Anda di halaman 1dari 55

SKRIPSI

PERBANDINGAN ANTARA PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA


ARTERI BRAKIALIS DAN ARTERI RADIALIS DENGAN
SFIGMOMANOMETER DIGITAL

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna


memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Strata Satu

Oleh:
NAMA : DEMOS SHAKARIAN
NPM : 01071170177

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
2020
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

PERBANDINGAN ANTARA PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA


ARTERI BRAKIALIS DAN ARTERI RADIALIS DENGAN
SFIGMOMANOMETER DIGITAL

Disusun oleh:
Demos Shakarian
01071170177

Telah disetujui untuk diujikan

(Dr. dr. Erwin Mulyawan, SpAn, KMN, FIPM)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PELITA HARAPAN

AGUSTUS 2020

i
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Demos Shakarian

NIM : 01071170177

Dengan ini menyatakan bahwa proposal penelitian saya dengan judul:

“Perbandingan antara Pengukuran Tekanan Darah Pada Arteri Brakialis dan Arteri
Radialis dengan Sfigmomanometer Digital”

Ditulis dan diselesaikan sendiri.

Proposal saya bukan merupakan terjemahan dari buku teks, dan bukan merupakan
duplikasi jurnal yang sudah diterbitkan.

Bilamana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
proposal saya dibatalkan.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Jakarta, 9 Agustus 2020

Yang membuat pernyataan

Demos Shakarian

ii
PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR

Pada ________ telah diselenggarakan sidang tugas akhir untuk memenuhi sebagian
persyaratan akademik guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran, Strata Satu pada
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran Universitas Pelita
Harapan, atas nama :

Nama : Demos Shakarian

NIM : 01071170177

Program Studi : Kedokteran

Fakultas : Kedokteran

Termasuk ujian Tugas Akhir yang berjudul “PERBANDINGAN ANTARA


PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA ARTERI BRAKIALIS DAN
ARTERI RADIALIS DENGAN SFIGMOMANOMETER DIGITAL” oleh tim
penguji yang terdiri dari :

Nama Penguji Jabatan Dalam Tim Penguji Tanda Tangan

1.

2.

3.

Tangerang,

iii
ABSTRAK

Perbandingan antara Pengukuran Tekanan Darah Pada Arteri Brakialis dan


Arteri Radialis dengan Sfigmomanometer Digital
D. Shakarian, E. Mulyawan
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Indonesia

Latar belakang: Alat pengukur tekanan darah sudah banyak di jual di tempat
umum, sehingga masyarakat sudah bisa mengukur tekanan darah secara mandiri.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada lokasi yang berbeda-beda, dan
lokasi yang berbeda dapat mempengaruhi hasil pengukuran tekanan darah. Hal
tersebut dapat menyebabkan keraguan bagi masyarakat yang mengukur tekanan
darah secara mandiri. Di Indonesia, penelitian mengenai perbedaan hasil
pengukuran tekanan darah pada lokasi yang berbeda masih sangat kurang, oleh
karena itu penelitian ini dilakukan.
Tujuan penelitian: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan apakah
terdapat perbedaan yang signifikan dari hasil pengukuran tekanan darah pada lokasi
yang berbeda terutama pada arteri brakialis dan arteri radialis.
Hipotesis: Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran tekanan
darah pada arteri radialis dibandingkan dengan hasil pengukuran tekanan darah
pada arteri brakialis.
Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode potong lintang, dengan
jumlah responden sebanyak 52 sampel. Sampel akan dipilih secara acak.
Pengukuran tekanan darah dilakukan pada kedua arteri dengan sfigmomanometer
digital yaitu OMRON HEM-6161 dan OMRON HEM-8712. Kemudian, data akan
di analisis secara statistik dengan menggunakan SPSS 25 dan uji penelitian dengan
menggunakan uji t-tes berpasangan.
Hasil : Terdapat 52 sampel yang telah sesuai dengan kriteria eksklusi dan inklusi.
Dari sampel tersebut, didapatkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara
hasil pengukuran tekanan darah pada arteri radialis dan arteri brakialis. Perbedaan
tekanan sistolik adalah 7 mmHg, sedangkan tekanan diastolik adalah 4 mmHg.

iv
Simpulan : Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran tekanan
darah pada arteri radialis dan arteri brakialis.
Kata kunci: Arteri brakialis, arteri radialis.

v
ABSTRACT

Comparison Between Measurement of Blood Pressure in Brachial Artery and


Radial Artery with Digital Sphygmomanometer
D. Shakarian, E. Mulyawan
Faculty of Medicine, University of Pelita Harapan, Tangerang, Banten, Indonesia

Background: Blood pressure measuring devices have been sold in public places so
that people can measure blood pressure independently. Since blood pressure
measurements can be done at different locations, the results can be variously
different. This will cause confusion for the general public who measure their blood
pressure independently. In Indonesia, research on the differences in blood pressure
measurement results at different location is still lacking, therefore, this study was
conducted.
Purpose: The purpose of this study was to learn whether there were significant
differences in the results of blood pressure measurements at different locations,
especially in the brachial arteries and radial arteries.
Hypothesis: There is a significant difference between the results of blood pressure
measurements in the radial arteries compared with the results of blood pressure
measurements in the brachial arteries.
Method: This study uses a cross-sectional method with 52 respondents. Samples
will be chosen randomly and according to inclusion and exclusion criteria. Data
will be analyzed statistically using SPSS 25 and research studies using paired
samples t-test.
Results: 52 samples met the exclusion and inclusion criteria. From these samples,
it was found that there was a significant difference between the results of blood
pressure measurements in the radial artery and the brachial artery. The difference
in systolic pressure is 7 mmHg, while the diastolic pressure difference is 4 mmHg.
Conclusion: There is a significant difference between the results of blood pressure
measurements in the radial artery and the brachial artery.
Keywords: Brachial artery, radial artery.

vi
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat yang diberikan-Nya,
sehingga Tugas Akhir Skripsi ini dapat diselesaikan.

Tugas Akhir Skripsi dengan judul “PERBANDINGAN ANTARA


PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA ARTERI BRAKIALIS DAN
ARTERI RADIALIS DENGAN SFIGMOMANOMETER DIGITAL” ini
ditujukan untuk memenuhi sebagian persyaratan akademik guna memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran Strata Satu Universitas Pelita Harapan, Tangerang.

Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, bantuan, dan doa dari berbagai pihak,
Tugas Akhir ini tidak akan dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena
itu, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu dalam proses pengerjaan Tugas Akhir ini, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Dr. dr. Eka Julianta Wahjoepramono., SpBS, Ph.D, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran.
2. Dr, dr. Allen Widysanto, Sp.P, CTTS, FAPSR selaku selaku Ketua Program
Studi Kedokteran
3. Dr. dr. Erwin Mulyawan, SpAn, KMN, FIPM selaku dosen pembimbing
tugas akhir yang telah membantu penulis dalam memberikan bimbingan dan
masukan sehingga tugas akhir ini dapat diselesaikan dengan sebaik-
baiknya.
4. Keluarga yang telah membantu dan memberikan masukan dalam proses
pembuatan tugas akhir.
5. Teman-teman yang telah membantu dalam proses pengumpulan dan
pengolahan data.
6. Semua pihak yang telah berpartisipasi namun tidak dapat disebutkan satu
persatu.

Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dalam
Tugas Akhir Skripsi ini. Oleh karena itu, kritik dan saran dari pembaca akan sangat

vii
bermanfaat bagi penulis. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak yang membacanya.

