BAB I
PENDAHULUAN
1. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kematian janin dalam
kandungan berdasarkan usia ibu
2. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kematian janin dalam
kandungan berdasarkan pekerjaan
3. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang kematian janin dalam
kandungan berdasarkan tingkat pendidikan
Faktor Fetal
Usia Usia kehamilan saat mengandung Ordinal 0 = kurang bulan
kehamilan bayi yang diteliti, mulai konsepsi (<38 minggu)
sampai melahirkan 1 = cukup bulan
(38-42 minggu)
2 = lebih bulan
(>42 minggu)
Berat badan Berat badan bayi segera setelah Ordinal 0 = normal (>2500g)
lahir dilahirkan yang dikelompokkan 1 = BBLR (1500-2500g)
berdasarkan ukuran WHO 2 = BBLSR (1000-1500g)
3 = BBLASR (<1000g)
4.1.2 Kependudukan
Jumlah pasti penduduk di wilayah kerja puskesmas Perumnas Curup sulit ditentukan
karena lamanya sistem pencatatan di desa dan adanya mobilisasi penduduk. Estimasi jumlah
penduduk di wilayah kerja puskesmas Perumnas sebesar 30649 jiwa. Kelurahan terpadat adalah
kelurahan Air Bang (6870 jiwa) dan terjarang adalah desa Air Merah (1261 jiwa). Perincian data
kependudukan wilayah kerja puskesmas ialah:
Jumlah penduduk : 30649 jiwa
Laki-laki : 13166 jiwa
Perempuan : 18383 jiwa
Jumlah KK : 7662 jiwa
Kepadatan : 3999 jiwa
Sex ratio : 1:1
Distribusi penduduk :
- 0-1 th : 1171 jiwa
- 1-5 tahun :1066 jiwa
Berdasarkan usia saat melahirkan anak terakhir, 80,00% ibu melahirkan anak terakhir
pada usia 20-35 tahun, 20% ibu melahirkan pada usia di atas 35 tahun. Usia tertinggi saat
melahirkan yaitu 42 tahun dan terendah pada usia 22 tahun. Pada penelitian ini mayoritas ibu
melahirkan pada rentang usia yang aman.
c. Angka Paritas
Angka paritas (P) Jumlah (n=5) Persentase
P≤3 4 80,00
P >3 1 20,00
Karakteristik ibu berdasarkan angka paritas, yaitu mayoritas ibu (80,00%) telah
melahirkan anak tiga kali dan atau kurang dari tiga kali, sedangkan ibu yang telah melahirkan
anak lebih dari tiga kali hanya satu subjek.
d. Riwayat Abortus
Riwayat Abortus Jumlah (n=5) Persentase
Ada 1 20,00
Tidak ada 4 80,00
Berdasarkan ada atau tidak ada riwayat abortus sebelum kehamilan terakhir, 80,00% ibu
tidak memiliki riwayat abortus dan 20,00% ibu pernah mengalami abortus yaitu satu kali
dalam kehamilan.
Dari data primer dan sekunder didapatkan keseluruhan koresponden tidak memiliki
riwayat sakit selama hamil.
Pada penelitian ini, semua ibu dikategorikan dalam ibu dengan pengetahuan kurang
(100,00%).
Berdasarkan data primer dan sekunder, 4 subjek melakukan ANC ≥4 kali, sedang satu
subjek hanya melakukan 2x ANC (<4 kali).
Seluruh ibu dalam penelitian ini, melakukan pemeriksaan kehamilan saat trimester
pertama dengan rutin melakukan pemeriksaan kehamilan setiap bulannya. Mayoritas ibu
melakukan pemeriksaan dengan tenaga kesehatan yaitu bidan.
Pada penelitian ini, semua ibu mengalami peningkatan berat badan selama hamil. Namun,
sebagian besar ibu (80,00%) mengalami peningkatan berat badan yang tidak sesuai dengan
peningkatan berat badan ideal ibu hamil atau dengan kata lain ibu mengalami peningkatan berat
badan kurang dari 8 kg selama kehamilan. Hanya 20,00 % ibu yang mengalami peningkatan
berat badan sesuai dengan berat badan ideal untuk ibu hamil.
