vertigo
LAPORAN KASUS
IDENTITAS
• Namapasien : TN.H
• Jeniskelamin : Laki-laki
• Umur : 40 tahun
KELUHAN UTAMA
RPS
Pada tanggal 17 oktober pasien datang setelah jatuh dirumahnya saat sedang
mengambil air wudhu, sebelum serangan pasien merasa sakit kepala yang sangat
sekeliling terlihat berputar sampai pasien menutup matanya dan teriak, pasien
mencoba untuk berjalan dan karena sakit kepala yang sangat itu pasien
sempoyongan dan akhirnya jatuh,dari sejak itu sampai dibawa saat itu sampai ke
Rumah Sakit RSUD curup pasien sempat muntah-muntah sebanyak 4x ,cairan
muntah sebagian berisi makanan,dan lendir berwarna kuning muda,Saat serangan
pasien banyak mengeluarkan keringat dingin,Pasien menyangkal pernah sampai
jatuh seperti ini sebelumnya,namun mengakui sudah sering sakit kepala yang
sangat dan melihat sekeliling seperti berputar ke kanan namun tak jarang kadang
ke kiri,pasien tidak ingat jelas,dan setiap serangan kira-kira setengah jam, saking
pusingnya pasien tak jarang mual bahkan sering sekali pasien muntah,keluarga
bahkan pasien tidak mengingat kapan pertama kali keluhan ini muncul namun
terakhir kali pasien mengeluh sakit kepala adalah 2minggu lalu,saat sedang
berjalan kaki pulang dari pasar,namun dengan mengkonsumsi obat warung untuk
sakit kepala dibantu dengan ditidurkan ,sakit kepala tersebut reda, Pasien
mengatakan telinganya sering berdenging hilang timbul,pendengaran
berkurang,pasien menganggap itu hanya karena faktor umur,penglihatan
berbayang setelah serangan,dan sering keluar keringat dingin sebelum,saat dan
setelah serangan
Riwayatpenyakitdahulu:
Riwayat Hipertensi
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
• Kesadaran : apatis
• Nadi : 80x/menit
• Napas : 30x/menit
• Suhu : 36,8 C
KEPALA/LEHER
SUSUNAN SYARAF
kakukuduk -
Brudzinski I -
Kernig–
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Darahtepi :
Hb : 10,1 g/dl
Ht : 32%
DIAGNOSIS KERJA
Klinis:Vertigo
Topis:Labirin
Etiologi: Idiopatik
TERAPI
1.Umum
Pantau tanda vital dan neurologi Pemasangan infus pada sisi yang sehat
2.Medikamentosa
Vastigo 3x1
Captopril 2x12,5
Dexantasyrup3xCI
A. PENGERTIAN VERTIGO
”Vertere” suatu istilah dalam bahasa latin yang merupakan bahasa lain dari
vertigo, yang artinya memutar. Vertigo dalam kamus bahasa diterjemahkan dengan pusing
(Wahyono, 2007). Definisi vertigo adalah gerakan (sirkuler atau linier), atau gerakan
sebenarnya dari tubuh atau lingkungan sekitarnya diikuti atau tanpa diikuti dengan gejala
dari organ yang berada di bawah pengaruh saraf otonom dan mata (nistagmus) (Jenie,
2001). Sedangkan menurut Gowers Kapita Selekta neurologi, 2005, mendefinisikan
vertigo adalah setiap gerakan atau rasa gerakan tubuh penderita atau objek-objek disekitar
penderita yang bersangkutan dengan gangguan sistem keseimbangan (ekuilibrum).
Vertigo adalah keadaan pusing yang dirasakan luar biasa. Seseorang yang
menderita vertigo merasakan sekelilingnya seolah-olah berputar, ini disebabkan oleh
gangguan keseimbangan yang berpusat di area labirin atau rumah siput di daerah telinga.
Perasaan tersebut kadang disertai dengan rasa mual dan ingin muntah, bahkan penderita
merasa tak mampu berdiri dan kadang terjatuh karena masalah keseimbangan.
Keseimbangan tubuh dikendalikan oleh otak kecil yang mendapat informasi mengenai
posisi tubuh dari organ keseimbangan di telinga tengah dan mata. Vertigo biasanya timbul
akibat gangguan telinga tengah dan dalam atau gangguan penglihatan (Putranta, 2005)
Vertigo adalah sensasi atau perasaan yang mempengaruhi orientasi ruang dan
mungkin dapat didefinisikan sebagai suatu ilusi gerakan. Keluhan ini merupakan gejala
yang sifatnya subyektif dan karenanya sulit dinilai. Walupun pengobatan sebaiknya
langsung pada penyebab yang mendasari penyebab atau kelainannya, asal atau penyebab
vertigo sering tidak diketahui ataupun tidak mungkin diobati (CDK, 2009)
B. Jenis vertigo
1. Vertigo Periferal
Vertigo periferal terjadi jika terdapat gangguan di saluran yang disebut kanalis
semisirkularis, yaitu telinga bagian tengah yang bertugas mengontrol keseimbangan.
