Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS

KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS DAN


PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH
DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS

PUSKESMAS CIPTOMULYO
TAHUN 2020

1
ANALISIS KEBUTUHAN PENDIRIAN PUSKESMAS DAN
PERTIMBANGAN TATA RUANG DAERAH DALAM PENDIRIAN PUSKESMAS

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pada masa sekarang ini pembangunan di segala bidang sedang giat-giatnya
dilaksanakan oleh pemerintah dan salah satunya adalah pembangunan di bidang
keseharan masyarakat. Pembangunan kesehatan masyarakat perlu segera dilakukan
karena di Indonesia banyak terjadi masalah kesehatan baik di wilayah pedesaan maupun
perkotaan. Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan hidup sehat
bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan terciptanya derajat kesehatan masyarakat
yang optimal. Kesehatan dalam hal ini diartikan sebagai suatu kondisi yang bukan hanya
bebas dari penyakit, cacat dan kelemahan tapi benar-benar merupakan kondisi yang
positif yang dari kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang memungkinkan seseorang
untuk hidup produktif .
Salah satu tindakan pemerintah di bidang pelayanan kesehatan masyarakat
dalam mendekatkan akses masyarakat adalah dengan memperbanyak jumlah
Puskesmas. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan
upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama,
dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. Puskesmas harus
didirikan pada setiap kecamatan. Dalam kondisi tertentu, pada satu kecamatan dapat
didirikan lebih dari satu puskesmas. (Permenkes No 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas)
Buku pedoman kerja Puskesmas (1992) menyebutkan bahwa sasaran penduduk
yang dilayani untuk sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk. Hal ini bisa diartikan
bahwa pendirian sebuah Puskesmas idealnya ditempatkan pada suatu wilayah yang
jumlah penduduknya 30.000 jiwa atau kurang dari angka tersebut. Khusus untuk kota
besar dengan jumlah penduduk 1.000.000 atau lebih,wilayah kerja Puskesmas bisa
meliputi satu kelurahan.
Dalam menentukan pendirian serta wilayah kerja Puskesmas terdapat
pertimbangan-pertimbangan yaitu, jumlah dan kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya. Luas wilayah yang masih efektif
untuk sebuah Puskesmas adalah suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas
wilayah kerja yang dipandang optimal adalah area dengan jari-jari 3 km, jadi jarak antar
Puskesmas adalah 3 sampai 5 km.
Dalam rangka mengefektifkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat maka
distribusi lokasi pusat-pusat pelayanan kesehatan hendaknya ditempatkan pada lokasi
yang tepat dengan mempertimbangkan organisasi keruangan. Hal ini dimaksudkan agar
lebih efisien dan merata penyebarannya dalam suatu wilayah sehingga dapat ditempuh
dalam waktu sesingkat mungkin. Selain itu, dampak pelayanan kepada masyarakat baru

2
akan nampak apabila pelayanan kesehatan tersebut merata dan dapat dijangkau oleh
seluruh lapisan masyarakat dengan karakteristik sosial ekonomi yang berbeda.

TUJUAN :
1. Sebagai dokumen yang menggambarkan tentang analisis pendirian
puskesmas Ciptomulyo.
2. Sebagai bahan untuk perencanaan pengembangan Puskesmas Ciptomulyo
agar memenuhi kriteria yang dipersyaratkan.
BAB II
ANALISIS
SITUASI

A. Tinjauan Geografi

Puskesmas Ciptomulyo berada di Jalan Kolonel Sugiono VIII no.54 Malang.


Wilayah kerja Puskesmas Ciptomulyo terletak pada ketinggian antara 440 – 460
meter di atas permukaan air laut, antara 112,06 bujur timur sampai dengan
112,07 bujur timur dan 8,01 lintang selatan sampai dengan 8,02 lintang selatan.
Keadaan geografis wilayah kerja Puskesmas Ciptomulyo merupakan dataran
tinggi dengan tanah yang umumnya subur mempunyai luas 6,83 Km2, beriklim
tropis, hawanya sejuk kering, suhu rata-rata 24,08C, mempunyai kelembaban
udara 72%, curah hujan rata-rata 1.510 mm serta mempunyai dua musim yaitu
musim kemarau dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober dan musim hujan
dari bulan Nopember sampai dengan bulan April.
Tanah pertanian yang ada sebagian besar ditanami padi, tebu dan jagung,
sedangkan tanaman lain yaitu ubi jalar dan salak. Hasil pertanian yang terbesar
adalah padi. Unggas merupakan ternak yang paling banyak dipelihara penduduk,
sedangkan ternak lain adalah sapi, kambing dan kelinci. Usaha perikanan yang ada
adalah budi daya ikan lele dan tawes.

