HIPOTIROID KONGENITAL
Penengahan, 2013
Hipotiroid kongenital (HK)
Suatu sindrom klinik yang disebabkan
kekurangan hormon tiroid (HT) atau
karena kelainan reseptor HT, dengan
segala akibatnya, terjadi sejak lahir
Salah satu penyebab cacat fisik (cebol)
dan mental(terbelakang) dengan defisit IQ
yang tidak bisa dipulihkan di kemudian
hari
Dampak merugikan ini bisa dicegah
dengan deteksi dan terapi dini
melalui skrining neonatal
Penyebab HK
1. Permanen
2. Transien
Epidemiologi:
Angka kejadian
HK sporadik di seluruh dunia :1 : 3000 – 4000 bayi
HK endemik : 1 : 300 – 900 bayi
Berdasarkan pemeriksaan SHK di Laboratorium RSHS
dan RSCM di dapatkan prevalensi 1: 2736. Sehingga
diperkirakan lebih dari 1600 bayi terlahir dengan
hipotiroid kongenital di Indonesia setiap tahunnya
Skrining bayi baru lahir (SBBL)
SKRINING HIPOTIROID
KONGENITAL PERLU DILAKUKAN
UNTUK SEMUA BAYI BARU LAHIR
Enam komponen penting
1. Edukasi
2. Proses skrining
3. Tindak lanjut hasil skrining
4. Diagnosis
5. Tatalaksana kasus positif
6. Evaluasi program
Edukasi
Profesi kesehatan : harus tahu mengenai
penyakit, cara skrining,damapk bila tidak
diskrining
Masyarakat : Dampak penyakit, beban
dan penderitaan bila anak cacat
Pengambil kebijakan : kaitkan dengan
konvensi hak anak, UUD perlindungan
anak
Proses skrining(1)
Persiapan :
Memotivasi keluarga
Informed consent, disatukan dg
persetujuan tindakan medis perawatan
bayi
Penolakan pada lembar tersendiri, harus
di tanda tangan
Proses skrining(2)
Pengambilan darah :
1. Metode : Heel prick (tusuk tumit)
2. Waktu : Paling baik 48-72 jam setelah lahir
3. Boleh 24-48 jam. Jangan < 24 jam
4. Data demografi bayi
5. Pengiriman spesimen
6. Kesalahan dalam pengambilan spesimen
7. Proses di Laboratorium (analitik)
B. Proses Skrining
Persiapan
Hal yang penting dalam pengambilan
sampel:
1. Metode Pengambilan Spesimen
2. Waktu Pengambilan
3. Data Demografi Bayi
Tindak lanjut hasil skrining
KEMENKES POKJANAS
DINKES POKJA
PROVINSI PROVINSI
Pencatatan Monitoring
dan LABORATORIUM SHK dan
pelaporan evaluasi
TIM FOLLOW UP
HASIL UJI
SARING
Ambil darah/serum
untuk pemeriksan TSH
dan T4
AREA A :
NO PROVINSI POPULASI
AREA A :
Provinsi dengan populasi 1 DKI JAKARTA 9,607,700
penduduk tinggi
2 BANTEN 11,200,933
3 JAWA BARAT 44,548,431
AREA B :
4 JAWA TENGAH 32,466,346
Kabupaten/kota di daerah
Terpencil, Perbatasan dan 5 JAWA TIMUR 37,879,713
Kepulauan (183 districs) or
6 SUMATERA UTARA 13,215,401
coastal area (153 districs)
7 SUMATERA SELATAN 7,701,528
AREA C:
8 LAMPUNG 7,767,312
Selain area A dan B
9 SULAWESI SELATAN 8,190,222
JUMLAH 172,577,586
Pengembangan pelaksanaan SHK
Provinsi yang telah melaksanakan program SHK:
1. Sumatera Utara
2. Sumatera Barat
3. Jawa Barat
4. Jawa Tengah
5. D I Yogyakarta
6. Jawa Timur
7. DKI Jakarta
8. Bali
9. Sulawesi Selatan
Sosialisasi:
Sulawesi Utara
Kalimantan Selatan
Kalimantan Timur
Sedang berlangsung di Provinsi Lampung
Selama 13 tahun (2000-2013)
Ratio yang didapat dari
seluruh hasil pemeriksaan di
RSCM dan RSHS sebanyak
199.708 sampel darah bayi, di
dapatkan hasil =
1 : 2736
Estimasi jumlah kelahiran
bayi per tahun 4.766.785
Diperkirakan terdapat >
1600 bayi penderita HK
pertahun
Estimasi bayi lahir di
Lampung 162.062 di
tahun 2013, maka
diperkirakan 55 bayi
menderita HK
Lampung Selatan 20.392 (
7 org/thn)
Cost benefit
Penderita HK umur 3 tahun
Belum bisa jalan dan bicara
Anak 2 tahun perempuan
Anak 2 tahun perempuan Tidak ada kelenjar tiroid,
Tidak ada kelenjar tiroid, diskrining dan di obati
tidak di skrining sebelum usia 1 bulan
1. Poster
2. Brochure (nakes)
3. Leaflet (masyarakat)
Terima Kasih
Nida Rohmawati
08159330262
nida.rohmawati@gmail.com