Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL PENGAMATAN

Smoking Cessation

Pembimbing:

Dr. dr. Shirley I. Moningkey, M.Kes

Penyusun:

Melvin Yani - 01073170165

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan
Puskesmas Balaraja
Periode Desember 2018 – Januari 2019
DATA PASIEN
Nama : Tn. P
Umur : 48 tahun
Alamat : Kp. Kepuh
Pekerjaan : Karyawan
Status : Menikah
Pendidikan : SMP
TB : 164 cm
BB : 58 kg

Kategori Perokok
Pasien merupakan seorang perokok aktif sejak ±30 tahun lalu. Pasien biasanya menghabiskan
satu bungkus rokok dalam satu hari ( kurang lebih 12 batang )
Indeks Brinkman : 12 batang x 30 tahun = 360
Pasien dikategorikan sebagai perokok sedang.
Riwayat Mencoba Berhenti Merokok
Pasien mengatakan ia pernah mencoba berhenti merokok untuk alasan kesehatan. Namun,
pasien mengatakan sulit untuk berhenti merokok karena mulutnya terasa asam saat tidak
merokok dan pasien tidak terbiasa jika tidak merokok.
Niat Berhenti Merokok
Pasien mengatakan ia ingin berhenti merokok karena takut akan efek jangka panjang dari
merokok dan karena permintaan keluarga pasien. Pasien mengatakan merokok juga
merugikan baginya, baik dari segi ekonomi dan juga kesehatan
METODE
Metode yang dipilih untuk digunakan dalam smoking cessation diambil dari panduan
WHO “European Strategy for Smoking Cessation Policy”. WHO dan American Psychiatric
Association mengatakan bahwa alasan utama terjadinya kegagalan perokok dalam berhenti
merokok adalah efek adiktif dan ketergantungan yang disebabkan oleh kandungan nikotin
dalam rokok. Metode – metode yang dianjurkan dalam usaha pemberhentian merokok berupa:
1. Brief opportunistic advice from a health care professional
Melalui metode ini, tenaga kesehatan profesional menjelaskan mengenai
bahaya merokok, dan beberapa cara yang dapat dilakukan untuk berhenti
merokok serta menjelaskan pentingnya aspek kesadaran diri sendiri untuk
berhenti merokok.
2. Individual counseling
Pada sesi konseling individu, pasien dapat melakukan tanya jawab dan
mengkaji kesulitan dalam usaha berhenti merokok sehingga tenaga medis dapat
membantu memberikan solusi dan saran agar pasien dapat berhenti merokok.
3. Behavioural approach
Pada sesi ini, diberikan pilihan kepada perokok apakah ia ingin berhenti
merokok secara bertahap dengan cara mengurangi jumlah batang rokok yang
dihisap sampai mencapai batas minimal dan akhirnya berhenti, atau berhenti
seketika. Pasien juga diedukasi mengenai manfaat berhenti merokok lebih cepat
juga dapat memberikan dampak baik bagi kesehatan tubuh.
4. Terapi penggantian nikotin
Salah satu terapi pengganti nikotin yang mudah dan sering diaplikasikan adalah
dengan mengkonsumsi permen karet saat sedang timbul keinginan merokok.
5. Media massa
Penggunaan media massa seperti video, iklan dan brosur dapat ditujukan kepada
perokok untuk menunjukkan bahaya merokok dari segi kesehataan secara riil.
Dengan harapan setelah perokok mengerti dampak jangka panjang dari
merokok, perokok dapat memotivasi diri sendiri untuk berusaha berhenti
merokok.
Metode-metode tersebut dilakukan pada pasien dengan menetapkan target menurunkan
jumlah batang yang dikonsumsi menjadi 6 batang per hari. Pasien datang kunjungan sebanyak
3 kali, dimana kunjungan pertama kali adalah saat pasien datang berobat dengan rentang waktu
setiap kunjungan adalah 3 hari. Total waktu pengamatan adalah 10 hari, mulai dari tanggal 2-
11 Januari 2019 di Puskesmas Balaraja.
HASIL PENGAMATAN