Tabel 2.1 : Luas Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomuolyo


Luas Jarak Wkt
ΣRW /
No Kelurahan Wil ke tempuh Jml Penduduk
RT
(ha) Pkm (menit)
L P Total
1 Ciptomulyo 107 0,2 K 5 8/74 7255 7156 14411
m
2 Gadang 220 0,4 10 11/96 10509 10458 20967
Km
3 Kebonsari 159 1,4 10 7/56 5402 5364 10776
Km
4 Bakalankrajan 197 1,5 15 7/56 4298 4354 8652
Km
JUMLAH 683 33/282 27464 27332 57796

Gambar 2.1 : Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo


1. Sebelah Utara dengan Wilayah Kelurahan
Sukoharjo Kecamatan Klojen Kota Malang
2. Sebelah Timur dengan Wilayah Kelurahan
Mergosono, Bumiayu dan Arjowinangun
Kecamatan Kedung Kandang Kota Malang
3. Sebelah Selatan dengan Wilayah Kecamatan
Pakisaji Kabupaten Malang
4. Sebelah Barat dengan Wilayah Kelurahan
Kasin Kecamatan Klojen, Kelurahan
Bandungrejosari Kecamatan Sukun Kota
Malang dan Wilayah Kecamatan Wagir
Kabupaten Malang.

B. Tinjauan Demografi

Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Ciptomulyo Tahun 2018 sebesar 54.796 jiwa,
dengan angka kepadatan penduduk rata-rata 68,3/km2. Distribusi penduduk di wilayah kerja
Puskesmas Ciptomulyo seperti dalam grafik di bawah ini. Jumlah penduduk di kelurahan
Gadang lebih banyak dibandingkan dengan kelurahan lain dikarenakan kelurahan Lubang
Buaya termasuk kelurahan yang padat penduduk dengan jumlah RW 11, RT 96. Berikut
adalah adata jumlah penduduk di Puskesmas Ciptomulyo
Tabel 2.2 : Data Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Ciptomulyo Tahun 2018
Posyandu Posyandu Jumlah Penduduk
Kelurahan RW/RT Laki-laki Perempuan Total
Balita Lansia
Ciptomulyo 8/74 17 5 7.255 7.156 14.411
Gadang 11/96 21 3 10.509 10.458 20.967
Kebonsari 7/56 9 5 5.402 5.364 10.766
Bakalankrajan 7/56 7 7 4.298 4.354 8.652
TOTAL 33/282 54 20 27.464 27.332 54.796

BAB III
ANALISIS SARANA DAN BANGUNAN FISIK
A. Tinjauan Sarana dan Prasarana
Kondisi gedung pelayanan terdiri dari satu atap dengan kontur tanah rata.
Namun dengan melihat jumlah kunjungan rata-rata per hari 275 pasien dan ruang yang
tersedia sekarang masing-masing unit kurang luas sehingga terasa ketidaknyamanan
bagi pasien maupun karyawan.
Sarana pelayanan kesehatan di wilayah kerja Puskesmas Juwiring meliputi 3 Puskesmas
Pembantu dan 18 Poskesdes.Puskesmas Juwiring juga dilengkapi dengan rawat inap.
Matriks evaluasi kondisi Puskesmas Juwiring berdasarkan Permenkes no 75 tahun 2014
1. Persyaratan lokasi
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1.1 Geografis
a. Tidak ditepi lereng tidak
b. Tidak didekat kaki gunung tidak
rawan longsor
c. Tidak di tepi anak tidak
sungai/sungai atau badan
air yg mengikis pondasi
d. Tidak diatas /dekat jalur tidak
patahan aktif
e. Tidak didaerah rawan tidak
tsunami
f. Tidak didaerah rawan tidak
banjir
g. Tidak dalam zona topan tidak
h. Tidak didaerah rawan tidak
badai
1.2 Akses jalur transportasi umum Mudah dijangkau Terletak
dijalur utama
pusat
pemerintahan
ibukota
kecamatan
Juwiring
1.3 Kontur tanah rata
1.4 Fasilitas parkir Cukup memadai
1.5 Fasilitas Keamanan ada
1.6 Ketersediaan fasilitas utilitas tersedia Air bersih
publik dengan
Sumur Gali,
limbah
dikelola septik
tank ( tersedia
IPAL limbah
medis
maupun
limbah
domestik)
1.7 Pengelolaan kesehatan Sudah bekerjasama
lingkungan dengan jasa pengelola
limbah medis
1.8 Kondisi lainnya Tidak dibawah /
didaerah SUTT/
SUTET

