IR 11 5.5 11 13 10 11 8.6
Pengarah
Dr. Hj. Andi Pada, M. Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi
Ketua
Drs. Saprimail Harahap, M. Kes
Kepala Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan
Sekretaris
Yan Niaga, SKM, M. Kes
Kepala Seksi Pendataan
Editor
Rosmita Alisanti, SKM, MKM
Anggota
Herwan, SKM, MKM; Ika Asrini M, S.Pd; Arnalia Devi, SKM;
Parida Harahap, S. Psi; Heriyantomi, A. MKep;
Kontributor
BPS Provinsi Jambi; Sekretariat Dinas Kesehatan; Seksi Evaluasi; Seksi
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan; Bidang Bina Pelayanan Kesehatan;
Bidang Bina Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; dan
Bidang Bina Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2014. Profil kesehatan
Provinsi Jambi merupakan sarana penyajian data dan informasi kesehatan yang
merupakan gambaram status kesehatan masyarakat dengan berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Profil Kesehatan Provinsi Jambi selain sebagai
penyajian data dan informasi kesehatan juga dimanfaatkan sebagai bahan
evaluasi dari program pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota wilayah
Provinsi Jambi. Data Profil Kesehatan Provinsi Jambi saat ini telah pula
dimanfaatkan dalam penyusunan RPJMD dan renstra Dinas Kesehatan.
Penyajian data dalam profil kesehatan diupayakan dalam bentuk data facility
based dan data community based serta data yang disajikan diupayakan
lengkap dari segi jenis dan cakupan. Profil Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2014
ini penyusunannya berbeda dari profil kesehatan sebelumnya, profil kesehatan
yang sekarang penyajiannya menyesuaikan dengan Profil Kesehatan Indonesia,
lebih banyak penyajian datanya. Sumber data masih sama dengan profil
sebelumnya yaitu bersumber dari profil kesehatan kabupaten/ kota, data dari
program dan juga data dari lintas sektor terkait.
iii
membutuhkan dapat menghubungi Seksi Pendataan Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi. Kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam penyusunan Profil
Kesehatan Provinsi Jambi ini.
Semoga Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 ini bermanfaat dalam mengisi
kebutuhan data dan informasi di bidang kesehatan.
iv
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI
Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kahadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbinganNya, Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi telah menerbitkan Profil Kesehatan Provinsi Jambi
2013 yang mencakup seluruh kabupaten/ kota. Meskipun berat dan banyak
tantangan didalam proses pengumpulan data dan informasi kesehatan ini,
akhirnya Seksi Pendataan berhasil menghimpun data tahun 2014 dan
menyusunnya dalam bentuk Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2015.
Tantangan dan kendala dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu
ternyata cukup banyak, sehingga data dan informasi dari kabupaten/ kota
maupun program masih belum dapat terisi secara lengkap. Dengan terbitnya
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 ini, saya harapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak baik institusi pemerintah, swasta, profesi, mahasiswa dan lainnya
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi.
Ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada semua
pihak, terutama kepada Seksi Pendataan yang telah menjadi koordinator dalam
penyusunannya, dan kontribusi program, sehinga memungkinkan tersusunnya
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 ini.
v
DAFTAR GAMBAR
vi
Gambar 3.15 Kasus Baru Kusta Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 56
Gambar 3.16 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15
Tahun per 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi Tahun
2010-2014.............................................................................. 59
Gambar 3.17 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15
Tahun per 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 60
Gambar 3.18 Incidence Rate DBD per 10.000 Penduduk dan Case
Fatality Rate DBD di Provinsi Jambi Tahun 2014.................. 65
Gambar 3.19 Jumlah Kasus Diare per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 68
Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di
Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014.................................... 76
Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 77
Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 78
Gambar 4.4 Pencapaian Cakupan K4 Ibu Hamil per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 79
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014.............. 80
Gambar 4.6 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 81
Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 83
Gambar 4.8 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 85
Gambar 4.9 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 ..... 87
Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 88
Gambar 4.11 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 90
Gambar 4.12 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 92
Gambar 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD/Setingkat
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 94
Gambar 4.14 Proporsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Menurut Jenis
Kontrasepsi di Provinsi Jambi Tahun 2014........................... 95
Gambar 4.15 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 96
vii
Gambar 4.16 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 97
Gambar 4.17 Distribusi Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..... 100
Gambar 4.18 Persentase Cakupan UCI di Tingkat Desa/Kelurahan
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014......................... 101
Gambar 4.19 Cakupan TT2+ Pada Ibu Hamil di Provinsi Jambi Tahun
2014...................................................................................... 103
Gambar 4.20 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe di Provinsi
Jambi Tahun 2007 2014.................................................... 113
Gambar 4.21 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah
Darah (Fe3) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014........................................................................... 114
Gambar 4.22 Persentase bayi, Balita, dan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 116
Gambar 4.23 Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam
Beryodium Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 118
Gambar 4.24 Persentase Bayi yang Diberikan ASI Eksklusif Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 120
Gambar 4.25 Persentase Kunjungan Balita yang Ditimbang di Posyandu
(D/S) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014...................................................................................... 121
Gambar 4.26 Persentase Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana di
Provinsi Jambi Tahun 2010 s/d 2014................................... 123
Gambar 5.1 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi
Tahun 2005 s/d 2014............................................................. 127
Gambar 5.2 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 128
Gambar 5.3 Persentase Kepemilikan Rumah Sakit di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 129
Gambar 5.4 Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 131
Gambar 5.5 Jumlah Program Studi pada Institusi Poltekkes dan Non
Poltekkes di Provinsi Jambi Tahun 2014.............................. 133
Gambar 5.6 Proporsi SDM Kesehatan menurut Latar Belakang
Pendidikan di Provinsi Jambi Tahun 2014............................ 135
Gambar 5.7 Rasio Dokter Umum terhadap 100.000 Penduduk di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 136
Gambar 5.8 Alokasi Anggaran Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2014 141
viii
Gambar 5.9 Persentase Yang Dilindungi Jaminan Kesehatan
Masyarakat/ Asuransi Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun
2014....................................................................................... 142
Gambar 5.10 Cakupan Layanan Kesehatan Rujukan Rawat Inap dan
Rawat Jalan Peserta Jamkesmas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................... 143
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR ISI
Kata Sambutan v
Daftar Gambar vi
Daftar Tabel x
Daftar Isi xi
Daftar Lampiran
BAB 1 PENDAHULUAN 1
A. Mortalitas 31
B. Morbiditas 42
LAMPIRAN
xi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL
Lampiran Tabel 5 Jumlah Kematian Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Dan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
xii
Lampiran Tabel 11 Jumlah Kasus Baru HIV,AIDS, Dan Infeksi Menular
Lainnya Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi tahun 2014.
Lampiran Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2
Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi jambi
Tahun 2014.
Lampiran Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (NON POLIO) Dan AFP Rate (NON
POLIO) Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014.
xiii
Lampiran Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/ Kota di Provinsi JambiTahun 2014.
Lampiran Tabel 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KlB Menurut Jenis
Kejadian Luar Biasa (KLB) Tahun 2014.
xiv
Lampiran Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas Tahun 2014.
Lampiran Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 39 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.
Lampiran Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan BCG Pada
Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas Tahun 2014.
xv
Lampiran Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat
Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.
xvi
Lampiran Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.
xvii
Lampiran Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
2
Dalam penyajian data Profil Kesehatan Provinsi Jambi diusahakan
untuk menampilkan data dan informasi yang dapat menjawab visi dan
misi Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
Dimana visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang
Mandiri sedangkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi adalah
Masyarakat Jambi Sehat, Adil, dan Mandiri dengan misi adalah
sebagai berikut:
1. Mendorong kemandirian dan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat.
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan kualitas
lingkungan.
4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya manusia
bidang kesehatan.
5. Meningkatkan kualitas manjemen, pembiayaan kesehatan, dan
jaminan pemeliharaan kesehatan.
3
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 diharapkan dapat bermanfaat
dalam mendukung menajemen kesehatan yang lebih baik terutama
untuk mendukung visi dan misi pembangunan kesehatan baik pusat
dan daerah.
4
2014. Gambaran sumber daya mencakup keadaan tenaga, sarana
kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Bab 6. Kesimpulan. Bab ini menyajikan kesimpulan dari bab 1
sampai bab 5.
***
5
BAB 2
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK
Gambar 2.1
Letak Geografis Provinsi Jambi
6
Batas wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai berikut; sebelah utara
dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah selatan dengan
Provinsi Sumatera Selatan, sebelah barat dengan Provinsi Sumatera
Barat dan Bengkulu, sebelah timur dengan Laut Cina Selatan. Provinsi
Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-
Malaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand
(IMT-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam
dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ditempuh 5 jam.
Luas wilayah Provinsi Jambi 50.160,05 km2, dengan luas wilayah per
kabupaten/ kota adalah sebagai berikut:
7
Persentase luas wilayah kabupaten/ kota dalam Provinsi Jambi dapat
dilihat pada gambar 2.2, dimana kabupaten terluas wilayahnya adalah
Kabupaten Merangin, sedangkan wilayah terkecil adalah Kota Jambi.
Gambar 2.2
Persentase Luas Wilayah Kabupaten/ Kota
Provinsi Jambi
8
menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Kabupaten Tanjung
Jabung Barat beribukota di Kuala Tungkal dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur beribukota di Muara Sabak. Kabupaten Bungo Tebo
dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Bungo dan
Kabupaten Tebo, Kabupaten Kabupaten Bungo beribukota di Muara
Bungo dan Kabupaten Tebo beribukota di Muara Tebo.
Saat ini Provinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota, yaitu
Kabupaten Kerinci ibukotanya Sungai Penuh, Kabupaten Sarolangun
ibukotanya Sarolangun, Kabupaten Merangin ibukotanya Bangko,
Kabupaten Bungo ibukotanya Muara Bungo, Kabupaten Tebo
ibukotanya Muara Tebo, Kabupaten Batanghari ibukotanya Muara
Bulian, Kabupaten Muaro Jambi ibukotanya Sengeti, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat ibukotanya Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur ibukotanya Muara Sabak, dan Kota Jambi yang juga
merupakan ibukota Provinsi Jambi, dan yang terakhir adalah
pembentukan Kota Sungai Penuh. Sampai dengan bulan Desember
9
2014 kecamatan di Provinsi Jambi berjumlah 138 kecamatan
sedangkan desa dan kelurahan berjumlah 1.553 desa/ kelurahan.
B. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data agregat per kabupaten/ kota hasil Sensus Penduduk
2010, Proyeksi jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2014
adalah sebanyak 3.344.421 jiwa, yang terdiri dari 1.706.746 jiwa
penduduk laki-laki dan 1.637.675 jiwa penduduk perempuan. Jika
dilihat distribusi sebaran jumlah penduduk menurut jenis kelamin per
kabupaten/ kota adalah;
10
Tabel 2.1
Distribusi Penduduk Provinsi Jambi Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2014
11
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Kerinci. Provinsi
Jambi dengan luas wilayah sebesar 50.088,05 kilometer persegi dan
jumlah penduduk 3.344.421 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan
penduduk Provinsi Jambi sebanyak 66,77 jiwa per kilometer persegi.
Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah Kota Jambi yaitu sebesar 2.765,23 jiwa per kilometer persegi,
sedangkan kabupaten dengan tingkat kepadatan paling rendah adalah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 38,95 jiwa per kilometer
persegi.
12
kelompok umur ini adalah mereka yang terlahir di tahun 1980an dan
termasuk dalam generasi baby boom, dimana pada saat periode sensus
memasuki usia produktif.
Gambar 2.3
Piramida Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2014
75+
70 - 74
65 - 69
60 - 64
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
Laki-Laki Perempuan
C. Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang
dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu
tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added)
yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan
yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh
karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama dengan pertumbuhan
PDB. Apabila diibaratkan kue, PDB adalah besarnya kue tersebut.
Pertumbuhan ekonomi sama dengan membesarnya kue tersebut
yang pengukurannya merupakan persentase pertambahan PDB pada
tahun tertentu terhadap PDB tahun sebelumnya .
PDB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga
konstan; dan penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan
konsep harga konstan (constant prices) dengan tahun dasar tertentu
untuk mengeliminasi faktor kenaikan harga. Saat ini BPS
menggunakan tahun dasar 2000.
14
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Perekonomian
di Provinsi Jambi selama 2013 telah tumbuh dengan baik.
Pertumbuhan ekonomi Jambi tidak hanya bisa berada di atas target
yang ditetapkan sekitar 7 persen, bahkan tingkat pertumbuhannya
berada di atas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun
2013 ini pertumbuhan perekonomian nasional ditargetkan tumbuh 5
persen, namun setelah melihat riak ekonomi semakin membaik lalu
pemerintah menaikkan targetnya menjadi 5.5 persen. Pertumbuhan
ekonomi Jambi 2013 ternyata masih jauh di atas target pertumbuhan
nasional yang telah disesuaikan tersebut.
Tabel 2.2
Indikator Ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2013
Jenis Indikator
No Tahun PDRB (miliyar Rupiah) Pertumbuhan
Inflasi
Berlaku Konstan Perkapita Ekonomi
1. 2005 16,50 22.487,01 12.619,97 7.625,66 5,57
2. 2006 10,66 26.061,77 13.363,62 8.680,76 5,89
3. 2007 7,24 32.076,68 14.275,16 11.697,44 6,82
4. 2008 11,57 41.056,48 15.297,77 14.724,72 7,16
5. 2009 2,49 42.815,92 16.272,26 15.107,07 6,37
6. 2010 10,52 53.816,69 17.465,00 17.424,19 7,30
7. 2011 2,76 63.268,14 18.962,40 19.959,57 8,54
8. 2012 4,22 72.564,20 20.373,50 22.283,10 7,44
9. 2013 8,74 40.540,37 10.652,59 7,84
Ket: 2013 masih data semester 1
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2013
15
Tingkat capaian yang lebih tinggi dari target ini terutama didorong
oleh semakin membaiknya harga produk-produk sektor pertanian
dalam arti luas seperti produk perkebunan, peternakan, perikanan, dan
pertanian tanaman pangan.
16
Salah satu isu penting dalam ketenagakerjaan, di samping keadaan
angkatan kerja (economically active population) dan struktur
ketenagakerjaan adalah isu pengangguran. Dari sisi ekonomi,
pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar kerja
dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan
kerja yang relatif terbatas, tidak mampu menyerap para pencari kerja
yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Tingginya angka pengangguran tidak hanya
menimbulkan masalah-masalah dibidang ekonomi, melainkan juga
menimbulkan berbagai masalah dibidang sosial, seperti kemiskinan
dan kerawanan sosial.
17
Tabel 2.3
Penduduk Bukan Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun ke Atas
di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014
Tahun Bukan Angkatan Kerja
Sekolah Mengurus Rumah Lainnya Total
Tangga
2007 176.031 392.415 84.956 653.402
2008 171.621 400.766 94.169 666.556
2009 186.312 390.743 90.806 667.861
2010 212.777 484.057 107.225 804.059
2011 198.096 433.284 82.956 714.336
2012 218.501 480.057 91.210 789.768
2013 186.914 540.687 138.052 865.653
2014 226.424 499.067 98.770 824.261
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014
19
berbeda, yaitu di wilayah utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman
Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan
Provinsi. Populasi Suku Anak Dalam hasil pendataan Sensus
Penduduk 2010 berjumlah 3.205 orang yang hidup di wilayah
administrasi Merangin, Sarolangun, Batang Hari, Tanjung Jabung
Barat, Tebo dan Bungo.
Tabel 2.4
Jumlah Suku Anak Dalam per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2013
Jumlah Penduduk
Kabupaten/ Kota
Laki-laki Perempuan Total
Merangin 436 429 865
Sarolangun 534 559 1.093
Batang Hari 39 40 79
Tanjung Jabung Barat 31 26 57
Tebo 416 406 822
Bungo 147 142 289
Total 1.603 1.602 3.205
Sumber : BPS Provinsi Jambi, Berdasarkan SP2010
20
tahun 2009 tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi relatif lebih rendah
dibanding tingkat kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan Provinsi
Jambi 8,42 persen lebih rendah dari nasional yang sebesar 14,15
persen. Untuk wilayah Sumatera, Provinsi Jambi menempati urutan
ketiga terendah setelah Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
Persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi pada tahun
2014 mencapai 8,39%.
