industri
obat herbal indonesia; memantapkan kelembagaan dan meningkatkan
koordinasi dalam pengawasan terhadap sediaan farmasi, alat
kesehatan, dan makanan untuk menjamin keamanan,
khasiat/kemanfaatan dan mutu dalam rangka perlindungan
masyarakat dari penggunaan yang salah dan penyalahgunaan obat.

G. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA


Bencana di Indonesia dapat dikategorikan menjadi 2 macam
yaitu bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana
lingkungan hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti
banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran hutan, dan lahan,
kecelakaan industri, tumpahan minyak dilaut; sedangkan bencana
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 140
alam terjadi sebagai akibat aktivitas lapisan/kerak bumi/fenomena
alam seperti gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi,
badai dan angin rebut yang kejadiannya sulit diprediksi.
Undang–undang Nomor 24 tahun 2007 tentang bencana pada
pasal 1 ayat 1 mendefinisikan bahwa bencana adalah peristiwa atau
rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan
masyarakat yang disebabkan oleh faktor alam dan atau faktor non
alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya
korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda
dan dampak psikologis.
Upaya–upaya antisipasi berupa kesiapsiagaan baik melalui
penguatan sarana prasarana kelembagaan dan upaya mitigasi serta
pencegahan dampak sangat diperlukan dalam rangka upaya
penanggulangan krisis kesehatan akibat bencana.
Bencana alam yang terjadi di Wilayah Kabupaten Donggala telah
banyak menimbulkan korban meninggal, hilang dan pengungsi. Dinas
Kesehatan Kabupaten Donggala sebagai Institusi yang bertanggung
jawab dalam pelayanan kesehatan menyelenggarakan upaya
penanganan masalah kesehatan akibat bencana dengan kegiatan-
kegiatan antara lain ; Pembentukan Pos Pelayanan Kesehatan,
Mobilisasi sarana dan prasarana dan tenaga kesehatan, pengiriman
bahan logistik (obat-obatan dan bahan habis pakai), berkoordinasi
dengan : Pusat Penanggulangan Krisis (PPK), Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Rumah Sakit, dan upaya-upaya penanggulangan
bencana lainnya.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 141


5
Situasi Sumber Daya Kesehatan
BAB 5
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN

Sumber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung


dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas dan diharapkan
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Upaya pembangunan
kesehatan dapat berdaya guna dan berhasil guna apabila kebutuhan akan
SDM kesehatan dapat terpenuhi. Dalam bab ini, gambaran mengenai situasi
SDM dikelompokkan menjadi sarana kesehatan, tenaga kesehatan dan
pembiayaan kesehatan.
A. SARANA KESEHATAN
Penyediaan sarana kesehatan melalui Rumah Sakit, Puskesmas
dan jaringannya, sarana pelayanan lain, dan sarana produksi dan
distribusi kefarmasian terdapat pada tabel 5.1 atau secara rinci dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 66 berikut.
Tabel 5.1
Jumlah Fasilitas Kesehatan Kabupaten Donggala
Tahun 2010-2014
No. Sarana Kesehatan 2010 2011 2012 2013 2014
Rumah Sakit
1. Rumah Sakit Umum 1 1 1 1 1
2. Rumah Sakit Bersalin 0 1 1 1 1
Puskesmas dan Jaringannya
3. Puskesmas perawatan 9 9 8 8 8
4. Puskesmas non perawatan 5 5 6 6 8
5. Puskesmas Keliling 20 20 18 22 22
6. Puskesmas pembantu 73 73 74 72 71
7 Pusat Kesehatan Desa 55 68 63 97 99
8 Pos Pelayanan Terpadu 457 457 450 447 447
Sarana Pelayanan Lain
9. Praktek Dokter Perorangan 7 7 0 0 0
10. Unit Transfusi Darah 0 0 0 1 1
Sarana Produksi dan
Distribusi Kefarmasian
11. Apotek 2 4 4 6 9
12. Toko Obat 0 0 10 6 6
13. GFK 0 0 1 1 1
Sumber : Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. 2010-2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 142


1. Rumah Sakit
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain upaya
promotif dan preventif, didalamnya juga terdapat pembangunan
kesehatan bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit
merupakan pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak
dalam kegiatan kuratif dan rehabilitatif serta berfungsi sebagai
sarana pelayanan kesehatan rujukan.
Indikator yang digunakan untuk menilai perkembangan
sarana Rumah sakit antara lain dengan melihat perkembangan
fasilitas perawatan yang biasanya diukur dengan jumlah Rumah
sakit dan tempat tidurnya serta rasionya terhadap jumlah
penduduk. Sejalan dengan meningkatnya kebutuhan terhadap
fasilitas pelayanan kesehatan, jumlah Rumah sakit umum
(pemerintah dan swasta) pada periode tahun 2010–2014
cenderung tetap yaitu dari 1 unit. Situasi perkembangan jumlah
tempat tidur Rumah sakit secara ringkas dapat dilihat pada grafik
5.1 berikut.
Grafik 5.1
Perkembangan Jumlah Tempat Tidur RSUD Kabelota
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

Jumlah Hari Perawatan Tempat Tidur

6.525
2014 105

7.452
2013 102

6.231
2012 102

4.837
2011 102

3.567
2010 102

Sumber : RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 143


Berdasarkan Grafik 5.I, menunjukkan bahwa jumlah
tempat tidur pada tahun 2014 bertambah sebanyak 3 dari 102
unit tempat tidur pada tahun 2013 dengan jumlah hari
perawatan yang menurun yakni dari 7.452 (tahun 2013) menjadi
6.525 (tahun 2014).
2. Puskesmas dan Jaringannya
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa disebut
Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan
kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan dan beberapa
upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan kondisi,
kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta kebijakan
pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi
sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat
pemberdayaan masyarakat, 3) pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan
perorangan primer.
Pelayanan kesehatan di Puskesmas diupayakan terus
meningkat. Jumlah puskesmas dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan sehingga diharapkan pelayanan kesehatan dapat
terjangkau oleh masyarakat dan merata sampai ke daerah
terpencil. Selain penambahan jumlah, peningkatan status
puskesmas juga dilakukan, yaitu peningkatan status puskesmas
yang awalnya adalah puskesmas non perawatan menjadi
puskesmas perawatan atau peningkatan status puskesmas dari
yang sebelumnya puskesmas pembantu menjadi puskesmas induk.
Pada tahun 2014, sarana kesehatan berupa Puskesmas dan
jaringannya antara lain Puskesmas Perawatan 8 unit, Puskesmas
non perawatan 8 unit, Puskesmas keliling 22 unit, Puskesmas

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 144


pembantu (Pustu) 71 unit, Pusat Kesehatan Desa (Poskesdes) 97
unit dan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 447 unit.
Pada tahun 2014, persebaran Puskesmas (Perawatan dan
non perawatan) di Kabupaten Donggala sudah merata pada
setiap 16 kecamatan (1 kecamatan memiliki 1 Puskesmas).
Apabila dibandingkan dengan jumlah penduduk Kabupaten
Donggala tahun 2014 (290.915 jiwa), maka rasio Puskesmas
sebesar 0,01 persen (jumlah Puskesmas dibagi jumlah penduduk
tahun 2014 dikalikan dengan 100%) yang artinya bahwa
1 Puskesmas melayani 18.182 jiwa. Cakupan ini telah memenuhi
standar nasional dimana 1 Puskesmas melayani 25.000 jiwa,
artinya bahwa Pemerintah Kabupaten Donggala telah mampu
menyediakan sarana kesehatan sesuai standar nasional tersebut.
3. Sarana Pelayanan Lain
Praktek dokter perorangan dan unit transfusi darah (UTD)
merupakan bagian dari sarana pelayanan lain di Kabupaten
Donggala. Pada tahun 2014, tidak terdapat praktek dokter
perorangan di wilayah kerja Kabupaten Donggala sedangkan
UTD hanya terdapat 1 unit.
4. Sarana Produksi dan Distribusi Kefarmasian
Obat merupakan salah satu komponen yang tak
tergantikan dalam pelayanan kesehatan. Akses terhadap obat
terutama obat esensial merupakan salah satu hak asasi manusia.
Dengan demikian penyediaan obat esensial merupakan
kewajiban bagi pemerintah dan dan institusi pelayanan
kesehatan baik publik maupun swasta.
Sebagai komoditi khusus, semua obat yang beredar harus
terjamin keamanan, khasiat dan mutunya agar dapat
memberikan manfaat bagi kesehatan. Oleh karena itu salah satu
upaya yang dilakukan untuk menjamin mutu obat hingga
ketangan konsumen adalah menyediakan sarana penyimpanan
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 145
obat dan alat kesehatan yang dapat menjaga keamanan secara
fisik serta dapat mempertahankan kualitas obat di samping
tenaga pengelola yang terlatih.
Instalasi farmasi merupakan unit pengelola perbekalan
kefarmasian dan alat kesehatan yang ada ditingkat provinsi dan
kabupaten/kota, sebagai sarana pengadaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusian, pengendalian, administrasi dan
pelaporan serta evaluasi yang diperlukan bagi kegiatan
pelayanan kefarmasian. Pada tahun 2012 telah dibangun instalasi
farmasi di Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala. Jumlah sarana
kesehatan berupa Apotek 9 unit, Toko obat 6 unit dan GFK
1 unit di wilayah kerja Kabupaten Donggala pada tahun 2014.
5. Sarana Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM)
Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat
dilakukan dengan menerapkan berbagai pendekatan, termasuk
didalamnya dengan melibatkan potensi masyarakat. Hal ini
sejalan dengan konsep pemberdayaan pengembangan
masyarakat yang tercermin dalam pengembangan sarana UKBM.
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat, berbagai upaya telah dilaksanakan termasuk
dengan memanfaatkan potensi dan sumberdaya di masyarakat,
antara lain Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes), Desa siaga (DESI), Tanaman Obat Keluarga
(TOGA), dan Pos Obat Desa.
a. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu adalah salah satu bentuk UKBM yang
dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk, dan
bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 146


mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi, dan
balita.
Posyandu menyelenggarakan minimal 5 program
prioritas, yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga berencana,
perbaikan gizi, imunisasi dan penanggulangan diare. Untuk
memantau perkembangan posyandu maka dikelompokkan
menjadi 4 strata, yaitu Pratama, Madya, Purnama dan
Mandiri.
Grafik 5.2
Perkembangan Posyandu dan Stratanya
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014

57,0 55,8
52,8 50,8
48,6
40,7
37,6 Pratama
25,6 26,6 25,7 Madya
22,6
17,8 19,6 Purnama
10,3 Mandiri
5,4
- 0,4 0,9 0,8 0,9

2010 2011 2012 2013 2014


Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promosi Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Berdasarkan grafik 5.2 tersebut, jumlah posyandu


di Kabupaten Donggala tahun 2014 sebanyak 451 unit yang
terdiri dari Pratama sebanyak 116 pos (25,7 persen),
Madya sebanyak 229 pos (50,8%), Purnama sebanyak 102
pos (22,6 persen) dan Mandiri 4 pos (0,9 persen).
Sedangkan jumlah posyandu aktif sebanyak 106 pos atau
23,5 persen. Apabila dibandingkan dengan tahun 2010-
2012 maka terdapat perubahan strata posyandu mandiri,
dari 0,8 persen (tahun 2013) menjadi 0,9 persen (2014).
Gambaran jumlah Posyandu menurut strata, kecamatan

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 147


dan puskesmas di Kabupaten Donggala tahun 2014 dapat
dilihat pada lampiran profil tabel 68.
b. Poskesdes (Pos Kesehatan Desa) dan Desi (Desa Siaga)
Poskesdes merupakan UKBM yang memberikan
pelayanan kesehatan dasar buka setiap hari dan dapat
diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah tersebut.
Poskesdes dikelola oleh 1 orang bidan dan minimal 2 orang
kader. Kegiatan utama poskesdes yaitu pengamatan dan
kewaspadaan dini (surveilans perilaku berisiko, lingkungan
dan masalah kesehatan lainnya), penanganan
kegawatdaruratan kesehatan dan kesiapsiagaan terhadap
bencana serta pelayanan kesehatan.
Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup
pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Adanya
poskesdes merupakan salah satu indikator suatu desa
disebut desa siaga. Desa Siaga adalah desa dan kelurahan
yang penduduknya dapat mengakses pelayanan kesehatan
dasar dan mengembangkan UKBM. Sebuah desa dikatakan
menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki
minimal sebuah Poskesdes dengan tenaga 1 bidan dan
2 kader.
Sampai dengan tahun 2014 terdapat 97 unit dengan
rasio poskesdes terhadap desa/upt/kelurahan sebesar 0,65
dan desa siaga sebanyak 61 desa (36,5 persen) dari 167
desa/kelurahan. Secara rinci data UKBM menurut
kecamatan dan puskesmas dapat dilihat pada lampiran
profil tabel 68 dan 69.
6. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan
Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan
tenaga kesehatan yang memadai baik dari segi jenis, jumlah
maupun kualitas. Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 148
berkualitas tentu saja dibutuhkan proses pendidikan yang
berkualitas pula.
Pendidikan tenaga kesehatan dimaksudkan untuk
meningkatkan ketersediaan dan kualitas tenaga kesehatan dalam
rangka meningkatkan pelayanan kesehatan masyarakat.
Pendididkan tenaga kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah
dan swasta melalui berbagai institusi pendidikan dan jenjang
pendidikan.
Pada tahun 2014 di Kabupaten Donggala terdapat 1 unit
Politeknik Kesehatan (Poltekkes) yang dikelola oleh pemerintah
daerah dengan program studi yang diselenggarakan yakni
keperawatan.

B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.
Jenis tenaga kesehatan terdiri dari tenaga medis, tenaga keperawatan,
tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga gizi, tenaga
keterapian fisik dan tenaga keteknisan medis.
Tenaga kesehatan menjadi salah satu faktor yang sangat penting
dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan
yang berkualitas harus didukung oleh SDM yang berkualitas disamping
ketersediaan sumber daya yang lain. Hal yang penting diperhatikan
dalam pengadaan SDM adalah jumlah, jenis, distribusi tenaga
kesehatan dan rasionya terhadap jumlah penduduk.
1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan menurut Jenis Tenaga
Data yang diperoleh dari Bidang Pengembangan Sumber
Daya Manusia Kesehatan (SDMK) dan Sub Bagian Kepegawaian
menunjukkan bahwa jumlah tenaga kesehatan yang bekerja
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 149
di Kabupaten Donggala pada tahun 2014 berjumlah 508 orang
yang tersebar anatara lain Dinas Kesehatan sebanyak 112 orang,
RSUD Kabelota sebanyak 120 orang, Puskesmas sebanyak 246
orang dan AKPER Donggala sebanyak 30 orang. Jumlah ini
menurun apabila dibandingkan dengan tahun 2013 (Dinas
Kesehatan 98 orang, RSUD Kabelota 116 orang, Puskesmas 450
orang dan AKPER Donggala sebanyak 30 dengan total
694 orang).
Berikut ini akan disajikan jumlah tenaga kesehatan menurut
jenis tenaga yang bekerja di institusi pelayanan kesehatan
pemerintah, yaitu Dinkes, RSUD, Puskesmas dan AKPER.
Grafik 5.3
Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Jenis Tenaga
Kabupaten Donggala
Tahun 2014

Analisis kesehatan 17
Teknisi gigi 1
Radioterapis 14
Radiografer 14
Fisioterapi 4
Gizi 12
Kesling 40
Kesmas 26
Apoteker 3
Farmasi 17
Perawat gigi 42
Perawat 162
Bidan 222
dr. gigi 9
dr. umum 36
dr. spesialis 5

Sumber : Bidang SDMK. Dinkes Kab. Donggala. RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.

Berdasarkan grafik 5.3 bahwa jumlah tenaga kesehatan yang


paling banyak adalah tenaga Bidan sebanyak 222 orang
sedangkan teknisi gigi yang paling rendah untuk tahun 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 150


Untuk melihat kecukupan tenaga kesehatan (dalam hal ini
tenaga yang melayani langsung masyarakat) di sarana pelayanan
kesehatan biasanya digunakan rasio tenaga kesehatan per
100.000 penduduk. Gambaran jumlah, rasio dan standar rasio
tenaga kesehatan berdasarkan indikator indonesia Sehat 2010
dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut.
Tabel 5.2
Jumlah, Rasio dan Standar Rasio Tenaga Kesehatan
Berdasarkan Indikator Indonesia Sehat 2010
Kabupaten Donggala
Tahun 2014
No Jenis Tenaga Jumlah Rasio Standar Rasio
Per 100.000 Penduduk
Tenaga Medis
1 Dokter Spesialis 5 1,7 6
2 Dokter Umum 36 12,4 40
3 Dokter Gigi 9 3,1 11
Tenaga Keperawatan
4 Bidan 222 156,2 100
5 Perawat 162 55,7 117,5
Tenaga Kefarmasian
6 Farmasi 17 6,9 22
7 Apoteker 3 10
Tenaga Kesehatan
Masyarakat
8 Kesehatan 26 8,9 40
Masyarakat
Tenaga Kesehatan
Lingkungan
9 Kesehatan Lingkungan 40 13,8 40
Tenaga Gizi
10 Nutrisionis 12 4,1 22
Tenaga Teknisi Medis
11 Fisioterapi 4 1,4 6
Tenaga Medis dan
Fisioterapis
12 Radiografer 14
13 Radioterapis 14
15,8 4
14 Teknisi Gigi 1
15 Analisis Kesehatan 17
Sumber : Bidang SDMK. Dinkes Kab. Donggala. RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 151


Berdasarkan tabel 5.2, maka rasio tenaga medis (dokter
spesialis, dokter spesialis gigi dan dokter umum) belum
memenuhi standar indikator Indonesia Sehat 2010. Berbeda
dengan tenaga keperawatan (Bidan dan Perawat), dimana
tenaga bidan telah memenuhi standar rasio (100) yakni 156,2.
Sedangkan untuk kefarmasian, kesehatan masyarakat,
kesehatan lingkungan, gizi dan teknisi medis juga belum ada
yang memenuhi stndar rasio Indonesia Sehat 2010. Berbeda
halnya dengan tenaga medis dan fisioterapis dengan standar
rasio 4 sedangkan cakupan rasio nya pada tahun 2014 ini sebesar
15,8. Artinya untuk tenga medis dan fisoterapis telah memenuhi
standar rasio Indonesia Sehat 2010.
2. Pendidikan Tenaga Kesehatan
Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan
pembangunan kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas
disarana pelayanan kesehatan dimasyarakat. Dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat tersebut tenaga diharuskan untuk
memiliki kemampuan melaksanakan upaya kesehatan dengan
paradigma sehat, yang mengutamakan upaya peningkatan,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas
maka dibutuhkan pendidikan yang berkualitas, salah satu
caranya dengan mengikuti tugas belajar (Tubel). Setiap tahun
terdapat tenaga kesehatan yang mengikuti Tubel dengan jenjang
pendidikan yang berbeda–beda. Jenjang pendidikan yang paling
banyak diikuti tenaga kesehatan adalah pendidikan Diploma
(DIII) kesehatan. Tenaga kesehatan tersebut berasal dari unit-unit
kesehatan, seperti Puskesmas, Rumah Sakit, Dinas Kesehatan
Kabupaten dan Dinas Kesehatan Propinsi. Adapun jumlah tenaga
kesehatan yang mengikuti Tubel berdasarkan jenjang
pendidikannya dapat dilhat pada tabel 5.3 berikut.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 152
Tabel 5.3
Jumlah Tenaga Kesehatan yang Mengikuti Tugas Belajar
Kabupaten Donggala
Tahun 2010–2014
Tahun D III D IV S1 S2 Spesialis Jumlah
2010 40 0 2 7 0 49

2011 4 2 16 0 1 23

2012 5 0 17 1 1 23

2013 0 1 0 4 9 14

2014 0 0 2 4 0 6

Jumlah 64 3 40 17 11 134
Sumber : Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2010-2014.
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sepanjang
5 tahun terakhir (tahun 2010–2014), jumlah tenaga
kesehatan yang mengikuti tugas belajar sebanyak 134 orang
yang terdiri dari jenjang pendidikan Diploma III (DIII)
mencapai 64 orang, Diploma IV sebanyak 3 orang, Sarjana
Satu (S1) sebanyak 40 orang, Strata Dua (S2) sebanyak 17
orang, dan Spesialis sebanyak 11 orang.
Namun, pada tahun 2014 tenaga kesehatan yang
mengikuti tugas belajar sebanyak 6 orang yang merupakan
jumlah paling sedikit sepanjang 5 tahun terakhir. Berbeda
halnya dengan tahun 2010, merupakan jumlah tenaga
kesehatan yang paling banyak mengikuti tugas belajar.
Mulai tahun 2011 sampai dengan sekarang jenjang
pendidikan yang di ikuti tenaga kesehatan lebih beragam,
hal ini ditandai dengan adanya tenaga kesehatan yang
mengikuti jenjang pendidikan Diploma IV (D IV) dan
program dokter spesialis. Hal ini tidak terlepas dari upaya
yang telah dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 153


Donggala untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan yang akan diberikan oleh tenaga kesehatan
nantinya.

