SUMATERA UTARA
PERIODE I 2018
FEBRUARI 2018 – FEBRUARI 2019
DISUSUN OLEH
dr. ANDIKA PUTRA SILANGIT
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Umur : 49 tahun
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
KELUHAN UTAMA
Pasien datang ke Poli Saraf RSUD Curup dengan keluhan kebas-kebas pada kedua
jari tangan yang sudah dirasakan pasien selama ± 1 tahun belakangan ini. Mulanya
rasa kebas yang dirasakan pasien secara tiba-tiba pada jari I, II, III dan sebagian jari
IV sebelah kiri, namun beberapa minggu kemudian jari tangan kanan juga mengalami
hal yang sama. Selain itu pasien juga merasakan jari kiri dan kanan gerakannya
semakin terbatas, nyeri seperti terkena aliran listrik bila pergelangan tangan ditekan.
Nyeri betambah saat malam hari. Sebelumnya pasien pernah terjatuh dari kendaraan
dengan lengan tangan kanan dan kiri sebagai tumpuan berat badan .
Riwayat penyakit dahulu:
Pemeriksaan Kulit
• Warna : Kuning langsat
• Pucat : Negatif
• Sianosis : Negatif
• Ikterus : Negatif
• Oedema : Negatif
Pemeriksaan Kepala
• Rambut : Sukar dicabut
• Wajah : Simetris
• Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (-/-), sklera ikterik (-/-),
• Mulut : DBN
• Bibir : DBN
• Lidah : tremor (-), hiperemis (-), papil atrofi (-)
Pemeriksaan Leher
• Inspeksi : Simetris
• Palpasi : TVJ 5-2 cmH2O, pembesaran KGB (-)
Pemeriksaan Thorak
Abdomen
• Inspeksi : DBN
• Palpasi : Nyeri tekan abdomen (-)
• Perkusi : Timpani, shifting dullness (-)
• Auskultasi : Peristaltik DBN
Kelenjar Limfe
• Pembesaran KGB: Negatif
Ekstremitas Superior Inferior
Pucat - - - -
Sianosis - - - -
Luka - - - -
*Jari kanan
Inspeksi : Oedem (-), atropi otot tenar (+), ulkus (-), vaskularisasi
(+),Phallan test (+)
Palpasi : Akral hangat, kekuatan otot dalam batas normal,
tinnel test (+)
Sensabilitas : Berkurang
Motorik : Gerakan pergelangan tangan terbatas, kekuatan otot normal
*Jari kiri
Inspeksi : Oedem (-), atropi otot tenar (-), ulkus (-), vaskularisasi (+), Phallan
test (+)
Palpasi : Akral hangat, kekuatan otot dalam batas normal,
tinel test (+)
Sensabilitas : Berkurang
Motorik : Gerakan pergelangan tangan terbatas, kekuatan otot normal
DIAGNOSIS KERJA
DIAGNOSA BANDING
• de Quervein Syndrome
• Pronator Teres Syndrome
MEDIKAMENTOSA
Paracetamol 650 mg/Diazepam 1mg 2x1
MetylPrednisolon 3x4 mg
Neurodex 1x1
Omeprazole 1x1
PROGNOSIS
• Quo ad vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
Definisi
Carpal tunnel syndrome adalah penyakit yang mempengaruhi pergelangan tangan dan
tangan. Saraf yang mengontrol indra perasa dan pergerakan di dalam pergelangan tangan dan
tangan yang terkena sindrom carpal tunnel disebut saraf median. Saraf tersebut melintang
melewati struktur pada pergelangan tangan yang berbentuk terowongan yang disebut carpal
tunnel (terowongan carpal). Kondisi ini menyebabkan kesemutan, mati rasa, atau rasa sakit
yang menusuk seperti jarum suntik di sepanjang pergelangan tangan sampai lengan atas.
Bagian yang paling sering terasa nyeri umumnya adalah jempol, jari tengah, telunjuk, dan
area telapak tangan.
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
Dimanapun nervus perifer berjalan melewati fibro-osseus tunnels akan berisiko untuk
terjadinya entrapment dan compression khususnya jika soft tissue menjadi bulk (seperti pada
kehamilan, myxoedema atau rheumatoid arthritis) atau jika terdapat lokal obstruksi seperti
ganglion atau osteophyticspur.
Nerve compression mengganggu aliran darah epineural dan konduksi axonal,
menimbulkan gejala seperti numbness, paraethesia, dan muscle weakness; adanya ischemia
terlihat adanya perbaikan setelah decompresi. Kompresi yang lama atau berat menyebabkan
segmental demyelinasi, muscle atrophy, dan nervus fibrosis ; gejala ringan kemungkinan
akan membaik setelah dekompresi.
Peripheral neurophaty berhubungan dengan gangguan secara umum seperti diabetes
atau alcoholism yang dapat membuat nervus menjadi sensitif terhadap kompresi. Proximal
kompresi seperti discogenic root compression mengganggu sintesis dan transpor substansi
neural, sehingga predisposisi untuk terjadi entrapment pada bagian distal, disebut juga
double-crush syndrome
(Osterman, 1991)
ANAMNESIS
Carpal tunnel syndrome (CTS) sering idiopatik. Differential diagnosis termasuk
compression median nerve atau cervical root pada lokasi yang lain. Diabetic neuropathy
dapat menyebabkan gejala yang sama dengan CTS, dan pasien dengan diabeticneuropathy
dapat berkembang bersamaan dengan CTS.
