Anda di halaman 1dari 7

Jl. Andalas Kecamatan Padang Timur Padang Telp.

(0751) 30863

KERANGKA ACUAN KEGIATAN BULAN MARET


KUNJUNGAN RUMAH LANSIA RISTI

1. PENDAHULAN

Perawatan di rumah untuk usia lanjut adalah suatu upaya pelayanan kesehatan secara
menyeluruh (baik segi promosi, prevensi, kurasi, dan rehabilitasi) untuk pasien usia lanjut
yang dilakukan oleh tenaga medik/paramedik di rumah pasien, dengan keterlibatan anggota
keluarga lain yang tinggal di rumah. Perawatan di rumah sebenarnya bukan monopoli pasien
berusia lanjut, namun data di luar negeri menunjukkan dari seluruh upaya perawatan di rumah
yang diberikan oleh tenaga kesehatan profesional, 85%nya dilakukan terhadap pasien-pasien
berusia lanjut. Perawatan di rumah secara prinsip dapat dilakukan oleh siapa saja, mulai dari
tenaga kesehatan profesional (dokter, perawat, fisioterapis), ahli gizi, care-giver, hingga
pekerja sosial. Yang penting adalah bahwa untuk melakukan perawatan usia lanjut di rumah
siapapun harus dibekali prinsip-prinsip pelayanan kesehatan bagi usia lanjut yang bersifat
paripurna dan interdisiplin.

Pasien usia muda yang mengalami perawatan di rumah sakit (akibat suatu penyakit yang
seringkali akut) umumnya kemudian akan pulih sepenuhnya dengan cepat tanpa perlu bantuan
tambahan. Hal tersebut sering tidak terjadi pada pasien berusia lanjut. Pasca perawatan di
rumah sakit, walaupun penyakit akutnya sudah teratasi, seringkali pada proses pemulihan
masih membutuhkan bantuan dan pendampingan sebelum sepenuhnya kembali ke kondisi
semula. Pada beberapa kasus bahkan proses pemulihan ini berjalan sedemikian lambat dan
berhenti pada tahap tertentu sehingga sebagian atau seluruh aktivitasnya perlu dibantu, serta
perlu dilakukan upaya-upaya khusus untuk membantu proses pemulihan agar pasien sedapat
mungkin kembali ke kondisi semula sebelum sakit.

 Mempertimbangkan karakteristik pasien usia lanjut yang berbeda dengan usia muda, terlebih
lagi mereka yang pasca perawatan di rumah sakit masih membutuhkan bantuan untuk
pemulihannya, melakukan pengkajian dan memberikan perawatan bagi usia lanjut di rumah
ada hal-hal khusus yang harus diperhatikan. Secara umum, pasien usia lanjut (geriatri)
membutuhkan suatu pengkajian khusus yang meliputi berbagai komponen yang disebut
sebagai Comprehensive Geriatric Assessment (CGA) atau Pendekatan Paripurna pada Pasien
Geriatri (P3G).

Seperti telah banyak disebut-sebut, populasi usia lanjut di Indonesia semakin meningkat, baik
jumlah absolutnya maupun proporsinya. Diperkirakan pada tahun 2025 mendatang, proporsi
usia lanjut di Indonesia mencapai 13,1% atau sekitar 27 juta jiwa. Peningkatan ini tentu
membutuhkan perhatian yang lebih, baik dari pemerintah, sektor swasta, organisasi non-
pemerintah, praktisi kesehatan, serta masyarakat pada umumnya, mengingat bahwa
permasalahan yang dihadapi oleh mereka yang berusia lanjut pada banyak hal berbeda dengan
yang dihadapi pada kelompok usia yang lebih muda. Di bidang pelayanan kesehatan, hal ini
menjadi semakin nyata karena masalah kesehatan pada mereka yang berusia lanjut, secara
kuantitatif dan kualitatif, sedemikian kompleksnya yang membutuhkan perhatian khusus.

Seperti sistem pelayanan kesehatan nasional yang diadakan oleh Kementerian Kesehatan dan
berbagai pihak lain, sistem pelayanan kesehatan untuk usia lanjut secara umum terbagi
menjadi 2: yang berbasis rumah-sakit (hospital-based) dan berbasis komunitas (community-
based), dengan berbagai kekhususannya. Pada makalah ini akan dibahas secara singkat
mengenai salah satu pelayanan untuk pasien berusia lanjut yang berbasis komunitas, yaitu
perawatan di rumah . 
 