Gambar 2.4
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi
Tahun 2005 s/d 2014
14
11.88 11.37
12
10.27
10 9.28
8.55 8.4 8.65 8.28 8.42 8.39
8
6
4
2
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
21
D. Keadaan Pendidikan
Indikator pendidikan dapat memberikan gambaran kualitas penduduk
secara akademis yang merupakan modal pemerintah untuk evaluasi,
perencanaan, dan intervensi program pendidikan yang menyangkut
penduduk yang putus sekolah, buta huruf, meningkatkan pendidikan
masyarakat, dll. Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur untuk
melihat tingkat kemajuan sosial di suatu wilayah. Semakin tinggi
pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi pula kemampuan
seseorang untuk baca tulis dan bersosialisasi sehingga dengan
demikian peran serta dalam kehidupan sosial serta peluang untuk
mengakses informasi dan berkomunikasi dengan pihak lain semakin
terbuka lebar.
Tabel 2.5
Indikator Pendidikan Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014
22
Capaian di bidang pendidikan terkait erat dengan ketersediaan fasilitas
pendidikan. Jumlah guru yang tersedia pada suatu sekolah baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas
pendidikan di suatu sekolah. Semakin besar rasio jumlah guru di
sekolah maka mutu pendidikan diharapkan akan lebih baik, dibanding
sekolah yang mempunyai guru yang sedikit.
23
Terlihat peningkatan IPM di Provinsi Jambi sejak tahun 2010 sampai
tahun 2014 yang disajikan pada gambar 2.5 berikut.
Gambar 2.5
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jambi
Tahun 2010 s/d 2014
69
68.24
68 67.76
66.94
67
66.14
66 65.39
65
64
63
2010 2011 2012 2013 2014
24
presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi
dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM). Di dalam
memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat
beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut:
1. Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari
termasuk diantaranya adalah sanitasi. Syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat
diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya.
25
Gambar 2.6
Persentase Akses Air Minum Berkualitas per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi dari Tahun 2014
Kerinci 81.5
Kota Jambi 80
Merangin 78.5
Sarolangun 74.7
Bungo 62
Tebo 56
Tanjab Timur 43.87
0 20 40 60 80 100
2. Rumah Sehat
Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat
berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan
26
sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan
dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.
Gambar 2.7
Persentase Rumah Sehat di Provinsi Jambi Tahun 2014
Kota Jambi 85
Merangin 79.1
Kerinci 75.3
Bungo 75
Sarolangun 73.1
Tebo 73
Muaro Jambi 71.4
Tanjab Timur 51.2
Tanjab Barat 48.4
0 20 40 60 80 100 120
27
3. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya
tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul dan
menularnya berbagai jenis penyakit. Sasaran khusus yang harus
diberikan dalam pengawasan tempat-tempat umum meliputi :
(1) Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara
umum maupun personal hygiene);
(2) Alat-alat kebersihan;
(3) Tempat kegiatan.
Pelaksanaan program tempat-tempat umum di Provinsi Jambi
tahun 2014 memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. 6
Persentase Tempat-Tempat Umum Sehat
Di Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014
28
Dari tabel 2.6 dapat dilihat bahwa persentase tempat-tempat
umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2014 sebesar
63,54%, hasil capaian ini belum memenuhi target yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 85%, namun terdapat satu kabupaten
yang melebihi target yaitu Kabupaten Kerinci (90,26%) dan
kabupaten/kota dengan capaian paling rendah yaitu Kota Sungai
Penuh (38,52%).
Tabel 2.7
Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
29
Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi
masyarakat dan konsumen terhadap penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui makanan dan mencegah masyarakat dari
keracunan makanan. Upaya tersebut meliputi orang yang
menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses
pengolahan makanannya. Sedangkan untuk pemeriksaan Tempat
pengolahan makanan (TPM) di Provinsi Jambi tahun 2014 hasilnya
dapat disajikan pada tabel 2.7.
Dari tabel 2.7 dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 tercatat Tempat
Pengolahan Makanan di Provinsi Jambi berjumlah sebanyak
12.582. Jumlah yang diperiksa yang baru memenuhi syarat
sebanyak 8.124 tempat (64,57%). Capaian ini belum memenuhi
target yang telah ditetapkan yaitu 70%. Namun hampir 50%
kabupaten/kota telah memenuhi target, dan kabupaten/kota dengan
capaian terendah yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat.
***
30
BAB 3
SITUASI DERAJAT KESEHATAN
A. MORTALITAS
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa
penyakit maupun sebab lainnya. Berikut ini adalah beberapa angka
kematian yaitu kematian bayi, balita, ibu, dan angka kematian kasar.
Gambar 3.1
Estimasi Angka Kematian Bayi
per 1.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Jambi dan Indonesia
Tahun 1991 s/d 2012
80
74 JAMBI
68 68.3
NASIONA
60 60.2 L
57
46
40 39 34
35 34
32 29
32
20 26
0
1991 1994 1997 2003 2007 2010* 2012
Sumber : BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012
* Hasil Sensus Penduduk 2010.
32
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jambi menunjukkan kecenderungan
menurun juga dari tahun 1991 AKB di Provinsi Jambi sebesar 74 per
1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 AKB Provinsi Jambi telah
mencapai angka 39 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan hasil SP
2010 AKB Provinsi Jambi tahun 2010 sebesar 29 per 1.000 kelahiran
hidup. Dibandingkan dengan angka nasional AKB Provinsi Jambi
pada tahun 2010 masih berada di atas angka nasional. Pada tahun
2012 AKB berdasarkan hasil SDKI 2012 Provinsi Jambi berada
diangka 34 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan nasional 32 per 1.000
kelahiran hidup.
Hasil laporan fasilitas kesehatan pada tahun 2014 dapat dilihat jumlah
bayi yang meninggal di Provinsi Jambi. Jumlah bayi yang meninggal
paling banyak di laporkan terdapat di Kabupaten Merangin (10 orang)
sedangkan paling sedikit terdapat di Kabupaten Muaro Jambi
dan Kabupaten Tanjab Barat (1 orang), gambaran jumlah kematian
bayi (1 12 bulan) yang di laporkan per kabupaten/ kota di Provinsi
Jambi tahun 2014 dapat di lihat pada Gambar 3.2 berikut dan lampiran
tabel 5.
33
Gambar 3.2
Jumlah Kematian Bayi (1 -12 bulan) Per kabupaten/ kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014
JAMBI
100 102
97 INDONESIA
AKABA Per 1.000 Kelahiran Hidup
87,5
80 81
62,4
60 58
51
46 47
44
40 40
36
20
0
1991 1994 1997 2002/2003 2007 2012
35
Berdasarkan laporan dari pelayanan kesehatan diketahui jumlah
balita yang meninggal di Provisi Jambi tahun 2014 adalah 21
orang, jumlah kematian balita paling banyak terjadi di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur (5 orang). Gambaran jumlah
kematian balita per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 3.4 dan lampiran tabel 7.
Gambar 3.4
Jumlah Kematian Anak Balita per Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014
37
Gambar 3.5
Angka kematian Ibu (per 100.0000 Kelahiran hidup)
di Indonesia Tahun 1994 - 2012
500
334
307
300
228
200
100
0
1994 1997 2002 2007 2012
38
Gamber 3.6
Proyeksi Angka Kematian Ibu di Provinsi Jambi
Tahun 2010 2014
39
Gambar 3.7
Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014
40
sebagai salah satu indikator derajat kesehatan UHH juga digunakan
sebagai indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan akan mempengaruhi
peningkatan Umur Harapan Hidup. Umur Harapan Hidup di
Provinsi Jambi tahun 2011 sebesar 69,25 tahun, Umur Harapan
Hidup tertinggi tahun 2011 pada kabupaten/kota adalah Kota
Sungai Penuh yaitu sebesar 71,03 tahun dan terendah adalah
Kabupaten Bungo 67,54 tahun. Pada tahun 2012 sebesar 69,44
tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2012 pada
kabupaten/kota adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci dan
Tanjung Jabung Timur yaitu sebesar 71,09 tahun dan terendah
adalah Kabupaten Bungo 67,81 tahun. Pada tahun 2013 sebesar
69,61 tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2013 pada
kabupaten/kota adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu
sebesar 71,23 tahun dan terendah adalah Kabupaten Bungo 67,95
tahun. Untuk tahun 2014 meningkat menjadi 70,43 tahun, Umur
Harapan Hidup tertinggi tahun 2014 pada kabupaten/kota adalah
Kota Jambi yaitu sebesar 72,31 tahun dan terendah adalah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur 65,33 tahun.
41
Gambar 3.8
Umur Harapan Hidup Waktu Lahir
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 70,43
Kota Jambi 72,31
Sungai Penuh 71,51
Merangin 70,92
Muaro Jambi 70,71
Batang hari 69,65
Tebo 69,65
Kerinci 69,2
Sorolangun 68,65
Tanjab Barat 67,46
Bungo 66,68
Tanjab Timur 65,33
60 62 64 66 68 70 72 74
B. MORBIDITAS
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden
maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit pada kurun waktu tertentu.
1. Pola 10 penyakit terbanyak di Provinsi
Pola 10 penyakit terbanyak di Provinsi Jambi pada tahun 2014
menurut daftar tabulasi menunjukkan bahwa kasus terbanyak
merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas akut
lainnya dengan jumlah kasus sebanyak 34,14% kasus. Adapun
persentase rincian mengenai 10 penyakit terbanyak di Provinsi
Jambi dapat di lihat pada tabel berikut.
42
Tabel 3.1
Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Provinsi Jambi
Tahun 2012 s/d 2014
Persentase
No Jenis Penyakit
2012 2013 2014
1. Infeksi akut lain saluran 1 24.43 1 30,39 1 34,14
pernafasan atas
2. Penyakit tekanan darah tinggi 4 10.05 3 12,63 2 12,16
3. Gastritis 6 8.74 4 10,30 3 11,37
4. Penyakit sistem otot dan 3 11,22 2 13,00 4 9,35
jaringan pengikat
5. Penyakit lain pada saluran 2 21.40 8 5,11 5 8,43
pernafasan atas
6. Penyakit kulit alergi 7 7.82 5 9,53 6 8,21
7. Diare (termasuk tersangka 5 8.78 6 8,83 7 7,56
kolera)
8. Demam tak tau sebab -- -- -- -- 8 3,45
9. Penyakit infeksi kulit 8 4,23 7 5,32 9 2,91
10. Influenza -- -- -- -- 10 2,43
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, 2014
43
2. Penyakit Menular
a. Malaria
Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk di
Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang
menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat
terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa
insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta
adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebarkan
malaria. Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa)
Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa
terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana
traspormasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan
kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang
rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasan
hidup sehat.
44
Gambar 3.9
Angka Kesakitan Malaria
(Annual Parasite Inciddence) Di Provinsi Jambi
Tahun 2010 s/d 2014
45
Gambar 3.10
Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasite Inciddence)
Per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
b. TB Paru
Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru termasuk penyakit menular
kronis. Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih
dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat
selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan, antara lain
merasa sudah sehat atau faktor ekonomi. Akibatnya pola
46
pengobatan harus dimulai dari awal dengan biaya yang bahkan
menjadi lebih besar serta mengabiskan waktu berobat yang lebih
lama. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini dapat menyebar melalui doplet orang yang telah
terinfeksi basil TB. TB Paru menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmet global dalam MDGs.
47
Gambar 3.11
Cakupan Case Detection Rate (CDR) TB Paru BTA (+)
di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 63,46
Bungo 90,35
Sarolangun 78,5
Tanjab Timur 77,77
Kota Jambi 63,15
Tebo 61,63
Tanjab Barat 59,18
Batang hari 58,37
Muaro Jambi 57,59
Sungai Penuh 50,43
Merangin 50,14
Kerinci 44,6
0 20 40 60 80 100
49
yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke
anak dalam kandungan melalui kandungan dan menyusui.
0 20 40 60 80 100
Sumber : Bidang P2PL, 2014.
50
d. Pneumonia
Pneumonia atau radang paru-paru adalah sebuah penyakit pada
paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang menyerap
oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang
paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk
infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang
paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau
cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit
lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(aveoli). Radang paru-paru adalah penyakit umum, yang terjadi di
seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian
peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit menahun.
Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia
usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang
yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan
imunologi).
51
kasus atau dengan cakupan 17,20 %. Untuk tahun 2014 mengalami
penurunan, yaitu 4.286 kasus atau dengan cakupan 14,54%.
Gambar 3.13
Cakupan Penemuan Pneumonia Balita
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
0 5 10 15 20 25 30
52
e. Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh
kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi,
kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini sering kali
menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang
dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai
masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan
nasional. Penyakit kusta bukan penyakit keturunan atau kutukan
tuhan. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada
kulit, saraf, anggota gerak dan mata.
53
secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan
endemisitas penyakit kusta, guna mencegah kecacatan.
Gambar 3.14
Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta Tipe PB dan MB
di Provinsi Jambi Tahun 2011 s/d 2014
100
81
75
75 69 68
50
25
17 16
14
9
0
2011 2012 2013 2014
PB MB
54
kasus (2013) menjadi 68 kasus (2014) begitu juga dengan tipe
Pausi Basiler dari 16 kasus (2013) menjadi 9 kasus (2014).
Provinsi Jambi untuk penyakit Kusta pada tahun 2014 termasuk
Provinsi yang LOW ENDEMICS dengan prevalensi < 1 per
10.000 penduduk, yaitu sebesar 0,49 per 10.000 penduduk. Namun
apabila kita perhatikan dari tiap-tiap Kabupaten/ Kota masih ada
Kabupaten yang prevalensinya >1 per 10.000 penduduk yaitu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan prevalensi 4,48 per
10.000 penduduk. Secara spesifik penyakit kusta di Provinsi Jambi
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, yang perlu
menjadi perhatian, karena setiap triwulan masih ditemukan
penderita baru dibeberapa Kabupaten/Kota, terutama di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan masih ditemukan penderita anak umur
dibawah 15 tahun, dengan jumlah penderita baru sebanyak 77
penderita dengan rincian kasus PB sebanyak 9 kasus dan MB
sebanyak 68 kasus dengan NCDR (New case Detection rate) =
1,32 per 100.000. penduduk Target penemuan kasus baru kusta
untuk tahun 2014 < 5 per 100.000.penduduk. Dengan demikian
untuk tahun 2014 telah mencapai target.
55
Gambar 3.15
Kasus Baru Kusta Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014
Tanjab Timur 4 30
Muaro Jambi 2 15
Kota Jambi 2 6
Tanjab Barat 0 6
Batang hari 0 5
Bungo 1 3
Tebo 0 2
Kerinci 01
Merangin 0
Sarolangun 0
Sungai Penuh 0
0 5 10 15 20 25 30 35 40
PB MB
Sumber : Bidang P2PL, 2014
56
f. Rabies
Kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Jambi pada tahun
2014 terjadi penurunan jumlah dibandingkan tahun sebelumnya
2013 (741 kasus), pada tahun 2014 berjumlah sebanyak 630 kasus
gigitan yang tersebar di 11 kabupaten/ Kota. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.
Tabel 3.3
Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Di Provinsi Jambi Tahun 2012 - 2014
TAHUN
NO KABUPATEN / KOTA
2012 2013 2014
1 Kab. Kerinci 40 82 72
2 Kab. Merangin 18 41 21
3 Kab. Sarolangun 93 166 67
4 Kab. Batang Hari 74 110 88
5 Kab. Muaro Jambi 119 77 103
6 Kab. Tanjab Timur 44 22 49
7 Kab. Tanjab Barat 67 66 67
8 Kab. Tebo 86 82 49
9 Kab. Bungo 61 57 47
10 Kota Jambi 37 15 30
11 Kota Sungai Penuh 33 23 37
Provinsi Jambi 672 741 630
57
3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Tetanus Neonatorium
Penyakit tetanus neonatorum pada bayi baru lahir dengan tanda
klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis
dan menyusui secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul
kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan
membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejangkejang.