C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam
menjalankan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan kesehatan.
Dalam melaksanakan upaya pembangunan kesehatan diperlukan
pembiayaan, baik yang bersumber dari pemerintah, maupun
masyarakat termasuk swasta. Pembiayaan kesehatan yang bersumber
dari pemerintah terdiri atas (1) APBD Kesehatan meliputi APBD
Propinsi dan APBD Kabupaten/Kota, (2) APBN Kesehatan meliputi
APBN Propinsi dan kabupaten/kota termasuk pinjaman hutang luar
negeri (PHLN) dan ASKESKIN.
Pada tahun 2014 total anggaran kesehatan untuk Kabupaten
Donggala berjumlah Rp.80.710.048.114,- yang berasal dari APBD
Dinas Kesehatan Kabupaten Donggala sebesar Rp.58.765.431.830,-
dan APBN untuk Dinas Kesehatan sebesar Rp.21,944.616.284,- .
Berdasarkan total anggaran kesehatan Kabupaten Donggala dan
Jumlah Penduduk Kabupaten Donggala, maka anggaran kesehatan
perkapita sebesar Rp. 277.435,- sedangkan persentase total APBD
kesehatan Kabupaten Donggala terhadap total APBD Kabupaten
Donggala sebesar 3.60 persen. Secara rinci anggaran kesehatan
Kabupaten Donggala pada tahun 2014 dapat di lihat pada lampiran
profil tabel 79.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 154


Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 155
6
KESIMPULAN

B a b VI
BAB 6
KESIMPULAN

Profil Kesehatan merupakan salah satu sarana yang dapat digunakan untuk
melaporkan hasil pemantauan dan evaluasi terhadap pencapaian hasil
pembangunan kesehatan, termasuk kinerja dari penyelenggaraan standar
pelayanan minimal di bidang kesehatan dan pencapaian target indikator
Millenium Development Goals bidang kesehatan. Berbagai upaya dilakukan
untuk peningkatan kesehatan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kabupaten
Donggala melalui program–program kesehatan yang sejalan dengan
pelaksanaan desentralisasi dibidang kesehatan.
Profil Kesehatan Kabupaten Donggala Tahun 2014 memberikan gambaran
secara garis besar tentang kesehatan masyarakat di Kabupaten Donggala tahun
ke tahun. Profil ini juga diharapkan sebagai bahan untuk mengevaluasi kinerja
pembangunan kesehatan yang sangat dibutuhkan bagi para penentu kebijakan
dan perencana pembangunan kesehatan. Selain itu, profil juga menjadi salah
satu bahan untuk menilai pencapaian program yang diharapkan dapat
digunakan dalam melakukan perbaikan dari setiap program yang telah
dilaksanakan. Data dan informasi dalam profil disajikan dalam bentuk narasi,
tabel, grafik dan gambar.
Berdasarkan pemaparan yang disajikan di Profil Kesehatan Kabupaten
Donggala Tahun 2014, maka dapat diambil beberapa kesimpulan berikut :
a. Derajat kesehatan masyarakat Kabupaten Donggala semakin meningkat,
dilihat dari penurunan AKB (0,7 persen), dan AKABA (1,1 persen) serta
morbiditas penyakit, peningkatan status gizi masyarakat dan umur
harapan hidup (66 tahun) namun masih perlu dilakukan upaya percepatan
pencapaian sesuai dengan target DPA Dinas Kesehatan Kabupaten
Donggala Tahun 2010-2014 dan Renstra Kemenkes RI Tahun 2010-2014.
b. Beberapa penyakit menular langsung (TB Paru, HIV-AIDS, Pneumonia,
Diare dan Kusta) dan penyakit menular bersumber binatang (Malaria,
DBD, Filariasis) masih menjadi masalah kesehatan di Kabupaten Donggala,

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 155


termasuk penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) namun
dengan prevalensi penyakit yang masih rendah.
c. Pelaksanaan Upaya Kesehatan yang dilakukan di Kabupaten Donggala,
dapat digambarkan berikut :
1. Cakupan K4 sebanyak 84,1%.
2. Cakupan Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebesar
91,6%.
3. Cakupan kunjungan Neonatus (KN3) mencapai 96,7%
4. Cakupan desa/kelurahan UCI sebesar 87,4%
5. Pengendalian berbagai penyakit yang telah dilakukan antara lain :
a) Gerakan imunisasi polio dan kegiatan surveilans epidemiologi
secara aktif khususnya terhadap AFP.
b) Pencegahan dan pemberantasan TB Paru dengan pendekatan
DOTS atau pengobatan TB Paru dan pengawasan langsung
oleh Pengawas Menelan Obat (PMO).
c) Peningkatan tatalaksana berbagai kasus penyakit dengan cepat
dan tepat.
d) Pendirian Klinik VCT (Voluntary Conselling and Testing) untuk
HIV/AIDS di Puskesmas Donggala.
e) Pemberian Kapsul Vitamin A kepada balita dengan capaian
90,3%.
f) Pemberian tablet Fe3 sebesar 77,9% kepada ibu hamil
di Kabupaten Donggala.
g) Adanya peningkatkan ratio sarana pelayanan kesehatan
(Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling dan
Rumah Sakit) dan ratio tenaga kesehatan terhadap jumlah
penduduk, dapat digambarkan berikut :
1) Jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Donggala, sebanyak 2
unit dengan rincian 1 unit RS Pemerintah dan 1 unit RS
Bersalin.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 156


2) Jumlah Puskesmas sampai akhir tahun 2014 sebanyak
16 unit dan setiap kecamatan telah memiliki minimal 1
puskesmas.
3) Jumlah Puskesmas Pembantu sampai akhir tahun 2014
sebanyak 71 unit.
4) Jumlah Puskesmas Keliling sebanyak 22 unit.
5) Jumlah Pusat kesehatan desa sebanyak 97 unit.
6) Jumlah Pos pelayanan terpadu sebanyak 447 unit.
7) Jumlah Dokter Umum sebanyak 36 orang dan rasionya
terhadap jumlah penduduk Kabupaten Donggala
adalah 12,4 per 100.000 penduduk.
8) Jumlah dokter spesialis sebanyak 5 orang, rasionya
terhadap jumlah penduduk Kabupaten Donggala
adalah 1,7 per 100.000 penduduk.
9) Jumlah dokter gigi sebanyak 9 orang, rasionya
terhadap jumlah penduduk Sumatera Utara adalah 3,1
per 100.000 penduduk.
10) Jumlah perawat sebanyak 162 orang, rasionya
terhadap jumlah penduduk Kabupaten Donggala
adalah 55,7 per 100.000 penduduk.
11) Jumlah bidan sebanyak 222 orang, rasionya terhadap
jumlah penduduk Kabupaten Donggala adalah 156,2
per 100.000 penduduk.
12) Jumlah desa siaga sampai akhir 2014 sebanyak 61 desa
atau 36,5 persen.
d. Pembiayaan kesehatan bersumber pemerintah, terutama APBD Kabupaten
mengalami peningkatan setiap tahunnya, walaupun belum mencapai
alokasi sebesar 10% untuk sektor kesehatan dari total APBD Kabupaten
sesuai dengan tuntutan UU No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
e. Masih lemahnya sistem pelaporan khususnya penyampaian profil
kesehatan Kabupaten Donggala sehingga mengakibatkan terlambatnya
penyelesaian profil kesehatan Kabupaten.

Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 157


Profil Kesehatan Kabupaten Donggala 2014 158
RESUME PROFIL KESEHATAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
A. GAMBARAN UMUM
2
1 Luas Wilayah 5.276 Km Tabel 1
2 Jumlah Desa/Kelurahan 167 Desa/Kel Tabel 1
3 Jumlah Penduduk 148.804 142.111 290.915 Jiwa Tabel 2
4 Rata-rata jiwa/rumah tangga 4,1 Jiwa Tabel 1
2 2
5 Kepadatan Penduduk /Km 55,1 Jiwa/Km Tabel 1
6 Rasio Beban Tanggungan 65 per 100 penduduk produktif Tabel 2
7 Rasio Jenis Kelamin 104,71 Tabel 2
8 Penduduk 10 tahun ke atas melek huruf 3,90 5,32 4,59 % Tabel 3
9 Penduduk 10 tahun yang memiliki ijazah tertinggi Tabel 3
a. SMP/ MTs 18.817,0 18.891,0 37.708,0 % Tabel 3
b. SMA/ SMK/ MA 15.773,0 10.521,0 26.294,0 % Tabel 3
c. Sekolah menengah kejuruan 2.529,0 2.183,0 4.712,0 % Tabel 3
d. Diploma I/Diploma II 257,0 1.252,0 1.509,0 % Tabel 3
e. Akademi/Diploma III 257,0 256,0 513,0 % Tabel 3
f. Universitas/Diploma IV 1.500,0 1.477,0 2.977,0 % Tabel 3
g. S2/S3 (Master/Doktor) 0,0 0,0 0,0 % Tabel 3

B. DERAJAT KESEHATAN
B.1 Angka Kematian
10 Jumlah Lahir Hidup 2.916 2.679 5.595 Tabel 4
11 Angka Lahir Mati (dilaporkan) 17,9 8,9 13,6 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 4
12 Jumlah Kematian Neonatal 11,0 12,0 23,0 neonatal Tabel 5
13 Angka Kematian Neonatal (dilaporkan) 3,8 4,5 4,1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
14 Jumlah Bayi Mati 3,0 1,0 4,0 bayi Tabel 5
15 Angka Kematian Bayi (dilaporkan) 1,0 0,4 0,7 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
16 Jumlah Balita Mati 5,0 1,0 6,0 Balita Tabel 5
17 Angka Kematian Balita (dilaporkan) 1,7 0,4 1,1 per 1.000 Kelahiran Hidup Tabel 5
18 Kematian Ibu
Jumlah Kematian Ibu 4 Ibu Tabel 6
Angka Kematian Ibu (dilaporkan) 250,2 per 100.000 Kelahiran Hidup Tabel 6
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
B.2 Angka Kesakitan
19 Tuberkulosis
20 Jumlah kasus baru TB BTA+ 162 101 263 Kasus Tabel 7
21 Proporsi kasus baru TB BTA+ 61,60 38,40 % Tabel 7
22 CNR kasus baru BTA+ 55,69 34,72 90,40 per 100.000 penduduk Tabel 7
23 Jumlah seluruh kasus TB 211 131 342 Kasus Tabel 7
24 CNR seluruh kasus TB 72,53 45,03 117,56 per 100.000 penduduk Tabel 7
25 Kasus TB anak 0-14 tahun 5,0 % Tabel 7
26 Persentase BTA+ terhadap suspek 11,54 7,51 9,63 % Tabel 8
27 Angka kesembuhan BTA+ 86,5 87,8 87,0 % Tabel 9
28 Angka pengobatan lengkap BTA+ 33,5 23,5 29,6 % Tabel 9
29 Angka keberhasilan pengobatan (Success Rate) BTA+ 120,0 111,2 116,6 % Tabel 9
30 Angka kematian selama pengobatan 4,8 2,1 6,9 per 100.000 penduduk Tabel 9
31 Pneumonia Balita ditemukan dan ditangani 51,5 42,5 47,0 % Tabel 10
32 Jumlah Kasus HIV 8 2 10 Kasus Tabel 11
33 Jumlah Kasus AIDS 7 4 11 Kasus Tabel 11
34 Jumlah Kasus Syphilis 14 19 33 Kasus Tabel 11
35 Jumlah Kematian karena AIDS 0 1 1 Jiwa Tabel 11
36 Donor darah diskrining positif HIV 0,32 0,00 0,24 % Tabel 12
37 Persentase Diare ditemukan dan ditangani 9,8 10,2 10,0 % Tabel 13
38 Kusta
39 Jumlah Kasus Baru Kusta (PB+MB) 27 9 36 Kasus Tabel 14
40 Angka penemuan kasus baru kusta (NCDR) 9,3 3,1 12,4 per 100.000 penduduk Tabel 14
41 Persentase Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun 16,67 % Tabel 15
42 Persentase Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 16,67 % Tabel 15
43 Angka Cacat Tingkat 2 Penderita Kusta 2 per 100.000 penduduk Tabel 15
44 Angka Prevalensi Kusta 1,00 0,38 1,4 per 10.000 Penduduk Tabel 16
45 Penderita Kusta PB Selesai Berobat (RFT PB) 100,0 100,0 100,0 % Tabel 17
46 Penderita Kusta MB Selesai Berobat (RFT MB) 29,2 0,0 21,9 % Tabel 17
47 Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
48 AFP Rate (non polio) < 15 th 1,0 per 100.000 penduduk <15 tahun Tabel 18
49 Jumlah Kasus Difteri 0 0 0 Kasus Tabel 19
50 Case Fatality Rate Difteri 0 % Tabel 19
51 Jumlah Kasus Pertusis 0 0 0 Kasus Tabel 19
52 Jumlah Kasus Tetanus (non neonatorum) 0 0 0 Kasus Tabel 19
53 Case Fatality Rate Tetanus (non neonatorum) 0 % Tabel 19
54 Jumlah Kasus Tetanus Neonatorum 0 1 1 Kasus Tabel 19
55 Case Fatality Rate Tetanus Neonatorum 100 % Tabel 19
56 Jumlah Kasus Campak 0 0 0 Kasus Tabel 20
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
57 Case Fatality Rate Campak 0 % Tabel 20
58 Jumlah Kasus Polio 0 0 0 Kasus Tabel 20
59 Jumlah Kasus Hepatitis B 0 0 0 Kasus Tabel 20
60 Incidence Rate DBD 7,9 0,0 11,7 per 100.000 penduduk Tabel 21
61 Case Fatality Rate DBD 0 0 0 % Tabel 21
62 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasit Incidence ) 0,9 0,53 0,57 per 1.000 penduduk berisiko Tabel 22
63 Case Fatality Rate Malaria 0,00 0,00 0,00 % Tabel 22
64 Angka Kesakitan Filariasis 0 0 0 per 100.000 penduduk Tabel 23
65 Persentase Hipertensi/tekanan darah tinggi 11,4 12,7 12,0 % Tabel 24
66 Persentase obesitas 0,00 0,00 0,0 % Tabel 25
67 Persentase IVA+ pada perempuan usia 30-50 tahun 0,00 % Tabel 26
68 Persentase Deteksi Dini CA Serviks dengan Metode IV +
dan Kanker Payudara dengan CBE 0,00 % Tabel 26
69 Jumlah penderita dan kematian menurut KLB 3 1 4 Tabel 27
70 Desa/Kelurahan terkena KLB ditangani < 24 jam 100,0 % Tabel 28

C. UPAYA KESEHATAN
C.1 Pelayanan Kesehatan
71 Kunjungan Ibu Hamil (K1) 100,6 % Tabel 29
72 Kunjungan Ibu Hamil (K4) 84,1 % Tabel 29
73 Persalinan ditolong Tenaga Kesehatan 91,6 % Tabel 29
74 Pelayanan Ibu Nifas 93,2 % Tabel 29
75 Ibu Nifas Mendapat Vitamin A 94,3 % Tabel 29
76 Ibu hamil dengan imunisasi TT2+ 51,1 % Tabel 30
77 Ibu Hamil Mendapat Tablet Fe3 77,9 % Tabel 31
78 Penanganan komplikasi kebidanan 47,3 % Tabel 32
79 Penanganan komplikasi Neonatal 68,4 72,7 70,4 % Tabel 32
80 Peserta KB Baru 29,7 % Tabel 35
81 Peserta KB Aktif 64,5 % Tabel 35
82 Bayi baru lahir ditimbang 98,3 100,7 99,5 % Tabel 36
83 Berat Badan Bayi Lahir Rendah (BBLR) 2,5 2,1 2,3 % Tabel 36
84 Kunjungan Neonatus 1 (KN 1) 101,6 97,5 99,6 % Tabel 37
85 Kunjungan Neonatus 3 kali (KN Lengkap) 97,2 96,2 96,7 % Tabel 37
86 Bayi yang diberi ASI Eksklusif 67,4 60,3 63,9 % Tabel 38
87 Pelayanan kesehatan bayi 96,0 103,1 99,5 % Tabel 39
88 Desa/Kelurahan UCI 87,4 % Tabel 40
89 Cakupan Imunisasi Campak Bayi 92,8 96,8 94,7 % Tabel 41
90 Imunisasi dasar lengkap pada bayi 91,6 95,8 93,6 % Tabel 42
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
91 Bayi Mendapat Vitamin A 99,2 101,7 100,4 % Tabel 43
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
92 Anak Balita Mendapat Vitamin A 87,7 88,3 88,0 % Tabel 43
93 Baduta ditimbang 87,4 82,4 84,9 % Tabel 44
94 Baduta berat badan di bawah garis merah (BGM) 7,3 8,1 7,6 % Tabel 44
95 Pelayanan kesehatan anak balita 79,0 73,1 75,9 % Tabel 45
96 Balita ditimbang (D/S) 79,6 79,4 79,5 % Tabel 46
97 Balita berat badan di bawah garis merah (BGM) 7,9 9,0 8,5 % Tabel 46
98 Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan 100,0 100,0 100,0 % Tabel 47
99 Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat 85,7 89,6 87,5 %
Tabel 48
100 Rasio Tumpatan/Pencabutan Gigi Tetap 0,12 Tabel 50
101 Murid SD/MI Diperiksa (UKGS) 13,85 14,83 14,33 % Tabel 49
102 Murid SD/MI Mendapat Perawatan (UKGS) 68,24 49,15 57,58 % Tabel 49
103 Pelayanan Kesehatan Usila (60 tahun +) 30,31 37,01 33,62 % Tabel 51

C.2 Akses dan Mutu Pelayanan Kesehatan


Persentase

104 Peserta Jaminan Pemeliharaan Kesehatan - - 60,4 % Tabel 52


105 Cakupan Kunjungan Rawat Jalan 2,1 2,3 2,2 % Tabel 53
106 Cakupan Kunjungan Rawat Inap 1,7 2,1 1,9 % Tabel 53
107 Angka kematian kasar/Gross Death Rate (GDR) di RS 1,1 0,9 1,0 per 100.000 pasien keluar Tabel 54
108 Angka kematian murni/Nett Death Rate (NDR) di RS 0,4 0,3 0,3 per 100.000 pasien keluar Tabel 54
109 Bed Occupation Rate (BOR) di RS 17,0 % Tabel 55
110 Bed Turn Over (BTO) di RS 18,2 Kali Tabel 55
111 Turn of Interval (TOI) di RS 16,6 Hari Tabel 55
112 Average Length of Stay (ALOS) di RS 4,0 Hari Tabel 55

C.3 Perilaku Hidup Masyarakat


113 Rumah Tangga ber-PHBS 23,9 % Tabel 56

C.4 Keadaan Lingkungan


114 Persentase rumah sehat 65,9 % Tabel 57
115 Penduduk yang memiliki akses air minum yang layak 63,8 % Tabel 58
116 Penyelenggara air minum memenuhi syarat kesehatan 97,0 % Tabel 59
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
117 Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 55,5
(jamban sehat) % Tabel 60
118 Desa STBM 92,8 % Tabel 61
119 Tempat-tempat umum memenuhi syarat 96,5 % Tabel 62
120 TPM memenuhi syarat higiene sanitasi 75,6 % Tabel 63
121 TPM tidak memenuhi syarat higiene sanitasi 100,0 % Tabel 63
122 TPM memenuhi syarat diuji petik 29,5 % Tabel 64

D. SUMBERDAYA KESEHATAN
D.1 Sarana Kesehatan
123 Jumlah Rumah Sakit Umum 1,00 RS Tabel 66
124 Jumlah Rumah Sakit Khusus - RS Tabel 66
125 Jumlah Puskesmas Rawat Inap - Tabel 66
126 Jumlah Puskesmas non-Rawat Inap - Tabel 66
127 Jumlah Puskesmas Keliling - Tabel 66
128 Jumlah Puskesmas pembantu 71,00 Tabel 66
129 Jumlah Apotek 9,00 Tabel 66
130 RS dengan kemampuan pelayanan gadar level 1 100,00 % Tabel 67
131 Jumlah Posyandu 451,00 Posyandu Tabel 68
132 Posyandu Aktif 23,50 % Tabel 68
133 Rasio posyandu per 100 balita 1,31 per 100 balita Tabel 68
134 Jumlah Desa Siaga 61,00 Desa Tabel 69
135 Persentase Desa Siaga 36,53 % Tabel 69

D.2 Tenaga Kesehatan


136 Jumlah Dokter Spesialis - 5,00 5,00 Orang Tabel 70
137 Jumlah Dokter Umum 11,00 25,00 36,00 Orang Tabel 70
138 Rasio Dokter (spesialis+umum) 14,09 per 100.000 penduduk Tabel 70
139 Jumlah Dokter Gigi + dokter Gigi Spesialis 1,00 8,00 9,00 Orang Tabel 70
140 Rasio Dokter Gigi (termasuk Dokter Gigi Spesialis)
141 Jumlah Bidan 222,00 Orang Tabel 71
142 Rasio Bidan per 100.000 penduduk 156,22 per 100.000 penduduk Tabel 71
143 Jumlah Perawat 48,00 114,00 162,00 Orang Tabel 71
144 Rasio Perawat per 100.000 penduduk 55,69 per 100.000 penduduk Tabel 71
145 Jumlah Perawat Gigi 5,00 37,00 42,00 Orang Tabel 71
146 Jumlah Tenaga Kefarmasian 5,00 15,00 20,00 Orang Tabel 72
147 Jumlah Tenaga Kesehatan kesehatan 11,00 15,00 26,00 Orang Tabel 73
ANGKA/NILAI
NO INDIKATOR No. Lampiran
L P L+P Satuan
148 Jumlah Tenaga Sanitasi 14,00 26,00 40,00 Orang Tabel 73
149 Jumlah Tenaga Gizi 2,00 10,00 12,00 Orang Tabel 74

D.3 Pembiayaan Kesehatan


150 Total Anggaran Kesehatan 104.256.335.114,00 Rp Tabel 79
151 APBD Kesehatan thd APBD Kab/Kota 6,95 % Tabel 79
152 Anggaran Kesehatan Perkapita 358.386,19 Rp Tabel 79
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KECAMATAN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


WILAYAH JUMLAH KEPALA JIWA/RUMAH PENDUDUK
NO KECAMATAN DESA +
2 DESA KELURAHAN PENDUDUK 2
(km ) KELURAHAN KELUARGA TANGGA per km
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sojol Utara 139,1 5 0 5 9.786 2.663 3,7 70,4
2 Sojol 705,4 9 0 9 26.670 6.707 4,0 37,8
3 Dampelas 732,8 13 0 13 29.997 7.251 4,1 40,9
4 Balaesang 314,2 13 0 13 23.710 5.684 4,2 75,5
5 Balaesang Tanjung 188,9 8 0 8 10.873 2.497 4,4 57,6
6 Sirenja 286,9 13 0 13 20.953 4.821 4,3 73,0
7 Sindue Tobata 211,9 6 0 6 9.186 2.387 3,8 43,3
8 Sindue Tambusabora 211,6 6 0 6 12.026 3.079 3,9 56,8
9 Sindue 177,2 13 0 13 19.118 4.749 4,0 107,9
10 Labuan 126,0 7 0 7 14.039 3.618 3,9 111,4
11 Tanantovea 302,6 10 0 10 15.806 3.922 4,0 52,2
12 Banawa 99,0 5 9 14 33.220 8.318 4,0 335,4
13 Banawa Tengah 74,6 8 0 8 10.564 2.569 4,1 141,5
14 Banawa Selatan 430,7 19 0 19 24.645 6.097 4,0 57,2
15 Rio Pakava 872,2 14 0 14 23.635 5.799 4,1 27,1
16 Pinembani 402,6 9 0 9 6.677 1.549 4,3 16,6
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.276 158 9 167 290.905 71.710 4,1 55,1