II.LATAR BELAKANG
Berdasarkan data pada Cakupan program tahun 2016 di UPTD Puskesmas
Andalas, selama 1 tahun dengan target pelayanan pra lansia baru dan lansia baru 68 %
dari jumlah pralansia dan lansia .pencapaian 83 % dari target
Berdasarkan data di atas maka diperlukan suatu inovasi kegiatan terpadu untuk
lebih meningkatkan pelayanan pada pra lansia dan lansia yang tidak bisa datang ke
sarana kesehatan guna meningkatkan cakupan program dan pelayanan menyeluruh.
III.TUJUAN UMUM DAN TUJUAN KHUSUS

A.TUJUAN UMUM
Memberikan pelayanan yang komprehensif dan berkwalitas kepada lansia risti
dirumah diwilayah kecamatan Andalas
B.TUJUAN KHUSUS

1. Meningkatkan peran serta keluarga


2. Memberikan pendampingan thd lansia risti
3. Meningkatkan kemampuan lansia risti beradaptasi dgn lingkungan
4. Meningkatnya jenis dan mutu yankes lansia

IV.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

NO KEGIATAN POKOK RINCIAN KEGIATAN


1 Kunjungan rumah Kader :
lansia risti 1. Menginformasikan pada keluarga tentang kunjungan
yg akan dilaksanakan.

Nakes wilayah :
1. Melakukan persiapan alat dan bahan
2. Melakukan pemeriksaan :
a. Timbang Berat Badan & Ukur Tinggi Badan
b. Ukur tekanan darah
c. Perawatan medis/kesehatan
d. Konsultasi/konseling
e. Pelayanan intervensi krisis dan rujukan
3. Mencatat hasil pemeriksaan dan menyimpulkan hasil
pemeriksaan
4. Menyampaikan kepada keluaarga
5. Melakukan penyuluhan kesehatan.

V.CARA PELAKSANAAN KEGIATAN


.
Cara pelaksanaan kegiatan yang digunakan adalah dengan cara datang kerumah
lansia risti yang memenuhi kriteria dan memberikan pelayanan yang berkualitas serta
penanganan / tata laksana kasus, dengan metode Wawancara, Pemeriksaan dan
evaluasi.

VI. SASARAN DAN PELAKSANA


Sasaran Program :
- Tercapainya pelayanan kunjungan rumah lansia risti 80 %
- Kinerja pelayanan diukur pada tingkat kemandirian keluarga
- Tenaga kesehatan mampu memberikan pelayanan sesuai standart.
- Digunakannya informasi sistem dan tempat rujukan dalam pelaksanaan
kunjungan rumah

Sasaran Peserta & Pelaksana :


- Lanjut usia yang tinggal sendiri,tidak mampu,yang mengalami
hambatan/sakit/keterbatasan ADL,penyakit kronis/terminal,cacat,yg sedang
long term care,.
- Pelaksana nakes wilayah masing masing di sarkes kecamatan Andalas.

VII.JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Lama kegiatan : 1 ( Satu ) hari

Waktu Tempat Pelaksana PJ


6 Januari 2022 Kelurahan Simpang Nakes wilayah Progremer
haru lansia

07 Februari 2019 Kelurahan Andalas Nakes wilayah Progremer


lansia
04 Maret 2019 Kelurahan Jati Nakes wilayah Progremer
13 maret 19 Kelurahan jati lansia

11 april 2019 Kelurahan Parak Nakes wilayah Progremer


Gadang Timur lansia
3 mei 2019 Kelurahan Parak Nakes wilayah Progremer
Gadang Timur lansia
16 juni 2019 Kelurahan Nakes wilayah Progremer
SawahanTimur lansia
5 juli 2019 Kelurahan Ganting Nakes wilayah Progremer
Parak Gadang lansia
7 agustus 2019 Kelurahan Andalas Nakes wilayah Progremer
lansia
13 september 2019 Kelurahan Andalas Nakes wilayah Progremer
lansia
10 oktober 2019 Kelurahan Andalas Nakes wilayah Progremer
lansia
15 november 2019 Kelurahan Jati Baru Nakes wilayah Progremer
lansia
4 desember 2019 Kelurahan Marapalam Nakes wilayah Progremer
lansia

VIII. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi dilakukan oleh programmer lansia terhadap pelaksanaan kegiatan dimana hal yang
dievaluasi adalah jadwal ketepatan waktu pelaksanaan,ketepatan kriteria sasaran , tahapan
pemeriksaan serta partisipasi keluarga terhadap kegiatan tersebut.

IX.PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Pencatatan dengan :
a. Buku kunjungan
b. Dokumentasi asuhan keperawatan
2. Pelaporan pelayanan kunjungan rumah :
pelaporan yang disepakati ,dilaporkan setiap bulan pada dinas kesehatan.
3. Evaluasi dari kegiatan yaitu meningkatnya tingkat kemandirian lansia risti dan
keluarga dan sistem rujukan.