2. Persyaratan Bangunan Puskesmas


a. Arsitektur bangunan
Tata Ruang
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Rancangan tata ruang Kurang memadai/
memperhatikan fungsi sebagai kurang luasan
fasilitas kesehatan
2 Bangunan diselenggarakan sesuai sesuai
peruntukan lokasi
3 Tata ruang puskesmas mengikuti
peraturan
tata ruang daerah
a. Nilai koefisien bangunan Tidak sesuai
maksimal 60 %
b. Nilai koefisien lantai Tidak sesuai
bangunan maksimal 1,8
c. Nilai koefisien daerah hijau Sesuai
minimal 15 %
d. Garis sempadan bangunan Sesuai
dan garis sempadan pagar

Desain
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Tata letak ruang pelayanan pada Tidak sesuai
bangunan puskesmas
memperhatikan zona puskesmas
sebagai bangunan fasilitas
kesehatan
2 Tata letak diatur dengan Tidak sesuai
memperhatikan zona infeksius
dan zona non infeksius
3 Zona berdasarkan privasi kegiatan

a.Area Publik sesuai


b.Area semi publik Tidak sesuai
c.Ruang privat Tidak sesuai
4 Zone berdasarkan pelayanan Tidak sesuai
5 Pencahayaan dan penghawaan sesuai
yang aman dan nyaman bagi
semua bagian bangunan
6 Tersedianya fasilitas pendingin Tersedia
untuk menyimpan obat obat
khusus dengan suplai listrik yang
tidak boleh terputus
7 Lebar koridor dengan standar 2,4 Tidak sesuai
meter dan tinggi 2,8 meter
Dan bila ada perbedaan
ketinggian permukaan pijakan
dibuat ram dengan kemiringan 7o

3. Persyaratan Ruangan
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Ruang Administrasi Kantor Ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
2 Ruang Kepala puskesmas ada
3 Ruang Rapat Ada
4 Ruang Pendaftaran dan Rekam Ada tapi kurang Ruang
medis mamadai pendaftaran
dilantai 1 dan
ruang rekam
medis di
lantai 2
5 Ruang Tunggu Ada tapi kurang Terlalu
mamadai sempit dan
berupa
selasar
6 Ruang Tindakan Kegawat Ada tapi kurang
daruratan memadai
7 Ruang Pemerikasaan Umum Ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
8 Ruang KIA /KB Ada tapi kurang Terlalu
memadai sempit
sehingga
menyulitkan
petugas
untuk
melakukan
tindakan
9 Ruang kesehatan anak dan Ada
imunisasi
10 Ruang Kesehatan Gigi dan Mulut Ada
11 Ruang ASI Ada
12 Ruang Promosi kesehatan Ada Menjadi satu
ruang UKM
13 Ruang Farmasi Ada
14 Ruang persalinan Ada,kurang memadai Terlalu
sempit
sehingga
menyulitkan
petugas
untuk
melakukan
tindakan
15 Ruang rawat pasca persalinan Ada
16 Ruangan tindakan Belum ada Menjadi satu
dengan
ruang IGD
17 Ruangan rawat inap Ada
18 Kamar mandi/WC Pasien( laki-laki Ada Tidak
dan perempuan terpisah) terpisah laki-
laki dan
perempuan
19 Laboratorium Ada
20 Ruangan Cuci linen Belum ada
21 Ruang sterilisasi Belum ada
22 Ruang penyelenggaraan makanan Ada,belum memadai
23 Km/ wc pasien Rawat inap Ada tapi kurang Tidak
memadai dipisahkan
antara WC
laki laki dan
WC
perempuan
24 KM/WC untuk petugas Ada tapi kurang
memadai
25 Ruangan jaga petugas Ada tapi kurang
memadai
26 Gudang umum Belum ada
27 Rumah tenaga kesehatan Ada Alih manfaat
menjadi
ruang
fisioterapi
dan gudang
obat
28 Parkir roda 2 dan roda 4 serta Parkir roda 2 ada,
garasi amulan dan kendaraan parkir Garasi roda 4
puskesmas keliling ada