Jakarta, 9 Agustus 2020

Demos Shakarian

viii
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... i

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL ........................................ ii

PERSETUJUAN TIM PENGUJI TUGAS AKHIR ........................................ iii

ABSTRAK......................................................................................................... iv

ABSTRACT ....................................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii

BAB I .................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 2

1.3 Pertanyaan Penelitian.................................................................................. 2

1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3


1.4.1 Tujuan Umum .................................................................................................... 3
1.4.2 Tujuan Khusus ................................................................................................... 3

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 3


1.5.1 Manfaat Akademik............................................................................................. 3
1.5.2 Manfaat Praktis.................................................................................................. 3

BAB II ................................................................................................................ 4

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4

2.1 Tekanan Darah ............................................................................................ 4


2.1.1 Definisi ................................................................................................................ 4
2.1.2 Komponen tekanan darah .................................................................................. 4

ix
2.1.3 Prosedur Pengukuran Tekanan Darah .............................................................. 7
2.1.4 Tekanan Darah Normal ................................................................................... 10
2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Tekanan Darah ............................. 10
2.1.6 Fisiologi Jantung .............................................................................................. 12
2.1.7 Regulasi Tekanan Darah .................................................................................. 13

2.2 Alat Pengukur Tekanan Darah ................................................................. 15


2.2.1 Auskultasi Manual............................................................................................ 15
2.2.2 Alat Otomatis.................................................................................................... 15
2.2.3 Monitor Invasif ................................................................................................. 16

2.3 Pengaruh obat pada tekanan darah .......................................................... 16

BAB III ............................................................................................................. 18

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS ............. 18

3.1 Kerangka teori.................................................................................................. 18

3.2 Kerangka Konsep ............................................................................................. 19

3.3 Hipotesis ........................................................................................................... 19


3.3.1 Hipotesis Null.................................................................................................... 19
3.3.2 Hipotesis Kerja ................................................................................................. 19

3.4 Variabel ............................................................................................................ 19


3.4.1 Variabel Bebas (Independen) ........................................................................... 19
3.4.2 Variabel Terikat (Dependen) ........................................................................... 19
3.4.3 Variabel Perancu .............................................................................................. 19

3.5 Definisi Operasional .................................................................................. 20

BAB IV ............................................................................................................. 23

METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................... 23

4.1 Desain Penelitian ....................................................................................... 23

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................................... 23

4.3 Bahan dan Cara Penelitian ....................................................................... 23


4.3.1 Bahan Penelitian............................................................................................... 23
4.3.2 Cara Penelitian ................................................................................................. 23

4.4 Populasi Penelitian .................................................................................... 24

x
4.5 Sampel Penelitian ...................................................................................... 24

4.6 Cara Pengambilan Sampel ........................................................................ 24

4.7 Cara Perhitungan Jumlah Sampel ............................................................ 24

4.8 Kriteria Penelitian ..................................................................................... 25


4.8.1 Kriteria inklusi .................................................................................................... 25
4.8.2 Kriteria Eksklusi .............................................................................................. 25

4.9 Alur Penelitian ........................................................................................... 26

4.10 Pengolahan Data ........................................................................................ 26

4.11 Analisa Statistik ......................................................................................... 27

4.12 Etika ........................................................................................................... 27

BAB V............................................................................................................... 28

HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................... 28

5.1 Karakteristik Responden .......................................................................... 28


5.1.1. Demografi Karakteristik Responden Penelitian .................................................. 28

5.2 Hasil Uji Statistik....................................................................................... 29


5.2.1. Uji Normalitas Data ..................................................................................... 29
5.2.2. Data Tekanan Systole dan Diastole ............................................................. 30
5.2.3. Uji t-tes berpasangan........................................................................................ 31

5.3 Pembahasan ............................................................................................... 32

BAB VI ............................................................................................................. 35

KESIMPULAN DAN SARAN......................................................................... 35

6.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 35

6.2 Saran ................................................................................................................. 35

BAB VII............................................................................................................ 36

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 36

BAB VIII .......................................................................................................... 40

LAMPIRAN ..................................................................................................... 40

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Definisi Operasional


Tabel 5.1. Demografi Responden Penelitian
Tabel 5.2. Uji Normalitas Data
Tabel 5.3. Data Tekanan Sistole dan Diastole
Tabel 5.4. Uji T-tes Berpasangan

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Mekanisme Metode Oscillometrik


Gambar 2.2. Klasifikasi Hipertensi AHA

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mengukur tekanan darah merupakan salah satu faktor yang penting
dalam menentukan status kesehatan seseorang,1 karena mengukur tekanan
darah dapat mendiagnosis penyakit seperti hipertensi.2 Oleh karena itu,
banyak diciptakannya alat untuk mengukur tekanan darah, agar masyarakat
dapat memonitor keadaan tekanan darah mereka setiap harinya, baik secara
manual, maupun digital.3
Melihat banyaknya metode dan alat untuk mengukur tekanan darah,
maka perlu dilihat kembali bagaimana cara kerja alat yang digunakan, dan
mekanismenya.4 Seperti yang diketahui bahwa pada umumnya pengukuran
tekanan darah dilakukan pada bagian lengan atas, akan tetapi terdapat juga
pengukuran pada lokasi lain seperti pada pergelangan tangan.5 Perlu di ingat
juga bahwa, banyak faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran
tekanan darah seperti, posisi pasien, ukuran manset yang sesuai, mencari
ruangan yang hening, suhu ruangan, dan pasien tidak bergerak dan
berbicara.6
Hasil dari pengukuran tekanan darah dapat berbeda-beda,
tergantung dari lokasinya, baik pada lengan kanan maupun kiri, pada bagian
lengan ataupun pergelangan tangan, dan juga berbagai faktor yang
mempengaruhinya, seperti posisi pasien, tangan pasien harus sejajar dengan
jantung untung mendapatkan hasil yang optimal. Menurut jurnal yang
berjudul “Poor Reliability of wrist blood pressure self measurement at
home”, yang ditulis oleh Edoardo Casiglia mengukur tekanan darah pada
pergelangan tangan bisa mendapatkan hasil yang kurang akurat,
dikarenakan pembuluh darah arteri pada pergelangan tangan lebih sempit
dibandingkan pada lengan atas, dan arteri di pergelangan tangan lebih dalam
dibandingkan arteri pada lengan atas, sehingga hasil pengukuran tekanan
darah pada pergelangan tangan lebih tidak akurat.7

1
Mengukur tekanan darah disarankan untuk dilakukan pada bagian
lengan atas, akan tetapi boleh mengukur pada pergelangan tangan apabila
mengalami kesulitan dalam mengukur tekanan darah pada bagian lengan
atas, seperti ukuran manset yang tidak sesuai pada lengan pasien ataupun
terdapat luka atau trauma pada bagian lengan atas.7
Oleh karena hal–hal tersebut, penelitian ini penting untuk dilakukan,
karena pada zaman ini banyak dijualnya alat pengukur tekanan darah pada
lokasi anatomis yang berbeda terutama pada pergelangan tangan, dan
kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai lokasi pengukuran tekanan
darah dan efeknya terhadap hasil pengukuran tekanan darah. Penelitian ini
diharap dapat memberi informasi kepada pembaca bahwa lokasi
pengukuran tekanan darah yang berbeda dapat menyebabkan hasil
pengukuran tekanan darah yang berbeda, sehingga pembaca dapat lebih bisa
untuk memilih alat pengukur tekanan darah yang terbaik.

1.2 Rumusan Masalah


Pada umumnya tekanan darah diukur pada bagian lengan atas, akan
tetapi dapat juga dilakukan pada lokasi yang berbeda seperti pergelangan
tangan. Oleh karena itu penelitian ini ingin melihat apakah terdapat
perbandingan hasil pengukuran tekanan darah pada pergelangan tangan dan
lengan atas.

1.3 Pertanyaan Penelitian


Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran
tekanan darah pada pergelangan tangan dan pada bagian lengan atas?

2
1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan antara


hasil pengukuran tekanan darah pada lokasi pengukuran tekanan
darah yang berbeda.

1.4.2 Tujuan Khusus

Untuk mengetahui adanya perbedaan yang signifikan pada


hasil pengukuran tekanan darah pada pergelangan tangan (arteri
radialis) dan lengan atas (arteri brakialis).

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Akademik

• Penelitian ini diharapkan dapat memberikan edukasi terhadap


masyarakat yang ingin menggunakan alat pengukur tekanan darah
digital baik pada pergelangan tangan maupun pada lengan atas.
• Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan bagi penulis
maupun pembaca mengenai pengukuran tekanan darah pada
pergelangan tangan dan lengan atas.

1.5.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi informasi baru bagi semua


kalangan masyarakat mengenai perbedaan pengukuran tekanan
darah pada lokasi yang berbeda terutama pada lokasi pergelangan
tangan dan lengan atas.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tekanan Darah

2.1.1 Definisi

Tekanan darah adalah kekuatan darah dalam melawan


dinding pembuluh darah. Hasil pengukuran tekanan darah ditulis
dalam satuan millimeter of mercury (mmHg). Hasil pengukuran
tekanan darah ditulis dalam dua bagian, dimana angka pertama
disebut sebagai tekanan sistolik dan angka yang kedua disebut
sebagai tekanan diastolik. Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai
tekanan darah, perlu diketahui terlebih dahulu komponen-komponen
dari tekanan darah, bagaimana cara regulasi tekanan darah, faktor-
faktor yang mempengaruhi tekanan darah, dan juga mengenai siklus
jantung.8

2.1.2 Komponen Tekanan Darah

2.1.2.1 Jantung

Jantung adalah organ muskular yang berada pada


bagian dada kiri dan berada di belakang sternum. Jantung
terdiri dari 4 ruang yaitu, bagian atas bernama atrium dan
bagian bawah ventrikel. Pada bagian atrium dibagi menjadi
atrium kanan dan kiri, demikian juga pada ventrikel. Atrium
kanan dan ventrikel kanan disebut sebagai sisi kanan
jantung, atrium kiri dan ventrikel kiri disebut sebagai sisi kiri
jantung.9
Jantung diperdarahi oleh 2 arteri koroner, yaitu arteri
koroner kiri dan arteri koroner kanan.10 Arteri koroner kiri
membawa sekitar 80% aliran darah menuju otot jantung.