X.BIAYA
Dana didapatkan dari anggaran BOK Puskesmas Andalas tahun 2019 dengan rincian
sebagai berikut :
Transport Petugas 1 ptgs x 1 sarkes x 12 kasus x Rp.50.000 Rp. 600.000,-

TOTAL = Rp. 600.000,-


Demikian Kerangka Acuan Pelayanan kunjungan rumah lansia risti, sebagai acuan
dalam melakukan kegiatan tersebut pada tahun 2019.

Mengetahui Padang, 2 Januari 2019


Kepala Puskesmas Andalas. Penanggung jawab Program Lansia

dr.Mela Aryati Winda Amelia Azni,Amd.Kep


19840102 201101 2 002 NIP.19890523 201001 2 002
KAK PROGRAM PUSKESMAS ANDALAS PTM

1.PENDAHULUAN

2. LATAR BELAKANG
Saat ini, Penyakit Tidak Menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta
(63%) dari seluruh kasus kematian yang terjadi di seluruh dunia, di mana sekitar 29 juta (80%) justru
terjadi di negara yang sedang berkembang (WHO, 2010). Peningkatan kematian akibat PTM di masa
mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% ( 44 juta kematian) dengan rentang waktu
antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan lingkungan
yang cenderung tidak sehat terutama pada negara-negara berkembang. Pada awal perjalanan PTM
seringkali tidak bergejala dan tidak menunjukkan tanda klinis secara khusus sehingga datang sudah
terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan menyadari kondisi kelainan yang
terjadi pada dirinya. Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2013 menunjukan bahwa 69,6% dari kasus
diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum terdiagnosis. Keadaan ini
mengakibatkan penanganan menjadi sulit, terjadi komplikasi bahkan berakibat kematian lebih dini.
Dalam kurun waktu tahun 1995 -2007, kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7%
menjadi 59,5%. Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 menunjukkan prevalensi penyakit Stroke 12,1 per
1000, Penyakit Jantung Koroner 1,5%, Gagal Jantung 0,3%, Diabetes Melitus 6,9%, Gagal Ginjal
0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2%. PTM dapat
dicegah dengan mengendalikan faktor risikonya, yaitu merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktifitas
fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor risiko relatif lebih
murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor risiko PTM merupakan
upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor risiko bagi yang belum memiliki faktor risiko,
mengembalikan kondisi faktor risiko PTM menjadi normal kembali dan atau mencegah terjadinya
PTM bagi yang mempunyai faktor risiko, selanjutnya bagi yang sudah menyandang PTM,
pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini serta meningkatkan
kualitas hidup,.Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektif adalah pemberdayaan
dan peningkatan peran serta masyarakat. Masyarakat diberikan fasilitas dan bimbingan untuk ikut
berpartisipasi dalam pengendalian faktor risiko PTM dengan dibekali pengetahuan dan keterampilan
untuk melakukan deteksi dini, monitoring faktor risiko PTM serta tindak lanjutnya. Kegiatan ini
disebut dengan Pos pembinaan terpadu (Posbindu) PTM. Posbindu PTM merupakan wujud peran
serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini dan monitoring faktor risiko PTM serta
tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik. Kegiatan Posbindu PTM
diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat terhadap faktor risiko PTM sehingga
peningkatan kasus PTM dapat dicegah. Sikap mawas diri ini ditunjukan dengan adanya perubahan
perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatantidak hanya pada
saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat. Dalam menyelenggarakan Posbindu PTM diperlukan
suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku
kepentingan serta pelaksana di lapangan.

3.TUJUANUMUM DAN TUJUAN KHUSUS


A.Tujuan umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM berbasis peran serta
masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik.

B.Tujuan khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini

4.KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


A. Kegiatan pokok
1. Pemeriksaan Tekanan Darah
2. Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan
3. Pengukuran Lingkar perut 4. Pemeriksaan Gula darah dan Cholesterol
B. Rincian kegiatan
1. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah
2. Deteksi kemungkinan kekurangan Gizi dan Obesitas dengan memeriksa Tinggi Badan dan
Berat Badan.
3. Deteksi kemungkinan Diabetes Millitus dengan Cek Gula Darah
4. Deteksi dini kanker Payudara dan Kanker Leher Rahim pada pengungjung wanita 30 – 59 tahun.
5. CARA PELAKSANAAN KEGIATAN

Anda mungkin juga menyukai