4. Puskesmas Pembantu
No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Ruang Pendaftaran dan Ada tapi kurang Terlalu
Administrasi memadai sempit
2 Ruangan tunggu Ada
3 Ruang Pemeriksaan Umum Ada
4 Ruangan KIA dan KB Ada tapi kurang
mamadai
5 KM / WC Petugas dan Pasien Ada tapi kurang
mamadai
6 Rumah Dinas tenaga kesehatan Ada tapi kurang
memadai
7 Parkir Ada

5. Persyaratan komponen bangunan


No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
1 Atap
a. Kekuatan atap tahan Memadai
terhadap bencana , tidak
bocor ,tahan lama dan
tidak menjadi perindukan
vektor
b. Material tidak korosif dan Memadai
tidak mudah terbakar
2 Langit langit
a. Langit langit harus kuat, Memadai
berwarna terang, mudah
dibersihkan,tanpa profil,
tanpa sambungan
b. Ketinggian minimal 2,8 m Memadai
dari lantai
3 Dinding
a. Material dinding harus Memadai
keras, rata, tidak
berpori,tidak
menyebabkan silau,
kedap air, mudah
dibersihkan
b. Dinding KM/WC kedap Memadai
air dan dilapisi keramik
setinggi 150 cm
c. Dinding laboratorium Memadai
harus tahan bahan kimia
tidak berpori dan mudah
dibersihkan
4 Lantai harus kuat, tahan air, Memadai
tidak licin, berwarna terang dan
mudah dibersihkan
5 Pintu dan jendela
a. Lebar pintu utama dan Ada memadai
ruang gawat darurat
minimal 120 cm agar
dapat dilalui brankar,
pintu yg bukan akses
brankar lebar bukaan 90
cm dan terbuka keluar
b. Pintu KM/WC Tidak ada
penyandang disabilitas
lebar bukaan 90 cm dan
terbuka keluar
c. Material pintu KM/WC Ada tapi kurang
harus kedap air Memadai
6 Kamar mandi (KM )/ WC
a. Memiliki ruang gerak Ada, kurang
yang cukup untuk masuk memadai
dan keluar pengguna
b. Lantai terbuat dari bahan Ada
yang tidak licin dan air
buangan tidak boleh
menggenang
c. Pintu harus mudah Ada
dibuka dan ditutup
d. Kunci dipilih sedemikian Ada, kurang
rupa agar mudah dibuka memadai
pada kondisi darurat
e. Pemilihan kloset Ada
disesuaikan dengan
kebutuhan dan
kebiasaan pengguna
f. Minimal disediakan satu Tidak ada
kamar madi khusus
penyandang disabilitas
7 Aksesabilitas penyandang
disabilitas dan lansia
a. Umum Ya
Puskesmas
menyediakan fasilitas
dan aksesabilitas demi
terwujudnya
kemudahan,kenyamanan
dan keamanan
b. Persyaratan teknis yang
meliputi;
1. KM/WC Tidak ada
2. Tempat parkir Ada
3. Telepon umum Tidak ada
4. Jalur pemandu
Tidak ada
5. Rambu dan
marka Tidak ada
6. Tangga Ada
7. Pintu
Ada
8. Ram
Tidak ada