Kejang yang sering di jumpai pada bayi baru lahir, yang bukan
karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh
infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai
akibat pemotongan tali pusat / perawatannya yang tidak bersih.
58
b. Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan
selaput ikat mata/ konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan
Paramyxovirus. Penularan infeksi terjadi karena menghirup
percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan
infeksi ini dalam waktu 2 - 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.
Gambar 3.16
Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis
Penduduk < 15 Tahun Per 100.000 Penduduk
di Provinsi Jambi Tahun 2010 2014
20
17,3
15
11,86 11,38
10
10 8,5
0
2010 2011 2012 2013 2014
59
Pada tahun 2010 jumlah kasus penyakit campak klinis
penduduk < 15 tahun adalah 270 dengan incidence rate (IR) 8,5
per 100.000 penduduk. Tahun 2011 dilaporkan terdapat 314
kasus campak dengan incidence rate (IR) 10. Pada tahun 2012
incidence rate (IR) meningkat menjadi 11,86. Incidence Rate
tertinggi tahun 2013 terdapat di Kabupaten Muaro Jambi
sebesar 142 kasus (38,45 per 100.000 penduduk) diikuti oleh
Kota Jambi sebesar 33,52 per 100.000 penduduk, dimana
incidence rate (IR) Provinsi Jambi sedikit turun menjadi 1138.
Untuk tahun 2014 incidence rate (IR) meningkat menjadi 17,3.
Insidence rate penyakit campak per kabupaten/ kota di Provinsi
Jambi dapat dilihat seperti pada gambar 3.17.
Gambar 3.17
Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis
Penduduk < 15 Tahun Per 100.000 Penduduk
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
0 10 20 30 40 50 60
60
Incidence Rate tertinggi tahun 2014 terdapat di Kota Jambi
sebesar 298 kasus (51,7 per 100.000 penduduk) diikuti oleh
Kabupaten Muaro Jambi sebesar 43,59 per 100.000 penduduk,
dan Kabupaten Tanjab Barat sebesar 14 per 100.000 penduduk.
Sedangkan Incidence Rate terendah terdapat Kabupaten Kerinci
( 0 per 100.000 penduduk).
61
Tabel 3.4
Target dan Penemuan Kasus AFP per Kabupaten/Kota
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2014
62
4. Penyakit Potensial KLB/ Wabah
Terdapat beberapa penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yang
sering terjadi di Indonesia, diantaranya adalah Demam Berdarah
(DBD), Diare,dan Cikungunya. Seluruh penyaki potensial KLB ini
banyak mengakibatkan kematian dan kerugian secara ekonomi.
a. Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak
berumur < 15 tahun, namun juga bisa menyerang orang dewasa.
Masalah DBD tidak hanya berdampak pada masalah klinis
individu yang terkena DBD, namun juga berdampak pada
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sehingga
penanganannya tidak hanya diselesaikan oleh sektor kesehatan
saja namun memerlukan peran aktif masyarakat, lintas sektor/
Pokjanal DBD, Pemerintah Daerah dan DPRD, khususnya
ditingkat kabupaten/ kota. Hal ini sejalan dengan diterapkannya
sistem otonomi daerah.
63
kasus DBD secara surveilans epidemiologis permasalahannya
adalah kasus-kasus yang dilaporkan sebagai DBD, tidak
semuanya didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium
klinik, terutama adanya peningkatan hematokrit dan penurunan
trombosit sebagaimana kriteria yang ditetapkan WHO. Hal ini
menyebabkan pengelompokan penderita dan pelaporan demam
dengue (DD), DBD atau Sindrom Syok Dengue (SSD) belum
terlaksana seperti yang diharapkan.
64
menurun. IR tahun 2006 sebesar 10,1 per 100.000 penduduk;
tahun 2007 sebesar 11,3 per 100.000 penduduk; tahun 2008
sebesar 8,6 per 100.000 penduduk, tahun 2009 sebesar 8,5 per
100.000 penduduk dan tahun 2010 sebesar 6,0 per 100.000
penduduk) sementara angka kematian masih berfluktuasi (CFR
tahun 2006 sebesar 5,1%; tahun 2007 sebesar 1,6%; tahun 2008
sebesar 3,7%; tahun 2009 sebesar 2,0% dan tahun 2010 sebesar
2,8%). Tahun 2011 di Provinsi Jambi IR kasus DBD adalah
59,4 per 100.000 penduduk dan CFR 2,1 %. Tahun 2012 di
Provinsi Jambi IR kasus DBD adalah 30,5 per 100.000
penduduk dan CFR 2,2 %. Pada tahun 2013 IR kasus DBD
adalah 18,9 per 100.000 penduduk dengan CFR 2,8 %. Untuk
tahun 2014 IR kasus DBD adalah 38,3 per 100.000 penduduk
dengan CFR 1,3 %. Angka Incidence Rate DBD di Provinsi
Jambi tahun 2006 - 2014 lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 3.18 dibawah ini.
Gambar 3.18
Incidence Rate DBD Per 10.000 Penduduk dan
Case Fatality Rate DBD di Provinsi Jambi Tahun 2006 - 2014
75 6
5,1 60,9 5
IR Per 100.000
Penduduk
50 3,7 38,3 4
CFR (%)
IR CFR
65
Incidence Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jambi pada
periode tahun 2006 - 2010 relatif menurun. Hal ini dimungkinkan
oleh dampak intervensi adanya kejadian luar biasa demam
chikungunya tahun 2009, dimana upaya pembersihan sarang
nyamuk oleh masyarakat masih terus dilakukakan. Karena penyakit
ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Environment Based
Disease) yang terkait erat dengan perilaku hidup bersih dari
masyarakat. Tetapi pada tahun 2011 terjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB) di Kota Jambi sehingga total jumlah kasus mencapai 1.879
kasus DBD di Provinsi Jambi. Tahun berikutnya kasus DBD
mengalami penurunan, tetapi meningkat lagi pada tahun 2014.
b. Diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami
rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau
feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare
merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari
biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau
buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu
24 jam.
66
dari angka kesakitan penyakit diare dari tahun ketahun selalu
meningkat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya
penyakit diare adalah oleh kuman melalui kontaminasi
makanan/ minuman yang tercemar tinja dan atau kontak
langsung dengan penderita diare. Sasaran program
penanggulangan penyakit diare adalah semua kelompok umur
dengan mengutamakan pelayanan bagi golongan balita.
67
Gambar 3.19
Jumlah Kasus Diare per Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014
Kota Jambi 10.491
Tebo 8.761
Sarolangun 7.649
Bungo 5.593
Merangin 3.597
Kerinci 3.053
c. Filariasis
Sesuai dengan kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu The
Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Health Problem by year 2020 yang merupakan realisasi dari
resolusi WHO pada tahun 1997, ditetapkan 2 pilar utama
kegiatan eliminasi filariasis, yaitu pengobatan massal untuk
memutuskan transmisi penyakit dan penatalaksanaan kasus
kronis untuk meringankan beban penderita filariasis kronis.
69
Tabel 3.5
Cakupan Pengobatan Massal Filariasis
di Provinsi Jambi Tahun 2012 - 2014
CAKUPAN PENGOBATAN
MASSAL DARI SASARAN
NO KABUPATEN
(%)
2012 2013 2014
1. Kab. Merangin 91.89 86.35 89,24
2. Kab. Tanjab Timur 96.99 93.78 95,21
3. Kab. Batanghari 90.15 91.03 83,01
4. Kab. Muaro Jambi 87.58 95.83 --
Sumber : Bidang P2PL, 2014
***
70
BAB 4
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan, masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, dan atau masyarakat serta swata, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
71
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang
sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara
cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:
Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas
pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit
pemerintah atau fasilitas pelayanan kesehatan swasta.
72
Kelahiran Hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1992 (SKRT). Untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu diperlukan upaya-upaya terkait seperti; peningkatan
akses antenatal (cakupan ibu hamil K1), pelayanan kesehatan ibu
hamil sesuai standar (K4), dan Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan.
73
Penanganan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam pelayanan KIA
akan berada di bawah satu unit yang berdampak pada integrasi
lebih baik PONED dan PONEK. Restrukturisasi sangat penting
untuk mengurangi fragmentasi pelayanan primer dengan
sekunder dan tertier.
Peran penyedia pelayanan swasta ditingkatkan secara optimal.
Kebijakan mengenai penyebaran tenaga kesehatan yang
mencakup sistem kontrak dalam kelompok, dokter plus dalam
MDG4 dan MDG5, dan kepemimpinan teknis oleh klinisi.
Adanya kebijakan Jaminan Persalinan Nasional (Jampersal) dan
BOK Puskesmas.
74
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin
dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling)
termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K), serta KB pasca persalinan.
75
Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan kunjungan K1 dan K4
pada ibu hamil selama enam tahun terakhir. Terlihat bahwa
cakupan K1 selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terus
mengalami peningkatan dari 91,78 % pada tahun 2007 menjadi
98,89 % pada tahun 2014. Sedangkan cakupan K4 sama dengan
K1 pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 juga cenderung
meningkat, pada tahun 2007 dari 82,42 % menjadi 93,39 %
pada tahun 2014.
Gambar 4.1
Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4
Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014
70
K1 K4
50
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
76
K1-K4, dengan kata lain kesenjangan K1 dan K4 kecil maka
hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama
pelayanan neonatal meneruskan hingga kunjungan keempat
pada triwulan 3, sehingga kehamilannya dapat dipantau oleh
petugas kesehatan.
Gambar 4.2
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) Per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi 98,89
Kota Jambi 100
Tanjab Timur 100
Bungo 100
Sungai Penuh 99,76
Muaro Jambi 99,63
Tebo 98,9
Sarolangun 98,89
Kerinci 98,3
Batang hari 98,26
Tanjab Barat 98,09
Merangin 96,1
90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100
77
K1 100%. Sedangkan Kabupaten Merangin (96,10%)
merupakan kabupaten dengan capaian K1 terendah.
Gambar 4.3
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) Per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi 93,39
Bungo 95,37
Sarolangun 95,21
Kerinci 93,37
Tebo 90,76
Merangin 88,05
82 84 86 88 90 92 94 96 98
Gambar 4.4
Pencapaian Cakupan K4 Ibu Hamil Per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
79
adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) serta meningkat
pertolongan persalinan oleh tenaga keseahatan menjadi 90 %
pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun 1992 (BPS).
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan.
Gambar 4.5
Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan
oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014
75.94
70
Pn
50
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Gambar 4.6
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi 91,9
Sarolangun 96
Batang hari 95
Bungo 95
Kota Jambi 94
Sungai Penuh 94
Muaro Jambi 93
Tanjab Timur 93
Tanjab Barat 92
Kerinci 92
Merangin 86
Tebo 84
78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98
81
dukun, peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan melalui
jaminan program persalinan, model rumah tunggu di kabupaten/
kota dengan Puskesmas di daerah terpencil guna pencegahan
terhadap komplikasi yang terjadi selama persalinan, revitalisasi
bidan koordinator melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif untuk
peningkatan mutu dan kualitas tenaga penolong persalinan,
serta peningkatan kualitas suveilans kesehatan ibu pada
pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak.
82
respirasi, dan suhu; 2) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per
vaginam lainnya; 3) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
eksklusif 6 bulan; 4) pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU
sebanyak dua kali (2 x 24 jam; dan 5) pelayanan KB pasca
persalinan.
Gambar 4.7
Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi 92,61
Sarolangun 96,3
Bungo 92,4
Kerinci 92,4
Tebo 88,6
Merangin 87,5
80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100
83
tersebut yaitu sebesar 92,61%. Hasil capaian kunjungan ibu
nifas tertinggi adalah Kabupaten Sarolangun dengan capaian
sebesar 96,30% jauh melampaui target provinsi, diikuti
Kabupaten Batanghari (95,82%). Kabupaten dengan cakupan
terendah adalah Kabupaten Merangin (87,5%).
84
Gambar 4.8
Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi 84,55
Batang hari 96,95
Tebo 95,57
Merangin 94,45
Tanjab Barat 89,88
Tanjab Timur 88,28
Kota Jambi 82,82
Sarolangun 81,1
Bungo 80,16
Muaro Jambi 75,38
Kerinci 73,08
Sungai Penuh 45,3
0 20 40 60 80 100 120
85
neonatal. Neonatus risti/ komplikasi yang ditangani adalah
neonatus risti/ komplikasi yang mendapat pelayanan oleh
tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di
polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.
86
Gambar 4.9
Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi 75,58
Bungo 85,7
Sarolangun 80,5
Merangin 73,3
Tebo 58,6
Kerinci 42,9
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
e. Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga
kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar
gedung puskesmas, termasuk bidan didesa, polindes dan
kunjungan kerumah. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan
hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen Terpadu Balita,
Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah
menggunakan buku KIA. Dalam melaksanakan pelayanan
87
neonatal, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan
kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi
kepada ibu.
Sarolangun 103
Kerinci 96,5
Tebo 96,2
Tanjab Timur 96
Bungo 94,8
Merangin 89
80 85 90 95 100 105
88
Berdasarkan target capaian pelayanan kesehatan bayi menurut
laporan rutin tahun 2012 yaitu cakupan kunjungan neonatal
pertama (KN1) yang sebesar 94,5 %, sedangkan pada tahun
2014 cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) yang sebesar
96,5 % sementara itu Provinsi Jambi sudah mencapai target
yang diharapkan yaitu 95 %. Gambar 4.10 memperlihatkan
kunjungan neonatal pertama (KN1) per kabupaten/ kota di
Provinsi Jambi tahun 2014.
89
Pelayanan kesehatan yang di berikan meliputi pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1 s/d 3, Polio 1 s/d 4, dan
Campak), indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya
terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
Gambar 4.11
Persentase Cakupan Kunjungan Bayi
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 93,8
Tebo 94,7
Merangin 93,4
Bungo 92,7
Sarolangun 92,1
Kerinci 80
0 20 40 60 80 100 120
90
Pada tahun 2011 cakupan kunjungan bayi adalah 91,22 %,
kemudian pada tahun 2012 cakupan kunjungan bayi di Provinsi
Jambi yaitu sebesar 90,0 % sedangkan pada tahun 2013
cakupan kunjungan bayi adalah 92,2 % . Di tahun 2014 cakupan
kunjungan bayi telah mencapai angka sebesar 93,8 % sementara
target yang ditetapkan Provinsi Jambi adalah sebesar 90 %.
Kabupaten/ kota yang mencapai target provinsi paling tinggi
adalah Kabupaten Muaro Jambi dengan capaian 100,1 % diikuti
oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan capaian
sebesar 95,6 %. Sedangkan kabupaten/ kota dengan cakupan
paling rendah adalah Kabupaten Kerinci dengan capaian 80 %.
91
Gambar 4.12
Persentase Cakupan Kunjungan Balita
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sarolangun 83,41
Bungo 82,82
Kerinci 71,97
Merangin 69,52
Tebo 55,9
0 20 40 60 80 100
92
h. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan
pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan
pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak
Sekolah Dasar/ Sederajat, serta pelayanan kesehatan pada anak
remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun
peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru
UKS, dan dokter kecil.
93
Gambar 4.13
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Kelas 1 / Setingkat
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
0 20 40 60 80 100 120
0,2
MOP
0
0,7
MOW
0
9,9
Lainnya
0
11,5
Implan
0,7
4
IUD
2,6
2,3
Kondom
3,7
40,8
Suntik
40,8
30,6
Pil
52,1
0 10 20 30 40 50 60
Peserta KB Baru Peserta KB Aktif
95
digunakan adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
yaitu MOP, untuk peserta KB Aktif sebesar 0,2 %, sedangkan
peserta KB Baru sebesar 0,1 %.
