Anda di halaman 1dari 253

20

11.1 13.38 11.3


10.9 10.37 8.6
3.9 5.5
2.7 1.453.125.111.6 3.7
0
20 20 20 20 20 20 20

IR 11 5.5 11 13 10 11 8.6

C 3.9 2.7 1.5 3.1 5.1 1.6 3.7


F
R
PROFILKESEHATAN PROVINSI JAMBI 2014

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI


TAHUN 2015
TIM PENYUSUN

Pengarah
Dr. Hj. Andi Pada, M. Kes
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jambi

Ketua
Drs. Saprimail Harahap, M. Kes
Kepala Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

Sekretaris
Yan Niaga, SKM, M. Kes
Kepala Seksi Pendataan

Editor
Rosmita Alisanti, SKM, MKM

Anggota
Herwan, SKM, MKM; Ika Asrini M, S.Pd; Arnalia Devi, SKM;
Parida Harahap, S. Psi; Heriyantomi, A. MKep;

Kontributor
BPS Provinsi Jambi; Sekretariat Dinas Kesehatan; Seksi Evaluasi; Seksi
Pendayagunaan Tenaga Kesehatan; Bidang Bina Pelayanan Kesehatan;
Bidang Bina Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan; dan
Bidang Bina Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena kami dapat
menyelesaikan Profil Kesehatan Provinsi Jambi Tahun 2014. Profil kesehatan
Provinsi Jambi merupakan sarana penyajian data dan informasi kesehatan yang
merupakan gambaram status kesehatan masyarakat dengan berbagai faktor
yang mempengaruhinya. Profil Kesehatan Provinsi Jambi selain sebagai
penyajian data dan informasi kesehatan juga dimanfaatkan sebagai bahan
evaluasi dari program pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota wilayah
Provinsi Jambi. Data Profil Kesehatan Provinsi Jambi saat ini telah pula
dimanfaatkan dalam penyusunan RPJMD dan renstra Dinas Kesehatan.

Penyajian data dalam profil kesehatan diupayakan dalam bentuk data facility
based dan data community based serta data yang disajikan diupayakan
lengkap dari segi jenis dan cakupan. Profil Kesehatan Provinsi Jambi tahun 2014
ini penyusunannya berbeda dari profil kesehatan sebelumnya, profil kesehatan
yang sekarang penyajiannya menyesuaikan dengan Profil Kesehatan Indonesia,
lebih banyak penyajian datanya. Sumber data masih sama dengan profil
sebelumnya yaitu bersumber dari profil kesehatan kabupaten/ kota, data dari
program dan juga data dari lintas sektor terkait.

Seksi Pendataan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi sebagai koordinator


Penyusunan Profil Kesehatan Provinsi Jambi bersama-sama dengan program di
Dinas Kesehatan menyusun Profil Kesehatan. Profil Kesehatan Provinsi Jambi
ditampilkan dalam bentuk yang lebih menarik agar para pembaca lebih mudah
menggunakannya. Profil Kesehatan ini menggambarkan tentang kondisi derajat
kesehatan, upaya kesehatan, sumber daya kesehatan dan faktor terkait lainnya
serta perbandingan dengan angka Nasional.

Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 dengan segala keterbatasannya tetap


diupayakan agar dapat terbit lebih cepat dari tahun sebelummya. Profil
Kesehatan Provinsi Jambi 2014 dibuat dalam bentuk cetakan buku, bagi yang

iii
membutuhkan dapat menghubungi Seksi Pendataan Dinas Kesehatan Provinsi
Jambi. Kritik dan saran sangat kami butuhkan dalam penyusunan Profil
Kesehatan Provinsi Jambi ini.

Semoga Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 ini bermanfaat dalam mengisi
kebutuhan data dan informasi di bidang kesehatan.

Jambi, Nopember 2015


Tim Penyusun

iv
KATA SAMBUTAN
KEPALA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAMBI

Assalamualaikum Wr. Wb
Puji syukur kahadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan bimbinganNya, Dinas
Kesehatan Provinsi Jambi telah menerbitkan Profil Kesehatan Provinsi Jambi
2013 yang mencakup seluruh kabupaten/ kota. Meskipun berat dan banyak
tantangan didalam proses pengumpulan data dan informasi kesehatan ini,
akhirnya Seksi Pendataan berhasil menghimpun data tahun 2014 dan
menyusunnya dalam bentuk Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2015.

Tantangan dan kendala dalam penyediaan data dan informasi yang tepat waktu
ternyata cukup banyak, sehingga data dan informasi dari kabupaten/ kota
maupun program masih belum dapat terisi secara lengkap. Dengan terbitnya
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 ini, saya harapkan dapat bermanfaat bagi
berbagai pihak baik institusi pemerintah, swasta, profesi, mahasiswa dan lainnya
diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu bahan evaluasi.

Ucapan selamat dan penghargaan yang tinggi saya sampaikan kepada semua
pihak, terutama kepada Seksi Pendataan yang telah menjadi koordinator dalam
penyusunannya, dan kontribusi program, sehinga memungkinkan tersusunnya
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 ini.

Billahit taufiq walhidayah, wassalamualaikum Wr.Wb.

Jambi, Nopember 2015


Kepala Dinas Kesehatan
Provinsi Jambi

Dr. Hj. Andi Pada, M.Kes


NIP 19620318 198901 2 002

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Letak Geografis Provinsi Jambi............................................. 6


Gambar 2.2 Persentase Luas Wilayah Kabupaten/ Kota Provinsi Jambi.. 8
Gambar 2.3 Piramida Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2014................... 13
Gambar 2.4 Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi Tahun
2005-2014.............................................................................. 21
Gambar 2.5 Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jambi Tahun
2010-2014.............................................................................. 24
Gambar 2.6 Persentase Akses Air Minum Berkualitas per Kabupaten/
Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...................................... 26
Gambar 2.7 Persentase Rumah Sehat di Provinsi Jambi Tahun 2014..... 27
Gambar 3.1 Estimasi Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
di Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 1991-2012............... 32
Gambar 3.2 Jumlah Kematian Bayi (1-12 bulan) Per Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 34
Gambar 3.3 Angka Kematian Balita (AKABA) di Provinsi Jambi dan
Indonesia Tahun 1991-2012.................................................. 35
Gambar 3.4 Jumlah Kematian Anak Balita per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 36
Gambar 3.5 Angka Kematian Ibu per 1.000 Kelahiran Hidup di
Indonesia Tahun 1994-2012.................................................. 38
Gambar 3.6 Proyeksi Angka Kematian Ibu di Provinsi Jambi Tahun
2010-2014.............................................................................. 39
Gambar 3.7 Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014 40
Gambar 3.8 Umur Harapan Hidup Waktu Lahir Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................... 42
Gambar 3.9 Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasite Inciddence) di
Provinsi Jambi Tahun 2010-2014.......................................... 45
Gambar 3.10 Angka Kesakita Malaria (Annual Parasite Inciddence) per
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 46
Gambar 3.11 Cakupan Case Detection Rate (CDR) TB Paru BTA (+) di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 48
Gambar 3.12 Jumlah Kasus Baru HIV dan AIDS per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 51
Gambar 3.13 Cakupan Penemuan Pneumonia Balita Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 52
Gambar 3.14 Jumlah Kasus BaruPenderita Kusta Tipe PB dan MB di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 54

vi
Gambar 3.15 Kasus Baru Kusta Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 56
Gambar 3.16 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15
Tahun per 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi Tahun
2010-2014.............................................................................. 59
Gambar 3.17 Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis Penduduk < 15
Tahun per 100.000 Penduduk Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 60
Gambar 3.18 Incidence Rate DBD per 10.000 Penduduk dan Case
Fatality Rate DBD di Provinsi Jambi Tahun 2014.................. 65
Gambar 3.19 Jumlah Kasus Diare per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 68
Gambar 4.1 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4 di
Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014.................................... 76
Gambar 4.2 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 77
Gambar 4.3 Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 78
Gambar 4.4 Pencapaian Cakupan K4 Ibu Hamil per Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 79
Gambar 4.5 Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga
Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014.............. 80
Gambar 4.6 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 81
Gambar 4.7 Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 83
Gambar 4.8 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 85
Gambar 4.9 Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014 ..... 87
Gambar 4.10 Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1) Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 88
Gambar 4.11 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 90
Gambar 4.12 Persentase Cakupan Pelayanan Kesehatan Pada Balita
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 92
Gambar 4.13 Cakupan Pelayanan Kesehatan Siswa SD/Setingkat
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 94
Gambar 4.14 Proporsi Peserta KB Aktif dan KB Baru Menurut Jenis
Kontrasepsi di Provinsi Jambi Tahun 2014........................... 95
Gambar 4.15 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 96

vii
Gambar 4.16 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 97
Gambar 4.17 Distribusi Desa/Kelurahan Universal Child Immunization
(UCI) per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..... 100
Gambar 4.18 Persentase Cakupan UCI di Tingkat Desa/Kelurahan
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014......................... 101
Gambar 4.19 Cakupan TT2+ Pada Ibu Hamil di Provinsi Jambi Tahun
2014...................................................................................... 103
Gambar 4.20 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe di Provinsi
Jambi Tahun 2007 2014.................................................... 113
Gambar 4.21 Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Tambah
Darah (Fe3) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014........................................................................... 114
Gambar 4.22 Persentase bayi, Balita, dan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014...... 116
Gambar 4.23 Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi Garam
Beryodium Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 118
Gambar 4.24 Persentase Bayi yang Diberikan ASI Eksklusif Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 120
Gambar 4.25 Persentase Kunjungan Balita yang Ditimbang di Posyandu
(D/S) Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014...................................................................................... 121
Gambar 4.26 Persentase Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana di
Provinsi Jambi Tahun 2010 s/d 2014................................... 123
Gambar 5.1 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Provinsi Jambi
Tahun 2005 s/d 2014............................................................. 127
Gambar 5.2 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk Menurut
Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014..................... 128
Gambar 5.3 Persentase Kepemilikan Rumah Sakit di Provinsi Jambi
Tahun 2014............................................................................ 129
Gambar 5.4 Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 131
Gambar 5.5 Jumlah Program Studi pada Institusi Poltekkes dan Non
Poltekkes di Provinsi Jambi Tahun 2014.............................. 133
Gambar 5.6 Proporsi SDM Kesehatan menurut Latar Belakang
Pendidikan di Provinsi Jambi Tahun 2014............................ 135
Gambar 5.7 Rasio Dokter Umum terhadap 100.000 Penduduk di
Provinsi Jambi Tahun 2014................................................... 136
Gambar 5.8 Alokasi Anggaran Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun 2014 141

viii
Gambar 5.9 Persentase Yang Dilindungi Jaminan Kesehatan
Masyarakat/ Asuransi Kesehatan di Provinsi Jambi Tahun
2014....................................................................................... 142
Gambar 5.10 Cakupan Layanan Kesehatan Rujukan Rawat Inap dan
Rawat Jalan Peserta Jamkesmas Menurut Kabupaten/Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014............................................... 143

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Distribusi Penduduk Provinsi Jambi Menurut Jenis


Kelamin Tahun 2014 ........................................................... 11
Tabel 2.2 Indikator Ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2005-2013........... 15
Tabel 2.3 Penduduk Bukan Aangkatan Kerja Berumur 15 Tahun ke
Atas di Provinsi Jambi Tahun 2007-2014............................. 18
Tabel 2.4 Jumlah Suku Anak Dalam per Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2013................................................................ 20
Tabel 2.5 Indikator Pendidikan Provinsi Jambi Tahun 2008-2014....... 22
Tabel 2.6 Persentase Tempat-Tempat Umum Sehat di Provinsi
Jambi Tahun 2008-2014...................................................... 28
Tabel 2.7 Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM) di
Provinsi Jambi Tahun 2014.................................................. 29
Tabel 3.1 Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Provinsi Jambi
Tahun 2010-2014................................................................. 43
Tabel 3.2 Hasil Cakupan Pengobatan Penderita TBC di Provinsi
Jambi Tahun 2010-2014...................................................... 49
Tabel 3.3 Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies di Provinsi Jambi
Tahun 2011-2014................................................................. 57
Tabel 3.4 Target dan Penemuan Kasus AFP per Kabupaten/Kota
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2014...................................... 62
Tabel 3.5 Cakupan Pengobatan Massal Filariasis di Provinsi Jambi
Tahun 2012-2014................................................................. 70
Tabel 4.1 Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit di Provinsi Jambi
Tahun 2014.......................................................................... 106
Tabel 4.2 Gambaran Kepesertaan BPJS Provinsi Jambi Tahun 2014 109
Tabel 4.3 Gambaran Kepesertaan Jamkesmasda Provinsi Jambi
dan Jamkesda Kabupaten/Kota Tahun 2014....................... 110
Tabel 4.4 Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana Tahun 2010-
2014...................................................................................... 124
Tabel 5.1 Alokasi Anggaran Kesehatan Sumber Dana APBD dan
APBN Provinsi Jambi Tahun 2014....................................... 140

x
DAFTAR ISI

Kata Pengantar iii

Kata Sambutan v

Daftar Gambar vi

Daftar Tabel x

Daftar Isi xi

Daftar Lampiran

BAB 1 PENDAHULUAN 1

BAB 2 GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK 6

A. Letak Geografi, Tofografi, dan Pemerintahan 6


B. Keadaan Penduduk 10
C. Keadaan Ekonomi 14
D. Keadaan Pendidikan 22
E. Keadaan Kesehatan Lingkungan 24

BAB 3 SITUASI DERAJAT KESEHATAN 31

A. Mortalitas 31
B. Morbiditas 42

BAB 4 SITUASI UPAYA KESEHATAN 69

A. Pelayanan Kesehatan Dasar 72


B. Pelayanan Kesehatan Rujukan 104
C. Perbaikan Gizi Masyarakat 111

BAB 5 SUMBER DAYA KESEHATAN 125

A. Sarana Kesehatan 125


B. Tenaga Kesehatan 134
C. Pembiayaan Kesehatan 140

BAB 6 KESIMPULAN 145

LAMPIRAN

xi
DAFTAR LAMPIRAN TABEL

No Tabel Judul Tabel

Lampiran Tabel 1 Luas Wilayah, Jumlah Desa, Jumlah Penduduk, Jumlah


Rumah Tangga Dan Kepadatan Penduduk Menurut
Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 2 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin, Kelompok


Umur, Rasio Beban Tanggungan, Rasio Jenis Kelamin,
Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 3 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin Dan Kelompok


Umur Di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 4 Persentase Penduduk Laki-laki Dan Perempuan Berusia


10 Ke Atas Menurut Tingkat Pendidikan Tertinggi Yang
Ditamatkan Dan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014.

Lampiran Tabel 5 Jumlah Kematian Bayi Dan Balita Menurut Jenis Kelamin
Dan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 6 Jumlah Kematian Ibu Menurut Kelompk Umur Dan


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 7 Jumlah Kasus Baru TB Paru Dan kematian Akibat TB


Paru Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 8 Jumlah Kasus Dan Angka Penemuan Kasus TB Paru


BTA+ Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 9 Jumlah Kasus Dan Kesembuhan TB Paru BTA+ Menurut


Jenis Kelamin Kabupaten Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 10 Penemuan Kasus Pneumonia Balita Menurut Jenis


Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi tahun 2014.

xii
Lampiran Tabel 11 Jumlah Kasus Baru HIV,AIDS, Dan Infeksi Menular
Lainnya Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi tahun 2014.

Lampiran Tabel 12 Persentase Donor Darah Diskrining Terhadap HIV, AIDS,


Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 13 Kasus Diare yang Ditangani Menurut Jenis Kelamin


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 14 Jumlah Kasus Baru Kusta Menurut Jenis Kelamin


kabupaten / Kota di Provinsi Jambi tahun 2014.

Lampiran Tabel 15 Kasus Baru Kusta 0-14 Tahun dan Cacat Tingkat 2
Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi jambi
Tahun 2014.

Lampiran Tabel 16 Jumlah Kasus dan Prevalensi Penyakit Kusta Menurut


Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 17 Persentase Penderita Kusta Selesai Berobat Menurut


Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 18 Jumlah Kasus AFP (NON POLIO) Dan AFP Rate (NON
POLIO) Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014.

Lampiran Tabel 19 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan


Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan,
Dan Puskesmas Kabupaten / Kota Tahun 2014.

Lampiran Tabel 20 Jumlah Kasus Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan


Imunisasi (PD3I) Menurut Jenis Kelamin kabupaten/ Kota
Tahun 2014.

Lampiran Tabel 21 Jumlah Kasus DBD Menurut jenis Kelamin Kabupaten/


Kota di Provinsi Jambi tahun 2014.

Lampiran Tabel 22 Kesakitan Dan Kematian Akibat Malaria Menurut Jenis


Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

xiii
Lampiran Tabel 23 Penderita Filariasis Ditangani Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/ Kota di Provinsi JambiTahun 2014.

Lampiran Tabel 24 Pengukuran Tekanan Darah Penduduk 18 Menurut


Jenis Kelamin, Puskesmas, dan Kecamatan Tahun 2014.

Lampiran Tabel 25 Pemeriksaan Obesitas Menurut Jenis Kelamin,


Puskesmas, Kecamatan Tahun 2014.

Lampiran Tabel 26 Cakupan Deteksi Dini Kanker Leher Rahim Dengan


Metode IVA Dan Kanker Payudara Dengan Pemeriksaan
Klinis (CBE) Menurut Kecamatan Tahun 2014.

Lampiran Tabel 27 Jumlah Penderita Dan Kematian Pada KlB Menurut Jenis
Kejadian Luar Biasa (KLB) Tahun 2014.

Lampiran Tabel 28 Kejadian Luar Biasa (KLB) Di Desa/Kelurahan Yang


Ditangani < 24 Jam Tahun 2014.

Lampiran Tabel 29 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil, Persalinan Ditolong


Tenaga Kesehatan Dan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 30 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Ibu Hamil


Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 31 Persentase Cakupan Imunisasi TT Pada Wanita Usia


Subur Menurut Kecamatan Dan Puskesmas Tahun 2014.

Lampira Tabel 32 Jumlah Ibu Hamil Yang Mendapat Tablet FE I Dan FE 3


Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 33 Jumlah Dan Persentase Penanganan Komplikasi


Kebidanan Dan Komplikasi Neonatal Menurut Jenis
Kelamin, Puskesmas, dan Kecamatan Tahun 2014.

Lampiran Tabel 34 Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Jenis Kontrasepsi


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 35 Proporsi Peserta KB Baru Menurut Jenis Kontrasepsi


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi tahun 2014.

xiv
Lampiran Tabel 36 Jumlah Peserta KB Baru Dan KB Aktif Menurut
Kecamatan Dan Puskesmas Tahun 2014.

Lampiran Tabel 37 Bayi Berat Badan Lahir Rendah Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 38 Cakupan Kunjungan Neonatus Menurut Jenis Kelamin


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 39 Jumlah Bayi Yang Diberi ASI Eksklusif Menurut Jenis
Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 40 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Menurut Jenis


Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Tahun 2014.

Lampiran Tabel 41 Cakupan Desa/Kelurahan UCI Menurut Kabupaten / Kota


di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 42 Cakupan Imunisasi Hepatitis B < 7 Hari Dan BCG Pada
Bayi Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas Tahun 2014.

Lampiran Tabel 43 Cakupan Imunisasi DPT, HB Dan Campak Pada Bayi


Menurut Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 44 Cakupan Pemberian Vitamin A Pada Bayi Dan Anak


Balita Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 45 Jumlah Anak 0-23 Bulan Ditimbang Menurut Jenis


Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 46 Cakupan Pelayanan Anak Balita Menurut Jenis Kelamin,


Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 47 Jumlah Balita Ditimbang Menurut Jenis Kelamin,


Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014.

xv
Lampiran Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk Yang Mendapat
Perawatan Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 49 Cakupan Pelayanan Kesehatan (Penjaringan) Siswa Sd


& Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 50 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Menurut


Kecamatan Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 51 Pelayanan Kesehatan Gigi Dan Mulut Pada Anak SD


Dan Setingkat Menurut Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 52 Cakupan Pelayanan Kesehatan Usia Lanjut Menurut


Jenis Kelamin, Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/
Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 53 Cakupan Jaminan Kesehatan Penduduk Menurut Jenis


Jaminan Dan Jenis Kelamin Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 54 Jumlah Kunjungan Rawat Jalan, Rawat Inap, Dan


Kunjungan Gangguan Jiwa Di Sarana Pelayanan
Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 55 Angka Kematian Pasien Di Rumah Sakit Kabupaten/


Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 56 Indikator Kinerja Pelayanan Di Rumah Sakit Kabupaten/


Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 57 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih


Dan Sehat (Ber-PHBS) Menurut Kecamatan Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

xvi
Lampiran Tabel 58 Persentase Rumah Sehat Menurut Kecamatan Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 59 Penduduk Dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air


Minum Berkualitas (Layak) Menurut Kecamatan Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 60 Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air


Minum Yang Memenuhi Syarat Kesehatan Kabupaten/
Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 61 Penduduk Dengan Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi


Yang Layak (Jamban Sehat) Menurut Jenis Jamban,
Kecamatan, Dan Puskesmas Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 62 Desa Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis


Masyarakat Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 63 Persentase Tempat-Tempat Umum Memenuhi Syarat


Kesehatan Menurut Kecamatan Dan Puskesmas
Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 64 Tempat Pengelolaan Makanan (TPM) Menurut Status


Higiene Sanitasi Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014.

Lampiran Tabel 65 Tempat Pengelolaan Makanan Dibina Dan Diuji Petik


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 66 Persentase Ketersediaan Obat Dan Vaksin Kabupaten/


Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 67 Jumlah Sarana Kesehatan Menurut Kepemilikan


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 68 Persentase Sarana Kesehatan (Rumah Sakit) Dengan


Kemampuan Pelayanan Gawat Darurat (Gadar ) Level I
Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

xvii
Lampiran Tabel 69 Jumlah Posyandu Menurut Strata, Kecamatan, Dan
Puskesmas Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 70 Jumlah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


(UKBM) Menurut Kecamatan Kabupaten/ Kota di Provinsi
Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 71 Jumlah Desa Siaga Menurut Kecamatan Kabupaten/


Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 72 Jumlah Tenaga Medis Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/


Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 73 Jumlah Tenaga Keperawatan Di Fasilitas Kesehatan


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 74 Jumlah Tenaga Kefarmasian Di Fasilitas Kesehatan


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 75 Jumlah Tenaga Kesehatan Masyarakat Dan Kesehatan


Lingkungan Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 76 Jumlah Tenaga Gizi Di Fasilitas Kesehatan Kabupaten/


Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 77 Jumlah Tenaga Keterapian Fisik Di Fasilitas Kesehatan


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 78 Jumlah Tenaga Keteknisian Medis Di Fasilitas


Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun
2014.

Lampiran Tabel 79 Jumlah Tenaga Kesehatan Lain Di Fasilitas Kesehatan


Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014.

Lampiran Tabel 80 Jumlah Tenaga Penunjang/Pendukung Kesehatan Di


Fasilitas Kesehatan Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014.

Lampiran Tabel 81 Anggaran Kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi


Tahun 2014.

xviii
BAB 1
PENDAHULUAN

P embangunan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya yang


dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya.

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan dilaksanakan melalui


pengelolaan pembangunan kesehatan yang disusun dalam Sistem
Kesehatan Nasional (SKN). Komponen pengelolaan kesehatan
dikelompokkan dalam sub sistem :
1. Upaya Kesehatan
2. Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
3. Pembiayaan Kesehatan
4. Sumber Daya Manusia Kesehatan
5. Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Makanan
6. Manajemen, Informasi, dan Regulasi Kesehatan, dan
7. Pemberdayaan Masyarakat.

Tantangan pembangunan kesehatan menuntut adanya dukungan


sumber daya yang cukup serta arah kebijakan dan strategi
pembangunan kesehatan yang tepat. Sistem informasi kesehatan
adalah salah satu upaya pemerintah untuk menyediakan data dan
informasi kesehatan. Sistem informasi kesehatan yang ada saat ini
masih belum dapat menyediakan data dan informasi yang evidence
based sehingga belum mampu menjadi alat manajemen kesehatan
yang efektif. Masih terfrakmentasinya sistem informasi kesehatan
sehingga mengakibatkan redundant data, duplikasi kegiatan, dan tidak
efisiennya penggunaan sumber daya. Situasi ini mengakibatkan
pendistribusian informasi menjadi terlambat terutama dari sumber data
di unit pelayanan.

Profil Kesehatan Provinsi Jambi merupakan gambaran tentang situasi


pembangunan kesehatan di Provinsi Jambi yang selalu diterbitkan
setiap tahun. Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 merupakan alat
ukur capaian indikator pembangunan kesehatan di kabupaten/ kota
dibandingkan dengan target provinsi, nasional, dan target Millenium
Development Goals (MDGs). Profil Kesehatan Provinsi Jambi
memuat berbagai data kesehatan dan pendukung lainnya yang
berhubungan dengan kesehatan seperti; kependudukan, ekonomi,
pendidikan, dan keluarga berencana.

Data dianalisis secara sederhana dengan bentuk tampilan tabel, grafik,


peta, dan narasi dengan melihat peringkat dari tiap indikator, sehingga
kabupaten/ kota dapat mengetahui di mana posisinya dalam setiap
indikator pembangunan kesehatan dibandingkan dengan kabupaten/
kota lainnya. Data profil kesehatan Provinsi Jambi juga digunakan
sebagai bahan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan upaya
kesehatan di kabupaten/ kota.

2
Dalam penyajian data Profil Kesehatan Provinsi Jambi diusahakan
untuk menampilkan data dan informasi yang dapat menjawab visi dan
misi Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Provinsi Jambi.
Dimana visi Kementerian Kesehatan adalah Masyarakat Sehat yang
Mandiri sedangkan visi Dinas Kesehatan Provinsi Jambi adalah
Masyarakat Jambi Sehat, Adil, dan Mandiri dengan misi adalah
sebagai berikut:
1. Mendorong kemandirian dan kesadaran masyarakat untuk hidup
sehat.
2. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu, merata, dan
terjangkau.
3. Meningkatkan upaya pengendalian penyakit dan kualitas
lingkungan.
4. Meningkatkan dan mendayagunakan sumber daya manusia
bidang kesehatan.
5. Meningkatkan kualitas manjemen, pembiayaan kesehatan, dan
jaminan pemeliharaan kesehatan.

Meningkatnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat maka,


mengakibatkan kebutuhan informasi kesehatan dan akses terhadap
informasi tentang segala hal yang berhubungan dengan informasi
kesehatan. Hal ini membawa dampak luas dalam pelayanan kesehatan
termasuk kesiapan informasi untuk mendisain dan menilai pelayanan
kesehatan yang tepat. Desentralisasi adalah kebijakan yang
mendorong untuk terjadinya pelayanan kesehatan yang efektif dan
efisien.

3
Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 diharapkan dapat bermanfaat
dalam mendukung menajemen kesehatan yang lebih baik terutama
untuk mendukung visi dan misi pembangunan kesehatan baik pusat
dan daerah.

Adapun sistematika Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 terdiri atas


6 (enam) BAB, yaitu:
Bab 1. Pendahuluan, bab ini menyajikan tentang latar belakang
diterbitkannya Profil Kesehatan Provinsi Jambi 2014 serta
sistematikanya.
Bab 2. Situasi Umum dan Perilaku Penduduk, bab ini menyajikan
tentang gambaran umum Provinsi Jambi yang meliputi, (1). Letak
geografis, fotografi, dan pemerintahan. (2). Kependudukan (3).
Perekonomian. (4). Pendidikan. (5). Lingkungan fisik dan, (6).
Perilaku penduduk yang terkait dengan kesehatan.
Bab 3. Situasi Derajat Kesehatan, bab ini berisikan tentang uraian
hasil-hasil pembangunan kesehatan sampai dengan tahun 2014, yang
mencakup angka kematian, umur harapan hidup, angka kesakitan, dan
status gizi masyarakat.
Bab 4. Situasi Upaya Kesehatan, bab ini berisikan tentang upaya
yang telah dilaksakan oleh bidang kesehatan sampai tahun 2014,
gambaran upaya kesehatan yang dilakukan meliputi: pencapaian
kesehatan dasar, pelayanan kesehatan rujukan, upaya pencegahan dan
pemberantasan penyakit, dan upaya perbaikan gizi masyarakat.
Bab 5. Situasi Sumber Daya Kesehatan. Bab ini menyajikan tentang
sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai dengan tahun

4
2014. Gambaran sumber daya mencakup keadaan tenaga, sarana
kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Bab 6. Kesimpulan. Bab ini menyajikan kesimpulan dari bab 1
sampai bab 5.
***

5
BAB 2
GAMBARAN UMUM DAN PERILAKU PENDUDUK

A. Letak Geografi, Tofografi, dan Pemerintahan

P rovinsi Jambi adalah salah satu Provinsi di Indonesia yang


berada di Pulau Sumatera, Provinsi Jambi secara resmi berdiri
menjadi provinsi tahun 1958 sesuai dengan Undang-Undang Republik
Indonesia No. 61 tahun 1958 tanggal 25 Juni 1958. Provinsi Jambi
terletak antara 0 45' sampai 2 45' Lintang Selatan dan 101 0' - 104
55' Bujur Timur, terletak di tengah pulau sumatera membujur
sepanjang pantai timur sampai barat, dengan luas wilayah keseluruhan
50.160,05.Km. Secara geografis Provinsi Jambi terletak pada Pantai
Timur Pulau Sumatera berhadapan dengan laut Cina Selatan.

Gambar 2.1
Letak Geografis Provinsi Jambi

6
Batas wilayah Provinsi Jambi adalah sebagai berikut; sebelah utara
dengan Provinsi Riau dan Kepulauan Riau, sebelah selatan dengan
Provinsi Sumatera Selatan, sebelah barat dengan Provinsi Sumatera
Barat dan Bengkulu, sebelah timur dengan Laut Cina Selatan. Provinsi
Jambi termasuk dalam kawasan segi tiga pertumbuhan Indonesia-
Malaysia-Singapore (IMS-GT) dan Indonesia-Malaysia-Thailand
(IMT-GT). Jarak tempuh Jambi ke Singapura jalur laut melalui Batam
dengan menggunakan kapal cepat (jet-foil) ditempuh 5 jam.

Luas wilayah Provinsi Jambi 50.160,05 km2, dengan luas wilayah per
kabupaten/ kota adalah sebagai berikut:

- Kabupaten Kerinci 3.355,27 km2 ( 6,69%)


- Kabupaten Merangin 7.679,00 km2 (15,31%)
- Kabupaten Sarolangun 6.184,00 km2 (12,33%)
- Kabupaten Batanghari 5.804,00 km2 (11,57%)
- Kabupaten Muaro Jambi 5.326,00 km2 (10,62%)
- Kabupaten Tanjung Jabung Timur 5.445,00 km2 (10,86%)
- Kabupaten Tanjung Jabung Barat 4.649,85 km2 ( 9,27%)
- Kabupaten Tebo 6.461,00 km2 (12,88%)
- Kabupaten Bungo 4.659,00 km2 ( 9,29%)
- Kota Jambi 205,43 km2 ( 0,41%)
- Kota Sungai Penuh 391,50 km2 ( 0,78%)

7
Persentase luas wilayah kabupaten/ kota dalam Provinsi Jambi dapat
dilihat pada gambar 2.2, dimana kabupaten terluas wilayahnya adalah
Kabupaten Merangin, sedangkan wilayah terkecil adalah Kota Jambi.

Gambar 2.2
Persentase Luas Wilayah Kabupaten/ Kota
Provinsi Jambi

Sumber : BPS Provinsi Jambi

Otonomi daerah membuat adanya pemekaran wilayah sesuai dengan


Undang-Undang No. 54 tahun 1999 tentang pembentukan Kabupaten
Merangin, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Tebo dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur, maka ada 4 kabupaten yang dimekarkan.
Wilayah Kabupaten Sarolangun Bangko dimekarkan menjadi dua
yaitu Kabupaten Sarolangun dan Kabupaten Merangin, Kabupaten
Sarolangun beribukota di Sarolangun dan Kabupaten Merangin
beribukota di Bangko. Kabupaten Tanjung Jabung dimekarkan

8
menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Kabupaten Tanjung
Jabung Barat beribukota di Kuala Tungkal dan Kabupaten Tanjung
Jabung Timur beribukota di Muara Sabak. Kabupaten Bungo Tebo
dimekarkan menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Bungo dan
Kabupaten Tebo, Kabupaten Kabupaten Bungo beribukota di Muara
Bungo dan Kabupaten Tebo beribukota di Muara Tebo.

Dengan ditetapkannya Kota Sungai Penuh sebagai daerah tingkat II


yang baru berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2008, maka
Provinsi Jambi mempunyai 2 Kota dalam wilayahnya. Kota Sungai
Penuh ini dimekarkan dari Kabupaten Kerinci sebagai induknya.
Wilayah kecamatan yang menjadi bagian Kota Sungai Penuh adalah
Kecamatan Tanah Kampung, Sungai Penuh, Hamparan Rawang,
Pesisir Bukit dan Kumun Debai.

Saat ini Provinsi Jambi terbagi menjadi 9 Kabupaten dan 2 Kota, yaitu
Kabupaten Kerinci ibukotanya Sungai Penuh, Kabupaten Sarolangun
ibukotanya Sarolangun, Kabupaten Merangin ibukotanya Bangko,
Kabupaten Bungo ibukotanya Muara Bungo, Kabupaten Tebo
ibukotanya Muara Tebo, Kabupaten Batanghari ibukotanya Muara
Bulian, Kabupaten Muaro Jambi ibukotanya Sengeti, Kabupaten
Tanjung Jabung Barat ibukotanya Kuala Tungkal, Kabupaten Tanjung
Jabung Timur ibukotanya Muara Sabak, dan Kota Jambi yang juga
merupakan ibukota Provinsi Jambi, dan yang terakhir adalah
pembentukan Kota Sungai Penuh. Sampai dengan bulan Desember

9
2014 kecamatan di Provinsi Jambi berjumlah 138 kecamatan
sedangkan desa dan kelurahan berjumlah 1.553 desa/ kelurahan.

Adanya pemekaran wilayah kabupaten/ kota kini jarak tempuh melalui


jalan darat dari pusat kota Provinsi Jambi ke-9 Kabupaten dan 2 Kota
terdiri dari:

Prov. Jambi Ke Kab. Kerinci (Sungai Penuh) 419 Km.


Prov. Jambi Ke Kab. Merangin (Bangko) 290 Km.
Prov. Jambi Ke Kab. Sarolangun (Sarolangun) 179 Km.
Prov. Jambi Ke Kab. Bungo (Muara Bungo) 252 Km.
Prov. Jambi Ke Kab. Tebo (Muara Tebo) 206 Km.
Prov. Jambi Ke Kab. Batanghari (Muara Bulian) 60 Km.
Prov. Jambi Ke Kab. Muara Jambi (Sengeti) 27 Km.
Prov. Jambi Ke Kab. Tanjung Jabung Barat (Kuala Tungkal) 131 Km.
Prov. Jambi Ke Kab. Tanjung Jabung Timur (Muara Sabak) 129 Km.
Prov. Jambi Ke Kota Jambi (Kota Baru) 3 Km.
Prov. Jambi Ke Kota Sungai Penuh (Sungai Penuh) 420 Km.

B. Keadaan Penduduk
Berdasarkan data agregat per kabupaten/ kota hasil Sensus Penduduk
2010, Proyeksi jumlah penduduk Provinsi Jambi pada tahun 2014
adalah sebanyak 3.344.421 jiwa, yang terdiri dari 1.706.746 jiwa
penduduk laki-laki dan 1.637.675 jiwa penduduk perempuan. Jika
dilihat distribusi sebaran jumlah penduduk menurut jenis kelamin per
kabupaten/ kota adalah;

10
Tabel 2.1
Distribusi Penduduk Provinsi Jambi Menurut Jenis Kelamin
Tahun 2014

Kabupaten/ Kota Laki-laki Perempuan Total


1. Kab. Kerinci 116.177 117.226 234.003
2. Kab. Merangin 184.524 175.663 360.187
3. Kab. Sarolangun 138.692 133.511 272.203
4. Kab. Batanghari 131.294 125.907 257.201
5. Kab. Muaro Jambi 200.695 187.628 388.323
6. Kab. Tanjab Timur 108.876 103.208 212.084
7. Kab. Tanjab Barat 158.021 146.878 304.899
8. Kab. Tebo 167.523 157.396 324.919
9. Kab. Bungo 172.028 164.292 336.320
10. Kota Jambi 285.492 282.570 568.062
11. Kota Sungai Penuh 42.824 43.396 86.220
Provinsi Jambi 1.706.746 1.637.675 3.344.421

Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014

Tingkat persebaran penduduk Provinsi Jambi masih terpusat di Kota


Jambi yaitu sebesar 16,98 persen. Sedangkan kabupaten/ kota lainnya
seperti Kabupaten Muaro Jambi ditempati oleh sekitar 11,61 persen
penduduk, Kabupaten Merangin ditempati oleh 10,77 persen
penduduk, Kabupaten Bungo ditempati oleh 10,06 persen, dan
kabupaten/ kota lain ditempati oleh kurang dari 10 persen penduduk
provinsi Jambi. Tiga kabupaten/ kota lainnya dengan jumlah
penduduk terendah di Provinsi Jambi yaitu Kota Sungai penuh,

11
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Kerinci. Provinsi
Jambi dengan luas wilayah sebesar 50.088,05 kilometer persegi dan
jumlah penduduk 3.344.421 jiwa, maka rata-rata tingkat kepadatan
penduduk Provinsi Jambi sebanyak 66,77 jiwa per kilometer persegi.
Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah Kota Jambi yaitu sebesar 2.765,23 jiwa per kilometer persegi,
sedangkan kabupaten dengan tingkat kepadatan paling rendah adalah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 38,95 jiwa per kilometer
persegi.

Distribusi penduduk Provinsi Jambi menurut jenis kelamin dan


kelompok umur dapat kita lihat pada piramida penduduk Provinsi
Jambi tahun 2014 seperti pada gambar 2.3. Indikator tentang struktur
umur penduduk bermanfaat untuk mengetahui piramida penduduk
yang memberikan gambaran jumlah penduduk pada usia-usia belum
produktif (0-14), usia produktif (15-64) dan tidak produktif lagi (65+).
Jika ternyata jumlah penduduk usia produktif lebih sedikit
dibandingkan penduduk usia belum dan tidak produktif lagi, maka
beban tanggungan penduduk produktif di suatu wilayah akan besar.

Piramida penduduk Provinsi Jambi tahun 2014 dapat digolongkan


dalam piramida penduduk muda (expansive) yang dicirikan dengan
tingkat kelahiran tinggi serta tingkat kematian yang cukup rendah
sehingga angka pertumbuhan penduduk relatif tinggi. Selain penduduk
pada kelompok umur kurang dari 15 tahun yang terlihat sangat
menonjol, penduduk pada kelompok umur 25-29 tahun juga terlihat
lebih besar dibandingkan kelompok umur lainnya. Penduduk pada

12
kelompok umur ini adalah mereka yang terlahir di tahun 1980an dan
termasuk dalam generasi baby boom, dimana pada saat periode sensus
memasuki usia produktif.

Gambar 2.3
Piramida Penduduk Provinsi Jambi Tahun 2014

75+

70 - 74

65 - 69

60 - 64

55 - 59

50 - 54

45 - 49

40 - 44

35 - 39

30 - 34

25 - 29

20 - 24

15 - 19

10 - 14

5-9

0-4

200,000 150,000 100,000 50,000 0 50,000 100,000 150,000 200,000

Laki-Laki Perempuan

Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014

Dari komposisi penduduk menurut umur, dapat diketahui berapa


banyak penduduk usia non produktif yang harus ditanggung oleh
penduduk usia produktif. Angka ini disebut sebagai angka beban
tanggungan (Dependency Ratio). Angka beban tanggungan adalah
angka yang menyatakan perbandingan antara penduduk usia tidak
produktif (di bawah 15 tahun dan 65 tahun ke atas) dengan usia
produktif (antara 15 sampai 64 tahun) dikalikan 100. Dependency
13
Ratio tahun 2014 sebesar 47,89 mengandung arti bahwa setiap 100
orang penduduk usia produktif harus menanggung 48 orang penduduk
tidak produktif yang terdiri dari 42 orang penduduk berumur kurang
dari 15 tahun dan 6 orang penduduk berumur lebih dari 65 tahun.

C. Keadaan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan pertumbuhan produksi barang
dan jasa di suatu wilayah perekonomian dan dalam selang waktu
tertentu. Produksi tersebut diukur dalam nilai tambah (value added)
yang diciptakan oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan
yang secara total dikenal sebagai Produk Domestik Bruto (PDB). Oleh
karena itu, pertumbuhan ekonomi adalah sama dengan pertumbuhan
PDB. Apabila diibaratkan kue, PDB adalah besarnya kue tersebut.
Pertumbuhan ekonomi sama dengan membesarnya kue tersebut
yang pengukurannya merupakan persentase pertambahan PDB pada
tahun tertentu terhadap PDB tahun sebelumnya .

PDB disajikan dalam dua konsep harga, yaitu harga berlaku dan harga
konstan; dan penghitungan pertumbuhan ekonomi menggunakan
konsep harga konstan (constant prices) dengan tahun dasar tertentu
untuk mengeliminasi faktor kenaikan harga. Saat ini BPS
menggunakan tahun dasar 2000.