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2014 17,02


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
1 0-4 17.599 16.854 34.453 104,4
2 5-9 19.260 18.214 37.474 105,7
3 10 - 14 16.509 15.676 32.185 105,3
4 15 - 19 12.783 12.117 24.900 105,5
5 20 - 24 10.854 10.609 21.463 102,3
6 25 - 29 11.612 12.051 23.663 96,4
7 30 - 34 11.864 11.553 23.417 102,7
8 35 - 39 11.412 11.040 22.452 103,4
9 40 - 44 9.934 8.987 18.921 110,5
10 45 - 49 7.528 7.151 14.679 105,3
11 50 - 54 6.222 5.737 11.959 108,5
12 55 - 59 4.470 3.731 8.201 119,8
13 60 - 64 3.436 3.145 6.581 109,3
14 65 - 69 2.352 2.126 4.478 110,6
15 70 - 74 1.505 1.500 3.005 100,3
16 75+ 1.464 1.620 3.084 90,4
JUMLAH 148.804 142.111 290.915 104,7
ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 65,1

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2014


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 111.945 107.033 218.978
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK
2 4.365 5.694 10.059 3,9 5,3 4,6
HURUF
3 PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 31.893 31.895 63.788 28,5 29,8 29,1
b. SD/MI 40.927 40.522 81.449 36,6 37,9 37,2
c. SMP/ MTs 18.817 18.891 37.708 16,8 17,6 17,2
d. SMA/ MA 15.773 10.521 26.294 14,1 9,8 12,0
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 2.529 2.183 4.712 2,3 2,0 2,2
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 257 1.252 1.509 0,2 1,2 0,7
g. AKADEMI/DIPLOMA III 257 256 513 0,2 0,2 0,2
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV
1.500 1.477 2.977 1,3 1,4 1,4
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR)

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2014


TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 103 5 108 90 0 90 193 5 198
2 Sojol Balukang 263 5 268 264 3 267 527 8 535
3 Dampelas Sabang 328 2 330 229 2 231 557 4 561
4 Balaesang Tambu 247 5 252 252 4 256 499 9 508
5 Balaesang Tanjung Malei 102 0 102 97 0 97 199 0 199
6 Sirenja Tompe 203 4 207 228 2 230 431 6 437
7 Sindue Tobata
Batusuya 188 1 189 168 2 170 356 3 359
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 258 8 266 166 3 169 424 11 435
10 Labuan Labuan 157 4 161 130 2 132 287 6 293
11 Tanantovea Wani 144 2 146 144 2 146 288 4 292
12 Banawa
Donggala 436 4 440 463 0 463 899 4 903
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 240 3 243 240 0 240 480 3 483
15 Rio Pakava Lalundu 113 4 117 90 1 91 203 5 208
Lalundu Despot 114 3 117 97 1 98 211 4 215
16 Pinembani Pinembani 20 3 23 21 2 23 41 5 46
JUMLAH (KAB/KOTA) 2.916 53 2.969 2.679 24 2.703 5.595 77 5.672
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 17,9 8,9 13,6

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2014

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
ANAK ANAK ANAK
NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA NEONATAL BAYI BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sojol Balukang 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0
4 Balaesang Tambu 2 0 0 0 3 0 0 0 5 0 0 0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sirenja Tompe 0 1 1 2 0 0 0 0 0 1 1 2
7 Sindue Tobata
Batusuya 2 1 0 1 0 0 0 0 2 1 0 1
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 0 0 0 0 3 1 0 1 3 1 0 1
10 Labuan Labuan 3 0 1 1 1 0 0 0 4 0 1 1
11 Tanantovea Wani 0 0 0 0 2 0 0 0 2 0 0 0
12 Banawa
Donggala 0 1 0 1 2 0 0 0 2 1 0 1
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lalundu Despot 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
16 Pinembani Pinembani 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 3 2 5 12 1 0 1 23 4 2 6
ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 3,8 1,0 0,7 1,7 4,5 0,4 0,0 0,4 4,1 0,7 0,4 1,1

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014

Keterangan : Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 6

JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH ≥35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Sojol Utara Ogoamas 193 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
2 Sojol Balukang 527 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Dampelas Sabang 557 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Balaesang Tambu 499 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 1
5 Balaesang Tanjung Malei 199 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sirenja Tompe 431 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1
7 Sindue Tobata
Batusuya 356 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 1
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 424 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Labuan Labuan 287 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Tanantovea Wani 288 0 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 1 1 2
12 Banawa
Donggala 899 0 0 0 0 0 2 2 4 0 0 0 0 0 2 2 4
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 480 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 1 1
15 Rio Pakava Lalundu 203 0 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 1
Lalundu Despot 211 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Pinembani Pinembani 41 0 0 0 0 1 0 1 2 0 0 0 0 1 0 1 2
JUMLAH (KAB/KOTA) 5.595 0 0 1 1 2 4 4 10 1 1 1 3 3 5 6 14
ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 250,2

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS PADA TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU BTA+ KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KECAMATAN PUSKESMAS 0-14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sojol Utara Ogoamas 5.000 4.786 9.786 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
2 Sojol Balukang 13.689 12.981 26.670 3 75,0 1 25,0 4 7 77,8 2 22,2 9 0 0,0
3 Dampelas Sabang 15.355 14.642 29.997 13 56,5 10 43,5 23 15 57,7 11 42,3 26 0 0,0
4 Balaesang Tambu 11.996 11.714 23.710 12 57,1 9 42,9 21 13 59,1 9 40,9 22 0 0,0
5 Balaesang Tanjung Malei 5.561 5.312 10.873 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 2 66,7 1 33,3 3 0 0,0
6 Tompe Tompe 10.629 10.324 20.953 28 70,0 12 30,0 40 29 70,7 12 29,3 41 0 0,0
7 Sindue Tobata 4.747 4.439 9.186
Batusuya 10 55,6 8 44,4 18 12 50,0 12 50,0 24 0 0,0
8 Sindue Tambusabora 6.128 5.898 12.026
9 Sindue Toaya 9.687 9.431 19.118 18 66,7 9 33,3 27 23 63,9 13 36,1 36 4 11,1
10 Labuan Labuan 7.207 6.832 14.039 7 46,7 8 53,3 15 14 53,8 12 46,2 26 5 19,2
11 Tanantovea Wani 8.052 7.754 15.806 8 61,5 5 38,5 13 15 57,7 11 42,3 26 2 7,7
12 Banawa 16.937 16.283 33.220
Donggala 42 63,6 24 36,4 66 53 64,6 29 35,4 82 4 4,9
13 Banawa Tengah 5.457 5.107 10.564
14 Banawa Selatan Lembasada 12.710 11.935 24.645 14 66,7 7 33,3 21 23 60,5 15 39,5 38 2 5,3
15 Rio Pakava Lalundu
12.422 11.213 23.635 7 46,7 8 53,3 15 5 55,6 4 44,4 9 0 0,0
Lalundu Despot
16 Pinembani Pinembani 3.228 3.459 6.687 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 148.805 142.110 290.915 162 61,6 101 38,4 263 211 61,7 131 38,3 342 17 5,0

CNR KASUS BARU BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 55,69 34,72 90,40

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 72,53 45,03 117,56


223 146 269 175 21
Sumber : Seksi P2P, Program TB Paru. Dinkes Kab. Donggala. 2014
Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
Catatan : Jumlah kolom 6 = jumlah kolom 7 pada Tabel 1, yaitu sebesar : 290.905
TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 Sojol Balukang 35 8 43 3 1 4 8,57 12,50 9,30
3 Dampelas Sabang 78 47 125 13 10 23 16,67 21,28 18,40
4 Balaesang Tambu 74 75 149 12 9 21 16,22 12,00 14,09
5 Balaesang Tanjung Malei 46 30 76 0 0 0 0,00 0,00 0,00
6 Tompe Tompe 355 293 648 28 12 40 7,89 4,10 6,17
7 Sindue Tobata
Batusuya 84 69 153 10 8 18 11,90 11,59 11,76
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 125 104 229 18 9 27 14,40 8,65 11,79
10 Labuan Labuan 97 94 191 7 8 15 7,22 8,51 7,85
11 Tanantovea Wani 51 42 93 8 5 13 15,69 11,90 13,98
12 Banawa
Donggala 379 437 816 42 24 66 11,08 5,49 8,09
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 83 79 162 14 7 21 16,87 8,86 12,96
15 Rio Pakava Lalundu
84 67 151 17 8 25 20,24 11,94 16,56
Lalundu Despot
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 1.491 1.345 2.836 172 101 273 11,54 7,51 9,63

Sumber : Seksi P2P, Program TB Paru. Dinkes Kab. Donggala. 2014


Keterangan :
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA KEBERHASILAN
(COMPLETE RATE) JUMLAH KEMATIAN
BTA (+) DIOBATI PENGOBATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS SELAMA PENGOBATAN
L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 0 0
2 Sojol Balukang 17 9 26 14 82,4 7 77,8 21 80,8 6 35,3 1 11,1 7 26,9 117,6 88,9 107,7 1 1 2
3 Dampelas Sabang 4 4 8 3 75,0 3 75,0 6 75,0 3 75,0 4 100,0 7 87,5 150,0 175,0 162,5 0 0 0
4 Balaesang Tambu 11 5 16 12 109,1 4 80,0 16 100,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 109,1 80,0 100,0 0 0 0
5 Balaesang Tanjung Malei 2 2 4 2 100,0 2 100,0 4 100,0 11 550,0 0 0,0 11 275,0 650,0 100,0 375,0 0 0 0
6 Tompe Tompe 21 10 31 18 85,7 10 100,0 28 90,3 1 4,8 3 30,0 4 12,9 90,5 130,0 103,2 3 0 3
7 Sindue Tobata
Batusuya 6 4 10 5 83,3 2 50,0 7 70,0 1 16,7 5 125,0 6 60,0 100,0 175,0 130,0 0 0 0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 21 10 31 19 90,5 11 110,0 30 96,8 2 9,5 2 20,0 4 12,9 100,0 130,0 109,7 0 0 0
10 Labuan Labuan 9 4 13 7 77,8 2 50,0 9 69,2 5 55,6 1 25,0 6 46,2 133,3 75,0 115,4 2 0 2
11 Tanantovea Wani 9 5 14 5 55,6 5 100,0 10 71,4 9 100,0 3 60,0 12 85,7 155,6 160,0 157,1 1 0 1
12 Banawa
Donggala 38 29 67 35 92,1 25 86,2 60 89,6 3 7,9 1 3,4 4 6,0 100,0 89,7 95,5 5 3 8
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 9 13 22 6 66,7 13 100,0 19 86,4 7 77,8 3 23,1 10 45,5 144,4 123,1 131,8 2 0 2
15 Rio Pakava Lalundu 8 3 11 8 100,0 2 66,7 10 90,9 2 25,0 0 0,0 2 18,2 125,0 66,7 109,1 0 1 1
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0! 0 1 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 155 98 253 134 86,5 86 87,8 220 87,0 52 33,5 23 23,5 75 29,6 120,0 111,2 116,6 14 6 20
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 4,8 2,1 6,9

Sumber : Seksi P2P, Program TB Paru Dinkes Kab. Donggala, 2014.

Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KECAMATAN PUSKESMAS
PENDERITA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sojol Utara Ogoamas 476 480 956 48 48 96 2 4,2 2 4,2 4 4,2
2 Sojol Balukang 1.301 1.297 2.598 130 130 260 6 4,6 11 8,5 17 6,5
3 Dampelas Sabang 1.478 1.475 2.953 148 148 295 83 56,2 74 50,2 157 53,2
4 Balaesang Tambu 1.164 1.166 2.330 116 117 233 12 10,3 16 13,7 28 12,0
5 Balaesang Tanjung Malei 532 526 1.058 53 53 106 56 105,3 59 112,2 115 108,7
6 Sirenja Tompe 1.034 1.031 2.065 103 103 207 71 68,7 41 39,8 112 54,2
7 Sindue Tobata
Batusuya 1.024 1.029 2.053 102 103 205 93 90,8 74 71,9 167 81,3
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 944 940 1.884 94 94 188 89 94,3 72 76,6 161 85,5
10 Labuan Labuan 680 681 1.361 68 68 136 16 23,5 20 29,4 36 26,5
11 Tanantovea Wani 774 778 1.552 77 78 155 27 34,9 20 25,7 47 30,3
12 Banawa
Donggala 2.150 2.151 4.301 215 215 430 143 66,5 104 48,3 247 57,4
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 1.208 1.212 2.420 121 121 242 105 86,9 77 63,5 182 75,2
15 Rio Pakava Lalundu 576 578 1.154 58 58 115 5 8,7 12 20,8 17 14,7
Lalundu Despot 558 559 1.117 56 56 112 7 12,5 5 8,9 12 10,7
16 Pinembani Pinembani 302 305 607 30 31 61 17 56,3 17 55,7 34 56,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 14.201 14.208 28.409 1.420 1.421 2.841 732 51,5 604 42,5 1.336 47,0

Sumber : Seksi P2P, Program Pneumonia. Dinkes Kab. Donggala. 2014


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

HIV AIDS SYPHILIS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS


NO KELOMPOK UMUR
PROPORSI PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 < 1 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
2 1 - 4 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
3 5 - 14 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
4 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0 0,0 0 0 0
5 20 - 29 TAHUN 3 1 4 40,0 1 1 2 18,2 4 6 10 30,3 0 0 0
6 30 - 39 TAHUN 2 0 2 20,0 2 2 4 36,4 3 7 10 30,3 0 1 1
7 40 - 49 TAHUN 2 0 2 20,0 2 1 3 27,3 5 5 10 30,3 0 0 0
8 50 - 59 TAHUN 1 1 2 20,0 1 0 1 9,1 2 1 3 9,1 0 0 0
9 ≥ 60 TAHUN 0 0 0 0,0 1 0 1 9,1 0 0 0 0,0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 8 2 10 7 4 11 14 19 33 0 1 1
PROPORSI JENIS KELAMIN 80,0 20,0 63,6 36,4 42,4 57,6 0 100
3
Sumber : Seksi P2P, Program HIV-AIDS. Dinkes Kab. Donggala. 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING TERHADAP
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

RSUD Kabelota 313 97 410 313 100,0 97 100 410 100 1 0,32 0 0 1 0,24

0
JUMLAH 313 97 410 313 100,0 97 100 410 100 1 0,32 0 - 1 0,24

Sumber : Seksi P2P, Program HIV-AIDS. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH PERKIRAAAN DIARE DITANGANI
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sojol Utara Ogoamas 5.000 4.786 9.786 14 13 27 114 8,4 110 8,5 224 8,4
2 Sojol Balukang 13.689 12.981 26.670 37 35 72 142 3,8 162 4,6 304 4,2
3 Dampelas Sabang 15.355 14.642 29.997 42 40 81 424 10,2 428 10,8 852 10,5
4 Balaesang Tambu 11.996 11.714 23.710 33 32 64 153 4,7 176 5,5 329 5,1
5 Balaesang Tanjung Malei 5.561 5.312 10.873 15 14 30 269 17,8 219 15,2 488 16,5
6 Tompe Tompe 10.629 10.324 20.953 29 28 57 242 8,4 254 9,1 496 8,7
7 Sindue Tobata 4.747 4.439 9.186 13 12 25
Batusuya 266 20,6 195 16,2 461 18,5
8 Sindue Tambusabora 6.128 5.898 12.026 17 16 33
9 Sindue Toaya 9.687 9.431 19.118 26 26 52 320 12,2 359 14,0 679 13,1
10 Labuan Labuan 7.207 6.832 14.039 20 19 38 183 9,4 175 9,4 358 9,4
11 Tanantovea Wani 8.052 7.754 15.806 22 21 43 46 2,1 34 1,6 80 1,9
12 Banawa 16.937 16.283 33.220 46 44 90
Donggala 506 11,0 701 15,9 1.207 13,4
13 Banawa Tengah 5.457 5.107 10.564 15 14 29
14 Banawa Selatan Lembasada 12.710 11.935 24.645 34 32 67 1.055 30,6 948 29,3 2.003 29,9
15 Rio Pakava Lalundu 12.422 11.213 23.635 34 30 64
209 6,2 165 5,4 374 5,8
Lalundu Despot 0 0 0 0 0 0
16 Pinembani Pinembani 3.228 3.459 6.687 9 9 18 15 1,7 26 2,8 41 2,3
JUMLAH (KAB/KOTA) 148.805 142.110 290.915 404 386 790 3.944 9,8 3.952 10,2 7.896 10,0
ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 27,1

Sumber : Badan Pusat Statistik Kab. Donggala dan Seksi P2P, Program Diare. Dinkes Kab. Donggala. 2014
Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 14

JUMLAH KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KASUS BARU
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sojol Balukang 0 0 0 1 0 1 1 0 1
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Balaesang Tambu 0 0 0 1 1 2 1 1 2
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tompe Tompe 0 0 0 3 0 3 3 0 3
7 Sindue Tobata
Batusuya 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 0 0 0 2 0 2 2 0 2
10 Labuan Labuan 4 2 6 6 3 9 10 5 15
11 Tanantovea Wani 0 0 0 2 0 2 2 0 2
12 Banawa
Donggala 1 1 2 4 1 5 5 2 7
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0 0 0 1 1 0 1 1
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 2 0 2 2 0 2
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 3 8 22 6 28 27 9 36
PROPORSI JENIS KELAMIN 62,5 37,5 78,6 21,4 75,0 25,0
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 9,3 3,1 12,4

Sumber : Seksi P2P, Program Kusta. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA KUSTA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
L P L+P JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sojol Utara Ogoamas - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Sojol Balukang 1 - 1 1 100,0 0 0
3 Dampelas Sabang - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
4 Balaesang Tambu 1 1 2 - 0,0 0 0
5 Balaesang Tanjung Malei - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 Tompe Tompe 3 - 3 - 0,0 0 0
7 Sindue Tobata
Batusuya 1 - 1 - 0,0 0 0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 2 - 2 0,0 0
10 Labuan Labuan 10 5 15 2 13,3 6 40
11 Tanantovea Wani 2 - 2 - 0,0 0 0
12 Banawa
Donggala 5 2 7 1 14,3 0 0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada - 1 1 - 0,0 0 0
15 Rio Pakava Lalundu 2 - 2 2 100,0 0 0
16 Pinembani Pinembani - - - - #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 27 9 36 6 16,7 6 16,67
ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 2

Sumber : Seksi P2P, Program Kusta. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KASUS TERCATAT
NO KECAMATAN PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sojol Balukang 0 0 0 1 0 1 1 0 1
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 1 1 0 1 1
4 Balaesang Tambu 0 0 0 1 1 2 1 1 2
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Sirenja Tompe 0 0 0 3 0 3 3 0 3
7 Sindue Tobata
Batusuya 0 0 0 1 0 1 1 0 1
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 0 4 0 4 4 0 4
10 Labuan Labuan 4 2 6 6 3 9 10 5 15
11 Tanantovea Wani 0 0 0 2 1 3 2 1 3
12 Banawa
Donggala 1 1 2 4 1 5 5 2 7
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0 0 0 1 1 0 1 1
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 2 0 2 2 0 2
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 3 8 24 8 32 29 11 40
ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 1,0 0,4 1,4

Sumber : Seksi P2P, Program Kusta. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


RFT PB RFT MB
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDERITA PB PENDERITA MB
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Sojol Balukang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 0 0 #DIV/0! 0 0
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 0 0 0 0
4 Balaesang Tambu 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 1 2 0 0 0 0 0 0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 Tompe Tompe 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 3 0 3 0 0 0 #DIV/0! 0 0
7 Sindue Tobata
Batusuya 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 1 0 1 0 0 0 #DIV/0! 0 0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 4 0 4 3 75 0 #DIV/0! 3 75
10 Labuan Labuan 4 2 6 4 100,0 2 100 6 100 6 3 9 1 17 0 0 1 11
11 Tanantovea Wani 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 1 3 0 0 0 0 0
12 Banawa
Donggala 1 1 2 1 100 1 100 2 100 4 1 5 2 50 0 0 2 40
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 1 1 0 #DIV/0! 0 0 0 0
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 0 2 1 50 0 #DIV/0! 1 50
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 0 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 5 3 8 5 100 3 100 8 100 24 8 32 7 29,2 0 0,0 7 21,9

Sumber : Seksi P2P, Program Kusta. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KECAMATAN PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 Sojol Utara Ogoamas 3.131 0
2 Sojol Balukang 9.645 0
3 Dampelas Sabang 10.136 0
4 Balaesang Tambu 8.824 0
5 Balaesang Tanjung Malei 4.153 0
6 Sirenja Tompe 7.651 0
7 Sindue Tobata
Batusuya 7.914 0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 6.362 1
10 Labuan Labuan 4.616 0
11 Tanantovea Wani 4.995 0
12 Banawa
Donggala 14.408 0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 8.968 0
15 Rio Pakava Lalundu 7.978 0
Lalundu Despot 0
16 Pinembani Pinembani 2.394 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 101.175 1


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 1,0

Sumber : Seksi P2P, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala. 2014


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS

Catatan : Jumlah penduduk < 15 tahun kolom 4 = jumlah penduduk < 15 tahun pada tabel 2, yaitu sebesar : 104.112
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KECAMATAN PUSKESMAS PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sojol Balukang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Balaesang Tambu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tompe Tompe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sindue Tobata
Batusuya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Labuan Labuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Tanantovea Wani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Banawa
Donggala 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lalundu Despot 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1
CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0! #DIV/0! 100,0

Sumber : Seksi P2P, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I


CAMPAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 Sojol Balukang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 Balaesang Tambu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Tompe Tompe 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 Sindue Tobata 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Batusuya
8 Sindue Tambusabora 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 Sindue Toaya 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
10 Labuan Labuan 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 Tanantovea Wani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 Banawa 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Donggala
13 Banawa Tengah 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

CASE FATALITY RATE (%) #DIV/0!