Gambar 4.15
Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
0 20 40 60 80 100 120
96
Capaian terendah proporsi peserta KB Aktif adalah Kabupaten
Tebo 40,6% diikuti Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar
64,6%. Capaian tertinggi adalah Kota Sungai Penuh sebesar
98,1%.
Tebo 43,1
Bungo 15,2
Merangin 14,4
Sungai Penuh 6
Batanghari 4,8
Kerinci 4
Sarolangun 0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
97
3. Pelayanan Imunisasi
Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang
penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus,
Hepatitis B, Typhus, Radang selaput otak, Radang paru-paru, dan
masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan
yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini
terlindungi adalah melalui imunisasi.
98
atau Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan
sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain
adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi
tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui
darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap
Tetanus dan Campak.
99
Gambar 4.17
Distribusi Desa/ Keluarahan Universal Child Immunizayion (UCI)
per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
100
Gambar 4.18
Persentase Cakupan UCI di Tingkat Desa/ Kelurahan
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014
100
94,6
94,9
90 92,1
90,7
88,6
85,88
83,97
80
UCI
70
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Sebanyak 1461 desa digolongkan UCI dari 1544 desa yang ada
pada tahun 2014. Jika berdasarkan indikator bahwa cakupan desa
UCI adalah sebesar 95%, maka terdapat dua kabupaten/kota yang
tidak UCI, yaitu Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tebo.
Kabupaten Kerinci tepat berada pada batas target yang diharapkan
untuk tahun 2014. Terjadi peningkatan persentase desa UCI pada
tahun 2014, namun sayangnya tidak diiukti oleh seluruh
kabupaten/kota yang ada, Kabupaten Tebo menurun cukup tajam
dari 90% menjadi 76%.
101
b. Imunisasi Pada Ibu Hamil
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka
terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang
sistem saraf pusat. Tetanus disebabkan oleh toksin yang
diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani.
Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan
dan bahkan bernafas. Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses
untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan
terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman
tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.
102
penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang
sistem saraf pusat. Dan melindungi ibu terhadap kemungkinan
tetanus apabila terluka. Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi
TT untuk Ibu Hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc
diinjeksikan intramuskuler/ subkutan dalam.
-10 10 30 50 70 90 110
103
Pada tahun 2014 capaian persentase cakupan TT 2+ Provinsi
Jambi sebesar 75,5 %. Kabupaten/ kota dengan cakupan ibu
hamil yang mendapat imunisasi TT2+ tertinggi adalah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan capaian sebesar 91,8
%, di ikuti dengan Kabupaten Bungo sebesar 90,1 % dan
terendah adalah Kabupaten Kerinci yaitu 55,6 %, di ikuti
Kabupaten Batang Hari 57,5 %. Gambar 4.20 dan lampiran
tabel 30 memperlihatkan dari 11 kabupaten/ kota di Provinsi
Jambi hanya 5 kabupaten/ kota yang berhasil mencapai cakupan
imunisasi TT2+ pada ibu hamil > 80 % yaitu Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Merangin, Tanjung Jabung Timur,
Bungo dan Tebo. Sedangkan kabupaten/ kota dengan capaian
60 79 % adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Muaro Jambi,
Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun. Kabupaten Batang Hari
dan Kerinci memiliki capaian < 60 %.
104
lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/ BOR), rata-
rata lama hari perawatan (Length of Stay/ LOS), rata-rata tempat
tidur dipakai (Bed Turn Over/ BTO), rata-rata selang waktu
pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/ TOI), persentase pasien
keluar yang meninggal (Gross Death Rate/ GDR), dan persentase
pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan (Net Death
Rate/ NDR).
105
Tabel 4.1
Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
PROSENTASE INDIKATOR PELAYANAN RATA-RATA
NO KODE RS NAMA RS
KUNJUNGAN
BOR AVLOS BTO TOI NDR GDR
1 1571012 RSUD Raden Mattaher Jambi 0 0 0 0 0 0 0
2 1571036 RS Jiwa Provinsi Jambi 113 98 12 -2 1 2 89
3 1501012 RSUD Mayjend HA Thalib Kerinci 79 4 81 1 1 3 35
4 1502014 RSUD Kol.Abundjani Bangko 0 0 0 0 0 0 0
5 1503036 RSUD Prof.DR K. Quzwain Sarolangun 0 0 0 0 0 0 0
6 1509013 RSUD H.Hanafie Muaro Bungo 62 4 60 2 1 6 30
7 1502013 RSUD Sulthan Thaha Saifuddin Tebo 42 3 34 0 11 18 28
8 1504015 RSUD H.Abdoel Madjid Batoe 65 3 67 2 1 3 84
9 1505016 RSUD Ahmad Ripin Muaro Jambi 24 3 24 12 3 6 22
10 1507010 RSUD Daud Arif Kuala Tungkal 48 3 67 3 5 2 70
11 1506011 RSUD Nurdin Hamzah Muara Sabak 32 2 33 6 1 2 40
12 1571158 RSUD H.Abdul Manap Kota Jambi 43 3 40 5 20 28 136
13 1505027 RSUD Sungai Bahar 24 2 26 11 1 1 99
14 1505028 RSUD Sungai Gelam 5 3 1 40 1 3 11
15 1571034 RS Bhayangkara 37 3 4 5 1 1 0
16 1571023 RS dr.Bratanata 67 3 7 1 1 2 67
17 1571045 RS St.Theresia 78 3 10 87 1 2 240
18 1571147 Siloam Hospital 51 3 61 3 10 17 141
19 1571056 RS Budhi Graha 19 1 16 12 1 1 0
20 1571067 RS Mayang Medical Centre 63 3 5 3 1 1 52
21 1509024 RS Bersaudara Mandiri 20 0 21 1 5 9 0
22 1571161 RSIA Annisa 23 2 28 -1 1 1 23
23 1571159 RS Islam Arafah 80 3 72 1 6 10 20
24 1571162-S RS Kambang 1 3 7 1 1 1 49
25 1571164-S RS Rimbo Medika 23 3 83 2 1 9 10
26 1504017-S RS Royal Prima 52 5 40 1,2 1 1 99
27 1509016-S RS Central Medika 58 8 4 6 0 0 18
28 1571163-S RS Baiturrahim 15 3 15 21 2 3 39
29 1504018-S RS Mitra Medika Batang Hari 1 2 14 22 0 0 4
30 1571160 RS Bersalin Puri Medika
31 RS Bakti Lestari
32 RS Erni Medika
Sumber : Bidang Yankes, 2014
106
LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari.
Tabel 4.1 memperlihatkan rata-rata LOS di Provinsi Jambi masing-
masing rumah sakit umum selama tahun 2014 yang berkisar antara
0 5 hari dan belum mencapai angka ideal, kecuali Rumah Sakit
Central Medika sebesar 8 hari (ideal). Berdasarkan rumah sakit,
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi memiliki LOS tertinggi (98 hari)
dan RS Bersaudara Mandiri memiliki LOS terendah (0 hari).
Indikator pelayanan rumah sakit yang lain adalah TOI. TOI adalah
rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
digunakan sampai saat digunakan kembali (rata-rata lama tempat
tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya). Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Pada tahun
2014 TOI di rumah sakit berkisar antara -2 87 hari.
107
NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat 48 jam per
1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal
setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor
pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya
pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa
perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang kerumah
sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR
yang ideal adalah < 25 per 1.000 pasien keluar. NDR pada tahun
2014 berada pada kisaran 0 20 per 1.000 pasien keluar. Dengan
demikian NDR telah mencapai angka ideal yaitu < 25 per 1.000
pasien keluar.
108
hampir miskin di puskesmas dan jaringannya serta pelayanan
kesehatan rumah sakit.
Peserta PBI adalah masyarakat miskin dan tidak mampu. Pada saat
diluncurkana dengan nama jamkesmas tahun 2008, Provinsi Jambi
mendapat kuota 784.842 jiwa. Pengisian data peserta berdasarkan
kuota tersebut, dilakukan pendataan oleh aparatur di Kabupaten
Kota, dan berdasarkan data tersebut ditetapkan oleh Bupati dan
Walikota. Data kepesertaan ini tetap sampai tahun 2012 sampai
keluarnya data yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang berasal pendataan oleh
BPS tahun 2011, dan ditetapkan Kemenkes RI menjadi kepesertaan
baru Jamkesmas tahun 2012, yang mana kartunya berlaku pada
tahun 2013. Pada tahun 2014 di rubah menjadi PBI (Penerima
Bantuan Iuran) seperti tergambar dalam tabel berikut :
Tabel 4.2
Gambaran Kepesertaan BPJS Provinsi Jambi Tahun 2014
109
Berdasarkan data tahun 2014 jumlah peserta PBI terbanyak berada
di Kota Jambi yaitu sebanyak 160.887 orang, dan peserta paling
sedikit adalah Kota Sungai Penuh dengan jumlah 17.693 orang.
Hal yang sama juga berlaku bagi jumlah peserta Non PBI, yakni
Kota Jambi sebagai kabupaten/kota dengan jumlah peserta Non
PBI terbanyak sebesar 342, 998 orang dan Kota Sungai Penuh
sebesar 27,373. Cakupan kepesertaan JKN yang diselenggarakan
BPJS sebanyak 1,343,769 jiwa atau 41,21% dari jumlah penduduk
Provinsi Jambi 3,260,511.
110
Dana Penerima Bantuan Iuran (PBI) 005/XII/2014 pada Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) belum dilaksanakan secara optimal
divalidasi oleh Kemensos sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 menyebabkan tumpang tindihnya kepesertaan PBI di
BPJS Kesehatan dengan Jamkesda.
111
(Perpres, 2007). Adapun sasaran pokok program Perbaikan Gizi
Masyarakat yakni menurunnya prevalensi kurang gizi pada balita,
terlaksananya penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia
gizi besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin
112
Gambar 4.20
Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe
Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014
Fe1; 96,51 Fe1; 94,98 Fe1; 96,08
100 Fe3; 92,77
Fe1; 80
Fe1; 75,67 Fe1; 78,19 Fe1; 86,41
Fe1; 72,87 Fe3; 90,23 Fe3; 89,82
75 Fe3; 91,42
Fe3; 73,89
Fe3; 69,93 Fe3; 70,9
Fe3; 64,85
50
25
Fe1 Fe3
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
113
meningkat menjadi 92,77 % pada tahun 2014. Angka cakupan ini
sudah mencapai target indikator yang telah ditetapkan untuk
tahun 2014 yaitu sebesar 74%.
Gambar 4.21
Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah (Fe3)
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 92,77
Kerinci 93,37
Sarolangun 93,26
Bungo 93,2
Batanghari 92,43
Tebo 90,89
Merangin 86,97
82 84 86 88 90 92 94 96 98
114
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada bayi (6-11 bulan)
dan balita (12-59 bulan), dilakukan secara serentak dua kali
setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus di posyandu atau
puskesmas. Untuk bayi diberikan kapsul vitamin A berwarna biru
dengan dosis 100.000 SI, sedangkan untuk balita kapsul berwarna
merah dengan dosis 200.000 SI. Tujuan pemberian kapsul
vitamin A pada balita adalah untuk meningkatkan daya tahan
balita terhadap penyakit serta meningkatkan proses penglihatan.
Dan juga bertujuan untuk menurunkan angka kematian, dan
menghindari masalah kekurangan vitamin A. Kapsul vitamin A
dalam dosis tinggi terbukti efektif dalam mengatasi masalah
diatas apabila cakupannya tinggi.
115
pada ibu nifas, diharapkan dapat dilaksanakan secara terpadu
bersama dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Meski demikian,
bila ibu nifas belum juga memperoleh kapsul vitamin A, maka
vitamin ini masih bisa diberikan diluar pelayanan tersebut.
Gambar 4.22
Persentase Bayi, Balita dan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
92,73 Bufas
Provinsi Jambi 88,1 Balita
90,24 Bayi
88,59
Tebo 98,84
99,8
95,84
Batanghari 97,75
98,75
96,31
Sarolangun 96,15
97,1
93,37
Muaro Jambi 95,01
95,01
92,52
Tanjab Barat 90,94
94,95
97,07
Tanjab Timur 92,75
93,53
92,43
Kerinci 81,47
89,97
93,07
Bungo 89,53
89,14
93,78
Kota Jambi 84,24
85,54
87,32
Merangin 65,45
76,2
93,8
Sungai Penuh 84,18
40,69
0 20 40 60 80 100 120
116
Pada tahun 2014 di Provinsi Jambi dengan jumlah 11 kabupaten/
kota terdapat sasaran bayi sebanyak 40.131, namun hanya
sebanyak 36.216 bayi berumur 6 11 bulan yang mendapat
vitamin A sehingga persentasenya mencapai 90,24 % dari sasaran
bayi yang ada. Jumlah anak balita sebanyak 317.396 dengan
anak yang mendapatkan vitamin A sebanyak 279.641, dan
persentasenya mencapai 88,10 %. Ada sebanyak 76.110 ibu nifas
dan yang mendapat vitamin A adalah 70.578 orang hingga
persentasenya mencapai 92,73 %.
117
optimalnya pemberdayaan masyarakat juga kampanye untuk
menkonsumsi garam beryodium, dan ditambah dengan regulasi
yang belum memadai. Masalah lain yang juga muncul adalah
belum teraturnya pelaksanaan pemantauan garam beryodium
dimasyarakat secara terus menerus.
Gambar 4.23
Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi
Garam Beryodium Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 99,04
Merangin 98,75
Sarolangun 98,56
Kerinci 98,25
Tebo 97,87
Bungo 97,7
118
Pada gambar 4.26 dapat dilihat cakupan garam beryodium yang
cukup tinggi untuk tingkat rumah tangga adalah Kabupaten
Muaro Jambi sebesar 99,97 % dan Kota Jambi sebesar 99,94 %
dan terendah di Kabupaten Bungo sebesar 97.70 %. Bisa dilihat
untuk angka Provinsi pada tahun 2014 sebesar 99,04 % ,
sementara tahun 2013 adalah sebesar 97.93 % sedangkan tahun
2012 sebesar 99,10 % dan tahun 2011 adalah sebesar 97,80 %.
Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah
menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6
bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan.
Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI
yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.
119
Gambar 4.24
Persentase Bayi yang Diberikan ASI Eksklusif
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Merangin 81,65
Sarolangun 81,09
Batanghari 75,08
Kerinci 67,6
Bungo 55,77
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90
120
serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S,
semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan
imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.
Gambar 4.25
Persentase Kunjungan Balita yang Ditimbang di Posyandu
(D/S) Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Sarolangun 96,65
Muaro Jambi 90,43
Tanjab Barat 85,71
Sungai Penuh 84,14
Batanghari 81,63
Tanjab Timur 80,92
Bungo 80,53
Merangin 68,38
Kerinci 67,41
Tebo 65,87
Kota Jambi 65,12
0 20 40 60 80 100 120
121
berikut kecakapan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan
konseling; tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan
manfaat posyandu; dan pelaksanaan pembinaan kader.
122
Berdasarkan data kejadian bencana yang ada di Provinsi Jambi
terdapat 8 (delapan) jenis bencana, antara lain sebagai berikut :
Jenis dan Ancaman Bencana yang ada di Provinsi Jambi
1. Banjir / Banjir Bandang
2. Kebakaran (Lahan, Hutan, Rumah)
3. Angin Putting Beliung (Angin Kencang)
4. Longsor
5. Konflik
6. Gempa Bumi
7. Letusan Gunung
8. Kabut Asap
Sumber: BPBD Prov. Jambi 2011
123
Tabel 4.4
Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana
Tahun 2010 2014
***
124
BAB 5
SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang disajikan meliputi: puskesmas, rumah sakit
(rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi
kefarmasian dan alat kesehatan, serta institusi pendidikan tenaga
kesehatan.
1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa dikenal dengan
Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/ kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan
kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan
beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan
kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta
kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi
125
sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat
pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan
primer.