4
Arteri koroner kiri terbagi menjadi 2 cabang yaitu the left
anterior descending artery yang memperdarahi 2/3 bagian
anterior dari interventricular septum dan dinding bagian
depan dari ventrikel kiri11, dan juga the circumflex coronary
artery yang memperdarahi bagian lateral dan posterior dari
ventrikel kiri. Arteri koroner kanan dan percabangannya,
memperdarahi bagian ventrikel kanan, atrium kanan dan
bagian bawah dari ventrikel kiri. 12
Lalu, jantung juga memiliki impulse-conducting
system, dimana berfungsi sebagai sel yang mengalirkan
aliran listrik pada jantung. Impulse-conducting system terdiri
dari sinoatrial node (SA node) yang berada pada dinding
atrium kanan. Kemudian terdapat atrioventricular node (AV
node) yang berada dibawah endocardium pada bagian
infero-posterior dari interatrial septum. Lalu pada bagian
distal dari AV node terdapat bundle of his, dimana akan
memasuki bagian dari interventricular septum. Di dalam
septum akan terbagi menjadi dua, yaitu right bundle branch
dan left bundle branch.13

2.1.2.2 Sistolik dan Diastolik

Sistolik dan diastolik adalah salah satu komponen


penting yang harus dipahami. Sistolik adalah suatu periode
dimana ventrikel berkontraksi untuk mengeluarkan atau
memompa darah dari ventrikel keluar jantung setelah fase
diastolik.14 Sedangkan fase diastolik adalah suatu periode
dimana vetrikel mengalami relaksasi dan terjadi pengisian
darah pada vetrikel. Selama fase diastolik darah akan
melewati atrium menuju ventrikel melalui katup tricuspid
dan mitral.15

5
2.1.2.3 Cardiac Output

Cardiac ouput adalah jumlah darah yang dipompa


keluar jantung selama 1 menit. Cardiac ouput dipengaruhi
oleh stroke volume (SV) dan juga heart rate (HR). Stroke
volume dipengaruhi oleh contractility, pre-load, dan after-
load. Heart Rate adalah jumlah detak jantung per menit yang
didasarkan pada jumlah kontraksi ventrikel, sehingga
semakin tinggi detak jantung maka semakin banyak juga
darah yang di pompa keluar jantung.16
Contractillity adalah kemampuan ventrikel jantung
untuk berkontraksi, bila kemampuan kontraksi semakin
tinggi maka semakin tinggi juga cardiac output, begitu juga
sebaliknya. Bila usaha untuk melakukan kontraksi terlalu
besar maka semakin lama kemampuan kontraksi akan
menurun dan bahkan bisa menyebabkan kemampuan
berkontraksi berhenti.17
Pre-load adalah derajat peregangan dari serabut
miokardium sebelum terjadinya kontraksi. Peregangan
serabut miokardium bergantung pada jumlah volume pada
ventrikel, semakin banyak volume pada ventrikel maka
semakin besar peregangan yang terjadi, hal tersebut didasari
oleh mekanisme Frank – Starling dimana dikatakan bahwa
semakin besar peregangan akan semakin kuat juga kontraksi
yang terjadi.18
After-load atau yang dikenal juga sebagai systemic
vascular resistance adalah tekanan yang harus dihadapi
jantung untuk mengeluarkan darah ke dalam peredaran darah
ke seluruh tubuh. After-load harus proporsional dengan
tekanan darah sistemik.19

6
2.1.2.4 Pembuluh Darah

Pembuluh darah merupakan tempat dimana darah


mengalir. Fungsi dari pembuluh darah adalah untuk
menyalurkan darah dan memperdarahi seluruh bagian tubuh.
Pembuluh darah juga dapat mempengaruhi tekanan darah,
yaitu dalam bentuk peripheral vascular resistance / systemic
vascular resistance. Systemic vascular resistance adalah
ketahanan pembuluh darah yang berpengaruh pada aliran
darah. Apabila terjadi vasokontriksi maka akan terjadi
peningkatan SVR, apabila terjadi vasodilatasi, maka akan
terjadi penurunan SVR. Systemic vascular resistance juga
berfungi untuk mengatur perfusi organ.20

2.1.3 Prosedur Pengukuran Tekanan Darah

2.1.3.1 Lokasi Pengukuran

Lokasi yang umum untuk dilakukan pengukuran


tekanan darah adalah pada bagian lengan atas (arteri
brakialis). Akan tetapi sudah banyak diperkenalkan alat
pengukur tekanan darah pada pergelangan tangan seperti
OMRON HEM-6161. Akan tetapi harus diperhatikan bahwa
tekanan sistolik dan diastolik dapat mendapatkan hasil yang
berbeda-beda pada lokasi yang berbeda pada percabangan
arteri. Lokasi pengukuran tekanan darah biasanya dilakukan
pada arteri brakialis, akan tetapi apabila tidak dapat
dilakukan, pengukuran tekanan darah dapat dilakukan pada
lokasi yang berbeda seperti pada arteri radialis.21 Hasil
tekanan darah pada arteri radialis cenderung memiliki hasil
yang lebih tinggi dibandingan hasil tekanan darah pada arteri
brakialis.22 Menurut British Hypertension Society dan
Advancement of Medical Instrumentation pengukuran

7
tekanan darah pada arteri brakialis lebih akurat dibandingkan
pengukuran tekanan darah pada arteri radialis.23

2.1.3.2 Teknik Pengukuran Tekanan Darah

Terdapat berbagai macam teknik pengukuran


tekanan darah. Metode palpasi merupakan salah satu metode
pemeriksaan tekanan darah yang paling sederhana dan
biasanya hanya bisa digunakan untuk mengukur tekanan
sistolik. Prosedur pengukuran tekanan darah dengan metode
ini, dilakukan dengan memasang manset pada bagian lengan
atas kemudian menaikkan tekanan manset hingga 120
mmHg, lalu naikkan kembali sebanyak 10 mmHg dan
lakukan palpasi pada arteri radialis yang terletak pada
pergelangan tangan. Pada mulanya denyutan nadi tidak akan
terasa, kemudian menurunkan tekanan manset secara
perlahan dan denyut nadi akan mulai terasa. Momen dimana
denyutan nadi yang dirasa pertama kali tersebut yang disebut
sebagai tekanan sistolik.24
Kemudian metode auskultasi yang dilakukan dengan
menggunakan alat sfigmomanometer, metode auskultasi
dikatakan sebagai gold standard dalam pengukuran tekanan
darah. Metode pengukuran tekanan darah ini meliputi
adanya auskultasi dari suara Korotkoff yang didengar dengan
menggunakan stetoskop. Suara Korotkoff adalah suara
turbulensi dari aliran darah yang mengalir melalui arteri.25
Semakin tinggi kemampuan dilatasi dan kontraksi dari
pembuluh darah yang diberi tekanan oleh manset
sfigmomanometer, maka suara Korotkoff yang dihasilkan
akan semakin baik. Sfigmomanometer akan dipompa hingga
tekanan manset mencapai kisaran 140 mmHg, setelah itu

8
suara Korotkoff yang pertama di dengar merupakan tekanan
maksimal dalam siklus jantung yang disebut dengan tekanan
sistolik. Lalu ketika suara Korotkoff hilang secara permanen,
disaat arteri sudah tidak terkompresi dan aliran darah sudah
sepenuhnya pulih hal tersebut yang disebut sebagai resting
pressure di antara kontraksi jantung yang disebut tekanan
diastolik.26
Lalu ada juga metode oscillometrik. Metode ini
memerhatikan osilasi yang dihasilkan dari tekanan manset
sfigmomanometer. Proses osilasi dimulai dari tekanan awal
sisotlik hingga tekanan diastolik selesai.