14
Kondisi perekonomian merupakan salah satu aspek yang diukur dalam
menentukan keberhasilan pembangunan suatu negara. Perekonomian
di Provinsi Jambi selama 2013 telah tumbuh dengan baik.
Pertumbuhan ekonomi Jambi tidak hanya bisa berada di atas target
yang ditetapkan sekitar 7 persen, bahkan tingkat pertumbuhannya
berada di atas tingkat pertumbuhan ekonomi nasional. Pada tahun
2013 ini pertumbuhan perekonomian nasional ditargetkan tumbuh 5
persen, namun setelah melihat riak ekonomi semakin membaik lalu
pemerintah menaikkan targetnya menjadi 5.5 persen. Pertumbuhan
ekonomi Jambi 2013 ternyata masih jauh di atas target pertumbuhan
nasional yang telah disesuaikan tersebut.

Tabel 2.2
Indikator Ekonomi Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2013
Jenis Indikator
No Tahun PDRB (miliyar Rupiah) Pertumbuhan
Inflasi
Berlaku Konstan Perkapita Ekonomi
1. 2005 16,50 22.487,01 12.619,97 7.625,66 5,57
2. 2006 10,66 26.061,77 13.363,62 8.680,76 5,89
3. 2007 7,24 32.076,68 14.275,16 11.697,44 6,82
4. 2008 11,57 41.056,48 15.297,77 14.724,72 7,16
5. 2009 2,49 42.815,92 16.272,26 15.107,07 6,37
6. 2010 10,52 53.816,69 17.465,00 17.424,19 7,30
7. 2011 2,76 63.268,14 18.962,40 19.959,57 8,54
8. 2012 4,22 72.564,20 20.373,50 22.283,10 7,44
9. 2013 8,74 40.540,37 10.652,59 7,84
Ket: 2013 masih data semester 1
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2013

15
Tingkat capaian yang lebih tinggi dari target ini terutama didorong
oleh semakin membaiknya harga produk-produk sektor pertanian
dalam arti luas seperti produk perkebunan, peternakan, perikanan, dan
pertanian tanaman pangan.

Bagusnya kondisi perekonomian Provinsi Jambi juga ditopang oleh


indikator ekonomi lainnya seperti tingkat inflasi yang masih berada
dalam ambang batas normal. Inflasi adalah Kenaikan harga barang
dan jasa secara umum dimana barang dan jasa tersebut merupakan
kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang suatu
negara. Inflasi Provinsi Jambi pada tahun 2014 sebesar 8,74 %,
sedangkan pertumbuhan ekonominya adalah 7,84 %. Di samping itu,
kebijakan otoritas moneter yang menetapkan tingkat suku bunga
rendah ikut pula berpengaruh terhadap sektor riil. Salah satu faktor
lain yang menjadi determinan membaiknya perekonomian Provinsi
Jambi adalah iklim politik dan keamanan yang semakin kondusif.

Pertumbuhan ekonomi di Provinsi Jambi pada tahun 2013 berdasarkan


Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami kenaikan dari
7,44% (2012) menjadi 7,84. Perekonomian Provinsi Jambi yang
diukur berdasarkan PDRB atas dasar harga berlaku pada tahun 2013
mencapai Rp. 40.540,37 milyar, sedangkan PDRB atas dasar harga
konstan pada tahun 2013 sebesar Rp. 10.652,59 milyar (data semester
1 2013).

16
Salah satu isu penting dalam ketenagakerjaan, di samping keadaan
angkatan kerja (economically active population) dan struktur
ketenagakerjaan adalah isu pengangguran. Dari sisi ekonomi,
pengangguran merupakan produk dari ketidakmampuan pasar kerja
dalam menyerap angkatan kerja yang tersedia. Ketersediaan lapangan
kerja yang relatif terbatas, tidak mampu menyerap para pencari kerja
yang senantiasa bertambah setiap tahun seiring dengan bertambahnya
jumlah penduduk. Tingginya angka pengangguran tidak hanya
menimbulkan masalah-masalah dibidang ekonomi, melainkan juga
menimbulkan berbagai masalah dibidang sosial, seperti kemiskinan
dan kerawanan sosial.

Data tentang situasi ketenagakerjaan merupakan salah satu data pokok


yang dapat menggambarkan kondisi perekonomian, sosial, bahkan
tingkat kesejahteraan penduduk di suatu wilayah dan dalam
suatu/kurun waktu tertentu. Sakernas merupakan survei yang
dirancang khusus untuk mengumpulkan data ketenagakerjaan dengan
pendekatan rumah tangga. Tenaga kerja merupakan modal bagi
bergeraknya roda pembangunan. Jumlah dan komposisi tenaga kerja
akan terus mengalami perubahan seiring dengan berlangsungnya
proses demografi.

17
Tabel 2.3
Penduduk Bukan Angkatan Kerja Berumur 15 Tahun ke Atas
di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014
Tahun Bukan Angkatan Kerja
Sekolah Mengurus Rumah Lainnya Total
Tangga
2007 176.031 392.415 84.956 653.402
2008 171.621 400.766 94.169 666.556
2009 186.312 390.743 90.806 667.861
2010 212.777 484.057 107.225 804.059
2011 198.096 433.284 82.956 714.336
2012 218.501 480.057 91.210 789.768
2013 186.914 540.687 138.052 865.653
2014 226.424 499.067 98.770 824.261
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014

Salah satu alat ukur untuk melihat keberhasilan pemerintah dalam


menjalankan program-program pembangunan adalah dengan melihat
indikator ketenagakerjaan yang dihasilkan baik dari data Survei
maupun Sensus.

Akses ke pasar tenaga kerja yang lebih baik menyebabkan kesempatan


kerja dan kesempatan berusaha penduduk juga meningkat, sehingga
hal ini dapat menekan tingkat pengangguran di suatu wilayah. Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) merupakan perbandingan jumlah
antara penduduk yang tergolong dalam angkatan kerja dengan
18
penduduk usia kerja. Jika digambarkan menurut kelompok umurnya,
pola TPAK penduduk Provinsi Jambi menyerupai huruf U terbalik.

Pada kelompok usia muda, tingkat partisipasi angkatan kerjanya


cenderung kecil, karena sebagian besar dari mereka masih berada di
bangku sekolah. Angka TPAK tertinggi berada pada kelompok umur
25-59 tahun, untuk kemudian mulai mengalami penurunan pada usia
di atas 60 tahun. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)
menggambarkan banyaknya penduduk yang mencari pekerjaan,
mempersiapkan usaha dan mereka yang merasa tidak mungkin
mendapat pekerjaan (discourage worker). Pada umumnya pola TPT
menurut kelompok umur di Provinsi Jambi mengindikasikan angka
yang relatif tinggi di kelompok umur muda untuk kemudian
mengalami penurunan pada kelompok umur setelahnya.

Indonesia memiliki ribuan suku bangsa yang beraneka ragam. Masing-


masing suku bangsa saling mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
kebudayaan daerah lain atau kebudayaan yang berasal dari luar. Salah
satu diantara suku bangsa tersebut adalah Suku Anak Dalam yang
hidup di daerah Jambi. Suku Anak Dalam disebut juga Suku Kubu
atau Orang Rimba. Suku Anak Dalam hidup secara nomaden atau
tidak menetap dan mendasarkan hidupnya pada berburu dan meramu,
walaupun diantara mereka sudah banyak yang telah memiliki lahan
karet ataupun pertanian lainnya. Sebagian dari mereka masih
berpaham animisme, meskipun sudah ada yang mengenal agama.
Suku Anak Dalam di Provinsi Jambi hidup di 3 wilayah ekologis yang

19
berbeda, yaitu di wilayah utara Provinsi Jambi (sekitaran Taman
Nasional Bukit 30), Taman Nasional Bukit 12, dan wilayah selatan
Provinsi. Populasi Suku Anak Dalam hasil pendataan Sensus
Penduduk 2010 berjumlah 3.205 orang yang hidup di wilayah
administrasi Merangin, Sarolangun, Batang Hari, Tanjung Jabung
Barat, Tebo dan Bungo.

Tabel 2.4
Jumlah Suku Anak Dalam per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2013
Jumlah Penduduk
Kabupaten/ Kota
Laki-laki Perempuan Total
Merangin 436 429 865
Sarolangun 534 559 1.093
Batang Hari 39 40 79
Tanjung Jabung Barat 31 26 57
Tebo 416 406 822
Bungo 147 142 289
Total 1.603 1.602 3.205
Sumber : BPS Provinsi Jambi, Berdasarkan SP2010

Kemiskinan menjadi isu yang cukup menyita perhatian berbagai


kalangan termasuk kesehatan. Kemiskinan juga menjadi hambatan
besar dalam pemenuhan kebutuhan terhadap makanan yang sehat
sehingga dapat melemahkan daya tahan tubuh yang dapat berdampak
pada kerentanan untuk terserang penyakit-penyakit tertentu. Pada

20
tahun 2009 tingkat kemiskinan di Provinsi Jambi relatif lebih rendah
dibanding tingkat kemiskinan nasional. Tingkat kemiskinan Provinsi
Jambi 8,42 persen lebih rendah dari nasional yang sebesar 14,15
persen. Untuk wilayah Sumatera, Provinsi Jambi menempati urutan
ketiga terendah setelah Bangka Belitung dan Kepulauan Riau.
Persentase jumlah penduduk miskin di Provinsi Jambi pada tahun
2014 mencapai 8,39%.

Gambar 2.4
Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Jambi
Tahun 2005 s/d 2014

14
11.88 11.37
12
10.27
10 9.28
8.55 8.4 8.65 8.28 8.42 8.39
8
6
4
2
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014

21
D. Keadaan Pendidikan
Indikator pendidikan dapat memberikan gambaran kualitas penduduk
secara akademis yang merupakan modal pemerintah untuk evaluasi,
perencanaan, dan intervensi program pendidikan yang menyangkut
penduduk yang putus sekolah, buta huruf, meningkatkan pendidikan
masyarakat, dll. Pendidikan merupakan salah satu tolok ukur untuk
melihat tingkat kemajuan sosial di suatu wilayah. Semakin tinggi
pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi pula kemampuan
seseorang untuk baca tulis dan bersosialisasi sehingga dengan
demikian peran serta dalam kehidupan sosial serta peluang untuk
mengakses informasi dan berkomunikasi dengan pihak lain semakin
terbuka lebar.

Tabel 2.5
Indikator Pendidikan Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014

Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014


Angka Melek Huruf 96,20 96,85 95.9
Laki-laki 98,05 98,34 98,44 97,82 98,1
Perempuan 93,57 93,85 96,87 94,14 93,6
Rata-rata Lama Sekolah 8,20 8,32
Laki-laki/ 7,63 7,68 7,84 8,05
Perempuan
Angka Partisipasi Sekolah
7 - 12 97,59 98,11 98,27 98,34 98,65 98,78 99,46
13 - 15 84,78 85,10 85,56 88,07 90,83 91,53 94,88
16 - 18 55,72 55,13 56,11 59,49 59,11 63,51 70,41
19 - 24 12,77 11,83 12,81 15,36 15,23 19,89 18,99
Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014

22
Capaian di bidang pendidikan terkait erat dengan ketersediaan fasilitas
pendidikan. Jumlah guru yang tersedia pada suatu sekolah baik secara
langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi kualitas
pendidikan di suatu sekolah. Semakin besar rasio jumlah guru di
sekolah maka mutu pendidikan diharapkan akan lebih baik, dibanding
sekolah yang mempunyai guru yang sedikit.

Kemajuan pembangunan manusia secara umum dapat dipengaruhi


oleh perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) yang
merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam
upaya membangun kuallitas hidup manusia (masyarakat/penduduk).

IPM dapat menentukan peringkat atau level pembangunan suatu


wilayah/negara. Bagi Indonesia, IPM merupakan data strategis karena
selain sebagai ukuran kinerja Pemerintah, IPM juga digunakan sebagai
salah satu penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Pada Gambar 2.5
di bawah ini, ditampilkan IPM Provinsi Jambi sejak tahun 2010
sampai dengan 2014 dengan metodologi IPM metode baru, metode ini
memiliki keunggulan karena menggunakan indikator yang lebih tepat
dan dapat membedakan dengan baik (diskriminatif) dengan
memasukkan rata-rata lama sekolah, angka harapan lama sekolah, dan
Produk Nasional Bruto (PNB) menggantikan Produk Domestik Bruto
(PDB) karena lebih menggambarkan pendapatan masyarakat pada
suatu wilayah.

23
Terlihat peningkatan IPM di Provinsi Jambi sejak tahun 2010 sampai
tahun 2014 yang disajikan pada gambar 2.5 berikut.

Gambar 2.5
Indeks Pembangunan Manusia di Provinsi Jambi
Tahun 2010 s/d 2014
69
68.24
68 67.76
66.94
67
66.14
66 65.39
65

64

63
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : BPS Provinsi Jambi, 2014

E. Keadaan Kesehatan Lingkungan


Salah satu faktor penting lainnya yang berpengaruh terhadap derajat
kesehatan masyarakat adalah kondisi lingkungan yang tercermin
antara lain dari akses masyarakat terhadap air bersih dan sanitasi
dasar. Kesehatan lingkungan yang merupakan kegiatan lintas-sektor
belum dikelola dalam suatu sistem kesehatan kewilayahan.
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat
perhatian khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Untuk
menilai keadaan lingkungan dan upaya yang dilakukan untuk
menciptakan lingkungan sehat telah dipilih empat indikator, yaitu
persentase keluarga yang memiliki akses air minum yang berkualitas,

24
presentase rumah sehat, keluarga dengan kepemilikan sarana sanitasi
dasar, Tempat Umum dan Pengolahan Makanan (TUPM). Di dalam
memantau pelaksanaan program kesehatan lingkungan dapat dilihat
beberapa indikator kesehatan lingkungan sebagai berikut:

1. Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumberdaya berbasis air yang
bermutu baik dan biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk
dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari
termasuk diantaranya adalah sanitasi. Syarat-syarat air minum
adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam dapat
diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat
berbahaya.

Hasil capaian pelaksanaan program air bersih untuk akses


terhadap air bersih per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun
2014 dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut.

25
Gambar 2.6
Persentase Akses Air Minum Berkualitas per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi dari Tahun 2014

Provinsi Jambi 71.93

Sungai Penuh 91.5


Tanjab Barat 86.5

Kerinci 81.5

Kota Jambi 80
Merangin 78.5

Sarolangun 74.7

Batang hari 69.8


Muaro Jambi 66.86

Bungo 62

Tebo 56
Tanjab Timur 43.87

0 20 40 60 80 100

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Hasil capaian akses air minum berkualitas pada tahun 2014


sebesar 71,93%, dimana hasil capaian tersebut telah melebihi
target yang telah ditetapkan yaitu 65%, jika dibandingkan dengan
tahun sebelumnya terjadi peningkatan sebesar 0.08%. Akan tetapi
masih terdapat kabupaten/kota yang masih belum memenuhi
target, yaitu; kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur yang tergambar pada gambar 2.6 di atas.

2. Rumah Sehat
Bagi sebagian besar masyarakat, rumah merupakan tempat
berkumpul bagi semua anggota keluarga dan menghabiskan
26
sebagian besar waktunya, sehingga kondisi kesehatan perumahan
dapat berperan sebagai media penularan penyakit diantara
anggota keluarga atau tetangga sekitarnya.

Gambar 2.7
Persentase Rumah Sehat di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 73.4

Sungai Penuh 95.6

Kota Jambi 85

Batang hari 80.6

Merangin 79.1

Kerinci 75.3

Bungo 75
Sarolangun 73.1
Tebo 73
Muaro Jambi 71.4
Tanjab Timur 51.2
Tanjab Barat 48.4

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Capaian Rumah Sehat di Provinsi Jambi tahun 2014 masih di


bawah target, dimana hasil capaian sebesar 73,43% sedangkan
target 85%. Namun terdapat kabupaten/ kota yang capaian rumah
sehat melebihi target yaitu; Kota Jambi dan Kota Sungai Penuh,
sedangkan kabupaten dengan capaian rumah sehat paling rendah
yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat sebesar 48,4% yang
terlihat pada gambar 2.7 di atas.

27
3. Tempat Umum dan Pengelolaan Makanan (TUPM) Sehat
Sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk
mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tidak terawatnya
tempat-tempat umum tersebut yang mengakibatkan timbul dan
menularnya berbagai jenis penyakit. Sasaran khusus yang harus
diberikan dalam pengawasan tempat-tempat umum meliputi :
(1) Manusia sebagai pelaksana kegiatan (kebersihan secara
umum maupun personal hygiene);
(2) Alat-alat kebersihan;
(3) Tempat kegiatan.
Pelaksanaan program tempat-tempat umum di Provinsi Jambi
tahun 2014 memperoleh hasil sebagai berikut:
Tabel 2. 6
Persentase Tempat-Tempat Umum Sehat
Di Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014

% Tempat-Tempat Umum Sehat


No Kabupaten / Kota
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
1. Kerinci 75,85 72,98 57,2 49,87 54,24 100,00 90,26
2. Merangin 70,96 73,09 65,3 75,48 66,86 65,50 77,21
3. Sarolangun 56,74 58,87 --- 64,37 73,74 73,10 76,98
4. Batanghari 63,86 65,99 68,63 55,61 38,94 61,50 57,08
5. Muaro Jambi 71,07 78,22 57,88 --- 11,29 56,00 76,22
6. Tanjung Jabung Timur 44,86 46,99 36,01 58,31 58,60 67,18 63,76
7. Tanjung Jabung Barat 45,81 47,94 --- 48,34 14,80 40,70 62,64
8. Tebo 56,16 58,29 74,27 63,90 65,58 46,00 29,60
9. Bungo 72,61 74,74 72,70 75,24 63,95 77,96 65,14
10. Kota Jambi 68,00 75,80 77,93 67,17 76,59 80,00 48,34
11. Kota Sungai Penuh --- --- --- 65,08 32,20 86,67 38,52
Jumlah 55,57 63,37 65,50 58,54 58,82 68,6 63,54
Sumber : Bidang P2PL, 2014

28
Dari tabel 2.6 dapat dilihat bahwa persentase tempat-tempat
umum yang memenuhi syarat kesehatan pada tahun 2014 sebesar
63,54%, hasil capaian ini belum memenuhi target yang telah
ditetapkan yaitu sebesar 85%, namun terdapat satu kabupaten
yang melebihi target yaitu Kabupaten Kerinci (90,26%) dan
kabupaten/kota dengan capaian paling rendah yaitu Kota Sungai
Penuh (38,52%).

Tabel 2.7
Persentase Tempat Pengolahan Makanan (TPM)
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

No Kabupaten/ Kota Jumlah %


Jumlah Memenuhi Memenuhi
Syarat Syarat
1 Kerinci 640 300 46,88
2 Merangin 2.299 1.713 74,51
3 Sarolangun 651 476 73,12
4 Batanghari 920 481 52,28
5 Muaro Jambi 975 617 63,28
6 Tanjung Jabung Timur 795 441 55,47
7 Tanjung Jabung Barat 324 135 41,67
8 Tebo 1.992 996 50,00
9 Bungo 2.107 1.641 77,88
10 Kota Jambi 1.718 1.203 70,02
11 Kota Sungai Penuh 161 121 75,15
Provinsi 12.582 8.124 64,57
Sumber : Bidang P2PL, 2014

29
Upaya penyehatan makanan ditujukan untuk melindungi
masyarakat dan konsumen terhadap penyakit-penyakit yang
ditularkan melalui makanan dan mencegah masyarakat dari
keracunan makanan. Upaya tersebut meliputi orang yang
menangani makanan, tempat pengolahan makanan dan proses
pengolahan makanannya. Sedangkan untuk pemeriksaan Tempat
pengolahan makanan (TPM) di Provinsi Jambi tahun 2014 hasilnya
dapat disajikan pada tabel 2.7.

Dari tabel 2.7 dapat dilihat bahwa pada tahun 2014 tercatat Tempat
Pengolahan Makanan di Provinsi Jambi berjumlah sebanyak
12.582. Jumlah yang diperiksa yang baru memenuhi syarat
sebanyak 8.124 tempat (64,57%). Capaian ini belum memenuhi
target yang telah ditetapkan yaitu 70%. Namun hampir 50%
kabupaten/kota telah memenuhi target, dan kabupaten/kota dengan
capaian terendah yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

***

30
BAB 3
SITUASI DERAJAT KESEHATAN

D erajat kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh berbagai


faktor, bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja seperti
pelayanan kesehatan, sarana, dan prasarana namun juga dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, lingkungan sosial, keturunan ,dan faktor lainnya.
Faktor-faktor ini juga mempengaruhi kejadian morbiditas, mortalitas
dan status gizi masyarakat. Situasi derajat kesehatan di Indonesia
digambarkan melalui Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian
Balita (AKABA), Angka Kematian Ibu (AKI), dan angka morbiditas
beberapa penyakit, serta Umur Harapan Hidup (UHH) dan status gizi
masyarakat.

A. MORTALITAS
Mortalitas adalah angka kematian yang terjadi pada kurun waktu dan
tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa
penyakit maupun sebab lainnya. Berikut ini adalah beberapa angka
kematian yaitu kematian bayi, balita, ibu, dan angka kematian kasar.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR)
dapat didefenisikan sebagai banyaknya bayi meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang di nyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup pada tahun yang sama. Angka kematian bayi merupakan
indikator yang biasa digunakan untuk menentukan derajat
31
kesehatan masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun
nasional. Banyak upaya kesehatan yang dilakukan dalam
menurunkan angka kematian bayi.

Gambar 3.1
Estimasi Angka Kematian Bayi
per 1.000 Kelahiran Hidup di Provinsi Jambi dan Indonesia
Tahun 1991 s/d 2012
80
74 JAMBI
68 68.3
NASIONA
60 60.2 L
57

46
40 39 34
35 34
32 29
32
20 26

0
1991 1994 1997 2003 2007 2010* 2012

Sumber : BPS, Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia Tahun 2012
* Hasil Sensus Penduduk 2010.

Secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan


Indonesia (SDKI) terjadi penurunan AKB sejak tahun 1991, pada
tahun 1991 estimasi AKB nasional sebesar 68 per 1.000 kelahiran
hidup, hasil SDKI 2007 estimasi AKB sebesar 34 per 1.000 kelahiran
hidup, sedangkan hasil SP 2010 estimasi AKB tahun 2010 sebesar 26
per 1.000 kelahiran hidup.

32
Angka Kematian Bayi di Provinsi Jambi menunjukkan kecenderungan
menurun juga dari tahun 1991 AKB di Provinsi Jambi sebesar 74 per
1.000 kelahiran hidup, pada tahun 2007 AKB Provinsi Jambi telah
mencapai angka 39 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan hasil SP
2010 AKB Provinsi Jambi tahun 2010 sebesar 29 per 1.000 kelahiran
hidup. Dibandingkan dengan angka nasional AKB Provinsi Jambi
pada tahun 2010 masih berada di atas angka nasional. Pada tahun
2012 AKB berdasarkan hasil SDKI 2012 Provinsi Jambi berada
diangka 34 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan nasional 32 per 1.000
kelahiran hidup.

Beberapa faktor dapat menyebabkan adanya penurunan AKB seperti


yang ditampilkan, diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan dan
fasilitasnya. Hal ini disebabkan AKB sangat sensitif terhadap
perbaikan pelayanan kesehatan. Perbaikan status ekonomi masyarakat
yang meningkat juga dapat berkontribusi terhadap penurunan
kematian bayi.

Hasil laporan fasilitas kesehatan pada tahun 2014 dapat dilihat jumlah
bayi yang meninggal di Provinsi Jambi. Jumlah bayi yang meninggal
paling banyak di laporkan terdapat di Kabupaten Merangin (10 orang)
sedangkan paling sedikit terdapat di Kabupaten Muaro Jambi
dan Kabupaten Tanjab Barat (1 orang), gambaran jumlah kematian
bayi (1 12 bulan) yang di laporkan per kabupaten/ kota di Provinsi
Jambi tahun 2014 dapat di lihat pada Gambar 3.2 berikut dan lampiran
tabel 5.

33
Gambar 3.2
Jumlah Kematian Bayi (1 -12 bulan) Per kabupaten/ kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota 2014

2. Angka Kematian Balita (AKABA)


Angka Kematian Balita adalah jumlah anak yang meninggal
sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai angka
per 1.000 kelahiran hidup. Pada periode tahun tertentu.
AKABA mempersentasekan peluang terjadinya kematian pada
fase antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Millenium
Developmeant Goals (MDGs) menetapkan nilai normatif
AKABA, yaitu sangat tinggi dengan nilai > 140, tinggi dengan
nilai 71-140, sedang dengan nilai 20-70, dan rendah dengan
nilai < 20. Secara nasional hasil SDKI 2007 terjadi penurunan
34
AKABA di Indonesia. Pada tahun 1991 AKABA nasional
adalah 97 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2012
AKABA adalah 40 per 1.000 kelahiran hidup.
Gambar 3.3
Angka Kematian Balita (AKABA)
di Provinsi Jambi dan Indonesia Tahun 1991 s/d 2012
120

JAMBI
100 102
97 INDONESIA
AKABA Per 1.000 Kelahiran Hidup

87,5
80 81

62,4
60 58
51
46 47
44
40 40
36

20

0
1991 1994 1997 2002/2003 2007 2012

Sumber : BPS, Hasil SDKI, 2013

AKABA di Provinsi Jambi pada tahun 1991 tercatat pada angka


102 per 1.000 kelahiran hidup sedangkan pada tahun 2012
terjadi penurunan yaitu pada angka 36 per 1.000 kelahiran
hidup, angka ini sudah di bawah angka nasional.

35
Berdasarkan laporan dari pelayanan kesehatan diketahui jumlah
balita yang meninggal di Provisi Jambi tahun 2014 adalah 21
orang, jumlah kematian balita paling banyak terjadi di
Kabupaten Tanjung Jabung Timur (5 orang). Gambaran jumlah
kematian balita per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada
tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 3.4 dan lampiran tabel 7.

Gambar 3.4
Jumlah Kematian Anak Balita per Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, 2014

3. Angka Kematian Ibu (AKI)


Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality Rate
(MMR) adalah jumlah kematian ibu akibat proses kelahiran,
persalinan, dan pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup
36
pada masa tertentu. atau angka pengukuran risiko kematian
wanita yang berkaitan dengan peristiwa kehamilan. Kematian
ibu adalah kematian wanita dalam masa kehamilan, persalinan
dan dalam masa 42 hari (6 minggu) setelah berakhirnya
kehamilan tanpa memandang usia kehamilan maupun tempat
melekatnya janin, oleh sebab apapun yang berkaitan dengan
atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya, bukan
akibat kecelakaan.

AKI dapat digunakan dalam pemantauan kematian terkait


dengan kehamilan. Indikator ini dipengaruhi status kesehatan
umum, pendidikan, dan pelayanan selama kehamilan dan
melahirkan. Sensitifitas AKI terhadap perbaikan pelayanan
kesehatan menjadikannya indikator keberhasilan pembangunan
sektor kesehatan. AKI mengacu pada jumlah kematian ibu yang
terkait dengan masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Hasil
SDKI 2007 AKI secara nasional menunjukkan kecenderungan
menurun pada tahun 1994 AKI nasional adalah 390 per 100.000
kelahiran hidup, sedangkan pada tahun 2007 menjadi 228 per
100.000 kelahiran hidup tetapi pada tahun 2012 terjadi
peningkatan angka kematian ibu menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup. Gambar 3.5 menunjukkan kecenderungan
penurunan AKI secara nasional dari tahun 1994 s/d tahun 2012
per 100.000 kelahiran hidup.

37
Gambar 3.5
Angka kematian Ibu (per 100.0000 Kelahiran hidup)
di Indonesia Tahun 1994 - 2012
500

400 390 359


AKI Per 100.000 KH

334
307
300
228

200

100

0
1994 1997 2002 2007 2012

Sumber : BPS, Hasil SDKI, 2013

Hasil laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan terdapat jumlah


kematian ibu (hamil, bersalin, dan nifas) di Provinsi Jambi
tahun 2014 adalah 53 kasus dengan jumlah kelahiran hidup
sebanyak 70.223 kelahiran hidup. Jika diproyeksikan angka
kematian ibu di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah 75 per
100.000 kelahiran hidup. Hal ini jika dibandingkan dengan
tahun 2012 terjadi penurunan angka proyeksi kematian ibu dari
110 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2012 menjadi 82 per
100.000 kelahiran hidup tahun 2013, dan turun lagi menjadi 75
per 100.000 kelahiran hidup tahun 2014.

38
Gamber 3.6
Proyeksi Angka Kematian Ibu di Provinsi Jambi
Tahun 2010 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, 2014.

Jumlah kematian ibu terbanyak terdapat di Kota Jambi (9 kasus)


sedangkan paling sedikit terdapat di Kabupaten Muaro Jambi dan
Kabupaten Batanghari (2 kasus). Gambaran jumlah kematin ibu per
kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada tahun 2014 dapat di lihat pada
gambar 3.7 dan lampiran tabel 8.

39
Gambar 3.7
Jumlah Kematian Ibu per Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, 2014.

4. Angka Kematian Kasar (AKK)


Angka Kematian Kasar adalah banyaknya kematian selama
setahun per 1.000 penduduk pada pertengahan tahun. Angka
kematian kasar di Indonesia pada tahun 2007, berdasarkan estimasi
SUPAS 2005 adalah sebesar 6.9 per 1.000 penduduk.

5. Umur Harapan Hidup Waktu Lahir


Umur Harapan Hidup (UHH) merupakan salah satu indikator
menilai derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat selain

40
sebagai salah satu indikator derajat kesehatan UHH juga digunakan
sebagai indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM).
Keberhasilan pembangunan sektor kesehatan akan mempengaruhi
peningkatan Umur Harapan Hidup. Umur Harapan Hidup di
Provinsi Jambi tahun 2011 sebesar 69,25 tahun, Umur Harapan
Hidup tertinggi tahun 2011 pada kabupaten/kota adalah Kota
Sungai Penuh yaitu sebesar 71,03 tahun dan terendah adalah
Kabupaten Bungo 67,54 tahun. Pada tahun 2012 sebesar 69,44
tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2012 pada
kabupaten/kota adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci dan
Tanjung Jabung Timur yaitu sebesar 71,09 tahun dan terendah
adalah Kabupaten Bungo 67,81 tahun. Pada tahun 2013 sebesar
69,61 tahun, Umur Harapan Hidup tertinggi tahun 2013 pada
kabupaten/kota adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu
sebesar 71,23 tahun dan terendah adalah Kabupaten Bungo 67,95
tahun. Untuk tahun 2014 meningkat menjadi 70,43 tahun, Umur
Harapan Hidup tertinggi tahun 2014 pada kabupaten/kota adalah
Kota Jambi yaitu sebesar 72,31 tahun dan terendah adalah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur 65,33 tahun.

41
Gambar 3.8
Umur Harapan Hidup Waktu Lahir
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 70,43
Kota Jambi 72,31
Sungai Penuh 71,51
Merangin 70,92
Muaro Jambi 70,71
Batang hari 69,65
Tebo 69,65
Kerinci 69,2
Sorolangun 68,65
Tanjab Barat 67,46
Bungo 66,68
Tanjab Timur 65,33

60 62 64 66 68 70 72 74

Sumber : Badan Pusat Statistik, 2014

B. MORBIDITAS
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik insiden
maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas menggambarkan
kejadian penyakit pada kurun waktu tertentu.
1. Pola 10 penyakit terbanyak di Provinsi
Pola 10 penyakit terbanyak di Provinsi Jambi pada tahun 2014
menurut daftar tabulasi menunjukkan bahwa kasus terbanyak
merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan bagian atas akut
lainnya dengan jumlah kasus sebanyak 34,14% kasus. Adapun
persentase rincian mengenai 10 penyakit terbanyak di Provinsi
Jambi dapat di lihat pada tabel berikut.

42
Tabel 3.1
Pola 10 Penyakit Terbanyak di Puskesmas Provinsi Jambi
Tahun 2012 s/d 2014

Persentase
No Jenis Penyakit
2012 2013 2014
1. Infeksi akut lain saluran 1 24.43 1 30,39 1 34,14
pernafasan atas
2. Penyakit tekanan darah tinggi 4 10.05 3 12,63 2 12,16
3. Gastritis 6 8.74 4 10,30 3 11,37
4. Penyakit sistem otot dan 3 11,22 2 13,00 4 9,35
jaringan pengikat
5. Penyakit lain pada saluran 2 21.40 8 5,11 5 8,43
pernafasan atas
6. Penyakit kulit alergi 7 7.82 5 9,53 6 8,21
7. Diare (termasuk tersangka 5 8.78 6 8,83 7 7,56
kolera)
8. Demam tak tau sebab -- -- -- -- 8 3,45
9. Penyakit infeksi kulit 8 4,23 7 5,32 9 2,91
10. Influenza -- -- -- -- 10 2,43
Sumber : Bidang Pelayanan Kesehatan, 2014

Gambaran pola 10 penyakit terbanyak selama 3 (tiga) tahun terakhir


menunjukkan pola yang cenderung sama, yaitu penyakit infeksi akut
lain saluran pernafasan atas dan penyakit sistem otot dan jaringan
pengikat masih merupakan penyakit yang banyak ditemukan
dimasyarakat. Dari 10 pola penyakit terbanyak di Puskesmas Provinsi
Jambi pada tahun 2014 untuk penyakit infeksi Akut lain pada saluran
Pernapasan Bagian Atas masih merupakan penyakit tertinggi yaitu
sebanyak (34,14 %) kasus.

43
2. Penyakit Menular
a. Malaria
Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk di
Indonesia karena mengakibatkan dampak yang luas dan berpeluang
menjadi penyakit emerging dan re-emerging. Kondisi ini dapat
terjadi karena adanya kasus import, resistensi obat dan beberapa
insektisida yang digunakan dalam pengendalian vektor, serta
adanya vektor potensial yang dapat menularkan dan menyebarkan
malaria. Malaria disebabkan oleh hewan bersel satu (protozoa)
Plasmodium yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles.
Wilayah endemis malaria pada umumnya adalah desa-desa
terpencil dengan kondisi lingkungan yang tidak baik, sarana
traspormasi dan komunikasi yang sulit, akses pelayanan kesehatan
kurang, tingkat pendidikan dan sosial ekonomi masyarakat yang
rendah, serta buruknya perilaku masyarakat terhadap kebiasan
hidup sehat.

Kementerian Kesehatan telah menetapkan Sertifikasi endemisitas


malaria suatu wilayah di indonesia menjadi 4 strata yaitu :
1. Endemis Tinggi bila API > 5 per 1.000 penduduk.
2. Endemis Sedang bila API berkisar antara 1 - < 5 per 1.000
penduduk.
3. Endemis Rendah bila API 0 1 per 1.000 penduduk.
4. Non Endemis adalah daerah yang tidak terdapat penularan
malaria (daerah pembebasan malaria) atau API = 0.

44
Gambar 3.9
Angka Kesakitan Malaria
(Annual Parasite Inciddence) Di Provinsi Jambi
Tahun 2010 s/d 2014

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Upaya pengendalian malaria di Provinsi Jambi menggunakan Annual


Parasite Incidence (API). Pada gambar 3.9 menunjukkan bahwa API
di Provinsi Jambi dari tahun 2010 sampai dengan 2014 cenderung
menurun. Pada tahun 2010 API di Provinsi Jambi berada pada angka
2,19 per 1.000 penduduk sampai dengan tahun 2014 menunjukkan
angka 0,84 per 1.000 penduduk.

45
Gambar 3.10
Angka Kesakitan Malaria (Annual Parasite Inciddence)
Per Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Angka kesakitan Malaria per kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada


tahun 2014 tertinggi adalah Kabupaten Tebo yaitu 2,06 per 1.000
penduduk dan terendah adalah Kota Sungai Penuh yaitu 0,01 per
1.000 penduduk.

b. TB Paru
Penyakit Tuberkulosis (TB) Paru termasuk penyakit menular
kronis. Waktu pengobatan yang panjang dengan jenis obat lebih
dari satu menyebabkan penderita sering terancam putus berobat
selama masa penyembuhan dengan berbagai alasan, antara lain
merasa sudah sehat atau faktor ekonomi. Akibatnya pola
46
pengobatan harus dimulai dari awal dengan biaya yang bahkan
menjadi lebih besar serta mengabiskan waktu berobat yang lebih
lama. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis.
Penyakit ini dapat menyebar melalui doplet orang yang telah
terinfeksi basil TB. TB Paru menjadi salah satu penyakit yang
pengendaliannya menjadi komitmet global dalam MDGs.

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB Paru


adalah Case Detection Rate (CDR), yaitu proporsi jumlah pasien
baru BTA positif ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien
baru BTA positif yang yang diperkirakan ada dalam wilayah
tersebut. Kementerian Kesehatan menetapkan target CDR minimal
pada tahun 2014 sebesar > 70 %. Dalam gambar 3.11 berikut ini
dapat dilihat angka penemuan kasus BTA (+) pada tahun 2014, dan
persentase penemuan setiap kabupaten/ kota di Propinsi Jambi.

47
Gambar 3.11
Cakupan Case Detection Rate (CDR) TB Paru BTA (+)
di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 63,46
Bungo 90,35
Sarolangun 78,5
Tanjab Timur 77,77
Kota Jambi 63,15
Tebo 61,63
Tanjab Barat 59,18
Batang hari 58,37
Muaro Jambi 57,59
Sungai Penuh 50,43
Merangin 50,14
Kerinci 44,6

0 20 40 60 80 100

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Pencapaian CDR Provinsi Jambi pada tahun 2014 sebesar 63,46


%, angka ini belum memenuhi target minimal yang telah
ditetapkan nasional yaitu sebesar > 70%. Pada tingkat kabupaten/
kota, CDR tertinggi di Kabupaten Bungo yaitu sebesar (90,35 %)
diikuti Kabupaten Sarolangun sebesar (78,5 %). sedangkan
kabupaten dengan CDR terendah terdapat di Kabupaten Kerinci
yaitu sebesar (44,6 %).

Dalam mengukur keberhasilan pengobatan TB Paru digunakan


angka keberhasilan pengobatan (SR=Succes Rate) yang
mengindikasikan persentase pasien baru TB paru BTA positif
menyelesaikan pengobatan, baik yang sembuh maupun yang
menjalani pengobatan lengkap diantara pasien baru TB paru BTA
positif.
48
Tabel 3.2
Hasil Cakupan Pengobatan Penderita TBC
di Provinsi Jambi Tahun 2011 s/d 2014
Tahun
No Indikator
2011 2012 2013 2014
1. Perkiraan penderita TB Paru 4.934 5.108 5.228 5.460
2. Jumlah suspek yg diperiksa 6.900 11.551 9.012
3. Case Detect Rate (CDR) 67,43 72,04 66,60 63,46
(%)
4. Penderita diobati 3.147 3.156 1.111 1.035
5. Konversi 91,27 88,87 91,00 90,05
(%)
6. Sukses Rate (%) 93.38 93,54 87,81 86,79
Sumber : Bidang P2PL, 2014

Berdasarkan Tabel 3.3 terlihat bahwa pencapaian Success Rate


(SR) pada tahun 2011 s/d 2014 telah melampaui target nasional 85
%. Adapun angka Succes Rate (SR) untuk tahun 2013 telah
mencapai angka 87, 81 %. Sedangkan untuk Angka Suskses Rate
tahun 2014 adalah sebesar 86, 79 %.

c. HIV & AIDS


Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immuno
Deficiency Syndrome (AIDS) disebabkan oleh infeksi virus Human
Immunodeficiency Virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
yang menyebabkan penderita mengalami penurunan ketahanan
tubuh sehingga sangat mudah untuk terinfeksi berbagai macam
penyakit lain. Penyakit ini ditularkan melalui cairan tubuh
penderita yang terjadi melalui proses hubungan heteroseksual,
tranfusi darah yang tidak aman, penggunaan jarum suntik bersama

49
yang terkontaminasi secara bergantian, dan penularan dari ibu ke
anak dalam kandungan melalui kandungan dan menyusui.

Di Provinsi Jambi HIV & AIDS menunjukkan trend penurunan


setiap tahun. Pada tahun 2014 di Provinsi Jambi jumlah kumulatif
kasus HIV dan AIDS adalah 145 kasus HIV dan 59 AIDS. Kasus
HIV dan AIDS terbanyak berada di Kota Jambi dengan jumlah
kasus masing-masing adalah HIV 85 kasus dan AIDS 43.
Sedangkan untuk Kabupaten/ Kota terendah pada tahun 2014
adalah Kabupaten Tebo dan Kabupaten Sarolangun dengan jumlah
kasus 1 orang dengan AIDS, serta Kabupaten Tanjab Timur
dengan 1 orang dengan HIV.
Gambar 3.12
Jumlah Kumulatif Kasus HIV dan AIDS Per Kabupaten/ Kota di
Provinsi Jambi Tahun 2014
1 HIV AIDS
Sarolanun 0
0
Tanjab Timur 1
1
Tebo 0
3
Sungai Penuh 4
1
Merangin 6
1
Muaro Jambi 7
2
Batang Hari 7
6
Kerinci 7
1
Bungo 12
0
Tanjab Barat 16
43
Kota Jambi 85

0 20 40 60 80 100
Sumber : Bidang P2PL, 2014.

50
d. Pneumonia
Pneumonia atau radang paru-paru adalah sebuah penyakit pada
paru-paru di mana pulmonary alveolus (alveoli) yang menyerap
oksigen dari atmosfer meradang dan terisi oleh cairan. Radang
paru-paru dapat disebabkan oleh beberapa penyebab, termasuk
infeksi oleh bakteria, virus, jamur, atau pasilan (parasite). Radang
paru-paru dapat juga disebabkan oleh kepedihan zat-zat kimia atau
cedera jasmani pada paru-paru atau sebagai akibat dari penyakit
lainnya, seperti kanker paru-paru atau berlebihan minum alkohol.
Pneumonia merupakan infeksi akut yang mengenai jaringan paru
(aveoli). Radang paru-paru adalah penyakit umum, yang terjadi di
seluruh kelompok umur, dan merupakan penyebab kematian
peringkat atas di antara orang tua dan orang yang sakit menahun.
Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia
usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun, atau orang
yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan
imunologi).