Sumber : Seksi P2P, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 Sojol Balukang 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
4 Balaesang Tambu 5 1 6 0 0 0 0,0 0,0 0,0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 Tompe Tompe 2 1 3 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 0 2 2 0 0 0 #DIV/0! 0,0 0,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 1 1 2 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 Labuan Labuan 5 3 8 0 0 0 0,0 0,0 0,0
11 Tanantovea Wani 2 2 4 0 0 0 0,0 0,0 0,0
12 Banawa
Donggala 8 0 8 0 0 0 0,0 #DIV/0! 0,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 1 1 0 0 0 #DIV/0! 0,0 0,0
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
Lalundu Despot 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
JUMLAH (KAB/KOTA) 23 11 34 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 7,9 3,8 11,7

Sumber : Seksi P2P, Program DBD. Dinkes Kab. Donggala. 2014


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KECAMATAN PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 Sojol Utara Ogoamas 52 76 128 52 76 128 - 0,0 - - - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
2 Sojol Balukang 149 164 313 149 164 313 43 28,9 17 10,4 60 19,2 0 0 0 0,00 0,00 0,00
3 Dampelas Sabang 760 724 1.484 760 724 1.484 30 3,9 10 1,4 40 2,7 0 0 0 0,00 0,00 0,00
4 Balaesang Tambu 243 225 468 243 225 468 3 1,2 - - 3 0,6 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
5 Balaesang Tanjung Malei 32 22 54 32 22 54 - 0,0 - - - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
6 Tompe Tompe 152 209 361 152 209 361 54 35,5 53 25,4 107 29,6 0 0 0 0,00 0,00 0,00
7 Sindue Tobata
Batusuya 271 298 569 271 298 569 36 13,3 17 5,7 53 9,3 0 0 0 0,00 0,00 0,00
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 286 420 706 286 420 706 7 2,4 3 0,7 10 1,4 0 0 0 0,00 0,00 0,00
10 Labuan Labuan 188 232 420 188 232 420 2 1,1 4 1,7 6 1,4 0 0 0 0,00 0,00 0,00
11 Tanantovea Wani 75 95 170 75 95 170 - 0,0 - - - - 0 0 0 #DIV/0! #DIV/0! #DIV/0!
12 Banawa
Donggala 579 865 1.444 579 865 1.444 4 0,7 4 0,5 8 0,6 0 0 0 0,00 0,00 0,00
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 438 652 1.090 438 652 1.090 50 11,4 37 5,7 87 8,0 0 0 0 0,00 0,00 0,00
15 Rio Pakava Lalundu 89 103 192 89 103 192 17 19,1 - - 17 8,9 0 0 0 0,00 #DIV/0! 0,00
Lalundu Despot 95 106 201 95 106 201 8 8,4 5 4,7 13 6,5 0 0 0 0,00 0,00 0,00
16 Pinembani Pinembani 53 80 133 53 80 133 2 3,8 4 5,0 6 4,5 0 0 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.462 4.271 7.733 3.462 4.271 7.733 256 7,4 154 3,6 166 2,1 0 0 0 0,0 0,0 0,0
JUMLAH PENDUDUK BERISIKO 290.905
ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO 0,9 0,53 0,57

Sumber : Seksi P2P, Program Malaria. Dinkes Kab. Donggala. 2014


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PENDERITA FILARIASIS
NO KECAMATAN PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0
2 Sojol Balukang 0 0 0 0 0 0
3 Dampelas Sabang 0 0 0 0 0 0
4 Balaesang Tambu 0 0 0 0 0 0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 0 0 0 0
6 Tompe Tompe 0 0 0 0 0 0
7 Sindue Tobata
Batusuya 0 0 0 0 0 0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 0 0 0 0 0 0
10 Labuan Labuan 0 0 0 0 0 0
11 Tanantovea Wani 0 0 0 0 0 0
12 Banawa
Donggala 0 0 0 0 0 0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0 0 0 0 0
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 0 0 0 0
Lalundu Despot 0 0 0 0 0 0
16 Pinembani Pinembani 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 0 0 0

Sumber : Seksi P2P, Program Filariasis. Dinkes Kab. Donggala. 2014


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 24

CAKUPAN PENGUKURAN HIPERTENSI/TEKANAN DARAH MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH


JUMLAH PENDUDUK ≥ 15 TAHUN
NO KECAMATAN PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 5.000 4.786 9.786 1.127 22,5 1.247 26,1 2.374 24,3
2 Sojol Balukang 13.689 12.981 26.670 2.185 16,0 1.257 9,7 3.442 12,9
3 Dampelas Sabang 15.355 14.642 29.997 3.117 20,3 2.779 19,0 5.896 19,7
4 Balaesang Tambu 11.996 11.714 23.710 879 7,3 786 6,7 1.665 7,0
5 Balaesang Tanjung Malei 5.561 5.312 10.873 677 12,2 843 15,9 1.520 14,0
6 Tompe Tompe 10.629 10.324 20.953 901 8,5 1.006 9,7 1.907 9,1
7 Sindue Tobata
Batusuya 10.875 10.337 21.212 775 7,1 884 8,6 1.659 7,8
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 9.687 9.431 19.118 699 7,2 1.317 14,0 2.016 10,5
10 Labuan Labuan 7.207 6.832 14.039 911 12,6 1.075 15,7 1.986 14,1
11 Tanantovea Wani 8.052 7.754 15.806 978 12,1 775 10,0 1.753 11,1
12 Banawa
Donggala 22.394 21.390 43.784 2.110 9,4 2.557 12,0 4.667 10,7
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 12.710 11.935 24.645 1.773 13,9 1.776 14,9 3.549 14,4
15 Rio Pakava Lalundu
12.422 11.213 23.635 577 4,6 811 7,2 1.388 5,9
Lalundu Despot
16 Pinembani Pinembani 3.228 3.459 6.687 211 6,5 1.001 28,9 1.212 18,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 148.805 142.110 290.915 16.920 11,4 18.114 12,7 35.034 12,0

Sumber : Kantor Badan Pusat Statistik Kabupaten Donggala, 2014 dan Seksi P2P Program PTM
TABEL 25

CAKUPAN PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DAN DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS


JARINGANNYA BERUSIA ≥ 15 TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 5.000 4.786 9.786 0 0,0 0 0,0 0 0,0
2 Sojol Balukang 13.689 12.981 26.670 0 0,0 0 0,0 0 0,0
3 Dampelas Sabang 15.355 14.642 29.997 0 0,0 0 0,0 0 0,0
4 Balaesang Tambu 11.996 11.714 23.710 0 0,0 0 0,0 0 0,0
5 Balaesang Tanjung Malei 5.561 5.312 10.873 0 0,0 0 0,0 0 0,0
6 Tompe Tompe 10.629 10.324 20.953 0 0,0 0 0,0 0 0,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 10.875 10.337 21.212 0 0,0 0 0,0 0 0,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 9.687 9.431 19.118 0 0,0 0 0,0 0 0,0
10 Labuan Labuan 7.207 6.832 14.039 0 0,0 0 0,0 0 0,0
11 Tanantovea Wani 8.052 7.754 15.806 0 0,0 0 0,0 0 0,0
12 Banawa
Donggala 22.394 21.390 43.784 0 0,0 0 0,0 0 0,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 12.710 11.935 24.645 0 0,0 0 0,0 0 0,0
15 Rio Pakava Lalundu
12.422 11.213 23.635 0 0,0 0 0,0 0 0,0
Lalundu Despot
16 Pinembani Pinembani 3.228 3.459 6.687 0 0,0 0 0,0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 148.805 142.110 290.915 0 0,0 0 0,0 0 0,0

Sumber: …………….. (sebutkan)


TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IV POSITIF DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PEMERIKSAAN KLINIS PAYUDARA


PEREMPUAN PEMERIKSAAN IV +
NO KECAMATAN PUSKESMAS (CBE)
USIA 30-49 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
2 Sojol Balukang 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
3 Dampelas Sabang 7 0 0 0 0
4 Balaesang Tambu 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 Tompe Tompe 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
7 Sindue Tobata 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
Batusuya
8 Sindue Tambusabora 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
9 Sindue Toaya 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
10 Labuan Labuan 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
11 Tanantovea Wani 11 0 0 0 0
12 Banawa
Donggala 13 0 0 0 0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 9 0 0 0 0
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
16 Pinembani Pinembani 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 40 0 0 0 0

Sumber: …………….. (sebutkan)


Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat
CBE: Clinical Breast Examination
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN TERANCAM
NO JUMLAH
LUAR BIASA JUMLAH DESA/KEL 0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
KECAMATAN DITANGGU-
DIKETAHUI
LANGI
AKHIR L P L+P HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
Tersangka
Puskesmas Toaya,
1 keracunan Sindue `10/03/14 `10/03/14 `16/03/14 1 3 4 0 0 0 0 0 1 1 0 2 0 0 0 1 0 1 582 669 1.251 0,17 0,45 0,32 100,0 - 25,0
Desa Marana
makanan
Puskesmas Batusuya,
2 Tetanus Neonatorum Sindue Tombusabora `05/05/14 `05/05/14 `10/05/14 0 1 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 1.246 1.197 2.443 - 0,08 0,04 #DIV/0! 100,0 100,0
Desa Batusuya
Puskesmas Toaya,
3 AFP Sindue `25/6/14 `25/6/14 `2/7/14 0 1 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 917 886 1.803 - 0,11 0,06 - - -
Desa Toaya Vunta
Puskesmas Tambu,
4 Chikungunya Balaesang 25/08/14 25/08/14 31/08/14 5 18 23 0 0 1 1 2 1 1 16 1 0 0 0 0 0 0 1.107 1.116 2.223 0,45 1,61 1,03 - - -
Desa Tambu
Puskesmas Tambu,
5 Diare Balaesang 23/10/14 23/10/14 29/10/14 7 12 19 0 0 2 9 3 1 0 4 0 0 0 0 1 0 1 525 511 1.036 1,33 2,35 1,83 14,3 - 5,3
Desa Kampung Baru
Puskesmas Tompe,
6 Diare Sirenja 14/10/14 14/10/14 21/10/14 1 1 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1.128 1.039 2.167 0,09 0,10 0,09 100,0 - 50,0
Desa Tompe
Puskesmas
7 Malaria Banawa Selatan Lembasada, 24/11/14 25/11/14 28/11/14 15 8 23 0 0 0 3 2 6 3 5 4 0 0 0 0 0 0 470 467 937 3,19 1,71 2,45 - - -
Desa Lumbu Lama

Sumber : Seksi P2P. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 #DIV/0!
2 Sojol Balukang 0 0 #DIV/0!
3 Dampelas Sabang 0 0 #DIV/0!
4 Balaesang Tambu 2 2 100,0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 #DIV/0!
6 Tompe Tompe 1 1 100,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 1 1 100,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 2 2 100,0
10 Labuan Labuan 0 0 #DIV/0!
11 Tanantovea Wani 0 0 #DIV/0!
12 Banawa
Donggala 0 0 #DIV/0!
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0 #DIV/0!
15 Rio Pakava Lalundu 0 0 #DIV/0!
Lalundu Despot 0 0 #DIV/0!
16 Pinembani Pinembani 0 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 6 6 100,0

Sumber : Seksi P2P. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS
NO KECAMATAN PUSKESMAS K1 K4
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS MENDAPAT VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sojol Utara Ogoamas 210 209 99,5 201 95,7 201 185 92,0 197 98,0 197 98,0
2 Sojol Balukang 571 574 100,5 546 95,6 546 523 95,8 533 97,6 533 97,6
3 Dampelas Sabang 651 600 92,2 563 86,5 621 550 88,6 523 84,2 559 90,0
4 Balaesang Tambu 513 532 103,7 488 95,1 489 468 95,7 505 103,3 503 102,9
5 Balaesang Tanjung Malei 233 245 105,2 203 87,1 222 198 89,2 198 89,2 198 89,2
6 Tompe Tompe 454 472 104,0 404 89,0 434 415 95,6 424 97,7 424 97,7
7 Sindue Tobata
Batusuya 452 459 101,5 302 66,8 431 347 80,5 353 81,9 353 81,9
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 415 453 109,2 405 97,6 396 421 106,3 431 108,8 431 108,8
10 Labuan Labuan 299 325 108,7 204 68,2 286 283 99,0 265 92,7 292 102,1
11 Tanantovea Wani 341 353 103,5 297 87,1 326 283 86,8 292 89,6 292 89,6
12 Banawa
Donggala 946 980 103,6 746 78,9 903 888 98,3 891 98,7 899 99,6
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 532 543 102,1 505 94,9 508 463 91,1 477 93,9 475 93,5
15 Rio Pakava Lalundu 254 231 90,9 138 54,3 242 203 83,9 203 83,9 203 83,9
Lalundu Despot 246 250 101,6 228 92,7 235 208 88,5 212 90,2 212 90,2
16 Pinembani Pinembani 133 64 48,1 27 20,3 127 32 25,2 57 44,9 57 44,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.250 6.290 100,6 5.257 84,1 5.967 5.467 91,6 5.561 93,2 5.628 94,3

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KECAMATAN PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 Sojol Utara Ogoamas 210 14 6,7 23 11,0 9 4,3 4 1,9 2 1,0 38 18,1
2 Sojol Balukang 571 0 - 0 - 0 - 0 - 0 - 0 -
3 Dampelas Sabang 651 168 25,8 66 10,1 128 19,7 149 22,9 33 5,1 376 57,8
4 Balaesang Tambu 513 278 54,2 231 45,0 95 18,5 44 8,6 59 11,5 429 83,6
5 Balaesang Tanjung Malei 233 114 48,9 62 26,6 17 7,3 4 1,7 1 0,4 84 36,1
6 Tompe Tompe 454 83 18,3 68 15,0 6 1,3 4 0,9 53 11,7 131 28,9
7 Sindue Tobata
Batusuya 452 395 87,4 301 66,6 13 2,9 11 2,4 20 4,4 345 76,3
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 415 145 34,9 68 16,4 16 3,9 7 1,7 6 1,4 97 23,4
10 Labuan Labuan 299 118 39,5 62 20,7 8 2,7 3 1,0 5 1,7 78 26,1
11 Tanantovea Wani 341 31 9,1 13 3,8 14 4,1 4 1,2 11 3,2 42 12,3
12 Banawa
Donggala 946 342 36,2 261 27,6 70 7,4 26 2,7 52 5,5 409 43,2
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 532 525 98,7 458 86,1 0 - 0 - 326 61,3 784 147,4
15 Rio Pakava Lalundu 254 132 52,0 102 40,2 38 15,0 58 22,8 35 13,8 233 91,7
Lalundu Despot 246 104 42,3 97 39,4 0 - 0 - 0 - 97 39,4
16 Pinembani Pinembani 133 31 23,3 22 16,5 7 5,3 10 7,5 14 10,5 53 39,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.250 2.480 39,7 1.834 29,3 421 6,7 324 5,2 617 9,9 3.196 51,1

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 31

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KECAMATAN PUSKESMAS
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sojol Utara Ogoamas 210 209 99,5 176 83,8
2 Sojol Balukang 571 463 81,1 399 69,9
3 Dampelas Sabang 651 590 90,6 527 81,0
4 Balaesang Tambu 513 485 94,5 449 87,5
5 Balaesang Tanjung Malei 233 208 89,3 178 76,4
6 Tompe Tompe 454 432 95,2 358 78,9
7 Sindue Tobata
Batusuya 452 459 101,5 319 70,6
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 415 451 108,7 379 91,3
10 Labuan Labuan 299 325 108,7 195 65,2
11 Tanantovea Wani 341 345 101,2 292 85,6
12 Banawa
Donggala 946 980 103,6 746 78,9
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 532 530 99,6 465 87,4
15 Rio Pakava Lalundu 254 225 88,6 194 76,4
Lalundu Despot 246 230 93,5 169 68,7
16 Pinembani Pinembani 133 56 42,1 25 18,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.250 5.988 95,8 4.871 77,9

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 32

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH LAHIR HIDUP
JUMLAH DENGAN KOMPLIKASI
NO KECAMATAN PUSKESMAS KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 Sojol Utara Ogoamas 210 42 17 40,5 103 90 193 15 14 29 8 51,8 9 66,7 17 58,7
2 Sojol Balukang 571 114 65 56,9 263 264 527 39 40 79 30 76,0 35 88,4 65 82,2
3 Dampelas Sabang 651 130 54 41,5 328 229 557 49 34 84 31 63,0 23 67,0 54 64,6
4 Balaesang Tambu 513 103 48 46,8 247 252 499 37 38 75 23 62,1 25 66,1 48 64,1
5 Balaesang Tanjung Malei 233 47 17 36,5 102 97 199 15 15 30 8 52,3 9 61,9 17 57,0
6 Tompe Tompe 454 91 33 36,3 203 228 431 30 34 65 16 52,5 17 49,7 33 51,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 452 90 34 37,6 188 168 356 28 25 53 19 67,4 15 59,5 34 63,7
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 415 83 40 48,2 258 166 424 39 25 64 18 46,5 22 88,4 40 62,9
10 Labuan Labuan 299 60 47 78,6 157 130 287 24 20 43 24 101,9 23 117,9 47 109,2
11 Tanantovea Wani 341 68 26 38,1 144 144 288 22 22 43 11 50,9 15 69,4 26 60,2
12 Banawa
Donggala 946 189 64 33,8 436 463 899 65 69 135 37 56,6 27 38,9 64 47,5
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 532 106 56 52,6 240 240 480 36 36 72 26 72,2 30 83,3 56 77,8
15 Rio Pakava Lalundu 254 51 41 80,7 113 90 203 17 14 30 22 129,8 19 140,7 41 134,6
Lalundu Despot 246 49 38 77,2 114 97 211 17 15 32 21 122,8 17 116,8 38 120,1
16 Pinembani Pinembani 133 27 11 41,4 20 21 41 3 3 6 5 166,7 6 190,5 11 178,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 6.250 1.250 591 47,3 2.916 2.679 5.595 437 402 839 299 68,4 292 72,7 591 70,4

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 33

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP +
NO KECAMATAN PUSKESMAS % MKJP +
OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % IM PLAN % JUMLAH % KON DOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0,0 0 0,0 0 0,0 11 1,4 11 1,4 5 0,6 490 60,2 308 37,8 0 0,0 0 0,0 803 98,6 814 100,0
2 Sojol Balukang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 5 0,5 5 0,5 13 1,2 270 25,8 760 72,5 0 0,0 0 0,0 1.043 99,5 1.048 100,0
3 Dampelas Sabang 17 0,4 1 0,0 6 0,1 51 1,3 75 1,9 24 0,6 2.417 59,7 1.531 37,8 0 0,0 0 0,0 3.972 98,1 4.047 100,0
4 Balaesang Tambu 18 0,9 0 0,0 7 0,3 86 4,3 111 5,5 85 4,2 1.186 58,7 640 31,7 0 0,0 0 0,0 1.911 94,5 2.022 100,0
5 Balaesang Tanjung Malei 6 0,5 0 0,0 0 0,0 4 0,3 10 0,8 2 0,2 917 70,8 366 28,3 0 0,0 0 0,0 1.285 99,2 1.295 100,0
6 Tompe Tompe 2 0,1 0 0,0 0 0,0 5 0,3 7 0,4 0 0,0 1.299 74,2 445 25,4 0 0,0 0 0,0 1.744 99,6 1.751 100,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 12 0,8 0 0,0 0 0,0 27 1,7 39 2,5 6 0,4 1.112 72,0 388 25,1 0 0,0 0 0,0 1.506 97,5 1.545 100,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 33 1,6 0 0,0 0 0,0 77 3,8 110 5,4 13 0,6 1.307 64,1 609 29,9 0 0,0 0 0,0 1.929 94,6 2.039 100,0
10 Labuan Labuan 0 0,0 0 0,0 0 0,0 18 1,4 18 1,4 6 0,5 867 66,1 421 32,1 0 0,0 0 0,0 1.294 98,6 1.312 100,0
11 Tanantovea Wani 5 0,4 0 0,0 0 0,0 12 1,0 17 1,4 18 1,5 599 49,5 576 47,6 0 0,0 0 0,0 1.193 98,6 1.210 100,0
12 Banawa
Donggala 6 0,1 0 0,0 0 0,0 24 0,5 30 0,6 0 0,0 2.731 57,3 2.003 42,0 0 0,0 0 0,0 4.734 99,4 4.764 100,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 83 1,5 26 0,5 47 0,8 229 4,1 385 6,9 16 0,3 3.261 58,0 1.956 34,8 0 0,0 0 0,0 5.233 93,1 5.618 100,0
15 Rio Pakava Lalundu 8 0,7 1 0,1 4 0,3 38 3,1 51 4,2 13 1,1 784 64,5 368 30,3 0 0,0 0 0,0 1.165 95,8 1.216 100,0
Lalundu Despot 1 0,1 0 0,0 2 0,1 8 0,4 11 6 0,3 914 49,8 903 49,2 0 0,0 0 0,0 1.823 99,4 1.834
16 Pinembani Pinembani 1 0,2 0 0,0 0 0,0 4 0,6 5 0,8 16 2,5 270 42,7 341 54,0 0 0,0 0 0,0 627 99,2 632 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 192 0,6 28 0,1 66 0,2 599 1,9 885 2,8 223 0,7 18.424 59,2 11.615 37,3 0 0,0 0 0,0 30.262 97,2 31.147 100,0

