Anda di halaman 1dari 5

PENATALAKSANAAN ( VCT )

SOP

No.
Dokumen

:.VII/SOP/PNG/V/2016

No. Revisi

Tanggal
Terbit

: 3 Mei 2016

Halaman

: 1/2

UPT PUSKESMAS
PANUNGGANGAN

dr. Hj. Harmayani,MPH


NIP. 19770206 200604 2 019
Voluntary Counseling Test (VCT) adalah Proses konseling pra testing, konseling
post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan
secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing

1. Pengertian

memberikan pengetahuan tentang

HIV

&

manfaat

testing, pengambilan

keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi.
Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status
(HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan. Voluntary Counseling Test (VCT)
merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIV

2. Tujuan

Sebagai acuan dalam penatalaksanaan Konseling dan Testing HIV/AIDS secara


sukarela di UPTD Puskesmas Ngasem
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS PANUNGGANGAN

3. Kebijakan

Nomor : 08/SK/PNG/IV/2016
Tentang : kebijakan pelayanan klinis Puskesmas panunggangan

4. Referensi
5. Prosedur / langkah
langkah

1. Permenkes RI No 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat


> KONSELING PRE TESTING
1. Menyiapkan perlengkapan untuk konseling
2.

Memanggil pelanggan (dengan menyebutkan nomor registrasi) dan


mempersilahkan masuk keruangan.

3. Mempersilahkan pelanggan duduk dengan nyaman di kursi yang telah


tersedia.
4. Memberi salam dan memperkenalkan diri.
5

Memeriksa ulang

nomor kode pelanggan dalam formulir dokumen

pelanggan.
6. Menanyakan latar belakang dan alasan kunjungan.
7. Memberi informasi tentang HIV/AIDS sesuai dengan yang ada pada cek list

1/2

untuk
8.

konseling pre test (cek list pada lampiran)

Mengklarifikasi tentang fakta dan mitos tentang HIV/AIDS, termasuk


tentang IMS dan menawarkan pemeriksaan IMS secara rutin, khususnya pada
penasun (IDU)

9.

Membantu pelanggan untuk menilai resiko pelanggan

10. Membantu pelanggan untuk membuat keputusan untuk dilakukan tes HIV,
antara lain dengan menjelaskan keuntungan dan akibat melakukan tes HIV.
11. Mendikusikan prosedur HIV/AIDS, waktu untuk mendapatkan hasil dan arti
dari tes

HIV.

12. Mendiskusikan kemungkinan tindak lanjut setelah ada hasil test.


13. Menjelaskan implikasi terinfeksi atau tidak terinfeksi HIV dan memfasilitasi
diskusi tentang cara menyesuaikan diri dengan status HIV.
14. Menjajaki kemapuan pelanggan dalam mengatasi masalah.
15. Melakukan penilaian system dukungan.
16. Memberi waktu untuk berfikir.
17. Bila pelanggan menyetujui untuk test, konselor memberikan form informed
consent kepada pelanggan dan meminta tanda tangannya setelah pelanggan
membaca isi form HIV/.AIDS.
18 Mengisi dokumen pelanggan dengan lengkap dan mengisi form rujukan ke
laboratorium.
19.

Membuat perjanjian dengan pelanggan untuk menunggu hasil test.

20 Mengantar pelanggan ke tempat pengambilan darah dan menyerahkan form


laboratorium kepada petugas pengambilan darah.
21. Bila pelanggan tidak menyetujui untuk di test, konselor menawarkan kepada
pelanggan untuk dating kembali sewaktu-waktu bila masih memerlukan
dukungan dan / atau untuk dilakukan test.
22. Mengucapkan salam dan mengakhiri proses.
> KONSELING POST TESTING
1. Memangggil pelanggan dengan menyebutkan nomor regester seperti prosedur
pemanggilan konseling pre-test.
2.

Memperhatikan komunikasi non verbal saat pelanggan memasuki ruang


konseling.

3 . Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima test.