Tahun 2011 di Provinsi Jambi, cakupan penemuan pneumonia


pada balita sebesar 15,3 % dengan jumlah kasus yang ditemukan
sebanyak 4.963 kasus. Sedangkan tahun 2012 jumlah kasus
pneumonia balita di Provinsi Jambi di temukan sebanyak 5.972
kasus atau dengan cakupan sebesar 21,7% . Jika dibandingkan
dengan tahun 2011 maka untuk tahun 2012 mengalami
peningkatan sebesar 20,33% (peningkatan sebesar 1.099 kasus).
Sedangkan pada tahun 2013 penemuan penderita pneumoni 5.489

51
kasus atau dengan cakupan 17,20 %. Untuk tahun 2014 mengalami
penurunan, yaitu 4.286 kasus atau dengan cakupan 14,54%.

Untuk mengetahui besarnya cakupan penemuan kasus Pneumonia


Balita menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun 2014 dapat
dilihat pada gambar 3.13, cakupan pneumonia balita tertinggi
berturut-turut adalah Kabupaten Bungo (27,7%), Kabupaten Muaro
Jambi (26%) dan Kota Jambi (20 %), dan yang terendah terdapat
pada Kabupaten Tanjab Timur dan Kabupaten Kerinci (0 %).

Gambar 3.13
Cakupan Penemuan Pneumonia Balita
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 14,54


Bungo 27,7
Muaro Jambi 26
Kota Jambi 20
Merangin 17,19
Batang hari 13
Tebo 8
Sarolangun 5
Sungai Penuh 2
Tanjab Barat 1
Kerinci 0
Tanjab Timur 0

0 5 10 15 20 25 30

Sumber : Bidang P2PL, 2014.

52
e. Kusta
Kusta adalah penyakit menular yang menahun dan disebabkan oleh
kuman kusta (Mycobacterium Leprae) yang menyerang saraf tepi,
kulit dan jaringan tubuh lainnya. Penyakit ini sering kali
menimbulkan masalah yang sangat kompleks. Masalah yang
dimaksud bukan hanya dari segi medis tetapi meluas sampai
masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan
nasional. Penyakit kusta bukan penyakit keturunan atau kutukan
tuhan. Penatalaksanaan kasus yang buruk dapat menyebabkan
Kusta menjadi progresif, menyebabkan kerusakan permanen pada
kulit, saraf, anggota gerak dan mata.

Penyakit kusta pada umumnya terdapat di negara-negara yang


sedang berkembang sebagai akibat keterbatasan kemampuan
negara tersebut dalam memberikan pelayanan yang memadai
dalam bidang kesehatan, pendidikan dan kesejahteraan sosial
ekonomi pada masyarakat. Penyakit kusta sampai saat ini masih
ditakuti masyarakat, keluarga termasuk sebagian petugas
kesehatan. Hal ini disebabkan masih kurangnya pengetahuan/
pengertian, kepercayaan yang keliru terhadap kusta dan cacat yang
ditimbulkannya.

Kemajuan teknologi dibidang penyakit kusta, maka penyakit kusta


sudah bisa diatasi dan seharusnya tidak lagi menjadi masalah
kesehatan masyarakat. Akan tetapi mengingat kompleksnya
masalah penyakit kusta, maka diperlukan program pengendalian

53
secara terpadu dan menyeluruh melalui strategi yang sesuai dengan
endemisitas penyakit kusta, guna mencegah kecacatan.

Gambar 3.14
Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta Tipe PB dan MB
di Provinsi Jambi Tahun 2011 s/d 2014
100

81
75
75 69 68

50

25
17 16
14
9
0
2011 2012 2013 2014
PB MB

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Pada tahun 2011 di Provinsi Jambi dilaporkan terdapat kasus baru


tipe Pausi Basiler sebanyak 17 kasus dan tipe Multi Basiler
sebanyak 81 kasus. Sedangkan pada tahun 2012 untuk kasus kusta
baik tipe Multi Basiler maupun tipe Pausi Basiler mengalami
penurunan, dimana tipe Multi Basiler dari 81 kasus (2011)
menjadi 69 kasus (2012) begitu juga dengan tipe Pausi Basiler dari
17 kasus (2011) menjadi 14 kasus (2012). Namun ditahun 2013
Kasus Baru kusta PB dan MB mengalami sedikit peningkatan yaitu
kasus PB 16 kasus dan MB 75 kasus. Untuk tahun 2014 kasus
kusta baik tipe Multi Basiler maupun tipe Pausi Basiler
mengalami penurunan lagi, dimana tipe Multi Basiler dari 75

54
kasus (2013) menjadi 68 kasus (2014) begitu juga dengan tipe
Pausi Basiler dari 16 kasus (2013) menjadi 9 kasus (2014).
Provinsi Jambi untuk penyakit Kusta pada tahun 2014 termasuk
Provinsi yang LOW ENDEMICS dengan prevalensi < 1 per
10.000 penduduk, yaitu sebesar 0,49 per 10.000 penduduk. Namun
apabila kita perhatikan dari tiap-tiap Kabupaten/ Kota masih ada
Kabupaten yang prevalensinya >1 per 10.000 penduduk yaitu
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan prevalensi 4,48 per
10.000 penduduk. Secara spesifik penyakit kusta di Provinsi Jambi
masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, yang perlu
menjadi perhatian, karena setiap triwulan masih ditemukan
penderita baru dibeberapa Kabupaten/Kota, terutama di Kabupaten
Tanjung Jabung Timur dan masih ditemukan penderita anak umur
dibawah 15 tahun, dengan jumlah penderita baru sebanyak 77
penderita dengan rincian kasus PB sebanyak 9 kasus dan MB
sebanyak 68 kasus dengan NCDR (New case Detection rate) =
1,32 per 100.000. penduduk Target penemuan kasus baru kusta
untuk tahun 2014 < 5 per 100.000.penduduk. Dengan demikian
untuk tahun 2014 telah mencapai target.

55
Gambar 3.15
Kasus Baru Kusta Per Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi
Tahun 2014
Tanjab Timur 4 30

Muaro Jambi 2 15

Kota Jambi 2 6

Tanjab Barat 0 6

Batang hari 0 5

Bungo 1 3

Tebo 0 2
Kerinci 01
Merangin 0
Sarolangun 0
Sungai Penuh 0

0 5 10 15 20 25 30 35 40
PB MB
Sumber : Bidang P2PL, 2014

Keberhasilan dalam mendeteksi kasus baru dapat diukur dari


tingginya proporsi cacat tingkat II, sedangkan untuk mengetahui
tingkat penularan di masyarakat digunakan indikator proporsi anak
(0 14 tahun) diantara penderita baru. Kabupaten dengan kasus
terbanyak adalah kabupaten Tanjung Jabung Timur (34 kasus),
diikuti Kabupaten Muaro Jambi (17 kasus) dan Kota Jambi (8
kasus). Sedangkan kasus terendah adalah Kota Sungai Penuh,
Kabupaten Merangin dan Kabupaten Sarolangun (0 kasus).

56
f. Rabies
Kasus gigitan hewan penular rabies di Provinsi Jambi pada tahun
2014 terjadi penurunan jumlah dibandingkan tahun sebelumnya
2013 (741 kasus), pada tahun 2014 berjumlah sebanyak 630 kasus
gigitan yang tersebar di 11 kabupaten/ Kota. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel berikut dibawah ini.

Tabel 3.3
Kasus Gigitan Hewan Penular Rabies
Di Provinsi Jambi Tahun 2012 - 2014

TAHUN
NO KABUPATEN / KOTA
2012 2013 2014
1 Kab. Kerinci 40 82 72
2 Kab. Merangin 18 41 21
3 Kab. Sarolangun 93 166 67
4 Kab. Batang Hari 74 110 88
5 Kab. Muaro Jambi 119 77 103
6 Kab. Tanjab Timur 44 22 49
7 Kab. Tanjab Barat 67 66 67
8 Kab. Tebo 86 82 49
9 Kab. Bungo 61 57 47
10 Kota Jambi 37 15 30
11 Kota Sungai Penuh 33 23 37
Provinsi Jambi 672 741 630

Untuk kasus penyakit rabies yang terjadi pada tahun 2014


berjumlah sebanyak 630 kasus, yang tersebar di 11 (sebelas)
kabupaten Kota. Untuk kasus tertinggi terjadi di Kabupaten Muaro
Jambi (103 kasus) dan Kabupaten Batang hari (88 kasus),
sedangkan kasus terendah terdapat di Kabupaten Merangin (21
kasus).

57
3. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)
a. Tetanus Neonatorium
Penyakit tetanus neonatorum pada bayi baru lahir dengan tanda
klinik yang khas, setelah 2 hari pertama bayi hidup, menangis
dan menyusui secara normal, pada hari ketiga atau lebih timbul
kekakuan seluruh tubuh yang ditandai dengan kesulitan
membuka mulut dan menetek, disusul dengan kejangkejang.
Kejang yang sering di jumpai pada bayi baru lahir, yang bukan
karena trauma kelahiran atau asfiksia, tetapi disebabkan oleh
infeksi selama masa neonatal, yang antara lain terjadi sebagai
akibat pemotongan tali pusat / perawatannya yang tidak bersih.

Tetanus Neonatorium (TN) disebabkan oleh basil Clostridium


tetani, yang masuk kedalam tubuh melalui luka. Penyakit ini
menginfeksikan bayi yang baru lahir yang salah satunya
disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak
steril. Kuman tersebut terdapat ditanah, saluran pencernaan
manusia dan hewan. Kuman clostridium tetani membuat spora
yang tahan lama dan menghasilkan 2 toksin utama yaitu
tetanospasmin dan tetanolysin. Di Provinsi Jambi pada tahun
2014 dari 11 kabupaten/ kota yang melaporkan adanya kasus
Tetanus Neonatorium yaitu Kabupaten Merangin (2 kasus) dan
Kota Jambi (1 kasus).

58
b. Campak
Campak adalah suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan
selaput ikat mata/ konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit ini
disebabkan karena infeksi virus campak golongan
Paramyxovirus. Penularan infeksi terjadi karena menghirup
percikan ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan
infeksi ini dalam waktu 2 - 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit
dan 4 hari setelah ruam kulit ada.

Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur


hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Campak
merupakan salah satu penyakit PD3I yang disebabkan oleh
virus campak. Penularan dapat terjadi melalui udara yang telah
terkontaminasi oleh sekret yang terinfeksi. Berikut dapat
ditampilkan Insidence Rate (IR) Campak di Provinsi Jambi
tahun 2010 - 2014.

Gambar 3.16
Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis
Penduduk < 15 Tahun Per 100.000 Penduduk
di Provinsi Jambi Tahun 2010 2014
20
17,3
15
11,86 11,38
10
10 8,5

0
2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Bidang P2PL, 2014

59
Pada tahun 2010 jumlah kasus penyakit campak klinis
penduduk < 15 tahun adalah 270 dengan incidence rate (IR) 8,5
per 100.000 penduduk. Tahun 2011 dilaporkan terdapat 314
kasus campak dengan incidence rate (IR) 10. Pada tahun 2012
incidence rate (IR) meningkat menjadi 11,86. Incidence Rate
tertinggi tahun 2013 terdapat di Kabupaten Muaro Jambi
sebesar 142 kasus (38,45 per 100.000 penduduk) diikuti oleh
Kota Jambi sebesar 33,52 per 100.000 penduduk, dimana
incidence rate (IR) Provinsi Jambi sedikit turun menjadi 1138.
Untuk tahun 2014 incidence rate (IR) meningkat menjadi 17,3.
Insidence rate penyakit campak per kabupaten/ kota di Provinsi
Jambi dapat dilihat seperti pada gambar 3.17.
Gambar 3.17
Insidence Rate (IR) Penyakit Campak Klinis
Penduduk < 15 Tahun Per 100.000 Penduduk
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 17,3


Kota Jambi 51,7
Muaro Jambi 43,59
Tanjab Barat 14
Sungai Penuh 5,7
Batang hari 5
Merangin 4,4
Sarolangun 4,3
Tanjab Timur 3,3
Bungo 3,2
Tebo 0,3
Kerinci 0

0 10 20 30 40 50 60

Sumber : Bidang P2PL, 2014

60
Incidence Rate tertinggi tahun 2014 terdapat di Kota Jambi
sebesar 298 kasus (51,7 per 100.000 penduduk) diikuti oleh
Kabupaten Muaro Jambi sebesar 43,59 per 100.000 penduduk,
dan Kabupaten Tanjab Barat sebesar 14 per 100.000 penduduk.
Sedangkan Incidence Rate terendah terdapat Kabupaten Kerinci
( 0 per 100.000 penduduk).

c. Polio dan AFP (Acute Paralisis Layu Akut)


Polio merupakan salah satu penyakit menular yang termasuk
kedalam PD3I yang disebabkan oleh virus yang menyerang
sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan.
Penyakit yang pada umumnya menyerang anak berumur 0 - 3
tahun ini ditandai dengan munculnya demam, lelah, mual, kaku
di leher dan sakit di tungkai dan tangan. Sedangkan AFP
merupakan kondisi abnormal ketika seseorang mengalami
penurunan kekuatan otot tanpa penyebab yang jelas kemudian
berakibat pada kelumpuhan.

61
Tabel 3.4
Target dan Penemuan Kasus AFP per Kabupaten/Kota
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2014

Target Jml AFP Rate


No Kab/ Kota
Penemuan Kasus (Per 100.000 pddk < 15 Th)
1 Kab. Kerinci 1 2 4
2 Kab. Merangin 2 0 0
3 Kab. Sarolangun 2 3 3
4 Kab. Batang Hari 2 3 3
5 Kab. Ma. Jambi 2 1 1
6 Kab. Tanjab Timur 2 2 2
7 Kab. Tanjab Barat 2 3 3
8 Kab. Tebo 2 1 1
9 Kab. Bungo 2 4 4
10 Kota Jambi 3 6 3
11 Kota Sungai Penuh 1 1 2
Jumlah 21 26 2.48
Sumber : Bidang P2PL, 2014

Penemuan kasus AFP di Provinsi Jambi pada tahun 2014


sebanyak 26 kasus, dengan target penemuan 21 kasus, artinya
melebihi dari target penemuan kasus AFP yang telah
ditetapkan. Tahun 2014 di Provinsi Jambi kasus non polio AFP
Rate tertinggi adalah Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Bungo
sebesar 4 per 100.000 anak usia < 15 tahun, diikuti oleh
Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Batanghari, Kabupaten
Yanjab Barat, dan Kota Jambi sebesar 3 per 100.000 anak.
Sedangkan kabupaten dengan non polio AFP Rate terendah
adalah Kabupaten Merangin dengan 0 per 100.000 anak usia <
15 tahun.

62
4. Penyakit Potensial KLB/ Wabah
Terdapat beberapa penyakit yang berpotensi KLB/Wabah yang
sering terjadi di Indonesia, diantaranya adalah Demam Berdarah
(DBD), Diare,dan Cikungunya. Seluruh penyaki potensial KLB ini
banyak mengakibatkan kematian dan kerugian secara ekonomi.
a. Demam Berdarah Dengue
Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk
Aedes Aegypty. Penyakit ini sebagian besar menyerang anak
berumur < 15 tahun, namun juga bisa menyerang orang dewasa.
Masalah DBD tidak hanya berdampak pada masalah klinis
individu yang terkena DBD, namun juga berdampak pada
kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sehingga
penanganannya tidak hanya diselesaikan oleh sektor kesehatan
saja namun memerlukan peran aktif masyarakat, lintas sektor/
Pokjanal DBD, Pemerintah Daerah dan DPRD, khususnya
ditingkat kabupaten/ kota. Hal ini sejalan dengan diterapkannya
sistem otonomi daerah.

Sektor kesehatan sebagai instansi tekhnis dalam


penanggulangan demam berdarah dengue dalam upaya
penemuan dan tatalaksana penderita DBD masih dihadapkan
pada beberapa permasalahan antara lain bahwa penemuan kasus
DBD secara dini bukanlah hal yang mudah, karena pada awal
perjalanan penyakit, gejala dan tandanya sulit dibedakan dengan
gejala penyakit infeksi lainnya. Selain sulitnya penemuan dini

63
kasus DBD secara surveilans epidemiologis permasalahannya
adalah kasus-kasus yang dilaporkan sebagai DBD, tidak
semuanya didukung dengan hasil pemeriksaan laboratorium
klinik, terutama adanya peningkatan hematokrit dan penurunan
trombosit sebagaimana kriteria yang ditetapkan WHO. Hal ini
menyebabkan pengelompokan penderita dan pelaporan demam
dengue (DD), DBD atau Sindrom Syok Dengue (SSD) belum
terlaksana seperti yang diharapkan.

Di Provinsi Jambi, kejadian Demam Berdarah Dengue telah


menyebar ke seluruh kabupaten / kota. Kota Jambi masih
mencatat kasus tertinggi sepanjang tahun 2006 hingga tahun
2014, sesuai dengan pattern of disease dari penyakit DBD,
yaitu Urban Disease. Hal ini dapat dimengerti mengingat Kota
Jambi telah mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan dengan
laboratorium yang mendukung dan mobilitas penduduk dari dan
ke daerah endemis DBD merupakan faktor resiko tingginya
kasus DBD di Kota Jambi. Untuk tahun 2014 pada umumnya di
Provinsi Jambi ( 91 %) kabupaten Kota telah terjangkit penyakit
DBD dan hanya Kota Sungai Penuh yang masih bebas dari
penyakit DBD.

Jika dibandingkan capaian angka kesakitan (diukur dengan


incidence rate) dan angka kematian (diukur dengan case
fatality rate) periode 9 tahun terakhir angkanya untuk IR
cenderung meningkat, tetapi CFR fluktuatif tetapi cenderung

64
menurun. IR tahun 2006 sebesar 10,1 per 100.000 penduduk;
tahun 2007 sebesar 11,3 per 100.000 penduduk; tahun 2008
sebesar 8,6 per 100.000 penduduk, tahun 2009 sebesar 8,5 per
100.000 penduduk dan tahun 2010 sebesar 6,0 per 100.000
penduduk) sementara angka kematian masih berfluktuasi (CFR
tahun 2006 sebesar 5,1%; tahun 2007 sebesar 1,6%; tahun 2008
sebesar 3,7%; tahun 2009 sebesar 2,0% dan tahun 2010 sebesar
2,8%). Tahun 2011 di Provinsi Jambi IR kasus DBD adalah
59,4 per 100.000 penduduk dan CFR 2,1 %. Tahun 2012 di
Provinsi Jambi IR kasus DBD adalah 30,5 per 100.000
penduduk dan CFR 2,2 %. Pada tahun 2013 IR kasus DBD
adalah 18,9 per 100.000 penduduk dengan CFR 2,8 %. Untuk
tahun 2014 IR kasus DBD adalah 38,3 per 100.000 penduduk
dengan CFR 1,3 %. Angka Incidence Rate DBD di Provinsi
Jambi tahun 2006 - 2014 lebih jelasnya dapat dilihat pada
gambar 3.18 dibawah ini.
Gambar 3.18
Incidence Rate DBD Per 10.000 Penduduk dan
Case Fatality Rate DBD di Provinsi Jambi Tahun 2006 - 2014
75 6
5,1 60,9 5
IR Per 100.000
Penduduk

50 3,7 38,3 4
CFR (%)

2,8 30,6 2,8 3


2 2,1
25 1,6 18,9 2
10,1 11,3 8,6 2,2 1,3 1
8,5 6
0 0
2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

IR CFR

Sumber : Bidang P2PL, 2014

65
Incidence Demam Berdarah Dengue di Provinsi Jambi pada
periode tahun 2006 - 2010 relatif menurun. Hal ini dimungkinkan
oleh dampak intervensi adanya kejadian luar biasa demam
chikungunya tahun 2009, dimana upaya pembersihan sarang
nyamuk oleh masyarakat masih terus dilakukakan. Karena penyakit
ini sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan (Environment Based
Disease) yang terkait erat dengan perilaku hidup bersih dari
masyarakat. Tetapi pada tahun 2011 terjadi Kejadian Luar Biasa
(KLB) di Kota Jambi sehingga total jumlah kasus mencapai 1.879
kasus DBD di Provinsi Jambi. Tahun berikutnya kasus DBD
mengalami penurunan, tetapi meningkat lagi pada tahun 2014.

b. Diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami
rangsangan buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau
feses yang masih memiliki kandungan air berlebihan. Diare
merupakan penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses selain dari frekuensi buang air besar.
Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih berair dari
biasanya, atau bila buang air besar tiga kali atau lebih, atau
buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu
24 jam.

Penyakit Diare sering kita jumpai dimasyarakat bahkan timbul


dalam bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB), sehingga membuat
panik masyarakat dan petugas kesehatan. Hal ini dapat kita lihat

66
dari angka kesakitan penyakit diare dari tahun ketahun selalu
meningkat. Beberapa faktor yang menjadi penyebab timbulnya
penyakit diare adalah oleh kuman melalui kontaminasi
makanan/ minuman yang tercemar tinja dan atau kontak
langsung dengan penderita diare. Sasaran program
penanggulangan penyakit diare adalah semua kelompok umur
dengan mengutamakan pelayanan bagi golongan balita.

Pada tahun 2014 penemuan penderita diare di Provinsi Jambi


berjumlah 64.308 kasus yang tersebar pada 11 kabupaten/ kota.
Jika dibandingkan dengan tahun 2013 terjadi penurunan kasus
sebesar 7.800 kasus. Pada tahun 2013 penemuan penderita diare
di Provinsi Jambi berjumlah 72.108 kasus Dilihat pada tahun
2012 kasus Diare di Provinsi Jambi dari 11 kabupaten/ kota
berjumlah sebesar 90.757 kasus. Jika dibandingkan dengan
tahun 2011 (84.188 kasus) terjadi peningkatan sebesar 1,5%
(1.213 kasus).

Jumlah kasus diare di Provinsi Jambi tahun 2014 terbanyak


terdapat di Kota Jambi yaitu sebesar 10.491 kasus. Adapun
kasus terendah adalah Kota Sungai Penuh (1.975 kasus). ntuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.19 dibawah ini.

67
Gambar 3.19
Jumlah Kasus Diare per Kabupaten/ Kota
di Provinsi Jambi Tahun 2014
Kota Jambi 10.491

Tebo 8.761

Muaro Jambi 7.741

Sarolangun 7.649

Tanjab Barat 5.934

Bungo 5.593

Tanjab Timur 4.783

Batang hari 4.731

Merangin 3.597

Kerinci 3.053

Sungai Penuh 1.975

0 2.500 5.000 7.500 10.000 12.500

Sumber : Bidang P2PL, 2014

c. Filariasis
Sesuai dengan kesepakatan global WHO tahun 2000 yaitu The
Global Goal of Elimination of Lymphatic Filariasis as a Public
Health Problem by year 2020 yang merupakan realisasi dari
resolusi WHO pada tahun 1997, ditetapkan 2 pilar utama
kegiatan eliminasi filariasis, yaitu pengobatan massal untuk
memutuskan transmisi penyakit dan penatalaksanaan kasus
kronis untuk meringankan beban penderita filariasis kronis.

Filariasis adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit berupa


cacing filaria, yang terdiri dari Wuchereria bancroofti, Brugia
malayi dan timori. Penyakit ini menginfeksi jaringan limfe
68
(Getah Bening). Filariasis menular melalui gigitan nyamuk
yang mengandung cacing filaria dalam tubuhnya. Dalam tubuh
manusia, cacing tersebut tumbuh menjadi cacing dewasa dan
menetap dijaringan limfe sehingga menyebabkan
pembengkakan dilengan dan organ genital.

Dalam rangka melaksanakan komitmen Global Eliminasi


Limfatik Filariasis di Provinsi Jambi telah dilakukan kegiatan
pengobatan massal di 5 (lima) kabupaten endemis Filariasis,
yaitu: Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung
Timur, Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Batang
Hari serta Kabupaten Merangin. Kabupaten Muara Jambi dan
Kabupaten Tanjung Jabung Timur merupakan Pilot Project
Pengobatan Massal filariasis yang awal pelaksanaannya dengan
kecamatan sebagai unit implementasi (2 kecamatan
percontohan) yang diharapkan pada tahun ke 5 pengobatan
massal sudah mencakup seluruh desa dalam Kabupaten.
Kabupaten Tanjab Barat telah selesai melaksanakan pengobatan
massal filariasis, sampai saat ini tinggal 4 kabupaten saja yang
sedang melaksanakan pengobatan massal filariasis, pengobatan
massal filariasis dilakukan selama 5 tahun berturut-turut.
Berikut adalah hasil pengobatan massal penyakit Filariasis
tahun 2012 - 2014 di 4 kabupaten di Provinsi Jambi.

69
Tabel 3.5
Cakupan Pengobatan Massal Filariasis
di Provinsi Jambi Tahun 2012 - 2014

CAKUPAN PENGOBATAN
MASSAL DARI SASARAN
NO KABUPATEN
(%)
2012 2013 2014
1. Kab. Merangin 91.89 86.35 89,24
2. Kab. Tanjab Timur 96.99 93.78 95,21
3. Kab. Batanghari 90.15 91.03 83,01
4. Kab. Muaro Jambi 87.58 95.83 --
Sumber : Bidang P2PL, 2014

Dari data diatas terlihat bahwa pengobatan massal penyakit


filariasis yang dilakukan di 4 kabupaten endemis termasuk
berhasil karena target minimal dalam pengobatan massal
filariasis yang ditetapkan WHO adalah minimal 65% dari target
sasaran harus tercapai.

***

70
BAB 4
SITUASI UPAYA KESEHATAN

T ujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan derajat


kesehatan masyarakat, untuk itu dilakukan berbagai upaya
pelayanan kesehatan masyarakat. Dalam mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya
kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan
(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan
secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.

Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama, yaitu
upaya kesehatan, masyarakat, dan upaya kesehatan perorangan. Upaya
kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh
pemerintah, dan atau masyarakat serta swata, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.

Upaya kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan


pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. Kesehatan perorangan
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan, dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.

71
A. PELAYANAN KESEHATAN DASAR
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal yang
sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Dengan pemberian pelayanan kesehatan dasar secara
cepat dan tepat diharapkan sebagian besar masalah kesehatan
masyarakat dapat diatasi. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang
dilaksanakan adalah sebagai berikut:

1. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak


Upaya kesehatan Ibu dan Anak adalah upaya di bidang kesehatan
yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu
bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak prasekolah.
Seorang ibu berperan penting dalam pertumbuhan bayi dan
perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang
ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam
kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan anaknya.

Kebijakan tentang kesehatan ibu dan bayi baru lahir secara khusus
berhubungan dengan pelayanan antenatal, persalinan, nifas, dan
perawatan bayi baru lahir yang diberikan di semua jenis fasilitas
pelayanan kesehatan, dari posyandu sampai rumah sakit
pemerintah atau fasilitas pelayanan kesehatan swasta.

Dalam pencapaian MDGs dan tujuan pembangunan kesehatan,


peningkatan pelayanan kesehatan ibu diprioritaskan yaitu dengan
menurunkan Angka Kematian Ibu menjadi 102 per 100.000

72
Kelahiran Hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 1992 (SKRT). Untuk menurunkan Angka
Kematian Ibu diperlukan upaya-upaya terkait seperti; peningkatan
akses antenatal (cakupan ibu hamil K1), pelayanan kesehatan ibu
hamil sesuai standar (K4), dan Persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan.

Upaya untuk mempercepat penurunan AKI telah dimulai sejak


akhir tahun 1980-an melalui program Safe Motherhood Initiative
yang mendapat perhatian besar dan dukungan dari berbagai pihak
baik dalam maupun luar negeri. Pada akhir tahun 1990-an secara
konseptual telah diperkenalkan lagi upaya untuk menajamkan
strategi dan intervensi dalam menurunkan AKI melalui Making
Pregnancy Safer (MPS) yang di canang oleh pemerintah pada
tahun 2000. Setelah melewati tahun 2010 dengan berbagai kegiatan
yang memicu pemikiran-pemikiran baru tentang kesehatan ibu dan
anak maka pada tahun 2011 terjadi perubahan antara lain:

Berubahnya pandangan yang selama ini tidak mementingkan


pendekatan klinik dan penanganan Rumah Sakit untuk
mengurangi angka kematian ibu dan anak. Pendekatan baru
menyatakan bahwa pengurangan kematian sebaiknya dilakukan
secara integratif antara preventif dan kuratif, tidak bisa
dilakukan secara terpisah-pisah. Penanganan perlu dilakukan
dengan pendekatan natural history of disease.

73
Penanganan Puskesmas dan Rumah Sakit dalam pelayanan KIA
akan berada di bawah satu unit yang berdampak pada integrasi
lebih baik PONED dan PONEK. Restrukturisasi sangat penting
untuk mengurangi fragmentasi pelayanan primer dengan
sekunder dan tertier.
Peran penyedia pelayanan swasta ditingkatkan secara optimal.
Kebijakan mengenai penyebaran tenaga kesehatan yang
mencakup sistem kontrak dalam kelompok, dokter plus dalam
MDG4 dan MDG5, dan kepemimpinan teknis oleh klinisi.
Adanya kebijakan Jaminan Persalinan Nasional (Jampersal) dan
BOK Puskesmas.

a. Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil (K1 dan K4)


Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan untuk selama masa kehamilannya,
dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal yang
berkompeten yang memberikan pelayanan antenatal kepada ibu
hamil antara lain dokter spesial kebidanan, dokter, bidan dan
perawat.

Pelayanan kesehatan antenatal yang sesuai standar meliputi


timbang berat badan, pungukuran tinggi badan, tekanan darah,
nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas), tinggi fundus uteri
menentukan presetasi janin dan denyut jantung janin (DJJ),
skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi
Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan, pemberian tablet zat besi

74
minimal 90 tablet selama kehamilan, test laboratorium (rutin
dan khusus), tatalaksana kasus, serta temu wicara (konseling)
termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi
(P4K), serta KB pasca persalinan.

Pelayanan antenatal disebut lengkap apabila dilakukan oleh


tenaga kesehatan serta memenuhi standar tersebut. Ditetapkan
pula bahwa distribusi frekuensi pelayanan antenatal adalah 4
kali selama masa kehamilan, dengan ketentuan pemberian
pelayanan yang dianjurkan yaitu : minimal 1 kali pada triwulan
pertama, 1 kali pada trwulan kedua, dan 2 kali pada triwulan
ketiga. Standar untuk pelayanan kesehatan antenatal tersebut
dianjurkan untuk menjamin perlindungan kepada ibu hamil,
berupa deteksi dini faktor resiko dan penanganan komplikasi.

Hasil pencapaian program pelayanan kesehatan ibu hamil dapat


dinilai dengan menggunakan indikator cakupan K1 dan K4
yang di hitung dengan membagi jumlah ibu hamil yang
melakukan pemeriksaan antenatal yang pertama kali oleh
tenaga kesehatan (untuk menghitung indikator K1) atau ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan minimal 4 kali
sesuai standar oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah pada
kurun waktu tertentu (untuk menghitung indikator K4) dengan
jumlah sasaran ibu hamil yang ada di wilayah kerja dalam 1
tahun.

75
Gambar 4.1 memperlihatkan cakupan kunjungan K1 dan K4
pada ibu hamil selama enam tahun terakhir. Terlihat bahwa
cakupan K1 selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terus
mengalami peningkatan dari 91,78 % pada tahun 2007 menjadi
98,89 % pada tahun 2014. Sedangkan cakupan K4 sama dengan
K1 pada tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 juga cenderung
meningkat, pada tahun 2007 dari 82,42 % menjadi 93,39 %
pada tahun 2014.

Gambar 4.1
Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Hamil K1 dan K4
Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014

97.83 96.93 97.8


94.58 95.59 98.89
91.78 92.18
93.39
90 92.65 92.16 93.16
88.03 88.1
82.42 83.61

70

K1 K4
50
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Dari gambar 4.1 dapat dilihat kesenjangan yang terjadi antara


cakupan K1 dan K4. Pada tahun 2007 terjadi selisih antara
cakupan K1 dan K4 sebesar 9,36 % kemudian pada tahun 2014
kesenjangan atau selisih menjadi lebih kecil yaitu sebesar 5.5%.
Kesenjangan cakupan K1 dan K4 menunjukkan angka drop out

76
K1-K4, dengan kata lain kesenjangan K1 dan K4 kecil maka
hampir semua ibu hamil yang melakukan kunjungan pertama
pelayanan neonatal meneruskan hingga kunjungan keempat
pada triwulan 3, sehingga kehamilannya dapat dipantau oleh
petugas kesehatan.

Gambar 4.2
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K1) Per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi 98,89
Kota Jambi 100
Tanjab Timur 100
Bungo 100
Sungai Penuh 99,76
Muaro Jambi 99,63
Tebo 98,9
Sarolangun 98,89
Kerinci 98,3
Batang hari 98,26
Tanjab Barat 98,09
Merangin 96,1

90 91 92 93 94 95 96 97 98 99 100

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Gambar 4.2 menyajikan hasil pencapaian cakupan ibu hamil K1


per kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014, yang
menunjukkan pencapaian sebesar 98,89 %, yang berarti belum
mencapai target K1 Provinsi Jambi tahun 2014 yaitu sebesar
100%. Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Bungo,
dan Kota Jambi merupakan kabupaten/kota dengan pencapaian

77
K1 100%. Sedangkan Kabupaten Merangin (96,10%)
merupakan kabupaten dengan capaian K1 terendah.

Gambar 4.3
Cakupan Pelayanan Ibu Hamil (K4) Per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi 93,39

Sungai Penuh 96,39

Bungo 95,37

Sarolangun 95,21

Kota Jambi 95,04

Muaro Jambi 94,58

Batang hari 93,9

Kerinci 93,37

Tanjab Barat 93,3

Tanjab Timur 93,18

Tebo 90,76

Merangin 88,05

82 84 86 88 90 92 94 96 98

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Pada tahun 2014, hasil pencapaian indikator pelayanan K4 di


Provinsi Jambi sebesar 93,39% yang berarti masih di bawah
target yang ditetapkan di Provinsi Jambi yaitu sebesar 95%.
Dari kabupaten/ kota yang ada di Provinsi Jambi sebagian kecil
kabupaten/kota yang telah mencapai target cakupan K4 yang
ditetapkan Provinsi Jambi. Kota Sungai Penuh merupakan
kabupaten/ kota dengan capaian K4 tertinggi (96,39%), diikuti
Kabupaten Bungo (96,37%) dan Kota Jambi (95,04%).
78
Sedangkan Kabupaten Merangin merupakan kabupaten dengan
capaian K4 terendah (88,05%).

Gambar 4.4
Pencapaian Cakupan K4 Ibu Hamil Per Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Bidang Yankes, 2014 (belum selesai)

b. Pertolongan Persalinan oleh Tenaga Kesehtan dengan


Kompetensi Kebidanan (Pn)
Periode persalinan merupakan salah satu periode yang
berkontribusi terhadap Angka Kematian Ibu di Indonesia.
Kematian saat bersalin dan 1 minggu pertama diperkirakan 60%
dari kematian ibu (Maternal Mortality: who, when, where and
why; lancet 2006). Sedangkan dalam target MDGs salah satu
upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesehatan ibu

79
adalah menurunkan angka kematian ibu menjadi 102 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 dari 425 per 100.000
kelahiran hidup pada tahun 1992 (SKRT) serta meningkat
pertolongan persalinan oleh tenaga keseahatan menjadi 90 %
pada tahun 2015 dari 40,7% pada tahun 1992 (BPS).
Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan adalah pelayanan
persalinan yang aman yang dilakukan oleh tenaga kesehatan
dengan kompetensi kebidanan.

Gambar 4.5
Persentase Cakupan Pertolongan Persalinan
oleh Tenaga Kesehatan Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014

91.1 90.2 92.3


86.78 91.9
90 85.91 85.74

75.94

70

Pn
50
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Gambar 4.5 menggambarkan cakupan persalinan yang ditolong


oleh tenaga kesehatan di Provinsi Jambi dari tahun 2007 sampai
2014 cenderung meningkat. Pada tahun 2014 cakupan
pertolongan persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan di
Provinsi Jambi telah mencapai 91,9 % dengan target sebesar
90%.
80
Dari indikator capaian cakupan persalinan oleh tenaga
kesehatan per kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014,
dapat dilihat seperti pada gambar 4.6 bahwa kabupaten/kota
hampir semuanya telah melebihi target Provinsi (90%) hanya
ada 2 (dua) kabupaten yang belum mencapai target yaitu
Kabupaten Merangin dan Tebo.

Gambar 4.6
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi 91,9
Sarolangun 96
Batang hari 95
Bungo 95
Kota Jambi 94
Sungai Penuh 94
Muaro Jambi 93
Tanjab Timur 93
Tanjab Barat 92
Kerinci 92
Merangin 86
Tebo 84

78 80 82 84 86 88 90 92 94 96 98

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Pada tahun 2014 masih terdapat dua kabupaten/kota di Provinsi


Jambi belum mencapai target cakupan pertolongan persalinan
oleh tenaga kesehatan sebesar 90% yang terlihat pada gambar
4.6 di atas. Sehingga dalam upaya peningkatan cakupan
persalinan perlu dilakukan melalui upaya pelaksanaan program
unggulan kesehatan ibu, diantaranya adalah kemitraan bidan

81
dukun, peningkatan persalinan di fasilitas kesehatan melalui
jaminan program persalinan, model rumah tunggu di kabupaten/
kota dengan Puskesmas di daerah terpencil guna pencegahan
terhadap komplikasi yang terjadi selama persalinan, revitalisasi
bidan koordinator melalui pelaksanaan supervisi fasilitatif untuk
peningkatan mutu dan kualitas tenaga penolong persalinan,
serta peningkatan kualitas suveilans kesehatan ibu pada
pelaksanaan Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan
Anak.

c. Cakupan Pelayanan Kesehatan Ibu Nifas (KF3)


Pelayanan ibu nifas adalah pelayanan kesehatan sesuai standar
pada ibu mulai 6 jam sampai 42 hari pasca persalinan oleh
tenaga kesehatan. Untuk deteksi dini komplikasi pada ibu nifas
diperlukan pemeriksaan terhadap ibu nifas dengan melakukan
kunjungan nifas minimal 3 kali dengan distribusi waktu: 1)
kunjungan nifas pertama (KF1) pada 6 jam setelah persalinan
sampai 3 hari; 2) kunjungan nifas yang kedua (KF2) dilakukan
pada minggu ke-2 setelah persalinan; dan 3) kunjungan nifas
yang ke-3 (KF3) dilakukan pada minggu ke-6 setelah
persalinan.

Diupayakan kunjungan nifas ini dilakukan pada saat


dilaksanakannya kegiatan di posyandu dan dilakukan secara
bersamaan pada kunjungan bayi. Pelayanan ibu nifas yang
diberikan meliputi: 1) pemeriksaan tekanan darah nadi,

82
respirasi, dan suhu; 2) pemeriksaan lokhia dan pengeluaran per
vaginam lainnya; 3) pemeriksaan payudara dan anjuran ASI
eksklusif 6 bulan; 4) pemberian kapsul vitamin A 200.000 IU
sebanyak dua kali (2 x 24 jam; dan 5) pelayanan KB pasca
persalinan.

Gambar 4.7 berikut ini menyajikan persentase pelayanan ibu


nifas menurut kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014.

Gambar 4.7
Persentase Cakupan Pelayanan Ibu Nifas
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi 92,61

Sarolangun 96,3

Batang hari 95,82

Tanjab Timur 95,71

Kota Jambi 93,8

Sungai Penuh 93,8

Muaro Jambi 93,4

Tanjab Barat 92,5

Bungo 92,4

Kerinci 92,4

Tebo 88,6

Merangin 87,5

80 82 84 86 88 90 92 94 96 98 100

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Target cakupan kunjungan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun


2014 sebesar 90%. Dan Provinsi Jambi telah mencapai target

83
tersebut yaitu sebesar 92,61%. Hasil capaian kunjungan ibu
nifas tertinggi adalah Kabupaten Sarolangun dengan capaian
sebesar 96,30% jauh melampaui target provinsi, diikuti
Kabupaten Batanghari (95,82%). Kabupaten dengan cakupan
terendah adalah Kabupaten Merangin (87,5%).

d. Penanganan Komplikasi Obstetri dan Neonatal


Dalam memberikan pelayanan khususnya oleh tenaga bidan di
desa dan Puskesmas, ibu hamil yang memiliki risiko tinggi
(risti) dan memerlukan pelayanan kesehatan, karena terbatasnya
kemampuan dalam memberikan pelayanan, maka kasus tersebut
perlu dilakukan upaya rujukan ke unit pelayanan kesehatan
yang memadai.

Risti/komplikasi adalah keadaan penyimpangan dari normal,


yang secara langsung menyebabkan kesakitan dan kematian ibu
maupun bayi. Risti/komplikasi kebidanan meliputi Hb < 8 gr%
tekanan darah tinggi (sistole > 140 mmHg, diastole > 90
mmHg), oedeme nyata, eklampsia, perdarahan per vaginam,
ketuban pecah dini, letak lintang pada usia kehamilan 32
minggu, letak sungsang primigravida, infeksi berat/sepsis, dan
persalinan prematur.