126
Gambar 5.1
Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk
Di Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2014
10
8
Per 100.000 Penduduk
2
Rasio Pusk
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun
127
Gambar 5.2
Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
2. Rumah Sakit
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain merupakan upaya
promotif dan preventif, juga meliputi pembangunan kesehatan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam
lingkup kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga
berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan.
128
Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit di Provinsi Jambi sudah
sebanyak 30 unit, dengan klasifikasi jumlah rumag sakit
pemerintah sebanyak 14 unit, rumah sakit TNI/Polri sebanyak 2
unit dan rumah sakit swasta sebanyak 14 unit. Tahun 2014 Provinsi
Jambi sudah memiliki rumah sakit sebanyak 32 unit, dengan
rincian yaitu; rumah sakit pemerintah sebanyak 14 unit, rumah
sakit TNI/Polri sebanyak 2 unit dan rumah sakit swasta sebanyak
16 unit.
Gambar 5.3
Persentase Kepemilikan Rumah Sakit
di Provinsi Jambi Tahun 2014
Pemerintah,
Swasta, 50% 44%
TNI/ Polri, 6%
Jumlah tempat tidur pada suatu rumah sakit dapat digunakan untuk
menggambarkan kemampuan rumah sakit dimaksud dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Di Provinsi
Jambi tahun 2014 jumlah tempat tidur berjumlah sebanyak 2.954
tempat tidur. Adapun jumlah tempat tidur tahun 2013 terbanyak
masih dimiliki oleh RSU Raden Mattaher Jambi dengan 321
129
tempat tidur diikuti oleh Rumah Sakit Jiwa dengan 270 tempat
tidur. Sedangkan jumlah tempat tidur paling sedikit terdapat di
Rumah Sakit Bersalin Puri Medika dengan hanya 12 tempat tidur.
130
aktif di Provinsi Jambi yaitu 459 Posyandu Pratama, 1474
Posyandu Madya, 1098 Posyandu Purnama, dan 301 Posyandu
Mandiri. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah posyandu aktif di
Provinsi Jambi turun menjadi 1.393 posyandu dengan rincian
sebagai berikut; 427 Posyandu Pratama, 1413 Posyandu Madya,
1087 Posyandu Purnama, dan 306 Posyandu Mandiri.
Gambar 5.4
Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
0 10 20 30 40 50 60 70
131
Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang dibentuk didesa sebagai upaya untuk mempermudah akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan mendekatkan
penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Kegiatan utama poskesdes yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini
(surveilans perilaku beresiko, lingkungan dan masalah kesehatan
lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan.
Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup tempat
pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Poskesdes merupakan
salah satu indikator sebuah desa untuk disebut desa siaga. Untuk
tahun 2013 Provinsi Jambi sudah memiliki 614 Poskesdes dan
1.548 Desa Siaga. Di tahun 2014 jumlah Poskesdes meningkat
menjadi 636 poskesdes dan jumlah desa siaga turun menjadi 1.288
Desa Siaga.
132
pembinaan Kementrian Kesehatan dikelompokkan dalam
Politeknik Kesehatan (milik Kemenkes) dan Non Poltekkes (milik
swasta,TNI/ POLRI dan Pemda). Pada tahun 2013 dan 2014
jumlah institusi Diknakes di Provinsi Jambi sebanyak 16 institusi,
yang terdiri dari 4 jurusan/ program studi di Poltekes dan 12
institusi Non poltekkes.
Gambar 5.5
Jumlah Program Studi Pada Institusi Poltekes dan Non
Poltekes Di Provinsi Jambi tahun 2014
8
7 Poltekes Non Poltekes
6
6
2
1 1 1 1 1 1
0
Keperawatan Kebidanan Kesling Kesehatan Analis Kes Farmasi
Gigi
133
b. Akreditasi Institusi
Dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada
saat ini, Kementrian Kesehatan berusaha melakukan upaya untuk
terus meningkatkan kualitas pendidikan. Akreditasi merupakan
salah satu upaya pembinaan yang dilakukan terhadap institusi-
institusi pendidikan kesehatan yang ada, selain itu juga untuk
melihat kualitas dari masing-masing institusi.
B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Pada 2013 Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM-Kesehatan)
yang bekerja pada unit kerja/ unit pelayanan kesehatan dalam
wilayah administratif Provinsi Jambi berjumlah : 12.499 orang,
134
terdiri dari 10.087 orang memiliki latar belakang pendidikan
formal kesehatan dan 2.412 orang memiliki latar belakang
pendidikan formal non-kesehatan. Untuk tahun 2014 jumlah
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM-Kesehatan) yang bekerja
pada unit kerja/ unit pelayanan kesehatan dalam wilayah
administratif Provinsi Jambi adalah : 14.419 orang, terdiri dari
11.729 orang memiliki latar belakang pendidikan formal kesehatan
dan 2.690 orang memiliki latar belakang pendidikan formal non-
kesehatan.
Gambar 5.6
Proporsi SDM Kesehatan Menurut Latar Belakang Pendidikan
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Non Kesehatan,
17.26%
Kesehatan,
82.74%
135
Kota dan Provinsi Jambi tahun 2014 sebanyak 1.115 orang terdiri
dari dokter spesialis sebanyak 283 orang, dokter umum sebanyak
658 dan dokter gigi sebanyak 174 orang. Rasio dokter umum
terhadap 100.000 penduduk adalah sebesar 19,6 per 100.000
penduduk di kabupaten/ kota. Tahun 2013 dokter spesialis
berjumlah 312 orang dengan rasio sebesar 9,43 per 100.000
penduduk di kabupaten/ Kota. Rasio dokter gigi tahun 2013 adalah
sebesar 4,53 per 100.0000 penduduk.
Batanghari 11
Kerinci 9
Sarolangun 9
Merangin 7
Tebo 6.1
Bungo 5.9
0 5 10 15 20 25
136
Pada tahun 2014 jumlah dokter umum yang ada diPuskesmas per
kabupaten/ kota berjumlah sebanyak 664 orang. Apabila dilihat
dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio dokter umum terhadap
100.000 penduduk yang ada di Kabupaten Kota tertinggi adalah di
Kota Jambi (47,25 per 100.000 penduduk), sedangkan yang
terendah adalah di Kabupaten Tebo (9,02 per 100.000 penduduk).
Adapun rasio dokter umum untuk Provinsi Jambi sebesar 20,07 per
100.000 penduduk.
137
Tanjab Timur dengan rasio 118,3 per 100.000 penduduk dan yang
terendah adalah Kabupaten Kota Jambi dengan rasio 29,3 per
100.000 penduduk. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran
tabel 74 s/d 78.
138
tenaga keperawatan, 3.433 orang tenaga bidan, 664 orang tenaga
kefarmasian, 1.066 orang tenaga kesehatan masyarakat, 234 orang
tenaga gizi, 61 orang tenaga keterapian fisik, 536 orang keteknisan
medis.
139
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam
menjalankan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan
kesehatan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan
pembiayaan yang bersumber dari masyarakat.
1. Anggaran Kesehatan Provinsi
Anggaran Kesehatan APBD Provinsi Jambi dibagi berdasarkan
program/ kegiatan kesehatan yang terdiridari Dinas Kesehatan
Provinsi, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa. Program/
kegiatan yang bersifat promotif yaitu promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat diberikan pada Dinas Kesehatan.
Sedangkan program/ kegiatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif diberikan pada Rumah Sakit.
Tabel 5.1
Alokasi Anggaran Kesehatan Sumber Dana APBD dan
APBN Provinsi Jambi Tahun 2014
Gambar 5.8
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jambi
Tahun 2014
APBN, 37.01%
APBD Prov,
62.99%
141
Gambar 5.9
Persentase Yang Dilindungi Jaminan Kesehatan
Masyarakat/ Asuransi Kesehatan
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Mandiri
9.07%
Jamkesda Askes
9.49% 17.45%
Jamkesda TNI
0.00% Polri 0.77%
0.73%
PBI
62.49%
142
Gambar 5.10
Cakupan Layanan Kesehatan Rujukan Rawat Inap dan Rawat
Jalan Peserta Jamkesmas Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 1
3.33
Kota Jambi 1.7
4.33
Kerinci 2.1
3.22
Tanjab Barat 0.9
2.86
Sarolangun 1.6
1.62
Bungo 1.9
1.55
Merangin 1.3
1.3
Batanghari 0.7
1.14
Tanjab Timur 0.3
0.81
Tebo 0.2
0.55 R Inap
Muaro Jambi 0.3
0.31 R Jalan
Sungai Penuh 0
0
0 1 2 3 4 5
Sumber : Bidang PKM, 2014
143
melalui Kementrian Kesehatan dan beberapa pemerintah daerah
telah memberikan jaminan pelayanan kesehatan secara gratis di
puskesmas dan kelas III di rumah sakit bagi peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).
***
144
BAB 6
KESIMPULAN
145
waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam
pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli kesehatan
memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun
kedepan atau satu generasi.
Keberhasilan penduduk dalam mencapai kualitas hidup
merupakan indikator penting Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
juga sebagai data strategis karena dapat mengukur kinerja pemerintah
serta sebagai salah satu penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Saai
ini IPM dihitung dengan metode baru dengan komponen angka
harapan hidup saat lahir, angka harapan sekolah dan rata-rata lama
sekolah, serta Produk Nasional Bruto (PNB) menggantikan Produk
Domestik Bruto (PDB) karena lebih menggambarkan pendapatan
masyarakat pada suatu wilayah. Pada penghitungan IPM dengan
metode baru, terjadi peningkatan IPM di Provinsi Jambi sejak tahun
2010 sampai dengan tahun 2014.
Derajat kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor, bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja seperti
pelayanan kesehatan, sarana, dan prasarana namun juga dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya.
Faktor-faktor ini juga mempengaruhi kejadian morbiditas, mortalitas
dan status gizi masyarakat.
Mortalitas atau kematian merupakan angka kematian yang
terjadi pada kurun waktu tertentu yang diakibatkan oleh keadaan
tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Beberapa
146
angka kematian yaitu kematian bayi, kematian balita, dan kematian
ibu.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR)
dapat didefenisikan sebagai banyaknya bayi meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang di nyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Angka kematian bayi merupakan indikator
yang biasa digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional. Secara
nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) yang dilakukan lima tahun sekali terjadi penurunan AKB
sejak tahun 1991 sebesar 68 per 1 000 kelahiran hidup menjadi 32 per
1 000 kelahiran hidup hasil SDKI terakhir tahun 2012, begitupun
dengan AKB Provinsi Jambi menunjukkan kecenderungan penurunan
sejak tahun 1991 sebesar 74 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Beberapa faktor yang dapat
menurunkan AKB diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan dan
fasilitas kesehatan.
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai
angka per 1.000 kelahiran hidup. Pada periode tahun tertentu.
AKABA mempersentasekan peluang terjadinya kematian pada fase
antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Angka Kematian Balita
secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) terjadi penurunan sejak tahun 1991 sebesar 97 per 1
000 kelahiran hidup menjadi 40 per 1 000 kelahiran hidup hasil SDKI
terakhir tahun 2012, begitupun dengan AKABA Provinsi Jambi
147
menunjukkan kecenderungan penurunan sejak tahun 1991 sebesar 102
per 1000 kelahiran hidup menjadi 36 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2012, angka ini sudah di bawah angka nasional.
Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality
Rate (MMR) adalah jumlah kematian ibu akibat proses kelahiran,
persalinan, dan pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada
masa tertentu. atau angka pengukuran risiko kematian wanita yang
berkaitan dengan peristiwa kehamilan. Kematian ibu adalah kematian
wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6
minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia
kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apapun yang
berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya,
bukan akibat kecelakaan. Angka Kematian Ibu secara nasional
berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukkan kecenderungan menurun, pada tahun 1994 sebesar 390
per 100 000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100 000 kelahiran hidup
pada tahun 2007, tetapi terjadi peningkatan menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup dari hasil SDKI terakhir tahun 2012. AKI di Provinsi
Jambi terjadi penurunan sejak tahun 2012, berdasarkan hasil
penghitungan proyeksi 110 per 100 000 kelahiran hidup menjadi 75
per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2014.
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik
insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas
menggambarkan kejadian penyakit pada kurun waktu tertentu. Pola
sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Jambi sejak kurun tiga tahun
terakhir sejak tahun 2012 cenderung sama yaitu penyakit infeksi akut
148
lain saluran pernafasan, untuk tahun 2014 penyakit ini sebanyak
34,14% kasus di Puskesmas Provinsi Jambi.
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama,
yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah, dan atau masyarakat serta swata untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan upaya
kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. Kesehatan perorangan
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan, dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal
yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
berupa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan Keluarga
Berencana (KB), dan pelayanan imunisasi,.
149
Pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak
prasekolah. Seorang ibu berperan penting dalam pertumbuhan bayi
dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang
ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam
kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan anaknya.
Adapun upaya yang dilakukan berupa pelayanan antenatal,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi
kebidanan, pelayanan kesehatan ibu nifas, penanganan komplikasi
obstetric dan neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi,
pelayanan kesehatan balita, dan pelayanan kesehatan pada siswa SD
setingkat.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan kepada ibu hamil antara lain dokter spesial
kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Hasil pencapaian program
kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator
cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 dan K4 di Provinsi Jambi
mengalami peningkatan sejak tahun 2007 sampai dengan 2014.
Cakupan K1 meningkat dari 91,78% pada tahun 2007 menjadi 98,89%
pada tahun 2014, sedangkan cakupan K4 meningkat dari 82,42%
meningkat menjadi 93,39% pada tahun 2014. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Jambi mengalami
peningkatan sejak tahun 2007 dari 75,94% menjadi 91,9% pada tahun
2014, cakupan pelayanan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun 2014 telah
150
mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 92,61% (target 90%),
pun cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi Jambi
tahun 2014 telah mencapai target sebesar 84,55% (target 75%),
kunjungan neonatal pertama (KN1) di Provinsi Jambi tahun 2014 juga
telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 96,5% (target
95%). Untuk pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Jambi tahun 2014
juga telah memenuhi target yaitu sebesar 93,8% (target 90%),
sedangkan cakupan kunjungan balita di Provinsi Jambi tahun 2014
belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 77,88% (target
90%), dan pelayanan kesehatan siswa SD setingkat di Provinsi Jambi
tahun 2014 sebesar 95,84%.
Pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan
peserta KB yang sedang/ pernah menggunakan alat kontrasepsi,
tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Untuk pelayanan imunisasi, dilakukan pelayanan imunisasi
dasar pada bayi yang meliputi satu dosis BCG, tiga dosis DPT, empat
dosis Polio, empat dosis Hepatitis, dan satu dosis Campak. Serta
pelayanan imunisasi yang diberikan pada ibu hamil.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
salah satu faktor pendukungnya adalah sumber daya kesehatan.
Sumber daya kesehatan dapat digambarkan dengan keadaan sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit, sarana
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, sarana produksi dan
diatribusi kefarmasian dan alat kesehatan, serta institusi pendidikan
kesehatan.
151
Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Pembiayaan kesehatan sendiri merupakan salah satu komponen
sumber daya yang diperlukan dalam pembangunan kesehatan.
Pembiayaan kesehatan disini bersumber dari pemerintah dan
pembiayaan yang bersumber dari masyarakat.
Pembiayaan yang bersumber masyarakat, misalnya pembiayaan
jaminan kesehatan masyarakat. Di Provinsi Jambi menurut data tahun
2013 hanya 42% penduduk tercakup oleh jaminan pembiayaan/
asuransi kesehatan, dan tahun 2014 meningkat menjadi 44,1%
penduduk yang dijamin pembiayaan/ asuransi kesehatannya.
Peserta Jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan
komprehensif dan berjenjang dari pelayanan kesehatan dasar di
puskesmas dan jaringannya hingga pelayanan kesehatan rujukan di
Rumah Sakit.