Semua ibu tidak pernah menjalani skrining TORCH dan hanya 4 ibu yang melakukan
pemeriksaan IMS. Sama halnya dengan pemeriksaan laboratorium (mencakup pemeriksan
Hb), 1 ibu tidak menjalani pemeriksaan laboratorium selama hamil.
Berdasarkan data primer dan sekunder semua bayi lahir berjenis kelamin laki-laki.
4.2.9 Usia Kehamilan
Usia kehamilan Jumlah (n=5) Persentase
Kurang bulan (<38 minggu) 2 40,00
Cukup bulan (38-42 minggu) 3 60,00
Lebih bulan (>42 minggu) 0 0,00
Dari hasil wawancara dan data sekunder berupa formulir laporan kematian perinatal-
neonata, dua bayi lahir kurang bulan (40,00%) dan 3 bayi lahir cukup bulan (60,00%)
Berdasarkan kuesioner, 2 dari responden memiliki bayi dengan berat lahir normal >2.500
gram (40%), 2 dari responden dengan berat badan lahir rendah 1.500-2.500 gram (40%), dan
1 dari responden dengan berat badan lahir sangat rendah <1.000 gram (20%).
Dua subjek penelitian dengan status kehamilan kecil masa kehamilan (40%) dan 3
subjek penelitian dengan status kehamilan sesuai masa kehamilan(60%).
4.3. Pembahasan
4.3.1 Faktor Maternal
Faktor maternal yang menjadi variabel penelitian ini antara lain meliputi usia ibu, status
paritas, riwayat abortus, riwayat sakit selama hamil, komplikasi selama hamil, jarak kelahiran
dengan anak sebelumnya, status imunisasi tetanus, peningkatan berat badan ibu selama hamil,
frekuensi ANC, umur kehamilan saat pertama kali diperiksa, dan merupakan kehamilan yang
direncanakan atau tidak. Selain itu, sosio-ekonomi dan pengetahuan ibu tentang kehamilan
dan persalinan termasuk dalam faktor maternal yang menjadi variabel dalam penelitian ini.
a. Usia Ibu
Berdasarkan usia saat melahirkan anak terakhir, 80,00% ibu melahirkan anak terakhir
pada usia 20-35 tahun, 20% ibu melahirkan pada usia di atas 35 tahun. Usia tertinggi saat
b. Angka Paritas
Karakteristik ibu berdasarkan angka paritas, yaitu mayoritas ibu (80,00%) telah
melahirkan anak tiga kali dan atau kurang dari tiga kali, sedangkan ibu yang telah melahirkan
anak lebih dari tiga kali hanya satu subjek.
Paritas yang aman terhadap ancaman mortalitas dan morbiditas baik pada ibu maupun
janin adalah sekitar 2-3 paritas. Ibu dengan paritas lebih dari 5 kali atau grandemultipara akan
memiliki risiko tinggi terjadinya komplikasi seperti hipertensi, plasenta previa dan komplikasi
lain yang dapat menyebabkan kematian janin. Satu ibu dengan riwayat paritas 5 kali
mengalami komplikasi kematian janin dalam rahim.
c. Riwayat Abortus
Berdasarkan ada atau tidak ada riwayat abortus sebelum kehamilan terakhir, 80,00% ibu
tidak memiliki riwayat abortus dan 20,00% ibu pernah mengalami abortus yaitu satu kali
dalam kehamilan. Riwayat abortus yang menyebabkan risiko mortalitas dan morbiditas pada
kehamilan yaitu recurrence pregnancy loss yaitu pasien dengan riwayat abortus > 2 kali.