84
Gambar 4.8
Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Kebidanan
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi 84,55
Batang hari 96,95
Tebo 95,57
Merangin 94,45
Tanjab Barat 89,88
Tanjab Timur 88,28
Kota Jambi 82,82
Sarolangun 81,1
Bungo 80,16
Muaro Jambi 75,38
Kerinci 73,08
Sungai Penuh 45,3

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Gambar 4.9 memperlihatkan cakupan komplikasi kebidanan


menurut kabupaten/kota di Provinsi Jambi tahun 2014.
Sebagian Kabupaten/kota sudah mencapai target cakupan
penanganan komplikasi kebidanan tahun 2014 sebesar 75 %,
dan Kabupaten Batanghari merupakan capaian cakupan
komplikasi kebidanan tertinggi ( 96,95 %). Kabupaten/ kota
terendah adalah Kota Sungai Penuh dengan cakupan hanya
45,30 %.

Neonatus risti/ komplikasi meliputi asfiksia, tetanus


neonatorium, sipsis, trauma lahir, BBLR (Berat Badan Lahir <
2.500 gram), sindroma ganggguan pernafasan dan kelainan

85
neonatal. Neonatus risti/ komplikasi yang ditangani adalah
neonatus risti/ komplikasi yang mendapat pelayanan oleh
tenaga kesehatan yang terlatih yaitu dokter dan bidan di
polindes, puskesmas, rumah bersalin dan rumah sakit.

Pada tahun 2011 cakupan mencapai 44,52 %, tahun 2012


cakupan penanganan neonatal komplikasi turun menjadi 45,92
% dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 58,69 %. Di tahun
2014 cakupan telah mencapai 75,58%, sementara target yang
ditetapkan di Provinsi Jambi untuk indikator tersebut yang
harus dicapai pada tahun 2014 yaitu sebesar 70 %.

Gambaran cakupan penanganan komplikasi neonatal per


kabupaten/ kota dapat dilihat pada Gambar 4.10 berikut ini.
Terdapat 8 Kabupaten/kota yang capaian cakupan penanganan
neonatal komplikasi melebihi target capaian Provinsi tahun
2014.

Pencapaian cakupan penanganan neonatal komplikasi tertinggi


adalah Kabupaten Tanjung Jabung Timur yaitu 86,4 %,
sedangkan cakupan yang terendah adalah Kota Sungai Penuh
sebesar 23,6 %.

86
Gambar 4.9
Persentase Cakupan Penanganan Komplikasi Neonatal
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi 75,58

Tanjab Timur 86,4

Bungo 85,7

Batang hari 83,8

Muaro Jambi 83,2

Tanjab Barat 83,2

Sarolangun 80,5

Kota Jambi 80,4

Merangin 73,3

Tebo 58,6

Kerinci 42,9

Sungai Penuh 23,6

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Sumber : Bidang Yankes, 2014

e. Kunjungan Neonatal
Kunjungan neonatal adalah kontak neonatal dengan tenaga
kesehatan minimal dua kali untuk mendapatkan pelayanan dan
pemeriksaan kesehatan neonatal, baik didalam maupun diluar
gedung puskesmas, termasuk bidan didesa, polindes dan
kunjungan kerumah. Pelayanan tersebut meliputi pelayanan
kesehatan neonatal dasar (tindakan resusitasi, pencegahan
hipotermia, pemberian ASI dini dan eksklusif, pencegahan
infeksi berupa perawatan mata, tali pusat, kulit dan pemberian
imunisasi); pemberian vitamin K; manajemen Terpadu Balita,
Muda (MTBM); dan penyuluhan perawatan neonatus di rumah
menggunakan buku KIA. Dalam melaksanakan pelayanan

87
neonatal, petugas kesehatan disamping melakukan pemeriksaan
kesehatan bayi juga melakukan konseling perawatan bayi
kepada ibu.

Bayi umur 0 - 28 hari merupakan golongan umur yang


memiliki resiko gangguan kesehatan paling tinggi. Upaya
kesehatan yang dilakukan untuk mengurangi resiko tersebut
antara lain dengan melakukan persalinan oleh tenaga kesehatan
dan pelayanan kesehatan pada neonatus (0 - 28 hari) minimal
tiga kali, yaitu pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir;
pada hari 3 sampai dengan 7 hari, dan hari 8 sampai dengan 28
hari.
Gambar 4.10
Persentase Cakupan Kunjungan Neonatal (KN1)
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 96,5

Sarolangun 103

Sungai Penuh 101,3

Batang hari 97,9

Muaro Jambi 97,9

Kota Jambi 96,9

Tanjab Barat 96,9

Kerinci 96,5

Tebo 96,2

Tanjab Timur 96

Bungo 94,8

Merangin 89

80 85 90 95 100 105

Sumber : Bidang Yankes, 2014

88
Berdasarkan target capaian pelayanan kesehatan bayi menurut
laporan rutin tahun 2012 yaitu cakupan kunjungan neonatal
pertama (KN1) yang sebesar 94,5 %, sedangkan pada tahun
2014 cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) yang sebesar
96,5 % sementara itu Provinsi Jambi sudah mencapai target
yang diharapkan yaitu 95 %. Gambar 4.10 memperlihatkan
kunjungan neonatal pertama (KN1) per kabupaten/ kota di
Provinsi Jambi tahun 2014.

Dari hasil laporan masing-masing kabupaten/ kota di Provinsi


Jambi hampir rata-rata kabupaten/ kota telah mencapai target.
Untuk cakupan KN1 tertinggi adalah Kabupaten Sarolangun
mencapai 103,0 %. Sedangkan untuk kabupaten/ kota yang
terendah adalah Kabupaten Merangin yaitu sebesar 89 %.

f. Pelayanan Kesehatan Pada Bayi


Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan kunjungan bayi
berumur 29 hari sampai dengan 11 bulan disarana pelayanan
kesehatan (polindes, pustu, puskesmas, rumah bersalin dan
rumah sakit) maupun dirumah, posyandu, tempat penititipan
anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan petugas
kesehatan. Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan
minimal 4 kali dalam setahun, yaitu pada umur 29 hari sampai
dengan 3 bulan, satu kali pada umur 3 s/d 6 bulan, 1 kali pada
umur 6 s/d 9 bulan, dan satu kali pada umur 9 s/d 11 bulan.

89
Pelayanan kesehatan yang di berikan meliputi pemberian
imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1 s/d 3, Polio 1 s/d 4, dan
Campak), indikator ini mengukur kemampuan manajemen
program KIA dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya
terjamin melalui penyediaan pelayanan kesehatan.

Gambar 4.11
Persentase Cakupan Kunjungan Bayi
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 93,8

Muaro Jambi 100,1

Tanjab Timur 95,6

Tebo 94,7

Kota Jambi 94,7

Tanjab Barat 94,7

Sungai Penuh 94,1

Merangin 93,4

Bungo 92,7

Batang hari 92,3

Sarolangun 92,1

Kerinci 80

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Bidang Yankes, 2014

90
Pada tahun 2011 cakupan kunjungan bayi adalah 91,22 %,
kemudian pada tahun 2012 cakupan kunjungan bayi di Provinsi
Jambi yaitu sebesar 90,0 % sedangkan pada tahun 2013
cakupan kunjungan bayi adalah 92,2 % . Di tahun 2014 cakupan
kunjungan bayi telah mencapai angka sebesar 93,8 % sementara
target yang ditetapkan Provinsi Jambi adalah sebesar 90 %.
Kabupaten/ kota yang mencapai target provinsi paling tinggi
adalah Kabupaten Muaro Jambi dengan capaian 100,1 % diikuti
oleh Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan capaian
sebesar 95,6 %. Sedangkan kabupaten/ kota dengan cakupan
paling rendah adalah Kabupaten Kerinci dengan capaian 80 %.

g. Pelayanan Kesehatan Pada Balita


Balita merupakan anak usia 1 - 4 tahun, pelayanan kesehatan
pada anak balita meliputi ; pemeriksaan kesehatan anak balita
secara berkala; penyuluhan pada orang tua ( kebersihan anak,
perawatan gigi, perbaikan gizi/ pola pemberian makan anak,
kesehatan lingkungan, pendidikan seksual yang dimulai sejak
balita atau sejak anak mengenali identitasnya sebagai laki-laki
atau perempuan, perawatan anak saat sakit, dan menjauhkan
anak dari bahaya); cara menstimulasi perkembangan anak;
imunisasi dan upaya pencegahan penyakit; pemberian vitamin
A dimana Kapsul Vit.A berwarna merah diberikan 2 kali dalam
setahun; dan identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang
mungkin timbul pada bayi dan cara menanggulanginya.

91
Gambar 4.12
Persentase Cakupan Kunjungan Balita
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 77,66

Muaro Jambi 92,09

Sungai Penuh 91,91

Tanjab Barat 87,86

Tanjab Timur 87,64

Sarolangun 83,41

Kota Jambi 83,22

Bungo 82,82

Kerinci 71,97

Merangin 69,52

Batang hari 69,09

Tebo 55,9

0 20 40 60 80 100

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Pada tahun 2011 cakupan sebesar 71,73 %, di tahun 2012


cakupan sebesar 72,52 %, sedangkan pada tahun 2013 cakupan
kesehatan anak balita adalah 76,1 %. Untuk tahun 2014
cakupan kunjungan balita mencapai 77,66% dengan target
tahun 2014 sebesar 90 % , yang masih belum tercapai. Cakupan
pelayanan kesehatan anak balita per kabupaten/ kota dapat
dilihat pada gambar 4.12 dimana kabupaten/ kota yang
capaiannya tertinggi adalah Kabupaten Muaro Jambi yaitu
sebesar 92,09 %, sedangkan kabupaten paling rendah adalah
Kabupaten Tebo yaitu sebesar 55,90 %.

92
h. Pelayanan Kesehatan Pada Siswa SD dan Setingkat
Pelayanan kesehatan pada kelompok ini dilakukan dengan
pelaksanaan pemantauan dini terhadap tumbuh kembang dan
pemantauan kesehatan anak pra sekolah, pemeriksaan anak
Sekolah Dasar/ Sederajat, serta pelayanan kesehatan pada anak
remaja, baik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan maupun
peran serta tenaga terlatih lainnya seperti kader kesehatan, guru
UKS, dan dokter kecil.

Berbagai data menunjukkan bahwa masalah kesehatan anak


usia sekolah semakin kompleks. Pada anak usia sekolah dasar
biasanya berkaitan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) seperti menggosok gigi dengan baik dan benar,
mencuci tangan menggunakan sabun. Beberapa masalah
kesehatan yang sering dialami oleh anak usia sekolah adalah
karies gigi, kecacingan, kelainan refleksi/ ketajaman
penglihatan dan masalah gizi.

93
Gambar 4.13
Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD Kelas 1 / Setingkat
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 95,84


Kota Jambi 100
Sungai Penuh 100
Muaro Jambi 100
Tanjab Timur 100
Tanjab Barat 100
Kerinci 99,63
Batanghari 98,65
Tebo 98,11
Bungo 96,4
Sarolangun 94,21
Merangin 76,29

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Terdapat 5 Kabupaten/ kota dengan capaian cakupan


penjaringan murid SD dan setingkat tertinggi yaitu Kota Jambi,
Kota Sungai Penuh, Kabupaten Tanjung Jabung Timur,
Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Muaro Jambi dengan
capaian 100 %, sedangkan kabupaten/ kota dengan capaian
terendah adalah Kabupaten Merangin dengan capaian sebesar
76,29 %.

2. Pelayanan Keluarga Berencana (KB)


Menurut hasil penelitian, usia subur wanita biasanya antara 15 - 49
tahun. Oleh karena itu untuk mengatur jumlah kelahiran atau
menjarangkan kelahiran, wanita/ pasangan ini lebih diprioritaskan
mengguanakan alat/ cara KB.
94
Tingkat pencapaian keluarga berencana dapat dilihat cakupan
peserta KB yang sedang/ pernah menggunakan alat kontrasepsi,
tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan
akseptor. Proporsi peserta KB Aktif dan KB Baru menurut jenis
kontrasepsi yang digunakan di Provinsi Jambi dapat di lihat pada
gambar 4.14
Gambar 4.14
Proporsi Peserta KB Aktif dan KB Baru
Menurut Jenis Kontrasepsi Di Provinsi Jambi Tahun 2013

0,2
MOP
0
0,7
MOW
0
9,9
Lainnya
0
11,5
Implan
0,7
4
IUD
2,6
2,3
Kondom
3,7
40,8
Suntik
40,8
30,6
Pil
52,1

0 10 20 30 40 50 60
Peserta KB Baru Peserta KB Aktif

Sumber : Bidang Yankes, 2013

Proporsi peserta KB Aktif dan KB Baru menurut jenis kontrasepsi


yang digunakan di Provinsi Jambi yang terbanyak adalah jenis
kontrasepsi Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP)
yaitu Suntik lebih dari 40 %, untuk peserta KB Aktif yang
mengunkan Suntik yaitu sebesar 40,8 % sedangkan peserta KB
Baru sebesar 54,7 %. Jenis kontrasepsi paling sedikit yang

95
digunakan adalah Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
yaitu MOP, untuk peserta KB Aktif sebesar 0,2 %, sedangkan
peserta KB Baru sebesar 0,1 %.

Proporsi peserta KB Aktif menurut kabupaten/ kota di Provinsi


Jambi tahun 2013, Provinsi Jambi memiliki capaian peserta KB
Aktif sebesar 85,3%. Kabupaten Tanjung Jabung Timur
merupakan kabupaten dengan capaian peserta KB Aktif tertinggi
(110,7 %) diikuti Kota Sungai Penuh dengan capaian peserta KB
Aktif sebesar (97,1 %).

Gambar 4.15
Proporsi Peserta KB Aktif Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 76,8


Sungai Penuh 98,1
Tanjab Barat 86,1
Merangin 85,4
Bungo 83,1
Muaro Jambi 81,2
Kota Jambi 80,8
Batanghari 79,6
Kerinci 78
Sarolangun 74,6
Tanjab Timur 64,6
Tebo 40,6

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Bidang Yankes, 2014

96
Capaian terendah proporsi peserta KB Aktif adalah Kabupaten
Tebo 40,6% diikuti Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar
64,6%. Capaian tertinggi adalah Kota Sungai Penuh sebesar
98,1%.

Persentase peserta KB Baru menurut kabupaten/ kota di Provinsi


Jambi tahun 2014 terlihat dalam gambar 4.16. Dengan persentase
tertinggi di Kabupaten Muaro Jambi yaitu sebesar 80,7 %, diikuti
Kabupaten Tanjung Jabung Timur sebesar 48,3 %. Terdapat 4
Kabupaten/kota dengan capaian persentase peserta KB Baru
terendah yaitu Kota Sungai Penuh, Kabupaten Batanghari,
Kerinci,Sarolangun.
Gambar 4.16
Proporsi Peserta KB Baru Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 25,1

Muaro Jambi 80,7

Tanjab Timur 48,3

Tebo 43,1

Tanjab Barat 33,9

Bungo 15,2

Merangin 14,4

Kota Jambi 7,5

Sungai Penuh 6

Batanghari 4,8

Kerinci 4

Sarolangun 0

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Sumber : Bidang Yankes, 2014

97
3. Pelayanan Imunisasi
Bayi dan anak-anak memiliki resiko yang lebih tinggi terserang
penyakit menular yang dapat mematikan, seperti: Difteri, Tetanus,
Hepatitis B, Typhus, Radang selaput otak, Radang paru-paru, dan
masih banyak penyakit lainnya. Untuk itu salah satu pencegahan
yang terbaik dan sangat vital agar kelompok beresiko ini
terlindungi adalah melalui imunisasi.

Pada saat pertama kali kuman (antigen) masuk kedalam tubuh,


maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut
dengan antibodi. Pada umumnya reaksi pertama tubuh untuk
membentuk antibodi tidak terlalu kuat, karena tubuh belum
mempunyai pengalaman. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan
seterusnya, tubuh sudah mempunyai memori untuk mengenali
antigen tersebut sehingga pembentukan antibodi terjadi dalam
waktu yang lebih cepat dan dalam jumlah yang lebih banyak.
Itulah sebabnya, pada beberapa jenis penyakit yang dianggap
berbahaya, dilakukan tindakan imunisasi atau vaksinasi. Hal ini
dimaksudkan sebagai tindakan pencegahan agar tubuh tidak
terjangkit penyakit tersebut, atru seandainya terkena pun, tidak
akan menimbulkan akibat yang vatal.

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif.


Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau kuman yang sudah
dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan untuk merangsang tubuh
memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi Polio

98
atau Campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan
sejumlah antibodi, sehingga kadar antibodi dalam tubuh
meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus
Serum) pada orang yang mengalami kecelakaan. Contoh lain
adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi
tersebut menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui
darah plasenta selama masa kandungan, misalnya antibodi terhadap
Tetanus dan Campak.

a. Imunisasi Dasar Pada Bayi


Program imunisasi dasar lengkap (LIL/Lima Imunisai Dasar
Lengkap) pada bayi meliputi : 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4
dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, dan 1 dosis Campak.

Diantara penyakit pada balita yang dapat dicegah dengan


imunisasi, campak adalah penyebab utama kematian pada
balita. Oleh karena itu pencegahan campak merupakan faktor
penting dalam mengurangi angka kematian balita. Dari
beberapa tujuan yang disepakati dalam pertemuan dunia
mengenai anak, salah satunya adalah mempertahankan cakupan
imunisasi campak sebesar 90 %.

99
Gambar 4.17
Distribusi Desa/ Keluarahan Universal Child Immunizayion (UCI)
per Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Dalam upaya untuk mencapai target Desa UCI, Kemenkes RI


menetapkan kebijakan upaya percepatan dengan Gerakan
Akselerasi Imunisasi Nasional Universal Child Immunization
(GAIN-UCI) 2010-2014 di seluruh desa/kelurahan yang
dilaksanakan Pemerintah bersama seluruh lapisan masyarakat.
Untuk tahun 2014, target desa UCI sebesar 90% belum bias
didapatkan datanya. Pada trisemester akhir biasanya akan
dilakukan sweeping untuk melengkapi imunisasi yang kurang,
sehingga data real dari desa UCI akan diketahui pada awal tahun
2015. Untuk tahun 2014, data desa UCI dapat dilihat pada gambar
4.18

100
Gambar 4.18
Persentase Cakupan UCI di Tingkat Desa/ Kelurahan
Dalam Provinsi Jambi Tahun 2008 s/d 2014

100

94,6
94,9
90 92,1
90,7
88,6
85,88
83,97
80

UCI
70
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Bidang P2PL, 2014

Sebanyak 1461 desa digolongkan UCI dari 1544 desa yang ada
pada tahun 2014. Jika berdasarkan indikator bahwa cakupan desa
UCI adalah sebesar 95%, maka terdapat dua kabupaten/kota yang
tidak UCI, yaitu Kabupaten Merangin dan Kabupaten Tebo.
Kabupaten Kerinci tepat berada pada batas target yang diharapkan
untuk tahun 2014. Terjadi peningkatan persentase desa UCI pada
tahun 2014, namun sayangnya tidak diiukti oleh seluruh
kabupaten/kota yang ada, Kabupaten Tebo menurun cukup tajam
dari 90% menjadi 76%.

101
b. Imunisasi Pada Ibu Hamil
Tetanus disebabkan oleh bakteri yang masuk melalui luka
terbuka dan menghasilkan racun yang kemudian menyerang
sistem saraf pusat. Tetanus disebabkan oleh toksin yang
diproduksi oleh bakteri yang disebut Clostridium tetani.
Penderita mengalami kejang otot serta diikuti kesulitan menelan
dan bahkan bernafas. Imunisasi Tetanus Toksoid adalah proses
untuk membangun kekebalan sebagai upaya pencegahan
terhadap infeksi tetanus. Vaksin Tetanus yaitu toksin kuman
tetanus yang telah dilemahkan dan kemudian dimurnikan.

Tetanus khususnya beresiko pada bayi-bayi yang dilahirkan


dengan bantuan dukun bayi dirumah dengan peralatan yang
tidak steril. Mereka juga beresiko ketika alat-alat yang tidak
bersih digunakan untuk memotong tali pusar dan olesan-olesan
tradisional atau abu digunakan untuk menutup luka bekas
potongan.

Maternal and Neonatal Tetanus Elimination (MNTE)


merupakan program eliminasi tetanus pada neonatal dan wanita
usia subur termasuk ibu hamil. Upaya pencegahan tetanus
neonatorum dilakukan dengan memberikan imunisasi TT
(Tetanus Toksoid) pada ibu hamil.

Manfaat Imunisasi TT Ibu Hamil adalah melindungi bayi baru


lahir dari tetanus neonatorum. Tetanus neonatorum adalah

102
penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus (bayi berusia
kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani, yaitu
kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang
sistem saraf pusat. Dan melindungi ibu terhadap kemungkinan
tetanus apabila terluka. Jumlah dan Dosis Pemberian Imunisasi
TT untuk Ibu Hamil diberikan 2 kali, dengan dosis 0,5 cc
diinjeksikan intramuskuler/ subkutan dalam.

Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8 bulan


untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT 1 dapat diberikan
sejak diketahui positif hamil dimana biasanya diberikan pada
kunjungan pertama ibu hamil ke sarana kesehatan Jarak
pemberian (interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal 4
minggu.
Gambar 4.19
Cakupan TT 2+ Pada Ibu Hamil Di Provinsi Jambi
Tahun 2014
Provinsi Jambi 75,5
Tanjab Timur 91,8
Bungo 90,1
Tanjab Barat 86,4
Tebo 85,5
Merangin 84,6
Sungai Penuh 78,9
Kota Jambi 71
Sarolangun 70,3
Muaro Jambi 62,3
Batanghari 57,5
Kerinci 55,6

-10 10 30 50 70 90 110

Sumber : Bidang Yankes, 2014

103
Pada tahun 2014 capaian persentase cakupan TT 2+ Provinsi
Jambi sebesar 75,5 %. Kabupaten/ kota dengan cakupan ibu
hamil yang mendapat imunisasi TT2+ tertinggi adalah
Kabupaten Tanjung Jabung Timur dengan capaian sebesar 91,8
%, di ikuti dengan Kabupaten Bungo sebesar 90,1 % dan
terendah adalah Kabupaten Kerinci yaitu 55,6 %, di ikuti
Kabupaten Batang Hari 57,5 %. Gambar 4.20 dan lampiran
tabel 30 memperlihatkan dari 11 kabupaten/ kota di Provinsi
Jambi hanya 5 kabupaten/ kota yang berhasil mencapai cakupan
imunisasi TT2+ pada ibu hamil > 80 % yaitu Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, Merangin, Tanjung Jabung Timur,
Bungo dan Tebo. Sedangkan kabupaten/ kota dengan capaian
60 79 % adalah Kota Sungai Penuh, Kabupaten Muaro Jambi,
Kota Jambi dan Kabupaten Sarolangun. Kabupaten Batang Hari
dan Kerinci memiliki capaian < 60 %.

B. PELAYANAN KESEHATAN RUJUKAN


Beberapa kegiatan pokok upaya kesehatan perorangan adalah
peningkatan pelayanan kesehatan rujukan, pelayanan kesehatan bagi
penduduk miskin dikelas III di rumah sakit, cakupan pelayanan gawat
darurat , dan lain-lain.
1. Indikator Pelayanan Kesehatan di Rumah Sakit
Penilaian tingkat keberhasilan pelayanan di rumah sakit biasanya
dilihat dari berbagai segi yaitu tingkat pemanfaatan sarana, mutu
dan tingkat efisiensi pelayanan. Beberapa indikator standar terkait
dengan pelayanan kesehatan di rumah sakit yang dipantau antara

104
lain pemanfaatan tempat tidur (Bed Occupancy Rate/ BOR), rata-
rata lama hari perawatan (Length of Stay/ LOS), rata-rata tempat
tidur dipakai (Bed Turn Over/ BTO), rata-rata selang waktu
pemakaian tempat tidur (Turn of Interval/ TOI), persentase pasien
keluar yang meninggal (Gross Death Rate/ GDR), dan persentase
pasien keluar yang meninggal 48 jam perawatan (Net Death
Rate/ NDR).

Berdasarkan data Bidang Pelayanan Kesehatan, tingkat pelayanan


tempat tidur (BOR) di rumah sakit umum di Provinsi Jambi tahun
2011 sebagian besar belum mencapai angka ideal yang diharapkan
(yaitu 60-85%). Beberapa rumah sakit pemerintah yang mencapai
BOR diatas 60 % yaitu Rumah Sakit Umum Raden Mattaher
sebesar 141,7%, Rumah Sakit Bratanata sebesar 94,8 %, Rumah
Sakit St. Theresia sebesar &9,6 % dan Rumah Sakit Umum Daerah
H. Hanafie sebesar 66,0 %. Sedangkan BOR tertinggi adalah
Rumah Sakit Umum Raden Mattaher sebesar 141,7 % dan RS
Bratanata sebesar 94,8 %.

BTO adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode


(biasanya satu tahun), berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu
satuan waktu tertentu. Idealnya dalam satu tahun, satu tempat tidur
rata-rata dipakai 40-50 kali. Pada tahun 2011 BTO rumah sakit
belum mencapai angka ideal, yaitu hanya sebesar 25 kali. Padahal
selama enam tahun sebelumnya BTO di rumah sakit selalu berada
pada kisaran 40-50 kali.

105
Tabel 4.1
Indikator Kinerja Pelayanan Rumah Sakit
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
PROSENTASE INDIKATOR PELAYANAN RATA-RATA
NO KODE RS NAMA RS
KUNJUNGAN
BOR AVLOS BTO TOI NDR GDR
1 1571012 RSUD Raden Mattaher Jambi 0 0 0 0 0 0 0
2 1571036 RS Jiwa Provinsi Jambi 113 98 12 -2 1 2 89
3 1501012 RSUD Mayjend HA Thalib Kerinci 79 4 81 1 1 3 35
4 1502014 RSUD Kol.Abundjani Bangko 0 0 0 0 0 0 0
5 1503036 RSUD Prof.DR K. Quzwain Sarolangun 0 0 0 0 0 0 0
6 1509013 RSUD H.Hanafie Muaro Bungo 62 4 60 2 1 6 30
7 1502013 RSUD Sulthan Thaha Saifuddin Tebo 42 3 34 0 11 18 28
8 1504015 RSUD H.Abdoel Madjid Batoe 65 3 67 2 1 3 84
9 1505016 RSUD Ahmad Ripin Muaro Jambi 24 3 24 12 3 6 22
10 1507010 RSUD Daud Arif Kuala Tungkal 48 3 67 3 5 2 70
11 1506011 RSUD Nurdin Hamzah Muara Sabak 32 2 33 6 1 2 40
12 1571158 RSUD H.Abdul Manap Kota Jambi 43 3 40 5 20 28 136
13 1505027 RSUD Sungai Bahar 24 2 26 11 1 1 99
14 1505028 RSUD Sungai Gelam 5 3 1 40 1 3 11
15 1571034 RS Bhayangkara 37 3 4 5 1 1 0
16 1571023 RS dr.Bratanata 67 3 7 1 1 2 67
17 1571045 RS St.Theresia 78 3 10 87 1 2 240
18 1571147 Siloam Hospital 51 3 61 3 10 17 141
19 1571056 RS Budhi Graha 19 1 16 12 1 1 0
20 1571067 RS Mayang Medical Centre 63 3 5 3 1 1 52
21 1509024 RS Bersaudara Mandiri 20 0 21 1 5 9 0
22 1571161 RSIA Annisa 23 2 28 -1 1 1 23
23 1571159 RS Islam Arafah 80 3 72 1 6 10 20
24 1571162-S RS Kambang 1 3 7 1 1 1 49
25 1571164-S RS Rimbo Medika 23 3 83 2 1 9 10
26 1504017-S RS Royal Prima 52 5 40 1,2 1 1 99
27 1509016-S RS Central Medika 58 8 4 6 0 0 18
28 1571163-S RS Baiturrahim 15 3 15 21 2 3 39
29 1504018-S RS Mitra Medika Batang Hari 1 2 14 22 0 0 4
30 1571160 RS Bersalin Puri Medika
31 RS Bakti Lestari
32 RS Erni Medika
Sumber : Bidang Yankes, 2014

106
LOS adalah rata-rata lama rawat (hari) seorang pasien. Indikator
ini disamping memberikan gambaran tingkat efisiensi, juga dapat
memberikan gambaran mutu pelayanan, apabila diterapkan pada
diagnosis tertentu dapat dijadikan hal yang perlu pengamatan yang
lebih lanjut. Secara umum nilai LOS yang ideal antara 6-9 hari.
Tabel 4.1 memperlihatkan rata-rata LOS di Provinsi Jambi masing-
masing rumah sakit umum selama tahun 2014 yang berkisar antara
0 5 hari dan belum mencapai angka ideal, kecuali Rumah Sakit
Central Medika sebesar 8 hari (ideal). Berdasarkan rumah sakit,
Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jambi memiliki LOS tertinggi (98 hari)
dan RS Bersaudara Mandiri memiliki LOS terendah (0 hari).

Indikator pelayanan rumah sakit yang lain adalah TOI. TOI adalah
rata-rata hari dimana tempat tidur tidak ditempati dari telah
digunakan sampai saat digunakan kembali (rata-rata lama tempat
tidur kosong antar pasien satu dengan pasien berikutnya). Idealnya
tempat tidur kosong tidak terisi pada kisaran 1-3 hari. Pada tahun
2014 TOI di rumah sakit berkisar antara -2 87 hari.

GDR adalah angka kematian umum untuk setiap 1.000 penderita


keluar dari rumah sakit. Pada GDR, tidak melihat berapa lama
pasien berada di rumah sakit dari masuk sampai meninggal. Nilai
ideal GDR adalah < 45 per 1.000 pasien keluar. Pada tahun 2014
angka GDR di rumah sakit Provinsi Jambi berkisar antara 0 28
kematian per 1.000 pasien keluar rumah sakit.

107
NDR adalah angka kematian pasien setelah dirawat 48 jam per
1.000 pasien keluar. Indikator ini memberikan gambaran mutu
pelayanan di rumah sakit. Asumsinya jika pasien meninggal
setelah mendapatkan perawatan 48 jam berarti ada faktor
pelayanan rumah sakit yang terlibat dengan kondisi meninggalnya
pasien. Namun jika pasien meninggal kurang dari 48 jam masa
perawatan, dianggap faktor keterlambatan pasien datang kerumah
sakit yang menjadi penyebab utama pasien meninggal. Nilai NDR
yang ideal adalah < 25 per 1.000 pasien keluar. NDR pada tahun
2014 berada pada kisaran 0 20 per 1.000 pasien keluar. Dengan
demikian NDR telah mencapai angka ideal yaitu < 25 per 1.000
pasien keluar.

2. Pelayanan Jaminan Kesehatan Masyarakat


Tujuan penyelenggaraan Jaminan Kesehatan Masyarakat
(Jamkesmas) yaitu untuk meningkatkan akses dan mutu pelayanan
kesehatan terhadap seluruh masyarakat miskin dan hampir miskin
agar tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal secara
efektif dan efisien. Melalui Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
Masyarakat diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu,
menurunkan angka kematian bayi dan balita serta menurunkan
angka kelahiran disamping dapat terlayaninya kasus-kasus
kesehatan bagi masyarakat miskin umumnya. Program ini telah
berjalan lima tahun, dan telah memberikan banyak manfaat bagi
peningkatan akses pelayanan kesehatan masyarakat miskin dan

108
hampir miskin di puskesmas dan jaringannya serta pelayanan
kesehatan rumah sakit.
Peserta PBI adalah masyarakat miskin dan tidak mampu. Pada saat
diluncurkana dengan nama jamkesmas tahun 2008, Provinsi Jambi
mendapat kuota 784.842 jiwa. Pengisian data peserta berdasarkan
kuota tersebut, dilakukan pendataan oleh aparatur di Kabupaten
Kota, dan berdasarkan data tersebut ditetapkan oleh Bupati dan
Walikota. Data kepesertaan ini tetap sampai tahun 2012 sampai
keluarnya data yang ditetapkan oleh Tim Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) yang berasal pendataan oleh
BPS tahun 2011, dan ditetapkan Kemenkes RI menjadi kepesertaan
baru Jamkesmas tahun 2012, yang mana kartunya berlaku pada
tahun 2013. Pada tahun 2014 di rubah menjadi PBI (Penerima
Bantuan Iuran) seperti tergambar dalam tabel berikut :
Tabel 4.2
Gambaran Kepesertaan BPJS Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Bidang PKM, 2014

109
Berdasarkan data tahun 2014 jumlah peserta PBI terbanyak berada
di Kota Jambi yaitu sebanyak 160.887 orang, dan peserta paling
sedikit adalah Kota Sungai Penuh dengan jumlah 17.693 orang.
Hal yang sama juga berlaku bagi jumlah peserta Non PBI, yakni
Kota Jambi sebagai kabupaten/kota dengan jumlah peserta Non
PBI terbanyak sebesar 342, 998 orang dan Kota Sungai Penuh
sebesar 27,373. Cakupan kepesertaan JKN yang diselenggarakan
BPJS sebanyak 1,343,769 jiwa atau 41,21% dari jumlah penduduk
Provinsi Jambi 3,260,511.

Pada Gambar 4.22 dibawah bisa dilihat gambaran kepesertaan


Jamkesda Provinsi Jambi berikut dengan jumlah kepesertaan
Jamkesda Kabupaten/Kota tahun 2014.
Tabel 4.3
Gambaran Kepesertaan Jamkesmasda Provinsi Jambi dan
Jamkesda Kabupaten/Kota Tahun 2014

Sumber : Bidang PKM, 2014

110
Dana Penerima Bantuan Iuran (PBI) 005/XII/2014 pada Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) belum dilaksanakan secara optimal
divalidasi oleh Kemensos sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2012 menyebabkan tumpang tindihnya kepesertaan PBI di
BPJS Kesehatan dengan Jamkesda.

Jamkesda sulit diintegrasikan ke BPJS dan baru bisa dilakukan di 4


kabupaten/kota; Kota Jambi, Sarolangun, Muaro Jambi dan Tebo,
sehingga data PBI yang sudah dilaksanakan BPJS masih tetap
berasal dari Jamkesmas (2011) yang tahun 2015 dijadikan Kartu
Indonesia Sehat (KIS). Integrasi Jamkesda (PBI APBD) baru
mencapai 49,176 jiwa (4 kabupaten/kota).

C. PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT


Program perbaikan gizi masyarakat secara umum ditujukan untuk
meningkatkan kemampuan, kesadaran dan keinginan masyarakat
dalam mewujudkan kesehatan yang optimal khususnya pada bidang
gizi, terutama bagi golongan rawan dan masyarakat yang
berpenghasilan rendah baik di desa maupun di kota.

Kegiatan pokok Kementerian Kesehatan dalam mengimplementasikan


Perbaikan Gizi Masyarakat meliputi, peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia gizi besi,
Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin A, dan
kekurangan zat gizi lebih, peningkatan surveillance gizi, dan
pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi

111
(Perpres, 2007). Adapun sasaran pokok program Perbaikan Gizi
Masyarakat yakni menurunnya prevalensi kurang gizi pada balita,
terlaksananya penanggulangan Kurang Energi Protein (KEP), anemia
gizi besi, Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY), kurang Vitamin

1. Pemberian Tablet Tambah Darah (Fe)


Untuk mengatasi masalah anemia kekurangan zat besi pada ibu
hamil pemerintah sejak tahun 1970 telah melaksanakan suatu
program pemberian tablet zat besi pada ibu hamil di Puskesmas
dan Posyandu dengan mendistribusikan tablet tambah darah,
dimana 1 tablet berisi 200 mg fero sulfat dan 0,25 mg asam folat
(setara dengan 60 mg besi dan 0.25 mg asam folat). Setiap ibu
hamil dianjurkan minum tablet tambah darah dengan dosis satu
tablet setiap hari selama masa kehamilannya dan empat puluh
hari setelah melahirkan.

Anemia merupakan salah satu keadaan kurang gizi dengan


keadaan kadar hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah dari
keadaan normal. Orang yang mempunyai Hb yang rendah, secara
fisik belum menunjukkan gejala anemia dan masih terlihat berada
dalam keadaan yang relative sehat. Namun makin rendah Hb,
menunjukkan makin berat keaadaan anemia yang diderita dan
makin rendah pula kemampuan kerja fisiknya.

112
Gambar 4.20
Persentase Ibu Hamil yang Mendapat Tablet Fe
Di Provinsi Jambi Tahun 2007 s/d 2014
Fe1; 96,51 Fe1; 94,98 Fe1; 96,08
100 Fe3; 92,77
Fe1; 80
Fe1; 75,67 Fe1; 78,19 Fe1; 86,41
Fe1; 72,87 Fe3; 90,23 Fe3; 89,82
75 Fe3; 91,42
Fe3; 73,89
Fe3; 69,93 Fe3; 70,9
Fe3; 64,85
50

25

Fe1 Fe3
0
2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Sumber : Bidang PKM, 2014

Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada


pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil
mendapat tablet tambah darah 90 tablet selama kehamilannya.
Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe)
di Provinsi Jambi selama 7 tahun terakhir dapat dilihat pada
gambar 4.22 berikut ini.

Cakupan ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah darah (Fe)


selama tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 terlihat ada
kecendrungan peningkatan baik cakupan Fe1 dan Fe3. Pada tahun
2007 cakupan Fe1 Provinsi Jambi yaitu sebesar 75,67 % sampai
dengan tahun 2014 meningkat menjadi 86,41 %. Sedangkan
untuk Fe3 di Provinsi Jambi tahun 2007 yaitu sebesar 69,93 %

113
meningkat menjadi 92,77 % pada tahun 2014. Angka cakupan ini
sudah mencapai target indikator yang telah ditetapkan untuk
tahun 2014 yaitu sebesar 74%.

Sebaran cakupan pemberian tablet tambah darah (Fe3) pada ibu


hamil menurut kabupaten/ kota di Provinsi Jambi pada tahun
2014 dapat dilihat pada gambar 4.24 berikut ini.

Gambar 4.21
Persentase Ibu Hamil Mendapat Tablet Tambah Darah (Fe3)
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 92,77

Sungai Penuh 96,39

Kota Jambi 94,83

Muaro Jambi 94,58

Kerinci 93,37

Tanjab Barat 93,3

Sarolangun 93,26

Bungo 93,2

Tanjab Timur 93,18

Batanghari 92,43

Tebo 90,89

Merangin 86,97

82 84 86 88 90 92 94 96 98

Sumber : Bidang PKM, 2014

Kabupaten/ kota dengan cakupan tertinggi adalah Kota Sungai


Penuh yaitu sebesar 96,39 %, diikuti oleh Kota Jambi sebesar
94,83 %. Sedangkan cakupan terendah adalah Kabupaten
Merangin sebesar 86,97 %.

114
2. Pemberian Kapsul Vitamin A
Pelaksanaan pemberian kapsul vitamin A pada bayi (6-11 bulan)
dan balita (12-59 bulan), dilakukan secara serentak dua kali
setahun yaitu pada bulan Februari dan Agustus di posyandu atau
puskesmas. Untuk bayi diberikan kapsul vitamin A berwarna biru
dengan dosis 100.000 SI, sedangkan untuk balita kapsul berwarna
merah dengan dosis 200.000 SI. Tujuan pemberian kapsul
vitamin A pada balita adalah untuk meningkatkan daya tahan
balita terhadap penyakit serta meningkatkan proses penglihatan.
Dan juga bertujuan untuk menurunkan angka kematian, dan
menghindari masalah kekurangan vitamin A. Kapsul vitamin A
dalam dosis tinggi terbukti efektif dalam mengatasi masalah
diatas apabila cakupannya tinggi.

Ada berbagai bukti yang menunjukkan peran besar vitamin A


dalam menurunkan angka kematian anak. Jadi selain diberikan
untuk menghindari kebutaan, maka pemberian vitamin A saat ini
juga utamanya dikaitkan dengan masalah kelangsungan hidup
anak, berikut kesehatan dan pertumbuhan mereka.

Vitamin A berguna bagi kesehatan mata serta mencegah


kebutaan, dan juga untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Anak
yang mendapatkan cukup vitamin A, tidak akan terlalu parah
kondisinya saat ia terkena diare, campak, atau penyakit lain,
sehingga penyakit yang menyerang tersebut tidak akan sampai
mengancam jiwanya. Sementara itu pemberian kapsul vitamin A

115
pada ibu nifas, diharapkan dapat dilaksanakan secara terpadu
bersama dengan pelayanan kesehatan ibu nifas. Meski demikian,
bila ibu nifas belum juga memperoleh kapsul vitamin A, maka
vitamin ini masih bisa diberikan diluar pelayanan tersebut.

Gambar 4.22
Persentase Bayi, Balita dan Ibu Nifas Mendapat Vitamin A
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

92,73 Bufas
Provinsi Jambi 88,1 Balita
90,24 Bayi
88,59
Tebo 98,84
99,8
95,84
Batanghari 97,75
98,75
96,31
Sarolangun 96,15
97,1
93,37
Muaro Jambi 95,01
95,01
92,52
Tanjab Barat 90,94
94,95
97,07
Tanjab Timur 92,75
93,53
92,43
Kerinci 81,47
89,97
93,07
Bungo 89,53
89,14
93,78
Kota Jambi 84,24
85,54
87,32
Merangin 65,45
76,2
93,8
Sungai Penuh 84,18
40,69

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Bidang PKM, 2014

116
Pada tahun 2014 di Provinsi Jambi dengan jumlah 11 kabupaten/
kota terdapat sasaran bayi sebanyak 40.131, namun hanya
sebanyak 36.216 bayi berumur 6 11 bulan yang mendapat
vitamin A sehingga persentasenya mencapai 90,24 % dari sasaran
bayi yang ada. Jumlah anak balita sebanyak 317.396 dengan
anak yang mendapatkan vitamin A sebanyak 279.641, dan
persentasenya mencapai 88,10 %. Ada sebanyak 76.110 ibu nifas
dan yang mendapat vitamin A adalah 70.578 orang hingga
persentasenya mencapai 92,73 %.