***
152
TABEL 1
JUMLAH (KAB/KOTA) 50.160,05 1391 162 1553 3.344.421 833.029 4,01 66,67
JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6
JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 1.378.998 1.320.807 2.699.805
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2 1.305.828 1.193.923 2.499.751 94,69 90,39 92,59
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 221.154 237.829 458.983 16,04 18,01 17,00
b. SD/MI 389.975 280.619 670.594 28,28 21,25 24,84
c. SMP/ MTs 278.919 246.160 525.079 20,23 18,64 19,45
d. SMA/ MA 273.124 213.834 486.958 19,81 16,19 18,04
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 68.383 45.560 113.943 4,96 3,45 4,22
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 7.319 10.527 17.846 0,53 0,80 0,66
g. AKADEMI/DIPLOMA III 11.670 19.637 31.307 0,85 1,49 1,16
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 53.839 49.761 103.600 3,90 3,77 3,84
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 4.896 2.868 7.764 0,36 0,22 0,29
JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 2.110 10 2.120 2.131 9 2.140 4.241 19 4.260
2 MERANGIN 22 3.860 35 3.895 3.671 13 3.684 7.531 48 7.579
3 SAROLANGUN 15 2.875 19 2.894 2.751 6 2.757 5.626 25 5.651
4 BATANGHARI 17 2.747 28 2.775 2.618 22 2.640 5.365 50 5.415
5 MUARO JAMBI 19 4.436 11 4.447 4.079 15 4.094 8.515 26 8.541
6 TANJAB TIMUR 17 1.950 10 1.960 1.867 10 1.877 3.817 20 3.837
7 TANJAB BARAT 16 3.530 17 3.547 3.341 4 3.345 6.871 21 6.892
8 TEBO 17 3.474 26 3.500 3.217 20 3.237 6.691 46 6.737
9 BUNGO 18 3.433 14 3.447 3.193 10 3.203 6.626 24 6.650
10 KOTA JAMBI 20 6.019 5 6.024 7.060 4 7.064 13.079 9 13.088
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 917 2 919 944 1 945 1.861 3 1.864
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 35.351 177 35.528 34.872 114 34.986 70.223 291 70.514
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 5,0 3,3 4,1
Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5
JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
ANAK ANAK ANAK
NEONATAL BAYIa BALITA NEONATAL BAYIa BALITA NEONATAL BAYIa BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KERINCI 18 24 3 3 11 1 1 35 3 1 4
2 MERANGIN 22 31 9 1 10 4 1 1 35 10 1 11
3 SAROLANGUN 15 22 2 2 4 4 1 1 26 2 3 5
4 BATANGHARI 17 11 3 0 3 9 2 2 20 3 2 5
5 MUARO JAMBI 19 16 0 16 1 1 32 1 0 1
6 TANJAB TIMUR 17 13 4 3 7 3 3 2 5 16 7 5 12
7 TANJAB BARAT 16 18 0 12 1 1 2 30 1 1 2
8 TEBO 17 6 2 2 4 2 2 10 4 0 4
9 BUNGO 18 17 2 2 4 12 2 2 4 29 4 4 8
10 KOTA JAMBI 20 14 6 1 7 9 2 3 5 23 8 4 12
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 6 0 0 1 2 2 7 2 0 2
Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KERINCI 18 4.241 0 3 3 0 0 3 0 3
2 MERANGIN 22 7.531 0 4 1 5 3 3 0 7 1 8
3 SAROLANGUN 15 5.626 0 1 3 4 1 1 2 3 0 5
4 BATANGHARI 17 5.365 0 1 1 1 1 0 2 0 2
5 MUARO JAMBI 19 8.515 0 1 1 2 2 0 3 0 3
6 TANJAB TIMUR 17 3.817 0 5 5 0 0 5 0 5
7 TANJAB BARAT 16 6.871 0 2 2 4 1 1 0 3 2 5
8 TEBO 17 6.691 0 1 0 1 2 1 3 2 2 0 4
9 BUNGO 18 6.626 1 1 1 1 3 3 0 5 0 5
10 KOTA JAMBI 20 13.079 3 3 2 2 4 4 0 9 0 9
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 1.861 0 2 2 2 2 0 4 0 4
KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS 0-14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 234.003 94 56,63 72 43,37 166 96 55,81 76 44,19 172 4 2,33
2 MERANGIN 22 360.187 173 63 101 36,86 274 190 63 113 37,29 303 7 2,31
3 SAROLANGUN 15 272.203 211 62 127 37,57 338 215 62 131 37,86 346 5 1,45
4 BATANGHARI 17 257.201 136 57 101 42,62 237 176 58 128 42,11 304 22 7,24
5 MUARO JAMBI 19 388.323 207 60 136 39,65 343 232 59 160 40,82 392 19 4,85
6 TANJAB TIMUR 17 212.084 166 63 98 37,12 264 184 65 101 35,44 285 6 2,11
7 TANJAB BARAT 16 304.899 182 62 110 37,67 292 191 61 124 39,37 315 3 0,95
8 TEBO 17 324.919 212 65 112 34,57 324 236 65 125 34,63 361 6 1,66
9 BUNGO 18 336.320 262 57 200 43,29 462 293 58 215 42,32 508 13 2,56
10 KOTA JAMBI 20 568.062 404 68 189 31,87 593 531 94 32 5,68 563 63 11,19
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 86.220 45 62 28 38,36 73 58 100 0,00 58 4 6,90
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 3.344.421 2.092 62 1.274 38 3.366 2.402 67 1.205 33 3.607 152 4
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 1.477 94 73 167 11,31
2 MERANGIN 22 1.870 175 102 277 14,81
3 SAROLANGUN 15 2.772 211 127 338 12,19
4 BATANGHARI 17 2.243 140 102 242 10,79
5 MUARO JAMBI 19 3.635 208 138 346 9,52
6 TANJAB TIMUR 17 3.197 168 98 266 8,32
7 TANJAB BARAT 16 2.322 184 124 308 13,26
8 TEBO 17 1.985 215 114 329 16,57
9 BUNGO 18 4.149 626 200 826 19,91
10 KOTA JAMBI 20 6.237 423 197 620 9,94
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 644 47 28 75 11,65
ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 2.164 1.354 3.518 3.004 85,39 217 6,17 91,56 98
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 3
PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
PROPORSI JENIS KELAMIN 66,90 33,10 88,89 11,11 79,17 20,83 78,38 21,62
DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
UTD PMI KOTA JAMBI 9.985 1.007 10.992 9.985 100,00 1.007 100,00 10.992 100,00 15 0,15 1 0,10 16 0,15
JUMLAH 9.985 1.007 10.992 9.985 100,00 1.007 100,00 10.992 100,00 15 0,15 1 0 16 0,15
KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH TARGET DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENEMUAN L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KERINCI 18 227.506 4.869 1.746 1.307 3.053 63
2 MERANGIN 22 304.189 6.510 3.320 277 3.597 55
3 SAROLANGUN 15 265.423 5.680 4.002 3.647 7.649 135
4 BATANGHARI 17 242.416 5.188 2.504 2.227 4.731 91
5 MUARO JAMBI 19 350.606 7.503 3.954 3.787 7.741 103
6 TANJAB TIMUR 17 221.067 4.731 2.423 2.360 4.783 101
7 TANJAB BARAT 16 291.916 6.247 0 0
8 TEBO 17 298.532 6.389 4.603 4.158 8.761 137
9 BUNGO 18 328.514 7.030 0 0
10 KOTA JAMBI 20 572.788 12.258 5.260 5.231 10.491 86
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 88.627 1.897 934 1.041 1.975 104
KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 0 0 0 0 1 1 0 1 1
2 MERANGIN 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 SAROLANGUN 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 0 0 3 2 5 3 2 5
5 MUARO JAMBI 19 1 1 2 9 6 15 10 7 17
6 TANJAB TIMUR 17 3 1 4 21 9 30 24 10 34
7 TANJAB BARAT 16 0 0 0 1 5 6 1 5 6
8 TEBO 17 0 0 0 2 0 2 2 0 2
9 BUNGO 18 0 1 1 3 0 3 3 1 4
10 KOTA JAMBI 20 1 1 2 5 1 6 6 2 8
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KERINCI 18 1 - 0,00 0 0,00
2 MERANGIN 22 - - 0
3 SAROLANGUN 15 - - 0
4 BATANGHARI 17 5 - 0,00 0 0,00
5 MUARO JAMBI 19 17 2 11,76 5 29,41
6 TANJAB TIMUR 17 34 1 2,94 2 5,88
7 TANJAB BARAT 16 6 2 33,33 0 0,00
8 TEBO 17 2 - 0,00 0 0,00
9 BUNGO 18 4 3 75,00 4 100,00
10 KOTA JAMBI 20 8 1 12,50 0 0,00
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 - - 0
JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 0 0 0 0 1 1 0 1 1
2 MERANGIN 22 0 0 0 0 1 1 0 1 1
3 SAROLANGUN 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 0 0 4 2 6 4 2 6
5 MUARO JAMBI 19 2 1 3 7 4 11 9 5 14
6 TANJAB TIMUR 17 13 10 23 53 23 76 66 33 99
7 TANJAB BARAT 16 0 0 0 7 9 16 7 9 16
8 TEBO 17 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 BUNGO 18 0 2 2 4 0 4 4 2 6
10 KOTA JAMBI 20 1 1 2 5 2 7 6 3 9
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0
PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KERINCI 18 0 - 7 11 0 0 0
2 MERANGIN 22 0 - 325 174 0 0 0
3 SAROLANGUN 15 0 - 144 67 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 - 250 196 0 0 0
5 MUARO JAMBI 19 0 - 114 68 0 0 0
6 TANJAB TIMUR 17 0 - 38 33 0 0 0
7 TANJAB BARAT 16 0 - 112 94 0 0 0
8 TEBO 17 0 - 394 282 0 0 0
9 BUNGO 18 0 - 123 52 0 0 0
10 KOTA JAMBI 20 0 - 162 125 0 0 0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 - 1 0 0 0 0
PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KERINCI 18 0 0 0 0
2 MERANGIN 22 0 0 0 0
3 SAROLANGUN 15 0 2 1 3
4 BATANGHARI 17 0 50 25 75
5 MUARO JAMBI 19 0 105 46 151
6 TANJAB TIMUR 17 0 41 16 57
7 TANJAB BARAT 16 0 11 7 18
8 TEBO 17 0 2 8 10
9 BUNGO 18 0 4 2 6
10 KOTA JAMBI 20 0 5 5 10
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0
0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 0 220 110 330
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 13 7 10
PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 KERINCI 18 0 0 -
2 MERANGIN 22 8 8 100,00
3 SAROLANGUN 15 12 12 100,00
4 BATANGHARI 17 2 2 100,00
5 MUARO JAMBI 19 7 7 100,00
6 TANJAB TIMUR 17 4 4 100,00
7 TANJAB BARAT 16 3 3 100,00
8 TEBO 17 1 1 100,00
9 BUNGO 18 2 2 100,00
10 KOTA JAMBI 20 9 9 100,00
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 -
CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 79.489 78.604 98,9 74.236 93,4 76.110 69.963 91,9 61.237 80,5 70.578 92,7
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 79.489 29.635 37,3 28.416 35,7 14.843 18,7 9.591 12,1 7.188 9,0 60.038 75,5
SUDAH DI ENTRY
TABEL 31
PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH BAYI
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KERINCI 18 4.830 966 706 73,08 2.294 2.360 4.654 344 354 698 168 48,8 114 32,2 282 40,4
2 MERANGIN 22 9.202 1.840 1736 94,33 4.366 4.285 8.651 655 643 1.298 510 77,9 424 66,0 934 72,0
3 SAROLANGUN 15 6.243 1.249 1013 81,13 2.848 2.704 5.552 427 406 833 371 86,8 294 72,5 665 79,9
4 BATANGHARI 17 5.904 1.181 1145 96,97 2.740 2.603 5.343 411 390 801 362 88,1 327 83,7 689 86,0
5 MUARO JAMBI 19 9.567 1.913 0,00 4.504 4.192 8.696 676 629 1.304 596 88,2 489 77,8 1.085 83,2
6 TANJAB TIMUR 17 4.178 836 738 88,32 2.041 1.939 3.980 306 291 597 266 86,9 250 86,0 516 86,4
7 TANJAB BARAT 16 7.804 1.561 1403 89,89 3.680 3.415 7.095 552 512 1.064 459 83,2 426 83,2 885 83,2
8 TEBO 17 7.562 1.512 1445 95,54 3.398 3.488 6.886 510 523 1.033 344 67,5 264 50,5 608 58,9
9 BUNGO 18 7.511 1.502 1204 80,15 3.482 3.346 6.828 522 502 1.024 483 92,5 405 80,7 888 86,7
10 KOTA JAMBI 20 14.611 2.922 2420 82,81 6.802 6.480 13.282 1.020 972 1.992 774 75,9 829 85,3 1.603 80,5
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 2.077 415 188 45,26 891 905 1.796 134 136 269 34 25,4 31 22,8 65 24,1
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 79.489 15.898 11998 75,47 37.046 35.717 72.763 5.557 5.358 10.914 4.367 78,6 3.853 71,9 8.220 75,3
PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP +
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS % MKJP +
IM KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
PLAN DOM VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7
PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KERINCI 18 5 0,4 0,0 0,0 23 1,6 28 2,0 46 3,3 297 21,2 1.031 73,5 0,0 0,0 1.374 98,0 1.402 100,0
2 MERANGIN 22 3 0,0 0,0 0,0 13 0,2 16 0,2 349 4,4 1.573 19,9 5.949 75,4 0,0 0,0 7.871 99,8 7.887 100,0
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17 5 0,2 0,0 0,0 4 0,2 9 0,4 58 2,7 928 43,8 1.126 53,1 0,0 0,0 2.112 99,6 2.121 100,0
5 MUARO JAMBI 19 305 0,6 0,0 0,0 352 0,7 657 1,3 455 0,9 24.435 47,9 25.428 49,9 0,0 0,0 50.318 98,7 50.975 100,0
6 TANJAB TIMUR 17 148 0,9 0,0 0,0 119 0,7 267 1,6 1.312 8,0 6.399 39,0 8.413 51,3 0,0 0,0 16.124 98,4 16.391 100,0
7 TANJAB BARAT 16 305 1,6 0,0 0,0 150 0,8 455 2,4 1.689 9,0 7.040 37,4 9.661 51,3 0,0 0,0 18.390 97,6 18.845 100,0
8 TEBO 17 2.405 10,5 0,0 0,0 76 0,3 2.481 10,8 58 0,3 4.290 18,7 16.127 70,3 0,0 0,0 20.475 89,2 22.956 100,0
9 BUNGO 18 31 0,4 0,0 0,0 140 1,8 171 2,2 505 6,4 4.669 59,1 2.557 32,4 0,0 0,0 7.731 97,8 7.902 100,0
10 KOTA JAMBI 20 329 4,6 0,0 0,0 68 1,0 397 5,6 594 8,4 5.950 84,0 144 2,0 0,0 0,0 6.688 94,4 7.085 100,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 8 0,9 0,0 0,0 0,0 8 0,9 5 0,6 145 16,7 710 81,8 0,0 0,0 860 99,1 868 100,0
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 3.544 2,6 0 0,0 0 0,0 945 0,7 4.489 3,3 5.071 3,7 55.726 40,8 71.146 52,1 0 0,0 0 0,0 131.943 96,7 136.432 100,0
BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 37.046 35.717 72.763 35.831 96,7 34.101 95,5 69.932 96,1 34.956 94,4 33.056 92,5 68.012 93,5
JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
1 2 3 4 5 6
1 KERINCI 18 286 286 100,0
2 MERANGIN 22 215 215 100,0
3 SAROLANGUN 15 158 156 98,7
4 BATANGHARI 17 113 113 100,0
5 MUARO JAMBI 19 155 -
6 TANJAB TIMUR 17 93 93 100,0
7 TANJAB BARAT 16 134 134 100,0
8 TEBO 17 112 112 100,0
9 BUNGO 18 153 157 102,6
10 KOTA JAMBI 20 62 62 100,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 69 69 100,0
CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 2.110 2.131 4241 0,00 0,00 0 0,00 2457 116,45 2223 104,32 4680 110,35
2 MERANGIN 22 3.860 3.671 7531 0,00 0,00 0 0,00 4081 105,73 3904 106,35 7985 106,03
3 SAROLANGUN 15 2.875 2.751 5626 0,00 0,00 0 0,00 2580 89,74 2519 91,57 5099 90,63
4 BATANGHARI 17 2.747 2.618 5365 0,00 0,00 0 0,00 2446 89,04 2346 89,61 4792 89,32
5 MUARO JAMBI 19 4.436 4.079 8515 0,00 0,00 0 0,00 4355 98,17 4132 101,30 8487 99,67
6 TANJAB TIMUR 17 1.950 1.867 3817 0,00 0,00 0 0,00 1864 95,59 1812 97,05 3676 96,31
7 TANJAB BARAT 16 3.530 3.341 6871 0,00 0,00 0 0,00 3465 98,16 3139 93,95 6604 96,11
8 TEBO 17 3.474 3.217 6691 0,00 0,00 0 0,00 3340 96,14 3288 102,21 6628 99,06
9 BUNGO 18 3.433 3.193 6626 0,00 0,00 0 0,00 3465 100,93 3352 104,98 6817 102,88
10 KOTA JAMBI 20 6.019 7.060 13079 0,00 0,00 0 0,00 7104 118,03 6419 90,92 13523 103,39
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 917 944 1861 0,00 0,00 0 0,00 909 99,13 949 100,53 1858 99,84
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 35351 34872 70223 0 0,00 0 0,00 0 0,00 36066 102,02 34083 97,74 70149 99,89
CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTAPUSKESMAS(SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 KERINCI 18 2.294 2.360 4.654 2.439 106 2.188 93 4.627 99 2.359 102,83 2.216 93,898 4.575 98,303 2.438 106,28 2.406 101,95 4.844 104,08 2.257 98,387 2.046 86,695 4.303 92,458