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH %
VAGINA NYA MKJP MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sojol Utara Ogoamas 0 0,0 0 0,0 0 0,0 39 5,2 39 5,2 5 0,7 389 51,9 316 42,2 0 0,0 0 0,0 710 94,8 749 100,0
2 Sojol Balukang 0 0,0 0 0,0 0 0,0 12 1,4 12 1,4 2 0,2 511 59,0 341 39,4 0 0,0 0 0,0 854 98,6 866 100,0
3 Dampelas Sabang 18 1,8 1 0,1 8 0,8 81 8,2 108 11,0 11 1,1 427 43,5 436 44,4 0 0,0 0 0,0 874 89,0 982 100,0
4 Balaesang Tambu 6 0,7 0 0,0 7 0,8 99 10,7 112 12,2 74 8,0 458 49,7 277 30,1 0 0,0 0 0,0 809 87,8 921 100,0
5 Balaesang Tanjung Malei 2 0,2 0 0,0 0 0,0 33 4,1 35 4,3 74 9,1 241 29,8 460 56,8 0 0,0 0 0,0 775 95,7 810 100,0
6 Tompe Tompe 0 0,0 0 0,0 0 0,0 236 13,3 236 13,3 0 0,0 1.347 76,0 189 10,7 0 0,0 0 0,0 1.536 86,7 1.772 100,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 12 1,4 0 0,0 0 0,0 124 14,2 136 15,6 6 0,7 381 43,7 348 40,0 0 0,0 0 0,0 735 84,4 871 100,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 9 0,7 0 0,0 0 0,0 41 3,4 50 4,2 14 1,2 671 55,8 468 38,9 0 0,0 0 0,0 1.153 95,8 1.203 100,0
10 Labuan Labuan 1 0,1 0 0,0 0 0,0 20 1,9 21 2,0 6 0,6 533 50,2 502 47,3 0 0,0 0 0,0 1.041 98,0 1.062 100,0
11 Tanantovea Wani 5 0,7 0 0,0 0 0,0 34 4,7 39 5,4 18 2,5 336 46,5 330 45,6 0 0,0 0 0,0 684 94,6 723 100,0
12 Banawa
Donggala 13 0,8 0 0,0 0 0,0 61 3,8 74 4,6 12 0,7 977 60,2 559 34,5 0 0,0 0 0,0 1.548 95,4 1.622 100,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 0 0,0 11 1,0 4 0,3 51 4,4 66 5,7 8 0,7 318 27,6 760 66,0 0 0,0 0 0,0 1.086 94,3 1.152 100,0
15 Rio Pakava Lalundu 8 1,4 1 0,2 4 0,7 52 9,4 65 11,8 4 0,7 368 66,7 115 20,8 0 0,0 0 0,0 487 88,2 552 100,0
Lalundu Despot 4 0,6 0 0,0 2 0,3 0 0,0 6 0,9 2 0,3 155 23,3 501 75,5 0 0 658 664
16 Pinembani Pinembani 1 0,3 0 0,0 0 0,0 5 1,3 6 1,5 3 0,8 201 51,0 184 46,7 0 0,0 0 0,0 388 98,5 394 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 79 0,6 13 0,1 25 0,2 888 6,2 1.005 7,0 239 1,7 7.313 51,0 5.786 40,3 0 0,0 0 0,0 13.338 93,0 14.343 100,0

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 35

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sojol Utara Ogoamas 1.625 749 46,1 814 50,1
2 Sojol Balukang 4.416 866 19,6 1.048 23,7
3 Dampelas Sabang 5.027 982 19,5 4.047 80,5
4 Balaesang Tambu 3.960 921 23,3 2.022 51,1
5 Balaesang Tanjung Malei 1.798 810 45,1 1.295 72,0
6 Tompe Tompe 3.511 1.772 50,5 1.751 49,9
7 Sindue Tobata
Batusuya 3.490 871 25,0 1.545 44,3
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 3.203 1.203 37,6 2.039 63,7
10 Labuan Labuan 2.314 1.062 45,9 1.312 56,7
11 Tanantovea Wani 2.638 723 27,4 1.210 45,9
12 Banawa
Donggala 7.312 1.622 22,2 4.764 65,2
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 4.113 1.152 28,0 5.618 136,6
15 Rio Pakava Lalundu 1.960 552 28,2 1.216 62,0
Lalundu Despot 1.900 664 34,9 1.834 96,5
16 Pinembani Pinembani 1.031 394 38,2 632 61,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 48.298 14.343 29,7 31.147 64,5

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 36

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sojol Utara Ogoamas 103 90 193 103 100,0 90 100,0 193 100,0 1 1,0 3 3,3 4 2,1
2 Sojol Balukang 263 264 527 260 98,9 267 101,1 527 100,0 2 0,8 0 0,0 2 0,4
3 Dampelas Sabang 328 229 557 327 99,7 229 100,0 556 99,8 8 2,4 4 1,7 12 2,2
4 Balaesang Tambu 247 252 499 250 101,2 246 97,6 496 99,4 16 6,4 7 2,8 23 4,6
5 Balaesang Tanjung Malei 102 97 199 102 100,0 96 99,0 198 99,5 1 1,0 2 2,1 3 1,5
6 Tompe Tompe 203 228 431 203 100,0 221 96,9 424 98,4 3 1,5 3 1,4 6 1,4
7 Sindue Tobata
Batusuya 188 168 356 183 97,3 152 90,5 335 94,1 4 2,2 3 2,0 7 2,1
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 258 166 424 211 81,8 213 128,3 424 100,0 8 3,8 13 6,1 21 5,0
10 Labuan Labuan 157 130 287 157 100,0 128 98,5 285 99,3 7 4,5 4 3,1 11 3,9
11 Tanantovea Wani 144 144 288 145 100,7 143 99,3 288 100,0 6 4,1 6 4,2 12 4,2
12 Banawa
Donggala 436 463 899 435 99,8 462 99,8 897 99,8 11 2,5 5 1,1 16 1,8
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 240 240 480 240 100,0 240 100,0 480 100,0 1 0,4 6 2,5 7 1,5
15 Rio Pakava Lalundu 113 90 203 113 100,0 90 100,0 203 100,0 1 0,9 0 0,0 1 0,5
Lalundu Despot 114 97 211 112 98,2 100 103,1 212 100,5 1 0,9 2 2,0 3 1,4
16 Pinembani Pinembani 20 21 41 26 130,0 21 100,0 47 114,6 1 3,8 0 0,0 1 2,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.916 2.679 5.595 2.867 98,3 2.698 100,7 5.565 99,5 71 2,5 58 2,1 129 2,3

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 37

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sojol Utara Ogoamas 98 93 191 103 105,1 90 96,8 193 101,0 103 105,1 90 96,8 193 101,0
2 Sojol Balukang 267 253 520 260 97,4 267 105,5 527 101,3 260 97,4 267 105,5 527 101,3
3 Dampelas Sabang 304 288 592 327 107,6 229 79,5 556 93,9 314 103,3 226 78,5 540 91,2
4 Balaesang Tambu 239 227 466 250 104,6 246 108,4 496 106,4 248 103,8 246 108,4 494 106,0
5 Balaesang Tanjung Malei 108 104 212 102 94,4 96 92,3 198 93,4 102 94,4 96 92,3 198 93,4
6 Tompe Tompe 210 203 413 203 96,7 221 108,9 424 102,7 203 96,7 221 108,9 424 102,7
7 Sindue Tobata
Batusuya 211 199 410 183 86,7 152 76,4 335 81,7 183 86,7 152 76,4 335 81,7
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 189 188 377 211 111,6 213 113,3 424 112,5 211 111,6 213 113,3 424 112,5
10 Labuan Labuan 140 132 272 157 112,1 128 97,0 285 104,8 157 112,1 123 93,2 280 102,9
11 Tanantovea Wani 158 152 310 145 91,8 143 94,1 288 92,9 132 83,5 127 83,6 259 83,5
12 Banawa
Donggala 441 419 860 435 98,6 462 110,3 897 104,3 434 98,4 451 107,6 885 102,9
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 252 232 484 240 95,2 240 103,4 480 99,2 240 95,2 239 103,0 479 99,0
15 Rio Pakava Lalundu 123 108 231 113 91,9 90 83,3 203 87,9 113 91,9 90 83,3 203 87,9
Lalundu Despot 115 108 223 112 97,4 100 92,6 212 95,1 111 96,5 99 91,7 210 94,2
16 Pinembani Pinembani 61 60 121 121 198,4 21 35,0 142 117,4 23 37,7 21 35,0 44 36,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.916 2.766 5.682 2.962 101,6 2.698 97,5 5.660 99,6 2.834 97,2 2.661 96,2 5.495 96,7

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 38

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 44 40 84 22 50,0 20 50,0 42 50,0
2 Sojol Balukang 155 140 295 147 94,8 140 100,0 287 97,3
3 Dampelas Sabang 196 216 412 179 91,3 158 73,1 337 81,8
4 Balaesang Tambu 139 156 295 129 92,8 121 77,6 250 84,7
5 Balaesang Tanjung Malei 104 101 205 71 68,3 56 55,4 127 62,0
6 Tompe Tompe 73 57 130 49 67,1 38 66,7 87 66,9
7 Sindue Tobata
Batusuya 114 99 213 67 58,8 70 70,7 137 64,3
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 215 233 448 94 43,7 79 33,9 173 38,6
10 Labuan Labuan 84 98 182 55 65,5 58 59,2 113 62,1
11 Tanantovea Wani 105 148 253 69 65,7 79 53,4 148 58,5
12 Banawa
Donggala 465 435 900 312 67,1 249 57,2 561 62,3
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 232 196 428 119 51,3 96 49,0 215 50,2
15 Rio Pakava Lalundu 103 106 209 71 68,9 65 61,3 136 65,1
Lalundu Despot 76 79 155 46 60,5 53 67,1 99 63,9
16 Pinembani Pinembani 31 36 67 10 32,3 9 25,0 19 28,4

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.136 2.140 4.276 1.440 67,4 1.291 60,3 2.731 63,9

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 39

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 98 93 191 72 73,5 68 73,1 140 73,3
2 Sojol Balukang 267 253 520 385 144,2 359 141,9 744 143,1
3 Dampelas Sabang 304 288 592 244 80,3 226 78,5 470 79,4
4 Balaesang Tambu 239 227 466 240 100,4 252 111,0 492 105,6
5 Balaesang Tanjung Malei 108 104 212 48 44,4 63 60,6 111 52,4
6 Tompe Tompe 210 203 413 189 90,0 198 97,5 387 93,7
7 Sindue Tobata
Batusuya 211 199 410 179 84,8 165 82,9 344 83,9
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 189 188 377 227 120,1 223 118,6 450 119,4
10 Labuan Labuan 140 132 272 155 110,7 149 112,9 304 111,8
11 Tanantovea Wani 158 152 310 133 84,2 139 91,4 272 87,7
12 Banawa
Donggala 441 419 860 442 100,2 450 107,4 892 103,7
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 252 232 484 245 97,2 263 113,4 508 105,0
15 Rio Pakava Lalundu 123 108 231 84 68,3 106 98,1 190 82,3
Lalundu Despot 115 108 223 93 80,9 111 102,8 204 91,5
16 Pinembani Pinembani 61 60 121 64 104,9 80 133,3 144 119,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.916 2.766 5.682 2.800 96,0 2.852 103,1 5.652 99,5

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 40

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UCI MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/KEL UCI % DESA/KEL UCI
DESA/KELURAHAN

1 2 3 4 5 6
1 Sojol Utara Ogoamas 5 4 80,0
2 Sojol Balukang 9 9 100,0
3 Dampelas Sabang 13 14 107,7
4 Balaesang Tambu 13 12 92,3
5 Balaesang Tanjung Malei 8 8 100,0
6 Tompe Tompe 13 13 100,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 12 7 58,3
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 13 13 100,0
10 Labuan Labuan 7 6 85,7
11 Tanantovea Wani 10 7 70,0
12 Banawa
Donggala 22 19 86,4
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 19 17 89,5
15 Rio Pakava Lalundu 6 5 83,3
Lalundu Despot 8 5 62,5
16 Pinembani Pinembani 9 7 77,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 167 146 87,4

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 41

CAKUPAN IMUNISASI DPT, HB, DAN CAMPAK PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
DO RATE (%)
JUMLAH BAYI DPT1+HB1 DPT3+HB3 CAMPAK
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16,0 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sojol Utara Ogoamas 98 93 191 91 92,9 86 92,5 177 92,7 98 100,0 82 88,2 180 94,2 93 94,9 84 90,3 177 92,7 -2,20 2,33 0,00
2 Sojol Balukang 267 253 520 261 97,8 233 92,1 494 95,0 257 96,3 239 94,5 496 95,4 251 94,0 241 95,3 492 94,6 3,83 -3,43 0,40
3 Dampelas Sabang 304 288 592 310 102,0 321 111,5 631 106,6 296 97,4 322 111,8 618 104,4 288 94,7 322 111,8 610 103,0 7,10 -0,31 3,33
4 Balaesang Tambu 239 227 466 258 107,9 249 109,7 507 108,8 250 104,6 256 112,8 506 108,6 248 103,8 269 118,5 517 110,9 3,88 -8,03 -1,97
5 Balaesang Tanjung Malei 108 104 212 88 81,5 122 117,3 210 99,1 101 93,5 102 98,1 203 95,8 111 102,8 98 94,2 209 98,6 -26,14 19,67 0,48
6 Tompe Tompe 210 203 413 202 96,2 213 104,9 415 100,5 220 104,8 234 115,3 454 109,9 203 96,7 244 120,2 447 108,2 -0,50 -14,55 -7,71
7 Sindue Tobata
Batusuya 211 199 410 187 88,6 139 69,8 326 79,5 161 76,3 134 67,3 295 72,0 144 68,2 133 66,8 277 67,6 22,99 4,32 15,03
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 189 188 377 182 96,3 185 98,4 367 97,3 173 91,5 156 83,0 329 87,3 188 99,5 153 81,4 341 90,5 -3,30 17,30 7,08
10 Labuan Labuan 140 132 272 110 78,6 108 81,8 218 80,1 99 70,7 96 72,7 195 71,7 119 85,0 135 102,3 254 93,4 -8,18 -25,00 -16,51
11 Tanantovea Wani 158 152 310 136 86,1 116 76,3 252 81,3 118 74,7 104 68,4 222 71,6 130 82,3 124 81,6 254 81,9 4,41 -6,90 -0,79
12 Banawa
Donggala 441 419 860 463 105,0 438 104,5 901 104,8 405 91,8 400 95,5 805 93,6 388 88,0 428 102,1 816 94,9 16,20 2,28 9,43
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 252 232 484 233 92,5 210 90,5 443 91,5 242 96,0 208 89,7 450 93,0 257 102,0 196 84,5 453 93,6 -10,30 6,67 -2,26
15 Rio Pakava Lalundu 123 108 231 112 91,1 113 104,6 225 97,4 128 104,1 112 103,7 240 103,9 115 93,5 111 102,8 226 97,8 -2,68 1,77 -0,44
Lalundu Despot 115 108 223 98 85,2 96 88,9 194 87,0 117 101,7 97 89,8 214 96,0 106 92,2 88 81,5 194 87,0 -8,16 8,33 0,00
16 Pinembani Pinembani 61 60 121 49 80,3 46 76,7 95 78,5 47 77,0 53 88,3 100 82,6 64 104,9 51 85,0 115 95,0 -30,61 -10,87 -21,05

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.916 2.766 5.682 2.780 95,3 2.675 96,7 5.455 96,0 2.712 93,0 2.595 93,8 5.307 93,4 2.705 92,8 2.677 96,8 5.382 94,7 2,70 -0,07 1,34

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI BCG DAN POLIO PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI BCG POLIO4 IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KECAMATAN PUSKESMAS
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 Sojol Utara Ogoamas 98 93 191 100 102,0 81 87,1 181 94,8 97 99,0 82 88,2 179 93,7 93 94,9 84 90,3 177 92,7
2 Sojol Balukang 267 253 520 258 96,6 237 93,7 495 95,2 254 95,1 226 89,3 480 92,3 250 93,6 240 94,9 490 94,2
3 Dampelas Sabang 304 288 592 311 102,3 304 105,6 615 103,9 299 98,4 319 110,8 618 104,4 287 94,4 322 111,8 609 102,9
4 Balaesang Tambu 239 227 466 230 96,2 224 98,7 454 97,4 254 106,3 253 111,5 507 108,8 248 103,8 269 118,5 517 110,9
5 Balaesang Tanjung Malei 108 104 212 101 93,5 112 107,7 213 100,5 102 94,4 102 98,1 204 96,2 112 103,7 100 96,2 212 100,0
6 Tompe Tompe 210 203 413 217 103,3 230 113,3 447 108,2 221 105,2 232 114,3 453 109,7 197 93,8 230 113,3 427 103,4
7 Sindue Tobata
Batusuya 211 199 410 197 93,4 150 75,4 347 84,6 162 76,8 130 65,3 292 71,2 144 68,2 133 66,8 277 67,6
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 189 188 377 170 89,9 150 79,8 320 84,9 175 92,6 155 82,4 330 87,5 188 99,5 153 81,4 341 90,5
10 Labuan Labuan 140 132 272 118 84,3 120 90,9 238 87,5 100 71,4 95 72,0 195 71,7 119 85,0 135 102,3 254 93,4
11 Tanantovea Wani 158 152 310 147 93,0 134 88,2 281 90,6 119 75,3 109 71,7 228 73,5 130 82,3 124 81,6 254 81,9
12 Banawa
Donggala 441 419 860 422 95,7 448 106,9 870 101,2 405 91,8 400 95,5 805 93,6 388 88,0 428 102,1 816 94,9
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 252 232 484 224 88,9 228 98,3 452 93,4 259 102,8 209 90,1 468 96,7 241 95,6 184 79,3 425 87,8
15 Rio Pakava Lalundu 123 108 231 120 97,6 107 99,1 227 98,3 127 103,3 112 103,7 239 103,5 114 92,7 111 102,8 225 97,4
Lalundu Despot 115 108 223 112 97,4 111 102,8 223 100,0 117 101,7 98 90,7 215 96,4 103 89,6 89 82,4 192 86,1
16 Pinembani Pinembani 61 60 121 40 65,6 39 65,0 79 65,3 47 77,0 53 88,3 100 82,6 56 91,8 47 78,3 103 85,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.916 2.766 5.682 2.767 94,9 2.675 96,7 5.442 95,8 2.738 93,9 2.575 93,1 5.313 93,5 2.670 91,6 2.649 95,8 5.319 93,6

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Imunisasi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 43

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI, ANAK BALITA, DAN IBU NIFAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P S Ʒ % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 Sojol Utara Ogoamas 98 93 191 70 71,4 58 62,4 128 67,0 421 431 852 352 83,6 373 86,5 725 85,1 519 524 1.043 422 81,3 431 82,3 853 81,8
2 Sojol Balukang 267 253 520 230 86,1 230 90,9 460 88,5 1.557 1.526 3.083 1.166 74,9 1.107 72,5 2.273 73,7 1.824 1.779 3.603 1.396 76,5 1.337 75,2 2.733 75,9
3 Dampelas Sabang 304 288 592 430 141,4 424 147,2 854 144,3 929 897 1.826 810 87,2 891 99,3 1.701 93,2 1.233 1.185 2.418 1.240 100,6 1.315 111,0 2.555 105,7
4 Balaesang Tambu 239 227 466 225 94,1 199 87,7 424 91,0 930 943 1.873 807 86,8 841 89,2 1.648 88,0 1.169 1.170 2.339 1.032 88,3 1.040 88,9 2.072 88,6
5 Balaesang Tanjung Malei 108 104 212 71 65,7 72 69,2 143 67,5 437 399 836 387 88,6 355 89,0 742 88,8 545 503 1.048 458 84,0 427 84,9 885 84,4
6 Tompe Tompe 210 203 413 335 159,5 340 167,5 675 163,4 887 866 1.753 824 92,9 787 90,9 1.611 91,9 1.097 1.069 2.166 1.159 105,7 1.127 105,4 2.286 105,5
7 Sindue Tobata
Batusuya 211 199 410 164 77,7 128 64,3 292 71,2 1.144 1.139 2.283 832 72,7 837 73,5 1.669 73,1 1.355 1.338 2.693 996 73,5 965 72,1 1.961 72,8
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 189 188 377 201 106,3 172 91,5 373 98,9 760 759 1.519 702 92,4 699 92,1 1.401 92,2 949 947 1.896 903 95,2 871 92,0 1.774 93,6
10 Labuan Labuan 140 132 272 176 125,7 164 124,2 340 125,0 452 494 946 452 100,0 494 100,0 946 100,0 592 626 1.218 628 106,1 658 105,1 1.286 105,6
11 Tanantovea Wani 158 152 310 120 75,9 129 84,9 249 80,3 429 427 856 362 84,4 390 91,3 752 87,9 587 579 1.166 482 82,1 519 89,6 1.001 85,8
12 Banawa
Donggala 441 419 860 437 99,1 416 99,3 853 99,2 1.876 1.890 3.766 1.876 100,0 1.890 100,0 3.766 100,0 2.317 2.309 4.626 2.313 99,8 2.306 99,9 4.619 99,8
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 252 232 484 222 88,1 221 95,3 443 91,5 1.038 1.098 2.136 1.018 98,1 1.079 98,3 2.097 98,2 1.290 1.330 2.620 1.240 96,1 1.300 97,7 2.540 96,9
15 Rio Pakava Lalundu 123 108 231 103 83,7 150 138,9 253 109,5 591 570 1.161 548 92,7 479 84,0 1.027 88,5 714 678 1.392 651 91,2 629 92,8 1.280 92,0
Lalundu Despot 115 108 223 45 39,1 46 42,6 91 40,8 636 629 1.265 521 81,9 498 79,2 1.019 80,6 751 737 1.488 566 75,4 544 73,8 1.110 74,6
16 Pinembani Pinembani 61 60 121 64 104,9 64 106,7 128 105,8 258 258 516 169 65,5 169 65,5 338 65,5 319 318 637 233 73,0 233 73,3 466 73,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 2.916 2.766 5.682 2.893 99,2 2.813 101,7 5.706 100,4 12.345 12.326 24.671 10.826 87,7 10.889 88,3 21.715 88,0 15.261 15.092 30.353 13.719 89,9 13.702 90,8 27.421 90,3