Jumlah Tempat Dengan


Tanggal Waktu Skala
Rokok Aktivitas Siapa
1 7:30 1 Rumah Sendiri
4 10:00 2 Tempat kerja Teman
2 Januari
8 14:00 2 Tempat kerja Teman
2019
10 17:00 3 Rumah Teman
12 20:00 1 Rumah Teman
2 6:00 2 Rumah Sendiri
4 8:00 2 Tempat kerja Teman
5 12:00 3 Warung Teman
3 Januari
7 14:00 1 Tempat kerja Teman
2019
9 16:00 1 Tempat kerja Teman
10 18:00 2 Rumah Sendiri
12 21:00 1 Rumah Tetangga
1 6:00 1 Rumah Sendiri
4 8:00 2 Tempat kerja Sendiri
4 Januari
6 12:00 2 Warung Teman
2019
9 16:00 2 Rumah Tetangga
11 20:00 2 Rumah Sendiri
2 7:00 2 Rumah Sendiri
4 10:00 2 Rumah Sendiri
5 Januari
9 14:00 1 Rumah Sendiri
2019
13 19:00 3 Rumah Tetangga
10 22:00 3 Rumah Sendiri
3 10:00 2 Tempat kerja Sendiri
6 Januari 5 16:00 2 Rumah tetangga
2019 7 19:00 1 Rumah Sendiri
10 21:00 3 Rumah Sendiri
2 9:00 2 Tempat kerja Teman
7 Januari 4 13:00 2 Tempat kerja Teman
2019 7 19:00 1 Rumah Sendiri
9 20:30 1 Rumah Sendiri
2 10:00 1 Tempat kerja Sendiri
8 Januari 6 18:00 1 Rumah Sendiri
2019 7 20:00 1 Rumah Tetangga
8 21:00 1 Rumah Sendiri
9 januari 4 17:00 2 Rumah Sendiri
2019 6 19:30 3 Rumah Tetangga
7 21:00 2 Rumah Sendiri
2 11:00 2 Tempat kerja Teman
10 Januari
4 18:00 2 Rumah Sendiri
2019
6 21:00 1 Rumah Sendiri
1 9:00 2 Rumah Sendiri
11 Januari
4 16:00 2 Rumah Sendiri
2019
6 20:00 1 Rumah Sendiri

Keterangan:
Skala 1 : kurang penting
Skala 2 : rata-rata
Skala 3 : sangat penting

Hasil pengamatan jumlah batang rokok yang dihisap setiap hari selama masa observasi

Hari 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Jumlah rokok 12 12 11 10 10 9 8 7 6 6
(batang)
PEMBAHASAN