6. Persyaratan prasarana puskesmas


No Standar Permenkes Kondisi Yang Ada Keterangan
6.1 Sistem penghawaan ( ventilasi )
6.1.1 Ventilasi merupakan Memadai
proses mensuplai udara segar
kedalam gedung yang bertujuan
menghilangkan gas yang tidak
menyenangkan,menghilangkan
uap air terlebih untuk
kenyamanan termal
6.1.2 Ventilasi ruangan dapat Memadai
berupa ventilasi alami atau
mekanis, ventilasi alami tidak
boleh kurang dari 15% dari luas
lantai ruangan yang
memutuhkan ventilasi
6.1.3 Besaran pertukaran udara Ruangan :
di berbagai fungsi ruangan Memadai
adalah 12 kali pertukaran per KM/WC:
jam dan 10 kali pertukaran Tidak memadai
udara per jam untuk KM/WC
6.1.4 penghawaan dalam Kurang memadai
ruangan perlu memperhatikan 3
elemen dasar 1) Jumlah udara
berkualitas baik yang masuk
raungan dalam waktu tertentu 2)
arah aliran udara yg seharusnya
mengalir dari area bersih ke
area terkontaminasi serta
distribusi udara keluar dalam
setiap ruangan dialirkan secara
efisien 3)setiap ruangan
diupayakan udara bergerak dan
terjadi pertukaran udara
6.1.5 pemilihan sistem ventilasi Memadai
alami dan mekanik atau
campuran dengan
memperhatikan kondisi lokal
seperti struktur bangunan,
cuaca, biaya dan kualitas udara
luar
6.2 Sistem Pencahayaan
6.2.1 Bangunan puskesmas Memadai
harus mempunyai sistem
pencahayaan alami dan/ buatan
6.2.2 Pencahayaan harus Memadai
terdistribusi merata disetiap
ruang
6.2.3 Lampu lampu yang
digunakan diupayakan jenis
yang hemat energi
6.3 Sistem Sanitasi
6.3.1 sistem air bersih Memadai
6.3.1.1Sistem air bersih harus Memadai
direncanakan dan dipasang
dengan mempertimbangkan
sumber air bersih dan sistem
pengalirannya
6.6 Kamar mandi (KM )/ WC
a. Memiliki ruang gerak Ada, kurang
yang cukup untuk masuk memadai
dan keluar pengguna
b. Lantai terbuat dari bahan ada
yang tidak licin dan air
buangan tidak boleh
menggenang
c. Pintu harus mudah Ada, kurang
dibuka dan ditutup memadai
d. Kunci dipilih sedemikian Ada, kurang
rupa agar mudah dibuka memadai
pada kondisi darurat
e. Pemilihan kloset Ada, kurang
disesuaikan dengan memadai
kebutuhan dan
kebiasaan pengguna
f. Minimal disediakan satu Tidak ada
kamar madi khusus
penyandang disabilitas
6.7 Aksesabilitas penyandang Kurang memadai
disabilitas dan lansia
Puskesmas
menyediakan fasilitas
dan aksesabilitas demi
terwujudnya
kemudahan,kenyamanan
dan keamanan
BAB IV
ANALISIS RASIO JUMLAH PENDUDUK DAN KETERSEDIAAN TENAGA
FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

Jumlah penduduk Kecamatan Juwiring Kabupaten Klaten pada tahun 2016 adalah
58.503, dengan perincian 29.038 orang laki-laki dan 29.465 orang perempuan (Tabel 1.)
Luas wilayah Kecamatan juwiring 29,79 km² , sehingga kepadatan penduduk di
Kecamatan Juwiring adalah 1.964 jiwa per kilometer. Kepadatan jumlah penduduk sangat
berpengaruh terhadap pelayanan kesehatan yang dilakukan

TABEL. JUMLAH PENDUDUK KECAMATAN JUWIRING


No. Desa Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah PBI Persentase
Penduduk BPJS
1

JUMLAH

DATA WILAYAH DAN FASILITAS PELAYANAN TAHUN 2016

NO JUMLAH DESA JUMLAH JARAK JUMLAH FASKES

RT/RW KE
PKM PUS PKD PRAK POLI RS
PKM
TU TEK KLINIK

DR

1
2
3
4
JUMLAH

Tenaga kesehatan menurut Permenkes No 75 Tahun 2014 tentang Puskesmas adalah


setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan
dan atau ketrampilan melalui pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu
memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Kebutuhan SDM
kesehatan pada dasarnya dapat ditentukan berdasarkan:
1 Kebutuhan epidemiologi penyakit utama masyarakat.
1. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan.
2. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan.
3. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu.
Determinan lain yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM adalah:
1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun
keadaan sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.
2. Pertumbuhan ekonomi.
3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan. (Kepmenkes No. 81
Tahun 2004).
Salah satu metode penyusunan kebutuhan SDM kesehatan berdasarkan rasio terhadap
sesuatu nilai (Ratio Method). Langkah awal menentukan rasio dari tenaga terhadap suatu
nilai tertentu misalnya jumlah penduduk. Perkiraan kebutuhan jumlah dari jenis tenaga
kesehatan tertentu diperoleh dengan membagi nilai yang diproyeksikan termasuk dengan
rasio yang ditentukan. Rasio dokter terhadap penduduk bervariasi dalam suatu daerah,
mulai dari 1 : 5.000 sampai 1 : 2.500, atau rata-rata 1 : 4.000. Bila proyeksi penduduk
pada tahun target adalah satu juta dengan rasio pada tahun target yang diinginkan
sebesar 1 : 4.000, kebutuhan dokter yang diperlukan adalah = 1.000.000 : 4.000 = 250
dokter Full Time Equivalent (FTE).
Penghitungan kebutuhan tenaga kesehatan
Analisis data secara deskriptif menggunakan beberapa rumus berikut.
1. Analisis standar kebutuhan tenaga medis (dokter)
P
TM = -----.............................(1)
Km
Keterangan :
TM = Kebutuhan tenaga medis
P = Penduduk daerah
Km = Konstanta medis (5.000)