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 44

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sojol Utara Ogoamas 135 118 253 129 110 239 95,6 93,2 94,5 9 7,0 4 3,6 13 5,4
2 Sojol Balukang 541 524 1.065 491 451 942 90,8 86 88,5 8 1,6 15 3,3 23 2,4
3 Dampelas Sabang 490 489 979 430 429 859 87,8 88 87,7 36 8,4 24 5,6 60 7,0
4 Balaesang Tambu 454 445 899 358 346 704 78,9 78 78,3 24 6,7 21 6,1 45 6,4
5 Balaesang Tanjung Malei 209 197 406 99 98 197 47,4 50 48,5 2 2,0 1 1,0 3 1,5
6 Tompe Tompe 427 414 841 352 349 701 82,4 84 83,4 30 8,5 32 9,2 62 8,8
7 Sindue Tobata
Batusuya 484 445 929 391 359 750 80,8 81 80,7 30 7,7 44 12,3 74 9,9
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 410 428 838 348 343 691 84,9 80 82,5 27 7,8 43 12,5 70 10,1
10 Labuan Labuan 281 301 582 525 272 797 186,8 90 136,9 28 5,3 41 15,1 69 8,7
11 Tanantovea Wani 285 271 556 170 164 334 59,6 61 60,1 29 17,1 25 15,2 54 16,2
12 Banawa
Donggala 1.060 1.022 2.082 944 941 1.885 89,1 92 90,5 45 4,8 31 3,3 76 4,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 464 463 927 433 431 864 93,3 93 93,2 24 5,5 1 0,2 25 2,9
15 Rio Pakava Lalundu 219 214 433 203 192 395 92,7 90 91,2 39 19,2 30 15,6 69 17,5
Lalundu Despot 208 200 408 119 112 231 57,2 56 56,6 4 3,4 8 7,1 12 5,2
16 Pinembani Pinembani 138 151 289 80 85 165 58,0 56 57,1 33 41,3 58 68,2 91 55,2

JUMLAH (KAB/KOTA) 5.805 5.682 11.487 5.072 4.682 9.754 87,4 82 84,9 368 7,3 378 8,1 746 7,6

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 45

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 420 438 858 386 91,9 393 89,7 779 90,8
2 Sojol Balukang 1.006 1.046 2.052 743 73,9 951 90,9 1.694 82,6
3 Dampelas Sabang 1.126 1.186 2.312 628 55,8 582 49,1 1.210 52,3
4 Balaesang Tambu 1.034 1.120 2.154 854 82,6 695 62,1 1.549 71,9
5 Balaesang Tanjung Malei 408 428 836 370 90,7 298 69,6 668 79,9
6 Tompe Tompe 712 778 1.490 897 126,0 880 113,1 1.777 119,3
7 Sindue Tobata
Batusuya 680 810 1.490 783 115,1 662 81,7 1.445 97,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 702 784 1.486 662 94,3 570 72,7 1.232 82,9
10 Labuan Labuan 517 558 1.075 130 25,1 164 29,4 294 27,3
11 Tanantovea Wani 623 602 1.225 482 77,4 612 101,7 1.094 89,3
12 Banawa
Donggala 1.701 1.749 3.450 1.115 65,5 1.182 67,6 2.297 66,6
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 1.063 1.107 2.170 955 89,8 855 77,2 1.810 83,4
15 Rio Pakava Lalundu 446 455 901 209 46,9 213 46,8 422 46,8
Lalundu Despot 488 526 1.014 392 80,3 420 79,8 812 80,1
16 Pinembani Pinembani 153 187 340 143 93,5 126 67,4 269 79,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 11.079 11.774 22.853 8.749 79,0 8.603 73,1 17.352 75,9

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 46

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

BALITA
JUMLAH BALITA DITIMBANG BGM
NO KECAMATAN PUSKESMAS
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 Sojol Utara Ogoamas 471 469 940 409 421 830 86,8 89,8 88,3 27 6,6 24 5,7 51 6,1
2 Sojol Balukang 1.773 1.696 3.469 1.436 1.329 2.765 81,0 78 79,7 53 3,7 15 1,1 68 2,5
3 Dampelas Sabang 1.229 1.169 2.398 1.026 972 1.998 83,5 83 83,3 63 6,1 40 4,1 103 5,2
4 Balaesang Tambu 1.104 1.109 2.213 855 853 1.708 77,4 77 77,2 102 11,9 116 13,6 218 12,8
5 Balaesang Tanjung Malei 576 574 1.150 260 293 553 45,1 51 48,1 54 20,8 61 20,8 115 20,8
6 Tompe Tompe 1.068 1.053 2.121 898 872 1.770 84,1 83 83,5 55 6,1 111 12,7 166 9,4
7 Sindue Tobata
Batusuya 1.270 1.237 2.507 954 931 1.885 75,1 75 75,2 44 4,6 57 6,1 101 5,4
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 829 819 1.648 765 743 1.508 92,3 91 91,5 71 9,3 137 18,4 208 13,8
10 Labuan Labuan 591 642 1.233 529 581 1.110 89,5 90 90,0 59 11,2 80 13,8 139 12,5
11 Tanantovea Wani 591 573 1.164 320 313 633 54,1 55 54,4 71 22,2 65 20,8 136 21,5
12 Banawa
Donggala 2.254 2.241 4.495 1.881 1.887 3.768 83,5 84 83,8 65 3,5 53 2,8 118 3,1
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 1.081 1.073 2.154 976 967 1.943 90,3 90 90,2 96 9,8 95 9,8 191 9,8
15 Rio Pakava Lalundu 529 537 1.066 485 473 958 91,7 88 89,9 60 12,4 55 11,6 115 12,0
Lalundu Despot 363 348 711 223 207 430 61,4 59 60,5 5 2,2 11 5,3 16 3,7
16 Pinembani Pinembani 313 307 620 159 156 315 50,8 51 50,8 56 35,2 74 47,4 130 41,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 14.042 13.847 27.889 11.176 10.998 22.174 79,6 79 79,5 881 7,9 994 9,0 1.875 8,5

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 47

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
2 Sojol Balukang 3 - 3 3 100,0 - #DIV/0! 3 100,0
3 Dampelas Sabang 6 2 8 6 100,0 2 100,0 8 100,0
4 Balaesang Tambu 6 6 12 6 100,0 6 100,0 12 100,0
5 Balaesang Tanjung Malei 3 1 4 3 100,0 1 100,0 4 100,0
6 Tompe Tompe 6 10 16 6 100,0 10 100,0 16 100,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 1 5 6 1 100,0 5 100,0 6 100,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 1 3 4 1 100,0 3 100,0 4 100,0
10 Labuan Labuan 9 6 15 9 100,0 6 100,0 15 100,0
11 Tanantovea Wani 4 1 5 4 100,0 1 100,0 5 100,0
12 Banawa
Donggala 5 10 15 5 100,0 10 100,0 15 100,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 3 2 5 3 100,0 2 100,0 5 100,0
15 Rio Pakava Lalundu 2 2 4 2 100,0 2 100,0 4 100,0
Lalundu Despot - 2 2 - #DIV/0! 2 100,0 2 100,0
16 Pinembani Pinembani 1 1 2 1 100,0 1 100,0 2 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 50 51 101 50 100,0 51 100,0 101 100,0

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program Gizi. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 48

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) MENDAPAT
JUMLAH JUMLAH SD DAN PELAYANAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS L P L+P JUMLAH
SETINGKAT KESEHATAN
(PENJARINGAN)
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 Sojol Utara Ogoamas 94 53 147 119 126,6 81 152,8 200 136,1 9 9 18
2 Sojol Balukang 292 258 550 275 94,2 280 108,5 555 100,9 32 28 60
3 Dampelas Sabang 357 339 696 443 124,1 385 113,6 828 119,0 35 34 69
4 Balaesang Tambu 349 297 646 336 96,3 229 77,1 565 87,5 31 28 59
5 Balaesang Tanjung Malei 198 151 349 142 71,7 161 106,6 303 86,8 20 17 37
6 Tompe Tompe 289 273 562 133 46,0 119 43,6 252 44,8 20 15 35
7 Sindue Tobata
Batusuya 316 278 594 417 132,0 480 172,7 897 151,0 16 26 42
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 236 223 459 121 51,3 179 80,3 300 65,4 26 20 46
10 Labuan Labuan 120 131 251 65 54,2 84 64,1 149 59,4 21 18 39
11 Tanantovea Wani 174 160 334 215 123,6 211 131,9 426 127,5 22 19 41
12 Banawa
Donggala 629 550 1.179 417 66,3 360 65,5 777 65,9 42 29 71
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 394 321 715 363 92,1 249 77,6 612 85,6 35 20 55
15 Rio Pakava Lalundu 17
252 267 519 239 94,8 241 90,3 480 92,5 19 36
Lalundu Despot 35
16 Pinembani Pinembani 133 114 247 0 0,0 0 0,0 0 0,0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 3.833 3.415 7.248 3.285 85,7 3.059 89,6 6.344 87,5 361 282 608
CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT 85,7 89,6 87,5

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar, Program KIA/KB. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 49

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Sojol Utara Ogoamas 9 - 0,0 0,0 569 604 1.173 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
2 Sojol Balukang 32 - 0,0 0,0 1.988 1.809 3.797 42 2,1 42 2,3 84 2,2 35 40 75 35 100,0 40 100,0 75 100,0
3 Dampelas Sabang 35 - 0,0 0,0 2.230 2.014 4.244 1.489 66,8 1.482 73,6 2.971 70,0 3.789 2.586 6.375 3.738 98,7 2.551 98,6 6.289 98,7
4 Balaesang Tambu 31 - 0,0 0,0 1.967 1.900 3.867 336 17,1 312 16,4 648 16,8 14 12 26 14 100,0 12 100,0 26 100,0
5 Balaesang Tanjung Malei 20 - 0,0 0,0 988 883 1.871 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
6 Tompe Tompe 20 - 0,0 0,0 1.641 1.544 3.185 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
7 Sindue Tobata
Batusuya 16 - 0,0 0,0 1.539 1.487 3.026 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 26 - 0,0 0,0 1.468 1.356 2.824 33 2,2 85 6,3 118 4,2 10 5 15 10 100,0 5 100,0 15 100,0
10 Labuan Labuan 21 - 0,0 0,0 1.019 1.041 2.060 251 24,6 128 12,3 379 18,4 200 137 337 9 4,5 - 0,0 9 2,7
11 Tanantovea Wani 22 - 0,0 0,0 1.068 967 2.035 - 0,0 - 0,0 - 0,0 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!
12 Banawa
Donggala 42 - 0,0 0,0 3.051 2.850 5.901 141 4,6 216 7,6 357 6,0 2.170 5.183 7.353 750 34,6 1.536 29,6 2.286 31,1
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 35 - 0,0 0,0 1.262 1.211 2.473 470 37,2 491 40,5 961 38,9 470 491 961 6 1,3 6 1,2 12 1,2
15 Rio Pakava Lalundu 17 - 0,0 0,0 980 810 1.790 14 1,4 28 3,5 42 2,3 10 18 28 9 90,0 14 77,8 23 82,1
16 Pinembani Pinembani 35 - 0,0 0,0 645 707 1.352 52 8,1 61 8,6 113 8,4 - - - - #DIV/0! - #DIV/0! - #DIV/0!

JUMLAH (KAB/ KOTA) 361 - 0,0 - 0,0 20.415 19.183 39.598 2.828 13,9 2.845 14,8 5.673 14,3 6.698 8.472 15.170 4.571 68,2 4.164 49,2 8.735 57,6

Sumber : Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KECAMATAN PUSKESMAS PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6
1 Sojol Utara Ogoamas - 42 0,0
2 Sojol Balukang - - #DIV/0!
3 Dampelas Sabang 1 144 0,0
4 Balaesang Tambu - - #DIV/0!
5 Balaesang Tanjung Malei - 102 0,0
6 Tompe Tompe - - #DIV/0!
7 Sindue Tobata
Batusuya - - #DIV/0!
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 30 151 0,2
10 Labuan Labuan 4 154 0,0
11 Tanantovea Wani - 99 0,0
12 Banawa
Donggala 120 562 0,2
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 6 99 0,1
15 Rio Pakava Lalundu 13 82 0,2
Lalundu Despot - 35 0,0
16 Pinembani Pinembani - - #DIV/0!

JUMLAH (KAB/ KOTA) 174 1.470 0,1

Sumber : Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 51

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

USILA (60TAHUN+)
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Sojol Utara Ogoamas 616 592 1.208 48 7,79 56 9,46 104 8,61
2 Sojol Balukang 1.679 1.599 3.278 246 14,65 229 14,32 475 14,49
3 Dampelas Sabang 1.896 1.809 3.705 2.302 121,41 1.981 109,51 4.283 115,60
4 Balaesang Tambu 1.482 1.444 2.926 364 24,56 484 33,52 848 28,98
5 Balaesang Tanjung Malei 688 653 1.341 109 15,84 103 15,77 212 15,81
6 Tompe Tompe 1.312 1.269 2.581 613 46,72 642 50,59 1.255 48,62
7 Sindue Tobata
Batusuya 1.342 1.269 2.611 0 - 0 - 0 -
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 1.193 1.168 2.361 384 32,19 413 35,36 797 33,76
10 Labuan Labuan 887 840 1.727 646 72,83 1.161 138,21 1.807 104,63
11 Tanantovea Wani 992 958 1.950 189 19,05 536 55,95 725 37,18
12 Banawa
Donggala 2.756 2.628 5.384 53 1,92 381 14,50 434 8,06
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 1.566 1.464 3.030 427 27,27 422 28,83 849 28,02
15 Rio Pakava Lalundu 775 677 1.452 62 8,00 60 8,86 122 8,40
Lalundu Despot 732 679 1.411 0 - 0 - 0 -
16 Pinembani Pinembani 39 425 464 0 - 0 - 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 17.955 17.474 35.429 5.443 30,31 6.468 37,01 11.911 33,62

Sumber : Seksi Kesehatan Rujukan dan Khusus. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 52

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P
1 2 3 4 5 6 7

1 JAMKESMAS 158.015 0,0 0,0

2 JAMKESDA 17.766 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 175.781 0,0 0,0

Sumber : Seksi Jaminan Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


PAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


%
L+P
8

54,3

6,1

60,4
TABEL 52

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PESERTA JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 JAMKESMAS 0 0,0 0,0 0,0

2 ASKES PNS 0 0,0 0,0 0,0

3 JPK JAMSOSTEK 0 0,0 0,0 0,0

TNI/POLRI/PNS/
4 0 0,0 0,0 0,0
KEMHAN/PNS POLRI

5 ASURANSI PERUSAHAAN 0 0,0 0,0 0,0

6 ASURANSI SWASTA 0 0,0 0,0 0,0

7 JAMKESDA 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0,0 0,0 0,0

Sumber : Seksi Jaminan Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 53

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN , RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Ogoamas 36 17 53 0 0 0 36 17 53
2 Puskesmas Balukang 4 3 7 430 350 780 4 3 7
3 Puskesmas Sabang 51 54 105 172 160 332 51 54 105
4 Puskesmas Tambu 32 13 45 331 420 751 32 13 45
5 Puskesmas Malei 1 1 2 0 0 0 1 1 2
6 Puskesmas Tompe 3 1 4 248 319 567 3 1 4
7 Puskesmas Batusuya 11 7 18 50 143 193 11 7 18
8 Puskesmas Toaya 60 53 113 60 23 83 60 53 113
9 Puskesmas Labuan 12 10 22 0 0 0 12 10 22
10 Puskesmas Wani 4 3 7 0 0 0 4 3 7
11 Puskesmas Donggala 49 31 80 21 50 71 49 31 80
12 Puskesmas Lembasada 18 15 33 346 238 584 18 15 33
13 Puskesmas Lalundu 8 2 10 80 26 106 8 2 10
14 Puskesmas Lalundu Despot 2 0 2 30 72 102 2 0 2
15 Puskesmas Pinembani 2 0 2 0 0 0 2 0 2
SUB JUMLAH I 293 210 503 1.768 1.801 3.569 293 210 503
1 RSUD KABELOTA . 2.860 3.080 5.940 737 1.139 1.876 0
SUB JUMLAH II 2.860 3.080 5.940 737 1.139 1.876 0 0 0
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan) 0 0 0
0 0 0
SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3.153 3.290 6.443 2.505 2.940 5.445 293 210 503
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 148.804 142.111 290.915 148.804 142.111 290.915
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 2,1 2,3 2,2 1,7 2,1 1,9

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Dinkes Kab. Donggala dan RSU Kabelota Kab. Donggala. 2014.
Catatan: Puskesmas non rawat inap hanya melayani kunjungan rawat jalan
TABEL 54

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PASIEN KELUAR MATI ≥ 48 JAM


NAMA RUMAH JUMLAH PASIEN KELUAR (HIDUP + MATI) PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO a DIRAWAT
SAKIT TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 RSUD Kabelota 105 718 1.198 1.916 8 11 19 3 3 6 11,1 9,2 9,9 4,2 2,5 3,1

KABUPATEN/KOTA 105 718 1.198 1.916 8 11 19 3 3 6 1,1 0,9 1,0 0,4 0,3 0,3

Sumber :RSU Kabelota Kab. Donggala. 2014


a
Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
TABEL 55

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

NAMA RUMAH JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO a BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
SAKIT TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 RSUD Kabelota 105 1.916 6.525 7.696 17,0 18,2 16,6 4,0

KABUPATEN/KOTA 105 1.916 6.525 7.696 17,0 18,2 16,6 4,0

Sumber : RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014


a
Keterangan: termasuk rumah sakit swasta
TABEL 56

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

RUMAH TANGGA
NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sojol Utara Ogoamas 2.584 81 3,1 6 7,4
2 Sojol Balukang 6.661 28 0,4 12 42,9
3 Dampelas Sabang 7.173 312 4,3 75 24,0
4 Balaesang Tambu 5.633 21 0,4 3 14,3
5 Balaesang Tanjung Malei 2.443 14 0,6 4 28,6
6 Tompe Tompe 4.736 7 0,1 2 28,6
7 Sindue Tobata
Batusuya 5.333 7 0,1 6 85,7
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 4.711 7 0,1 4 57,1
10 Labuan Labuan 3.582 502 14,0 119 23,7
11 Tanantovea Wani 3.858 7 0,2 1 14,3
12 Banawa
Donggala 10.752 7 0,1
13 Banawa Tengah - -
14 Banawa Selatan Lembasada 6.049 29 0,5 6 20,7
15 Rio Pakava Lalundu 5.747 136 2,4 40 29,4
16 Pinembani Pinembani 1.517 7 0,5 - -

JUMLAH (KAB/KOTA) 70.779 1.165 1,6 278 23,9

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promosi Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 57

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

2013 2014
RUMAH MEMENUHI JUMLAH RUMAH DIBINA RUMAH MEMENUHI SYARAT
JUMLAH RUMAH DIBINA
SYARAT (RUMAH SEHAT) RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT (RUMAH SEHAT)
NO KECAMATAN PUSKESMAS SELURUH
BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

1 Sojol Utara Ogoamas 2.568 1.831 71,3 1.018 550 54,0 285 51,8 2.116 82,4
2 Sojol Balukang 6.639 5.691 85,7 1.479 650 43,9 185 28,5 5.876 88,5
3 Dampelas Sabang 7.209 1.640 22,7 3.355 775 23,1 361 46,6 2.001 27,8
4 Balaesang Tambu 5.153 1.909 37,0 1.418 600 42,3 171 28,5 2.080 40,4
5 Balaesang Tanjung Malei 2.499 1.691 67,7 808 350 43,3 114 32,6 1.805 72,2
6 Tompe Tompe 4.690 7.058 150,5 1.622 768 19,5 177 23,0 7.235 154,3
7 Sindue Tobata
Sindue Batusuya 4.788 2.107 44,0 2.681 879 32,8 371 42,2 2.478 51,8
8 Tambusabora
9 Sindue Toaya 4.798 2.039 42,5 2.759 987 35,8 511 51,8 2.550 53,1
10 Labuan Labuan 3.577 4.401 123,0 1.742 890 51,1 415 46,6 4.816 134,6
11 Tanantovea Wani 4.063 2.348 57,8 1.715 960 56,0 197 20,5 2.545 62,6
12 Banawa
Donggala 10.714 7.282 68,0 3.432 1.100 32,1 307 27,9 7.589 70,8
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 6.008 3.140 52,3 2.868 1.200 41,8 227 18,9 3.367 56,0
15 Rio Pakava Lalundu
5.722 887 15,5 3.948 1.200 30,4 260 21,7 1.147 20,0
Lalundu Despot
16 Pinembani Pinembani 1.510 343 22,7 1.167 500 42,8 125 25,0 468 31,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 69.938 42.367 60,6 30.012 11.409 38,0 3.706 32,5 46.073 65,9

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 58

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN PENDUDUK YANG


PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) MEMILIKI AKSES
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN AIR MINUM

MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENDUDUK SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
1 2 3 4 5 6 8 9 10 11 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36
1 Sojol Utara Ogoamas 9.786 25 492 18 437 25 496 19 387 43 759 39 709 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 3 4220 3 4220 5753 58,8
2 Sojol Balukang 26.670 16 320 10 280 10 188 8 158 135 5.124 98 1987 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 5 8938 5 8938 11363 42,6
3 Dampelas Sabang 29.997 209 4134 186 3680 80 287 72 212 45 578 39 409 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 8 13887 8 13887 18188 60,6
4 Balaesang Tambu 23.710 97 3015 89 2582 54 320 42 320 121 2.231 115 1987 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 7 10394 7 10394 15283 64,5
5 Balaesang Tanjung Malei 10.873 95 1984 87 1722 83 1331 74 1187 95 2.587 87 2245 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 35 900 24 698,00 5 2200 5 2200 8052 74,1
6 Tompe Tompe 20.953 130 2608 130 2608 153 3360 142 2978 99 2.145 87 1897 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 11 5150 9 4690 12173 58,1
7 Sindue Tobata 9.186
Batusuya 132 2336 115 1189 110 2024 96 1856 87 1.987 79 1869 0 - - 0,00 2 548 2 548,00 0 0 0 0,00 9 6350 7 6128 11590 126,2
8 Sindue Tambusabora 12.026
9 Sindue Toaya 19.118 86 1728 78 1363 79 2968 65 2112 79 1.287 69 1121 0 - - 0,00 1 367 1 367,00 0 0 0 0,00 13 10404 12 9600 14563 76,2
10 Labuan Labuan 14.039 73 1287 62 1096 56 1890 49 1459 65 1.123 58 987 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 5 6540 5 6540 10082 71,8
11 Tanantovea Wani 15.806 61 1208 54 988 76 2149 68 2015 87 1.890 79 1768 0 - - 0,00 1 245 1 439,00 0 0 0 0,00 9 9334 7 7259 12469 78,9
12 Banawa 33.220
Donggala 95 2134 87 1123 87 1879 79 1598 135 3.546 128 3259 0 - - 0,00 3 68 3 68,00 0 0 0 0,00 21 28539 19 25821 31869 95,9
13 Banawa Tengah 10.564
14 Banawa Selatan Lembasada 24.645 119 2376 98 2089 86 1546 78 1132 205 4.239 187 3987 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 13 12174 10 9364 16572 67,2
15 Rio Pakava Lalundu
23.635 246 5100 231 4780 102 3244 85 2123 109 1.980 89 1895 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 12 8870 8 5913 14711 62,2
Lalundu Despot
16 Pinembani Pinembani 6.687 - 0 0 0 - 0 0 0 13 980 9 879 0 - - 0,00 14 658 9 358,00 0 0 0 0,00 7 2252 5 1608 2845 42,5
- 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 290.915 1.384 28.722 1.245 23.937 1.001 21.682 877 17.537 1.318 30.456 1.163 24.999 0 0 0 0 21 1.886 16 1.780 35 900 24 698 128 129.252 110 116.562 185.513 63,8

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 59

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JUMLAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH SAMPEL DIPERIKSA
NO KECAMATAN PUSKESMAS PENYELENGGARA (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
AIR MINUM JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Sojol Utara Ogoamas 1 1 100,0 1 100,0
2 Sojol Balukang 3 3 100,0 3 100,0
3 Dampelas Sabang 12 12 100,0 11 91,7
4 Balaesang Tambu 8 8 100,0 8 100,0
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!
6 Sirenja Tompe 10 10 100,0 10 100,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 10 10 100,0 10 100,0
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 7 7 100,0 7 100,0
10 Labuan Labuan 5 5 100,0 5 100,0
11 Tanantovea Wani 6 6 100,0 6 100,0
12 Banawa
Donggala 24 24 100,0 22 91,7
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 7 7 100,0 7 100,0
15 Rio Pakava Lalundu 7 7 100,0 7 100,0
16 Pinembani Pinembani 0 0 #DIV/0! 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 100 100 100,0 97 97,0

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 60

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JENIS SARANA JAMBAN


PENDUDUK
KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK

PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
JUMLAH

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Sojol Utara Ogoamas 9.786 8 350 5 289 82,6 892 5.568 889 5.478 98,4 212 1.234 60 548 44,4 - - - - #DIV/0! 6315 64,5
2 Sojol Balukang 26.670 97 2.390 91 2.100 87,9 1.557 13.459 1.535 13.412 99,7 235 3.460 54 712 20,6 - - - - #DIV/0! 16224 60,8
3 Dampelas Sabang 29.997 46 2.154 36 2.111 98,0 1.235 12.289 1.212 12.234 99,6 265 3.220 71 815 25,3 - - - - #DIV/0! 15160 50,5
4 Balaesang Tambu 23.710 36 1.800 29 1.357 75,4 10.450 11.245 10.359 11.125 98,9 167 2.980 43 256 8,6 - - - - #DIV/0! 12738 53,7
5 Balaesang Tanjung Malei 10.873 24 952 19 889 93,4 678 4.068 669 4.035 99,2 198 2.100 37 324 15,4 - - - - #DIV/0! 5248 48,3
6 Tompe Tompe 20.953 42 2.150 40 1.890 87,9 1.674 10.044 1.668 10.012 99,7 245 3.745 63 412 11,0 - - - - #DIV/0! 12314 58,8
7 Sindue Tobata 9.186
Batusuya 38 2.150 31 2.112 98,2 692 8.547 689 8.523 99,7 189 1.980 39 320 16,2 - - - - #DIV/0! 10955 119,3
8 Sindue Tambusabora 12.026
9 Sindue Toaya 19.118 41 1.689 35 1.354 80,2 313 9.867 298 9.838 99,7 193 2.134 25 125 5,9 - - - - #DIV/0! 11317 59,2
10 Labuan Labuan 14.039 21 980 17 879 89,7 682 5.349 678 5.325 99,6 112 1.800 28 378 21,0 - - - - #DIV/0! 6582 46,9
11 Tanantovea Wani 15.806 48 1.990 41 2.015 101,3 549 6.780 535 6.778 100,0 215 2.356 42 234 9,9 - - - - #DIV/0! 9027 57,1
12 Banawa 33.220
Donggala 87 5.629 78 4.987 88,6 4.150 20.750 4.134 20.725 99,9 321 6.350 45 356 5,6 - - - - #DIV/0! 26068 78,5
13 Banawa Tengah 10.564
14 Banawa Selatan Lembasada 24.645 60 2.879 51 2.234 77,6 2.215 14.580 2.692 14.467 99,2 256 3.780 56 321 8,5 - - - - #DIV/0! 17022 69,1
15 Rio Pakava Lalundu 23.635 52 3.926 47 2.789 71,0 412 9.234 398 9.212 99,8 298 3.456 49 287 8,3 - - - - #DIV/0! 12288 52,0
16 Pinembani Pinembani 6.687 8 152 5 98 64,5 25 125 25 125 100,0 98 897 23 78 8,7 - - - - #DIV/0! 301 4,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 290.915 608 29.191 525 25.104 86,0 25.524 131.905 25.781 131.289 99,5 3.004 39.492 635 5.166 13,1 - - - - #DIV/0! 161.559 55,5

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 60

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

JENIS SARANA JAMBAN


PENDUDUK
KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK

PENDUDUK
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
JUMLAH

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
NO KECAMATAN PUSKESMAS

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
JUMLAH

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 Sojol Utara Ogoamas 9.786 8 350 5 289 82,6 892 5.568 889 5.478 98,4 212 1.234 60 548 44,4 - - - - #DIV/0! 6315
2 Sojol Balukang 26.670 97 2.390 91 2.100 87,9 1.557 13.459 1.535 13.412 99,7 235 3.460 54 712 20,6 - - - - #DIV/0! 16224
3 Dampelas Sabang 29.997 46 2.154 36 2.111 98,0 1.235 12.289 1.212 12.234 99,6 265 3.220 71 815 25,3 - - - - #DIV/0! 15160
4 Balaesang Tambu 23.710 36 1.800 29 1.357 75,4 10.450 11.245 10.359 11.125 98,9 167 2.980 43 256 8,6 - - - - #DIV/0! 12738
5 Balaesang Tanjung Malei 10.873 24 952 19 889 93,4 678 4.068 669 4.035 99,2 198 2.100 37 324 15,4 - - - - #DIV/0! 5248
6 Tompe Tompe 20.953 42 2.150 40 1.890 87,9 1.674 10.044 1.668 10.012 99,7 245 3.745 63 412 11,0 - - - - #DIV/0! 12314
7 Sindue Tobata 9.186
Batusuya 38 2.150 31 2.112 98,2 692 8.547 689 8.523 99,7 189 1.980 39 320 16,2 - - - - #DIV/0! 10955
8 Sindue Tambusabora 12.026
9 Sindue Toaya 19.118 41 1.689 35 1.354 80,2 313 9.867 298 9.838 99,7 193 2.134 25 125 5,9 - - - - #DIV/0! 11317
10 Labuan Labuan 14.039 21 980 17 879 89,7 682 5.349 678 5.325 99,6 112 1.800 28 378 21,0 - - - - #DIV/0! 6582
11 Tanantovea Wani 15.806 48 1.990 41 2.015 101,3 549 6.780 535 6.778 100,0 215 2.356 42 234 9,9 - - - - #DIV/0! 9027
12 Banawa 33.220
Donggala 87 5.629 78 4.987 88,6 4.150 20.750 4.134 20.725 99,9 321 6.350 45 356 5,6 - - - - #DIV/0! 26068
13 Banawa Tengah 10.564
14 Banawa Selatan Lembasada 24.645 60 2.879 51 2.234 77,6 2.215 14.580 2.692 14.467 99,2 256 3.780 56 321 8,5 - - - - #DIV/0! 17022
15 Rio Pakava Lalundu 23.635 52 3.926 47 2.789 71,0 412 9.234 398 9.212 99,8 298 3.456 49 287 8,3 - - - - #DIV/0! 12288
16 Pinembani Pinembani 6.687 8 152 5 98 64,5 25 125 25 125 100,0 98 897 23 78 8,7 - - - - #DIV/0! 301

JUMLAH (KAB/KOTA) 290.915 608 29.191 525 25.104 86,0 25.524 131.905 25.781 131.289 99,5 3.004 39.492 635 5.166 13,1 - - - - #DIV/0! 161.559

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


ANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PENDUDUK
DENGAN AKSES
SANITASI LAYAK

26
64,5
60,8
50,5
53,7
48,3
58,8

119,3

59,2
46,9
57,1

78,5

69,1
52,0
4,5

55,5
TABEL 61

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sojol Utara Ogoamas 5 4 80 0 0,0 4 80,0
2 Sojol Balukang 9 9 100 0 0,0 9 100,0
3 Dampelas Sabang 13 12 92 0 0,0 12 92,3
4 Balaesang Tambu 13 11 85 1 7,7 11 84,6
5 Balaesang Tanjung Malei 8 8 100 1 12,5 8 100,0
6 Tompe Tompe 13 13 100 2 15,4 13 100,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 12 11 91,7 1 8,3 11 91,7
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 13 12 92,3 0 0,0 12 92,3
10 Labuan Labuan 7 7 100,0 0 0,0 7 100,0
11 Tanantovea Wani 10 8 80,0 0 0,0 8 80,0
12 Banawa
Donggala 22 21 95,5 0 0,0 21 95,5
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 19 19 100,0 2 10,5 19 100,0
15 Rio Pakava Lalundu 6 6 100,0 0 0,0 6 100,0
Lalundu Despot 8 8 100,0 0 0,0 8 100,0
16 Pinembani Pinembani 9 6 66,7 0 0,0 6 66,7

JUMLAH (KAB/KOTA) 167 155 92,8 7 4,2 155 92,8

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 62

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA TEMPAT-TEMPAT
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN RUMAH SAKIT UMUM

JUMLAH TTU
NO KECAMATAN PUSKESMAS SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
UMUM

SAKIT UMUM
PUSKESMAS

BINTANG

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
SLTP

SLTA

NON
SD

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 Sojol Utara Ogoamas 9 7 1 4 - - - 21 8 88,9 7 100,0 1 100,0 4 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 20 95,2
2 Sojol Balukang 32 14 4 10 - - - 60 25 78,1 14 100,0 4 100,0 10 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 53 88,3
3 Dampelas Sabang 35 7 3 17 - - - 62 32 91,4 7 100,0 3 100,0 17 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 59 95,2
4 Balaesang Tambu 28 5 3 10 - - 2 48 26 92,9 5 100,0 3 100,0 10 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! 2 100,0 46 95,8
5 Balaesang Tanjung Malei 20 7 1 10 - - - 38 18 90,0 7 100,0 1 100,0 10 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 36 94,7
6 Tompe Tompe 26 4 1 13 - - - 44 23 88,5 4 100,0 1 100,0 13 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 41 93,2
7 Sindue Tobata
Batusuya 26 8 2 12 - - - 48 25 96,2 8 100,0 2 100,0 12 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 47 97,9
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 23 7 2 10 - - - 42 23 100,0 7 100,0 2 100,0 10 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 42 100,0
10 Labuan Labuan 18 3 1 8 - - - 30 18 100,0 3 100,0 1 100,0 8 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 30 100,0
11 Tanantovea Wani 22 5 2 9 - - - 38 21 95,5 5 100,0 2 100,0 9 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 37 97,4
12 Banawa
Donggala 67 13 4 18 1 - 1 104 67 100,0 12 92,3 4 100,0 18 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! - - 102 98,1
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 35 11 4 21 - - - 71 35 100,0 11 100,0 4 100,0 21 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 71 100,0
15 Rio Pakava Lalundu 15 4 2 18 - - - 39 14 93,3 4 100,0 2 100,0 18 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 38 97,4
16 Pinembani Pinembani 1 - - 5 - - - 6 1 100,0 - #DIV/0! - #DIV/0! 5 100,0 - #DIV/0! 0 #DIV/0! - #DIV/0! 6 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 357 95 30 165 1 0 3 651 336 94,1 94 98,9 30 100,0 165 100,0 1 100,0 0 #DIV/0! 2 66,7 628 96,5

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 63

TEMPAT PENGELOLAAN MAKAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KECAMATAN PUSKESMAS MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Sojol Utara Ogoamas 30 0 13 1 16 30 100,0 0 0 0 0 0 0,0


2 Sojol Balukang 19 0 15 3 0 18 94,7 0 1 0 0 1 5,3
3 Dampelas Sabang 21 0 7 12 0 19 90,5 0 2 0 0 2 9,5
4 Balaesang Tambu 17 0 8 8 0 16 94,1 0 1 0 0 1 5,9
5 Balaesang Tanjung Malei 11 0 2 0 5 7 63,6 0 0 0 4 4 36,4
6 Sirenja Tompe 38 0 11 9 8 28 73,7 0 2 0 8 10 26,3
7 Sindue Tobata
Batusuya 22 0 8 10 3 21 95,5 0 1 0 0 1 4,5
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 13 0 2 6 4 12 92,3 0 0 0 1 1 7,7
10 Labuan Labuan 5 0 0 4 0 4 80,0 0 0 0 1 1 20,0
11 Tanantovea Wani 39 0 8 4 3 15 38,5 0 2 0 22 24 61,5
12 Banawa
Donggala 50 5 17 23 5 50 100,0 0 0 0 0 0 0,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 31 0 8 7 5 20 64,5 0 1 0 10 11 35,5
15 Rio Pakava Lalundu 24 0 5 6 0 11 45,8 0 0 0 13 13 54,2
16 Pinembani Pinembani 16 0 0 0 3 3 18,8 0 0 0 13 13 81,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 336 5 104 93 52 254 75,6 0 10 0 72 82 24,4

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 64

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PERSENTASE TPM

PERSENTASE TPM
MEMENUHI SYARAT

MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

JUMLAH TPM TIDAK

HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN/

RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM

DIUJI PETIK
MINUM (DAM)

MINUM (DAM)
JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
DEPOT AIR

DEPOT AIR
MAKANAN

MAKANAN
DIBINA
JAJANAN

JAJANAN
TOTAL

TOTAL
NO KECAMATAN PUSKESMAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 Sojol Utara Ogoamas 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 30 0 4 1 5 10 33,3


2 Sojol Balukang 1 0 1 0 0 1 100,0 18 0 5 1 0 6 33,3
3 Dampelas Sabang 2 0 2 0 0 2 100,0 19 0 2 4 0 6 31,6
4 Balaesang Tambu 1 0 1 0 0 1 100,0 16 0 1 2 0 3 18,8
5 Balaesang Tanjung Malei 4 0 0 0 4 4 100,0 7 0 0 0 0 0 0,0
6 Sirenja Tompe 10 0 2 0 8 10 100,0 28 0 4 3 2 9 32,1
7 Sindue Tobata
Batusuya 1 0 1 0 0 1 100,0 21 0 2 3 1 6 28,6
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 1 0 0 0 1 1 100,0 12 0 0 2 1 3 25,0
10 Labuan Labuan 1 0 0 0 1 1 100,0 4 0 0 1 0 1 25,0
11 Tanantovea Wani 24 0 2 0 22 24 100,0 15 0 8 1 1 10 66,7
12 Banawa
Donggala 0 0 0 0 0 0 #DIV/0! 50 0 7 7 1 15 30,0
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 11 0 1 0 10 11 100,0 20 0 1 2 1 4 20,0
15 Rio Pakava Lalundu 13 0 0 0 13 13 100,0 11 0 0 2 0 2 18,2
16 Pinembani Pinembani 13 0 0 0 13 13 100,0 3 0 0 0 0 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 82 0 10 0 72 82 100,0 254 0 34 29 12 75 29,5

Sumber : Seksi Kesehatan Lingkungan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 65

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 133.075 41.000 107.900 148.900 111,9
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 191.084 63.108 1.000 64.108 33,5
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 3.779 1.275 - 1.275 33,7
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 39.187 11.433 4.400 15.833 40,4
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul - - - - #DIV/0!
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1.502.026 428.142 428.142 28,5
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 51.049 17.660 4.609 22.269 43,6
8 Metampiron tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul - - - - #DIV/0!
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet 229.303 359.324 37.000 396.324 172,8
11 Hidroksida
Anti Bakteri200
DOENmg saleb
+ Magnesium Hidroksida
kombinasi 200500
: Basitrasin mgIU/g + tube - - - - #DIV/0!
12 polimiksin 10.000
Antihemoroid DOENIU/gkombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp 6.027 1.974 - 1.974 32,8
13 Heksaklorofen
Antifungi DOEN250 mg
Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot 14.512 4.900 - 4.900 33,8
14 Salisilat 3%: Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg
Antimigren tablet 1.329 458 - 458 34,5
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet - - - - #DIV/0!
16 Levodopa 250 mgSteril, bebas pirogen
Aqua Pro Injeksi vial 9.124 2.968 2.230 5.198 57,0
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 1.154.875 359.750 - 359.750 31,2
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet - - - - #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet - - - - #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet - - - - #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol - - - - #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 6.081 1.753 630 2.383 39,2
23 Betametason krim 0,1 % krim 1.376 5.723 7.360 13.083 950,8
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 12.625 3.450 22.300 25.750 204,0
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 1.133.179 390.058 5.700 395.758 34,9
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol - - - - #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 4.350 3.302 - 3.302 75,9
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 100.000 242.229 - 242.229 242,2
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 1.340 462 - 462 34,5
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 66.908 22.917 - 22.917 34,3
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 1.069 475 - 475 44,4
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul - - - - #DIV/0!
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 7.713 3.428 - 3.428 44,4
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 9.785 4.349 - 4.349 44,4
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet 310.450 96.500 - 96.500 31,1
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 8.267 3.445 - 3.445 41,7
37 Etakridin larutan 0,1% botol 3.107 1.232 269 1.501 48,3
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul - - - - #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 1.239 413 - 413 33,3
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 148.285 49.550 6.200 55.750 37,6
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet - - - - #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol - - - - #DIV/0!
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 21.027 6.832 - 6.832 32,5
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 18.720 5.600 19.800 25.400 135,7
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 18.000 1.164 - 1.164 6,5
47 Gameksan lotion 1 % botol - - - - #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach 18.560 11.747 11.400 23.147 124,7
49 klorida 0,30
Gentian g, Tribatrium
Violet Larutan 1 %Sitrt dihidrat 0,58 g botol 713 1.256 325 1.581 221,7
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 96.539 42.906 6.000 48.906 50,7
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 1.638.000 296.666 616.000 912.666 55,7
52 Gliserin botol - - - - #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 4.831 2.062 4.480 6.542 135,4
54 Glukosa larutan infus 10% botol 860 382 640 1.022 118,8
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul - - - - #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 50.000 8.800 - 8.800 17,6
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet - - - - #DIV/0!
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet - - - - #DIV/0!
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet - - - - #DIV/0!
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 12.567 10.443 10.443 83,1
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 17.744 6.576 4.800 11.376 64,1
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 219.888 69.725 - 69.725 31,7
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 338.911 130.292 32.500 162.792 48,0
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 48.000 1.500 2.700 4.200 8,8
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 401.408 190.417 108.000 298.417 74,3
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 163.712 57.183 16.000 73.183 44,7
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 220.225 80.850 9.500 90.350 41,0
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet 62.169 19.808 200 20.008 32,2
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial - - - - #DIV/0!
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul - - - - #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 169.729 52.178 - 52.178 30,7
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 6.696 5.477 336 5.813 86,8
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 1.682.983 629.667 177.000 806.667 47,9
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul - - - - #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul - - - - #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet - - - - #DIV/0!
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet - - - - #DIV/0!
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet - - - - #DIV/0!
79 Sulfadoxin
Kotrimosazol500 mg
Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol 13.695 6.973 12.750 19.723 144,0
80 + Trimetoprim 40
Kotrimosazol DOEN mg/I (dewasa)
5 ml Kombinasi : tablet 300.000 128.095 189.500 317.595 105,9
81 Sulfametoksazol
Kotrimosazol DOEN400IImg, Trimetoprim
(pediatrik) 80 mg:
Kombinasi tablet 62.544 21.763 - 21.763 34,8
82 Sulfametoksazol
Kuinin 100
(kina) tablet 200mg,
mgTrimetoprim 20 mg tablet 74.549 22.176 - 22.176 29,7
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul - - - - #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 24.905 7.526 17.520 25.046 100,6
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial - - - - #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial 3.671 1.299 454 1.753 47,8
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach - - - - #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol - - - - #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet - - - - #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet 64.000 3.000 - 3.000 4,7
91 mg
Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 5.000 537 - 537 10,7
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet - - - - #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet - - - - #DIV/0!
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol - - - - #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 7.500 1.349 6.635 7.984 106,5
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul - - - - #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet 45.000 4.120 - 4.120 9,2
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 84.000 7.983 - 7.983 9,5
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 15.846 1.405 2.544 3.949 24,9
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 19.852 7.380 6.275 13.655 68,8
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial - - - - #DIV/0!
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 13.359 4.607 - 4.607 34,5
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 12.500 20.553 22.898 43.451 347,6
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet - - - - #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 930.000 355.636 134.200 489.836 52,7
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol - - - - #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 82.800 18.555 17.300 35.855 43,3
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 1.248.000 227.732 270.000 497.732 39,9
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 8.000 1.713 - 1.713 21,4
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol - - - - #DIV/0!
111 Prednison tablet 5 mg tablet 970.058 333.417 - 333.417 34,4
112 Primakuin tablet 15 mg tablet - - - - #DIV/0!
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 50.986 19.242 41.300 60.542 118,7
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet - - - - #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet - - - - #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet - - - - #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 83.393 29.854 4.020 33.874 40,6
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube 15.296 4.928 - 4.928 32,2
119 4%
Salisil bedak 2% kotak 11.868 2.883 7.201 10.084 85,0
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial - - - - #DIV/0!
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial - - - - #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial - - - - #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul - - - - #DIV/0!
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial - - - - #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 20.167 6.551 - 6.551 32,5
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol - - - - #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol - - - - #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul 33.108 23.417 36.000 59.417 179,5
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 193.663 64.825 - 64.825 33,5
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 11.976 4.093 - 4.093 34,2
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 508.225 248.250 87.000 335.250 66,0
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul - - - - #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 32.386 11.488 6.100 17.588 54,3
134 Vaksin Rabies Vero vial 65 23 - 23 35,4
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 779.767 346.563 852.000 1.198.563 153,7
VAKSIN
136 BCG vial 1.207 1.171 14 1.185 98,2
137 T T vial 2.566 943 132 1.075 41,9
138 D T vial 161 509 350 859 533,5
139 CAMPAK 10 Dosis vial 1.132 2.234 399 2.633 232,6
140 POLIO 10 Dosis vial 1.944 2.552 410 2.962 152,4
141 DPT-HB vial 1.753 2.725 370 3.095 176,6
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 1.476 1.805 504 2.309 156,4
143 POLIO 20 Dosis vial - - - - #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial - - - - #DIV/0!