Tn. P,48 tahun merupakan seorang perokok aktif tingkat ringan sejak ±30 tahun lalu yang
memiliki kebiasaan merokok rata-rata sebanyak 12 batang rokok/hari. Pasien bersedia ikut serta
dalam program “Smoking Cessation” yang diadakan di Puskesmas Balaraja dengan target
mengurangi jumlah batang rokok yang dihisap per hari menjadi maksimal 6 batang dalam waktu
10 hari. Berdasarkan data yang telah dikumpulkan, pasien dapat mencapai target yang ditentukan
yaitu 6 batang rokok per hari yang sudah dipertahankan oleh pasien selama 2 hari terakhir dalam
masa observasi. (2 – 11 Januari 2019)
Pasien mengaku telah menaati semua anjuran yang diberikan oleh dokter. Anjuran pertama
adalah mengurangi jumlah rokok yang dihisap per hari secara perlahan. Hal tersebut terlihat dari
tabel data jumlah rokok yang dihisap per hari perlahan berkurang jumlahnya dalam 10 hari hingga
bahkan pasien berhasil mencapai target dan mempertahannya sejak hari ke 4. Hal ini menunjukkan
adanya niat pada pasien dalam upaya berhenti merokok sesuai metode Individual Conselling.
Pasien juga berinisiatif untuk mencari fakta-fakta bahaya merokok di internet baik saat
sedang tidak terlalu sibuk saat di tempat kerja. Pasien sering membicarakan hal tersebut bersama
teman-teman saat sedang berkumpul. Perlahan-lahan pasien juga melihat bahwa pasien mampu
mempengaruhi teman lainnya untuk juga berhenti merokok sehingga keinginan berhenti dari
pasien pun semakin meningkat setiap harinya. Pasien dan teman-teman-nya memiliki masalah
yang sama dan alasan yang sama untuk berhenti merokok sehingga mereka seakan-akan saling
mendukung satu sama lain.
Terasa sangat sulit bagi pasien sendiri untuk tidak merokok namun pasien mengingat
anjuran dokter serta keluarga yang harus dibiayai membantu pasien tidak merokok lagi sehingga
tiap jam pun berlalu secara perlahan dan jumlah rokok dapat dikurangi. Walaupun demikian,
terkadang pasien tidak mampu menahan keinginannya membuat pasien merokok beberapa batang
saat hari sudah mau berganti.
Selama ini pasien juga menyiasati keinginan untuk merokok dengan permen karet seperti
pada metode terapi pengganti nikotin. Menurut pasien, metode ini cukup efektif, namun pasien
melihat jumlah permen karet yang dikonsumsi tidak kalah banyak yang membuat pasien merasa
jumlah uang yang keluar tidak jauh berbeda. Hal tersebut terkadang terpikirkan oleh pasien dan
membuat pasien merokok lagi karena merasa lebih rugi bila mengonsumsi beberapa permen karet
dibandingkan merokok 1 batang rokok.
Selama mengikuti program “Smoking Cessation” 10 hari ini, pasien menyadari bahwa
hambatan yang dirasakan paling berat dalam upaya mengurangi konsumsi rokok adalah kondisi
keuangan yang terasa sangat berat. Pasien melihat saat sedang sibuk di kantor, pasien merasa
teralihkan dan menjadi lebih jarang mengonsumsi rokok. Namun saat memiliki wkatu luang, tidak
lama kemudian pasien kembali merokok, ditambah pula pikiran-pikiran pasien mengenai
keuangan. Namun, dalam menghadapi segala hambatan ini, pasien berusaha keras melawan
keinginannya untuk merokok dengan cara mengingat anjuran dokter, mengingat adanya 2 anak
yang masih kecil dan harus dibiayai hingga cukup dewasa menghasilkan uang sendiri, mengingat
kesehatan sendiri, dan adanya istri yang selalu mendukung pasien.
Melihat hasil yang dicapai pasien selama 10 hari, jumlah rokok yang dihisap per harinya
berkurang secara perlahan. Pasien melihat dukungan dari istri setiap hari dan mengingatkan
berhenti merokok sangat membantu dirinya untuk berhenti merokok. Pasien juga berharap
usahanya untuk berhenti merokok tidak berhenti hanya sampai disini. Walaupun tidak dibantu oleh
dokter lagi, pasien tetap ingin untuk perlahan-lahan mengurangi jumlah rokok setiap harinya
hingga mampu tidak merokok sama sekali hingga bertahun-tahun dan dapat disebut sebagai bekas
perokok
KESIMPULAN

Upaya berhenti merokok bagi perokok aktif yang sudah lama mempunyai kebiasaan
merokok tentu bukan suatu hal yang mudah. Banyak hambatan yang harus dihadapi selama
menjalani upaya berhenti merokok. Baik faktor internal dan eksternal berperan penting
dalam menentukan keberhasilan upaya ini. Faktor internal menjadi faktor utama penentu
keberhasilan yaitu niat yang tumbuh dari dalam diri pasien sendiri untuk berhenti
merokok. Niat yang timbul dalam diri pasien dapat dalam berbagai bentuk, seperti adanya
pengaruh terhadap kesehatan tubuh, yang nantinya dapat berpengaruh kepada keluarga
terutama anak bila merokok tidak dapat ditahankan lagi sehingga merokok disekitar
keluarga, serta biaya yang harus dikeluarkan lebih banyak lagi untuk biaya perawatan bila
pasien sendiri atau keluarga sakit. Sedangkan faktor eksternal yaitu dapat berupa dukungan
keluarga, lingkungan, tenaga kesehatan, masyarakat, dan peran pemerintah. Keluarga
terutama dalam kasus ini adalah istri, yang selalu memberikan dukungan positif dan tidak
menghakimi, memberikan suasana rumah yang nyaman dan menyenangkan, serta selalu
bersama pasien saat baik maupun buruk. Peran masyarakat dengan dukungan dari teman
dan bersama-sama memiliki keinginan dan tujuan yang sama sehingga pasien tidak merasa
berjuang sendiri. Peran pemerintah dengan memberikan penyuluhan dan edukasi lebih
sering dan optimal serta mampu menjaring seluruh lapisan dalam kemasyarakatan.

Anda mungkin juga menyukai