Gambar 2.1. mekanisme metode oscillometrik27


Metode oscillometrik menggunakan manset otomatis yang
mengukur tekanan darah dengan mendeteksi getaran dari
tekanan darah yang disebabkan karena adanya tekanan dari
manset.28
Terakhir adalah metode ultrasound. Metode ini
menggunakan ultrasound transmitter dan receiver yang
diletakkan pada arteri brakialis dibawah manset
sfigmomanometer. Ketika manset mulai memberi tekanan
pada lengan, pergerakan dari dinding arteri menyebabkan
doppler phase shift dimana terjadinya perubahan dari
frekuensi dan akan ditangkap oleh ultrasound receiver.29

9
2.1.4 Tekanan Darah Normal

Tekanan darah tidak dapat ditentukan dalam satu kali


pemeriksaan, akan tetapi diperlukan pengukuran tekanan darah
yang berulang dalam beberapa hari. Jika dalam beberapa kali
pengukuran tekanan darah, ditemukan adanya hasil tekanan sistolik
dan diastolik yang tinggi atau salah satunya mengalami peningkatan,
sudah bisa dikatakan mengalami tekanan darah tinggi. Tekanan
darah tinggi disebut juga sebagai hipertensi. 30

Gambar 2.2. Klasifikasi hipertensi AHA31

2.1.5 Faktor yang Mempengaruhi Pengukuran Tekanan Darah

Hasil dari pengukuran tekanan darah seseorang dapat


mendapatkan hasil yang berbeda-beda. Terdapat berbagai macam
faktor yang dapat mempengaruhi hasil dari tekanan darah sehingga
mendapatkan hasil yang berbeda–beda.
Faktor pertama yang mempengaruhi adalah postur tubuh.
Walau tidak ada yang mengatakan bahwa pengukuran tekanan darah
harus dilakukan dalam posisi tertentu, akan tetapi menurut
penelitian Ismet Eser yang berjudul “The Effect of Different body
position on blood pressure” banyak disarankan untuk melakukan
pengukuran tekanan darah dalam posisi duduk. Dalam sebuah

10
survei, dari 245 orang dalam berbagai golongan umur, hasil dari
tekanan sistolik dalam berbagai postur mendapatkan hasil yang
serupa, akan tetapi terdapat sedikit perbedaan dalam tekanan
diastolik. Dimana pada usia 30 tahun tekanan diastolik diukur dalam
posisi duduk lebih tinggi 10 mmHg dari postur lainnya, sedangkan
pada usia 70 tahun perbedaannya tidak terlalu signifikan yaitu 2
mmHg.32
Faktor yang kedua adalah posisi tubuh. Hasil dari
pengukuran tekanan darah dipengaruhi oleh posisi dari tangan yang
di ukur. Terdapat peningkatan tekanan yang progresif sekitar 5
sampai 6 mmHg disaat tangan digerakkan kebawah dari posisi
horizontal ke posisi vertikal. Hal ini merupakan hasil yang di
ekspektasi karena adanya perubahan dari tekanan hidrostatik.
Tekanan hidrostatik adalah tekanan cairan yang mendorong sisi-sisi
permukaannya, pada hal ini adalah darah yang mendorong dinding
pembuluh darah.33 Tekanan hidrostatik oleh darah akan berubah
sepanjang pembuluh darah kapiler, dari arteri sampai venous end.
Faktor yang ketiga adalah ukuran manset. Ukuran manset
harus memiliki ukuran yang sesuai dengan diameter lengan individu
akan dilakukan pengukuran tekanan darah, karena faktor tersebut
sangat berperan penting dalam mempengaruhi hasil pengukuran
tekanan darah, dimana apabila ukuran manset yang digunakan
terlalu kecil dibandingkan ukuran lengan yang akan di ukur, hal
tersebut akan menyebabkan terjadinya pengukuran tekanan yang
lebih tinggi. 34 Menurut American heart association ukuran manset
yang ideal bagi dewasa dengan lingkar lengan 22-26 cm adalah
12x22 cm, untuk lingkar lengan 27-34 cm adalah 16x30 cm,
kemudian lingkar lengan 35-44 cm adalah 16x36 cm, dan lingkar
lengan 45-52 cm adalah 16x42 cm.35

11
2.1.6 Fisiologi Jantung

Jantung bertugas untuk memperdarahi seluruh bagian tubuh


manusia. Dengan merespon berbagai macam stimulus yang
diterima, jantung dapat mengkondisikan kecepatan dan jumlah
darah yang dibawa oleh pembuluh darah. Sistem kardiovaskular
terdiri dari jantung, arteri, vena, dan kapiler dari pembuluh darah.
Jantung dan pembuluh darah bekerja sama untuk memenuhi
kebutuhan aliran darah ke seluruh tubuh.36
Pembuluh darah memegang peranan penting karena
pembuluh darah berfungsi untuk mengkontrol jumlah darah yang
mengalir pada bagian tubuh. Pembuluh darah terdiri dari arteri,
kapiler, dan vena. Arteri membawa darah dari jantung dan terbagi
menjadi arteri besar dan arteri kecil. Arteri besar menerima aliran
tekanan darah yang paling besar, oleh karena itu arteri besar
memiliki dinding pembuluh darah yang lebih tebal dan elastik untuk
mengakodomasi tekanan tinggi. Arteri yang lebih kecil seperti
arteriol, memiliki otot halus yang berkontraksi dan relaksasi untuk
mengatur aliran darah untuk setiap bagian spesifik pada tubuh. Vena
menyalurkan darah kembali menuju jantung. Vena memiliki katup
yang mencegah mengalir ke arah yang sebaliknya.37
Sistem kardiovaskular terdiri dari 2 sirkulasi yaitu, sirkulasi
sistemik dan sirkulasi pulmonari. Tujuan dari sistem kardiovascular
adalah untuk memenuhi kebutuhan akan darah ke seluruh tubuh.
Sirkulasi pulmonari menyalurkan darah menuju paru – paru dimana
darah akan mengalami proses oksigenasi, dan sirkulasi sistemik
membawa aliran darah yang sudah di oksigenasi menuju ke seluruh
bagian tubuh.38

12
2.1.7 Regulasi Tekanan Darah

Terdapat beberapa mekanisme tubuh dalam meregulasi


tekanan darah seperti refleks baroreseptor, hormon antidiuretik dan,
sistem renin–angiotensin–aldosteron.
Dalam merespon perubahan tekanan darah yang terjadi
secara tiba–tiba, tubuh akan merespon dengan menggunakan refleks
baroreseptor yang terdapat di dalam pembuluh darah. Refleks
baroreseptor akan teraktivasi apabila terjadi peregangan dari
pembuluh darah. Informasi sensorik ini akan diteruskan ke sistem
saraf pusat dan digunakan untuk mempengaruhi peripheral vascular
resistance dan cardiac output. Terdapat 2 bentuk dari refleks
baroreseptor, yang pertama adalah refleks baroreseptor tekanan
tinggi yang terdiri dari carotid baroreceptor dan aortic arch
baroreceptor. Carotid baroreceptor merespon pada peningkatan
dan penurunan dalam tekanan darah, dan kemudian akan
mengirimkan sinyal afferent melalui syaraf glossopharyngeal.
Sedangkan aortic arch baroreceptor hanya memberi respon pada
peningkatan tekanan darah, dan mengirim sinyal melalui syaraf
vagus. Yang kedua adalah refleks baroreceptor tekanan rendah,
refleks baroreceptor ini terletak di dalam venous system, vena besar,
pembuluh darah pulmonal, juga pada dinding dari atrium dan
ventrikel kanan jantung. Perubahan volume darah dapat
mempengaruhi baroreceptor dalam venous system.39
Hormon antidiuretik, atau dikenal juga sebagai vasopressin,
adalah hormon yang diproduksi oleh nukleus paraventrikular dan
nukleus supraoptik di hipotalamus. Faktor yang mempengaruhi
produksi hormon antidiuretik adalah terjadi stimulasi karena
peningkatan osmolaritas (osmoreseptor di dalam hipotalamus),
volume darah rendah yang memicu penurunan tekanan baroreceptor
dan merangsang pembentukan ADH, dan terakhir adalah
pembentukan angiotensin II. Hormon antidiuretik dihasilkan di