Sumber : Seksi Kefarmasian. Dinkes Kab. Donggala. 2014


TABEL 66

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9

RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 0 0 1 0 0 0 1
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 0 0 0 0 0 -
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP 0 0 0 0 0 -
- JUMLAH TEMPAT TIDUR 86
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU 0 0 71 0 0 0 71
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK -
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN -
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH -
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK 9 9
7 TOKO OBAT 6 6
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
Sumber : Seksi Sarana dan Peralatan Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 67

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 1 1 100,0

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 0 #DIV/0!

JUMLAH (KAB/KOTA) 1 1 100,0

Sumber : RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014


TABEL 68

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KECAMATAN PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 14 15
1 Sojol Utara Ogoamas 16 88,9 0 0,0 2 11,1 0 0,0 18 2 11,1
2 Sojol Balukang 5 16,7 24 80,0 1 3,3 0 0,0 30 1 3,3
3 Dampelas Sabang 0 0,0 31 70,5 13 29,5 0 0,0 44 13 29,5
4 Balaesang Tambu 13 34,2 18 47,4 7 18,4 0 0,0 38 7 18,4
5 Balaesang Tanjung Malei 0 0,0 20 80,0 5 20,0 0 0,0 25 5 20,0
6 Tompe Tompe 0 0,0 32 100,0 0 0,0 0 0,0 32 0 0,0
7 Sindue Tobata
Batusuya 13 33,3 23 59,0 3 7,7 0 0,0 39 3 7,7
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 0 0,0 34 97,1 1 2,9 0 0,0 35 1 2,9
10 Labuan Labuan 0 0,0 9 25,7 15 42,9 1 2,9 25 16 64,0
11 Tanantovea Wani 2 5,7 4 11,4 16 45,7 2 5,7 24 18 75,0
12 Banawa
Donggala 2 5,7 10 28,6 39 111,4 1 2,9 52 40 76,9
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 36 102,9 3 8,6 0 0,0 0 0,0 39 0 0,0
15 Rio Pakava Lalundu 4 11,4 10 28,6 0 0,0 0 0,0 14 0 0,0
Lalundu Despot 4 11,4 11 31,4 0 0,0 0 0,0 15 0 0,0
16 Pinembani Pinembani 21 60,0 0 0,0 0 0,0 0 0,0 21 0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 116 25,7 229 50,8 102 22,6 4 0,9 451 106 23,5

RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1,3

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promosi Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 69

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
NO KECAMATAN PUSKESMAS DESA/
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Sojol Utara Ogoamas 5 2 0 0 0 2 40,0
2 Sojol Balukang 9 2 0 0 0 2 22,2
3 Dampelas Sabang 13 2 0 1 0 3 23,1
4 Balaesang Tambu 13 3 0 0 0 3 23,1
5 Balaesang Tanjung Malei 8 4 0 0 0 4 50,0
6 Sirenja Tompe 13 6 0 1 0 7 53,8
7 Sindue Tobata
Batusuya 12 2 0 0 0 2 16,7
8 Sindue Tambusabora
9 Sindue Toaya 13 10 0 0 0 10 76,9
10 Labuan Labuan 7 5 0 0 0 5 71,4
11 Tanantovea Wani 10 5 0 0 0 5 50,0
12 Banawa
Donggala 22 5 0 0 1 6 27,3
13 Banawa Tengah
14 Banawa Selatan Lembasada 19 8 0 0 0 8 42,1
15 Rio Pakava Lalundu 6
4 0 0 0 4 66,7
Lalundu Despot 8
16 Pinembani Pinembani 9 - 0 0 0 - 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 167 58 0 2 1 61 36,5

Sumber : Seksi Kesehatan Dasar. Program Promosi Kesehatan. Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 70

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

a DOKTER
DR SPESIALIS DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI TOTAL
NO UNIT KERJA SPESIALIS GIGI
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Puskesmas Ogoamas - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
2 Puskesmas Balukang - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
3 Puskesmas Sabang - - - - 1 1 - 1 1 - - - - - - - - -
4 Puskesmas Tambu - - - - 2 2 - 2 2 - - - - - - - - -
5 Puskesmas Malei - - - - 1 1 - 1 1 - 1 1 - - - - 1 1
6 Puskesmas Tompe - - - 1 2 3 1 2 3 - - - - - - - - -
7 Puskesmas Batusuya - - - 1 - 1 1 - 1 - - - - - - - - -
8 Puskesmas Toaya - - - 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - - -
9 Puskesmas Labuan - - - 1 2 3 1 2 3 1 1 2 - - - 1 1 2
10 Puskesmas Wani - - - - 2 2 - 2 2 - 1 1 - - - - 1 1
11 Puskesmas Donggala - - - 1 6 7 1 6 7 - 1 1 - - - - 1 1
12 Puskesmas Lembasada - - - 2 2 2 - 2 - - - - - - - - -
13 Puskesmas Lalundu - - - 2 2 2 - 2 - 1 1 - - - - 1 1
14 Puskesmas Pinembani - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - 9 19 28 9 19 28 1 7 8 - - - 1 7 8

1 RSUD KABELOTA - 5 5 2 6 8 2 11 13 - 1 1 - - - - 1 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - 5 5 2 6 8 2 11 13 - 1 1 - - - - 1 1


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - 5 5 11 25 36 11 30 41 1 8 9 - - - 1 8 9
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,7 12,4 14,1 3,1 0,0 3,1

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.
a
Keterangan : termasuk S3
TABEL 71

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

a
PERAWAT PERAWAT GIGI
NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Puskesmas Ogoamas 11 1 0 1 0 0 0
2 Puskesmas Balukang 11 5 3 8 0 0 0
3 Puskesmas Sabang 14 8 15 23 0 1 1
4 Puskesmas Tambu 10 2 6 8 0 0 0
5 Puskesmas Malei 9 1 6 7 0 0 0
6 Puskesmas Tompe 13 2 15 17 0 0 0
7 Puskesmas Batusuya 9 6 4 10 0 0 0
8 Puskesmas Toaya 16 5 8 13 0 0 0
9 Puskesmas Labuan 17 4 7 11 0 1 1
10 Puskesmas Wani 14 11 11 0 1 1
11 Puskesmas Donggala 34 2 5 7 0 2 2
12 Puskesmas Lembasada 24 1 4 5 0 1 1
13 Puskesmas Lalundu 17 5 1 6 0 0 0
14 Puskesmas Pinembani 7 1 0 1 0 0 0

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 206 43 85 128 0 6 6

1 RSUD KABELOTA 16 5 29 34 5 31 36

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 16 5 29 34 5 31 36

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 0 0 0 0 0

KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 222 48 114 162 5 37 42

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 156,2 55,7 14,4

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.
a
Keterangan : termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 72

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA a APOTEKER TOTAL
KEFARMASIAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 12 13 14
1 Puskesmas Ogoamas - - - - - - - - -
2 Puskesmas Balukang - - - - - - - - -
3 Puskesmas Sabang - 1 1 - - - - 1 1
4 Puskesmas Tambu - 1 1 - - - - 1 1
5 Puskesmas Malei - - - - - - - - -
6 Puskesmas Tompe - - - - - - - - -
7 Puskesmas Batusuya - 1 1 - - - - 1 1
8 Puskesmas Toaya - 3 3 - - - - 3 3
9 Puskesmas Labuan - 1 1 - - - - 1 1
10 Puskesmas Wani - 1 1 - - - - 1 1
11 Puskesmas Donggala 1 - 1 - 1 1 1 1 2
12 Puskesmas Lembasada - - - - - - - - -
13 Puskesmas Lalundu 1 - 1 - - - 1 - 1
14 Puskesmas Pinembani - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 8 10 1 - 1 2 9 11


1 RSUD KABELOTA 2 5 7 1 1 2 3 6 9

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 2 5 7 1 1 2 3 6 9


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0 - 0 0 - 0 0 -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0 - 0 0 - 0 0 -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0 - 0 0 - 0 0 -
JUMLAH (KAB/KOTA) 4 13 17 2 1 3 5 15 20
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 6,9

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.
a
Keterangan : termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 73

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

KESEHATAN MASYARAKAT KESEHATAN LINGKUNGAN


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Puskesmas Ogoamas 1 - 1 - - -
2 Puskesmas Balukang - - - - 1 1
3 Puskesmas Sabang - 1 1 - 1 1
4 Puskesmas Tambu - 1 1 - 1 1
5 Puskesmas Malei - - - - - -
6 Puskesmas Tompe 1 - 1 2 1 3
7 Puskesmas Batusuya 1 1 2 1 - 1
8 Puskesmas Toaya 1 4 5 3 1 4
9 Puskesmas Labuan 1 - 1 - 6 6
10 Puskesmas Wani - 3 3 2 3 5
11 Puskesmas Donggala 1 2 3 - 2 2
12 Puskesmas Lembasada - 1 1 - 2 2
13 Puskesmas Lalundu - - - 1 1 2
14 Puskesmas Pinembani 2 - 2 1 - 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 8 13 21 10 19 29

1 RSUD KABELOTA 3 2 5 4 7 11

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 3 2 5 4 7 11


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 11 15 26 14 26 40
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 8,9 13,7

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.
TABEL 74

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Ogoamas 1 - 1 - - - 1 - 1
2 Puskesmas Balukang - - - - - - - - -
3 Puskesmas Sabang - 1 1 - - - - 1 1
4 Puskesmas Tambu - - - - - - - - -
5 Puskesmas Malei - 1 1 - - - - 1 1
6 Puskesmas Tompe - 1 1 - - - - 1 1
7 Puskesmas Batusuya - - - - - - - - -
8 Puskesmas Toaya - 1 1 - - - - 1 1
9 Puskesmas Labuan - 1 1 - - - - 1 1
10 Puskesmas Wani - 1 1 - - - - 1 1
11 Puskesmas Donggala - 1 1 - - - - 1 1
12 Puskesmas Lembasada 1 - 1 - - - 1 - 1
13 Puskesmas Lalundu - 1 1 - - - - 1 1
14 Puskesmas Pinembani - 1 1 - - - - 1 1

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2 9 11 - - - 2 9 11


1 RSUD KABELOTA - 1 1 - - - - 1 1

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - 1 1 - - - - 1 1


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 10 12 - - - 2 10 12
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 4,1 0,0 4,1

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.
TABEL 75

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TENAGA TEKNISI MEDIS


NO UNIT KERJA TOTAL
FISIOTERAPI TERAPI OKUPASI TERAPI WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Puskesmas Ogoamas - - - - - - - - - - - - - - -
2 Puskesmas Balukang - - - - - - - - - - - - - - -
3 Puskesmas Sabang - - - - - - - - - - - - - - -
4 Puskesmas Tambu - - - - - - - - - - - - - - -
5 Puskesmas Malei - - - - - - - - - - - - - - -
6 Puskesmas Tompe - - - - - - - - - - - - - - -
7 Puskesmas Batusuya - - - - - - - - - - - - - - -
8 Puskesmas Toaya - - - - - - - - - - - - - - -
9 Puskesmas Labuan - - - - - - - - - - - - - - -
10 Puskesmas Wani - - - - - - - - - - - - - - -
11 Puskesmas Donggala - - - - - - - - - - - - - - -
12 Puskesmas Lembasada - - - - - - - - - - - - - - -
13 Puskesmas Lalundu - - - - - - - - - - - - - - -
14 Puskesmas Pinembani - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -


1 RSUD KABELOTA 2 2 4 - - - - - - - - - 2 2 4

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 2 2 4 - - - - - - - - - 2 2 4


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 2 2 4 - - - - - - - - - 2 2 4
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 1,4 0,0 0,0 0,0 1,4

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.

Fisioterapis : Tenaga kesehatan lulusan pendidikan formal fisioterapi dan kepadanya diberikan wewenang tertulis untuk
melakukan tindakan fisioterapi atas dasar keilmuan dan kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Okupasi terapis : Tenaga kesehatan yang menangani pasien atau klien dengan gangguan fisik dan atau mental yang bersifat
sementara atau menetap.
Terapis wicara : Tenaga kesehatan lulusan pendidikan terapi wicara baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terapi wicara merupakan tindakan untuk membantu
seseorang yang mengalami ganguan bahasa bicara dan menelan.
Akupunktur : Tenaga kesehatan lulusan Diploma III Akupunktur yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai
dengan persyaratan yang berlaku.
TABEL 76

JUMLAH TENAGA TEKNISI MEDIS DAN FISIOTERAPIS DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TENAGA TEKNISI MEDIS

NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN


TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI ORTETIK PROSTETIK INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Puskesmas Ogoamas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Puskesmas Balukang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Puskesmas Sabang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Puskesmas Tambu - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
5 Puskesmas Malei - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Puskesmas Tompe - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Puskesmas Batusuya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Puskesmas Toaya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Puskesmas Labuan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Puskesmas Wani - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Puskesmas Donggala - - - - - - - - - - - - - 1 1 - - - - - - - - - - - - - - - - 1 1
12 Puskesmas Lembasada - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Puskesmas Lalundu - - - - - - - - - - 1 1 1 - 1 - - - - - - - - - - - - - - - 1 1 2
14 Puskesmas Pinembani - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - 1 1 1 2 3 - - - - - - - - - - - - - - - 1 3 4


1 RSUD KABELOTA 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - 2 4 6

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - 2 4 6

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 1 1 2 1 1 2 - - - - - - - 2 2 - - - - - - - - - - - - - - - 2 4 6

KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 2 2 4 2 2 4 - - - - - - - 4 4 - - - - - - - - - - - - - - - 4 8 12


KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 3 3 6 3 3 6 - - - - - - - 6 6 - - - - - - - - - - - - - - - 6 12 18

JUMLAH (KAB/KOTA) 7 7 14 7 7 14 - - - - 1 1 1 16 17 - - - - - - - - - - - - - - - 15 31 46

RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 15,8

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum, Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.
Keterangan:
*yang memiliki klinik/pelayanan kesehatan

Radiografer : Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan tugas wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan
kegiatan mendiagnostik penyakit menggunakan sinar-x (contoh rontgen patah tulang dilakukan sebelum operasi),
di pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Radioterapis : Tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dengan tugas wewenang dan tanggung jawab untuk melakukan
kegiatan terapi atau pengobatan penyakit menggunakan sinar-x (contoh penyakit kanker yang dimatikan dengan
sinar-x) di pelayanan kesehatan dalam upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
Teknisi Elektromedis : Tenaga kesehatan yang Menjamin terselenggaranya pelayanan kesehatan khususnya kelayakan siap pakai
peralatan kesehatan dengan tingkat keakurasian dan keamanan serta mutu dan standar.
Teknisi Gigi : Tenaga kesehatan yang bekerja di bidang keteknisian gigi (pembuatan prothesa gigi alat orthodontie dan maxillo
facial).
Analis Kesehatan : Tenaga kesehatan yang bekerja di laboratorium untuk menyelediki tentang penyakit atau kesehatan (badan
manusia).
Refraksionis Optisien : Tenaga kesehatan yang melaksanakan pemeriksaan mata dasar, pemeriksaan refraksi, menetapkan hasil
pemeriksaan, menyiapkan dan membuat lensa kacamata atau lensakontak, termasuk pelatihan ortoptik.
Ortetik Prostetik : Tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan, pembuatan, pemakaian alat bantu anggota gerak tubuh yang layuh
(ortosa) dan alat ganti anggota gerak tubuh yang hilang (protesa).
Rekam Medis dan informasi kesehatan :
Tenaga kesehatan yang mencatat dan mendokumentasikan tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan,
tindakan dan pelayanan lain di fasilitas kesehatan
Teknisi Transfusi Darah : Tenaga kesehatan yang melakukan pelayanan transfusi darah (kegiatan pengerahan dan pelestarian donor,
penyediaan darah dan tindakan medis pemberian darah kepada resipien).
Teknisi Kardiovaskuler : Tenaga kesehatan yang melakukan tindakan medis yang berhubungan dengan jantung dan peredaran darah.
TABEL 77

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TENAGA KESEHATAN LAINNYA


PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Puskesmas Ogoamas 3 15 18 - - - 3 15 18
2 Puskesmas Balukang 8 10 18 - - - 8 10 18
3 Puskesmas Sabang 12 5 17 - - - 12 5 17
4 Puskesmas Tambu 4 13 17 - - - 4 13 17
5 Puskesmas Malei 4 14 18 - - - 4 14 18
6 Puskesmas Tompe 8 10 18 - - - 8 10 18
7 Puskesmas Batusuya 11 7 18 - - - 11 7 18
8 Puskesmas Toaya 6 12 18 - - - 6 12 18
9 Puskesmas Labuan 9 9 18 - - - 9 9 18
10 Puskesmas Wani 8 10 18 - - - 8 10 18
11 Puskesmas Donggala 9 9 18 - - - 9 9 18
12 Puskesmas Lembasada 5 13 18 - - - 5 13 18
13 Puskesmas Lalundu 5 13 18 - - - 5 13 18
14 Puskesmas Lalundu Despot 7 11 18 - - - 7 11 18
15 Puskesmas Tonggolobibi 8 10 18 - - - 8 10 18
16 Puskesmas Pinembani - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 107 161 268 - - - 107 161 268


1 RSUD KABELOTA - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) 107 161 268 - - - 107 161 268

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum. Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota Kab. Donggala, 2014.
TABEL 78

JUMLAH TENAGA NON KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

TENAGA NON KESEHATAN


PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 Puskesmas Ogoamas - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
2 Puskesmas Balukang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
3 Puskesmas Sabang - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
4 Puskesmas Tambu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
5 Puskesmas Malei - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
6 Puskesmas Tompe - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
7 Puskesmas Batusuya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
8 Puskesmas Toaya - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
9 Puskesmas Labuan - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
10 Puskesmas Wani - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
11 Puskesmas Donggala - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
12 Puskesmas Lembasada - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
13 Puskesmas Lalundu - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
14 Puskesmas Pinembani - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


1 RSUD KABELOTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -


SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Sumber : Bagian Kepegawaian dan Umum. Bidang Pengembangan SDMK. Dinkes Kab. Donggala. 2014
RSUD Kabelota, Dinkes Kab. Donggala. 2014
TABEL 79

ANGGARAN KESEHATAN DINAS KESEHATAN


KABUPATEN DONGGALA
TAHUN 2014

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah (Rp.) %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD Dinas Kesehatan Kab. Donggala 58.765.431.830 56,4

a. Belanja Langsung 35.514.079.830 34,1

b. Belanja Tidak Langsung 23.251.352.000 22,3

2 APBD rumah Sakit Umum Daerah Kabelota 14.682.287.000 14,1

a. Belanja Langsung 9.548.681.000 9,2

b. Belanja Tidak Langsung 5.133.606.000 4,9

3 APBN : 30.068.616.284 28,8

- Dana Alokasi Khusus (DAK) 4.192.488.000 4,0

- Jamkesmas 12.899.808.284 12,4

- Jamkesda 6.500.000.000 6,2


- Tugas Perbantuan (TP) 852.320.000 0,8
- Tugas Perbantuan (TP) Dirjen Upaya Kesehatan 4.000.000.000 3,8
- BOK 1.624.000.000 1,6
4 APBD AKPER 740.000.000 0,7

a. Belanja Langsung 326.500.000 0,3


b. Pengadaan Perlengkapan Gedung Kantor 413.500.000 0,4

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN 104.256.335.114 100,0

TOTAL APBD KAB/KOTA 845.240.563.000

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA 6,95

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA 358.386

Sumber : Bagian Keuangan. Dinkes Kab. Donggala. 2014


Dinas Kesehatan APBD Kab. Donggala
Belanja Tidak
Tahun Belanja Langsung Belanja Langsung
Langsung Total
(BL) (BL)
(BTL)
2010 10.738.313.500 14.724.358.500 25.462.672.000 258.379.507.750
2011 20.187.248.002 17.996.815.159 38.184.063.161 356.851.834.164
2012 19.326.940.740 20.891.724.207 40.218.664.947 305.405.371.699
2013 20.077.651.877 21.243.385.915 41.321.037.792 424.177.527.693
2014 35.514.079.830 23.251.352.000 58.765.431.830 398.867.108.000

RS 290.915 100.000 0,34


PKM 5,50
pustu 24,41
poskesdes 33,34
puskel 7,56
utd 0,34
APBD Kab. Donggala % BL Dinas
Belanja Tidak Kesehatan
Langsung Total terhadap
(BTL) BL APBD
314.805.674.540 573.185.182.290 4,16
288.077.959.811 644.929.793.975 5,66
415.182.125.824 720.587.497.523 6,33
417.009.474.451 841.187.002.144 4,73
446.373.455.000 845.240.563.000 8,90

Anda mungkin juga menyukai