Anamnesa sangat membantu dalam menegakkan diagnosa. Nyeri dan paraesthesia
terjadi dalam distribusi nervus medianus. Setiap malam pasien terbangun dengan nyeri
terbakar, tingling,dan numbness. Tangan di atas tempat tidur, atau menggoyangkan tangan
dapat mengurangi nyeri. Pada kasus lanjut terdapat clumsiness dan weakness, biasanya jika
melakukan pekerjaan yang memerlukan ketepatan.
Discomfort atau numbness atau keduanya dapat terjadi oleh aktivitas pergelangan
tangan pada posisi fleksi untuk periode tertentu seperti memegang steering wheel, menerima
telepon, buku, atau koran. Discomfort dan nyeri menjalar dari tangan ke lengan atas atau
leher.
PEMERIKSAAN FISIK
Provocative Test
1.Tinel Sign
Tinel sign dilakukan dengan perkusi di atas kulit proximal nervus medianus carpal
tunnel; jika positif pasien mengeluhkan kesentrum atau sensasi tingling yang menjalar ke ibu
jari, telunjuk, jari tengah, atau kelingking.
2.Phalen Test
Phalen wrist flexion sign atau phalen maneuver biasanya positif pada pasien CTS dan
dianggap lebih diagnostik dari tinel sign. Manuver ini dilakukan dengan siku dalam posisi
ekstensi sementara pergelangan tangan pasif fleksi. Waktu yang diperlukan untuk
menimbulkan simtom onset (60 detik) dianggap mendukung diagnostik.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Imaging studies
Radiografi wrist, termasuk carpal tunnel view
Electrodiagnostik studies
Nerve conduction velocity(NCV) dan electromyelography(EMG) membantu
melokalisir nerve compressionpada pergelangan tangan dan menilai residual neural dan
integritas motor. NCV dan EMG diindikasikan pada pasien gagal konservatif dan kandidat
untuk terapi bedah.
Laboratorium
Laju endap darah, gula darah, nilai tiroid, dan rheumatoid factor
PENATALAKSANAAN
1.Konservatif
Kompresi pergelangan tangan pada posisi fleksi ketika tidur yang menimbulkan nyeri,
initial terapi dengan memakai splint yang mempertahankan pergelangan tangan dalam posisi
netral ketika tidur.Modifikasi aktivitas yang menyebabkan nyeri juga membantu dalam
mengurangi nyeri. Pemberian NSAID dan injeksi steroid. Injeksi steroid mengalami transient
relief 80% setelah injeksi, 22% gejala hilang setelah 12 bulan dan 40% bebas gejala < 1
tahun.
Injeksi steroid pada carpal tunnel sering mengurangi keluhan. Dua puluh lima gauge
1,5 inch jarum disuntikakan pada palmar crease ulnar pada palmaris longus. Jika palmaris
longus tidak ada, garis sepanjang radial border dari ring finger ditarik ke wrist crease.
Sebelum menyuntikkan jarum, pasien diminta untuk merasakan sensasi tersentrum listrik
pada jari-jari. Jika sensasi terjadi, jarum mungkin berada pada nervus medianus dan injeksi
sebaiknya tidak dilanjutkan. Jarum dipindahkan kearah ulnar. Ketika menyuntikkan jarum
akan terasa bunyi pop ketika masuk ke carpal tunnel
2.Surgical
Pasien yang tidak respon terhadap terapi konservatif, indikasi untuk terapi bedah.
Teknik bedah baik open maupun endoscopic.
Open insicion pada atas palm transper carpal ligament, menempatkan ulna sebagai
axis palmaris longus, sepanjang longitudinal axis radial border ring finger. Insisi ini
menghindari injuri pada cabang palmar cutaneus nervus medianus. Setelah insisi palmar
longitudinal, transver carpal ligament diidentifikasi dan dipisah longitudinal.
Endoscopic, pemisahan tranvercarpal ligament menghindari nyeri pada insisi,
endoscopic dapat dilakukan dengan single wrist portal proximal menuju palm atau dengan
kombinasi proximal portal dan short midpalmar portal sepanjang axis open insisi.Walaupun
terapi ini menjanjikan hasil yang baik tetapi risiko untuk terjadi trauma iatrogenic cukup
tinggi.
KOMPLIKASI
Perdarahan, infeksi, nyeri pada scar, injuri nervus, palmar arch vessel, atau tendon,
gagal untuk melepaskan ligaFment dan rekuren. Pasien disarankan menggerakkan jari-jari
setelah operasi. Wrist motion dimulai dalam minggu pertama. Nyeri pada insisi sering
mencegah pasien untuk melakukan gerakan wrist secara penuh dalam 4-8 minggu pertama.
Jika pasien sulit mengembalikan fungsi pergerakan pergelangan tangannya, disarankan untuk
terapi program terdiri dari desensitisasi, ROM, dan strengthening.