2 MERANGIN 22 4.366 4.285 8.651 3.819 87 3.781 88 7.600 88 3.958 90,655 3.806 88,821 7.764 89,747 3.929 89,991 3.917 91,412 7.846 90,695 3.929 89,991 3.917 91,412 7.846 90,695
3 SAROLANGUN 15 2.848 2.704 5.552 2.741 96 2.588 96 5.329 96 2.764 97,051 2.631 97,3 5.395 97,172 2.688 94,382 2.620 96,893 5.308 95,605 2.251 79,038 2.422 89,571 4.673 84,168
4 BATANGHARI 17 2.740 2.603 5.343 2.540 93 2.492 96 5.032 94 2.485 90,693 2.482 95,352 4.967 92,963 2.449 89,38 2.540 97,58 4.989 93,375 2.318 84,599 2.328 89,435 4.646 86,955
5 MUARO JAMBI 19 4.504 4.192 8.696 4.554 101 4.319 103 8.873 102 4.551 101,04 4.368 104,2 8.919 102,56 4.436 98,49 2.470 58,922 6.906 79,416 4.205 93,361 4.097 97,734 8.302 95,469
6 TANJAB TIMUR 17 2.041 1.939 3.980 1.840 90 1.791 92 3.631 91 1.834 89,858 1.746 90,046 3.580 89,95 1.981 97,06 1.798 92,728 3.779 94,95 1.748 85,644 1.584 81,692 3.332 83,719
7 TANJAB BARAT 16 3.680 3.415 7.095 3.696 100 3.361 98 7.057 99 3.661 99,484 3.322 97,277 6.983 98,421 3.696 100,43 3.226 94,466 6.922 97,562 3.518 95,598 3.064 89,722 6.582 92,77
8 TEBO 17 3.398 3.488 6.886 3.337 98 3.246 93 6.583 96 3.341 98,323 3.242 92,947 6.583 95,6 3.316 97,587 3.190 91,456 6.506 94,482 2.912 85,697 2.856 81,881 5.768 83,764
9 BUNGO 18 3.482 3.346 6.828 3.391 97 3.244 97 6.635 97 3.276 94,084 3.161 94,471 6.437 94,274 3.349 96,18 3.216 96,115 6.565 96,148 3.012 86,502 2.910 86,97 5.922 86,731
10 KOTA JAMBI 20 6.802 6.480 13.282 6.511 96 6.126 95 12.637 95 6.605 97,104 6.157 95,015 12.762 96,085 6.791 99,838 6.131 94,614 12.922 97,29 6.569 96,575 5.036 77,716 11.605 87,374
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 891 905 1.796 944 106 867 96 1.811 101 922 103,48 874 96,575 1.796 100 903 101,35 887 98,011 1.790 99,666 903 101,35 891 98,453 1.794 99,889
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 37.046 35.717 72.763 35.812 97 34.003 95 69.815 96 35.756 96,518 34.005 95,207 69.761 95,874 35.976 97,112 32.401 90,716 68.377 93,972 33.622 90,757 31.151 87,216 64.773 89,019
CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 KERINCI 18 2.294 2.360 4.654 2.325 101,35 0,00 2.325 49,96 2.294 2.360 4.654 2.325 101,35 - 0,00 2.325 49,96
2 MERANGIN 22 4.366 4.285 8.651 699 16,01 0,00 699 8,08 4.366 4.285 8.651 699 16,01 - 0,00 699 8,08
3 SAROLANGUN 15 2.848 2.704 5.552 4.326 151,90 0,00 4.326 77,92 2.848 2.704 5.552 4.326 151,90 - 0,00 4.326 77,92
4 BATANGHARI 17 2.740 2.603 5.343 2.931 106,97 0,00 2.931 54,86 2.740 2.603 5.343 2.931 106,97 - 0,00 2.931 54,86
5 MUARO JAMBI 19 4.504 4.192 8.696 2.672 59,33 0,00 2.672 30,73 4.504 4.192 8.696 2.672 59,33 - 0,00 2.672 30,73
6 TANJAB TIMUR 17 2.041 1.939 3.980 8.692 425,87 0,00 8.692 218,39 2.041 1.939 3.980 8.692 425,87 - 0,00 8.692 218,39
7 TANJAB BARAT 16 3.680 3.415 7.095 2.254 61,25 0,00 2.254 31,77 3.680 3.415 7.095 2.254 61,25 - 0,00 2.254 31,77
8 TEBO 17 3.398 3.488 6.886 3.589 105,62 0,00 3.589 52,12 3.398 3.488 6.886 3.589 105,62 - 0,00 3.589 52,12
9 BUNGO 18 3.482 3.346 6.828 3.537 101,58 0,00 3.537 51,80 3.482 3.346 6.828 3.537 101,58 - 0,00 3.537 51,80
10 KOTA JAMBI 20 6.802 6.480 13.282 3.702 54,43 0,00 3.702 27,87 6.802 6.480 13.282 3.702 54,43 - 0,00 3.702 27,87
11 KOTA SUNGAI PENUH7 891 905 1.796 3.542 397,53 0,00 3.542 197,22 891 905 1.796 3.542 397,53 - 0,00 3.542 197,22
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 37.046 35.717 72.763 38.269 103,30 - 0,00 38.269 52,59 37.046 35.717 72.763 38.269 103,30 - 0,00 38.269 52,59
JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
BALITA
JUMLAH BALITA DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 26.686 17.990 67,4 42 0,2
2 MERANGIN 22 36.396 24.888 68,4 84 0,3
3 SAROLANGUN 15 19.928 19.260 96,6 86 0,4
4 BATANGHARI 17 26.591 21.706 81,6 72 0,3
5 MUARO JAMBI 19 32.387 29.233 90,3 45 0,2
6 TANJAB TIMUR 17 18.865 15.265 80,9 77 0,5
7 TANJAB BARAT 16 21.489 18.417 85,7 53 0,3
8 TEBO 17 29.962 19.737 65,9 16 0,1
9 BUNGO 18 29.513 23.768 80,5 30 0,1
10 KOTA JAMBI 20 49.962 32.535 65,1 159 0,5
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 9.369 7.883 84,1 27 0,3
CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7
CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7
CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 821.557 0,00 0,00 24,56
JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
SUB JUMLAH I
1 KERINCI
2 MERANGIN
3 SAROLANGUN
4 BATANGHARI
5 MUARO JAMBI
6 TANJAB TIMUR
7 TANJAB BARAT
8 TEBO
9 BUNGO
10 KOTA JAMBI
11 KOTA SUNGAI PENUH
SUB JUMLAH II
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS Raden Mattaher 321 -
2 RSU Mayjen H. A.Thalib 138 -
3 RSD Kolonel Abundjani 125 -
4 RSUD H Abdoel Madjid Batoe 127 -
5 RSd K.H. Daud Arif 83 -
6 RSUD H. Hanafie 206 -
7 RSUSutan Thaha Saifuddin 88 -
8 RSUD Ahmad Ripin 95 -
9 RSU Nurdin Hamzah 44 -
10 RSUD Prof. DR. H.M.Chatif Quzwain 89 -
11 RS Jiwa Jambi 270 -
12 RSUD H. Abdul Manap 162 -
13 RSUD Sungai Bahar 50 -
14 RSUD Sungai Gelam 63 -
15 Rs St. Theresia 100 -
16 RS Budhi Graha 40 -
17 RS Dr. Bratanata 152 -
18 RS Bayangkara 65 -
19 Siloam Hospital 100 -
20 Rs Mayang Medikal Center 78 -
21 RSU Bersaudara Mandiri 23 -
22 RS Ibu dan Anak Annisa 62 -
23 RS Islam Arafah 67 -
24 RS Kambang 77 -
25 RS Besalin Puri Medika 10 -
26 RS Bakti Lestari 48 -
27 Rs Ibu dan Anak Rimbo Medika 12 -
28 RS Sentral Medika 35 -
29 RS Royal Prima 60 -
30 RSU Baiturrahim 55 -
31 RS Erni Medika 20 -
32 Mitra Medika Batanghari 77 -
KABUPATEN/KOTA 2942 0 -
PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KERINCI 18 60.236 23.897 39,7 12.900 54,0
2 MERANGIN 22 88.223 32.316 36,6 24.706 76,5
3 SAROLANGUN 15 62.277 30.959 49,7 26.405 85,3
4 BATANGHARI 17 58.761 12.331 21,0 7.872 63,8
5 MUARO JAMBI 19 83.216 30.110 36,2 18.877 62,7
6 TANJAB TIMUR 17 51.198 23.621 46,1 12.082 51,1
7 TANJAB BARAT 16 62.323 18.179 29,2 7.434 40,9
8 TEBO 17 316.930 10.500 3,3 7.750 73,8
9 BUNGO 18 77.737 56.158 72,2 44.072 78,5
10 KOTA JAMBI 20 170.247 24.845 14,6 21.211 85,4
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 21.518 5.661 26,3 4.045 71,5
RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT
JUMLAH RUMAH DIBINA
(RUMAH SEHAT) RUMAH YANG SYARAT (RUMAH SEHAT)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SELURUH
BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KERINCI 18 59260 15.796 26,66 43464,00 27.642 63,60 27642 100 43.438 73,30
2 MERANGIN 22 87595 65.124 74,35 22471,00 5.258 23,40 4164 79,19 69.288 79,10
3 SAROLANGUN 15 58383 22.681 38,85 35702,00 25.818 72,32 19997 77,45 42.678 73,10
4 BATANGHARI 17 57276 41.983 73,30 52924,00 5.363 10,13 4271 79,64 46.254 80,76
5 MUARO JAMBI 19 91314 64.354 70,48 28264,00 1.075 3,80 844 78,51 65.198 71,40
6 TANJAB TIMUR 17 50224 11.032 21,97 39192,00 26.328 67,18 12864 48,86 23.896 47,58
7 TANJAB BARAT 16 71375 30.559 42,81 40816,00 6.890 16,88 3987 57,87 34.546 48,40
8 TEBO 17 58310 12.168 20,87 30398,00 30.398 100,00 30398 100,00 42.566 73,00
9 BUNGO 18 65773 49.037 74,55 24718,00 3.435 13,90 293 8,53 49.330 75,00
10 JAMBI
KOTA SUNGAI 20 117278 82.094 70,00 35184,00 17.592 50,00 17592 100,00 99.686 85,00
11 PENUH 7 19670 17.316 88,03 5097,00 1.570 30,80 1489 94,84 18.805 95,60
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 736.458 412.144 55,96 358.230 151.369 42,25 123541 81,62 535.685 72,74
PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 KERINCI 18 253.317 4.482 17928 0 0 2.259 9036 0 0,00 0 - 0 0 4 16 - 0,00 1452 5808 0 0,00 546 2184 0 0,00 38343 153372 9679 36562 36562 14,433
2 MERANGIN 22 367.445 62.322 270801 43936 213544 - 0 0 0,00 4 4.624 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 7 4150 0 0,00 12889 80130 10481 268080 481624 131,07
3 SAROLANGUN 15 271.798 44.773 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 15 - - 0,00 446 0 0 0,00 0 0 0 0,00 6174 0 0 0,00 201951 74,30
4 BATANGHARI 17 266.379 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 458 0 0 0,00 178850 67,14
5 MUARO JAMBI 19 378.534 56.184 325684 54102 236393 22 179 22 179 76 458 78 458 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 12 13241 12 13241 250271 66,12
6 TANJAB TIMUR 17 226.572 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 92331 40,75
7 TANJAB BARAT 16 307.661 11.910 49453 8050 38203,00 4.216 18142 3851 17542 729 7.297 718 7144 0 - - 0,00 4 350 4 350 42942 161808 41588 158341 6549 19726 6464 19489 241069 78,36
8 TEBO 17 328.627 20.908 21483 13161 13125,00 15.653 16873 10898 0,00 617 673 486 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 2727 2661 1704 1798 14923 4,54
9 BUNGO 18 334.591 42.035 205667 31613 163852 - 0 0 0,00 1882 10.248 1500 8711 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 7179 53889 5783 47312 219875 65,71
10 KOTA JAMBI 20 587.057 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 454041 77,34
11 KOTA SUNGAI PENUH7 90.478 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 2147 12564 2147 12564 12564 13,89
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 3.412.459 242.614 891016 150862 665117 22150 44230 14771 17721 3308 23300 2782 16313 19 16 0 0 1902 6158 4 350 43495 168142 41588 158341 76478 335583 36270 399046 2184061 64,003
PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
JUMLAH SARANA MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
JUMLAH SARANA
SEHAT)
JUMLAH
PUSK
KABUPATEN/KOT
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
% PENDUDUK
NO ESMA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENGGUNA
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
PENDUDUK
A
SARANA
SARANA
SARANA
SARANA
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
S
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 KERINCI 18 234003 5.673 22.692 5.673 22.298 98,264 33.001 132.004 33.001 126.280 95,6638 - - - - 15.571 62.284 15.571 62.284 100 164364 70,2
2 MERANGIN 22 360187 - - - - 39.250 311.963 31.552 246.898 79,1434 - - - - - - - - 241784 67,1
3 SAROLANGUN 15 272203 - - - - 12.450 - 12.450 - 4.327 - 4.327 - 3.919 - 3.919 - 184108 67,6
4 BATANGHARI 17 257201 - - - - 16.908 - - - 1.378 - - - - - - - 165526 64,4
5 MUARO JAMBI 19 388323 16 315 16 315 100 46.333 286.584 43.734 228.207 79,6301 9.820 49.855 8.722 40.146 80,5255 1.653 7.848 1.183 5.306 67,6096 272800 70,3
6 TANJAB TIMUR 17 212084 - - - - - - - - - - - - - - - - 103527 48,8
7 TANJAB BARAT 16 304899 100 828 94 742 89,614 34.981 143.586 29.133 109.572 76,3111 5.673 24.426 3.549 15.196 62,2124 11.224 45.753 6.627 23.819 52,06 630471 206,8
8 TEBO 17 324919 - - - - 27.276 27.579 17.613 17.895 64,8863 - - - - 14.095 14.495 9.475 9.692 66,8644 189699 58,4
9 BUNGO 18 336320 - - - - 31.085 147.823 37.038 118.820 80,3799 14.083 61.540 9.615 38.460 62,4959 4.154 16.616 1.952 9.762 58,7506 190741 56,7
10 KOTA JAMBI 20 568062 - - - - - - - - - - - - - - - - 454042 79,9
11 KOTA SUNGAI PENUH7 86220 - - - - 1.200 5.808 1.600 8.808 151,653 - - - - - - - - 42963 49,8
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 3.344.421 5.789 23.835 5.783 23.355 97,986 242.484 1.055.347 206.121 856.480 81,1562 35.281 135.821 26.213 93.802 69,063 50.616 146.996 38.727 110.863 75,4191 2.640.025 78,9
PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
JUMLAH TTU
KABUPATEN/KOT PUSKE RUMAH SAKIT
NO SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
A SMAS UMUM
SAKIT UMUM
PUSKESMAS
BINTANG
BINTANG
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
JUMLAH
RUMAH
SLTP
SLTA
NON
SD
%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KERINCI 18 291 54 27 18 - - - 390 291 100,0 30 55,6 13 48,1 18 100,0 - 0 - 352 90,3
2 MERANGIN 22 380 47 25 23 1 - 11 487 288 75,8 38 80,9 16 64,0 22 95,7 1 100,0 0 11 100,0 376 77,2
3 SAROLANGUN 15 228 - - 13 1 - 10 252 187 82,0 - - 0 - - - 0 7 70,0 194 77,0
4 BATANGHARI 17 209 - - 17 1 - 6 233 133 63,6 - - 0 - - - 0 - - 133 57,1
5 MUARO JAMBI 19 324 72 31 19 3 - 1 450 221 68,2 68 94,4 31 100,0 19 100,0 3 100,0 0 1 100,0 343 76,2
6 TANJAB TIMUR 17 229 - - 0 - - - 229 146 63,8 - - 0 - 0 - 146 63,8
7 TANJAB BARAT 16 229 67 37 16 2 6 7 364 135 59,0 43 64,2 25 67,6 14 87,5 1 50,0 4 66,7 6 85,7 228 62,6
8 TEBO 17 483 - - 16 1 - - 500 142 29,4 - - 5 31,3 1 100,0 0 - 148 29,6
9 BUNGO 18 246 82 49 18 4 2 15 416 212 86,2 18 22,0 11 22,4 18 100,0 3 75,0 2 100,0 7 46,7 271 65,14423
10 KOTA JAMBI 20 226 - - 20 2 7 76 331 124 54,9 - - 20 100,0 2 100,0 2 28,6 12 15,8 160 48,3
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 73 14 16 6 1 - 12 122 - - 14 100,0 16 100,0 6 100,0 1 100,0 0 10 83,3 47 38,5
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 2.918 336 185 166 16 15 138 3.774 1.879 64,4 211 62,8 112 60,5 122 73,5 12 75,0 8 53,3 54 39,1 2.398 63,54001
TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KERINCI 18 640 0 54 24 222 300 46,88 2 34 56 248 340 53,13
2 MERANGIN 22 2299 26 301 85 1301 1713 74,51 35 119 49 383 586 25,49
3 SAROLANGUN 15 651 7 113 87 269 476 73,12 2 65 23 85 175 26,88
4 BATANGHARI 17 920 1 68 92 320 481 52,28 1 41 84 313 439 47,72
5 MUARO JAMBI 19 975 2 107 159 349 617 63,28 2 81 24 251 358 36,72
6 TANJAB TIMUR 17 795 0 28 22 391 441 55,47 0 42 13 299 354 44,53
7 TANJAB BARAT 16 324 6 95 27 7 135 41,67 0 52 57 80 189 58,33
8 TEBO 17 1992 0 152 72 772 996 50,00 10 103 43 840 996 50,00
9 BUNGO 18 2107 2 269 107 1263 1641 77,88 10 73 82 301 466 22,12
10 KOTA JAMBI 20 1718 20 258 445 480 1203 70,02 10 227 20 258 515 29,98
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 161 0 4 5 112 121 75,16 0 0 29 11 40 24,84
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 12582 64 1449 1125 5486 8124 64,57 72 837 480 3069 4458 35,43
PERSENTASE TPM
PERSENTASE TPM
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK
MEMENUHI SYARAT
MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK
HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN/
RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM
DIUJI PETIK