13
hipotalamus dan akan menuju ke posterior pituitary dimana akan
disimpan dan dikeluarkan apabila terjadi stimulus seperti yang
sebelumnya sudah dijelaskan. Fungsi utama ADH adalah
meningkatkan reabsorpsi air pada collecting duct pada ginjal, dan
mengakibatkan adanya peningkatan volume dan tekanan arterial.40
Lalu terakhir adalah renin-angiotensin-aldosterone system
(RAAS). RAAS sangat berperan dalam meregulasi tekanan darah
arterial. Sistem ini bergantung pada berbagai hormon yang bekerja
untuk meningkatkan volume darah dan peripheral resistance.
Proses dari RAAS dimulai dengan pembentukan dan pelepasan
renin dari juxtaglomerular cell yang terdapat di dalam ginjal, hal ini
terjadi karena adanya respon terhadap penurunan tekanan darah,
aktivitas sistem saraf simpatetik, dan penurunan kadar sodium di
dalam distal convoluted tubules dari nefron ginjal. Renin akan
dikeluarkan dan memasuki alirah darah dan akan berikatan dengan
angiotensin yang di bentuk oleh hati. Angiotensinogen akan berubah
menjadi angiotensin I akibat berinteraksi dengan molekul renin.
Angiotensin I kemudian akan menuju ke pembuluh darah pulmonal
dimana terdapat angiotensin–converting enzyme (ACE). ACE akan
mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II. Angiotensin II
memiliki fungsi untuk meningkatkan tekanan arterial, meningkatkan
penyerapan sodium di dalam ginjal, mengeluarkan hormon
antidiuretik dari posterior pituitary gland, dan mengeluarkan
aldosteron yang berasal dari zona glomerulosa dari korteks adrenal
yang berfungsi untuk meningkatkan penyerapan sodium dan
meningkatkan pengeluaran potassium.41

14
2.2 Alat Pengukur Tekanan Darah

2.2.1 Auskultasi Manual

Metode dalam menentukan tekanan darah melalui auskultasi


dari suara Korotkoff telah menjadi salah satu metode utama yang
umum dilakukan dalam pengukuran tekanan darah. Alat yang
digunakan adalah sfigmomanometer dengan manset yang terhubung
untuk mengukur tekanan darah. Untuk mengukur tekanan darah
seseorang, manset akan dipasang pada bagian lengan atas dan secara
perlahan sfigmomanometer akan dipompa untuk mengembangkan
manset dan memberi tekanan pada lengan.42 Manset akan dipompa
sampai tekanan melebihi tekanan sistolik, lalu secara perlahan
tekanan manset akan dikurangi sambil melakukan auskultasi pada
arteri brakialis. Saat tekanan dari manset turun sampai pada tekanan
sistolik, maka nadi akan kembali berdenyut. Hal tersebut terjadi
karena hasil dari adanya turbulensi yang dikenal sebagai suara
Korotkoff. Dan disaat manset sudah sampai pada tekanan diastolik,
makan secara perlahan suara Korotkoff akan menghilang. Bisa
disimpulkan bahwa disaat suara pertama Korotkoff terdengar maka
merupakan sistolik, dan disaat suara Korotkoff sudah menghilang
adalah diastolik.43

2.2.2 Alat Otomatis

Alat ini dikenal juga sebagai tensimeter digital yang


mengukur tekanan darah secara otomatis. Tidak dengan
mendengarkan suara Korotkoff, alat ini lebih menggunakan
pengukuran pada proses osilasi pada aliran darah selama tekanan
manset dikurangi secara perlahan. Lalu menggunakan suatu
algoritme untuk menghitung dan menentukan tekanan darah secara
tidak langsung. Kelebihan dari penggunaan alat ini adalah bahwa

15
alat ini tidak memperlukan seseorang yang ahli untuk menggunakan
alat ini.44

2.2.3 Monitor Invasif

Metode yang paling akurat dalam mendapatkan hasil


pengukuran tekanan darah adalah dengan menggunakan metode
invasif. Metode ini memasukkan probe secara langsung pada lumen
dari arteri brakialis, dan bisa juga pada arteri femoral. Kelebihan dari
metode ini adalah kemampuan dalam menampilkan hasil tekanan
darah dalam setiap denyut jantung. Walaupun metode ini paling
akurat akan tetapi jarang dilakukan karena prosedur invasive dengan
menggunakan jarum suntik, sehingga pengukuran tekanan darah
banyak dilakukan dengan metode yang non-invasive. Bersifat rumit
karena membutuhkan berbagai alat seperti jarum suntik, dan kateter.
Kemudian invasif karena perlu untuk memasukan kateter ke dalam
pembuluh darah.45

2.3 Pengaruh obat pada tekanan darah


Terdapat berbagai macam golongan obat yang dapat mempengaruhi
tekanan darah. Salah satu contoh adalah obat-obatan nonsteroidal anti-
inflammatory (NSAID). Obat tersebut dapat mempengaruhi tekanan darah
dengan mempengaruhi produksi dari prostaglandin dan menyebabkan
adverse renal effects. Adverse renal effect disebabkan karena NSAID
merupakan nonselective cyclooxygenase inhibitors dan bersifat nefrotoksik,
sehingga kerja ginjal menjadi tidak optimal dan bisa menyebabkan renal
hypertension. Renal hypertension disebabkan karena terdapat masalah pada
ginjal yang bisa disebabkan karena penggunaan obat-obatan seperti NSAID.
Hal tersebut menyebabkan pembuluh arteri yang mengalirkan darah menuju
ginjal menjadi mengecil, sehingga ginjal menerima aliran darah yang
rendah. Ginjal akan berpikir terjadi dehidrasi pada tubuh, sehingga akan
mengstimulasi tubuh untuk retensi air dan sodium. Retensi dari sodium dan

16
air menyebabkan peningkatan volume carian dan menyebabkan tekanan
darah meningkat.46 Kemudian obat sistemik kortikosteroid seperti
dexamethasone, fludrocortisone, dan prednisone juga dapat mempengaruhi
tekanan darah. Dosis pemberian kortikosteroid yang tidak tepat dapat
menimbulkan efek samping seperti retensi carian dan sodium, dan juga
hypocalcemia. Ketiga hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya
peningkatan tekanan darah.47 Acetaminophen juga dapat mempengaruhi
tekanan darah seseorang, hal tersebut dikarenakan karena acetaminophen
juga bersifat nonselective cyclooxygenase inhibitors seperti NSAID.48
Terdapat juga obat antidepresan seperti tricyclic antidepressants, dan
serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor yang dapat mempengaruhi
tekanan darah. Hal tersebut dikarenakan karena obat antidepresan dapat
mempengaruhi saraf vagus, dimana saraf vagus berfungsi dalam
mempengaruhi kerja saraf parasimpatis pada jantung.49
Penggunaan narkotika seperti ectasy dan cocaine juga dapat
mempengaruhi tekanan darah seseorang. Ectasy dapat mempengaruhi
tekanan darah karena penggunakan ectasy dapat menyebabkan defisit dari
serotonin, dimana serotonin dapat berfungsi dalam mengatur pembuluh
darah, selain itu juga dapat menyebabkan irama jantung yang tidak
beraturan.50 Kemudian, Cocaine dapat mempengaruhi tekanan darah karena
memiliki efek sympathomimetic dimana mempengaruhi peningkatan
norepinephrine dan epinephrine, dan juga mengeluarkan vasokonstriktor
yaitu endothelin-1.51
Oleh karena itulah perlu diperhatikan apakah pasien menggunakan
obat-obatan tertentu sebelum melakukan pengukuran tekanan darah, karena
dapat mempengaruhi hasil dari pengukuran tekanan darah.

17
BAB III

KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka teori

Diastolik Hasil Pengukuran Sistolik


Tekanan Darah

Lokasi Pengukuran
Tekanan Darah

Arteri Radialis Arteri Brakialis

Metode
Palpasi

Metode Pengukuran Metode


Tekanan Darah Auskultasi

Auskultasi Manual Metode


Oscillometik

Alat Otomatis Alat Pengukuran Metode


Tekanan Darah Ultrasound
Monitor Invasif

Faktor-faktor yang
mempengaruhi tekanan
darah

Postur Tubuh Posisi Tangan Ukuran Manset

18
3.2 Kerangka Konsep

Variabel bebas : Variabel Terikat :


Lokasi Pengukuran Hasil Pengukuran
Tekanan Darah Tekanan Darah

Variabel Perancu :
Postur tubuh
Posisi Tangan
Ukuran Manset

3.3 Hipotesis

3.3.1 Hipotesis Null

Tidak terdapat perbedaan dalam hasil pengukuran tekanan


darah pada arteri brakialis dan arteri radialis.

3.3.2 Hipotesis Kerja

Terdapat perbedaan hasil pengukuran tekanan darah pada


arteri brakialis dan arteri radialis.

3.4 Variabel

3.4.1 Variabel Bebas (Independen)

Lokasi pengukuran tekanan darah.

3.4.2 Variabel Terikat (Dependen)

Hasil pengukuran tekanan darah.