2. Analisis standar kebutuhan tenaga keperawatan


P
TK = -----...............................(2)
Kk
Keterangan :
TK = Kebutuhan tenaga keperawatan
P = Penduduk daerah
Kk = threshold (konstanta) keperawatan (1.250)
Hasil dan Pembahasan
1. Tenaga medis
Tenaga medis adalah tenaga kesehatan yang meliputi dokter umum, dokter
spesialis, dan dokter gigi. Tenaga medis merupakan tenaga kesehatan yang sangat vital
perannya dalam pembangunan kesehatan. Mengingat pentingnya peran tenaga medis
dalam pelayanan kesehatan, maka tenaga medis sering dikaitkan dengan threshold
(jumlah penduduk) tertentu. Dokter yang merupakan tenaga kesehatan vital, memiliki
threshold 5.000. Artinya, untuk setiap 5.000 penduduk perlu disediakan 1 orang dokter.
Analisis ini sering digunakan sebagai dasar dalam penentuan standar kebutuhan tenaga
medis. Per Desember 2016, puskesmas Juwiring memiliki 2 tenaga medis dokter umum
dan 1 dokter gigi. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Juwiring adalah 58.503
jiwa. Sementara standar kebutuhan tenaga medis berbasis threshold sebesar 11 orang.
Artinya, ada selisih antara ketersediaan tenaga medis riil dengan standar kebutuhan
berjumlah 8 orang.
Tetapi Menurut perhitungan tenaga puskesmas strategis Kabupaten Klaten
berdasarkan Permenpan No. 26 tahun 2011 dan peraturan kepala BKN No. 19 tahun
2011 yang dilihat dari analisa beban kerja tidak terdapat kekurangan tenaga medis.

2. Tenaga keperawatan
Tenaga keperawatan mencakup tenaga perawat dan bidan. Data bulan Desember
2016 menunjukkan Puskesmas Juwiring memiliki 6 orang tenaga perawat dan 26 orang
tenaga bidan (termasuk bidan desa) dan 1 orang perawat gigi. Secara keseluruhan,
Puskesmas Juwiring pada tahun 2016 memiliki tenaga keperawatan 33 orang. Sementara
standar kebutuhan tenaga medis berbasis threshold sebesar 46 orang. Artinya, ada
selisih antara ketersediaan tenaga medis riil dengan standar kebutuhan berjumlah 7
orang. Kekurangan tenaga keperawatan di Puskesmas Juwiring adalah perawat 7 orang.
Berdasarkan analisis kebutuhan tenaga medis dengan metode threshold di atas,
sesuai dengan standar kebutuhan tenaga berdasarkan Permenkes No 75 Tahun 2014
tentang Puskesmas. Puskesmas Juwiring masih kekurangan tenaga dokter 8 orang dan
perawat/ bidan 9 orang.
Terkait dengan tenaga kesehatan, langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh
Puskesmas Juwiring adalah segera berupaya menambah tenaga medis dengan
mengusulkan ke dinas kesehatan agar pelayanan yang diberikan lebih optimal.
BAB V
KESIMPULAN

1. Berdasarkan beberapa analisis diatas maka pendirian Puskesmas Juwiring dari


tinjauan jumlah penduduk, letak geografis sudah memenuhi persayaratan artinya
kalau pertimbangannya mendekatkan akses masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan.
2. Berdasarkan analisis kondisi fisik bangunan sudah tidak memenuhi persyaratan
karena luasan bangunan sudah tidak sesuai dengan jumlah kunjungan pasien
yang banyak dengan harapan baik dari kenyamanan,keamanan dan untuk
kemudahan pelayanan dapat terpenuhi sehingga kepuasan masyarakat akan
bisa meningkat
3. Untuk tinjauan kebutuhan tenaga juga masih kurang artinya belum semuanya
memenuhi persyaratan minimalnya.
4. Untuk itu perlu diusulkan untuk rehab bangunan fisik dan pemenuhan tenaga yang
kurang.

Anda mungkin juga menyukai