3. Cakupan Konsumsi Garam Beryodium


Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan
sekumpulan gejala yang muncul akibat kurangnya unsur Iodium
secara terus menerus dalam jangka waktu lama pada tubuh
seseorang. Kekurangan Iodium saat ini tidak terbatas hanya pada
gondok dan kretinisme, melainkan juga berpengaruh pada
kualitas sumber daya manusia dalam arti luas. Mulai dari masalah
tumbuh kembang, termasuk perkembangan otak yang
menyebabkan terjadinya penurunan potensi tingkat kecerdasan
(Intelligence Quotient = IQ). Pemantauan GAKY dilakukan
melalui Ekspresi Yodium dalam Urine (EYU) sebagai cerminan
mengenai asupan yodium serta cajupan rumah tangga
mengonsumsi garam beryodium.

Permasalahan mengenai masih rendahnya cakupan konsumsi


garam beryodium dimasyarakat disebabkan antara lain, belum

117
optimalnya pemberdayaan masyarakat juga kampanye untuk
menkonsumsi garam beryodium, dan ditambah dengan regulasi
yang belum memadai. Masalah lain yang juga muncul adalah
belum teraturnya pelaksanaan pemantauan garam beryodium
dimasyarakat secara terus menerus.

Gambar 4.23
Persentase Rumah Tangga yang Mengkonsumsi
Garam Beryodium Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014
Provinsi Jambi 99,04

Muaro Jambi 99,97

Kota Jambi 99,94

Tanjab Timur 99,78

Tanjab Barat 99,6

Batang Hari 99,47

Merangin 98,75

Sarolangun 98,56

Kerinci 98,25

Tebo 97,87

Sungai Penuh 97,85

Bungo 97,7

96,5 97 97,5 98 98,5 99 99,5 100 100,5


Sumber : Bidang PKM, 2014

118
Pada gambar 4.26 dapat dilihat cakupan garam beryodium yang
cukup tinggi untuk tingkat rumah tangga adalah Kabupaten
Muaro Jambi sebesar 99,97 % dan Kota Jambi sebesar 99,94 %
dan terendah di Kabupaten Bungo sebesar 97.70 %. Bisa dilihat
untuk angka Provinsi pada tahun 2014 sebesar 99,04 % ,
sementara tahun 2013 adalah sebesar 97.93 % sedangkan tahun
2012 sebesar 99,10 % dan tahun 2011 adalah sebesar 97,80 %.

4. Cakupan Pemberian ASI Eksklusif


Pedoman internasional yang menganjurkan pemberian ASI
eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah
tentang manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan,
dan perkembangannya. ASI memberi semua energi dan gizi
(nutrisi) yang dibutuhkan bayi selama 6 bulan pertama hidupnya.
Pemberian ASI eksklusif mengurangi tingkat kematian bayi yang
disebabkan berbagai penyakit yang umum menimpa anak-anak
seperti diare dan radang paru, serta mempercepat pemulihan bila
sakit dan membantu menjarangkan kelahiran.

Cara pemberian makanan pada bayi yang baik dan benar adalah
menyusui bayi secara eksklusif sejak lahir sampai dengan umur 6
bulan dan meneruskan menyusui anak sampai umur 24 bulan.
Mulai umur 6 bulan, bayi mendapat makanan pendamping ASI
yang bergizi sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembangnya.

119
Gambar 4.24
Persentase Bayi yang Diberikan ASI Eksklusif
Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 73,62

Merangin 81,65

Muaro Jambi 81,53

Sarolangun 81,09

Tanjab Barat 78,21

Batanghari 75,08

Sungai Penuh 69,01

Tanjab Timur 68,19

Kerinci 67,6

Kota Jambi 64,61


Tebo 60,66

Bungo 55,77

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

Sumber : Bidang PKM, 2014

Cakupan pemberian ASI Eksklusif di Provinsi Jambi Tahun 2014


sebesar 73,62 %. Cakupan ini masih jauh di bawah target
pencapaian pemberian ASI Eksklusif Nasional yaitu 80 %. Untuk
pemberian ASI Eksklusif tertinggi adalah Kabupaten Merangin
sebesar 81,65 % dan yang terendah adalah Kabupaten Bungo
sebesar 55,77 %.

5. Cakupan Penimbangan Balita di Posyandu (D/S)


Cakupan penimbangan balita di posyandu (D/S) merupakan
indikator yang berkaitan dengan cakupan pelayanan gizi pada
balita, cakupan pelayanan kesehatan dasar khususnya imunisasi

120
serta prevalensi gizi kurang. Semakin tinggi cakupan D/S,
semakin tinggi cakupan vitamin A, semakin tinggi cakupan
imunisasi dan semakin rendah prevalensi gizi kurang.

Gambar 4.25
Persentase Kunjungan Balita yang Ditimbang di Posyandu
(D/S) Menurut Kabupaten/ Kota Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 76,63

Sarolangun 96,65
Muaro Jambi 90,43
Tanjab Barat 85,71
Sungai Penuh 84,14
Batanghari 81,63
Tanjab Timur 80,92
Bungo 80,53
Merangin 68,38
Kerinci 67,41
Tebo 65,87
Kota Jambi 65,12

0 20 40 60 80 100 120

Sumber : Bidang PKM, 2014

Berdasarkan laporan dari kabupaten/ kota di Provinsi Jambi tahun


2014 cakupan penimbangan balita di posyandu sebesar 76,63 %.
Cakupan penimbangan balita di posyandu menurut kabupaten/
kota tahun 2014 dapat dilihat pada gambar 4.28.
Masalah yang berhubungan dengan kunjungan posyandu antara
lain: dana operasional serta sarana prasarana untuk
menggerakkan kegiatan posyandu; tingkat pengetahuan kader

121
berikut kecakapan petugas dalam pemantauan pertumbuhan dan
konseling; tingkat pemahaman keluarga dan masyarakat akan
manfaat posyandu; dan pelaksanaan pembinaan kader.

D. PELAYANAN KESEHATAN DALAM SITUASI BENCANA


Bisa dikatakan bahwa ada dua kategori bencana di Indonesia yaitu
bencana lingkungan hidup dan bencana alam. Bencana lingkungan
hidup terjadi akibat dari kerusakan lingkungan seperti banjir, tanah
longsor, kekeringan, kebakaran hutan dan lahan, kecelakaan industri,
tumpahan minyak dilaut; sementara bencana alam terjadi sebagai
akibat dari aktivitas lapisan/ kerak bumi/ fenomena alam seperti
gempa bumi, gelombang tsunami, letusan gunung berapi, badai atau
angin ribut yang kejadiannya sulit diprediksi.

Kejadian bencana umumnya mempunyai dampak yang merugikan,


seperti rusak/ hancurnya sarana dan prasarana fisik maupun
permukiman, terhambatnya roda perekonomian bahkan jatuhnya
korban jiwa baik cedera maupun meninggal dunia, serta arus
pengungsian penduduk. Kejadian bencana ada yang dapat dicegah
namun ada pula yang tidak mungkin dihilangkan sama sekali, dengan
kata lain, hanya pengurangan dampak yang dapat dilakukan. Semakin
berkurangnya dampak bencana, semakin kecil pula risiko krisis
kesehatan yang akan muncul.

122
Berdasarkan data kejadian bencana yang ada di Provinsi Jambi
terdapat 8 (delapan) jenis bencana, antara lain sebagai berikut :
Jenis dan Ancaman Bencana yang ada di Provinsi Jambi
1. Banjir / Banjir Bandang
2. Kebakaran (Lahan, Hutan, Rumah)
3. Angin Putting Beliung (Angin Kencang)
4. Longsor
5. Konflik
6. Gempa Bumi
7. Letusan Gunung
8. Kabut Asap
Sumber: BPBD Prov. Jambi 2011

Berikut ditampilkan persentase bencana yang terjadi pada tahun 2014


seperti yang disajikan pada gambar 4.26. Kebakaran rumah
merupakan bencana tersering yang terjadi di Provinsi Jambi, diikuti
dengan banjir, kabut asap, dan kebakaran hutan/lahan.
Gambar 4.26
Persentase Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana
di Provinsi Jambi Tahun 2010 s/d 2014

Sumber : Bidang P2PL, 2014

123
Tabel 4.4
Kejadian Krisis Kesehatan Akibat Bencana
Tahun 2010 2014

Kejadian Tahun Total


No Kumulatif
Bencana 2010 2011 2012 2013 2014
1. Banjir 8 kali - - 8 kali 8 kab/kota 24 kali
2. Kebakaran Rumah - 3 kali 2 kali 5 kali 5 kab/kota 15 kali
3. Kabut Asap - 3 kali 6 kali - 11 kab/kota 20 kali
4. Kebakaran Lahan - 1 kali 6 kali - 2 kab/kota 9 kali
5. Puting Beliung 1 kali 2 kali 3 kali 4 kab/kota 10 kali
6. Tanah Longsor 1 kali - 1 kali 1 kali - 3 kali
7. Banjir Bandang 1 kali 1 kali - - 1 kab/kota 3 kali
Jumlah 10 kali 9 kali 15 kali 17 kali 31 kali 84 kali
Sumber : Bidang P2PL, 2014

***

124
BAB 5
SUMBER DAYA KESEHATAN

S umber daya kesehatan merupakan salah satu faktor pendukung


dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas, dengan
harapan bisa memperbaiki derajat kesehatan masyarakat. Pada bab ini,
sumber daya kesehatan diulas dengan memaparkan gambaran keadaan
sarana kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.

A. SARANA KESEHATAN
Sarana kesehatan yang disajikan meliputi: puskesmas, rumah sakit
(rumah sakit umum dan rumah sakit khusus), sarana Upaya Kesehatan
Bersumber daya Masyarakat (UKBM), sarana produksi dan distribusi
kefarmasian dan alat kesehatan, serta institusi pendidikan tenaga
kesehatan.

1. Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat atau yang biasa dikenal dengan
Puskesmas merupakan salah satu unit pelaksana teknis dinas
kesehatan kabupaten/ kota. Puskesmas sebagai unit pelayanan
kesehatan tingkat pertama dan terdepan dalam sistem pelayanan
kesehatan, harus melakukan upaya kesehatan wajib (basic six) dan
beberapa upaya kesehatan pilihan yang disesuaikan dengan
kondisi, kebutuhan, tuntutan, kemampuan dan inovasi serta
kebijakan pemerintah daerah setempat. Puskesmas memiliki fungsi

125
sebagai : 1) pusat pembangunan berwawasan kesehatan; 2) pusat
pemberdayaan masyarakat; 3) pusat pelayanan kesehatan
masyarakat primer; dan 4) pusat pelayanan kesehatan perorangan
primer.

Jumlah puskesmas di Provinsi Jambi sampai dengan tahun 2014


jumlah puskesmas di Provinsi Jambi sudah mencapai 186 unit,
yang saat dirinci akan menunjukkan bahwa jumlah puskesmas
perawatan sebanyak 75 unit, sementara puskesmas non perawatan
sendiri berjumlah 111 unit. Tahun 2013 jumlah puskesmas di
Provinsi Jambi sudah sebanyak 182 unit, dengan jumlah
puskesmas perawatan sebanyak 75 unit dan puskesmas non-
perawatan sebanyak 107 unit.

Untuk meningkatkan jangkauan pelayanan puskesmas terhadap


masyarakat diwilayah kerjanya, puskesmas didukung oleh sarana
pelayanan kesehatan berupa puskesmas keliling dan puskesmas
pembantu. Untuk mengetahui rasio puskesmas terhadap penduduk
dari tahun 2005 s/d tahun 2013 dapat dilihat pada gambar 5.1
dibawah ini.

126
Gambar 5.1
Rasio Puskesmas Per 100.000 Penduduk
Di Provinsi Jambi Tahun 2005 s/d 2014

10

8
Per 100.000 Penduduk

5.67 5.75 5.56 5.49 5.45 5.5


6 5.22 5.4
5.12
5.5

2
Rasio Pusk
0
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
Tahun

Sumber : Bidang Bindasigun, 2014

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui


keterjangkauan penduduk terhadap puskesmas adalah rasio
puskesmas per 100.000 penduduk. Pada kurun waktu 2005 s/d
2014 rasio puskemas per 100.000 penduduk di Provinsi Jambi
adalah dari 5,12 menjadi 5,50 per 100.000 penduduk. Di tahun
2014 jumlah puskesmas keliling di Provinsi Jambi sebanyak 282
unit, dengan jumlah puskesmas pembantu mencapai 1,101 unit,
sehingga total jumlah puskesmas keliling dan puskesmas pembantu
di Provinsi Jambi adalah berjumlah 1,383 unit. Rasio puskesmas
per 100.000 penduduk di Provinsi Jambi pada tahun 2014 sudah
mencapai angka 5,5 per 100.000 penduduk.

127
Gambar 5.2
Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk
Menurut Kabupaten/ Kota di Provinsi Jambi Tahun 2014

Sumber : Bidang Bindasigun, 2014

Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk menurut kabupaten/ kota


menunjukkan bahwa rasio tertinggi pada tahun 2014 adalah Kota
Sungai Penuh yaitu sebesar 8,1 per 100.000 penduduk, sedangkan
rasio terkecil adalah Kota Jambi yaitu sebesar 3,5 per 100.000
penduduk.

2. Rumah Sakit
Ruang lingkup pembangunan kesehatan selain merupakan upaya
promotif dan preventif, juga meliputi pembangunan kesehatan
yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit merupakan
pelayanan kesehatan pada masyarakat yang bergerak dalam
lingkup kegiatan kuratif dan rehabilitatif. Rumah sakit juga
berfungsi sebagai sarana pelayanan kesehatan rujukan.

128
Pada tahun 2013 jumlah rumah sakit di Provinsi Jambi sudah
sebanyak 30 unit, dengan klasifikasi jumlah rumag sakit
pemerintah sebanyak 14 unit, rumah sakit TNI/Polri sebanyak 2
unit dan rumah sakit swasta sebanyak 14 unit. Tahun 2014 Provinsi
Jambi sudah memiliki rumah sakit sebanyak 32 unit, dengan
rincian yaitu; rumah sakit pemerintah sebanyak 14 unit, rumah
sakit TNI/Polri sebanyak 2 unit dan rumah sakit swasta sebanyak
16 unit.

Gambar 5.3
Persentase Kepemilikan Rumah Sakit
di Provinsi Jambi Tahun 2014

Pemerintah,
Swasta, 50% 44%

TNI/ Polri, 6%

Sumber : Bidang Yankes, 2014

Jumlah tempat tidur pada suatu rumah sakit dapat digunakan untuk
menggambarkan kemampuan rumah sakit dimaksud dalam
memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat. Di Provinsi
Jambi tahun 2014 jumlah tempat tidur berjumlah sebanyak 2.954
tempat tidur. Adapun jumlah tempat tidur tahun 2013 terbanyak
masih dimiliki oleh RSU Raden Mattaher Jambi dengan 321

129
tempat tidur diikuti oleh Rumah Sakit Jiwa dengan 270 tempat
tidur. Sedangkan jumlah tempat tidur paling sedikit terdapat di
Rumah Sakit Bersalin Puri Medika dengan hanya 12 tempat tidur.

3. Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat


Upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat dilakukan dengan
menerapkan berbagai pendekatan, termasuk dengan melibatkan
masyarakat sesuai dengan potensi yang mereka miliki. Pendekatan
dimaksud bisa dilihat dalam pengembangan sarana Upaya
Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM). UKBM antara
lain terdiri dari Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu), Pos Kesehatan
Desa (Poskesdes) di Desa Siaga, Tanaman Obat Keluarga (Toga),
dan Pos Obat Desa (POD).

Salah satu jenis UKBM yang sudah lama dikembangkan dan


sangat dikenal baik oleh masyarakat adalah posyandu. Dalam
menjalankan fungsinya, posyandu diharapkan dapat melaksanakan
5 program prioritas yaitu kesehatan ibu dan anak, keluarga
berencana, perbaikan gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare..
Dalam rangka menilai kinerja dan perkembangannya, posyandu
diklasifikasikan menjadi empat tingkatan yakni, Posyandu
Pratama, Posyandu Madya, Posyandu Purnama dan Posyandu
Mandiri.

Di tahun 2013 Provinsi Jambi terdapat 3.332 Posyandu aktif,


dimana angka tersebut didapat dari penjumlahan semua posyandu

130
aktif di Provinsi Jambi yaitu 459 Posyandu Pratama, 1474
Posyandu Madya, 1098 Posyandu Purnama, dan 301 Posyandu
Mandiri. Sedangkan pada tahun 2014 jumlah posyandu aktif di
Provinsi Jambi turun menjadi 1.393 posyandu dengan rincian
sebagai berikut; 427 Posyandu Pratama, 1413 Posyandu Madya,
1087 Posyandu Purnama, dan 306 Posyandu Mandiri.

Jumlah Posyandu Pratama di tahun 2013 berkurang di tahun 2014,


yakni dari 459 menjadi 427 posyandu, namun jumlah Posyandu
Mandiri naik di tahun 2013 menjadi 306 posyandu. Informasi
selengkapnya mengenai keadaan posyandu di tiap kabupaten/kota
dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Gambar 5.4
Persentase Posyandu Aktif Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 43.5


Batanghari 62.8
Sarolangun 51
Kota Jambi 48.42
Muaro Jambi 48.4
Tebo 46.36
Tanjab Barat 40.5
Merangin 37.78
Kerinci 34.72
Tanjab Timur 31.47
Bungo 26.73
Sungai Penuh 12.5

0 10 20 30 40 50 60 70

Sumber : Bidang PKM, 2014

131
Poskesdes merupakan upaya kesehatan bersumber daya masyarakat
yang dibentuk didesa sebagai upaya untuk mempermudah akses
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan dengan mendekatkan
penyediaan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
Kegiatan utama poskesdes yaitu pengamatan dan kewaspadaan dini
(surveilans perilaku beresiko, lingkungan dan masalah kesehatan
lainnya), penanganan kegawatdaruratan kesehatan dan
kesiapsiagaan terhadap bencana serta pelayanan kesehatan.
Pelayanan yang diberikan poskesdes juga mencakup tempat
pertolongan persalinan dan pelayanan KIA. Poskesdes merupakan
salah satu indikator sebuah desa untuk disebut desa siaga. Untuk
tahun 2013 Provinsi Jambi sudah memiliki 614 Poskesdes dan
1.548 Desa Siaga. Di tahun 2014 jumlah Poskesdes meningkat
menjadi 636 poskesdes dan jumlah desa siaga turun menjadi 1.288
Desa Siaga.

4. Institusi Pendidikan Tenaga Kesehatan


a. Jumlah, Jenis dan Persebaran Institusi
Pembangunan kesehatan berkelanjutan membutuhkan tenaga
kesehatan yang memadai baik dari segi jumlah maupun kualitas.
Untuk menghasilkan tenaga kesehatan yang berkualitas tentu saja
dibutuhkan proses pendidikan yang berkualitas pula. Kementrian
Kesehatan merupakan institusi dari sektor pemerintah yang
berperan didalam penyedian tenaga kesehatan yang berkualitas
tersebut. Dalam penyelenggaraan tenaga kesehatan jenjang
pendidikan menengah dan Diploma (D-III) yang berada dibawah

132
pembinaan Kementrian Kesehatan dikelompokkan dalam
Politeknik Kesehatan (milik Kemenkes) dan Non Poltekkes (milik
swasta,TNI/ POLRI dan Pemda). Pada tahun 2013 dan 2014
jumlah institusi Diknakes di Provinsi Jambi sebanyak 16 institusi,
yang terdiri dari 4 jurusan/ program studi di Poltekes dan 12
institusi Non poltekkes.

Gambar 5.5
Jumlah Program Studi Pada Institusi Poltekes dan Non
Poltekes Di Provinsi Jambi tahun 2014
8
7 Poltekes Non Poltekes

6
6

2
1 1 1 1 1 1

0
Keperawatan Kebidanan Kesling Kesehatan Analis Kes Farmasi
Gigi

Sumber : Bidang Bindasigun, 2014

Gambar menunjukkan jumlah program pada institusi Diknakes non


poltekkes; untuk prodi keperawatan terdiri dari keperawatan,
kebidanan, kesehatan lingkungan dan kesehatan gigi.

133
b. Akreditasi Institusi
Dengan banyaknya institusi pendidikan tenaga kesehatan yang ada
saat ini, Kementrian Kesehatan berusaha melakukan upaya untuk
terus meningkatkan kualitas pendidikan. Akreditasi merupakan
salah satu upaya pembinaan yang dilakukan terhadap institusi-
institusi pendidikan kesehatan yang ada, selain itu juga untuk
melihat kualitas dari masing-masing institusi.

Akreditasi dilaksanakan bagi institusi yang telah menjalankan


perkuliahan sampai dengan semester V (lima), dan institusi lama
yang telah habis masa berlaku akreditasinya. Pada tahun 2007 ,
institusi Diknakes milik Kemenkes mengalami perubahan status
kelembagaan dari Akdemi menjadi Poltekkes. Untuk melihat
perubahan-perubahan yang terjadi pada Poltekkes, mulai tahun
2004 Pusdiknakes melakukan akreditasi terhadap jurusan /
program studi poltekkes yang ada.

B. TENAGA KESEHATAN
Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri
dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau
keterampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk
jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Pada 2013 Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM-Kesehatan)
yang bekerja pada unit kerja/ unit pelayanan kesehatan dalam
wilayah administratif Provinsi Jambi berjumlah : 12.499 orang,

134
terdiri dari 10.087 orang memiliki latar belakang pendidikan
formal kesehatan dan 2.412 orang memiliki latar belakang
pendidikan formal non-kesehatan. Untuk tahun 2014 jumlah
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM-Kesehatan) yang bekerja
pada unit kerja/ unit pelayanan kesehatan dalam wilayah
administratif Provinsi Jambi adalah : 14.419 orang, terdiri dari
11.729 orang memiliki latar belakang pendidikan formal kesehatan
dan 2.690 orang memiliki latar belakang pendidikan formal non-
kesehatan.
Gambar 5.6
Proporsi SDM Kesehatan Menurut Latar Belakang Pendidikan
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Non Kesehatan,
17.26%
Kesehatan,
82.74%

Sumber : Bidang Bindasigun, 2014

1. Jumlah dan Rasio Tenaga Kesehatan


Salah satu unsur yang berperan dalam percepatan pembangunan
kesehatan adalah tenaga kesehatan yang bertugas di sarana
pelayanan kesehatan dimasyarakat. Menurut pendataan Bidang
Evaluasi dan Pengendalian, jumlah tenaga medis di Kabupaten/

135
Kota dan Provinsi Jambi tahun 2014 sebanyak 1.115 orang terdiri
dari dokter spesialis sebanyak 283 orang, dokter umum sebanyak
658 dan dokter gigi sebanyak 174 orang. Rasio dokter umum
terhadap 100.000 penduduk adalah sebesar 19,6 per 100.000
penduduk di kabupaten/ kota. Tahun 2013 dokter spesialis
berjumlah 312 orang dengan rasio sebesar 9,43 per 100.000
penduduk di kabupaten/ Kota. Rasio dokter gigi tahun 2013 adalah
sebesar 4,53 per 100.0000 penduduk.

Adapun Rasio dokter umum terhadap jumlah penduduk menurut


kabupaten/ kota dapat dilihat pada gambar 5.7
Gambar 5.7
Rasio Dokter Umum Terhadap 100.000 Penduduk
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 19.6

Tanjab Timur 13.6

Sungai Penuh 12.7

Batanghari 11

Tanjab Barat 9.88

Kota Jambi 9.1

Kerinci 9

Sarolangun 9

Merangin 7

Tebo 6.1

Bungo 5.9

Muaro Jambi 3.8

0 5 10 15 20 25

Sumber : Bidang Bindasigun, 2014

136
Pada tahun 2014 jumlah dokter umum yang ada diPuskesmas per
kabupaten/ kota berjumlah sebanyak 664 orang. Apabila dilihat
dari tabel diatas dapat dilihat bahwa rasio dokter umum terhadap
100.000 penduduk yang ada di Kabupaten Kota tertinggi adalah di
Kota Jambi (47,25 per 100.000 penduduk), sedangkan yang
terendah adalah di Kabupaten Tebo (9,02 per 100.000 penduduk).
Adapun rasio dokter umum untuk Provinsi Jambi sebesar 20,07 per
100.000 penduduk.

Jumlah tenaga dokter gigi dipuskesmas di kabupaten/kota pada


tahun 2014 sebanyak 174 orang dengan rasio sebesar 5,2 per
100.000 penduduk. Kabupaten/ kota dengan rasio tertinggi adalah
Tanjab Timur dengan rasio sebesar 13,6 per 100.000 penduduk,
sedangkan terendah adalah Kabupaten Muaro Jambi 3,8 dengan
rasio 2,99 per 100.000 penduduk.

Terdapat 3.432 bidan dikabupaten/ kota dalam Provinsi Jambi pada


tahun 2014 dengan rasio sebesar 102,6 per 100.000 penduduk.
Kabupaten/ kota dengan rasio tertinggi terdapat pada Kabupaten
Tanjab Barat dengan rasio 157,4 per 100.000 penduduk dan yang
terendah adalah Kota Sungai Penuh dengan rasio 42,9 per 100.000
penduduk.

Sementara itu jumlah perawat di Provinsi Jambi tahun 2014 adalah


4.367 orang dengan rasio sebesar 130,6 terhadap 100.000
penduduk, Kabupaten/ kota dengan rasio tertinggi terdapat pada

137
Tanjab Timur dengan rasio 118,3 per 100.000 penduduk dan yang
terendah adalah Kabupaten Kota Jambi dengan rasio 29,3 per
100.000 penduduk. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada lampiran
tabel 74 s/d 78.

2. Persebaran Sumber Daya Manusia (SDM) Kesehatan


Sumber Daya Manusia Kesehatan di Provinsi Jambi terdiri dari
SDM Kesehatan yang bertugas di unit kesehatan (sarana pelayanan
dan non pelayanan) diprovinsi dan kabupaten/ kota, dengan status
kepegawaian PNS, CPNS, PTT, TNI/ POLRI dan swasta. SDM
Kesehatan tersebut bekerja di Dinas Kesehatan Provinsi dan unit
pelaksana teknis (UPT), Dinas Kabupaten/Kota dan UPT, rumah
sakit/ Poliklinik dan sarana kesehatan lainnya milik pemerintah
pusat, pemerintah daerah, swasta dan TNI/ POLRI.

Dari data yang diterima tahun 2013 terdapat sebanyak 14.419


orang bekerja pada sektor kesehatan yang terdiri dari 11.729 orang
tenaga kesehatan dan 2.690 orang tenaga non kesehatan. Tenaga
kesehatan terdiri dari 1.330 orang tenaga medis, 4.753 orang
tenaga keperawatan, 2.876 orang tenaga bidan, 726 orang tenaga
kefarmasian, 721 orang tenaga kesehatan masyarakat, 232 orang
tenaga gizi, 70 orang tenaga keterapian fisik, 566 orang keteknisan
medis. Sementara itu tahun 2014 terdapat sebanyak 14.337 orang
bekerja pada sektor kesehatan yang terdiri dari 11.863 orang tenaga
kesehatan dan 2.474 orang tenaga non kesehatan. Tenaga
kesehatan terdiri dari 1.121 orang tenaga medis, 4.748 orang

138
tenaga keperawatan, 3.433 orang tenaga bidan, 664 orang tenaga
kefarmasian, 1.066 orang tenaga kesehatan masyarakat, 234 orang
tenaga gizi, 61 orang tenaga keterapian fisik, 536 orang keteknisan
medis.

Puskesmas merupakan ujung tombak dalam pelayanan kesehatan


masyarakat, kinerjanya sangat dipengaruhi ketersediaan sumber
daya manusia yang dimiliki, terutama ketersedian tenaga
kesehatan. Pada tahun 2014 terdapat 5.684 orang yang bertugas di
puskesmas dengan rincian 5.382 orang tenaga kesehatan dan 302
orang tenaga non kesehatan. Dari seluruh jumlah tenaga kesehatan,
dokter umum yang bertugas di puskesmas sebanyak 658 orang, bila
dibandingkan jumlah puskesmas yang terdata tenaganya
(186puskesmas) dengan jumlah dokter, maka rasio dokter umum
adalah 20,07 dokter umum per puskesmas. Jumlah dokter gigi di
Puskesmas pada tahun 2014 sebanyak 174 orang, bila
dibandingkan dengan seluruh puskesmas maka dapat diartikan
bahwa belum seluruh puskesmas memiliki dokter gigi. Rasio
dokter gigi terhadap puskesmas yaitu 5,2 per puskesmas.

139
C. PEMBIAYAAN KESEHATAN
Salah satu komponen sumber daya yang diperlukan dalam
menjalankan pembangunan kesehatan adalah pembiayaan
kesehatan. Pembiayaan kesehatan bersumber dari pemerintah dan
pembiayaan yang bersumber dari masyarakat.
1. Anggaran Kesehatan Provinsi
Anggaran Kesehatan APBD Provinsi Jambi dibagi berdasarkan
program/ kegiatan kesehatan yang terdiridari Dinas Kesehatan
Provinsi, Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Jiwa. Program/
kegiatan yang bersifat promotif yaitu promosi kesehatan dan
pemberdayaan masyarakat diberikan pada Dinas Kesehatan.
Sedangkan program/ kegiatan yang bersifat kuratif dan
rehabilitatif diberikan pada Rumah Sakit.

Tabel 5.1
Alokasi Anggaran Kesehatan Sumber Dana APBD dan
APBN Provinsi Jambi Tahun 2014

No Sumber Dana Alokasi


1. Total APBN Provinsi Rp. 21.413.345.000.
2. Total APBD Provinsi Rp. 36.446.850.809,6.
a. APBD Dinkes Provinsi Rp. 36.446.850.809,6.
b. APBD RSU Provinsi Rp. 199.862.159.008,48.
c. APBD RSJ Provinsi Rp. 30.687.259.600,62.
Jumlah Dana Kesehatan Rp. 266.996.269.417,11.
Sumber : Subbag Program & Evdal Prov. Jambi, 2014 dan Official Website Prov Jambi

Untuk tahun 2014 dana yang tersedia berjumlah sebesar


Rp. 266.996.269.417,11. yang terdiri dari dana APBN sebesar
Rp. 21.413.345.000 dan APBD sebesar Rp. 36.446.850.809,6.
140
Selain anggaran bersumber dari APBD Provinsi, anggaran
kesehatan juga bersumber dari APBN dalam bentuk dana
dekonsentrasi, DAK, dan BOK. Informasi selengkapnya tentang
alokasi anggaran kesehatan di Provinsi Jambi tahun 2014
terdapat pada lampiran tabel 82 .

Gambar 5.8
Alokasi Anggaran Kesehatan Di Provinsi Jambi
Tahun 2014

APBN, 37.01%

APBD Prov,
62.99%

Sumber ; Bidang Bindasigun, 2014 dan Official Website Prov Jambi

2. Pembiayaan Jaminan Kesehatan Masyarakat


Menurut data tahun 2013 hanya 42 % penduduk yang tercakup
oleh jaminan pembiayaan/ asuransi kesehatan. Persentase
penduduk yang memiliki jaminan pembiayaan oleh program
jaminan pembiayaan/ asuransi disajikan pada gambar 5.9
menurut sumber pembiayaan sampai tahun 2014.

141
Gambar 5.9
Persentase Yang Dilindungi Jaminan Kesehatan
Masyarakat/ Asuransi Kesehatan
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Mandiri
9.07%

Jamkesda Askes
9.49% 17.45%

Jamkesda TNI
0.00% Polri 0.77%
0.73%

PBI
62.49%

Askes TNI Polri PBI


Jamkesda Jamkesda Mandiri

Sumber ; Bidang PKM, 2014

Pada tahun 2014 terdapat 186 unit Puskesmas di Provinsi Jambi


melayani Jamkesmas. Untuk pelayanan kesehatan rujukan
tersedia 32 Rumah Sakit yang persentase terbesarnya
merupakan rumah sakit umum dan khusus milik pemerintah
sebanyak 736.292 orang rawat jalan dan 127.846 rawat inap
secara keseluruhan peserta jamkesmas dilayani oleh rumah sakit
pemerintah. Gambar 5.10 menunjukkan cakupan pemberi
pelayanan kesehatan rujukan peserta jamkesmas di Provinsi
Jambi tahun 2014.

142
Gambar 5.10
Cakupan Layanan Kesehatan Rujukan Rawat Inap dan Rawat
Jalan Peserta Jamkesmas Menurut Kabupaten/ Kota
Di Provinsi Jambi Tahun 2014

Provinsi Jambi 1
3.33
Kota Jambi 1.7
4.33
Kerinci 2.1
3.22
Tanjab Barat 0.9
2.86
Sarolangun 1.6
1.62
Bungo 1.9
1.55
Merangin 1.3
1.3
Batanghari 0.7
1.14
Tanjab Timur 0.3
0.81
Tebo 0.2
0.55 R Inap
Muaro Jambi 0.3
0.31 R Jalan
Sungai Penuh 0
0

0 1 2 3 4 5
Sumber : Bidang PKM, 2014

Sementara di tahun 2014 terdapat sekitar 44,1% penduduk yang


tercakup oleh jaminan pembiayaan/ asuransi kesehatan. Data
mengenai persentase penduduk yang memiliki jaminan
pembiayaan/ asuransi kesehatan menurut kabupaten/ kota untuk
tahun 2014 terdapat pada Lampiran tabel 55.

Peserta Jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan


komprehensif dan berjenjang dari pelayanan kesehatan dasar di
puskesmas dan jaringannya hingga pelayanan kesehatan rujukan
di Rumah Sakit.

Dalam upaya meningkatkan keterjangkauan masyarakat miskin


dan hampir miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah

143
melalui Kementrian Kesehatan dan beberapa pemerintah daerah
telah memberikan jaminan pelayanan kesehatan secara gratis di
puskesmas dan kelas III di rumah sakit bagi peserta Jaminan
Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas).

***

144
BAB 6
KESIMPULAN

Provinsi Jambi berada di Pulau Sumatera yang memiliki luas


wilayah 50.160,05 km2 terdiri dari 11 kabupaten/kota dengan jumlah
penduduk 3.344.421 jiwa. Persebaran penduduk Provinsi Jambi masih
terpusat di Kota Jambi yaitu sebesar 16,98 persen, Kabupaten Muaro
Jambi, Kabupaten Merangin dan Kabupaten Bungo dengan sebaran
penduduk berkisar antara 10 12 persen, sedangkan kabupaten
lainnya dengan persebaran penduduk kurang dari 10 persen.
Kependudukan merupakan faktor yang sangat strategis dalam
kerangka pembangunan nasional, antara lain adalah: (1)
Kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk merupakan pusat
dari seluruh kebijaksanaan dan program pembangunan yang
dilakukan. Sebagai subyek pembangunan maka penduduk harus dibina
dan dikembangkan sehingga mampu menjadi penggerak
pembangunan. Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati
oleh penduduk yang bersangkutan, (2) Keadaan dan kondisi
kependudukan yang ada sangat mempengaruhi dinamika
pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk
yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang memadai akan
merupakan pendorong bagi pertumbuhan ekonomi. Sebaliknya jumlah
penduduk yang besar jika diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah,
menjadikan penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan, (3)
Dampak perubahan dinamika kependudukan baru akan terasa dalam
jangka yang panjang. Karena dampaknya baru terasa dalam jangka

145
waktu yang panjang, sering kali peranan penting penduduk dalam
pembangunan terabaikan. Sebagai contoh, beberapa ahli kesehatan
memperkirakan bahwa krisis ekonomi dewasa ini akan memberikan
dampak negatif terhadap kesehatan seseorang selama 25 tahun
kedepan atau satu generasi.
Keberhasilan penduduk dalam mencapai kualitas hidup
merupakan indikator penting Indeks Pembangunan Manusia (IPM),
juga sebagai data strategis karena dapat mengukur kinerja pemerintah
serta sebagai salah satu penentuan Dana Alokasi Umum (DAU). Saai
ini IPM dihitung dengan metode baru dengan komponen angka
harapan hidup saat lahir, angka harapan sekolah dan rata-rata lama
sekolah, serta Produk Nasional Bruto (PNB) menggantikan Produk
Domestik Bruto (PDB) karena lebih menggambarkan pendapatan
masyarakat pada suatu wilayah. Pada penghitungan IPM dengan
metode baru, terjadi peningkatan IPM di Provinsi Jambi sejak tahun
2010 sampai dengan tahun 2014.
Derajat kesehatan masyarakat banyak dipengaruhi oleh berbagai
faktor, bukan hanya dilakukan oleh sektor kesehatan saja seperti
pelayanan kesehatan, sarana, dan prasarana namun juga dipengaruhi
oleh faktor ekonomi, lingkungan sosial, keturunan, dan faktor lainnya.
Faktor-faktor ini juga mempengaruhi kejadian morbiditas, mortalitas
dan status gizi masyarakat.
Mortalitas atau kematian merupakan angka kematian yang
terjadi pada kurun waktu tertentu yang diakibatkan oleh keadaan
tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya. Beberapa

146
angka kematian yaitu kematian bayi, kematian balita, dan kematian
ibu.
Angka Kematian Bayi (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR)
dapat didefenisikan sebagai banyaknya bayi meninggal sebelum
mencapai usia 1 tahun yang di nyatakan dalam 1.000 kelahiran hidup
pada tahun yang sama. Angka kematian bayi merupakan indikator
yang biasa digunakan untuk menentukan derajat kesehatan
masyarakat, baik pada tingkat provinsi maupun nasional. Secara
nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) yang dilakukan lima tahun sekali terjadi penurunan AKB
sejak tahun 1991 sebesar 68 per 1 000 kelahiran hidup menjadi 32 per
1 000 kelahiran hidup hasil SDKI terakhir tahun 2012, begitupun
dengan AKB Provinsi Jambi menunjukkan kecenderungan penurunan
sejak tahun 1991 sebesar 74 per 1000 kelahiran hidup menjadi 34 per
1000 kelahiran hidup pada tahun 2012. Beberapa faktor yang dapat
menurunkan AKB diantaranya pemerataan pelayanan kesehatan dan
fasilitas kesehatan.
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah anak yang
meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun yang dinyatakan sebagai
angka per 1.000 kelahiran hidup. Pada periode tahun tertentu.
AKABA mempersentasekan peluang terjadinya kematian pada fase
antara kelahiran dan sebelum umur 5 tahun. Angka Kematian Balita
secara nasional berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) terjadi penurunan sejak tahun 1991 sebesar 97 per 1
000 kelahiran hidup menjadi 40 per 1 000 kelahiran hidup hasil SDKI
terakhir tahun 2012, begitupun dengan AKABA Provinsi Jambi

147
menunjukkan kecenderungan penurunan sejak tahun 1991 sebesar 102
per 1000 kelahiran hidup menjadi 36 per 1000 kelahiran hidup pada
tahun 2012, angka ini sudah di bawah angka nasional.
Sedangkan Angka Kematian Ibu (AKI) atau Maternal Mortality
Rate (MMR) adalah jumlah kematian ibu akibat proses kelahiran,
persalinan, dan pasca persalinan per 100.000 kelahiran hidup pada
masa tertentu. atau angka pengukuran risiko kematian wanita yang
berkaitan dengan peristiwa kehamilan. Kematian ibu adalah kematian
wanita dalam masa kehamilan, persalinan dan dalam masa 42 hari (6
minggu) setelah berakhirnya kehamilan tanpa memandang usia
kehamilan maupun tempat melekatnya janin, oleh sebab apapun yang
berkaitan dengan atau diperberat oleh kehamilan atau pengelolaannya,
bukan akibat kecelakaan. Angka Kematian Ibu secara nasional
berdasarkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukkan kecenderungan menurun, pada tahun 1994 sebesar 390
per 100 000 kelahiran hidup menjadi 228 per 100 000 kelahiran hidup
pada tahun 2007, tetapi terjadi peningkatan menjadi 359 per 100.000
kelahiran hidup dari hasil SDKI terakhir tahun 2012. AKI di Provinsi
Jambi terjadi penurunan sejak tahun 2012, berdasarkan hasil
penghitungan proyeksi 110 per 100 000 kelahiran hidup menjadi 75
per 100 000 kelahiran hidup pada tahun 2014.
Morbiditas dapat diartikan sebagai angka kesakitan, baik
insiden maupun prevalen dari suatu penyakit. Morbiditas
menggambarkan kejadian penyakit pada kurun waktu tertentu. Pola
sepuluh penyakit terbesar di Provinsi Jambi sejak kurun tiga tahun
terakhir sejak tahun 2012 cenderung sama yaitu penyakit infeksi akut

148
lain saluran pernafasan, untuk tahun 2014 penyakit ini sebanyak
34,14% kasus di Puskesmas Provinsi Jambi.
Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan
penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan.
Secara umum upaya kesehatan terdiri atas dua unsur utama,
yaitu upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perorangan.
Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah, dan atau masyarakat serta swata untuk memelihara
dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi
timbulnya masalah kesehatan di masyarakat. Sedangkan upaya
kesehatan perorangan adalah setiap kegiatan yang dilakukan
pemerintah dan atau masyarakat serta swasta untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. Kesehatan perorangan
mencakup upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan, dan
pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan.
Upaya pelayanan kesehatan dasar merupakan langkah awal
yang sangat penting dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
masyarakat. Berbagai pelayanan kesehatan dasar yang dilaksanakan
berupa pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), pelayanan Keluarga
Berencana (KB), dan pelayanan imunisasi,.