3.4.3 Variabel Perancu

Postur tubuh, Posisi tangan, Ukuran manset.

19
3.5 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Metode Indikator Referensi

43
1 Lokasi Arteri brakialis Melakukan Sistole
Pengukuran merupakan pengukuran
Diastole
Tekanan lokasi yang tekanan
Darah umum untuk darah
dilakukan menggunak
pengukuran an alat
tekanan darah pengukur
akan tetapi tekanan
terdapat juga darah
pengukuran digital
tekanan darah
pada
pergelangan
tangan seperti
OMRON
HEM-6161

2 Hasil Hasil dari Dengan Sistole pada


Pengukuran pengukuran menggunak rentang
Tekanan tekanan darah, an alat normal <120
Darah terdiri dari tekanan mmHg
tekanan sistole darah
Sedangkan
dan tekanan digital
diastole pada
diastole
rentang
normal <80
mmHg

33
3 Postur Tubuh Posisi tubuh
yang biasa di

20
posisikan
disaat
pengukuran
tekanan darah,
adalah dengan
posisi duduk
seperti duduk
di kursi
maupun
berbaring
seperti
berbaring pada
kasur.

32
4 Posisi tangan Posisi tangan
saat dilakukan
pengukuran
tekanan darah,
adalah sejajar
atau setara
dengan
setinggi
jantung

35
5 Ukuran Dalam
Manset pengukuran
tekanan darah
diperlukan
ukuran manset
yang sesuai
dengan lokasi
pengukuran

21
tekanan darah.
Idealnya untuk
dewasa dengan
lingkar lengan
22-26 cm
menggunakan
ukuran manset
12x22 cm.
Untuk dewasa
dengan lingkar
lengan 27-34
cm
menggunakan
manset dengan
ukuran 16x30
cm. Sedangkan
untuk dewasa
dengan lingkar
lengan 35-44
cm
menggunakan
ukuran manset
16x36 cm.

Tabel 3.1. Definisi Operasional

22
BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian


Desain penelitian yang dilakukan adalah penelitian analitik
komparatif numerik tidak berpasangan dengan pendekatan potong lintang.

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilakukan di daerah Jakarta dan Tangerang dengan
rencana waktu penelitian pada bulan April 2020-Mei 2020.

4.3 Bahan dan Cara Penelitian

4.3.1 Bahan Penelitian

• Alat pengukur tekanan darah digital.


• Kertas untuk mencatat hasil pengukuran.
• Alat tulis untuk menulis hasil pengukuran.

4.3.2 Cara Penelitian

• Mencari sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan


eksklusi
• Pengukuran tekanan darah akan dilakukan pada lengan
kanan
• Pengukuran pertama dilakukan pada arteri brakialis, lalu
mencatat hasil
• Lalu, menunggu selama 2-3 menit sebelum pengukuran
selanjutnya
• Kemudian, pengukuran kedua dilakukan pada arteri radialis.

23
4.4 Populasi Penelitian
Populasi penelitian yang akan diteliti, merupakan masyarakat umum
yang tinggal pada daerah Jakarta dan Tangerang.

4.5 Sampel Penelitian


Sampel penelitian merupakan masyarakat umum yang tinggal pada
daerah Jakarta dan Tangerang, serta telah memenuhi kriteria penelitian dan
menyetujui untuk menjadi sampel dalam penelitian.

4.6 Cara Pengambilan Sampel


Metode pengambilan sampel akan dilakukan secara acak kepada
masyarakat umum yang tinggal pada daerah Jakarta dan Tangerang, serta
telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi.

4.7 Cara Perhitungan Jumlah Sampel


Penghitungan jumlah sampel dilakukan dengan perhitungan
numerik tidak berpasangan.

!(#$ & #')².+ ,


N= x2
(-./-!),

!(.,12 & 3,45)².(!!,6),


N= 𝑥 2
(.6,7),

! : 6,45 : ;.;,!1
N= 𝑥 2
!11,!1

N= 52

Keterangan :

N = Jumlah sampel satu kelompok yang akan di teliti

Z𝛼 = konstanta hipotesis 2 arah 1,96

Z𝛽 = konstanta 0,84

24
S = Variasi data yang diteliti (standar deviasi)

X1 – X2 = perbedaan rerata minimal yang dianggap bermakna

4.8 Kriteria Penelitian

4.8.1 Kriteria inklusi

• Masyarakat umum

• Jenis kelamin laki-laki dan perempuan

4.8.2 Kriteria Eksklusi

• Mengkonsumsi alkohol

• Mengkonsumsi obat-obatan (Acetaminophen, Antidepressants,


Corticosteroids, NSAID)

• Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular (hypertension,


arrhythmia, peripheral vascular disease, congenital heart disease)

• Mengkonsumsi obat narkotika (Ecstasy, Cocaine)

• Tidak bersedia mengikuti penelitian

25
4.9 Alur Penelitian
Penyusunan proposal penelitian dan pengkajian etik
(September 2019)

Pemilihan sampel dengan metode randomized dan sesuai dengan


kriteria inklusi dan eksklusi
(Maret 2020)

Informed consent

Pengambilan data
(April-Mei 2020)

Evaluasi

Perhitungan dan analisis data


(Juni 2020)

Interpretasi data hasil penelitian


(Juni 2020)

Penyusunan Laporan penelitan


(Juni-Juli 2020)

Sidang

Bagan 3. Alur Penelitian

4.10 Pengolahan Data


Data yang diperoleh merupakan data primer yang didapat dari
melakukan tindakan pengukuran tekanan darah. Data yang terkumpul akan
dirangkum dalam bentuk table dengan Microsoft Excel 2016 dan Statistical
Package for the Social Sciences 25 (SPSS 25).

26
4.11 Analisa Statistik
Penelitian ini mengolah data numerik dengan numerik, sehingga
analisa statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah paired sample
t-test. Untuk melihat apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil
tekanan darah pada arteri brakialis dengan arteri radialis menggunakan alat
pengukur tekanan darah digital.

4.12 Etika
Penelitian ini telah mendapatkan persetujuan dari komite etik
Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan dengan nomor ijin 143/K-
LKJ/ETIK/IV/2020.

27
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Karakteristik Responden


Penelitian ini dilakukan kepada seluruh masyarakat yang tinggal
pada daerah sekitar Jakarta dan Tangerang, dari tanggal 1 Mei 2020 hingga
31 Mei 2020, dengan total responden.

5.1.1. Demografi Karakteristik Responden Penelitian

Tabel 5.1. Demografi Karakteristik Responden Penelitian (N=52)


Variabel Responden N %
Usia 16 2 3,8
17 1 1,9
18 1 1,9
19 3 5,7
20 8 15,3
21 4 7,6
22 5 9,6
24 3 5,7
25 1 1,9
28 1 1,9
32 1 1,9
33 1 1,9
37 1 1,9
39 2 3,8
40 2 3,8
43 1 1,9
45 1 1,9
47 3 5,7
48 1 1,9

28
50 1 1,9
54 1 1,9
55 1 1,9
56 1 1,9
57 1 1,9
59 1 1,9
60 2 3,8
62 1 1,9
65 1 1,9
Jenis Kelamin Perempuan 31 59,6
Laki-laki 21 40,4

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden dalam


penelitian ini memiliki rentang usia yang beragam. Usia paling
rendah adalah usia 16 tahun, dan yang paling tinggi adalah 65 tahun.
Mayoritas usia dalam penelitian ini adalah 20 tahun (15,3%).
Kemudian apabila dilihat dari jenis kelamin, 31 (59,6%) responden
merupakan perempuan dan 21 (40,4%) responden merupakan laki-
laki. Dalam penelitian ini dapat dilihat responden perempuan lebih
banyak jumlahnya dibandingkan responden laki-laki.

5.2 Hasil Uji Statistik

5.2.1. Uji Normalitas Data

Sampel dalam penelitian ini berjumlah lebih dari 30 (>30)


oleh karena hal tersebut maka untuk uji normalitas data digunakan
metode Kolmogorov-Smirnov. Hasil perhitungan dengan
menggunakan Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat dalam tabel
berikut.

29
Tabel 5.2. Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov
Kolmogorov-Smirnov
Sig. (P value)
Sistole Radialis .200
Sistole Brakialis .200
Diastole Radialis .200
Diastole Brakialis .200

Suatu data dapat dikatakan terdistribusi secara normal


apabila nilai P value lebih besar daripada 0,05 (>0,05). Pada tabel
5.2. didapat nilai P value sebesar 0.2 pada tekanan sistolik dan
diastolik untuk arteri radialis maupun brakialis. Oleh sebab itu,
dapat dikatakan bahwa data dalam penelitian terdistribusi secara
normal.