Gangguan kesehatan yang berhubungan dengan vertigo periferal antara lain
penyakitpenyakit seperti benign parozysmal positional vertigo (gangguan akibat
kesalahan pengiriman pesan), penyakit meniere (gangguan keseimbangan yang sering
kali menyebabkan hilang pendengaran), vestibular neuritis (peradangan pada sel-sel saraf
keseimbangan), dan labyrinthitis (radang di bagian dalam pendengaran).
2. Vertigo Sentral
Saluran vestibular adalah salah satu organ bagian dalam telinga yang senantiasa
mengirimkan informasi tentang posisi tubuh ke otak untuk menjaga keseimbangan.
Vertigo sentral terjadi jika ada sesuatu yang tidak normal di dalam otak, khususnya di
bagian saraf keseimbangan, yaitu daerah percabangan otak dan serebelum (otak kecil).
C. ETIOLOGI VERTIGO
2. Obat-obatan
Alkohol
Gentamisin
Kelainan sirkulasi
Transient ischemic attack (gangguan fungsi otak sementara karena berkurangnya aliran
darah ke salah satu bagian otak) pada arteri vertebral dan arteri basiler
4. Kelainan di telinga
Endapan kalsium pada salah satu kanalis semisirkularis di dalam telinga bagian
dalam (menyebabkan benign paroxysmal positional vertigo)
Penyakit Meniere
5. Kelainan neurologis
Sklerosis multipel
Patah tulang tengkorak yang disertai cedera pada labirin, persarafannya atau keduanya
Tumor otak
D. PATOFISISIOLOGI VERTIGO
1. Anatomi Vertigo
a. Reseptor alat keseimbangan tubuh yang berperan dalam proses transduksi yaitu
mengubah rangsangan menjadi bioelektrokimia:
Reseptor mekanis divestibulum
Saraf vestibularis
Saraf optikus
Saraf spinovestibulosrebelaris.
2. Patofisiologi Vertigo
Dalam kondisi fisiologi/ normal, informasi yang tiba dipusat integrasi alat keseimbangan
tubuh yang berasal dari resptor vestibular, visual dan propioseptik kanan dan kiri akan
diperbandingkan, jika semuanya sinkron dan wajar akan diproses lebih lanjut secara
wajar untuk direspon. Respon yang muncul beberapa penyesuaian dari otot-otot mata dan
penggerak tubuh dalam keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala
dan tubuhnya terhadap lingkungan sekitarnya. Tidak ada tanda dan gejala kegawatan
(alarm reaction) dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik.
Namun jika kondisi tidak normal/ tidak fisiologis dari fungsi alat keseimbangan tubuh
dibagian tepi atau sentral maupun rangsangan gerakan yang aneh atau berlebihan, maka
proses pengolahan informasi yang wajar tidak berlangsung dan muncul tanda-tanda
kegawatan dalam bentuk vertigo dan gejala dari jaringan otonomik. Di samping itu
respon penyesuaian otot-otot menjadi tidak adekuat sehingga muncul gerakan abnormal
dari mata disebut nistagnus.
1. Vertigo Sentral
Gejala yang khas bagi gangguan di batang otak misalnya diplopia, paratesia, perubahan
serisibilitas dan fungsi motorik. Biasanya pasien mengeluh lemah, gangguan koordinasi,
kesulitan dalam gerak supinasi dan pronasi tanyanye secara berturut-
turut (dysdiadochokinesia), gangguan berjalan dan gangguan kaseimbangan. Percobaan
tunjuk hidung yaitu pasien disuruh menunjuk jari pemeriksa dan kemudian menunjuk
hidungnya maka akan dilakukan dengan buruk dan terlihat adanya ataksia. Namun pada
pasien dengan vertigo perifer dapat melakukan percobaan tunjuk hidung sacara normal.
Penyebab vaskuler labih sering ditemukan dan mencakup insufisiensi vaskuler berulang,
TIA dan strok. Contoh gangguan disentral (batang otak, serebelum) yang dapat
menyebabkan vertigo adalah iskemia batang otak, tumor difossa posterior, migren
basiler.
2. Vertigo perifer
Vertigo perifer paling sering disebabkan oleh vertigo posisional berigna (VPB).
Pencetusnya adalah perubahan posisi kepala misalnya berguling sewaktu tidur atau
menengadah mengambil barang dirak yang lebih tinggi. Vertigo berlangsung beberapa
detik kemudian mereda. Penyebab vertigo posisional berigna adalah trauma kepala,
pembedahan ditelinga atau oleh neuronitis vestibular prognosisnya baik gejala akan
menghilang spontan.
Dapat dijumpai pada penyakit meniere atau vestibulopati berulang. Penyakit meniere
mempunyai trias gejala yaitu ketajaman pendengaran menurun (tuli), vertigo dan tinitus.
Usia penderita biasanya 30-60 tahun pada permulaan munculnya penyakit.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan penurunaan pendengaran dan kesulitan dalam berjalan
“Tandem” dengan mata tertutup. Berjalan tandem yaitu berjalan dengan telapak kaki lurus
kedepan, jika menapak tumit kaki yang satu menyentuh jari kaki lainnya dan membentuk
garis lurus kedepan.