149
Pelayanan kesehatan ibu dan anak adalah upaya di bidang
kesehatan yang menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil,
ibu bersalin, ibu menyusui, bayi, dan anak balita serta anak
prasekolah. Seorang ibu berperan penting dalam pertumbuhan bayi
dan perkembangan anak. Gangguan kesehatan yang dialami seorang
ibu yang sedang hamil dapat mempengaruhi kesehatan janin dalam
kandungannya hingga kelahiran dan masa pertumbuhan anaknya.
Adapun upaya yang dilakukan berupa pelayanan antenatal,
pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dengan kompetensi
kebidanan, pelayanan kesehatan ibu nifas, penanganan komplikasi
obstetric dan neonatal, kunjungan neonatal, pelayanan kesehatan bayi,
pelayanan kesehatan balita, dan pelayanan kesehatan pada siswa SD
setingkat.
Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh
tenaga kesehatan selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai
dengan standar pelayanan kepada ibu hamil antara lain dokter spesial
kebidanan, dokter, bidan dan perawat. Hasil pencapaian program
kesehatan ibu hamil dapat dinilai dengan menggunakan indikator
cakupan K1 dan K4. Cakupan K1 dan K4 di Provinsi Jambi
mengalami peningkatan sejak tahun 2007 sampai dengan 2014.
Cakupan K1 meningkat dari 91,78% pada tahun 2007 menjadi 98,89%
pada tahun 2014, sedangkan cakupan K4 meningkat dari 82,42%
meningkat menjadi 93,39% pada tahun 2014. Cakupan pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan di Provinsi Jambi mengalami
peningkatan sejak tahun 2007 dari 75,94% menjadi 91,9% pada tahun
2014, cakupan pelayanan ibu nifas di Provinsi Jambi tahun 2014 telah

150
mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 92,61% (target 90%),
pun cakupan penanganan komplikasi kebidanan di Provinsi Jambi
tahun 2014 telah mencapai target sebesar 84,55% (target 75%),
kunjungan neonatal pertama (KN1) di Provinsi Jambi tahun 2014 juga
telah mencapai target yang ditetapkan yaitu sebesar 96,5% (target
95%). Untuk pelayanan kesehatan bayi di Provinsi Jambi tahun 2014
juga telah memenuhi target yaitu sebesar 93,8% (target 90%),
sedangkan cakupan kunjungan balita di Provinsi Jambi tahun 2014
belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu sebesar 77,88% (target
90%), dan pelayanan kesehatan siswa SD setingkat di Provinsi Jambi
tahun 2014 sebesar 95,84%.
Pelayanan keluarga berencana dapat dilihat dari cakupan
peserta KB yang sedang/ pernah menggunakan alat kontrasepsi,
tempat pelayanan KB, dan jenis kontrasepsi yang digunakan akseptor.
Untuk pelayanan imunisasi, dilakukan pelayanan imunisasi
dasar pada bayi yang meliputi satu dosis BCG, tiga dosis DPT, empat
dosis Polio, empat dosis Hepatitis, dan satu dosis Campak. Serta
pelayanan imunisasi yang diberikan pada ibu hamil.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas,
salah satu faktor pendukungnya adalah sumber daya kesehatan.
Sumber daya kesehatan dapat digambarkan dengan keadaan sarana
kesehatan, tenaga kesehatan, dan pembiayaan kesehatan.
Sarana kesehatan meliputi puskesmas, rumah sakit, sarana
upaya kesehatan bersumber daya masyarakat, sarana produksi dan
diatribusi kefarmasian dan alat kesehatan, serta institusi pendidikan
kesehatan.

151
Sedangkan tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan.
Pembiayaan kesehatan sendiri merupakan salah satu komponen
sumber daya yang diperlukan dalam pembangunan kesehatan.
Pembiayaan kesehatan disini bersumber dari pemerintah dan
pembiayaan yang bersumber dari masyarakat.
Pembiayaan yang bersumber masyarakat, misalnya pembiayaan
jaminan kesehatan masyarakat. Di Provinsi Jambi menurut data tahun
2013 hanya 42% penduduk tercakup oleh jaminan pembiayaan/
asuransi kesehatan, dan tahun 2014 meningkat menjadi 44,1%
penduduk yang dijamin pembiayaan/ asuransi kesehatannya.
Peserta Jamkesmas mendapatkan pelayanan kesehatan
komprehensif dan berjenjang dari pelayanan kesehatan dasar di
puskesmas dan jaringannya hingga pelayanan kesehatan rujukan di
Rumah Sakit.

Dalam upaya meningkatkan keterjangkauan masyarakat miskin


dan hampir miskin terhadap pelayanan kesehatan, pemerintah melalui
Kementrian Kesehatan dan beberapa pemerintah daerah telah
memberikan jaminan pelayanan kesehatan secara gratis di puskesmas
dan kelas III di rumah sakit bagi peserta Jaminan Kesehatan
Masyarakat (Jamkesmas).

***

152
TABEL 1

LUAS WILAYAH, JUMLAH DESA/KELURAHAN, JUMLAH PENDUDUK, JUMLAH RUMAH TANGGA,


DAN KEPADATAN PENDUDUK MENURUT KABUPATEN/KOTA
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

LUAS JUMLAH JUMLAH RATA-RATA KEPADATAN


JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA WILAYAH DESA + RUMAH JIWA/RUMAH PENDUDUK
DESA KELURAHAN PENDUDUK
(km 2) KELURAHAN TANGGA TANGGA per km 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KERINCI 3.355,27 285 2 287 234.003 68.069 3,44 69,74
2 MERANGIN 7.679,00 207 10 217 360.187 91.015 3,96 46,91
3 SAROLANGUN 6.184,00 149 9 158 272.203 65.506 4,16 44,02
4 BATANGHARI 5.804,00 100 13 113 257.201 62.678 4,10 44,31
5 MUARO JAMBI 5.326,00 150 5 155 388.323 96.903 4,01 72,91
6 TANJAB TIMUR 5.445,00 73 20 93 212.084 52.858 4,01 38,95
7 TANJAB BARAT 4.649,85 114 20 134 304.899 76.444 3,99 65,57
8 TEBO 6.461,00 107 5 112 324.919 80.242 4,05 50,29
9 BUNGO 4.659,00 141 12 153 336.320 81.986 4,10 72,19
10 KOTA JAMBI 205,43 0 62 62 568.062 134.700 4,22 2765,23
11 KOTA SUNGAI PENUH 391,50 65 4 69 86.220 22.628 3,81 220,23

JUMLAH (KAB/KOTA) 50.160,05 1391 162 1553 3.344.421 833.029 4,01 66,67

Sumber: - BPS Provinsi Jambi


TABEL 2

JUMLAH PENDUDUK MENURUT JENIS KELAMIN DAN KELOMPOK UMUR


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK
NO KELOMPOK UMUR (TAHUN)
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI+PEREMPUAN RASIO JENIS KELAMIN
1 2 3 4 5 6

1 0-4 165.044 158.916 323.960 103,86


2 5-9 162.704 157.952 320.656 103,01
3 10 - 14 157.547 154.370 311.917 102,06
4 15 - 19 152.084 147.224 299.308 103,30
5 20 - 24 154.187 148.056 302.243 104,14
6 25 - 29 152.674 144.907 297.581 105,36
7 30 - 34 147.987 144.873 292.860 102,15
8 35 - 39 140.997 134.600 275.597 104,75
9 40 - 44 122.013 113.920 235.933 107,10
10 45 - 49 100.678 94.354 195.032 106,70
11 50 - 54 82.492 77.007 159.499 107,12
12 55 - 59 64.111 57.911 122.022 110,71
13 60 - 64 43.179 38.198 81.377 113,04
14 65 - 69 26.541 25.977 52.518 102,17
15 70 - 74 17.764 18.633 36.397 95,34
16 75+ 16.744 20.777 37.521 80,59

JUMLAH 1.706.746 1.637.675 3.344.421 104,22


ANGKA BEBAN TANGGUNGAN (DEPENDENCY RATIO) 48

Sumber: BPS Provinsi Jambi


TABEL 3

PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG MELEK HURUF


DAN IJAZAH TERTINGGI YANG DIPEROLEH MENURUT JENIS KELAMIN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH PERSENTASE
NO VARIABEL LAKI-LAKI+ LAKI-LAKI+
LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS 1.378.998 1.320.807 2.699.805
PENDUDUK BERUMUR 10 TAHUN KE ATAS YANG
2 1.305.828 1.193.923 2.499.751 94,69 90,39 92,59
MELEK HURUF
PERSENTASE PENDIDIKAN TERTINGGI YANG
3
DITAMATKAN:
a. TIDAK MEMILIKI IJAZAH SD 221.154 237.829 458.983 16,04 18,01 17,00
b. SD/MI 389.975 280.619 670.594 28,28 21,25 24,84
c. SMP/ MTs 278.919 246.160 525.079 20,23 18,64 19,45
d. SMA/ MA 273.124 213.834 486.958 19,81 16,19 18,04
e. SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN 68.383 45.560 113.943 4,96 3,45 4,22
f. DIPLOMA I/DIPLOMA II 7.319 10.527 17.846 0,53 0,80 0,66
g. AKADEMI/DIPLOMA III 11.670 19.637 31.307 0,85 1,49 1,16
h. UNIVERSITAS/DIPLOMA IV 53.839 49.761 103.600 3,90 3,77 3,84
i. S2/S3 (MASTER/DOKTOR) 4.896 2.868 7.764 0,36 0,22 0,29

Sumber: BPS Provinsi Jambi


TABEL 4

JUMLAH KELAHIRAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH KELAHIRAN
NAMA LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS
HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI HIDUP MATI HIDUP + MATI
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 2.110 10 2.120 2.131 9 2.140 4.241 19 4.260
2 MERANGIN 22 3.860 35 3.895 3.671 13 3.684 7.531 48 7.579
3 SAROLANGUN 15 2.875 19 2.894 2.751 6 2.757 5.626 25 5.651
4 BATANGHARI 17 2.747 28 2.775 2.618 22 2.640 5.365 50 5.415
5 MUARO JAMBI 19 4.436 11 4.447 4.079 15 4.094 8.515 26 8.541
6 TANJAB TIMUR 17 1.950 10 1.960 1.867 10 1.877 3.817 20 3.837
7 TANJAB BARAT 16 3.530 17 3.547 3.341 4 3.345 6.871 21 6.892
8 TEBO 17 3.474 26 3.500 3.217 20 3.237 6.691 46 6.737
9 BUNGO 18 3.433 14 3.447 3.193 10 3.203 6.626 24 6.650
10 KOTA JAMBI 20 6.019 5 6.024 7.060 4 7.064 13.079 9 13.088
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 917 2 919 944 1 945 1.861 3 1.864

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 35.351 177 35.528 34.872 114 34.986 70.223 291 70.514
ANGKA LAHIR MATI PER 1.000 KELAHIRAN (DILAPORKAN) 5,0 3,3 4,1

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

Keterangan : Angka Lahir Mati (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan Angka Lahir Mati yang sebenarnya di populasi
TABEL 5

JUMLAH KEMATIAN NEONATAL, BAYI, DAN BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH KEMATIAN
LAKI - LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
ANAK ANAK ANAK
NEONATAL BAYIa BALITA NEONATAL BAYIa BALITA NEONATAL BAYIa BALITA
BALITA BALITA BALITA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KERINCI 18 24 3 3 11 1 1 35 3 1 4
2 MERANGIN 22 31 9 1 10 4 1 1 35 10 1 11
3 SAROLANGUN 15 22 2 2 4 4 1 1 26 2 3 5
4 BATANGHARI 17 11 3 0 3 9 2 2 20 3 2 5
5 MUARO JAMBI 19 16 0 16 1 1 32 1 0 1
6 TANJAB TIMUR 17 13 4 3 7 3 3 2 5 16 7 5 12
7 TANJAB BARAT 16 18 0 12 1 1 2 30 1 1 2
8 TEBO 17 6 2 2 4 2 2 10 4 0 4
9 BUNGO 18 17 2 2 4 12 2 2 4 29 4 4 8
10 KOTA JAMBI 20 14 6 1 7 9 2 3 5 23 8 4 12
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 6 0 0 1 2 2 7 2 0 2

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 178 31 9 40 85 14 12 26 263 45 21 66


ANGKA KEMATIAN (DILAPORKAN) 5 1 0 1 2 0 0 1 4 1 0 1

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

Keterangan : - Angka Kematian (dilaporkan) tersebut di atas belum tentu menggambarkan AKN/AKB/AKABA yang sebenarnya di populasi
TABEL 6
JUMLAH KEMATIAN IBU MENURUT KELOMPOK UMUR, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KEMATIAN IBU
JUMLAH LAHIR JUMLAH KEMATIAN IBU HAMIL JUMLAH KEMATIAN IBU BERSALIN JUMLAH KEMATIAN IBU NIFAS JUMLAH KEMATIAN IBU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
HIDUP < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34 < 20 20-34
35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH 35 tahun JUMLAH
tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun tahun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 KERINCI 18 4.241 0 3 3 0 0 3 0 3
2 MERANGIN 22 7.531 0 4 1 5 3 3 0 7 1 8
3 SAROLANGUN 15 5.626 0 1 3 4 1 1 2 3 0 5
4 BATANGHARI 17 5.365 0 1 1 1 1 0 2 0 2
5 MUARO JAMBI 19 8.515 0 1 1 2 2 0 3 0 3
6 TANJAB TIMUR 17 3.817 0 5 5 0 0 5 0 5
7 TANJAB BARAT 16 6.871 0 2 2 4 1 1 0 3 2 5
8 TEBO 17 6.691 0 1 0 1 2 1 3 2 2 0 4
9 BUNGO 18 6.626 1 1 1 1 3 3 0 5 0 5
10 KOTA JAMBI 20 13.079 3 3 2 2 4 4 0 9 0 9
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 1.861 0 2 2 2 2 0 4 0 4

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 70.223 0 4 0 4 1 25 3 29 3 17 0 20 4 46 3 53


ANGKA KEMATIAN IBU (DILAPORKAN) 75

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


Keterangan:
- Jumlah kematian ibu = jumlah kematian ibu hamil + jumlah kematian ibu bersalin + jumlah kematian ibu nifas
- Angka Kematian Ibu (dilaporkan) tersebut di atas belum bisa menggambarkan AKI yang sebenarnya di populasi
TABEL 7

KASUS BARU TB BTA+, SELURUH KASUS TB, KASUS TB PADA ANAK, DAN CASE NOTIFICATION RATE (CNR) PER 100.000 PENDUDUK
MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH SELURUH
JUMLAH KASUS BARU TB BTA+ KASUS TB ANAK
JUMLAH PENDUDUK KASUS TB
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS 0-14 TAHUN
L P L P
L+P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 234.003 94 56,63 72 43,37 166 96 55,81 76 44,19 172 4 2,33
2 MERANGIN 22 360.187 173 63 101 36,86 274 190 63 113 37,29 303 7 2,31
3 SAROLANGUN 15 272.203 211 62 127 37,57 338 215 62 131 37,86 346 5 1,45
4 BATANGHARI 17 257.201 136 57 101 42,62 237 176 58 128 42,11 304 22 7,24
5 MUARO JAMBI 19 388.323 207 60 136 39,65 343 232 59 160 40,82 392 19 4,85
6 TANJAB TIMUR 17 212.084 166 63 98 37,12 264 184 65 101 35,44 285 6 2,11
7 TANJAB BARAT 16 304.899 182 62 110 37,67 292 191 61 124 39,37 315 3 0,95
8 TEBO 17 324.919 212 65 112 34,57 324 236 65 125 34,63 361 6 1,66
9 BUNGO 18 336.320 262 57 200 43,29 462 293 58 215 42,32 508 13 2,56
10 KOTA JAMBI 20 568.062 404 68 189 31,87 593 531 94 32 5,68 563 63 11,19
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 86.220 45 62 28 38,36 73 58 100 0,00 58 4 6,90

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 3.344.421 2.092 62 1.274 38 3.366 2.402 67 1.205 33 3.607 152 4

CNR KASUS BARU TB BTA+ PER 100.000 PENDUDUK 100,65

CNR SELURUH KASUS TB PER 100.000 PENDUDUK 107,85

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 8

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PENEMUAN KASUS TB PARU BTA+ MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TB PARU
SUSPEK % BTA (+)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS BTA (+)
TERHADAP SUSPEK
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 1.477 94 73 167 11,31
2 MERANGIN 22 1.870 175 102 277 14,81
3 SAROLANGUN 15 2.772 211 127 338 12,19
4 BATANGHARI 17 2.243 140 102 242 10,79
5 MUARO JAMBI 19 3.635 208 138 346 9,52
6 TANJAB TIMUR 17 3.197 168 98 266 8,32
7 TANJAB BARAT 16 2.322 184 124 308 13,26
8 TEBO 17 1.985 215 114 329 16,57
9 BUNGO 18 4.149 626 200 826 19,91
10 KOTA JAMBI 20 6.237 423 197 620 9,94
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 644 47 28 75 11,65

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 30.531 2.491 1.303 3.794 12,43

Sumber: Bidang Bina P2PL


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 9

ANGKA KESEMBUHAN DAN PENGOBATAN LENGKAP TB PARU BTA+ SERTA KEBERHASILAN PENGOBATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

ANGKA PENGOBATAN LENGKAP


ANGKA KESEMBUHAN (CURE RATE) ANGKA KEBERHASILAN
(COMPLETE RATE) JUMLAH KEMATIAN
BTA (+) DIOBATI PENGOBATAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SELAMA PENGOBATAN
L P L+P L P L+P (SUCCESS RATE/SR)

L P L + P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % L P L+P L P L+P


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 17 18 19 20 21 22 23 24
1 KERINCI 18 100 65 165 160 96,97 2 1,21 98,18 3
2 MERANGIN 22 175 96 271 164 60,52 47 17,34 77,86 13
3 SAROLANGUN 15 191 132 323 311 96,28 8 2,48 98,76 4
4 BATANGHARI 17 185 99 284 227 79,93 26 9,15 89,08 13
5 MUARO JAMBI 19 230 148 378 374 98,94 0 0,00 98,94 1
6 MUARO JAMBI 17 186 128 314 261 83,12 33 10,51 93,63 10
7 TANJAB BARAT 16 219 144 363 317 87,33 25 6,89 94,21 16
8 TEBO 17 172 114 286 232 81,12 30 10,49 91,61 4
9 BUNGO 18 222 129 351 344 98,01 0 0,00 98,01 2
10 KOTA JAMBI 20 436 266 702 558 79,49 37 5,27 84,76 27
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 48 33 81 56 69,14 9 11,11 80,25 5

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 2.164 1.354 3.518 3.004 85,39 217 6,17 91,56 98
ANGKA KEMATIAN SELAMA PENGOBATAN PER 100.000 PENDUDUK 3

Sumber: Bidang Bina P2PL


Keterangan:
Jumlah pasien adalah seluruh pasien yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk pasien yang ditemukan di BBKPM/BPKPM/BP4, RS, Lembaga Pemasyarakatan,
rumah tahanan, dokter praktek swasta, klinik dll
TABEL 10

PENEMUAN KASUS PNEUMONIA BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PNEUMONIA PADA BALITA


JUMLAH BALITA JUMLAH PERKIRAAN PENDERITA DITEMUKAN DAN DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
PENDERITA L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186

Sumber: Bidang Bina P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 11

JUMLAH KASUS HIV, AIDS, DAN SYPHILIS MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

HIV AIDS JUMLAH KEMATIAN AKIBAT AIDS SYPHILIS


NO KELOMPOK UMUR PROPORSI PROPORSI PROPORSI
L P L+P KELOMPOK L P L+P KELOMPOK L P L+P L P L+P KELOMPOK
UMUR UMUR UMUR
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1 4 TAHUN 3 0 3 2,07 1 0 1 1,85 0 0 0 0 0 0 0,00

2 5 - 14 TAHUN 2 1 3 2,07 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00

3 15 - 19 TAHUN 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0 0 0 0,00

4 20 - 24 TAHUN 34 11 45 31,03 10 6 16 29,63 2 2 4 53 15 68 91,89

5 25 - 49 TAHUN 53 34 87 60,00 32 0 32 59,26 13 3 16 5 1 6 8,11

6 50 TAHUN 5 2 7 4,83 5 0 5 9,26 4 0 4 0 0 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 97 48 145 48 6 54 19 5 24 58 16 74

PROPORSI JENIS KELAMIN 66,90 33,10 88,89 11,11 79,17 20,83 78,38 21,62

Sumber: Bidang Bina P2PL


Ket: Jumlah kasus adalah seluruh kasus baru yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 12

PERSENTASE DONOR DARAH DISKRINING TERHADAP HIV MENURUT JENIS KELAMIN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

DONOR DARAH
SAMPEL DARAH DIPERIKSA/DISKRINING
NO UNIT TRANSFUSI DARAH POSITIF HIV
JUMLAH PENDONOR TERHADAP HIV
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
UTD PMI KOTA JAMBI 9.985 1.007 10.992 9.985 100,00 1.007 100,00 10.992 100,00 15 0,15 1 0,10 16 0,15

JUMLAH 9.985 1.007 10.992 9.985 100,00 1.007 100,00 10.992 100,00 15 0,15 1 0 16 0,15

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 13

KASUS DIARE YANG DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

DIARE
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH TARGET DIARE DITANGANI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENEMUAN L P L+P
L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KERINCI 18 227.506 4.869 1.746 1.307 3.053 63
2 MERANGIN 22 304.189 6.510 3.320 277 3.597 55
3 SAROLANGUN 15 265.423 5.680 4.002 3.647 7.649 135
4 BATANGHARI 17 242.416 5.188 2.504 2.227 4.731 91
5 MUARO JAMBI 19 350.606 7.503 3.954 3.787 7.741 103
6 TANJAB TIMUR 17 221.067 4.731 2.423 2.360 4.783 101
7 TANJAB BARAT 16 291.916 6.247 0 0
8 TEBO 17 298.532 6.389 4.603 4.158 8.761 137
9 BUNGO 18 328.514 7.030 0 0
10 KOTA JAMBI 20 572.788 12.258 5.260 5.231 10.491 86
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 88.627 1.897 934 1.041 1.975 104

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 3.191.584 68.300 28.746 24.035 52.781 77,3


ANGKA KESAKITAN DIARE PER 1.000 PENDUDUK 214

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 14

KASUS BARU KUSTA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KASUS BARU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler (PB)/ Kusta kering Multi Basiler (MB)/ Kusta Basah PB + MB
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 0 0 0 0 1 1 0 1 1
2 MERANGIN 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 SAROLANGUN 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 0 0 3 2 5 3 2 5
5 MUARO JAMBI 19 1 1 2 9 6 15 10 7 17
6 TANJAB TIMUR 17 3 1 4 21 9 30 24 10 34
7 TANJAB BARAT 16 0 0 0 1 5 6 1 5 6
8 TEBO 17 0 0 0 2 0 2 2 0 2
9 BUNGO 18 0 1 1 3 0 3 3 1 4
10 KOTA JAMBI 20 1 1 2 5 1 6 6 2 8
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 5 4 9 44 24 68 49 28 77


PROPORSI JENIS KELAMIN 55,56 44,44 64,71 35,29 63,64 36,36
ANGKA PENEMUAN KASUS BARU (NCDR/NEW CASE DETECTION RATE ) PER 100.000 PENDUDUK 2,870960295 1,709740944 2,302341721

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 15

KASUS BARU KUSTA 0-14 TAHUN DAN CACAT TINGKAT 2 MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KASUS BARU
PENDERITA KUSTA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA CACAT TINGKAT 2
0-14 TAHUN
KUSTA
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KERINCI 18 1 - 0,00 0 0,00
2 MERANGIN 22 - - 0
3 SAROLANGUN 15 - - 0
4 BATANGHARI 17 5 - 0,00 0 0,00
5 MUARO JAMBI 19 17 2 11,76 5 29,41
6 TANJAB TIMUR 17 34 1 2,94 2 5,88
7 TANJAB BARAT 16 6 2 33,33 0 0,00
8 TEBO 17 2 - 0,00 0 0,00
9 BUNGO 18 4 3 75,00 4 100,00
10 KOTA JAMBI 20 8 1 12,50 0 0,00
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 - - 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 77 9 11,69 11 14,29


ANGKA CACAT TINGKAT 2 PER 100.000 PENDUDUK 0

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 16

JUMLAH KASUS DAN ANGKA PREVALENSI PENYAKIT KUSTA MENURUT TIPE/JENIS, JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KASUS TERCATAT
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS Pausi Basiler/Kusta kering Multi Basiler/Kusta Basah JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 0 0 0 0 1 1 0 1 1
2 MERANGIN 22 0 0 0 0 1 1 0 1 1
3 SAROLANGUN 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 0 0 4 2 6 4 2 6
5 MUARO JAMBI 19 2 1 3 7 4 11 9 5 14
6 TANJAB TIMUR 17 13 10 23 53 23 76 66 33 99
7 TANJAB BARAT 16 0 0 0 7 9 16 7 9 16
8 TEBO 17 0 0 0 1 0 1 1 0 1
9 BUNGO 18 0 2 2 4 0 4 4 2 6
10 KOTA JAMBI 20 1 1 2 5 2 7 6 3 9
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 16 14 30 81 42 123 97 56 153


ANGKA PREVALENSI PER 10.000 PENDUDUK 0,57 0,34 0,46

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 17

PERSENTASE PENDERITA KUSTA SELESAI BEROBAT (RELEASE FROM TREATMENT/RFT) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KUSTA (PB) KUSTA (MB)


RFT PB RFT MB
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENDERITA PBa PENDERITA MBa
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLA % JUMLA % JUMLA % L P L+P JUMLA % JUMLA % JUMLA %
1 2 3 4 5 6 H
7 8 H
9 10 H
11 12 13 14 15 H
16 17 H
18 19 H
20 21
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 18

JUMLAH KASUS AFP (NON POLIO) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH PENDUDUK JUMLAH KASUS AFP


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
<15 TAHUN (NON POLIO)
1 2 3 4 5
1 KERINCI 18 75.384 2
2 MERANGIN 22 109.347 0
3 SAROLANGUN 15 80.884 3
4 BATANGHARI 17 79.271 3
5 MUARO JAMBI 19 112.648 1
6 TANJAB TIMUR 17 67.425 2
7 TANJAB BARAT 16 91.557 3
8 TEBO 17 97.796 1
9 BUNGO 18 99.571 4
10 KOTA JAMBI 20 174.701 6
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 27.032 1

JUMLAH (KAB/KOTA) 1.015.616 26


AFP RATE (NON POLIO) PER 100.000 PENDUDUK USIA < 15 TAHUN 2,56

Sumber: Bidang Bina P2PL


Keterangan:
Jumlah kasus adalah seluruh kasus yang ada di wilayah kerja puskesmas tersebut termasuk kasus yang ditemukan di RS
TABEL 19

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I


DIFTERI TETANUS (NON NEONATORUM) TETANUS NEONATORUM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PERTUSIS
JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS JUMLAH KASUS
MENINGGAL MENINGGAL MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 MERANGIN 22 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 2 1
3 SAROLANGUN 15 0 0 0 0 0 0 0 2 1 3 0 0 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
5 MUARO JAMBI 19 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 TANJAB TIMUR 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 TANJAB BARAT 16 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0
8 TEBO 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
9 BUNGO 18 0 0 0 0 0 0 0 3 1 4 0 0 0 0 0
10 KOTA JAMBI 20 1 0 1 0 0 0 0 2 5 7 0 1 0 1 1
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 1 0 1 0 0 0 0 7 8 15 0 2 1 3 2


CASE FATALITY RATE (%) 0,00 0,00 66,67

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 20

JUMLAH KASUS PENYAKIT YANG DAPAT DICEGAH DENGAN IMUNISASI (PD3I) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH KASUS PD3I

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS CAMPAK


POLIO HEPATITIS B
JUMLAH KASUS
MENINGGAL
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KERINCI 18 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 MERANGIN 22 5 2 7 0 0 0 0 21 11 32
3 SAROLANGUN 15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 0 0 0 0 0 0 39 12 51
5 MUARO JAMBI 19 0 0 0 0 0 0 0 9 6 15
6 TANJAB TIMUR 17 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
7 TANJAB BARAT 16 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 TEBO 17 0 0 0 0 0 0 0 6 1 7
9 BUNGO 18 0 0 0 0 0 0 0 11 0 11
10 KOTA JAMBI 20 0 0 0 0 0 0 0 1 0 1
11 SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 5 2 7 0 0 0 0 87 30 117


CASE FATALITY RATE (%) 0,0

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 21

JUMLAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH KASUS MENINGGAL CFR (%)
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 2 1 3 0 0 0 0,0 0,0 0,0
2 MERANGIN 22 7 7 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
3 SAROLANGUN 15 10 4 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
4 BATANGHARI 17 150 114 264 1 1 2 0,7 0,9 0,8
5 MUARO JAMBI 19 46 24 70 0 0 0 0,0 0,0 0,0
6 TANJAB TIMUR 17 23 20 43 0 0 0 0,0 0,0 0,0
7 TANJAB BARAT 16 59 64 123 1 2 3 1,7 3,1 2,4
8 TEBO 17 6 8 14 0 0 0 0,0 0,0 0,0
9 BUNGO 18 63 39 102 0 0 0 0,0 0,0 0,0
10 KOTA JAMBI 20 362 299 661 5 6 11 1,4 2,0 1,7
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0 0 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 728 580 1.308 7 9 16 1,0 1,6 1,2


INCIDENCE RATE PER 100.000 PENDUDUK 42,7 35,4 39,1

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 22

KESAKITAN DAN KEMATIAN AKIBAT MALARIA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

MALARIA
SEDIAAN DARAH DIPERIKSA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SUSPEK MENINGGAL CFR
POSITIF
L P L+P
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 KERINCI 18 0 - 7 11 0 0 0
2 MERANGIN 22 0 - 325 174 0 0 0
3 SAROLANGUN 15 0 - 144 67 0 0 0
4 BATANGHARI 17 0 - 250 196 0 0 0
5 MUARO JAMBI 19 0 - 114 68 0 0 0
6 TANJAB TIMUR 17 0 - 38 33 0 0 0
7 TANJAB BARAT 16 0 - 112 94 0 0 0
8 TEBO 17 0 - 394 282 0 0 0
9 BUNGO 18 0 - 123 52 0 0 0
10 KOTA JAMBI 20 0 - 162 125 0 0 0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 - 1 0 0 0 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 0 - - - 1.670 1.102 151,54 0 0 0 0 0 0

JUMLAH PENDUDUK BERISIKO

ANGKA KESAKITAN (ANNUAL PARASITE INCIDENCE ) PER 1.000 PENDUDUK BERISIKO

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 23

PENDERITA FILARIASIS DITANGANI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PENDERITA FILARIASIS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS KASUS BARU DITEMUKAN JUMLAH SELURUH KASUS
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 KERINCI 18 0 0 0 0
2 MERANGIN 22 0 0 0 0
3 SAROLANGUN 15 0 2 1 3
4 BATANGHARI 17 0 50 25 75
5 MUARO JAMBI 19 0 105 46 151
6 TANJAB TIMUR 17 0 41 16 57
7 TANJAB BARAT 16 0 11 7 18
8 TEBO 17 0 2 8 10
9 BUNGO 18 0 4 2 6
10 KOTA JAMBI 20 0 5 5 10
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0
0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 0 220 110 330
ANGKA KESAKITAN PER 100.000 PENDUDUK (KAB/KOTA) 13 7 10

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 24

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PENDUDUK 18 TAHUN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

DILAKUKAN PENGUKURAN TEKANAN DARAH HIPERTENSI/TEKANAN DARAH TINGGI


JUMLAH PENDUDUK 18 TAHUN LAKI-LAKI + LAKI-LAKI +
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN
PEREMPUAN PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 80.891 83.459 164.350
2 MERANGIN 22 123.074 115.847 238.921
3 SAROLANGUN 15 90.491 87.132 177.623
4 BATANGHARI 17 87.910 83.347 171.257
5 MUARO JAMBI 19 138.256 127.178 265.434
6 TANJAB TIMUR 17 75.347 70.198 145.545
7 TANJAB BARAT 16 106.244 96.811 203.055
8 TEBO 17 112.524 104.273 216.797
9 BUNGO 18 114.588 108.329 222.917
10 KOTA JAMBI 20 198.563 196.894 395.457
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 29.030 30.315 59.345

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 1.156.918 1.103.783 2.260.701


TABEL 25

PEMERIKSAAN OBESITAS MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH PENGUNJUNG PUSKESMAS DILAKUKAN PEMERIKSAAN OBESITAS OBESITAS


DAN JARINGANNYA BERUSIA 15
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS TAHUN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN LAKI-LAKI PEREMPUAN LAKI-LAKI + PEREMPUAN
LAKI-LAKI +
LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
PEREMPUAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186


TABEL 26

CAKUPAN DETEKSI DINI KANKER LEHER RAHIM DENGAN METODE IVA DAN KANKER PAYUDARA DENGAN PEMERIKSAAN KLINIS (CBE)
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PEMERIKSAAN LEHER RAHIM


PEREMPUAN IVA POSITIF TUMOR/BENJOLAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DAN PAYUDARA
USIA 30-50 TAHUN
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KERINCI 18 37.762
2 MERANGIN 22 53.753
3 SAROLANGUN 15 40.794
4 BATANGHARI 17 39.778
5 MUARO JAMBI 19 61.982
6 TANJAB TIMUR 17 32.339
7 TANJAB BARAT 16 46.657
8 TEBO 17 48.046
9 BUNGO 18 49.341
10 KOTA JAMBI 20 92.757
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 13.755

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 516.964

Ket: IVA: Inspeksi Visual dengan Asam asetat


CBE: Clinical Breast Examination
TABEL 27

JUMLAH PENDERITA DAN KEMATIAN PADA KLB MENURUT JENIS KEJADIAN LUAR BIASA (KLB)
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

YANG TERSERANG JUMLAH PENDUDUK


WAKTU KEJADIAN (TANGGAL) JUMLAH PENDERITA KELOMPOK UMUR PENDERITA JUMLAH KEMATIAN ATTACK RATE (%) CFR (%)
JENIS KEJADIAN TERANCAM
NO JUMLAH JUMLAH
LUAR BIASA
KEC DESA/KEL DIKETAHUI DITANGGU- AKHIR L P L+P
0-7 8-28 1-11 1-4 5-9 10-14 15-19 20-44 45-54 55-59 60-69 70+
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
LANGI HARI HARI BLN THN THN THN THN THN THN THN THN THN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
TABEL 28

KEJADIAN LUAR BIASA (KLB) DI DESA/KELURAHAN YANG DITANGANI < 24 JAM


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KLB DI DESA/KELURAHAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH DITANGANI <24 JAM %
1 2 3 4 5 6
1 KERINCI 18 0 0 -
2 MERANGIN 22 8 8 100,00
3 SAROLANGUN 15 12 12 100,00
4 BATANGHARI 17 2 2 100,00
5 MUARO JAMBI 19 7 7 100,00
6 TANJAB TIMUR 17 4 4 100,00
7 TANJAB BARAT 16 3 3 100,00
8 TEBO 17 1 1 100,00
9 BUNGO 18 2 2 100,00
10 KOTA JAMBI 20 9 9 100,00
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 -

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 48 48 100,00

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 29

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL, PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN, DAN PELAYANAN KESEHATAN IBU NIFAS
MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

IBU HAMIL IBU BERSALIN/NIFAS


PERSALINAN MENDAPAT IBU NIFAS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS K1 K4
JUMLAH JUMLAH DITOLONG NAKES YANKES NIFAS MENDAPAT VIT A
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15,0
1 KERINCI 18 4830 4748 98,3 4510 93,4 4609 4242 92,0 4.257 92,4 4.260 92,4
2 MERANGIN 22 9.202 8.843 96,1 8.102 88,0 8.666 7.419 85,6 7.590 87,6 7.567 87,3
3 SAROLANGUN 15 6243 6174 98,9 5944 95,2 5958 5739 96,3 5.662 95,0 5.738 96,3
4 BATANGHARI 17 5904 5801 98,3 5544 93,9 5649 5385 95,3 5.413 95,8 5.414 95,8
5 MUARO JAMBI 19 9567 9532 99,6 9048 94,6 9131 8527 93,4 0,0 8.526 93,4
6 TANJAB TIMUR 17 4.178 4.178 100,0 3.893 93,2 3.988 3.692 92,6 3.817 95,7 3.871 97,1
7 TANJAB BARAT 16 7.804 7.655 98,1 7.281 93,3 7.449 6.883 92,4 6.878 92,3 6.892 92,5
8 TEBO 17 7.562 7.479 98,9 6.863 90,8 7.562 6.328 83,7 6.259 82,8 6.699 88,6
9 BUNGO 18 7.511 7.511 100,0 7.163 95,4 7.169 6.805 94,9 6.459 90,1 6.672 93,1
10 KOTA JAMBI 20 14.611 14.611 100,0 13.886 95,0 13.946 13.079 93,8 13.079 93,8 13.079 93,8
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 2.077 2.072 99,8 2.002 96,4 1.983 1.864 94,0 1.823 91,9 1.860 93,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 79.489 78.604 98,9 74.236 93,4 76.110 69.963 91,9 61.237 80,5 70.578 92,7

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 30

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA IBU HAMIL MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA IBU HAMIL


JUMLAH IBU
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5 TT2+
HAMIL
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KERINCI 18 4.830 1.139 23,6 1.031 21,3 843 17,5 524 10,8 287 5,9 2.685 55,6
2 MERANGIN 22 9.202 4.338 47,1 3.894 42,3 2.047 22,2 1.141 12,4 701 7,6 7.783 84,6
3 SAROLANGUN 15 6.243 2.815 45,1 2.745 44,0 701 11,2 487 7,8 458 7,3 4.391 70,3
4 BATANGHARI 17 5.904 2.401 40,7 2.199 37,2 581 9,8 335 5,7 282 4,8 3.397 57,5
5 MUARO JAMBI 19 9.567 2.228 23,3 2.239 23,4 1.295 13,5 1.184 12,4 1.247 13,0 5.965 62,3
6 TANJAB TIMUR 17 4.178 1.746 41,8 1.832 43,8 1.098 26,3 514 12,3 391 9,4 3.835 91,8
7 TANJAB BARAT 16 7.804 3.724 47,7 3.249 41,6 1.812 23,2 962 12,3 717 9,2 6.740 86,4
8 TEBO 17 7.562 1.575 20,8 1.927 25,5 2.290 30,3 1.453 19,2 794 10,5 6.464 85,5
9 BUNGO 18 7.511 5.507 73,3 4.805 64,0 974 13,0 557 7,4 429 5,7 6.765 90,1
10 KOTA JAMBI 20 14.611 3.907 26,7 3.821 26,2 2.625 18,0 2.148 14,7 1.781 12,2 10.375 71,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 2.077 255 12,3 674 32,5 577 27,8 286 13,8 101 4,9 1.638 78,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 79.489 29.635 37,3 28.416 35,7 14.843 18,7 9.591 12,1 7.188 9,0 60.038 75,5

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan

SUDAH DI ENTRY
TABEL 31

PERSENTASE CAKUPAN IMUNISASI TT PADA WANITA USIA SUBUR MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

IMUNISASI TETANUS TOKSOID PADA WUS


JUMLAH WUS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS TT-1 TT-2 TT-3 TT-4 TT-5
(15-39 TAHUN)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 32

JUMLAH IBU HAMIL YANG MENDAPATKAN TABLET FE1 DAN FE3 MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH FE1 (30 TABLET) FE3 (90 TABLET)


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
IBU HAMIL JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KERINCI 18 4830 4.465 92,44 4.510 93,37
2 MERANGIN 22 9202 7.841 85,20973701 8.003 86,97
3 SAROLANGUN 15 6243 5.778 92,55 5.822 93,26
4 BATANGHARI 17 5904 4.470 75,71 5.457 92,43
5 MUARO JAMBI 19 9567 6.122 63,99 9.048 94,58
6 TANJAB TIMUR 17 4178 3.883 92,94 3.893 93,18
7 TANJAB BARAT 16 7804 6.872 88,06 7.281 93,30
8 TEBO 17 7562 6.871 90,86 6.873 90,89
9 BUNGO 18 7511 6.897 91,83 7.000 93,20
10 KOTA JAMBI 20 14611 13.577 92,92 13.855 94,83
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 2077 1.912 92,06 2.002 96,39

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 79489 68.688 86,41195637 73.744 92,77