5.2.2. Data Tekanan Systole dan Diastole

Tabel 5.3. Data Tekanan Sistole dan Diastole


Mean N Std. Deviasi
Sistole Radialis 124.02 52 14.748
Sistole Brakialis 116.96 52 14.128
Diastole Radialis 79.81 52 11.453
Diastole Brakialis 75.50 52 11.292

Pada tabel 5.3. merupakan hasil pengukuran tekanan darah


kepada 52 sampel yang dilakukan pada arteri radialis dan arteri
brakialis. Hasil menunjukan bahwa nilai rata–rata tekanan sistol
radialis sebesar 124.02, dan tekanan sistole brakialis adalah 116.96.
Sedangkan untuk tekanan diastol pada arteri radialis adalah 79.81,
dan diastole brakialis adalah 75.50.

30
5.2.3. Uji t-tes berpasangan

Penelitian ini menggunakan uji t-tes berpasangan karena,


dilakukan pengukuran tekanan darah pada individu yang sama
sebanyak dua kali pada 52 sampel, dimana pengukuran pertama
dilakukan pada arteri radialis dan yang kedua dilakukan pada arteri
brakialis. Salah satu syarat dalam menggunakan uji t-tes
berpasangan adalah data harus terdistribusi dengan normal. Pada
data ini, data sudah terdistribusi dengan normal. Oleh karena itu uji
t-tes berpasangan dapat dilakukan. Hasil dapat dilihat pada tabel
berikut.

Tabel 5.4. T-test berpasangan


Mean Std. Deviasi P Value
Sistole Radialis – 7.058 9.463 .000
Sistole Brakialis
Diastole Radialis – 4.308 9.688 .002
Diastole Brakialis

Dapat dilihat pada tabel, nilai p value pada perbandingan


tekanan sistole radialis dengan sistole brakialis adalah .000 dan p
value pada perbandingan tekanan diastole radialis dengan diastole
brakialis adalah .002. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan pada hasil pengukuran tekanan
darah di arteri radialis dengan arteri brakialis, dalam tekanan sistole
maupun diastole. Suatu data dapat dikatakan memiliki perbedaan
yang signifikan apabila nilai p value dibawah 0.05 (<0.05).
Nilai mean menunjukan nilai perbedaan rata–rata antara
tekanan sistole dan diastole pada arteri radialis dan arteri brakialis.
Untuk nilai sistole radialis dan sistole brakialis secara rata-rata
memiliki perbedaan hasil pengukuran tekanan darah sebesar 7
mmHg, sedangkan pada hasil pengukuran tekanan diastole memiliki

31
perbedaan sebesar 4 mmHg pada arteri radialis dengan arteri
brakialis.

5.3 Pembahasan
Penelitian ini telah dilakukan pada 52 sampel yang merupakan data
primer dan telah dilakukan sesuai dengan alur penelitian. Pengambilan
tekanan darah menggunakan alat pengukur tekanan darah digital yaitu
OMRON HEM-6161 untuk pergelangan tangan kemudian menggunakan
OMRON HEM-8712 untung bagian lengan atas. Peneliti mengambil
sampel data dengan teknik randomized sampling atau memilih sampel
secara acak yang sesuai dengan kriteria eksklusi dan inklusi.
Data yang telah diperoleh kemudian dicatat dan disusun dalam
Microsoft Excel 2016. Kemudian data diolah dengan menggunakan SPSS
25 dengan metode uji t-tes berpasangan. Pertama dilakukan uji normalitas
data untuk memenuhi syarat penggunaan t-tes berpasangan. Karena data
yang terkumpul lebih dari 30, maka tabel yang dilihat pada uji normalitas
data adalah tabel Kolmogorov-smirnov. Dapat dilihat bahwa nilai p value
adalah 0.2, sehingga dapat dikatakan bahwa data terdistribusi secara normal
karena nilai p value lebih dari 0.05. Kemudian dilakukan juga uji paired
sample t-test untuk mencari apakah terdapat perbedaan yang signifikan atau
tidak. Hasil dari uji t-tes berpasangan menunjukkan bahwa nilai p value
pada tekanan sistole radialis dengan sistole brakialis adalah .000, sedangkan
tekanan diastole radialis dengan diastole brakialis adalah .002. Oleh karena
hal tersebut, dapat dikatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
antara hasil pengukuran tekanan darah pada arteri radialis dan arteri
brakialis, karena suatu perbedaan dapat dikatakan signifikan apabila nilai p
value kurang dari 0.05. Hasil uji paired sample t-test juga menunjukan data
mean atau rata-rata perbedaan antara hasil pengukuran tekanan pada arteri
radialis dengan arteri brakialis. Perbedaan rata-rata tekanan sistole antara
arteri radialis dan arteri brakialis adalah sebesar 7 mmHg, kemudian dapat
dilihat juga perbedaan rata-rata antara tekanan diastole pada arteri radialis

32
dengan arteri brakialis adalah sebesar 4 mmHg. Apabila melihat hasil
pengukuran tekanan darah pada 52 sampel, dapat dilihat bahwa mayoritas
menunjukan hasil pengukuran tekanan darah pada arteri radialis lebih tinggi
dibandingkan hasil pengukuran tekanan darah pada arteri brakialis.
Penelitian sebelumnya juga menunjukkan hasil yang serupa, dimana
dikatakan bahwa hasil pengukuran tekanan darah pada arteri radialis lebih
tinggi daripada hasil pengukuran tekanan darah pada arteri brakialis dengan
jarak perbedaan antara 13-18 mmHg baik untuk tekanan sistole maupun
tekanan diastole.21
Banyak faktor yang dapat mempengaruhi perbedaan pada hasil
pengukuran tekanan darah seperti, posisi tangan atau tubuh yang tidak
sesuai, ukuran manset yang tidak sesuai, atau juga ketidakpahaman dalam
menggunakan alat pengukur tekanan darah. Akan tetapi pada penelitian ini,
telah dilakukan pengukuran dengan cara yang sama terhadap sampel
penelitian, oleh karena itu faktor tersebut dapat disingkirkan. Lebih
tingginya hasil pengukuran tekanan darah para arteri radialis dibandingkan
arteri brakialis dapat dijelaskan oleh peristiwa yang disebut sebagai pulse
pressure amplification (PPA), dimana dikatakan bahwa tekanan akan
semakin meningkat secara progresif dari arteri sentral sampai ke arteri
perifer, terutama pada tekanan sistolik.
Peristiwa pulse pressure amplification merupakan suatu peristiwa
fisiologis. Tekanan yang meningkat secara progresif dari arteri sentral
sampai arteri perifer disebabkan karena jumlah serat kolagen pada arteri
perifer lebih tinggi dibandingkan arteri sentral, sehingga menyebabkan
arteri perifer menjadi lebih kaku.52 Menurut penelitian yang dilakukan oleh
Segers perbedaan fisiologis pada arteri radialis dan arteri brakialis adalah
6.6 mmHg, sedangkan menurut Verbeke perbedaan fisiologis sebesar 5.8.53
Oleh sebab itu pada hasil penelitian ini, dapat dikatakan bahwa perbedaan
tekanan diastole pada arteri radialis dan arteri brakialis dalam batas normal
yaitu 4 mmHg, sedangkan perbedaan tekanan sistol berada dalam batas
yang lebih tinggi yaitu 7 mmHg.

33
Penelitian ini diharap dapat berguna dan memberi pengetahuan baru
kepada pembaca, dimana lokasi pengukuran tekanan darah dapat
menyebabkan hasil pengukuran yang berbeda, dimana hasil pengukuran
pada tekanan darah di arteri radialis cenderung lebih tinggi dibandingkan
pada arteri brakialis. Hal tersebut perlu diketahui agar tidak adanya
kesalahan pengobatan atau diagnosa misalnya pada kasus hipertensi

34
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
1. Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pengukuran tekanan darah
pada arteri radialis dan arteri brakialis dengan menggunakan alat pengukur
tekanan darah digital.

2. Perbedaan rata-rata antara hasil pengukuran tekanan sistolik pada arteri


radialis dan arteri brakialis adalah sebesar 7 mmHg.

3. Perbedaan rata-rata antara hasil pengukuran tekanan diastolik pada arteri


radialis dan arteri brakialis adalah sebesar 4 mmHg.

4. Hasil pengukuran tekanan darah pada arteri radialis cenderung lebih tinggi
dibandingkan hasil pengukuran tekanan darah pada arteri brakialis.