4 . Mengkaji ulang secara singkat dan menayakan keadaan umum pelanggan.

2/2

5 . Memperhatikan amplop hasil test yang masih tertutup kepada pelanggan.


6 . Menanyakan kesiapan pelanggan untuk menerima hasil test.
7. Apabila pelanggan menyatakan sudah siap / sanggup menerima hasil test,
maka konselor menawarkan kepada pelanggan untuk membuka amplop
bersama konselor.
8.

Apabila pelanggan menyatakan belum siap, konselor meberi dukungan


kepada pelanggan untuk menerima hasil dan beri waktu sampai pelanggan
menyatakan dirinya siap.

9.
10.
11.

Membuka amplop dan menyampaikan secara lisan hasil testing HIV.


Memberi kesempatan pelanggan membaca hasil.
Menjelaskan kepada pelanggan tentang hasil testing HIV yang telah dibuka
dan yang telah dibaca bersama.

12.

Memberi kesempatandanventilasikankeadaanemosinya.
Menerapkanmanajemenreaksi.
BILA HASIL TEST POSITIF

Memeriksaapa yang diketahuitentanghasil test.

Menjelaskandengantenangartihasilpemeriksaan.

Memberi kesempatan untuk memventilasikan emosi.

Memfasilitasi coping problem (kemampuanmenyelesaikanmasalah).

Setelah pelanggan cukup tenang dan konseling dapat dilanjutkan konselor


menyelesaikan informasi sebagai berikut :
a.

Pengobatan ARV

b.

Kesehatan reproduksi dan kesehatan seksual

c.

Menawarkan konseling pasangan

d.

Menawarkan secara rutin pelanggan mengikuti pemeriksaan sifilis dan


manfaat pengobatan sifilis.

e.

Untuk pelanggan perempuan terdapat fasilitas layanan pemeriksaan


kehamilan dan rencana penggunaan alat kontrasepsi bagi laki-laki dan
perempuan.

f.

Memotivasi agar dating ke klinik untuk evaluasi awal secara medis.

g.

Konselor dan pelanggan menyepakati waktu kunjungan berikutnya.

h.

Apabila pada waktu yang ditentukan pelanggan tidak bias hadir,


disarankan untuk menghubungi konselor melalui telepon untuk
perjanjian berikutnya.

3/2

i.

Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai halhal yang belum diketahui.

j.

Menawarkan pelayanan VCT pada pasangan pelanggan.


k.

Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka

konseling pasca-testing ditutup.


l.

Memotivasi agar bersama di damping oleh MK.

Konselor mengisi form pasca-konseling.

BILA HASIL TEST NEGATIF


1.

Mendiskusikan kemungkinan pelanggan masih berada dalam periode

jendela.
2

Membuat ikhtisar dan gali lebih lanjut berbagai hambatan.

Memastikan pelanggan paham mengenai hasil test yang diterima dan


pengertian periode jendela.

Menjelaskan kebutuhan untuk melakukan test ulang dan pelayanan VCT


bagi pasangan.

Menjelaskan upaya penurunan resiko yang dapat dilakukan.

Memberi kesempatan kepada pelanggan untuk bertanya mengenai hal-hal


yang belum diketahui.

Apabila pelanggan sudah jelas dan tidak ada pertanyaan, maka konseling
pasca-testing ditutup.

Memotivasi agar bersedia didampingi oleh MK untuk mempertanyakan


perilaku yang aman.

Membuat perjanjian untuk kunjungan ulang apabila dibutuhkan.


Mengisi form pasca konseling.

6. Hal - hal yang


perlu diperhatikan
7. Unit Terkait

1. Poli Umum
2. Poli Gigi
3. Poli KIA
4. Poli Anak
5. Poli Sanitasi,
6. Poli Gizi

4/2

7. Poli KB
8. Poli Paru
8. Dokumen Terkait
No
9. Rekaman Historis

Yang
diubah

Isi perubahan

perubahan

5/2

Tanggal mulai
diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai