PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
6
Oleh karena itu, tujuan supervisi diarahkan pada kegiatan mengorientasikan staf
dan pelaksana keperawatan, melatih staf dan pelaksana keperawatan, memberikan
arahan dalam pelaksanaan kegiatan sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran
dan mengerti peran serta fungsinya sebagai staf, dan difokuskan pada pemberian
pelayanan kemampuan staf dan pelaksana keperawatan dalam memberikan asuhan
keperawatan . Supervisi kinerja perawat dalam pendokumentasian bertujuan untuk
meningkatkan keterampilan dalam pendokumentasian asuhan keperawatan. Hasil
akhir yang dicapai adalah meningkatnya kepuasan kerja perawat dan kualitas
pelayanan keperawatan.
10
a. Mengecek pekerjaan setiap personil, dapat mengarahkan, instruksi,
mengoreksi atau memberikan latihan sesuai kebutuhannya
b. Mengecek kemajuan pekerjaan dari personil sehingga dapat segera
membantu apabila diperlukan
c. Mengecek pekerjaan rumah tangga
d. Mengecek kembali pekerjaan personil dan kenyamanan kerja,
terutama untuk personil baru
e. Berjaga-jaga di tempat apabila ada pertanyaan, permintaan bantuan
atau hal-hal yang terkait
f. Mengatur jam istirahat personil
g. Mendeteksi dan mencatat problem yang muncul pada saat itu dan
mencari cara memudahkannya
h. Mengecek kembali kecukupan alat/fasilitas/sarana sesuai kondisi
operasional
i. Mencatat fasilitas/sarana yang rusak kemudian melaporkannya
j. Mengecek adanya kejadian kecelakaan kerja
k. Menyiapkan dan melaporkan secara rutin mengenai pekerjaan
4. Sekali dalam sehari (15-30 menit)
a. Mengobservasi satu personil atau area kerja secara kontinu untuk 15
menit
b. Melihat dengan seksama hal-hal yang mungkin terjadi seperti:
Keterlambatan pekerjaan, lamanya mengambil barang, kesulitan
pekerjaan dan lain sebagainya
5. Sebelum Pulang
a. Membuat daftar masalah yang belum terselesaikan dan berusaha untuk
memecahkan persoalan tersebut keesokan harinya
b. Pikirkan pekerjaan yang telah dilakukan sepanjang hari dengan
mengecek hasilnya, kecukupan material dan peralatannya
c. Lengkapi laporan harian sebelum pulang
d. Membuat daftar pekerjaan untuk harinya, membawa pulang
memperlajari di rumah sebelum pergi bekerja kembali
a. Pengamatan langsung
15
2) Objektivitas pengamatan, pengamatan langsung yang tidak
terstandarisasi dapat mengganggu objektivitas. Untuk mencegah
keadaan seperti ini, maka pengamatan langsung perlu dibantu
dengan suatu daftar isi (check list) yang telah dipersiapkan. Istilah
daftar ini tersebut ditujukan untuk setiap sasaran pengamatan
secara lengkap dan apa adanya.
17
teoritis dan pengalaman praktik. Perawat harus diajarkan ilmu teoritis di kelas dan
mempunyai pengalaman praktik untuk bekerja secara efektif dengan orang lain.
A. Teori-Teori Perubahan
1. Teori Kurt Lewin (1951)
Lewin mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3
tahapan :
1) Pencairan (unfreezing)
Motifasi yang kuat untuk beranjak dari keadaan semula.
Merasa perlu untuk berubah dan berupaya untuk berubah,
menyiapkan diri dan siap untuk berubah dan melakukan
perubahan.
2) Bergerak (moving)
Bergerak menuju keadaan yang baru atau tidak / tahap
perkembangan baru, karena memiliki cukup informasi, serta sikap
18
dan kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini perawat berusaha
mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang
yang dapat membantu memecahkan masalah.
3) Pembekuan (refresing)
Telah mencapai tingkat atau tahap baru, mencapai
keseimbangan baru. Tingkat baru yang dicapai harus dijaga untuk
tidak mengalami kemunduran atau bergerak kembali pada tingkat
atau tahap perkembangan semula. Tugas perawat sebagai agen
berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat
perubahan.
Lewin juga (1951) mengidentifikasi beberapa hal dan alasan yang harus
dilaksanakan oleh seseorang manajer dalam melaksanakan suatu perubahan,
yaitu:
Alasan perubahan Lewin tersebut ada alasan yang dapat diterapkan pada
setiap situasi, yaitu:
19
Roger 1962 mengembangkan teori dari Lewis 1951 tentang tiga tahap
perubahan dengan menekankan latar belakang individu yang terlibat dalam
perubahan dan lingkungan di mana perubahan tersebut di laksanakan. Roger
1962 menjelaskan lima tahap dalam perubahan,yaitu: kesadaran, keinginan,
evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebegai awareness,
interes, evaluation, trial, adiption (AIETA).
1) Menentukan masalah.
20
diidentifikasi sebagai masalah. Semua orang yang mempunyai
kekuasaan harus diikutkan sedini mungkin dalam proses perubahan
tersebut.
7) Mengakhiri bantuan.