MINUM (DAM)
MINUM (DAM)
JASA BOGA
JASA BOGA
RESTORAN
RESTORAN
DEPOT AIR
DEPOT AIR
MAKANAN
MAKANAN
DIBINA
JAJANAN
JAJANAN
PUSKES
TOTAL
TOTAL
NO KABUPATEN/KOTA
MAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KERINCI 18 340 0 24 29 103 156 45,88 300 0 0 88 0 88 29,33
2 MERANGIN 22 586 35 54 37 249 375 63,99 1713 0 0 8 0 8 0,47
3 SAROLANGUN 15 175 0 0 0 0 0 0,00 476 0 0 0 0 0 0,00
4 BATANGHARI 17 439 1 102 163 65 331 75,40 481 1 0 0 0 1 0,21
5 MUARO JAMBI 19 358 2 40 27 50 119 33,24 617 0 0 2 0 2 0,32
6 TANJAB TIMUR 17 354 0 25 13 100 138 38,98 441 0 0 0 0 0 0,00
7 TANJAB BARAT 16 189 0 44 17 0 61 32,28 135 0 6 4 1 11 8,15
8 TEBO 17 996 0 0 0 0 0 0,00 996 0 0 0 0 0 0,00
9 BUNGO 18 466 0 0 0 0 0 0,00 1641 0 0 0 0 0 0,00
10 KOTA JAMBI 20 515 0 0 0 0 0 0,00 1203 0 0 0 0 0 0,00
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 40 0 4 0 20 24 60,00 121 0 0 0 0 0 0,00
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 4458 38 293 286 587 1204 27,01 8124 1 6 102 1 110 1,35
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 300.000 79.700 277.900 357.600 119,2
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 160.000 20.500 154.500 175.000 109,375
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 5.000 1.410 1.560 2.970 59,4
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 35.000 4.400 42.600 47.000 134,29
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 200.000 82.200 68.600 150.800 75,4
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1.000.000 391.000 9.200 400.200 40,02
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 50.000 15.402 7.098 22.500 45,00
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 100.000 70.000 70.000 70,00
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 11.000 3.510 3.510 31,91
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet 47,79
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg 1.000.000 228.200 249.700 477.900
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube 50,00
polimiksin 10.000 IU/g 10.000 750 4.250 5.000
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp
Heksaklorofen 250 mg 4.080
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot
Salisilat 3% 8.160
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 12.000
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet #DIV/0!
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 5.000 2.540 1.690 4.230 84,60
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 650.000 184.000 306.900 490.900 75,52
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 4.000 600 4.290 4.890 122,25
23 Betametason krim 0,1 % krim 25.000 7.440 16.256 23.696 94,78
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 40.000 19.490 10.100 29.590 73,98
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 500.000 334.500 313.500 648.000 129,60
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 7.000 3.440 5.692 9.132 130,46
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 254.393 40.700 242.200 282.900 111,21
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 3.000 660 3.180 3.840 128,00
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 150.000 16.300 161.400 177.700 118,47
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 3.036
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 15.000 5.640 5.550 11.190 74,60
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 50.000 5.700 43.000 48.700 97,40
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 150.000 18.000 18.000 12,00
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 6.000 1.320 1.320 22,00
37 Etakridin larutan 0,1% botol 5.000 785 4.591 5.376 107,52
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 1.000 240 960 1.200 120,00
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 25.000 14.300 16.600 30.900 123,60
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 4.000 2.952 3.096 6.048 151,20
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 10.000 4.260 4.260 42,60
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 80.000 34.600 33.900 68.500 85,63
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 60.000 51.800 41.400 93.200 155,33
47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach 103,58
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g 148.000 39.600 113.700 153.300
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 7.000 4.200 2.750 6.950 99,29
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 80.000 34.600 63.100 97.700 122,13
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 600.000 300.000 500.000 800.000 133,33
52 Gliserin botol #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 8.000 3.780 2.137 5.917 73,96
54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 130.000 54.000 102.000 156.000 120,00
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 6.500
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 607
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 40.000 10.000 42.500 52.500 131,25
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 139.643
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 18.000 7.252 11.059 18.311 101,73
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 250.000 27.000 28.500 55.500 22,20
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 200.000 106.000 160.200 266.200 133,10
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 125.000 10.600 18.000 28.600 22,88
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 1.000.000 132.000 608.000 740.000 74,00
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 500.000 92.400 319.500 411.900 82,38
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 600.000 131.900 192.100 324.000 54,00
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0!
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 80.000 47.000 23.000 70.000 87,50
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 10.000 4.208 4.560 8.768 87,68
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 850.000 268.500 448.300 716.800 84,33
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 50.000 14.000 36.000 50.000 100,00
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 65.000 11.000 5.000 16.000 24,62
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet
Sulfadoxin 500 mg 45.000
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol 82,72
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 12.000 7.196 2.730 9.926
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : tablet 108,78
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 400.000 99.000 336.100 435.100
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet #DIV/0!
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 50.000 13.510 2.760 16.270 32,54
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet
mg 30.000
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 1.973
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 120.000 35.000 93.000 128.000 106,67
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 7.000 1.141 1.141 16,30
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet #DIV/0!
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 50.000 3.100 45.500 48.600 97,20
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 35.000 5.376 15.456 20.832 59,52
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 18.000 5.797 13.828 19.625 109,03
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 900
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 8.000 3.400 4.400 7.800 97,50
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 40.000 15.540 28.696 44.236 110,59
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 1.000.000 397.700 764.700 1.162.400 116,24
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 40.000 10.360 37.790 48.150 120,38
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 700.000 121.000 121.000 17,29
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 8.000 450 9.550 10.000 125,00
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 3.000 737 2.110 2.847 94,90
111 Prednison tablet 5 mg tablet 800.000 187.800 173.200 361.000 45,13
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 180.000 37.600 138.800 176.400 98,00
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 180.000 8.700 172.800 181.500 100,83
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 30.000 14.880 32.200 47.080 156,93
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube
4% 2.040
119 Salisil bedak 2% kotak 7.000 2.895 4.805 7.700 110,00
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 161 68 82 150 93,17
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 900 215 1.246 1.461 162,33
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 29.780 9.990 21.300 31.290 105,07
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 30
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 300.000 23.400 27.200 50.600 16,87
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 20.000 4.350 2.310 6.660 33,30
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 700.000 139.500 156.500 296.000 42,29
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 45.000 11.800 32.900 44.700 99,33
134 Vaksin Rabies Vero vial 112 112 #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 1.000.000 356.000 694.000 1.050.000 105,00
VAKSIN
136 BCG vial 10.000 2.990 500 3.490 34,90
137 T T vial 8.000 2.916 120 3.036 37,95
138 D T vial #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial 10.000 2.800 780 3.580 35,80
140 POLIO 10 Dosis vial 10.000 4.290 139 4.429 44,29
141 DPT-HB vial 12.000 4.477 890 5.367 44,73
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 10.000 4.582 630 5.212 52,12
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!
PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 12 2 15 31
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK -
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN -
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH -
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK -
7 TOKO OBAT -
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
TABEL 68
PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014
STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KERINCI 18 21 7,29 167 57,99 100 34,72 0 0,00 288 100 34,72
2 MERANGIN 22 127 31,36 125 30,86 86 21,23 67 16,54 405 153 37,78
3 SAROLANGUN 15 17 5,67 130 43,33 120 40,00 33 11,00 300 153 51,00
4 BATANGHARI 17 3 1,02 106 36,18 127 43,34 57 19,45 293 184 62,80
5 MUARO JAMBI 19 40 10,70 153 40,91 155 41,44 26 6,95 374 181 48,40
6 TANJAB TIMUR 17 89 23,73 168 44,80 95 25,33 23 6,13 375 118 31,47
7 TANJAB BARAT 16 53 19,00 113 40,50 86 30,82 27 9,68 279 113 40,50
8 TEBO 17 31 10,26 131 43,38 107 35,43 33 10,93 302 140 46,36
9 BUNGO 18 20 19,80 54 53,47 24 23,76 3 2,97 101 27 26,73
10 KOTA JAMBI 20 5 4,95 224 221,78 178 176,24 37 36,63 444 215 48,42
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 21 20,79 42 41,58 9 8,91 0 0,00 72 9 12,50
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 427 13,21 1413 43,71 1087 33,62 306 9,46 3233 1393 43,09
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1
DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DESA/
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KERINCI 18 286 77 148 19 0,00 244 85,3
2 MERANGIN 22 215 116 20 23 56,00 215 100,0
3 SAROLANGUN 15 158 78 11 10 0,00 99 62,7
4 BATANGHARI 17 113 63 16 3 2,00 84 74,3
5 MUARO JAMBI 19 155 86 57 11 1,00 155 100,0
6 TANJAB TIMUR 17 93 17 0 16 0,00 33 35,5
7 TANJAB BARAT 16 134 63 23 12 8,00 106 79,1
8 TEBO 17 112 47 10 17 3,00 77 68,8
9 BUNGO 18 153 134 10 - 0,00 144 94,1
10 KOTA JAMBI 20 62 47 3 7 5,00 62 100,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 69 34 29 3 3,00 69 100,0
DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Kerinci - 22 - - - 10 - - - -
2 Merangin - 26 - - - 8 - - - -
3 Sarolangun - 27 - - - 5 - - - -
4 Batanghari - 29 - - - 12 - - - -
5 Muaro Jambi - 55 - - - 14 - - - -
6 Tanjab Timur - 20 - - - 6 - - - -
7 Tanjab Barat - 20 - - - 7 - - - -
8 Tebo - 15 - - - 8 - - - -
9 Bungo - 29 - - - 9 - - - -
10 Kota Jambi - 52 - - - 20 - - - -
11 Kota Sungai Penuh - 11 - - - 4 - - - -
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - 306 - - - - - 103 - - - - - -
1 Kerinci 12 19 - - - 4 - - - -
2 Merangin 4 11 - - - 3 - - - -
3 Sarolangun 4 12 - - - - - - - -
4 Batanghari 13 14 - - - 4 - - - -
5 Muaro Jambi 14 16 - - - 2 - - - -
6 Tanjab Timur 4 8 - - - 1 - - - -
7 Tanjab Barat 6 9 - - - 3 - - - -
8 Tebo 7 14 - - - 4 - - - -
9 Bungo 16 12 - - - 4 - - - -
10 Kota Jambi 134 102 - - - 19 1 - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 214 - - 217 - - - - - 44 - - 1 - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 214 - - 523 - - - - - 147 - - 1 - - -
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 6,3987 15,638 0 4,3954 0,0299 0
TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kerinci 14 3 - 17 34
2 Merangin 16 - - 16 16
3 Sarolangun 16 2 - 18 18
4 Batanghari 19 - - 19 19
5 Muaro Jambi 28 4 - 32 32
6 Tanjab Timur 13 1 - 14 14
7 Tanjab Barat 19 4 - 23 23
8 Tebo 19 - - 19 19
9 Bungo 12 2 - 14 14
10 Kota Jambi 59 2 - 61 61
11 Kota Sungai Penuh 11 - - 11 11
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 226 - - 18 - 244 261
1 Kerinci - 10 - 10 10
2 Merangin 7 3 - 10 10
3 Sarolangun - - - - -
4 Batanghari 7 4 - 11 11
5 Muaro Jambi 8 10 - 18 18
6 Tanjab Timur 3 3 - 6 6
7 Tanjab Barat 4 2 - 6 6
8 Tebo 6 3 - 9 9
9 Bungo 28 10 - 38 38
10 Kota Jambi 92 12 - 104 104
11 Kota Sungai Penuh 155 57 - 212 212
- - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 310 - - 114 - 424 424
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 536 - - 132 - 668 685
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 16,02669 3,946872 20,48187
1 APBD KAB/KOTA -
a. Belanja Langsung
2 APBD PROVINSI -
3 APBN : -
- Dana Dekonsentrasi