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 33

JUMLAH DAN PERSENTASE PENANGANAN KOMPLIKASI KEBIDANAN DAN KOMPLIKASI NEONATAL


MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PERKIRAAN PENANGANAN
PERKIRAAN NEONATAL PENANGANAN KOMPLIKASI NEONATAL
BUMIL KOMPLIKASI JUMLAH BAYI
JUMLAH KOMPLIKASI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DENGAN KEBIDANAN L P L+P
IBU HAMIL KOMPLIKASI
KEBIDANAN S % L P L+P L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
1 KERINCI 18 4.830 966 706 73,08 2.294 2.360 4.654 344 354 698 168 48,8 114 32,2 282 40,4
2 MERANGIN 22 9.202 1.840 1736 94,33 4.366 4.285 8.651 655 643 1.298 510 77,9 424 66,0 934 72,0
3 SAROLANGUN 15 6.243 1.249 1013 81,13 2.848 2.704 5.552 427 406 833 371 86,8 294 72,5 665 79,9
4 BATANGHARI 17 5.904 1.181 1145 96,97 2.740 2.603 5.343 411 390 801 362 88,1 327 83,7 689 86,0
5 MUARO JAMBI 19 9.567 1.913 0,00 4.504 4.192 8.696 676 629 1.304 596 88,2 489 77,8 1.085 83,2
6 TANJAB TIMUR 17 4.178 836 738 88,32 2.041 1.939 3.980 306 291 597 266 86,9 250 86,0 516 86,4
7 TANJAB BARAT 16 7.804 1.561 1403 89,89 3.680 3.415 7.095 552 512 1.064 459 83,2 426 83,2 885 83,2
8 TEBO 17 7.562 1.512 1445 95,54 3.398 3.488 6.886 510 523 1.033 344 67,5 264 50,5 608 58,9
9 BUNGO 18 7.511 1.502 1204 80,15 3.482 3.346 6.828 522 502 1.024 483 92,5 405 80,7 888 86,7
10 KOTA JAMBI 20 14.611 2.922 2420 82,81 6.802 6.480 13.282 1.020 972 1.992 774 75,9 829 85,3 1.603 80,5
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 2.077 415 188 45,26 891 905 1.796 134 136 269 34 25,4 31 22,8 65 24,1

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 79.489 15.898 11998 75,47 37.046 35.717 72.763 5.557 5.358 10.914 4.367 78,6 3.853 71,9 8.220 75,3

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 34

PROPORSI PESERTA KB AKTIF MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PESERTA KB AKTIF
MKJP NON MKJP MKJP +
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS % MKJP +
IM KON OBAT LAIN NON
IUD % MOP % MOW % % JUMLAH % % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % NON MKJP
PLAN DOM VAGINA NYA MKJP
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186

Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang


TABEL 35

PROPORSI PESERTA KB BARU MENURUT JENIS KONTRASEPSI, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PESERTA KB BARU
MKJP NON MKJP MKJP + % MKJP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
OBAT LAIN NON + NON
IUD % MOP % MOW % IMPLAN % JUMLAH % KONDOM % SUNTIK % PIL % % % JUMLAH % MKJP MKJP
VAGINA NYA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KERINCI 18 5 0,4 0,0 0,0 23 1,6 28 2,0 46 3,3 297 21,2 1.031 73,5 0,0 0,0 1.374 98,0 1.402 100,0
2 MERANGIN 22 3 0,0 0,0 0,0 13 0,2 16 0,2 349 4,4 1.573 19,9 5.949 75,4 0,0 0,0 7.871 99,8 7.887 100,0
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17 5 0,2 0,0 0,0 4 0,2 9 0,4 58 2,7 928 43,8 1.126 53,1 0,0 0,0 2.112 99,6 2.121 100,0
5 MUARO JAMBI 19 305 0,6 0,0 0,0 352 0,7 657 1,3 455 0,9 24.435 47,9 25.428 49,9 0,0 0,0 50.318 98,7 50.975 100,0
6 TANJAB TIMUR 17 148 0,9 0,0 0,0 119 0,7 267 1,6 1.312 8,0 6.399 39,0 8.413 51,3 0,0 0,0 16.124 98,4 16.391 100,0
7 TANJAB BARAT 16 305 1,6 0,0 0,0 150 0,8 455 2,4 1.689 9,0 7.040 37,4 9.661 51,3 0,0 0,0 18.390 97,6 18.845 100,0
8 TEBO 17 2.405 10,5 0,0 0,0 76 0,3 2.481 10,8 58 0,3 4.290 18,7 16.127 70,3 0,0 0,0 20.475 89,2 22.956 100,0
9 BUNGO 18 31 0,4 0,0 0,0 140 1,8 171 2,2 505 6,4 4.669 59,1 2.557 32,4 0,0 0,0 7.731 97,8 7.902 100,0
10 KOTA JAMBI 20 329 4,6 0,0 0,0 68 1,0 397 5,6 594 8,4 5.950 84,0 144 2,0 0,0 0,0 6.688 94,4 7.085 100,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 8 0,9 0,0 0,0 0,0 8 0,9 5 0,6 145 16,7 710 81,8 0,0 0,0 860 99,1 868 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 3.544 2,6 0 0,0 0 0,0 945 0,7 4.489 3,3 5.071 3,7 55.726 40,8 71.146 52,1 0 0,0 0 0,0 131.943 96,7 136.432 100,0

Sumber: Bina Pelayanan Kesehatan


Keterangan: MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
TABEL 36

JUMLAH PESERTA KB BARU DAN KB AKTIF MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PESERTA KB BARU PESERTA KB AKTIF


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH PUS
JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KERINCI 18 35.210 1.402 3,98 27.470 78,02
2 MERANGIN 22 54.643 7.887 14,43 46.642 85,36
3 SAROLANGUN 15 42.468 0 0,00 31.701 74,65
4 BATANGHARI 17 43.967 2.121 4,82 35.005 79,62
5 MUARO JAMBI 19 63.147 50.975 80,72 51.260 81,18
6 TANJAB TIMUR 17 33.954 16.391 48,27 21.949 64,64
7 TANJAB BARAT 16 55.522 18.845 33,94 47.813 86,12
8 TEBO 17 53.312 22.956 43,06 21.669 40,65
9 BUNGO 18 52.029 7.902 15,19 43.250 83,13
10 KOTA JAMBI 20 93.968 7.085 7,54 75.958 80,83
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 14.476 868 6,00 14.198 98,08

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 542.696 136.432 25,14 416.915 76,82

Sumber: Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 37

BAYI BERAT BADAN LAHIR RENDAH (BBLR) MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

BAYI BARU LAHIR DITIMBANG BBLR


JUMLAH LAHIR HIDUP
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 2.110 2.131 4.241
2 MERANGIN 22 3.860 3.671 7.531
3 SAROLANGUN 15 2.875 2.751 5.626
4 BATANGHARI 17 2.747 2.618 5.365
5 MUARO JAMBI 19 4.436 4.079 8.515
6 TANJAB TIMUR 17 1.950 1.867 3.817
7 TANJAB BARAT 16 3.530 3.341 6.871
8 TEBO 17 3.474 3.217 6.691
9 BUNGO 18 3.433 3.193 6.626
10 KOTA JAMBI 20 6.019 7.060 13.079
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 917 944 1.861

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 35.351 34.872 70.223

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 38

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATAL MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KUNJUNGAN NEONATAL 1 KALI (KN1) KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI (KN LENGKAP)


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P L P L+P
L P L +P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 2.294 2.360 4.654 2.110 92,0 2.131 90,3 4.241 91,1 2.110 92,0 2.076 88,0 4.186 89,9
2 MERANGIN 22 4.366 4.285 8.651 3.855 88,3 3.690 86,1 7.545 87,2 3.848 88,1 3.684 86,0 7.532 87,1
3 SAROLANGUN 15 2.848 2.704 5.552 2.931 102,9 2.783 102,9 5.714 102,9 2.915 102,4 2.643 97,7 5.558 100,1
4 BATANGHARI 17 2.740 2.603 5.343 2.747 100,3 2.618 100,6 5.365 100,4 2.736 99,9 2.609 100,2 5.345 100,0
5 MUARO JAMBI 19 4.504 4.192 8.696 4.436 98,5 4.079 97,3 8.515 97,9 4.420 98,1 4.063 96,9 8.483 97,6
6 TANJAB TIMUR 17 2.041 1.939 3.980 1.950 95,5 1.867 96,3 3.817 95,9 1.862 91,2 1.777 91,6 3.639 91,4
7 TANJAB BARAT 16 3.680 3.415 7.095 3.530 95,9 3.341 97,8 6.871 96,8 3.523 95,7 3.336 97,7 6.859 96,7
8 TEBO 17 3.398 3.488 6.886 3.451 101,6 3.209 92,0 6.660 96,7 3.372 99,2 3.101 88,9 6.473 94,0
9 BUNGO 18 3.482 3.346 6.828 3.341 96,0 3.133 93,6 6.474 94,8 3.229 92,7 3.085 92,2 6.314 92,5
10 KOTA JAMBI 20 6.802 6.480 13.282 6.565 96,5 6.310 97,4 12.875 96,9 6.042 88,8 5.750 88,7 11.792 88,8
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 891 905 1.796 915 102,7 940 103,9 1.855 103,3 899 100,9 932 103,0 1.831 101,9

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 37.046 35.717 72.763 35.831 96,7 34.101 95,5 69.932 96,1 34.956 94,4 33.056 92,5 68.012 93,5

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 39

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH BAYI YANG DIBERI ASI EKSKLUSIF


JUMLAH BAYI USIA 0-6 BULAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 4.366 4.285 8.651 0,0 0,0 - 0,0
2 MERANGIN 22 2.848 2.704 5.552 0,0 0,0 - 0,0
3 SAROLANGUN 15 2.740 2.603 5.343 0,0 0,0 - 0,0
4 BATANGHARI 17 4.504 4.192 8.696 0,0 0,0 - 0,0
5 MUARO JAMBI 19 2.041 1.939 3.980 0,0 0,0 - 0,0
6 TANJAB TIMUR 17 3.680 3.415 7.095 0,0 0,0 - 0,0
7 TANJAB BARAT 16 3.398 3.488 6.886 0,0 0,0 - 0,0
8 TEBO 17 3.482 3.346 6.828 0,0 0,0 - 0,0
9 BUNGO 18 6.802 6.480 13.282 0,0 0,0 - 0,0
10 KOTA JAMBI 20 891 905 1.796 0,0 0,0 - 0,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 0 0 0 0,0 0,0 0,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 34.752 33.357 68.109 - 0,0 - 0,0 - 0,0

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 40

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN BAYI


JUMLAH BAYI
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 2.294 2.360 4.654
2 MERANGIN 22 4.366 4.285 8.651
3 SAROLANGUN 15 2.848 2.704 5.552
4 BATANGHARI 17 2.740 2.603 5.343
5 MUARO JAMBI 19 4.504 4.192 8.696
6 TANJAB TIMUR 17 2.041 1.939 3.980
7 TANJAB BARAT 16 3.680 3.415 7.095
8 TEBO 17 3.398 3.488 6.886
9 BUNGO 18 3.482 3.346 6.828
10 KOTA JAMBI 20 6.802 6.480 13.282
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 891 905 1.796

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 37.046 35.717 72.763

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 41

CAKUPAN DESA/KELURAHAN UNIVERSAL CHILD IMMUNIZATION (UCI) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH DESA/KELURAHAN % DESA/KELURAHAN


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
DESA/KELURAHAN UCI UCI

1 2 3 4 5 6
1 KERINCI 18 286 286 100,0
2 MERANGIN 22 215 215 100,0
3 SAROLANGUN 15 158 156 98,7
4 BATANGHARI 17 113 113 100,0
5 MUARO JAMBI 19 155 -
6 TANJAB TIMUR 17 93 93 100,0
7 TANJAB BARAT 16 134 134 100,0
8 TEBO 17 112 112 100,0
9 BUNGO 18 153 157 102,6
10 KOTA JAMBI 20 62 62 100,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 69 69 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 1.550 1.397 90,1

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 42

CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B < 7 HARI DAN BCG PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH LAHIR HIDUP Hb < 7 hari BCG
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 2.110 2.131 4241 0,00 0,00 0 0,00 2457 116,45 2223 104,32 4680 110,35
2 MERANGIN 22 3.860 3.671 7531 0,00 0,00 0 0,00 4081 105,73 3904 106,35 7985 106,03
3 SAROLANGUN 15 2.875 2.751 5626 0,00 0,00 0 0,00 2580 89,74 2519 91,57 5099 90,63
4 BATANGHARI 17 2.747 2.618 5365 0,00 0,00 0 0,00 2446 89,04 2346 89,61 4792 89,32
5 MUARO JAMBI 19 4.436 4.079 8515 0,00 0,00 0 0,00 4355 98,17 4132 101,30 8487 99,67
6 TANJAB TIMUR 17 1.950 1.867 3817 0,00 0,00 0 0,00 1864 95,59 1812 97,05 3676 96,31
7 TANJAB BARAT 16 3.530 3.341 6871 0,00 0,00 0 0,00 3465 98,16 3139 93,95 6604 96,11
8 TEBO 17 3.474 3.217 6691 0,00 0,00 0 0,00 3340 96,14 3288 102,21 6628 99,06
9 BUNGO 18 3.433 3.193 6626 0,00 0,00 0 0,00 3465 100,93 3352 104,98 6817 102,88
10 KOTA JAMBI 20 6.019 7.060 13079 0,00 0,00 0 0,00 7104 118,03 6419 90,92 13523 103,39
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 917 944 1861 0,00 0,00 0 0,00 909 99,13 949 100,53 1858 99,84

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 35351 34872 70223 0 0,00 0 0,00 0 0,00 36066 102,02 34083 97,74 70149 99,89

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 43

CAKUPAN IMUNISASI DPT-HB/DPT-HB-Hib, POLIO, CAMPAK, DAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

BAYI DIIMUNISASI
JUMLAH BAYI
DPT-HB3/DPT-HB-Hib3 POLIO 4a CAMPAK IMUNISASI DASAR LENGKAP
NO KABUPATEN/KOTAPUSKESMAS(SURVIVING INFANT)
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30

1 KERINCI 18 2.294 2.360 4.654 2.439 106 2.188 93 4.627 99 2.359 102,83 2.216 93,898 4.575 98,303 2.438 106,28 2.406 101,95 4.844 104,08 2.257 98,387 2.046 86,695 4.303 92,458
2 MERANGIN 22 4.366 4.285 8.651 3.819 87 3.781 88 7.600 88 3.958 90,655 3.806 88,821 7.764 89,747 3.929 89,991 3.917 91,412 7.846 90,695 3.929 89,991 3.917 91,412 7.846 90,695
3 SAROLANGUN 15 2.848 2.704 5.552 2.741 96 2.588 96 5.329 96 2.764 97,051 2.631 97,3 5.395 97,172 2.688 94,382 2.620 96,893 5.308 95,605 2.251 79,038 2.422 89,571 4.673 84,168
4 BATANGHARI 17 2.740 2.603 5.343 2.540 93 2.492 96 5.032 94 2.485 90,693 2.482 95,352 4.967 92,963 2.449 89,38 2.540 97,58 4.989 93,375 2.318 84,599 2.328 89,435 4.646 86,955
5 MUARO JAMBI 19 4.504 4.192 8.696 4.554 101 4.319 103 8.873 102 4.551 101,04 4.368 104,2 8.919 102,56 4.436 98,49 2.470 58,922 6.906 79,416 4.205 93,361 4.097 97,734 8.302 95,469
6 TANJAB TIMUR 17 2.041 1.939 3.980 1.840 90 1.791 92 3.631 91 1.834 89,858 1.746 90,046 3.580 89,95 1.981 97,06 1.798 92,728 3.779 94,95 1.748 85,644 1.584 81,692 3.332 83,719
7 TANJAB BARAT 16 3.680 3.415 7.095 3.696 100 3.361 98 7.057 99 3.661 99,484 3.322 97,277 6.983 98,421 3.696 100,43 3.226 94,466 6.922 97,562 3.518 95,598 3.064 89,722 6.582 92,77
8 TEBO 17 3.398 3.488 6.886 3.337 98 3.246 93 6.583 96 3.341 98,323 3.242 92,947 6.583 95,6 3.316 97,587 3.190 91,456 6.506 94,482 2.912 85,697 2.856 81,881 5.768 83,764
9 BUNGO 18 3.482 3.346 6.828 3.391 97 3.244 97 6.635 97 3.276 94,084 3.161 94,471 6.437 94,274 3.349 96,18 3.216 96,115 6.565 96,148 3.012 86,502 2.910 86,97 5.922 86,731
10 KOTA JAMBI 20 6.802 6.480 13.282 6.511 96 6.126 95 12.637 95 6.605 97,104 6.157 95,015 12.762 96,085 6.791 99,838 6.131 94,614 12.922 97,29 6.569 96,575 5.036 77,716 11.605 87,374
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 891 905 1.796 944 106 867 96 1.811 101 922 103,48 874 96,575 1.796 100 903 101,35 887 98,011 1.790 99,666 903 101,35 891 98,453 1.794 99,889

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 37.046 35.717 72.763 35.812 97 34.003 95 69.815 96 35.756 96,518 34.005 95,207 69.761 95,874 35.976 97,112 32.401 90,716 68.377 93,972 33.622 90,757 31.151 87,216 64.773 89,019

Sumber: Bidang Bina P2PL


Keterangan: a = khusus provinsi yang menerapkan 3 dosis polio maka diisi dengan polio 3
TABEL 44

CAKUPAN PEMBERIAN VITAMIN A PADA BAYI DAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

BAYI 6-11 BULAN ANAK BALITA (12-59 BULAN) BALITA (6-59 BULAN)
MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A MENDAPAT VIT A
NO KABUPATEN/KOTA
PUSKESMAS JUMLAH BAYI JUMLAH JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S % L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 KERINCI 18 2.294 2.360 4.654 2.325 101,35 0,00 2.325 49,96 2.294 2.360 4.654 2.325 101,35 - 0,00 2.325 49,96
2 MERANGIN 22 4.366 4.285 8.651 699 16,01 0,00 699 8,08 4.366 4.285 8.651 699 16,01 - 0,00 699 8,08
3 SAROLANGUN 15 2.848 2.704 5.552 4.326 151,90 0,00 4.326 77,92 2.848 2.704 5.552 4.326 151,90 - 0,00 4.326 77,92
4 BATANGHARI 17 2.740 2.603 5.343 2.931 106,97 0,00 2.931 54,86 2.740 2.603 5.343 2.931 106,97 - 0,00 2.931 54,86
5 MUARO JAMBI 19 4.504 4.192 8.696 2.672 59,33 0,00 2.672 30,73 4.504 4.192 8.696 2.672 59,33 - 0,00 2.672 30,73
6 TANJAB TIMUR 17 2.041 1.939 3.980 8.692 425,87 0,00 8.692 218,39 2.041 1.939 3.980 8.692 425,87 - 0,00 8.692 218,39
7 TANJAB BARAT 16 3.680 3.415 7.095 2.254 61,25 0,00 2.254 31,77 3.680 3.415 7.095 2.254 61,25 - 0,00 2.254 31,77
8 TEBO 17 3.398 3.488 6.886 3.589 105,62 0,00 3.589 52,12 3.398 3.488 6.886 3.589 105,62 - 0,00 3.589 52,12
9 BUNGO 18 3.482 3.346 6.828 3.537 101,58 0,00 3.537 51,80 3.482 3.346 6.828 3.537 101,58 - 0,00 3.537 51,80
10 KOTA JAMBI 20 6.802 6.480 13.282 3.702 54,43 0,00 3.702 27,87 6.802 6.480 13.282 3.702 54,43 - 0,00 3.702 27,87
11 KOTA SUNGAI PENUH7 891 905 1.796 3.542 397,53 0,00 3.542 197,22 891 905 1.796 3.542 397,53 - 0,00 3.542 197,22

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 37.046 35.717 72.763 38.269 103,30 - 0,00 38.269 52,59 37.046 35.717 72.763 38.269 103,30 - 0,00 38.269 52,59

Sumber : Bidang Bina PKM


Keterangan: Pelaporan pemberian vitamin A dilakukan pada Februari dan Agustus, maka perhitungan bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A dalam setahun
dihitung dengan mengakumulasi bayi 6-11 bulan yang mendapat vitamin A di bulan Februari dan yang mendapat vitamin A di bulan Agustus
TABEL 45

JUMLAH ANAK 0-23 BULAN DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

ANAK 0-23 BULAN (BADUTA)


JUMLAH BADUTA DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 8.946 6.286 70,3 18 0,3
2 MERANGIN 22 14.608 10.395 71,2 26 0,3
3 SAROLANGUN 15 10.113 9.757 96,5 37 0,4
4 BATANGHARI 17 10.699 9.036 84,5 33 0,4
5 MUARO JAMBI 19 13.714 12.369 90,2 21 0,2
6 TANJAB TIMUR 17 7.818 6.482 82,9 33 0,5
7 TANJAB BARAT 16 10.624 9.081 85,5 24 0,3
8 TEBO 17 14.019 10.105 72,1 10 0,1
9 BUNGO 18 12.987 10.619 81,8 15 0,1
10 KOTA JAMBI 20 25.136 15.399 61,3 51 0,3
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 3.694 3.189 86,3 9 0,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 132.358 0 0 102.718 77,6 0 277 0,3

Sumber : Bidang Bina PKM


TABEL 46

CAKUPAN PELAYANAN ANAK BALITA MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

ANAK BALITA (12-59 BULAN)


MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (MINIMAL 8 KALI)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH
L P L+P
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 47

JUMLAH BALITA DITIMBANG MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

BALITA
JUMLAH BALITA DITIMBANG BGM
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
DILAPORKAN (S) JUMLAH (D) % (D/S) L P L+P
L P L+P L P L+P L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 KERINCI 18 26.686 17.990 67,4 42 0,2
2 MERANGIN 22 36.396 24.888 68,4 84 0,3
3 SAROLANGUN 15 19.928 19.260 96,6 86 0,4
4 BATANGHARI 17 26.591 21.706 81,6 72 0,3
5 MUARO JAMBI 19 32.387 29.233 90,3 45 0,2
6 TANJAB TIMUR 17 18.865 15.265 80,9 77 0,5
7 TANJAB BARAT 16 21.489 18.417 85,7 53 0,3
8 TEBO 17 29.962 19.737 65,9 16 0,1
9 BUNGO 18 29.513 23.768 80,5 30 0,1
10 KOTA JAMBI 20 49.962 32.535 65,1 159 0,5
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 9.369 7.883 84,1 27 0,3

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 0 0 301.148 0 0 230.682 76,6 0 691 0,3

Sumber : Bidang Bina PKM


TABEL 48

CAKUPAN KASUS BALITA GIZI BURUK YANG MENDAPAT PERAWATAN MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KASUS BALITA GIZI BURUK


MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH DITEMUKAN
L P L+P
L P L+P S % S % S %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18 2 6 8 2 100,0 6 100,0 8 100,0
2 MERANGIN 22 9 15 24 9 100,0 15 100,0 24 100,0
3 SAROLANGUN 15 6 3 9 6 100,0 3 100,0 9 100,0
4 BATANGHARI 17 6 2 8 6 100,0 2 100,0 8 100,0
5 MUARO JAMBI 19 8 2 10 8 100,0 2 100,0 10 100,0
6 TANJAB TIMUR 17 2 2 4 2 100,0 2 100,0 4 100,0
7 TANJAB BARAT 16 - 2 2 - 2 100,0 2 100,0
8 TEBO 17 6 9 15 6 100,0 9 100,0 15 100,0
9 BUNGO 18 1 2 3 1 100,0 2 100,0 3 100,0
10 KOTA JAMBI 20 4 10 14 4 100,0 10 100,0 14 100,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 3 1 4 3 100,0 1 100,0 4 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 47 54 101 47 100,0 54 100,0 101 100,0

Sumber : Bidang Bina PKM


TABEL 49

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN) SISWA SD & SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

MURID KELAS 1 SD DAN SETINGKAT


SD DAN SETINGKAT
MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN (PENJARINGAN)
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS L P L+P MENDAPAT
PELAYANAN
JUMLAH %
L P L+P JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % KESEHATAN
(PENJARINGAN)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186


CAKUPAN PENJARINGAN KESEHATAN SISWA SD & SETINGKAT

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 50

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT


NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENCABUTAN GIGI RASIO TUMPATAN/
TUMPATAN GIGI TETAP
TETAP PENCABUTAN
1 2 3 4 5 6
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22 2.072 1.502 1,4
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19 62 1.130 0,1
6 TANJAB TIMUR 17 12 120 0,1
7 TANJAB BARAT 16 304 2.428 0,1
8 TEBO 17 19 1.702 0,0
9 BUNGO 18 39 2.601 0,0
10 KOTA JAMBI 20 1.263 9.696 0,1
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 - 492 0,0

JUMLAH (KAB/ KOTA) 186 3.771 19.671 0,2

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 51

PELAYANAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT PADA ANAK SD DAN SETINGKAT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

UPAYA KESEHATAN GIGI SEKOLAH

JUMLAH JUMLAH JUMLAH MURID SD/MI MURID SD/MI DIPERIKSA PERLU PERAWATAN MENDAPAT PERAWATAN
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH SD/MI DGN SD/MI
% %
SD/MI SIKAT GIGI MENDAPAT
MASSAL YAN. GIGI
L P L+P L % P % L+P % L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/ KOTA) 186

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 52

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN USIA LANJUT MENURUT JENIS KELAMIN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

USILA (60TAHUN+)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS
JUMLAH MENDAPAT PELAYANAN KESEHATAN
L P L+P L % P % L+P %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 KERINCI 18
2 MERANGIN 22
3 SAROLANGUN 15
4 BATANGHARI 17
5 MUARO JAMBI 19
6 TANJAB TIMUR 17
7 TANJAB BARAT 16
8 TEBO 17
9 BUNGO 18
10 KOTA JAMBI 20
11 KOTA SUNGAI PENUH 7

JUMLAH (KAB/KOTA) 186

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 53

CAKUPAN JAMINAN KESEHATAN PENDUDUK MENURUT JENIS JAMINAN DAN JENIS KELAMIN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PESERTA JAMINAN KESEHATAN


NO JENIS JAMINAN KESEHATAN JUMLAH %
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8

1 Jaminan Kesehatan Nasional 0 0 821557 0,00 0,00 24,56

1.1 Penerima Bantuan Iuran (PBI) APBN 821.557 0,00 0,00 24,56

1.2 PBI APBD 0 0,00 0,00 0,00

1.3 Pekerja penerima upah (PPU) 0 0,00 0,00 0,00

1.4 Pekerja bukan penerima upah (PBPU)/mandiri 0 0,00 0,00 0,00

1.5 Bukan pekerja (BP) 0 0,00 0,00 0,00

2 Jamkesda 181.477 160.580 10,63 0,00 4,80

3 Asuransi Swasta 0 0,00 0,00 0,00

4 Asuransi Perusahaan 0 0,00 0,00 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 181.477 0 982.137 10,63 0,00 29,37

Sumber : Bidang Bina PKM


TABEL 54

JUMLAH KUNJUNGAN RAWAT JALAN, RAWAT INAP, DAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA DI SARANA PELAYANAN KESEHATAN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH KUNJUNGAN KUNJUNGAN GANGGUAN JIWA


NO SARANA PELAYANAN KESEHATAN RAWAT JALAN RAWAT INAP JUMLAH
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 KERINCI
2 MERANGIN
3 SAROLANGUN
4 BATANGHARI
5 MUARO JAMBI
6 TANJAB TIMUR
7 TANJAB BARAT
8 TEBO
9 BUNGO
10 KOTA JAMBI
11 KOTA SUNGAI PENUH

SUB JUMLAH I
1 KERINCI
2 MERANGIN
3 SAROLANGUN
4 BATANGHARI
5 MUARO JAMBI
6 TANJAB TIMUR
7 TANJAB BARAT
8 TEBO
9 BUNGO
10 KOTA JAMBI
11 KOTA SUNGAI PENUH

SUB JUMLAH II
1 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
2 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
3 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)
4 Sarana Yankes lainnya (sebutkan)

SUB JUMLAH III 0 0 0 0 0 0 0 0 0


JUMLAH (KAB/KOTA) 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH PENDUDUK KAB/KOTA 1.706.746 1.637.675 3.344.421 1.706.746 1.637.675 3.344.421
CAKUPAN KUNJUNGAN (%) 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0 0,0
TABEL 55

ANGKA KEMATIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PASIEN KELUAR PASIEN KELUAR MATI


a JUMLAH PASIEN KELUAR MATI GDR NDR
NO NAMA RUMAH SAKIT (HIDUP + MATI) 48 JAM DIRAWAT
TEMPAT TIDUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 RS Raden Mattaher 321 - - -
2 RSU Mayjen H. A.Thalib 138 - - -
3 RSD Kolonel Abundjani 125 - - -
4 RSUD H Abdoel Madjid Batoe 127 - - -
5 RSd K.H. Daud Arif 83 - - -
6 RSUD H. Hanafie 206 - - -
7 RSUSutan Thaha Saifuddin 88 - - -
8 RSUD Ahmad Ripin 95 - - -
9 RSU Nurdin Hamzah 44 - - -
10 RSUD Prof. DR. H.M.Chatif 89 - - -
11 Quzwain
RS Jiwa Jambi 270 - - -
12 RSUD H. Abdul Manap 162 - - -
13 RSUD Sungai Bahar 50 - - -
14 RSUD Sungai Gelam 63 - - -
15 Rs St. Theresia 100 - - -
16 RS Budhi Graha 40 - - -
17 RS Dr. Bratanata 152 - - -
18 RS Bayangkara 65 - - -
19 Siloam Hospital 100 - - -
20 Rs Mayang Medikal Center 78 - - -
21 RSU Bersaudara Mandiri 23 - - -
22 RS Ibu dan Anak Annisa 62 - - -
23 RS Islam Arafah 67 - - -
24 RS Kambang 77 - - -
25 RS Besalin Puri Medika 10 - - -
26 RS Bakti Lestari 48 - - -
27 Rs Ibu dan Anak Rimbo Medika 12 - - -
28 RS Sentral Medika 35 - - -
29 RS Royal Prima 60 - - -
30 RSU Baiturrahim 55 - - -
31 RS Erni Medika 20 - - -
32 Mitra Medika Batanghari 77 - - -
KABUPATEN/KOTA 2.942 - - - - - - - - -

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 56

INDIKATOR KINERJA PELAYANAN DI RUMAH SAKIT


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

NAMA RUMAH JUMLAH PASIEN KELUAR JUMLAH HARI JUMLAH LAMA


NO BOR (%) BTO (KALI) TOI (HARI) ALOS (HARI)
SAKITa TEMPAT TIDUR (HIDUP + MATI) PERAWATAN DIRAWAT

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 RS Raden Mattaher 321 -
2 RSU Mayjen H. A.Thalib 138 -
3 RSD Kolonel Abundjani 125 -
4 RSUD H Abdoel Madjid Batoe 127 -
5 RSd K.H. Daud Arif 83 -
6 RSUD H. Hanafie 206 -
7 RSUSutan Thaha Saifuddin 88 -
8 RSUD Ahmad Ripin 95 -
9 RSU Nurdin Hamzah 44 -
10 RSUD Prof. DR. H.M.Chatif Quzwain 89 -
11 RS Jiwa Jambi 270 -
12 RSUD H. Abdul Manap 162 -
13 RSUD Sungai Bahar 50 -
14 RSUD Sungai Gelam 63 -
15 Rs St. Theresia 100 -
16 RS Budhi Graha 40 -
17 RS Dr. Bratanata 152 -
18 RS Bayangkara 65 -
19 Siloam Hospital 100 -
20 Rs Mayang Medikal Center 78 -
21 RSU Bersaudara Mandiri 23 -
22 RS Ibu dan Anak Annisa 62 -
23 RS Islam Arafah 67 -
24 RS Kambang 77 -
25 RS Besalin Puri Medika 10 -
26 RS Bakti Lestari 48 -
27 Rs Ibu dan Anak Rimbo Medika 12 -
28 RS Sentral Medika 35 -
29 RS Royal Prima 60 -
30 RSU Baiturrahim 55 -
31 RS Erni Medika 20 -
32 Mitra Medika Batanghari 77 -
KABUPATEN/KOTA 2942 0 -

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 57

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (BER-PHBS) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

RUMAH TANGGA
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS JUMLAH JUMLAH
JUMLAH % DIPANTAU % BER- PHBS
DIPANTAU BER- PHBS
1 2 3 4 5 6 7 8
1 KERINCI 18 60.236 23.897 39,7 12.900 54,0
2 MERANGIN 22 88.223 32.316 36,6 24.706 76,5
3 SAROLANGUN 15 62.277 30.959 49,7 26.405 85,3
4 BATANGHARI 17 58.761 12.331 21,0 7.872 63,8
5 MUARO JAMBI 19 83.216 30.110 36,2 18.877 62,7
6 TANJAB TIMUR 17 51.198 23.621 46,1 12.082 51,1
7 TANJAB BARAT 16 62.323 18.179 29,2 7.434 40,9
8 TEBO 17 316.930 10.500 3,3 7.750 73,8
9 BUNGO 18 77.737 56.158 72,2 44.072 78,5
10 KOTA JAMBI 20 170.247 24.845 14,6 21.211 85,4
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 21.518 5.661 26,3 4.045 71,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 1.052.666 268.577 25,5 187.354 69,8

Sumber : Bidang Bina PKM


TABEL 58

PERSENTASE RUMAH SEHAT MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

RUMAH MEMENUHI SYARAT JUMLAH RUMAH DIBINA MEMENUHI RUMAH MEMENUHI SYARAT
JUMLAH RUMAH DIBINA
(RUMAH SEHAT) RUMAH YANG SYARAT (RUMAH SEHAT)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS SELURUH
BELUM
RUMAH
JUMLAH % MEMENUHI JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
SYARAT
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 KERINCI 18 59260 15.796 26,66 43464,00 27.642 63,60 27642 100 43.438 73,30
2 MERANGIN 22 87595 65.124 74,35 22471,00 5.258 23,40 4164 79,19 69.288 79,10
3 SAROLANGUN 15 58383 22.681 38,85 35702,00 25.818 72,32 19997 77,45 42.678 73,10
4 BATANGHARI 17 57276 41.983 73,30 52924,00 5.363 10,13 4271 79,64 46.254 80,76
5 MUARO JAMBI 19 91314 64.354 70,48 28264,00 1.075 3,80 844 78,51 65.198 71,40
6 TANJAB TIMUR 17 50224 11.032 21,97 39192,00 26.328 67,18 12864 48,86 23.896 47,58
7 TANJAB BARAT 16 71375 30.559 42,81 40816,00 6.890 16,88 3987 57,87 34.546 48,40
8 TEBO 17 58310 12.168 20,87 30398,00 30.398 100,00 30398 100,00 42.566 73,00
9 BUNGO 18 65773 49.037 74,55 24718,00 3.435 13,90 293 8,53 49.330 75,00
10 JAMBI
KOTA SUNGAI 20 117278 82.094 70,00 35184,00 17.592 50,00 17592 100,00 99.686 85,00
11 PENUH 7 19670 17.316 88,03 5097,00 1.570 30,80 1489 94,84 18.805 95,60

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 736.458 412.144 55,96 358.230 151.369 42,25 123541 81,62 535.685 72,74

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 59

PENDUDUK DENGAN AKSES BERKELANJUTAN TERHADAP AIR MINUM BERKUALITAS (LAYAK) MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

BUKAN JARINGAN PERPIPAAN


PENDUDUK
DENGAN AKSES
PERPIPAAN (PDAM,BPSPAM) BERKELANJUTAN
SUMUR GALI TERLINDUNG SUMUR GALI DENGAN POMPA SUMUR BOR DENGAN POMPA TERMINAL AIR MATA AIR TERLINDUNG PENAMPUNGAN AIR HUJAN TERHADAP AIR
MINUM LAYAK
KABUPATEN/KO PUSKE
NO PENDUDUK
TA SMAS MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI MEMENUHI
JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT
SYARAT SYARAT SYARAT SYARAT
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34
1 KERINCI 18 253.317 4.482 17928 0 0 2.259 9036 0 0,00 0 - 0 0 4 16 - 0,00 1452 5808 0 0,00 546 2184 0 0,00 38343 153372 9679 36562 36562 14,433
2 MERANGIN 22 367.445 62.322 270801 43936 213544 - 0 0 0,00 4 4.624 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 7 4150 0 0,00 12889 80130 10481 268080 481624 131,07
3 SAROLANGUN 15 271.798 44.773 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 15 - - 0,00 446 0 0 0,00 0 0 0 0,00 6174 0 0 0,00 201951 74,30
4 BATANGHARI 17 266.379 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 458 0 0 0,00 178850 67,14
5 MUARO JAMBI 19 378.534 56.184 325684 54102 236393 22 179 22 179 76 458 78 458 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 12 13241 12 13241 250271 66,12
6 TANJAB TIMUR 17 226.572 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 92331 40,75
7 TANJAB BARAT 16 307.661 11.910 49453 8050 38203,00 4.216 18142 3851 17542 729 7.297 718 7144 0 - - 0,00 4 350 4 350 42942 161808 41588 158341 6549 19726 6464 19489 241069 78,36
8 TEBO 17 328.627 20.908 21483 13161 13125,00 15.653 16873 10898 0,00 617 673 486 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 2727 2661 1704 1798 14923 4,54
9 BUNGO 18 334.591 42.035 205667 31613 163852 - 0 0 0,00 1882 10.248 1500 8711 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 7179 53889 5783 47312 219875 65,71
10 KOTA JAMBI 20 587.057 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 454041 77,34
11 KOTA SUNGAI PENUH7 90.478 - 0 0 0,00 - 0 0 0,00 0 - 0 0,00 0 - - 0,00 0 0 0 0,00 0 0 0 0,00 2147 12564 2147 12564 12564 13,89

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 3.412.459 242.614 891016 150862 665117 22150 44230 14771 17721 3308 23300 2782 16313 19 16 0 0 1902 6158 4 350 43495 168142 41588 158341 76478 335583 36270 399046 2184061 64,003

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 60

PERSENTASE KUALITAS AIR MINUM DI PENYELENGGARA AIR MINUM YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JUMLAH MEMENUHI SYARAT


JUMLAH SAMPEL (FISIK, BAKTERIOLOGI, DAN KIMIA)
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PENYELENGGARA
DIPERIKSA
AIR MINUM
JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7
1 KERINCI 18 100 80 10 12,50
2 MERANGIN 22 103 20 14 70,00
3 SAROLANGUN 15 0 0 0 0,00
4 BATANGHARI 17 0 0 0 0,00
5 MUARO JAMBI 19 194 160 139 86,88
6 TANJAB TIMUR 17 0 0 0 0,00
7 TANJAB BARAT 16 0 0 0 0,00
8 TEBO 17 117 46 27 58,70
9 BUNGO 18 0 0 0 0,00
10 KOTA JAMBI 20 0 0 0 0,00
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 7 7 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 521 313 190 60,70

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 61

PENDUDUK DENGAN AKSES TERHADAP FASILITAS SANITASI YANG LAYAK (JAMBAN SEHAT) MENURUT JENIS JAMBAN, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

JENIS SARANA JAMBAN PENDUDUK DENGAN


KOMUNAL LEHER ANGSA PLENGSENGAN CEMPLUNG AKSES SANITASI
LAYAK (JAMBAN
PENDUDUK

JUMLAH SARANA MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT MEMENUHI SYARAT

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA

JUMLAH SARANA
SEHAT)
JUMLAH

PUSK
KABUPATEN/KOT

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK

% PENDUDUK
NO ESMA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA

PENGGUNA
PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK

PENDUDUK
A

SARANA

SARANA

SARANA

SARANA
JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
S
JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1 KERINCI 18 234003 5.673 22.692 5.673 22.298 98,264 33.001 132.004 33.001 126.280 95,6638 - - - - 15.571 62.284 15.571 62.284 100 164364 70,2
2 MERANGIN 22 360187 - - - - 39.250 311.963 31.552 246.898 79,1434 - - - - - - - - 241784 67,1
3 SAROLANGUN 15 272203 - - - - 12.450 - 12.450 - 4.327 - 4.327 - 3.919 - 3.919 - 184108 67,6
4 BATANGHARI 17 257201 - - - - 16.908 - - - 1.378 - - - - - - - 165526 64,4
5 MUARO JAMBI 19 388323 16 315 16 315 100 46.333 286.584 43.734 228.207 79,6301 9.820 49.855 8.722 40.146 80,5255 1.653 7.848 1.183 5.306 67,6096 272800 70,3
6 TANJAB TIMUR 17 212084 - - - - - - - - - - - - - - - - 103527 48,8
7 TANJAB BARAT 16 304899 100 828 94 742 89,614 34.981 143.586 29.133 109.572 76,3111 5.673 24.426 3.549 15.196 62,2124 11.224 45.753 6.627 23.819 52,06 630471 206,8
8 TEBO 17 324919 - - - - 27.276 27.579 17.613 17.895 64,8863 - - - - 14.095 14.495 9.475 9.692 66,8644 189699 58,4
9 BUNGO 18 336320 - - - - 31.085 147.823 37.038 118.820 80,3799 14.083 61.540 9.615 38.460 62,4959 4.154 16.616 1.952 9.762 58,7506 190741 56,7
10 KOTA JAMBI 20 568062 - - - - - - - - - - - - - - - - 454042 79,9
11 KOTA SUNGAI PENUH7 86220 - - - - 1.200 5.808 1.600 8.808 151,653 - - - - - - - - 42963 49,8

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 3.344.421 5.789 23.835 5.783 23.355 97,986 242.484 1.055.347 206.121 856.480 81,1562 35.281 135.821 26.213 93.802 69,063 50.616 146.996 38.727 110.863 75,4191 2.640.025 78,9

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 62

DESA YANG MELAKSANAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)


JUMLAH DESA/ DESA MELAKSANAKAN DESA STOP BABS
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DESA STBM
KELURAHAN STBM (SBS)
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KERINCI 18 286 2 0,6993007 14 4,8951049 - 0
2 MERANGIN 22 215 13 6,0 3,0 1,39534884 - 0
3 SAROLANGUN 15 158 64 40,5 0,0 0 - 0
4 BATANGHARI 17 113 48 42,5 0,0 0 - 0
5 MUARO JAMBI 19 155 51 32,9 76,0 49,0322581 - 0
6 TANJAB TIMUR 17 93 12 12,9 0,0 0 - 0
7 TANJAB BARAT 16 134 65 48,5 9,0 6,71641791 - 0
8 TEBO 17 112 10 8,9 0,0 0 - 0
9 BUNGO 18 153 60 39,2 14,0 9,1503268 - 0
10 KOTA JAMBI 20 62 - 0,0 0,0 0 - 0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 69 9 13,0 0,0 0 - 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 1.550 334 21,5 0 0 0

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 63

PERSENTASE TEMPAT-TEMPAT UMUM MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MENURUT KECAMATAN DAN PUSKESMAS
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TEMPAT-TEMPAT UMUM
YANG ADA MEMENUHI SYARAT KESEHATAN

SARANA PENDIDIKAN SARANA KESEHATAN HOTEL


SARANA TEMPAT-TEMPAT
SARANA PENDIDIKAN HOTEL
KESEHATAN UMUM

JUMLAH TTU
KABUPATEN/KOT PUSKE RUMAH SAKIT
NO SD SLTP SLTA PUSKESMAS BINTANG NON BINTANG
A SMAS UMUM

SAKIT UMUM
PUSKESMAS

BINTANG

BINTANG

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH

JUMLAH
RUMAH
SLTP

SLTA

NON
SD

%
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1 KERINCI 18 291 54 27 18 - - - 390 291 100,0 30 55,6 13 48,1 18 100,0 - 0 - 352 90,3
2 MERANGIN 22 380 47 25 23 1 - 11 487 288 75,8 38 80,9 16 64,0 22 95,7 1 100,0 0 11 100,0 376 77,2
3 SAROLANGUN 15 228 - - 13 1 - 10 252 187 82,0 - - 0 - - - 0 7 70,0 194 77,0
4 BATANGHARI 17 209 - - 17 1 - 6 233 133 63,6 - - 0 - - - 0 - - 133 57,1
5 MUARO JAMBI 19 324 72 31 19 3 - 1 450 221 68,2 68 94,4 31 100,0 19 100,0 3 100,0 0 1 100,0 343 76,2
6 TANJAB TIMUR 17 229 - - 0 - - - 229 146 63,8 - - 0 - 0 - 146 63,8
7 TANJAB BARAT 16 229 67 37 16 2 6 7 364 135 59,0 43 64,2 25 67,6 14 87,5 1 50,0 4 66,7 6 85,7 228 62,6
8 TEBO 17 483 - - 16 1 - - 500 142 29,4 - - 5 31,3 1 100,0 0 - 148 29,6
9 BUNGO 18 246 82 49 18 4 2 15 416 212 86,2 18 22,0 11 22,4 18 100,0 3 75,0 2 100,0 7 46,7 271 65,14423
10 KOTA JAMBI 20 226 - - 20 2 7 76 331 124 54,9 - - 20 100,0 2 100,0 2 28,6 12 15,8 160 48,3
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 73 14 16 6 1 - 12 122 - - 14 100,0 16 100,0 6 100,0 1 100,0 0 10 83,3 47 38,5

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 2.918 336 185 166 16 15 138 3.774 1.879 64,4 211 62,8 112 60,5 122 73,5 12 75,0 8 53,3 54 39,1 2.398 63,54001

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 64

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN (TPM) MENURUT STATUS HIGIENE SANITASI


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TPM MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI TPM TIDAK MEMENUHI SYARAT HIGIENE SANITASI
JUMLAH RUMAH DEPOT AIR RUMAH DEPOT AIR
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS MAKANAN MAKANAN
TPM JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL % JASA BOGA MAKAN/ MINUM TOTAL %
JAJANAN JAJANAN
RESTORAN (DAM) RESTORAN (DAM)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 KERINCI 18 640 0 54 24 222 300 46,88 2 34 56 248 340 53,13
2 MERANGIN 22 2299 26 301 85 1301 1713 74,51 35 119 49 383 586 25,49
3 SAROLANGUN 15 651 7 113 87 269 476 73,12 2 65 23 85 175 26,88
4 BATANGHARI 17 920 1 68 92 320 481 52,28 1 41 84 313 439 47,72
5 MUARO JAMBI 19 975 2 107 159 349 617 63,28 2 81 24 251 358 36,72
6 TANJAB TIMUR 17 795 0 28 22 391 441 55,47 0 42 13 299 354 44,53
7 TANJAB BARAT 16 324 6 95 27 7 135 41,67 0 52 57 80 189 58,33
8 TEBO 17 1992 0 152 72 772 996 50,00 10 103 43 840 996 50,00
9 BUNGO 18 2107 2 269 107 1263 1641 77,88 10 73 82 301 466 22,12
10 KOTA JAMBI 20 1718 20 258 445 480 1203 70,02 10 227 20 258 515 29,98
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 161 0 4 5 112 121 75,16 0 0 29 11 40 24,84

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 12582 64 1449 1125 5486 8124 64,57 72 837 480 3069 4458 35,43

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 65

TEMPAT PENGELOLAAN MAKANAN DIBINA DAN DIUJI PETIK


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PERSENTASE TPM

PERSENTASE TPM
JUMLAH TPM DIBINA JUMLAH TPM DIUJI PETIK

MEMENUHI SYARAT

MEMENUHI SYARAT
JUMLAH TPM TIDAK

HIGIENE SANITASI
RUMAH MAKAN/

RUMAH MAKAN/
JUMLAH TPM

DIUJI PETIK
MINUM (DAM)

MINUM (DAM)
JASA BOGA

JASA BOGA
RESTORAN

RESTORAN
DEPOT AIR

DEPOT AIR
MAKANAN

MAKANAN
DIBINA
JAJANAN

JAJANAN
PUSKES

TOTAL

TOTAL
NO KABUPATEN/KOTA
MAS

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 KERINCI 18 340 0 24 29 103 156 45,88 300 0 0 88 0 88 29,33
2 MERANGIN 22 586 35 54 37 249 375 63,99 1713 0 0 8 0 8 0,47
3 SAROLANGUN 15 175 0 0 0 0 0 0,00 476 0 0 0 0 0 0,00
4 BATANGHARI 17 439 1 102 163 65 331 75,40 481 1 0 0 0 1 0,21
5 MUARO JAMBI 19 358 2 40 27 50 119 33,24 617 0 0 2 0 2 0,32
6 TANJAB TIMUR 17 354 0 25 13 100 138 38,98 441 0 0 0 0 0 0,00
7 TANJAB BARAT 16 189 0 44 17 0 61 32,28 135 0 6 4 1 11 8,15
8 TEBO 17 996 0 0 0 0 0 0,00 996 0 0 0 0 0 0,00
9 BUNGO 18 466 0 0 0 0 0 0,00 1641 0 0 0 0 0 0,00
10 KOTA JAMBI 20 515 0 0 0 0 0 0,00 1203 0 0 0 0 0 0,00
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 40 0 4 0 20 24 60,00 121 0 0 0 0 0 0,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 4458 38 293 286 587 1204 27,01 8124 1 6 102 1 110 1,35

Sumber: Bidang Bina P2PL


TABEL 66

PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Alopurinol tablet 100 mg tablet 300.000 79.700 277.900 357.600 119,2
2 Aminofilin tablet 200 mg tablet 160.000 20.500 154.500 175.000 109,375
3 Aminofilin injeksi 24 mg/ml tablet 5.000 1.410 1.560 2.970 59,4
4 Amitripilin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 35.000 4.400 42.600 47.000 134,29
5 Amoksisilin kapsul 250 mg kapsul 200.000 82.200 68.600 150.800 75,4
6 Amoksisilin kaplet 500 mg kaplet 1.000.000 391.000 9.200 400.200 40,02
7 Amoksisilin sirup kering 125 mg/ 5 mg botol 50.000 15.402 7.098 22.500 45,00
8 Metampiron tablet 500 mg tablet 100.000 70.000 70.000 70,00
9 Metampiron injeksi 250 mg ampul 11.000 3.510 3.510 31,91
10 Antasida DOEN I tablet kunyah, kombinasi :Aluminium tablet 47,79
Hidroksida 200 mg + Magnesium Hidroksida 200 mg 1.000.000 228.200 249.700 477.900
11 Anti Bakteri DOEN saleb kombinasi : Basitrasin 500 IU/g + tube 50,00
polimiksin 10.000 IU/g 10.000 750 4.250 5.000
12 Antihemoroid DOEN kombinasi : Bismut Subgalat 150 mg + supp
Heksaklorofen 250 mg 4.080
13 Antifungi DOEN Kombinasi : Asam Benzoat 6% + Asam pot
Salisilat 3% 8.160
14 Antimigren : Ergotamin tartrat 1 mg + Kofein 50 mg tablet 12.000
15 Antiparkinson DOEN tablet kombinasi : Karbidopa 25 mg + tablet #DIV/0!
Levodopa 250 mg
16 Aqua Pro Injeksi Steril, bebas pirogen vial 5.000 2.540 1.690 4.230 84,60
17 Asam Askorbat (vitamin C) tablet 50 mg tablet 650.000 184.000 306.900 490.900 75,52
18 Asam Asetisalisilat tablet 100 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
19 Asam Asetisalisilat tablet 500 mg (Asetosal) tablet #DIV/0!
20 Atropin sulfat tablet 0,5 mg tablet #DIV/0!
21 Atropin tetes mata 0,5% botol #DIV/0!
22 Atropin injeksi l.m/lv/s.k. 0,25 mg/mL - 1 mL (sulfat) ampul 4.000 600 4.290 4.890 122,25
23 Betametason krim 0,1 % krim 25.000 7.440 16.256 23.696 94,78
24 Deksametason Injeksi I.v. 5 mg/ml ampul 40.000 19.490 10.100 29.590 73,98
25 Deksametason tablet 0,5 mg tablet 500.000 334.500 313.500 648.000 129,60
26 Dekstran 70-larutan infus 6% steril botol #DIV/0!
27 Dekstrometorfan sirup 10 mg/5 ml (HBr) botol 7.000 3.440 5.692 9.132 130,46
28 Dekstrometorfan tablet 15 mg (HBr) tablet 254.393 40.700 242.200 282.900 111,21
29 Diazepam Injeksi 5mg/ml ampul 3.000 660 3.180 3.840 128,00
30 Diazepam tablet 2 mg tablet 150.000 16.300 161.400 177.700 118,47
31 Diazepam tablet 5 mg tablet 3.036
32 Difenhidramin Injeksi I.M. 10 mg/ml (HCL) ampul 15.000 5.640 5.550 11.190 74,60
33 Diagoksin tablet 0,25 mg tablet 50.000 5.700 43.000 48.700 97,40
34 Efedrin tablet 25 mg (HCL) tablet 150.000 18.000 18.000 12,00
35 Ekstrks belladona tablet 10 mg tablet #DIV/0!
36 Epinefrin (Adrenalin) injeksi 0,1% (sebagai HCL) ampul 6.000 1.320 1.320 22,00
37 Etakridin larutan 0,1% botol 5.000 785 4.591 5.376 107,52
38 Fenitoin Natriun Injeksi 50 mg/ml ampul #DIV/0!
39 Fenobarbital Injeksi I.m/I.v 50 mg/ml ampul 1.000 240 960 1.200 120,00
40 Fenobarbital tablet 30 mg tablet 25.000 14.300 16.600 30.900 123,60
41 Fenoksimetil Penisilin tablet 250 mg tablet #DIV/0!
42 Fenoksimetil Penisilin tablet 500 mg tablet #DIV/0!
43 Fenol Gliserol tetes telinga 10% botol 4.000 2.952 3.096 6.048 151,20
44 Fitomenadion (Vit. K1) injeksi 10 mg/ml ampul 10.000 4.260 4.260 42,60
45 Fitomenadion (Vit. K1) tablet salut gula 10 mg tablet 80.000 34.600 33.900 68.500 85,63
46 Furosemid tablet 40 mg tablet 60.000 51.800 41.400 93.200 155,33
47 Gameksan lotion 1 % botol #DIV/0!
48 Garam Oralit I serbuk Kombinasi : Natrium 0,70 g, Kalium sach 103,58
klorida 0,30 g, Tribatrium Sitrt dihidrat 0,58 g 148.000 39.600 113.700 153.300
49 Gentian Violet Larutan 1 % botol 7.000 4.200 2.750 6.950 99,29
50 Glibenklamida tablet 5 mg tablet 80.000 34.600 63.100 97.700 122,13
51 Gliseril Gualakolat tablet 100 mg tablet 600.000 300.000 500.000 800.000 133,33
52 Gliserin botol #DIV/0!
53 Glukosa larutan infus 5% botol 8.000 3.780 2.137 5.917 73,96
54 Glukosa larutan infus 10% botol #DIV/0!
55 Glukosa larutan infus 40% steril (produk lokal) ampul #DIV/0!
56 Griseofulvin tablet 125 mg, micronized tablet 130.000 54.000 102.000 156.000 120,00
57 Haloperidol tablet 0,5 mg tablet 6.500
58 Haloperidol tablet 1,5 mg tablet 607
59 Haloperidol tablet 5 mg tablet 40.000 10.000 42.500 52.500 131,25
60 Hidroklorotiazida tablet 25 mg tablet 139.643
61 Hidrkortison krim 2,5% tube 18.000 7.252 11.059 18.311 101,73
62 Ibuprofen tablet 200 mg tablet 250.000 27.000 28.500 55.500 22,20
63 Ibuprofen tablet 400 mg tablet 200.000 106.000 160.200 266.200 133,10
64 Isosorbid Dinitrat Tablet Sublingual 5 mg tablet 125.000 10.600 18.000 28.600 22,88
65 Kalsium Laktat (Kalk) tablet 500 mg tablet 1.000.000 132.000 608.000 740.000 74,00
66 Kaptopril tablet 12,5 mg tablet 500.000 92.400 319.500 411.900 82,38
67 Kaptopril tablet 25 mg tablet 600.000 131.900 192.100 324.000 54,00
68 Karbamazepim tablet 200 mg tablet #DIV/0!
69 Ketamin Injeksi 10 mg/ml vial #DIV/0!
PERSENTASE KETERSEDIAAN OBAT DAN VAKSIN
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PERSENTASE
SATUAN TOTAL JUMLAH
NO NAMA OBAT KEBUTUHAN SISA STOK KETERSEDIAAN
TERKECIL PENGGUNAAN OBAT/VAKSIN
OBAT/VAKSIN
1 2 3 4 5 6 7 8
70 Klofazimin kapsul 100 mg microzine kapsul #DIV/0!
71 Kloramfenikol kapsul 250 mg kapsul 80.000 47.000 23.000 70.000 87,50
72 Kloramfenikol tetes telinga 3 % botol 10.000 4.208 4.560 8.768 87,68
73 Kloraniramina mealeat (CTM) tablet 4 mg tablet 850.000 268.500 448.300 716.800 84,33
74 Klorpromazin injeksi i.m 5 mg/ml-2ml (HCL) ampul #DIV/0!
75 Klorpromazin injeksi i.m 25 mg/ml (HCL) ampul #DIV/0!
76 Klorpromazin tablet salut 25 mg (HCL) tablet 50.000 14.000 36.000 50.000 100,00
77 Klorpromazin HCl tablet salut 100 mg (HCL) tablet 65.000 11.000 5.000 16.000 24,62
78 Anti Malaria DOEN Kombinasi Pirimetamin 25 mg + tablet
Sulfadoxin 500 mg 45.000
79 Kotrimosazol Suspensi Kombinasi :Sulfametoksazol 200 mg botol 82,72
+ Trimetoprim 40 mg/ 5 ml 12.000 7.196 2.730 9.926
80 Kotrimosazol DOEN I (dewasa) Kombinasi : tablet 108,78
Sulfametoksazol 400 mg, Trimetoprim 80 mg 400.000 99.000 336.100 435.100
81 Kotrimosazol DOEN II (pediatrik) Kombinasi : tablet #DIV/0!
Sulfametoksazol 100 mg, Trimetoprim 20 mg
82 Kuinin (kina) tablet 200 mg tablet #DIV/0!
83 Kuinin Dihidrokklorida injeksi 25%-2 ml ampul #DIV/0!
84 Lidokain injeksi 2% (HCL) + Epinefrin 1 : 80.000-2 ml vial 50.000 13.510 2.760 16.270 32,54
85 Magnesium Sulfat inj (IV) 20%-25 ml vial #DIV/0!
86 Magnesium Sulfat inj (IV) 40%-25 ml vial #DIV/0!
87 Magnesium Sulfat serbuk 30 gram sach #DIV/0!
88 Mebendazol sirup 100 mg / 5 ml botol #DIV/0!
89 Mebendazol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
90 Metilergometrin Maleat (Metilergometrin) tablet salut 0,125 tablet
mg 30.000
91 Metilergometrin Maleat injeksi 0,200 mg -1 ml ampul 1.973
92 Metronidazol tablet 250 mg tablet #DIV/0!
93 Natrium Bikarbonat tablet 500 mg tablet 120.000 35.000 93.000 128.000 106,67
94 Natrium Fluoresein tetes mata 2 % botol #DIV/0!
95 Natrium Klorida larutan infus 0,9 % botol 7.000 1.141 1.141 16,30
96 Natrium Thiosulfat injeksi I.v. 25 % ampul #DIV/0!
97 Nistatin tablet salut 500.000 IU/g tablet #DIV/0!
98 Nistatin Vaginal tablet salut 100.000 IU/g tablet 50.000 3.100 45.500 48.600 97,20
99 Obat Batuk hitam ( O.B.H.) botol 35.000 5.376 15.456 20.832 59,52
100 Oksitetrasiklin HCL salep mata 1 % tube 18.000 5.797 13.828 19.625 109,03
101 Oksitetrasiklin injeksi I.m. 50 mg/ml-10 ml vial 900
102 Oksitosin injeksi 10 UI/ml-1 ml ampul 8.000 3.400 4.400 7.800 97,50
103 Paracetamol sirup 120 mg / 5 ml botol 40.000 15.540 28.696 44.236 110,59
104 Paracetamol tablet 100 mg tablet #DIV/0!
105 Paracetamol tablet 500 mg tablet 1.000.000 397.700 764.700 1.162.400 116,24
106 Pilokarpin tetes mata 2 % (HCL/Nitrat) botol #DIV/0!
107 Pirantel tab. Score (base) 125 mg tablet 40.000 10.360 37.790 48.150 120,38
108 Piridoksin (Vitamin B6) tablet 10 mg (HCL) tablet 700.000 121.000 121.000 17,29
109 Povidon Iodida larutan 10 % botol 8.000 450 9.550 10.000 125,00
110 Povidon Iodida larutan 10 % botol 3.000 737 2.110 2.847 94,90
111 Prednison tablet 5 mg tablet 800.000 187.800 173.200 361.000 45,13
112 Primakuin tablet 15 mg tablet 180.000 37.600 138.800 176.400 98,00
113 Propillitiourasil tablet 100 mg tablet 180.000 8.700 172.800 181.500 100,83
114 Propanol tablet 40 mg (HCL) tablet #DIV/0!
115 Reserpin tablet 0,10 mg tablet #DIV/0!
116 Reserpin tablet 0,25 mg tablet #DIV/0!
117 Ringer Laktat larutan infus botol 30.000 14.880 32.200 47.080 156,93
118 Salep 2-4, kombinasi: Asam Salisilat 2% + Belerang endap tube
4% 2.040
119 Salisil bedak 2% kotak 7.000 2.895 4.805 7.700 110,00
120 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 5 ml (ABU I) vial 161 68 82 150 93,17
121 Serum Anti Bisa Ular Polivalen injeksi 50 ml (ABU II) vial #DIV/0!
122 Serum Anti Difteri Injeksi 20.000 IU/vial (A.D.S.) vial #DIV/0!
123 Serum Anti Tetanus Injeksi 1.500 IU/ampul (A.T.S.) ampul 900 215 1.246 1.461 162,33
124 Serum Anti Tetanus Injeksi 20.000 IU/vial (A.T.S.) vial #DIV/0!
125 Sianokobalamin (Vitamin B12) injeksi 500 mcg ampul 29.780 9.990 21.300 31.290 105,07
126 Sulfasetamida Natrium tetes mata 15 % botol #DIV/0!
127 Tetrakain HCL tetes mata 0,5% botol 30
128 Tetrasiklin kapsul 250 mg kapsul #DIV/0!
129 Tetrasiklin kapsul 500 mg kapsul 300.000 23.400 27.200 50.600 16,87
130 Tiamin (vitamin B1) injeksi 100 mg/ml ampul 20.000 4.350 2.310 6.660 33,30
131 Tiamin (vitamin B1) tablet 50 mg (HCL/Nitrat) tablet 700.000 139.500 156.500 296.000 42,29
132 Tiopental Natrium serbuk injeksi 1000 mg/amp ampul #DIV/0!
133 Triheksifenidil tablet 2 mg tablet 45.000 11.800 32.900 44.700 99,33
134 Vaksin Rabies Vero vial 112 112 #DIV/0!
135 Vitamin B Kompleks tablet tablet 1.000.000 356.000 694.000 1.050.000 105,00
VAKSIN
136 BCG vial 10.000 2.990 500 3.490 34,90
137 T T vial 8.000 2.916 120 3.036 37,95
138 D T vial #DIV/0!
139 CAMPAK 10 Dosis vial 10.000 2.800 780 3.580 35,80
140 POLIO 10 Dosis vial 10.000 4.290 139 4.429 44,29
141 DPT-HB vial 12.000 4.477 890 5.367 44,73
142 HEPATITIS B 0,5 ml ADS vial 10.000 4.582 630 5.212 52,12
143 POLIO 20 Dosis vial #DIV/0!
144 CAMPAK 20 Dosis vial #DIV/0!

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 67

JUMLAH SARANA KESEHATAN MENURUT KEPEMILIKAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PEMILIKAN/PENGELOLA
NO FASILITAS KESEHATAN
KEMENKES PEM.PROV PEM.KAB/KOTA TNI/POLRI BUMN SWASTA JUMLAH
1 2 3 4 5 6 7 8 9
RUMAH SAKIT
1 RUMAH SAKIT UMUM 2 12 2 15 31
2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1
PUSKESMAS DAN JARINGANNYA
1 PUSKESMAS RAWAT INAP
- JUMLAH TEMPAT TIDUR
2 PUSKESMAS NON RAWAT INAP
3 PUSKESMAS KELILING
4 PUSKESMAS PEMBANTU
SARANA PELAYANAN LAIN
1 RUMAH BERSALIN -
2 BALAI PENGOBATAN/KLINIK -
3 PRAKTIK DOKTER BERSAMA -
4 PRAKTIK DOKTER PERORANGAN -
5 PRAKTIK PENGOBATAN TRADISIONAL -
6 BANK DARAH RUMAH SAKIT -
7 UNIT TRANSFUSI DARAH -
SARANA PRODUKSI DAN DISTRIBUSI KEFARMASIAN
1 INDUSTRI FARMASI -
2 INDUSTRI OBAT TRADISIONAL -
3 USAHA KECIL OBAT TRADISIONAL -
4 PRODUKSI ALAT KESEHATAN -
5 PEDAGANG BESAR FARMASI -
6 APOTEK -
7 TOKO OBAT -
8 PENYALUR ALAT KESEHATAN -
TABEL 68

PERSENTASE SARANA KESEHATAN (RUMAH SAKIT) DENGAN KEMAMPUAN PELAYANAN GAWAT DARURAT (GADAR ) LEVEL I
PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

MEMPUNYAI KEMAMPUAN YAN. GADAR LEVEL I


NO SARANA KESEHATAN JUMLAH SARANA
JUMLAH %
1 2 3 4 5

1 RUMAH SAKIT UMUM 31 31 100,00

2 RUMAH SAKIT KHUSUS 1 1 100,00

JUMLAH (KAB/KOTA) 32 32 100,00

Sumber: Bidang Bina Pelayanan Kesehatan


TABEL 69

JUMLAH POSYANDU MENURUT STRATA, KECAMATAN, DAN PUSKESMAS


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

STRATA POSYANDU
POSYANDU AKTIF
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI
JUMLAH
JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH % JUMLAH %
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 KERINCI 18 21 7,29 167 57,99 100 34,72 0 0,00 288 100 34,72
2 MERANGIN 22 127 31,36 125 30,86 86 21,23 67 16,54 405 153 37,78
3 SAROLANGUN 15 17 5,67 130 43,33 120 40,00 33 11,00 300 153 51,00
4 BATANGHARI 17 3 1,02 106 36,18 127 43,34 57 19,45 293 184 62,80
5 MUARO JAMBI 19 40 10,70 153 40,91 155 41,44 26 6,95 374 181 48,40
6 TANJAB TIMUR 17 89 23,73 168 44,80 95 25,33 23 6,13 375 118 31,47
7 TANJAB BARAT 16 53 19,00 113 40,50 86 30,82 27 9,68 279 113 40,50
8 TEBO 17 31 10,26 131 43,38 107 35,43 33 10,93 302 140 46,36
9 BUNGO 18 20 19,80 54 53,47 24 23,76 3 2,97 101 27 26,73
10 KOTA JAMBI 20 5 4,95 224 221,78 178 176,24 37 36,63 444 215 48,42
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 21 20,79 42 41,58 9 8,91 0 0,00 72 9 12,50

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 427 13,21 1413 43,71 1087 33,62 306 9,46 3233 1393 43,09
RASIO POSYANDU PER 100 BALITA 1

Sumber: Bidang Bina PKM


TABEL 70

JUMLAH UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM) MENURUT KECAMATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DESA/ UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)


KELURAHAN POSKESDES POLINDES POSBINDU
1 2 3 4 5 6 7
1 KERINCI 18 286 49 0 -
2 MERANGIN 22 215 51 63
3 SAROLANGUN 15 158 83 0
4 BATANGHARI 17 113 55 0 84
5 MUARO JAMBI 19 155 115 175 12
6 TANJAB TIMUR 17 93 50 50
7 TANJAB BARAT 16 134 39 112 10
8 TEBO 17 112 116 132 25
9 BUNGO 18 153 62 67 4
10 KOTA JAMBI 20 62 10 10
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 69 9 0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 1.550 639 609 135

Sumber: Bidang Bina PKM


TABEL 71

JUMLAH DESA SIAGA MENURUT KECAMATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

DESA/KELURAHAN SIAGA
JUMLAH
NO KABUPATEN/KOTA PUSKESMAS DESA/
PRATAMA MADYA PURNAMA MANDIRI JUMLAH %
KELURAHAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 KERINCI 18 286 77 148 19 0,00 244 85,3
2 MERANGIN 22 215 116 20 23 56,00 215 100,0
3 SAROLANGUN 15 158 78 11 10 0,00 99 62,7
4 BATANGHARI 17 113 63 16 3 2,00 84 74,3
5 MUARO JAMBI 19 155 86 57 11 1,00 155 100,0
6 TANJAB TIMUR 17 93 17 0 16 0,00 33 35,5
7 TANJAB BARAT 16 134 63 23 12 8,00 106 79,1
8 TEBO 17 112 47 10 17 3,00 77 68,8
9 BUNGO 18 153 134 10 - 0,00 144 94,1
10 KOTA JAMBI 20 62 47 3 7 5,00 62 100,0
11 KOTA SUNGAI PENUH 7 69 34 29 3 3,00 69 100,0

JUMLAH (KAB/KOTA) 186 1.550 762 327 121 78 1.288 83,09677419

Sumber: Bidang Bina PKM


TABEL 72

JUMLAH TENAGA MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

DOKTER
NO UNIT KERJA DR SPESIALIS a DOKTER UMUM TOTAL DOKTER GIGI
GIGI SPESIALIS
TOTAL
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
1 Kerinci - 22 - - - 10 - - - -
2 Merangin - 26 - - - 8 - - - -
3 Sarolangun - 27 - - - 5 - - - -
4 Batanghari - 29 - - - 12 - - - -
5 Muaro Jambi - 55 - - - 14 - - - -
6 Tanjab Timur - 20 - - - 6 - - - -
7 Tanjab Barat - 20 - - - 7 - - - -
8 Tebo - 15 - - - 8 - - - -
9 Bungo - 29 - - - 9 - - - -
10 Kota Jambi - 52 - - - 20 - - - -
11 Kota Sungai Penuh - 11 - - - 4 - - - -
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - 306 - - - - - 103 - - - - - -
1 Kerinci 12 19 - - - 4 - - - -
2 Merangin 4 11 - - - 3 - - - -
3 Sarolangun 4 12 - - - - - - - -
4 Batanghari 13 14 - - - 4 - - - -
5 Muaro Jambi 14 16 - - - 2 - - - -
6 Tanjab Timur 4 8 - - - 1 - - - -
7 Tanjab Barat 6 9 - - - 3 - - - -
8 Tebo 7 14 - - - 4 - - - -
9 Bungo 16 12 - - - 4 - - - -
10 Kota Jambi 134 102 - - - 19 1 - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 214 - - 217 - - - - - 44 - - 1 - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 214 - - 523 - - - - - 147 - - 1 - - -
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 6,3987 15,638 0 4,3954 0,0299 0

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


TABEL 73

JUMLAH TENAGA KEPERAWATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

PERAWATa PERAWAT GIGI


NO UNIT KERJA BIDAN
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1 Kerinci 313 120 22
2 Merangin 370 201 16
3 Sarolangun 203 212 22
4 Batanghari 157 236 30
5 Muaro Jambi 480 203 40
6 Tanjab Timur 271 129 22
7 Tanjab Barat 198 149 21
8 Tebo 231 139 18
9 Bungo 291 255 14
10 Kota Jambi 270 166 47
11 Kota Sungai Penuh 26 75 10
0 0
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) 2810 0 0 1885 0 0 262
1 Kerinci 0 0 0
2 Merangin 32 0 0
3 Sarolangun 0 0 0
4 Batanghari 24 0 0
5 Muaro Jambi 38 0 0
6 Tanjab Timur 31 0 0
7 Tanjab Barat 7 0 0
8 Tebo 15 0 0
9 Bungo 46 0 0
10 Kota Jambi 140 0 0
11 Kota Sungai Penuh 0 0
0 0
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) 333 0 0 0 0 0 0
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 0 0
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT 0 0
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA 0 0
JUMLAH (KAB/KOTA) 3143 0 0 1885 0 0 262
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 191,92 56,36 7,83

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


a
Keterangan : termasuk perawat anastesi dan perawat spesialis
TABEL 74

JUMLAH TENAGA KEFARMASIAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TENAGA KEFARMASIAN
TENAGA TEKNIS
NO UNIT KERJA APOTEKER TOTAL
KEFARMASIANa
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kerinci 14 3 - 17 34
2 Merangin 16 - - 16 16
3 Sarolangun 16 2 - 18 18
4 Batanghari 19 - - 19 19
5 Muaro Jambi 28 4 - 32 32
6 Tanjab Timur 13 1 - 14 14
7 Tanjab Barat 19 4 - 23 23
8 Tebo 19 - - 19 19
9 Bungo 12 2 - 14 14
10 Kota Jambi 59 2 - 61 61
11 Kota Sungai Penuh 11 - - 11 11
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 226 - - 18 - 244 261
1 Kerinci - 10 - 10 10
2 Merangin 7 3 - 10 10
3 Sarolangun - - - - -
4 Batanghari 7 4 - 11 11
5 Muaro Jambi 8 10 - 18 18
6 Tanjab Timur 3 3 - 6 6
7 Tanjab Barat 4 2 - 6 6
8 Tebo 6 3 - 9 9
9 Bungo 28 10 - 38 38
10 Kota Jambi 92 12 - 104 104
11 Kota Sungai Penuh 155 57 - 212 212
- - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 310 - - 114 - 424 424
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 536 - - 132 - 668 685
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 16,02669 3,946872 20,48187

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


Keterangan : a termasuk analis farmasi, asisten apoteker, sarjana farmasi
TABEL 75

JUMLAH TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT DAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

KESEHATAN MASYARAKATa KESEHATAN LINGKUNGANb


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Kerinci 20 36
2 Merangin 19 17
3 Sarolangun 14 17
4 Batanghari 17 13
5 Muaro Jambi 20 33
6 Tanjab Timur 13 13
7 Tanjab Barat 9 17
8 Tebo 8 6
9 Bungo 25 17
10 Kota Jambi 13 37
11 Kota Sungai Penuh 5 13
- -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 163 - - 219
1 Kerinci - -
2 Merangin 19 7
3 Sarolangun 7 4
4 Batanghari 7 4
5 Muaro Jambi 15 6
6 Tanjab Timur 3 7
7 Tanjab Barat 22 -
8 Tebo 8 5
9 Bungo 2 4
10 Kota Jambi 18 9
11 Kota Sungai Penuh - -
- -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 101 - - 46
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 264 - - 265
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 7,893743043 7,923643584

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


Keterangan :
a
termasuk tenaga promosi kesehatan dan ilmu perilaku, pembimbing kesehatan kerja, tenaga biostatistik dan kependudukan,
tenaga kesehatan reproduksi dan keluarga, tenaga administrasi dan kebijakan kesehatan, epidemiolog kesehatan
b
termasuk tenaga sanitasi lingkungan, entomolog kesehatan, mikrobiolog kesehatan
TABEL 76

JUMLAH TENAGA GIZI DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

NUTRISIONIS DIETISIEN TOTAL


NO UNIT KERJA
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kerinci 10 - - - 10
2 Merangin 12 - - - 12
3 Sarolangun 12 - - - 12
4 Batanghari 8 - - - 8
5 Muaro Jambi 7 - - - 7
6 Tanjab Timur 12 - - - 12
7 Tanjab Barat 7 - - - 7
8 Tebo 11 - - - 11
9 Bungo 7 - - - 7
10 Kota Jambi 24 - - - 24
11 Kota Sungai Penuh 8 - - - 8
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 118 - - - - - 118
1 Kerinci - - - - -
2 Merangin 7 - - - 7
3 Sarolangun 6 - - - 6
4 Batanghari 3 - - - 3
5 Muaro Jambi 4 - - - 4
6 Tanjab Timur 4 - - - 4
7 Tanjab Barat 1 - - - 1
8 Tebo 5 - - - 5
9 Bungo 8 - - - 8
10 Kota Jambi 11 - - - 11
11 Kota Sungai Penuh - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 49 - - - - - 49
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 167 - - - - - 167
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 4,993390485

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


TABEL 77

JUMLAH TENAGA KETERAPIAN FISIK DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TENAGA KETERAPIAN FISIK


TOTAL
NO UNIT KERJA FISIOTERAPIS OKUPASI TERAPIS TERAPIS WICARA AKUPUNKTUR
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 Kerinci - - - - - - -
2 Merangin - - - - - - -
3 Sarolangun - - - - - - -
4 Batanghari - - - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - - - -
6 Tanjab Timur - - - - - - -
7 Tanjab Barat - - - - - - -
8 Tebo - - - - - - -
9 Bungo - - - - - - -
10 Kota Jambi - - - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - -
- - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - -
1 Kerinci 8 - - - - - -
2 Merangin - - - - - - -
3 Sarolangun 2 - - - - - -
4 Batanghari 3 - - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - - - -
6 Tanjab Timur 2 - - - - - -
7 Tanjab Barat 4 - - - - - -
8 Tebo 5 - - - - - -
9 Bungo 3 - - - - - -
10 Kota Jambi 13 - - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - -
- - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 40 - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 40 - - - - - - - - - - - -
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


TABEL 78

JUMLAH TENAGA KETEKNISIAN MEDIS DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TENAGA KETEKNISIAN MEDIS


NO UNIT KERJA REKAM MEDIS DAN
TEKNISI ANALISIS REFRAKSIONIS ORTETIK TEKNISI TRANSFUSI TEKNISI
RADIOGRAFER RADIOTERAPIS TEKNISI GIGI INFORMASI JUMLAH
ELEKTROMEDIS KESEHATAN OPTISIEN PROSTETIK DARAH KARDIOVASKULER
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
1 Kerinci - - - - 13 - - - - - - - -
2 Merangin - - 1 - 11 1 - - - - - - -
3 Sarolangun 2 - - - - - - - - - - - -
4 Batanghari - - - - 6 - - 1 - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - 21 - - - - - - - -
6 Tanjab Timur - - - - 16 - - - - - - - -
7 Tanjab Barat - - - - 21 - - - - - - - -
8 Tebo - - - - - - - - - - - - -
9 Bungo - - - - 10 - - - - - - - -
10 Kota Jambi - - - - 19 - - - - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - 1 - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - 2 - - - - - 1 - - - - - 118 - - 1 - - - - - 1 - - - - - - - - -
1 Kerinci - - - - - - - - - - - - -
2 Merangin - - - - - - - - - - - - -
3 Sarolangun 6 - - - 2 - - 2 - - - - -
4 Batanghari 3 - 1 1 2 1 - 3 - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - - - - 2 - - - - -
6 Tanjab Timur 2 - 1 - - 1 - 3 - - - - -
7 Tanjab Barat - - 2 - - - - 3 - - - - -
8 Tebo 5 - 1 - 11 1 - 2 - - - - -
9 Bungo 6 - 1 2 14 3 - 3 11 - - - -
10 Kota Jambi 13 - - - 66 1 - 6 - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - 35 - - - - - 6 - - 3 - - 95 - - 7 - - - - - 24 - - 11 - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - - - -
KLINIK DI DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - 37 - - - - 7 - - 3 - - 213 - - 8 - - - - - 25 - - 11 - - - - - -
RASIO TERHADAP 100.000 PENDUDUK 0

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


TABEL 79

JUMLAH TENAGA KESEHATAN LAIN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TENAGA KESEHATAN LAIN


PENGELOLA PROGRAM TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA KESEHATAN LAINNYA
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1 Kerinci - - - - -
2 Merangin - - - - -
3 Sarolangun - - - - -
4 Batanghari - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - -
6 Tanjab Timur - - - - -
7 Tanjab Barat - - - - -
8 Tebo - - - - -
9 Bungo - - - - -
10 Kota Jambi - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - -
- - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - -
1 Kerinci - - - - -
2 Merangin - - - - -
3 Sarolangun - - - - -
4 Batanghari - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - -
6 Tanjab Timur - - - - -
7 Tanjab Barat - - - - -
8 Tebo - - - - -
9 Bungo - - - - -
10 Kota Jambi - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - -
pula Rumah Bersalin) - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - -

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


TABEL 80

JUMLAH TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN DI FASILITAS KESEHATAN


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

TENAGA PENUNJANG/PENDUKUNG KESEHATAN


TENAGA
PEJABAT STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG STAF PENUNJANG TENAGA TOTAL
NO UNIT KERJA TENAGA PENDIDIK JURU PENUNJANG
STRUKTURAL ADMINISTRASI TEKNOLOGI PERENCANAAN KEPENDIDIKAN
KESEHATAN
L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L P L+P L LAINNYA
P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
1 Kerinci - - - - - - - - - - -
2 Merangin - - - - - - - - - - -
3 Sarolangun - - - - - - - - - - -
4 Batanghari - - - - - - - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - - - - - - - -
6 Tanjab Timur - - - - - - - - - - -
7 Tanjab Barat - - - - - - - - - - -
8 Tebo - - - - - - - - - - -
9 Bungo - - - - - - - - - - -
10 Kota Jambi - - - - - - - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH I (PUSKESMAS) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
1 Kerinci - - - - - - - - - - -
2 Merangin - - - - - - - - - - -
3 Sarolangun - - - - - - - - - - -
4 Batanghari - - - - - - - - - - -
5 Muaro Jambi - - - - - - - - - - -
6 Tanjab Timur - - - - - - - - - - -
7 Tanjab Barat - - - - - - - - - - -
8 Tebo - - - - - - - - - - -
9 Bungo - - - - - - - - - - -
10 Kota Jambi - - - - - - - - - - -
11 Kota Sungai Penuh - - - - - - - - - - -
- - - - - - - - - - -
SUB JUMLAH II (RUMAH SAKIT) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -
SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN - - - - - - - - - - -
INSTITUSI DIKNAKES/DIKLAT - - - - - - - - - - -
DINAS KESEHATAN KAB/KOTA - - - - - - - - - - -
JUMLAH (KAB/KOTA) - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan


TABEL 81

ANGGARAN KESEHATAN KABUPATEN/KOTA


PROVINSI JAMBI
TAHUN 2014

ALOKASI ANGGARAN KESEHATAN


NO SUMBER BIAYA
Rupiah %
1 2 3 4

ANGGARAN KESEHATAN BERSUMBER:

1 APBD KAB/KOTA -

a. Belanja Langsung

b. Belanja Tidak Langsung

2 APBD PROVINSI -

- Dana Tugas Pembantuan (TP) Provinsi

3 APBN : -

- Dana Alokasi Umum (DAU)

- Dana Alokasi Khusus (DAK)

- Dana Dekonsentrasi

- Dana Tugas Pembantuan Kabupaten/Kota


- Lain-lain (sebutkan)

4 PINJAMAN/HIBAH LUAR NEGERI (PHLN)

(sebutkan project dan sumber dananya)

5 SUMBER PEMERINTAH LAIN

TOTAL ANGGARAN KESEHATAN -

TOTAL APBD KAB/KOTA

% APBD KESEHATAN THD APBD KAB/KOTA

ANGGARAN KESEHATAN PERKAPITA -

Sumber:Bidang Bina Pendataan, Evaluasi, dan Pendayagunaan Tenaga Kesehatan

Anda mungkin juga menyukai