Neuronitis vestibular merupakan kelainan yang sering dijumpai pada penyakit ini
mulanya vertigo, nausea, dan muntah yang menyertainya ialah mendadak. Gejala ini
berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu. Sering penderita merasa lebih lega
namun tidak bebas sama sekali dari gejala bila ia berbaring diam.
Sikap kaki seperti tandem, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup. Orang
yang normal mampu berdiri dengan sikap yang romberg yang dipertajam selama 30 detik
atau lebih
2. Tes Melangkah ditempat (Stepping Test)
3. Salah Tunjuk(post-pointing)
Penderita duduk ditempat tidur periksa lalu direbahkan sampai kepala bergantung
dipinggir tempat tidur dengan sudut 30 0 kepala ditoleh kekiri lalu posisi kepala lurus
kemudian menoleh lagi kekanan pada keadaan abnormal akan terjadi nistagmus
6. Elektronistagmografi
Yaitu alat untuk mencatat lama dan cepatnya nistagmus yang timbul
7. Posturografi
G. PENATALAKSANAAN VERTIGO
§ Latihan : latihan posisional dapat membantu mempercepat remisi pada sebagian besar
penderita VPB. Latihan ini dilakukan pada pagi hari dan merupakan kagiatan yang
pertama pada hari itu. Penderita duduk dipinggir tempat tidur, kemudian ia merebahkan
dirinya pada posisinya untuk membangkitkan vertigo posisionalnya. Setelah vertigo
mereda ia kembali keposisi duduk \semula. Gerakan ini diulang kembali sampai vertigo
melemah atau mereda. Biasanya sampai 2 atau 3 kali sehari, tiap hari sampai tidak
didapatkan lagi respon vertigo.
§ Obat-obatan : obat anti vertigo seperti miklisin, betahistin atau fenergen dapat
digunakan sebagai terapi simtomatis sewaktu melakukan latihan atau jika
muncul eksaserbasi atau serangan akut. Obat ini menekan rasa enek (nausea) dan rasa
pusing. Namun ada penderita yang merasa efek samping obat lebih buruk dari vertigonya
sendiri. Jika dokter menyakinkan pasien bahwa kelainan ini tidak berbahaya dan dapat
mereda sendiri maka dengan membatasi perubahan posisi kepala dapat mengurangi
gangguan.
2. Neurotis Vestibular
Terapi farmokologi dapat berupa terapi spesifik misalnya pemberian anti biotika dan
terapi simtomatik. Nistagmus perifer pada neurinitis vestibuler lebih meningkat bila
pandangan diarahkan menjauhi telinga yang terkena dan nigtagmus akan berkurang jika
dilakukan fiksasi visual pada suatu tempat atau benda.
3. Penyakit Meniere
Sampai saat ini belum ditemukan obat khusus untuk penyakit meniere. Tujuan dari terapi
medik yang diberi adalah:
§ Mengusahakan agar serangan tidak kambuh atau masa kambuh menjadi lebih jarang.
Untuk mencegah kambuh kembali, beberapa ahli ada yang menganjurkan diet rendah
garam dan diberi diuretic. Obat anti histamin dan vasodilator mungkin pula menberikan
efek tambahan yang baik.
§ Terapi bedah: diindikasikan bila serangan sering terjadi, tidak dapat diredakan oleh
obat atau tindaka konservatif dan penderita menjadi infalid tidak dapat bekerja atau
kemungkinan kehilangan pekerjaannya.
Rasa tidak setabil serta gangguan keseimbangan dapat dibantu obat supresan
vestibular dengan dosis rendah dengan tujuan meningkatkan mobilisasi.
Misalnya Dramamine, prometazin, diazepam, pada enderita ini latihan vertibuler dan
latihan gerak dapat membantu. Bila perlu beri tongkat agar rasa percaya diri meningkat
dan kemungkinan jatuh dikurangi.
Misalnya mabok kendaraan dan vertigo pada ketinggian terjadi karena terdapat
ketidaksesuaian antara rangsang vestibuler dan visual yang diterima otak. Pada penderita
ini dapat diberikan obat anti vertigo.
§ TIA: Transient Ischemic Atack yaitu stroke ringan yang gejala klinisnya pulih
sempurna dalam kurun waktu 24 jam
Meskipun ringan kita harus waspada dan memberikan terapi atau penanganan yang
efektif sebab kemungkinan kambuh cukup besar, dan jika kambuh bisa meninggalkan
cacat.
Tujuannya:
contoh latihan:
Olah raga yang menggerakkan kepala (gerak rotasi, fleksi, eksfensi, gerak miring)
Dari sikap duduk disuruh berdiri dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup
jalan dikamar atau ruangan dengan mata terbuka kemudian dengan mata tertutup
Berjalan “tandem”
Jalan menaiki dan menuruni lereng
Melatih gerakan mata dengan mengikuti obyek yang bergerak dan juga menfiksasi pada
objek yang diam