23
Strategi pembuat perubahan dikelompokan menjadi 4 yaitu: memiliki
visi yang jelas, menciptakan budaya organisasi tentang nilai-nilai moral dan
percaya kepada oranglain, system komunikasi sesering mungkin secara jelas
dan singkat, serta keterlibatan orang yang tepat.
Visi ini merupakan hal yang sederhana dan utama, karena visi
dapat mempengaruhi pandangan orang lain, misalnya visi J.F.
Kennedy, “Menempatkan seseorang di bulan sebelum akhir abad ini”.
Visi harus disusun secara jelas, ringkas, mudah, dipahami dan
dilaksanakan setiap orang.
24
banyak orang mengetahui keadaan, maka mereka semakin baik dan
mampu memberikan pandangan ke depan.
25
akan berdampak buruk terhadap manajer, staf dan organisasi serta
menghabiskan waktu dan dana yang sia sia. Pegawai ingin belajar
perubahan dari pimpinan, Bolton dkk, (1992) menjelaskan sepuluh
tahap pengelolaan perubahan organisasi sebagimana pada tabel 1.2
berikut.
Tahap Penjelasan
1 Mendefinisikan tujuan perubahan dengan melakukan pengkajian kepada
orang yang layak, menguji dokumen dan menulis bahan bahan yang
sudah dikembangkan, serta secara konsisten mentap ke depan sesuai visi
yang telah ditetapkan
2 Menyakinkan tentang kesesuaian tujuan perubahan dengan rencana
strategis organisasi
3 Dimana tujuan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan orang lain akan
dengan senang hati terlibat didalamnya
4 Menentukan siapa yang kan memimpin perubahan. Pemimpin harus
mengomunikasikan visi secara efektif kepada setiap orang di masing
masing tatanan jabatan organisasi dan berperan sebagai pelatih, mentor,
pendengar dan pendukung kelompok kerja
5 Memfasilitasi komitmen semua pihak yang terlibat
6 Mengindentifikasi intrumen tujuan yang spefisik yang dapat digunakan
sebagai tolak ukur pencapaian perubahan
7 Membangun suatu tim kerja yang solid. Tim kerja tersebut harus
mempunyai tanggung jawab yang jelas, mampu berkumonikasi dengan
yang lainnya, dan juga mampu melakukan negosiasi serta penyelesaian
masalah
26
8 Melibatkan semua tim kesehatan yang turut serta dalam praktik
keperawatan profesional kepada pasien. Tim tersebut harus mendukung
dan terlibat dalam perubahan yang diharapkan oleh organisasi
9 Belajar dari kesalahan masa lalu untuk menghindari kesalahan yang
sama
10 Ajarkan kepada kelompok kerja tentang proses interaksi perencanaan
yang baik. Selalu mengebangkan suatu yang komprehensif dan
mengkomunkasikannya secara terus menerus
E. Agen Pembaru
27
Agen pembaru berperan untuk menyeleksi setiap fenomena yang
terjadi dan memilih hal hal yang akan diubah. Perubahan yang dipilih
bukan hanya pada hal hal yang mudah sebagaimana orang bijak
mengetakan “Siapa saja yang berhasil menyeberangi laut yang tenang
tetapi keberhasilan menyeberangi ombak akan mendapatkan penghargaan
yang sesngguhnya”.
BAB III
PENUTUP
28
3.1 Simpulan
Dalam bidang keperawatan supervisi mempunyai pengertian yang sangat
luas, yaitu meliputi segala bantuan dari pemimpin/penanggung jawab kepada
perawat yang ditujukan untuk perkembangan para perawat dan staf lainnya
dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan kegiatan supervisi semacam ini
merupakan dorongan bimbingan dan kesempatan bagi pertumbuhan dan
perkembangan keahlian dan kecakapan para perawat (Suyanto, 2008). Seorang
supervisor harus melakukan tugas rutin sesuai waktu yang telah ditentukan.
Macam-macam supervisi terdiri dari konvensional, ilmiah, klinis, dan artistik.
Adapun teknik pelaksanaan supervisi yaitu pengamatan langsung dan tidak
langsung. Perubahan pelayanan kesehatan/keperawatan merupakan kesatuan
dalam perkembangan dan perubahan keperawatan di Indonesia. Perubahan
adalah cara keperawatan mempertahankan diri sebagai profesi dan berperan
aktif dalam menghadapi era global (millennium III). Tuntutan kebutuhan
masyarakat akan pelayanan kesehatan akan terus berubah karena masalah
kesehatan yang dihadapi masyarakat juga terus mengalami perubahan.
3.2 Saran
Adapun saran penulis sebagai mahasiswa yang berada dijenjang
pendidikan, yaitu menyarankan kepada pembaca agar makalah ini dapat
dimengerti dan dipahami dengan baik, sehingga kita dapat mengetahui tentang
konsep supervisi keperawatan dan konsep berubah dalam keperawatan. Agar
dapat menjadi pedoman buat kita sebagai perawat serta dapat kita aplikasikan
di dunia kerja nanti.
29
DAFTAR PUSTAKA
30
Nursalam. 2017. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta: Salemba Medika
Triwibowo, Cecep. 2013. Manajemen Pelayanan Keperawatan Di Rumah Sakit.
Jakarta: TIM
31