Penyebab abortus berulang ini antara lain kelainan genetik (biasanya dengan trisomi), usia,
antiphospholipid syndrome (APS), anomali uterus, trombofilia, gangguan hormonal atau
f. Frekuensi ANC
Mayoritas ibu atau 80,00% ibu dalam penelitian ini memeriksakan kehamilannya lebih
dari 4 kali, sedangkan 20,00% atau 1 subjek penelitian memeriksakan kehamilan kurang dari
4 kali pemeriksaan. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi kunjungan ANC yang dilakukan
oleh ibu hamil, yaitu faktor internal dan faktor eksternak. Faktor internal terdiri dari usia,
pendidikan dan sikap, sedangkan yang termasuk faktor eksternal adalah ekonomi, sosial,
budaya, geografis, dan informasi.
i. Imunisasi Tetanus
Satu subjek dalam penelitian ini tidak pernah melakukan imunisasi tetanus. Sedangkan
4 subjek lainnya pernah mendapatkan imunisasi tetanus termasuk di dalamnya imunisasi
Ringkasan Faktor Penyebab Kematian Janin dalam Rahim dan Kematian Bayi di
Wilayah Puskesmas Perumnas Curup tahun 2018
Subjek Penelitian Penyebab Kematian Faktor –Faktor Penyebab
Kasus I IUFD -Riwayat komplikasi kehamilan: hiperemesis
gravidarum
-berat badan naik tidak sesuai
-Pengetahuan ibu tentang kehamilan, ANC, tanda
bahaya kehamilan kurang dipengaruhi tingkat
pendidikan
- Tidak melakukan skrining TORCH
5.1 Kesimpulan
1. Dari 5 kematian anak yang terjadi di wilayah kerja Puskesmas Perumnas Curup Tahun 2018,
2 kasus adalah kematian janin dalam rahim dan 3 kasus adalah kematian bayi usia 0-12
bulan.
2. Penyebab kematian janin dalam rahim dan bayi yang dilaporkan antara lain kelainan bawaan
(2 bayi), infeksi (1 bayi), 2 (imaturitas organ/prematur)
3. Faktor maternal yang menjadi faktor penyebab kematian janin dalam rahim dan kematian
bayi adalah tingkat pengetahuan ibu yang kurang tentang kehamilan. Ditinjau dari faktor
fetal yang berperan, dari 5 kasus yang diteliti, 2 bayi lahir prematur dengan berat badan lahir
rendah.
4. Dalam hal pengetahuan, semua ibu memiliki pengetahuan kurang. Dari segi pelayanan
kesehatan semua ibu tidak menjalani skrining TORCH, dan dari keseluruhan ibu, satu ibu
tidak menjalani pemeriksaan laboratorium, skrining IMS, dan tidak mendapat imunisasi TT
serta tidak memeriksakan kehamilan rutin dengan kehamilan risiko tinggi (usia 42 tahun).
5.2 Saran
1. Melakukan penelitian analitik komparatif atau korelatif atau kualitatif lebih lanjut untuk
mendeterminasi faktor-faktor apa yang paling berperan dalam peningkatan angka kematian
janin dalam rahim dan bayi, dengan jumlah sampel lebih besar. Selain itu penelitian lebih
lanjut dapat dilakukan untuk mendapatkan informasi lebih mendalam dari segi fasilitas
kesehatan, pemerintah, dan masyarakat (lebih banyak informan).
2. Menjaring pasangan calon pengantin, terutama saat dilakukan imunisasi tetanus, untuk
mengikuti konseling pra-nikah.
3. Meningkatkan kualitas pelaksanaan ANC di semua fasilitas kesehatan wilayah Puskesmas
Perumnas Curup, dengan:
a. Menjaring, menskrining ibu hamil berisiko tinggi, dan melakukan asuhan serta rujukan
terarah sesuai indikasi.
Agus Riyanto (2009). Aplikasi metodologi penelitian kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Arikunto, S (2006). Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Prabumurti, P. Analisis Faktor Risiko Status Kematian Neonatal, (2008). Studi Kasus Kontrol di
Kecamatan Losari Kabupaten Brebes Tahun 2006. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol 3.
Sulistyawati, (2009) Ari. Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan. Jakarta; Salemba Medika.
Saifuddin. A, B, (2006) Acuan Nasional Pelayanan Maternal dan Neonatus, Jakarta : YHB-SP.