6.2 Saran
1. Dilakukan penelitian lebih lanjut dengan menggunakan jumlah sampel yang
lebih besar.

35
BAB VII

DAFTAR PUSTAKA
1. Arakawa T. Recent research and developing trends of wearable sensors for
detecting blood pressure. Sensors (Switzerland). 2018.
2. Muntner P, Shimbo D, Carey RM, Charleston JB, Gaillard T, Misra S, et al.
Measurement of Blood Pressure in Humans: A Scientific Statement From
the American Heart Association. Vol. 73, Hypertension (Dallas, Tex. :
1979). 2019. 35–66 p.
3. Arakawa T, Sakakibara N, Kondo S. Development of non-invasive steering-
type blood pressure sensor for Driver state detection. Int J Innov Comput Inf
Control. 2018;
4. Stergiou GS, Alpert BS, Mieke S, Wang J, O’Brien E. Validation protocols
for blood pressure measuring devices in the 21st century. In: Journal of
Clinical Hypertension. 2018.
5. National Clinical Guideline Centre. Hypertension: The Clinical
Management of Primary Hypertension in Adults: Update of Clinical
Guidelines 18 and 34. Hypertens Clin Manag Prim Hypertens Adults Updat
Clin Guidel 18 34. 2011;
6. Ogedegbe G, Pickering T. Principles and Techniques of Blood Pressure
Measurement. Cardiology Clinics. 2010.
7. Casiglia E, Tikhonoff V, Albertini F, Palatini P. Poor Reliability of Wrist
Blood Pressure Self-Measurement at Home: A Population-Based Study.
Hypertension. 2016;
8. WHO. Q & As on hypertension. World Heal Organ. 2015;
9. Rehman I, Rehman A. Anatomy, Thorax, Heart. StatPearls. 2018.
10. Ogobuiro I, Tuma F. Anatomy, Thorax, Heart Coronary Arteries. StatPearls.
2018.
11. Lufukuja GJ. Anomalous origin of the coronary arteries. Ital J Anat Embryol.
2016;
12. Saxton A, Manna B. Anatomy, Thorax, Heart Right Coronary Arteries.
StatPearls. 2019.

36
13. Mohan R, Christoffels VM. Cardiac conduction system. In: Congenital Heart
Diseases: The Broken Heart: Clinical Features, Human Genetics and
Molecular Pathways. 2015.
14. Basile JN. Systolic blood pressure. British Medical Journal. 2002;
15. Homan TD, Cichowski E. Physiology, Pulse Pressure. StatPearls. 2018.
16. Vincent JL. Understanding cardiac output. Crit Care. 2008;12(4):12–4.
17. Bombardini T. Myocardial contractility in the echo lab: Molecular, cellular
and pathophysiological basis. Cardiovascular Ultrasound. 2005.
18. O’Keefe E, Singh P. Physiology, Cardiac Preload. StatPearls. 2019.
19. King J, Lowery DR. Physiology, Cardiac Output. StatPearls. 2019.
20. Delong C, Sharma S. Physiology, Peripheral Vascular Resistance.
StatPearls. 2019.
21. Li W. Discrepancy of blood pressure between the brachial artery and radial
artery. World J Emerg Med. 2013;
22. Palatini P, Longo D, Toffanin G, Bertolo O, Zaetta V, Pessina AC. Wrist
blood pressure overestimates blood pressure measured at the upper arm.
Blood Press Monit. 2004;
23. Dieterle T, Battegay E, Bucheli B, Martina B. Accuracy and “range of
uncertainty” of oscillometric blood pressure monitors around the upper arm
and the wrist. Blood Press Monit. 1998;
24. Dinesh S, Bhaskaran M. Palpatory method of measuring diastolic blood
pressure. J Anaesthesiol Clin Pharmacol. 2010;
25. Sorvoja H, Myllylä R. Noninvasive Blood Pressure Measurement Methods.
Mol Quantum Acoust. 2006;
26. Ramakrishnan D. Using korotkoff sounds to detect the degree of vascular
compliance in different age groups. J Clin Diagnostic Res. 2016;
27. Berger A. How does it work? Oscillatory blood pressure monitoring devices.
Br Med J. 2001;
28. Babbs CF. Oscillometric measurement of systolic and diastolic blood
pressures validated in a physiologic mathematical model. Biomed Eng
Online. 2012;

37
29. Zakrzewski AM, Anthony BW. Noninvasive blood pressure estimation
using ultrasound and simple finite element models. IEEE Trans Biomed Eng.
2018;
30. Lin JD, Chen YL, Wu CZ, Hsieh CH, Pei D, Liang YJ, et al. Identification
of Normal Blood Pressure in Different Age Group. Med (United States).
2016;
31. American Heart asosition. Understanding Blood Pressure Readings |
American Heart Association. AHA. 2017.
32. Musini VM, Wright JM. Factors affecting blood pressure variability:
Lessons learned from two systematic reviews of randomized controlled
trials. PLoS ONE. 2009.
33. Eşer I, Khorshid L, Yapucu Güneş Ü, Demir Y. The effect of different body
positions on blood pressure. J Clin Nurs. 2007;
34. Michael Sprafka J, Strickland D, Gómez-Marín O, Prineas RJ. The Effect of
Cuff Size on Blood Pressure Measurement in Adults. Epidemiology. 1991;
35. Smith L. New AHA recommendations for blood pressure measurement.
American Family Physician. 2005.
36. Oberman R, Bhardwaj A. Physiology, Cardiac. StatPearls. 2019.
37. Pittman RN. Regulation of Tissue Oxygenation Second Edition. Colloq Ser
Integr Syst Physiol From Mol to Funct. 2016;
38. Pittman RN. Chapter 4: Oxygen transport. Regul Tissue Oxyg. 2011;
39. Shahoud JS, Aeddula NR. Physiology, Arterial Pressure Regulation.
StatPearls. 2019.
40. Lozić M, Šarenac O, Murphy D, Japundžić-Žigon N. Vasopressin, Central
Autonomic Control and Blood Pressure Regulation. Current Hypertension
Reports. 2018.
41. Fountain JH, Lappin SL. Physiology, Renin Angiotensin System. StatPearls.
2018.
42. Pickering TG, Hall JE, Appel LJ, Falkner BE, Graves JW, Hill MN, et al.
Recommendations for blood pressure measurement in humans: an AHA
scientific statement from the Council on High Blood Pressure Research

38
Professional and Public Education Subcommittee. J Clin Hypertens
(Greenwich). 2005;
43. Dieterle T. Blood pressure measurement - An overview. Swiss Medical
Weekly. 2012.
44. Saugel B, Dueck R, Wagner JY. Measurement of blood pressure. Best
Practice and Research: Clinical Anaesthesiology. 2014.
45. O’Brien E, Waeber B, Parati G, Staessen J, Myers MG. Blood pressure
measuring devices: Recommendations of the European Society of
Hypertension. British Medical Journal. 2001.
46. Bidani AK, Griffin KA. Pathophysiology of hypertensive renal damage:
Implications for therapy. Hypertension. 2004.
47. Aronow WS. Drug-induced causes of secondary hypertension. Ann Transl
Med. 2017;
48. Sudano I, Flammer AJ, Périat D, Enseleit F, Hermann M, Wolfrum M, et al.
Acetaminophen increases blood pressure in patients with coronary artery
disease. Circulation. 2010;
49. Licht CMM, Geus EJCD, Seldenrijk A, Hout HPJV, Zitman FG, Dyck R
Van, et al. Depression is associated with decreased blood pressure, but
antidepressant use increases the risk for hypertension. Hypertension. 2009;
50. Bexis S, Docherty JR. Effects of MDMA, MDA and MDEA on blood
pressure, heart rate, locomotor activity and body temperature in the rat
involve α-adrenoceptors. Br J Pharmacol. 2006;
51. Kozor R, Grieve SM, Buchholz S, Kaye S, Darke S, Bhindi R, et al. Regular
cocaine use is associated with increased systolic blood pressure, aortic
stiffness and left ventricular mass in young otherwise healthy individuals.
PLoS One. 2014;
52. Tomlinson LA, Wilkinson IB. Does it matter where we measure blood
pressure? Br J Clin Pharmacol. 2012;
53. Armstrong MK, Schultz MG, Picone DS, Black JA, Dwyer N, Roberts-
Thomson P, et al. Brachial and Radial Systolic Blood Pressure Are Not the
Same. Hypertension. 2019;

39
BAB VIII

LAMPIRAN
Lampiran 1 Informed Consent

40
Lampiran 2 Keterangan Lolos Kaji Etik

41

Anda mungkin juga menyukai